Dokumen tersebut merangkum analisis kondisi rumah tinggal di Jalan Rawa Indah RT 01/02 No. 70A Depok. Rumah tersebut mengalami masalah pencahayaan, pengudaraan, dan kerusakan yang disebabkan oleh faktor lingkungan sekitar rumah. Dokumen ini meninjau solusi permasalahan tersebut dengan melakukan pemeliharaan, perawatan, perbaikan, dan pengembangan pada bangunan rumah tinggal.
1. MANAJEMEN BANGUNAN
SEMESTER 2
‘’ MENGANALISA BANGUNAN RUMAH TINGGAL “
JALAN RAWA INDAH RT 01/02 NO. 70A DEPOK
DISUSUN OLEH :
KHARISMA YONI A
15120002
FASILITATOR :
Ir. Widi Mariani, MT
Ir. Ima Rachima, N.M,Ars
PROGRAM STUDY TEKNIK ARSITEKTUT
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
2. BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG MASALAH
2. TUJUAN
3. SASARAN
4. IDENTIFIKASI MASALAH
5. PERMASALAHAN
6. PENDEKATAN MASALAHAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. TINJAUAN UMUM
a. Definisi Rumah
b. Fungsi Rumah
c. Syarat Rumah Tinggal
2. TINJAUAN KHUSUS
BAB III
DATA
1. DATA TAPAK
2. BLOCK PLAN
3. DENAH
4. TAMPAK
5. DATA BAHAN MATERIAL BANGUNAN
6. DATA PENGUDARAAN
7. DATA EXHISTING DAN KERUSAKAN
3. BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumah atau tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan
dasar bagi manusia (primer) disamping kebutuhan sandang dan
pangan. Dikatakan sebagai kebutuhan dasar (basic human needs)
karena merupakan unsur yang harus dipenuhi guna menjamin
kelangsungan hidup manusia. Dimana kebutuhan dasar ini akan
menentukan taraf kesejahteraan sekaligus kualitas hidup manusia
itu sendiri karena itu suatu hunian pada hakekatnya dapat
berpengaruh terhadap kualitas kehidupan orang-orang yang tinggal
didalamnya.
Rumah tinggal juga bukan hanya untuk tinggal Karena rumah
juga harus memenuhi aspek – aspek rumah tinggal yang sehat dan
nyaman yaitu dengan memperhatikan dari pengudaraan dan
pencahayaan. Serta bagi penghuni memperhatikan kerusakan –
kesrusakan di dalam rumah tersebut dengan cara mengadakan
perawatan untuk rumah tersebut.
Lokasi rumah tinggal yang di analisis yaitu berada di Jl. Rawa
Indah Rt 01/02 No. 70a Kel. Bojong Pondok Terong Kec. Cipayung.
4. Tujuan
Menciptakan rumah yang nyaman, bersih dan sehat dalam
pengudaraan maupun pencahayaan serta memperhatikan kerusakan
pada rumah tinggal di
Jl. Rawa Indah Rt 01/02 No. 70a Kel. Bojong Pondok Terong Kec.
Cipayung.
Sasaran
Penghuni rumah tinggal
Tamu yang datang berkunjung
Bangunan rumah tinggal tersebut
Identifikasi Masalah
ASPEK ELEMEN IDENTIFIKASI
MASALAH
LOKASI
Pencahayaan Interior
Bangunan
Rumah
Kondisi kamar
berjamur
Karena
kurangnya
cahaya yang
masuk karena
tertutup dengan
tanaman pohon.
R. Tidur 3
Pengudaraan Interior
Bangunan
Rumah
Kurangnya
udara pada
ruangan.
R. Tidur 3
5. Kebersihan Eksterior
Bangunan
Rumah
Debu yang
menempel dan
coret coretan
Lantai
Kaca
jendela
Pintu
Furniture
tembok
Kerusakan Interior
Bangunan
Rumah
Timbulnya tanah
pada kusen dan
jendela
Jendela
kamar 1 2
dan 3
Permasalah
Bagaimana bentuk penyelesaian masalah baik dari factor
pengudaraan dan pencahayaan, kerusakan dan kebersihan pada
bangunan rumah tinggal di Jl. Rawa Indah Rt 01/02 No. 70a Kel.
Bojong Pondok Terong Kec. Cipayung.
Pendekatan Masalah
Melakukan manajemen pemeliharaan, perawatan, perbaikan
dan pengembangan pada bangunan rumah tinggal di Jl. Rawa Indah
Rt 01/02 No. 70a Kel. Bojong Pondok Terong Kec. Cipayung.
6. BAB II
TINJAUAN
TINJAUAN UMUM
Rumah Tinggal
Dalam pengertian yang luas, rumah bukan hanya sebuah
bangunan (structural), melainkan juga tempat kediaman yang
memenuhi syarat-syarat kehidupan yang layak, dipandang dari
berbagai segi kehidupan masyarakat. Beristirahat dan bersuka ria
bersama keluarga. Di dalam rumah, penghuni memperoleh kesan
pertama dari kehidupannya di dalam dunia ini. Rumah harus
menjamin kepentingan keluarga, yaitu untuk tumbuh, memberi
kemugkinan untuk hidup bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.
Serta memberikan kebahagian dan kenyaman si pemilik
Definisi Rumah
Rumah merupakan suatu bangunan, tempat manusia tinggal
dan melangsungkan kehidupannya. Disamping itu rumah juga
merupakan tempat berlangsungnya proses sosialisasi pada saat
seorang individu diperkenalkan kepada norma dan adat kebiasaan
yang berlaku di dalam suatu masyarakat. Jadi setiap perumahan
memiliki sistem nilai yang berlaku bagi warganya. Sistem nilai
tersebut berbeda antara satu perumahan dengan perumahan yang
lain, tergantung pada daerah ataupun keadaan masyarakat setempat.
(Sarwono dalam Budihardjo, 1998 : 148)
7. Fungsi Rumah
Turner (dalam Jenie, 2001 : 45), mendefinisikan tiga fungsi utama
yang terkandung dalam sebuah rumah tempat bermukim, yaitu :
a. Rumah sebagai penunjang identitas keluarga (identity)
yang diwujudkan pada kualitas hunian atau perlindungan yang
diberikan oleh rumah. Kebutuhan akan tempat
tinggal dimaksudkan agar penghuni dapat memiliki tempat
berteduh guna melindungi diri dari iklim setempat.
b. Rumah sebagai penunjang kesempatan (opportunity)
keluarga untuk berkembang dalam kehidupan sosial budaya
dan ekonomi atau fungsi pengemban keluarga. Kebutuhan
berupa akses ini diterjemahkan dalam pemenuhan kebutuhan
sosial dan kemudahan ke tempat kerja guna mendapatkan
sumber penghasilan.
c. Rumah sebagai penunjang rasa aman (security) dalam arti
terjaminnya. keadaan keluarga di masa depan setelah
mendapatkan rumah. Jaminan keamanan atas lingkungan
perumahan yang ditempati serta jaminan keamanan berupa
kepemilikan rumah dan lahan (the form of tenure).
2. Rumah berfungsi sebagai wadah untuk lembaga terkecil
masyarakat manusia,yang sekaligus dapat dipandang sebagai
“shelter” bagi tumbuhnya rasa aman atau terlindung. Rumah
juga berfungsi sebagai wadah bagi berlangsungnya segala
aktivitas manusia yang bersifat intern dan pribadi. Jadi, rumah
tidak semata-mata merupakan tempat bernaung untuk
melindungi diri dari segala bahaya, gangguan dan pengaruh fisik
belakang melainkan juga merupakan tempat bernaung untuk
melindungi diri dari segala bahaya, gangguan, dan pengaruh
fisik belaka, melainkan juga merupakan tempat tinggal, tempat
berisitirahat setelah menjalani perjuangan hidup sehari-hari.
(Ridho, 2001 : 18)
8. 3. Secara garis besar, rumah memiliki fungsi (Doxiadis dalam
Dian, 2009), yaitu:
a. Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok jasmani manusia.
b. Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok rohani manusia.
c. Rumah harus melindungi manusia dari penularan penyakit.
d. Rumah harus melindungi manusia dari gangguan luar.
e. Rumah menunjukan tempat tinggal.
f. Rumah merupakan mediasi antara manusia dan dunia.
Syarat Rumah Tinggal
1. Aksebilitas
Kebutuhan transportasi terpenuhi dengan mudah dan
murah.
Jarak tempat ke fasilitas umum mudah dan cepat
Jalan menuju lokasi kualitasnya cukup baik, aman, dan
nyaman hendaknya lancar.
2. Lingkungan
Kesehatan lingkungan terpenuhi. misalnya : Jauh dari polusi
( Pabrik maupun kendaraan umum )
Penataan lingkungan cukup asri dan alami
Cukup ruang terbuka. misalnya : taman atau komunitas
prasarana dan sarana memadai. misalnya : jalan
lingkungan, tempat-tempat ibadah, olahraga, taman,
sekolah dll.
3. Secara fisik rumah itu sendiri harus
Sesuai dengan organisasi keluarga
Sehat
Nyaman
Aman
9. Tinjauan Khusus
Pemeliharaan dan perawatan pada bangunan Dalam suatu
tindakan pemeliharaan suatu bangunan sangat ditentukan oleh
performace yang terkait pada fungsi bangunan tersebut, dalam tahap
desain perencanaan telah menyusun kriteria-kriteria performasi
tertentu sehingga aktifitas pemeliharaan yang dilakukan selama
masa operasi bangunan akan lebih efektif namun sering kali kriteria-
kriteria semacam itu tidak dibuat sehingga menimbulkan kesulitan
dalam menemukan program pemeliharaan sampai tahap
pelaksanaanya kegiatan memelihara bangunan meliputi berbagai
aspek yang bisa dikatagorikan dalam 4 kegiatan yaitu :
1. Pemelihara rutin harian
2. Perbaikan bangunan yang baru saja selesai
3. Perbaikan kerusakan dalam suatu bangunan
4. Merawat bangunan
Rumah Sehat dan nyaman Rumah yang sehat dan layak huni
tidak harus berwujud rumah mewah dan besar ,rumah yang dibangun
secara sederhana dapat juga menjadi rumah yang sehat dan layak
untuk dihuni. Rumah yang sehat adalah rumah yang dibangun dengan
memperhatikan kondisi fisik, kimia, biologi didalam rumah atau
didalam kawasan perumahan sehingga penghuni atau masyarakat
yang menghuni kawasan tersebut memperoleh derajat kesehatan
yang optimal. Kontruksi rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi
syarat kesehatan merupakan faktor resiko sumber penularan
berbagai jenis penyakit, khususnya penyakit yang berbasis
lingkungan. Untuk menciptakan rumah sehat maka diperlukan
perhatian terhadap beberapa aspek yang sangat berpengaruh, antara
lain Pencahayaan al
Terpenuhinya kebutuhan air bersih.
10. Pembuangan air limbah diatur dengan baik agar tidak
menimbulkan pencemaran. Bagian-bagian bangunan seperti lantai
dan dinding tidak lembab serta tidak terpengaruh pencemaran
seperti bau yang kurang enak, rembesan air kotor maupun udara
kotor.
Sirkulasi Silang
Ventilasi silang atau cross ventilation adalah dua bukaan
berupa jendela atau pintu yang letaknya saling berhadapan di dalam
satu ruangan. Ventilasi ini bekerja dengan memanfaatkan perbedaan
zona bertekanan tinggi dan rendah yang tercipta oleh udara.
Perbedaan tekanan pada kedua sisi bangunan akan menarik udara
segar memasuki bangunan dari satu sisi dan mendorong udara
pengap keluar ruangan dari sisi lain.
Prinsip Ventilasi Silang
Ventilasi silang memungkinkan udara mengalir dari dalam ke
luar dan sebaliknya, tanpa harus mengendap terlebih dahulu, di
dalam ruangan. Udara yang masuk dari satu jendela, akan
langsung dialirkan keluar oleh jendela yang ada di hadapannya,
dan berganti dengan udara baru, begitu seterusnya. Dengan begitu,
tanpa AC pun ruangan tetap terasa sejuk.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah ukuran jendela atau
bukaan, yang harus seimbang dengan ukuran ruangan. Ruangan
berukuran besar sudah tentu membutuhkan bukaan yang besar
pula. Tak hanya membuat aliran udara membaik, bukaan besar
juga memasukkan banyak cahaya matahari. Ruangan pun menjadi
sehat dan terang, tanpa perlu menyalakan lampu di siang hari.
11. Perawatan Septic Tank
Dalam perawatan septic tank, salah satu indikator yang
digunakan untuk mengetahui bahwa tangki septik memenuhi
standar adalah dilakukan atau tidaknya pengurasan rutin terhadap
lumpur tinja (indikator ini digunakan dalam studi Environmental
Health Risk Assessment – Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan
yang dilakukan Kabupaten/Kota dalam rangka penyusunan Buku
Putih Sanitasi). Septic Tank yang tidak pernah dikuras (ataupun
memiliki periode pengurasan lumpur yang panjang) mengindikasikan
bangunan yang tidak standar dan berpotensi mencemari air tanah
setempat.
Pengurasan lumpur dari septic tank secara teratur akan
menjamin proses pengolahan air limbah berjalan optimal. Lumpur
yang berlebih akan mengurangi lamanya air limbah tinggal di dalam
septic tank sehingga mengurangi kinerja proses pengolahan. Waktu
tinggal yang disyaratkan agar air limbah mengalami proses
pengolahan yang optimal di dalam septic tank adalah 1,5 hari.
Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor 03-2398-2002
mengenai Perencanaan Septic Tank dengan sistem resapan,
memberikan pedoman mengenai ukuran (dimensi) septic tank
dengan periode pengurasan tiga tahun untuk digunakan bagi satu
keluarga (terdiri atas 5 jiwa). Apabila ukuran (dimensi) septic tank
telah sesuai dengan apa yang terdapat dalam SNI, maka
pengurasan dapat mengikuti periode yang disarankan tersebut.
Untuk septic tank yang tidak mengikuti ukuran standar
maupun septic tank yang tidak diketahui dimensinya, salah satu
cara untuk mengetahui apakah tangki septik tersebut perlu dikuras
atau tidak adalah dengan melakukan pengecekan sederhana
terhadap ketinggian lumpur. Pengecekan ini sangat sederhana yang
dapat dilakukan oleh siapa saja dan perlu dilakukan secara teratur
(sekitar 6 bulan sekali). Langkah-langkah pengecekan ini adalah
sebagai berikut:
12. • Gunakan tongkat panjang yang dibungkus kain katun warna putih
pada ujungnya
• Selanjutnya ukur kedalaman lumpur
• Apabila tinggi lumpur sudah mencapai setengah dari kedalaman
tangki, maka tangki septik sudah perlu untuk dikuras.
• Pengurasan lumpur dari tangki septik dapat dilakukan dengan
bantuan mobil sedot tinja milik pemerintah maupun dari pihak
swasta.
Septic tank yang berfungsi dengan benar dapat menurunkan potensi
pencemaran air tanah dangkal yang masih menjadi salah satu
sumber air utama bagi rumah tangga di Indonesia. (Majalah Percik
Edisi PPSP)
Sistem Septic Tank
Ada beberapa macam limbah domestik atau limbah rumah,
antara lain limbah air kotor, kotoran (yang berasal dari WC), dan
sampah. Limbah rumah tangga diolah atau diatur dengan sistem
pengolahan limbah seperti septic tank dan sistem sanitasi air (got,
gorong-gorong, peresapan air). Masalah yang ditimbulkan oleh
limbah rumah tangga dalam skala kecil rumah tangga mungkin tidak
menyebabkan masalah yang serius. Dari rumah tangga, dapat
dihasilkan limbah berupa air kotor, limbah organik maupun sampah.
Biasanya, air kotor dan sampah dapat langsung dibuang melalui riol
kota ataupun bak sampah yang akan diangkut. Namun dalam skala
perkotaan, kadangkala karena berbagai keterbatasan, air limbah
maupun limbah organik langsung dibuang begitu saja melalui riol
kota ataupun sungai. Hal ini sangatlah tidak sehat dan dapat
menyebabkan pencemaran serta polusi air dan tanah.
Karenanya penting untuk mendesain hunian dengan
pengaturan sanitasi yang baik. Peranan septic tank adalah sangat
13. penting. Dalam septic tank, limbah organik dipisahkan antara
bentuk padat dan bentuk cairnya, kemudian air limbah yang
terpisah dialirkan ke sumur resapan. Meskipun sebagian besar zat-
zat kimia berbahaya telah diserap dan dinetralisir oleh tanah,
sebenarnya masih juga tersisa zat-zat berbahaya yang dapat
merugikan kesehatan bila mencapai air sumur yang diminum,
karenanya sebaiknya terdapat jarak yang cukup lebar antara septic
tank dan sumur resapan, dengan sumur penghasil air bersih.
Kotoran yang berasal dari WC dialirkan ke septic tank, didalam
septic tank kotoran tersebut diolah menjadi lebih ‘ramah
lingkungan’ dengan menjadikannya lebih cair, sehingga siap untuk
dialirkan ke sumur resapan. Air kotor diresapkan melalui sumur
resapan ini, sehingga bisa terserap dalam tanah. Bila sumur resapan
penuh, barulah air kotor tersebut dialirkan ke riol kota.
Permasalahan yang dapat terjadi dari sistem septic tank hunian
rumah tinggal antara lain;
1. Sistem dalam septic tank tidak berjalan sebagaimana
mestinya, misalnya ada kebuntuan saluran, berhenti
mengalir.
2. Tidak adanya lubang-lubang angin yang bisa menyebabkan
sistem tersumbat.
3. Septic tank telah penuh.
4. Sumur resapan terlalu dekat dengan sumur air bersih, atau
septic tank bocor sehingga mencemari air bersih yang
digunakan untuk konsumsi sehari-hari.
5. Air buangan tercemar oleh zat-zat kimia yang dapat
membunuh organisme pengurai dalam septic tank seperti air
sabun, deterjen, minyak bumi (bensin, minyak gas), thinner,
pestisida.
6. Terlalu banyak septic tank yang berdekatan.
14. 7. Sistem septic tank digunakan oleh terlalu banyak orang, atau
digunakan untuk membuang sampah lain atau limbah yang
tidak semestinya dibuang lewat sistem ini.
Instalasi air bersih;
- Jaringan instalasi air bersih direncanakan dari tempat
pengambilan air bersih lalu diistribusikan antara lain ke menara air
(water torn), titik - titik air yang dipasang pada titik air untuk bak air
di kamar mandi, titik air untuk closet duduk, washtafel, bak cuci di
dapur titik air di taman, titik air di garasi dan seterusnya.
- Sumber air bersih dapat dari sumur pompa seperti jet pump,
mingkin sumur timba, atau dari jaringan instalasi air PDAM
(Perusahaan Daerah Air Minum).
- Instalasi air bersih harus dapat melayani untuk bangunan
bertingkat tinggi sehingga kebutuhan air bersih dapat merata
disemua tingkat / lantai.
- Shaft adalah lubang pada pelat lantai untuk keperluan
pemasangan pipa - pipa, vertical baik untuk saluran pipa air bersih
dan saluran pipa air kotor.
Air bersih harus bisa untuk diminum, jernih, bersih dari kuman
penyakit atau kotoran, tidak mengandung zat kimia, tidak bau dan
tidak ada rasa.Kebutuhan air bersih didapat dari PAM atau sumur
yang dibuat sendiri.
a) Alat pembuangan air kotor berupa; kamar mandi, washtafel, kran
- kran cuci, WC dan dari bak dapur serta talang air hujan. Pipa
pembuangan harus masing - masing.
b) Saluran pembuang; dari pipa tanah atau pipa beton dapat juga
dari bahan paralon.
c) Tempat pembuangan; riool kota, sungai atau peresapan buatan/
sumur peresapa
15. BAB III
DATA
DATA TAPAK
Lokasi rumah tinggal yang di analisis yaitu berada di Jl. Rawa
Indah Rt 01/02 No. 70a Kel. Bojong Pondok Terong Kec. Cipayung.
Lokasi : depok
Luas lahan : 96 m2
Lebar bangunan : 6 m
Panjang bangunan : 9,5 m
Tinggi bangunan : 8 m
17. Data ruang
No Nama Ruang Lantai Dinding Kusen Plafon Atap
1 Ruang Tamu Granit
60 x 60
Batu Bata
Merah
5x7x11
Plester
Acian 2
cm
Jendela
kayu &
pintu kayu
gypsum Genting
2 Ruang Keluarga Granit
60 x 60
Batu Bata
Merah
5x7x11
Plester
Acian 2
cm
Jendela
kayu &
pintu kayu
gypsum Genting
3 Kamar 1 Granit
60 x 60
Batu Bata
Merah
5x7x11
Plester
Acian 2
cm
Jendela
kayu &
pintu kayu
gypsum Genting
4 Kamar 2 Granit
60 x 60
Batu Bata
Merah
5x7x11
Plester
Acian 2
cm
Jendela
kayu &
pintu kayu
gypsum Genting
5 Kamar 3 Granit
60 x 60
Batu Bata
Merah
5x7x11
Plester
Acian 2
cm
Jendela
kayu &
pintu kayu
gypsum Genting
6 Dapur Granit
60 x 60
Batu Bata
Merah
5x7x11
Plester
Acian 2
cm
Jendela
kayu &
pintu kayu
gypsum Genting
18. 7 Kamar Mandi 1 Keramik
20 x 20
Batu Bata
Merah
5x7x11
Plester
Acian 2
cm
PVC gypsum Genting
8 Kamar Mandi 2 Keramik
20 x 20
Batu Bata
Merah
5x7x11
Plester
Acian 2
cm
PVC gypsum Genting
Data kerusakan
NO Nama Ruang Lantai Dinding Jendela Pintu Plafond
1 R. tamu
2 R. keluarga
3 k. utama
4 k. kedua
5 k. ketiga Cat
berjamur
6 dapur
7 k. mandi 1
8 k. mandi 2
19. DATA-DATA PENGUDARAAN
NAMA RUANG M2
PENGUDARAAN KETERANGAN
1 R. Tamu 3,4m Ada aliran udara -
2 R.
Keluarga/mkn/dapur
7,6m Ada aliran udara -
3 K. Utama 3,1m Ada aliran udara -
4 K. Kedua 2m Ada aliran udara -
5 k. ketiga 2,6m Ada aliran udara -
6 Kamar mandi 1 1,5m Ada aliran udara -
7 Kamar mandi 2 1,4m Ada aliran udara -
20. BAB IV
Analisa
Pada suatu rumah tiap ruang memiliki keadaan thermal dan
pencahayaan yang berbeda. Begitu pula kerusakan yang ada pada
tiap ruang yang harus mendapatkan perawatan. Berikut analisa dari
keadaan tersebut pada tiap ruangnya.
R. Tamu
Lantai Dinding Kusen Plafond atap
Nama
material
Granit
ukuran
60 x 60
Batu bata
merah
5x7x11
dengan
plester 2cm
Jendela
3
pintu
gypsum -
Kerusakan
material
- - - - -
Perbaikan - - - - -
Pemeliharaan Dibersihkan
secara
berkala
tiap hari
Melakukan
pengecatan
tiap 6 bulan
Melapisi
dengan
cat kayu
Melapisi
dengan
cat
kayu
Pencahayaan Pengudaraan
Keadaan
ruang
Ruangan ini mendapatkan
cukup cahaya
ruangan ini selalu
dialiri udara kapan
pun dan tidak pernah
menjadi panas karena
terdapat tanaman
tamanan
21. Dinding
Batu bata merah5x7x11 dengan
plester2cm
Lantai granit60x60
Kusen
Jendela1bukaan150x50 dengan
bahan kayu.2 buah
Kusen
pintu210x80 denganbahankayu
Arah anginmasuk
Arah cahaya matahari masuk
22. R. tamu/Makan
Lantai Dinding Kusen Plafond atap
Nama
material
Granit
ukuran
60 x 60
Batu bata
merah
5x7x11
dengan
plester
2cm
Jendela 1
bukaan
gypsum -
Kerusakan
material
- - - - -
Perbaikan - - - - -
pemelihar
aan
Dibersihka
n secara
berkala
tiap hari
Melakuk
an
pengecat
an tiap 6
bulan
Melapisi
dengan
cat kayu
Melapisi
dengan
cat kayu
Pencahayaan Pengudaraan
Keadaan
ruang
- Sirkulasi sangat bangus
karena terdapat ventilasi
23. Dinding
Batu bata merah5x7x11 dengan
plester2cm
Lantai
granit ukuran60 x 60
Kusen
Jendela1bukaan150x50 dengan
bahan kayu.1 buah
Arah anginmasuk
24. Kamar tidur utama
Lantai Dinding Kusen Plafond atap
Nama
material
Granit
ukuran
60 x 60
Batu bata
merah
5x7x11
dengan
plester 2cm
pintu gypsum -
Kerusakan
material
- - - - -
Perbaikan - - - - -
pemeliharaan Dibersihkan
secara
berkala
tiap hari
Melakukan
pengecatan
tiap 6 bulan
Melapisi
dengan
cat kayu
-
Pencahayaan Pengudaraan
Keadaan ruang pada kamar terdapat bukaan
yang cukup besar sehingga
mendapatkan pencahayaan
yang baik
-
26. Kamar kedua
Lantai Dinding Kusen Plafond atap
Nama
material
Granit
ukuran
60 x 60
Batu bata
merah
5x7x11
dengan
plester 2cm
pintu
jendela
gypsum -
Kerusakan
material
- - - - -
Perbaikan - - - - -
pemeliharaan Dibersihkan
secara
berkala
tiap hari
Melakukan
pengecatan
tiap 6 bulan
Melapisi
dengan
cat kayu
Melapisi
dengan
cat kayu
Pencahayaan Pengudaraan
Keadaan ruang pada kamar terdapat bukaan
yang cukup besar sehingga
mendapatkan pencahayaan
yang baik
Menghadap teras
rumah, sehingga angin
sering bertiup.
27. Lantai
granit ukuran60 x 60
Kusen
Jendela1bukaan150x50 dengan
bahan kayu.2 buah
Kusen
pintu210x80 denganbahankayu
Arah anginmasuk
Arah cahaya matahari masuk
28. Kamar ketiga
Lantai Dinding Kusen Plafond atap
Nama
material
Granit
ukuran
60 x 60
Batu bata
merah
5x7x11
dengan
plester 2cm
Pintu
jendela
gypsum -
Kerusakan
material
- - - - -
Perbaikan - - - - -
pemeliharaan Dibersihkan
secara
berkala
tiap hari
Melakukan
pengecatan
tiap 6 bulan
Melapisi
dengan
cat kayu
Melapisi
dengan
cat kayu
Pencahayaan Pengudaraan
Keadaan ruang pada kamar terdapat bukaan
yang cukup besar sehingga
mendapatkan pencahayaan
yang baik
Menghadap teras
belakang rumah,
sehingga angin sering
bertiup.
29. Dinding
Batu bata merah5x7x11 dengan
plester2cm
Kusen
pintu210x80 denganbahankayu
Arah anginmasuk
Arah cahaya matahari masuk
30. Dapur
Lantai Dinding Kusen Plafond atap
Nama
material
Granit
ukuran
60 x 60
Batu bata
merah
5x7x11
dengan
plester 2cm
pintu
jendela
bukaan 2
gypsum -
Kerusakan
material
- - - - -
Perbaikan - - - - -
pemeliharaan Dibersihkan
secara
berkala
tiap hari
Melakukan
pengecatan
tiap 6 bulan
Melapisi
dengan
cat kayu
Melapisi
dengan
cat kayu
Pencahayaan Pengudaraan
Keadaan ruang pada dapur terdapat bukaan
yang cukup besar sehingga
mendapatkan pencahayaan
yang baik
Menghadap teras
belakang rumah,
sehingga angin sering
bertiup.
32. Kamar mandi utama
Lantai Dinding Kusen Plafond atap
Nama
material
Keramik
ukuran
20 x 20
Batu bata
merah
5x7x11
dengan
plester 2cm
(trasram)
PVC gypsum -
Kerusakan
material
- - - - -
Perbaikan - - - - -
pemeliharaan Dibersihkan
secara
berkala
tiap 1
minggu
sekali
Melakukan
pengecatan
tiap 6 bulan
Pencahayaan Pengudaraan
Keadaan ruang Terdapat glass block Mengunakan ekzos
ventilasi
34. Kamar mandi ke 2
Lantai Dinding Kusen Plafond atap
Nama
material
Keramik
ukuran
20 x 20
Batu bata
merah
5x7x11
dengan
plester 2cm
(trasram)
PVC Gypsum -
Kerusakan
material
- - - - -
Perbaikan - - - - -
pemeliharaan Dibersihkan
secara
berkala
tiap 1
minggu
sekali
Melakukan
pengecatan
tiap 6 bulan
Pencahayaan Pengudaraan
Keadaan ruang Terdapat glass block untuk
cahaya masuk
Ekzos ventilasi
35. Dinding
Batu bata merah5x7x11 dengan
plester2cm
Lantai
Keramik ukuran20x20
Kusen
pintu210x70 denganbahanPVC
Arah anginmasuk
Arah cahaya matahari masuk
36. Keadaan yg diharapkan
Setelah melihat keadaan dari tiap ruang di atas maka dapat
ditentukan keadaan yang diharapkan pada tiap ruang agar tiap ruang
dirasa nyaman bagi penghuni rumah tersebut.
PENCAHAYAAN PENGUDARAAN
R. TAMU - -
R. KELUARGA
MAKAN
-
Perlu pengudaraan
ventilasi lebih banyak
K. TIDUR 1 - -
K. TIDUR 2 - -
K. TIDUR 3 - -
DAPUR - -
K. MANDI 1 - -
K. MANDI 2 - -
37. BAB V
Arahan desain
Kesimpulan
Dari keadaan rumah yang ada dapat dilihat bahwa masalah
utama rumah tersebut adalah suhu udara dari tiap ruang yang rata
rata tinggi. Dan ada pula bagian dari dinding rumah yang kotor.
Untuk mengurangi kerusakan kerusakan harus diadakan
pemeliharaan dan perawatan di rumah tersebut seperti
membersihkan ruangan ruangan secara berkala, melakukan
pengecatan ulang, dll Sehingga tidak terjadi kerusakan. Sementara
untuk masalah suhu ruangan dapat dibuat bukaan bukaan agar
udara lebih mudah masuk.
Saran dan Solusi
Permasalahan pertama dari rumah tersebut berjamur karena
lembab, hal tersebut bisa diatasi dengan melakukan pengecatan
ulang, dan dilakukan pengecatan secara rutin tiap 6 bulan sekali.
Data perbaikan
Data kerusakan