PT Nasional Sago Prima dan manajernya, Setyo Budi Utomo, seharusnya dibebaskan dari tuduhan membakar hutan dan lahan karena tidak ada bukti kuat yang menunjukkan keterlibatannya. Lahan kebakaran terbuka untuk umum sehingga siapa saja bisa menjadi penyebab kebakaran, dan tanaman sagu tidak membutuhkan abu sebagai pupuk. Lebih banyak penelitian diperlukan untuk menentukan penyebab pasti ke
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
PT NSP Bebas dari Tuntutan Karhutla
1. PT Nasional Sago Prima harus Bebas dari Tuntutan
PT NSP atau Nasional Sago Prima dengan Setyo Budi Utomo sebagai Humas PT NSP yang tersangkut
kasus pembakaran hutan dan lahan di kawasan Meranti sejatinya haruslah dibebaskan. Perusahaan yang
2 petingginya dijebloskan ke penjara ini seharusnya gugur perkaranya karena bukti bukti yang
menunjukkan bahwa Perusahaan ini menjadi tersangka adalah nihil sampai sekarang. Untuk itulah
dalam pembacaan pledooi pada tanggal 16 Januari 2015 kemarin ternyata memberikan bukti bukti
kembali yang bisa menunjukkan bahwa PT NSP sebenarnya adalah pihak yang merugi dari kejadian
kebakaran hutan dan lahan di meranti pada tahun lalu itu. Pihak O.C. Kaligis & Associates ditunjuk
sebagai kuasa hukum perusahaan ini, dan membacakan pledooi yang isinya berisikan mengenai hal hal
dibawah ini :
Isi dari Pledooi PT NSP – Setyo Budi Utomo Humas PT NSP
1. Tuduhan bahwa PT NSP membakar lahan untuk mendapatkan abu dengan tujuan untuk
meningkatkan pertumbuhan sagu nyatanya tidak benar. Menurut Prof. Dr. Ir. H. M. H. Bintoro
Djoefri M. Agr., Guru Besar Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB) / Ketua Umum
Masyarakat Sagu Indonesia (MASSI), sejatinya tanaman sagu adalah tanaman yang tidak
membutuhkan pemupukan, karena mineral dari abu yang dihasilkan tidak bisa dijadikan
pengganti pupuk sementara dari tanaman sagu. Bisa dibilang pemupukan tidak akan
berpengaruh pada tanaman sagu.
2. Areal kebakaran merupakan areal yang bebas dilintasi dan dilalui oleh warga atau siapapun yang
bisa masuk kedalam area terebut, untuk itu sangat rentan terjadi kecerobohan bagi siapapun
yang melintas untuk membuang rokok sembarangan yang masih menyala sehingga api pun bisa
terpercik langsung.
Untuk itulah masih diperlukan berbagai penelitian lebih jauh untuk kasus karhutla PT NSP ini,
dikarenakan pihak penuduh Jaksa Penuntut Umum masih tidak bisa memberikan bukti kuat keterlibatan
PT NSP yang memiliki seorang Humas yaitu Setyo Budi Utomo, dalam hal ini.