1. Nama : Tetti Mahrani Pul
Nim : 8136142022
Mata Kuliah
Produksi Media Pembelajaran
Kimia Lanjutan
2.
3. Kewirausahaan
Ekonomi kreatif
Rasa ingin tahu
Gemar membaca
Kreatif
Komunikatif
Tanggung jawab
Religius
Peduli lingkungan
Peduli sosial
Cinta tanah air
4. HIDRO KARBON
• -Perbedaan senyawa organik dan senyawa
organik
• Kekhasan atom karbon
• Senyawa Hidro karbon berdasarkan jenis
ikatannya
• Alkana
• Alkena
• Alkuna
5. Senyawa organik dan anorganik mempunyai perbedaan dalam hal
kereaktifan, titik cair, dan titik didih serta kelarutan.
Perbedaannya, yaitu senyawa organik mempunyai kereaktifan, titik
didih, dan titik cair yang lebih rendah dibanding senyawa anorganik.
Dalam hal kelarutan, senyawa organik lebih mudah larut dalam
pelarut nonpolar seperti alkohol daripada dalam pelarut polar seperti
air.
Senyawa anorganik lebih mudah larut dalam pelarut air.
Unsur utama yang terdapat dalam senyawa karbon (C) adalah karbon
itu sendiri. Selain itu terdapat unsur hidrogen (H) dan oksigen (O).
Back to home
6. Atom karbon (C) memiliki empat elektron pada kulit terluarnya,
sehingga untuk mencapai susunan elektron yang stabil memerlukan
empat elektron lagi.
Kekhasan atom C adalah kemampuan atom karbon ini untuk berikatan
dengan atom C lainnya.
Atom C mempunyai empat macam kedudukan.
1. Atom C primer adalah atom C yang mengikat satu atom C lainnya.
2. Atom C sekunder adalah atom C yang mengikat dua atom C
lainnya.
3. Atom C tersier adalah atom C yang mengikat tiga atom C linnya.
4. Atom C kuarterner adalah atom C yang mengikat empat atom C
lainnya.
7. p
H CH3 H
p t k s p
H3C – C – C – C – CH3
CH3 CH3 H
p p
Keterangan:
p = atom C primer
s = atom C sekunder
t = atom C tersier
k = atom C kuartener
Atom C dapat berikatan kovalen dengan empat atom H membentuk
molekul CH4. Molekul ini mempunyai struktur ruang tetrahedral dengan
atom C sebagai pusatnya. Setiap atom H pada CH4 dapat diganti dengan
atom lainnya.
H
H – C – H
H
Back to home
8. Senyawa karbon ada senyawa yang hanya mengandung unsur karbon
dan hidrogen. Senyawa seperti itu dikenal sebagai senyawa
hidrokarbon.
Berdasarkan jenis ikatan antara atom-atom karbon maka senyawa
hidrokarbon dapat dikelompokkan menjadi senyawa hidrokarbon
jenuh dan senyawa hidrokarbon tidak jenuh.
Hidrokarbon jenuh, yaitu hidrokarbon yang ikatan antaratom
karbonnya tunggal.
Hidrokarbon tidak jenuh, yaitu hidrokarbon yang ikatan antara atom
karbonnya rangkap dua atau rangkap tiga.
9. Rumus Molekul dan Nama Senyawa Alkana, Alkena, dan Alkuna (Suku
1—10)
Rumus umum
Alkana: CnH2n+2 n = jumlah karbon dalam tiap-tiap molekul
Alkena: CnH2n
Alkuna: CnH2n-2
10. Rumus umum
Alkana: CnH2n+2
Alkena: CnH2n
Alkuna: CnH2n-2
n = jumlah karbon dalam tiap-tiap molekul
Setiap rumus pada alkana, alkena, ataupun alkuna mempunyai
perbedaan jumlah atom C sebanyak satu atom dan jumlah atom H
sebanyak dua atom atau berbeda sebesar CH2.
Suatu kelompok senyawa karbon yang suku-suku berurutannya
berbeda dengan sebesar CH2 disebut deret homolog.
Back to home
11. Sumber alkana terbanyak adalah minyak bumi dan gas alam. Alkana
diperoleh dari minyak bumi dengan cara distilasi bertingkat.
Alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh yang disebut juga
dengan parafin, yang mempunyai arti daya gabung kecil.
Rantai karbon pada alkana dapat terbuka (alifatik), bercabang, dan
tertutup (alisiklik dan aromatik).
Senyawa alkana yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari
adalah gas elpiji atau liquefied petroleum gas (LPG) yang digunakan
sebagai bahan bakar kompor gas.
LPG merupakan campuran antara propana dengan butana, secara
umum mengandung 60% propana dan 40% butana.
14. 1. Menetapkan rantai karbon terpanjang dalam molekul sebagai
rantai utama (rantai pokok).
2. Menetapkan cabang yang terikat pada rantai utama.
Cabang adalah gugus yang diperoleh jika satu atom
hidrogen dilepaskan dari alkana sehingga mempunyai
rumus:
CnH2n+1
Cabang biasa disingkat dengan R. Nama cabang diturunkan
dari nama alkana, dengan mengganti akhiran ana dengan
akhiran il atau dikenal dengan nama alkil.
15. 3. Menetapkan nomor pada atom-atom C dari rantai utama
secara berurutan dimulai dari salah satu ujung yang
terdekat dengan cabang sehingga atom C yang mengikat
cabang mendapat nomor terkecil.
Apabila letak cabang mempunyai nomor yang sama dari
kedua ujung maka penomoran dimulai dari salah satu
ujung yang terdekat dengan atom C yang mengandung:
a. Cabang lebih banyak
b. Cabang yang urutan abjadnya lebih dahulu (etil lebih
dahulu dari metil)
16. 4. Menetapkan nama.
a. Rantai utama diberi nama alkana.
b. Cabang-cabang disebut lebih dahulu, disusun menurut
abjad dan diberi awalan yang menyatakan jumlah
cabang tersebut. Kemudian nama rantai utama.
c. Jika terdapat dua atau lebih cabang yang sama maka
diberi awalan yang menyatakan jumlah cabang
tersebut (di, tri, tetra, penta, dan seterusnya).
d. Penulisan antara angka dan huruf dipisahkan dengan
tanda strip (–) sedangkan antara angka dengan angka
dipisahkan dengan tanda koma (,).
18. Contoh alkena adalah karet dan plastik.
Alkena disebut senyawa hidrokarbon tidak jenuh.
Senyawa alkena yang mempunyai dua ikatan rangkap disebut
alkadiena.
Alkena yang mempunyai tiga ikatan rangkap disebut
alkatriena.
Adanya ikatan rangkap pada alkena dapat ditunjukkan
dengan mereaksikan senyawa alkena dengan air
bromin. Warna air bromin akan hilang, karena Br2
terikat pada molekul alkena.
20. 1. Pemilihan rantai utama (rantai pokok).
Rantai utama merupakan rantai terpanjang yang
mengandung ikatan rangkap, diberi nama alkena.
2. Penomoran atom C pada rantai utama.
Penomoran dimulai dari atom C ujung yang terdekat
dengan letak ikatan rangkap, sehingga atom C yang
mengandung ikatan rangkap mendapat nomor yang kecil.
Apabila ikatan rangkap mempunyai nomor yang sama dari
kedua ujung maka penomoran dimulai dari salah satu
ujung yang terdekat dengan cabang, sehingga cabang-cabang
mempunyai nomor terkecil.
21. 3. Pemberian nama.
Cabang-cabang disebut lebih dahulu, disusun menurut
abjad, dan diberi awalan yang menyatakan jumlah cabang
tersebut, kemudian rantai utama. Letak ikatan rangkap
dinyatakan dengan awalan angka pada nama rantai utama.
Contoh:
CH3 – CH – CH = CH – CH3 4-metil-2-pentena
5 4 3 2 1
CH3
CH3 – C = CH – CH3 2-metil-2-butena
CH3
1
2 3 4
22. 2-butena
H3C CH3 H3C H
C = C C = C
H H H CH3
cis 2-butena trans 2-butena
1,2-dibromoetena
Br Br Br H
C = C C = C
H H H Br
cis 1,2-dibromoetena trans 1,2-dibromoetena back to home
23. Senyawa alkuna yang banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari adalah etuna atau dalam perdagangan disebut
asetilena.
Etuna merupakan salah satu senyawa karbon yang dihasilkan
dari batu bara dan dipergunakan sebagai pencampur oksigen
dalam pengelasan logam.
Alkuna lebih tidak jenuh dibandingkan alkena, karena pada
alkuna terdapat ikatan rangkap tiga. Senyawa yang
mempunyai 2 ikatan rangkap tiga disebut alkadiuna.
24. Menurut tata nama IUPAC, nama alkuna diambil dari nama
alkana dengan akhiran ana diganti dengan una.
Contoh:
etuna : H – C ≡ C – H
propuna : H – C ≡ C – CH3
Untuk alkuna yang memiliki isomer, pemberian nama alkuna
sama seperti pemberian nama alkena.
25. Contoh:
1 2 3 4 5
CH ≡ C – CH2 – CH2 – CH3 1-pentuna
5 4 3 2 1
CH3 – CH – C ≡ C –CH3 4-metil-2-pentuna
CH3
5 4 3 2 1
CH3 – CH2 – C ≡ C – CH – CH3 2-metil-3-heksuna
CH3
1 2 3 4 5 6 7 8
CH3 – CH2 – CH – C ≡ C – CH – CH2 – CH3 3-etil-6-metil-
4-oktuna
C2H5 CH3 back to home
6