SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang                                 2.2 Analisis Hujan dengan kurva DDF dan
                                                   IDF
    Hujan adalah komponen masukan penting
dalam proses hidrologi. Parameter hujan yang                 Analisis hubungan dua parameter
untuk analisis limpasan maupun banjir              hujan yang penting berupa intensitas dan
diantaranya   adalah      intensitas,    durasi,   durasi dapat dihubungkan secara statistik
kedalaman, dan frekuensi.                          dengan suatu frekuensi kejadiannya.Penyajian
                                                   secara grafik hubungan ini menurut Loebis
    Kedalaman hujan berhubungan dengan
                                                   (1992) adalah berupa kurva Intensity-
durasi dan frekuensi dapat diekspresikan
                                                   Duration-Frequency (IDF). Intensitas curah
dengan      kurva        Depht         Duration
                                                   hujanadalah ketinggian curahhujan yang
Frequency(DDF).     Sedangkan,        Intensitas
                                                   terjadi pada suatu kurun waktu di mana
berhubungan dengan durasi dan frekuensi
                                                   airtersebut terkonsentrasi .Intensitas curah
dapat diekspresikan dengan kurva Intensity
                                                   hujan dinotasikan dengan huruf Idengan
Duration Frequency (IDF). Kurva IDF dapat
                                                   satuan     mm/jam.       Besarnya     intensitas
digunakanuntuk menghitung banjir rencana
                                                   curahhujan      sangat     diperlukan     dalam
dengan mempergunakan metode rasional.
                                                   perhitungan debitbanjir rencana berdasar
                                                   metode Rasional.
1.2 Tujuan                                                   Suyono      dan     Takeda     (1993)
         Tujuandilaksanakannyapraktikuminiy        menyebutkan bahwa analisis IDFmemerlukan
aituuntukmenentukan kedalaman hujan tiap           analisis frekuensi dengan menggunakanseri
durasi waktu pada beberapa periode ulang.          data yang diperoleh dari rekaman data hujan.
                                                   Jikatidak tersedia waktu untuk mengamati
                                                   besarnyaintensitas hujan atau disebabkan oleh
       BAB II. TINJAUAN PUSTAKA                    karena alatnyatidak ada, dapat ditempuh cara-
2.1 Probabilitas Hujan                             cara empiris denganmempergunakan rumus-
          Probabilitas    hujan      merupakan     rumus eksperimentil sepertirumus Talbot,
peluang terjadinya hujan dengan nilai              Sherman dan Ishigura.
kedalaman hujan tertentu dan pada durasi                     Sri Harto (1993) menyebutkan bahwa
waktu tertentu. Soemarto (1987) menyebutkan        analisis IDFmemerlukan analisis frekuensi
bahwa dalam proses pengalihragaman hujan           dengan menggunakanseri data yang diperoleh
menjadi aliranada beberapa sifat hujan yang        dari rekaman data hujan.Dalam statistik
penting untukdiperhatikan, antara lain adalah      dikenal empat macam distribusifrekuensi yang
intensitas hujan (I),lama waktu hujan (t),         banyak digunakan dalam hidrologi,yaitu
kedalaman hujan (d), frekuensi(f) dan luas         distribusi Normal, Log-Normal, Gumbel
pengaruh hujan (A). Komponen hujan dengan          danLog       Pearson     III.    Masing-masing
sifat-sifatnya inidapat dianalisis berupa hujan    distribusimempunyai sifat yang khas, sehingga
titik maupun hujan rata-ratayang meliputi luas     data curahhujan harus diuji kecocokannya
daerah tangkapan (chatment)yang kecil sampai       dengan sifat statistikmasing-masing distribusi
yang besar.                                        tersebut. Pemilihan jenisdistribusi yang tidak
          Durasi adalah lamanya suatu kejadian     benar dapat menimbulkankesalahan perkiraan
hujan. Intensitas hujan yang tinggi menurut        yang cukup besar, baik overestimated maupun
Sudjarwadi       (1987)     pada      umumnya      under estimated.Kala ulang (return period)
berlangsung dengan durasi pendek dan               diartikan sebagai waktu dimana hujan atau
meliputi daerah yang tidak sangat luas. Hujan      debit dengan satuan besaran tertenturata-rata
yang meliputi daerah luas, jarang sekalidengan     akan disamai atau dilampaui sekali
intensitas tinggi, tetapi dapat berlangsung        dalamjangka waktu tersebut. Dalam hal ini
dengan durasi cukup panjang. Kombinasi dari        tidak berartibahwa selama jangka waktu ulang
intensitas hujan yang tinggi dengan durasi         itu (misalnya Ttahun) hanya sekali kejadian
panjang jarang terjadi, tetapi apabila terjadi     yang menyamai ataumelampaui, tetapi
berarti sejumlah besar volume air bagaikan         merupakan perkiraan bahwa hujanatau debit
ditumpahkan dari langit.                           tersebut akan disamai atau dilampaui K



                                                                                                 1
kalidalam jangka panjang L tahun, dimana                                                 Kedalaman (inchi)
K/L kira-kirasama dengan 1/T .                      T(yr)           P       P(%)
                                                                                     1 jam     6 jam 24 jam
         BAB III. METODOLOGI                         25            0,04      4        2,56      5,34     6,54
3.1 AlatdanBahan                                     10             0,1      10       2,10      4,22     5,14
         Alatdanbahan                 yang           5              0,2      20       1,75      3,37     4,09
digunakanpadapraktikum kali iniyaitu:
                                                     2              0,5      50       1,29      2,25     2,69
        Data kedalam hujan (depth) tahunan
        untuk tiap durasi pengukuran dari         Plotkan data periode ulang (sumbu x) dan
        stasiun cuaca Chicago airport tahun       kedalaman hujan (sumbu y) untuk tiap durasi,
        19-49-1972                                kemudian tentukan persamaannya dengan
                                                  menggunakan persamaan logaritmik.
        Ms. Excel
                                                  3. Kurva Intensity Duration Frequency
        Alat tulis                                (IDF)
                                                            Untuk membuat kurva IDF, nilai
3.2 LangkahKerja                                  kedalaman hujan masing-masing durasi yang
1. Kurva Probabilitas                             diperoleh dari persamaan kurva DDF dibagi
                                                  dengan lama durasi untuk mendapatkan
         Untuk mendapat kurva probabilitas,       intensitas hujan.
langkah awalnya yaitu mengurutkan data
kedalaman hujan masing-masing durasi mulai        Tabel 2 Hubungan antara Periode Ulang (T),
dari terbesar sampai yang terkecil. Selanjutnya   Probabilitas (P), Kedalaman dan Intensitas
memberi ranking untuk maisng-masing data          Hujan
dan menentukan peluang untuk setiap urutan                                 Kedalaman (inchi) Intensitas (inchi/hr)
data dengan metode Weilbul dengan                 T(yr) P P(%)
persamaan berikut ini:                                                    1 jam 6 jam 24 jam 1 6 24
                       P: probabilitas             25       0,04    4      2,56 5,34 6,54 2,56 0,89 0,27
  P
                       m: nomor urut data
                       n : jumlah data
                                                   10       0,1     10     2,10 4,22 5,14 2,10 0,70 0,21
Ubah peluang tersebut kedalam            persen    5        0,2     20     1,75 3,37 4,09 1,75 0,56 0,17
(hasilnya terlampir) dan plotkan data
kedalaman hujan (sumbu x) untuk tiap durasi ,
                                                   2        0,5     50     1,29 2,25 2,69 1,29 0,38 0,11
kemudian tentukan persamaannya untuk tiap         Plotkan data periode ulang (sumbu x) dan
durasi dengan menggunakan persaman                intensitas hujan (sumbu y) untuk tiap durasi,
logaritmik.                                       kemudian tentukan persamaannya dengan
2. Kurva Depth Duration Frequency (DDF)           menggunakan persamaan logaritmik.
         Menentukan periode ulang tiap data
dengan persamaan berikut ini :                          IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
        T=                                        4.1 Analisis Kurva Probabilitas
                                                           Hujan merupakan komponenpenting
Dengan menggunakan persamaan yang                 dalam siklus hidrologi. Kurva probabilitas
diperoleh pada kurva probabilitas, dapat          hujan menggambarkan hubungan antara nilai
ditentukan nilai kedalaman hujan masing-          kedalaman hujan dengan persen probabilitas
masing durasi untuk beberapa periode ulang.       terjadinya hujan pada durasi waktu tertentu.
Tabel 1Hubungan antara Periode Ulang (T),
Probabilitas (P) dan Kedalaman Hujan




                                                                                                          2
Gambar 1 Kurva Probabilitas
         Berdasarkan    gambar     1    dapat
                                                  Gambar 2 Kurva Depth Duration Frequency
diketahui bahwa nilai probabilitas kedalaman
                                                                     (DDF)
hujan pada durasi 1 jam, 6 jam, dan 24 jam
berbeda-beda. Semakin besar durasinya maka               Nilai kedalaman hujan pada gambar 2
semakin besar juga probabilitas kedalaman       diperoleh persamaan logaritmik pada kurva
hujan karena kemungkinan nilai kedalaman        probabilitas. Selain itu, pada gambar 2 dapat
hujannya akan semakin bervariasi. Dan           diketahui bahwa hubungan antara kedalaman
sebaliknya, semakin kecil durasinya maka        hujan terhadap durasi pada periode ulang 25
semakin kecil juga probabilitas kedalaman       tahun, 10 tahun, 5 tahun, dan 2 tahun memiliki
hujan. Dari kurva probabilitas didapatkan       pola yang sama namun nilai kedalaman
suatu persamaan logaritmik yang akan            hujannya berbeda-beda, dimana semakin besar
digunakan untuk menentukan nilai kedalaman      periode ulang maka nilai kedalaman hujannya
hujan pada analisis Depth Duration Frequency    juga akan semakin besar dan sebaliknya.
(DDF).                                          Seperti pada kurva probabilitas, kedalaman
                                                hujan memiliki nilai yang lebih besar pada
4.2 Analisis Kurva DDF dan IDF
                                                durasi yang besar pula.
         Analisis hubungan dua parameter
hujan yang penting berupa intensitas dan
durasi dapat dihubungkan melalui kurva
Intensity Duration Frequency (IDF).Namun,
sebelum menetukan analisis Intensity Duration
Frequency (IDF) terlebih dahulu diperlukan
analisis Depth Duration Frequency (DDF)
yang menghubungkan parameter kedalaman
hujan dengan durasi.




                                                Gambar 3 Kurva Intensity Duration Frequency
                                                                    (IDF)
                                                         Darigambar 3 dapat diketahui bahwa
                                                hubungan antara intensitas hujan terhadap
                                                durasi pada periode ulang 25 tahun, 10 tahun,



                                                                                            3
5 tahun, dan 2 tahun memiliki pola yang sama
namun nilai intensitas hujannya berbeda-beda.
Semakin besar durasi maka nilai intensitas
hujan akan semakin kecil, dan sebaliknya
semakin kecil durasi maka kecil juga nilai
intensitas hujan.

               V. KESIMPULAN
          Dari praktikum Analisis Kurva Depth
Duration Frequency (DDF) dan Intensity
Duration Frequency (IDF)dapat disimpulkan
bahwa hubungan antara kedalaman hujan
terhadap durasi pada periode ulang 25 tahun,
10 tahun, 5 tahun, dan 2 tahun memiliki pola
yang sama namun nilai kedalaman hujannya
berbeda-beda, dimana semakin besar periode
ulang maka nilai kedalaman hujannya juga
akan semakin           besar dan sebaliknya.
Sedangkan, hubungan antara intensitas hujan
terhadap durasi pada periode ulang 25 tahun,
10 tahun, 5 tahun, dan 2 tahun memiliki pola
yang sama namun nilai intensitas hujannya
berbeda-beda. Semakin besar durasi maka
nilai intensitas hujan akan semakin kecil, dan
sebaliknya semakin kecil durasi maka kecil
juga nilai intensitas hujan.




           DAFTAR PUSTAKA
Joesron Loebis. (1992). Banjir Rencana Untuk
      Bangunan Air. Departemen Pekerjaan
      Umum.
Soemarto, CD. (1987).Hidrologi Teknik.
      UsahaNasional, Surabaya.
Sosrodarsono, S., dan Takeda. (1993).
      Hidrologi Untuk Pengairan. P.T.
      Pradnya Paramita,Jakarta.
Sri Harto Br. (1993). Analisis Hidrologi.
      PTGramedia, Jakarta.
Sudjarwadi. (1987). Teknik Sumber Daya Air.
      PAUIlmu Teknik UGM, Yogyakarta.




                                                 4
LAMPIRAN

        Tabel 3 Hubungan antara Kedalaman Hujan dengan Probabilitas
                   Kedalaman Hujan (inchi)                                  Peluang
                                                               Peluang
       Tahun                                       Rank                   probabilitas
                  1 jam     6 jam      24 jam                probabilitas
                                                                              (%)
       1949       2,32       5,23         6,24        1         0,04           4
       1950       2,08       4,58         5,55        2         0,08           8
       1951       2,06       3,93         5,39        3         0,12           12
       1952       1,82       3,73         4,58        4         0,16           16
       1953       1,78       3,65         3,83        5         0,20           20
       1954       1,75       3,24         3,63        6         0,24           24
       1955       1,69       2,84         3,51        7         0,28           28
       1956       1,61       2,54         3,29        8         0,32           32
       1957       1,55       2,52         3,09        9         0,36           36
       1958       1,55       2,50         2,97       10         0,40           40
       1959       1,53       2,48         2,95       11         0,44           44
       1960       1,50       2,42         2,92       12         0,48           48
       1961       1,41       2,19         2,73       13         0,52           52
       1962       1,38       2,15         2,63       14         0,56           56
       1963       1,19       2,05         2,57       15         0,60           60
       1964       1,16       2,03         2,42       16         0,64           64
       1965       1,13       1,84         2,25       17         0,68           68
       1966       1,07       1,82         2,09       18         0,72           72
       1967       1,04       1,69         2,06       19         0,76           76
       1968       1,02       1,64         1,91       20         0,80           80
       1969       0,91       1,60         1,82       21         0,84           84
       1970       0,86       1,58         1,80       22         0,88           88
       1971       0,79       1,56         1,60       23         0,92           92
       1972       0,65       1,43         1,57       24         0,96           96

ContohPerhitungan:
1. Perhitungan Peluang Probabilitas (P)

        P =        =          = 0,04
     P (%) = 0,04 x 100%      = 4%

2. Perhitungan Periode Ulang (T)

       T

       T         = 25 tahun

                                                                                         5
3. Perhitungan Kedalaman Hujan (D)
   Misalkan persamaan logaritmik hubungan antara kedalaman hujan (y) dengan probabilitas % (x)
   untuk durasi 1 jam adalah y = -0,501 ln (x) + 3,2498
   Maka,
     D = -0,501 ln (4) + 3,2498
     D = 2,56 inchi

4. Perhitungan Intensitas Hujan (inchi/hour)


   Intensitas hujan =

   Intensitas hujan =      = 2,56   inchi/hour




                                                                                            6

More Related Content

What's hot

Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1infosanitasi
 
Pengendalian dan pengawasan pembangunan iplt dan ipal
Pengendalian dan pengawasan pembangunan iplt dan ipalPengendalian dan pengawasan pembangunan iplt dan ipal
Pengendalian dan pengawasan pembangunan iplt dan ipalinfosanitasi
 
f870b_PAPARAN_PISK_PT-PELAKS-OP_BEND_Bandung.pptx
f870b_PAPARAN_PISK_PT-PELAKS-OP_BEND_Bandung.pptxf870b_PAPARAN_PISK_PT-PELAKS-OP_BEND_Bandung.pptx
f870b_PAPARAN_PISK_PT-PELAKS-OP_BEND_Bandung.pptxedisaputra49
 
Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
 
Pedoman Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pengelolaan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
 
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...Joy Irman
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3infosanitasi
 
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Oswar Mungkasa
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan Teknis
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan TeknisSistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan Teknis
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan TeknisJoy Irman
 
TPS 3R (Reduce, Reuse & Recycle) Berbasis Masyarakat
TPS 3R (Reduce, Reuse & Recycle) Berbasis MasyarakatTPS 3R (Reduce, Reuse & Recycle) Berbasis Masyarakat
TPS 3R (Reduce, Reuse & Recycle) Berbasis MasyarakatJoy Irman
 
Permasalahan Sumber Daya Air
Permasalahan Sumber Daya AirPermasalahan Sumber Daya Air
Permasalahan Sumber Daya AirYahya M Aji
 
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Dian Werokila
 
Survey dan Pemetaan dalam Penataan Ruang
Survey dan Pemetaan dalam Penataan RuangSurvey dan Pemetaan dalam Penataan Ruang
Survey dan Pemetaan dalam Penataan Ruangushfia
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PU Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Pen...
Permen PU Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Pen...Permen PU Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Pen...
Permen PU Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Pen...Penataan Ruang
 
Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
 
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar petaInformasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar petafahmi fadilla
 
Tata cara rehabilitasi dan monitoring pasca penutupan tpa sampah
Tata cara rehabilitasi dan monitoring pasca penutupan tpa sampahTata cara rehabilitasi dan monitoring pasca penutupan tpa sampah
Tata cara rehabilitasi dan monitoring pasca penutupan tpa sampahOswar Mungkasa
 
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabarMenghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabarYosua Freddyta'tama
 

What's hot (20)

Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
 
Pengendalian dan pengawasan pembangunan iplt dan ipal
Pengendalian dan pengawasan pembangunan iplt dan ipalPengendalian dan pengawasan pembangunan iplt dan ipal
Pengendalian dan pengawasan pembangunan iplt dan ipal
 
f870b_PAPARAN_PISK_PT-PELAKS-OP_BEND_Bandung.pptx
f870b_PAPARAN_PISK_PT-PELAKS-OP_BEND_Bandung.pptxf870b_PAPARAN_PISK_PT-PELAKS-OP_BEND_Bandung.pptx
f870b_PAPARAN_PISK_PT-PELAKS-OP_BEND_Bandung.pptx
 
Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
 
Pedoman Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pengelolaan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum
 
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
 
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan Teknis
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan TeknisSistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan Teknis
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat -Biofilter - Perencanaan Teknis
 
TPS 3R (Reduce, Reuse & Recycle) Berbasis Masyarakat
TPS 3R (Reduce, Reuse & Recycle) Berbasis MasyarakatTPS 3R (Reduce, Reuse & Recycle) Berbasis Masyarakat
TPS 3R (Reduce, Reuse & Recycle) Berbasis Masyarakat
 
Permasalahan Sumber Daya Air
Permasalahan Sumber Daya AirPermasalahan Sumber Daya Air
Permasalahan Sumber Daya Air
 
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...
 
Survey dan Pemetaan dalam Penataan Ruang
Survey dan Pemetaan dalam Penataan RuangSurvey dan Pemetaan dalam Penataan Ruang
Survey dan Pemetaan dalam Penataan Ruang
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Analisis Frekuensi
Analisis FrekuensiAnalisis Frekuensi
Analisis Frekuensi
 
Permen PU Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Pen...
Permen PU Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Pen...Permen PU Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Pen...
Permen PU Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Pen...
 
Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
 
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar petaInformasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
 
Tata cara rehabilitasi dan monitoring pasca penutupan tpa sampah
Tata cara rehabilitasi dan monitoring pasca penutupan tpa sampahTata cara rehabilitasi dan monitoring pasca penutupan tpa sampah
Tata cara rehabilitasi dan monitoring pasca penutupan tpa sampah
 
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabarMenghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
 

Similar to Praktikum 4 anhid (ANALISIS KURVA DEPTH DURATION FREQUENCY (DDF) DAN INTENSITY DURATION FREQUENCY (IDF))

Tugas Review - Analysis of Rainfall Climate Variability in Saudi Arabia by U...
Tugas Review - Analysis of Rainfall Climate Variability in Saudi Arabia by U...Tugas Review - Analysis of Rainfall Climate Variability in Saudi Arabia by U...
Tugas Review - Analysis of Rainfall Climate Variability in Saudi Arabia by U...ayu bekti
 

Similar to Praktikum 4 anhid (ANALISIS KURVA DEPTH DURATION FREQUENCY (DDF) DAN INTENSITY DURATION FREQUENCY (IDF)) (6)

Laporan 4 kelompok 10
Laporan 4 kelompok 10Laporan 4 kelompok 10
Laporan 4 kelompok 10
 
PPT Rekayasa Hidrologi [TM11].pdf
PPT Rekayasa Hidrologi [TM11].pdfPPT Rekayasa Hidrologi [TM11].pdf
PPT Rekayasa Hidrologi [TM11].pdf
 
Debit banjir
Debit banjirDebit banjir
Debit banjir
 
Tugas Review - Analysis of Rainfall Climate Variability in Saudi Arabia by U...
Tugas Review - Analysis of Rainfall Climate Variability in Saudi Arabia by U...Tugas Review - Analysis of Rainfall Climate Variability in Saudi Arabia by U...
Tugas Review - Analysis of Rainfall Climate Variability in Saudi Arabia by U...
 
(FIXED) Modul I Decomposition and Smoothing Data Analysis
(FIXED) Modul I Decomposition and Smoothing Data Analysis(FIXED) Modul I Decomposition and Smoothing Data Analysis
(FIXED) Modul I Decomposition and Smoothing Data Analysis
 
1.pdf
1.pdf1.pdf
1.pdf
 

More from Hanifah Nurhayati

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN (Studi K...
ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN (Studi K...ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN (Studi K...
ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN (Studi K...Hanifah Nurhayati
 
PPT ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN (Stu...
PPT ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN (Stu...PPT ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN (Stu...
PPT ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN (Stu...Hanifah Nurhayati
 
SISTEM ASURANSI INDEKS IKLIM
SISTEM ASURANSI INDEKS IKLIMSISTEM ASURANSI INDEKS IKLIM
SISTEM ASURANSI INDEKS IKLIMHanifah Nurhayati
 
PPT PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DA...
PPT PERBANDINGAN  PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DA...PPT PERBANDINGAN  PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DA...
PPT PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DA...Hanifah Nurhayati
 
PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DAN PE...
PERBANDINGAN  PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DAN PE...PERBANDINGAN  PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DAN PE...
PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DAN PE...Hanifah Nurhayati
 
PELUANG HOTSPOT BERDASARKAN ANOMALI SST
PELUANG HOTSPOT BERDASARKAN ANOMALI SSTPELUANG HOTSPOT BERDASARKAN ANOMALI SST
PELUANG HOTSPOT BERDASARKAN ANOMALI SSTHanifah Nurhayati
 
ANALISIS HAMA ULAT BAWANG (Spodoptera exigua) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Alli...
ANALISIS HAMA ULAT BAWANG (Spodoptera exigua) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Alli...ANALISIS HAMA ULAT BAWANG (Spodoptera exigua) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Alli...
ANALISIS HAMA ULAT BAWANG (Spodoptera exigua) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Alli...Hanifah Nurhayati
 
IDENTIFIKASI CLIMATE TRESHOLD UNTUK KEJADIAN BANJIR
IDENTIFIKASI CLIMATE TRESHOLD UNTUK KEJADIAN BANJIRIDENTIFIKASI CLIMATE TRESHOLD UNTUK KEJADIAN BANJIR
IDENTIFIKASI CLIMATE TRESHOLD UNTUK KEJADIAN BANJIRHanifah Nurhayati
 
Praktikum 6 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 2)
Praktikum 6 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 2)Praktikum 6 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 2)
Praktikum 6 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 2)Hanifah Nurhayati
 
Praktikum 5 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 1)
Praktikum 5 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 1)Praktikum 5 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 1)
Praktikum 5 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 1)Hanifah Nurhayati
 
Praktikum 2 anhid (MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI)
Praktikum 2 anhid (MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI)Praktikum 2 anhid (MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI)
Praktikum 2 anhid (MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI)Hanifah Nurhayati
 

More from Hanifah Nurhayati (20)

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN (Studi K...
ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN (Studi K...ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN (Studi K...
ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN (Studi K...
 
PPT ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN (Stu...
PPT ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN (Stu...PPT ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN (Stu...
PPT ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERDASARKAN KEBUTUHAN OKSIGEN (Stu...
 
GFM 45
GFM 45GFM 45
GFM 45
 
SISTEM ASURANSI INDEKS IKLIM
SISTEM ASURANSI INDEKS IKLIMSISTEM ASURANSI INDEKS IKLIM
SISTEM ASURANSI INDEKS IKLIM
 
KONTRIBUTOR PENCEMAR UDARA
KONTRIBUTOR PENCEMAR UDARAKONTRIBUTOR PENCEMAR UDARA
KONTRIBUTOR PENCEMAR UDARA
 
PPT PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DA...
PPT PERBANDINGAN  PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DA...PPT PERBANDINGAN  PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DA...
PPT PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DA...
 
PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DAN PE...
PERBANDINGAN  PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DAN PE...PERBANDINGAN  PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DAN PE...
PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS MELON (Cucumis Melo L.) PADA MUSIM KEMARAU DAN PE...
 
PELUANG HOTSPOT BERDASARKAN ANOMALI SST
PELUANG HOTSPOT BERDASARKAN ANOMALI SSTPELUANG HOTSPOT BERDASARKAN ANOMALI SST
PELUANG HOTSPOT BERDASARKAN ANOMALI SST
 
ANALISIS HAMA ULAT BAWANG (Spodoptera exigua) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Alli...
ANALISIS HAMA ULAT BAWANG (Spodoptera exigua) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Alli...ANALISIS HAMA ULAT BAWANG (Spodoptera exigua) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Alli...
ANALISIS HAMA ULAT BAWANG (Spodoptera exigua) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Alli...
 
IDENTIFIKASI CLIMATE TRESHOLD UNTUK KEJADIAN BANJIR
IDENTIFIKASI CLIMATE TRESHOLD UNTUK KEJADIAN BANJIRIDENTIFIKASI CLIMATE TRESHOLD UNTUK KEJADIAN BANJIR
IDENTIFIKASI CLIMATE TRESHOLD UNTUK KEJADIAN BANJIR
 
Praktikum 6 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 2)
Praktikum 6 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 2)Praktikum 6 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 2)
Praktikum 6 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 2)
 
Praktikum 5 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 1)
Praktikum 5 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 1)Praktikum 5 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 1)
Praktikum 5 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 1)
 
Praktikum 3 cover
Praktikum 3 coverPraktikum 3 cover
Praktikum 3 cover
 
Praktikum 2 anhid (MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI)
Praktikum 2 anhid (MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI)Praktikum 2 anhid (MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI)
Praktikum 2 anhid (MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI)
 
Praktikum 2 cover
Praktikum 2 coverPraktikum 2 cover
Praktikum 2 cover
 
Praktikum i cover
Praktikum i coverPraktikum i cover
Praktikum i cover
 
Analisis siklon tropis
Analisis siklon tropisAnalisis siklon tropis
Analisis siklon tropis
 
Praktikum i anhid
Praktikum i anhidPraktikum i anhid
Praktikum i anhid
 
Laporan front kelompok 4
Laporan front kelompok 4Laporan front kelompok 4
Laporan front kelompok 4
 
Meteo penerbangan
Meteo penerbanganMeteo penerbangan
Meteo penerbangan
 

Praktikum 4 anhid (ANALISIS KURVA DEPTH DURATION FREQUENCY (DDF) DAN INTENSITY DURATION FREQUENCY (IDF))

  • 1. BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 2.2 Analisis Hujan dengan kurva DDF dan IDF Hujan adalah komponen masukan penting dalam proses hidrologi. Parameter hujan yang Analisis hubungan dua parameter untuk analisis limpasan maupun banjir hujan yang penting berupa intensitas dan diantaranya adalah intensitas, durasi, durasi dapat dihubungkan secara statistik kedalaman, dan frekuensi. dengan suatu frekuensi kejadiannya.Penyajian secara grafik hubungan ini menurut Loebis Kedalaman hujan berhubungan dengan (1992) adalah berupa kurva Intensity- durasi dan frekuensi dapat diekspresikan Duration-Frequency (IDF). Intensitas curah dengan kurva Depht Duration hujanadalah ketinggian curahhujan yang Frequency(DDF). Sedangkan, Intensitas terjadi pada suatu kurun waktu di mana berhubungan dengan durasi dan frekuensi airtersebut terkonsentrasi .Intensitas curah dapat diekspresikan dengan kurva Intensity hujan dinotasikan dengan huruf Idengan Duration Frequency (IDF). Kurva IDF dapat satuan mm/jam. Besarnya intensitas digunakanuntuk menghitung banjir rencana curahhujan sangat diperlukan dalam dengan mempergunakan metode rasional. perhitungan debitbanjir rencana berdasar metode Rasional. 1.2 Tujuan Suyono dan Takeda (1993) Tujuandilaksanakannyapraktikuminiy menyebutkan bahwa analisis IDFmemerlukan aituuntukmenentukan kedalaman hujan tiap analisis frekuensi dengan menggunakanseri durasi waktu pada beberapa periode ulang. data yang diperoleh dari rekaman data hujan. Jikatidak tersedia waktu untuk mengamati besarnyaintensitas hujan atau disebabkan oleh BAB II. TINJAUAN PUSTAKA karena alatnyatidak ada, dapat ditempuh cara- 2.1 Probabilitas Hujan cara empiris denganmempergunakan rumus- Probabilitas hujan merupakan rumus eksperimentil sepertirumus Talbot, peluang terjadinya hujan dengan nilai Sherman dan Ishigura. kedalaman hujan tertentu dan pada durasi Sri Harto (1993) menyebutkan bahwa waktu tertentu. Soemarto (1987) menyebutkan analisis IDFmemerlukan analisis frekuensi bahwa dalam proses pengalihragaman hujan dengan menggunakanseri data yang diperoleh menjadi aliranada beberapa sifat hujan yang dari rekaman data hujan.Dalam statistik penting untukdiperhatikan, antara lain adalah dikenal empat macam distribusifrekuensi yang intensitas hujan (I),lama waktu hujan (t), banyak digunakan dalam hidrologi,yaitu kedalaman hujan (d), frekuensi(f) dan luas distribusi Normal, Log-Normal, Gumbel pengaruh hujan (A). Komponen hujan dengan danLog Pearson III. Masing-masing sifat-sifatnya inidapat dianalisis berupa hujan distribusimempunyai sifat yang khas, sehingga titik maupun hujan rata-ratayang meliputi luas data curahhujan harus diuji kecocokannya daerah tangkapan (chatment)yang kecil sampai dengan sifat statistikmasing-masing distribusi yang besar. tersebut. Pemilihan jenisdistribusi yang tidak Durasi adalah lamanya suatu kejadian benar dapat menimbulkankesalahan perkiraan hujan. Intensitas hujan yang tinggi menurut yang cukup besar, baik overestimated maupun Sudjarwadi (1987) pada umumnya under estimated.Kala ulang (return period) berlangsung dengan durasi pendek dan diartikan sebagai waktu dimana hujan atau meliputi daerah yang tidak sangat luas. Hujan debit dengan satuan besaran tertenturata-rata yang meliputi daerah luas, jarang sekalidengan akan disamai atau dilampaui sekali intensitas tinggi, tetapi dapat berlangsung dalamjangka waktu tersebut. Dalam hal ini dengan durasi cukup panjang. Kombinasi dari tidak berartibahwa selama jangka waktu ulang intensitas hujan yang tinggi dengan durasi itu (misalnya Ttahun) hanya sekali kejadian panjang jarang terjadi, tetapi apabila terjadi yang menyamai ataumelampaui, tetapi berarti sejumlah besar volume air bagaikan merupakan perkiraan bahwa hujanatau debit ditumpahkan dari langit. tersebut akan disamai atau dilampaui K 1
  • 2. kalidalam jangka panjang L tahun, dimana Kedalaman (inchi) K/L kira-kirasama dengan 1/T . T(yr) P P(%) 1 jam 6 jam 24 jam BAB III. METODOLOGI 25 0,04 4 2,56 5,34 6,54 3.1 AlatdanBahan 10 0,1 10 2,10 4,22 5,14 Alatdanbahan yang 5 0,2 20 1,75 3,37 4,09 digunakanpadapraktikum kali iniyaitu: 2 0,5 50 1,29 2,25 2,69 Data kedalam hujan (depth) tahunan untuk tiap durasi pengukuran dari Plotkan data periode ulang (sumbu x) dan stasiun cuaca Chicago airport tahun kedalaman hujan (sumbu y) untuk tiap durasi, 19-49-1972 kemudian tentukan persamaannya dengan menggunakan persamaan logaritmik. Ms. Excel 3. Kurva Intensity Duration Frequency Alat tulis (IDF) Untuk membuat kurva IDF, nilai 3.2 LangkahKerja kedalaman hujan masing-masing durasi yang 1. Kurva Probabilitas diperoleh dari persamaan kurva DDF dibagi dengan lama durasi untuk mendapatkan Untuk mendapat kurva probabilitas, intensitas hujan. langkah awalnya yaitu mengurutkan data kedalaman hujan masing-masing durasi mulai Tabel 2 Hubungan antara Periode Ulang (T), dari terbesar sampai yang terkecil. Selanjutnya Probabilitas (P), Kedalaman dan Intensitas memberi ranking untuk maisng-masing data Hujan dan menentukan peluang untuk setiap urutan Kedalaman (inchi) Intensitas (inchi/hr) data dengan metode Weilbul dengan T(yr) P P(%) persamaan berikut ini: 1 jam 6 jam 24 jam 1 6 24 P: probabilitas 25 0,04 4 2,56 5,34 6,54 2,56 0,89 0,27 P m: nomor urut data n : jumlah data 10 0,1 10 2,10 4,22 5,14 2,10 0,70 0,21 Ubah peluang tersebut kedalam persen 5 0,2 20 1,75 3,37 4,09 1,75 0,56 0,17 (hasilnya terlampir) dan plotkan data kedalaman hujan (sumbu x) untuk tiap durasi , 2 0,5 50 1,29 2,25 2,69 1,29 0,38 0,11 kemudian tentukan persamaannya untuk tiap Plotkan data periode ulang (sumbu x) dan durasi dengan menggunakan persaman intensitas hujan (sumbu y) untuk tiap durasi, logaritmik. kemudian tentukan persamaannya dengan 2. Kurva Depth Duration Frequency (DDF) menggunakan persamaan logaritmik. Menentukan periode ulang tiap data dengan persamaan berikut ini : IV. HASIL DAN PEMBAHASAN T= 4.1 Analisis Kurva Probabilitas Hujan merupakan komponenpenting Dengan menggunakan persamaan yang dalam siklus hidrologi. Kurva probabilitas diperoleh pada kurva probabilitas, dapat hujan menggambarkan hubungan antara nilai ditentukan nilai kedalaman hujan masing- kedalaman hujan dengan persen probabilitas masing durasi untuk beberapa periode ulang. terjadinya hujan pada durasi waktu tertentu. Tabel 1Hubungan antara Periode Ulang (T), Probabilitas (P) dan Kedalaman Hujan 2
  • 3. Gambar 1 Kurva Probabilitas Berdasarkan gambar 1 dapat Gambar 2 Kurva Depth Duration Frequency diketahui bahwa nilai probabilitas kedalaman (DDF) hujan pada durasi 1 jam, 6 jam, dan 24 jam berbeda-beda. Semakin besar durasinya maka Nilai kedalaman hujan pada gambar 2 semakin besar juga probabilitas kedalaman diperoleh persamaan logaritmik pada kurva hujan karena kemungkinan nilai kedalaman probabilitas. Selain itu, pada gambar 2 dapat hujannya akan semakin bervariasi. Dan diketahui bahwa hubungan antara kedalaman sebaliknya, semakin kecil durasinya maka hujan terhadap durasi pada periode ulang 25 semakin kecil juga probabilitas kedalaman tahun, 10 tahun, 5 tahun, dan 2 tahun memiliki hujan. Dari kurva probabilitas didapatkan pola yang sama namun nilai kedalaman suatu persamaan logaritmik yang akan hujannya berbeda-beda, dimana semakin besar digunakan untuk menentukan nilai kedalaman periode ulang maka nilai kedalaman hujannya hujan pada analisis Depth Duration Frequency juga akan semakin besar dan sebaliknya. (DDF). Seperti pada kurva probabilitas, kedalaman hujan memiliki nilai yang lebih besar pada 4.2 Analisis Kurva DDF dan IDF durasi yang besar pula. Analisis hubungan dua parameter hujan yang penting berupa intensitas dan durasi dapat dihubungkan melalui kurva Intensity Duration Frequency (IDF).Namun, sebelum menetukan analisis Intensity Duration Frequency (IDF) terlebih dahulu diperlukan analisis Depth Duration Frequency (DDF) yang menghubungkan parameter kedalaman hujan dengan durasi. Gambar 3 Kurva Intensity Duration Frequency (IDF) Darigambar 3 dapat diketahui bahwa hubungan antara intensitas hujan terhadap durasi pada periode ulang 25 tahun, 10 tahun, 3
  • 4. 5 tahun, dan 2 tahun memiliki pola yang sama namun nilai intensitas hujannya berbeda-beda. Semakin besar durasi maka nilai intensitas hujan akan semakin kecil, dan sebaliknya semakin kecil durasi maka kecil juga nilai intensitas hujan. V. KESIMPULAN Dari praktikum Analisis Kurva Depth Duration Frequency (DDF) dan Intensity Duration Frequency (IDF)dapat disimpulkan bahwa hubungan antara kedalaman hujan terhadap durasi pada periode ulang 25 tahun, 10 tahun, 5 tahun, dan 2 tahun memiliki pola yang sama namun nilai kedalaman hujannya berbeda-beda, dimana semakin besar periode ulang maka nilai kedalaman hujannya juga akan semakin besar dan sebaliknya. Sedangkan, hubungan antara intensitas hujan terhadap durasi pada periode ulang 25 tahun, 10 tahun, 5 tahun, dan 2 tahun memiliki pola yang sama namun nilai intensitas hujannya berbeda-beda. Semakin besar durasi maka nilai intensitas hujan akan semakin kecil, dan sebaliknya semakin kecil durasi maka kecil juga nilai intensitas hujan. DAFTAR PUSTAKA Joesron Loebis. (1992). Banjir Rencana Untuk Bangunan Air. Departemen Pekerjaan Umum. Soemarto, CD. (1987).Hidrologi Teknik. UsahaNasional, Surabaya. Sosrodarsono, S., dan Takeda. (1993). Hidrologi Untuk Pengairan. P.T. Pradnya Paramita,Jakarta. Sri Harto Br. (1993). Analisis Hidrologi. PTGramedia, Jakarta. Sudjarwadi. (1987). Teknik Sumber Daya Air. PAUIlmu Teknik UGM, Yogyakarta. 4
  • 5. LAMPIRAN Tabel 3 Hubungan antara Kedalaman Hujan dengan Probabilitas Kedalaman Hujan (inchi) Peluang Peluang Tahun Rank probabilitas 1 jam 6 jam 24 jam probabilitas (%) 1949 2,32 5,23 6,24 1 0,04 4 1950 2,08 4,58 5,55 2 0,08 8 1951 2,06 3,93 5,39 3 0,12 12 1952 1,82 3,73 4,58 4 0,16 16 1953 1,78 3,65 3,83 5 0,20 20 1954 1,75 3,24 3,63 6 0,24 24 1955 1,69 2,84 3,51 7 0,28 28 1956 1,61 2,54 3,29 8 0,32 32 1957 1,55 2,52 3,09 9 0,36 36 1958 1,55 2,50 2,97 10 0,40 40 1959 1,53 2,48 2,95 11 0,44 44 1960 1,50 2,42 2,92 12 0,48 48 1961 1,41 2,19 2,73 13 0,52 52 1962 1,38 2,15 2,63 14 0,56 56 1963 1,19 2,05 2,57 15 0,60 60 1964 1,16 2,03 2,42 16 0,64 64 1965 1,13 1,84 2,25 17 0,68 68 1966 1,07 1,82 2,09 18 0,72 72 1967 1,04 1,69 2,06 19 0,76 76 1968 1,02 1,64 1,91 20 0,80 80 1969 0,91 1,60 1,82 21 0,84 84 1970 0,86 1,58 1,80 22 0,88 88 1971 0,79 1,56 1,60 23 0,92 92 1972 0,65 1,43 1,57 24 0,96 96 ContohPerhitungan: 1. Perhitungan Peluang Probabilitas (P) P = = = 0,04 P (%) = 0,04 x 100% = 4% 2. Perhitungan Periode Ulang (T) T T = 25 tahun 5
  • 6. 3. Perhitungan Kedalaman Hujan (D) Misalkan persamaan logaritmik hubungan antara kedalaman hujan (y) dengan probabilitas % (x) untuk durasi 1 jam adalah y = -0,501 ln (x) + 3,2498 Maka, D = -0,501 ln (4) + 3,2498 D = 2,56 inchi 4. Perhitungan Intensitas Hujan (inchi/hour) Intensitas hujan = Intensitas hujan = = 2,56 inchi/hour 6