Dokumen tersebut membahas tentang analisis kurva Depth Duration Frequency (DDF) dan Intensity Duration Frequency (IDF) untuk menentukan kedalaman dan intensitas hujan berdasarkan durasi dan periode ulang. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain menganalisis kurva probabilitas hujan, menentukan kurva DDF, dan membuat kurva IDF untuk memperoleh hubungan antara parameter-parameter hujan. Hasilnya menunjukkan pola hubungan yang sama namun nilai ber
Praktikum 4 anhid (ANALISIS KURVA DEPTH DURATION FREQUENCY (DDF) DAN INTENSITY DURATION FREQUENCY (IDF))
1. BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 2.2 Analisis Hujan dengan kurva DDF dan
IDF
Hujan adalah komponen masukan penting
dalam proses hidrologi. Parameter hujan yang Analisis hubungan dua parameter
untuk analisis limpasan maupun banjir hujan yang penting berupa intensitas dan
diantaranya adalah intensitas, durasi, durasi dapat dihubungkan secara statistik
kedalaman, dan frekuensi. dengan suatu frekuensi kejadiannya.Penyajian
secara grafik hubungan ini menurut Loebis
Kedalaman hujan berhubungan dengan
(1992) adalah berupa kurva Intensity-
durasi dan frekuensi dapat diekspresikan
Duration-Frequency (IDF). Intensitas curah
dengan kurva Depht Duration
hujanadalah ketinggian curahhujan yang
Frequency(DDF). Sedangkan, Intensitas
terjadi pada suatu kurun waktu di mana
berhubungan dengan durasi dan frekuensi
airtersebut terkonsentrasi .Intensitas curah
dapat diekspresikan dengan kurva Intensity
hujan dinotasikan dengan huruf Idengan
Duration Frequency (IDF). Kurva IDF dapat
satuan mm/jam. Besarnya intensitas
digunakanuntuk menghitung banjir rencana
curahhujan sangat diperlukan dalam
dengan mempergunakan metode rasional.
perhitungan debitbanjir rencana berdasar
metode Rasional.
1.2 Tujuan Suyono dan Takeda (1993)
Tujuandilaksanakannyapraktikuminiy menyebutkan bahwa analisis IDFmemerlukan
aituuntukmenentukan kedalaman hujan tiap analisis frekuensi dengan menggunakanseri
durasi waktu pada beberapa periode ulang. data yang diperoleh dari rekaman data hujan.
Jikatidak tersedia waktu untuk mengamati
besarnyaintensitas hujan atau disebabkan oleh
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA karena alatnyatidak ada, dapat ditempuh cara-
2.1 Probabilitas Hujan cara empiris denganmempergunakan rumus-
Probabilitas hujan merupakan rumus eksperimentil sepertirumus Talbot,
peluang terjadinya hujan dengan nilai Sherman dan Ishigura.
kedalaman hujan tertentu dan pada durasi Sri Harto (1993) menyebutkan bahwa
waktu tertentu. Soemarto (1987) menyebutkan analisis IDFmemerlukan analisis frekuensi
bahwa dalam proses pengalihragaman hujan dengan menggunakanseri data yang diperoleh
menjadi aliranada beberapa sifat hujan yang dari rekaman data hujan.Dalam statistik
penting untukdiperhatikan, antara lain adalah dikenal empat macam distribusifrekuensi yang
intensitas hujan (I),lama waktu hujan (t), banyak digunakan dalam hidrologi,yaitu
kedalaman hujan (d), frekuensi(f) dan luas distribusi Normal, Log-Normal, Gumbel
pengaruh hujan (A). Komponen hujan dengan danLog Pearson III. Masing-masing
sifat-sifatnya inidapat dianalisis berupa hujan distribusimempunyai sifat yang khas, sehingga
titik maupun hujan rata-ratayang meliputi luas data curahhujan harus diuji kecocokannya
daerah tangkapan (chatment)yang kecil sampai dengan sifat statistikmasing-masing distribusi
yang besar. tersebut. Pemilihan jenisdistribusi yang tidak
Durasi adalah lamanya suatu kejadian benar dapat menimbulkankesalahan perkiraan
hujan. Intensitas hujan yang tinggi menurut yang cukup besar, baik overestimated maupun
Sudjarwadi (1987) pada umumnya under estimated.Kala ulang (return period)
berlangsung dengan durasi pendek dan diartikan sebagai waktu dimana hujan atau
meliputi daerah yang tidak sangat luas. Hujan debit dengan satuan besaran tertenturata-rata
yang meliputi daerah luas, jarang sekalidengan akan disamai atau dilampaui sekali
intensitas tinggi, tetapi dapat berlangsung dalamjangka waktu tersebut. Dalam hal ini
dengan durasi cukup panjang. Kombinasi dari tidak berartibahwa selama jangka waktu ulang
intensitas hujan yang tinggi dengan durasi itu (misalnya Ttahun) hanya sekali kejadian
panjang jarang terjadi, tetapi apabila terjadi yang menyamai ataumelampaui, tetapi
berarti sejumlah besar volume air bagaikan merupakan perkiraan bahwa hujanatau debit
ditumpahkan dari langit. tersebut akan disamai atau dilampaui K
1
2. kalidalam jangka panjang L tahun, dimana Kedalaman (inchi)
K/L kira-kirasama dengan 1/T . T(yr) P P(%)
1 jam 6 jam 24 jam
BAB III. METODOLOGI 25 0,04 4 2,56 5,34 6,54
3.1 AlatdanBahan 10 0,1 10 2,10 4,22 5,14
Alatdanbahan yang 5 0,2 20 1,75 3,37 4,09
digunakanpadapraktikum kali iniyaitu:
2 0,5 50 1,29 2,25 2,69
Data kedalam hujan (depth) tahunan
untuk tiap durasi pengukuran dari Plotkan data periode ulang (sumbu x) dan
stasiun cuaca Chicago airport tahun kedalaman hujan (sumbu y) untuk tiap durasi,
19-49-1972 kemudian tentukan persamaannya dengan
menggunakan persamaan logaritmik.
Ms. Excel
3. Kurva Intensity Duration Frequency
Alat tulis (IDF)
Untuk membuat kurva IDF, nilai
3.2 LangkahKerja kedalaman hujan masing-masing durasi yang
1. Kurva Probabilitas diperoleh dari persamaan kurva DDF dibagi
dengan lama durasi untuk mendapatkan
Untuk mendapat kurva probabilitas, intensitas hujan.
langkah awalnya yaitu mengurutkan data
kedalaman hujan masing-masing durasi mulai Tabel 2 Hubungan antara Periode Ulang (T),
dari terbesar sampai yang terkecil. Selanjutnya Probabilitas (P), Kedalaman dan Intensitas
memberi ranking untuk maisng-masing data Hujan
dan menentukan peluang untuk setiap urutan Kedalaman (inchi) Intensitas (inchi/hr)
data dengan metode Weilbul dengan T(yr) P P(%)
persamaan berikut ini: 1 jam 6 jam 24 jam 1 6 24
P: probabilitas 25 0,04 4 2,56 5,34 6,54 2,56 0,89 0,27
P
m: nomor urut data
n : jumlah data
10 0,1 10 2,10 4,22 5,14 2,10 0,70 0,21
Ubah peluang tersebut kedalam persen 5 0,2 20 1,75 3,37 4,09 1,75 0,56 0,17
(hasilnya terlampir) dan plotkan data
kedalaman hujan (sumbu x) untuk tiap durasi ,
2 0,5 50 1,29 2,25 2,69 1,29 0,38 0,11
kemudian tentukan persamaannya untuk tiap Plotkan data periode ulang (sumbu x) dan
durasi dengan menggunakan persaman intensitas hujan (sumbu y) untuk tiap durasi,
logaritmik. kemudian tentukan persamaannya dengan
2. Kurva Depth Duration Frequency (DDF) menggunakan persamaan logaritmik.
Menentukan periode ulang tiap data
dengan persamaan berikut ini : IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
T= 4.1 Analisis Kurva Probabilitas
Hujan merupakan komponenpenting
Dengan menggunakan persamaan yang dalam siklus hidrologi. Kurva probabilitas
diperoleh pada kurva probabilitas, dapat hujan menggambarkan hubungan antara nilai
ditentukan nilai kedalaman hujan masing- kedalaman hujan dengan persen probabilitas
masing durasi untuk beberapa periode ulang. terjadinya hujan pada durasi waktu tertentu.
Tabel 1Hubungan antara Periode Ulang (T),
Probabilitas (P) dan Kedalaman Hujan
2
3. Gambar 1 Kurva Probabilitas
Berdasarkan gambar 1 dapat
Gambar 2 Kurva Depth Duration Frequency
diketahui bahwa nilai probabilitas kedalaman
(DDF)
hujan pada durasi 1 jam, 6 jam, dan 24 jam
berbeda-beda. Semakin besar durasinya maka Nilai kedalaman hujan pada gambar 2
semakin besar juga probabilitas kedalaman diperoleh persamaan logaritmik pada kurva
hujan karena kemungkinan nilai kedalaman probabilitas. Selain itu, pada gambar 2 dapat
hujannya akan semakin bervariasi. Dan diketahui bahwa hubungan antara kedalaman
sebaliknya, semakin kecil durasinya maka hujan terhadap durasi pada periode ulang 25
semakin kecil juga probabilitas kedalaman tahun, 10 tahun, 5 tahun, dan 2 tahun memiliki
hujan. Dari kurva probabilitas didapatkan pola yang sama namun nilai kedalaman
suatu persamaan logaritmik yang akan hujannya berbeda-beda, dimana semakin besar
digunakan untuk menentukan nilai kedalaman periode ulang maka nilai kedalaman hujannya
hujan pada analisis Depth Duration Frequency juga akan semakin besar dan sebaliknya.
(DDF). Seperti pada kurva probabilitas, kedalaman
hujan memiliki nilai yang lebih besar pada
4.2 Analisis Kurva DDF dan IDF
durasi yang besar pula.
Analisis hubungan dua parameter
hujan yang penting berupa intensitas dan
durasi dapat dihubungkan melalui kurva
Intensity Duration Frequency (IDF).Namun,
sebelum menetukan analisis Intensity Duration
Frequency (IDF) terlebih dahulu diperlukan
analisis Depth Duration Frequency (DDF)
yang menghubungkan parameter kedalaman
hujan dengan durasi.
Gambar 3 Kurva Intensity Duration Frequency
(IDF)
Darigambar 3 dapat diketahui bahwa
hubungan antara intensitas hujan terhadap
durasi pada periode ulang 25 tahun, 10 tahun,
3
4. 5 tahun, dan 2 tahun memiliki pola yang sama
namun nilai intensitas hujannya berbeda-beda.
Semakin besar durasi maka nilai intensitas
hujan akan semakin kecil, dan sebaliknya
semakin kecil durasi maka kecil juga nilai
intensitas hujan.
V. KESIMPULAN
Dari praktikum Analisis Kurva Depth
Duration Frequency (DDF) dan Intensity
Duration Frequency (IDF)dapat disimpulkan
bahwa hubungan antara kedalaman hujan
terhadap durasi pada periode ulang 25 tahun,
10 tahun, 5 tahun, dan 2 tahun memiliki pola
yang sama namun nilai kedalaman hujannya
berbeda-beda, dimana semakin besar periode
ulang maka nilai kedalaman hujannya juga
akan semakin besar dan sebaliknya.
Sedangkan, hubungan antara intensitas hujan
terhadap durasi pada periode ulang 25 tahun,
10 tahun, 5 tahun, dan 2 tahun memiliki pola
yang sama namun nilai intensitas hujannya
berbeda-beda. Semakin besar durasi maka
nilai intensitas hujan akan semakin kecil, dan
sebaliknya semakin kecil durasi maka kecil
juga nilai intensitas hujan.
DAFTAR PUSTAKA
Joesron Loebis. (1992). Banjir Rencana Untuk
Bangunan Air. Departemen Pekerjaan
Umum.
Soemarto, CD. (1987).Hidrologi Teknik.
UsahaNasional, Surabaya.
Sosrodarsono, S., dan Takeda. (1993).
Hidrologi Untuk Pengairan. P.T.
Pradnya Paramita,Jakarta.
Sri Harto Br. (1993). Analisis Hidrologi.
PTGramedia, Jakarta.
Sudjarwadi. (1987). Teknik Sumber Daya Air.
PAUIlmu Teknik UGM, Yogyakarta.
4