SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Tipe-Tipe Pembelajaran Kooperatif dan Teknik Aplikasinya 
Tipe-Tipe Pembelajaran Kooperatif dan Teknik Aplikasinya. 
Beberapa tipe pembelajaran kooperatif dan teknik aplikasinya menurut para ahli adalah sebagai 
berikut: 
1. Pembelajaran Kooperatif Jigsaw. 
Pertama kali dikembangkan oleh Aronson dkk. Dengan langkah aplikasinya sebagai berikut: 
a. Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan setiap kelompok terdiri dari 
4-6 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan tinggi, sedang, dan 
rendah serta jika mungkin anggota berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda tetapi tetap 
mengutamakan kesetaraan jender. Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota dalam 
kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan dipelajari siswa 
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam tipe Jigsaw ini, setiap siswa diberi 
tugas mempelajari salah satu bagian materi pembelajaran tersebut. Semua siswa dengan materi 
pembelajaran yang sama belajar bersama dalam kelompok yang disebut kelompok ahli 
(Counterpart Group/CG). 
Dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama, serta 
menyusun rencana bagaimana menyampaikan kepada temannya jika kembali ke kelompok asal. 
Kelompok asal ini oleh Aronson disebut kelompok jigsaw (gigi gergaji). 
Misal suatu kelas dengan jumlah siswa 40, dan materi pembelajaran yang dicapai sesuai dengan 
tujuan pembelajarannya terdiri dari dari 5 bagian materi pembelajaran, maka dari 40 siswa akan 
terdapat 5 kelompok ahli yang beranggotakan 8 siswa dan 8 kelompok asal yang terdiri dari 5 
siswa. Setiap anggota kelompok ahli akan kembali ke kelompok asal memberikan informasi 
yang telah diperoleh dalam diskusi di kelompok ahli dan setiap siswa menyampaikan apa yang 
telah diperoleh atau dipelajari dalam kelompok ahli. Guru memfasilitasi diskusi kelompok baik 
yang dilakukan oleh kelompok ahli maupun kelompok asal. 
b. Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal, selanjutnya dilakukan 
presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan pengundian salah satu kelompok untuk 
menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi 
pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan. 
c. Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual. 
d. Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan 
perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya 
(terkini). 
e. Materi sebaiknya secara alami dapat dibagi menjadi beberapa bagian materi pembelajaran. 
f. Perlu diperhatikan bahwa jika menggunakan tipe Jigsaw untuk belajar materi baru, perlu 
dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi yang runtut serta cukup sehingga tujuan pembelajaran 
dapat tercapai. 
2. Pembelajaran kooperatif tipe NHT (Number Heads Together). 
Pembelajaran kooperatif tipe NHT dikembangkan oleh Spencer Kagen (1993). Pada umumnya 
NHT digunakan untuk melibatkan siswa dalam penguatan pemahaman pembelajaran atau 
mengecek pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
Langkah-langkah penerapan tipe NHT: 
a. Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada siswa sesuai kompetensi 
dasar yang akan dicapai. 
b. Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau 
skor awal. 
c. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa, setiap 
anggota kelompok diberi nomor atau nama. 
d. Guru mengajukan permasalahan untuk dipecahkan bersama dalam kelompok. 
e. Guru mengecek pemahaman siswa dengan menyebut salah satu nomor (nama) anggota 
kelompok untuk menjawab. Jawaban salah satu siswa yang ditunjuk oleh guru merupakan wakil 
jawaban dari kelompok. 
f. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan 
penegasan pada akhir pembelajaran. 
g. Guru memberikan tes/kuis kepada siswa secara individual. 
h. Guru memberi penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan 
nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini). 
3. Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions). 
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang digunakan untuk mendukung dan memotivasi 
siswa mempelajari materi secara berkelompok. Tipe STAD dikembangkan oleh Slavin (1995) 
dan merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi 
diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran 
guna mencapai prestasi yang maksimal. Pada proses pembelajaran kooperatif tipe STAD, 
melalui lima tahapan, lebih jelasnya tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran tersebut adalah: 
a. Tahapan penyajian materi, yang mana guru memulai dengan menyampaikan indikator yang 
harus dicapai dan memotivasi rasa ingin tahu siswa tetang materi yang akan dipelajari. 
Dilanjutkan dengan memberikan apersepsi dengan tujuan mengingatkan siswa terhadap materi 
prasyarat yang telah dipelajari, agar siswa dapat menghubungkan materi yang akan disajikan 
dengan pengetahuan yang telah dimiliki. Lamanya penyajian materi bergantung dengan 
kekomplekan materi yang akan di bahas. Dalam pengembangan materi pembelajaran perlu 
ditekankan hal-hal sebagai berikut (a) mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa 
yang dipelajari siswa dalam kelompok, (b) menekankan bahwa belajar adalah memahami makna, 
dan bukan hapalan, (c) memberikan umpan balik sesering mungkin untuk mengontrol 
pemahaman siswa, (d) memberikan penjelasan mengapa jawaban itu benar atau salah. 
b. Tahap kerja kelompok, pada tahap ini setiap siswa diberi lembar tugas sebagai bahan yang 
harus dipelajari. Dalam kerja kelompok siswa saling berbagi tugas, saling membantu 
memberikan penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat memahami materi yang dibahas 
dan satu lembar dikumpulkan sebagai hasil kerja kelompok. Pada tahap ini guru berperan sebagai 
fasilitator dan motivator kegiatan tiap kelompok. 
c. Tahap tes individu, yaitu untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar telah dicapai, 
diadakan tes secara individual, mengenai materi yang telah dibahas. Skor perolehan individu ini 
didata dan diarsipkan, yang akan digunakan pada perhitungan perolehan skor kelompok dan tes 
dilaksanakan secara tertulis melalui tatap muka di kelas. 
d. Tahap perhitungan skor perkembangan individu, dihitung berdasarkan pada skor tes awal. 
Berdasarkan skor tes awal setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan 
sumbangan yang sama untuk memberikan sumbangan skor maksimal bagi kelompoknya
berdasarkan skor tes yang diperolehnya. Penghitungan perkembangan skor individu dimaksud 
agar siswa terpacu untuk memperoleh prestasi terbaik sesuai dengan kemampuanya. 
Langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD: 
a. Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada siswa sesuai kompetensi 
dasar yang akan dicapai. 
b. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individual sehingga akan diperoleh skor 
awal. 
c. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa dengan 
kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang, dan rendah). Jika mungkin anggota kelompok 
berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda tetapi tetap mementingkan kesetaraan jender. 
d. Bahan materi yang telah dipersiapkan didiskusikan dalam kelompok untuk mencapai 
kompetensi dasar. Pembelajaran kooperatif tipe STAD biasanya digunakan untuk penguatan 
pemahaman materi. 
e. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan 
penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari. 
f. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individual. 
g. Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil 
belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini). 
4. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization atau Team Accelerated 
Instruction). 
Pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Slavin. Tipe ini mengkombinasikan 
keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk 
mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. 
Oleh karena itu, kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah, 
ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran 
yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok 
untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok 
bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama. 
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah sebagai berikut: 
a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara 
individual yang sudah dipersiapkan oleh guru. 
b. Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau 
skor awal. 
c. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa dengan tingkat 
kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang, dan rendah). Jika mungkin, anggota kelompok 
terdiri dari ras, budaya, suku yang berbeda tetapi tetap mengutamakan kesetaraan jender. 
d. Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi kelompok, 
setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok. 
e. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan 
penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari. 
f. Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual. 
g. Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil 
belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini). 
5. Model Pembelajaran Kooperatif: Think-Pair-Share.
Dikemukakan oleh Frank Lyman (1985). Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share 
merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang mampu mengubah asumsi bahwa 
metode resitasi dan diskusi perlu diselenggarakan dalam setting kelompok kelas secara 
keseluruhan. Think-Pair-Share memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk 
memberi siswa waktu yang lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu 
sama lain. Dari cara seperti ini diharapkan siswa mampu bekerja sama, saling membutuhkan, dan 
saling tergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. 
Langkah-langkah pelaksanaan antara lain: 
a. Guru menyampaikan inti materi atau komptensi yang ingin dicapai. 
b. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi atau permasalahan yang disampaikan guru. 
c. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok dua orang) dan 
mengutarakan hasil pemikiran masing-masing. 
d. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya. 
e. Berawal dari kegiatan tersebut, guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan 
menambah materi yang belum diungkap siswa. 
f. Guru memberikan kesimpulan. 
g. Penutup. 
6. Model Pembelajaran Kooperatif : Picture and Picture. 
Sesuai dengan namanya, tipe ini menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran yaitu 
dengan cara memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Melalui cara 
seperti ini diharapkan siswa mampu berpikir dengan logis sehingga pembelajaran menjadi 
bermakna. 
Langkah-langkah pelaksanaannya: 
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 
b. Menyajikan materi sebagai pengantar. 
c. Guru menunjukkan atau memperlihatkan gamabar-gambar kegiatan yang berkaitan dengan 
materi. 
d. Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian memasang/ mengurutkan gambar 
menjadi urutan yang logis. 
e. Guru menanyakan alasan/ dasar pemikiran urutan gambar tersebut. 
f. Dari alasan/ urutan gambar tersebut guru mulai menanamkan konsep atau materi sesuai dengan 
kompetensi yang ingin dicapai. 
g. Kesimpulan. 
7. Model Pembelajaran Kooperatif : Problem Posing. 
Tipe pembelajaran kooperatif problem posing merupakan pendekatan pembelajaran yang 
diadaptasikan dengan kemampuan siswa, dan dalam proses pembelajarannya difokuskan pada 
membangun struktur kognitif siswa serta dapat memotivasi siswa untuk berpikir kritis dan 
kreatif. Proses berpikir demikian dilakukan siswa dengan cara mengingatkan skemata yang 
dimilikinya dengan mempergunakannya dalam merumuskan pertanyaan. Dengan pendekatan 
problem posing siswa dapat pengalaman langsung dalam membentuk pertanyaan sendiri. 
8. Model Pembelajaran Kooperatif : Problem Solving. 
Problem solving (pembelajaran berbasis masalah) merupakan pendekatan pembelajaran yang 
menggiring siswa untuk dapat menyelesaikan masalah (problem). Masalah dapat diperoleh dari 
guru atau dari siswa. Dalam proses pembelajarannya siswa dilatih untuk kritis dan kreatif dalam
memecahkan masalah serta difokuskan pada membangun struktur kognitif siswa. 
9. Model Pembelajaran Kooperatif : Team Games Tournament (TGT). 
Pada pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT), peserta didik 
dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil beranggotakan empat peserta didik yang 
masing-masing anggotanya melakukan turnamen pada kelompoknya masing-masing. Pemenang 
turnamen adalah peserta didik yang paling banyak menjawab soal dengan benar dalam waktu 
yang paling cepat. 
10. Model Pembelajaran Kooperatif : Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). 
Tipe CIRC dalam model pembelajaran kooperatif merupakan tipe pembelajaran yang 
diadaptasikan dengan kemampuan peserta didik, dan dalam proses pembelajarannya bertujuan 
membangun kemampuan peserta didik untuk membaca dan menyusun rangkuman berdasarkan 
materi yang dibacanya. 
11. Model Pembelajaran Kooperatif : Learning Cycle (Daur Belajar). 
Learning Cycle merupakan tipe pembelajaran yang memiliki lima tahap pembelajaran, yaitu (1) 
tahap pendahuluan (engage), (2) tahap eksplorasi (exploration), (3) tahap penjelasan 
(explanation), (4) tahap penerapan konsep (elaboration), dan (5) tahap evaluasi (evaluation). 
12. Model Pembelajaran Kooperatif : Cooperative Script (CS). 
Model pemebelajaran ini dikemukakan oleh Dansereau dkk (1985). Dalam tipe pembelajaran 
Cooperative Script siswa berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian 
dari materi yang dipelajari. 
Langkah-langkah pelaksanaan: 
a. Guru membagi siswa berpasangan. 
b. Guru membagi wacana atau materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan. 
c. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang 
berperan sebagai pendengar. 
13. Model pembelajaran kooperatif make a match (mencari pasangan). 
Dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan tehnik ini adalah siswa 
mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang 
menyenangkan. 
Langkah-langkah penerapan metode make a match sebagai berikut: 
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk 
sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. 
b. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban. 
c. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang. 
d. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya: pemegang kartu 
yang bertuliskan nama tumbuhan dalam bahasa Indonesia akan berpasangan dengan nama 
tumbuhan dalam bahasa latin (ilmiah). 
e. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. 
Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan 
kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama. 
f. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari
sebelumnya, demikian seterusnya. 
g. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok. 
h. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran. 
14. Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. 
Dikembangkan oleh Sharan (1992), dengan langkah-langkah sebagai berikut: 
a. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen. 
b. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok. 
c. Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas satu materi atau tugas 
yang berbeda dari kelompok lain. 
d. Masing-masing kelompok membahas materi yang ada secara kooperatif yang bersifat 
penemuan. 
e. Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok. 
f. Guru memebrikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan. 
g. Evaluasi. 
h. Penutup. 
15. Model pembelajaran kooperatif PBL (Problem Base Learning). 
PBL (Problem Based Learning) adalah suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah 
dunia nyata. Sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan 
keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang 
esensial dari materi pelajaran. 
16. Model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray ( dua tinggal-dua tamu). 
Model ini diajukan oleh Spencer Kagan (1992), dimana dalam model ini memberikan 
kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lainnya. 
Langkah-langkah pelaksanaan: 
a. Siswa bekerjasama dalam kelompok yang berjumlah 4 (empat) orang. 
b. Setelah selesai maka dua orang dari masing-masing kelompok menjadi tamu kelompok yang 
lain. 
c. Dua orang yang tinggal dalam kelompok membagikan hasil kerja dan informasi kepada tamu. 
d. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan hasil temuan 
mereka dan kelompok lainnya. 
e. Kelompok mencocokkan dan membahasa hasil kerja mereka. 
17. Model pembelajaran kooperatif inside Outside Circle (IOC). 
Dikemukakan oleh spencer Kagan, dimana pada pembelajaran ini siswa saling membagi 
informasi pada saat bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. 
Adapaun langkah-langkah pelaksanaannya sebagai berikut: 
a. Separuh kelas berdiri dan membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar. 
b. Separuh yang lain membentuk lingkaran diluar lingkaran pertama dan menghadap kedalam. 
c. Dua siswa berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbaga informasi, pertukaran informasi 
ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan. 
d. Kemudian siswa yang berada pada lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang 
berada pada lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.
e. Sekarang giliran siswa yang berada di lingkaran besar yang membagi informasi dan 
seterusnya. 
18. Model pembelajaran kooperatif Snowball throwing. 
Adapun langkah-langkah pelaksanaan Snowball throwing adalah sebagai berikut: 
a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan. 
b. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk 
memberikan penjelasan tentang materi. 
c. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian 
menyampaikan materi yang diajarkan guru kepada temannya. 
d. Kenudin masing-msiang siswa diberi satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu 
pertanyaan apa saja yang menyangkut materi dan sudah dijelaskan oleh ketua kelompok. 
e. Kemudin kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu 
siswa kepada siswa lain selama ± 15 menit. 
f. Setelah siswa mendapat satu bola/ satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk 
menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian. 
g. Evaluasi. 
h. Penutup.

More Related Content

What's hot

Model pembelajaran kooperatif jigsaw
Model pembelajaran kooperatif jigsawModel pembelajaran kooperatif jigsaw
Model pembelajaran kooperatif jigsawliska dewi
 
Model kooperatif tipe jigsaw
Model kooperatif tipe jigsawModel kooperatif tipe jigsaw
Model kooperatif tipe jigsawYuslipah
 
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIFSTRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIFMuhamad Yogi
 
Strategi Pembelajaran Kooperatif
Strategi Pembelajaran KooperatifStrategi Pembelajaran Kooperatif
Strategi Pembelajaran Kooperatiftaufik ikhsan
 
Tugas ke 1
Tugas ke 1Tugas ke 1
Tugas ke 1CUDAY92
 
Aneka metode-pembelajaran
Aneka metode-pembelajaranAneka metode-pembelajaran
Aneka metode-pembelajaranErje Samawa
 
STAD strategi belajar mengajar
STAD strategi belajar mengajarSTAD strategi belajar mengajar
STAD strategi belajar mengajarRysa Ilmiana
 
Team Game Tournament
Team Game TournamentTeam Game Tournament
Team Game TournamentUfiet Starry
 
Team Games Tournament (TGT)
Team Games Tournament (TGT)Team Games Tournament (TGT)
Team Games Tournament (TGT)Anis Arzhia
 
TUGASAN MTE3107 : KEPENTINGAN KAEDAH KOPERATIF
TUGASAN MTE3107 : KEPENTINGAN KAEDAH KOPERATIFTUGASAN MTE3107 : KEPENTINGAN KAEDAH KOPERATIF
TUGASAN MTE3107 : KEPENTINGAN KAEDAH KOPERATIFRafiza Diy
 
Ppt model pembelajaran
Ppt model pembelajaranPpt model pembelajaran
Ppt model pembelajaranMochmujibMujib
 
Model pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kooperatif Model pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kooperatif Mas Syarifah
 
macam-macam metode pembelajaran
macam-macam metode pembelajaranmacam-macam metode pembelajaran
macam-macam metode pembelajaranreza ediya
 
Pengaruh pembelajaran kooperatif tipe stad
Pengaruh pembelajaran kooperatif tipe stadPengaruh pembelajaran kooperatif tipe stad
Pengaruh pembelajaran kooperatif tipe stadAhmad Yanwar
 

What's hot (20)

Ppt model pembelajaran
Ppt model pembelajaranPpt model pembelajaran
Ppt model pembelajaran
 
Paper
PaperPaper
Paper
 
Model pembelajaran kooperatif jigsaw
Model pembelajaran kooperatif jigsawModel pembelajaran kooperatif jigsaw
Model pembelajaran kooperatif jigsaw
 
Model kooperatif tipe jigsaw
Model kooperatif tipe jigsawModel kooperatif tipe jigsaw
Model kooperatif tipe jigsaw
 
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIFSTRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
 
Model Pembelajaran Kooperatif
Model  Pembelajaran KooperatifModel  Pembelajaran Kooperatif
Model Pembelajaran Kooperatif
 
Strategi Pembelajaran Kooperatif
Strategi Pembelajaran KooperatifStrategi Pembelajaran Kooperatif
Strategi Pembelajaran Kooperatif
 
Ppt jigsaw 7
Ppt jigsaw 7Ppt jigsaw 7
Ppt jigsaw 7
 
Bagian ii
Bagian ii Bagian ii
Bagian ii
 
Tugas ke 1
Tugas ke 1Tugas ke 1
Tugas ke 1
 
Aneka metode-pembelajaran
Aneka metode-pembelajaranAneka metode-pembelajaran
Aneka metode-pembelajaran
 
STAD strategi belajar mengajar
STAD strategi belajar mengajarSTAD strategi belajar mengajar
STAD strategi belajar mengajar
 
Jigsaw
JigsawJigsaw
Jigsaw
 
Team Game Tournament
Team Game TournamentTeam Game Tournament
Team Game Tournament
 
Team Games Tournament (TGT)
Team Games Tournament (TGT)Team Games Tournament (TGT)
Team Games Tournament (TGT)
 
TUGASAN MTE3107 : KEPENTINGAN KAEDAH KOPERATIF
TUGASAN MTE3107 : KEPENTINGAN KAEDAH KOPERATIFTUGASAN MTE3107 : KEPENTINGAN KAEDAH KOPERATIF
TUGASAN MTE3107 : KEPENTINGAN KAEDAH KOPERATIF
 
Ppt model pembelajaran
Ppt model pembelajaranPpt model pembelajaran
Ppt model pembelajaran
 
Model pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kooperatif Model pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kooperatif
 
macam-macam metode pembelajaran
macam-macam metode pembelajaranmacam-macam metode pembelajaran
macam-macam metode pembelajaran
 
Pengaruh pembelajaran kooperatif tipe stad
Pengaruh pembelajaran kooperatif tipe stadPengaruh pembelajaran kooperatif tipe stad
Pengaruh pembelajaran kooperatif tipe stad
 

Similar to Model pembelajaraan kooperatif

Team Game Tournament (Fitri Astuti, 0903558)
Team Game Tournament (Fitri Astuti, 0903558)Team Game Tournament (Fitri Astuti, 0903558)
Team Game Tournament (Fitri Astuti, 0903558)Interest_Matematika_2011
 
SssStrategi pembelajaran kooperatif.pptx
SssStrategi pembelajaran kooperatif.pptxSssStrategi pembelajaran kooperatif.pptx
SssStrategi pembelajaran kooperatif.pptxStuckLegend
 
model pembelajaran
model pembelajaranmodel pembelajaran
model pembelajaranBakaJanai
 
Diklat P Nurkhotib.pptx
Diklat P Nurkhotib.pptxDiklat P Nurkhotib.pptx
Diklat P Nurkhotib.pptxDomini6
 
Perencanaan Pembelajaran - Cooperative learning
Perencanaan Pembelajaran - Cooperative learningPerencanaan Pembelajaran - Cooperative learning
Perencanaan Pembelajaran - Cooperative learningnoussevarenna
 
Sintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranSintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranrestya21
 
Jawaban soal mata kuliah pembelajaran mtk sd kelas rendah
Jawaban soal mata kuliah pembelajaran mtk sd kelas rendahJawaban soal mata kuliah pembelajaran mtk sd kelas rendah
Jawaban soal mata kuliah pembelajaran mtk sd kelas rendahArya Ningrat
 
Tipe pembelajaran kooperatif
Tipe pembelajaran kooperatifTipe pembelajaran kooperatif
Tipe pembelajaran kooperatifSeptia Nur'aini
 
Group Investigation ppt
Group Investigation pptGroup Investigation ppt
Group Investigation pptMuhamad Yogi
 
Analisis Video Pembelajaran Problem Based Learning.pptx
Analisis Video Pembelajaran Problem Based Learning.pptxAnalisis Video Pembelajaran Problem Based Learning.pptx
Analisis Video Pembelajaran Problem Based Learning.pptxkobolyoko
 
Artikel Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Kaitannya dengan Teori ...
Artikel Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Kaitannya dengan Teori ...Artikel Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Kaitannya dengan Teori ...
Artikel Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Kaitannya dengan Teori ...yurika mariani
 
Model pembelajaran-kooperatif
Model pembelajaran-kooperatifModel pembelajaran-kooperatif
Model pembelajaran-kooperatifwiwidwidyawati
 
Buku saku model pembelajaran
Buku saku model pembelajaran Buku saku model pembelajaran
Buku saku model pembelajaran Yan Chen
 

Similar to Model pembelajaraan kooperatif (20)

Team Game Tournament (Fitri Astuti, 0903558)
Team Game Tournament (Fitri Astuti, 0903558)Team Game Tournament (Fitri Astuti, 0903558)
Team Game Tournament (Fitri Astuti, 0903558)
 
SssStrategi pembelajaran kooperatif.pptx
SssStrategi pembelajaran kooperatif.pptxSssStrategi pembelajaran kooperatif.pptx
SssStrategi pembelajaran kooperatif.pptx
 
model pembelajaran
model pembelajaranmodel pembelajaran
model pembelajaran
 
Makalah pendidikan
Makalah pendidikanMakalah pendidikan
Makalah pendidikan
 
Diklat P Nurkhotib.pptx
Diklat P Nurkhotib.pptxDiklat P Nurkhotib.pptx
Diklat P Nurkhotib.pptx
 
Perencanaan Pembelajaran - Cooperative learning
Perencanaan Pembelajaran - Cooperative learningPerencanaan Pembelajaran - Cooperative learning
Perencanaan Pembelajaran - Cooperative learning
 
Sintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranSintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaran
 
Jawaban soal mata kuliah pembelajaran mtk sd kelas rendah
Jawaban soal mata kuliah pembelajaran mtk sd kelas rendahJawaban soal mata kuliah pembelajaran mtk sd kelas rendah
Jawaban soal mata kuliah pembelajaran mtk sd kelas rendah
 
Tipe pembelajaran kooperatif
Tipe pembelajaran kooperatifTipe pembelajaran kooperatif
Tipe pembelajaran kooperatif
 
Model kooperatif
Model kooperatif Model kooperatif
Model kooperatif
 
Type tai
Type taiType tai
Type tai
 
Group Investigation ppt
Group Investigation pptGroup Investigation ppt
Group Investigation ppt
 
Analisis Video Pembelajaran Problem Based Learning.pptx
Analisis Video Pembelajaran Problem Based Learning.pptxAnalisis Video Pembelajaran Problem Based Learning.pptx
Analisis Video Pembelajaran Problem Based Learning.pptx
 
Nht yatin dr 1006578
Nht yatin dr 1006578Nht yatin dr 1006578
Nht yatin dr 1006578
 
Model pembelajaran k2004
Model pembelajaran k2004Model pembelajaran k2004
Model pembelajaran k2004
 
Mdel kooperatif
Mdel kooperatifMdel kooperatif
Mdel kooperatif
 
Artikel Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Kaitannya dengan Teori ...
Artikel Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Kaitannya dengan Teori ...Artikel Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Kaitannya dengan Teori ...
Artikel Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Kaitannya dengan Teori ...
 
Model pembelajaran-kooperatif
Model pembelajaran-kooperatifModel pembelajaran-kooperatif
Model pembelajaran-kooperatif
 
Buku saku model pembelajaran
Buku saku model pembelajaran Buku saku model pembelajaran
Buku saku model pembelajaran
 
Tugas kelompok ppt
Tugas kelompok pptTugas kelompok ppt
Tugas kelompok ppt
 

Model pembelajaraan kooperatif

  • 1. Tipe-Tipe Pembelajaran Kooperatif dan Teknik Aplikasinya Tipe-Tipe Pembelajaran Kooperatif dan Teknik Aplikasinya. Beberapa tipe pembelajaran kooperatif dan teknik aplikasinya menurut para ahli adalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran Kooperatif Jigsaw. Pertama kali dikembangkan oleh Aronson dkk. Dengan langkah aplikasinya sebagai berikut: a. Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan setiap kelompok terdiri dari 4-6 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan tinggi, sedang, dan rendah serta jika mungkin anggota berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda tetapi tetap mengutamakan kesetaraan jender. Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota dalam kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam tipe Jigsaw ini, setiap siswa diberi tugas mempelajari salah satu bagian materi pembelajaran tersebut. Semua siswa dengan materi pembelajaran yang sama belajar bersama dalam kelompok yang disebut kelompok ahli (Counterpart Group/CG). Dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama, serta menyusun rencana bagaimana menyampaikan kepada temannya jika kembali ke kelompok asal. Kelompok asal ini oleh Aronson disebut kelompok jigsaw (gigi gergaji). Misal suatu kelas dengan jumlah siswa 40, dan materi pembelajaran yang dicapai sesuai dengan tujuan pembelajarannya terdiri dari dari 5 bagian materi pembelajaran, maka dari 40 siswa akan terdapat 5 kelompok ahli yang beranggotakan 8 siswa dan 8 kelompok asal yang terdiri dari 5 siswa. Setiap anggota kelompok ahli akan kembali ke kelompok asal memberikan informasi yang telah diperoleh dalam diskusi di kelompok ahli dan setiap siswa menyampaikan apa yang telah diperoleh atau dipelajari dalam kelompok ahli. Guru memfasilitasi diskusi kelompok baik yang dilakukan oleh kelompok ahli maupun kelompok asal. b. Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal, selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan. c. Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual. d. Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini). e. Materi sebaiknya secara alami dapat dibagi menjadi beberapa bagian materi pembelajaran. f. Perlu diperhatikan bahwa jika menggunakan tipe Jigsaw untuk belajar materi baru, perlu dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi yang runtut serta cukup sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. 2. Pembelajaran kooperatif tipe NHT (Number Heads Together). Pembelajaran kooperatif tipe NHT dikembangkan oleh Spencer Kagen (1993). Pada umumnya NHT digunakan untuk melibatkan siswa dalam penguatan pemahaman pembelajaran atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
  • 2. Langkah-langkah penerapan tipe NHT: a. Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. b. Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal. c. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa, setiap anggota kelompok diberi nomor atau nama. d. Guru mengajukan permasalahan untuk dipecahkan bersama dalam kelompok. e. Guru mengecek pemahaman siswa dengan menyebut salah satu nomor (nama) anggota kelompok untuk menjawab. Jawaban salah satu siswa yang ditunjuk oleh guru merupakan wakil jawaban dari kelompok. f. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada akhir pembelajaran. g. Guru memberikan tes/kuis kepada siswa secara individual. h. Guru memberi penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini). 3. Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions). Model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang digunakan untuk mendukung dan memotivasi siswa mempelajari materi secara berkelompok. Tipe STAD dikembangkan oleh Slavin (1995) dan merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Pada proses pembelajaran kooperatif tipe STAD, melalui lima tahapan, lebih jelasnya tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran tersebut adalah: a. Tahapan penyajian materi, yang mana guru memulai dengan menyampaikan indikator yang harus dicapai dan memotivasi rasa ingin tahu siswa tetang materi yang akan dipelajari. Dilanjutkan dengan memberikan apersepsi dengan tujuan mengingatkan siswa terhadap materi prasyarat yang telah dipelajari, agar siswa dapat menghubungkan materi yang akan disajikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki. Lamanya penyajian materi bergantung dengan kekomplekan materi yang akan di bahas. Dalam pengembangan materi pembelajaran perlu ditekankan hal-hal sebagai berikut (a) mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang dipelajari siswa dalam kelompok, (b) menekankan bahwa belajar adalah memahami makna, dan bukan hapalan, (c) memberikan umpan balik sesering mungkin untuk mengontrol pemahaman siswa, (d) memberikan penjelasan mengapa jawaban itu benar atau salah. b. Tahap kerja kelompok, pada tahap ini setiap siswa diberi lembar tugas sebagai bahan yang harus dipelajari. Dalam kerja kelompok siswa saling berbagi tugas, saling membantu memberikan penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat memahami materi yang dibahas dan satu lembar dikumpulkan sebagai hasil kerja kelompok. Pada tahap ini guru berperan sebagai fasilitator dan motivator kegiatan tiap kelompok. c. Tahap tes individu, yaitu untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar telah dicapai, diadakan tes secara individual, mengenai materi yang telah dibahas. Skor perolehan individu ini didata dan diarsipkan, yang akan digunakan pada perhitungan perolehan skor kelompok dan tes dilaksanakan secara tertulis melalui tatap muka di kelas. d. Tahap perhitungan skor perkembangan individu, dihitung berdasarkan pada skor tes awal. Berdasarkan skor tes awal setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan yang sama untuk memberikan sumbangan skor maksimal bagi kelompoknya
  • 3. berdasarkan skor tes yang diperolehnya. Penghitungan perkembangan skor individu dimaksud agar siswa terpacu untuk memperoleh prestasi terbaik sesuai dengan kemampuanya. Langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD: a. Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. b. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individual sehingga akan diperoleh skor awal. c. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang, dan rendah). Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda tetapi tetap mementingkan kesetaraan jender. d. Bahan materi yang telah dipersiapkan didiskusikan dalam kelompok untuk mencapai kompetensi dasar. Pembelajaran kooperatif tipe STAD biasanya digunakan untuk penguatan pemahaman materi. e. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari. f. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individual. g. Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini). 4. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization atau Team Accelerated Instruction). Pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Slavin. Tipe ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu, kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah, ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah sebagai berikut: a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru. b. Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal. c. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang, dan rendah). Jika mungkin, anggota kelompok terdiri dari ras, budaya, suku yang berbeda tetapi tetap mengutamakan kesetaraan jender. d. Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok. e. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari. f. Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual. g. Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini). 5. Model Pembelajaran Kooperatif: Think-Pair-Share.
  • 4. Dikemukakan oleh Frank Lyman (1985). Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang mampu mengubah asumsi bahwa metode resitasi dan diskusi perlu diselenggarakan dalam setting kelompok kelas secara keseluruhan. Think-Pair-Share memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu yang lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain. Dari cara seperti ini diharapkan siswa mampu bekerja sama, saling membutuhkan, dan saling tergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Langkah-langkah pelaksanaan antara lain: a. Guru menyampaikan inti materi atau komptensi yang ingin dicapai. b. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi atau permasalahan yang disampaikan guru. c. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok dua orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing. d. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya. e. Berawal dari kegiatan tersebut, guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkap siswa. f. Guru memberikan kesimpulan. g. Penutup. 6. Model Pembelajaran Kooperatif : Picture and Picture. Sesuai dengan namanya, tipe ini menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran yaitu dengan cara memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Melalui cara seperti ini diharapkan siswa mampu berpikir dengan logis sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Langkah-langkah pelaksanaannya: a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. b. Menyajikan materi sebagai pengantar. c. Guru menunjukkan atau memperlihatkan gamabar-gambar kegiatan yang berkaitan dengan materi. d. Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian memasang/ mengurutkan gambar menjadi urutan yang logis. e. Guru menanyakan alasan/ dasar pemikiran urutan gambar tersebut. f. Dari alasan/ urutan gambar tersebut guru mulai menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. g. Kesimpulan. 7. Model Pembelajaran Kooperatif : Problem Posing. Tipe pembelajaran kooperatif problem posing merupakan pendekatan pembelajaran yang diadaptasikan dengan kemampuan siswa, dan dalam proses pembelajarannya difokuskan pada membangun struktur kognitif siswa serta dapat memotivasi siswa untuk berpikir kritis dan kreatif. Proses berpikir demikian dilakukan siswa dengan cara mengingatkan skemata yang dimilikinya dengan mempergunakannya dalam merumuskan pertanyaan. Dengan pendekatan problem posing siswa dapat pengalaman langsung dalam membentuk pertanyaan sendiri. 8. Model Pembelajaran Kooperatif : Problem Solving. Problem solving (pembelajaran berbasis masalah) merupakan pendekatan pembelajaran yang menggiring siswa untuk dapat menyelesaikan masalah (problem). Masalah dapat diperoleh dari guru atau dari siswa. Dalam proses pembelajarannya siswa dilatih untuk kritis dan kreatif dalam
  • 5. memecahkan masalah serta difokuskan pada membangun struktur kognitif siswa. 9. Model Pembelajaran Kooperatif : Team Games Tournament (TGT). Pada pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT), peserta didik dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil beranggotakan empat peserta didik yang masing-masing anggotanya melakukan turnamen pada kelompoknya masing-masing. Pemenang turnamen adalah peserta didik yang paling banyak menjawab soal dengan benar dalam waktu yang paling cepat. 10. Model Pembelajaran Kooperatif : Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Tipe CIRC dalam model pembelajaran kooperatif merupakan tipe pembelajaran yang diadaptasikan dengan kemampuan peserta didik, dan dalam proses pembelajarannya bertujuan membangun kemampuan peserta didik untuk membaca dan menyusun rangkuman berdasarkan materi yang dibacanya. 11. Model Pembelajaran Kooperatif : Learning Cycle (Daur Belajar). Learning Cycle merupakan tipe pembelajaran yang memiliki lima tahap pembelajaran, yaitu (1) tahap pendahuluan (engage), (2) tahap eksplorasi (exploration), (3) tahap penjelasan (explanation), (4) tahap penerapan konsep (elaboration), dan (5) tahap evaluasi (evaluation). 12. Model Pembelajaran Kooperatif : Cooperative Script (CS). Model pemebelajaran ini dikemukakan oleh Dansereau dkk (1985). Dalam tipe pembelajaran Cooperative Script siswa berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Langkah-langkah pelaksanaan: a. Guru membagi siswa berpasangan. b. Guru membagi wacana atau materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan. c. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar. 13. Model pembelajaran kooperatif make a match (mencari pasangan). Dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan tehnik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Langkah-langkah penerapan metode make a match sebagai berikut: a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. b. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban. c. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang. d. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan nama tumbuhan dalam bahasa Indonesia akan berpasangan dengan nama tumbuhan dalam bahasa latin (ilmiah). e. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama. f. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari
  • 6. sebelumnya, demikian seterusnya. g. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok. h. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran. 14. Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Dikembangkan oleh Sharan (1992), dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen. b. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok. c. Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas satu materi atau tugas yang berbeda dari kelompok lain. d. Masing-masing kelompok membahas materi yang ada secara kooperatif yang bersifat penemuan. e. Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok. f. Guru memebrikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan. g. Evaluasi. h. Penutup. 15. Model pembelajaran kooperatif PBL (Problem Base Learning). PBL (Problem Based Learning) adalah suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata. Sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. 16. Model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray ( dua tinggal-dua tamu). Model ini diajukan oleh Spencer Kagan (1992), dimana dalam model ini memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lainnya. Langkah-langkah pelaksanaan: a. Siswa bekerjasama dalam kelompok yang berjumlah 4 (empat) orang. b. Setelah selesai maka dua orang dari masing-masing kelompok menjadi tamu kelompok yang lain. c. Dua orang yang tinggal dalam kelompok membagikan hasil kerja dan informasi kepada tamu. d. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan hasil temuan mereka dan kelompok lainnya. e. Kelompok mencocokkan dan membahasa hasil kerja mereka. 17. Model pembelajaran kooperatif inside Outside Circle (IOC). Dikemukakan oleh spencer Kagan, dimana pada pembelajaran ini siswa saling membagi informasi pada saat bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Adapaun langkah-langkah pelaksanaannya sebagai berikut: a. Separuh kelas berdiri dan membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar. b. Separuh yang lain membentuk lingkaran diluar lingkaran pertama dan menghadap kedalam. c. Dua siswa berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbaga informasi, pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan. d. Kemudian siswa yang berada pada lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang berada pada lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.
  • 7. e. Sekarang giliran siswa yang berada di lingkaran besar yang membagi informasi dan seterusnya. 18. Model pembelajaran kooperatif Snowball throwing. Adapun langkah-langkah pelaksanaan Snowball throwing adalah sebagai berikut: a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan. b. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi. c. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menyampaikan materi yang diajarkan guru kepada temannya. d. Kenudin masing-msiang siswa diberi satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi dan sudah dijelaskan oleh ketua kelompok. e. Kemudin kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa kepada siswa lain selama ± 15 menit. f. Setelah siswa mendapat satu bola/ satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian. g. Evaluasi. h. Penutup.