SlideShare a Scribd company logo
1 of 152
EFEKTIVITAS PRESENTASI VIDEO
DALAM PELATIHAN PENGEMUDI TAKSI
(Studi Deskriptif Pada Peserta Pelatihan Pengemudi
Taksi Blue Bird)
SKRIPSI
Diajukan oleh :
Nama : Ferlin Marcini R. Mogot
NIM : 2005.09.0009
Konsentrasi : Mass Communications
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Mencapai Gelar
Sarjana Ilmu Komunikasi
JAKARTA
2009
Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi
The London School of Public Relations - Jakarta
Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi
The London School of Public Relations - Jakarta
Tanda Persetujuan Skripsi
Judul Skripsi : Efektivitas Presentasi Video Dalam Pelatihan
Pengemudi Taksi Blue Bird Group (Studi
Deskriptif Pada Peserta Pelatihan Pengemudi
Taksi Blue Bird)
Nama : Ferlin Marcini R. Mogot
NIM : 2005.09.0009
Konsentrasi : Mass Communications
Tanggal : 10 November 2009
Menyetujui, Mengetahui,
Dosen Pembimbing Thesis Counselor
(Ramona Tirta Kurniawan, M.Si) (Olivia Hutagaol, M.Si)
i
ABSTRAK
SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI
THE LONDON SCHOOL OF PUBLIC RELATIONS – JAKARTA
PROGRAM SARJANA ILMU KOMUNIKASI
Nama : Ferlin Marcini Mogot
NIM : 2005.09.0009
Judul Skripsi : Efektivitas Presentasi Video Dalam Pelatihan
Pengemudi Taksi (Studi Deskriptif Pada Peserta
Pelatihan Pengemudi Taksi Blue Bird)
Jumlah Halaman : 5 Bab, 114 halaman, 3 gambar, 35 tabel, 6
Lampiran
Referensi : 32 buku, 2 Kamus, 4 Website
Skripsi ini secara khusus membahas mengenai efektivitas presentasi
video dalam pelatihan pengemudi taksi dengan studi deskriptif pada peserta
pelatihan pengemudi taksi Blue Bird. Hal ini dilatarbelakangi untuk
mengetahui efek presentasi video pada pengemudi taksi dalam pekerjaannya
setelah menyaksikan video tersebut.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Peneliti
menggunakan beberapa teori komunikasi, komunikasi organisasi, model
komunikasi Shanon Weaver yang ditambahkan jalur feedback dan juga teori
lainnya untuk mendukung permasalahan peneliti dalam melakukan penelitian
ini. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
bagaimanakah efektivitas presentasi video dalam pelatihan pengemudi taksi
berdasarkan dampak kognitif, dampak afektif dan dampak konatif.
Populasi dalam penelitian ini adalah sampel pengemudi yang
mengikuti pelatihan di Kantor Training Center Blue Bird Group, Halim
Perdanakusuma, Jakarta Timur. Teknik sampling yang digunakan peneliti
adalah sampel probabiliti (probability sampling) dengan cara penarikan
sampel acak sederhana (simple random sampling). Metode pengumpulan
data yang digunakan peneliti adalah dengan cara membagikan kuesioner
pada responden dengan harapan mendapatkan hasil penelitian yang objektif.
Berdasarkan penelitian dan perhitungan yang dilakukan, secara
keseluruhan telah diperoleh hasil bahwa pada umumnya seluruh responden
memberikan jawaban yang setuju pada efektivitas presentasi video sebagai
ii
media komunikasi dan pendidikan yang memberikan dampak kognitif,
dampak afektif dan dampak konatif/ behavior pada pekerjaan mereka.
iii
ABSTRACT
SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI
THE LONDON SCHOOL OF PUBLIC RELATIONS – JAKARTA
BACHELOR DEGREE IN COMMUNICATION
Name : Ferlin Marcini Mogot
NIM : 2005.09.0009
Thesis Title : The Effectiveness of Video Presentation in Taxi
Drivers Training (A Descriptive Study of Blue Bird
Taxi Drivers Training Participants)
Total Pages : 5 Chapters, 114 Pages, 3 Pictures, 35 Tables, 6
Attachments
References : 32 books, 2 Dictionary, 4 Website
This thesis discusses about the effectiveness of video presentation in
taxi drivers training, a descriptive study of Blue Bird taxi drivers training
participants. The back ground for this study is to know the effectiveness of
video presentation as a media to communicate and train taxi drivers in
performing their duties.
The method use for this research is the descriptive method. The
theories use by the researcher for this research includes communication
theories, organisation communication theories, the communication model of
Shannon Weaver with an added feedback link and other theories to support
the researchers case. The objective of this research is to describe how is the
effectiveness of video presentation in training taxi drivers based on the
cognition effect, affection effect and behavior effect.
The population use for this research mainly are samples of taxi drivers
whom are doing a training program at Blue Bird Group Training Center, Halim
Perdanakusuma, East Jakarta. The sampling technique use by the
researcher is the probability sampling with simple random sampling to draw
the sample. The data collection method use in this research is to give out
questionnaires to the respondent in order to achieve an objective result.
Based on the research and calculation, the overall result are that the
respondents agreed that the video presentation is an effective media to
communicate and train taxi drivers which effects their cognition, affection and
behavior in performing their duties.
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa karena atas segala berkat, kekuatan, dukungan, karunia, kasih, rahmat
dan kesempatan yang telah diberikanNya sehingga peneliti mampu dan bisa
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat guna
mencapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi bidang studi Komunikasi Massa di
Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi - The London School of Public Relations –
Jakarta dengan judul “Efektivitas Presentasi Video Dalam Pelatihan
Pengemudi Taksi. (Studi Deskriptif Pada Peserta Pelatihan Pengemudi Taksi
Blue Bird)”.
Selama proses penulisan skripsi ini berlangsung, peneliti mendapat
banyak bantuan, dukungan, bimbingan, dan saran dari banyak pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR, APR selaku Ketua Sekolah Tinggi
Ilmu Komunikasi – The London School of Public Relations – Jakarta
2. Mr. Ravi Makhija, MBA selaku Dean Mass Communications dan
Advertising Studies, STIKOM – The London School of Public Relations
– Jakarta.
3. Ms. Ramona Tirta Kurniawan, M.Si selaku dosen pembimbing.
4. Ms. Olivia Hutagaol, M.Si selaku thesis counselor.
5. Keluarga peneliti yaitu John F. Mogot dan Ingrid Wurangian sebagai
orangtua; keluarga Pierre Mogot, keluarga Arvin Mogot & Rory Mogot
sebagai kakak dan adik; keluarga besar Mogot dan keluarga besar
Wurangian; yang telah memberikan doa, semangat, dan dorongan
moral sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi pada waktunya.
6. Kepada Blue Bird Group terutama kepada Bpk. Ir. Riyanto Supatmo
sebagai VP Human Resources, Ibu Sabar Manalu sebagai Manajer
v
Training & Perancang Program Training Taksi, Bagian Training Center
Blue Bird Group terutama Bpk. H. Ilyas sebagai Kepala Bagian, para
pelatih dan responden pelatihan pengemudi taksi yang turut
berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang diberikan peneliti di
lokasi.
7. Seluruh staf STIKOM – LSPR terutama DR. Jude Genillo sebagai
mantan Dekan dan dosen di Post Graduate Program LSPR, para
dosen penguji, para dosen lainnya, bagian Academic, bagian Thesis
Bureau dan bagian Keperpustakaan.
8. Seluruh staf RS Pondok Indah terutama Dr. Witjahyakarta Widjaja,
Sp.S; Dr. Maizul Anwar, Sp. BTKV (K); Dr. Indradi Rooseheroe, Sp.
OT; Dr. Ahmad Hudoyo, Sp.P; para dokter operasi, para perawat &
staf ICU dan rawat inap Kelas III.
9. RS Pertamina terutama Dr. Joke Sutjahyo S., Sp. RAD (onk); Bpk.
Warsono, suster Marlin dan seluruh staff Radioterapi.
10.Dr. Caecilia Arimah W. Sp.P dan Dr. Agustinus Sujatmiko, Sp.S. dari
RS Puri Cinere serta Dr. Sholihul M., Sp.S, Msi, Med, dari RS Jakarta
Medical Center.
11.Vitta Putryanis, Sierra Situmorang, Sweete Kiratrai, Annissa Nur
Azziza, Anastasia Yulia dan Linviany Handayani.
12.Para mahasiswa STIKOM LSPR kelas 24A/ batch IX, kelas MC.912B
dan kelas S2 Acceleration IIIB Honors, sebagai teman-teman
seperjuangan.
13.Perusahaan Google.com, para blogger, penulis online dan website-
website tentang bidang ilmu komunikasi.
Serta semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu,
atas segala bantuannya kepada peneliti. Semoga Tuhan membalas bantuan
kalian semua. Amin. No thanks to semua virus komputer, trojan and worm
yang telah menghambat penelitian ini.
vi
Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kekurangan dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman peneliti
sendiri. Oleh karena itu saran, kritik, dan masukan sangat diharapkan oleh
peneliti. Akhir kata peneliti mohon maaf, jika terdapat kekeliruan, kesalahan,
kekurangan dalam skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan pihak-pihak lainnya.
Jakarta, 23 September 2009
Ferlin Marcini R. Mogot
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL Halaman
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI
TANDA PENGESAHAN SKRIPSI
ABSTRAK …………………………………………………………………….... i
ABSTRACK ……………………………………………………………………. iii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. iv
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. vi
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………… xii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………. xiv
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………. xvii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………… 7
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………….. ... 7
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………………….. 7
1.4.1 Manfaat Akademis……………………………………………………… 7
1.4.2 Manfaat Praktis…………………………………………………………. 8
1.5 Sistematika Penulisan…………………………………………………. 8
viii
BAB II: KERANGKA TEORETIS
2.1 Komunikasi……………………………………………………………. 11
2.1.1 Definisi Komunikasi…………………………………………………... 11
2.1.2 Unsur-unsur Komunikasi……………………………………………. 12
2.1.3 Model Komunikasi……………………………………………………. 16
2.1.4 Tujuan Komunikasi……………………….…………………………… 17
2.1.5 Proses Berkomunikasi………………………………………………… 19
2.2 Organisasi……………………………………………………………… 21
2.2.1 Definisi Organisasi…………….. ……………………………………... 21
2.2.2 Komunikasi Organisasi...................………………………………….. 22
2.2.3 Jenis Komunikasi Organisasi……….……………………………….. 25
2.2.4 Arus Komunikasi Organisasi ……..…………………………………. 26
2.3. Pengertian Efektivitas………………………………………………… 27
2.4. Pengertian Presentasi Video………………………………………... 29
2.5. Pengertian Pelatihan Pengemudi…………………………………… 29
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian…………………………………………………….. 30
3.2. Populasi……………………………………………………………….. 31
3.3 . Sampel…………………………………………………………………. 32
3.4. Teknik Pengumpulan Data………………………………………….. 34
3.4.1. Data Primer....................…………………………………………….. 34
3.4.2. Data Sekunder……………….……………………………………….. 36
ix
3.5. Pengukuran……………………………………………………………. 37
3.6. Teknik Analisis Data…………………………………………………. 38
3.7. Operasionalisasi Konsep…………………………………………….. 39
3.8. Waktu dan Tempat Penelitian……………………………………….. 40
BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Perusahaan ………………………………………………….. 41
4.1.1 Visi dan Misi Blue Bird Group……………………………………... 42
4.1.2 Manajemen Blue Bird Group ……………………………………… 43
4.2 Profil Program Video Presentasi Pelatihan Pengemudi Taksi… 44
4.3 Uji Validitas dan Reabilitas ……………………………………….. 45
4.3.1 Uji Validitas …………………………………………………………. 46
4.3.2 Uji Reliabilitas ………………………………………………………. 48
4.3.3. Karakteristik Responden ………………………………………….. 49
4.3.3.1. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin …………….. 49
4.3.3.2. Identitas Responden Berdasarkan Usia ………………………… 50
4.3.3.3. Identitas Responden Berdasarkan Status Perkawinan………… 51
4.3.3.4. Identitas Responden Berdasarkan Suku ………………………… 53
4.3.3.5. Identitas Responden Berdasarkan Daerah Asal ……………….. 54
4.3.3.6. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ……….. 55
4.3.3.7. Identitas Responden Berdasarkan Pengalaman Mengemudi … 56
4.3.3.8. Identitas Responden Berdasarkan Pengalaman Bekerja ……… 58
x
4.3.3.9. Identitas Responden Berdasarkan Pengalaman Bekerja
Sebagai Pengemudi ……………………………………….………. 59
4.4. Analisa Umum Efektivitas situs Komunitas …………………….. 60
4.4.1 Dimensi Kognitif …………………………………………………… 61
4.4.1.1. Pernyataan 1, Meningkatkan kesadaran responden pengemudi
pelatihan tentang nilai-nilai yang harus dimiliki seorang penge-
mudi taksi Blue Bird Group dalam menjalankan tugas …….… 61
4.4.1.2. Pernyataan 2, Para responden pelatihan dapat mengingat
semua pesan di video tersebut tentang bagaimana cara
menjalankan prosedur operasional perusahaan …….…….…… 63
4.4.1.3. Pernyataan 3, Para responden pelatihan dapat mengingat
semua pesan di video tersebut tentang bagaimana cara
melayani tamu ……………………………………………………… 64
4.4.1.4. Pernyataan 4, Presentasi video menambah pengetahuan para
responden pelatihan cara menjalankan tugas sesuai prosedur
operasional perusahaan …………………………………………… 66
4.4.1.5. Pernyataan 5, Video ini menambah pengetahuan para
responden pelatihan tentang bagaimana caranya melayani
tamu …………………………………………………………………. 68
4.4.1.6. Pernyataan 6, Video ini merupakan sarana yang efektif untuk
melatih Pengemudi …………………………………………………. 69
4.4.1.7. Analisis Efektivitas Presentasi Video Berdasarkan Dimensi
Kognitif ………………………………………………………………… 70
xi
4.4.2. Dimensi Afektif …………………………………………………….. 72
4.4.2.1. Pernyataan 7, Kesukaan para responden pelatihan terhadap
penggarapan kreatif dalam presentasi video pelatihan ……… 72
4.4.2.2. Pernyataan 8, Video ini membuat para responden menjadi
percaya diri menjalankan tugas …………….…………………… 74
4.4.2.3. Pernyataan 9, Video ini membuat para responden menjadi
termotivasi untuk menjalankan tugas …………………………… 75
4.4.2.4. Pernyataan 10, Para responden percaya pada nilai-nilai yang
diajarkan dalam presentasi video pelatihan adalah yang
terbaik bagi pengemudi, perusahaan dan tamu ……………….. 77
4.4.2.5. Analisis Efektivitas Presentasi Video Berdasarkan Dimensi Afektif 79
4.4.3. Dimensi Behavioral …………………………………………………. 80
4.4.3.1. Pernyataan 11, Video presentasi ini mempengaruhi perilaku
para responden dan kini menjalankan nilai-nilai yang diterapkan
Blue Bird Group ……………………………………………………. 80
4.4.3.2. Pernyataan 12, Video ini membuat para responden
melaksanakan prosedur operasional perusahaan ……………… 82
4.4.3.3. Pernyataan 13, Video ini membuat para responden
melaksanakan prosedur melayani ………………………….……. 83
4.4.3.4. Pernyataan 14, Para responden sering melaksanakan prosedur
operasional perusahaan yang ada di video pelatihan……….. 85
4.4.3.5. Pernyataan 15, Para responden sering melaksanakan prosedur
melayani tamu yang ada di video ini …………………………… 86
xii
4.4.3.6. Pernyataan 16, Para responden berperan serta dalam
menganjurkan agar semua pengemudi taksi menjalankan nilai-
nilai yang diajarkan pada video pelatihan ……………………….. 88
4.4.3.7. Analisis Efektivitas Presentasi Video Berdasarkan Dimensi Konatif
(Behavioral) . …………………………………………………………. 89
4.5 Analisa Efektivitas Situs Komunitas Secara Keseluruhan …….. 91
4.5.1. Analisa Efektivitas Data Kognitif ………………………………….. 91
4.5.2. Analisa Efektivitas Data Afektif ……………………………….……. 95
4.5.3. Analisa Efektivitas Data Konatif (Behavioral) …………………… 98
4.5.4. Analisa Data Keseluruhan …………………………………………. 102
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan …………………………………………………………… 104
5.2. Saran …………………………………………………………………… 106
5.2.1. Saran Praktis ………………………………………………………… 106
5.2.2. Saran Akademik ……………………………………………………… 107
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 108
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Unsur-unsur Komunikasi …………………………………. 13
Gambar 2.2. Model Komunikasi ………………………………………… 16
Gambar 4.1 Logo Blue Bird Group …………………………………….. 41
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Operasionalisasi Konsep Efektivitas Presentasi Video…... 39
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Uji Validitas ……………………………… 47
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas …………………………… 49
Tabel 4.3 Jenis Kelamin Responden…………………………………… 49
Tabel 4.4 Usia Responden ……………………………………………… 50
Tabel 4.5 Status Perkawinan …………………………………………… 52
Tabel 4.6 Suku …………………………………………………………… 53
Tabel 4.7 Daerah Asal …………………………………………………... 54
Tabel 4.8 Tingkat Pendidikan …………………………………………... 55
Tabel 4.9 Pengalaman Mengemudi ……………………………………. 57
Tabel 4.10 Pengalaman Bekerja ………………………………………… 58
Tabel 4.11 Pengalaman Bekerja Sebagai Pengemudi ………………… 59
Tabel 4.12 Video Ini Meningkatkan Kesadaran Saya Tentang
Nilai-nilai Yang Harus Dimiliki Seorang Pengemudi Taksi
Blue Bird Dalam Menjalankan Tugas ………………………. 61
Tabel 4.13 Saya Dapat Mengingat Semua Pesan Di Video ini
Tentang Bagaimana Menjalankan Prosedur Operasional
Perusahaan …………………………………………………… 63
Tabel 4.14 Saya Dapat Mengingat Semua Pesan Di Video ini
xv
Tentang Bagaimana Cara Melayani Tamu ………………… 65
Tabel 4.15 Video Ini Menambah Pengetahuan Saya Dalam
Menjalankan Tugas Sesuai Prosedur Operasional
Perusahaan ………………………………..………………… 66
Tabel 4.16 Video Ini Menambah Pengetahuan Saya Dalam Melayani
Tamu …………………………………………………………… 68
Tabel 4.17 Video Ini Merupakan Sarana Yang Efektif Untuk Melatih
Pengemudi …………………………………………………… 69
Tabel 4.18 Analisis Efektivitas presentasi video berdasarkan dimensi
Kognitif ……………………………………………………….. 71
Tabel 4.19 Saya Suka Dengan Penggarapan Secara Kreatif Video Ini 73
Tabel 4.20 Video Ini Membuat Saya Menjadi Percaya Diri Dalam
Menjalankan Tugas Saya …………………………………… 74
Tabel 4.21 Video Ini Membuat Saya Menjadi Termotivasi Dalam
Menjalankan Tugas Saya …………………………………… 76
Tabel 4.22 Saya Percaya Nilai-nilai Yang Diajarkan Dalam Video
Ini Adalah Yang Terbaik Bagi Saya, Perusahaan dan Tamu 77
Tabel 4.23 Analisis Efektivitas presentasi video berdasarkan dimensi
Afektif ………………………………………………………… 79
Tabel 4.24 Video Ini Mempengaruhi Perilaku Saya Dan Kini Saya
Menjalankan Nilai-nilai Yang Diterapkan Blue Bird Group … 81
Tabel 4.25 Video Ini Membuat Saya Melaksanakan Prosedur
Operasional Perusahaan ……………………………………… 82
xvi
Tabel 4.26 Video Ini Membuat Saya Melaksanakan Prosedur Melayani
Tamu …………………………………………………………… 84
Tabel 4.27 Saya Sering Melaksanakan Semua Prosedur Operasional
Perusahaan Di Video Ini …………………………………….. 85
Tabel 4.28 Saya Sering Melaksanakan Prosedur Melayani Tamu Di
Video Ini ………………………………………………………. 81
Tabel 4.29 Saya Menganjurkan Agar Semua Pengemudi Taksi
Menjalankan Nilai-nilai Yang Diajarkan Di Video Ini …….. 88
Tabel 4.30 Analisis Efektivitas Presentasi Video Berdasarkan Dimensi
Behavioral ……………………………………………………. 90
Tabel 4.31 Skor Responden Pada Aspek Kognitif ……………………. 93
Tabel 4.32 Skor Responden Pada Aspek Afektif ………………………. 96
Tabel 4.33 Skor Responden Pada Aspek Konatif (Behavioral) ……… 100
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Data Kuesioner Hasil Olahan SPSS 16.0
Lampiran 3 Artikel Web Pendukung Penelitian Tentang Taksi Di Jakarta
Lampiran 4 Slide Presentasi Sidang Skripsi
Lampiran 5 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 6 Surat Pernyataan Skripsi
Lampiran 7 Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Transportasi atau angkutan adalah pergerakan orang atau barang dari
satu lokasi ke lokasi yang lain. Di kota-kota besar di dunia, transportasi
mempunyai peranan yang penting dalam pertumbuhan ekonomi dan
globalisasi. Tanpa transportasi banyak usaha yang tidak dapat berjalan
dengan baik. Penduduk yang bekerja di pusat kota dan tinggal di pinggiran
kota, menggunakan transportasi umum untuk pergi bekerja, sekolah, pulang
dan ke tempat-tempat hiburan.
Kota Jakarta berfungsi sebagai ibukota dari Indonesia, pusat
perekonomian negara dan pusat industri hiburan. Jakarta bukan hanya
sebuah kota tetapi sebuah propinsi. Sebagai salah satu kota dengan
penduduk terbanyak di dunia, Jakarta mempunyai banyak permasalahan
transportasi. Kota ini sangat padat dan daerah metropolitannya adalah
Jabodetabek yang terdiri dari 17 juta penduduk.
(http://www.penataanruang.net/detail_b.asp?id=582#) Karena ketidak-
mampuan pemerintah dalam menyediakan transportasi untuk penduduknya
yang berjumlah banyak, maka Jakarta mengalami kemacetan hampir setiap
hari.
1
2
Di Jakarta, jasa angkutan umum terdiri dari bis dan minibus yang
dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Seperti TransJakarta atau Busway,
yaitu bis dengan sistem transit cepat yang dikelola oleh pemerintah dan
mikrolet dan angkot, yaitu minibus yang dikelola oleh swasta. Terdapat juga
transportasi kereta api, seperti KRL dan transportasi air. Sistim transportasi
ini mempunyai beberapa masalah seperti jadwal yang tidak tepat waktu,
ramai saat jam berangkat dan pulang kantor, tidak aman dan kurang dirawat
dan bersih.
Akibat dari masalah-masalah ini terdapat kebutuhan yang cukup besar
untuk jasa transportasi pribadi. Layanan ini disediakan oleh taksi, sepeda
motor atau ojek, bajaj dan becak, yang dikelola oleh swasta maupun secara
perorangan. Keperluan untuk jasa ini dikarenakan kecepatan jalan dan waktu,
harga kendaraan di Indonesia yang mahal, kemacetan lalu lintas,
kenyamanan dan transportasi umum tidak melewati semua jalan di Jakarta.
Di Jakarta terdapat beberapa perusahaan taksi yang saling bersaing
satu sama lainnya, seperti Blue Bird, Express, Putra (peremajaan dari Citra),
Kosti, Sri Medali, dan Koperasi Taksi.
(http://www.kompas.com/read/xml/2008/06/23/20381848/taksi.di.jakarta.sema
kin.tidak.terkendali) Beberapa perusahaan taxi mempunyai citra yang baik
dan buruk di masyarakat. Dari dulu hingga sekarang kita masih banyak
mendengar tindakan kriminal yang dilakukan oleh pengemudi taxi terhadap
3
Perampokan Taksi Marak Lagi, Wanita
Diincar et 2009 di Jakarta Selatan
dan 2 Maret 2009 di Jakarta Pusat. Di tiap kejadian, 2 wanita menjadi korban
perampokan dalam taksi. (http://metro.vivanews.com/ news/read/35685-
perampokan_taksi_ marak_ lagi__wanita_diincar)
Di Jakarta dan Indonesia, perusahaan taxi yang memimpin adalah
Blue Bird Group. Dengan armada yang berjumlah 17.000 taksi, perusahaan
ini terkenal akan keamanan dan pengemudinya yang santun. Hal ini
menjadikan Blue Bird taksi pilihan pertama dalam hal pelayanan. Sadar akan
kelebihannya dalam hal kualitas, Blue Bird Group memasang harga argo
yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan taksi lainnya.
Motto dari Blue Bird Group adalah mitra transportasi yang dapat
dipercaya. Mereka menyediakan jasa yang aman, dipercaya dan berkualitas.
Pengemudi taksi mereka bersahabat, berpengalaman dan terampil. Taksi
eksekutif mereka menyediakan jasa yang nyaman, tanpa masalah dan aman.
Blue Bird Group taksi menyatakan bahwa mereka mempunyai pengemudi
yang bisa dipercaya. Ini berarti dibelakang kemudi setiap taksi Blue Bird
Group adalah seorang pengemudi yang kompeten, terlatih dan berkomitment
dalam memberikan perjalanan yang nyaman. (http://www.bluebirdgroup.com)
4
Blue Bird Group juga menyediakan jasa pengembalian barang-barang
tertinggal. Ini berarti setiap barang penumpang yang tertinggal dalam
kendaraan akan dilaporkan dan didata secara seksama dan dapat diambil di
pool dan stasiun mereka. Laporan barang yang tertinggal ini tertulis di
majalah Mutiara Biru, yaitu majalah keluaran Blue Bird, yang terdapat di
setiap taksi. Sebagai bagian dari pelayanan yang aman dan nyaman, setiap
pengemudi wajib memakai seragam resmi dan menyediakan perlengkapan
identitas pengemudi dan nomor kode taksi pada dashboard kendaraan. Di
antara penumpang yang puas dengan pelayanan Blue Bird adalah Bimbim
dan Kaka, personil Slank, sebuah band musik ternama di tanah air. Mereka
membenarkan bahwa barang yang tertinggal dapat ditemukan kembali dan
percaya akan keamanan taksi Blue Bird dan pengemudinya.
Di baris depan jasa perusahaan taksi adalah para pengemudi.
Merekalah yang akan memberikan kepuasan pelayanan kepada para
penumpang. Para pengemudi perlu mengetahui juga sistem operasi
perusahaan dan hubungannya dengan kewajiban mereka menjalankan tugas
sebagai pegawai perusahaan. Untuk mencapai ini, Blue Bird Group
menekankan pelatihan dan pendidikan bagi para pengemudi.
Pergantian pengemudi taksi sangat tinggi dan perusahaan selalu
mencari pengemudi baru dalam jumlah yang besar. Ini berarti perusahaan
harus membuat program pelatihan bagi para pengemudi baru tersebut.
5
Program pelatihan tersebut dibuat oleh departemen Sumber Daya Manusia
Blue Bird Group agar pengemudi baru dapat mempraktekkan standar
operasional prosedur perusahaan dan nilai-nilai pelayanan bagi para
penumpang. Departemen SDM dituntut agar dapat menghasilkan pengemudi
yang terlatih dan dapat dipekerjakan di lapangan secara cepat.
Para pengemudi taksi Blue Bird berasal dari berbagai tingkat
pendidikan, kalangan, dan etnis. Beberapa dari mereka menjadi pengemudi
taksi hanya sebagai pekerjaan sementara dan yang lainnya senang dengan
pekerjaannya sebagai pengemudi taksi. Untuk melatih secara cepat dan
efektif pengemudi baru dengan berbagai macam latar belakang ini, Blue Bird
Group telah membuat program video presentasi pelatihan. Video ini terdiri
dari beberapa topik seperti cara melayani penumpang, tahapan operasional
dalam pool, menghadapai masalah di lapangan, dll. Setiap topik video
berdurasi sekitar 10 menit.
Video dan media audio visual kini telah banyak dipakai dalam
komunikasi kelompok internal seperti sebuah perusahaan baik untuk
penyebaran informasi, pendidikan dan pelatihan. Suatu organisasi selalu
berusaha menciptakan sistem komunikasi yang efektif agar setiap
anggotanya mendapatkan informasi secara layak. Oleh karena itu harus
memperhatikan hambatan-hambatan yang mungkin terjadi dalam komunikasi.
Yang harus dilakukan oleh organisasi tersebut adalah menciptakan sarana
6
atau media yang dapat mengatasi hambatan-hambatan ini. Video dan media
komunikasi audio visual lainnya adalah media yang sangat efektif dalam
menyampaikan pesan kepada bawahan terutama untuk pesan-pesan yang
bersifat abstrak atau rumit untuk dijelaskan secara verbal. Juga agar suatu
pesan dapat segera dipahami dan diingat dalam jangka waktu yang lama,
penggunaan media audio visual merupakan pilihan yang sangat tepat.
Pengertian presentasi video berdasarkan Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2002:894) adalah penyajian atau pertunjukan kepada orang yang
diundang melalui rekaman gambar hidup atau program televisi. Presentasi
video dibuat dengan cara menshooting dan mengedit berdasarkan naskah
yang telah disusun. Video-video ini memperlihatkan simulasi situasi dan
keadaan yang akan ditemui para pengemudi taksi, seperti di pool taksi
menjalankan prosedur operasional dan di lapangan melayani tamu.
Presentasi video bertujuan agar para pengemudi dapat meniru dan
terpengaruh nilai-nilai bagaimana cara pengemudi melayani penumpang dan
menghadapi sistem operasional yang kompleks. Video presentasi ini akan
menghemat waktu bagi para pengemudi baru dengan cara membawa
pengalaman yang ada di lapangan ke mereka.
Melihat kesuksesan Blue Bird Group dalam menjalankan usahanya,
maka peneliti tertarik untuk mengetahui efektivitas media video presentasi
dalam mengajarkan ketrampilan dan membentuk perilaku pelayanan kepada
7
pengemudi taksi Blue Bird Group yang berjumlah banyak dan dalam waktu
yang singkat.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan uraian masalah diatas, maka peneliti
merumuskan masalah, sebagai berikut :
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Efektivitas presentasi video pelatihan dalam menyampaikan pesan
(kognitif) dalam pelatihan pengemudi taksi Blue Bird Group
2. Efektivitas presentasi video pelatihan dalam meningkatkan sikap positif
(afektif) para pengemudi taksi Blue Bird Group
3. Efektivitas presentasi video pelatihan dalam meningkatkan kualitas
pekerjaan (behavior/ konatif) para pengemudi taksi Blue Bird Group.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian terdiri dari manfaat akademis dan manfaat praktis,
yaitu :
1.4.1 Manfaat akademis
8
a. Memberikan sumbangan ide dan pemikiran akademis yang diharapkan
dapat berguna untuk perkembangan ilmu komunikasi di bidang
komunikasi organisasi dan pendidikan.
b. Menerapkan teori-teori komunikasi yang telah dipelajari dikelas
perkuliahan dalam dunia nyata.
c. Menambah pengetahuan dan akademis peneliti tentang efektifitas
presentasi video untuk pelatihan manajemen dan pengemudi taksi.
d. Memberikan sumbangan wawasan akademis tentang efektifitas
presentasi video bagi pengemudi taksi atau pelayanan bagi tamu.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Sebagai masukan bagi Blue Bird Group agar dapat berkembang lebih
baik dan positif dari data dan fakta hasil penelitian.
b. Agar Blue Bird Group dapat lebih baik berkomunikasi dengan para
pengemudi taksi dan melatih mereka
1.5 Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini, sistematika yang digunakan sebagai penulisan
adalah sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan
Dalam bab ini penulis membahas tentang latar belakang masalah
tentang materi yang berkaitan dengan penelitian yaitu keadaan
9
transportasi kota Jakarta, kebutuhan akan jasa taksi dan pengemudi
yang berkualitas serta media yang dipakai dalam pelatihan
pengemudi.
Selain itu bab ini berisikan perumusan masalah dari topik yang
diangkat, tujuan penelitian, manfaat penelitian secara akademis dan
praktis serta sistematika penulisan.
BAB II : Kerangka Teoritis
Pada bab ini penulis memaparkan dasar-dasar dan pemikiran teori-
teori yang telah ada sebagai acuan untuk melaksanakan penelitian
secara terarah dan dapat dipertanggungjawabkan oleh sumber yang
telah dikutip yaitu teori komunikasi, organisasi, komunikasi organisasi,
efektivitas, presentasi video, pelatihan pengemudi dan hipotesa.
BAB III : Metodologi Penelitian
Pada bab ini akan menguraikan serta membahas mengenai metode
penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, metode
analisis data, serta waktu dan lokasi penelitian.
BAB IV : Analisis dan Pembahasan
Bab ini mambahas profil dari PT Blue Bird Group, jasa-jasa yang
ditawarkan ke masyarakat umum dan media pelatihan pengemudi
10
yang diteliti oleh peneliti. Bab ini juga berisikan hasil dari penelitian
serta analisis data yang dikaitkan dengan teori yang telah dikumpulkan
terkait dengan obyek penelitian yang diteliti. Selain itu bab ini berisikan
hasil penghitungan secara statistik dengan menggunakan program
SPSS.
BAB V : Kesimpulan dan Saran
Bab ini adalah bab penutup yang berisikan kesimpulan dari seluruh
penelitian dan saran-saran yang dibuat oleh peneliti sehubungan
Pelatihan Pengemudi Taks
penelitian selanjutnya.
11
BAB II
KERANGKA TEORETIS
2.1 Komunikasi
2.1.1 Definisi Komunikasi
Komunikasi merupakan aktivitas yang paling menonjol dalam suatu
kehidupan bermasyarakat. Dapat dipastikan dimana manusia hidup bersama-
sama dengan orang lain, maka disana selalu ada kegiatan komunikasi. Hal
tersebut disebabkan karena komunikasi merupakan kebutuhan manusia,
tidak mungkin seseorang dapat menjalankan hidupnya tanpa berkomunikasi
dengan orang lain.
Dalam istilah sederhana yang diungkapkan oleh Moore (2004:86),
komunikasi adalah proses penyampaian pengertian antar individu. Semua
masyarakat manusia dilandasi kapasitas manusia untuk menyampaikan
maksud, hasrat, perasaan, pengetahuan, dan pengalaman dari orang yang
satu kepada orang lainnya. Pada pokoknya, komunikasi adalah pusat minat
dari situasi perilaku di mana suatu sumber menyampaikan suatu pesan
kepada seorang penerima dengan tujuan mempengaruhi perilaku si
penerima.
Menurut Carl I. Hovland seperti yang dikutip Mulyana (2001:62),
mendefinisikan komunikasi sebagai proses yang memungkinkan seseorang
11
12
(komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang
verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan).
Menurut Suprapto (2006:4-5), Wilbur Schramm menyatakan
komunikasi sebagai suatu proses berbagi (sharing process). Schramm
-kata (bahasa) Latin
communis yang berarti umum (common) atau bersama. Apabila kita
berkomunikasi, sebenarnya kita sedang berusaha menumbuhkan suatu
kebersamaan (commonness) dengan seseorang, yaitu kita berusaha berbagi
Dari uraian Schramm dapat disimpulkan, sebuah komunikasi yang
efektif adalah komunikasi yang berhasil melahirkan kebersamaan
(commonness), kesepahaman antara sumber (source) dengan penerima
(audience-receiver)-nya. Sebuah komunikasi akan benar-benar efektif apabila
audience menerima pesan, pengertian dan lain-lain persis sama seperti apa
yang dikehendaki oleh penyampai.
2.1.2 Unsur-unsur Komunikasi
Setelah diuraikan sebelumnya mengenai pengertian komunikasi, ada
sejumlah unsur-unsur yang menjadi syarat dalam suatu proses komunikasi.
Berdasarkan perkembangan unsur komunikasi yang dapat kita gunakan
adalah pandangan unsur komunikasi dari Charles Osgood, Melvin De Fleur
13
dan Gerard Miller yang menjabarkan bahwa unsur komunikasi tidak hanya
terdiri dari source, message, channel dan receiver, tetapi juga ada unsur
umpan balik atau feedback dan faktor lingkungan yang juga penting dalam
suatu proses komunikasi. Kaitan unsur yang satu dengan yang lain adalah
sebagai berikut:
Gambar 2.1.
Unsur-unsur Komunikasi
Sumber: Cangara (2002:23)
a. Sumber
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai
pembuat atau pengirim informasi. Sumber bisa terdiri dari satu orang
atau suatu kelompok yang juga biasanya sering disebut sebagat
pengirim, source atau sender. Dalam penelitian ini pengirim pesan
adalah manajemen Blue Bird Group yang memberikan informasi
pelatihan ataupun pesan melalui suatu media dalam hal ini adalah
video presentasi kepada karyawan pengemudi taksi.
b. Pesan
Sesuatu yang dikirim kepada si penerima adalah pesan, yang bisa
dilakukan secara tatap muka ataupun melalui media tertentu. Isi pesan
Lingkungan
Media
Sumber Efek
Pesan Penerima
Umpan Balik
14
bisa bermacam-macam bentuknya, seperti informasi, berita
pengetahuan dan hiburan. Dalam penelitian ini pesan yang
disampaikan adalah instruksi melalui pelatihan.
c. Media
Media digunakan untuk menyampaikan pesan dari si pengirim ke si
penerima. Dalam presentasi video, media adalah alat yang dapat
menghubungkan antara sumber dan penerima. Dalam penelitian ini
media yang digunakan adalah video (audio visual).
d. Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi tujuan dari pesan yang
disampaikan oleh si pengirim. Penerima bisa terdiri dan satu orang
atau lebih dalam bentuk kelompok, masyarakat, partai ataupun
negara. Dalam proses komunikasi, penerima adalah elemen penting
yang merupakan sasaran dari suatu proses komunikasi. Jika pesan
tidak diterima oleh si penerima, maka akan timbul berbagai masalah
yang akan menuntut perubahan pada sumber, pesan atau saluran.
Dalam penelitian ini, penerimanya adalah pengemudi taksi yang
mengikuti pelatihan.
e. Efek
Efek adalah perbedaan antara yang dipikirkan, dirasakan dan
dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Bisa
dalam bentuk perubahan keyakinan pada pengetahuan sikap dan
tindakan si penerima sebagat akibat dan penerimaan pesan. Dalam
15
penelitian ini, efek yang akan diukur adalah efek kognitif, efek afektif
dan efek konatif/ behavioral.
f. Umpan Balik
Umpan balik merupakan salah satu bentuk dari efek yang diterima
oleh si penerima. Umpan balik ini juga dapat menggambarkan
keefektifan pesan yang disampaikan kepada penerima Umpan balik
merupakan reaksi terhadap pesan bahwa penerima sudah menerima
pesan dan memahaminya. Dalam penelitian ini, umpan balik dan
penerima pesan bisa dalam bentuk reaksi berupa tindakan untuk
menanggapi pesan atau informasi yang disampaikan.
g. Lingkungan
Lingkungan adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jalannya
komunikasi yang terdiri dan empat macam, yaitu lingkungan fisik,
sosial, budaya, psikologis dan dimensi waktu. Dalam penelitian ini,
lingkungannya adalah sistem kantor Blue Bird, ruang kelas, suku, asal,
status nikah, pengalaman kerja, pengalaman mengemudi, dll dari para
pengemudi peserta pelatihan.
Unsur-unsur di atas mempunyai peranan penting dalam membangun
suatu proses komunikasi dan bahkan saling bergantung satu sama lain. Yang
artinya, tanpa keikutsertaan satu unsur akan memberi pengaruh pada
jalannya komunikasi. (Cangara, 2006:21)
16
2.1.3 Model Komunikasi
Menurut Effendy (2000:18), model proses komunikasi yang
ditampilkan oleh Philip Kotler berdasarkan paradigma Harold Laswell adalah:
Gambar 2.2.
Model Komunikasi
Sumber: Effendy, 2000:18
Komponen-komponen komunikasi adalah sebagai berikut:
a. Pengirim (sender), yaitu pihak yang mengirim pesan.
b. Pesan (message), merupakan gagasan atau ide yang disampaikan
pengirim kepada penerima untuk tujuan tertentu.
c. Penerima (receiver), yaitu pihak yang menerima pesan.
d. Media (media), yaitu sarana bagi komunikator untuk menyampaikan
pesan kepada sasaran yang dituju.
e. Pengkodean (encoding), yaitu proses untuk menjabarkan pesan ke
dalam simbol. Simbol dapat berupa kata lisan maupun tulisan, isyarat,
dan lainnya ke dalam media.
Sender Encoding Decoding Receiver
Feedback
Noise
Message
Response
17
f. Penerjemah (decoding), yaitu proses yang dilakukan oleh penerima
pesan untuk menerjemahkan arti simbol yang dikirim sender.
g. Tanggapan (response), yaitu reaksi penerima setelah menerima
pesan.
h. Umpan balik (feedback), yaitu bagian dari reaksi yang
dikomunikasikan kembali kepada pengirim pesan.
i. Gangguan (noise), yaitu gangguan yang tak terduga selama proses
komunikasi yang dapat mengakibatkan penerima pesan memperoleh
pesan yang berbeda dari yang dikirimkan.
2.1.4 Tujuan Komunikasi
Menurut Berlo, 1960 dalam Hasan (2005:26) mengemukakan tujuan
komunikasi dapat ditinjau dari dua aspek, yakni aspek yang bersifat umum
dan aspek spesifik. Tujuan komunikasi dilihat secara umum meliputi hal-hal
berikut:
a. Informatif (informative)
b. Persuasif (persuasive)
c. Hiburan (entertainment)
Menurut Bettinghous, 1974 dalam Hasan (2005:26), komunikasi
manusia secara persuasif adalah dalam rangka mempengaruhi orang lain
dengan usaha mengubah keyakinan, nilai, atau sikap mereka.
Pengungkapan pesan melalui cara-cara verbal dan non verbal untuk
18
memperoleh respons tertentu dari individu atau kelompok lain juga
merupakan bentuk komunikasi persuasif.
Wilbur Schramm dalam Putra (1999:55-56), membedakan tujuan
komunikasi menjadi:
a. tujuan informasional
b. tujuan instruksional
c. tujuan persuasi dan
d. tujuan menghibur
Masing-masing jenis komunikasi ini memerlukan syarat-syarat yang
berbeda untuk mencapainya. Menurut Schramm proses komunikasi
informasional memerlukan empat langkah yang harus dilalui, yakni menarik
perhatian terhadap pesan, menjadikan pesan dapat diterima, menjadikan
pesan diintepretasikan seperti yang diinginkan komunikator dan informasi
disimpan untuk dipakai kemudian.
Proses komunikasi instruksional atau komunikasi yang bertujuan untuk
memberi instruksi atau perintah lebih sulit karena ada langkah kelima yang
harus dilalui yaitu harus ada aktivitas belajar sekitar penerimaan informasi.
Belajar merupakan proses yang aktif.
19
Pada komunikasi dengan tujuan persuasi, ada langkah lanjutan yang
berupa hasil yang berupa pandangan yang dianjurkan oleh pembujuk
(persuader). Proses persuasi menurut Schramm adalah sebuah proses
komunikasi yang biasanya terdiri dari pengenalan informasi yang kemudian
menggiring penerima untuk mengubah persepsi terhadap lingkungannya.
2.1.5 Proses Komunikasi
Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap (Effendy, 2002:11-18),
yaitu secara primer dan secara sekunder.
a. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran
dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai
media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial (gesture),
isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung
kepada komunikan. Bahwa bahasa yang paling banyak dipergunakan
dalam komunikasi adalah jelas karena hanya bahasalah yang mampu
b. Proses komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian
pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat
20
atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai
media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua
dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai
sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak.
Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, buku, radio, televisi, film,
dan banyak lagi, adalah media kedua yang sering digunakan dalam
komunikasi. Proses komunikasi secara sekunder menggunakan media
dapat diklasifikasikam sebagai media massa (massmedia) dan media
nirmassa atau media nonmassa (non-mass media).
Komunikasi bermedia (mediated communication) adalah komunikasi
yang menggunakan saluran atau sarana untuk meneruskan suatu pesan
kepada komunikan yang jauh tempatnya, dan / atau banyak jumlahnya.
Komunikasi bermedia disebut juga komunikasi tak langsung (indirect
communication), dan sebagai konsekuensinya arus balik pun tidak terjadi
pada saat komunikasi dilancarkan. Berdasarkan banyaknya, komunikan yang
dijadikan sasaran diklasifikasikan menjadi media massa dan media nirmassa.
(Effendy, 2002:9-11):
a. Komunikasi bermedia massa
Media massa digunakan dalam komunikasi apabila komunikan
berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Media massa yang
banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari umumnya adalah surat
kabar, radio, televisi dan film bioskop, yang beroperasi dalam bidang
21
informasi, edukasi dan rekreasi atau dalam istilah lain: penerangan,
pendidikan dan hiburan.
b. Komunikasi bermedia nirmassa
Media nirmassa umumnya digunakan dalam komunikasi untuk orang-
orang tertentu atau kelompok tertentu. Surat, telepon, telegram, telex,
papan pengumuman, poster, spanduk, pamflet, brosur, folder, radio
CB (citizens band) atau radio amatir, CCTV (close-circuit television),
film dokumenter, kaset video, kaset audio, dan lain-lain adalah media
nirmassa karena tidak memiliki daya keserempakan dan
komunikannya tidak bersifat missal.
Dalam penelitian ini presentasi video adalah proses komunikasi
sekunder menggunakan media nirmassa. Blue Bird Group sebagai pihak
komunikator menggunakan media video (audio visual) untuk melatih
pengemudi baru sesuai dengan standar perusahaan. Media video ini
digunakan karena jumlah pengemudi yang banyak dan untuk menghemat
waktu.
2.2. Organisasi
2.2.1. Definisi Organisasi
Ada bermacam-macam pendapat mengenai definisi organisasi. Evert
M. Rogers dan Rekha Agarwata Rogers dalam Effendy (2004:114)
mendefinisikan organisasi secara lengkap sebagai suatu sistem yang mapan
22
dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui
suatu jenjang kepangkatan dan pembagian tugas.
Selanjutnya menurut Wreight dalam Muhammad (2007:24)
mengemukakan bahwa definisi organis
terbuka dari aktivitas yang dikoordinasi oleh dua orang atau lebih untuk
mencapai satu tujuan bersama.
Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa organisasi adalah merupakan suatu kelompok karena
terdiri dari berbagai individu yang dikoordinasi dan saling tergantung satu
sama lain untuk mencapai satu tujuan yang sama. Setiap organisasi
memerlukan koordinasi supaya dapat berfungsi dengan baik dan masing-
masing dalam organisasi tersebut dapat bekerja sesuai tugas masing-masing
agar tidak mengganggu sesama anggota organisasi.
2.2.2 Komunikasi Organisasi
Di dalam setiap organisasi memerlukan suatu komunikasi. Komunikasi
di dalam suatu organisasi juga mencakup komunikasi internal. Seperti yang
dikatakan Zelko dan Danco dalam Muhammad (2007:68) bahwa:
dan mencakup komunikasi internal dan komunikasi eksternal.
Komunikasi internal adalah komunikasi dari bawahan kepada atasan,
23
komunikasi dari atasan ke bawahan, komunikasi sesama karyawan
yang sama tingkatnya. Sedangkan komunikasi external adalah
komunikasi yang dilakukan organisasi terhadap lingkungan luarnya.
Seperti komunikasi dalam penjualan hasil produksi, pembuatan iklan,
hubungan dengan masyarakat umum
Berdasarkan pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa dalam
suatu organisasi terdiri dari banyak orang yang saling berhubungan dan
memiliki satu tujuan yang sama, yaitu pimpinan dan karyawan-karyawannya.
Untuk itu dalam suatu organisasi memerlukan komunikasi internal untuk
mengatasi masalah-masalah yang ada terhadap organisasi tersebut dan
setelah melakukan komunikasi internal, maka diperlukan pula komunikasi
eksternal untuk melakukan suatu promosi terhadap hasil produksi.
Selain pengertian diatas, Thyer dalam Muhammad (2007:66) juga
menyatakan bahwa:
organisasi sebagai arus data yang akan melayani
komunikasi organisasi dari proses interkomunikasi dalam beberapa
cara. Sistem komunikasi dalam organisasi yaitu: a. berkenaan dengan
kerja organisasi seperti data mengenai tugas-tugas atau
beroperasinya organisasi. b. bekenaan dengan pengaturan organisasi
seperti perintah-perintah, aturan-aturan dan petunjuk-petunjuk. c.
24
berkenaan dengan pemeliharaan dan pengembangan organisasi yang
termasuk bagian ini antara lain hubungan dengan personal dan
masyarakat, pembuatan iklan dan latihan.
Berdasarkan persepsi diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa komunikasi organisasi memiliki tiga maksud penting yaitu pertama,
komunikasi mengenai data-data organisasi dan mengenai tugas-tugas
ataupun operasional organisasi. Kedua, komunikasi mengenai peraturan-
peraturan yang ada dalam suatu organisasi dan petunjuk-petunjuk untuk
melakukan produksi organisasi. Ketiga, komunikasi mengenai strategi-
strategi organisasi dalam melakukan kegiatan operasional ataupun produksi
untuk mengembangkan kemampuan organisasi tersebut.
Menurut Umar (2007:77), komunikasi internal merupakan bagian dari
komunikasi organisasi komunikasi internal sangat diperlukan di dalam
melakukan komunikasi antara anggota kelompok, komunikasi untuk
pemberian orientasi dan latihan, komunikasi untuk melibatkan anggota
kelompok dalam tugas kelompok, komunikasi untuk menjaga iklim organisasi,
komunikasi dalam mensupervisi dan pengarahan pekerjaan dan komunikasi
untuk mengetahui rasa kepuasan kerja dalam organisasi.
25
2.2.3. Jenis Komunikasi Organisasi
Menurut Effendy (2004:125) komunikasi organisasi atau komunikasi
internal meliputi berbagai cara yang dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1. Komunikasi Pribadi (personal communication)
Komunikasi pribadi adalah komunikasi antara dua orang dan dapat
berlangsung dengan dua cara, yakni komunikasi tatap muka dan
komunikasi bermedia. Komunikasi pribadi tatap muka berlangsung
secara dialogis sambil menatap sehingga terjadi kontak pribadi
(personal contact) sedangkan komunikasi pribadi bermedia adalah
komunikasi dengan menggunakan alat, misalnya telepon atau
memorandum, karena melalui alat, maka antara kedua orang tersebut
tidak terdapat kontak pribadi.
2. Komunikasi Kelompok
Komunikasi Kelompok adalah komunikasi antara seseorang dengan
sekelompok orang dalam situasi tatap muka. Kelompok ini dapat
berukuran kecil, dapat juga besar. Komunikasi kelompok misalnya :
rapat, briefing, curah pendapat (brainstorming) dan upacara bendera.
Dalam penelitian ini jenis komunikasi organisasi yang dipakai adalah
komunikasi kelompok yang menggunakan media video untuk melengkapi
penerangan informasi dalam sebuah briefing.
26
2.2.4. Arus Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi (komunikasi internal) memiliki tiga arus yang
masing-masing mempunyai perbedaan fungsi. Menurut Sendjaja (2004 : 4-5)
arus komunikasi organisasi adalah :
1. Downward Communication
Komunikasi ini berlangsung ketika orang-orang yang berada pada
tataran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya fungsi
arus komunikasi dan atas ke bawah ini adalah memberikan atau
menyampakan instruksi kerja (lab instruction) memberikan penjelasan
dan pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan
(job nationnale) dapat menyampaikan informasi mengenai peraturan-
peraturan yang berlaku (procedure and practices) dan yang terakhir
yaitu memberikan motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.
2. Upward communication
Komunikasi ini terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan
kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah dan ke atas ini
adalah dapat memberikan informasi kepada atasan tentang pekerjaan
ataupun tugas yang sudah dilaksanakan, penyampaian informasi
tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak
dapat diselesaikan oleh bawahan dapat meyampaikan saran-saran
perbaikan dan bawahan, serta menyampaikan keluhan dari bawahan
tentang dirinya sendiri maupun pekerjaanya.
27
3. Horizontal Communication
Tindak komunikasi belangsung diantara para karyawan ataupun
bagian yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsi arus komunikasi
horizontal ini adalah dapat memperbaiki koordinasi tugas, sebagai
upaya untuk melakukan pemecahan masalah, dapat saling berbagi
informasi merupakan upaya untuk memecahkan konflik dan yang
terakhir yaitu membina hubungan melalui kegiatan berasama.
Dalam penelitian ini arus komunikasi yang dipakai adalah arus
komunikasi downward yaitu agar para pengemudi sebagai karyawan
menjalankan tugasnya sesuai standar perusahaan dengan menggunakan
media video (audio visual) untuk menunjukkan cara bekerja.
2.3. Pengertian Efektivitas
Efektif memiliki makna mempunyai efek, pengaruh atau akibat,
memberikan hasil yang memuaskan, memanfaatkan waktu dan cara sebaik-
baiknya, berhasil guna. (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 2001:371)
Komunikasi dikatakan efektif apabila ia menghasilkan efek-efek atau
perubahan-perubahan sebagai yang diharapkan oleh sumber, seperti
pengetahuan, sikap, dan perilaku, atau ketiganya. Perubahan-perubahan di
28
pihak penerima ini diketahui dan tanggapan-tanggapan yang diberikan
penerima sebagai umpan balik. (Wiryanto,2000:39)
Menurut Effendy (2004:6-7) yang penting dalam komunikasi ialah
bagaimana caranya agar suatu pesan yang disampaikan komunikator itu
menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan. Dampak yang
ditimbulkan dapat diklasifikasikan menurut kadarnya, yakni:
1. Dampak kognitif
Dampak kognitif adalah yang timbul pada komunikan yang
menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya. Di
sini pesan yang disampaikan komunikator ditujukan kepada pikiran si
komunikan. Dengan kata lain perkataan, tujuan komunikator hanyalah
berkisar pada upaya mengubah pikiran diri komunikan.
2. Dampak afektif
Dampak afektif lebih tinggi kadarnya daripada dampak kognitif. Di sini
tujuan komunikator bukan hanya sekedar supaya komunikan tahu,
tetapi tergerak hatinya; menimbulkan perasaan tertentu, misalnya
perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah, dan sebagainya.
3. Dampak behavioral
Yang paling tinggi kadarnya adalah dampak behavioral, yakni dampak
yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan, atau
kegiatan.
29
Penelitian ini akan akan mengukur efektivitas presentasi video dari
pencapaian 3 dampak ini yaitu dampak kognitif, afektif dan behavioral dalam
proses komunikasi.
2.4. Pengertian Presentasi Video
Presentasi adalah penyajian (sandiwara, film, dsb) atau pertunjukkan
kepada orang yang diundang. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002:894)
Video adalah rekaman gambar hidup atau program televisi untuk ditayangkan
lewat pesawat televisi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002:1261)
Berdasarkan kedua pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
pengertian presentasi video adalah penyajian atau pertunjukan kepada orang
yang diundang melalui rekaman gambar hidup atau program televisi.
2.5. Pengertian Pelatihan Pengemudi
Pelatihan adalah proses, cara, kegiatan melatih (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2002:644) Pengemudi adalah orang yang pekerjaannya
mengemudikan (perahu, mobil, pesawat terbang, dsb). (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2002:540)
Berdasarkan kedua pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
pelatihan pengemudi adalah proses kegiatan melatih orang yang
pekerjaannya mengemudikan mobil.
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah seperangkat cara yang sistematik, logis, dan
rasional yang digunakan oleh peniliti ketika merencanakan, mengumpulkan,
menganalisis, dan menyajikan data untuk menarik kesimpulan. (Hamidi,
2007:122)
Dalam melakukan penelitian ini digunakan metode deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Menurut Travers (1978), metode deskriptif bertujuan
untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat
riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.
Sedangkan menurut Gay (1976), metode ini bertujuan untuk menjawab
pertanyaan yang menyangkut sesuatu pada waktu sedang berlangsungnya
proses riset (Umar, 2004:22).
Menurut Prasetyo (2005:41-43), penelitian deskriptif adalah penelitian
yang dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai
suatu gejala atau fenomena. Hasil akhir dari penelitian ini biasanya berupa
tipologi atau pola-pola mengenai fenomena yang sedang dibahas. Tujuan
30
31
dari penelitian deskriptif adalah menggambarkan mekanisme sebuah proses
dan menciptakan seperangkat kategori atau pola.
3.2. Populasi
Sugiyono (2004:72) memberikan pengertian bahwa populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu objek yang
merupakan perhatian peneliti. Objek penelitian dapat berupa mahkluk hidup,
benda-benda, sistem dan prosedur, fenomena, dan lain-lain. (Kountur, 2007:
137)
Sedangkan Riduwan (2004:54-55), mengatakan bahwa populasi
adalah keseluruhan dari karakteristik atau hasil pengukuran yang menjadi
objek pengukuran.
Populasi yang akan digunakan peneliti sebagai objek penelitian yaitu
pengemudi taksi Blue Bird Group yang berjumlah: 175 orang. Yaitu total
jumlah pengemudi yang mengikuti pelatihan selama 1 minggu terdiri dari 7
kelas dan setiap kelas berjumlah 25 orang.
32
3.3. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi sumber data
dalam suatu penelitian. Pada umumnya kita tidak bisa mengadakan
penelitian kepada seluruh anggota dari suatu populasi karena terlalu banyak.
Apa yang bisa dilakukan adalah mengambil beberapa representative dari
suatu populasi kemudian diteliti. Representatif dari populasi inilah yang
dimaksud dengan sampel. (Kountur, 2007 :137-138)
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara
tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang
dianggap bisa mewakili populasi. (Hasan, 2002:58)
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel pengemudi taksi Blue
Bird Group yang telah menyaksikan presentasi video pelatihan pengemudi
dan telah bekerja selama kurang lebih tiga bulan.
Sementara teknik pengambilan sample yang digunakan peneliti dalam
penelitian adalah sampel probabiliti (probability sampling) dengan cara
penarikan sampel acak sederhana (simple random sampling), setiap anggota
populasi diberi atau disediakan kesempatan yang sama untuk dipilih kedalam
sampel (Hamidi, 2007:133)
33
Dalam penelitian ini digunakan rumus Taro Yamane dalam buku yang
oleh Hamidi (2007:131) untuk menentukan jumlah sampel dengan
menetapkan tingkat kesalahan sebesar 10 %. Berikut ini adalah perhitungan
pengambilan sampel berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Hamidi:
n = N
N (d)2
+ 1
Keterangan: n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
d = nilai presisi
1 = nilai konstan
Berdasar populasi pengemudi yang dilatih per minggu yang berjumlah
175 orang (25/ hari x 7 hari), maka jumlah sampel yang didapat menurut
rumus hitung Taro Yamane :
n = N
N (d)2
+ 1
n = 175
175 (0,1)2
+ 1
n = 175
175 (0,01) + 1
n = 175
1,75 + 1
34
n = 175
2,75
n = 63,63
n = 64 responden
Berdasarkan rumus hitungan tersebut, maka jumlah sampel yang
didapat berjumlah 64 responden.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan periset untuk mengumpulkan data, dalam hal ini periset adalah
peneliti (Kriyantono, 2006:91). Sumber data dalam penelitian ini adalah orang
yang disebut sebagai responden, karena alat ukur menggunakan kuesioner
dan wawancara mendalam.
3.4.1. Data Primer
Data primer ialah data yang dikumpulkan langsung dari objeknya dan
diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan (Suprapto, 2000:8).
Marzuki (2003:55) menuliskan bahwa data primer adalah data yang diperoleh
langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya.
Pengumpulan data primer ini dilakukan peneliti dengan cara terjun
langsung ke lapangan untuk melakukan penelitian. Peneliti melakukannya
35
dengan menyebarkan kuesioner atau angket yang diberikan kepada orang
lain yang bersedia menjadi responden penelitian ini berupa:
1. Kuesioner (angket) adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh
responden. Kuesioner bisa dikirim lewat pos atau peneliti mendatangi
secara langsung responden (Kriyantoro, 2006:93), pertanyaan yang
diajukan harus jelas dan mudah dimengerti, kuesioner disampaikan
langsung kepada pengemudi taksi Blue Bird Group.
Dalam penelitian ini, kuesioner dibagikan kepada pengemudi Blue Bird
Group peserta pelatihan di kantor Training Center Blue Bird Group, Jl.
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, dengan 5 kategori jawaban,
sbb:
Sangat tidak setuju 1
Tidak setuju 2
Ragu-ragu 3
Setuju 4
Sangat setuju 5
Data yang diperoleh dari kuesioner akan dimasukkan ke dalam
tabulasi tunggal selanjutnya data dalam tabel itu dianalisis
menggunakan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap seseorang tentang sesuatu objek. Objek sikap ini biasanya telah
ditentukan secara spesifik dan sistematik oleh peneliti. (Kriyantono,
2007:134) Data yang diperoleh dari kuesioner yang telah
dikumpulkan, diklasifikasikan ke dalam bentuk tabulasi tunggal.
36
Kemudian hasil dari keseluruhan data tersebut akan dijelaskan
berdasarkan presentase yang ada ke dalam suatu kesimpulan dalam
bentuk deskriptif.
2. Wawancara dan observasi langsung, yang dilakukan dengan pelatih
pengemudi taksi Blue Bird Group.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder ialah data yang diperoleh oleh suatu organisasi atau
perusahaan dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi. (Supranto,
2000:8) Menurut Marzuki (2003:56), data sekunder adalah data yang bukan
diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti misalnya dari Biro Statistik,
majalah, keterangan-keterangan atau publikasi lainnya. Jadi data sekunder
berasal dari tangan kedua, ketiga, dan seterusnya, artinya melewati satu atau
lebih pihak yang bukan peneliti sendiri.
Sumber data sekunder diharapkan dapat berperan membantu
mengungkapkan data yang diharapkan. Begitu pula pada keadaan
semestinya yaitu sumber data primer dapat berfungsi sebagaimana yang
diharapkan, sumber data sekunder dapat membantu memberikan keterangan
atau data pelengkap sebagai bahan pembanding.
Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan adalah studi
Kepustakaan. Peneliti dapat mengumpulkan data dan informasi yang
37
diperlukan dalam penelitian dengan cara mempelajari bahan-bahan tulisan
mengenai ilmu komunikasi.
3.5. Pengukuran
Pengukuran dilakukan dengan tujuan untuk mengklasifikasikan
variabel yang diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan
analisis data dan langkah penelitian selanjutnya. Pengukuran menggunakan
skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,
2006:104).
Dalam pengukuran skala Likert, peneliti membuat varibel yang akan
diukur dan dijabarkan menjadi beberapa dimensi, kemudian dimensi-dimensi
tersebut dijabarkan menjadi indikator-indikator yang berfungsi sebagai tolak
ukur dalam membuat instrumen-intrumen pertanyaan yang harus dijawab
oleh responden.
Pengukuran terhadap variabel dilakukan dengan skala likert dengan
rentang skor 1 sampai 5. Jawaban kepuasan pengakses dan ketidakpuasan
38
Suatu skala agar representatif harus memenuhi syarat Validitas dan
reliabilitas. Suatu skala dapat dikatakan mempunyai validitas apabila skala itu
dapat mengukur apa yang handuk diukur, sedangkan instrumen adalah alat
ukur untuk mendapatkan data (Sugiyono, 2004:109). Pengujian validasi
instrumen dalam suatu penelitian digunakan untuk mengukur hasil dari setiap
pernyataan sampel peneliti dengan jawaban yang diberikan responden.
sebagai obyek penelitian sebanyak 50 responden. Sedangkan minimal
jumlah responden untuk uji validitas dan realibilitas adalah 30
Setelah menguji validitas alat ukur penelitian pada tiap item
(pernyataannya), peneliti menguji tiap item yang digunakan. Suatu alat ukur
dikatakan reliable, bila alat ukur itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu
yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama, sehingga secara
konsisten memberi hasil ukuran yang sama (Nasution, 2004:77).
3.6. Teknik Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan penulis, setelah menyusun
kuesioner, melakukan penyebaran kuesioner, menguji validitas dan
reliabilitas pertanyaan adalah menggunakan teknik analisis data kuantitatif,
yaitu data akan dianalisa dengan menggunakan skala likert yang akan
39
dimasukkan ke dalam tabulasi tunggal. Jawaban dari setiap pertanyaan
mempunyai gradasi dan sangat positif sampai dengan sangat negatif yang
diberi skor sebagai berikut:
Sangat tidak setuju 1
Tidak setuju 2
Ragu-ragu 3
Setuju 4
Sangat setuju 5
Dengan menggunakan rumus mean obtain dan mean expected, data
akan menjadi suatu kesimpulan yang menggambarkan efektif atau tidak
efektifnya obyek penelitian tersebut.
3.7. Operasionalisasi Konsep
Tabel 3.1.
Operasionalisasi Konsep Efektivitas Presentasi Video
Variabel Dimensi Indikator Skala
Pengukuran
Efektivitas
Presentasi
Video
Kognitif
1. Kesadaran
2. Pemahaman
3. Pengetahuan
1. Sangat tidak
setuju (STE)
2. Tidak Efektif
(TE)
3. Netral (N)
4. Efektif (E)
5. Sangat
Efektif (SE)
40
Dalam
Pelatihan
Pengemudi
Taksi
Afektif
4. Suka
5. Puas
6. Percaya
1. Sangat tidak
setuju (STE)
2. Tidak Efektif
(TE)
3. Netral (N)
4. Efektif (E)
5. Sangat
Efektif (SE)
Konatif
(Behavioral)
7. Pelaksanaan
8. Frekuensi
9. Peran Serta
1. Sangat tidak
setuju (STE)
2. Tidak Efektif
(TE)
3. Netral (N)
4. Efektif (E)
5. Sangat
Efektif (SE)
3.8 Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu Penelitian : Juli - Agustus 2009
Lokasi Penelitian : Kelas Basic Training II
Kantor Training Center Blue Bird Group
Jl. Halim Perdanakusuma no.1, Jakarta Timur
41
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Perusahaan
Logo
Gambar 4.1
Logo Blue Bird Group
Sumber: http://www.bluebirdgroup.com
Blue Bird Group adalah perusahaan transportasi darat terkemuka di
Indonesia yang berdiri sejak tahun 1972. Berbagai jenis jasa transportasi
yang ditawarkan adalah jasa taksi umum (Blue Bird), taksi khusus yang
ditargetkan pada pasar menengah ke atas (Silver Bird), penyewaan mobil
(Golden Bird), penyewaan bus (Big Bird) dan kontainer truk (Iron Bird).
Dengan semboyan mitra transportasi yang dapat diandalkan , Blue Bird
terkenal dengan standar yang tinggi dalam melayani penumpang taksi. Blue
Bird Group rata-rata melayani tiga juta penumpang di seluruh Indonesia per
bulan dan menguasai 54% pangsa pasar.
41
42
Dalam menjalankan usahanya Blue Bird Group didukung oleh 20.000
orang lebih karyawan, teknologi terbaru seperti GPS, MDT, SAP; dan sistem
pemesanan yang terkomputerisasi. Dengan gabungan armada yang terdiri
dari 17.000 kendaraan di 17 cabang, layanan Blue Bird Group terdapat di
banyak kota-kota besar Indonesia termasuk di Jakarta, Bali, Bandung,
Banten, Lombok, Semarang, Surabaya dan Yogyakarta. Selain itu jasa
mereka juga dapat ditemukan di pusat bisnis dan tujuan wisata di seluruh
negeri.
Selain taksi Blue Bird, Perusahaan Blue Bird Group juga menaungi 45
buah anak perusahaan taksi yang paling sehat di Indonesia seperti Morante
Jaya, Cendrawasih, Pusaka Nuri, Pusaka Biru, Pusaka Lintas, Pusaka Satria,
Pusaka Sentra, Pusaka Banten, Pusaka Prima, Surabaya Taksi, Bali dan
Lombok Taksi. Peningkatan armada ini dilakukan karena kebutuhan taksi
yang besar sedangkan penambahan anak perusahaan karena adanya
peraturan pemerintah yang membatasi jumlah kendaraan yang diizinkan
beroperasi di bawah perusahaan swasta tertentu.
4.1.1 Visi dan Misi Blue Bird Group
Visi yang dimiliki Blue Bird Group adalah Untuk menjadi perusahaan
berorientasi mutu yang berkepanjangan serta menjamin kesejahteraan yang
berkesinambungan bagi semua pemangku kepentingan"
43
Sedangkan misi yang dimiliki oleh Blue Bird Group adalah "Tujuan
kami adalah untuk mencapai kepuasan pelanggan dan untuk membangun
serta mempertahankan posisi pertama sebagai pemimpin pasar di setiap
kategori di mana kami bersaing. Dalam transportasi darat, kami menyediakan
layanan yang dapat diandalkan, berkualitas tinggi dan superior dengan
penggunaan sumber daya yang efisien, dan kami melakukannya sebagai
tim."
4.1.2 Manajemen Blue Bird Group
Blue Bird Group adalah perusahaan keluarga yang didirikan oleh
almarhum Ibu Mutiara Djokosoetono, SH dan kini dipimpin oleh kedua
puteranya yaitu Dr. H. Chandra Suharto sebagai Presiden Komisaris dan Dr.
H. Purnomo Prawiro sebagai Presiden Direktur. Perusahaan ini secara
manajemen terbagi atas 9 departemen dan 17 pool atau kantor cabang yaitu
departemen Business and Development, Audit, Central Operations, Sales &
Marketing, Regulatory Affair, Finance & Administration, Technical, Human
Resources, Operation dan 17 pool.
Video presentasi pelatihan yang dibahas dalam skripsi ini dibuat oleh
departemen Human Resources atau Sumber Daya Manusia yang
bekejasama dengan production house Point of View Production. Departemen
Human Resources Blue Bird Group dipimpin oleh seorang Direktur yaitu Ir. H.
44
Riyanto yang membawahi beberapa sub departemen diantaranya bagian
Training yang melatih manager, staf dan pengemudi.
4.2 Profil Program Video Presentasi Pelatihan Pengemudi Taksi
Setelah diterima menjadi pengemudi taksi Blue Bird Group, setiap
pengemudi baru akan menjalani masa orientasi perusahaan yang disebut
Basic Training 1 selama 3 hari berturut-turut sebelum dapat bertugas di
lapangan. Hal ini dilakukan agar para pengemudi baru ini dapat dengan cepat
mengenal perusahaan, mengerti tugas sesuai standar operasional
perusahaan dan sistem kompensasi pengemudi. Pelatihan Basic Training
dilakukan tiap hari di Training Center Blue Bird Group, Jl. Halim
Perdanakusuma no.1, Sutoyo, Jakarta Timur, yang setiap kelasnya terdiri dari
25 pengemudi baru dari berbagai pool di Jabodetabek.
Dalam masa orientasi inilah program video presentasi pelatihan
pengemudi diperlihatkan. Program ini secara tematis terbagi dua yaitu
menjalankan prosedur operasional untuk perusahaan dan melayani tamu.
Topik-topik yang dipresentasikan adalah:
1. Standar operasional sebelum keluar pool
2. Permasalahan sebelum keluar pool
3. Standar operasional saat pulang ke pool
4. Permasalahan sebelum keluar pool
45
5. Masalah operasional: gangguan kendaraan, masalah pengemudi,
tabrakan, perampokan, tamu tidak membayar
6. Penampilan pengemudi
7. Pelayanan kepada tamu
8. Komunikasi dengan tamu
9. Bila tamu minta ditunggu
10.Tata tertib & pelanggaran dengan sanksi
Setiap topik presentasi video di atas mempelihatkan simulasi keadaan
di lapangan yang akan ditemui oleh pengemudi baik contoh yang harus
dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Untuk adegan contoh yang benar
diperankan oleh pengemudi Blue Bird Group yang telah berpengalaman dan
pernah meraih gelar pengemudi teladan. Sedangkan adegan contoh yang
salah diperankan oleh karyawan Blue Bird dari departemen lain dan bukan
pengemudi. Selain disusun oleh departemen Human Resources, kurikulum
presentasi video ini dibuat berdasarkan masukan dari bagian operasional
kantor pusat dan bagian operasional berbagai pool serta keluhan beberapa
tamu.
4.3 Uji Validitas dan Reabilitas
Kuesioner yang digunakan sebagai instrumen penelitian dalam
penelitian ini perlu diuji validitas dan reliabilitasnya. Hal ini diperlukan guna
46
mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel, sehingga dapat secara
tepat menjawab masalah dan tujuan diadakannya penelitian.
4.3.1 Uji Validitas
Menurut Priyatno (2009:16) validitas adalah ketepatan atau
kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur.
Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total)
serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai
validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap
memenuhi syarat adalah kalau r > 0,3. Jadi bila korelasi antar butir dengan
skor total < 0,30 maka instrumen tersebut tidak valid. (Sugiyono, 2007:152)
Uji validitas dalam penelitian ini, dilakukan dengan pre- test kepada 30
responden dengan 19 pernyataan. Berikut ini merupakan hasil analisis uji
validitas setiap butir pernyataan pada kuesioner yang diolah menggunakan
program SPSS.
47
Tabel 4.1
Hasil Perhitungan Uji Validitas
n = 30
Pernyataan r. hitung r. kritis Keterangan
Kognitif
Item 1 .366 0,3 Valid
Item 2 .494 0,3 Valid
Item 3 .524 0,3 Valid
Item 4 .156 0,3 Tidak Valid
Item 5 .384 0,3 Valid
Item 6 .356 0,3 Valid
Item 7 .518 0,3 Valid
Afektif
Item 1 .287 0,3 Tidak Valid
Item 2 .527 0,3 Valid
Item 3 .267 0,3 Tidak Valid
Item 4 .399 0,3 Valid
Item 5 .340 0,3 Valid
Item 6 .487 0,3 Valid
Behavioral
Item 1 .587 0,3 Valid
Item 2 .395 0,3 Valid
Item 3 .451 0,3 Valid
Item 4 .322 0,3 Valid
Item 5 .400 0,3 Valid
Item 6 .614 0,3 Valid
Sumber: Data Primer Agustus 2009
Jumlah item kuesioner yang dibagikan kepada responden pada
awalnya berjumlah 19 pernyataan, namun setelah dilakukan uji validitas
48
terdapat 3 pernyataan yang tidak valid dan 16 pernyataan yang valid.
Pernyataan pertama yang tidak valid adalah tentang kejelasan bahasa yang
digunakan dalam video. Dengan dilakukan uji validitas r hitungnya bernilai di
bawah r kritis yaitu sebesar 0.156. Pernyataan kedua yang tidak valid adalah
tentang kepuasan pengemudi pada pesan yang disampaikan. Dengan
dilakukan uji validitas r hitungnya bernilai di bawah r kritis yaitu sebesar
0.287. Pernyataan ketiga yang tidak valid adalah tentang manfaat pesan
yang disampaikan dan penggunaannya dalam pekerjaan sehari-hari. Dengan
dilakukan uji validitas r hitungnya bernilai di bawah r kritis yaitu sebesar
0.267. Hasil uji validasi ini menghilangkan indikator Puas pada dimensi
Afektif dari operasionalisasi konsep.
4.3.2 Uji Reliabilitas
Menurut Sunyoto (2007:74) reliabilitas adalah alat untuk mengukur
suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Butir
pertanyaan dikatakan reliabel atau handal apabila jawaban seseorang
terhadap pertanyaan adalah konsisten.
Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai
Setelah dilakukan uji
reliabilitas menggunakan SPSS maka didapatkan hasil pada tabel sebagai
berikut:
49
Tabel 4.2
Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas
Cronbach'
s Alpha
N of
Items
,831 19
Sumber: Data Primer Agustus 2009
Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh nilai alfa Cronbach 0.831. Jika nilai
alfa > 0.60 maka dapat dikatakan bahwa kuesioner penelitian reliabel.
4.3.3. Karakteristik Responden
Responden penelitian ini adalah pengemudi taksi yang sedang
mengikuti program Basic Training II dan telah bekerja kurang lebih 3 bulan.
4.3.3.1. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian karakteristik identitas responden
berdasarkan jenis kelamin diuraikan ke dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.3
Jenis Kelamin Responden
n = 64
Kategori Frekuensi Prosentase
Laki-laki 63 98.4 %
Perempuan 1 1.6 %
Total 64 100 %
Sumber: Data Primer Agustus 2009
50
Gambar 4.2
Pie Chart Jenis Kelamin Responden
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa 98.4% atau sebanyak 63
responden adalah berjenis kelamin laki-laki dan 1.6% atau sebanyak 1
responden adalah berjenis kelamin perempuan. Gambar 4.2 menunjukkan
bahwa pengemudi Blue Bird Group tidak hanya pria saja tetapi terdapat juga
pengemudi wanita.
4.3.3.2. Identitas Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil penelitian karakteristik identitas responden
berdasarkan usia diuraikan ke dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.4
Usia Responden
n = 64
Kategori Frekuensi Prosentase
25 tahun 12 18.8
26 35 tahun 28 43.8
36 45 tahun 9 14.1
15 23.4
Total 64 100.0
Sumber: Data Primer Agustus 2009
51
Gambar 4.3
Pie Chart Usia Responden
Dari tabel diatas, peneliti mengkarakteristikkan responden menjadi
empat kategori usia dalam penelitian ini. Kategori pertama usia responden
yaitu usia responden 25 tahun ke bawah sebanyak 12 responden dengan
prosentase 18,8%. Kategori kedua usia responden 26-35 tahun sebanyak 28
responden dengan prosentase 43,7%. Kategori ketiga usia responden antara
36-45 tahun sebanyak 9 responden dengan prosentase 14.06% atau kategori
dengan jumlah paling sedikit. Kategori keempat adalah usia responden 46
tahun ke atas sebanyak 15 responden dengan prosentase 23.44%. Gambar
4.3 menunjukkan bahwa responden dengan jumlah terbanyak berada di
kategori usia 26-35 tahun dan responden dengan jumlah terkecil berada di
kategori usia 36-45 tahun.
4.3.3.3. Identitas Responden Berdasarkan Status Perkawinan
Berdasarkan hasil penelitian karakteristik identitas responden
berdasarkan status perkawinan diuraikan ke dalam tabel di bawah ini:
52
Tabel 4.5
Status Perkawinan
n = 64
Kategori Frekuensi Prosentase
Lajang 13 20.3
Menikah 51 79.7
Total 64 100.0
Sumber: Data Primer Agustus 2009
Gambar 4.4
Pie Chart Status Perkawinan Responden
Dari tabel diatas, peneliti mengkarakteristikkan responden menjadi 3
kategori status perkawinan dalam penelitian ini. Kategori pertama yaitu
responden masih melajang sebanyak 13 responden dengan prosentase
20.31%. Kategori kedua yaitu responden sudah menikah sebanyak 51
responden dengan prosentase 79.69%. Kategori ketiga yaitu sudah cerai
namun tidak ada responden yang berada dalam kategori ini. Gambar 4.4
menunjukkan bahwa responden mayoritas sudah menikah.
53
4.3.3.4. Identitas Responden Berdasarkan Suku
Berdasarkan hasil penelitian karakteristik identitas responden
berdasarkan suku diuraikan ke dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.6
Suku
n = 64
Kategori Frekuensi Prosentase
Jawa 45 70.3
Sunda 12 18.8
Sumatera 7 10.9
Total 64 100.0
Sumber: Data Primer Agustus 2009
Gambar 4.5
Pie Chart Suku Responden
Dari tabel diatas, peneliti mengkarakteristikkan responden menjadi 4
kategori suku dalam penelitian ini. Kategori pertama yaitu responden dari
suku Jawa sebanyak 45 responden dengan prosentase 70.31%. Kategori
kedua yaitu responden dari suku Sunda sebanyak 12 responden dengan
prosentase 18.75%. Kategori ketiga yaitu responden dari suku yang berada di
pulau Sumatera sebanyak 7 responden dengan prosentase 10.94%. Kategori
54
keempat yaitu responden dari suku lainnya tetapi tidak ada responden yang
berada dalam kategori ini. Gambar 4.5 menunjukkan bahwa mayoritas
responden adalah suku Jawa.
4.3.3.5. Identitas Responden Berdasarkan Daerah Asal
Berdasarkan hasil penelitian karakteristik identitas responden
berdasarkan daerah asal diuraikan ke dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.7
Daerah Asal
n = 64
Kategori Frekuensi Prosentase
Jabodetabek 13 20.3
Jawa 40 62.5
Sumatera 11 17.2
Total 64 100.0
Sumber: Data Primer Agustus 2009
Gambar 4.6
Pie Chart Daerah Asal Responden
Dari tabel diatas, peneliti mengkarakteristikkan responden menjadi 4
kategori daerah asal dalam penelitian ini. Kategori pertama yaitu responden
55
berasal dari daerah Jabodetabek sebanyak 13 responden dengan prosentase
20.31%. Kategori kedua yaitu responden berasal dari daerah Jawa selain
Jabodetabek sebanyak 40 responden dengan prosentase 62.50%. Kategori
ketiga yaitu responden berasal dari daerah Sumatera sebanyak 11
responden dengan prosentase 17.19%. Kategori keempat yaitu responden
berasal dari daerah lainnya tetapi tidak ada responden yang berada dalam
kategori ini. Gambar 4.6 menunjukkan bahwa mayoritas responden berasal
dari daerah Jawa selain Jabodetabek.
4.3.3.6. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian karakteristik identitas responden
berdasarkan pendidikan diuraikan ke dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.8
Tingkat Pendidikan
n = 64
Kategori Frekuensi Prosentase
SD 8 12.5
SMP 17 26.6
SMA 38 59.4
Perguruan Tinggi 1 1.6
Total 64 100.0
Sumber: Data Primer Agustus 2009
56
Gambar 4.7
Pie Chart Tingkat Pendidikan Responden
Dari tabel diatas, peneliti mengkarakteristikkan responden menjadi 4
kategori tingkat pendidikan dalam penelitian ini. Kategori pertama yaitu
responden berpendidikan SD sebanyak 8 responden dengan prosentase
12.50%. Kategori kedua yaitu responden berpendidikan SMP sebanyak 17
responden dengan prosentase 26.56%. Kategori ketiga yaitu responden
berpendidikan SMA sebanyak 38 responden dengan prosentase 59.38%.
Kategori keempat yaitu responden berpendidikan perguruan tinggi sebanyak
1 responden dengan prosentase 1.56%. Gambar 4.7 menunjukkan bahwa
mayoritas responden berpendidikan SMA dan ada prosentasi kecil responden
yang berpendidikan perguruan tinggi.
4.3.3.7. Identitas Responden Berdasarkan Pengalaman Mengemudi
Berdasarkan hasil penelitian karakteristik identitas responden
berdasarkan pengalaman mengemudi diuraikan ke dalam tabel di bawah ini:
57
Tabel 4.9
Pengalaman Mengemudi
n = 64
Kategori Frekuensi Prosentase
16 25.0
3-5 tahun 4 6.2
44 68.8
Total 64 100.0
Sumber: Data Primer Agustus 2009
Gambar 4.8
Pie Chart Pengalaman Mengemudi Responden
Dari tabel diatas, peneliti mengkarakteristikkan responden menjadi 3
kategori pengalaman mengemudi dalam penelitian ini. Kategori pertama yaitu
responden berpengalaman mengemudi selama 2 tahun atau kurang
sebanyak 16 responden dengan prosentase 25%. Kategori kedua yaitu
responden berpengalaman mengemudi antara 3 sampai dengan 5 tahun
sebanyak 4 responden dengan prosentase 6.25%. Kategori ketiga yaitu
responden berpengalaman mengemudi selama 6 tahun lebih sebanyak 44
responden dengan prosentase 68.75%. Gambar 4.8 menunjukkan bahwa
58
mayoritas responden mempunyai pengalaman mengemudi yang tinggi dan
ada seperempat dari responden baru bisa mengemudi.
4.3.3.8. Identitas Responden Berdasarkan Pengalaman Bekerja
Berdasarkan hasil penelitian karakteristik identitas responden
berdasarkan pengalaman bekerja diuraikan ke dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.10
Pengalaman Bekerja
n = 64
Kategori Frekuensi Prosentase
13 20.3
3-5 tahun 13 20.3
38 59.4
Total 64 100.0
Sumber: Data Primer Agustus 2009
Gambar 4.9
Pie Chart Pengalaman Bekerja Responden
Dari tabel diatas, peneliti mengkarakteristikkan responden menjadi 3
kategori pengalaman bekerja dalam penelitian ini. Kategori pertama yaitu
responden berpengalaman bekerja selama 2 tahun atau kurang sebanyak 13
responden dengan prosentase 20.31%. Kategori kedua yaitu responden
59
berpengalaman bekerja antara 3 sampai dengan 5 tahun sebanyak 13
responden dengan prosentase 20.31%. Kategori ketiga yaitu responden
berpengalaman bekerja selama 6 tahun lebih sebanyak 38 responden
dengan prosentase 59.38%. Gambar 4.9 menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebelumnya telah mempunyai pengalaman bekerja yang tinggi
dan ada seperlima dari responden masih baru dalam bekerja.
4.3.3.9. Identitas Responden Berdasarkan Pengalaman Bekerja Sebagai
Pengemudi
Berdasarkan hasil penelitian karakteristik identitas responden
berdasarkan pengalaman bekerja sebagai pengemudi diuraikan ke dalam
tabel di bawah ini:
Tabel 4.11
Pengalaman Bekerja Sebagai Pengemudi
n = 64
Kategori Frekuensi Prosentase
27 42.2
3-5 tahun 10 15.6
27 42.2
Total 64 100.0
Sumber: Data Primer Agustus 2009
60
Gambar 4.10
Pie Chart Daerah Asal Responden
Dari tabel diatas, peneliti mengkarakteristikkan responden menjadi 3
kategori berpengalaman kerja sebagai pengemudi dalam penelitian ini.
Kategori pertama yaitu responden berpengalaman kerja sebagai pengemudi
selama 2 tahun atau kurang sebanyak 27 responden dengan prosentase
42.19%. Kategori kedua yaitu responden berpengalaman kerja sebagai
pengemudi antara 3 sampai dengan 5 tahun sebanyak 10 responden dengan
prosentase 15.62%. Kategori ketiga yaitu responden berpengalaman kerja
sebagai pengemudi selama 6 tahun lebih sebanyak 27 responden dengan
prosentase 42.19%. Gambar 4.10 menunjukkan jumlah yang sama antara
responden yang telah berpengalaman tinggi bekerja sebagai pengemudi dan
yang baru bekerja sebagai pengemudi yaitu 42%.
4.4. Analisa Umum Efektivitas situs Komunitas
Setelah dilakukan penelitian langsung dan penyebaran kuesioner
kepala 64 responden di kantor Training Center Blue Bird Group di daerah
Halim Perdanakusuma didapatkan hasil akhir berupa data responden. Tujuan
61
dilakukan penyebaran kuesioner ini dalah untuk mengetahui sejauh mana
efektifitas dari presentasi video dalam pelatihan pengemudi. Data responden
tersebut dianalisa hingga mendapatkan hasil pengolahan datanya sebagai
berikut.
4.4.1. Dimensi Kognitif
Dalam penelitian ini dimensi kognitif bertujuan untuk menggambarkan
apakah efek kognitif berupa kesadaran, pemahaman dan pengetahuan
didapatkan oleh responden sebagai peserta pelatihan.
4.4.1.1. Pernyataan 1, Meningkatkan kesadaran responden pengemudi
pelatihan tentang nilai-nilai yang harus dimiliki seorang
pengemudi taksi Blue Bird Group dalam menjalankan tugas
Tabel 4.12
Video Ini Meningkatkan Kesadaran Saya Tentang Nilai-nilai Yang Harus
Dimiliki Seorang Pengemudi Taksi Blue Bird Dalam Menjalankan Tugas
n = 64
Sumber: Data Primer, Agustus 2009
62
Rata- rata (x) = 281 = 4.39
64
Gambar 4.11
Garis Rentang Skala Likert Pernyataan no.1
STS TS R S SS
1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00
Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa sebanyak 61
responden (95,3%) menyatakan setuju atas efektivitas presentasi video
dalam meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai yang harus dimiliki seorang
pengemudi Blue Bird Group sedangkan sebanyak 3 orang (4,7%)
menyatakan ragu-ragu.
Berdasarkan garis rentang skala likert pada Gambar 4.11, jawaban
responden berada pada posisi sangat setuju dengan jumlah skor yang
didapat sebesar 4,39. Berarti para responden peserta pelatihan sangat setuju
bahwa video ini meningkatkan kesadaran pengemudi baru akan nilai-nilai
yang harus dimiliki seorang pengemudi taksi Blue Bird dalam menjalankan
pekerjaannya.
4,39
63
4.4.1.2. Pernyataan 2, Para responden pelatihan dapat mengingat semua
pesan di video tersebut tentang bagaimana cara menjalankan
prosedur operasional perusahaan
Tabel 4.13
Saya Dapat Mengingat Semua Pesan Di Video ini Tentang Bagaimana
Menjalankan Prosedur Operasional Perusahaan
n = 64
Sumber: Data Primer, Agustus 2009
Rata- rata (x) = 268 = 4,19
64
Gambar 4.12
Garis Rentang Skala Likert Pernyataan no.2
STS TS R S SS
1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00
4,19
64
Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa sebanyak 54
responden (84,4%) menyatakan setuju atas efektivitas presentasi video
dalam mengingatkan semua pesan tentang bagaimana menjalankan
prosedur operasional perusahaan. Sedangkan sebanyak 10 orang (15,6%)
menyatakan ragu-ragu.
Berdasarkan garis rentang skala likert pada Gambar 4.12, jawaban
responden berada pada posisi setuju dengan jumlah skor yang didapat
sebesar 4,19. Berarti para responden peserta pelatihan setuju bahwa video
ini mengingatkan semua pesan tentang bagaimana cara menjalankan
prosedur operasional perusahaan.
4.4.1.3. Pernyataan 3, Para responden pelatihan dapat mengingat
semua pesan di video tersebut tentang bagaimana cara melayani
tamu
65
Tabel 4.14
Saya Dapat Mengingat Semua Pesan Di Video ini Tentang Bagaimana
Cara Melayani Tamu
n = 64
Sumber: Data Primer, Agustus 2009
Rata- rata (x) = 255 = 3,98
64
Gambar 4.13
Garis Rentang Skala Likert Pernyataan no.3
STS TS R S SS
1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00
Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui bahwa sebanyak 53
responden (82,9%) menyatakan setuju atas efektivitas presentasi video
dalam mengingatkan semua pesan tentang bagaimana cara melayani tamu.
3,98
66
Sedangkan sebanyak 2 responden (3,1%) menyatakan tidak setuju dan 9
responden (14%) menjawab ragu-ragu.
Berdasarkan garis rentang skala likert pada Gambar 4.13, jawaban
responden berada pada posisi setuju dengan jumlah skor yang didapat
sebesar 3,98. Berarti para responden peserta pelatihan setuju bahwa video
ini mengingatkan semua pesan tentang bagaimana cara melayani tamu.
4.4.1.4. Pernyataan 4, Presentasi video menambah pengetahuan para
responden pelatihan cara menjalankan tugas sesuai prosedur
operasional perusahaan
Tabel 4.15
Video Ini Menambah Pengetahuan Saya Dalam Menjalankan Tugas
Sesuai Prosedur Operasional Perusahaan
n = 64
Sumber: Data Primer, Agustus 2009
67
Rata- rata (x) = 266 = 4,16
64
Gambar 4.14
Garis Rentang Skala Likert Pernyataan no.4
STS TS R S SS
1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00
Berdasarkan tabel 4.15 dapat diketahui bahwa sebanyak 54
responden (84,4%) menyatakan setuju atas efektivitas presentasi video
dalam menambah pengetahuan cara menjalankan tugas sesuai prosedur
operasional perusahaan. Sedangkan sebanyak 1 responden (1,6%)
menyatakan tidak setuju dan 9 responden (14%) menjawab ragu-ragu.
Berdasarkan garis rentang skala likert pada Gambar 4.14, jawaban
responden berada pada posisi setuju dengan jumlah skor yang didapat
sebesar 4,16. Berarti para responden peserta pelatihan setuju bahwa video
ini menambah pengetahuan mereka tentang bagaimana caranya
menjalankan tugas sesuai prosedur operasional perusahaan.
4,16
68
4.4.1.5. Pernyataan 5, Video ini menambah pengetahuan para responden
pelatihan tentang bagaimana caranya melayani tamu.
Tabel 4.16
Video Ini Menambah Pengetahuan Saya Dalam Melayani Tamu
n = 64
Sumber: Data Primer, Agustus 2009
Rata- rata (x) = 276 = 4,31
64
Gambar 4.15
Garis Rentang Skala Likert Pernyataan no.5
STS TS R S SS
1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00
4,31
69
Berdasarkan tabel 4.16 dapat diketahui bahwa sebanyak 60
responden (93,7%) menyatakan setuju atas efektivitas presentasi video
dalam menambah pengetahuan cara melayani tamu. Sedangkan 4
responden (6.3%) menjawab ragu-ragu.
Berdasarkan garis rentang skala likert pada Gambar 4.15, jawaban
responden berada pada posisi sangat setuju dengan jumlah skor yang
didapat sebesar 4,31. Berarti para responden peserta pelatihan sangat setuju
bahwa video ini menambah pengetahuan cara melayani tamu.
4.4.1.6. Pernyataan 6, Video ini merupakan sarana yang efektif untuk
melatih pengemudi
Tabel 4.17
Video Ini Merupakan Sarana Yang Efektif Untuk Melatih Pengemudi
n = 64
Sumber: Data Primer, Agustus 2009
70
Rata- rata (x) = 269 = 4,20
64
Gambar 4.16
Garis Rentang Skala Likert Pernyataan no.6
STS TS R S SS
1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00
Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa sebanyak 57
responden (89,1%) menyatakan setuju atas presentasi video sebagai sarana
yang efektif untuk melatih pengemudi. Sedangkan 7 responden (10.9%)
menjawab ragu-ragu.
Berdasarkan garis rentang skala likert pada Gambar 4.16, jawaban
responden berada pada posisi sangat setuju dengan jumlah skor yang
didapat sebesar 4,20. Berarti para responden peserta pelatihan sangat setuju
bahwa video ini adalah sarana yang sangat efektif untuk melatih pengemudi.
4.4.1.7. Analisis Efektivitas Presentasi Video Berdasarkan Dimensi
Kognitif
Untuk mengetahui keseluruhan data dimensi kognitif, peneliti
menggunakan 6 pernyataan dengan menggunakan pengukuran skala likert.
4,20
71
Tabel di bawah ini adalah hasil dari perhitungan tiap-tiap pernyataan yang
mewakili dimensi kognitif dan jumlah totalnya.
Tabel 4.18
Analisis Efektivitas Presentasi Video Berdasarkan Dimensi Kognitif
Sumber Data Primer, Agustus 2009
Rata- rata (x) = 25,23 = 4,20
6
Gambar 4.17
Garis Rentang Skala Likert Efektivitas Dimensi Kognitif
STE TE N E SE
1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00
4,20
72
Berdasarkan garis rentang skala likert pada Gambar 4.17, rata-rata
jumlah item dimensi kognitif berada pada posisi sangat efektif dengan jumlah
skor sebesar 4,20. Berarti dapat disimpulkan bahwa presentasi video
pelatihan pengemudi Blue Bird Group adalah sarana yang sangat efektif
untuk menimbulkan efek kognitif para peserta pelatihan berupa kesadaran
nilai-nilai perusahaan, menambah pengetahuan prosedur operasional dan
menambah pengetahuan cara melayani tamu.
4.4.2. Dimensi Afektif
Dalam penelitian ini dimensi afektif bertujuan untuk menggambarkan
apakah efek afektif berupa kesukaan, kepuasan dan kepercayaan didapatkan
oleh responden sebagai peserta pelatihan.
4.4.2.1. Pernyataan 7, Kesukaan para responden pelatihan terhadap
penggarapan kreatif dalam presentasi video pelatihan
72
Berdasarkan garis rentang skala likert pada Gambar 4.17, rata-rata
jumlah item dimensi kognitif berada pada posisi sangat efektif dengan jumlah
skor sebesar 4,20. Berarti dapat disimpulkan bahwa presentasi video
pelatihan pengemudi Blue Bird Group adalah sarana yang sangat efektif
untuk menimbulkan efek kognitif para peserta pelatihan berupa kesadaran
nilai-nilai perusahaan, menambah pengetahuan prosedur operasional dan
menambah pengetahuan cara melayani tamu.
4.4.2. Dimensi Afektif
Dalam penelitian ini dimensi afektif bertujuan untuk menggambarkan
apakah efek afektif berupa kesukaan, kepuasan dan kepercayaan didapatkan
oleh responden sebagai peserta pelatihan.
4.4.2.1. Pernyataan 7, Kesukaan para responden pelatihan terhadap
penggarapan kreatif dalam presentasi video pelatihan
73
Tabel 4.19
Saya Suka Dengan Penggarapan Secara Kreatif Video Ini
n = 64
Sumber: Data Primer, Agustus 2009
Rata- rata (x) = 259 = 4,05
64
Gambar 4.18
Garis Rentang Skala Likert Pernyataan no.7
STS TS R S SS
1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00
Berdasarkan tabel 4.19 dapat diketahui bahwa sebanyak 51
responden (79,7%) menyatakan setuju atas kesukaan mereka pada
penggarapan kreatif presentasi video pelatihan pengemudi. Sedangkan 2
4,05
74
responden (3,1%) menjawab tidak setuju dan 11 responden (17,2%)
menjawab ragu-ragu.
Berdasarkan garis rentang skala likert pada Gambar 4.18, jawaban
responden berada pada posisi setuju dengan jumlah skor yang didapat
sebesar 4,05. Berarti para responden peserta pelatihan setuju bahwa mereka
suka dengan penggarapan secara kreatif presentasi video ini.
4.4.2.2. Pernyataan 8, Video ini membuat para responden menjadi
percaya diri menjalankan tugas
Tabel 4.20
Video Ini Membuat Saya Menjadi Percaya Diri
Dalam Menjalankan Tugas Saya
n = 64
Sumber: Data Primer, Agustus 2009
Rata- rata (x) = 267 = 4,17
64
75
Gambar 4.19
Garis Rentang Skala Likert Pernyataan no.8
STS TS R S SS
1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00
Berdasarkan tabel 4.20 dapat diketahui bahwa sebanyak 56
responden (87,5%) menyatakan setuju menjadi percaya diri menjalankan
tugas sebagai akibat dari menonton presentasi video pelatihan. Sedangkan 8
responden (12,5%) menjawab ragu-ragu.
Berdasarkan garis rentang skala likert pada Gambar 4.19, jawaban
responden berada pada posisi setuju dengan jumlah skor yang didapat
sebesar 4,17. Berarti para responden peserta pelatihan setuju bahwa video
ini membuat mereka menjadi percaya diri dalam menjalankan tugas mereka.
4.4.2.3. Pernyataan 9, Video ini membuat para responden menjadi
termotivasi untuk menjalankan tugas
4,17
76
Tabel 4.21
Video Ini Membuat Saya Menjadi Termotivasi Dalam
Menjalankan Tugas Saya
n = 64
Sumber: Data Primer, Agustus 2009
Rata- rata (x) = 269 = 4,20
64
Gambar 4.20
Garis Rentang Skala Likert Pernyataan no.9
STS TS R S SS
1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00
Berdasarkan tabel 4.21 dapat diketahui bahwa sebanyak 56
responden (87,5%) menyatakan setuju menjadi termotivasi menjalankan
tugas sebagai akibat dari menonton presentasi video pelatihan. Sedangkan 1
4,20
77
(1,6%) responden tidak setuju dan 8 responden (12,5%) menjawab ragu-
ragu.
Berdasarkan garis rentang skala likert pada Gambar 4.20, jawaban
responden berada pada posisi sangat setuju dengan jumlah skor sebesar
4,20. Berarti para responden peserta pelatihan sangat setuju bahwa video ini
membuat para pesertanya menjadi termotivasi menjalankan tugas mereka.
4.4.2.4. Pernyataan 10, Para responden percaya pada nilai-nilai yang
diajarkan dalam presentasi video pelatihan adalah yang terbaik
bagi pengemudi, perusahaan dan tamu.
Tabel 4.22
Saya Percaya Nilai-nilai Yang Diajarkan Dalam Video Ini Adalah Yang
Terbaik Bagi Saya, Perusahaan dan Tamu
n = 64
Sumber: Data Primer, Agustus 2009
78
Rata- rata (x) = 268 = 4,19
64
Gambar 4.21
Garis Rentang Skala Likert Pernyataan no.10
STS TS R S SS
1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00
Berdasarkan tabel 4.22 dapat diketahui bahwa sebanyak 52
responden (81,2%) menyatakan percaya pada nilai-nilai yang diajarkan
dalam presentasi video pelatihan adalah yang terbaik bagi pengemudi,
perusahaan dan tamu.. Sedangkan 1 (1,6%) responden tidak setuju dan 11
responden (17,2%) menjawab ragu-ragu.
Berdasarkan garis rentang skala likert pada Gambar 4.21, jawaban
responden berada pada posisi setuju dengan jumlah skor sebesar 4,19.
Berarti para responden peserta pelatihan sangat setuju bahwa video ini
membuat mereka menjadi percaya pada nilai-nilai yang diajarkan dalam
video tersebut adalah yang terbaik bagi pengemudi, perusahaan dan tamu.
4,19
79
4.4.2.5. Analisis Efektivitas Presentasi Video Berdasarkan Dimensi
Afektif
Untuk mengetahui keseluruhan data dimensi afektif, peneliti
menggunakan 4 pernyataan dengan menggunakan pengukuran skala likert.
Tabel di bawah ini adalah hasil dari perhitungan tiap-tiap pernyataan yang
mewakili dimensi afektif dan jumlah totalnya.
Tabel 4.23
Analisis Efektivitas Presentasi Video Berdasarkan Dimensi Afektif
Sumber Data Primer, Agustus 2009
Rata- rata (x) = 16,61 = 4,15
4
Gambar 4.22
Garis Rentang Skala Likert Efektivitas Dimensi Afektif
STE TE N E SE
1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00
4,15
80
Berdasarkan garis rentang skala likert pada Gambar 4.22, rata-rata
jumlah item dimensi afektif berada pada posisi efektif dengan jumlah skor
sebesar 4,15. Berarti dapat disimpulkan bahwa presentasi video pelatihan
pengemudi Blue Bird Group adalah sarana yang efektif untuk menimbulkan
efek afektif para peserta pelatihan berupa kesukaan dan kepuasan pada
pesan yang disampaikan serta menjadi percaya diri akan tugas yang harus
dilakukan.
4.4.3. Dimensi Behavioral
Dalam penelitian ini dimensi behavioral bertujuan untuk
menggambarkan apakah efek behavioral atau perilaku berupa pelaksanaan
prosedur kerja, frekuensi pelaksanaan prosedur kerja dan peran serta
menjalankan tugas didapatkan oleh responden sebagai peserta pelatihan.
4.4.3.1. Pernyataan 11, Video presentasi ini mempengaruhi perilaku para
responden dan kini menjalankan nilai-nilai yang diterapkan Blue
Bird Group
81
Tabel 4.24
Video Ini Mempengaruhi Perilaku Saya Dan Kini Saya Menjalankan
Nilai-nilai Yang Diterapkan Blue Bird Group
n = 64
Sumber: Data Primer, Agustus 2009
Rata- rata (x) = 259 = 4,05
64
Gambar 4.23
Garis Rentang Skala Likert Pernyataan no.11
STS TS R S SS
1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00
Berdasarkan tabel 4.23 dapat diketahui bahwa sebanyak 51
responden (79,7%) menyatakan setuju atas Pengaruh perilaku dan
pelaksanaan nilai-nilai Blue Bird Group akibat menonton presentasi video
pelatihan. Sedangkan 13 responden (20,3%) menjawab ragu-ragu.
4,05
82
Berdasarkan garis rentang skala likert pada Gambar 4.22, jawaban
responden berada pada posisi setuju dengan jumlah skor yang didapat
sebesar 4,05. Berarti para responden peserta pelatihan setuju bahwa video
ini mempengaruhi perilaku mereka dan kini menjalankan nilai-nilai yang
diterapkan oleh Blue Bird Group.
4.4.3.2. Pernyataan 12, Video ini membuat para responden melaksana-
kan prosedur operasional perusahaan
Tabel 4.25
Video Ini Membuat Saya Melaksanakan Prosedur Operasional
Perusahaan
n = 64
Sumber: Data Primer, Agustus 2009
Rata- rata (x) = 260 = 4,06
64
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1
FMS1

More Related Content

Similar to FMS1

Tugas buk nurul cyber counseling
Tugas buk nurul cyber counselingTugas buk nurul cyber counseling
Tugas buk nurul cyber counselingDeviPayung
 
KAJIAN TINJAUAN PENGGUNAAN PORTAL MYGURU2 (UPSI) KPT 6044 (14DIS2013)
KAJIAN TINJAUAN PENGGUNAAN PORTAL MYGURU2 (UPSI) KPT 6044 (14DIS2013)KAJIAN TINJAUAN PENGGUNAAN PORTAL MYGURU2 (UPSI) KPT 6044 (14DIS2013)
KAJIAN TINJAUAN PENGGUNAAN PORTAL MYGURU2 (UPSI) KPT 6044 (14DIS2013)Wak Sekawi
 
Outline ganjil teknologi komunikasi 2014
Outline ganjil teknologi  komunikasi 2014Outline ganjil teknologi  komunikasi 2014
Outline ganjil teknologi komunikasi 2014Syarifudin Amq
 
Modul Media pembelajaran berbasis WEB
Modul Media pembelajaran berbasis WEBModul Media pembelajaran berbasis WEB
Modul Media pembelajaran berbasis WEBRini biologi
 
Progja jaringan fkmi fikri 2015 sd 2016 new
Progja jaringan fkmi fikri 2015 sd 2016 newProgja jaringan fkmi fikri 2015 sd 2016 new
Progja jaringan fkmi fikri 2015 sd 2016 newAlvin Salendra
 
Etika%20 komunikasi%20mahasiswa%20kepada%20dosen%20melalui%20aplikasi%20pesan...
Etika%20 komunikasi%20mahasiswa%20kepada%20dosen%20melalui%20aplikasi%20pesan...Etika%20 komunikasi%20mahasiswa%20kepada%20dosen%20melalui%20aplikasi%20pesan...
Etika%20 komunikasi%20mahasiswa%20kepada%20dosen%20melalui%20aplikasi%20pesan...Riri Oktaviari
 
pptx_20230411_235947_0000.pptx
pptx_20230411_235947_0000.pptxpptx_20230411_235947_0000.pptx
pptx_20230411_235947_0000.pptxAditiaSaputra19
 
Tugasan 3: Kajian tinjauan
Tugasan 3: Kajian tinjauanTugasan 3: Kajian tinjauan
Tugasan 3: Kajian tinjauansiti75
 
Kertas Kerja Mega Interaksi Biokimia 2014
Kertas Kerja Mega Interaksi Biokimia 2014Kertas Kerja Mega Interaksi Biokimia 2014
Kertas Kerja Mega Interaksi Biokimia 2014Taufiqurrahman Al-Azizi
 
Tugas 1 edited fix
Tugas 1 edited fixTugas 1 edited fix
Tugas 1 edited fixeswete69
 
Tugas 1 bahasa indonesia
Tugas 1 bahasa indonesiaTugas 1 bahasa indonesia
Tugas 1 bahasa indonesiaeswete69
 
Modul media pembelajaran jarak jauh converted 2
Modul media pembelajaran jarak jauh converted 2Modul media pembelajaran jarak jauh converted 2
Modul media pembelajaran jarak jauh converted 2NurMisda
 
Laporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajar
Laporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajarLaporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajar
Laporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajarSalisa Setiawati
 
Laporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajar
Laporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajarLaporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajar
Laporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajarfathad
 
KONSTRUKSI MITOS DAN IDEOLOGI DALAM TEKS IKLAN KOMERSIAL TELEVISI, SUATU ANAL...
KONSTRUKSI MITOS DAN IDEOLOGI DALAM TEKS IKLAN KOMERSIAL TELEVISI, SUATU ANAL...KONSTRUKSI MITOS DAN IDEOLOGI DALAM TEKS IKLAN KOMERSIAL TELEVISI, SUATU ANAL...
KONSTRUKSI MITOS DAN IDEOLOGI DALAM TEKS IKLAN KOMERSIAL TELEVISI, SUATU ANAL...Muhammad Hasyim
 
Laporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajar
Laporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajarLaporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajar
Laporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajarfathad
 
PENGARUH PEMBELAJARAN DARING MASA PANDEMI COVID-19 TERHADAP HASIL BELAJAR TEK...
PENGARUH PEMBELAJARAN DARING MASA PANDEMI COVID-19 TERHADAP HASIL BELAJAR TEK...PENGARUH PEMBELAJARAN DARING MASA PANDEMI COVID-19 TERHADAP HASIL BELAJAR TEK...
PENGARUH PEMBELAJARAN DARING MASA PANDEMI COVID-19 TERHADAP HASIL BELAJAR TEK...Paulus Robert Tuerah
 

Similar to FMS1 (20)

Tugas buk nurul cyber counseling
Tugas buk nurul cyber counselingTugas buk nurul cyber counseling
Tugas buk nurul cyber counseling
 
KAJIAN TINJAUAN PENGGUNAAN PORTAL MYGURU2 (UPSI) KPT 6044 (14DIS2013)
KAJIAN TINJAUAN PENGGUNAAN PORTAL MYGURU2 (UPSI) KPT 6044 (14DIS2013)KAJIAN TINJAUAN PENGGUNAAN PORTAL MYGURU2 (UPSI) KPT 6044 (14DIS2013)
KAJIAN TINJAUAN PENGGUNAAN PORTAL MYGURU2 (UPSI) KPT 6044 (14DIS2013)
 
Outline ganjil teknologi komunikasi 2014
Outline ganjil teknologi  komunikasi 2014Outline ganjil teknologi  komunikasi 2014
Outline ganjil teknologi komunikasi 2014
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaran
 
Modul Media pembelajaran berbasis WEB
Modul Media pembelajaran berbasis WEBModul Media pembelajaran berbasis WEB
Modul Media pembelajaran berbasis WEB
 
Modul i (jm)
Modul i (jm)Modul i (jm)
Modul i (jm)
 
Progja jaringan fkmi fikri 2015 sd 2016 new
Progja jaringan fkmi fikri 2015 sd 2016 newProgja jaringan fkmi fikri 2015 sd 2016 new
Progja jaringan fkmi fikri 2015 sd 2016 new
 
Etika%20 komunikasi%20mahasiswa%20kepada%20dosen%20melalui%20aplikasi%20pesan...
Etika%20 komunikasi%20mahasiswa%20kepada%20dosen%20melalui%20aplikasi%20pesan...Etika%20 komunikasi%20mahasiswa%20kepada%20dosen%20melalui%20aplikasi%20pesan...
Etika%20 komunikasi%20mahasiswa%20kepada%20dosen%20melalui%20aplikasi%20pesan...
 
pptx_20230411_235947_0000.pptx
pptx_20230411_235947_0000.pptxpptx_20230411_235947_0000.pptx
pptx_20230411_235947_0000.pptx
 
Tugasan 3: Kajian tinjauan
Tugasan 3: Kajian tinjauanTugasan 3: Kajian tinjauan
Tugasan 3: Kajian tinjauan
 
Kertas Kerja Mega Interaksi Biokimia 2014
Kertas Kerja Mega Interaksi Biokimia 2014Kertas Kerja Mega Interaksi Biokimia 2014
Kertas Kerja Mega Interaksi Biokimia 2014
 
Tugas 1 edited fix
Tugas 1 edited fixTugas 1 edited fix
Tugas 1 edited fix
 
Tugas 1 bahasa indonesia
Tugas 1 bahasa indonesiaTugas 1 bahasa indonesia
Tugas 1 bahasa indonesia
 
Modul media pembelajaran jarak jauh converted 2
Modul media pembelajaran jarak jauh converted 2Modul media pembelajaran jarak jauh converted 2
Modul media pembelajaran jarak jauh converted 2
 
Uts media
Uts mediaUts media
Uts media
 
Laporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajar
Laporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajarLaporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajar
Laporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajar
 
Laporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajar
Laporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajarLaporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajar
Laporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajar
 
KONSTRUKSI MITOS DAN IDEOLOGI DALAM TEKS IKLAN KOMERSIAL TELEVISI, SUATU ANAL...
KONSTRUKSI MITOS DAN IDEOLOGI DALAM TEKS IKLAN KOMERSIAL TELEVISI, SUATU ANAL...KONSTRUKSI MITOS DAN IDEOLOGI DALAM TEKS IKLAN KOMERSIAL TELEVISI, SUATU ANAL...
KONSTRUKSI MITOS DAN IDEOLOGI DALAM TEKS IKLAN KOMERSIAL TELEVISI, SUATU ANAL...
 
Laporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajar
Laporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajarLaporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajar
Laporan akhir pemanfaatan internet sebagai sarana belajar dan mengajar
 
PENGARUH PEMBELAJARAN DARING MASA PANDEMI COVID-19 TERHADAP HASIL BELAJAR TEK...
PENGARUH PEMBELAJARAN DARING MASA PANDEMI COVID-19 TERHADAP HASIL BELAJAR TEK...PENGARUH PEMBELAJARAN DARING MASA PANDEMI COVID-19 TERHADAP HASIL BELAJAR TEK...
PENGARUH PEMBELAJARAN DARING MASA PANDEMI COVID-19 TERHADAP HASIL BELAJAR TEK...
 

Recently uploaded

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 

Recently uploaded (20)

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 

FMS1

  • 1. EFEKTIVITAS PRESENTASI VIDEO DALAM PELATIHAN PENGEMUDI TAKSI (Studi Deskriptif Pada Peserta Pelatihan Pengemudi Taksi Blue Bird) SKRIPSI Diajukan oleh : Nama : Ferlin Marcini R. Mogot NIM : 2005.09.0009 Konsentrasi : Mass Communications Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi JAKARTA 2009 Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi The London School of Public Relations - Jakarta
  • 2. Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi The London School of Public Relations - Jakarta Tanda Persetujuan Skripsi Judul Skripsi : Efektivitas Presentasi Video Dalam Pelatihan Pengemudi Taksi Blue Bird Group (Studi Deskriptif Pada Peserta Pelatihan Pengemudi Taksi Blue Bird) Nama : Ferlin Marcini R. Mogot NIM : 2005.09.0009 Konsentrasi : Mass Communications Tanggal : 10 November 2009 Menyetujui, Mengetahui, Dosen Pembimbing Thesis Counselor (Ramona Tirta Kurniawan, M.Si) (Olivia Hutagaol, M.Si)
  • 3. i ABSTRAK SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI THE LONDON SCHOOL OF PUBLIC RELATIONS – JAKARTA PROGRAM SARJANA ILMU KOMUNIKASI Nama : Ferlin Marcini Mogot NIM : 2005.09.0009 Judul Skripsi : Efektivitas Presentasi Video Dalam Pelatihan Pengemudi Taksi (Studi Deskriptif Pada Peserta Pelatihan Pengemudi Taksi Blue Bird) Jumlah Halaman : 5 Bab, 114 halaman, 3 gambar, 35 tabel, 6 Lampiran Referensi : 32 buku, 2 Kamus, 4 Website Skripsi ini secara khusus membahas mengenai efektivitas presentasi video dalam pelatihan pengemudi taksi dengan studi deskriptif pada peserta pelatihan pengemudi taksi Blue Bird. Hal ini dilatarbelakangi untuk mengetahui efek presentasi video pada pengemudi taksi dalam pekerjaannya setelah menyaksikan video tersebut. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Peneliti menggunakan beberapa teori komunikasi, komunikasi organisasi, model komunikasi Shanon Weaver yang ditambahkan jalur feedback dan juga teori lainnya untuk mendukung permasalahan peneliti dalam melakukan penelitian ini. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimanakah efektivitas presentasi video dalam pelatihan pengemudi taksi berdasarkan dampak kognitif, dampak afektif dan dampak konatif. Populasi dalam penelitian ini adalah sampel pengemudi yang mengikuti pelatihan di Kantor Training Center Blue Bird Group, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Teknik sampling yang digunakan peneliti adalah sampel probabiliti (probability sampling) dengan cara penarikan sampel acak sederhana (simple random sampling). Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah dengan cara membagikan kuesioner pada responden dengan harapan mendapatkan hasil penelitian yang objektif. Berdasarkan penelitian dan perhitungan yang dilakukan, secara keseluruhan telah diperoleh hasil bahwa pada umumnya seluruh responden memberikan jawaban yang setuju pada efektivitas presentasi video sebagai
  • 4. ii media komunikasi dan pendidikan yang memberikan dampak kognitif, dampak afektif dan dampak konatif/ behavior pada pekerjaan mereka.
  • 5. iii ABSTRACT SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI THE LONDON SCHOOL OF PUBLIC RELATIONS – JAKARTA BACHELOR DEGREE IN COMMUNICATION Name : Ferlin Marcini Mogot NIM : 2005.09.0009 Thesis Title : The Effectiveness of Video Presentation in Taxi Drivers Training (A Descriptive Study of Blue Bird Taxi Drivers Training Participants) Total Pages : 5 Chapters, 114 Pages, 3 Pictures, 35 Tables, 6 Attachments References : 32 books, 2 Dictionary, 4 Website This thesis discusses about the effectiveness of video presentation in taxi drivers training, a descriptive study of Blue Bird taxi drivers training participants. The back ground for this study is to know the effectiveness of video presentation as a media to communicate and train taxi drivers in performing their duties. The method use for this research is the descriptive method. The theories use by the researcher for this research includes communication theories, organisation communication theories, the communication model of Shannon Weaver with an added feedback link and other theories to support the researchers case. The objective of this research is to describe how is the effectiveness of video presentation in training taxi drivers based on the cognition effect, affection effect and behavior effect. The population use for this research mainly are samples of taxi drivers whom are doing a training program at Blue Bird Group Training Center, Halim Perdanakusuma, East Jakarta. The sampling technique use by the researcher is the probability sampling with simple random sampling to draw the sample. The data collection method use in this research is to give out questionnaires to the respondent in order to achieve an objective result. Based on the research and calculation, the overall result are that the respondents agreed that the video presentation is an effective media to communicate and train taxi drivers which effects their cognition, affection and behavior in performing their duties.
  • 6. iv KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala berkat, kekuatan, dukungan, karunia, kasih, rahmat dan kesempatan yang telah diberikanNya sehingga peneliti mampu dan bisa menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi bidang studi Komunikasi Massa di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi - The London School of Public Relations – Jakarta dengan judul “Efektivitas Presentasi Video Dalam Pelatihan Pengemudi Taksi. (Studi Deskriptif Pada Peserta Pelatihan Pengemudi Taksi Blue Bird)”. Selama proses penulisan skripsi ini berlangsung, peneliti mendapat banyak bantuan, dukungan, bimbingan, dan saran dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR, APR selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi – The London School of Public Relations – Jakarta 2. Mr. Ravi Makhija, MBA selaku Dean Mass Communications dan Advertising Studies, STIKOM – The London School of Public Relations – Jakarta. 3. Ms. Ramona Tirta Kurniawan, M.Si selaku dosen pembimbing. 4. Ms. Olivia Hutagaol, M.Si selaku thesis counselor. 5. Keluarga peneliti yaitu John F. Mogot dan Ingrid Wurangian sebagai orangtua; keluarga Pierre Mogot, keluarga Arvin Mogot & Rory Mogot sebagai kakak dan adik; keluarga besar Mogot dan keluarga besar Wurangian; yang telah memberikan doa, semangat, dan dorongan moral sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi pada waktunya. 6. Kepada Blue Bird Group terutama kepada Bpk. Ir. Riyanto Supatmo sebagai VP Human Resources, Ibu Sabar Manalu sebagai Manajer
  • 7. v Training & Perancang Program Training Taksi, Bagian Training Center Blue Bird Group terutama Bpk. H. Ilyas sebagai Kepala Bagian, para pelatih dan responden pelatihan pengemudi taksi yang turut berpartisipasi dalam mengisi kuesioner yang diberikan peneliti di lokasi. 7. Seluruh staf STIKOM – LSPR terutama DR. Jude Genillo sebagai mantan Dekan dan dosen di Post Graduate Program LSPR, para dosen penguji, para dosen lainnya, bagian Academic, bagian Thesis Bureau dan bagian Keperpustakaan. 8. Seluruh staf RS Pondok Indah terutama Dr. Witjahyakarta Widjaja, Sp.S; Dr. Maizul Anwar, Sp. BTKV (K); Dr. Indradi Rooseheroe, Sp. OT; Dr. Ahmad Hudoyo, Sp.P; para dokter operasi, para perawat & staf ICU dan rawat inap Kelas III. 9. RS Pertamina terutama Dr. Joke Sutjahyo S., Sp. RAD (onk); Bpk. Warsono, suster Marlin dan seluruh staff Radioterapi. 10.Dr. Caecilia Arimah W. Sp.P dan Dr. Agustinus Sujatmiko, Sp.S. dari RS Puri Cinere serta Dr. Sholihul M., Sp.S, Msi, Med, dari RS Jakarta Medical Center. 11.Vitta Putryanis, Sierra Situmorang, Sweete Kiratrai, Annissa Nur Azziza, Anastasia Yulia dan Linviany Handayani. 12.Para mahasiswa STIKOM LSPR kelas 24A/ batch IX, kelas MC.912B dan kelas S2 Acceleration IIIB Honors, sebagai teman-teman seperjuangan. 13.Perusahaan Google.com, para blogger, penulis online dan website- website tentang bidang ilmu komunikasi. Serta semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, atas segala bantuannya kepada peneliti. Semoga Tuhan membalas bantuan kalian semua. Amin. No thanks to semua virus komputer, trojan and worm yang telah menghambat penelitian ini.
  • 8. vi Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman peneliti sendiri. Oleh karena itu saran, kritik, dan masukan sangat diharapkan oleh peneliti. Akhir kata peneliti mohon maaf, jika terdapat kekeliruan, kesalahan, kekurangan dalam skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan pihak-pihak lainnya. Jakarta, 23 September 2009 Ferlin Marcini R. Mogot
  • 9. vii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL Halaman TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI TANDA PENGESAHAN SKRIPSI ABSTRAK …………………………………………………………………….... i ABSTRACK ……………………………………………………………………. iii KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. iv DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. vi DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………… xii DAFTAR TABEL ………………………………………………………………. xiv DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………. xvii BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………………….. 1 1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………… 7 1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………….. ... 7 1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………………….. 7 1.4.1 Manfaat Akademis……………………………………………………… 7 1.4.2 Manfaat Praktis…………………………………………………………. 8 1.5 Sistematika Penulisan…………………………………………………. 8
  • 10. viii BAB II: KERANGKA TEORETIS 2.1 Komunikasi……………………………………………………………. 11 2.1.1 Definisi Komunikasi…………………………………………………... 11 2.1.2 Unsur-unsur Komunikasi……………………………………………. 12 2.1.3 Model Komunikasi……………………………………………………. 16 2.1.4 Tujuan Komunikasi……………………….…………………………… 17 2.1.5 Proses Berkomunikasi………………………………………………… 19 2.2 Organisasi……………………………………………………………… 21 2.2.1 Definisi Organisasi…………….. ……………………………………... 21 2.2.2 Komunikasi Organisasi...................………………………………….. 22 2.2.3 Jenis Komunikasi Organisasi……….……………………………….. 25 2.2.4 Arus Komunikasi Organisasi ……..…………………………………. 26 2.3. Pengertian Efektivitas………………………………………………… 27 2.4. Pengertian Presentasi Video………………………………………... 29 2.5. Pengertian Pelatihan Pengemudi…………………………………… 29 BAB III: METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian…………………………………………………….. 30 3.2. Populasi……………………………………………………………….. 31 3.3 . Sampel…………………………………………………………………. 32 3.4. Teknik Pengumpulan Data………………………………………….. 34 3.4.1. Data Primer....................…………………………………………….. 34 3.4.2. Data Sekunder……………….……………………………………….. 36
  • 11. ix 3.5. Pengukuran……………………………………………………………. 37 3.6. Teknik Analisis Data…………………………………………………. 38 3.7. Operasionalisasi Konsep…………………………………………….. 39 3.8. Waktu dan Tempat Penelitian……………………………………….. 40 BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan ………………………………………………….. 41 4.1.1 Visi dan Misi Blue Bird Group……………………………………... 42 4.1.2 Manajemen Blue Bird Group ……………………………………… 43 4.2 Profil Program Video Presentasi Pelatihan Pengemudi Taksi… 44 4.3 Uji Validitas dan Reabilitas ……………………………………….. 45 4.3.1 Uji Validitas …………………………………………………………. 46 4.3.2 Uji Reliabilitas ………………………………………………………. 48 4.3.3. Karakteristik Responden ………………………………………….. 49 4.3.3.1. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin …………….. 49 4.3.3.2. Identitas Responden Berdasarkan Usia ………………………… 50 4.3.3.3. Identitas Responden Berdasarkan Status Perkawinan………… 51 4.3.3.4. Identitas Responden Berdasarkan Suku ………………………… 53 4.3.3.5. Identitas Responden Berdasarkan Daerah Asal ……………….. 54 4.3.3.6. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ……….. 55 4.3.3.7. Identitas Responden Berdasarkan Pengalaman Mengemudi … 56 4.3.3.8. Identitas Responden Berdasarkan Pengalaman Bekerja ……… 58
  • 12. x 4.3.3.9. Identitas Responden Berdasarkan Pengalaman Bekerja Sebagai Pengemudi ……………………………………….………. 59 4.4. Analisa Umum Efektivitas situs Komunitas …………………….. 60 4.4.1 Dimensi Kognitif …………………………………………………… 61 4.4.1.1. Pernyataan 1, Meningkatkan kesadaran responden pengemudi pelatihan tentang nilai-nilai yang harus dimiliki seorang penge- mudi taksi Blue Bird Group dalam menjalankan tugas …….… 61 4.4.1.2. Pernyataan 2, Para responden pelatihan dapat mengingat semua pesan di video tersebut tentang bagaimana cara menjalankan prosedur operasional perusahaan …….…….…… 63 4.4.1.3. Pernyataan 3, Para responden pelatihan dapat mengingat semua pesan di video tersebut tentang bagaimana cara melayani tamu ……………………………………………………… 64 4.4.1.4. Pernyataan 4, Presentasi video menambah pengetahuan para responden pelatihan cara menjalankan tugas sesuai prosedur operasional perusahaan …………………………………………… 66 4.4.1.5. Pernyataan 5, Video ini menambah pengetahuan para responden pelatihan tentang bagaimana caranya melayani tamu …………………………………………………………………. 68 4.4.1.6. Pernyataan 6, Video ini merupakan sarana yang efektif untuk melatih Pengemudi …………………………………………………. 69 4.4.1.7. Analisis Efektivitas Presentasi Video Berdasarkan Dimensi Kognitif ………………………………………………………………… 70
  • 13. xi 4.4.2. Dimensi Afektif …………………………………………………….. 72 4.4.2.1. Pernyataan 7, Kesukaan para responden pelatihan terhadap penggarapan kreatif dalam presentasi video pelatihan ……… 72 4.4.2.2. Pernyataan 8, Video ini membuat para responden menjadi percaya diri menjalankan tugas …………….…………………… 74 4.4.2.3. Pernyataan 9, Video ini membuat para responden menjadi termotivasi untuk menjalankan tugas …………………………… 75 4.4.2.4. Pernyataan 10, Para responden percaya pada nilai-nilai yang diajarkan dalam presentasi video pelatihan adalah yang terbaik bagi pengemudi, perusahaan dan tamu ……………….. 77 4.4.2.5. Analisis Efektivitas Presentasi Video Berdasarkan Dimensi Afektif 79 4.4.3. Dimensi Behavioral …………………………………………………. 80 4.4.3.1. Pernyataan 11, Video presentasi ini mempengaruhi perilaku para responden dan kini menjalankan nilai-nilai yang diterapkan Blue Bird Group ……………………………………………………. 80 4.4.3.2. Pernyataan 12, Video ini membuat para responden melaksanakan prosedur operasional perusahaan ……………… 82 4.4.3.3. Pernyataan 13, Video ini membuat para responden melaksanakan prosedur melayani ………………………….……. 83 4.4.3.4. Pernyataan 14, Para responden sering melaksanakan prosedur operasional perusahaan yang ada di video pelatihan……….. 85 4.4.3.5. Pernyataan 15, Para responden sering melaksanakan prosedur melayani tamu yang ada di video ini …………………………… 86
  • 14. xii 4.4.3.6. Pernyataan 16, Para responden berperan serta dalam menganjurkan agar semua pengemudi taksi menjalankan nilai- nilai yang diajarkan pada video pelatihan ……………………….. 88 4.4.3.7. Analisis Efektivitas Presentasi Video Berdasarkan Dimensi Konatif (Behavioral) . …………………………………………………………. 89 4.5 Analisa Efektivitas Situs Komunitas Secara Keseluruhan …….. 91 4.5.1. Analisa Efektivitas Data Kognitif ………………………………….. 91 4.5.2. Analisa Efektivitas Data Afektif ……………………………….……. 95 4.5.3. Analisa Efektivitas Data Konatif (Behavioral) …………………… 98 4.5.4. Analisa Data Keseluruhan …………………………………………. 102 BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan …………………………………………………………… 104 5.2. Saran …………………………………………………………………… 106 5.2.1. Saran Praktis ………………………………………………………… 106 5.2.2. Saran Akademik ……………………………………………………… 107 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 108
  • 15. xiii DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Unsur-unsur Komunikasi …………………………………. 13 Gambar 2.2. Model Komunikasi ………………………………………… 16 Gambar 4.1 Logo Blue Bird Group …………………………………….. 41
  • 16. xiv DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1. Operasionalisasi Konsep Efektivitas Presentasi Video…... 39 Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Uji Validitas ……………………………… 47 Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas …………………………… 49 Tabel 4.3 Jenis Kelamin Responden…………………………………… 49 Tabel 4.4 Usia Responden ……………………………………………… 50 Tabel 4.5 Status Perkawinan …………………………………………… 52 Tabel 4.6 Suku …………………………………………………………… 53 Tabel 4.7 Daerah Asal …………………………………………………... 54 Tabel 4.8 Tingkat Pendidikan …………………………………………... 55 Tabel 4.9 Pengalaman Mengemudi ……………………………………. 57 Tabel 4.10 Pengalaman Bekerja ………………………………………… 58 Tabel 4.11 Pengalaman Bekerja Sebagai Pengemudi ………………… 59 Tabel 4.12 Video Ini Meningkatkan Kesadaran Saya Tentang Nilai-nilai Yang Harus Dimiliki Seorang Pengemudi Taksi Blue Bird Dalam Menjalankan Tugas ………………………. 61 Tabel 4.13 Saya Dapat Mengingat Semua Pesan Di Video ini Tentang Bagaimana Menjalankan Prosedur Operasional Perusahaan …………………………………………………… 63 Tabel 4.14 Saya Dapat Mengingat Semua Pesan Di Video ini
  • 17. xv Tentang Bagaimana Cara Melayani Tamu ………………… 65 Tabel 4.15 Video Ini Menambah Pengetahuan Saya Dalam Menjalankan Tugas Sesuai Prosedur Operasional Perusahaan ………………………………..………………… 66 Tabel 4.16 Video Ini Menambah Pengetahuan Saya Dalam Melayani Tamu …………………………………………………………… 68 Tabel 4.17 Video Ini Merupakan Sarana Yang Efektif Untuk Melatih Pengemudi …………………………………………………… 69 Tabel 4.18 Analisis Efektivitas presentasi video berdasarkan dimensi Kognitif ……………………………………………………….. 71 Tabel 4.19 Saya Suka Dengan Penggarapan Secara Kreatif Video Ini 73 Tabel 4.20 Video Ini Membuat Saya Menjadi Percaya Diri Dalam Menjalankan Tugas Saya …………………………………… 74 Tabel 4.21 Video Ini Membuat Saya Menjadi Termotivasi Dalam Menjalankan Tugas Saya …………………………………… 76 Tabel 4.22 Saya Percaya Nilai-nilai Yang Diajarkan Dalam Video Ini Adalah Yang Terbaik Bagi Saya, Perusahaan dan Tamu 77 Tabel 4.23 Analisis Efektivitas presentasi video berdasarkan dimensi Afektif ………………………………………………………… 79 Tabel 4.24 Video Ini Mempengaruhi Perilaku Saya Dan Kini Saya Menjalankan Nilai-nilai Yang Diterapkan Blue Bird Group … 81 Tabel 4.25 Video Ini Membuat Saya Melaksanakan Prosedur Operasional Perusahaan ……………………………………… 82
  • 18. xvi Tabel 4.26 Video Ini Membuat Saya Melaksanakan Prosedur Melayani Tamu …………………………………………………………… 84 Tabel 4.27 Saya Sering Melaksanakan Semua Prosedur Operasional Perusahaan Di Video Ini …………………………………….. 85 Tabel 4.28 Saya Sering Melaksanakan Prosedur Melayani Tamu Di Video Ini ………………………………………………………. 81 Tabel 4.29 Saya Menganjurkan Agar Semua Pengemudi Taksi Menjalankan Nilai-nilai Yang Diajarkan Di Video Ini …….. 88 Tabel 4.30 Analisis Efektivitas Presentasi Video Berdasarkan Dimensi Behavioral ……………………………………………………. 90 Tabel 4.31 Skor Responden Pada Aspek Kognitif ……………………. 93 Tabel 4.32 Skor Responden Pada Aspek Afektif ………………………. 96 Tabel 4.33 Skor Responden Pada Aspek Konatif (Behavioral) ……… 100
  • 19. xvii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Lampiran 2 Data Kuesioner Hasil Olahan SPSS 16.0 Lampiran 3 Artikel Web Pendukung Penelitian Tentang Taksi Di Jakarta Lampiran 4 Slide Presentasi Sidang Skripsi Lampiran 5 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 6 Surat Pernyataan Skripsi Lampiran 7 Riwayat Hidup
  • 20. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi atau angkutan adalah pergerakan orang atau barang dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Di kota-kota besar di dunia, transportasi mempunyai peranan yang penting dalam pertumbuhan ekonomi dan globalisasi. Tanpa transportasi banyak usaha yang tidak dapat berjalan dengan baik. Penduduk yang bekerja di pusat kota dan tinggal di pinggiran kota, menggunakan transportasi umum untuk pergi bekerja, sekolah, pulang dan ke tempat-tempat hiburan. Kota Jakarta berfungsi sebagai ibukota dari Indonesia, pusat perekonomian negara dan pusat industri hiburan. Jakarta bukan hanya sebuah kota tetapi sebuah propinsi. Sebagai salah satu kota dengan penduduk terbanyak di dunia, Jakarta mempunyai banyak permasalahan transportasi. Kota ini sangat padat dan daerah metropolitannya adalah Jabodetabek yang terdiri dari 17 juta penduduk. (http://www.penataanruang.net/detail_b.asp?id=582#) Karena ketidak- mampuan pemerintah dalam menyediakan transportasi untuk penduduknya yang berjumlah banyak, maka Jakarta mengalami kemacetan hampir setiap hari. 1
  • 21. 2 Di Jakarta, jasa angkutan umum terdiri dari bis dan minibus yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Seperti TransJakarta atau Busway, yaitu bis dengan sistem transit cepat yang dikelola oleh pemerintah dan mikrolet dan angkot, yaitu minibus yang dikelola oleh swasta. Terdapat juga transportasi kereta api, seperti KRL dan transportasi air. Sistim transportasi ini mempunyai beberapa masalah seperti jadwal yang tidak tepat waktu, ramai saat jam berangkat dan pulang kantor, tidak aman dan kurang dirawat dan bersih. Akibat dari masalah-masalah ini terdapat kebutuhan yang cukup besar untuk jasa transportasi pribadi. Layanan ini disediakan oleh taksi, sepeda motor atau ojek, bajaj dan becak, yang dikelola oleh swasta maupun secara perorangan. Keperluan untuk jasa ini dikarenakan kecepatan jalan dan waktu, harga kendaraan di Indonesia yang mahal, kemacetan lalu lintas, kenyamanan dan transportasi umum tidak melewati semua jalan di Jakarta. Di Jakarta terdapat beberapa perusahaan taksi yang saling bersaing satu sama lainnya, seperti Blue Bird, Express, Putra (peremajaan dari Citra), Kosti, Sri Medali, dan Koperasi Taksi. (http://www.kompas.com/read/xml/2008/06/23/20381848/taksi.di.jakarta.sema kin.tidak.terkendali) Beberapa perusahaan taxi mempunyai citra yang baik dan buruk di masyarakat. Dari dulu hingga sekarang kita masih banyak mendengar tindakan kriminal yang dilakukan oleh pengemudi taxi terhadap
  • 22. 3 Perampokan Taksi Marak Lagi, Wanita Diincar et 2009 di Jakarta Selatan dan 2 Maret 2009 di Jakarta Pusat. Di tiap kejadian, 2 wanita menjadi korban perampokan dalam taksi. (http://metro.vivanews.com/ news/read/35685- perampokan_taksi_ marak_ lagi__wanita_diincar) Di Jakarta dan Indonesia, perusahaan taxi yang memimpin adalah Blue Bird Group. Dengan armada yang berjumlah 17.000 taksi, perusahaan ini terkenal akan keamanan dan pengemudinya yang santun. Hal ini menjadikan Blue Bird taksi pilihan pertama dalam hal pelayanan. Sadar akan kelebihannya dalam hal kualitas, Blue Bird Group memasang harga argo yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan taksi lainnya. Motto dari Blue Bird Group adalah mitra transportasi yang dapat dipercaya. Mereka menyediakan jasa yang aman, dipercaya dan berkualitas. Pengemudi taksi mereka bersahabat, berpengalaman dan terampil. Taksi eksekutif mereka menyediakan jasa yang nyaman, tanpa masalah dan aman. Blue Bird Group taksi menyatakan bahwa mereka mempunyai pengemudi yang bisa dipercaya. Ini berarti dibelakang kemudi setiap taksi Blue Bird Group adalah seorang pengemudi yang kompeten, terlatih dan berkomitment dalam memberikan perjalanan yang nyaman. (http://www.bluebirdgroup.com)
  • 23. 4 Blue Bird Group juga menyediakan jasa pengembalian barang-barang tertinggal. Ini berarti setiap barang penumpang yang tertinggal dalam kendaraan akan dilaporkan dan didata secara seksama dan dapat diambil di pool dan stasiun mereka. Laporan barang yang tertinggal ini tertulis di majalah Mutiara Biru, yaitu majalah keluaran Blue Bird, yang terdapat di setiap taksi. Sebagai bagian dari pelayanan yang aman dan nyaman, setiap pengemudi wajib memakai seragam resmi dan menyediakan perlengkapan identitas pengemudi dan nomor kode taksi pada dashboard kendaraan. Di antara penumpang yang puas dengan pelayanan Blue Bird adalah Bimbim dan Kaka, personil Slank, sebuah band musik ternama di tanah air. Mereka membenarkan bahwa barang yang tertinggal dapat ditemukan kembali dan percaya akan keamanan taksi Blue Bird dan pengemudinya. Di baris depan jasa perusahaan taksi adalah para pengemudi. Merekalah yang akan memberikan kepuasan pelayanan kepada para penumpang. Para pengemudi perlu mengetahui juga sistem operasi perusahaan dan hubungannya dengan kewajiban mereka menjalankan tugas sebagai pegawai perusahaan. Untuk mencapai ini, Blue Bird Group menekankan pelatihan dan pendidikan bagi para pengemudi. Pergantian pengemudi taksi sangat tinggi dan perusahaan selalu mencari pengemudi baru dalam jumlah yang besar. Ini berarti perusahaan harus membuat program pelatihan bagi para pengemudi baru tersebut.
  • 24. 5 Program pelatihan tersebut dibuat oleh departemen Sumber Daya Manusia Blue Bird Group agar pengemudi baru dapat mempraktekkan standar operasional prosedur perusahaan dan nilai-nilai pelayanan bagi para penumpang. Departemen SDM dituntut agar dapat menghasilkan pengemudi yang terlatih dan dapat dipekerjakan di lapangan secara cepat. Para pengemudi taksi Blue Bird berasal dari berbagai tingkat pendidikan, kalangan, dan etnis. Beberapa dari mereka menjadi pengemudi taksi hanya sebagai pekerjaan sementara dan yang lainnya senang dengan pekerjaannya sebagai pengemudi taksi. Untuk melatih secara cepat dan efektif pengemudi baru dengan berbagai macam latar belakang ini, Blue Bird Group telah membuat program video presentasi pelatihan. Video ini terdiri dari beberapa topik seperti cara melayani penumpang, tahapan operasional dalam pool, menghadapai masalah di lapangan, dll. Setiap topik video berdurasi sekitar 10 menit. Video dan media audio visual kini telah banyak dipakai dalam komunikasi kelompok internal seperti sebuah perusahaan baik untuk penyebaran informasi, pendidikan dan pelatihan. Suatu organisasi selalu berusaha menciptakan sistem komunikasi yang efektif agar setiap anggotanya mendapatkan informasi secara layak. Oleh karena itu harus memperhatikan hambatan-hambatan yang mungkin terjadi dalam komunikasi. Yang harus dilakukan oleh organisasi tersebut adalah menciptakan sarana
  • 25. 6 atau media yang dapat mengatasi hambatan-hambatan ini. Video dan media komunikasi audio visual lainnya adalah media yang sangat efektif dalam menyampaikan pesan kepada bawahan terutama untuk pesan-pesan yang bersifat abstrak atau rumit untuk dijelaskan secara verbal. Juga agar suatu pesan dapat segera dipahami dan diingat dalam jangka waktu yang lama, penggunaan media audio visual merupakan pilihan yang sangat tepat. Pengertian presentasi video berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:894) adalah penyajian atau pertunjukan kepada orang yang diundang melalui rekaman gambar hidup atau program televisi. Presentasi video dibuat dengan cara menshooting dan mengedit berdasarkan naskah yang telah disusun. Video-video ini memperlihatkan simulasi situasi dan keadaan yang akan ditemui para pengemudi taksi, seperti di pool taksi menjalankan prosedur operasional dan di lapangan melayani tamu. Presentasi video bertujuan agar para pengemudi dapat meniru dan terpengaruh nilai-nilai bagaimana cara pengemudi melayani penumpang dan menghadapi sistem operasional yang kompleks. Video presentasi ini akan menghemat waktu bagi para pengemudi baru dengan cara membawa pengalaman yang ada di lapangan ke mereka. Melihat kesuksesan Blue Bird Group dalam menjalankan usahanya, maka peneliti tertarik untuk mengetahui efektivitas media video presentasi dalam mengajarkan ketrampilan dan membentuk perilaku pelayanan kepada
  • 26. 7 pengemudi taksi Blue Bird Group yang berjumlah banyak dan dalam waktu yang singkat. 1.2 Rumusan Masalah Dengan memperhatikan uraian masalah diatas, maka peneliti merumuskan masalah, sebagai berikut : 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Efektivitas presentasi video pelatihan dalam menyampaikan pesan (kognitif) dalam pelatihan pengemudi taksi Blue Bird Group 2. Efektivitas presentasi video pelatihan dalam meningkatkan sikap positif (afektif) para pengemudi taksi Blue Bird Group 3. Efektivitas presentasi video pelatihan dalam meningkatkan kualitas pekerjaan (behavior/ konatif) para pengemudi taksi Blue Bird Group. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian terdiri dari manfaat akademis dan manfaat praktis, yaitu : 1.4.1 Manfaat akademis
  • 27. 8 a. Memberikan sumbangan ide dan pemikiran akademis yang diharapkan dapat berguna untuk perkembangan ilmu komunikasi di bidang komunikasi organisasi dan pendidikan. b. Menerapkan teori-teori komunikasi yang telah dipelajari dikelas perkuliahan dalam dunia nyata. c. Menambah pengetahuan dan akademis peneliti tentang efektifitas presentasi video untuk pelatihan manajemen dan pengemudi taksi. d. Memberikan sumbangan wawasan akademis tentang efektifitas presentasi video bagi pengemudi taksi atau pelayanan bagi tamu. 1.4.2 Manfaat Praktis a. Sebagai masukan bagi Blue Bird Group agar dapat berkembang lebih baik dan positif dari data dan fakta hasil penelitian. b. Agar Blue Bird Group dapat lebih baik berkomunikasi dengan para pengemudi taksi dan melatih mereka 1.5 Sistematika Penulisan Dalam penelitian ini, sistematika yang digunakan sebagai penulisan adalah sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan Dalam bab ini penulis membahas tentang latar belakang masalah tentang materi yang berkaitan dengan penelitian yaitu keadaan
  • 28. 9 transportasi kota Jakarta, kebutuhan akan jasa taksi dan pengemudi yang berkualitas serta media yang dipakai dalam pelatihan pengemudi. Selain itu bab ini berisikan perumusan masalah dari topik yang diangkat, tujuan penelitian, manfaat penelitian secara akademis dan praktis serta sistematika penulisan. BAB II : Kerangka Teoritis Pada bab ini penulis memaparkan dasar-dasar dan pemikiran teori- teori yang telah ada sebagai acuan untuk melaksanakan penelitian secara terarah dan dapat dipertanggungjawabkan oleh sumber yang telah dikutip yaitu teori komunikasi, organisasi, komunikasi organisasi, efektivitas, presentasi video, pelatihan pengemudi dan hipotesa. BAB III : Metodologi Penelitian Pada bab ini akan menguraikan serta membahas mengenai metode penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, metode analisis data, serta waktu dan lokasi penelitian. BAB IV : Analisis dan Pembahasan Bab ini mambahas profil dari PT Blue Bird Group, jasa-jasa yang ditawarkan ke masyarakat umum dan media pelatihan pengemudi
  • 29. 10 yang diteliti oleh peneliti. Bab ini juga berisikan hasil dari penelitian serta analisis data yang dikaitkan dengan teori yang telah dikumpulkan terkait dengan obyek penelitian yang diteliti. Selain itu bab ini berisikan hasil penghitungan secara statistik dengan menggunakan program SPSS. BAB V : Kesimpulan dan Saran Bab ini adalah bab penutup yang berisikan kesimpulan dari seluruh penelitian dan saran-saran yang dibuat oleh peneliti sehubungan Pelatihan Pengemudi Taks penelitian selanjutnya.
  • 30. 11 BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Komunikasi merupakan aktivitas yang paling menonjol dalam suatu kehidupan bermasyarakat. Dapat dipastikan dimana manusia hidup bersama- sama dengan orang lain, maka disana selalu ada kegiatan komunikasi. Hal tersebut disebabkan karena komunikasi merupakan kebutuhan manusia, tidak mungkin seseorang dapat menjalankan hidupnya tanpa berkomunikasi dengan orang lain. Dalam istilah sederhana yang diungkapkan oleh Moore (2004:86), komunikasi adalah proses penyampaian pengertian antar individu. Semua masyarakat manusia dilandasi kapasitas manusia untuk menyampaikan maksud, hasrat, perasaan, pengetahuan, dan pengalaman dari orang yang satu kepada orang lainnya. Pada pokoknya, komunikasi adalah pusat minat dari situasi perilaku di mana suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada seorang penerima dengan tujuan mempengaruhi perilaku si penerima. Menurut Carl I. Hovland seperti yang dikutip Mulyana (2001:62), mendefinisikan komunikasi sebagai proses yang memungkinkan seseorang 11
  • 31. 12 (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan). Menurut Suprapto (2006:4-5), Wilbur Schramm menyatakan komunikasi sebagai suatu proses berbagi (sharing process). Schramm -kata (bahasa) Latin communis yang berarti umum (common) atau bersama. Apabila kita berkomunikasi, sebenarnya kita sedang berusaha menumbuhkan suatu kebersamaan (commonness) dengan seseorang, yaitu kita berusaha berbagi Dari uraian Schramm dapat disimpulkan, sebuah komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang berhasil melahirkan kebersamaan (commonness), kesepahaman antara sumber (source) dengan penerima (audience-receiver)-nya. Sebuah komunikasi akan benar-benar efektif apabila audience menerima pesan, pengertian dan lain-lain persis sama seperti apa yang dikehendaki oleh penyampai. 2.1.2 Unsur-unsur Komunikasi Setelah diuraikan sebelumnya mengenai pengertian komunikasi, ada sejumlah unsur-unsur yang menjadi syarat dalam suatu proses komunikasi. Berdasarkan perkembangan unsur komunikasi yang dapat kita gunakan adalah pandangan unsur komunikasi dari Charles Osgood, Melvin De Fleur
  • 32. 13 dan Gerard Miller yang menjabarkan bahwa unsur komunikasi tidak hanya terdiri dari source, message, channel dan receiver, tetapi juga ada unsur umpan balik atau feedback dan faktor lingkungan yang juga penting dalam suatu proses komunikasi. Kaitan unsur yang satu dengan yang lain adalah sebagai berikut: Gambar 2.1. Unsur-unsur Komunikasi Sumber: Cangara (2002:23) a. Sumber Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Sumber bisa terdiri dari satu orang atau suatu kelompok yang juga biasanya sering disebut sebagat pengirim, source atau sender. Dalam penelitian ini pengirim pesan adalah manajemen Blue Bird Group yang memberikan informasi pelatihan ataupun pesan melalui suatu media dalam hal ini adalah video presentasi kepada karyawan pengemudi taksi. b. Pesan Sesuatu yang dikirim kepada si penerima adalah pesan, yang bisa dilakukan secara tatap muka ataupun melalui media tertentu. Isi pesan Lingkungan Media Sumber Efek Pesan Penerima Umpan Balik
  • 33. 14 bisa bermacam-macam bentuknya, seperti informasi, berita pengetahuan dan hiburan. Dalam penelitian ini pesan yang disampaikan adalah instruksi melalui pelatihan. c. Media Media digunakan untuk menyampaikan pesan dari si pengirim ke si penerima. Dalam presentasi video, media adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima. Dalam penelitian ini media yang digunakan adalah video (audio visual). d. Penerima Penerima adalah pihak yang menjadi tujuan dari pesan yang disampaikan oleh si pengirim. Penerima bisa terdiri dan satu orang atau lebih dalam bentuk kelompok, masyarakat, partai ataupun negara. Dalam proses komunikasi, penerima adalah elemen penting yang merupakan sasaran dari suatu proses komunikasi. Jika pesan tidak diterima oleh si penerima, maka akan timbul berbagai masalah yang akan menuntut perubahan pada sumber, pesan atau saluran. Dalam penelitian ini, penerimanya adalah pengemudi taksi yang mengikuti pelatihan. e. Efek Efek adalah perbedaan antara yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Bisa dalam bentuk perubahan keyakinan pada pengetahuan sikap dan tindakan si penerima sebagat akibat dan penerimaan pesan. Dalam
  • 34. 15 penelitian ini, efek yang akan diukur adalah efek kognitif, efek afektif dan efek konatif/ behavioral. f. Umpan Balik Umpan balik merupakan salah satu bentuk dari efek yang diterima oleh si penerima. Umpan balik ini juga dapat menggambarkan keefektifan pesan yang disampaikan kepada penerima Umpan balik merupakan reaksi terhadap pesan bahwa penerima sudah menerima pesan dan memahaminya. Dalam penelitian ini, umpan balik dan penerima pesan bisa dalam bentuk reaksi berupa tindakan untuk menanggapi pesan atau informasi yang disampaikan. g. Lingkungan Lingkungan adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi yang terdiri dan empat macam, yaitu lingkungan fisik, sosial, budaya, psikologis dan dimensi waktu. Dalam penelitian ini, lingkungannya adalah sistem kantor Blue Bird, ruang kelas, suku, asal, status nikah, pengalaman kerja, pengalaman mengemudi, dll dari para pengemudi peserta pelatihan. Unsur-unsur di atas mempunyai peranan penting dalam membangun suatu proses komunikasi dan bahkan saling bergantung satu sama lain. Yang artinya, tanpa keikutsertaan satu unsur akan memberi pengaruh pada jalannya komunikasi. (Cangara, 2006:21)
  • 35. 16 2.1.3 Model Komunikasi Menurut Effendy (2000:18), model proses komunikasi yang ditampilkan oleh Philip Kotler berdasarkan paradigma Harold Laswell adalah: Gambar 2.2. Model Komunikasi Sumber: Effendy, 2000:18 Komponen-komponen komunikasi adalah sebagai berikut: a. Pengirim (sender), yaitu pihak yang mengirim pesan. b. Pesan (message), merupakan gagasan atau ide yang disampaikan pengirim kepada penerima untuk tujuan tertentu. c. Penerima (receiver), yaitu pihak yang menerima pesan. d. Media (media), yaitu sarana bagi komunikator untuk menyampaikan pesan kepada sasaran yang dituju. e. Pengkodean (encoding), yaitu proses untuk menjabarkan pesan ke dalam simbol. Simbol dapat berupa kata lisan maupun tulisan, isyarat, dan lainnya ke dalam media. Sender Encoding Decoding Receiver Feedback Noise Message Response
  • 36. 17 f. Penerjemah (decoding), yaitu proses yang dilakukan oleh penerima pesan untuk menerjemahkan arti simbol yang dikirim sender. g. Tanggapan (response), yaitu reaksi penerima setelah menerima pesan. h. Umpan balik (feedback), yaitu bagian dari reaksi yang dikomunikasikan kembali kepada pengirim pesan. i. Gangguan (noise), yaitu gangguan yang tak terduga selama proses komunikasi yang dapat mengakibatkan penerima pesan memperoleh pesan yang berbeda dari yang dikirimkan. 2.1.4 Tujuan Komunikasi Menurut Berlo, 1960 dalam Hasan (2005:26) mengemukakan tujuan komunikasi dapat ditinjau dari dua aspek, yakni aspek yang bersifat umum dan aspek spesifik. Tujuan komunikasi dilihat secara umum meliputi hal-hal berikut: a. Informatif (informative) b. Persuasif (persuasive) c. Hiburan (entertainment) Menurut Bettinghous, 1974 dalam Hasan (2005:26), komunikasi manusia secara persuasif adalah dalam rangka mempengaruhi orang lain dengan usaha mengubah keyakinan, nilai, atau sikap mereka. Pengungkapan pesan melalui cara-cara verbal dan non verbal untuk
  • 37. 18 memperoleh respons tertentu dari individu atau kelompok lain juga merupakan bentuk komunikasi persuasif. Wilbur Schramm dalam Putra (1999:55-56), membedakan tujuan komunikasi menjadi: a. tujuan informasional b. tujuan instruksional c. tujuan persuasi dan d. tujuan menghibur Masing-masing jenis komunikasi ini memerlukan syarat-syarat yang berbeda untuk mencapainya. Menurut Schramm proses komunikasi informasional memerlukan empat langkah yang harus dilalui, yakni menarik perhatian terhadap pesan, menjadikan pesan dapat diterima, menjadikan pesan diintepretasikan seperti yang diinginkan komunikator dan informasi disimpan untuk dipakai kemudian. Proses komunikasi instruksional atau komunikasi yang bertujuan untuk memberi instruksi atau perintah lebih sulit karena ada langkah kelima yang harus dilalui yaitu harus ada aktivitas belajar sekitar penerimaan informasi. Belajar merupakan proses yang aktif.
  • 38. 19 Pada komunikasi dengan tujuan persuasi, ada langkah lanjutan yang berupa hasil yang berupa pandangan yang dianjurkan oleh pembujuk (persuader). Proses persuasi menurut Schramm adalah sebuah proses komunikasi yang biasanya terdiri dari pengenalan informasi yang kemudian menggiring penerima untuk mengubah persepsi terhadap lingkungannya. 2.1.5 Proses Komunikasi Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap (Effendy, 2002:11-18), yaitu secara primer dan secara sekunder. a. Proses komunikasi secara primer Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial (gesture), isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung kepada komunikan. Bahwa bahasa yang paling banyak dipergunakan dalam komunikasi adalah jelas karena hanya bahasalah yang mampu b. Proses komunikasi secara sekunder Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat
  • 39. 20 atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, buku, radio, televisi, film, dan banyak lagi, adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Proses komunikasi secara sekunder menggunakan media dapat diklasifikasikam sebagai media massa (massmedia) dan media nirmassa atau media nonmassa (non-mass media). Komunikasi bermedia (mediated communication) adalah komunikasi yang menggunakan saluran atau sarana untuk meneruskan suatu pesan kepada komunikan yang jauh tempatnya, dan / atau banyak jumlahnya. Komunikasi bermedia disebut juga komunikasi tak langsung (indirect communication), dan sebagai konsekuensinya arus balik pun tidak terjadi pada saat komunikasi dilancarkan. Berdasarkan banyaknya, komunikan yang dijadikan sasaran diklasifikasikan menjadi media massa dan media nirmassa. (Effendy, 2002:9-11): a. Komunikasi bermedia massa Media massa digunakan dalam komunikasi apabila komunikan berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Media massa yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari umumnya adalah surat kabar, radio, televisi dan film bioskop, yang beroperasi dalam bidang
  • 40. 21 informasi, edukasi dan rekreasi atau dalam istilah lain: penerangan, pendidikan dan hiburan. b. Komunikasi bermedia nirmassa Media nirmassa umumnya digunakan dalam komunikasi untuk orang- orang tertentu atau kelompok tertentu. Surat, telepon, telegram, telex, papan pengumuman, poster, spanduk, pamflet, brosur, folder, radio CB (citizens band) atau radio amatir, CCTV (close-circuit television), film dokumenter, kaset video, kaset audio, dan lain-lain adalah media nirmassa karena tidak memiliki daya keserempakan dan komunikannya tidak bersifat missal. Dalam penelitian ini presentasi video adalah proses komunikasi sekunder menggunakan media nirmassa. Blue Bird Group sebagai pihak komunikator menggunakan media video (audio visual) untuk melatih pengemudi baru sesuai dengan standar perusahaan. Media video ini digunakan karena jumlah pengemudi yang banyak dan untuk menghemat waktu. 2.2. Organisasi 2.2.1. Definisi Organisasi Ada bermacam-macam pendapat mengenai definisi organisasi. Evert M. Rogers dan Rekha Agarwata Rogers dalam Effendy (2004:114) mendefinisikan organisasi secara lengkap sebagai suatu sistem yang mapan
  • 41. 22 dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang kepangkatan dan pembagian tugas. Selanjutnya menurut Wreight dalam Muhammad (2007:24) mengemukakan bahwa definisi organis terbuka dari aktivitas yang dikoordinasi oleh dua orang atau lebih untuk mencapai satu tujuan bersama. Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan penulis dapat menarik kesimpulan bahwa organisasi adalah merupakan suatu kelompok karena terdiri dari berbagai individu yang dikoordinasi dan saling tergantung satu sama lain untuk mencapai satu tujuan yang sama. Setiap organisasi memerlukan koordinasi supaya dapat berfungsi dengan baik dan masing- masing dalam organisasi tersebut dapat bekerja sesuai tugas masing-masing agar tidak mengganggu sesama anggota organisasi. 2.2.2 Komunikasi Organisasi Di dalam setiap organisasi memerlukan suatu komunikasi. Komunikasi di dalam suatu organisasi juga mencakup komunikasi internal. Seperti yang dikatakan Zelko dan Danco dalam Muhammad (2007:68) bahwa: dan mencakup komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi internal adalah komunikasi dari bawahan kepada atasan,
  • 42. 23 komunikasi dari atasan ke bawahan, komunikasi sesama karyawan yang sama tingkatnya. Sedangkan komunikasi external adalah komunikasi yang dilakukan organisasi terhadap lingkungan luarnya. Seperti komunikasi dalam penjualan hasil produksi, pembuatan iklan, hubungan dengan masyarakat umum Berdasarkan pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa dalam suatu organisasi terdiri dari banyak orang yang saling berhubungan dan memiliki satu tujuan yang sama, yaitu pimpinan dan karyawan-karyawannya. Untuk itu dalam suatu organisasi memerlukan komunikasi internal untuk mengatasi masalah-masalah yang ada terhadap organisasi tersebut dan setelah melakukan komunikasi internal, maka diperlukan pula komunikasi eksternal untuk melakukan suatu promosi terhadap hasil produksi. Selain pengertian diatas, Thyer dalam Muhammad (2007:66) juga menyatakan bahwa: organisasi sebagai arus data yang akan melayani komunikasi organisasi dari proses interkomunikasi dalam beberapa cara. Sistem komunikasi dalam organisasi yaitu: a. berkenaan dengan kerja organisasi seperti data mengenai tugas-tugas atau beroperasinya organisasi. b. bekenaan dengan pengaturan organisasi seperti perintah-perintah, aturan-aturan dan petunjuk-petunjuk. c.
  • 43. 24 berkenaan dengan pemeliharaan dan pengembangan organisasi yang termasuk bagian ini antara lain hubungan dengan personal dan masyarakat, pembuatan iklan dan latihan. Berdasarkan persepsi diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa komunikasi organisasi memiliki tiga maksud penting yaitu pertama, komunikasi mengenai data-data organisasi dan mengenai tugas-tugas ataupun operasional organisasi. Kedua, komunikasi mengenai peraturan- peraturan yang ada dalam suatu organisasi dan petunjuk-petunjuk untuk melakukan produksi organisasi. Ketiga, komunikasi mengenai strategi- strategi organisasi dalam melakukan kegiatan operasional ataupun produksi untuk mengembangkan kemampuan organisasi tersebut. Menurut Umar (2007:77), komunikasi internal merupakan bagian dari komunikasi organisasi komunikasi internal sangat diperlukan di dalam melakukan komunikasi antara anggota kelompok, komunikasi untuk pemberian orientasi dan latihan, komunikasi untuk melibatkan anggota kelompok dalam tugas kelompok, komunikasi untuk menjaga iklim organisasi, komunikasi dalam mensupervisi dan pengarahan pekerjaan dan komunikasi untuk mengetahui rasa kepuasan kerja dalam organisasi.
  • 44. 25 2.2.3. Jenis Komunikasi Organisasi Menurut Effendy (2004:125) komunikasi organisasi atau komunikasi internal meliputi berbagai cara yang dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: 1. Komunikasi Pribadi (personal communication) Komunikasi pribadi adalah komunikasi antara dua orang dan dapat berlangsung dengan dua cara, yakni komunikasi tatap muka dan komunikasi bermedia. Komunikasi pribadi tatap muka berlangsung secara dialogis sambil menatap sehingga terjadi kontak pribadi (personal contact) sedangkan komunikasi pribadi bermedia adalah komunikasi dengan menggunakan alat, misalnya telepon atau memorandum, karena melalui alat, maka antara kedua orang tersebut tidak terdapat kontak pribadi. 2. Komunikasi Kelompok Komunikasi Kelompok adalah komunikasi antara seseorang dengan sekelompok orang dalam situasi tatap muka. Kelompok ini dapat berukuran kecil, dapat juga besar. Komunikasi kelompok misalnya : rapat, briefing, curah pendapat (brainstorming) dan upacara bendera. Dalam penelitian ini jenis komunikasi organisasi yang dipakai adalah komunikasi kelompok yang menggunakan media video untuk melengkapi penerangan informasi dalam sebuah briefing.
  • 45. 26 2.2.4. Arus Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi (komunikasi internal) memiliki tiga arus yang masing-masing mempunyai perbedaan fungsi. Menurut Sendjaja (2004 : 4-5) arus komunikasi organisasi adalah : 1. Downward Communication Komunikasi ini berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya fungsi arus komunikasi dan atas ke bawah ini adalah memberikan atau menyampakan instruksi kerja (lab instruction) memberikan penjelasan dan pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan (job nationnale) dapat menyampaikan informasi mengenai peraturan- peraturan yang berlaku (procedure and practices) dan yang terakhir yaitu memberikan motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik. 2. Upward communication Komunikasi ini terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah dan ke atas ini adalah dapat memberikan informasi kepada atasan tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan, penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan dapat meyampaikan saran-saran perbaikan dan bawahan, serta menyampaikan keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaanya.
  • 46. 27 3. Horizontal Communication Tindak komunikasi belangsung diantara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsi arus komunikasi horizontal ini adalah dapat memperbaiki koordinasi tugas, sebagai upaya untuk melakukan pemecahan masalah, dapat saling berbagi informasi merupakan upaya untuk memecahkan konflik dan yang terakhir yaitu membina hubungan melalui kegiatan berasama. Dalam penelitian ini arus komunikasi yang dipakai adalah arus komunikasi downward yaitu agar para pengemudi sebagai karyawan menjalankan tugasnya sesuai standar perusahaan dengan menggunakan media video (audio visual) untuk menunjukkan cara bekerja. 2.3. Pengertian Efektivitas Efektif memiliki makna mempunyai efek, pengaruh atau akibat, memberikan hasil yang memuaskan, memanfaatkan waktu dan cara sebaik- baiknya, berhasil guna. (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 2001:371) Komunikasi dikatakan efektif apabila ia menghasilkan efek-efek atau perubahan-perubahan sebagai yang diharapkan oleh sumber, seperti pengetahuan, sikap, dan perilaku, atau ketiganya. Perubahan-perubahan di
  • 47. 28 pihak penerima ini diketahui dan tanggapan-tanggapan yang diberikan penerima sebagai umpan balik. (Wiryanto,2000:39) Menurut Effendy (2004:6-7) yang penting dalam komunikasi ialah bagaimana caranya agar suatu pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan. Dampak yang ditimbulkan dapat diklasifikasikan menurut kadarnya, yakni: 1. Dampak kognitif Dampak kognitif adalah yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya. Di sini pesan yang disampaikan komunikator ditujukan kepada pikiran si komunikan. Dengan kata lain perkataan, tujuan komunikator hanyalah berkisar pada upaya mengubah pikiran diri komunikan. 2. Dampak afektif Dampak afektif lebih tinggi kadarnya daripada dampak kognitif. Di sini tujuan komunikator bukan hanya sekedar supaya komunikan tahu, tetapi tergerak hatinya; menimbulkan perasaan tertentu, misalnya perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah, dan sebagainya. 3. Dampak behavioral Yang paling tinggi kadarnya adalah dampak behavioral, yakni dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan.
  • 48. 29 Penelitian ini akan akan mengukur efektivitas presentasi video dari pencapaian 3 dampak ini yaitu dampak kognitif, afektif dan behavioral dalam proses komunikasi. 2.4. Pengertian Presentasi Video Presentasi adalah penyajian (sandiwara, film, dsb) atau pertunjukkan kepada orang yang diundang. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002:894) Video adalah rekaman gambar hidup atau program televisi untuk ditayangkan lewat pesawat televisi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002:1261) Berdasarkan kedua pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian presentasi video adalah penyajian atau pertunjukan kepada orang yang diundang melalui rekaman gambar hidup atau program televisi. 2.5. Pengertian Pelatihan Pengemudi Pelatihan adalah proses, cara, kegiatan melatih (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002:644) Pengemudi adalah orang yang pekerjaannya mengemudikan (perahu, mobil, pesawat terbang, dsb). (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002:540) Berdasarkan kedua pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pelatihan pengemudi adalah proses kegiatan melatih orang yang pekerjaannya mengemudikan mobil.
  • 49. 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah seperangkat cara yang sistematik, logis, dan rasional yang digunakan oleh peniliti ketika merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan data untuk menarik kesimpulan. (Hamidi, 2007:122) Dalam melakukan penelitian ini digunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Travers (1978), metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Sedangkan menurut Gay (1976), metode ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang menyangkut sesuatu pada waktu sedang berlangsungnya proses riset (Umar, 2004:22). Menurut Prasetyo (2005:41-43), penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena. Hasil akhir dari penelitian ini biasanya berupa tipologi atau pola-pola mengenai fenomena yang sedang dibahas. Tujuan 30
  • 50. 31 dari penelitian deskriptif adalah menggambarkan mekanisme sebuah proses dan menciptakan seperangkat kategori atau pola. 3.2. Populasi Sugiyono (2004:72) memberikan pengertian bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu objek yang merupakan perhatian peneliti. Objek penelitian dapat berupa mahkluk hidup, benda-benda, sistem dan prosedur, fenomena, dan lain-lain. (Kountur, 2007: 137) Sedangkan Riduwan (2004:54-55), mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau hasil pengukuran yang menjadi objek pengukuran. Populasi yang akan digunakan peneliti sebagai objek penelitian yaitu pengemudi taksi Blue Bird Group yang berjumlah: 175 orang. Yaitu total jumlah pengemudi yang mengikuti pelatihan selama 1 minggu terdiri dari 7 kelas dan setiap kelas berjumlah 25 orang.
  • 51. 32 3.3. Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi sumber data dalam suatu penelitian. Pada umumnya kita tidak bisa mengadakan penelitian kepada seluruh anggota dari suatu populasi karena terlalu banyak. Apa yang bisa dilakukan adalah mengambil beberapa representative dari suatu populasi kemudian diteliti. Representatif dari populasi inilah yang dimaksud dengan sampel. (Kountur, 2007 :137-138) Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi. (Hasan, 2002:58) Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel pengemudi taksi Blue Bird Group yang telah menyaksikan presentasi video pelatihan pengemudi dan telah bekerja selama kurang lebih tiga bulan. Sementara teknik pengambilan sample yang digunakan peneliti dalam penelitian adalah sampel probabiliti (probability sampling) dengan cara penarikan sampel acak sederhana (simple random sampling), setiap anggota populasi diberi atau disediakan kesempatan yang sama untuk dipilih kedalam sampel (Hamidi, 2007:133)
  • 52. 33 Dalam penelitian ini digunakan rumus Taro Yamane dalam buku yang oleh Hamidi (2007:131) untuk menentukan jumlah sampel dengan menetapkan tingkat kesalahan sebesar 10 %. Berikut ini adalah perhitungan pengambilan sampel berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Hamidi: n = N N (d)2 + 1 Keterangan: n = ukuran sampel N = ukuran populasi d = nilai presisi 1 = nilai konstan Berdasar populasi pengemudi yang dilatih per minggu yang berjumlah 175 orang (25/ hari x 7 hari), maka jumlah sampel yang didapat menurut rumus hitung Taro Yamane : n = N N (d)2 + 1 n = 175 175 (0,1)2 + 1 n = 175 175 (0,01) + 1 n = 175 1,75 + 1
  • 53. 34 n = 175 2,75 n = 63,63 n = 64 responden Berdasarkan rumus hitungan tersebut, maka jumlah sampel yang didapat berjumlah 64 responden. 3.4. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan periset untuk mengumpulkan data, dalam hal ini periset adalah peneliti (Kriyantono, 2006:91). Sumber data dalam penelitian ini adalah orang yang disebut sebagai responden, karena alat ukur menggunakan kuesioner dan wawancara mendalam. 3.4.1. Data Primer Data primer ialah data yang dikumpulkan langsung dari objeknya dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan (Suprapto, 2000:8). Marzuki (2003:55) menuliskan bahwa data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Pengumpulan data primer ini dilakukan peneliti dengan cara terjun langsung ke lapangan untuk melakukan penelitian. Peneliti melakukannya
  • 54. 35 dengan menyebarkan kuesioner atau angket yang diberikan kepada orang lain yang bersedia menjadi responden penelitian ini berupa: 1. Kuesioner (angket) adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden. Kuesioner bisa dikirim lewat pos atau peneliti mendatangi secara langsung responden (Kriyantoro, 2006:93), pertanyaan yang diajukan harus jelas dan mudah dimengerti, kuesioner disampaikan langsung kepada pengemudi taksi Blue Bird Group. Dalam penelitian ini, kuesioner dibagikan kepada pengemudi Blue Bird Group peserta pelatihan di kantor Training Center Blue Bird Group, Jl. Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, dengan 5 kategori jawaban, sbb: Sangat tidak setuju 1 Tidak setuju 2 Ragu-ragu 3 Setuju 4 Sangat setuju 5 Data yang diperoleh dari kuesioner akan dimasukkan ke dalam tabulasi tunggal selanjutnya data dalam tabel itu dianalisis menggunakan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap seseorang tentang sesuatu objek. Objek sikap ini biasanya telah ditentukan secara spesifik dan sistematik oleh peneliti. (Kriyantono, 2007:134) Data yang diperoleh dari kuesioner yang telah dikumpulkan, diklasifikasikan ke dalam bentuk tabulasi tunggal.
  • 55. 36 Kemudian hasil dari keseluruhan data tersebut akan dijelaskan berdasarkan presentase yang ada ke dalam suatu kesimpulan dalam bentuk deskriptif. 2. Wawancara dan observasi langsung, yang dilakukan dengan pelatih pengemudi taksi Blue Bird Group. 3.4.2. Data Sekunder Data sekunder ialah data yang diperoleh oleh suatu organisasi atau perusahaan dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi. (Supranto, 2000:8) Menurut Marzuki (2003:56), data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti misalnya dari Biro Statistik, majalah, keterangan-keterangan atau publikasi lainnya. Jadi data sekunder berasal dari tangan kedua, ketiga, dan seterusnya, artinya melewati satu atau lebih pihak yang bukan peneliti sendiri. Sumber data sekunder diharapkan dapat berperan membantu mengungkapkan data yang diharapkan. Begitu pula pada keadaan semestinya yaitu sumber data primer dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan, sumber data sekunder dapat membantu memberikan keterangan atau data pelengkap sebagai bahan pembanding. Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan adalah studi Kepustakaan. Peneliti dapat mengumpulkan data dan informasi yang
  • 56. 37 diperlukan dalam penelitian dengan cara mempelajari bahan-bahan tulisan mengenai ilmu komunikasi. 3.5. Pengukuran Pengukuran dilakukan dengan tujuan untuk mengklasifikasikan variabel yang diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data dan langkah penelitian selanjutnya. Pengukuran menggunakan skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2006:104). Dalam pengukuran skala Likert, peneliti membuat varibel yang akan diukur dan dijabarkan menjadi beberapa dimensi, kemudian dimensi-dimensi tersebut dijabarkan menjadi indikator-indikator yang berfungsi sebagai tolak ukur dalam membuat instrumen-intrumen pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Pengukuran terhadap variabel dilakukan dengan skala likert dengan rentang skor 1 sampai 5. Jawaban kepuasan pengakses dan ketidakpuasan
  • 57. 38 Suatu skala agar representatif harus memenuhi syarat Validitas dan reliabilitas. Suatu skala dapat dikatakan mempunyai validitas apabila skala itu dapat mengukur apa yang handuk diukur, sedangkan instrumen adalah alat ukur untuk mendapatkan data (Sugiyono, 2004:109). Pengujian validasi instrumen dalam suatu penelitian digunakan untuk mengukur hasil dari setiap pernyataan sampel peneliti dengan jawaban yang diberikan responden. sebagai obyek penelitian sebanyak 50 responden. Sedangkan minimal jumlah responden untuk uji validitas dan realibilitas adalah 30 Setelah menguji validitas alat ukur penelitian pada tiap item (pernyataannya), peneliti menguji tiap item yang digunakan. Suatu alat ukur dikatakan reliable, bila alat ukur itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama, sehingga secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama (Nasution, 2004:77). 3.6. Teknik Analisis Data Metode analisis data yang digunakan penulis, setelah menyusun kuesioner, melakukan penyebaran kuesioner, menguji validitas dan reliabilitas pertanyaan adalah menggunakan teknik analisis data kuantitatif, yaitu data akan dianalisa dengan menggunakan skala likert yang akan
  • 58. 39 dimasukkan ke dalam tabulasi tunggal. Jawaban dari setiap pertanyaan mempunyai gradasi dan sangat positif sampai dengan sangat negatif yang diberi skor sebagai berikut: Sangat tidak setuju 1 Tidak setuju 2 Ragu-ragu 3 Setuju 4 Sangat setuju 5 Dengan menggunakan rumus mean obtain dan mean expected, data akan menjadi suatu kesimpulan yang menggambarkan efektif atau tidak efektifnya obyek penelitian tersebut. 3.7. Operasionalisasi Konsep Tabel 3.1. Operasionalisasi Konsep Efektivitas Presentasi Video Variabel Dimensi Indikator Skala Pengukuran Efektivitas Presentasi Video Kognitif 1. Kesadaran 2. Pemahaman 3. Pengetahuan 1. Sangat tidak setuju (STE) 2. Tidak Efektif (TE) 3. Netral (N) 4. Efektif (E) 5. Sangat Efektif (SE)
  • 59. 40 Dalam Pelatihan Pengemudi Taksi Afektif 4. Suka 5. Puas 6. Percaya 1. Sangat tidak setuju (STE) 2. Tidak Efektif (TE) 3. Netral (N) 4. Efektif (E) 5. Sangat Efektif (SE) Konatif (Behavioral) 7. Pelaksanaan 8. Frekuensi 9. Peran Serta 1. Sangat tidak setuju (STE) 2. Tidak Efektif (TE) 3. Netral (N) 4. Efektif (E) 5. Sangat Efektif (SE) 3.8 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu Penelitian : Juli - Agustus 2009 Lokasi Penelitian : Kelas Basic Training II Kantor Training Center Blue Bird Group Jl. Halim Perdanakusuma no.1, Jakarta Timur
  • 60. 41 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan Logo Gambar 4.1 Logo Blue Bird Group Sumber: http://www.bluebirdgroup.com Blue Bird Group adalah perusahaan transportasi darat terkemuka di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1972. Berbagai jenis jasa transportasi yang ditawarkan adalah jasa taksi umum (Blue Bird), taksi khusus yang ditargetkan pada pasar menengah ke atas (Silver Bird), penyewaan mobil (Golden Bird), penyewaan bus (Big Bird) dan kontainer truk (Iron Bird). Dengan semboyan mitra transportasi yang dapat diandalkan , Blue Bird terkenal dengan standar yang tinggi dalam melayani penumpang taksi. Blue Bird Group rata-rata melayani tiga juta penumpang di seluruh Indonesia per bulan dan menguasai 54% pangsa pasar. 41
  • 61. 42 Dalam menjalankan usahanya Blue Bird Group didukung oleh 20.000 orang lebih karyawan, teknologi terbaru seperti GPS, MDT, SAP; dan sistem pemesanan yang terkomputerisasi. Dengan gabungan armada yang terdiri dari 17.000 kendaraan di 17 cabang, layanan Blue Bird Group terdapat di banyak kota-kota besar Indonesia termasuk di Jakarta, Bali, Bandung, Banten, Lombok, Semarang, Surabaya dan Yogyakarta. Selain itu jasa mereka juga dapat ditemukan di pusat bisnis dan tujuan wisata di seluruh negeri. Selain taksi Blue Bird, Perusahaan Blue Bird Group juga menaungi 45 buah anak perusahaan taksi yang paling sehat di Indonesia seperti Morante Jaya, Cendrawasih, Pusaka Nuri, Pusaka Biru, Pusaka Lintas, Pusaka Satria, Pusaka Sentra, Pusaka Banten, Pusaka Prima, Surabaya Taksi, Bali dan Lombok Taksi. Peningkatan armada ini dilakukan karena kebutuhan taksi yang besar sedangkan penambahan anak perusahaan karena adanya peraturan pemerintah yang membatasi jumlah kendaraan yang diizinkan beroperasi di bawah perusahaan swasta tertentu. 4.1.1 Visi dan Misi Blue Bird Group Visi yang dimiliki Blue Bird Group adalah Untuk menjadi perusahaan berorientasi mutu yang berkepanjangan serta menjamin kesejahteraan yang berkesinambungan bagi semua pemangku kepentingan"
  • 62. 43 Sedangkan misi yang dimiliki oleh Blue Bird Group adalah "Tujuan kami adalah untuk mencapai kepuasan pelanggan dan untuk membangun serta mempertahankan posisi pertama sebagai pemimpin pasar di setiap kategori di mana kami bersaing. Dalam transportasi darat, kami menyediakan layanan yang dapat diandalkan, berkualitas tinggi dan superior dengan penggunaan sumber daya yang efisien, dan kami melakukannya sebagai tim." 4.1.2 Manajemen Blue Bird Group Blue Bird Group adalah perusahaan keluarga yang didirikan oleh almarhum Ibu Mutiara Djokosoetono, SH dan kini dipimpin oleh kedua puteranya yaitu Dr. H. Chandra Suharto sebagai Presiden Komisaris dan Dr. H. Purnomo Prawiro sebagai Presiden Direktur. Perusahaan ini secara manajemen terbagi atas 9 departemen dan 17 pool atau kantor cabang yaitu departemen Business and Development, Audit, Central Operations, Sales & Marketing, Regulatory Affair, Finance & Administration, Technical, Human Resources, Operation dan 17 pool. Video presentasi pelatihan yang dibahas dalam skripsi ini dibuat oleh departemen Human Resources atau Sumber Daya Manusia yang bekejasama dengan production house Point of View Production. Departemen Human Resources Blue Bird Group dipimpin oleh seorang Direktur yaitu Ir. H.
  • 63. 44 Riyanto yang membawahi beberapa sub departemen diantaranya bagian Training yang melatih manager, staf dan pengemudi. 4.2 Profil Program Video Presentasi Pelatihan Pengemudi Taksi Setelah diterima menjadi pengemudi taksi Blue Bird Group, setiap pengemudi baru akan menjalani masa orientasi perusahaan yang disebut Basic Training 1 selama 3 hari berturut-turut sebelum dapat bertugas di lapangan. Hal ini dilakukan agar para pengemudi baru ini dapat dengan cepat mengenal perusahaan, mengerti tugas sesuai standar operasional perusahaan dan sistem kompensasi pengemudi. Pelatihan Basic Training dilakukan tiap hari di Training Center Blue Bird Group, Jl. Halim Perdanakusuma no.1, Sutoyo, Jakarta Timur, yang setiap kelasnya terdiri dari 25 pengemudi baru dari berbagai pool di Jabodetabek. Dalam masa orientasi inilah program video presentasi pelatihan pengemudi diperlihatkan. Program ini secara tematis terbagi dua yaitu menjalankan prosedur operasional untuk perusahaan dan melayani tamu. Topik-topik yang dipresentasikan adalah: 1. Standar operasional sebelum keluar pool 2. Permasalahan sebelum keluar pool 3. Standar operasional saat pulang ke pool 4. Permasalahan sebelum keluar pool
  • 64. 45 5. Masalah operasional: gangguan kendaraan, masalah pengemudi, tabrakan, perampokan, tamu tidak membayar 6. Penampilan pengemudi 7. Pelayanan kepada tamu 8. Komunikasi dengan tamu 9. Bila tamu minta ditunggu 10.Tata tertib & pelanggaran dengan sanksi Setiap topik presentasi video di atas mempelihatkan simulasi keadaan di lapangan yang akan ditemui oleh pengemudi baik contoh yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Untuk adegan contoh yang benar diperankan oleh pengemudi Blue Bird Group yang telah berpengalaman dan pernah meraih gelar pengemudi teladan. Sedangkan adegan contoh yang salah diperankan oleh karyawan Blue Bird dari departemen lain dan bukan pengemudi. Selain disusun oleh departemen Human Resources, kurikulum presentasi video ini dibuat berdasarkan masukan dari bagian operasional kantor pusat dan bagian operasional berbagai pool serta keluhan beberapa tamu. 4.3 Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner yang digunakan sebagai instrumen penelitian dalam penelitian ini perlu diuji validitas dan reliabilitasnya. Hal ini diperlukan guna
  • 65. 46 mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel, sehingga dapat secara tepat menjawab masalah dan tujuan diadakannya penelitian. 4.3.1 Uji Validitas Menurut Priyatno (2009:16) validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r > 0,3. Jadi bila korelasi antar butir dengan skor total < 0,30 maka instrumen tersebut tidak valid. (Sugiyono, 2007:152) Uji validitas dalam penelitian ini, dilakukan dengan pre- test kepada 30 responden dengan 19 pernyataan. Berikut ini merupakan hasil analisis uji validitas setiap butir pernyataan pada kuesioner yang diolah menggunakan program SPSS.
  • 66. 47 Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Uji Validitas n = 30 Pernyataan r. hitung r. kritis Keterangan Kognitif Item 1 .366 0,3 Valid Item 2 .494 0,3 Valid Item 3 .524 0,3 Valid Item 4 .156 0,3 Tidak Valid Item 5 .384 0,3 Valid Item 6 .356 0,3 Valid Item 7 .518 0,3 Valid Afektif Item 1 .287 0,3 Tidak Valid Item 2 .527 0,3 Valid Item 3 .267 0,3 Tidak Valid Item 4 .399 0,3 Valid Item 5 .340 0,3 Valid Item 6 .487 0,3 Valid Behavioral Item 1 .587 0,3 Valid Item 2 .395 0,3 Valid Item 3 .451 0,3 Valid Item 4 .322 0,3 Valid Item 5 .400 0,3 Valid Item 6 .614 0,3 Valid Sumber: Data Primer Agustus 2009 Jumlah item kuesioner yang dibagikan kepada responden pada awalnya berjumlah 19 pernyataan, namun setelah dilakukan uji validitas
  • 67. 48 terdapat 3 pernyataan yang tidak valid dan 16 pernyataan yang valid. Pernyataan pertama yang tidak valid adalah tentang kejelasan bahasa yang digunakan dalam video. Dengan dilakukan uji validitas r hitungnya bernilai di bawah r kritis yaitu sebesar 0.156. Pernyataan kedua yang tidak valid adalah tentang kepuasan pengemudi pada pesan yang disampaikan. Dengan dilakukan uji validitas r hitungnya bernilai di bawah r kritis yaitu sebesar 0.287. Pernyataan ketiga yang tidak valid adalah tentang manfaat pesan yang disampaikan dan penggunaannya dalam pekerjaan sehari-hari. Dengan dilakukan uji validitas r hitungnya bernilai di bawah r kritis yaitu sebesar 0.267. Hasil uji validasi ini menghilangkan indikator Puas pada dimensi Afektif dari operasionalisasi konsep. 4.3.2 Uji Reliabilitas Menurut Sunyoto (2007:74) reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Butir pertanyaan dikatakan reliabel atau handal apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Setelah dilakukan uji reliabilitas menggunakan SPSS maka didapatkan hasil pada tabel sebagai berikut:
  • 68. 49 Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Cronbach' s Alpha N of Items ,831 19 Sumber: Data Primer Agustus 2009 Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh nilai alfa Cronbach 0.831. Jika nilai alfa > 0.60 maka dapat dikatakan bahwa kuesioner penelitian reliabel. 4.3.3. Karakteristik Responden Responden penelitian ini adalah pengemudi taksi yang sedang mengikuti program Basic Training II dan telah bekerja kurang lebih 3 bulan. 4.3.3.1. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan hasil penelitian karakteristik identitas responden berdasarkan jenis kelamin diuraikan ke dalam tabel di bawah ini: Tabel 4.3 Jenis Kelamin Responden n = 64 Kategori Frekuensi Prosentase Laki-laki 63 98.4 % Perempuan 1 1.6 % Total 64 100 % Sumber: Data Primer Agustus 2009
  • 69. 50 Gambar 4.2 Pie Chart Jenis Kelamin Responden Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa 98.4% atau sebanyak 63 responden adalah berjenis kelamin laki-laki dan 1.6% atau sebanyak 1 responden adalah berjenis kelamin perempuan. Gambar 4.2 menunjukkan bahwa pengemudi Blue Bird Group tidak hanya pria saja tetapi terdapat juga pengemudi wanita. 4.3.3.2. Identitas Responden Berdasarkan Usia Berdasarkan hasil penelitian karakteristik identitas responden berdasarkan usia diuraikan ke dalam tabel di bawah ini: Tabel 4.4 Usia Responden n = 64 Kategori Frekuensi Prosentase 25 tahun 12 18.8 26 35 tahun 28 43.8 36 45 tahun 9 14.1 15 23.4 Total 64 100.0 Sumber: Data Primer Agustus 2009
  • 70. 51 Gambar 4.3 Pie Chart Usia Responden Dari tabel diatas, peneliti mengkarakteristikkan responden menjadi empat kategori usia dalam penelitian ini. Kategori pertama usia responden yaitu usia responden 25 tahun ke bawah sebanyak 12 responden dengan prosentase 18,8%. Kategori kedua usia responden 26-35 tahun sebanyak 28 responden dengan prosentase 43,7%. Kategori ketiga usia responden antara 36-45 tahun sebanyak 9 responden dengan prosentase 14.06% atau kategori dengan jumlah paling sedikit. Kategori keempat adalah usia responden 46 tahun ke atas sebanyak 15 responden dengan prosentase 23.44%. Gambar 4.3 menunjukkan bahwa responden dengan jumlah terbanyak berada di kategori usia 26-35 tahun dan responden dengan jumlah terkecil berada di kategori usia 36-45 tahun. 4.3.3.3. Identitas Responden Berdasarkan Status Perkawinan Berdasarkan hasil penelitian karakteristik identitas responden berdasarkan status perkawinan diuraikan ke dalam tabel di bawah ini:
  • 71. 52 Tabel 4.5 Status Perkawinan n = 64 Kategori Frekuensi Prosentase Lajang 13 20.3 Menikah 51 79.7 Total 64 100.0 Sumber: Data Primer Agustus 2009 Gambar 4.4 Pie Chart Status Perkawinan Responden Dari tabel diatas, peneliti mengkarakteristikkan responden menjadi 3 kategori status perkawinan dalam penelitian ini. Kategori pertama yaitu responden masih melajang sebanyak 13 responden dengan prosentase 20.31%. Kategori kedua yaitu responden sudah menikah sebanyak 51 responden dengan prosentase 79.69%. Kategori ketiga yaitu sudah cerai namun tidak ada responden yang berada dalam kategori ini. Gambar 4.4 menunjukkan bahwa responden mayoritas sudah menikah.
  • 72. 53 4.3.3.4. Identitas Responden Berdasarkan Suku Berdasarkan hasil penelitian karakteristik identitas responden berdasarkan suku diuraikan ke dalam tabel di bawah ini: Tabel 4.6 Suku n = 64 Kategori Frekuensi Prosentase Jawa 45 70.3 Sunda 12 18.8 Sumatera 7 10.9 Total 64 100.0 Sumber: Data Primer Agustus 2009 Gambar 4.5 Pie Chart Suku Responden Dari tabel diatas, peneliti mengkarakteristikkan responden menjadi 4 kategori suku dalam penelitian ini. Kategori pertama yaitu responden dari suku Jawa sebanyak 45 responden dengan prosentase 70.31%. Kategori kedua yaitu responden dari suku Sunda sebanyak 12 responden dengan prosentase 18.75%. Kategori ketiga yaitu responden dari suku yang berada di pulau Sumatera sebanyak 7 responden dengan prosentase 10.94%. Kategori
  • 73. 54 keempat yaitu responden dari suku lainnya tetapi tidak ada responden yang berada dalam kategori ini. Gambar 4.5 menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah suku Jawa. 4.3.3.5. Identitas Responden Berdasarkan Daerah Asal Berdasarkan hasil penelitian karakteristik identitas responden berdasarkan daerah asal diuraikan ke dalam tabel di bawah ini: Tabel 4.7 Daerah Asal n = 64 Kategori Frekuensi Prosentase Jabodetabek 13 20.3 Jawa 40 62.5 Sumatera 11 17.2 Total 64 100.0 Sumber: Data Primer Agustus 2009 Gambar 4.6 Pie Chart Daerah Asal Responden Dari tabel diatas, peneliti mengkarakteristikkan responden menjadi 4 kategori daerah asal dalam penelitian ini. Kategori pertama yaitu responden
  • 74. 55 berasal dari daerah Jabodetabek sebanyak 13 responden dengan prosentase 20.31%. Kategori kedua yaitu responden berasal dari daerah Jawa selain Jabodetabek sebanyak 40 responden dengan prosentase 62.50%. Kategori ketiga yaitu responden berasal dari daerah Sumatera sebanyak 11 responden dengan prosentase 17.19%. Kategori keempat yaitu responden berasal dari daerah lainnya tetapi tidak ada responden yang berada dalam kategori ini. Gambar 4.6 menunjukkan bahwa mayoritas responden berasal dari daerah Jawa selain Jabodetabek. 4.3.3.6. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Berdasarkan hasil penelitian karakteristik identitas responden berdasarkan pendidikan diuraikan ke dalam tabel di bawah ini: Tabel 4.8 Tingkat Pendidikan n = 64 Kategori Frekuensi Prosentase SD 8 12.5 SMP 17 26.6 SMA 38 59.4 Perguruan Tinggi 1 1.6 Total 64 100.0 Sumber: Data Primer Agustus 2009
  • 75. 56 Gambar 4.7 Pie Chart Tingkat Pendidikan Responden Dari tabel diatas, peneliti mengkarakteristikkan responden menjadi 4 kategori tingkat pendidikan dalam penelitian ini. Kategori pertama yaitu responden berpendidikan SD sebanyak 8 responden dengan prosentase 12.50%. Kategori kedua yaitu responden berpendidikan SMP sebanyak 17 responden dengan prosentase 26.56%. Kategori ketiga yaitu responden berpendidikan SMA sebanyak 38 responden dengan prosentase 59.38%. Kategori keempat yaitu responden berpendidikan perguruan tinggi sebanyak 1 responden dengan prosentase 1.56%. Gambar 4.7 menunjukkan bahwa mayoritas responden berpendidikan SMA dan ada prosentasi kecil responden yang berpendidikan perguruan tinggi. 4.3.3.7. Identitas Responden Berdasarkan Pengalaman Mengemudi Berdasarkan hasil penelitian karakteristik identitas responden berdasarkan pengalaman mengemudi diuraikan ke dalam tabel di bawah ini:
  • 76. 57 Tabel 4.9 Pengalaman Mengemudi n = 64 Kategori Frekuensi Prosentase 16 25.0 3-5 tahun 4 6.2 44 68.8 Total 64 100.0 Sumber: Data Primer Agustus 2009 Gambar 4.8 Pie Chart Pengalaman Mengemudi Responden Dari tabel diatas, peneliti mengkarakteristikkan responden menjadi 3 kategori pengalaman mengemudi dalam penelitian ini. Kategori pertama yaitu responden berpengalaman mengemudi selama 2 tahun atau kurang sebanyak 16 responden dengan prosentase 25%. Kategori kedua yaitu responden berpengalaman mengemudi antara 3 sampai dengan 5 tahun sebanyak 4 responden dengan prosentase 6.25%. Kategori ketiga yaitu responden berpengalaman mengemudi selama 6 tahun lebih sebanyak 44 responden dengan prosentase 68.75%. Gambar 4.8 menunjukkan bahwa
  • 77. 58 mayoritas responden mempunyai pengalaman mengemudi yang tinggi dan ada seperempat dari responden baru bisa mengemudi. 4.3.3.8. Identitas Responden Berdasarkan Pengalaman Bekerja Berdasarkan hasil penelitian karakteristik identitas responden berdasarkan pengalaman bekerja diuraikan ke dalam tabel di bawah ini: Tabel 4.10 Pengalaman Bekerja n = 64 Kategori Frekuensi Prosentase 13 20.3 3-5 tahun 13 20.3 38 59.4 Total 64 100.0 Sumber: Data Primer Agustus 2009 Gambar 4.9 Pie Chart Pengalaman Bekerja Responden Dari tabel diatas, peneliti mengkarakteristikkan responden menjadi 3 kategori pengalaman bekerja dalam penelitian ini. Kategori pertama yaitu responden berpengalaman bekerja selama 2 tahun atau kurang sebanyak 13 responden dengan prosentase 20.31%. Kategori kedua yaitu responden
  • 78. 59 berpengalaman bekerja antara 3 sampai dengan 5 tahun sebanyak 13 responden dengan prosentase 20.31%. Kategori ketiga yaitu responden berpengalaman bekerja selama 6 tahun lebih sebanyak 38 responden dengan prosentase 59.38%. Gambar 4.9 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebelumnya telah mempunyai pengalaman bekerja yang tinggi dan ada seperlima dari responden masih baru dalam bekerja. 4.3.3.9. Identitas Responden Berdasarkan Pengalaman Bekerja Sebagai Pengemudi Berdasarkan hasil penelitian karakteristik identitas responden berdasarkan pengalaman bekerja sebagai pengemudi diuraikan ke dalam tabel di bawah ini: Tabel 4.11 Pengalaman Bekerja Sebagai Pengemudi n = 64 Kategori Frekuensi Prosentase 27 42.2 3-5 tahun 10 15.6 27 42.2 Total 64 100.0 Sumber: Data Primer Agustus 2009
  • 79. 60 Gambar 4.10 Pie Chart Daerah Asal Responden Dari tabel diatas, peneliti mengkarakteristikkan responden menjadi 3 kategori berpengalaman kerja sebagai pengemudi dalam penelitian ini. Kategori pertama yaitu responden berpengalaman kerja sebagai pengemudi selama 2 tahun atau kurang sebanyak 27 responden dengan prosentase 42.19%. Kategori kedua yaitu responden berpengalaman kerja sebagai pengemudi antara 3 sampai dengan 5 tahun sebanyak 10 responden dengan prosentase 15.62%. Kategori ketiga yaitu responden berpengalaman kerja sebagai pengemudi selama 6 tahun lebih sebanyak 27 responden dengan prosentase 42.19%. Gambar 4.10 menunjukkan jumlah yang sama antara responden yang telah berpengalaman tinggi bekerja sebagai pengemudi dan yang baru bekerja sebagai pengemudi yaitu 42%. 4.4. Analisa Umum Efektivitas situs Komunitas Setelah dilakukan penelitian langsung dan penyebaran kuesioner kepala 64 responden di kantor Training Center Blue Bird Group di daerah Halim Perdanakusuma didapatkan hasil akhir berupa data responden. Tujuan
  • 80. 61 dilakukan penyebaran kuesioner ini dalah untuk mengetahui sejauh mana efektifitas dari presentasi video dalam pelatihan pengemudi. Data responden tersebut dianalisa hingga mendapatkan hasil pengolahan datanya sebagai berikut. 4.4.1. Dimensi Kognitif Dalam penelitian ini dimensi kognitif bertujuan untuk menggambarkan apakah efek kognitif berupa kesadaran, pemahaman dan pengetahuan didapatkan oleh responden sebagai peserta pelatihan. 4.4.1.1. Pernyataan 1, Meningkatkan kesadaran responden pengemudi pelatihan tentang nilai-nilai yang harus dimiliki seorang pengemudi taksi Blue Bird Group dalam menjalankan tugas Tabel 4.12 Video Ini Meningkatkan Kesadaran Saya Tentang Nilai-nilai Yang Harus Dimiliki Seorang Pengemudi Taksi Blue Bird Dalam Menjalankan Tugas n = 64 Sumber: Data Primer, Agustus 2009
  • 81. 62 Rata- rata (x) = 281 = 4.39 64 Gambar 4.11 Garis Rentang Skala Likert Pernyataan no.1 STS TS R S SS 1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00 Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa sebanyak 61 responden (95,3%) menyatakan setuju atas efektivitas presentasi video dalam meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai yang harus dimiliki seorang pengemudi Blue Bird Group sedangkan sebanyak 3 orang (4,7%) menyatakan ragu-ragu. Berdasarkan garis rentang skala likert pada Gambar 4.11, jawaban responden berada pada posisi sangat setuju dengan jumlah skor yang didapat sebesar 4,39. Berarti para responden peserta pelatihan sangat setuju bahwa video ini meningkatkan kesadaran pengemudi baru akan nilai-nilai yang harus dimiliki seorang pengemudi taksi Blue Bird dalam menjalankan pekerjaannya. 4,39
  • 82. 63 4.4.1.2. Pernyataan 2, Para responden pelatihan dapat mengingat semua pesan di video tersebut tentang bagaimana cara menjalankan prosedur operasional perusahaan Tabel 4.13 Saya Dapat Mengingat Semua Pesan Di Video ini Tentang Bagaimana Menjalankan Prosedur Operasional Perusahaan n = 64 Sumber: Data Primer, Agustus 2009 Rata- rata (x) = 268 = 4,19 64 Gambar 4.12 Garis Rentang Skala Likert Pernyataan no.2 STS TS R S SS 1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00 4,19
  • 83. 64 Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa sebanyak 54 responden (84,4%) menyatakan setuju atas efektivitas presentasi video dalam mengingatkan semua pesan tentang bagaimana menjalankan prosedur operasional perusahaan. Sedangkan sebanyak 10 orang (15,6%) menyatakan ragu-ragu. Berdasarkan garis rentang skala likert pada Gambar 4.12, jawaban responden berada pada posisi setuju dengan jumlah skor yang didapat sebesar 4,19. Berarti para responden peserta pelatihan setuju bahwa video ini mengingatkan semua pesan tentang bagaimana cara menjalankan prosedur operasional perusahaan. 4.4.1.3. Pernyataan 3, Para responden pelatihan dapat mengingat semua pesan di video tersebut tentang bagaimana cara melayani tamu
  • 84. 65 Tabel 4.14 Saya Dapat Mengingat Semua Pesan Di Video ini Tentang Bagaimana Cara Melayani Tamu n = 64 Sumber: Data Primer, Agustus 2009 Rata- rata (x) = 255 = 3,98 64 Gambar 4.13 Garis Rentang Skala Likert Pernyataan no.3 STS TS R S SS 1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00 Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui bahwa sebanyak 53 responden (82,9%) menyatakan setuju atas efektivitas presentasi video dalam mengingatkan semua pesan tentang bagaimana cara melayani tamu. 3,98
  • 85. 66 Sedangkan sebanyak 2 responden (3,1%) menyatakan tidak setuju dan 9 responden (14%) menjawab ragu-ragu. Berdasarkan garis rentang skala likert pada Gambar 4.13, jawaban responden berada pada posisi setuju dengan jumlah skor yang didapat sebesar 3,98. Berarti para responden peserta pelatihan setuju bahwa video ini mengingatkan semua pesan tentang bagaimana cara melayani tamu. 4.4.1.4. Pernyataan 4, Presentasi video menambah pengetahuan para responden pelatihan cara menjalankan tugas sesuai prosedur operasional perusahaan Tabel 4.15 Video Ini Menambah Pengetahuan Saya Dalam Menjalankan Tugas Sesuai Prosedur Operasional Perusahaan n = 64 Sumber: Data Primer, Agustus 2009
  • 86. 67 Rata- rata (x) = 266 = 4,16 64 Gambar 4.14 Garis Rentang Skala Likert Pernyataan no.4 STS TS R S SS 1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00 Berdasarkan tabel 4.15 dapat diketahui bahwa sebanyak 54 responden (84,4%) menyatakan setuju atas efektivitas presentasi video dalam menambah pengetahuan cara menjalankan tugas sesuai prosedur operasional perusahaan. Sedangkan sebanyak 1 responden (1,6%) menyatakan tidak setuju dan 9 responden (14%) menjawab ragu-ragu. Berdasarkan garis rentang skala likert pada Gambar 4.14, jawaban responden berada pada posisi setuju dengan jumlah skor yang didapat sebesar 4,16. Berarti para responden peserta pelatihan setuju bahwa video ini menambah pengetahuan mereka tentang bagaimana caranya menjalankan tugas sesuai prosedur operasional perusahaan. 4,16
  • 87. 68 4.4.1.5. Pernyataan 5, Video ini menambah pengetahuan para responden pelatihan tentang bagaimana caranya melayani tamu. Tabel 4.16 Video Ini Menambah Pengetahuan Saya Dalam Melayani Tamu n = 64 Sumber: Data Primer, Agustus 2009 Rata- rata (x) = 276 = 4,31 64 Gambar 4.15 Garis Rentang Skala Likert Pernyataan no.5 STS TS R S SS 1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00 4,31
  • 88. 69 Berdasarkan tabel 4.16 dapat diketahui bahwa sebanyak 60 responden (93,7%) menyatakan setuju atas efektivitas presentasi video dalam menambah pengetahuan cara melayani tamu. Sedangkan 4 responden (6.3%) menjawab ragu-ragu. Berdasarkan garis rentang skala likert pada Gambar 4.15, jawaban responden berada pada posisi sangat setuju dengan jumlah skor yang didapat sebesar 4,31. Berarti para responden peserta pelatihan sangat setuju bahwa video ini menambah pengetahuan cara melayani tamu. 4.4.1.6. Pernyataan 6, Video ini merupakan sarana yang efektif untuk melatih pengemudi Tabel 4.17 Video Ini Merupakan Sarana Yang Efektif Untuk Melatih Pengemudi n = 64 Sumber: Data Primer, Agustus 2009
  • 89. 70 Rata- rata (x) = 269 = 4,20 64 Gambar 4.16 Garis Rentang Skala Likert Pernyataan no.6 STS TS R S SS 1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00 Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa sebanyak 57 responden (89,1%) menyatakan setuju atas presentasi video sebagai sarana yang efektif untuk melatih pengemudi. Sedangkan 7 responden (10.9%) menjawab ragu-ragu. Berdasarkan garis rentang skala likert pada Gambar 4.16, jawaban responden berada pada posisi sangat setuju dengan jumlah skor yang didapat sebesar 4,20. Berarti para responden peserta pelatihan sangat setuju bahwa video ini adalah sarana yang sangat efektif untuk melatih pengemudi. 4.4.1.7. Analisis Efektivitas Presentasi Video Berdasarkan Dimensi Kognitif Untuk mengetahui keseluruhan data dimensi kognitif, peneliti menggunakan 6 pernyataan dengan menggunakan pengukuran skala likert. 4,20
  • 90. 71 Tabel di bawah ini adalah hasil dari perhitungan tiap-tiap pernyataan yang mewakili dimensi kognitif dan jumlah totalnya. Tabel 4.18 Analisis Efektivitas Presentasi Video Berdasarkan Dimensi Kognitif Sumber Data Primer, Agustus 2009 Rata- rata (x) = 25,23 = 4,20 6 Gambar 4.17 Garis Rentang Skala Likert Efektivitas Dimensi Kognitif STE TE N E SE 1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00 4,20
  • 91. 72 Berdasarkan garis rentang skala likert pada Gambar 4.17, rata-rata jumlah item dimensi kognitif berada pada posisi sangat efektif dengan jumlah skor sebesar 4,20. Berarti dapat disimpulkan bahwa presentasi video pelatihan pengemudi Blue Bird Group adalah sarana yang sangat efektif untuk menimbulkan efek kognitif para peserta pelatihan berupa kesadaran nilai-nilai perusahaan, menambah pengetahuan prosedur operasional dan menambah pengetahuan cara melayani tamu. 4.4.2. Dimensi Afektif Dalam penelitian ini dimensi afektif bertujuan untuk menggambarkan apakah efek afektif berupa kesukaan, kepuasan dan kepercayaan didapatkan oleh responden sebagai peserta pelatihan. 4.4.2.1. Pernyataan 7, Kesukaan para responden pelatihan terhadap penggarapan kreatif dalam presentasi video pelatihan
  • 92. 72 Berdasarkan garis rentang skala likert pada Gambar 4.17, rata-rata jumlah item dimensi kognitif berada pada posisi sangat efektif dengan jumlah skor sebesar 4,20. Berarti dapat disimpulkan bahwa presentasi video pelatihan pengemudi Blue Bird Group adalah sarana yang sangat efektif untuk menimbulkan efek kognitif para peserta pelatihan berupa kesadaran nilai-nilai perusahaan, menambah pengetahuan prosedur operasional dan menambah pengetahuan cara melayani tamu. 4.4.2. Dimensi Afektif Dalam penelitian ini dimensi afektif bertujuan untuk menggambarkan apakah efek afektif berupa kesukaan, kepuasan dan kepercayaan didapatkan oleh responden sebagai peserta pelatihan. 4.4.2.1. Pernyataan 7, Kesukaan para responden pelatihan terhadap penggarapan kreatif dalam presentasi video pelatihan
  • 93. 73 Tabel 4.19 Saya Suka Dengan Penggarapan Secara Kreatif Video Ini n = 64 Sumber: Data Primer, Agustus 2009 Rata- rata (x) = 259 = 4,05 64 Gambar 4.18 Garis Rentang Skala Likert Pernyataan no.7 STS TS R S SS 1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00 Berdasarkan tabel 4.19 dapat diketahui bahwa sebanyak 51 responden (79,7%) menyatakan setuju atas kesukaan mereka pada penggarapan kreatif presentasi video pelatihan pengemudi. Sedangkan 2 4,05
  • 94. 74 responden (3,1%) menjawab tidak setuju dan 11 responden (17,2%) menjawab ragu-ragu. Berdasarkan garis rentang skala likert pada Gambar 4.18, jawaban responden berada pada posisi setuju dengan jumlah skor yang didapat sebesar 4,05. Berarti para responden peserta pelatihan setuju bahwa mereka suka dengan penggarapan secara kreatif presentasi video ini. 4.4.2.2. Pernyataan 8, Video ini membuat para responden menjadi percaya diri menjalankan tugas Tabel 4.20 Video Ini Membuat Saya Menjadi Percaya Diri Dalam Menjalankan Tugas Saya n = 64 Sumber: Data Primer, Agustus 2009 Rata- rata (x) = 267 = 4,17 64
  • 95. 75 Gambar 4.19 Garis Rentang Skala Likert Pernyataan no.8 STS TS R S SS 1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00 Berdasarkan tabel 4.20 dapat diketahui bahwa sebanyak 56 responden (87,5%) menyatakan setuju menjadi percaya diri menjalankan tugas sebagai akibat dari menonton presentasi video pelatihan. Sedangkan 8 responden (12,5%) menjawab ragu-ragu. Berdasarkan garis rentang skala likert pada Gambar 4.19, jawaban responden berada pada posisi setuju dengan jumlah skor yang didapat sebesar 4,17. Berarti para responden peserta pelatihan setuju bahwa video ini membuat mereka menjadi percaya diri dalam menjalankan tugas mereka. 4.4.2.3. Pernyataan 9, Video ini membuat para responden menjadi termotivasi untuk menjalankan tugas 4,17
  • 96. 76 Tabel 4.21 Video Ini Membuat Saya Menjadi Termotivasi Dalam Menjalankan Tugas Saya n = 64 Sumber: Data Primer, Agustus 2009 Rata- rata (x) = 269 = 4,20 64 Gambar 4.20 Garis Rentang Skala Likert Pernyataan no.9 STS TS R S SS 1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00 Berdasarkan tabel 4.21 dapat diketahui bahwa sebanyak 56 responden (87,5%) menyatakan setuju menjadi termotivasi menjalankan tugas sebagai akibat dari menonton presentasi video pelatihan. Sedangkan 1 4,20
  • 97. 77 (1,6%) responden tidak setuju dan 8 responden (12,5%) menjawab ragu- ragu. Berdasarkan garis rentang skala likert pada Gambar 4.20, jawaban responden berada pada posisi sangat setuju dengan jumlah skor sebesar 4,20. Berarti para responden peserta pelatihan sangat setuju bahwa video ini membuat para pesertanya menjadi termotivasi menjalankan tugas mereka. 4.4.2.4. Pernyataan 10, Para responden percaya pada nilai-nilai yang diajarkan dalam presentasi video pelatihan adalah yang terbaik bagi pengemudi, perusahaan dan tamu. Tabel 4.22 Saya Percaya Nilai-nilai Yang Diajarkan Dalam Video Ini Adalah Yang Terbaik Bagi Saya, Perusahaan dan Tamu n = 64 Sumber: Data Primer, Agustus 2009
  • 98. 78 Rata- rata (x) = 268 = 4,19 64 Gambar 4.21 Garis Rentang Skala Likert Pernyataan no.10 STS TS R S SS 1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00 Berdasarkan tabel 4.22 dapat diketahui bahwa sebanyak 52 responden (81,2%) menyatakan percaya pada nilai-nilai yang diajarkan dalam presentasi video pelatihan adalah yang terbaik bagi pengemudi, perusahaan dan tamu.. Sedangkan 1 (1,6%) responden tidak setuju dan 11 responden (17,2%) menjawab ragu-ragu. Berdasarkan garis rentang skala likert pada Gambar 4.21, jawaban responden berada pada posisi setuju dengan jumlah skor sebesar 4,19. Berarti para responden peserta pelatihan sangat setuju bahwa video ini membuat mereka menjadi percaya pada nilai-nilai yang diajarkan dalam video tersebut adalah yang terbaik bagi pengemudi, perusahaan dan tamu. 4,19
  • 99. 79 4.4.2.5. Analisis Efektivitas Presentasi Video Berdasarkan Dimensi Afektif Untuk mengetahui keseluruhan data dimensi afektif, peneliti menggunakan 4 pernyataan dengan menggunakan pengukuran skala likert. Tabel di bawah ini adalah hasil dari perhitungan tiap-tiap pernyataan yang mewakili dimensi afektif dan jumlah totalnya. Tabel 4.23 Analisis Efektivitas Presentasi Video Berdasarkan Dimensi Afektif Sumber Data Primer, Agustus 2009 Rata- rata (x) = 16,61 = 4,15 4 Gambar 4.22 Garis Rentang Skala Likert Efektivitas Dimensi Afektif STE TE N E SE 1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00 4,15
  • 100. 80 Berdasarkan garis rentang skala likert pada Gambar 4.22, rata-rata jumlah item dimensi afektif berada pada posisi efektif dengan jumlah skor sebesar 4,15. Berarti dapat disimpulkan bahwa presentasi video pelatihan pengemudi Blue Bird Group adalah sarana yang efektif untuk menimbulkan efek afektif para peserta pelatihan berupa kesukaan dan kepuasan pada pesan yang disampaikan serta menjadi percaya diri akan tugas yang harus dilakukan. 4.4.3. Dimensi Behavioral Dalam penelitian ini dimensi behavioral bertujuan untuk menggambarkan apakah efek behavioral atau perilaku berupa pelaksanaan prosedur kerja, frekuensi pelaksanaan prosedur kerja dan peran serta menjalankan tugas didapatkan oleh responden sebagai peserta pelatihan. 4.4.3.1. Pernyataan 11, Video presentasi ini mempengaruhi perilaku para responden dan kini menjalankan nilai-nilai yang diterapkan Blue Bird Group
  • 101. 81 Tabel 4.24 Video Ini Mempengaruhi Perilaku Saya Dan Kini Saya Menjalankan Nilai-nilai Yang Diterapkan Blue Bird Group n = 64 Sumber: Data Primer, Agustus 2009 Rata- rata (x) = 259 = 4,05 64 Gambar 4.23 Garis Rentang Skala Likert Pernyataan no.11 STS TS R S SS 1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00 Berdasarkan tabel 4.23 dapat diketahui bahwa sebanyak 51 responden (79,7%) menyatakan setuju atas Pengaruh perilaku dan pelaksanaan nilai-nilai Blue Bird Group akibat menonton presentasi video pelatihan. Sedangkan 13 responden (20,3%) menjawab ragu-ragu. 4,05
  • 102. 82 Berdasarkan garis rentang skala likert pada Gambar 4.22, jawaban responden berada pada posisi setuju dengan jumlah skor yang didapat sebesar 4,05. Berarti para responden peserta pelatihan setuju bahwa video ini mempengaruhi perilaku mereka dan kini menjalankan nilai-nilai yang diterapkan oleh Blue Bird Group. 4.4.3.2. Pernyataan 12, Video ini membuat para responden melaksana- kan prosedur operasional perusahaan Tabel 4.25 Video Ini Membuat Saya Melaksanakan Prosedur Operasional Perusahaan n = 64 Sumber: Data Primer, Agustus 2009 Rata- rata (x) = 260 = 4,06 64