Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Perkembangan promosi kesehatan di Indonesia dimulai sejak tahun 1960-an dengan fokus pada pendidikan kesehatan individu hingga pendekatan komunitas.
2. Doktrin promosi kesehatan global seperti Ottawa Charter dan Jakarta Declaration mendorong penguatan kebijakan, lingkungan yang mendukung, dan pemberdayaan masyarakat.
3. Ada berbagai teknik promosi kesehatan untuk individu,
6. Sebelum tahun 1965
Pendidikan Kesehatan,
sasarannya
perseorangan/individu
1965-1975
Peningkatan tenaga professional
(Health Educational Service),
sasarannya perubahan
pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan
1975-1985
Penyuluhan Kesehatan
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa
(PKMD), UKS, Posyandu
Sasarannya ialah perubahan perilaku
masyarakat
1985-1995
Direktoral Peran Serta
Masyarakat PKM, Posyandu
1995-sekarang
Promosi Kesehatan
Konferensi International “Health
Promotion Towards The 21’st
Century, Indonesian Policy for The
Future The Jakarta Declaration
7. Promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan
intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik dan organisasi, yang dirancang untuk
memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan
8. Health promotion is the process of
enabling people to increase control
over and improve their health. To
reach a state of complete physical,
mental, and social, well being, an
individual or group must be able to
identify and realize aspirations, to
satisfy needs, and to change or cope
with environment
Promosi kesehatan ialah suatu proses
untuk meningkatkan kemauan dan
kemampuan masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan
mereka. Selain itu untuk mencapai derajat
kesehatan yang sempurna baik fisik,
mental, dan social, olehnya itu individu
atau masyarakat harus mampu untuk
mengenal dan mewujudkan aspirasinya,
kebutuhannya, dan mampu mengubah
atau mengatasi lingkungannya
9. Health promotion is programs
are designed to bring about
“change” within people,
organization, communities, and
their environment
Promosi kesehatan ialah program kesehatan
yang dirancang untuk membawa perubahan
(perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri,
maupun dalam organisasi dan lingkungannya
(lingkungan fisik, sosial budaya, politik, dan
sebagainya
11. Global
(WHO 1984)
Advokasi
(advocacy)
Kegiatan yang ditujukan kepada pembuat keputusan (decision makers) atau penentu
kebijakan (policy makers) baik di bidang kesehatan maupun sektor lain di luar
kesehatan yang mempunyai pengaruh terhadap publik. Tujuannya adalah agar para
pembuat keputusan mengeluarkan kebijakan-kebijakan (dalam bentuk peraturan,
undang-undang, instruksi, dan sebagainya yang menguntungkan kesehatan publik.
Bentuk dari advokasi berupa lobbying dengan melalui pendekatan atau pembicaraan-
pembicaraan formal atau informal terhadap para pembuat keputusan yang
mempengaruhi kesehatan masyarakat setempat.
12. Global
(WHO 1984)
Bina Suasana/Dukungan
sosial (social support)
Kegiatan yang ditujukan kepada para tokoh masyarakat, baik formal (petugas
kesehatan, pejabat pemerintah danmaupun informal (tokoh agama, tokoh adat) yang
mempunyai pengaruh di masyarakat. Tujuannya agar kegiatan atau program
kesehatan tersebut meperoleh dukungan dari para tokoh masyarakat dan tokoh
agama yang diharapkan dapat menjembatani antara pengelola program kesehatan
dan masyarakat.
13. Global
(WHO 1984)
Pemberdayaan Masyarakat
(Empowerment Community )
Pemberdayaan ini ditujukan kepada masyarakat langsung sebagai sasaran
primer/utama promosi kesehatan. Tujuannya adalah agar masyarakat memiliki
kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Upaya
ini dapat dilakukan melalui penyuluhan kesehatan, pengorganisasian masyarakat
dalam bentuk pelatihan keterampilan dalam rangka meningkatkan pendapatan
masyarakat seperti beternak, berdagang, dsb. Kegiatan pemberdayaan masyarakat
dapat berupa pengobatan gratis, kerja bakti sehat, dsb.
14. Ottawa
Charter (1986)
Kebijakan Berwawasan Kesehatan
(Healthy Public Policy)
Kegiatan ini ditujukan kepada para pembuat keputusan atau penentu kebijakan
sehingga dikeluarkan atau dikembangkannya kebijakan-kebijakan pembangunan yang
berwawasan kesehatan. Misalnya, ada peraturan atau undang-undang yang mengatur
adanya analisis dampak lingkungan untuk mendirikan pabrik, perusahaan, rumah sakit,
dan sebagainya. Dengan katalain, setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pejabat
publik, harus memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan (kesehatan
masyarakat).
15. Ottawa
Charter (1986)
Lingkungan Yang Mendukung
(Supportive Environment)
Strategi ini ditujukan kepada para pengelola tempat umum,termasuk pemerintah
kota, agar mereka menyediakan sarana-prasarana atau fasilitas yang mendukung
terciptanya perilaku sehat bagi masyarakat, atau sekurang-kurangnya pengunjung
tempat-tempat umum tersebut. Lingkungan yang mendukung kesehatan bbagi
tempat-tempat umum lainnya: tersedianya tempat sampah,tersedianya tempat
buang air besar/kecil, tersedianya air bersih, tersedianya ruangan bagi perokok dan
non-perokok, dan sebagainya.
16. Ottawa
Charter (1986)
Reorientasi Pelayanan Kesehatan
(Reorient Health Service)
Penyelenggara (penyedia) pelayanan kesehatan adalah pemerintah dan swasta, dan
masyarakat adalah sebagai pemakai atau pengguna pelayanan kesehatan. Realisasi
dari reontitas pelayanan kesehatan ini, adalah para penyelenggara pelayanan
kesehatan baik pemerintrah maupun swasta harus melibatkan, bahkan
memberdayakan masyarakat agar mereka juga dapat berperan bukan hanya sebagai
penerima pelayanan kesehatan,tetapi juga sekaligus sebagai penyelenggara
pelayanan kesehatan.
17. Ottawa
Charter (1986)
Keterampilan Individu
(Personal Skill)
Kesehatan masyarakat akan terwujud apabila kesehatan indivu-individu keluarga-
keluarga dan kelompok-kelompoktersebut terwujud. Oleh sebabitu, strategi untuk
mewujudkan keterampilan individu-individu (personal skill) dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan adalah sangat penting. Langkah awal dari peningkatan
keterampilan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka ini adalah
memberikan pemahaman-pemahaman kepada anggota masyarakat tentang cara-
cara memelihara kesehatan, mencegah penyakit, mengenal penyakit, mencari
pengobatan ke fasilitas kesehatan profesional, meningkatkan kesehatan, dsb
18. Ottawa
Charter (1986)
Gerakan masyarakat
(Community Action)
Promosi kesehatan harus mendorong dan memacu kegiatan-kegiatan di masyarakat
dalam mewujudkan kesehatan mereka. Tanpa adanya kegiatan masyarakat di bidang
kesehatan, niscayaterwujud perilaku yang kondusif untuk kesehatan atau masyarakat
yang mau dan mampu memelihara serta meningkatkan kesehatan mereka.
20. Konferensi Sundval,
Swedia (1991)
Memperkuat advokasi
diseluruh lapisan masyarakat
Memberdayakan masyarakat dan individu agar
mampu menjaga kesehatan dan lingkungannya
melalui pendidikan dan pemberdayaan;
Membangun aliansi
Menjadi penengah diantara berbagai
konflik kepentingan di tengah masyarakat.
21. PROMOSI KESEHATAN
ABAD 21
Meningkatkan kemampuan perorangan dan
memberdayakan masyarakat
Meningkatkan tanggungjawab sosial dalam kesehatan
Meningkatkan investasi untuk pembangunan kesehatan
Meningkatkan kemitraan untuk kesehatan
Mengembangkan infrastruktur promosi kesehatan
22. Pelayanan Kesehatan
1. Promotif dan preventif
2. Kuratif dan rehabilitatif
Tempat Pelaksanaan
1. Keluarga
2. Sekolah
3. Tempat kerja
4. Tempat-tempat umum
5. Institusi pelayanan kesehatan
24. BAGIAN METODE DAN TEKNIK
PROMKES
INDIVIDU
Digunakan jika promotor dan sasaran bertemu langsung baik
tatap muka maupun dengan bantuan komunikasi seperti telp.
Alat bantu yang digunakan variatif sesuai dengan kebutuhan
sasaran.
Lebih kerennya metode ini disebut dengan councelling.
25. BAGIAN METODE DAN TEKNIK
PROMKES
KELOMPOK
Digunakan untuk kelompok, Ada dua kelompok sasaran, kelompok kecil
(6-15 org), dan kelompok besar (> 15 orang).
Metode kelompok kecil : diskusi, curah pendapat (brain storming),
bermain peran (role play), simulasi dan demonstrasi. Medianya : flip chart,
slide
Metode kelompok besar : ceramah, seminar, loka karya, dsb dengan
medianya: slide, LCD, film, ds
26. BAGIAN METODE DAN TEKNIK
PROMKES
MASSA
Merancang pesan pada bagian ini sulit karena variatif serta sasarannya
bersifat heterogen seperti umur, pendidikan, sosial-ekonomi, budaya,
dsb.
Karena variatif makanya cara merespons, persepsi, dan pemahaman
pastilah berbeda.
Perlu cara yang tepat untuk bisa mengrangkul seluruh perbedaan
tersebut
27. 1. TEKNIK PROMKES individu
2. TEKNIK PROMKES kelompok
3. TEKNIK PROMKES massa
Tugas Kelompok :
-buat makalah + PPT (Tidak Usah Di Print)
-Demontrasikan Dengan Kelompok