SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
NOMOR 26 TAHUN 2023
TENTANG
PENGAWASAN PENGGUNAAN OBAT DAN VAKSIN CORONA VIRUS DISEASE 2019
(COVID-19) PASCA PENGAKHIRAN PENANGANAN PANDEMI CORONA VIRUS
DISEASE 2019 (COVID-19) DI WILAYAH INDONESIA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan Keputusan Presiden Nomor
17 Tahun 2023 status pandemi Corona Virus Disease
2019 (COVID-19) telah dinyatakan berakhir dan status
faktual Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) telah
berubah menjadi penyakit endemi di Indonesia;
b. bahwa masyarakat perlu dilindungi dari penggunaan
obat dan vaksin Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
yang tidak sesuai dengan persyaratan efikasi atau
khasiat, keamanan, dan mutu yang berdampak pada
risiko kesehatan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, serta untuk
melaksanakan ketentuan dalam Pasal 3 ayat (3)
Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2023 tentang
Pengakhiran Penanganan Pandemi Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19), perlu menetapkan Peraturan
Badan Pengawas Obat dan Makanan tentang
Pengawasan Penggunaan Obat dan Vaksin Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) Pasca Pengakhiran
Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) di Wilayah Indonesia;
Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 tentang
Badan Pengawas Obat dan Makanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 180);
2. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2023 tentang
Pengakhiran Penanganan Pandemi Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2023 Nomor 104);
- 2 -
3. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor
21 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan Pengawas Obat dan Makanan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1002)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Badan
Pengawas Obat dan Makanan Nomor 13 Tahun 2022
tentang Perubahan atas Peraturan Badan Pengawas
Obat dan Makanan Nomor 21 Tahun 2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan
Makanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2022 Nomor 629);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
TENTANG PENGAWASAN PENGGUNAAN OBAT DAN VAKSIN
CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) PASCA
PENGAKHIRAN PENANGANAN PANDEMI CORONA VIRUS
DISEASE 2019 (COVID-19) DI WILAYAH INDONESIA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan:
1. Registrasi Obat adalah prosedur pendaftaran dan evaluasi
obat untuk mendapatkan persetujuan.
2. Obat adalah bahan, paduan bahan, termasuk produk
biologi, yang digunakan untuk mempengaruhi atau
menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, peningkatan kesehatan, dan kontrasepsi
untuk manusia.
3. Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa
mikroorganisme yang sudah mati atau masih hidup yang
dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, atau berupa
toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid
atau protein rekombinan, yang ditambahkan dengan zat
lainnya, yang bila diberikan kepada seseorang akan
menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap
penyakit tertentu.
4. Obat dan Vaksin Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
adalah Obat dan Vaksin yang diindikasikan untuk
pengobatan atau pencegahan COVID-19.
5. Izin Edar adalah bentuk persetujuan registrasi untuk
dapat diedarkan di wilayah Indonesia.
6. Persetujuan Penggunaan Darurat (Emergency Use
Authorization) yang selanjutnya disingkat EUA adalah
persetujuan penggunaan Obat selama kondisi
kedaruratan kesehatan masyarakat untuk Obat yang
belum mendapatkan Izin Edar atau Obat yang telah
mendapatkan Izin Edar dengan indikasi penggunaan yang
berbeda/indikasi baru.
7. Uji Klinik adalah setiap penelitian dengan
mengikutsertakan subjek manusia yang menerima suatu
produk untuk menemukan atau memastikan efek klinik,
- 3 -
farmakologik dan/atau untuk farmakodinamik lainnya,
dan/atau mengidentifikasi setiap reaksi yang tidak
diinginkan, dan/atau untuk mempelajari absorbsi,
distribusi, metabolisme dan ekskresi untuk memastikan
keamanan dan/atau efikasi produk yang diteliti.
8. Industri Farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
untuk melakukan kegiatan pembuatan Obat atau bahan
Obat.
9. Fasilitas Distribusi adalah sarana yang digunakan untuk
mendistribusikan atau menyalurkan Sediaan Farmasi,
yaitu pedagang besar farmasi dan instalasi sediaan
farmasi.
10. Pedagang Besar Farmasi yang selanjutnya disingkat PBF
adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang
memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran
Obat dan/atau bahan Obat dalam jumlah besar sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
11. Cara Distribusi Obat yang Baik yang selanjutnya disingkat
CDOB adalah cara distribusi/penyaluran Obat dan/atau
bahan Obat yang bertujuan memastikan mutu sepanjang
jalur distribusi/penyaluran sesuai persyaratan dan tujuan
penggunaannya.
12. Fasilitas Pelayanan Kefarmasian adalah sarana yang
digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan
kefarmasian, yaitu apotek, instalasi farmasi rumah sakit,
puskesmas, klinik, toko Obat, atau praktek bersama
13. Pemasukan Obat adalah importasi Obat ke dalam wilayah
Indonesia.
14. Pelulusan Bets/Lot Vaksin adalah proses evaluasi yang
dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan untuk
memastikan setiap Bets/Lot Vaksin telah memenuhi
spesifikasi dan persyaratan sertifikasi pelulusan Bets/Lot
Vaksin untuk diedarkan ke masyarakat.
15. Farmakovigilans adalah seluruh kegiatan tentang
pendeteksian, penilaian, pemahaman, dan pencegahan
efek samping atau masalah lainnya terkait dengan
penggunaan Obat.
16. Penarikan Obat adalah proses penarikan Obat yang telah
diedarkan yang tidak memenuhi standar dan/atau
persyaratan keamanan, khasiat, mutu, dan label.
17. Badan Pengawas Obat dan Makanan yang selanjutnya
disingkat BPOM adalah Lembaga pemerintah
nonkementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pengawasan Obat dan Makanan.
18. Kepala Badan adalah Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan.
- 4 -
BAB II
TATA LAKSANA PENGAWASAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 2
Dengan Peraturan BPOM ini, EUA Obat dan Vaksin COVID-19
ditetapkan sebagai izin edar dengan ketentuan pembatasan
terhitung sejak status pandemi COVID-19 dinyatakan telah
berakhir oleh pemerintah.
Pasal 3
(1) Pemilik izin edar dengan ketentuan pembatasan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 wajib menjamin
dan memastikan pemenuhan persyaratan keamanan,
khasiat, dan mutu terhadap Obat dan Vaksin COVID-19.
(2) Pengawasan terhadap pemenuhan persyaratan
keamanan, khasiat, dan mutu dalam rangka penggunaan
Obat dan Vaksin COVID-19 dengan izin edar dengan
ketentuan pembatasan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan oleh BPOM.
(3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan untuk Obat dan Vaksin COVID-19 sebelum
dan selama beredar.
(4) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
meliputi:
a. Registrasi Obat dan Vaksin COVID-19;
b. produksi Obat dan Vaksin COVID-19;
c. Uji Klinik Obat dan Vaksin COVID-19;
d. Pemasukan Obat dan Vaksin COVID-19;
e. Pelulusan Bets/Lot Vaksin COVID-19;
f. pendistribusian Obat dan Vaksin COVID-19;
g. pengelolaan dan pelayanan Obat dan Vaksin
COVID-19 di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian;
h. Farmakovigilans Obat dan Vaksin COVID-19; dan
i. Penarikan Obat dan Vaksin COVID-19.
Bagian Kedua
Penerapan
Paragraf 1
Registrasi Obat dan Vaksin COVID-19
Pasal 4
(1) Izin edar dengan ketentuan pembatasan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 berlaku tanpa pengajuan
permohonan dari pemilik EUA.
(2) Ketentuan pembatasan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi:
a. tidak melakukan kegiatan Pemasukan Obat dan
Vaksin COVID-19 ke dalam wilayah Indonesia;
b. tidak melakukan kegiatan produksi Obat dan Vaksin
COVID-19;
- 5 -
c. tidak melakukan variasi terhadap persetujuan EUA
yang telah diterbitkan; dan
d. tidak menyalurkan Obat dan Vaksin COVID-19
berupa sediaan injeksi selain ke Fasilitas Distribusi
dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan berupa pusat
kesehatan masyarakat, klinik, rumah sakit, atau
kantor kesehatan pelabuhan yang ditunjuk oleh
pemerintah untuk menangani pasien dengan
penyakit yang termasuk dalam kondisi kedaruratan
kesehatan masyarakat.
(3) Izin edar dengan ketentuan pembatasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berlaku selama 2 (dua) tahun
terhitung sejak status pandemi COVID-19 dinyatakan
telah berakhir oleh pemerintah dan tidak dapat
diperpanjang.
(4) Obat dan Vaksin COVID-19 dengan izin edar dengan
ketentuan pembatasan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) merupakan Obat keras.
(5) Izin edar dengan ketentuan pembatasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku apabila:
a. EUA yang ditetapkan sebagai izin edar dengan
ketentuan pembatasan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 dikembalikan kepada BPOM; atau
b. masa berlaku izin edar dengan ketentuan
pembatasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
telah berakhir.
Pasal 5
(1) Obat dan Vaksin COVID-19 dengan izin edar dengan
ketentuan pembatasan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 dapat diajukan permohonan untuk memperoleh
Izin Edar dari BPOM.
(2) Obat dan Vaksin COVID-19 dengan izin edar dengan
ketentuan pembatasan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat dilakukan produksi sepanjang ditujukan untuk
Registrasi Obat.
(3) Obat dan Vaksin COVID-19 sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dapat diedarkan setelah memperoleh Izin Edar dari
BPOM.
Pasal 6
(1) Dalam hal Obat dan Vaksin COVID-19 sedang dalam
proses pengajuan permohonan persetujuan EUA,
pengajuan akan dialihkan menjadi permohonan Izin Edar.
(2) Pengajuan permohonan variasi EUA Obat dan Vaksin
COVID-19 yang sedang berproses dapat diajukan kembali
oleh Pemilik EUA bersamaan dengan proses pengajuan
permohonan Izin Edar kepada BPOM.
Pasal 7
(1) Permohonan Izin Edar sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 dan Pasal 6 harus memenuhi persyaratan Izin
Edar sesuai dengan Peraturan BPOM yang mengatur
mengenai kriteria dan tata laksana Registrasi Obat.
- 6 -
(2) Permohonan Izin Edar sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 dan Pasal 6 dievaluasi melalui jalur evaluasi 100
(seratus) hari kerja sesuai dengan Peraturan BPOM yang
mengatur mengenai kriteria dan tata laksana Registrasi
Obat.
Paragraf 2
Produksi Obat dan Vaksin COVID-19
Pasal 8
Pemilik izin edar dengan ketentuan pembatasan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 yang akan mengajukan permohonan
Izin Edar wajib memastikan kegiatan produksi telah
menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik sesuai dengan
Peraturan BPOM yang mengatur mengenai pedoman Cara
Pembuatan Obat yang Baik.
Paragraf 3
Uji Klinik Obat dan Vaksin COVID-19
Pasal 9
Obat dan Vaksin COVID-19 sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 yang masih dalam proses pengembangan dan akan
diajukan Uji Klinik harus dilakukan Uji Klinik yang baik sesuai
dengan Peraturan BPOM yang mengatur mengenai tata laksana
persetujuan Uji Klinik.
Paragraf 4
Pemasukan Obat dan Vaksin COVID-19
Pasal 10
(1) Pemasukan Obat dan Vaksin COVID-19 hanya dapat
dilakukan setelah diterbitkan Izin Edar berdasarkan
permohonan yang disampaikan oleh pemohon Pemasukan
Obat dan Vaksin COVID-19.
(2) Pemasukan Obat dan Vaksin COVID-19 sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan
Peraturan BPOM yang mengatur mengenai pengawasan
Pemasukan Obat dan makanan ke dalam wilayah
Indonesia.
Paragraf 5
Pelulusan Bets/Lot Vaksin COVID-19
Pasal 11
Pengajuan permohonan penerbitan sertifikat Pelulusan
Bets/Lot Vaksin COVID-19 dilaksanakan sesuai dengan
Peraturan BPOM yang mengatur mengenai pedoman sertifikasi
Pelulusan Bets/Lot Vaksin.
- 7 -
Paragraf 6
Pendistribusian Obat dan Vaksin COVID-19
Pasal 12
(1) Kegiatan penyaluran Obat dan Vaksin COVID-19 hanya
dapat dilakukan oleh Industri Farmasi atau Fasilitas
Distribusi.
(2) Kegiatan penyaluran Obat dan Vaksin COVID-19
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menerapkan
CDOB sesuai dengan Peraturan BPOM yang mengatur
mengenai pedoman teknis CDOB.
(3) Pendistribusian Obat dan Vaksin COVID-19 oleh Industri
Farmasi dan/atau Fasilitas Distribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib dilakukan berdasarkan
kualifikasi pelanggan dan surat pesanan dari apoteker
penanggung jawab.
(4) Laporan kegiatan penyaluran Obat dan Vaksin COVID-19
dengan izin edar dengan ketentuan pembatasan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 disampaikan oleh
Industri Farmasi kepada BPOM sesuai dengan ketentuan
pelaporan Obat sebagaimana telah diatur dalam Peraturan
BPOM yang mengatur mengenai pelaporan kegiatan
Industri Farmasi dan PBF.
(5) Laporan kegiatan pemasukan/pengadaan dan penyaluran
Obat dan Vaksin COVID-19 dengan izin edar dengan
ketentuan pembatasan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 disampaikan oleh PBF kepada BPOM sesuai
dengan ketentuan pelaporan Obat golongan Obat keras
sebagaimana telah diatur dalam Peraturan BPOM yang
mengatur mengenai pelaporan kegiatan Industri Farmasi
dan PBF.
Paragraf 7
Pengelolaan dan Pelayanan Obat dan Vaksin COVID-19
di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian
Pasal 13
(1) Kegiatan pengelolaan Obat dan Vaksin COVID-19 di
Fasilitas Pelayanan Kefarmasian harus menerapkan
pengelolaan Obat yang baik di Fasilitas Pelayanan
Kefarmasian sesuai dengan Peraturan BPOM yang
mengatur mengenai pengawasan pengelolaan Obat, bahan
Obat, narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi di
Fasilitas Pelayanan Kefarmasian.
(2) Kegiatan pelayanan kefarmasian Obat dan Vaksin COVID-
19 harus menerapkan standar pelayanan kefarmasian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(3) Penyerahan Obat COVID-19 dalam rangka pelayanan
kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib
berdasarkan resep.
(4) Fasilitas Pelayanan Kefarmasian yang melakukan kegiatan
pemasukan dan penyerahan Obat serta Vaksin COVID-19
dengan izin edar dengan ketentuan pembatasan
- 8 -
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 harus
menyampaikan laporan kepada BPOM.
(5) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
disampaikan kepada BPOM setiap bulan paling lambat
tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya melalui laman
resmi pelaporan kegiatan Industri Farmasi dan kegiatan
PBF BPOM.
Paragraf 8
Farmakovigilans Obat dan Vaksin COVID-19
Pasal 14
Pemilik izin edar dengan ketentuan pembatasan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 wajib melakukan Farmakovigilans
sesuai dengan Peraturan BPOM yang mengatur mengenai
penerapan Farmakovigilans.
Paragraf 9
Penarikan Obat dan Vaksin COVID-19
Pasal 15
(1) Pemilik izin edar dengan ketentuan pembatasan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 wajib melakukan
Penarikan Obat dan Vaksin COVID-19 yang tidak
memenuhi standar dan/atau persyaratan keamanan,
khasiat, mutu, dan label.
(2) Penarikan Obat dan Vaksin COVID-19 sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) termasuk untuk Obat dan Vaksin
COVID-19 yang memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (5).
(3) Mekanisme dan kriteria Penarikan Obat dan Vaksin
COVID-19 sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan Peraturan BPOM yang
mengatur mengenai penarikan dan pemusnahan Obat
yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan
keamanan, khasiat, mutu, dan label.
(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikecualikan untuk label Obat dan Vaksin COVID-19 yang
menggunakan label sesuai dengan persetujuan EUA.
Pasal 16
Fasilitas Distribusi dan Fasilitas Pelayanan Kefarmasian harus
melakukan Penarikan Obat dan Vaksin COVID-19 yang tidak
memenuhi standar dan/atau persyaratan khasiat, keamanan,
dan mutu sesuai dengan instruksi penarikan dari pemilik izin
edar dengan ketentuan pembatasan.
BAB III
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 17
(1) Pemilik izin edar dengan ketentuan pembatasan, Industri
Farmasi, Fasilitas Distribusi, dan/atau Fasilitas
Pelayanan Kefarmasian yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), Pasal 8,
- 9 -
Pasal 12 ayat (2), Pasal 12 ayat (3), Pasal 13 ayat (3), Pasal
14, dan/atau Pasal 15 ayat (1) dikenai sanksi
administratif.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikenakan oleh Kepala Badan.
(3) Jenis sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(4) Tata cara pengenaan sanksi administratif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 18
Peraturan Badan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
- 10 -
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Badan ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 6 Oktober 2023
KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN,
ttd.
PENNY K. LUKITO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 13 Oktober 2023
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
ASEP N. MULYANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2023 NOMOR 786

More Related Content

Similar to COVID-19 OBAT

HUKUM ETIKA FARMASI IKLAN.pptx
HUKUM ETIKA FARMASI IKLAN.pptxHUKUM ETIKA FARMASI IKLAN.pptx
HUKUM ETIKA FARMASI IKLAN.pptxMetaPuspitaSari2
 
PMK No 007 tentang Registrasi Obat Tradisonal
PMK No 007 tentang Registrasi Obat TradisonalPMK No 007 tentang Registrasi Obat Tradisonal
PMK No 007 tentang Registrasi Obat TradisonalCIkumparan
 
03f16dd9d99871d3b926f5545fc05494.pdf
03f16dd9d99871d3b926f5545fc05494.pdf03f16dd9d99871d3b926f5545fc05494.pdf
03f16dd9d99871d3b926f5545fc05494.pdfLiaDeviyanti
 
Peraturan Kepala Badan POM tentang sertifikasi CPOB
Peraturan Kepala Badan POM tentang sertifikasi  CPOBPeraturan Kepala Badan POM tentang sertifikasi  CPOB
Peraturan Kepala Badan POM tentang sertifikasi CPOBBambang Priyambodo
 
PMK No 10/2021 Pelaksanaan Vaksinasi
PMK No 10/2021 Pelaksanaan VaksinasiPMK No 10/2021 Pelaksanaan Vaksinasi
PMK No 10/2021 Pelaksanaan VaksinasiCIkumparan
 
Per kabpom di_ifiot
Per kabpom di_ifiotPer kabpom di_ifiot
Per kabpom di_ifiotIinSuhesti1
 
MATERI VAKSINASI sept 2021.ppt
MATERI VAKSINASI sept 2021.pptMATERI VAKSINASI sept 2021.ppt
MATERI VAKSINASI sept 2021.pptghina280699
 
DD4809A8-6A01-4940-B04A-7427B08C8BFC_compressed.pdf
DD4809A8-6A01-4940-B04A-7427B08C8BFC_compressed.pdfDD4809A8-6A01-4940-B04A-7427B08C8BFC_compressed.pdf
DD4809A8-6A01-4940-B04A-7427B08C8BFC_compressed.pdfOktasari13
 
Salinan SE Satgas Nomor 12 Tahun 2022
Salinan SE Satgas Nomor 12 Tahun 2022Salinan SE Satgas Nomor 12 Tahun 2022
Salinan SE Satgas Nomor 12 Tahun 2022CIkumparan
 
Standar pelayanan kefarmasian apotek 2014
Standar pelayanan kefarmasian apotek 2014Standar pelayanan kefarmasian apotek 2014
Standar pelayanan kefarmasian apotek 2014Chynthya Riiweuh
 
Pmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotek
Pmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotekPmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotek
Pmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotekAlbertus Beny
 
Pmk no 35 2014 standar yan far di apotek
Pmk no 35 2014 standar yan far di apotekPmk no 35 2014 standar yan far di apotek
Pmk no 35 2014 standar yan far di apotekTotok Sudjianto
 
Permenkes No.1799 Tahun 2010 Tentang Industri Farmasi
Permenkes No.1799 Tahun 2010 Tentang Industri FarmasiPermenkes No.1799 Tahun 2010 Tentang Industri Farmasi
Permenkes No.1799 Tahun 2010 Tentang Industri FarmasiSainal Edi Kamal
 
KMK No. HK.01.07-MENKES-5671-2021 ttg Manajemen Klinis Tata Laksana COVID-19 ...
KMK No. HK.01.07-MENKES-5671-2021 ttg Manajemen Klinis Tata Laksana COVID-19 ...KMK No. HK.01.07-MENKES-5671-2021 ttg Manajemen Klinis Tata Laksana COVID-19 ...
KMK No. HK.01.07-MENKES-5671-2021 ttg Manajemen Klinis Tata Laksana COVID-19 ...SiskaMachan
 
Pedoman Teknis CDOB-2020.pdf
Pedoman Teknis CDOB-2020.pdfPedoman Teknis CDOB-2020.pdf
Pedoman Teknis CDOB-2020.pdfmarinautami3
 

Similar to COVID-19 OBAT (20)

HUKUM ETIKA FARMASI IKLAN.pptx
HUKUM ETIKA FARMASI IKLAN.pptxHUKUM ETIKA FARMASI IKLAN.pptx
HUKUM ETIKA FARMASI IKLAN.pptx
 
PMK No 007 tentang Registrasi Obat Tradisonal
PMK No 007 tentang Registrasi Obat TradisonalPMK No 007 tentang Registrasi Obat Tradisonal
PMK No 007 tentang Registrasi Obat Tradisonal
 
03f16dd9d99871d3b926f5545fc05494.pdf
03f16dd9d99871d3b926f5545fc05494.pdf03f16dd9d99871d3b926f5545fc05494.pdf
03f16dd9d99871d3b926f5545fc05494.pdf
 
CPOB 2012
CPOB 2012CPOB 2012
CPOB 2012
 
Peraturan Kepala Badan POM tentang sertifikasi CPOB
Peraturan Kepala Badan POM tentang sertifikasi  CPOBPeraturan Kepala Badan POM tentang sertifikasi  CPOB
Peraturan Kepala Badan POM tentang sertifikasi CPOB
 
Permenkes 1010 Registrasi Obat 2008
Permenkes 1010   Registrasi Obat 2008Permenkes 1010   Registrasi Obat 2008
Permenkes 1010 Registrasi Obat 2008
 
PMK No 10/2021 Pelaksanaan Vaksinasi
PMK No 10/2021 Pelaksanaan VaksinasiPMK No 10/2021 Pelaksanaan Vaksinasi
PMK No 10/2021 Pelaksanaan Vaksinasi
 
Per kabpom di_ifiot
Per kabpom di_ifiotPer kabpom di_ifiot
Per kabpom di_ifiot
 
MATERI VAKSINASI sept 2021.ppt
MATERI VAKSINASI sept 2021.pptMATERI VAKSINASI sept 2021.ppt
MATERI VAKSINASI sept 2021.ppt
 
DD4809A8-6A01-4940-B04A-7427B08C8BFC_compressed.pdf
DD4809A8-6A01-4940-B04A-7427B08C8BFC_compressed.pdfDD4809A8-6A01-4940-B04A-7427B08C8BFC_compressed.pdf
DD4809A8-6A01-4940-B04A-7427B08C8BFC_compressed.pdf
 
Salinan SE Satgas Nomor 12 Tahun 2022
Salinan SE Satgas Nomor 12 Tahun 2022Salinan SE Satgas Nomor 12 Tahun 2022
Salinan SE Satgas Nomor 12 Tahun 2022
 
Standar pelayanan kefarmasian apotek 2014
Standar pelayanan kefarmasian apotek 2014Standar pelayanan kefarmasian apotek 2014
Standar pelayanan kefarmasian apotek 2014
 
Pmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotek
Pmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotekPmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotek
Pmk no. 35 ttg standar pelayanan kefarmasian di apotek
 
Pmk no 35 2014 standar yan far di apotek
Pmk no 35 2014 standar yan far di apotekPmk no 35 2014 standar yan far di apotek
Pmk no 35 2014 standar yan far di apotek
 
Permenkes No.1799 Tahun 2010 Tentang Industri Farmasi
Permenkes No.1799 Tahun 2010 Tentang Industri FarmasiPermenkes No.1799 Tahun 2010 Tentang Industri Farmasi
Permenkes No.1799 Tahun 2010 Tentang Industri Farmasi
 
KMK No. HK.01.07-MENKES-5671-2021 ttg Manajemen Klinis Tata Laksana COVID-19 ...
KMK No. HK.01.07-MENKES-5671-2021 ttg Manajemen Klinis Tata Laksana COVID-19 ...KMK No. HK.01.07-MENKES-5671-2021 ttg Manajemen Klinis Tata Laksana COVID-19 ...
KMK No. HK.01.07-MENKES-5671-2021 ttg Manajemen Klinis Tata Laksana COVID-19 ...
 
Kmk no. 715 ttg persyaratan hygiene sanitasi jasaboga
Kmk no. 715 ttg persyaratan hygiene sanitasi jasabogaKmk no. 715 ttg persyaratan hygiene sanitasi jasaboga
Kmk no. 715 ttg persyaratan hygiene sanitasi jasaboga
 
Pedoman Teknis CDOB-2020.pdf
Pedoman Teknis CDOB-2020.pdfPedoman Teknis CDOB-2020.pdf
Pedoman Teknis CDOB-2020.pdf
 
MATERI SOS ITERASI (2).pdf
MATERI SOS ITERASI (2).pdfMATERI SOS ITERASI (2).pdf
MATERI SOS ITERASI (2).pdf
 
Pp no. 51_th_2009
Pp no. 51_th_2009Pp no. 51_th_2009
Pp no. 51_th_2009
 

Recently uploaded

Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024DEDI45443
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...citraislamiah02
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfNezaPurna
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxwansyahrahman77
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorDi Prihantony
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...mayfanalf
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 

Recently uploaded (12)

Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 

COVID-19 OBAT

  • 1. BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 26 TAHUN 2023 TENTANG PENGAWASAN PENGGUNAAN OBAT DAN VAKSIN CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) PASCA PENGAKHIRAN PENANGANAN PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) DI WILAYAH INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2023 status pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) telah dinyatakan berakhir dan status faktual Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) telah berubah menjadi penyakit endemi di Indonesia; b. bahwa masyarakat perlu dilindungi dari penggunaan obat dan vaksin Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang tidak sesuai dengan persyaratan efikasi atau khasiat, keamanan, dan mutu yang berdampak pada risiko kesehatan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, serta untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 3 ayat (3) Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2023 tentang Pengakhiran Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), perlu menetapkan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan tentang Pengawasan Penggunaan Obat dan Vaksin Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Pasca Pengakhiran Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Wilayah Indonesia; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 180); 2. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2023 tentang Pengakhiran Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2023 Nomor 104);
  • 2. - 2 - 3. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 21 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1002) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 13 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 21 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 629); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN TENTANG PENGAWASAN PENGGUNAAN OBAT DAN VAKSIN CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) PASCA PENGAKHIRAN PENANGANAN PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) DI WILAYAH INDONESIA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Registrasi Obat adalah prosedur pendaftaran dan evaluasi obat untuk mendapatkan persetujuan. 2. Obat adalah bahan, paduan bahan, termasuk produk biologi, yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan, dan kontrasepsi untuk manusia. 3. Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati atau masih hidup yang dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, atau berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid atau protein rekombinan, yang ditambahkan dengan zat lainnya, yang bila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu. 4. Obat dan Vaksin Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) adalah Obat dan Vaksin yang diindikasikan untuk pengobatan atau pencegahan COVID-19. 5. Izin Edar adalah bentuk persetujuan registrasi untuk dapat diedarkan di wilayah Indonesia. 6. Persetujuan Penggunaan Darurat (Emergency Use Authorization) yang selanjutnya disingkat EUA adalah persetujuan penggunaan Obat selama kondisi kedaruratan kesehatan masyarakat untuk Obat yang belum mendapatkan Izin Edar atau Obat yang telah mendapatkan Izin Edar dengan indikasi penggunaan yang berbeda/indikasi baru. 7. Uji Klinik adalah setiap penelitian dengan mengikutsertakan subjek manusia yang menerima suatu produk untuk menemukan atau memastikan efek klinik,
  • 3. - 3 - farmakologik dan/atau untuk farmakodinamik lainnya, dan/atau mengidentifikasi setiap reaksi yang tidak diinginkan, dan/atau untuk mempelajari absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi untuk memastikan keamanan dan/atau efikasi produk yang diteliti. 8. Industri Farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan untuk melakukan kegiatan pembuatan Obat atau bahan Obat. 9. Fasilitas Distribusi adalah sarana yang digunakan untuk mendistribusikan atau menyalurkan Sediaan Farmasi, yaitu pedagang besar farmasi dan instalasi sediaan farmasi. 10. Pedagang Besar Farmasi yang selanjutnya disingkat PBF adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran Obat dan/atau bahan Obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 11. Cara Distribusi Obat yang Baik yang selanjutnya disingkat CDOB adalah cara distribusi/penyaluran Obat dan/atau bahan Obat yang bertujuan memastikan mutu sepanjang jalur distribusi/penyaluran sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya. 12. Fasilitas Pelayanan Kefarmasian adalah sarana yang digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan kefarmasian, yaitu apotek, instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik, toko Obat, atau praktek bersama 13. Pemasukan Obat adalah importasi Obat ke dalam wilayah Indonesia. 14. Pelulusan Bets/Lot Vaksin adalah proses evaluasi yang dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan untuk memastikan setiap Bets/Lot Vaksin telah memenuhi spesifikasi dan persyaratan sertifikasi pelulusan Bets/Lot Vaksin untuk diedarkan ke masyarakat. 15. Farmakovigilans adalah seluruh kegiatan tentang pendeteksian, penilaian, pemahaman, dan pencegahan efek samping atau masalah lainnya terkait dengan penggunaan Obat. 16. Penarikan Obat adalah proses penarikan Obat yang telah diedarkan yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan keamanan, khasiat, mutu, dan label. 17. Badan Pengawas Obat dan Makanan yang selanjutnya disingkat BPOM adalah Lembaga pemerintah nonkementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan Obat dan Makanan. 18. Kepala Badan adalah Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan.
  • 4. - 4 - BAB II TATA LAKSANA PENGAWASAN Bagian Kesatu Umum Pasal 2 Dengan Peraturan BPOM ini, EUA Obat dan Vaksin COVID-19 ditetapkan sebagai izin edar dengan ketentuan pembatasan terhitung sejak status pandemi COVID-19 dinyatakan telah berakhir oleh pemerintah. Pasal 3 (1) Pemilik izin edar dengan ketentuan pembatasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 wajib menjamin dan memastikan pemenuhan persyaratan keamanan, khasiat, dan mutu terhadap Obat dan Vaksin COVID-19. (2) Pengawasan terhadap pemenuhan persyaratan keamanan, khasiat, dan mutu dalam rangka penggunaan Obat dan Vaksin COVID-19 dengan izin edar dengan ketentuan pembatasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh BPOM. (3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan untuk Obat dan Vaksin COVID-19 sebelum dan selama beredar. (4) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi: a. Registrasi Obat dan Vaksin COVID-19; b. produksi Obat dan Vaksin COVID-19; c. Uji Klinik Obat dan Vaksin COVID-19; d. Pemasukan Obat dan Vaksin COVID-19; e. Pelulusan Bets/Lot Vaksin COVID-19; f. pendistribusian Obat dan Vaksin COVID-19; g. pengelolaan dan pelayanan Obat dan Vaksin COVID-19 di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian; h. Farmakovigilans Obat dan Vaksin COVID-19; dan i. Penarikan Obat dan Vaksin COVID-19. Bagian Kedua Penerapan Paragraf 1 Registrasi Obat dan Vaksin COVID-19 Pasal 4 (1) Izin edar dengan ketentuan pembatasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 berlaku tanpa pengajuan permohonan dari pemilik EUA. (2) Ketentuan pembatasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. tidak melakukan kegiatan Pemasukan Obat dan Vaksin COVID-19 ke dalam wilayah Indonesia; b. tidak melakukan kegiatan produksi Obat dan Vaksin COVID-19;
  • 5. - 5 - c. tidak melakukan variasi terhadap persetujuan EUA yang telah diterbitkan; dan d. tidak menyalurkan Obat dan Vaksin COVID-19 berupa sediaan injeksi selain ke Fasilitas Distribusi dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan berupa pusat kesehatan masyarakat, klinik, rumah sakit, atau kantor kesehatan pelabuhan yang ditunjuk oleh pemerintah untuk menangani pasien dengan penyakit yang termasuk dalam kondisi kedaruratan kesehatan masyarakat. (3) Izin edar dengan ketentuan pembatasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku selama 2 (dua) tahun terhitung sejak status pandemi COVID-19 dinyatakan telah berakhir oleh pemerintah dan tidak dapat diperpanjang. (4) Obat dan Vaksin COVID-19 dengan izin edar dengan ketentuan pembatasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan Obat keras. (5) Izin edar dengan ketentuan pembatasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku apabila: a. EUA yang ditetapkan sebagai izin edar dengan ketentuan pembatasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dikembalikan kepada BPOM; atau b. masa berlaku izin edar dengan ketentuan pembatasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) telah berakhir. Pasal 5 (1) Obat dan Vaksin COVID-19 dengan izin edar dengan ketentuan pembatasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat diajukan permohonan untuk memperoleh Izin Edar dari BPOM. (2) Obat dan Vaksin COVID-19 dengan izin edar dengan ketentuan pembatasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan produksi sepanjang ditujukan untuk Registrasi Obat. (3) Obat dan Vaksin COVID-19 sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diedarkan setelah memperoleh Izin Edar dari BPOM. Pasal 6 (1) Dalam hal Obat dan Vaksin COVID-19 sedang dalam proses pengajuan permohonan persetujuan EUA, pengajuan akan dialihkan menjadi permohonan Izin Edar. (2) Pengajuan permohonan variasi EUA Obat dan Vaksin COVID-19 yang sedang berproses dapat diajukan kembali oleh Pemilik EUA bersamaan dengan proses pengajuan permohonan Izin Edar kepada BPOM. Pasal 7 (1) Permohonan Izin Edar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan Pasal 6 harus memenuhi persyaratan Izin Edar sesuai dengan Peraturan BPOM yang mengatur mengenai kriteria dan tata laksana Registrasi Obat.
  • 6. - 6 - (2) Permohonan Izin Edar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan Pasal 6 dievaluasi melalui jalur evaluasi 100 (seratus) hari kerja sesuai dengan Peraturan BPOM yang mengatur mengenai kriteria dan tata laksana Registrasi Obat. Paragraf 2 Produksi Obat dan Vaksin COVID-19 Pasal 8 Pemilik izin edar dengan ketentuan pembatasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 yang akan mengajukan permohonan Izin Edar wajib memastikan kegiatan produksi telah menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik sesuai dengan Peraturan BPOM yang mengatur mengenai pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik. Paragraf 3 Uji Klinik Obat dan Vaksin COVID-19 Pasal 9 Obat dan Vaksin COVID-19 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 yang masih dalam proses pengembangan dan akan diajukan Uji Klinik harus dilakukan Uji Klinik yang baik sesuai dengan Peraturan BPOM yang mengatur mengenai tata laksana persetujuan Uji Klinik. Paragraf 4 Pemasukan Obat dan Vaksin COVID-19 Pasal 10 (1) Pemasukan Obat dan Vaksin COVID-19 hanya dapat dilakukan setelah diterbitkan Izin Edar berdasarkan permohonan yang disampaikan oleh pemohon Pemasukan Obat dan Vaksin COVID-19. (2) Pemasukan Obat dan Vaksin COVID-19 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan Peraturan BPOM yang mengatur mengenai pengawasan Pemasukan Obat dan makanan ke dalam wilayah Indonesia. Paragraf 5 Pelulusan Bets/Lot Vaksin COVID-19 Pasal 11 Pengajuan permohonan penerbitan sertifikat Pelulusan Bets/Lot Vaksin COVID-19 dilaksanakan sesuai dengan Peraturan BPOM yang mengatur mengenai pedoman sertifikasi Pelulusan Bets/Lot Vaksin.
  • 7. - 7 - Paragraf 6 Pendistribusian Obat dan Vaksin COVID-19 Pasal 12 (1) Kegiatan penyaluran Obat dan Vaksin COVID-19 hanya dapat dilakukan oleh Industri Farmasi atau Fasilitas Distribusi. (2) Kegiatan penyaluran Obat dan Vaksin COVID-19 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menerapkan CDOB sesuai dengan Peraturan BPOM yang mengatur mengenai pedoman teknis CDOB. (3) Pendistribusian Obat dan Vaksin COVID-19 oleh Industri Farmasi dan/atau Fasilitas Distribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilakukan berdasarkan kualifikasi pelanggan dan surat pesanan dari apoteker penanggung jawab. (4) Laporan kegiatan penyaluran Obat dan Vaksin COVID-19 dengan izin edar dengan ketentuan pembatasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 disampaikan oleh Industri Farmasi kepada BPOM sesuai dengan ketentuan pelaporan Obat sebagaimana telah diatur dalam Peraturan BPOM yang mengatur mengenai pelaporan kegiatan Industri Farmasi dan PBF. (5) Laporan kegiatan pemasukan/pengadaan dan penyaluran Obat dan Vaksin COVID-19 dengan izin edar dengan ketentuan pembatasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 disampaikan oleh PBF kepada BPOM sesuai dengan ketentuan pelaporan Obat golongan Obat keras sebagaimana telah diatur dalam Peraturan BPOM yang mengatur mengenai pelaporan kegiatan Industri Farmasi dan PBF. Paragraf 7 Pengelolaan dan Pelayanan Obat dan Vaksin COVID-19 di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian Pasal 13 (1) Kegiatan pengelolaan Obat dan Vaksin COVID-19 di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian harus menerapkan pengelolaan Obat yang baik di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian sesuai dengan Peraturan BPOM yang mengatur mengenai pengawasan pengelolaan Obat, bahan Obat, narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian. (2) Kegiatan pelayanan kefarmasian Obat dan Vaksin COVID- 19 harus menerapkan standar pelayanan kefarmasian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. (3) Penyerahan Obat COVID-19 dalam rangka pelayanan kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib berdasarkan resep. (4) Fasilitas Pelayanan Kefarmasian yang melakukan kegiatan pemasukan dan penyerahan Obat serta Vaksin COVID-19 dengan izin edar dengan ketentuan pembatasan
  • 8. - 8 - sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 harus menyampaikan laporan kepada BPOM. (5) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disampaikan kepada BPOM setiap bulan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya melalui laman resmi pelaporan kegiatan Industri Farmasi dan kegiatan PBF BPOM. Paragraf 8 Farmakovigilans Obat dan Vaksin COVID-19 Pasal 14 Pemilik izin edar dengan ketentuan pembatasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 wajib melakukan Farmakovigilans sesuai dengan Peraturan BPOM yang mengatur mengenai penerapan Farmakovigilans. Paragraf 9 Penarikan Obat dan Vaksin COVID-19 Pasal 15 (1) Pemilik izin edar dengan ketentuan pembatasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 wajib melakukan Penarikan Obat dan Vaksin COVID-19 yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan keamanan, khasiat, mutu, dan label. (2) Penarikan Obat dan Vaksin COVID-19 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk untuk Obat dan Vaksin COVID-19 yang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (5). (3) Mekanisme dan kriteria Penarikan Obat dan Vaksin COVID-19 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan Peraturan BPOM yang mengatur mengenai penarikan dan pemusnahan Obat yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan keamanan, khasiat, mutu, dan label. (4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan untuk label Obat dan Vaksin COVID-19 yang menggunakan label sesuai dengan persetujuan EUA. Pasal 16 Fasilitas Distribusi dan Fasilitas Pelayanan Kefarmasian harus melakukan Penarikan Obat dan Vaksin COVID-19 yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan khasiat, keamanan, dan mutu sesuai dengan instruksi penarikan dari pemilik izin edar dengan ketentuan pembatasan. BAB III SANKSI ADMINISTRATIF Pasal 17 (1) Pemilik izin edar dengan ketentuan pembatasan, Industri Farmasi, Fasilitas Distribusi, dan/atau Fasilitas Pelayanan Kefarmasian yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), Pasal 8,
  • 9. - 9 - Pasal 12 ayat (2), Pasal 12 ayat (3), Pasal 13 ayat (3), Pasal 14, dan/atau Pasal 15 ayat (1) dikenai sanksi administratif. (2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan oleh Kepala Badan. (3) Jenis sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. (4) Tata cara pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB IV KETENTUAN PENUTUP Pasal 18 Peraturan Badan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
  • 10. - 10 - Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Badan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 6 Oktober 2023 KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, ttd. PENNY K. LUKITO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 13 Oktober 2023 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. ASEP N. MULYANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2023 NOMOR 786