Dokumen tersebut membahas pentingnya sifat jujur dalam Islam. Terdapat definisi jujur secara bahasa dan istilah, pembagian sifat jujur, ayat Alquran dan hadis yang memerintahkan berlaku jujur. Sifat jujur merupakan cermin kepribadian seseorang dan mendekatkan diri kepada Allah.
5. AYAT-AYAT AL-QUR’AN DAN HADIS
PERINTAH BERLAKU JUJUR
اَهُّيَأََٰٓي
َٰٓاَدَهُش ِ َّ ِ
ّلِل َينِم َّوَق ۟واُنوُك ۟واُنَماَء َينِذَّٱل
ُانأََنَش قُْكَّنَم ِ
ِقَْي َ
َ َو ِِقِِْقللِِ َء
َٰٓىَلَع ٍْ قوَق
َّ
ََأ
َ َّ
ٱّلِل ۟واَُِّتٱ َو ى َوقَِّتلِل ُبَِققَأ َوُه ۟واُلِدقعٱ ۚ ۟واُلِدقعَت
اَمِِ ِبِيَِِِ َ َّ
ٱّلِل َّنِّ ۚ
َونُلَمقعَت
“Wahai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang
yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi
dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu
kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah,
karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(Qs. Al-Maidah/5 : 8)
6. َ َّ
َللا واَُِّتا واُنَمَآ َنيِذَّال اَهُّيَأ اَي
َعَم واُنوُك َو
َنيِقِداَّصال
“Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah,
dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (Qs.
At-Taubah/9 : 119)
7. HADIS DARI ABDULLAH BIN MAS’UD RA.
َمهلَسَو ِهْيَلَع ُ ه
َّللا ىهلَص ِ ه
َّللا ُلوُسَر الَق َلاَق ِ ه
َّللا ِدْبَع َْنع
:
َلِإ ِيدْهَي َْقد ِ
الص هنِإَف ِْقد ِ
الصِب ْمُكْيَلَع
ِ
رِبْلا ى
َتَيَو ُقُدْصَي ُلُجهالر ُلاَزَي اَمَو ِةهنَجْلا ىَلِإ ِيدْهَي هرِبْلا هنِإَو
ِ ه
َّللا َدْنِع َبَتْكُي ىهتَح َْقد ِ
الص ىهرَح
ِد ِ
ص
ْمُكاهيِإَو اًقي
ِيدْهَي َورُجُفْلا هنِإَو ِ
ورُجُفْلا ىَلِإ ِيدْهَي َِبذَكْلا هنِإَف َِبذَكْلاَو
ُِبذْكَي ُلُجهالر ُلاَزَي اَمَو ِ
ارهنال ىَلِإ
َحَتَيَو
ىهر
اًباهذَك ِ ه
َّللا َدْنِع َبَتْكُي ىهتَح َِبذَكْلا
“Dari ‘Abdullâh bin Mas’ûd Radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasûlullâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Hendaklah kalian selalu berlaku jujur,
karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan
seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap
memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai orang yang jujur. Dan
jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang
kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan
jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan
dicatat di sisi Allâh sebagai pendusta (pembohong).” (H.R. Muslim)