Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya menjadi pemasar Islami di era digital dengan menjaga etika dan kejujuran. Pemasar muslim disarankan untuk selalu jujur tentang produk yang dijual, tidak menyebarkan informasi hoax, dan tidak memberikan review palsu. Dengan berpegang teguh pada ajaran Islam, pemasar dapat memasarkan produk secara positif dan mendapatkan penilaian baik dari konsumen.
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Bulletin Yasalunaka Edisi 04
1. Buletin Jum’at
Menebar Islam Rahmatan Lil ‘Alamin
Edisi 04 15 Safar 1442H / 2 Oktober 2020
Tetap Menjadi Pemasar Islami Di Era Digital
ﯾﺧﻠﻔوا ﻟم وﻋدوا واذا ﯾﻛذﺑوا ﻟم ﺣدﺛوا اذا اﻟذﯾن اﻟﺗﺟﺎر ﻛﺳب اﻟﻛﺳب أطﯾب ان
ﻛﺎن واذا ﯾﻣدﺣوا ﻟم ﺑﺎﻋوا واذا ﯾذﻣوا ﻟم اﺷﺗروا واذا ﯾﺧوﻧوا ﻟم اﺋﺗﻣﻧوا واذا
ﯾﻌﺳروا ﻟم ﻟﮭم ﻛﺎن واذا ﯾﻣطﻠوا ﻟم ﻋﻠﯾﮭم
Artinya, Dari Mu'az bin Jabal, bahwa Rasulullah saw bersabda,
”Sesungguhnya sebaik-baik usaha adalah usaha perdagangan yang apabila
mereka berbicara tidak berdusta, jika berjanji tidak menyalahi,
jika dipercaya tidak khianat, jika membeli tidak mencela produk,
jika menjual tidak memuji-muji barang dagangan, jika berhutang tidak
melambatkan pembayaran, jika memiliki piutang tidak mempersulit”
(H.R.Baihaqi dan dikeluarkan oleh As-Ashbahani).
1
yasalunaka
Saat ini kita sudah memasuki era digital. Hampir semua aktivitas
dilakukan melalui media digital, termasuk aktivitas memasarkan
produk baik barang, jasa, maupun ide-ide. Sebagaimana kita tahu
bahwa saat ini pemasaran sangat digemari dan diminati oleh berbagai
kalangan masyarakat, baik yang masih berstatus pelajar, mahasiswa,
pegawai swasta dan negeri, maupun ibu rumah tangga. Kehadiran
media sosial membuat masyarakat berbondong-bondong untuk
menjadi pemasar yang memasarkan produk secara online. Pemasar
online tidak harus memiliki tempat riil, tidak perlu mengurus
perijinan usaha karena belum diberlakukan izin usaha online, tidak
harus memiliki modal sendiri.
Media sosial memberikan kemudahan dalam aktivitas pemasaran,
2. 2
seperti facebook yang saat ini sudah
ada marketplace, Instagram, Twitter,
Whatsaap. Media sosial tersebut
sangat akrab bagi masyarakat
Indonesia. Media sosial merupakan
media low budget dibanding media
pemasaran berbayar lainnya.
Selain itu sifatnya many to many
dan menembus batas dinding
dunia. Pemasar bisa memasarkan
produk hingga luar negeri tanpa
harus mengeluarkan ekstra biaya
dan tenaga.
Edisi 04 15 Safar 1442H / 2 Oktober 2020
Seseorang yang memasarkan produk
adalah pemasar. Menjadi pemasar di
dunia maya tidaklah mudah karena
banyak godaan di depan mata, misalnya
godaan untuk memasarkan barang palsu
atau tiruan atau barang rusak dengan
harga jual seperti barang sebenarnya,
toh konsumen tidak mengetahui barang
secara riil, godaan untuk menipu
konsumen dengan tidak mengirimkan
barang yang telah dibayar konsumen,
toh konsumen tidak mengetahui
secara riil letak tokonya, siapa penjualnya,
godaan untuk memaki-maki konsumen
yang memberi review kurang bagus
terhadap produk maupun layanan kita, dsb.
Untuk itu, bagi kita yang melakukan
aktivitas pemasaran menggunakan
media sosial harus tetap menjaga dan
memegang teguh ajaran Islam dalam
melakukan pemasaran. Kita harus
menjaga etika dalam berkomunikasi
dengan konsumen. Sering kita temui
kejadian seorang pemasar yang
mengutarakan keluhannya, menulis
kalimat sindiran, makian, bahkan
hingga memposting isi chat dengan
konsumen yang dianggap tidak
menyenangkan tersebut di media
sosial karena konsumen dianggap
rewel dan banyak bertanya, ataupun
karena konsumen memutuskan
u nt u k me nu nd a p e mbe l ian.
Hal tersebut tidak baik dilakukan
seorang muslim yang memiliki
ajaran untuk menjaga lisan, hati,
dan pikiran, dalam berhubungan
habluminannas, dan selain itu
tidaklah etis dilakukan karena kita
seorang warga negara Indonesia
memiliki budaya menjaga tata karma
dalam berkomunikasi dengan
sesama manusia. Selain itu,
masyarakat dan komunitas tertentu
akan merasa tidak nyaman dan
khawatir akan mendapat perlakuan
yang kurang etis di media sosial jika
hanya ingin bertanya-tanya atau
menunda melakukan pembelian.
Penampilan diri secara online
ditegaskan oleh Wood dan Smith
sebagaimana individu menggunakan
medium teknologi internet melalui
teks yang merepresentasikan
bagaimana gambaran individu
lainnya (Nasrullah, 2014)
Pemasar muslim mengatakan jujur tentang
produk yang dijual, jika warna dalam
photo berbeda dari sebenarnya, tulislah
hal tersebut agar konsumen tahu.
Jelaskan kepada konsumen apakah
produk tersebut ikut dalam program
3. 3
Edisi 04 15 Safar 1442H / 2 Oktober 2020
promo atau tidak. Jelaskan kepada
pelanggan mengapa harga produk kita
lebih murah daripada yang lain,
misalnya karena ada sedikit cacat pada
kemasan. Pemasar yang tidak jujur
akan dijauhi oleh konsumen dan
konsumen tidak akan mengulangi lagi
melakukan transaksi jual beli. Menurut
Indomobil Niaga Internasional, hasil
survey menyatakan bahwa : 1x menarik
pelanggan baru = 5-6 kali biaya
mempertahankan pelanggan lama;
hanya 4 persen pelanggan kecewa yang
menyatakan kekecewaannya; pelanggan
gembira bercerita pada 4-5 orang
pengalaman positif mereka dan akan
bercerita pada 9-12 orang jika mereka
kecewa (Sejati, 2017)
Pemasar muslim tidak menyebarkan
informasi hoax tentang keburukan
produk atau pemasar saingannya.
Sebagaimana kita ketahui bahwa
media tercepat dan termudah dalam
menyampaikan informasi hoax adalah
media sosial. Memberikan informasi
hoax yang tidak jelas kebenarannya
sama dengan fitnah. Sebagaimana
ْ َ ُ َْْ َْFirman Allah اﻟﻘﺗـــــــــــــل نَ ﻣ دﱡ ﺷَ أ َﺔﻧأﻟﻔﺗ Fitnah ituِ ِ
lebih besar bahayanya dari pembunu
-han ( Q.S. Al-Baqarah (2):191).
Jika kita melakukan fitnah terhadap
pesaing, maka kita sama saja
membunuh keluarga dan karyawan-
karyawan pesaing kita. Mengapa
demikian? Karena pesaing kita akan
dijauhi konsumen, akan mendapat sanksi
sosial dari masyarakat, hingga menjadikan
usahanya tidak berjalan dan menghi-
dupi keluarga serta karyawannya.
Penangkal agar pemasar tidak tergoda
untuk melakukan hal tersebut adalah
menguatkan rasa percaya diri bahwa
tanpa sibuk memberikan informasi
hoax tentang keburukan pesaing, kita
mampu untuk mencapai tujuan
pemasaran. Kita bisa menggunakan
pendekatan Islami dalam pemasaran,
misalnya dengan mengadakan
kampanye program donasi untuk
Dhuafa dan Yatim Piatu, bantuan
untuk masyarakat yang tertimpa
bencana, dsb.
Seringkali pemasar tergoda untuk
memberi review terhadap produk
maupun pemasar itu sendiri dengan
cara berbohong. Misalnya kita
meminta teman-teman atau saudara
memberi review yang baik terhadap
produk kita maupun penilaian baik
kepada kita sebagai pemasarnya,
padahal mereka belum pernah
melakukan transaksi jual beli dengan
kita. Pemasar bahkan memposting
review bohong tersebut di media
sosial. Hal tersebut dilakukan untuk
meyakinkan orang yang sedang
melakukan pencarian suatu produk
agar tertarik untuk membeli produk
kita. Semakin banyak review positif,
maka semakin yakin orang untuk
melakukan keputusan pembelian.
Berbohong tidak diperbolehkan dalam
Islam maupun dalam kehidupan sosial
bermasyarakat. Jika pemasaran
dijalankan sesuai dengan ajaran Islam
dan tidak melanggar etika dalam
masyarakat, maka tidak akan ada
4. 4
Diterbitkan setiap Jum’at
oleh Dewan Kyai Assalaam bersama Takmir Masjid Assalaam,
Takmir Masjid Ibadurrahman Assalaam Hypermart
dan L-ZIS Assalaam
Buletin Jum’at
Menebar Islam Rahmatan Lil ‘Alamin
Wallahu A'lam Bish Shawab
Penanggung Jawab: Ketua Dewan Kyai PPMI Assalaam
Ketua Redaksi: Mahyani Devi Yumandera
Pengarah: Arkanuddin Budiyanto, Trisnojoyo Khottob, Moh. Toha
www.assalaam.or.id
review buruk yang akan diberikan oleh konsumen kepada pemasar atau
produk.
Anggota Redaksi: Rosyad Nur Liyas
Design & Layout: Luthfi A Nasher
Distributor: Triyanto
Redaksi menerima tulisan sesuai motto Menebar Islam Rahmatan Lil’alamin
Kontak Kami : +62 856-4715-4816 - Mahyani Devi Yumandera, Lc
Sumber :
1. Nasrullah, R., 2014. Teori dan riset. media siber (cybermedia). Jakarta: Prenada Media Group.
2. Sejati, V. A., 2017. Peranan Sales Force Terhadap Repurchase Suzuki R2 Area Magetan. Sosial,
18(02), pp. 185-192.
Edisi 04 15 Safar 1442H / 2 Oktober 2020
Marilah kita memanfaatkan media sosial secara bijak dan cerdas untuk
pemasaran yang diridhai oleh Allah SWT. Jangan menggunakan media
sosial bukan untuk berbohong dan menebar informasi hoax untuk
pemasaran demi mendapatkan keuntungan yang tentu saja tidak sesuai
dengan ajaran Islam dan tidak dibenarkan dalam kehidupan sosial
bermasyarakat. Konsumen akan memberi penilaian positif jika pemasar
melakukan pemasaran yang positif.
Makin mudah dengan QR code
Atau transfer ke no rekening kami :
Bank Syariah Mandiri : 700 204 3607 an. LZIS Assalaam
Bank Jateng Syariah : 502 306 4709 an. LZIS Assalaam
Mari beramal shalih bersama LZIS Assalaam
Komplek PPMI Assalaam Pabelan Kartasura Sukoharjo
Hotline : 0812 11 777 802