SlideShare a Scribd company logo
1 of 75
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Estimasi biaya memegang peranan penting dalam penyelenggaraan proyek
konstruksi. Kegiatan estimasi adalah salah satu proses utama dalam proyek
konstruksi untuk mengetahui besarnya dana yang harus disediakan untuk sebuah
bangunan. Pada umumnya, sebuah proyek konstruksi membutuhkan biaya
cukup besar. Ketidaktepatan yang terjadi dalam penyediaannya akan
kurang baik pada pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Bagi pemilik
(owner), estimasi biaya diperlukan sebagai pegangan dalam menentukan
kebijakan yang dipakai untuk menentukan besarnya investasi yang harus
dilaksanakan.
Dalam pelaksanaan praktik konstruksi dibutuhkan beberapa macam
estimasi yang berbeda didasarkan tujuan penggunaan dan peruntukannya.
tahap awal perencanaan proyek pemeliharaan berkala jalan, seperti pada saat
penyusunan anggaran proyek, jelas estimasi tidak mungkin didasarkan pada
perhitungan kuantitas (volume) pekerjaan karena uraian dan spesifikasi pekerjaan
belum tersusun. Akan tetapi bagaimanapun, pemilik proyek (owner) memerlukan
estimasi biaya dalam rangka menyusun anggaran proyek. Dalam
biaya awal proyek pemeliharaan berkala jalan masih menggunakan cara
sederhana. Metode yang paling sering digunakan adalah dengan estimasi
parameter panjang jalan, yaitu dengan menghitung biaya pemeliharaan
1
2
jalan untuk setiap 1 km panjang jalan berdasarkan data proyek sebelumnya.
Sehingga dengan anggaran yang tersedia pemilik proyek (owner) dapat
memberikan informasi panjang jalan kabupaten yang akan mendapatkan kegiatan
pemeliharaan berkala.
Panjang suatu ruas jalan memperlihatkan karakteristik dan ukuran
dari suatu proyek pemeliharaan berkala jalan yang dalam kepraktisannya
informasi ini bisa tersedia dengan mudah pada tahap awal perencanaan
Seiring dengan kebutuhan akan efisiensi, perlu dikembangkannya teknik
pembuatan suatu model estimasi biaya yang sederhana. Hal yang penting
model estimasi biaya pada tahap awal perencanaan proyek adalah harus
mudah dalam penggunaannya, akurat dan menghasilkan estimasi yang dapat
dipertanggungjawabkan. Metode Cost Significant Model yang akan
dikembangkan dalam penelitian ini diharapkan memberi jawaban
tuntutan akan tersedianya estimasi biaya awal proyek pemeliharaan berkala jalan
di Kabupaten Jembrana.
Ada pendapat bahwa metode pengukuran sekarang ini tidak perlu
dan detail, sehingga timbul tuntutan untuk memperbaiki sistem, misalnya dengan
pengembangan Cost Model. Cost Model dapat digunakan untuk penaksiran harga,
Poh dan Horner (1995) telah mengidentifikasi sifat-sifat model yang ideal yaitu :
sederhana, cukup akurat, dapat memberikan umpan balik yang cepat, terdiri dari
elemen-elemen yang mudah untuk diukur dan yang menggambarkan operasi kerja
lapangan yang dapat digunakan untuk pengawasan pekerjaan maupun
pelaksanaannya. Prinsip cost significance dapat digunakan untuk mengembangkan
3
model yang mendekati ideal dengan lebih teliti. Cost Significant
mengandalkan pada penemuan yang terdokumentasi dengan baik mengenai
dan informasi proyek terdahulu yang sejenis. Data dan informasi bisa
dengan mengumpulkan arsip penawaran terdahulu untuk proyek sejenis yang
memenangkan tender atau proyek yang telah dilaksanakan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas maka
dapat dirumuskan pokok permasalahan yaitu:
1. Komponen pekerjaan apakah yang berpengaruh secara
terhadap biaya total pemeliharaan jalan;
2. Bagaimanakah model estimasi biaya pemeliharaan jalan
metode “Cost Significant Model “ di Kabupaten Jembrana ;
3. Bagaimanakah akurasi model estimasi biaya pemeliharaan jalan dengan
metode “Cost Significant Model “ terhadap realisasi biaya.
4. Bagaimanakah perbandingan akurasi model estimasi biaya
pemeliharaan jalan menggunakan metode “Cost Significant Model
dengan model estimasi yang sudah digunakan pada Dinas
Umum Kabupaten Jembrana .
4
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan suatu model
estimasi yang dapat memberikan informasi biaya awal proyek secara cepat,
mudah dan dengan hasil yang cukup akurat.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Untuk Pemerintah Kabupaten Jembrana
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dipergunakan
melaksanakan estimasi biaya pada tahap awal penyusunan
kegiatan pemeliharaan berkala jalan kabupaten di Kabupaten
Jembrana, dengan hasil estimasi yang cepat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Untuk Penulis
Dari hasil penelitian ini diharapkan penulis dapat
langsung memahami model estimasi yang memberikan
biaya awal proyek pemeliharaan berkala jalan kabupaten di Kabupaten
Jembrana secara cepat dan dapat dipertanggungjawakan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Estimasi Biaya Proyek
Menurut Iman Soeharto (1997), estimasi biaya proyek memegang peranan
penting dalam penyelenggaraan proyek. Pada tahap awal dipergunakan untuk
mengetahui berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk membangun suatu proyek.
Perkiraan biaya dibedakan dari anggaran dalam hal perkiraan
terbatas pada tabulasi biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan tertentu proyek
ataupun proyek secara keseluruhan. Sedangkan anggaran merupakan perencanaan
terinci perkiraan biaya dari bagian atau keseluruhan kegiatan proyek
dikaitkan dengan waktu. Definisi perkiraan biaya menurut National
Society – USA adalah sebagai berikut : “Perkiraan biaya adalah seni
memperkirakan ( the art of approximating ) kemungkinan jumlah biaya
diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan atas informasi yang
pada saat itu“.
Perkiraan biaya di atas erat hubungannya dengan analisis biaya, yaitu
pekerjaan yang menyangkut pengkajian biaya kegiatan-kegiatan terdahulu
akan dipakai sebagai bahan untuk menyusun perkiraan biaya. Dengan kata
menyusun perkiraan biaya berarti melihat masa depan, memperhitungkan,
mengadakan prakiraan atas hal-hal yang akan dan mungkin terjadi.
analisis biaya menitikberatkan pada pengkajian dan pembahasan biaya
masa lalu yang akan dipakai sebagai masukan.
5
6
Menurut Hajek (1994) bahwa banyak perusahaan dalam suasana ekonomi
yang dinamis dewasa ini mengalami persaingan yang sangat ketat. Kelangsungan
hidup suatu organisasi tergantung pada keberhasilannya dalam menaksir
untuk berprestasi secara memuaskan dalam berbagai kontrak. Pembuatan Rencana
Anggaran Biaya mengandung unsur ketidakpastian data masukan, misalnya data
penggunaan jam-orang, bahan yang digunakan, alat yang digunakan, dan
sebagainya yang sangat tergantung pada pengalaman estimator di lapangan.
Dalam taksiran biaya harus diperhitungkan pula biaya cadangan yang cukup guna
menutup bidang-bidang resiko itu. Perhitungan yang tidak
cadangan untuk resiko-resiko yang akan terjadi, mungkin berhasil memenangkan
tender karena rendahnya penawaran, tetapi pada umumnya akan mengalami
kerugian yang menyangkut kontrak. Jelas, tidak ada perusahaan yang dapat
bertahan lama bisa beroperasi jika perusahaannya merugi. Sebaliknya perusahaan
yang terlalu banyak mempertimbangkan cadangan untuk resiko-resiko yang akan
terjadi dalam perkiraan biayanya tidak akan memenangkan tenderdan tidak akan
dapat berkembang.
Dalam menaksir biaya yang hendak ditawarkan, estimator harus
mempergunakan segenap pengalaman, kelihaian berusaha, serta
untuk mendapatkan taksiran yang tidak hanya memungkinkannya untuk
memenangkan tender, juga akan mendapatkan keuntungan yang wajar
perusahaannya. Kesulitan mendapatkan taksiran biaya yang tepat berbanding lurus
dengan jumlah pekerjaan dalam perencanaan atau pengembangan yang
dilaksanakan. Syarat utama adalah estimator harus mengetahui apa yang
7
diperlukan dalam suatu penawaran atau pendekatan rekayasa apa yang akan
dipakai untuk memenuhi persyaratan. Untuk mendapatkan perhitungan yang cepat
maka harus dikembangkan suatu model perhitungan biaya untuk
pemahaman tentang proyek dan untuk mengkomunikasikan konsep yang
komplek.
Beberapa metode estimasi biaya menurut Soeharto (1997) adalah sebagai
berikut :
1. Metode Parameter, ialah metode yang mengaitkan biaya dengan
karakteristik fisik tertentu dari obyek, misalnya : luas, panjang, berat,
volume dan sebagainya.
2. Memakai daftar indeks harga dan informasi proyek terdahulu,
dengan mencari angka perbandingan antara harga pada suatu waktu
(tahun tertentu) terhadap harga pada waktu (tahun) yang
sebagai dasar. Juga pemakaian data dari manual, hand book, katalog, dan
penerbitan berkala, amat membantu dalam memperkirakan biaya proyek.
3. Metode menganalisis unsur-unsurnya (Elemental Cost Analysis), yaitu
dengan cara menguraikan lingkup proyek menjadi unsur-unsur
fungsinya.
4. Metode faktor, yaitu dengan memakai asumsi bahwa terdapat
korelasi diantara harga peralatan utama dengan komponen-komponen yang
terkait.
8
5. Quantity take-off, yaitu dengan membuat perkiraan biaya dengan
mengukur kuantitas komponen-komponen proyek dari gambar, spesifikasi,
dan perencanaan.
6. Metode harga satuan, yaitu dengan memperkirakan biaya berdasarkan
harga satuan, dilakukan bilamana angka yang menunjukkan volume
pekerjaan belum dapat ditentukan dengan pasti, tetapi biaya per
(per meter persegi, per meter kubik) telah dapat dihitung.
7. Memakai data dan informasi proyek yang bersangkutan, yaitu metode
yang memakai masukan dari proyek yang sedang ditangani, sehingga
angka-angka yang diperoleh mencerminkan keadaan yang sesungguhnya.
Seiring dengan laju kemajuan pelaksanaan proyek, tataran kecermatan dan
ketelitian estimasi yang diperlukan sudah tentu akan semakin meningkat
Sehingga biasanya suatu proyek dimulai dengan kebutuhan macam estimasi yang
kurang terperinci dan selanjutnya dapat dikelompokkan dalam urutannya, sebagai
berikut :
1. Estimasi pendahuluan, dibuat pada tahap awal proyek dalam rangka upaya
pendekatan kelayakan ekonomi di samping tujuan pengendalian
pembiayaan.
2. Estimasi terperinci, dibuat dengan dasar hitungan volume pekerjaan, biaya,
serta harga satuan pekerjaan.
3. Estimasi definitif, merupakan gambaran pembiayaan dan
pertanggungjawaban rampung untuk suatu proyek dengan hanya
kemungkinan kecil terjadi kesalahan.
9
PENGEMBANGAN
KONSEP
TAHAP
PERENCANAAN
TAHAP
PELELANGAN
PELAKSANAAN
KONSTRUKSI
Estimasi
Pendahuluan
Estimasi
Kasar
Estimasi
Terperinci
Nilai
Kesepakatan
Kontrak
Estimasi
Definitif
Selisih
Harga
Gambar 2.1 Macam Estimasi sesuai dengan tahapan proyek
Sumber : Istimawan D, 1996
Pada Gambar 2.1 diberikan skema urutan kebutuhan macam estimasi
sesuai dengan tahapan proyek. Pada tahapan kelayakan proyek, prosentase kurang
akuratnya perkiraan biaya cukup besar, dan makin mendekati penawaran proyek
prosentase kurang akuratnya perkiraan biaya makin kecil. Hal ini disebabkan
belum detailnya dokumen proyek yang tersedia diantaranya : gambar, spesifikasi,
kontrak, dan ketentuan lainnya.
2.2. Hambatan-hambatan dalam Praktek Estimasi Biaya
Dengan pendeknya waktu yang dimiliki oleh para quantity surveyor
dalam melaksanakan estimasi biaya, maka akan mungkin muncul hambatan-
hambatan di dalam estimasi tersebut. Victor G. Hajek (1994) menyampaikan
beberapa hambatan yang mungkin muncul dalam pelaksanaan estimasi, yaitu :
1. Adanya hal-hal yang terlewatkan. Apakah ada unsur biaya penting
terlupakan, misalnya apakah telah direncanakan adanya pemeriksaan
10
apakah taksiran telah memperhitungkan biaya perekayasaan, bahan,
lain-lain bagi upaya demikian.
2. Rincian pekerjaan yang tak memadai. Apakah struktur rincian
yang sedang digunakan telah memperhatikan secara cukup segenap
sistem serta upaya yang diperlukan bagi proyek tersebut.
3. Salah tafsir tentang fungsi atau data proyek. Tepatkah penafsiran
kerumitan disain tersebut, salah tafsir akan mengakibatkan taksiran
terlalu tinggi atau terlalu rendah.
4. Penggunaan teknik penaksiran yang salah. Bagi disain yang
dipermasalahkan harus diterapkan teknik penaksiran yang benar, misalnya
penggunaan statistik biaya yang diperoleh dari jalan produksi suatu
sistem yang serupa bagi suatu alat prototipe yang memerlukan
perekayasaan dan/atau pengembangan pasti akan menghasilkan
yang sangat terlampau rendah.
5. Kegagalan mengidentifikasi dan berkonsentrasi pada unsur-unsur biaya
utama. Telah ditetapkan secara statistik bahwa setiap proyek, 20
dari sub sistem-subsistem akan menyebabkan 80 persen biaya total, seperti
terlukis dalam Gambar 2.2 (halaman 11). Dengan demikian para quantity
surveyor seyogyanya memusatkan waktu serta upayanya pada subsistem-
subsistem serta golongan-golongan upaya biaya tinggi guna meningkatkan
peluang mereka memperoleh taksiran biaya yang tepat.
11
100
80
60
40
20
0 20 40 60 80 100
Persen dari jumlah total subsistem-subsistem
Gambar 2.2 Hukum Pareto Tentang Distribusi
Sumber : Victor G. Hajek, 1994
2.3. Prosentase Komponen Biaya Bangunan
Dalam pekerjaan proyek konstruksi biaya total proyek merupakan jumlah
komponen biaya yang meliputi : biaya atas tenaga kerja, biaya material,
peralatan, biaya tak langsung, dan keuntungan yang prosentasenya dapat
pada Gambar 2.3.
Labor
Material
Transportation
Depreciation overhead
Profit
0 10 20 30 40 50
Gambar 2.3 Total Program Cost Distribution
Sumber : Istimawan D, 1996
12
2.3.1 Biaya Tenaga Kerja
Estimasi komponen tenaga kerja merupakan aspek paling sulit
keseluruhan analisis biaya konstruksi. Banyak sekali faktor berpengaruh
harus diperhitungkan antara lain : kondisi tempat kerja, ketrampilan, lama waktu
kerja, kepadatan penduduk, persaingan, produktivitas, dan indeks biaya hidup
setempat. Dari sekian banyak faktor, yang paling sulit adalah mengukur dan
menetapkan tingkat produktivitas, yaitu prestasi pekerjaan yang dapat dicapai oleh
pekerja atau regu kerja setiap satuan waktu yang ditentukan. Tingkat produktivitas
selain tergantung pada keahlian, ketrampilan, juga terkait dengan sikap
pekerja yang sangat dipengaruhi oleh keadaan setempat dan lingkungannya.
2.3.2 Biaya Material
Analisis meliputi perhitungan seluruh kebutuhan volume dan
material yang digunakan untuk setiap komponen bangunan, baik
pekerjaan pokok maupun penunjang. Biaya material diperoleh dengan
menerapkan harga satuan yang berlaku pada saat dibeli. Harga satuan
merupakan harga di tempat pekerjaan yang di dalamnya sudah
memperhitungkan biaya pengangkutan, menaikkan dan menurunkan, pengepakan,
asuransi, pengujian, penyusutan, penyimpanan di gudang, dan sebagainya.
2.3.3 Biaya Peralatan
Estimasi biaya peralatan termasuk pembelian atau sewa,
demobilisasi, memindahkan, transportasi, memasang, membongkar, dan
13
pengoperasian selama konstruksi berlangsung. Apabila kontraktor tidak
mempunyai alat penting yang diperlukan untuk menangani proyek, maka
memutuskan untuk membeli atau menyewanya. Sedangkan jika
memiliki alat yang dimaksud biasanya masih harus mempertimbangkan beberapa
hal : apakah alat dalam keadaan menganggur dan siap pakai, butuh
biayaperbaikan dan persiapan, biaya mobilisasi, dan apakah alatnya layak
dioperasikan. Adakalanya, dengan memperhatikan sederetan permasalahan
dihadapi mungkin masih akan lebih ekonomis jika diputuskan untuk membeli alat
baru atau menyewa.
2.3.4 Biaya Tak langsung
Biaya tak langsung dibedakan menjadi dua golongan yaitu biaya
(overhead cost) dan biaya proyek. Yang dikelompokkan menjadi sebagai
umum adalah (1) gaji personil tetap kantor pusat dan lapangan; (2) pengeluaran
kantor pusat seperti sewa kantor, telepon, dan sebagainya; (3) perjalanan beserta
akomodasi; (4) biaya dokumentasi; (5) bunga bank; (6) biaya notaris; dan
peralatan kecil dan material habis pakai. Sedangkan yang dapat
sebagai biaya proyek, pengeluarannya dapat dibebankan pada proyek tetapi tidak
dimasukkan pada biaya upah tenaga kerja, material, atau peralatan,
(1) bangunan kantor lapangan beserta perlengkapannya; (2) biaya telepon kantor
lapangan; (3) kebutuhan akomodasi lapangan seperti listrik, air bersih, air minum,
sanitasi, dan sebagainya; (4) jalan kerja dan parkir, batas perlindungan, dan pagar
di lapangan; (5) pengukuran lapangan; (6) tanda-tanda untuk pekerjaan dan
14
kebersihan lapangan pada umumnya; (7) pelayanan keamanan dan
kerja; (8) pajak pertambahan nilai; (9) biaya asuransi; (10) biaya
penawaran, jaminan pelaksanaan, dan jaminan pemeliharaan; (11) asuransi risiko
pembangunan dan asuransi kerugian; (12) surat ijin dan lisensi; (13)
pengujian, dan pengetesan; (14) sewa peralatan besar utama; dan (15) premi
pekerjaan bila diperlukan.
2.3.5 Keuntungan
Nilai keuntungan pada umumnya dinyatakan sebagai persentase
seluruh jumlah pembiayaan. Secara umum, biasanya untuk proyek kecil
ditetapkan persentase keuntungan yang semakin besar, demikian pula untuk
keadaan yang sebaliknya. Pada prinsipnya penetapan besarnya keuntungan
dipengaruhi oleh besarnya risiko atau kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi,
yang seringkali tidak tampak nyata.
2.4. Dasar-Dasar Dari Cost Significant Model
Menurut Poh dan Horner (1995) dalam jurnal “Cost-significant
its potential for use in south-east Asia”, menyatakan bahwa proses tender di
Indonesia kadangkala dipengaruhi budaya setempat. Hubungan
kepercayaan antara pelanggan (owner) dengan kontraktor dapat
perhitungan estimasi proyek secara detail. Kontraktor cukup hanya
mengidentifikasi dan menggambarkan secara kasar kebutuhan proyek dan
melaksanakan negosiasi harga.
15
Sebagai dasar dari Cost Significant Model adalah dengan
pada penemuan yang terdokumentasi dengan baik bahwa 80% dari nilai
biaya proyek termuat di dalamnya 20% item-item pekerjaan yang paling
Untuk proyek yang memiliki ciri-ciri yang sejenis, item-item cost significant
secara kasar adalah sama.
Cost significant items dapat dikumpulkan dengan menggunakan teknik
yang bervariasi ke dalam nomor yang sama dari item-item pekerjaan
significant, yang dapat mempresentasikan proporsi yang tepat dari total
anggaran yang biasanya mendekati 80%. Nilai total dari proyek biasanya
diperhitungkan dengan mengalikan total harga dari paket-paket cost-
dengan faktor yang tepat, mendekati 1,25. Nilai dari kator ini
tergantung dari kategori dan analisis data historis. Paket pekerjaan direncanakan
dapat mencerminkan pelaksanaan lapangan, dengan demikian umpan balik
kontrol bisa difasilitasi. Secara kesamaan hanya sekitar 10% dari jumlah item dari
anggaran konvensional. Penyederhanaan dari model ini mengurangi waktu untuk
mengestimasi biaya dibandingkan dengan anggaran biaya tradisional, yang dapat
terdiri dari ribuan item. Cost Significant Models dapat digunakan untuk
mengestimasi biaya lebih baik dari 5%, dan perhitungan akhir lebih baik dari 1%.
Akurasinya dapat ditingkatkan atau diturunkan dengan memperbaiki model
tergantung dari data yang tersedia.
16
2.5. Tahapan Cost Significant Model
Metode “Cost Significant Model” pernah diterapkan di Singapura,
proyek pembangunan gedung asrama mahasiswa Nanyang Technological
University (NTU) pada tahun 1993. Data yang digunakan adalah 6 paket
pekerjaan yang menggunakan metode tradisional BoQ (Bill of Quantity),
memprediksi 2 paket pekerjaan yang akan dilaksanakan. Dari delapan
pada dasarnya adalah sama, perbedaan biaya terjadi karena perbedaan luas,
pengaruh inflasi dan sebagian dari perubahan spesifikasi yang ditentukan.
Menurut Poh and Horner (1995), metode “Cost Significant Model” yang
digunakan dengan mendasarkan pada analisa data proyek yang lalu,
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Tidak mengikutsertakan item pekerjaan yang terkadang jumlahnya
besar namun tidak setiap pekerjaan ada. Item-item tersebut
merupakan variabel biaya tinggi dan tergantung sekali pada
lapangandan persyaratan pelanggan, sehingga akan menghambat
keakuratan pengembangan model.
2. Mengelompokkan item-item pekerjaan dimana penggabungan item
pekerjaan bisa dilaksanakan apabila pekerjaan tersebut mempunyai satuan
ukuran yang sama, harga satuannya tidak berbeda secara signifikan,
bisa menggambarkan operasi kerja lapangan.
3. Menghitung pengaruh time value terhadap harga-harga item pekerjaan.
Harga pekerjaan pada tahun pelaksanaan disesuaikan dengan harga
tahun yang diproyeksikan dengan memperhitungkan faktor inflasi.
17
4. Mencari cost-significant items, yang diidentifikasi sebagai item-
terbesar yang jumlah prosentasenya sama atau lebih besar dari 80%
biaya proyek.
5. Membuat model biaya dari cost significant items yang telah ditentukan.
6. Mencari rata-rata Cost Model Faktor (CMF) . CMF didapatkan
cara membagi nilai proyek yang didapatkan dari model dengan nilai aktual
proyek.
7. Menghitung estimasi biaya proyek dari Cost Significant Model,
cara membagi nilai proyek yang diprediksi dari model dengan rata-
CMF.
8. Menghitung akurasi model dalam bentuk prosentase dari selisih
harga yang diprediksi dengan harga sebenarnya dibagi dengan harga
sebenarnya.
Kelebihan dari metode “Cost Significant Model” adalah dapat
memprediksi biaya proyek dengan mudah, cepat, dan cukup akurat,
belum tersedianya uraian dan spesifikasi pekerjaan. Metode ini dapat digunakan
pada tahap-tahap awal proyek seperti pada saat penyusunan konsep,
kelayakan, dan perencanaan pendahuluan. Sedangkan kelemahannya
proyek yang ditinjau harus sama, dibutuhkan data historis proyek yang terdahulu
dan akurasi model sangat dipengaruhi oleh baik tidaknya data yang dikumpulkan.
“Cost Significant Model” adalah salah satu model peramalan biaya
konstruksi berdasarkan data penawaran yang lalu, yang lebih mengandalkan pada
harga paling signifikan di dalam mempengaruhi biaya total proyek sebagai dasar
18
peramalan (estimasi), yang diterjemahkan ke dalam perumusan regresi
(Pemayun, 2003).
2.6. Pemeliharaan Berkala Jalan Kabupaten
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 2004 tentang
jalan, jalan adalah suatu perhubungan darat dalam bentuk apapun meliputi segala
bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapanya yang
diperuntukan bagi lalu lintas. Jalan mempunyai peranan untuk
pembangunan semua satuan wilayah pengembangan, dalam usaha
tingkat perkembangan antar daerah. Jalan merupakan satu kesatuan
jaringan jalan yang mengikat dan menghubungkan pusat-pusat
dengan wilayah lainnya.
Jalan kabupaten yang menurut Peraturan Pemerintah No. 34 tahun
tentang jalan, merupakan pengelompokan jalan berdasarkan wewenang
pembinaan jalan adalah jalan yang pembinaannya di bawah pemerintah kabupaten
atau instansi yang ditunjuk. Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem
jaringan jalan primer yang tidak termasuk jalan provinsi dan jalan nasional, yang
menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antar ibukota
kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan
lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah
kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.
Pemeliharaan jalan merupakan kegiatan penanganan jalan yang
berkondisi baik/sedang yang harus mendapat prioritas untuk ditangani, agar jalan
19
dapat berfungsi sesuai dengan yang diperhitungkan dan menjaga agar permukaan
ruas jalan mendekati kondisi semula. Pemeliharaan yang dilakukan disini
menjadi dua bagian yaitu : pemeliharaan jalan rutin dan pemeliharaan jalan
berkala .
Pemeliharaan berkala dibedakan dengan pemeliharaan rutin dalam hal ini
periode waktu antar kegiatan pemeliharaan yang diberikan. Pemeliharaan berkala
dilakukan dalam selang waktu 3 (tiga) tahun. Menurut Peraturan
Pekerjaan Umum Nomor : 42/PRT/M/2007 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan
Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur, kegiatan pemeliharaan
meliputi jenis pekerjaan :
a. Perbaikan permukaan perkerasan (lubang, retak, amblas, dll).
b. Pembentukan/pelapisan ulang permukaan perkerasan (agregat,
aspal).
c. Perbaikan permukaan bahu jalan (penambahan material dan
pemadatan/perataan).
d. Pembuatan/perbaikan drainase/saluran tepi jalan dan gorong-gorong.
e. Pemotongan rumput, pembersihan ruang milik jalan.
f. Penggantian, pembersihan dan pengecatan rambu/perlengkapan jalan.
2.7. Infrastruktur Jalan Kabupaten di Kabupaten Jembrana
Kabupaten Jembrana adalah satu dari sembilan Kabupaten dan Kota yang
ada di Propinsi Bali, terletak di belahan barat pulau Bali, membentang dari arah
barat ke timur pada 8°09'30" - 8°28'02" LS dan 114°25'53" - 114°56'38" BT. Luas
20
wilayah Jembrana 841.800 Km² atau 14,96% dari luas wilayah pulau Bali. Secara
administrasi Kabupaten Jembrana terdiri dari 5 Kecamatan yaitu: Melaya dengan
luas wilayah : 197,19 Km²; Negara dengan luas wilayah : 126,6 Km²;
dengan luas wilayah : 93,87 Km²; Mendoyo dengan luas wilayah : 294,49 Km²;
dan Pekutatan dengan luas wilayah : 129,65 Km².
Menurut statusnya, ada 3 jenis jalan di Kabupaten Jembrana yaitu
Nasional, Jalan Propinsi dan Jalan Kabupaten. Peta jaringan jalan di
Jembrana tersaji seperti Gambar 2.4 (halaman 21). Berdasarkan data tahun 2010,
panjang masing-masing jalan tersebut sesuai Tabel 2.1 berikut:
Kecamatan
Tabel 2.1 Panjang Jalan Berdasarkan Status
Status Jalan
%
Jalan
Nasional
Jalan
Provinsi
Jalan
Kabupaten
Total (Km)
Melaya 24,570 1,910 231,129 257,609 25,089
Negara 9,350 13,820 190,114 213,284 20,772
Mendoyo 17,100 0,470 264,850 282,420 27,506
Pekutatan 15,700 12,590 101,035 129,325 12,595
Jembrana 4,600 2,080 137,457 144,137 14,038
Total 71.320 30,870 924,585 1.026,775 100,00
Sumber : Dinas PU Kab. Jembrana
21
Gambar 2.4 Peta Jaringan Jalan di Kabupaten Jembrana
Sumber : Dinas PU Kab. Jembrana
Keterangan Gambar :
Ruas Jalan Nasional
Ruas Jalan Propinsi
Ruas Jalan Kabupaten
Berdasarkan jenis permukaan, jalan di Kabupaten Jembrana terdiri
jalan aspal, jalan krikil dan jalan tanah. Panjang masing-masing jalan
sampai akhir tahun 2010 adalah : jalan aspal = 770,113 km; jalan krikil = 77,168
km; dan jalan tanah = 77,304 km. Sedangkan menurut kondisinya,
menjadi jalan dengan kondisi baik = 726,272 km; sedang = 42,549 km; rusak =
155,764 km.
22
2.8. Landasan Teori
Bertitik tolak dari tinjauan pustaka di atas, maka landasan teori yang
dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Hasil estimasi memberikan gambaran berapa anggaran yang akan
diperlukan untuk mewujudkan proyek konstruksi, dan di dalam proses
harus dipertimbangkan berbagai macam faktor, karena hasil estimasi
merupakan perkiraan dari masa lalu yang mungkin akan terjadi ketika
akan berlangsung, baik di dalamnya yang berkenaan dengan metode
fluktuasi nilai uang dan lainnya yang kesemuanya itu akan mempengaruhi
estimasi.
Untuk mendapatkan hasil estimasi yang cepat dan dapat
dipertanggungjawabkan, maka dalam penelitian ini akan mengembangkan metode
estimasi yaitu “Cost Significant Model”. Sebagai dasar dari “Cost
Model” pada penelitian ini adalah mengandalkan pada penemuan yang
terdokumentasi dengan baik bahwa 80% dari total nilai proyek yang di dalamnya
terdapat 20% dari item-item pekerjaan yang paling mahal. Proyek yang memiliki
ciri-ciri yang sejenis, item-item biaya signifikan secara kasar adalah sama. Metode
“Cost Significant Model” adalah salah satu model peramalan biaya
konstruksi berdasarkan data penawaran yang lalu, yang lebih mengandalkan pada
harga yang paling signifikan di dalam mempengaruhi biaya total proyek sebagai
dasar peramalan yang diterjemahkan ke dalam perumusan regresi berganda.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Obyek Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Kabupaten Jembrana, dengan
penelitian pada Dinas Pekerjaan Umum, Bidang Bina Marga, untuk kegiatan
rehabilitasi/pemeliharaan jalan kabupaten.
3.2. Data Penelitian
Data penelitian diambil dengan melaksanakan sensus pada paket-paket
pekerjaan pemeliharaan jalan kabupaten yang sejenis yang dananya
dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Kabupaten
tahun anggaran 2006 sampai dengan tahun 2009. Data penelitian terdiri dari data
proyek yang hampir sama berjumlah 48 paket pekerjaan, dengan perincian sebagai
berikut :
a. Tahun anggaran 2006 : 6 paket
b. Tahun anggaran 2007 : 7 paket
c. Tahun anggaran 2008 : 14 paket
d. Tahun anggaran 2009 : 21 paket
23
24
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilaksanakan dengan metode
observasi langsung dengan acuan sebagai berikut :
a). Mengumpulkan data histori penawaran proyek yang sejenis
kegiatan pemeliharaan jalan kabupaten di Kabupaten Jembrana.
b). Data yang dikumpulkan adalah paket pekerjaan untuk anggaran
2006 sampai dengan tahun 2009, yang jumlahnya 48 paket pekerjaan.
c). Data yang dihimpun berupa Rencana Anggaran Biaya (RAB),
diajukan oleh rekanan/kontraktor yang memenangkan
pelelangan/tender untuk masing-masing paket pekerjaan.
d). Harga komponen biaya pekerjaan dan biaya total pekerjaan yang
dikumpulkan tanpa Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
3.4. Variabel Penelitian
3.4.1. Identifikasi Variabel
Penelitian ini melibatkan satu variabel terikat dan sepuluh variabel bebas.
Sebagai variabel bebas meliputi : biaya pekerjaan persiapan, biaya bahan
biaya bahan agregat pemulihan kondisi jalan, biaya bahan agregat untuk hotmix,
biaya upah pemulihan kondisi jalan, biaya upah hotmix, biaya alat
kondisi jalan, biaya alat hotmix, biaya perbaikan permukaan bahu jalan,
biaya pembuatan/perbaikan drainase/saluran. Sedangkan variabel terikat
penalitian ini adalah jumlah nilai pekerjaan/real cost.
25
Hubungan antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat dapat
diilustrasikan dalam model penelitian sebagai berikut :
X1
X2
X3
X4
X5
X6
Y
X7
X8
X9
X10
Gambar 3.1 Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat
Keterangan gambar :
X1 = Biaya pekerjaan persiapan
X2 = Biaya bahan aspal
X3 = Biaya bahan agregat pemulihan kondisi jalan
X4 = Biaya bahan agregat hotmix
26
X5 = Biaya upah pemulihan kondisi jalan
X6 = Biaya upah hotmix
X7 = Biaya alat pemulihan kondisi jalan
X8 = Biaya alat hotmix
X9 = Biaya bahu jalan
X10 = Biaya drainase
Y = Jumlah nilai pekerjaan/real
3.4.2. Definisi Operasional Data
Definisi secara operasional variabel-variabel penelitian tersebut adalah
sebagai berikut :
Pertama, variabel biaya pekerjaan persiapan adalah menyatakan
banyaknya biaya-biaya yang harus dikeluarkan pada pekerjaan tersebut, yaitu
pekerjaan pengukuran/uitzet.
Kedua, variabel biaya bahan aspal adalah menyatakan biaya yang
dikeluarkan untuk pembelian bahan aspal secara keseluruhan.
Ketiga, variabel biaya bahan agregat pemulihan kondisi jalan adalah
menyatakan banyaknya biaya yang dikeluarkan untuk pembelian batu
3-5 cm, batu pecah 2-3 cm, batu pecah 1-2 cm, batu pecah ½-1 cm dan
penutup.
Keempat, variabel biaya bahan agregat hotmix adalah
banyaknya biaya yang dikeluarkan untuk pembelian agregat kasar, agregat halus
dan abu batu untuk pekerjaan HRS (Hot Rolled Sheet).
27
Kelima, variabel biaya upah pemulihan kondisi jalan adalah
banyaknya biaya yang dikeluarkan untuk upah kerja pekerjaan pemulihan kondisi
jalan.
Keenam, variabel biaya upah hotmix adalah menyatakan banyaknya biaya
yang dikeluarkan untuk upah kerja pekerjaan penghamparan HRS (Hot
Sheet).
Ketujuh, variabel biaya alat pemulihan kondisi jalan adalah menyatakan
banyaknya biaya yang dikeluarkan untuk biaya peralatan kerja pekerjaan
pemulihan kondisi jalan.
Kedelapan, variabel biaya alat hotmix adalah menyatakan banyaknya
biaya yang dikeluarkan untuk biaya peralatan kerja untuk produksi dan
penghamparan HRS (Hot Rolled Sheet).
Kesembilan, variabel biaya bahu jalan adalah menyatakan banyaknya
biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk perbaikan permukaan bahu jalan,
meliputi : pekerjaan timbunan bahu jalan dan pekerjaan pengupasan bahu jalan.
Kesepuluh, variabel biaya drainase adalah menyatakan banyaknya biaya-
biaya yang harus dikeluarkan pada pekerjaan pembuatan/perbaikan
drainase/saluran, meliputi : pekerjaan plat dueker, pekerjaan pasangan batu kali,
dan pekerjaan galian tanah parit.
Kesebelas, variabel jumlah nilai pekerjaan/rel cost adalah menyatakan
banyaknya biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk menyelesaikan seluruh
komponen pekerjaan pemeliharaan jalan kabupaten.
28
Indikator-indikator tersebut di atas dapat disajikan seperti pada Tabel 3.1
berikut :
Tabel 3.1 Indikator biaya pekerjaan
No Variabel Biaya Item-item Pekerjaan
1 Variabel Bebas Biaya pekerjaan persiapan
2 Variabel Bebas Biaya bahan aspal
3 Variabel Bebas Biaya agregat pemulihan kondisi jalan
4 Variabel Bebas Biaya agregat hotmix
5 Variabel Bebas Biaya upah pemulihan kondisi jalan
6 Variabel Bebas Biaya upah hotmix
7 Variabel Bebas Biaya alat pemulihan kondisi jalan
8 Variabel Bebas Biaya alat hotmix
9 Variabel Bebas Biaya bahu jalan
10 Variabel Bebas Biaya drainase
11 Variabel Terikat Jumlah nilai pekerjaan/real cost
3.5. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan di dalam penelitian ini
menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis inferensial.
Analisis statistik deskriptif berguna untuk mendapatkan informasi
bersifat deskriptif mengenai variabel-variabel penelitian. Statistik
dimaksudkan untuk menganalisa data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa
29
bermaksud membuat suatu kesimpulan yang berlaku untuk umum. Sehingga jenis
analisis ini bersifat mendukung analisis data selanjutnya.
Sedangkan analisis statistik inferensial berkaitan dengan pengambilan
keputusan dari data yang ada. Analisis statistik inferensial meliputi analisis regresi
berganda yang dipergunakan untuk mengetahui model estimasi biaya proyek.
Metode regresi berganda ini menggunakan asumsi bahwa biaya konstruksi sebagai
variabel terikat dan biaya item-item pekerjaan sebagai variabel bebas. Kedua
variabel tersebut mempunyai regresi linier berganda yang dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Y = a0 + a1 X1 + a2 X2 + a3 X3 + a4 X4 + a5 X5 + a6 X6 + a7 X7 + a8
+ a9 X9 + a10 X10 ..................................................................... (3.1)
Dimana :
Y = Variabel terikat
X1 s/d X10 = Variabel bebas
a0 s/d a10 = Koefisien persamaan
Untuk dapat melaksanakan teknik analisis data, pada awalnya
dikelompokkan berdasarkan variabel-variabel seperti yang terlihat pada
3.1. Selanjutnya teknik analisis data pada penelitian ini dilaksanakan
tahapan sebagai berikut : (1) perhitungan pengaruh time value; (2) menentukan
cost-significant items; (3) uji persyaratan untuk analisis; (4) analisis data;
(5) pengujian model.
30
3.5.1 Perhitungan Pengaruh Time Value
Dalam penelitian ini perhitungan pengaruh time value perlu dilaksanakan
karena tahun anggaran proyek yang digunakan sebagai data penelitian
berbeda-beda. Dengan mempertimbangkan pengaruh time value maka
mendapatkan nilai proyek yang riil. Pengaruh time value dapat dihitung
berkurangnya nilai uang akibat faktor inflasi tiap tahunnya. Perhitungan
menggunakan Future Value (FV) dengan persamaan 3.2 (Giatman, 2007) :
F = P(1
+ i
)n .................................................................... 3.2
Keterangan persamaan :
F : nilai harga pada proyeksi yang ditentukan
P : harga sebelum diproyeksi
i : faktor inflasi
n : tahun proyeksi
3.5.2 Menentukan Cost-Significant Items
Dengan melihat deskripsi hasil penelitian, didapatkan proporsi
masing komponen biaya (variabel bebas) terhadap jumlah biaya (variabel terikat).
Proporsinya diurut dari yang terbesar sampai terkecil. Cost-significant
diidentifikasi sebagai item-item terbesar yang jumlah prosentasenya sama
lebih besar dari 80% jumlah biaya. Variabel bebas yang diidentifikasi
cost-significant items inilah yang selanjutnya akan dianalisis dengan
menggunakan program SPSS.
31
3.5.3 Uji Persyaratan Analisis
Sebelum melaksanakan analisis data, diperlukan pemenuhan atas prasyarat
asumsi dasar ditribusi data pada variabel yang digunakan dalam
Persyaratan yang harus dipenuhi adalah uji normalitas yaitu data
hendaknya memenuhi persyaratan distribusi normal. Uji normalitas dalam
penelitian ini dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS
Product and Service Solution). Normalitas data dapat diketahui dengan
uji Kolmogorov Smirnov. Persyaratan data disebut normal jika nilai sig atau
probabilitas atau p > 0,05. Sehingga data yang diuji memenuhi persyaratan
normalitas.
3.5.4 Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data menggunakan analisis inferensial
analisis regresi berganda dengan dengan bantuan komputer program SPSS
(Statistical Product and Service Solution).
Dalam menganalisa kekuatan hubungan antara variabel terikat dengan
variabel bebas digunakan analisis koefisien korelasi, yaitu dengan melihat
koefisien korelasi (R). Besar nilai R dapat diinterpretasi untuk
kekuatan hubungan korelasi yang memiliki nilai antara -1 sampai dengan 1. Nilai
R = 0 atau mendekati nol menunjukkan hubungan yang lemah diantara
tersebut. Jika R mendekati -1 menunjukkan antara variabel yang
hubungannya sangat kuat dan dikatakan berkoralasi negatif, yang artinya kenaikan
nilai X akan terjadi bersama-sama dengan penurunan nilai Y atau sebaliknya. Dan
32
bila R mendekati 1, hubungan X dengan Y sangat kuat dan dikatakan berkorelasi
positif, artinya kenaikan dan penurunan nilai X akan diikuti oleh kenaikan
penurunan nilai Y.
Untuk mengetahui sampai sejauh mana ketepatan atau kecocokan
regresi yang diperoleh dalam mewakili kelompok data yang diteliti, maka
dilihat sampai seberapa jauh model yang terbentuk dapat menerangkan
yang sebenarnya. Dalam analisis regresi dikenal suatu ukuran yang
dapat dipergunakan untuk keperluan tersebut yaitu koefisien determinasi (R2
).
Nilai koefisien determinasi (R2
) berkisar diantara 0 dan 1. Jika R2
= 0, berarti
tidak ada
hubungan antara X dan Y atau model regresi yang terbentuk tidak sesuai
untuk meramalkan Y. Dan bila R2
= 1, maka model regresi yang terbentuk
dapat meramalkan secara sempurna. Nilai koefisien determinasi (R2
) merupakan
suatu
ukuran yang menunjukkan besar sumbangan dari variabel bebas X terhadap
variabel terikat Y.
Dalam menganalisa apakah model regresi yang diperoleh layak
dipergunakan dalam melaksanakan estimasi nilai variabel terikatnya, maka
diuji dengan uji ANOVA atau F test dan uji t. Uji F dilaksanakan dengan
membandingkan nilai probabilitas (Sig) dari F hitung dengan nilai
signifikansi (α = 0,05). Jika nilai probabilitas (Sig) dari F hitung memiliki nilai lebih
kecil dari tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini (α =
model regresi yang diperoleh dapat dipakai untuk memprediksi nilai variabel
terikatnya. Dan sebaliknya jika nilai nilai probabilitas (Sig) dari F hitung memiliki
nilai lebih besar dari tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini (α =
33
0,05), model regresi yang diperoleh tidak dapat dipakai untuk memprediksi nilai
variabel terikatnya. Uji t dilaksanakan dengan cara membandingkan
probabilitas (sig) dari t hitung dengan nilai tingkat signifikansi (α =
Persamaan yang memenuhi syarat ditunjukkan dengan nilai probabilitas (sig) dari
t hitung < 0,05.
3.5.5 Pengujian Model
Model estimasi biaya yang dikembangkan perlu diuji keakuratannya.
Menurut Poh dan Horner (1995), bahwa pengujian model bisa dilakukan dengan
cara membagi biaya estimasi model dengan Cost Model Factor (CMF).
merupakan rata-rata rasio dari biaya estimasi model dengan biaya
Akurasinya dalam bentuk persentase dan dievaluasi secara sederhana sebagai
selisih antara harga yang diprediksi dengan yang sebenarnya, sesuai dengan
persamaan 3.3 (Poh & Horner, 1995):
Akurasi =
(Ev − )Av
x
%100
.................................................... 3.3
Keterangan :
Ev : Estimated bill value ( harga yang diprediksi )
Av : Actual bill value ( harga yang sebenarnya)
34
3.6 Kerangka Umum Penelitian :
MULAI
Latar Belakang A
Rumusan Masalah Analisis Data
Tujuan Penelitian Pengujian Model
Manfaat Penelitian Simpulan dan Saran
Landasan Teori SELESAI
Pengumpulan Data
Identifikasi Variabel
Perhitungan Time
Menentukan cost-significant
Uji Persyaratan Untuk Analisis
Dengan Uji Normalitas
A
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Data Proyek
Data histori proyek yang sejenis didapatkan dari RAB (Rencana Anggaran
Biaya) berkas penawaran pada kontrak kegiatan rehabilitasi/pemeliharaan
kabupaten pada bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana.
Data yang dihimpun berjumlah 48 paket pekerjaan dari tahun anggaran
sampai 2009. Harga yang dimaksud tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai
(PPN).
Data yang disajikan meliputi : tahun pelaksanaan, luas jalan, biaya
proyek (Y) dan pengelompokan komponen biaya pekerjaan. Dimana data-
tersebut sudah melalui proses perhitungan pada setiap item, berdasarkan
satuan pekerjaan untuk masing-masing paket pekerjaan. Pengelompokan
komponen biaya pekerjaan disesuaikan dengan identifikasi variabel bebas
telah ditentukan diantaranya : pekerjaan persiapan (X1), bahan aspal (X2), bahan
pemulihan jalan (X3), bahan agregat hotmik (X4), upah pemulihan jalan
upah hotmix (X6), alat pemulihan jalan (X7), alat hotmix (X8), bahu jalan (X9),
dan drainase (X10). Berikut ini ditampilkan data proyek seperti tabel
(halaman 37 s/d halaman 44).
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
4.2. Pengolahan Data
Prinsip yang digunakan untuk mendapatkan rumus model biaya
menggunakan regresi linier berganda. Sebelum data dimasukkan ke
program statistik, maka diperlukan pengolahan data sekunder yang telah didapat
dari histori penawaran. Luas jalan untuk masing-masing paket pekerjaan berbeda
sesuai dengan panjang dan lebar untuk masing-masing ruas jalan.
Untuk keseragaman data, maka data yang ada disesuaikan menjadi biaya per
m2
luas
jalan. Biaya total pekerjaan (Y) dan komponen biaya pekerjaan (X1 s/d
dibagi luas jalan untuk masing-masing paket pekerjaan, sehingga Y adalah biaya
per m2
luas jalan dan X1 s/d X10 adalah komponen biaya per m2
luas
jalan.
Berikut contoh perhitungannya :
Data tahun 2009, Rehabilitasi/pemeliharaan jalan Paket I (APBD), dengan
luas jalan 9.600,00 m2
, sehingga biaya per m2
untuk masing-masing variabel
menjadi :
1. Y = Rp. 858.496.453,57 / 9.600,00 m2
= Rp. 89.426,71 per m2
.
2. X1 = Rp. 750.000,00 / 9.600,00 m2
= Rp. 78,13 per m2
.
3. X2 = Rp. 531.946.847,27 / 9.600,00 m2
= Rp. 55.411,13 per m2
.
Hasil perhitungan selengkapnya seperti tabulasi data yang disajikan pada
Tabel 4.3 (halaman 46 sampai dengan halaman 49)
Pelaksanaan proyek ini dikerjakan dari tahun anggaran 2006 sampai 2009,
maka untuk keseragaman dengan proyek-proyek lain yang juga diambil
data masukan, masing-masing harga harus dibawa ke harga pada tahun yang
ditentukan, dalam hal ini diproyeksikan ke tahun 2009. Akibatnya besar
harus disesuaikan dengan inflasi yang berlaku pada tahun itu. Data inflasi
45
digunakan adalah inflasi umum yang didapatkan dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Kabupaten Jembrana, seperti Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Inflasi Umum di Kabupaten Jembrana
No Tahun Inflasi Umum (%)
1 2006 4,30
2 2007 5,91
3 2008 9,62
Sumber : BPS Jembrana
Berikut contoh perhitungannya :
Data pada tahun 2008 diproyeksikan pada tahun 2009 :
- Biaya total (Y) = Rp. 82.927,46 ( 1 + 0,0962)1
= RP. 90.905,09
Data pada tahun 2007 diproyeksikan pada tahun 2009 :
- Biaya total (Y) = {Rp. 59.104,55 ( 1 + 0,0591)1
}(1+0,0962)1
= RP. 68.619,52
Data pada tahun 2006 diproyeksikan pada tahun 2009 :
- Biaya total (Y) = [{Rp. 60.902,81 ( 1 + 0,0430)1
}(1+0,0591)1
] *
(1 + 0,0962)1
= RP. 73.747,69
Hasil perhitungan selanjutnya disajikan pada Tabel 4.4 (halaman 50 sampai
dengan halaman 53).
46
47
48
49
50
51
52
53
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
5.1. Deskripsi Hasil Penelitian
Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan data dalam
kuantitatif tanpa menyertakan pengambilan keputusan. Data
dalam bentuk deskriptif tanpa diolah dengan teknik-teknik analisis lainnya. Hasil
perhitungan analisis deskriptif untuk masing-masing variabel penelitian dapat
disajikan pada Tabel 5.1 (halaman 55).
Dari data proyek yang dianalisis yaitu 48 paket pekerjaan dapat diketahui
bagaimana rata-rata proporsi komponen biaya per m2
luas jalan,
pekerjaan
pemeliharaan berkala jalan kabupaten di Kabupaten Jembrana. Proporsi
komponen biaya diuraikan dari yang terbesar yaitu : proporsi bahan aspal
rata-rata sebesar 55,82%, bahan agregat hotmix (X4) sebesar 14,84%, alat hotmix
(X8) sebesar 13,76%, drainase (X10) sebesar 4,79%, bahan pemulihan jalan (X3)
sebesar 2,64%, upah pemulihan jalan (X5) sebesar 1,35%, bahu jalan (X9) sebesar
1,34%, upah hotmix (X6) sebesar 1,01%, alat pemulihan jalan (X7) sebesar
0,27%, dan pekerjaan persiapan (X1) sebesar 0,21%. Sedangkan rata-
meliputi : Biaya (Y) = Rp. 86.492,66; pekerjaan persiapan (X1) = Rp. 177,49;
bahan aspal (X2) = Rp. 48.284,01; bahan pemulihan jalan (X3) = Rp. 2.281,83;
bahan agregat hotmix (X4) = Rp. 12.831,46; selengkapnya disajikan dalam bentuk
grafik sesuai yang tertera pada gambar 5.1 (halaman 55).
54
55
Tabel 5.1 Deskripsi Hasil Penelitian
No. Uraian Simbol Mean
(Rp)
Std.Deviasi
(Rp)
%
1 Jumlah Biaya Y 86.492,66 19.277,17 100,00
2 Pek. Persiapan X1 177,49 252,51 0,21
3 Bahan Aspal X2 48.284,01 13.636,85 55,82
4 Bahan Pemulihan Jalan X3 2.281,83 1.602,71 2,64
5 Bahan Agregat Hotmix X4 12.831,46 6.550,42 14,84
6 Upah Pemulihan Jalan X5 1.163,91 925,28 1,35
7 Upah Hotmix X6 870,43 268,20 1,01
8 Alat Pemulihan Jalan X7 236,34 221,72 0,27
9 Alat Hotmix X8 11.899,90 7.666,64 13,76
10 Bahu Jalan X9 1.163,00 2.127,91 1,34
11 Drainase X10 4.145,27 6.327,03 4,79
Sumber : Hasil SPSS
Gambar 5.1 Proporsi Komponen Biaya Per M2
Luas
Jalan
56
5.2. Menentukan Cost-Significant Items
Dari tabel 5.1 Deskripsi Hasil Penelitian (halaman 55), dapat
cost-significant items yaitu :
1. Bahan aspal (X2) : prosentasenya = 55,82%
2. Bahan agregat hotmix (X4) : prosentasenya = 14,84%
3. Alat hotmix (X8) : prosentasenya = 13,76%
Jumlah = 84,42%
Jumlah biaya (Y) sebagai variabel terikat, dan variabel bebas adalah
bahan aspal (X2), bahan agregat hotmix (X4) dan alat hotmix (X8). Tabel
(halaman 50 s/d 53 disesuaikan dengan mencari cost-significant items
disederhanakan menjadi sesuai pada tabel 5.2 Input Data SPSS ( halaman 57,58).
Tabel 5.2 (halaman 57,59) selanjutnya dianalisis dengan menggunakan
SPSS. Salah satu metode yang sering digunakan dalam analisis regresi berganda
adalah dengan menggunakan Stepwise Method yaitu metode untuk
variabel bebas yang dominan. Variabel yang telah dimasukkan ke dalam
regresi bisa dikeluarkan lagi dari model. Metode ini dimulai dengan memasukkan
variabel bebas yang mempunyai korelasi paling kuat dengan variabel terikat.
Kemudian setiap kali pemasukan variabel bebas yang lain, dilakukan
untuk tetap memasukkan variabel bebas atau mengeluarkannya.
57
Tabel 5.2 Input Data SPSS
No. Y X2 X4 X8
1 89.426,71 55.411,13 5.004,80 20.533,33
2 98.895,61 63.583,04 6.455,45 14.584,12
3 77.095,78 35.599,43 5.786,62 24.799,86
4 90.184,47 54.770,52 5.453,85 15.625,00
5 80.519,74 29.578,88 4.936,85 26.489,43
6 108.257,30 57.650,57 16.998,12 4.952,93
7 87.987,52 55.168,94 5.598,88 13.928,69
8 76.757,69 47.205,07 10.692,10 15.548,85
9 98.945,04 70.437,14 4.768,80 12.625,00
10 112.381,01 66.653,49 7.280,70 17.605,00
11 105.858,71 54.459,06 6.353,85 24.883,00
12 85.890,15 52.284,24 8.664,15 15.850,00
13 107.495,23 59.907,45 5.234,98 22.926,02
14 121.743,13 77.917,79 6.049,61 16.364,23
15 99.800,18 61.191,49 6.307,00 16.092,88
16 101.626,04 55.198,09 5.445,42 22.294,20
17 74.710,89 34.118,34 5.902,34 25.295,82
18 95.926,73 49.779,59 4.798,95 31.905,43
19 69.220,38 26.716,61 4.783,55 21.496,89
20 100.394,64 65.924,93 5.716,48 9.643,70
21 106.791,06 62.757,34 5.484,60 22.689,73
22 90.905,09 41.226,39 17.497,32 9.878,61
23 78.685,34 41.692,09 14.633,25 9.908,64
24 78.760,77 40.488,73 17.583,05 9.975,42
25 88.291,45 52.640,44 21.914,93 4.893,89
26 165.108,12 90.799,46 20.112,77 4.865,33
27 69.924,55 44.455,23 14.608,52 4.679,28
28 87.353,02 51.844,87 18.816,64 4.760,09
29 101.564,10 53.094,11 17.897,54 4.122,33
30 73.163,79 38.246,62 18.026,28 10.177,25
Sumber : Hasil perhitungan
58
Lanjutan Tabel 5.2 Input Data SPSS
No. Y X2 X4 X8
31 80.858,62 39.731,46 24.584,70 6.467,58
32 76.752,49 46.073,51 18.862,07 4.794,02
33 81.879,93 51.195,33 15.182,28 4.863,06
34 100.129,58 56.646,65 22.137,09 5.775,00
35 84.172,15 56.382,55 18.492,44 4.628,39
36 68.619,52 42.352,60 10.789,48 6.736,48
37 86.867,04 39.519,77 20.242,76 4.501,99
38 63.341,86 31.979,18 21.853,35 4.831,83
39 77.169,78 42.511,23 15.294,32 9.121,72
40 76.008,41 39.973,03 21.623,46 4.943,98
41 74.253,21 39.653,77 22.989,09 4.666,31
42 81.205,87 46.004,44 19.922,88 5.008,41
43 73.747,69 36.494,65 14.149,12 8.355,26
44 63.746,18 32.153,71 8.688,51 11.927,99
45 58.040,58 28.920,20 12.275,27 10.334,49
46 54.239,25 31.072,18 12.837,13 4.702,65
47 61.186,93 29.818,95 18.589,56 5.338,32
48 65.764,10 36.348,01 18.589,19 4.802,90
Sumber : Hasil perhitungan
Dengan :
Y = Jumlah Biaya ( Rp/m2
)
X2 = Bahan Aspal ( Rp/m2
)
X4 = Bahan Agregat Hotmix ( Rp/m2
)
X8 = Alat Hotmix ( Rp/m2
)
59
5.3. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data berdasarkan Kolmogorov-Smirnov,
dilaksanakan berdasarkan pedoman perbandingan nilai probabilitasnya dengan
nilai signifikansinya (α = 0,05). Persyaratan data disebut normal jika probabilitas
atau p > 0,05. Rangkuman hasil uji normalitas berdasarkan nilai
Smirnov dapat dilihat pada tabel 5.3.
Tabel 5.3 Uji Normalitas berdasar nilai Kolmogorov-
No. Uraian Simbol Probabilitas
(Sig)
Kesimpulan
1 Jumlah Biaya Y 0,672 Normal
2 Bahan Aspal X2 0,703 Normal
3 Bahan Agregat Hotmix X4 1,309 Normal
4 Alat Hotmix X8 1,153 Normal
Sumber : Hasil SPSS
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Y
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
Gambar 5.2 Grafik Normal P-P Plot
Sumber : Hasil SPSS
60
Gambar 5.2 (halaman 59) grafik normal P-P plot, menunjukkan
sebaran titik-titik residual berada di sekitar garis normal. Hal tersebut terjadi
karena titik-titik residual tersebut berasal dari data dengan distribusi normal.
Dengan demikian, disimpulkan bahwa regresi telah memenuhi
normalitas.
5.4. Pembahasan
Hasil analisis korelasi secara parsial pada masing-masing variabel bebas :
bahan aspal (X2), bahan agregat hotmix (X4) dan alat hotmix (X8)
variabel terikat biaya proyek (Y), seperti disajikan dalam tabel 5.4. Nilai
koefisien korelasi (R) yang paling besar adalah komponen bahan aspal (X2)
sebesar 0,902. Hal tersebut menyatakan bahwa hubungan antara biaya (Y) dengan
bahan aspal (X2) sangat kuat dan berkorelasi positif, yang artinya kenaikan dan
penurunan nilai bahan aspal (X2) akan diikuti oleh kenaikan dan penurunan biaya
(Y). Nilai signifikasi p = 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa bahan aspal
signifikan mempengaruhi biaya (Y) pada taraf kepercayaan 95%. Sedangkan nilai
signifikasi bahan agregat hotmik (X4) = 0,107 > 0,05 dan nilai signifikasi
hotmix (X8) = 0,086 > 0,05, menyatakan bahwa bahan agregat hotmik (X4) dan
alat hotmix (X8) tidak signifikan mempengaruhi biaya (Y).
Tabel 5.4 Pengaruh Variabel Terhadap Biaya
No. Uraian Simbol Pearson
Correlation
Probabilitas
(Sig)
1 Bahan Aspal X2 0,902 0,000
2 Bahan Agregat Hotmix X4 -0,182 0,107
3 Alat Hotmix X8 0,201 0,086
Sumber : Hasil SPSS
61
Tabel 5.5 Ringkasan Model (Model Summary)
Model R R2
Adjusted R2
Std. Error of the
Estimate
1 0,902 0,814 0,810 8.400,04
Sumber : Hasil SPSS
Dari tabel 5.4 ringkasan model didapatkan angka koefisien
determinasi
(R2
) = 0,814 menunjukkan bahwa 81,4% biaya (Y) dipengaruhi oleh bahan aspal
(X2). Sedangkan sisanya (100% - 81,4% = 18,6%) dipengaruhi oleh sebab-sebab
lain. Standar error of the estimate = 8.400,04 < standar deviasi =
(sesuai tabel 5.1, halaman 55) menyatakan bahwa model regresi layak digunakan.
Tabel 5.6 Analisis Varian
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression
Residual
Total
14.219.835.602,91
3.245.792.763,99
17.465.628.366,89
1
46
47
14.219.835.602,91
70.560.712,26
201,53 0,00
Sumber : Hasil SPSS
Tabel 5.7
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Beta
1 (constant)
X2
24.905,879
1,276 0,902
5,529
14,196
0,000
0,000
Sumber : Hasil SPSS
62
Dari tabel 5.6 (halaman 61) uji Anova atau uji F, tingkat signifikasi
= 0,00 < 0,05, maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi biaya.
bisa dijelaskan bahwa bahan aspal (X2) berpengaruh terhadap biaya
(Y).
Dari tabel 5.7 (halaman 61) coefficients, nilai signifikasi X2= 0,00
< 0,05 menyatakan bahwa bahan aspal (X2) berpengaruh secara signifikan
terhadap biaya (Y) pada taraf kepercayaan 95%. Nilai B constant =
menyatakan bahwa jika bahan aspal diabaikan, maka biaya pemeliharaan jalan per
m2
adalah Rp. 24.905,879 . Nilai B X2 = 1,276 menyatakan bahwa setiap
penambahan biaya bahan aspal Rp. 1, biaya pemeliharaan jalan per m2
akan
meningkat Rp. 1,276.
Berdasarkan nilai B constant dan B X2 pada tabel 5.7 (halaman 62)
, maka dapat dibuatkan persamaan regresi :
Y = 24.905,879 + 1,276 X2 ........................................................ 5.1
dengan, Y = Biaya pemeliharaan berkala jalan per m2
luas jalan dengan
konstruksi HRS tebal 3 cm (Rp/m2
).
X2 = Biaya bahan aspal per m2
luas jalan (Rp/m2
).
Sesuai dengan persamaan regresi di atas, variabel bebas adalah X2
yaitu biaya bahan aspal per m2
luas jalan. Pada tahap awal proyek
seperti saat
penyusunan konsep, dimana kuantitas (volume) bahan aspal belum tersedia.
Sehingga untuk memprediksi biaya pemeliharaan jalan, model persamaan regresi
5.1 tidak bisa digunakan. Untuk itu perlu diketahui hubungan atau korelasi antara
63
biaya bahan aspal (X2) dengan harga satuan aspal (X2’). Hasil analis ditampilkan
pada tabel 5.8, tabel 5.9 dan tabel 5.10 berikut :
Tabel 5.8 Ringkasan Perhitungan
Model R R
2
Adjusted R
2
Std. Error of the
Estimate
1 0,907 0,823 0,819 5.797,40
Sumber : Hasil SPSS
Tabel 5.9 Analisis Varian
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression
Residual
Total
7.194.246.184,802
1.546.051.811,207
8.740.297.996,009
1
46
47
7.194.246.184,802
33.609.821,983
214,052 0,000
Sumber : Hasil SPSS
Tabel 5.10 Coefficients
Model Coefficients Std. Error t Sig.
(constant)
X2’
-3.302,206
7,273
3.623,867
0,497
-0,911
14,631
0,367
0,000
Sumber : Hasil SPSS
Nilai koefisien korelasi (R) adalah 0,907 yaitu koefisien korelasi (R)
antara biaya bahan aspal (X2) dengan harga satuan aspal (X2’). Hasil
tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara biaya bahan aspal (X2)
harga satuan aspal (X2’) sangat kuat dan berkorelasi positif, yang
kenaikan dan penurunan nilai harga satuan aspal (X2’) akan diikuti oleh kenaikan
dan penurunan biaya bahan aspal (X2).
64
Angka koefisien determinasi (R2
) = 0,823 menunjukkan bahwa
biaya bahan aspal (X2) dipengaruhi oleh harga satuan bahan aspal
Sedangkan sisanya (100% - 82,30% = 17,70%) dipengaruhi oleh sebab-sebab lain.
Dari uji Anova atau uji F, tingkat signifikasi = 0,00 nilainya < 0,05, maka
model regresi bisa dipakai untuk memprediksi biaya bahan aspal. Atau bisa
dijelaskan bahwa harga satuan aspal (X2’) berpengaruh terhadap biaya
aspal (X2).
Persamaan regresi yang didapatkan dari keluaran perhitungan yang tersaji
pada tabel 5.10 adalah :
X2 = - 3.302,206 + 7,273 X2’ ................................................ 5.2
dengan, X2 = Biaya bahan aspal per m2
luas jalan (Rp/m2
).
X2’ = Harga satuan aspal per kg (Rp/kg)
Persamaan 5.2 disubstitusikan ke dalam persamaan 5.1, sehingga hasilnya
menjadi :
Y = 20.692,264 + 9,28 X2’ ....................................................... 5.3
dengan, Y = Biaya pemeliharaan berkala jalan per m2
luas jalan dengan
konstruksi HRS tebal 3 cm (Rp/m2
).
X2’ = Harga satuan aspal per kg (Rp/kg).
5.5. Pengujian Model
Dalam penelitian ini biaya estimasi model dihitung dengan
harga satuan aspal berupa harga aspal per kg, ke dalam persamaan 5.3.
estimasi biaya dengan Cost Significant Model didapatkan dengan cara
65
biaya estimasi model dengan Cost Model Factor (CMF). CMF merupakan
rata rasio dari biaya estimasi model dengan biaya aktual. Rangkuman hasil
perhitungan Cost Model Factor (CMF) dapat dilihat pada Tabel 5.11.
Tabel 5.11 Rangkuman hasil Perhitungan CMF
HARGA
SATUAN
BIAYA
ESTIMASI
MODEL PER
BIAYA
AKTUAL PER
2
LUASNO ASPAL
(X2')
M
2 M CMF
JALAN
JALAN
( Rp/Kg.) ( Rp/m2
.) ( Rp/m2
.)
(1) (2) (3) (4) (5)
1 9.200,00 106.071,47 89.426,71 1,186
2 9.500,00 108.855,57 98.895,61 1,101
3 6.000,00 76.374,35 77.095,78 0,991
4 8.850,00 102.823,34 90.184,47 1,140
5 4.500,00 62.453,83 80.519,74 0,776
6 7.300,00 88.438,80 108.257,30 0,817
7 8.250,00 97.255,14 87.987,52 1,105
8 8.650,00 100.967,27 76.757,69 1,315
9 8.275,00 97.487,14 98.945,04 0,985
10 8.500,00 99.575,22 112.381,01 0,886
11 7.325,33 88.673,88 105.858,71 0,838
12 8.900,00 103.287,36 85.890,15 1,203
Sumber : Hasil perhitungan
66
Lanjutan Tabel 5.11 Rangkuman hasil Perhitungan CMF
HARGA
SATUAN
BIAYA
ESTIMASI
MODEL PER
BIAYA
AKTUAL PER
2
LUASNO ASPAL
(X2')
M
2 M CMF
JALAN
JALAN
( Rp/Kg.) ( Rp/m2
.) ( Rp/m2
.)
(1) (2) (3) (4) (5)
13 8.496,67 99.544,32 107.495,23 0,926
14 9.400,00 107.927,54 121.743,13 0,887
15 9.875,00 112.335,70 99.800,18 1,126
16 8.498,00 99.556,66 101.626,04 0,980
17 6.000,00 76.374,35 74.710,89 1,022
18 7.500,00 90.294,87 95.926,73 0,941
19 4.650,00 63.845,88 69.220,38 0,922
20 8.500,00 99.575,22 100.394,64 0,992
21 8.500,00 99.575,22 106.791,06 0,932
22 5.500,00 71.734,18 82.927,46 0,865
23 6.169,25 77.945,05 71.780,09 1,086
24 5.639,96 73.033,06 71.848,90 1,016
25 6.350,00 79.622,47 80.543,20 0,989
26 11.075,00 123.472,12 150.618,61 0,820
27 6.750,00 83.334,61 63.788,13 1,306
28 6.150,00 77.766,40 79.687,12 0,976
29 7.000,00 85.654,70 92.651,07 0,924
30 5.500,00 71.734,18 66.743,11 1,075
31 5.600,00 72.662,21 73.762,65 0,985
32 6.250,00 78.694,44 70.016,87 1,124
33 6.800,00 83.798,63 74.694,34 1,122
Sumber : Hasil perhitungan
67
Lanjutan Tabel 5.11 Rangkuman hasil Perhitungan CMF
HARGA
SATUAN
BIAYA
ESTIMASI
MODEL PER
BIAYA
AKTUAL PER
2
LUASNO ASPAL
(X2')
M
2 M CMF
JALAN
JALAN
( Rp/Kg.) ( Rp/m2
.) ( Rp/m2
.)
(1) (2) (3) (4) (5)
34 6.250,00 78.694,44 91.342,44 0,862
35 8.400,00 98.647,19 76.785,39 1,285
36 5.500,00 71.734,18 59.104,55 1,214
37 4.250,00 60.133,74 74.821,82 0,804
38 4.465,00 62.129,02 54.558,71 1,139
39 5.500,00 71.734,18 66.469,20 1,079
40 4.880,00 65.980,36 65.468,87 1,008
41 5.600,00 72.662,21 63.957,06 1,136
42 5.530,00 72.012,59 69.945,65 1,030
43 3.900,00 56.885,62 60.902,81 0,934
44 3.950,00 57.349,64 52.643,30 1,089
45 3.900,00 56.885,62 47.931,46 1,187
46 4.000,00 57.813,66 44.792,22 1,291
47 3.715,00 55.168,76 50.529,80 1,092
48 5.225,00 69.182,08 54.309,75 1,274
Rata-rata CMF 1,037
Sumber : Hasil perhitungan
Hasil estimasi cost significant model yang didapatkan dari
dibandingkan dengan biaya pelaksanaan (biaya aktual) proyek yang ditinjau.
Tingkat akurasinya adalah dengan menghitung selisih dari estimasi cost
significant model dengan biaya pelaksanaan, dibagi dengan biaya
68
dan dikali 100%. Sebagai perbandingan, dihitung juga akurasi metode yang
selama ini digunakan yaitu metode parameter panjang jalan terhadap biaya
pelaksanaan. Komparasi model estimasi pemeliharaan jalan disajikan seperti pada
Tabel 5.12 berikut :
Tabel 5.12 Komparasi Model Estimasi Biaya Pemeliharaan Jalan
NAMA
BIAYA TOTAL
COST SIGNIFICANT
MODEL
METODE PARAMETER
PANJANG JALAN
No PAKET
PROYEK
PELAKSANAAN
ESTIMASI
BIAYA
AKU
RASI
ESTIMASI
BIAYA
AKU
RASI
( Rp.) ( Rp.) ( Rp.)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 I (APBD) 858.496.453,57 981.868.585,30 14,37% 1.050.000.000 22,31%
2
II
(APBD)
777.319.509,12 825.005.349,71 6,13% 917.000.000 17,97%
3
III
(APBD)
763.865.014,17 729.654.220,85 -4,48% 1.039.500.000 36,08%
4
IV
(APBD)
536.597.573,03 589.918.819,46 9,94% 612.500.000 14,15%
5
V
(APBD)
845.457.296,21 632.312.749,51 -25,21% 1.225.000.000 44,89%
6
VI
(APBD)
772.957.097,30 608.870.085,37 -21,23% 833.000.000 7,77%
7
VII
(APBD)
527.925.106,58 562.661.699,87 6,58% 700.000.000 32,59%
8
VIII
(APBD)
506.600.784,24 642.551.778,30 26,84% 770.000.000 51,99%
9
IX
(APBD)
1.365.441.596,63 1.297.209.125,01 -5,00% 1.610.000.000 17,91%
10
X
(APBD)
590.000.290,61 504.073.828,23 -14,56% 525.000.000 -11,02%
11
XI
(APBD)
476.364.216,87 384.761.639,54 -19,23% 525.000.000 10,21%
12 I (DAK) 671.661.006,82 778.820.721,02 15,95% 805.000.000 19,85%
13 II (DAK) 1.005.080.375,61 897.452.870,09 -10,71% 962.500.000 -4,24%
14 III (DAK) 972.727.586,30 831.500.664,67 -14,52% 822.500.000 -15,44%
15
IV
(DAK)
1.676.143.953,27 1.819.203.858,25 8,54% 1.151.500.000 -31,30%
16 V (DAK) 824.187.181,97 778.528.903,17 -5,54% 850.500.000 3,19%
Sumber : Hasil perhitungan
69
Lanjutan Tabel 5.12 Komparasi Model Estimasi Biaya Pemeliharaan Jalan
NAMA
BIAYA TOTAL
COST SIGNIFICANT
MODEL
METODE PARAMETER
PANJANG JALAN
No PAKET
PROYEK
PELAKSANAAN
ESTIMASI
BIAYA
AKU
RASI
ESTIMASI
BIAYA
AKU
RASI
( Rp.) ( Rp.) ( Rp.)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
17
VI
(DAK)
632.651.825,54 623.608.391,41 -1,43% 742.000.000 17,28%
18
VII
(DAK)
653.261.008,47 592.916.820,13 -9,24% 794.500.000 21,62%
19
VIII
(DAK)
800.187.647,85 711.662.839,66 -11,06% 1.190.000.000 48,72%
20
IX
(DAK)
795.125.511,98 760.431.375,16 -4,36% 924.000.000 16,21%
21 X (DAK) 454.502.758,24 408.635.850,08 -10,09% 465.500.000 2,42%
22 I 1.073.910.669,26 895.734.820,70 -16,59% 1.202.500.000 11,97%
23 II 653.198.852,12 683.932.906,90 4,71% 845.000.000 29,36%
24 III 502.942.321,64 492.947.959,76 -1,99% 650.000.000 29,24%
25 IV 869.866.550,24 829.168.862,37 -4,68% 585.000.000 -32,75%
26 V 636.363.644,43 503.012.959,17 -20,96% 341.250.000 -46,38%
27 VI 947.253.783,76 1.193.260.979,74 25,97% 1.072.500.000 13,22%
28 VII 828.746.075,50 779.846.128,16 -5,90% 845.000.000 1,96%
29 VIII 657.822.590,98 586.398.849,63 -10,86% 633.750.000 -3,66%
30 IX 894.357.607,65 926.860.741,11 3,63% 1.218.750.000 36,27%
31 X 645.423.216,07 613.056.124,10 -5,01% 812.500.000 25,89%
32 XI 1.029.247.928,19 1.115.436.729,82 8,37% 1.365.000.000 32,62%
33 XII 1.176.435.800,90 1.272.626.731,51 8,18% 1.462.500.000 24,32%
34 XIII 1.013.901.106,95 842.268.551,09 -16,93% 1.202.500.000 18,60%
35 XIV 218.838.367,80 271.089.769,88 23,88% 276.250.000 26,23%
36 I 2.127.763.637,80 2.490.073.632,84 17,03% 2.400.000.000 12,79%
37 II 1.799.135.510,52 1.394.239.615,20 -22,51% 1.356.300.000 -24,61%
Sumber : Hasil perhitungan
70
Lanjutan Tabel 5.12 Komparasi Model Estimasi Biaya Pemeliharaan Jalan
NAMA
BIAYA TOTAL
COST SIGNIFICANT
MODEL
METODE PARAMETER
PANJANG JALAN
No PAKET
PROYEK
PELAKSANAAN
ESTIMASI
BIAYA
AKU
RASI
ESTIMASI
BIAYA
AKU
RASI
( Rp.) ( Rp.) ( Rp.)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
38 III 1.816.804.977,07 1.994.905.301,20 9,80% 2.220.000.000 22,19%
39 IV 1.631.818.982,48 1.698.091.880,17 4,06% 2.205.000.000 35,13%
40 V 1.124.493.340,37 1.092.748.678,09 -2,82% 1.507.200.000 34,03%
41 VI 48.965.525,65 53.640.659,27 9,55% 79.200.000 61,75%
42 VII 581.667.990,41 577.439.468,53 -0,73% 712.800.000 22,54%
43 I 727.849.493,79 655.526.592,70 -9,94% 522.500.000 -28,21%
44 II 864.245.021,06 907.837.350,42 5,04% 1.065.350.000 23,27%
45 III 1.457.116.491,91 1.667.476.229,46 14,44% 2.090.000.000 43,43%
46 IV 1.032.729.424,21 1.285.280.623,88 24,45% 1.560.900.000 51,14%
47 V 1.111.655.572,71 1.170.306.026,51 5,28% 1.567.500.000 41,01%
48 VI 608.269.225,64 747.128.348,15 22,83% 880.000.000 44,67%
Max 26,84% 61,75%
Min -25,21% -46,38%
Rata-rata 12,53% 34,37%
Sumber : Hasil perhitungan
Dari komparasi model seperti tabel 5.12 (halaman 68 s/d 70) akurasi
model yang bernilai positif menyatakan bahwa estimasi biaya lebih besar
biaya pelaksanaan (biaya aktual). Sedangkan sebaliknya, akurasi model yang
bernilai negatif menyatakan bahwa estimasi biaya lebih kecil dari biaya
pelaksanaan (biaya aktual).
71
Akurasi dengan “Cost Significant Model” berkisar antara -25,21% sampai
dengan +26,84%, dengan rata-rata +12,53%. Sedangkan dengan
metode parameter panjang jalan yang selama ini digunakan pada Bidang
Marga Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana, berkisar antara -46,38%
sampai dengan +61,75%, dengan rata-rata + 34,37%. Estimasi biaya dengan
“Cost Significant Model” yang dikembangkan menghasilkan estimasi yang lebih
baik dibandingkan dengan estimasi dengan menggunakan parameter panjang
jalan.
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat diperoleh
simpulan sebagai berikut :
1. Bahan aspal berpengaruh secara signifikan terhadap biaya
berkala jalan kabupaten di Kabupaten Jembrana, dimana 81,40%biaya
pemeliharaan jalan dipengaruhi oleh bahan aspal, sedangkan sisanya
18,60% dipengaruhi oleh sebab-sebab lain.
2. Model estimasi biaya pemeliharaan berkala jalan kabupaten dengan
Significant Model” di Kabupeten Jembrana adalah :
Y = 20.692,264 + 9,28 X2’
dengan, Y = Biaya pemeliharaan berkala jalan per m2
luas jalan
dengan konstruksi HRS tebal 3 cm (Rp/m2
).
X2’ = Harga satuan aspal per kg (Rp/kg).
3. Akurasi model estimasi biaya pemeliharaan berkala jalan dengan metode
“Cost Significant Model” adalah berkisar antara -25,21% sampai
+26,84%, dengan rata-rata +12,53%.
4. Estimasi dengan “Cost Significant Model” menghasilkan estimasi
lebih baik bila dibandingkan dengan estimasi menggunakan parameter
panjang jalan yang selama ini digunakan pada Bidang Bina Marga Dinas
72
73
Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana yang akurasinya berkisar antara
-46,38% sampai dengan +61,75%, dengan rata-rata + 34,37%.
6.2. Saran
Berdasarkan dari simpulan penelitian sebagaimana yang telah
sebelumnya, maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut :
1. Berdasarkan akurasi model yang didapatkan, maka estimasi biaya dengan
“Cost Significant Model” baik digunakan pada tahap awal
untuk menyusun anggaran proyek pemeliharaan berkala jalan kabupaten
di Kabupaten Jembrana.
2. Untuk mengestimasi biaya pemeliharaan jalan kabupaten tahun
berikutnya, diharapkan memperhitungkan besarnya inflasi yang
pada tahun bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA
Algifari. 2000. Analisis Regresi : Teori, Kasus, dan Solusi. Yogyakarta : BPFE.
Anonim. 2000. Modul Pelatihan : Teknik-Teknik Pemeliharaan Jalan. Jakarta :
Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Bina Marga.
Anonim. 2004. Undang - Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 2004 Tentang
Jalan. Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Bina Marga.
Anonim. 2006. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 34 Tahun
2006
Anonim. 2007. Klasifikasi Jaringan Jalan Menurut Fungsi (Peranan) Dan
Status
(Wewenang Pengaturan). Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum Dirjen
Bina
Anonim. 2007. Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus
Bidang Infrastruktur. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
42/PRT/2007. Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum.
Budi, Triton Prawira. 2006. SPSS 13.0 Terapan; Riset Statistik Parametrik.
Yogyakarta : Andi Offset.
Dipohusodo, Istimawan 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid
2.
Ervianto, Wulfram I. 2002. Manajemen Proyek Konstruksi, Yogyakarta :
Andi
Giatman, M. 2007. Ekonomi Teknik. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Hajek, Victor G. 1994. Manajemen Proyek Perekayasaan. Jakarta : Erlangga.
Hifni, M. 1988. Metode Statistik. Malang : Politeknik Universitas Brawijaya.
Kushartini, Maria G. 2000. Pengembangan “Cost Significant Modeling”
Untuk
Nasution, S. 2008. Buku Penuntun Membuat Tesis, Skripsi, Disertasi,
Makalah. Jakarta : PT. Dwi Aksara
74
75
Pemayun, I D.G.A. 2003. Praktek Estimasi Biaya Dengan Metode
“Cost
Significant Model” Pada Bangunan Gedung Yang Memakai Arsitektur
Bali
Poh, Paul SH dan Horner R Malcolm W .1995. Cost-Significant Modelling-
Its Potential For Use In South-East Asia : Paper in Engineering,
Construction and Architectural Management.
Riduwan, 2003. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung :
Alfabeta.
Santoso, Singgih. 2002. Mengolah Data Statistik Secara Profesional SPSS
Versi
Soedrajat, A. 1985. Manajemen Ekonomi Proyek. Jakarta : Nova.
Soeharto, Imam. 1995. Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional.
Jakarta : Erlangga.
Sutjipto, R. 1986. Manajemen Proyek Konstruksi 2. Surabaya : Kartika Yudha.
Tri Mulyawan. 1999. Analisis Model Perkiraan Biaya Pekerjaan Struktur
Gedung

More Related Content

What's hot

IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)afifsalim
 
Cara penyiapan dan pembersihan lahan sebelum pelaksanaan penyemprotan prime c...
Cara penyiapan dan pembersihan lahan sebelum pelaksanaan penyemprotan prime c...Cara penyiapan dan pembersihan lahan sebelum pelaksanaan penyemprotan prime c...
Cara penyiapan dan pembersihan lahan sebelum pelaksanaan penyemprotan prime c...Angga Nugraha
 
Materi jembatan smk kelas XI DPIB
Materi jembatan smk kelas XI DPIB Materi jembatan smk kelas XI DPIB
Materi jembatan smk kelas XI DPIB bawon15505124020
 
Kontraktor Mengelola Proyek Konstruksi
Kontraktor Mengelola Proyek KonstruksiKontraktor Mengelola Proyek Konstruksi
Kontraktor Mengelola Proyek KonstruksiBambang Herumanta
 
Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
Pelaksanaan Pekerjaan KonstruksiPelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksijajankjos
 
Struktur beton prategang dan pracetak
Struktur beton prategang dan pracetakStruktur beton prategang dan pracetak
Struktur beton prategang dan pracetakفهرودين سفي
 
Laporan tugas besar struktur bangunan baja
Laporan tugas besar struktur bangunan bajaLaporan tugas besar struktur bangunan baja
Laporan tugas besar struktur bangunan bajaAndhika Fajar
 
Analisis pelaksanaan dan kekuatan pile cap tipe bp 20
Analisis  pelaksanaan  dan kekuatan  pile  cap  tipe  bp  20Analisis  pelaksanaan  dan kekuatan  pile  cap  tipe  bp  20
Analisis pelaksanaan dan kekuatan pile cap tipe bp 20Aan Kurniawan
 
METODE pelaksanaan gedung bertingkat diklat
METODE  pelaksanaan gedung bertingkat diklatMETODE  pelaksanaan gedung bertingkat diklat
METODE pelaksanaan gedung bertingkat diklatAlif Mahardika
 
Manajemen Mutu Pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi
Manajemen Mutu Pada Tahap Pelaksanaan KonstruksiManajemen Mutu Pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi
Manajemen Mutu Pada Tahap Pelaksanaan KonstruksiAsri Surbakti
 
Sni 7394-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstr...
Sni 7394-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstr...Sni 7394-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstr...
Sni 7394-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstr...Ellan Syahnoorizal Siregar
 
Perhitungan sondir cone penetration test soundings - edi supriyanto, st
Perhitungan sondir   cone penetration test soundings - edi supriyanto, stPerhitungan sondir   cone penetration test soundings - edi supriyanto, st
Perhitungan sondir cone penetration test soundings - edi supriyanto, stsurveyortopography
 
Metode perbaikan tiang pancang
Metode perbaikan tiang pancangMetode perbaikan tiang pancang
Metode perbaikan tiang pancangMuhaimin Muhaimin
 
Metode teknis dan flow chart of work
Metode teknis dan  flow chart of workMetode teknis dan  flow chart of work
Metode teknis dan flow chart of workZinet Yeha
 
Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendungironsand2009
 
Dokumen.tips detail tulangan spun pile
Dokumen.tips detail tulangan spun pileDokumen.tips detail tulangan spun pile
Dokumen.tips detail tulangan spun pileDariYanto2
 

What's hot (20)

PPT JEMBATAN
PPT JEMBATANPPT JEMBATAN
PPT JEMBATAN
 
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)
 
Cara penyiapan dan pembersihan lahan sebelum pelaksanaan penyemprotan prime c...
Cara penyiapan dan pembersihan lahan sebelum pelaksanaan penyemprotan prime c...Cara penyiapan dan pembersihan lahan sebelum pelaksanaan penyemprotan prime c...
Cara penyiapan dan pembersihan lahan sebelum pelaksanaan penyemprotan prime c...
 
Pengawasan proyek
Pengawasan proyekPengawasan proyek
Pengawasan proyek
 
Materi jembatan smk kelas XI DPIB
Materi jembatan smk kelas XI DPIB Materi jembatan smk kelas XI DPIB
Materi jembatan smk kelas XI DPIB
 
Kontraktor Mengelola Proyek Konstruksi
Kontraktor Mengelola Proyek KonstruksiKontraktor Mengelola Proyek Konstruksi
Kontraktor Mengelola Proyek Konstruksi
 
Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
Pelaksanaan Pekerjaan KonstruksiPelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
 
Struktur beton prategang dan pracetak
Struktur beton prategang dan pracetakStruktur beton prategang dan pracetak
Struktur beton prategang dan pracetak
 
Kadar aspal
Kadar aspalKadar aspal
Kadar aspal
 
Tower crane
Tower craneTower crane
Tower crane
 
Laporan tugas besar struktur bangunan baja
Laporan tugas besar struktur bangunan bajaLaporan tugas besar struktur bangunan baja
Laporan tugas besar struktur bangunan baja
 
Analisis pelaksanaan dan kekuatan pile cap tipe bp 20
Analisis  pelaksanaan  dan kekuatan  pile  cap  tipe  bp  20Analisis  pelaksanaan  dan kekuatan  pile  cap  tipe  bp  20
Analisis pelaksanaan dan kekuatan pile cap tipe bp 20
 
METODE pelaksanaan gedung bertingkat diklat
METODE  pelaksanaan gedung bertingkat diklatMETODE  pelaksanaan gedung bertingkat diklat
METODE pelaksanaan gedung bertingkat diklat
 
Manajemen Mutu Pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi
Manajemen Mutu Pada Tahap Pelaksanaan KonstruksiManajemen Mutu Pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi
Manajemen Mutu Pada Tahap Pelaksanaan Konstruksi
 
Sni 7394-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstr...
Sni 7394-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstr...Sni 7394-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstr...
Sni 7394-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstr...
 
Perhitungan sondir cone penetration test soundings - edi supriyanto, st
Perhitungan sondir   cone penetration test soundings - edi supriyanto, stPerhitungan sondir   cone penetration test soundings - edi supriyanto, st
Perhitungan sondir cone penetration test soundings - edi supriyanto, st
 
Metode perbaikan tiang pancang
Metode perbaikan tiang pancangMetode perbaikan tiang pancang
Metode perbaikan tiang pancang
 
Metode teknis dan flow chart of work
Metode teknis dan  flow chart of workMetode teknis dan  flow chart of work
Metode teknis dan flow chart of work
 
Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendung
 
Dokumen.tips detail tulangan spun pile
Dokumen.tips detail tulangan spun pileDokumen.tips detail tulangan spun pile
Dokumen.tips detail tulangan spun pile
 

Viewers also liked

Panitia pembangunan jalan umum xxxx
Panitia pembangunan jalan umum xxxxPanitia pembangunan jalan umum xxxx
Panitia pembangunan jalan umum xxxxSang Sang Barongan
 
tabel harga satuan kota jayapura tahun 2012
tabel harga satuan kota jayapura tahun 2012 tabel harga satuan kota jayapura tahun 2012
tabel harga satuan kota jayapura tahun 2012 fernando tambunan
 
ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU ...
ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU ...ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU ...
ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU ...Uofa_Unsada
 
Contoh rab manual
Contoh rab manualContoh rab manual
Contoh rab manualOkvi Aerith
 
14.[Artikel] Penyusunan Study Kelayakan Usaha (Feasibility Study)
14.[Artikel] Penyusunan Study Kelayakan Usaha (Feasibility Study)14.[Artikel] Penyusunan Study Kelayakan Usaha (Feasibility Study)
14.[Artikel] Penyusunan Study Kelayakan Usaha (Feasibility Study)PT Inti Logika Cipta
 
Buku petunjuk praktikum mekanika tanah
Buku petunjuk praktikum mekanika tanahBuku petunjuk praktikum mekanika tanah
Buku petunjuk praktikum mekanika tanahHendra Supriyanto
 

Viewers also liked (7)

Estimasi populasi i
Estimasi populasi iEstimasi populasi i
Estimasi populasi i
 
Panitia pembangunan jalan umum xxxx
Panitia pembangunan jalan umum xxxxPanitia pembangunan jalan umum xxxx
Panitia pembangunan jalan umum xxxx
 
tabel harga satuan kota jayapura tahun 2012
tabel harga satuan kota jayapura tahun 2012 tabel harga satuan kota jayapura tahun 2012
tabel harga satuan kota jayapura tahun 2012
 
ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU ...
ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU ...ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU ...
ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU ...
 
Contoh rab manual
Contoh rab manualContoh rab manual
Contoh rab manual
 
14.[Artikel] Penyusunan Study Kelayakan Usaha (Feasibility Study)
14.[Artikel] Penyusunan Study Kelayakan Usaha (Feasibility Study)14.[Artikel] Penyusunan Study Kelayakan Usaha (Feasibility Study)
14.[Artikel] Penyusunan Study Kelayakan Usaha (Feasibility Study)
 
Buku petunjuk praktikum mekanika tanah
Buku petunjuk praktikum mekanika tanahBuku petunjuk praktikum mekanika tanah
Buku petunjuk praktikum mekanika tanah
 

Similar to Estimasi dan studi kelayakan

6. estimasi
6. estimasi6. estimasi
6. estimasimoryku
 
Estimasi dan studi kelayakan
Estimasi dan studi kelayakanEstimasi dan studi kelayakan
Estimasi dan studi kelayakanRhara Apriliant
 
Artikel 10300025
Artikel 10300025Artikel 10300025
Artikel 10300025supri yanto
 
Earned value fixxx (1) (1)
Earned value fixxx (1) (1)Earned value fixxx (1) (1)
Earned value fixxx (1) (1)agungkusumaputra
 
Buku ajar kecil 07
Buku ajar kecil 07Buku ajar kecil 07
Buku ajar kecil 07Ainul Yaqin
 
Aplikasi matriks dalam teknik sipil
Aplikasi matriks dalam teknik sipilAplikasi matriks dalam teknik sipil
Aplikasi matriks dalam teknik sipilbudiMekka
 
Rab 11-okt-2011
Rab 11-okt-2011Rab 11-okt-2011
Rab 11-okt-2011jaypradha
 
Analisa biaya bangunan pekerjaan konstruksi baja
Analisa biaya bangunan pekerjaan konstruksi bajaAnalisa biaya bangunan pekerjaan konstruksi baja
Analisa biaya bangunan pekerjaan konstruksi bajamoses hadun
 
2463-6747-1-PB.pdf
2463-6747-1-PB.pdf2463-6747-1-PB.pdf
2463-6747-1-PB.pdfSuryoNegoro3
 
131520 id-analisis-biaya-penggunaan-alat-berat-pad
131520 id-analisis-biaya-penggunaan-alat-berat-pad131520 id-analisis-biaya-penggunaan-alat-berat-pad
131520 id-analisis-biaya-penggunaan-alat-berat-padHannyTWST
 
Tahap pra pelaksanaan jalan
Tahap pra pelaksanaan jalanTahap pra pelaksanaan jalan
Tahap pra pelaksanaan jalandekyrismanto1
 
PPT CPM and PERT (2).pdf
PPT CPM and PERT (2).pdfPPT CPM and PERT (2).pdf
PPT CPM and PERT (2).pdfParkHyunji3
 
Ppt uts mj operasi
Ppt uts mj operasiPpt uts mj operasi
Ppt uts mj operasiLegendSello
 

Similar to Estimasi dan studi kelayakan (20)

6. estimasi
6. estimasi6. estimasi
6. estimasi
 
Estimasi dan studi kelayakan
Estimasi dan studi kelayakanEstimasi dan studi kelayakan
Estimasi dan studi kelayakan
 
Artikel 10300025
Artikel 10300025Artikel 10300025
Artikel 10300025
 
Artikel 10300025
Artikel 10300025Artikel 10300025
Artikel 10300025
 
Earned value fixxx (1) (1)
Earned value fixxx (1) (1)Earned value fixxx (1) (1)
Earned value fixxx (1) (1)
 
105 390-1-pb
105 390-1-pb105 390-1-pb
105 390-1-pb
 
Buku ajar kecil 07
Buku ajar kecil 07Buku ajar kecil 07
Buku ajar kecil 07
 
Aplikasi matriks dalam teknik sipil
Aplikasi matriks dalam teknik sipilAplikasi matriks dalam teknik sipil
Aplikasi matriks dalam teknik sipil
 
Estimasi biaya dan pembiayaan
Estimasi biaya dan pembiayaanEstimasi biaya dan pembiayaan
Estimasi biaya dan pembiayaan
 
Rab 11-okt-2011
Rab 11-okt-2011Rab 11-okt-2011
Rab 11-okt-2011
 
Analisa biaya bangunan pekerjaan konstruksi baja
Analisa biaya bangunan pekerjaan konstruksi bajaAnalisa biaya bangunan pekerjaan konstruksi baja
Analisa biaya bangunan pekerjaan konstruksi baja
 
2463-6747-1-PB.pdf
2463-6747-1-PB.pdf2463-6747-1-PB.pdf
2463-6747-1-PB.pdf
 
131520 id-analisis-biaya-penggunaan-alat-berat-pad
131520 id-analisis-biaya-penggunaan-alat-berat-pad131520 id-analisis-biaya-penggunaan-alat-berat-pad
131520 id-analisis-biaya-penggunaan-alat-berat-pad
 
723 1293-1-sm (1)
723 1293-1-sm (1)723 1293-1-sm (1)
723 1293-1-sm (1)
 
Tahap pra pelaksanaan jalan
Tahap pra pelaksanaan jalanTahap pra pelaksanaan jalan
Tahap pra pelaksanaan jalan
 
PPT CPM and PERT (2).pdf
PPT CPM and PERT (2).pdfPPT CPM and PERT (2).pdf
PPT CPM and PERT (2).pdf
 
Manajemen biaya proyek
Manajemen biaya proyekManajemen biaya proyek
Manajemen biaya proyek
 
Ppt uts mj operasi
Ppt uts mj operasiPpt uts mj operasi
Ppt uts mj operasi
 
menajemen proyek.pptx
menajemen proyek.pptxmenajemen proyek.pptx
menajemen proyek.pptx
 
Project charter
Project charterProject charter
Project charter
 

Estimasi dan studi kelayakan

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Estimasi biaya memegang peranan penting dalam penyelenggaraan proyek konstruksi. Kegiatan estimasi adalah salah satu proses utama dalam proyek konstruksi untuk mengetahui besarnya dana yang harus disediakan untuk sebuah bangunan. Pada umumnya, sebuah proyek konstruksi membutuhkan biaya cukup besar. Ketidaktepatan yang terjadi dalam penyediaannya akan kurang baik pada pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Bagi pemilik (owner), estimasi biaya diperlukan sebagai pegangan dalam menentukan kebijakan yang dipakai untuk menentukan besarnya investasi yang harus dilaksanakan. Dalam pelaksanaan praktik konstruksi dibutuhkan beberapa macam estimasi yang berbeda didasarkan tujuan penggunaan dan peruntukannya. tahap awal perencanaan proyek pemeliharaan berkala jalan, seperti pada saat penyusunan anggaran proyek, jelas estimasi tidak mungkin didasarkan pada perhitungan kuantitas (volume) pekerjaan karena uraian dan spesifikasi pekerjaan belum tersusun. Akan tetapi bagaimanapun, pemilik proyek (owner) memerlukan estimasi biaya dalam rangka menyusun anggaran proyek. Dalam biaya awal proyek pemeliharaan berkala jalan masih menggunakan cara sederhana. Metode yang paling sering digunakan adalah dengan estimasi parameter panjang jalan, yaitu dengan menghitung biaya pemeliharaan 1
  • 2. 2 jalan untuk setiap 1 km panjang jalan berdasarkan data proyek sebelumnya. Sehingga dengan anggaran yang tersedia pemilik proyek (owner) dapat memberikan informasi panjang jalan kabupaten yang akan mendapatkan kegiatan pemeliharaan berkala. Panjang suatu ruas jalan memperlihatkan karakteristik dan ukuran dari suatu proyek pemeliharaan berkala jalan yang dalam kepraktisannya informasi ini bisa tersedia dengan mudah pada tahap awal perencanaan Seiring dengan kebutuhan akan efisiensi, perlu dikembangkannya teknik pembuatan suatu model estimasi biaya yang sederhana. Hal yang penting model estimasi biaya pada tahap awal perencanaan proyek adalah harus mudah dalam penggunaannya, akurat dan menghasilkan estimasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Metode Cost Significant Model yang akan dikembangkan dalam penelitian ini diharapkan memberi jawaban tuntutan akan tersedianya estimasi biaya awal proyek pemeliharaan berkala jalan di Kabupaten Jembrana. Ada pendapat bahwa metode pengukuran sekarang ini tidak perlu dan detail, sehingga timbul tuntutan untuk memperbaiki sistem, misalnya dengan pengembangan Cost Model. Cost Model dapat digunakan untuk penaksiran harga, Poh dan Horner (1995) telah mengidentifikasi sifat-sifat model yang ideal yaitu : sederhana, cukup akurat, dapat memberikan umpan balik yang cepat, terdiri dari elemen-elemen yang mudah untuk diukur dan yang menggambarkan operasi kerja lapangan yang dapat digunakan untuk pengawasan pekerjaan maupun pelaksanaannya. Prinsip cost significance dapat digunakan untuk mengembangkan
  • 3. 3 model yang mendekati ideal dengan lebih teliti. Cost Significant mengandalkan pada penemuan yang terdokumentasi dengan baik mengenai dan informasi proyek terdahulu yang sejenis. Data dan informasi bisa dengan mengumpulkan arsip penawaran terdahulu untuk proyek sejenis yang memenangkan tender atau proyek yang telah dilaksanakan. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas maka dapat dirumuskan pokok permasalahan yaitu: 1. Komponen pekerjaan apakah yang berpengaruh secara terhadap biaya total pemeliharaan jalan; 2. Bagaimanakah model estimasi biaya pemeliharaan jalan metode “Cost Significant Model “ di Kabupaten Jembrana ; 3. Bagaimanakah akurasi model estimasi biaya pemeliharaan jalan dengan metode “Cost Significant Model “ terhadap realisasi biaya. 4. Bagaimanakah perbandingan akurasi model estimasi biaya pemeliharaan jalan menggunakan metode “Cost Significant Model dengan model estimasi yang sudah digunakan pada Dinas Umum Kabupaten Jembrana .
  • 4. 4 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan suatu model estimasi yang dapat memberikan informasi biaya awal proyek secara cepat, mudah dan dengan hasil yang cukup akurat. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Untuk Pemerintah Kabupaten Jembrana Diharapkan hasil penelitian ini dapat dipergunakan melaksanakan estimasi biaya pada tahap awal penyusunan kegiatan pemeliharaan berkala jalan kabupaten di Kabupaten Jembrana, dengan hasil estimasi yang cepat dan dapat dipertanggungjawabkan. 2. Untuk Penulis Dari hasil penelitian ini diharapkan penulis dapat langsung memahami model estimasi yang memberikan biaya awal proyek pemeliharaan berkala jalan kabupaten di Kabupaten Jembrana secara cepat dan dapat dipertanggungjawakan.
  • 5. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Estimasi Biaya Proyek Menurut Iman Soeharto (1997), estimasi biaya proyek memegang peranan penting dalam penyelenggaraan proyek. Pada tahap awal dipergunakan untuk mengetahui berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk membangun suatu proyek. Perkiraan biaya dibedakan dari anggaran dalam hal perkiraan terbatas pada tabulasi biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan tertentu proyek ataupun proyek secara keseluruhan. Sedangkan anggaran merupakan perencanaan terinci perkiraan biaya dari bagian atau keseluruhan kegiatan proyek dikaitkan dengan waktu. Definisi perkiraan biaya menurut National Society – USA adalah sebagai berikut : “Perkiraan biaya adalah seni memperkirakan ( the art of approximating ) kemungkinan jumlah biaya diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan atas informasi yang pada saat itu“. Perkiraan biaya di atas erat hubungannya dengan analisis biaya, yaitu pekerjaan yang menyangkut pengkajian biaya kegiatan-kegiatan terdahulu akan dipakai sebagai bahan untuk menyusun perkiraan biaya. Dengan kata menyusun perkiraan biaya berarti melihat masa depan, memperhitungkan, mengadakan prakiraan atas hal-hal yang akan dan mungkin terjadi. analisis biaya menitikberatkan pada pengkajian dan pembahasan biaya masa lalu yang akan dipakai sebagai masukan. 5
  • 6. 6 Menurut Hajek (1994) bahwa banyak perusahaan dalam suasana ekonomi yang dinamis dewasa ini mengalami persaingan yang sangat ketat. Kelangsungan hidup suatu organisasi tergantung pada keberhasilannya dalam menaksir untuk berprestasi secara memuaskan dalam berbagai kontrak. Pembuatan Rencana Anggaran Biaya mengandung unsur ketidakpastian data masukan, misalnya data penggunaan jam-orang, bahan yang digunakan, alat yang digunakan, dan sebagainya yang sangat tergantung pada pengalaman estimator di lapangan. Dalam taksiran biaya harus diperhitungkan pula biaya cadangan yang cukup guna menutup bidang-bidang resiko itu. Perhitungan yang tidak cadangan untuk resiko-resiko yang akan terjadi, mungkin berhasil memenangkan tender karena rendahnya penawaran, tetapi pada umumnya akan mengalami kerugian yang menyangkut kontrak. Jelas, tidak ada perusahaan yang dapat bertahan lama bisa beroperasi jika perusahaannya merugi. Sebaliknya perusahaan yang terlalu banyak mempertimbangkan cadangan untuk resiko-resiko yang akan terjadi dalam perkiraan biayanya tidak akan memenangkan tenderdan tidak akan dapat berkembang. Dalam menaksir biaya yang hendak ditawarkan, estimator harus mempergunakan segenap pengalaman, kelihaian berusaha, serta untuk mendapatkan taksiran yang tidak hanya memungkinkannya untuk memenangkan tender, juga akan mendapatkan keuntungan yang wajar perusahaannya. Kesulitan mendapatkan taksiran biaya yang tepat berbanding lurus dengan jumlah pekerjaan dalam perencanaan atau pengembangan yang dilaksanakan. Syarat utama adalah estimator harus mengetahui apa yang
  • 7. 7 diperlukan dalam suatu penawaran atau pendekatan rekayasa apa yang akan dipakai untuk memenuhi persyaratan. Untuk mendapatkan perhitungan yang cepat maka harus dikembangkan suatu model perhitungan biaya untuk pemahaman tentang proyek dan untuk mengkomunikasikan konsep yang komplek. Beberapa metode estimasi biaya menurut Soeharto (1997) adalah sebagai berikut : 1. Metode Parameter, ialah metode yang mengaitkan biaya dengan karakteristik fisik tertentu dari obyek, misalnya : luas, panjang, berat, volume dan sebagainya. 2. Memakai daftar indeks harga dan informasi proyek terdahulu, dengan mencari angka perbandingan antara harga pada suatu waktu (tahun tertentu) terhadap harga pada waktu (tahun) yang sebagai dasar. Juga pemakaian data dari manual, hand book, katalog, dan penerbitan berkala, amat membantu dalam memperkirakan biaya proyek. 3. Metode menganalisis unsur-unsurnya (Elemental Cost Analysis), yaitu dengan cara menguraikan lingkup proyek menjadi unsur-unsur fungsinya. 4. Metode faktor, yaitu dengan memakai asumsi bahwa terdapat korelasi diantara harga peralatan utama dengan komponen-komponen yang terkait.
  • 8. 8 5. Quantity take-off, yaitu dengan membuat perkiraan biaya dengan mengukur kuantitas komponen-komponen proyek dari gambar, spesifikasi, dan perencanaan. 6. Metode harga satuan, yaitu dengan memperkirakan biaya berdasarkan harga satuan, dilakukan bilamana angka yang menunjukkan volume pekerjaan belum dapat ditentukan dengan pasti, tetapi biaya per (per meter persegi, per meter kubik) telah dapat dihitung. 7. Memakai data dan informasi proyek yang bersangkutan, yaitu metode yang memakai masukan dari proyek yang sedang ditangani, sehingga angka-angka yang diperoleh mencerminkan keadaan yang sesungguhnya. Seiring dengan laju kemajuan pelaksanaan proyek, tataran kecermatan dan ketelitian estimasi yang diperlukan sudah tentu akan semakin meningkat Sehingga biasanya suatu proyek dimulai dengan kebutuhan macam estimasi yang kurang terperinci dan selanjutnya dapat dikelompokkan dalam urutannya, sebagai berikut : 1. Estimasi pendahuluan, dibuat pada tahap awal proyek dalam rangka upaya pendekatan kelayakan ekonomi di samping tujuan pengendalian pembiayaan. 2. Estimasi terperinci, dibuat dengan dasar hitungan volume pekerjaan, biaya, serta harga satuan pekerjaan. 3. Estimasi definitif, merupakan gambaran pembiayaan dan pertanggungjawaban rampung untuk suatu proyek dengan hanya kemungkinan kecil terjadi kesalahan.
  • 9. 9 PENGEMBANGAN KONSEP TAHAP PERENCANAAN TAHAP PELELANGAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI Estimasi Pendahuluan Estimasi Kasar Estimasi Terperinci Nilai Kesepakatan Kontrak Estimasi Definitif Selisih Harga Gambar 2.1 Macam Estimasi sesuai dengan tahapan proyek Sumber : Istimawan D, 1996 Pada Gambar 2.1 diberikan skema urutan kebutuhan macam estimasi sesuai dengan tahapan proyek. Pada tahapan kelayakan proyek, prosentase kurang akuratnya perkiraan biaya cukup besar, dan makin mendekati penawaran proyek prosentase kurang akuratnya perkiraan biaya makin kecil. Hal ini disebabkan belum detailnya dokumen proyek yang tersedia diantaranya : gambar, spesifikasi, kontrak, dan ketentuan lainnya. 2.2. Hambatan-hambatan dalam Praktek Estimasi Biaya Dengan pendeknya waktu yang dimiliki oleh para quantity surveyor dalam melaksanakan estimasi biaya, maka akan mungkin muncul hambatan- hambatan di dalam estimasi tersebut. Victor G. Hajek (1994) menyampaikan beberapa hambatan yang mungkin muncul dalam pelaksanaan estimasi, yaitu : 1. Adanya hal-hal yang terlewatkan. Apakah ada unsur biaya penting terlupakan, misalnya apakah telah direncanakan adanya pemeriksaan
  • 10. 10 apakah taksiran telah memperhitungkan biaya perekayasaan, bahan, lain-lain bagi upaya demikian. 2. Rincian pekerjaan yang tak memadai. Apakah struktur rincian yang sedang digunakan telah memperhatikan secara cukup segenap sistem serta upaya yang diperlukan bagi proyek tersebut. 3. Salah tafsir tentang fungsi atau data proyek. Tepatkah penafsiran kerumitan disain tersebut, salah tafsir akan mengakibatkan taksiran terlalu tinggi atau terlalu rendah. 4. Penggunaan teknik penaksiran yang salah. Bagi disain yang dipermasalahkan harus diterapkan teknik penaksiran yang benar, misalnya penggunaan statistik biaya yang diperoleh dari jalan produksi suatu sistem yang serupa bagi suatu alat prototipe yang memerlukan perekayasaan dan/atau pengembangan pasti akan menghasilkan yang sangat terlampau rendah. 5. Kegagalan mengidentifikasi dan berkonsentrasi pada unsur-unsur biaya utama. Telah ditetapkan secara statistik bahwa setiap proyek, 20 dari sub sistem-subsistem akan menyebabkan 80 persen biaya total, seperti terlukis dalam Gambar 2.2 (halaman 11). Dengan demikian para quantity surveyor seyogyanya memusatkan waktu serta upayanya pada subsistem- subsistem serta golongan-golongan upaya biaya tinggi guna meningkatkan peluang mereka memperoleh taksiran biaya yang tepat.
  • 11. 11 100 80 60 40 20 0 20 40 60 80 100 Persen dari jumlah total subsistem-subsistem Gambar 2.2 Hukum Pareto Tentang Distribusi Sumber : Victor G. Hajek, 1994 2.3. Prosentase Komponen Biaya Bangunan Dalam pekerjaan proyek konstruksi biaya total proyek merupakan jumlah komponen biaya yang meliputi : biaya atas tenaga kerja, biaya material, peralatan, biaya tak langsung, dan keuntungan yang prosentasenya dapat pada Gambar 2.3. Labor Material Transportation Depreciation overhead Profit 0 10 20 30 40 50 Gambar 2.3 Total Program Cost Distribution Sumber : Istimawan D, 1996
  • 12. 12 2.3.1 Biaya Tenaga Kerja Estimasi komponen tenaga kerja merupakan aspek paling sulit keseluruhan analisis biaya konstruksi. Banyak sekali faktor berpengaruh harus diperhitungkan antara lain : kondisi tempat kerja, ketrampilan, lama waktu kerja, kepadatan penduduk, persaingan, produktivitas, dan indeks biaya hidup setempat. Dari sekian banyak faktor, yang paling sulit adalah mengukur dan menetapkan tingkat produktivitas, yaitu prestasi pekerjaan yang dapat dicapai oleh pekerja atau regu kerja setiap satuan waktu yang ditentukan. Tingkat produktivitas selain tergantung pada keahlian, ketrampilan, juga terkait dengan sikap pekerja yang sangat dipengaruhi oleh keadaan setempat dan lingkungannya. 2.3.2 Biaya Material Analisis meliputi perhitungan seluruh kebutuhan volume dan material yang digunakan untuk setiap komponen bangunan, baik pekerjaan pokok maupun penunjang. Biaya material diperoleh dengan menerapkan harga satuan yang berlaku pada saat dibeli. Harga satuan merupakan harga di tempat pekerjaan yang di dalamnya sudah memperhitungkan biaya pengangkutan, menaikkan dan menurunkan, pengepakan, asuransi, pengujian, penyusutan, penyimpanan di gudang, dan sebagainya. 2.3.3 Biaya Peralatan Estimasi biaya peralatan termasuk pembelian atau sewa, demobilisasi, memindahkan, transportasi, memasang, membongkar, dan
  • 13. 13 pengoperasian selama konstruksi berlangsung. Apabila kontraktor tidak mempunyai alat penting yang diperlukan untuk menangani proyek, maka memutuskan untuk membeli atau menyewanya. Sedangkan jika memiliki alat yang dimaksud biasanya masih harus mempertimbangkan beberapa hal : apakah alat dalam keadaan menganggur dan siap pakai, butuh biayaperbaikan dan persiapan, biaya mobilisasi, dan apakah alatnya layak dioperasikan. Adakalanya, dengan memperhatikan sederetan permasalahan dihadapi mungkin masih akan lebih ekonomis jika diputuskan untuk membeli alat baru atau menyewa. 2.3.4 Biaya Tak langsung Biaya tak langsung dibedakan menjadi dua golongan yaitu biaya (overhead cost) dan biaya proyek. Yang dikelompokkan menjadi sebagai umum adalah (1) gaji personil tetap kantor pusat dan lapangan; (2) pengeluaran kantor pusat seperti sewa kantor, telepon, dan sebagainya; (3) perjalanan beserta akomodasi; (4) biaya dokumentasi; (5) bunga bank; (6) biaya notaris; dan peralatan kecil dan material habis pakai. Sedangkan yang dapat sebagai biaya proyek, pengeluarannya dapat dibebankan pada proyek tetapi tidak dimasukkan pada biaya upah tenaga kerja, material, atau peralatan, (1) bangunan kantor lapangan beserta perlengkapannya; (2) biaya telepon kantor lapangan; (3) kebutuhan akomodasi lapangan seperti listrik, air bersih, air minum, sanitasi, dan sebagainya; (4) jalan kerja dan parkir, batas perlindungan, dan pagar di lapangan; (5) pengukuran lapangan; (6) tanda-tanda untuk pekerjaan dan
  • 14. 14 kebersihan lapangan pada umumnya; (7) pelayanan keamanan dan kerja; (8) pajak pertambahan nilai; (9) biaya asuransi; (10) biaya penawaran, jaminan pelaksanaan, dan jaminan pemeliharaan; (11) asuransi risiko pembangunan dan asuransi kerugian; (12) surat ijin dan lisensi; (13) pengujian, dan pengetesan; (14) sewa peralatan besar utama; dan (15) premi pekerjaan bila diperlukan. 2.3.5 Keuntungan Nilai keuntungan pada umumnya dinyatakan sebagai persentase seluruh jumlah pembiayaan. Secara umum, biasanya untuk proyek kecil ditetapkan persentase keuntungan yang semakin besar, demikian pula untuk keadaan yang sebaliknya. Pada prinsipnya penetapan besarnya keuntungan dipengaruhi oleh besarnya risiko atau kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi, yang seringkali tidak tampak nyata. 2.4. Dasar-Dasar Dari Cost Significant Model Menurut Poh dan Horner (1995) dalam jurnal “Cost-significant its potential for use in south-east Asia”, menyatakan bahwa proses tender di Indonesia kadangkala dipengaruhi budaya setempat. Hubungan kepercayaan antara pelanggan (owner) dengan kontraktor dapat perhitungan estimasi proyek secara detail. Kontraktor cukup hanya mengidentifikasi dan menggambarkan secara kasar kebutuhan proyek dan melaksanakan negosiasi harga.
  • 15. 15 Sebagai dasar dari Cost Significant Model adalah dengan pada penemuan yang terdokumentasi dengan baik bahwa 80% dari nilai biaya proyek termuat di dalamnya 20% item-item pekerjaan yang paling Untuk proyek yang memiliki ciri-ciri yang sejenis, item-item cost significant secara kasar adalah sama. Cost significant items dapat dikumpulkan dengan menggunakan teknik yang bervariasi ke dalam nomor yang sama dari item-item pekerjaan significant, yang dapat mempresentasikan proporsi yang tepat dari total anggaran yang biasanya mendekati 80%. Nilai total dari proyek biasanya diperhitungkan dengan mengalikan total harga dari paket-paket cost- dengan faktor yang tepat, mendekati 1,25. Nilai dari kator ini tergantung dari kategori dan analisis data historis. Paket pekerjaan direncanakan dapat mencerminkan pelaksanaan lapangan, dengan demikian umpan balik kontrol bisa difasilitasi. Secara kesamaan hanya sekitar 10% dari jumlah item dari anggaran konvensional. Penyederhanaan dari model ini mengurangi waktu untuk mengestimasi biaya dibandingkan dengan anggaran biaya tradisional, yang dapat terdiri dari ribuan item. Cost Significant Models dapat digunakan untuk mengestimasi biaya lebih baik dari 5%, dan perhitungan akhir lebih baik dari 1%. Akurasinya dapat ditingkatkan atau diturunkan dengan memperbaiki model tergantung dari data yang tersedia.
  • 16. 16 2.5. Tahapan Cost Significant Model Metode “Cost Significant Model” pernah diterapkan di Singapura, proyek pembangunan gedung asrama mahasiswa Nanyang Technological University (NTU) pada tahun 1993. Data yang digunakan adalah 6 paket pekerjaan yang menggunakan metode tradisional BoQ (Bill of Quantity), memprediksi 2 paket pekerjaan yang akan dilaksanakan. Dari delapan pada dasarnya adalah sama, perbedaan biaya terjadi karena perbedaan luas, pengaruh inflasi dan sebagian dari perubahan spesifikasi yang ditentukan. Menurut Poh and Horner (1995), metode “Cost Significant Model” yang digunakan dengan mendasarkan pada analisa data proyek yang lalu, langkah-langkah sebagai berikut : 1. Tidak mengikutsertakan item pekerjaan yang terkadang jumlahnya besar namun tidak setiap pekerjaan ada. Item-item tersebut merupakan variabel biaya tinggi dan tergantung sekali pada lapangandan persyaratan pelanggan, sehingga akan menghambat keakuratan pengembangan model. 2. Mengelompokkan item-item pekerjaan dimana penggabungan item pekerjaan bisa dilaksanakan apabila pekerjaan tersebut mempunyai satuan ukuran yang sama, harga satuannya tidak berbeda secara signifikan, bisa menggambarkan operasi kerja lapangan. 3. Menghitung pengaruh time value terhadap harga-harga item pekerjaan. Harga pekerjaan pada tahun pelaksanaan disesuaikan dengan harga tahun yang diproyeksikan dengan memperhitungkan faktor inflasi.
  • 17. 17 4. Mencari cost-significant items, yang diidentifikasi sebagai item- terbesar yang jumlah prosentasenya sama atau lebih besar dari 80% biaya proyek. 5. Membuat model biaya dari cost significant items yang telah ditentukan. 6. Mencari rata-rata Cost Model Faktor (CMF) . CMF didapatkan cara membagi nilai proyek yang didapatkan dari model dengan nilai aktual proyek. 7. Menghitung estimasi biaya proyek dari Cost Significant Model, cara membagi nilai proyek yang diprediksi dari model dengan rata- CMF. 8. Menghitung akurasi model dalam bentuk prosentase dari selisih harga yang diprediksi dengan harga sebenarnya dibagi dengan harga sebenarnya. Kelebihan dari metode “Cost Significant Model” adalah dapat memprediksi biaya proyek dengan mudah, cepat, dan cukup akurat, belum tersedianya uraian dan spesifikasi pekerjaan. Metode ini dapat digunakan pada tahap-tahap awal proyek seperti pada saat penyusunan konsep, kelayakan, dan perencanaan pendahuluan. Sedangkan kelemahannya proyek yang ditinjau harus sama, dibutuhkan data historis proyek yang terdahulu dan akurasi model sangat dipengaruhi oleh baik tidaknya data yang dikumpulkan. “Cost Significant Model” adalah salah satu model peramalan biaya konstruksi berdasarkan data penawaran yang lalu, yang lebih mengandalkan pada harga paling signifikan di dalam mempengaruhi biaya total proyek sebagai dasar
  • 18. 18 peramalan (estimasi), yang diterjemahkan ke dalam perumusan regresi (Pemayun, 2003). 2.6. Pemeliharaan Berkala Jalan Kabupaten Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 2004 tentang jalan, jalan adalah suatu perhubungan darat dalam bentuk apapun meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapanya yang diperuntukan bagi lalu lintas. Jalan mempunyai peranan untuk pembangunan semua satuan wilayah pengembangan, dalam usaha tingkat perkembangan antar daerah. Jalan merupakan satu kesatuan jaringan jalan yang mengikat dan menghubungkan pusat-pusat dengan wilayah lainnya. Jalan kabupaten yang menurut Peraturan Pemerintah No. 34 tahun tentang jalan, merupakan pengelompokan jalan berdasarkan wewenang pembinaan jalan adalah jalan yang pembinaannya di bawah pemerintah kabupaten atau instansi yang ditunjuk. Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk jalan provinsi dan jalan nasional, yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antar ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten. Pemeliharaan jalan merupakan kegiatan penanganan jalan yang berkondisi baik/sedang yang harus mendapat prioritas untuk ditangani, agar jalan
  • 19. 19 dapat berfungsi sesuai dengan yang diperhitungkan dan menjaga agar permukaan ruas jalan mendekati kondisi semula. Pemeliharaan yang dilakukan disini menjadi dua bagian yaitu : pemeliharaan jalan rutin dan pemeliharaan jalan berkala . Pemeliharaan berkala dibedakan dengan pemeliharaan rutin dalam hal ini periode waktu antar kegiatan pemeliharaan yang diberikan. Pemeliharaan berkala dilakukan dalam selang waktu 3 (tiga) tahun. Menurut Peraturan Pekerjaan Umum Nomor : 42/PRT/M/2007 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur, kegiatan pemeliharaan meliputi jenis pekerjaan : a. Perbaikan permukaan perkerasan (lubang, retak, amblas, dll). b. Pembentukan/pelapisan ulang permukaan perkerasan (agregat, aspal). c. Perbaikan permukaan bahu jalan (penambahan material dan pemadatan/perataan). d. Pembuatan/perbaikan drainase/saluran tepi jalan dan gorong-gorong. e. Pemotongan rumput, pembersihan ruang milik jalan. f. Penggantian, pembersihan dan pengecatan rambu/perlengkapan jalan. 2.7. Infrastruktur Jalan Kabupaten di Kabupaten Jembrana Kabupaten Jembrana adalah satu dari sembilan Kabupaten dan Kota yang ada di Propinsi Bali, terletak di belahan barat pulau Bali, membentang dari arah barat ke timur pada 8°09'30" - 8°28'02" LS dan 114°25'53" - 114°56'38" BT. Luas
  • 20. 20 wilayah Jembrana 841.800 Km² atau 14,96% dari luas wilayah pulau Bali. Secara administrasi Kabupaten Jembrana terdiri dari 5 Kecamatan yaitu: Melaya dengan luas wilayah : 197,19 Km²; Negara dengan luas wilayah : 126,6 Km²; dengan luas wilayah : 93,87 Km²; Mendoyo dengan luas wilayah : 294,49 Km²; dan Pekutatan dengan luas wilayah : 129,65 Km². Menurut statusnya, ada 3 jenis jalan di Kabupaten Jembrana yaitu Nasional, Jalan Propinsi dan Jalan Kabupaten. Peta jaringan jalan di Jembrana tersaji seperti Gambar 2.4 (halaman 21). Berdasarkan data tahun 2010, panjang masing-masing jalan tersebut sesuai Tabel 2.1 berikut: Kecamatan Tabel 2.1 Panjang Jalan Berdasarkan Status Status Jalan % Jalan Nasional Jalan Provinsi Jalan Kabupaten Total (Km) Melaya 24,570 1,910 231,129 257,609 25,089 Negara 9,350 13,820 190,114 213,284 20,772 Mendoyo 17,100 0,470 264,850 282,420 27,506 Pekutatan 15,700 12,590 101,035 129,325 12,595 Jembrana 4,600 2,080 137,457 144,137 14,038 Total 71.320 30,870 924,585 1.026,775 100,00 Sumber : Dinas PU Kab. Jembrana
  • 21. 21 Gambar 2.4 Peta Jaringan Jalan di Kabupaten Jembrana Sumber : Dinas PU Kab. Jembrana Keterangan Gambar : Ruas Jalan Nasional Ruas Jalan Propinsi Ruas Jalan Kabupaten Berdasarkan jenis permukaan, jalan di Kabupaten Jembrana terdiri jalan aspal, jalan krikil dan jalan tanah. Panjang masing-masing jalan sampai akhir tahun 2010 adalah : jalan aspal = 770,113 km; jalan krikil = 77,168 km; dan jalan tanah = 77,304 km. Sedangkan menurut kondisinya, menjadi jalan dengan kondisi baik = 726,272 km; sedang = 42,549 km; rusak = 155,764 km.
  • 22. 22 2.8. Landasan Teori Bertitik tolak dari tinjauan pustaka di atas, maka landasan teori yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Hasil estimasi memberikan gambaran berapa anggaran yang akan diperlukan untuk mewujudkan proyek konstruksi, dan di dalam proses harus dipertimbangkan berbagai macam faktor, karena hasil estimasi merupakan perkiraan dari masa lalu yang mungkin akan terjadi ketika akan berlangsung, baik di dalamnya yang berkenaan dengan metode fluktuasi nilai uang dan lainnya yang kesemuanya itu akan mempengaruhi estimasi. Untuk mendapatkan hasil estimasi yang cepat dan dapat dipertanggungjawabkan, maka dalam penelitian ini akan mengembangkan metode estimasi yaitu “Cost Significant Model”. Sebagai dasar dari “Cost Model” pada penelitian ini adalah mengandalkan pada penemuan yang terdokumentasi dengan baik bahwa 80% dari total nilai proyek yang di dalamnya terdapat 20% dari item-item pekerjaan yang paling mahal. Proyek yang memiliki ciri-ciri yang sejenis, item-item biaya signifikan secara kasar adalah sama. Metode “Cost Significant Model” adalah salah satu model peramalan biaya konstruksi berdasarkan data penawaran yang lalu, yang lebih mengandalkan pada harga yang paling signifikan di dalam mempengaruhi biaya total proyek sebagai dasar peramalan yang diterjemahkan ke dalam perumusan regresi berganda.
  • 23. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Obyek Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Kabupaten Jembrana, dengan penelitian pada Dinas Pekerjaan Umum, Bidang Bina Marga, untuk kegiatan rehabilitasi/pemeliharaan jalan kabupaten. 3.2. Data Penelitian Data penelitian diambil dengan melaksanakan sensus pada paket-paket pekerjaan pemeliharaan jalan kabupaten yang sejenis yang dananya dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Kabupaten tahun anggaran 2006 sampai dengan tahun 2009. Data penelitian terdiri dari data proyek yang hampir sama berjumlah 48 paket pekerjaan, dengan perincian sebagai berikut : a. Tahun anggaran 2006 : 6 paket b. Tahun anggaran 2007 : 7 paket c. Tahun anggaran 2008 : 14 paket d. Tahun anggaran 2009 : 21 paket 23
  • 24. 24 3.3. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilaksanakan dengan metode observasi langsung dengan acuan sebagai berikut : a). Mengumpulkan data histori penawaran proyek yang sejenis kegiatan pemeliharaan jalan kabupaten di Kabupaten Jembrana. b). Data yang dikumpulkan adalah paket pekerjaan untuk anggaran 2006 sampai dengan tahun 2009, yang jumlahnya 48 paket pekerjaan. c). Data yang dihimpun berupa Rencana Anggaran Biaya (RAB), diajukan oleh rekanan/kontraktor yang memenangkan pelelangan/tender untuk masing-masing paket pekerjaan. d). Harga komponen biaya pekerjaan dan biaya total pekerjaan yang dikumpulkan tanpa Pajak Pertambahan Nilai (PPN). 3.4. Variabel Penelitian 3.4.1. Identifikasi Variabel Penelitian ini melibatkan satu variabel terikat dan sepuluh variabel bebas. Sebagai variabel bebas meliputi : biaya pekerjaan persiapan, biaya bahan biaya bahan agregat pemulihan kondisi jalan, biaya bahan agregat untuk hotmix, biaya upah pemulihan kondisi jalan, biaya upah hotmix, biaya alat kondisi jalan, biaya alat hotmix, biaya perbaikan permukaan bahu jalan, biaya pembuatan/perbaikan drainase/saluran. Sedangkan variabel terikat penalitian ini adalah jumlah nilai pekerjaan/real cost.
  • 25. 25 Hubungan antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat dapat diilustrasikan dalam model penelitian sebagai berikut : X1 X2 X3 X4 X5 X6 Y X7 X8 X9 X10 Gambar 3.1 Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat Keterangan gambar : X1 = Biaya pekerjaan persiapan X2 = Biaya bahan aspal X3 = Biaya bahan agregat pemulihan kondisi jalan X4 = Biaya bahan agregat hotmix
  • 26. 26 X5 = Biaya upah pemulihan kondisi jalan X6 = Biaya upah hotmix X7 = Biaya alat pemulihan kondisi jalan X8 = Biaya alat hotmix X9 = Biaya bahu jalan X10 = Biaya drainase Y = Jumlah nilai pekerjaan/real 3.4.2. Definisi Operasional Data Definisi secara operasional variabel-variabel penelitian tersebut adalah sebagai berikut : Pertama, variabel biaya pekerjaan persiapan adalah menyatakan banyaknya biaya-biaya yang harus dikeluarkan pada pekerjaan tersebut, yaitu pekerjaan pengukuran/uitzet. Kedua, variabel biaya bahan aspal adalah menyatakan biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan aspal secara keseluruhan. Ketiga, variabel biaya bahan agregat pemulihan kondisi jalan adalah menyatakan banyaknya biaya yang dikeluarkan untuk pembelian batu 3-5 cm, batu pecah 2-3 cm, batu pecah 1-2 cm, batu pecah ½-1 cm dan penutup. Keempat, variabel biaya bahan agregat hotmix adalah banyaknya biaya yang dikeluarkan untuk pembelian agregat kasar, agregat halus dan abu batu untuk pekerjaan HRS (Hot Rolled Sheet).
  • 27. 27 Kelima, variabel biaya upah pemulihan kondisi jalan adalah banyaknya biaya yang dikeluarkan untuk upah kerja pekerjaan pemulihan kondisi jalan. Keenam, variabel biaya upah hotmix adalah menyatakan banyaknya biaya yang dikeluarkan untuk upah kerja pekerjaan penghamparan HRS (Hot Sheet). Ketujuh, variabel biaya alat pemulihan kondisi jalan adalah menyatakan banyaknya biaya yang dikeluarkan untuk biaya peralatan kerja pekerjaan pemulihan kondisi jalan. Kedelapan, variabel biaya alat hotmix adalah menyatakan banyaknya biaya yang dikeluarkan untuk biaya peralatan kerja untuk produksi dan penghamparan HRS (Hot Rolled Sheet). Kesembilan, variabel biaya bahu jalan adalah menyatakan banyaknya biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk perbaikan permukaan bahu jalan, meliputi : pekerjaan timbunan bahu jalan dan pekerjaan pengupasan bahu jalan. Kesepuluh, variabel biaya drainase adalah menyatakan banyaknya biaya- biaya yang harus dikeluarkan pada pekerjaan pembuatan/perbaikan drainase/saluran, meliputi : pekerjaan plat dueker, pekerjaan pasangan batu kali, dan pekerjaan galian tanah parit. Kesebelas, variabel jumlah nilai pekerjaan/rel cost adalah menyatakan banyaknya biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk menyelesaikan seluruh komponen pekerjaan pemeliharaan jalan kabupaten.
  • 28. 28 Indikator-indikator tersebut di atas dapat disajikan seperti pada Tabel 3.1 berikut : Tabel 3.1 Indikator biaya pekerjaan No Variabel Biaya Item-item Pekerjaan 1 Variabel Bebas Biaya pekerjaan persiapan 2 Variabel Bebas Biaya bahan aspal 3 Variabel Bebas Biaya agregat pemulihan kondisi jalan 4 Variabel Bebas Biaya agregat hotmix 5 Variabel Bebas Biaya upah pemulihan kondisi jalan 6 Variabel Bebas Biaya upah hotmix 7 Variabel Bebas Biaya alat pemulihan kondisi jalan 8 Variabel Bebas Biaya alat hotmix 9 Variabel Bebas Biaya bahu jalan 10 Variabel Bebas Biaya drainase 11 Variabel Terikat Jumlah nilai pekerjaan/real cost 3.5. Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan di dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis inferensial. Analisis statistik deskriptif berguna untuk mendapatkan informasi bersifat deskriptif mengenai variabel-variabel penelitian. Statistik dimaksudkan untuk menganalisa data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa
  • 29. 29 bermaksud membuat suatu kesimpulan yang berlaku untuk umum. Sehingga jenis analisis ini bersifat mendukung analisis data selanjutnya. Sedangkan analisis statistik inferensial berkaitan dengan pengambilan keputusan dari data yang ada. Analisis statistik inferensial meliputi analisis regresi berganda yang dipergunakan untuk mengetahui model estimasi biaya proyek. Metode regresi berganda ini menggunakan asumsi bahwa biaya konstruksi sebagai variabel terikat dan biaya item-item pekerjaan sebagai variabel bebas. Kedua variabel tersebut mempunyai regresi linier berganda yang dapat dirumuskan sebagai berikut : Y = a0 + a1 X1 + a2 X2 + a3 X3 + a4 X4 + a5 X5 + a6 X6 + a7 X7 + a8 + a9 X9 + a10 X10 ..................................................................... (3.1) Dimana : Y = Variabel terikat X1 s/d X10 = Variabel bebas a0 s/d a10 = Koefisien persamaan Untuk dapat melaksanakan teknik analisis data, pada awalnya dikelompokkan berdasarkan variabel-variabel seperti yang terlihat pada 3.1. Selanjutnya teknik analisis data pada penelitian ini dilaksanakan tahapan sebagai berikut : (1) perhitungan pengaruh time value; (2) menentukan cost-significant items; (3) uji persyaratan untuk analisis; (4) analisis data; (5) pengujian model.
  • 30. 30 3.5.1 Perhitungan Pengaruh Time Value Dalam penelitian ini perhitungan pengaruh time value perlu dilaksanakan karena tahun anggaran proyek yang digunakan sebagai data penelitian berbeda-beda. Dengan mempertimbangkan pengaruh time value maka mendapatkan nilai proyek yang riil. Pengaruh time value dapat dihitung berkurangnya nilai uang akibat faktor inflasi tiap tahunnya. Perhitungan menggunakan Future Value (FV) dengan persamaan 3.2 (Giatman, 2007) : F = P(1 + i )n .................................................................... 3.2 Keterangan persamaan : F : nilai harga pada proyeksi yang ditentukan P : harga sebelum diproyeksi i : faktor inflasi n : tahun proyeksi 3.5.2 Menentukan Cost-Significant Items Dengan melihat deskripsi hasil penelitian, didapatkan proporsi masing komponen biaya (variabel bebas) terhadap jumlah biaya (variabel terikat). Proporsinya diurut dari yang terbesar sampai terkecil. Cost-significant diidentifikasi sebagai item-item terbesar yang jumlah prosentasenya sama lebih besar dari 80% jumlah biaya. Variabel bebas yang diidentifikasi cost-significant items inilah yang selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan program SPSS.
  • 31. 31 3.5.3 Uji Persyaratan Analisis Sebelum melaksanakan analisis data, diperlukan pemenuhan atas prasyarat asumsi dasar ditribusi data pada variabel yang digunakan dalam Persyaratan yang harus dipenuhi adalah uji normalitas yaitu data hendaknya memenuhi persyaratan distribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS Product and Service Solution). Normalitas data dapat diketahui dengan uji Kolmogorov Smirnov. Persyaratan data disebut normal jika nilai sig atau probabilitas atau p > 0,05. Sehingga data yang diuji memenuhi persyaratan normalitas. 3.5.4 Analisis Data Dalam penelitian ini analisis data menggunakan analisis inferensial analisis regresi berganda dengan dengan bantuan komputer program SPSS (Statistical Product and Service Solution). Dalam menganalisa kekuatan hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas digunakan analisis koefisien korelasi, yaitu dengan melihat koefisien korelasi (R). Besar nilai R dapat diinterpretasi untuk kekuatan hubungan korelasi yang memiliki nilai antara -1 sampai dengan 1. Nilai R = 0 atau mendekati nol menunjukkan hubungan yang lemah diantara tersebut. Jika R mendekati -1 menunjukkan antara variabel yang hubungannya sangat kuat dan dikatakan berkoralasi negatif, yang artinya kenaikan nilai X akan terjadi bersama-sama dengan penurunan nilai Y atau sebaliknya. Dan
  • 32. 32 bila R mendekati 1, hubungan X dengan Y sangat kuat dan dikatakan berkorelasi positif, artinya kenaikan dan penurunan nilai X akan diikuti oleh kenaikan penurunan nilai Y. Untuk mengetahui sampai sejauh mana ketepatan atau kecocokan regresi yang diperoleh dalam mewakili kelompok data yang diteliti, maka dilihat sampai seberapa jauh model yang terbentuk dapat menerangkan yang sebenarnya. Dalam analisis regresi dikenal suatu ukuran yang dapat dipergunakan untuk keperluan tersebut yaitu koefisien determinasi (R2 ). Nilai koefisien determinasi (R2 ) berkisar diantara 0 dan 1. Jika R2 = 0, berarti tidak ada hubungan antara X dan Y atau model regresi yang terbentuk tidak sesuai untuk meramalkan Y. Dan bila R2 = 1, maka model regresi yang terbentuk dapat meramalkan secara sempurna. Nilai koefisien determinasi (R2 ) merupakan suatu ukuran yang menunjukkan besar sumbangan dari variabel bebas X terhadap variabel terikat Y. Dalam menganalisa apakah model regresi yang diperoleh layak dipergunakan dalam melaksanakan estimasi nilai variabel terikatnya, maka diuji dengan uji ANOVA atau F test dan uji t. Uji F dilaksanakan dengan membandingkan nilai probabilitas (Sig) dari F hitung dengan nilai signifikansi (α = 0,05). Jika nilai probabilitas (Sig) dari F hitung memiliki nilai lebih kecil dari tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini (α = model regresi yang diperoleh dapat dipakai untuk memprediksi nilai variabel terikatnya. Dan sebaliknya jika nilai nilai probabilitas (Sig) dari F hitung memiliki nilai lebih besar dari tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini (α =
  • 33. 33 0,05), model regresi yang diperoleh tidak dapat dipakai untuk memprediksi nilai variabel terikatnya. Uji t dilaksanakan dengan cara membandingkan probabilitas (sig) dari t hitung dengan nilai tingkat signifikansi (α = Persamaan yang memenuhi syarat ditunjukkan dengan nilai probabilitas (sig) dari t hitung < 0,05. 3.5.5 Pengujian Model Model estimasi biaya yang dikembangkan perlu diuji keakuratannya. Menurut Poh dan Horner (1995), bahwa pengujian model bisa dilakukan dengan cara membagi biaya estimasi model dengan Cost Model Factor (CMF). merupakan rata-rata rasio dari biaya estimasi model dengan biaya Akurasinya dalam bentuk persentase dan dievaluasi secara sederhana sebagai selisih antara harga yang diprediksi dengan yang sebenarnya, sesuai dengan persamaan 3.3 (Poh & Horner, 1995): Akurasi = (Ev − )Av x %100 .................................................... 3.3 Keterangan : Ev : Estimated bill value ( harga yang diprediksi ) Av : Actual bill value ( harga yang sebenarnya)
  • 34. 34 3.6 Kerangka Umum Penelitian : MULAI Latar Belakang A Rumusan Masalah Analisis Data Tujuan Penelitian Pengujian Model Manfaat Penelitian Simpulan dan Saran Landasan Teori SELESAI Pengumpulan Data Identifikasi Variabel Perhitungan Time Menentukan cost-significant Uji Persyaratan Untuk Analisis Dengan Uji Normalitas A
  • 35. BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Data Proyek Data histori proyek yang sejenis didapatkan dari RAB (Rencana Anggaran Biaya) berkas penawaran pada kontrak kegiatan rehabilitasi/pemeliharaan kabupaten pada bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana. Data yang dihimpun berjumlah 48 paket pekerjaan dari tahun anggaran sampai 2009. Harga yang dimaksud tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Data yang disajikan meliputi : tahun pelaksanaan, luas jalan, biaya proyek (Y) dan pengelompokan komponen biaya pekerjaan. Dimana data- tersebut sudah melalui proses perhitungan pada setiap item, berdasarkan satuan pekerjaan untuk masing-masing paket pekerjaan. Pengelompokan komponen biaya pekerjaan disesuaikan dengan identifikasi variabel bebas telah ditentukan diantaranya : pekerjaan persiapan (X1), bahan aspal (X2), bahan pemulihan jalan (X3), bahan agregat hotmik (X4), upah pemulihan jalan upah hotmix (X6), alat pemulihan jalan (X7), alat hotmix (X8), bahu jalan (X9), dan drainase (X10). Berikut ini ditampilkan data proyek seperti tabel (halaman 37 s/d halaman 44). 35
  • 36. 36
  • 37. 37
  • 38. 38
  • 39. 39
  • 40. 40
  • 41. 41
  • 42. 42
  • 43. 43
  • 44. 44 4.2. Pengolahan Data Prinsip yang digunakan untuk mendapatkan rumus model biaya menggunakan regresi linier berganda. Sebelum data dimasukkan ke program statistik, maka diperlukan pengolahan data sekunder yang telah didapat dari histori penawaran. Luas jalan untuk masing-masing paket pekerjaan berbeda sesuai dengan panjang dan lebar untuk masing-masing ruas jalan. Untuk keseragaman data, maka data yang ada disesuaikan menjadi biaya per m2 luas jalan. Biaya total pekerjaan (Y) dan komponen biaya pekerjaan (X1 s/d dibagi luas jalan untuk masing-masing paket pekerjaan, sehingga Y adalah biaya per m2 luas jalan dan X1 s/d X10 adalah komponen biaya per m2 luas jalan. Berikut contoh perhitungannya : Data tahun 2009, Rehabilitasi/pemeliharaan jalan Paket I (APBD), dengan luas jalan 9.600,00 m2 , sehingga biaya per m2 untuk masing-masing variabel menjadi : 1. Y = Rp. 858.496.453,57 / 9.600,00 m2 = Rp. 89.426,71 per m2 . 2. X1 = Rp. 750.000,00 / 9.600,00 m2 = Rp. 78,13 per m2 . 3. X2 = Rp. 531.946.847,27 / 9.600,00 m2 = Rp. 55.411,13 per m2 . Hasil perhitungan selengkapnya seperti tabulasi data yang disajikan pada Tabel 4.3 (halaman 46 sampai dengan halaman 49) Pelaksanaan proyek ini dikerjakan dari tahun anggaran 2006 sampai 2009, maka untuk keseragaman dengan proyek-proyek lain yang juga diambil data masukan, masing-masing harga harus dibawa ke harga pada tahun yang ditentukan, dalam hal ini diproyeksikan ke tahun 2009. Akibatnya besar harus disesuaikan dengan inflasi yang berlaku pada tahun itu. Data inflasi
  • 45. 45 digunakan adalah inflasi umum yang didapatkan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Jembrana, seperti Tabel 4.2. Tabel 4.2 Inflasi Umum di Kabupaten Jembrana No Tahun Inflasi Umum (%) 1 2006 4,30 2 2007 5,91 3 2008 9,62 Sumber : BPS Jembrana Berikut contoh perhitungannya : Data pada tahun 2008 diproyeksikan pada tahun 2009 : - Biaya total (Y) = Rp. 82.927,46 ( 1 + 0,0962)1 = RP. 90.905,09 Data pada tahun 2007 diproyeksikan pada tahun 2009 : - Biaya total (Y) = {Rp. 59.104,55 ( 1 + 0,0591)1 }(1+0,0962)1 = RP. 68.619,52 Data pada tahun 2006 diproyeksikan pada tahun 2009 : - Biaya total (Y) = [{Rp. 60.902,81 ( 1 + 0,0430)1 }(1+0,0591)1 ] * (1 + 0,0962)1 = RP. 73.747,69 Hasil perhitungan selanjutnya disajikan pada Tabel 4.4 (halaman 50 sampai dengan halaman 53).
  • 46. 46
  • 47. 47
  • 48. 48
  • 49. 49
  • 50. 50
  • 51. 51
  • 52. 52
  • 53. 53
  • 54. BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 5.1. Deskripsi Hasil Penelitian Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan data dalam kuantitatif tanpa menyertakan pengambilan keputusan. Data dalam bentuk deskriptif tanpa diolah dengan teknik-teknik analisis lainnya. Hasil perhitungan analisis deskriptif untuk masing-masing variabel penelitian dapat disajikan pada Tabel 5.1 (halaman 55). Dari data proyek yang dianalisis yaitu 48 paket pekerjaan dapat diketahui bagaimana rata-rata proporsi komponen biaya per m2 luas jalan, pekerjaan pemeliharaan berkala jalan kabupaten di Kabupaten Jembrana. Proporsi komponen biaya diuraikan dari yang terbesar yaitu : proporsi bahan aspal rata-rata sebesar 55,82%, bahan agregat hotmix (X4) sebesar 14,84%, alat hotmix (X8) sebesar 13,76%, drainase (X10) sebesar 4,79%, bahan pemulihan jalan (X3) sebesar 2,64%, upah pemulihan jalan (X5) sebesar 1,35%, bahu jalan (X9) sebesar 1,34%, upah hotmix (X6) sebesar 1,01%, alat pemulihan jalan (X7) sebesar 0,27%, dan pekerjaan persiapan (X1) sebesar 0,21%. Sedangkan rata- meliputi : Biaya (Y) = Rp. 86.492,66; pekerjaan persiapan (X1) = Rp. 177,49; bahan aspal (X2) = Rp. 48.284,01; bahan pemulihan jalan (X3) = Rp. 2.281,83; bahan agregat hotmix (X4) = Rp. 12.831,46; selengkapnya disajikan dalam bentuk grafik sesuai yang tertera pada gambar 5.1 (halaman 55). 54
  • 55. 55 Tabel 5.1 Deskripsi Hasil Penelitian No. Uraian Simbol Mean (Rp) Std.Deviasi (Rp) % 1 Jumlah Biaya Y 86.492,66 19.277,17 100,00 2 Pek. Persiapan X1 177,49 252,51 0,21 3 Bahan Aspal X2 48.284,01 13.636,85 55,82 4 Bahan Pemulihan Jalan X3 2.281,83 1.602,71 2,64 5 Bahan Agregat Hotmix X4 12.831,46 6.550,42 14,84 6 Upah Pemulihan Jalan X5 1.163,91 925,28 1,35 7 Upah Hotmix X6 870,43 268,20 1,01 8 Alat Pemulihan Jalan X7 236,34 221,72 0,27 9 Alat Hotmix X8 11.899,90 7.666,64 13,76 10 Bahu Jalan X9 1.163,00 2.127,91 1,34 11 Drainase X10 4.145,27 6.327,03 4,79 Sumber : Hasil SPSS Gambar 5.1 Proporsi Komponen Biaya Per M2 Luas Jalan
  • 56. 56 5.2. Menentukan Cost-Significant Items Dari tabel 5.1 Deskripsi Hasil Penelitian (halaman 55), dapat cost-significant items yaitu : 1. Bahan aspal (X2) : prosentasenya = 55,82% 2. Bahan agregat hotmix (X4) : prosentasenya = 14,84% 3. Alat hotmix (X8) : prosentasenya = 13,76% Jumlah = 84,42% Jumlah biaya (Y) sebagai variabel terikat, dan variabel bebas adalah bahan aspal (X2), bahan agregat hotmix (X4) dan alat hotmix (X8). Tabel (halaman 50 s/d 53 disesuaikan dengan mencari cost-significant items disederhanakan menjadi sesuai pada tabel 5.2 Input Data SPSS ( halaman 57,58). Tabel 5.2 (halaman 57,59) selanjutnya dianalisis dengan menggunakan SPSS. Salah satu metode yang sering digunakan dalam analisis regresi berganda adalah dengan menggunakan Stepwise Method yaitu metode untuk variabel bebas yang dominan. Variabel yang telah dimasukkan ke dalam regresi bisa dikeluarkan lagi dari model. Metode ini dimulai dengan memasukkan variabel bebas yang mempunyai korelasi paling kuat dengan variabel terikat. Kemudian setiap kali pemasukan variabel bebas yang lain, dilakukan untuk tetap memasukkan variabel bebas atau mengeluarkannya.
  • 57. 57 Tabel 5.2 Input Data SPSS No. Y X2 X4 X8 1 89.426,71 55.411,13 5.004,80 20.533,33 2 98.895,61 63.583,04 6.455,45 14.584,12 3 77.095,78 35.599,43 5.786,62 24.799,86 4 90.184,47 54.770,52 5.453,85 15.625,00 5 80.519,74 29.578,88 4.936,85 26.489,43 6 108.257,30 57.650,57 16.998,12 4.952,93 7 87.987,52 55.168,94 5.598,88 13.928,69 8 76.757,69 47.205,07 10.692,10 15.548,85 9 98.945,04 70.437,14 4.768,80 12.625,00 10 112.381,01 66.653,49 7.280,70 17.605,00 11 105.858,71 54.459,06 6.353,85 24.883,00 12 85.890,15 52.284,24 8.664,15 15.850,00 13 107.495,23 59.907,45 5.234,98 22.926,02 14 121.743,13 77.917,79 6.049,61 16.364,23 15 99.800,18 61.191,49 6.307,00 16.092,88 16 101.626,04 55.198,09 5.445,42 22.294,20 17 74.710,89 34.118,34 5.902,34 25.295,82 18 95.926,73 49.779,59 4.798,95 31.905,43 19 69.220,38 26.716,61 4.783,55 21.496,89 20 100.394,64 65.924,93 5.716,48 9.643,70 21 106.791,06 62.757,34 5.484,60 22.689,73 22 90.905,09 41.226,39 17.497,32 9.878,61 23 78.685,34 41.692,09 14.633,25 9.908,64 24 78.760,77 40.488,73 17.583,05 9.975,42 25 88.291,45 52.640,44 21.914,93 4.893,89 26 165.108,12 90.799,46 20.112,77 4.865,33 27 69.924,55 44.455,23 14.608,52 4.679,28 28 87.353,02 51.844,87 18.816,64 4.760,09 29 101.564,10 53.094,11 17.897,54 4.122,33 30 73.163,79 38.246,62 18.026,28 10.177,25 Sumber : Hasil perhitungan
  • 58. 58 Lanjutan Tabel 5.2 Input Data SPSS No. Y X2 X4 X8 31 80.858,62 39.731,46 24.584,70 6.467,58 32 76.752,49 46.073,51 18.862,07 4.794,02 33 81.879,93 51.195,33 15.182,28 4.863,06 34 100.129,58 56.646,65 22.137,09 5.775,00 35 84.172,15 56.382,55 18.492,44 4.628,39 36 68.619,52 42.352,60 10.789,48 6.736,48 37 86.867,04 39.519,77 20.242,76 4.501,99 38 63.341,86 31.979,18 21.853,35 4.831,83 39 77.169,78 42.511,23 15.294,32 9.121,72 40 76.008,41 39.973,03 21.623,46 4.943,98 41 74.253,21 39.653,77 22.989,09 4.666,31 42 81.205,87 46.004,44 19.922,88 5.008,41 43 73.747,69 36.494,65 14.149,12 8.355,26 44 63.746,18 32.153,71 8.688,51 11.927,99 45 58.040,58 28.920,20 12.275,27 10.334,49 46 54.239,25 31.072,18 12.837,13 4.702,65 47 61.186,93 29.818,95 18.589,56 5.338,32 48 65.764,10 36.348,01 18.589,19 4.802,90 Sumber : Hasil perhitungan Dengan : Y = Jumlah Biaya ( Rp/m2 ) X2 = Bahan Aspal ( Rp/m2 ) X4 = Bahan Agregat Hotmix ( Rp/m2 ) X8 = Alat Hotmix ( Rp/m2 )
  • 59. 59 5.3. Uji Normalitas Pengujian normalitas data berdasarkan Kolmogorov-Smirnov, dilaksanakan berdasarkan pedoman perbandingan nilai probabilitasnya dengan nilai signifikansinya (α = 0,05). Persyaratan data disebut normal jika probabilitas atau p > 0,05. Rangkuman hasil uji normalitas berdasarkan nilai Smirnov dapat dilihat pada tabel 5.3. Tabel 5.3 Uji Normalitas berdasar nilai Kolmogorov- No. Uraian Simbol Probabilitas (Sig) Kesimpulan 1 Jumlah Biaya Y 0,672 Normal 2 Bahan Aspal X2 0,703 Normal 3 Bahan Agregat Hotmix X4 1,309 Normal 4 Alat Hotmix X8 1,153 Normal Sumber : Hasil SPSS Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Y 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Observed Cum Prob Gambar 5.2 Grafik Normal P-P Plot Sumber : Hasil SPSS
  • 60. 60 Gambar 5.2 (halaman 59) grafik normal P-P plot, menunjukkan sebaran titik-titik residual berada di sekitar garis normal. Hal tersebut terjadi karena titik-titik residual tersebut berasal dari data dengan distribusi normal. Dengan demikian, disimpulkan bahwa regresi telah memenuhi normalitas. 5.4. Pembahasan Hasil analisis korelasi secara parsial pada masing-masing variabel bebas : bahan aspal (X2), bahan agregat hotmix (X4) dan alat hotmix (X8) variabel terikat biaya proyek (Y), seperti disajikan dalam tabel 5.4. Nilai koefisien korelasi (R) yang paling besar adalah komponen bahan aspal (X2) sebesar 0,902. Hal tersebut menyatakan bahwa hubungan antara biaya (Y) dengan bahan aspal (X2) sangat kuat dan berkorelasi positif, yang artinya kenaikan dan penurunan nilai bahan aspal (X2) akan diikuti oleh kenaikan dan penurunan biaya (Y). Nilai signifikasi p = 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa bahan aspal signifikan mempengaruhi biaya (Y) pada taraf kepercayaan 95%. Sedangkan nilai signifikasi bahan agregat hotmik (X4) = 0,107 > 0,05 dan nilai signifikasi hotmix (X8) = 0,086 > 0,05, menyatakan bahwa bahan agregat hotmik (X4) dan alat hotmix (X8) tidak signifikan mempengaruhi biaya (Y). Tabel 5.4 Pengaruh Variabel Terhadap Biaya No. Uraian Simbol Pearson Correlation Probabilitas (Sig) 1 Bahan Aspal X2 0,902 0,000 2 Bahan Agregat Hotmix X4 -0,182 0,107 3 Alat Hotmix X8 0,201 0,086 Sumber : Hasil SPSS
  • 61. 61 Tabel 5.5 Ringkasan Model (Model Summary) Model R R2 Adjusted R2 Std. Error of the Estimate 1 0,902 0,814 0,810 8.400,04 Sumber : Hasil SPSS Dari tabel 5.4 ringkasan model didapatkan angka koefisien determinasi (R2 ) = 0,814 menunjukkan bahwa 81,4% biaya (Y) dipengaruhi oleh bahan aspal (X2). Sedangkan sisanya (100% - 81,4% = 18,6%) dipengaruhi oleh sebab-sebab lain. Standar error of the estimate = 8.400,04 < standar deviasi = (sesuai tabel 5.1, halaman 55) menyatakan bahwa model regresi layak digunakan. Tabel 5.6 Analisis Varian Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression Residual Total 14.219.835.602,91 3.245.792.763,99 17.465.628.366,89 1 46 47 14.219.835.602,91 70.560.712,26 201,53 0,00 Sumber : Hasil SPSS Tabel 5.7 Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Beta 1 (constant) X2 24.905,879 1,276 0,902 5,529 14,196 0,000 0,000 Sumber : Hasil SPSS
  • 62. 62 Dari tabel 5.6 (halaman 61) uji Anova atau uji F, tingkat signifikasi = 0,00 < 0,05, maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi biaya. bisa dijelaskan bahwa bahan aspal (X2) berpengaruh terhadap biaya (Y). Dari tabel 5.7 (halaman 61) coefficients, nilai signifikasi X2= 0,00 < 0,05 menyatakan bahwa bahan aspal (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap biaya (Y) pada taraf kepercayaan 95%. Nilai B constant = menyatakan bahwa jika bahan aspal diabaikan, maka biaya pemeliharaan jalan per m2 adalah Rp. 24.905,879 . Nilai B X2 = 1,276 menyatakan bahwa setiap penambahan biaya bahan aspal Rp. 1, biaya pemeliharaan jalan per m2 akan meningkat Rp. 1,276. Berdasarkan nilai B constant dan B X2 pada tabel 5.7 (halaman 62) , maka dapat dibuatkan persamaan regresi : Y = 24.905,879 + 1,276 X2 ........................................................ 5.1 dengan, Y = Biaya pemeliharaan berkala jalan per m2 luas jalan dengan konstruksi HRS tebal 3 cm (Rp/m2 ). X2 = Biaya bahan aspal per m2 luas jalan (Rp/m2 ). Sesuai dengan persamaan regresi di atas, variabel bebas adalah X2 yaitu biaya bahan aspal per m2 luas jalan. Pada tahap awal proyek seperti saat penyusunan konsep, dimana kuantitas (volume) bahan aspal belum tersedia. Sehingga untuk memprediksi biaya pemeliharaan jalan, model persamaan regresi 5.1 tidak bisa digunakan. Untuk itu perlu diketahui hubungan atau korelasi antara
  • 63. 63 biaya bahan aspal (X2) dengan harga satuan aspal (X2’). Hasil analis ditampilkan pada tabel 5.8, tabel 5.9 dan tabel 5.10 berikut : Tabel 5.8 Ringkasan Perhitungan Model R R 2 Adjusted R 2 Std. Error of the Estimate 1 0,907 0,823 0,819 5.797,40 Sumber : Hasil SPSS Tabel 5.9 Analisis Varian Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Regression Residual Total 7.194.246.184,802 1.546.051.811,207 8.740.297.996,009 1 46 47 7.194.246.184,802 33.609.821,983 214,052 0,000 Sumber : Hasil SPSS Tabel 5.10 Coefficients Model Coefficients Std. Error t Sig. (constant) X2’ -3.302,206 7,273 3.623,867 0,497 -0,911 14,631 0,367 0,000 Sumber : Hasil SPSS Nilai koefisien korelasi (R) adalah 0,907 yaitu koefisien korelasi (R) antara biaya bahan aspal (X2) dengan harga satuan aspal (X2’). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara biaya bahan aspal (X2) harga satuan aspal (X2’) sangat kuat dan berkorelasi positif, yang kenaikan dan penurunan nilai harga satuan aspal (X2’) akan diikuti oleh kenaikan dan penurunan biaya bahan aspal (X2).
  • 64. 64 Angka koefisien determinasi (R2 ) = 0,823 menunjukkan bahwa biaya bahan aspal (X2) dipengaruhi oleh harga satuan bahan aspal Sedangkan sisanya (100% - 82,30% = 17,70%) dipengaruhi oleh sebab-sebab lain. Dari uji Anova atau uji F, tingkat signifikasi = 0,00 nilainya < 0,05, maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi biaya bahan aspal. Atau bisa dijelaskan bahwa harga satuan aspal (X2’) berpengaruh terhadap biaya aspal (X2). Persamaan regresi yang didapatkan dari keluaran perhitungan yang tersaji pada tabel 5.10 adalah : X2 = - 3.302,206 + 7,273 X2’ ................................................ 5.2 dengan, X2 = Biaya bahan aspal per m2 luas jalan (Rp/m2 ). X2’ = Harga satuan aspal per kg (Rp/kg) Persamaan 5.2 disubstitusikan ke dalam persamaan 5.1, sehingga hasilnya menjadi : Y = 20.692,264 + 9,28 X2’ ....................................................... 5.3 dengan, Y = Biaya pemeliharaan berkala jalan per m2 luas jalan dengan konstruksi HRS tebal 3 cm (Rp/m2 ). X2’ = Harga satuan aspal per kg (Rp/kg). 5.5. Pengujian Model Dalam penelitian ini biaya estimasi model dihitung dengan harga satuan aspal berupa harga aspal per kg, ke dalam persamaan 5.3. estimasi biaya dengan Cost Significant Model didapatkan dengan cara
  • 65. 65 biaya estimasi model dengan Cost Model Factor (CMF). CMF merupakan rata rasio dari biaya estimasi model dengan biaya aktual. Rangkuman hasil perhitungan Cost Model Factor (CMF) dapat dilihat pada Tabel 5.11. Tabel 5.11 Rangkuman hasil Perhitungan CMF HARGA SATUAN BIAYA ESTIMASI MODEL PER BIAYA AKTUAL PER 2 LUASNO ASPAL (X2') M 2 M CMF JALAN JALAN ( Rp/Kg.) ( Rp/m2 .) ( Rp/m2 .) (1) (2) (3) (4) (5) 1 9.200,00 106.071,47 89.426,71 1,186 2 9.500,00 108.855,57 98.895,61 1,101 3 6.000,00 76.374,35 77.095,78 0,991 4 8.850,00 102.823,34 90.184,47 1,140 5 4.500,00 62.453,83 80.519,74 0,776 6 7.300,00 88.438,80 108.257,30 0,817 7 8.250,00 97.255,14 87.987,52 1,105 8 8.650,00 100.967,27 76.757,69 1,315 9 8.275,00 97.487,14 98.945,04 0,985 10 8.500,00 99.575,22 112.381,01 0,886 11 7.325,33 88.673,88 105.858,71 0,838 12 8.900,00 103.287,36 85.890,15 1,203 Sumber : Hasil perhitungan
  • 66. 66 Lanjutan Tabel 5.11 Rangkuman hasil Perhitungan CMF HARGA SATUAN BIAYA ESTIMASI MODEL PER BIAYA AKTUAL PER 2 LUASNO ASPAL (X2') M 2 M CMF JALAN JALAN ( Rp/Kg.) ( Rp/m2 .) ( Rp/m2 .) (1) (2) (3) (4) (5) 13 8.496,67 99.544,32 107.495,23 0,926 14 9.400,00 107.927,54 121.743,13 0,887 15 9.875,00 112.335,70 99.800,18 1,126 16 8.498,00 99.556,66 101.626,04 0,980 17 6.000,00 76.374,35 74.710,89 1,022 18 7.500,00 90.294,87 95.926,73 0,941 19 4.650,00 63.845,88 69.220,38 0,922 20 8.500,00 99.575,22 100.394,64 0,992 21 8.500,00 99.575,22 106.791,06 0,932 22 5.500,00 71.734,18 82.927,46 0,865 23 6.169,25 77.945,05 71.780,09 1,086 24 5.639,96 73.033,06 71.848,90 1,016 25 6.350,00 79.622,47 80.543,20 0,989 26 11.075,00 123.472,12 150.618,61 0,820 27 6.750,00 83.334,61 63.788,13 1,306 28 6.150,00 77.766,40 79.687,12 0,976 29 7.000,00 85.654,70 92.651,07 0,924 30 5.500,00 71.734,18 66.743,11 1,075 31 5.600,00 72.662,21 73.762,65 0,985 32 6.250,00 78.694,44 70.016,87 1,124 33 6.800,00 83.798,63 74.694,34 1,122 Sumber : Hasil perhitungan
  • 67. 67 Lanjutan Tabel 5.11 Rangkuman hasil Perhitungan CMF HARGA SATUAN BIAYA ESTIMASI MODEL PER BIAYA AKTUAL PER 2 LUASNO ASPAL (X2') M 2 M CMF JALAN JALAN ( Rp/Kg.) ( Rp/m2 .) ( Rp/m2 .) (1) (2) (3) (4) (5) 34 6.250,00 78.694,44 91.342,44 0,862 35 8.400,00 98.647,19 76.785,39 1,285 36 5.500,00 71.734,18 59.104,55 1,214 37 4.250,00 60.133,74 74.821,82 0,804 38 4.465,00 62.129,02 54.558,71 1,139 39 5.500,00 71.734,18 66.469,20 1,079 40 4.880,00 65.980,36 65.468,87 1,008 41 5.600,00 72.662,21 63.957,06 1,136 42 5.530,00 72.012,59 69.945,65 1,030 43 3.900,00 56.885,62 60.902,81 0,934 44 3.950,00 57.349,64 52.643,30 1,089 45 3.900,00 56.885,62 47.931,46 1,187 46 4.000,00 57.813,66 44.792,22 1,291 47 3.715,00 55.168,76 50.529,80 1,092 48 5.225,00 69.182,08 54.309,75 1,274 Rata-rata CMF 1,037 Sumber : Hasil perhitungan Hasil estimasi cost significant model yang didapatkan dari dibandingkan dengan biaya pelaksanaan (biaya aktual) proyek yang ditinjau. Tingkat akurasinya adalah dengan menghitung selisih dari estimasi cost significant model dengan biaya pelaksanaan, dibagi dengan biaya
  • 68. 68 dan dikali 100%. Sebagai perbandingan, dihitung juga akurasi metode yang selama ini digunakan yaitu metode parameter panjang jalan terhadap biaya pelaksanaan. Komparasi model estimasi pemeliharaan jalan disajikan seperti pada Tabel 5.12 berikut : Tabel 5.12 Komparasi Model Estimasi Biaya Pemeliharaan Jalan NAMA BIAYA TOTAL COST SIGNIFICANT MODEL METODE PARAMETER PANJANG JALAN No PAKET PROYEK PELAKSANAAN ESTIMASI BIAYA AKU RASI ESTIMASI BIAYA AKU RASI ( Rp.) ( Rp.) ( Rp.) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 I (APBD) 858.496.453,57 981.868.585,30 14,37% 1.050.000.000 22,31% 2 II (APBD) 777.319.509,12 825.005.349,71 6,13% 917.000.000 17,97% 3 III (APBD) 763.865.014,17 729.654.220,85 -4,48% 1.039.500.000 36,08% 4 IV (APBD) 536.597.573,03 589.918.819,46 9,94% 612.500.000 14,15% 5 V (APBD) 845.457.296,21 632.312.749,51 -25,21% 1.225.000.000 44,89% 6 VI (APBD) 772.957.097,30 608.870.085,37 -21,23% 833.000.000 7,77% 7 VII (APBD) 527.925.106,58 562.661.699,87 6,58% 700.000.000 32,59% 8 VIII (APBD) 506.600.784,24 642.551.778,30 26,84% 770.000.000 51,99% 9 IX (APBD) 1.365.441.596,63 1.297.209.125,01 -5,00% 1.610.000.000 17,91% 10 X (APBD) 590.000.290,61 504.073.828,23 -14,56% 525.000.000 -11,02% 11 XI (APBD) 476.364.216,87 384.761.639,54 -19,23% 525.000.000 10,21% 12 I (DAK) 671.661.006,82 778.820.721,02 15,95% 805.000.000 19,85% 13 II (DAK) 1.005.080.375,61 897.452.870,09 -10,71% 962.500.000 -4,24% 14 III (DAK) 972.727.586,30 831.500.664,67 -14,52% 822.500.000 -15,44% 15 IV (DAK) 1.676.143.953,27 1.819.203.858,25 8,54% 1.151.500.000 -31,30% 16 V (DAK) 824.187.181,97 778.528.903,17 -5,54% 850.500.000 3,19% Sumber : Hasil perhitungan
  • 69. 69 Lanjutan Tabel 5.12 Komparasi Model Estimasi Biaya Pemeliharaan Jalan NAMA BIAYA TOTAL COST SIGNIFICANT MODEL METODE PARAMETER PANJANG JALAN No PAKET PROYEK PELAKSANAAN ESTIMASI BIAYA AKU RASI ESTIMASI BIAYA AKU RASI ( Rp.) ( Rp.) ( Rp.) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 17 VI (DAK) 632.651.825,54 623.608.391,41 -1,43% 742.000.000 17,28% 18 VII (DAK) 653.261.008,47 592.916.820,13 -9,24% 794.500.000 21,62% 19 VIII (DAK) 800.187.647,85 711.662.839,66 -11,06% 1.190.000.000 48,72% 20 IX (DAK) 795.125.511,98 760.431.375,16 -4,36% 924.000.000 16,21% 21 X (DAK) 454.502.758,24 408.635.850,08 -10,09% 465.500.000 2,42% 22 I 1.073.910.669,26 895.734.820,70 -16,59% 1.202.500.000 11,97% 23 II 653.198.852,12 683.932.906,90 4,71% 845.000.000 29,36% 24 III 502.942.321,64 492.947.959,76 -1,99% 650.000.000 29,24% 25 IV 869.866.550,24 829.168.862,37 -4,68% 585.000.000 -32,75% 26 V 636.363.644,43 503.012.959,17 -20,96% 341.250.000 -46,38% 27 VI 947.253.783,76 1.193.260.979,74 25,97% 1.072.500.000 13,22% 28 VII 828.746.075,50 779.846.128,16 -5,90% 845.000.000 1,96% 29 VIII 657.822.590,98 586.398.849,63 -10,86% 633.750.000 -3,66% 30 IX 894.357.607,65 926.860.741,11 3,63% 1.218.750.000 36,27% 31 X 645.423.216,07 613.056.124,10 -5,01% 812.500.000 25,89% 32 XI 1.029.247.928,19 1.115.436.729,82 8,37% 1.365.000.000 32,62% 33 XII 1.176.435.800,90 1.272.626.731,51 8,18% 1.462.500.000 24,32% 34 XIII 1.013.901.106,95 842.268.551,09 -16,93% 1.202.500.000 18,60% 35 XIV 218.838.367,80 271.089.769,88 23,88% 276.250.000 26,23% 36 I 2.127.763.637,80 2.490.073.632,84 17,03% 2.400.000.000 12,79% 37 II 1.799.135.510,52 1.394.239.615,20 -22,51% 1.356.300.000 -24,61% Sumber : Hasil perhitungan
  • 70. 70 Lanjutan Tabel 5.12 Komparasi Model Estimasi Biaya Pemeliharaan Jalan NAMA BIAYA TOTAL COST SIGNIFICANT MODEL METODE PARAMETER PANJANG JALAN No PAKET PROYEK PELAKSANAAN ESTIMASI BIAYA AKU RASI ESTIMASI BIAYA AKU RASI ( Rp.) ( Rp.) ( Rp.) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 38 III 1.816.804.977,07 1.994.905.301,20 9,80% 2.220.000.000 22,19% 39 IV 1.631.818.982,48 1.698.091.880,17 4,06% 2.205.000.000 35,13% 40 V 1.124.493.340,37 1.092.748.678,09 -2,82% 1.507.200.000 34,03% 41 VI 48.965.525,65 53.640.659,27 9,55% 79.200.000 61,75% 42 VII 581.667.990,41 577.439.468,53 -0,73% 712.800.000 22,54% 43 I 727.849.493,79 655.526.592,70 -9,94% 522.500.000 -28,21% 44 II 864.245.021,06 907.837.350,42 5,04% 1.065.350.000 23,27% 45 III 1.457.116.491,91 1.667.476.229,46 14,44% 2.090.000.000 43,43% 46 IV 1.032.729.424,21 1.285.280.623,88 24,45% 1.560.900.000 51,14% 47 V 1.111.655.572,71 1.170.306.026,51 5,28% 1.567.500.000 41,01% 48 VI 608.269.225,64 747.128.348,15 22,83% 880.000.000 44,67% Max 26,84% 61,75% Min -25,21% -46,38% Rata-rata 12,53% 34,37% Sumber : Hasil perhitungan Dari komparasi model seperti tabel 5.12 (halaman 68 s/d 70) akurasi model yang bernilai positif menyatakan bahwa estimasi biaya lebih besar biaya pelaksanaan (biaya aktual). Sedangkan sebaliknya, akurasi model yang bernilai negatif menyatakan bahwa estimasi biaya lebih kecil dari biaya pelaksanaan (biaya aktual).
  • 71. 71 Akurasi dengan “Cost Significant Model” berkisar antara -25,21% sampai dengan +26,84%, dengan rata-rata +12,53%. Sedangkan dengan metode parameter panjang jalan yang selama ini digunakan pada Bidang Marga Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana, berkisar antara -46,38% sampai dengan +61,75%, dengan rata-rata + 34,37%. Estimasi biaya dengan “Cost Significant Model” yang dikembangkan menghasilkan estimasi yang lebih baik dibandingkan dengan estimasi dengan menggunakan parameter panjang jalan.
  • 72. BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat diperoleh simpulan sebagai berikut : 1. Bahan aspal berpengaruh secara signifikan terhadap biaya berkala jalan kabupaten di Kabupaten Jembrana, dimana 81,40%biaya pemeliharaan jalan dipengaruhi oleh bahan aspal, sedangkan sisanya 18,60% dipengaruhi oleh sebab-sebab lain. 2. Model estimasi biaya pemeliharaan berkala jalan kabupaten dengan Significant Model” di Kabupeten Jembrana adalah : Y = 20.692,264 + 9,28 X2’ dengan, Y = Biaya pemeliharaan berkala jalan per m2 luas jalan dengan konstruksi HRS tebal 3 cm (Rp/m2 ). X2’ = Harga satuan aspal per kg (Rp/kg). 3. Akurasi model estimasi biaya pemeliharaan berkala jalan dengan metode “Cost Significant Model” adalah berkisar antara -25,21% sampai +26,84%, dengan rata-rata +12,53%. 4. Estimasi dengan “Cost Significant Model” menghasilkan estimasi lebih baik bila dibandingkan dengan estimasi menggunakan parameter panjang jalan yang selama ini digunakan pada Bidang Bina Marga Dinas 72
  • 73. 73 Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana yang akurasinya berkisar antara -46,38% sampai dengan +61,75%, dengan rata-rata + 34,37%. 6.2. Saran Berdasarkan dari simpulan penelitian sebagaimana yang telah sebelumnya, maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut : 1. Berdasarkan akurasi model yang didapatkan, maka estimasi biaya dengan “Cost Significant Model” baik digunakan pada tahap awal untuk menyusun anggaran proyek pemeliharaan berkala jalan kabupaten di Kabupaten Jembrana. 2. Untuk mengestimasi biaya pemeliharaan jalan kabupaten tahun berikutnya, diharapkan memperhitungkan besarnya inflasi yang pada tahun bersangkutan.
  • 74. DAFTAR PUSTAKA Algifari. 2000. Analisis Regresi : Teori, Kasus, dan Solusi. Yogyakarta : BPFE. Anonim. 2000. Modul Pelatihan : Teknik-Teknik Pemeliharaan Jalan. Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Bina Marga. Anonim. 2004. Undang - Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan. Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Bina Marga. Anonim. 2006. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 34 Tahun 2006 Anonim. 2007. Klasifikasi Jaringan Jalan Menurut Fungsi (Peranan) Dan Status (Wewenang Pengaturan). Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Bina Anonim. 2007. Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 42/PRT/2007. Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum. Budi, Triton Prawira. 2006. SPSS 13.0 Terapan; Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta : Andi Offset. Dipohusodo, Istimawan 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid 2. Ervianto, Wulfram I. 2002. Manajemen Proyek Konstruksi, Yogyakarta : Andi Giatman, M. 2007. Ekonomi Teknik. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Hajek, Victor G. 1994. Manajemen Proyek Perekayasaan. Jakarta : Erlangga. Hifni, M. 1988. Metode Statistik. Malang : Politeknik Universitas Brawijaya. Kushartini, Maria G. 2000. Pengembangan “Cost Significant Modeling” Untuk Nasution, S. 2008. Buku Penuntun Membuat Tesis, Skripsi, Disertasi, Makalah. Jakarta : PT. Dwi Aksara 74
  • 75. 75 Pemayun, I D.G.A. 2003. Praktek Estimasi Biaya Dengan Metode “Cost Significant Model” Pada Bangunan Gedung Yang Memakai Arsitektur Bali Poh, Paul SH dan Horner R Malcolm W .1995. Cost-Significant Modelling- Its Potential For Use In South-East Asia : Paper in Engineering, Construction and Architectural Management. Riduwan, 2003. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta. Santoso, Singgih. 2002. Mengolah Data Statistik Secara Profesional SPSS Versi Soedrajat, A. 1985. Manajemen Ekonomi Proyek. Jakarta : Nova. Soeharto, Imam. 1995. Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional. Jakarta : Erlangga. Sutjipto, R. 1986. Manajemen Proyek Konstruksi 2. Surabaya : Kartika Yudha. Tri Mulyawan. 1999. Analisis Model Perkiraan Biaya Pekerjaan Struktur Gedung