SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Download to read offline
HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DENGAN
EKSASERBASI AKNE VULGARIS PADA SANTRIWATI
PONDOK PESANTREN MODERN ISLAM ASSALAAM
SURAKARTA
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat sarjana S-1
Diajukan Oleh :
Evi Aprilia
J 500 060 031
Kepada :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akne vulgaris atau lebih dikenal dengan nama jerawat oleh masyarakat
awam, merupakan penyakit yang sering dijumpai di Indonesia. Penyakit ini
menyerang folikel pilosebasea ini terutama terdapat pada usia remaja dan dewasa
muda antara usia 15-19 tahun pada wanita dan 17-21 tahun pada pria. Tidak
jarang orang-orang yang lebih muda atau lebih tua terkena (Wasiatmadja, 2005).
Biasanya akne atau jerawat mulai timbul pada masa pubertas (Enny S, 2003).
Akne bisa berkaitan dengan endokrin (Graham et al., 2005). Pada wanita terlihat
insiden terbanyak terdapat pada usia 14-17 tahun dan sering terjadi saat
premenarke, sedangkan pada laki-laki terdapat pada umur 16-19 tahun. Hal ini
terjadi karena pada waktu pubertas terdapat kenaikan dari hormon androgen yang
beredar dalam darah yang dapat menyebabkan hiperplasia dan hipertrofi dari
glandula sebasea (Enny S, 2003).
Dari survei kawasan Asia Tenggara, terdapat 40-80 % kasus akne, sedangkan
di Indonesia, catatan kelompok studi dermatologi kosmetika Indonesia,
menunjukkan terdapat 60% penderita akne ditahun 2006 dan 80 % pada tahun
2007. Dari kasus di tahun 2007, kebanyakan penderitanya adalah remaja dan
dewasa yang berusia antara 11-30 tahun, sehingga beberapa tahun belakangan ini
para ahli dermatologi di Indonesia mempelajari patogenesis terjadinya akne
vulgaris (Anonim, 2008).
Akne memiliki etiologi yang komplek, yaitu antara lain meliputi gangguan
keratinisasi, fungsi hormonal, pertumbuhan bakteri, dan hipersensitivitas imun
(Webster, 2002). Akne merupakan salah satu tanda maturnya pubertas dan
terdapat hubungan antara peningkatan serum dan sekresi hormon androgen
(Herane I.Maria, Ando I, 2003). Lesi akne bervariasi tergantung pada waktu.
Sebagian besar pasien menyadari adanya fluktuasi yang besar baik dalam hal
jumlah maupun tingkat keparahan bintik-bintik, sedangkan pada gadis hal itu
seringkali berhubungan dengan siklus menstruasi (Graham et al., 2005).
1
Patogenesis jerawat rumit dan berhubungan dengan banyak faktor (El-Akawi,
2006). Salah satunya adalah faktor hormon yang sangat jelas terlihat pada wanita
menjelang menstruasi (Muizzuddin et al., 2004). Hormon sangat berefek pada
ekskresi sebum yang mengakibatkan hiperkeratinisasi di folikel sehingga
mempengaruhi timbulnya jerawat (Thiboutot D, Chen W, 2003). Produksi sebum
yang distimulasi oleh hormon androgen menyebabkan pertumbuhan akne
(Cordain et al., 2002). Hormon androgen (biasanya dalam kadar yang normal)
merangsang peningkatan produksi sebum, folikel rambut terutama yang
mengandung kelenjar sebasea besar (pada wajah, leher, dada, dan punggung)
menjadi tersumbat karena hiperkeratosis. Hal ini menimbulkan komedo tertutup,
di dalam folikel bakteri anaerob obligat (Propionibacterium acne) mengadakan
proliferasi. Propionibacterium acne bereaksi pada sebum mengeluarkan zat-zat
kimia yang menyebabkan peradangan. Zat-zat kimia tersebut bocor ke dermis di
sekitarnya, tubuh memberikan respons peradangan akut yang intensif, akibatnya
terbentuk papula, pustula, atau nodula (Graham et al., 2005).
Eksaserbasi jerawat pramenstruasi dialami oleh 97,6 % pasien jerawat
perempuan, sedangkan 2,4 % dari mereka tidak merasakan pengaruh mentruasi
mereka pada timbulnya jerawat (El-Akawi, 2006). Jerawat sebelum menstruasi
terjadi pada 44% perempuan dalam tahap akhir menstruasi. Sebuah studi
menunjukkan bahwa kejadian jerawat pramenstruasi per periode menstruasi
dalam individu adalah 63 % (Tehrani et al., 2004).
Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam Surakarta merupakan
Pusat pendidikan yang mengharuskan para santri dan santriwati untuk tinggal di
pesantren, sehingga kegiatan yang mereka lakukan terjadwal dengan baik dan
teratur (Anonim, 2010). Dengan kegiatan santriwati yang teratur dan hampir sama
diharapkan dapat meminimalisir perbedaan faktor resiko terjadinya akne vulgaris.
Perbedaan faktor resiko yang dapat diminimalisir antara lain adalah asupan
makanan setiap hari, kegiatan outdoor yang mengakibatkan terkenanya paparan
sinar matahari juga hampir sama, selain itu iklim dan ras yang juga sama.
Dari data penelitian Tehrani (2004) kasus eksaserbasi akne vulgaris pada
wanita menjelang menstruasi ternyata cukup tinggi. Sedangkan penyebab akne
2
vulgaris itu sendiri masih banyak terjadi perbedaan pendapat. Oleh karena itu
penulis tertarik untuk meneliti adanya hubungan antara menstruasi dengan
eksaserbasi akne vulgaris pada santriwati kelas XI SMA dimana pada usia ini
prevalensi akne vulgaris paling tinggi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah penelitian ini
adalah: “Adakah hubungan antara menstruasi dengan eksaserbasi akne vulgaris
pada santriwati SMA PPMI Assalaam Surakarta?”.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara menstruasi
dengan eksaserbasi akne vulgaris pada santriwati SMA PPMI Assalaam
Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dapat memberi masukan terhadap pengembangan ilmu kedokteran dan
penelitian selanjutnya tentang akne vulgaris. Dapat mendukung penelitian-
penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa menstruasi menyebabkan
eksaserbasi akne vulgaris serta dapat menjadi acuan untuk penelitian
selanjutnya
2. Manfaat Aplikatif
Penelitian ini dapat bermanfaat praktis kemungkinan manipulasi
hormonal untuk pengembangan terapi akne vulgaris.
3

More Related Content

Similar to Cover n bab i hubungan menstruasi dg jerawat

Jtptunimus gdl-kurniamagh-5595-2-babi
Jtptunimus gdl-kurniamagh-5595-2-babiJtptunimus gdl-kurniamagh-5595-2-babi
Jtptunimus gdl-kurniamagh-5595-2-babi
Chenk Alie Patrician
 
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Septian Muna Barakati
 
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Operator Warnet Vast Raha
 
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Operator Warnet Vast Raha
 
Hubungan peng kes dengan perilaku hiegenes menstruasi
Hubungan peng kes dengan perilaku hiegenes menstruasiHubungan peng kes dengan perilaku hiegenes menstruasi
Hubungan peng kes dengan perilaku hiegenes menstruasi
rsd kol abundjani
 

Similar to Cover n bab i hubungan menstruasi dg jerawat (20)

Jtptunimus gdl-kurniamagh-5595-2-babi
Jtptunimus gdl-kurniamagh-5595-2-babiJtptunimus gdl-kurniamagh-5595-2-babi
Jtptunimus gdl-kurniamagh-5595-2-babi
 
Sabun sirih
Sabun sirihSabun sirih
Sabun sirih
 
2. makalah PMS
2. makalah PMS2. makalah PMS
2. makalah PMS
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
 
Makalah endometriosis
Makalah endometriosisMakalah endometriosis
Makalah endometriosis
 
ACNE KELOMPOK 1 FT 1.pptx
ACNE KELOMPOK 1 FT 1.pptxACNE KELOMPOK 1 FT 1.pptx
ACNE KELOMPOK 1 FT 1.pptx
 
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
 
31923528 bab-1-6
31923528 bab-1-631923528 bab-1-6
31923528 bab-1-6
 
31923528 bab-1-6
31923528 bab-1-631923528 bab-1-6
31923528 bab-1-6
 
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
Hubungan antara infertilitas dengan tingkat depresi pada wanita infertilitas ...
 
Riset keputihan fisiologis
Riset keputihan fisiologisRiset keputihan fisiologis
Riset keputihan fisiologis
 
Pengaruh faktor resiko akne vulgaris terhadap mahasiswa
Pengaruh faktor resiko akne vulgaris terhadap mahasiswaPengaruh faktor resiko akne vulgaris terhadap mahasiswa
Pengaruh faktor resiko akne vulgaris terhadap mahasiswa
 
Bab i revisi
Bab i revisiBab i revisi
Bab i revisi
 
Hubungan peng kes dengan perilaku hiegenes menstruasi
Hubungan peng kes dengan perilaku hiegenes menstruasiHubungan peng kes dengan perilaku hiegenes menstruasi
Hubungan peng kes dengan perilaku hiegenes menstruasi
 
Refreshing dismenore
Refreshing   dismenoreRefreshing   dismenore
Refreshing dismenore
 
65772511 proposal-farid
65772511 proposal-farid65772511 proposal-farid
65772511 proposal-farid
 
Proposal kti keperawatan
Proposal kti keperawatanProposal kti keperawatan
Proposal kti keperawatan
 
Ppt kelompok iii
Ppt kelompok iiiPpt kelompok iii
Ppt kelompok iii
 
askep infertilisasi
askep infertilisasiaskep infertilisasi
askep infertilisasi
 

More from Chenk Alie Patrician (20)

Senam hamil
Senam hamilSenam hamil
Senam hamil
 
Ibu bayi sehat
Ibu bayi sehatIbu bayi sehat
Ibu bayi sehat
 
Tanda tanda bahaya nifasdan bbl
Tanda tanda bahaya nifasdan bblTanda tanda bahaya nifasdan bbl
Tanda tanda bahaya nifasdan bbl
 
Tanda tanda bahaya nifasdan bbl
Tanda tanda bahaya nifasdan bblTanda tanda bahaya nifasdan bbl
Tanda tanda bahaya nifasdan bbl
 
Senam nifas
Senam nifasSenam nifas
Senam nifas
 
Senam hamil
Senam hamilSenam hamil
Senam hamil
 
Memandikan bayi
Memandikan bayiMemandikan bayi
Memandikan bayi
 
Memandikan bayi haha
Memandikan bayi hahaMemandikan bayi haha
Memandikan bayi haha
 
Liflet payudara kel 7
Liflet payudara kel 7Liflet payudara kel 7
Liflet payudara kel 7
 
Leaflet tnda bhya
Leaflet tnda bhyaLeaflet tnda bhya
Leaflet tnda bhya
 
Leaflet senam hamil
Leaflet senam hamilLeaflet senam hamil
Leaflet senam hamil
 
Leaflet pemeriksaan ibu hamil
Leaflet pemeriksaan ibu hamilLeaflet pemeriksaan ibu hamil
Leaflet pemeriksaan ibu hamil
 
Leaflet panduan pijat bayi cie
Leaflet panduan pijat bayi cieLeaflet panduan pijat bayi cie
Leaflet panduan pijat bayi cie
 
Leaflet imunisasi
Leaflet imunisasiLeaflet imunisasi
Leaflet imunisasi
 
Leaflet hamil berkualitas
Leaflet hamil berkualitasLeaflet hamil berkualitas
Leaflet hamil berkualitas
 
Leaflet bersalin
Leaflet bersalinLeaflet bersalin
Leaflet bersalin
 
Leaflet perawatan payudarah
Leaflet   perawatan payudarahLeaflet   perawatan payudarah
Leaflet perawatan payudarah
 
Ketidaknyamanan masa kehamilan
Ketidaknyamanan masa kehamilanKetidaknyamanan masa kehamilan
Ketidaknyamanan masa kehamilan
 
Kb kumplit
Kb kumplitKb kumplit
Kb kumplit
 
Kb k omplit
Kb k omplitKb k omplit
Kb k omplit
 

Cover n bab i hubungan menstruasi dg jerawat

  • 1. HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DENGAN EKSASERBASI AKNE VULGARIS PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN MODERN ISLAM ASSALAAM SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Diajukan Oleh : Evi Aprilia J 500 060 031 Kepada : FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akne vulgaris atau lebih dikenal dengan nama jerawat oleh masyarakat awam, merupakan penyakit yang sering dijumpai di Indonesia. Penyakit ini menyerang folikel pilosebasea ini terutama terdapat pada usia remaja dan dewasa muda antara usia 15-19 tahun pada wanita dan 17-21 tahun pada pria. Tidak jarang orang-orang yang lebih muda atau lebih tua terkena (Wasiatmadja, 2005). Biasanya akne atau jerawat mulai timbul pada masa pubertas (Enny S, 2003). Akne bisa berkaitan dengan endokrin (Graham et al., 2005). Pada wanita terlihat insiden terbanyak terdapat pada usia 14-17 tahun dan sering terjadi saat premenarke, sedangkan pada laki-laki terdapat pada umur 16-19 tahun. Hal ini terjadi karena pada waktu pubertas terdapat kenaikan dari hormon androgen yang beredar dalam darah yang dapat menyebabkan hiperplasia dan hipertrofi dari glandula sebasea (Enny S, 2003). Dari survei kawasan Asia Tenggara, terdapat 40-80 % kasus akne, sedangkan di Indonesia, catatan kelompok studi dermatologi kosmetika Indonesia, menunjukkan terdapat 60% penderita akne ditahun 2006 dan 80 % pada tahun 2007. Dari kasus di tahun 2007, kebanyakan penderitanya adalah remaja dan dewasa yang berusia antara 11-30 tahun, sehingga beberapa tahun belakangan ini para ahli dermatologi di Indonesia mempelajari patogenesis terjadinya akne vulgaris (Anonim, 2008). Akne memiliki etiologi yang komplek, yaitu antara lain meliputi gangguan keratinisasi, fungsi hormonal, pertumbuhan bakteri, dan hipersensitivitas imun (Webster, 2002). Akne merupakan salah satu tanda maturnya pubertas dan terdapat hubungan antara peningkatan serum dan sekresi hormon androgen (Herane I.Maria, Ando I, 2003). Lesi akne bervariasi tergantung pada waktu. Sebagian besar pasien menyadari adanya fluktuasi yang besar baik dalam hal jumlah maupun tingkat keparahan bintik-bintik, sedangkan pada gadis hal itu seringkali berhubungan dengan siklus menstruasi (Graham et al., 2005). 1
  • 3. Patogenesis jerawat rumit dan berhubungan dengan banyak faktor (El-Akawi, 2006). Salah satunya adalah faktor hormon yang sangat jelas terlihat pada wanita menjelang menstruasi (Muizzuddin et al., 2004). Hormon sangat berefek pada ekskresi sebum yang mengakibatkan hiperkeratinisasi di folikel sehingga mempengaruhi timbulnya jerawat (Thiboutot D, Chen W, 2003). Produksi sebum yang distimulasi oleh hormon androgen menyebabkan pertumbuhan akne (Cordain et al., 2002). Hormon androgen (biasanya dalam kadar yang normal) merangsang peningkatan produksi sebum, folikel rambut terutama yang mengandung kelenjar sebasea besar (pada wajah, leher, dada, dan punggung) menjadi tersumbat karena hiperkeratosis. Hal ini menimbulkan komedo tertutup, di dalam folikel bakteri anaerob obligat (Propionibacterium acne) mengadakan proliferasi. Propionibacterium acne bereaksi pada sebum mengeluarkan zat-zat kimia yang menyebabkan peradangan. Zat-zat kimia tersebut bocor ke dermis di sekitarnya, tubuh memberikan respons peradangan akut yang intensif, akibatnya terbentuk papula, pustula, atau nodula (Graham et al., 2005). Eksaserbasi jerawat pramenstruasi dialami oleh 97,6 % pasien jerawat perempuan, sedangkan 2,4 % dari mereka tidak merasakan pengaruh mentruasi mereka pada timbulnya jerawat (El-Akawi, 2006). Jerawat sebelum menstruasi terjadi pada 44% perempuan dalam tahap akhir menstruasi. Sebuah studi menunjukkan bahwa kejadian jerawat pramenstruasi per periode menstruasi dalam individu adalah 63 % (Tehrani et al., 2004). Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam Surakarta merupakan Pusat pendidikan yang mengharuskan para santri dan santriwati untuk tinggal di pesantren, sehingga kegiatan yang mereka lakukan terjadwal dengan baik dan teratur (Anonim, 2010). Dengan kegiatan santriwati yang teratur dan hampir sama diharapkan dapat meminimalisir perbedaan faktor resiko terjadinya akne vulgaris. Perbedaan faktor resiko yang dapat diminimalisir antara lain adalah asupan makanan setiap hari, kegiatan outdoor yang mengakibatkan terkenanya paparan sinar matahari juga hampir sama, selain itu iklim dan ras yang juga sama. Dari data penelitian Tehrani (2004) kasus eksaserbasi akne vulgaris pada wanita menjelang menstruasi ternyata cukup tinggi. Sedangkan penyebab akne 2
  • 4. vulgaris itu sendiri masih banyak terjadi perbedaan pendapat. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti adanya hubungan antara menstruasi dengan eksaserbasi akne vulgaris pada santriwati kelas XI SMA dimana pada usia ini prevalensi akne vulgaris paling tinggi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah penelitian ini adalah: “Adakah hubungan antara menstruasi dengan eksaserbasi akne vulgaris pada santriwati SMA PPMI Assalaam Surakarta?”. C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara menstruasi dengan eksaserbasi akne vulgaris pada santriwati SMA PPMI Assalaam Surakarta. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Dapat memberi masukan terhadap pengembangan ilmu kedokteran dan penelitian selanjutnya tentang akne vulgaris. Dapat mendukung penelitian- penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa menstruasi menyebabkan eksaserbasi akne vulgaris serta dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya 2. Manfaat Aplikatif Penelitian ini dapat bermanfaat praktis kemungkinan manipulasi hormonal untuk pengembangan terapi akne vulgaris. 3