Makalah ini membahas realisasi kegiatan mingguan guru bimbingan dan konseling di sekolah, mencakup pelaksanaan pembelajaran klasikal dan nonklasikal, serta permasalahan yang terjadi dalam kegiatan klasikal seperti kedisiplinan siswa.
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
makalah bk.pdf
1. 1
MAKALAH
REALISASI KEGIATAN MINGGUAN
Dosen Pengampu : Dr.Nur aini, M.S
Disusun Oleh :
1. Dara Rizkia Nabila (1231111065)
2. Indana Sukhfa (1231111057)
3. Julia Citra Taringan (1233111152)
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TA. 2023/2024
2. 2
DAFTAR ISI
REALISASI KEGIATAN MINGGUAN........................................................................ 1
DAFTAR ISI......................................................................................................................................... 2
BAB I................................................................................................................................................. 3
1.1 REALISASI KEGIATAN MINGGUAN............................................................................................. 3
A.Pembelajaran/Pelayanan di Dalam Waktu Jam Pembelajaran ..................................... 3
1.1.1 Pembelajaran di Dalam Waktu Jam Pembelajaran ................................................. 3
Kegiatan Klasikal Terjadwal.......................................................................................... 3
1.1.2 Pelayanan di Dalam Waktu Jam pembelajaran....................................................... 4
Kegiatan Nonklasikal .................................................................................................... 4
1.1.3 Pelaksana Pelayanan Bimbingan Dan Konseling................................................... 5
BAB II ................................................................................................................................................ 6
PERMASALAHAN ........................................................................................................................... 6
A.PEMBELAJARAN DI DALAM WAKTU JAM PEMBELAJARAN ......................... 6
2.1 Kasus/Permasalahan di dalam Kegiatan Klasikal Terjadwal ..................................... 6
BAB III ............................................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN............................................................................................................................... 7
Pembelajaran di Dalam Waktu Jam Pembelajaran.......................................................................... 7
3.1 Kasus/Permasalahan di dalam Kegiatan Klasikal Terjadwal ..................................... 7
BAB IV............................................................................................................................................... 8
4.1 Kesimpulan.............................................................................................................................. 8
4.2 Saran....................................................................................................................................... 8
1.Rekayasa Ide .............................................................................................................. 8
2.Project........................................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. 9
3. 3
BAB I
1.1 REALISASI KEGIATAN MINGGUAN
Tujuan:
Setelah mempelajari bab ini anda diharapkan dapat memahami dan memiliki wawasan dan
keterampilan tentang realisasi kegiatan mingguan pelayanan BK pada satuan-satuan
pendidikan, yang meliputi :
A.Pembelajaran/Pelayanan di Dalam Waktu Jam Pembelajaran
Guru BK atau Konselor menyelenggarakan pelayanan BK untuk seluruh peserta didik
yang menjadi asuhannya/ampuannya (minimal 150 orang) dalam kinerjanya setiap hari,
setiap minggu sepanjang tahun ajaran. Kegiatan pelayanan tersebut dilaksanakan dalam
format klasikal dan nonklasikal (individual, kelompok, lapangan dan kolaboratif), baik dalam
waktu jam pelajaran maupun di luar waktu jam pelajaran. Kinerja Guru BK atau Konselor itu
diwujudkan sedemikian rupa sampai minimal terpenuhinya kegiatan kinerja pendidik secara
resmi dengan volume minimal 24 JP perminggu.
1.1.1 Pembelajaran di Dalam Waktu Jam Pembelajaran
Kegiatan Klasikal Terjadwal
Kegiatan mingguan terjadwal dilaksanakan oleh Guru DK atau Konselor untuk semua
rombongan belajar di kelas-kelas peserta didik yang menjadi tanggung jawab asuhannya
(minimal 150 orang). Misalnya peserta didik asuhan/ampuan sebanyak (minimal) 150 orang
itu tersebar di lima kelas (seperti contoh pada Tabel 1). Dalam kondisi seperti itu Guru BK
atau Konselor dalam satu minggu secara terjadwal diwajibkan melakukan pelayanan BK di
masing-masing kelas tersebut dengan volume waktu 2 (dua) JP. Dengan demikian, dalam
satu minggu Guru B atau Konselor secara keseluruhan berkinerja 5 x 2 JP 10 JP dalam
seminggu)
Materi pembelajaran/pelayanan klasikal untuk semua kelas yang menjadi tanggung
jawab Guru BK atau Konselor itu dapat diambil dari jabaran tema-tema atau sub tema
sebagaimana dibicarakan pada Bab II.C. Substansi pemebalajaran/pelayanan ini diangkatkan
melalui forma klasikal dalam bentuk layanan Informasi, Penempatan dan Penyaluran,
Penguasaan Konten, dan Orientasi serta kegiatan pendukung Aplikasi Instrumentasi". Untuk
setiap kali kegiatan klasikal itu Guru BK ata Konselor terlebih dahulu menyusun
RPL/SATLAN (Rencana Program Layanan/satuan layanan) dan RKP/SATKUNG (Rencana
Kegiatan Pendukung/Satuan Kegiatan Pendukung) yang selanjutnya disertai LAPELPROG
(Layanan Perencanaan Program) setelah kegiatan pembelajaran/pelayanan yang
dimaksudkan itu terlaksanakan.
4. 4
1.1.2 Pelayanan di Dalam Waktu Jam pembelajaran
Kegiatan Nonklasikal
Selain melakukan kegiatan klasikal terjadwal dalam waktu jam pembelajaran, Guru BK
atau Konselor dapat pula menyelenger kan kegiatan nonklasikal, baik yang telah terprogram
dalam Program Tahunan Semesteran Bulanan Mingguan), maupun secara insidentail untuk
kegiatan layanan dan atau pendukung yang perla dilaksanakan Seperti dikemukakan di atas,
kegiatan nonklasikat di fuar waktu jam pembelajaran perlu dilakukan sebagai tindak lanjut
dari pelayanan klasikal terjadwal. Kegiatan yang dimaksud adalah
a. Konferensi Kasus
Konferensi Kasus dapat dilaksanakan di dalam waktu Jam pembelajaran tanpa
mengganggu kegiatan pembelajaran terjadwal bagi para pesertanya. Kegiatan ini
diprogramkan, di persiapkan (dengan RPL/SATLAN dan/atau RKP/SATKUNG) dan
dipimpin pelaksanaannya oleh Guru BK atau. Konselor dan diikuti oleh pihak- pihak terkait
yang mampu memberikan sumbangan positif terhadap masalah yang dikaji seperti Guru
Mata Pelajaran, Wali Kelas, Orang Tua, dan/atau Nara Sumber yang relevan. Jika diperlukan
peserta didik yang terkait dengan masalah yang dibahas dapat diikutsertakan dalam
Konferensi Kasus, dengan catatan keikutsertaan peserta didik itu tidak merugikan dirinya
dalam kegiatan pembelajaran". Kegiatan Konferensi Kasus ini disertai oleh disusunnya
LAPELPROG.
b. Layanan Konsultasi
Guru BK atau Konselor dapat menyelenggarakan layanan Konsultasi dengan konsulti
yang datang sendiri ataupun yang dipanggil/diundang"). Konsultasi dengan konsulti di luar
kaitanya dengan satuan pendidikan volume waktunya tidak dapat dimasukkan
c. Kunjungan Rumah
Kunjungan Rumah dapat dilakukan oleh Guru BK atau Konselor baik di dalam maupun
di luar waktu jam pembelajaran. Kegiatan Kunjungan Rumah harus seiizin peserta didik dan
sepengetahuan orang tuanya sebelum kunjungan dilakukan. RKP/SATKUNG Kunjungan
Rumah disertai dengan LAPELPROG-nya.
d. Pengolahan Data
Pengolahan data hasil Apalikasi Instrumentasi sampai dengan datanya siap untuk
disampaikan kepada peserta didik yang bersangkutan, volume waktunya tidak dapat
digabungkan ke dalam kinerja resmi dalam hitungan JP, karena hal itu sudah termasuk
hitungan JP masuk kelas (kegiatan klasikal terjadwal). Demikian juga dengan pengolahan
data absensi peserta didik dan pengaturan Himpunan Data volume waktunya tidak dapat
dimasukkan ke dalam kinerja wajib dengan hitungan JP.
e. Kegiatan Pengembangan
5. 5
Selain kegiatan klasikal dan nonklasiskal pembelajaran/ pelayanan BK tersebut di atas,
Guru BK atau Konselor perlu juga berpartisipasi aktif dalam kegiatan pengembangan satuan
pendidikan pada umumnya, khususnya demi pengembangan potensi peserta didik secara
optimal. Kegiatan seperti kepanitiaan di satuan pendidikan, seminar, lomba, dan
ekstrakurikuler perlu menjadi perhatian Guru BK atau Konselor, apalagi kalau hal itu
menyangkut kepentingan peserta didik yang menjadi subjek ampuan/asuhan Guru BK atau
Konselor.
Satu hal yang lebih khusus adalah berkenaan dengan pengembangan, pemilihan
penetapan, penyaluran, dan pendampingan peminatan peserta didik. Sebagian dari substansi
peminatan peserta didik itu memang telah terangkatkan melalui penyelenggaraan
pembelajaran/pelayanan klasikal terjadwal; tetapi di samping itu ada beberapa hal yang perlu
dilaksanakan oleh Guru BK atau Konselor di luar kegiatan terjadwal itu. Kelima langkah
pengembangan peminatan peserta didik, empat alternatif dalam pemilihan/penetapan
peminatan peserta didik (yang mana satuan pendidikan dapat memilih satu dari empat
alternatif tersebut, sesuai dengan kondisi dan kemampuan satuan pendidikan yang
bersangkutan), dan adanya dua pola penyelenggaraan pemilihan/penetapan peminatan bagi
peserta didik baru yang memasuki SMA/MA dan SMK/MAK. Dua pola itu adalah (1)
pemilihan/penetapan peminatan siswa baru yang disclanggarakan bersamaan dengan
pendaftaran masuk siswa baru tersebut, dan (2) pemilihan/penetapan peminatan siswa baru
yang diselanggarakan sesudah 1-2 minggu siswa baru diterima. Langkah-langkah
pengembangan peminatan, alternatif pemilihan penetapan peminatan, dan pola
pemilihan/penetapan peminatan siswa baru tersebut sepenuhnya memerlukan perhatian dan
partisipasi Guru BK atau Konselor untuk dapat ikut serta menyukseskannya.
1.1.3 Pelaksana Pelayanan Bimbingan Dan Konseling
Sebagai pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling, Guru Bimbingan dan
Konseling atau Konselor bertugas dan berkewajiban menyelenggarakan layanan yang
mengarah pada (1) pelayanan dasar, (2) pelayanan pengembangan, (3) pelayanan peminatan
studi, (4) pelayanan teraputik, dan (5) pelayanan diperluas.
1. Pelayanan Dasar, yaitu pelayanan mengarah kepada terpenuhinya kebutuhan siswa
yang paling elementer, yaitu kebutuhan makan dan minum, udara segar, dan kesehatan,
serta kebutuhan hubungan sosio-emosional. Orang tua, guru dan orang-orang yang
dekat (significant persons) memiliki peranan paling dominan dalam pemenuhan
kebutuhan dasar siswa.
2. Pelayanan Pengembangan, yaitu pelayanan untuk mengembangkan potensi peserta
didik sesuai dengan tahap-tahap dan tugas-tugas perkembangannya.
3. Pelayanan Arah Peminatan/Lintas Minat/Pendalaman Minat Studi Siswa, yaitu
pelayanan yang secara khusus tertuju kepada peminatan/lintas minat/pendalaman
minat peserta didik sesuai dengan konstruk dan isi kurikulum yang ada.
4. Pelayanan Teraputik, yaitu pelayanan untuk menangani pemasalahan yang
diakibatkan oleh gangguan terhadap pelayanan dasar dan pelayanan pengembangan,
serta pelayanan peminatan.
5. Pelayanan diperluas, yaitu pelayanan dengan sasaran di luar diri siswa pada satuan
pendidikan, seperti personil satuan pendidikan, orang tua, dan warga masyarakat
6. 6
lainnya yang semuanya itu terkait dengan kehidupan satuan pendidikan dengan arah
pokok terselenggaranya dan suskesnya tugas utama satuan pendidikan, proses
pembelajaran, optimalisasi pengembangan potensi peserta didik.
BAB II
PERMASALAHAN
A.PEMBELAJARAN DI DALAM WAKTU JAM PEMBELAJARAN
2.1 Kasus/Permasalahan di dalam Kegiatan Klasikal Terjadwal
Permasalahan yang ada di dalam Kegiatan klasikal Terjadwal yaitu
1.Kedisiplinan
Selama observasi dan kegiatan wawancara yang dilakukan dengan guru, ditemukan
beberapa contoh pelanggaran yang dilakukan siswa di SD Muhammadiyah 15 Sumber
Surakarta yaitu: 1) Siswa terlambat ke sekolah ketika upacara bendera hari senin, 2) Siswa
tidak memakai seragam sesuai jadwal yang telah ditentukan, 3) Siswa tidak membawa buku
pelajaran sesuai jadwal, 4) Siswa tidak berangkat sekolah tanpa ijin, serta beberapa
pelanggaran lainnya.
Pelanggaran-pelanggaran tersebut harusnya tidak dilakukan oleh siswa, karena bedampak
pada prestasi belajar dan pembentukan kepribadian mereka. Siswa yang terbiasa tidak
berdisiplin akan mengalami kesulitan saat mereka harus terjun dalam kehidupan masyarakat,
terlebih dalam dunia kerja yang sangat menuntut kedisiplinan. Padahal apabila suatu sekolah
menerapkan suatu disiplin yang semua siswanya melaksanakan dengan baik maka akan
menjadi keuntungan tersendiri bagi sekolah. Keuntungan ini diperoleh dari prestasi siswa
yang unggul karena terbiasa disiplin selama pembelajaran disekolah. Keuntungan lainnya
yaitu meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah yang
mampu menciptakan siswa yang berkepribadian baik atas kedisiplinan disekolah yang
pastinya akan menjadi kebiasaan siswa ketika dirumah.
Perilaku tidak disiplin siswa tidak hanya dapat dilihat dari apa yang mereka lakukan
disekolah namun juga ketika mereka berada di rumah. Seperti pendapat Gordon (1996: 4)
yang menyebutkan bahwa “jika di rumah anakanak tidak disiplin, mereka akan menjadi
pengacau di sekolah”. Dari pendapat ini dapat diketahui bahwa kebiasaan siswa dirumah
yang tidak disiplin berpengaruh pada perilakunya saat berada disekolah. Semua ini
bergantung pada dua subyek yang paling berpengaruh dalam pelaksanaan disiplin baik saat di
sekolah yaitu guru maupun dirumah yaitu orang tua.
Saat berada di sekolah, guru adalah sebagai pengendali siswa. Dan untuk
mengembangkan perilaku disiplin yang baik guru harus mampu membuat perencanaan yang
didalamnya mencakup aturan, prosedur dan konsekuensi yang diperoleh jika melanggar
aturan, serta tahu bagaimana menyikapi setiap masalah yang timbul (Djiwandono, 2008: 303
). Subyek lain yang berpengaruh terhadap perilaku siswa yang tidak disiplin ketika berada di
rumah adalah orang tua. Orang tua adalah figur utama yang menjadi panutan seorang anak
atau siswa dalam keluarga. Dan proses belajar anak yang pertama kali adalah dari orang
tuanya baik pada kemampuan akademik maupun pengembangan kemampuan sosial. Setelah
7. 7
anak memasuki bangku sekolah barulah mereka belajar lebih mengenai bagaimana
bersosialisasi dengan orang banyak dan lebih mengembangkan pengetahuan mereka dengan
tetap diarahkan oleh orang tua. Hal ini didukung dengan pendapat Julaihah (2004: 3) yang
menyebutkan bahwa ”segala potensi yang dimiliki anak, pengembangannya tergantung pada
bagaimana orang tua mengarahkannya”.
BAB III
PEMBAHASAN
Pembelajaran di Dalam Waktu Jam Pembelajaran
3.1 Kasus/Permasalahan di dalam Kegiatan Klasikal Terjadwal
kebanyakan siswa belum menunjukkan karakter disiplin yang baik, Selama
observasi dan kegiatan wawancara yang dilakukan dengan guru, ditemukan beberapa contoh
pelanggaran yang dilakukan siswa di SD Muhammadiyah 15 Sumber Surakarta yaitu: 1)
Siswa terlambat ke sekolah ketika upacara bendera hari senin, 2) Siswa tidak memakai
seragam sesuai jadwal yang telah ditentukan, 3) Siswa tidak membawa buku pelajaran sesuai
jadwal, 4) Siswa tidak berangkat sekolah tanpa ijin, serta beberapa pelanggaran lainnya.
Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian
perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan
ketertiban. Menurut Assyifadelya (2012) disiplin akan membuat seseorang tahu dan dapat
membedakan hal-hal apa yang seharusnya dilakukan, yang wajib dilakukan, yang boleh
dilakukan, yang tak sepatutnya dilakukan (karena merupakan hal-hal yang dilarang). Bagi
seorang yang berdisiplin, karena sudah menyatu dalam dirinya, maka sikap atau perbuatan
yang dilakukan bukan lagi dirasakan sebagai beban, namun sebaliknya akan membebani
dirinya apabila ia tidak berbuat disiplin. Masalah disiplin disekolah sangatlah luas dan
bermacam-macam, dalam pembahasan disiplin ini peneliti membatasi bahasan disiplin secara
khusus yaitu disiplin lebih kearah tata tertib disekolah. Dalam Kegiatan Klasikal Terjadwal ,
Kegiatan ini di program dan dipersiapkan dengan RPL/SATLAS , RKP/SATKUNG dan
disertai LAPERPLOG dimana RPL (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan
LAPERLPROG (Laporan Evaluasi Program Pembelajaran) dapat membantu meningkatkan
kedisiplinan siswa dengan cara memperbaiki proses pembelajaran dan mengevaluasi hasil
pembelajaran. RPL adalah dokumen yang berisi rencana pembelajaran yang akan
dilaksanakan oleh guru dalam satu semester atau satu tahun ajaran. RPL mencakup tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, penilaian, dan jadwal pelaksanaan
pembelajaran. Dengan adanya RPL, diharapkan pembelajaran dapat dilaksanakan secara
terencana dan terstruktur sehingga dapat meningkatkan kedisiplinan siswa. LAPERLPROG
adalah dokumen yang berisi evaluasi program pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh
guru dalam satu semester atau satu tahun ajaran. LAPERLPROG mencakup evaluasi terhadap
tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, penilaian, dan jadwal
pelaksanaan pembelajaran. Dengan adanya LAPERLPROG, diharapkan guru dapat
mengevaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan dan melakukan perbaikan untuk
meningkatkan kedisiplinan siswa. Namun, perlu diingat bahwa peningkatan kedisiplinan
siswa tidak hanya bergantung pada program-program tersebut, tetapi juga bergantung pada
peran guru, orang tua, dan lingkungan sekolah yang mendukung.
8. 8
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan pada bagian Topik, permasalahan dan pembahasan, didapatkan
kesimpulan bahwa Pembelajaran/Pelayanan di Dalam Waktu Jam Pembelajaran terbagi
menjadi 3 pokok bahasan yaitu Kegiatan Klasik Terjadwal, Kegiatan Nonklasik dan
Pelaksana Pelayanan Bimbingan Dan Konseling. Dalam Kegiatan Klasik Terjadwal terdapat
beberapa permasalahan yaitu kebanyakan siswa belum menunjukkan karakter disiplin
yang baik, ditemukan beberapa contoh pelanggaran yang dilakukan siswa di SD
Muhammadiyah 15 Sumber Surakarta yaitu: 1) Siswa terlambat ke sekolah ketika upacara
bendera hari senin, 2) Siswa tidak memakai seragam sesuai jadwal yang telah ditentukan, 3)
Siswa tidak membawa buku pelajaran sesuai jadwal, 4) Siswa tidak berangkat sekolah tanpa
ijin, serta beberapa pelanggaran lainnya.Cara mengatasinya dengan program RPL/SATLAS ,
RKP/SATKUNG dan disertai LAPERPLOG.
4.2 Saran
1.Rekayasa Ide
Kesimpulan yang saya ambil yaitu adapun upaya yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan
permasalahan ketidakdisiplinan siswa dapat dengan dilakukannya kerja sama antara pihak
sekolah dan orang tua dalam mengawasi dan membimbing siswa selama perkembangan
kepribadiannya. Sekolah harus menerapkan peraturan yang lebih tegas dan memberi
konsekuensi bagi siswa yang melanggar peraturan. Selain itu guru harus memberikan
penjelasan kepada siswa tentang manfaat apa yang diperoleh dengan pola perilaku disiplin.
Guru harus mampu menerapkan pola disiplin selama siswa berada di lingkungan sekolah.
Dan orang tua harus menyempatkan waktuya untuk berinteraksi dan menjalin komunikasi
yang baik dengan siswa selama berada dirumah. Orang tua harus menunjukkan kasih sayang
mereka kepada anak secara nyata bukan hanya dalam bentuk materi tapi juga berupa
perhatian dan kasih sayang.
2.Project
Kegiatan yang bisa di lakukan untuk melaksanakan Rekayasa Ide yaitu dengan cara
melakukan Kegiatan klasikal Terjadwal dengan program RPL/SATLAS , RKP/SATKUNG
dan disertai LAPERPLOG dimana RPL (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan
LAPERLPROG (Laporan Evaluasi Program Pembelajaran) dapat membantu meningkatkan
kedisiplinan siswa dengan cara memperbaiki proses pembelajaran dan mengevaluasi hasil
pembelajaran. RPL mencakup tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode
pembelajaran, penilaian, dan jadwal pelaksanaan pembelajaran. Dengan adanya RPL,
diharapkan pembelajaran dapat dilaksanakan secara terencana dan terstruktur sehingga dapat
meningkatkan kedisiplinan siswa. Selain itu juga Orang tua harus menunjukkan kasih sayang
mereka kepada anak secara nyata dan memperhatihan anak ketika berada di rumah. Sehingga
akan Meningkatkan motivasi belajar siswa dan menumbuhkan sikap disiplin siswa tersebut,
Perhatian orangtua dapat menjadi faktor penumbuh motivasi belajar anak, baik dari luar
maupun dari dalam diri siswa. Dengan mendapatkan perhatian dan pengawasan orangtua,
anak akan merasa bersemangat dalam belajar dan terkontrol selama proses pertumbuhannya.
9. 9
DAFTAR PUSTAKA
• Jurnal Bimbingan dan KonselingP-ISSN: 2775-3042 E-ISSN: 2829-1077Vol. 2
No. 1 Edisi Maret 2022
• jurnal.medanresourcecente
• http://eprints.ipdn.ac.id/7653/1/DIVA.pdf
• Buku Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling FIP UNIMED
• Buku Penyusun Program dan Bimbingan Konseling di Sekolah oleh Dra.Suhertina
M.pd