2. • Dahulu kala, adalah sekelompok
bebek yang tinggal di tepi sungai.
Mereka terdiri terdiri dari Pak Bebek,
Ibu Bebek, dan telur-telur bebek yang
sedang dierami oleh Ibu Bebek.
Suatu hari telur-telur itu menetas satu
persatu. Pak Bebek senang bukan
main, Ibu Bebek pun demikian.
Sambil memperhatikan telur-telur
yang menetas satu persatu, ia pun
tersenyum dan memeluk satu persatu
anak bebek yang sudah lahir itu.
Namun pada telur yang terakhir
menetas, yang keluar bentuknya
sangat berbeda dengan saudara-
saudaranya. Bila Ibu dan Pak Bebek
berwarna kuning keemasan dan
berparuh oranye serta berbunyi
“Kweek..kweek..” maka anak bebek
yang terakhir ini berbulu kehitaman
dan berparuh kecoklatan, wajahnya
tidak secantik saudara-saudaranya,
dan suaranya pun berbeda,
“Ooork..ooork…”
3. Pak dan Ibu bebek pun bertengkar hebat. Pak bebek merasa anak itu
adalah hasil perselingkuhan Ibu bebek dengan mahluk lain, sedangkan
Ibu bebek tidak terima dituduh seperti itu. Pak bebek pun pergi
meninggalkan Ibu bebek. Sementara itu si bebek kecil yang buruk rupa
tadi pun diejek oleh saudara-saudaranya yang lain.
4. • Namun demikian, si bebek kecil yang buruk rupa itu tetap
mengikuti kemanapun induknya pergi, walaupun induknya
tidak pernah sekalipun memperhatikannya. Semakin
besar, semakin berbedalah dia dengan saudara-
saudaranya yang lain, dan hal ini sangat memalukan bagi
Ibu bebeK.
5. • Apalagi si bebek buruk rupa ini ternyata tidak bisa berenag
sebaik saudara-saudaranya yang lain. Pada suatu hari, saat
sedang berenang bersama Ibu dan saudara-saudaranya, sang
bebek buruk rupa ini tertinggal jauh di belakang.. Ia kemudian
memanggil-manggil ibunya dengan suaranya yang jelek itu,
namun tidak ada sahutan
6. • Akhirnya ia pun berenang menyusuri
sungai untuk mencari keluarganya
kembali, berhari-hari ia lalui tanpa
menyerah, hujan angin ia terpa tanpa
kenal lelah, hingga akhirnya ia benar-
benar putus asa dan menangis sedih
di sudut sungai… Tangisannya begitu
meyayat hati, ia masih begitu kecil,
belum mengerti mengapa ibunya
meninggalkannya dan tidak pernah
sayang padanya, padahal ia anaknya..
mengapa langit begitu kejam
padanya… mengapa… tangisnya..
7. Tak lama, datanglah dua ekor bebek yang ajaibnya, sama buruknya dengan bebek
buruk rupa itu, bahkan suaranya pun juga sama! Mereka mendatangi bebek kecil
yang sedang menangis itu dan menghiburnya. Tak lama, datanglah induk mereka
yang mencari kedua anaknya yang tiba-tiba menghilang, dan terlihatlah oleh bebek
buruk rupa itu seekor angsa yang sangat cantik.. lehernya panjang… dan wajahnya
menyiratkan kasih dan sayang…
8.
9. Sang itik pun melihat pantulan dirinya sendiri di air dan mendapati bahwa
dirinya ternyata sama dengan kedua anak itik tersebut…
“Ya… kamu bukanlah anak bebek… kamu adalah anak itik… memang saat
ini rupamu buruk, tetapi aku yakin kelak kamu akan menjadi secantik aku…
kemarilah nak, anggaplah aku ini Ibumu…”
10. • Sang itik kecil itupun mendekati induk Angsa yang cantik
dan merasakan kehangatan dibawah pelukan sayapnya
yang penuh dengan kasih…
11. • ia pun tak lagi bersedih…
Kemudian sang itik kecil pun ikut bersama dengan induk angsa
kemanapun mereka berenang, sekarang sebagai itik yang bangga,
karena ia mempunyai keluarga yang menyayanginya… dan pada
suatu kesempatan, ia berpapasan dengan keluarga bebek yang
pernah membencinya, ia pun berasa bangga saat melewati
mereka… dan anak-anak bebek itupun hanya terbengong-bengong
saja melihatnya…