SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Penyuluhan Hukum Terpadu Tahun 2015
Kabag Hukum Pemkab Tanggamus
Oleh:
Drs. SODIKIN, SH., MH.*
Ketua Pengadilan Agama Tanggamus
(QS.: An-Naml: 16)
Dan Sulaiman telah mewarisi Daud ..."
(QS.: Al-Qashash: 58)
"... Dan Kami adalah pewarisnya."
Hadits Nabi saw.:
'Ulama adalah ahli waris para nabi'
1. (a) Hukum kewarisan adalah hukum yang mengatur tentang pemindahan hak
pemilikan harta peninggalan (tirkah) pewaris, menentukan siapa-siapa yang
berhak menjadi ahli waris dan berapa bagiannya masing-masing.
2. (b) Pewaris adalah orang yang pada saat meninggalnya atau yang dinyatakan
meninggal berdasarkan putusan Pengadilan beragama Islam, meninggalkan
ahli waris dan harta peninggalan.
3. (c) Ahli waris adalah orang yang pada saat meninggal dunia mempunyai
hubungan darah atau hubungan perkawinan dengan pewaris, beragama Islam
dan tidak terhalang karena hukum untuk menjadi ahli waris.
4. (d) Harta peninggalan adalah harta yang ditinggalkan oleh pewaris baik yang
berupa benda yang menjadi miliknya maupun hak-haknya.
5. (e)Harta waris adalah harta bawaan ditambah bagian dari harta bersama
setelah digunakan untuk keperluan pewaris selama sakit sampai
meninggalnya, biaya pengurusan jenazah (tajhiz), pembayaran hutang dan
pemberian untuk kerabat.
6. (h) Anak angkat adalah anak yang dalam pemeliharaan untuk hidupnya
sehari-hari, biaya pendidikan dan sebagainya beralih tanggung jawabnya dari
orang tua asal kepada orang tua angkatnya berdasarkan putusan Pengadilan.
Tujuan ilmu faraaid/ Hukum kewarisan adalah agar pembagian warisan dilakukan
secara adil, tidak ada ahli waris yang dirugikan sehingga tidak ada perselisihan
atau perpecahan antar ahli waris karena pembagian harta warisan.
Rukun Waris, (ada 3/tiga) yaitu:
1. Pewaris, yakni orang yang meninggal dunia, dan ahli warisnya
berhak untuk mewarisi harta peninggalannya.
2. Ahli waris, yaitu mereka yang berhak untuk menguasai atau
menerima harta peninggalan pewaris dikarenakan adanya
ikatan kekerabatan (nasab) atau ikatan pernikahan, atau
lainnya.
3. Harta warisan, yaitu segala jenis benda atau kepemilikan yang
ditinggalkan pewaris, baik berupa uang, tanah, dan
sebagainya.
Syarat-syarat Waris, (ada 3/tiga) yaitu:
1. Meninggalnya Pewaris
2. Para ahli waris masih hidup
3. Diketahuinya kedudukan para ahli wari, misalnya: suami, istri,
kerabat, dan sebagainya
1. Faktor Nasab, yaitu: Hubungan Kekeluargaan: seperti, anak,
cucu, bapak, ibu, kakek, nenek, saudara laki-laki/perempuan
(Q.S.: al-Ahzaab: 6 & An-Nissa ayat 7)
2. Nikah, yaitu: karena perkawinan sehingga menjadi suami/istri.
(QS an-Nisaa’: 12)
3. Hubungan seagama, yakni sesama muslim.
4. Wala” yaitu orang yang memerdekakan pewaris dari
perbudakannya.
1. Budak, karena jikapun ia diberi bagian
warisan, maka bagiannya akan menjadi
milik majikannya. (Q.S An-Nahl :75)
2. Pembunuh atau mencoba membunuh
Pewaris/KHI pasal 173
3. Murtad, yaitu Ahli waris yang keluar
dari Agama Islam.
4. Kafir, ahli waris bukan muslim.
Sebelum dibagi kepada ahli waris, Harta Waris terlebih dahulu harus
selesaikan hal-hal berikut :
1. Zakat; bila harta peninggalan belum dikeluarkan zakatnya.
2. Biaya pengurusan pewaris sejak dari sakit sampai selesai
pemakaman jenazahnya.
3. Hutang; jika pewaris meninggalkan hutang.
4. Wasiat ; jika pewaris berwasiat untuk diserahkan pada seseorang
atau lembaga guna kepentingan syiarul Islam, wasiat tidak boleh
lebih dari sepertiga dari seluruh harta warisan, kecuali para ahli
waris sepakat melebihkannya. Dan wasiat tidak boleh ditujukan
pada ahli waris, kecuali disetujui seluruh ahli warisnya.
1. Anak laki-laki
2. Cucu laki-laki dari anak laiki-laki dst. kebawah selama pertaliannya masih laki-
laki (QS An Nisaa’: 11).
3. Ayah/Bapak
4. Kakek dari bapak dst. ke atas (QS An Nisaa’: 11).
5. Saudara laki-laki sekandung
6. Saudara laki-laki sebapak (QS An Nisaa’: 176).
7. Saudara laki-laki seibu
8. Anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak (ponakan)
9. Anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung (ponakan)
10. Suami. (QS An Nisaa’: 12).
11. Saudara laki-laki bapak (paman/wa’) yang seibu sebapak dengan bapak
12. Saudara laki-laki bapak (paman/wa’) yang sebapak dengan bapak
13. Anak laki dari sdr. laki-laki bapak (paman/wa’) yang seibu sebapak dgn bapak
14. Anak laki dari saudara laki-laki bapak (paman/wa’) yang sebapak dengan bapak
15. Wala’ (laki-laki yang memerdekakan pewaris dari perbudakannya)
Catatan:
1. Jika kelimabelasnya ada semua, maka yang paling berhak adalah Bapak, Suami
dan anak laki-laki.
2. Dengan ketentuan PERBANDINGAN 2:1, laki-laki mendapat dua bagian dan
perempuan satu bagian.
1. Anak perempuan
2. Cucu perempuan (dari anak laki-laki dst. ke bawah selama pertaliannya laki-laki),
(QS An Nisaa’: 11).
3. Ibu
4. Nenek (dari ibu) (QS An Nisaa’: 11).
5. Nenek (dari bapak) (QS An Nisaa’: 176).
6. Istri (QS An Nisaa’: 12).
7. Saudara perempuan sekandung
8. Saudara perempuan sebapak
9. Saudara perempuan seibu
10. Wala’ah (wanita yang memerdekakan pewaris)
Catatan:
1. Jika ke sepuluh orang tersebut ada, maka yang memperoleh hanya lima orang yakni
anak perempuan, cucu perempuan (dari anak laki-laki), ibu, saudara perempuan
sekandung dan isteri.
2. Jika ahli waris laki-laki (15 orang) dan ahli waris perempuan (10 orang) ada semua,
maka yang berhak memperoleh warisan hanya lima orang saja yaitu:
1) Anak laki-laki
2) Anak perempuan
3) Ibu
4) Bapak
5) Suami/isteri.
Dalam KHI Pasal 209
1) (1) Harta peninggalan anak angkat dibagi berdasarkan Pasal 176 sampai
dengan Pasal 193 tersebut di atas, sedangkan terhadap orang tua angkat
yang tidak menerima wasiat diberi wasiat wajibah sebanyak-banyaknya
1/3 dari harta wasiat anak angkatnya.
2) (2) Terhadap anak angkat yang tidak menerima wasiat diberi wasiat
wajibah sebanyak-banyaknya 1/3 dari harta warisan orang tua
angkatnya.
Catatan:
 Baik orang tua angkat maupun angkat tidak mendapatkan warisan, akan
tetapi ia akan mendapat warisan melalui Wasiat Wajibah.
 Pasal 176 KHI tentang Pembagian Waris Laki-laki dgn Perempuan (2L :
1P)
Menurut Ustadz Yusuf al-Qardawi:
bahwa orang Muslim dapat mewarisi harta Non Muslim, (akan tetapi orang )
(QS. al-Maidah ayat 5).
Non-muslim tidak dapat mewarisi harta orang muslim.
Hukum Di Indonesia:
Ahli Waris Non Muslim berdasarkan Yurisprudensi Mahkamaha Agung No.:
16K/Agustus/2010 tertanggal 30 April 2010 dapat mendapatkan Harta
Peninggalan melalui Wasiat Wajibah.
Hadits Darimi No. 2843
‫ي‬ِ‫ف‬
َ‫ب‬َ‫م‬ ِ‫ل‬َ‫ب‬ِ‫ق‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ث‬َّ‫ر‬ َ‫و‬ُ‫ي‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ‫ى‬َ‫ث‬ْ‫ن‬ُ‫خ‬ْ‫ال‬
ِِِ‫ل‬‫ا‬
Ia diberi warisan berdasarkan tempat keluarnya air kencing.
Janin dalam kandungan berhak menerima waris dengan syarat
sebagai berikut:
1. Janin diketahui secara pasti keberadaannya
dalam kandungan ibunya ketika pewaris wafat.
2. Bayi dalam keadaan hidup ketika keluar dari
perut ibunya, sehingga dapat dipastikan sebagai
anak yang berhak mendapat warisan.
Pengadilan Agama Tanggamus
Kotaagung, Agustus 2015

More Related Content

Similar to PENYULUHAN HUKUM

Belajar bijak mengelolainvestasi
Belajar bijak mengelolainvestasiBelajar bijak mengelolainvestasi
Belajar bijak mengelolainvestasiArRIJAL & Partners
 
laporan tentang embuh manjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan masyarakat
laporan tentang embuh manjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan masyarakatlaporan tentang embuh manjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan masyarakat
laporan tentang embuh manjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan masyarakatmusicstudiosofeh
 
Hukum Warisan(Faraid) Dalam Islam
Hukum Warisan(Faraid) Dalam IslamHukum Warisan(Faraid) Dalam Islam
Hukum Warisan(Faraid) Dalam IslamIlliyin Studio
 
Faraaidh kuliah 1
Faraaidh kuliah 1Faraaidh kuliah 1
Faraaidh kuliah 1ezz_ally
 
Id 05 summary_of_the_islamic_fiqh_tuwajre
Id 05 summary_of_the_islamic_fiqh_tuwajreId 05 summary_of_the_islamic_fiqh_tuwajre
Id 05 summary_of_the_islamic_fiqh_tuwajreHellena Ifan
 
Ilmu faraidh mawaris - baha
Ilmu faraidh   mawaris - bahaIlmu faraidh   mawaris - baha
Ilmu faraidh mawaris - bahaEncep Bahauddin
 
Hukum waris islam 1 abdul ghofur anshori
Hukum waris islam 1   abdul ghofur anshoriHukum waris islam 1   abdul ghofur anshori
Hukum waris islam 1 abdul ghofur anshorijonatanwardian
 
Summary of the islamic fiqh tuwajre
Summary of the islamic fiqh tuwajreSummary of the islamic fiqh tuwajre
Summary of the islamic fiqh tuwajrehabil184
 
Fikih bab 12 dan 13_104318.pptx
Fikih bab 12 dan 13_104318.pptxFikih bab 12 dan 13_104318.pptx
Fikih bab 12 dan 13_104318.pptxDrSudartoMPdI
 
KEL 7-PPT AGAMA- Ilmu Faroid Pembagian Harta waris dan Ahli Waris.pptx
KEL 7-PPT AGAMA- Ilmu Faroid Pembagian Harta waris dan Ahli Waris.pptxKEL 7-PPT AGAMA- Ilmu Faroid Pembagian Harta waris dan Ahli Waris.pptx
KEL 7-PPT AGAMA- Ilmu Faroid Pembagian Harta waris dan Ahli Waris.pptxMohammadSyaifudin2
 
Skema ahli Waris
Skema ahli WarisSkema ahli Waris
Skema ahli Waristpahiday
 

Similar to PENYULUHAN HUKUM (20)

7. waris fix
7. waris fix7. waris fix
7. waris fix
 
Bab xi
Bab xiBab xi
Bab xi
 
Bab xi
Bab xiBab xi
Bab xi
 
Belajar bijak mengelolainvestasi
Belajar bijak mengelolainvestasiBelajar bijak mengelolainvestasi
Belajar bijak mengelolainvestasi
 
laporan tentang embuh manjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan masyarakat
laporan tentang embuh manjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan masyarakatlaporan tentang embuh manjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan masyarakat
laporan tentang embuh manjadi suatu kebutuhan dalam kehidupan masyarakat
 
fiqih mawarits.pptx
fiqih mawarits.pptxfiqih mawarits.pptx
fiqih mawarits.pptx
 
Hukum Warisan(Faraid) Dalam Islam
Hukum Warisan(Faraid) Dalam IslamHukum Warisan(Faraid) Dalam Islam
Hukum Warisan(Faraid) Dalam Islam
 
Faraaidh kuliah 1
Faraaidh kuliah 1Faraaidh kuliah 1
Faraaidh kuliah 1
 
Hukum Waris (Faraidh)
Hukum Waris (Faraidh)Hukum Waris (Faraidh)
Hukum Waris (Faraidh)
 
Id 05 summary_of_the_islamic_fiqh_tuwajre
Id 05 summary_of_the_islamic_fiqh_tuwajreId 05 summary_of_the_islamic_fiqh_tuwajre
Id 05 summary_of_the_islamic_fiqh_tuwajre
 
Ilmu faraidh mawaris - baha
Ilmu faraidh   mawaris - bahaIlmu faraidh   mawaris - baha
Ilmu faraidh mawaris - baha
 
Warisan dalam islam
Warisan dalam islamWarisan dalam islam
Warisan dalam islam
 
Hukum waris islam 1 abdul ghofur anshori
Hukum waris islam 1   abdul ghofur anshoriHukum waris islam 1   abdul ghofur anshori
Hukum waris islam 1 abdul ghofur anshori
 
Summary of the islamic fiqh tuwajre
Summary of the islamic fiqh tuwajreSummary of the islamic fiqh tuwajre
Summary of the islamic fiqh tuwajre
 
Bahan tugas tik 2
Bahan tugas tik 2Bahan tugas tik 2
Bahan tugas tik 2
 
Fikih bab 12 dan 13_104318.pptx
Fikih bab 12 dan 13_104318.pptxFikih bab 12 dan 13_104318.pptx
Fikih bab 12 dan 13_104318.pptx
 
KEL 7-PPT AGAMA- Ilmu Faroid Pembagian Harta waris dan Ahli Waris.pptx
KEL 7-PPT AGAMA- Ilmu Faroid Pembagian Harta waris dan Ahli Waris.pptxKEL 7-PPT AGAMA- Ilmu Faroid Pembagian Harta waris dan Ahli Waris.pptx
KEL 7-PPT AGAMA- Ilmu Faroid Pembagian Harta waris dan Ahli Waris.pptx
 
pengantar Ilmu mawaris
pengantar  Ilmu mawaris pengantar  Ilmu mawaris
pengantar Ilmu mawaris
 
Skema ahli Waris
Skema ahli WarisSkema ahli Waris
Skema ahli Waris
 
Mawaris MEDIA
Mawaris MEDIAMawaris MEDIA
Mawaris MEDIA
 

PENYULUHAN HUKUM

  • 1. Penyuluhan Hukum Terpadu Tahun 2015 Kabag Hukum Pemkab Tanggamus Oleh: Drs. SODIKIN, SH., MH.* Ketua Pengadilan Agama Tanggamus
  • 2. (QS.: An-Naml: 16) Dan Sulaiman telah mewarisi Daud ..." (QS.: Al-Qashash: 58) "... Dan Kami adalah pewarisnya." Hadits Nabi saw.: 'Ulama adalah ahli waris para nabi'
  • 3. 1. (a) Hukum kewarisan adalah hukum yang mengatur tentang pemindahan hak pemilikan harta peninggalan (tirkah) pewaris, menentukan siapa-siapa yang berhak menjadi ahli waris dan berapa bagiannya masing-masing. 2. (b) Pewaris adalah orang yang pada saat meninggalnya atau yang dinyatakan meninggal berdasarkan putusan Pengadilan beragama Islam, meninggalkan ahli waris dan harta peninggalan. 3. (c) Ahli waris adalah orang yang pada saat meninggal dunia mempunyai hubungan darah atau hubungan perkawinan dengan pewaris, beragama Islam dan tidak terhalang karena hukum untuk menjadi ahli waris. 4. (d) Harta peninggalan adalah harta yang ditinggalkan oleh pewaris baik yang berupa benda yang menjadi miliknya maupun hak-haknya. 5. (e)Harta waris adalah harta bawaan ditambah bagian dari harta bersama setelah digunakan untuk keperluan pewaris selama sakit sampai meninggalnya, biaya pengurusan jenazah (tajhiz), pembayaran hutang dan pemberian untuk kerabat. 6. (h) Anak angkat adalah anak yang dalam pemeliharaan untuk hidupnya sehari-hari, biaya pendidikan dan sebagainya beralih tanggung jawabnya dari orang tua asal kepada orang tua angkatnya berdasarkan putusan Pengadilan. Tujuan ilmu faraaid/ Hukum kewarisan adalah agar pembagian warisan dilakukan secara adil, tidak ada ahli waris yang dirugikan sehingga tidak ada perselisihan atau perpecahan antar ahli waris karena pembagian harta warisan.
  • 4. Rukun Waris, (ada 3/tiga) yaitu: 1. Pewaris, yakni orang yang meninggal dunia, dan ahli warisnya berhak untuk mewarisi harta peninggalannya. 2. Ahli waris, yaitu mereka yang berhak untuk menguasai atau menerima harta peninggalan pewaris dikarenakan adanya ikatan kekerabatan (nasab) atau ikatan pernikahan, atau lainnya. 3. Harta warisan, yaitu segala jenis benda atau kepemilikan yang ditinggalkan pewaris, baik berupa uang, tanah, dan sebagainya. Syarat-syarat Waris, (ada 3/tiga) yaitu: 1. Meninggalnya Pewaris 2. Para ahli waris masih hidup 3. Diketahuinya kedudukan para ahli wari, misalnya: suami, istri, kerabat, dan sebagainya
  • 5. 1. Faktor Nasab, yaitu: Hubungan Kekeluargaan: seperti, anak, cucu, bapak, ibu, kakek, nenek, saudara laki-laki/perempuan (Q.S.: al-Ahzaab: 6 & An-Nissa ayat 7) 2. Nikah, yaitu: karena perkawinan sehingga menjadi suami/istri. (QS an-Nisaa’: 12) 3. Hubungan seagama, yakni sesama muslim. 4. Wala” yaitu orang yang memerdekakan pewaris dari perbudakannya.
  • 6. 1. Budak, karena jikapun ia diberi bagian warisan, maka bagiannya akan menjadi milik majikannya. (Q.S An-Nahl :75) 2. Pembunuh atau mencoba membunuh Pewaris/KHI pasal 173 3. Murtad, yaitu Ahli waris yang keluar dari Agama Islam. 4. Kafir, ahli waris bukan muslim.
  • 7. Sebelum dibagi kepada ahli waris, Harta Waris terlebih dahulu harus selesaikan hal-hal berikut : 1. Zakat; bila harta peninggalan belum dikeluarkan zakatnya. 2. Biaya pengurusan pewaris sejak dari sakit sampai selesai pemakaman jenazahnya. 3. Hutang; jika pewaris meninggalkan hutang. 4. Wasiat ; jika pewaris berwasiat untuk diserahkan pada seseorang atau lembaga guna kepentingan syiarul Islam, wasiat tidak boleh lebih dari sepertiga dari seluruh harta warisan, kecuali para ahli waris sepakat melebihkannya. Dan wasiat tidak boleh ditujukan pada ahli waris, kecuali disetujui seluruh ahli warisnya.
  • 8. 1. Anak laki-laki 2. Cucu laki-laki dari anak laiki-laki dst. kebawah selama pertaliannya masih laki- laki (QS An Nisaa’: 11). 3. Ayah/Bapak 4. Kakek dari bapak dst. ke atas (QS An Nisaa’: 11). 5. Saudara laki-laki sekandung 6. Saudara laki-laki sebapak (QS An Nisaa’: 176). 7. Saudara laki-laki seibu 8. Anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak (ponakan) 9. Anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung (ponakan) 10. Suami. (QS An Nisaa’: 12). 11. Saudara laki-laki bapak (paman/wa’) yang seibu sebapak dengan bapak 12. Saudara laki-laki bapak (paman/wa’) yang sebapak dengan bapak 13. Anak laki dari sdr. laki-laki bapak (paman/wa’) yang seibu sebapak dgn bapak 14. Anak laki dari saudara laki-laki bapak (paman/wa’) yang sebapak dengan bapak 15. Wala’ (laki-laki yang memerdekakan pewaris dari perbudakannya) Catatan: 1. Jika kelimabelasnya ada semua, maka yang paling berhak adalah Bapak, Suami dan anak laki-laki. 2. Dengan ketentuan PERBANDINGAN 2:1, laki-laki mendapat dua bagian dan perempuan satu bagian.
  • 9. 1. Anak perempuan 2. Cucu perempuan (dari anak laki-laki dst. ke bawah selama pertaliannya laki-laki), (QS An Nisaa’: 11). 3. Ibu 4. Nenek (dari ibu) (QS An Nisaa’: 11). 5. Nenek (dari bapak) (QS An Nisaa’: 176). 6. Istri (QS An Nisaa’: 12). 7. Saudara perempuan sekandung 8. Saudara perempuan sebapak 9. Saudara perempuan seibu 10. Wala’ah (wanita yang memerdekakan pewaris) Catatan: 1. Jika ke sepuluh orang tersebut ada, maka yang memperoleh hanya lima orang yakni anak perempuan, cucu perempuan (dari anak laki-laki), ibu, saudara perempuan sekandung dan isteri. 2. Jika ahli waris laki-laki (15 orang) dan ahli waris perempuan (10 orang) ada semua, maka yang berhak memperoleh warisan hanya lima orang saja yaitu: 1) Anak laki-laki 2) Anak perempuan 3) Ibu 4) Bapak 5) Suami/isteri.
  • 10. Dalam KHI Pasal 209 1) (1) Harta peninggalan anak angkat dibagi berdasarkan Pasal 176 sampai dengan Pasal 193 tersebut di atas, sedangkan terhadap orang tua angkat yang tidak menerima wasiat diberi wasiat wajibah sebanyak-banyaknya 1/3 dari harta wasiat anak angkatnya. 2) (2) Terhadap anak angkat yang tidak menerima wasiat diberi wasiat wajibah sebanyak-banyaknya 1/3 dari harta warisan orang tua angkatnya. Catatan:  Baik orang tua angkat maupun angkat tidak mendapatkan warisan, akan tetapi ia akan mendapat warisan melalui Wasiat Wajibah.  Pasal 176 KHI tentang Pembagian Waris Laki-laki dgn Perempuan (2L : 1P)
  • 11. Menurut Ustadz Yusuf al-Qardawi: bahwa orang Muslim dapat mewarisi harta Non Muslim, (akan tetapi orang ) (QS. al-Maidah ayat 5). Non-muslim tidak dapat mewarisi harta orang muslim. Hukum Di Indonesia: Ahli Waris Non Muslim berdasarkan Yurisprudensi Mahkamaha Agung No.: 16K/Agustus/2010 tertanggal 30 April 2010 dapat mendapatkan Harta Peninggalan melalui Wasiat Wajibah.
  • 12. Hadits Darimi No. 2843 ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ب‬َ‫م‬ ِ‫ل‬َ‫ب‬ِ‫ق‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ث‬َّ‫ر‬ َ‫و‬ُ‫ي‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ‫ى‬َ‫ث‬ْ‫ن‬ُ‫خ‬ْ‫ال‬ ِِِ‫ل‬‫ا‬ Ia diberi warisan berdasarkan tempat keluarnya air kencing.
  • 13. Janin dalam kandungan berhak menerima waris dengan syarat sebagai berikut: 1. Janin diketahui secara pasti keberadaannya dalam kandungan ibunya ketika pewaris wafat. 2. Bayi dalam keadaan hidup ketika keluar dari perut ibunya, sehingga dapat dipastikan sebagai anak yang berhak mendapat warisan.