SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
PENALARAN
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empiric)
yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.berdasarkan pengamatan yang sejenis
juga akan berbentuk proposisi-proposisi yang sejenis,berdasarkan sejumlah proposisi yang
diketahui atau dianggap benar,orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya
tidak diketahui.proses inilah yang disebut menalar. Ada dua metode dalam penalaran,yaitu
deduktif dan induktif. Penalaran Deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal
yang umum terlebihdahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang
khusus. Penalaran ini lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau empiri. Dengan
kata lain penalaran induktif adalah proses penarikan kesimpulan dari kasus-kasus yang
bersifat individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum.(Suriasumantri, 1985:46).
Pada hakikatnya evidensi adalah semua yang ada semua kesaksian,semua informasi,atau
autoritas yang dihubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran, fakta dalam kedudukan
sebagai evidensi tidak boleh dicampur adukan dengan apa yang di kenal sebagai pernyataan
atau penegasan. Dalam wujud yang paling rendah. Evidensi itu berbentuk data atau
informasi. Yang di maksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang di
peroleh dari suatu sumber tertentu.
Cara mrnguji data :
Data dan informasi yang di gunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu
perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan
fakta itu siap di gunakan sebagai evidensi. Di bawah ini beberapa cara yang dapat di gunakan
untuk pengujian tersebut.
a.Observasi
b.Kesaksian
c.Autoritas
Cara menguji fakta
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta,maka
harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilitian tingkat pertama untuk
mendapatkan keyakinan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau
penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat
digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
a.Konsistensi
b.Koherensi
Inferensi merupakan sebuah pekerjaan bagai pendengar (pembaca) yang selalu terlibat dalam
tindak tutur selalu harus siap dilaksanakan ialah inferensi. Inferensi dilakukan untuk sampai
pada suatu penafsiran makna tentang ungkapan-ungkapan yang diterima dan pembicara atau
(penulis). Dalam keadaan bagaimanapun seorang pendengar (pembaca) mengadakan
inferensi. Pengertian inferensi yang umum ialah proses yang harus dilakukan pembaca
(pendengar) untuk melalui makna harfiah tentang apa yang ditulis (diucapkan) samapai pada
yang diinginkan oleh saorang penulis (pembicara).
Inferensi atau kesimpulan sering harus dibuat sendiri oleh pendengar atau pembicara karena
dia tidak mengetahui apa makna yang sebenarnya yang dimaksudkan oleh pembicara/penulis.
Karena jalan pikiran pembicara mungkin saja berbeda dengan jalan pikiran pendengar,
mungkin saja kesimpulan pendengar meleset atau bahkan salah sama sekali. Apabila ini
terjadi maka pendengar harus membuat inferensi lagi. Inferensi terjadi jika proses yang harus
dilakukan oleh pendengar atau pembaca untuk memahami makna yang secara harfiah tidak
terdapat pada tuturan yang diungkapkan oleh pembicara atau penulis. Pendengar atau
pembaca dituntut untuk mampu memahami informasi (maksud) pembicara atau penulis.
Inferensi adalah membuat simpulan berdasarkan ungkapan dan konteks penggunaannya.
Dalam membuat inferensi perlu dipertimbangkan implikatur. Implikatur adalah makna tidak
langsung atau makna tersirat yang ditimbulkan oleh apa yang terkatakan (eksplikatur).
a.Inferensi Langsung
Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari hanya satu premis (proposisi yang digunakan untuk
penarikan kesimpulan). Konklusi yang ditarik tidak boleh lebih luas dari premisnya.
Contoh:
Bu, besok temanku berulang tahun. Saya diundang makan malam. Tapi saya tidak punya baju
baru, kadonya lagi belum ada”.
Maka inferensi dari ungkapan tersebut: bahwa tidak bisa pergi ke ulang tahun temanya.
Contoh:
Pohon yang di tanam pak Budi setahun lalu hidup.
Dari premis tersebut dapat kita lansung menari kesimpulan (inferensi) bahwa: pohon yang
ditanam pak budi setahun yang lalu tidak mati.
b.Inferensi Tak Langsung
Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari dua / lebih premis. Proses akal budi membentuk
sebuah proposisi baru atas dasar penggabungan proposisi-preposisi lama.
Contoh:
A : Anak-anak begitu gembira ketika ibu memberikan bekal makanan.
B : Sayang gudegnya agak sedikit saya bawa.
Inferensi yang menjembatani kedua ujaran tersebut misalnya (C) berikut ini.
C : Bekal yang dibawa ibu lauknya gudek komplit.
Contoh yang lain;
A : Saya melihat ke dalam kamar itu.
B : Plafonnya sangat tinggi.
Sebagai missing link diberikan inferensi, misalnya:
C: kamar itu memiliki plafon
REFERENSI
Nomor 1 :
http://ssgpelajarbahasa.blogspot.com/2011/11/referensi-dan-inferensi-wacana.html
http://rudybyo.blogspot.com/2012/03/v-pengertian-dari-proposisievidensi-dan.html
http://genryusai.wordpress.com/2012/03/09/pengertian-penalaran/

More Related Content

Viewers also liked

Viewers also liked (8)

Hubungan bilateral indonesia swiss
Hubungan bilateral indonesia swissHubungan bilateral indonesia swiss
Hubungan bilateral indonesia swiss
 
Proyección e intersecciones
Proyección e interseccionesProyección e intersecciones
Proyección e intersecciones
 
Call for papers july 2013
Call for papers july 2013Call for papers july 2013
Call for papers july 2013
 
928w
928w928w
928w
 
C0211014019
C0211014019C0211014019
C0211014019
 
G0211036043
G0211036043G0211036043
G0211036043
 
D0211020025
D0211020025D0211020025
D0211020025
 
10 formas de negocio
10 formas de negocio10 formas de negocio
10 formas de negocio
 

Similar to Penalaran azizah

Makalah Penalaran Karangan
Makalah Penalaran KaranganMakalah Penalaran Karangan
Makalah Penalaran KaranganAnnisa Icha
 
Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif Mentari Nita
 
Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif Mentari Nita
 
Indah permata sari
Indah permata sariIndah permata sari
Indah permata saritaufiq99
 
Tugas kelompok 7 (Rungkad) Wirol X Fikri
Tugas kelompok 7 (Rungkad) Wirol X FikriTugas kelompok 7 (Rungkad) Wirol X Fikri
Tugas kelompok 7 (Rungkad) Wirol X FikriMuhammadZen26
 
Pertemuan penalaran
Pertemuan  penalaranPertemuan  penalaran
Pertemuan penalaranAinul Fikri
 
Rangkuman (Metode Penelitian)
Rangkuman (Metode Penelitian) Rangkuman (Metode Penelitian)
Rangkuman (Metode Penelitian) Awang Ramadhani
 
Tugas penalaran ( harits wiguna )
Tugas penalaran  ( harits wiguna )Tugas penalaran  ( harits wiguna )
Tugas penalaran ( harits wiguna )Rietz Wiguna
 
Berpikir kritis sebuah pengantar (syahruddin)
Berpikir kritis  sebuah pengantar (syahruddin)Berpikir kritis  sebuah pengantar (syahruddin)
Berpikir kritis sebuah pengantar (syahruddin)Muhsyahrudin
 
359398298 peranan-persepsi-dalam-komunikasi
359398298 peranan-persepsi-dalam-komunikasi359398298 peranan-persepsi-dalam-komunikasi
359398298 peranan-persepsi-dalam-komunikasiMuhammad Marhaban
 
Kelompok 5 filsafat ilmu ( a )
Kelompok 5 filsafat ilmu ( a )Kelompok 5 filsafat ilmu ( a )
Kelompok 5 filsafat ilmu ( a )DebbyAmmarAlfaruq
 
Ujian 1 met lit
Ujian 1 met litUjian 1 met lit
Ujian 1 met litutarigitam
 
Ppt kelompok 8 all filsafat ilmu
Ppt kelompok 8 all filsafat ilmuPpt kelompok 8 all filsafat ilmu
Ppt kelompok 8 all filsafat ilmuAnandaBudii
 

Similar to Penalaran azizah (20)

tugas-1 bahasa indonesia 2
tugas-1 bahasa indonesia 2tugas-1 bahasa indonesia 2
tugas-1 bahasa indonesia 2
 
Makalah Penalaran Karangan
Makalah Penalaran KaranganMakalah Penalaran Karangan
Makalah Penalaran Karangan
 
Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif
 
Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif
 
Indah permata sari
Indah permata sariIndah permata sari
Indah permata sari
 
Tugas kelompok 7 (Rungkad) Wirol X Fikri
Tugas kelompok 7 (Rungkad) Wirol X FikriTugas kelompok 7 (Rungkad) Wirol X Fikri
Tugas kelompok 7 (Rungkad) Wirol X Fikri
 
Penalaran (bahasa indonesia2)
Penalaran (bahasa indonesia2)Penalaran (bahasa indonesia2)
Penalaran (bahasa indonesia2)
 
Makalah humas 1
Makalah humas 1Makalah humas 1
Makalah humas 1
 
Pertemuan penalaran
Pertemuan  penalaranPertemuan  penalaran
Pertemuan penalaran
 
Filsafat Iptek
Filsafat IptekFilsafat Iptek
Filsafat Iptek
 
Rangkuman (Metode Penelitian)
Rangkuman (Metode Penelitian) Rangkuman (Metode Penelitian)
Rangkuman (Metode Penelitian)
 
Logika6
Logika6Logika6
Logika6
 
Tugas penalaran ( harits wiguna )
Tugas penalaran  ( harits wiguna )Tugas penalaran  ( harits wiguna )
Tugas penalaran ( harits wiguna )
 
Berpikir kritis sebuah pengantar (syahruddin)
Berpikir kritis  sebuah pengantar (syahruddin)Berpikir kritis  sebuah pengantar (syahruddin)
Berpikir kritis sebuah pengantar (syahruddin)
 
Critical Thinking
Critical ThinkingCritical Thinking
Critical Thinking
 
359398298 peranan-persepsi-dalam-komunikasi
359398298 peranan-persepsi-dalam-komunikasi359398298 peranan-persepsi-dalam-komunikasi
359398298 peranan-persepsi-dalam-komunikasi
 
Kelompok 5 filsafat ilmu ( a )
Kelompok 5 filsafat ilmu ( a )Kelompok 5 filsafat ilmu ( a )
Kelompok 5 filsafat ilmu ( a )
 
Ujian 1 met lit
Ujian 1 met litUjian 1 met lit
Ujian 1 met lit
 
Ppt kelompok 8 all filsafat ilmu
Ppt kelompok 8 all filsafat ilmuPpt kelompok 8 all filsafat ilmu
Ppt kelompok 8 all filsafat ilmu
 
Penalaran
PenalaranPenalaran
Penalaran
 

Penalaran azizah

  • 1. PENALARAN Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empiric) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan berbentuk proposisi-proposisi yang sejenis,berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar,orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui.proses inilah yang disebut menalar. Ada dua metode dalam penalaran,yaitu deduktif dan induktif. Penalaran Deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebihdahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Penalaran ini lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau empiri. Dengan kata lain penalaran induktif adalah proses penarikan kesimpulan dari kasus-kasus yang bersifat individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum.(Suriasumantri, 1985:46). Pada hakikatnya evidensi adalah semua yang ada semua kesaksian,semua informasi,atau autoritas yang dihubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran, fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh dicampur adukan dengan apa yang di kenal sebagai pernyataan atau penegasan. Dalam wujud yang paling rendah. Evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang di maksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang di peroleh dari suatu sumber tertentu. Cara mrnguji data : Data dan informasi yang di gunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap di gunakan sebagai evidensi. Di bawah ini beberapa cara yang dapat di gunakan untuk pengujian tersebut. a.Observasi b.Kesaksian c.Autoritas Cara menguji fakta Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta,maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilitian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakinan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil. a.Konsistensi b.Koherensi
  • 2. Inferensi merupakan sebuah pekerjaan bagai pendengar (pembaca) yang selalu terlibat dalam tindak tutur selalu harus siap dilaksanakan ialah inferensi. Inferensi dilakukan untuk sampai pada suatu penafsiran makna tentang ungkapan-ungkapan yang diterima dan pembicara atau (penulis). Dalam keadaan bagaimanapun seorang pendengar (pembaca) mengadakan inferensi. Pengertian inferensi yang umum ialah proses yang harus dilakukan pembaca (pendengar) untuk melalui makna harfiah tentang apa yang ditulis (diucapkan) samapai pada yang diinginkan oleh saorang penulis (pembicara). Inferensi atau kesimpulan sering harus dibuat sendiri oleh pendengar atau pembicara karena dia tidak mengetahui apa makna yang sebenarnya yang dimaksudkan oleh pembicara/penulis. Karena jalan pikiran pembicara mungkin saja berbeda dengan jalan pikiran pendengar, mungkin saja kesimpulan pendengar meleset atau bahkan salah sama sekali. Apabila ini terjadi maka pendengar harus membuat inferensi lagi. Inferensi terjadi jika proses yang harus dilakukan oleh pendengar atau pembaca untuk memahami makna yang secara harfiah tidak terdapat pada tuturan yang diungkapkan oleh pembicara atau penulis. Pendengar atau pembaca dituntut untuk mampu memahami informasi (maksud) pembicara atau penulis. Inferensi adalah membuat simpulan berdasarkan ungkapan dan konteks penggunaannya. Dalam membuat inferensi perlu dipertimbangkan implikatur. Implikatur adalah makna tidak langsung atau makna tersirat yang ditimbulkan oleh apa yang terkatakan (eksplikatur). a.Inferensi Langsung Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari hanya satu premis (proposisi yang digunakan untuk penarikan kesimpulan). Konklusi yang ditarik tidak boleh lebih luas dari premisnya. Contoh: Bu, besok temanku berulang tahun. Saya diundang makan malam. Tapi saya tidak punya baju baru, kadonya lagi belum ada”. Maka inferensi dari ungkapan tersebut: bahwa tidak bisa pergi ke ulang tahun temanya. Contoh: Pohon yang di tanam pak Budi setahun lalu hidup. Dari premis tersebut dapat kita lansung menari kesimpulan (inferensi) bahwa: pohon yang ditanam pak budi setahun yang lalu tidak mati. b.Inferensi Tak Langsung Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari dua / lebih premis. Proses akal budi membentuk sebuah proposisi baru atas dasar penggabungan proposisi-preposisi lama. Contoh: A : Anak-anak begitu gembira ketika ibu memberikan bekal makanan.
  • 3. B : Sayang gudegnya agak sedikit saya bawa. Inferensi yang menjembatani kedua ujaran tersebut misalnya (C) berikut ini. C : Bekal yang dibawa ibu lauknya gudek komplit. Contoh yang lain; A : Saya melihat ke dalam kamar itu. B : Plafonnya sangat tinggi. Sebagai missing link diberikan inferensi, misalnya: C: kamar itu memiliki plafon REFERENSI Nomor 1 : http://ssgpelajarbahasa.blogspot.com/2011/11/referensi-dan-inferensi-wacana.html http://rudybyo.blogspot.com/2012/03/v-pengertian-dari-proposisievidensi-dan.html http://genryusai.wordpress.com/2012/03/09/pengertian-penalaran/