Archaebacteria adalah kelompok bakteri yang dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan namun membran plasmanya mengandung lipid. Mereka hidup di lingkungan ekstrem seperti sumber air panas, telaga garam, dan tempat bersuhu tinggi serta asam. Terdapat tiga kelompok utama Archaebacteria yaitu metanogen, halofilik, dan termofilik yang masing-masing menghuni habitat berbeda.
5. Archaebacteria
Archaebacteria (Yunani, archaio = kuno) adalah
kelompok bakteri yang dinding selnya tidak
mengandung peptidoglikan, namun membran
plasmanya mengandung lipid. Archaebacteria
hidup pada lingkungan ekstrim dan hal ini
dijadikan dasar klasifikasinya. Berdasarkan
lingkungan ekstrimnya, Archaebacteria dibagi
menjadi tiga kelompok, yaitu bakteri metanogen,
bakteri halofil, dan bakteri termoasidofil.
6.
7. Archaebacteria
Dalam sistem klasifikasi pada sistem enam
kingdom, Archaebacteria termasuk dalam satu
kingdom tersendiri. Yang termasuk
Archaebacteria, yaitu bakteri yang hidup di
sumber air panas, di tempat berkadar garam tinggi,
di tempat yang panas dan asam.
Archaebacteria termasuk kelompok prokariotik.
Pertama kali diidentifikasikan pada tahun 1977
oleh Carl Woese dan George Fox. Ada tiga
kelompok dari Archaebacteria, yaitu
methanogens, halophiles, dan thermophiles.
8.
9. Ciri-ciri Archaebacteria
Sel bersifat prokaryotik.
Lipida pada membran sel bercabang.
Tidak memiliki mitokondria, retikulum
endoplasma,badan golgi, dan lisosom.
Habitat di lingkungan bersuhu tinggi, bersalinitas
tinggi, dan asam.
Berukuran 0,1 um sampai 15 um, dan beberapa
ada yang berbentuk filamen dengan panjang 200 m.
Dapat diwarnai dengan pewarnaan Gram.
10.
11. Struktur Archaebacteria
Dinding sel Archaebacteria
tidak mempunyai
peptidoglikan, dinding selnya
tipis, jika dikelompokkan
berdasarkan teknik pewarnaan
Gram (Gram stain) maka
Archaebacteria termasuk
12.
13.
14. Selanjutnya untuk archaebacteria ini
masih digolongkan lagi menjadi 3 filum
yaitu: archaebacteria methanogen,
archaebacteria termofilik, dan
archaebacteria halofilik yang juga
menyangkut tempat hidup/habitatnya
sebagai berikut:
Metanogen
Yaitu archaebacteria yang hidup di
tempat yang mengandung metan
seperti di saluran pencernaan sapi.
15. Termoasidofilik
Yaitu archaebacteria yang hidup di tempat bersuhu
tinggi. Bakteri ini dapat hidup di tempat bersuhu
250o fahrenheit dan derajat keasaman yang sangat
tinggi (pH<2). Contoh dari bakteri ini adalah
Sulfolobus yang hidup di sumber air panas.
Halofilik
Yaitu archaebacteria yang hidup di tempat
berkadar garam tinggi. Bakteri ini menggunakan
garam untuk menghasilkan energi dan dapat
ditemukan di tambak laut maupun di laut yang
berkadar garam tinggi seperti di Laut Mati.
Contoh dari bakteri ini adalah Halobacterium
halobium yang hidup di tambak laut.
17. Archaebacteria bereproduksi dengan cara
membelah diri ( pembelahan biner ),
pembelahan berganda, pembelahan tunas.
Archaebacteria biasanya hidup pada
habitat ekstrem, seperti sumber air panas
dan telaga garam. Bakteri melakukan
pembelahan biner, yaitu pembelahan
langsung tanpa melalui tahapan seperti
mitosis. Pembelahan ini berlangsung
cepat.
20. Archaebacteria membantu pencernaan
makanan. Bakteri metanogen digunakan
untuk degradasi limbah pada unit pengolahan
limbah. Membantu pembuatan kompos dan
biogas. Sampai saat ini tidak ditemukan
Archaebacteria yang menyebabkan penyakit
pada organisme lain.