SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
FILSAFAT OLAHRAGA
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 9
 MUHAMMAD BHADAR SAHIRUDDIN (A1F121029)
 MASDAN ( )
 DEDI RIZWAN ( )
 MUHAMMAD AGUNG ( )
 MUHAMMAD YASRUL ( )
JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi TuhanYang Maha Esa yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dengan judul “Landasan ilmiah
pelaksanaan falsafah Pendidikan jasmani dan asas filosofis pengembangan Pendidikan
jasamni disekolah dasar”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru
Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………..
A. Latar Belakang ……………………………………………………………...
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………..
C. Tujuan…………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN :……………………………………………………………
A. Landasan ilmiah dalam pelakasanaan Pendidikan kjasmani
B. Asas filosofis pengembangan Pendidikan jasmani di
sekolah………………………........................
BAB III PENUTUP………………………………………………………………….
A. KESIMPULAN………………………………………………………………...
B. Saran…………………………………………………………………………..
C. Daftar Pustaka………………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pembahasan sebelumnya kita telah membahas bahwa salah satu unsur penting dalam
pelaksanaan pembelajaran adalah pemahaman peserta didik. Aspek-aspek terkait dengan pesrta
didik adalah fisik dan psikis dalam teori pengembangan moral Kohlberg memberikan penekanan
tentang pentingnya pemahaman guru terhadap perkembangan moral anak sebagai bagian
karakteristik individu. Dengan memahami perkembangan moral siswa maka guru dapat
mengeksplor, memilih dan menentukan bahan belajar dan strategi, model-model
pembelajaran yang tepat untuk proses pembelajaran yang efektif guna mencapai hasil yang
optimal.
1. Landasan ilmu falsafah pendidikan jasmani
2. Asas filosofis dalam pengembangan Pendidikan jasmani disekolah
B. Rumusan Masalah
1. Landasan ilmiah falsafah apa saja yang dikembangkan dalam Pendidikan jasmani.
2. Jelaskan teorifilosofis pengembangan Pendidikan jasmani di sekolah.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian apa pengertian perkembangan moral
2. Untuk mengetahui penjelasan perkembangan menurut Jean Piaget
3. Untuk mengetahui penjelasan pandangan perkembangan moral menurut
Kohlberg Piaget dan Ericson
4. Untuk mengetahui cara pengimplentasian perkembangan moral dalam
pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A. LANDASAN ILMIAH PELAKSANAAN FALSAFAH PENDIDIKAN JASMANI
Pengantar Bangsa kita sedang dihadapkan pada kondisi centang-perenang.
Krisis multimuka yang datang menyusul krisis ekonomi dan krisis moneter yang
memukul bangsa kita di titik akhir milenium kedua, hingga kini masih membekaskan
luka-dalam bagi sebagian besar masyarakat kita. Luka itu terasa lebih pedih dan lama
bagi bangsa kita, di tengah kondisi dunia yang sedang dihadapkan pada krisis perebutan
kekuasaan politik dunia, dengan nuansa kental perebutan kekuatan ekonomi dan
teknologi di sebagian besar dunia maju.
a. Hakikat Pendidikan Jasmani
Pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang 7 memanfaatkan aktivitas fisik untuk
menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental,
serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan
utuh, mahluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah
kualitas fisik dan mentalnya. Pada kenyataannya, pendidikan jasmani adalah suatu
bidang kajian yang sungguh luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia.
Lebih khusus lagi, penjas berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah
pendidikan lainnya: hubungan dari perkembangan tubuh-fisik dengan pikiran dan
jiwanya. Fokusnya pada pengaruh perkembangan fisik terhadap wilayah pertumbuhan
dan perkembangan aspek lain dari manusia itulah yang menjadikannya unik. Tidak ada
bidang tunggal lainnya seperti pendidikan jasmani yang berkepentingan dengan
perkembangan total manusia.
b. Tujuan Pendidikan Jasmani
Apakah sebenarnya tujuan pendidikan jasmani? Menjawab pertanyaan demikian,
banyak guru yang masih berbeda pendapat. Ada yang menjawab bahwa tujuannya
adalah untuk meningkatkan keterampilan siswa dalamberolahraga. Ada pula yang
berpendapat, tujuannya adalah meningkatkan taraf kesehatan anak yang baik, dan tidak
bisa disangkal pula pasti ada yang mengatakan, bahwa tujuan pendidikan jasmani
adalah untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Kesemua jawaban di atas benar belaka.
Hanya saja barangkali bisa dikatakan kurang lengkap, sebab yang paling penting dari
kesemuanya itu tujuannya bersifat menyeluruh. Secara sederhana, pendidikan jasmani
memberikan kesempatan kepada siswa untuk: 14 Mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan
perkembangan sosial. Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk
menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalamaneka
aktivitas jasmani. Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang
optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali.
Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalamaktivitas jasmani baik
secara kelompok maupun perorangan. Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat
mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif
dalam hubungan antar orang. Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas
jasmani, termasuk permainan olahraga. Diringkaskan dalam terminologi yang populer,
maka tujuan pembelajaran pendidikan jasmani itu harus mencakup tujuan dalam
domain psikomotorik, domain kognitif, dan tak kalah pentingnya dalam domain afektif.
Pengembangan domain psikomotorik secara umum dapat diarahkan pada dua tujuan
utama, pertama mencapai perkembangan aspek kebugaran jasmani, dan kedua,
mencapai perkembangan aspek perseptual motorik. Ini menegaskan bahwa
pembelajaran pendidikan jasmani harus melibatkan aktivitas fisik yang mampu
merangsang kemampuan kebugaran jasmani serta sekaligus bersifat pembentukan
penguasaan gerak keterampilan itu sendiri. Kebugaran jasmani merupakan aspek
penting dari domain psikomotorik, yang bertumpu pada perkembangan kemampuan
biologis organ tubuh. Konsentrasinya lebih banyak pada persoalan peningkatan efisiensi
fungsi faal 15 Gambar 1.6: Program kebugaran menyatu dengan penguasaan
keterampilan (Physical Best – AAHPERD, 1999) tubuh dengan segala aspeknya sebagai
sebuah sistem(misalnya sistemperedaran darah, sistempernapasan, sistem
metabolisme, dll.)
C. Gerak Sebagai Kebutuhan Anak Dunia
anak adalah dunia yang segar, baru, dan senantiasa indah, dipenuhi keajaiban dan
keriaan. Demikian Rachel Carson dalam sebuah ungkapannya. Namun demikian,
menurut Carson, adalah kemalangan bagi kebanyakan kita 17 bahwa dunia yang
cemerlang itu terenggut muram dan bahkan hilang sebelum kita dewasa. Dunia anak
memang menakjubkan, mengandung aneka ragam pengalaman yang mencengangkan,
dilengkapi berbagai kesempatan untuk memperoleh pembinaan. Bila guru masuk ke
dalam dunia itu, ia dapat membantu anak untuk mengembangkan pengetahuannya,
mengasah kepekaan rasa hatinya serta memperkaya keterampilannya. Bermain adalah
dunia anak. Sambil bermain mereka belajar. Dalam hal belajar, anak adalah ahlinya.
Segala macam dipelajarinya, dari menggerakkan anggota tubuhnya hingga mengenali
berbagai benda di lingkungan sekitarnya. Bayangkan keceriaan yang didapatnya ketika ia
menyadari baru saja menambah pengetahuan dan keterampilan. “Lihat, saya sudah bisa
“ teriaknya kepada semua orang. Belajar dan keceriaan merupakan dua hal penting
dalam masa kanak-kanak. Hal ini termasuk upaya mempelajari tubuhnya sendiri dan
berbagai kemungkinan geraknya. Gerak adalah rangsangan utama bagi pertumbuhan
dan perkembangan anak. Kian banyak ia bergerak, kian banyak hal yang ditemui dan
dijelajahi. Kian baik pula kualitas pertumbuhannya.
d . Pentingnya Pendidikan Jasmani
Beban belajar di sekolah begitu berat dan menekan kebebasan anak untuk bergerak.
Kebutuhan mereka akan gerak tidak bisa terpenuhi karena keterbatasan waktu dan
kesempatan. Lingkungan sekolah tidak menyediakan wilayah yang menarik untuk
dijelajahi. Penyelenggara pendidikan di sekolah yang lebih mengutamakan prestasi
akademis, memberikan anak tugas-tugas belajar yang menumpuk. Kehidupan sekolah
yang demikian berkombinasi pula dengan kehidupan di rumah dan lingkungan luar
sekolah. Jika di sekolah anak kurang bergerak, di rumah keadaannya juga demikian.
Kemajuan teknologi yang dicapai pada saat ini, malah mengungkung anak dalam
lingkungan kurang gerak. Anak semakin asyik dengan kesenangannya seperti menonton
TV atau bermain video game. Tidak mengherankan bila ada kerisauan bahwa kebugaran
anak semakin menurun. 19 Dengan semakin rendahnya kebugaran jasmani, kian
meningkat pula gejala penyakit hipokinetik (kurang gerak). Kegemukan, tekanan darah
tinggi, kencing manis, nyeri pinggang bagian bawah, adalah contoh dari penyakit kurang
gerak . Akibatnya penyakit jantung tidak lagi menjadi monopoli orang dewasa, tetapi
juga sudah menyerang anak dan remaja. Sejalan dengan itu, pengetahuan dan
kebiasaan makan yang buruk pun semakin memperparah masalah kesehatan yang
mengancam kesejahteraan masyarakat. Dengan pola gizi yang berlebihan, para
„pemalas gerak‟ itu akan menimbun lemak dalam tubuhnya secara berlebihan. Mereka
menghadapkan diri mereka sendiri pada resiko penyakit degenaratif (menurunnya
fungsi organ) yang semakin besar. Pendidikan Jasmani tampil untuk mengatasi masalah
tersebut sehingga kedudukannya dianggap penting. Melalui program yang direncanakan
secara baik, anak dilibatkan dalamkegiatan fisik yang tinggi intensitasnya. Pendidikan
Jasmani juga tetap menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan yang ada di
sekitarnya dengan banyak mencoba, sehingga kegiatannya tetap sesuai dengan minat
anak. Lewat pendidikan jasmanilah anak menemukan saluran yang tepat untuk bergerak
bebas dan meraih kembali keceriaannya, sambil terangsang perkembangan yang
bersifat menyeluruh.
B. ASAS FILOSOFIS PENGEMBANGAN PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH
a. Konsep Pendidikan Jasmani di SD
Dalamberbagai literatur terdapat definisi tentang pendidikan jasmani yang bervariasi
antara satu dengan yang lainnya. Setiap penulis cenderung memberikan definisi
pendidikan jasmani menurut pendapatnya masing-masing sesuai dengan pandangan
filosofinya. Walaupun formulasi definisi pendidikan jasmani berbeda-beda namun pada
umumnya mengandung pengertian yang sama yakni bahwa pendidikan jasmani adalah
pendidikan melalui gerak jasmani. Untuk memberikan gambaran dan pengertian
tentang pendidikan jasmani, diberikan beberapa pengertian/definisi dari beberapa ahli
dan juga dari sumber lain, yang nantinya akan memberikan kejelasan bagi Anda. Beley
dan Field (Suranto, dkk., 1994) mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai proses yang
menguntungkan dalam penyesuaian dari belajar gerak, neuro-muscular, intelektual,
sosial, kebudayaan, baik emosional dan etika sebagai akibat yang timbul sesuai
pilihannya melalui aktivitas fisik yang menggunakan sebagian besar otot tubuh. Willian,
Brownell dan Vernier mengindikasikan bahwa dalam pendidikan jasmani,
kegiatankegiatan jasmani tertentu yang terpilih akan dapat membentuk sikap yang
berguna bagi pelaku (Aip Syarifuddin dan Muladi, 1993) Pendidikan jasmani yang
merupakan bagian pendidikan keseluruhan pada hakekatnya adalah proses pendidikan
yang melibatkan interaksi antara anak didik dengan lingkungan yang dikelola melalui
aktivitas jasmani secara sistematik untuk meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-
nilai fungsional yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan sosial. Aktifitas tersebut
dipilih dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak SD. Melalui kegiatan
pendidikan jasmani diharapkan anak tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sehat
dan bugar, serta perkembangan pribadi secara harmonis (Cholik dan Lutan, 1997).
Definisi pendidikan jasmani yang dikemukakan Cholik dan Lutan (1997) adalah sebagai
berikut: ” ... pendidikan jasmani adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan
sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani,
kesehatan dan kebugaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan
perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk
manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila ” Oleh karena itu,
menurut Lutan (2004), pendidikan jasmani pada usia SD ibarat tanah liat dan mereka
siap dibentuk, karena proses tumbuh kembang kemampuan motorik anak berhubungan
dengan proses tumbuh kembang kemampuan gerak anak. Sifat khas anak adalah haus
untuk melakukan gerak, maka melalui kegiatan itu mereka akan tumbuh dan
berkembang secara subur, optimal, dan wajar. Dengan demikian perkembangan
kemampuan anak akan dapat terlihat secara jelas melalui berbagai aktivitas gerakan
yang diterimanya dalampelajaran pendidikan jasmani seperti pada kegiatan permainan
yang dapat mereka lakukan. Wujud dari pelaksanaan pendidikan jasmani di SD bertitik
tolak pada gerak dasar yang terlihat jelas dalambentuk-bentuk aktivitas jasmaninya.
Namun bukanlah semata-mata hanya berfungsi untuk merangsang dan
mengembangkan bagian-bagian tubuh serta fungsinya saja, tetapi juga adalah untuk
pembentukan dan pengembangan kepribadian anak secara utuh dan harmonis di dalam
kehidupannya.
b. Nilai-nilai Sosial Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani dapat menumbuhkan kepuasan intelektual dan apresiasi
keindahan, di samping adanya peraturan-peraturan, strategi-strategi, teknik-teknik,
prinsip-prinsip kinesiologi dan peraturan-peraturan latihan yang dapat dipelajari.
Pendidikan jasmani juga bertujuan untuk aspek fisik, mental, emosi, dan sosial pada
setiap individu ke arah yang positif. Pendidikan jasmani juga merupakan dasar untuk
olahraga. Di sini dapat dilihat komponen-komponen fisik seperti mobilitas, kekuatan,
kelincahan, dan daya tahan. Hasil dari beberapa komponen fisik tersebut ditentukan,
dihasilkan, dikembangkan, dan ditingkatkan melalui pendidikan jasmani. Domain
kognitif (pengetahuan), psikomotor (keterampilan fisik) dan afektif (sikap) yang
diperoleh melalui pelajaran pendidikan jasmani merupakan dasar yang kelak akan dapat
dialihkan ke dalam kegiatan olahraga. Kita tidak dapat hanya memandang keadaan fisik
pada saat anak melakukan gerak, melainkan terdapat berbagai aspek yang terlibat di
dalamnya. Bebarapa ahli menegaskan bahwa pada saat itu anak sedang melakukan
interaksi dengan dunia luarnya yakni dunia bermain dan dunia realitas yang dihadapi.
Karena bermain tidak dapat dipandang hanya sebagai aspek biologis, melainkan pada
saat itu sedang terjadi interaksi psikologis sosial yang memberikan pengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak. Bermain dan bergerak merupakan fenomena
universal manusia. Dalampertumbuhan dan perkembangan, bermain dan bergerak
merupakan pemicu awal yang dapat menggerakkan keseluruhan aspek pertumbuhan
dan perkembangan. Sementara itu pembelajaran pendidikan jasmani merupakan
pendidikan yang menggunakan aktivitas fisik untuk merealisasikan programnya. Melalui
pendidikan jasmani dorongan keinginan untuk bergerak misalnya melalui bermain
dikemas sedemikian rupa sehingga berbagai nilai-nilai sosialdapat terinternalisasi dalam
kepribadian anak. Melalui pemberian pengalaman konkrit dalam kegiatan bergerak,
berbagai nilainilai sosialdapat diadopsi dan terinternalisasi dalamkehidupan anak.
c. Filsafat Pendidikan Jasmani
Filsafat berasal dari dua suku kata yakni philos dan sophia. Philos yang berarti cinta
dan sophia yang berarti kebenaran atau kebajikan. Ilmu filsafat adalah ilmu yang
mempelajari tentang fakta dan prinsip dari kenyataan dan hakikat, serta tingkah laku
manusia dalam hubungannya dengan dunia secara benar dan bijaksana. Filsafat adalah
bidang kajian yang mencoba untuk membantu individu-individu mengevaluasi diri
mereka dalam hubungan dengan dunia sepuas dan sejelas mungkin, dengan
memberikan kepada mereka suatu pegangan bagaimana harus berhubungan dengan
masalah hidup dan mati, benar dan salah, baik dan buruk, bebas dan terikat, indah dan
jelek. Filsafat adalah merupakan pegangan hidup untuk mencari fakta-fakta yang nyata
dan nilai-nilai kehidupan dengan alam dunia, dan mengevaluasi serta menginterpretasi
fakta dan substansi pendidikan di Indonesia selama bertahun-tahun. Walaupun telah
dilakukan reorientasi, tampaknya upaya untuk mengembalikan peran dan fungsi
pendidikan jasmani pada perubahan definisi belum pada substansi makna, peran dan
fungsi. Hal-hal yang dapat memberikan pengalaman konkrit tentang berbagai makna
nilai-nilai sosial, seperti nilai saling menghargai, kerjasama, berkompetisi dengan sehat,
tidak kenal lelah, pantang menyerah, dan bersahabat, adalah merupakan nilai-nilai
sosial yang dapat diinternalisasikan melalui program pendidikan jasmani. Apabila
pendidikan jasmani diajarkan dengan baik, akan dapat memberikan sumbangan
terhadap tujuan pendidikan pada umumnya, antara lain percaya terhadap diri sendiri.
Seorang yang mempunyai dasar kesehatan yang baik, dan perkembangan badan yang
kuat melalui pendidikan jasmani akan memiliki pandangan dan semangat hidup yang
lebih besar, juga akan memiliki daya tahan dan tenaga yang cukup besar. Tenaga ini
diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan kegiatan rutinnya, bagi siswa diperlukan
pada waktu belajarnya. Pendidikan jasmani dapat memberikan beberapa sumbangan
terhadap perkembangan ketangkasan dalam proses dasar untuk berbicara, membaca,
menulis dan berhitung, dapat membantu siswa dalammengembangkan keterampilan
mengukur jarak, kecepatan dan ketepatan gerak dalam ruang, membantu siswa
memperkirakan tubrukan, tekanan dan berat; dan dengan cara mengikat perhatian
siswa dengan bersungguh-sungguh pada bidang olahraga. Ada beberapa bukti yang
menyatakan bahwa keterbatasan gerak pada masa anak-anak, mempunyai pengaruh
yang merugikan kemampuan belajar berbicara, walaupun pernyataan ini belum dapat
dipastikan. Pendidikan jasmani dapat memberikan sumbangan dalammewujudkan
pengetahuan kesehatan dengan menolong siswa mengetahui batas kesanggupan dan
keterbatasan dirinya dengan cara memberikan pengetahuan bagaimana ia dapat
meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan dirinya, dan dengan memberikan
pengetahuan tentang beberapa kegiatan olahraga yang dapat digunakan untuk
memelihara tingkat kesehatan dan kebugaran jasmaninya yang tinggi dalam
kehidupannya. Pendidikan jasmani dapat memberikan sumbangan terhadap
perkembangan prinsip-prinsip kebiasaan hidup sehat. Partisipasi dalamkegiatan
olahraga dapat membantu siswa dalambelajar mengontrol emosinya.
Untuk dapat mengikuti perkembangan jaman, pakar pendidikan jasmani, guru
pendidikan jasmani dan lain-lain harus bersikap mandiri sehingga dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan mereka sendiri, misalnya sebagai berikut. Pada dewasa ini
apakah pendidikan jasmani dianggap bernilai tinggi oleh masyarakat? Apakah
pendidikan jasmani merupakan kebutuhan yang relevan bagi remaja dan orang dewasa?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, diperlukan falsafah pendidikan jasmani sebagai
landasan berpikir, sebagai berikut. Falsafah pendidikan jasmani menjelaskan
manfaatnya. Filsafat adalah proses, sehingga manusia dapat mengkaji kebenaran,
kenyataan, dan nilai-nilai yang dianggap benar oleh masyarakat. Berlandas pada falsafah
yang dianut, guru dapat mengkaji makna, sifat-sifat, manfaat, dan nilai-nilai yang
terkandung di dalam pendidikan jasmani. Dengan berlandas falsafah, guru dan pelatih
dipandu dalam menentukan sasaran, tujuan, prinsip-prinsip, dan isi program. Selain itu,
falsafah memberi makna yang logik, sehingga pendidikan jasmani dapat memberi
layanan pendidikan yang bermanfaat bagi masyarakat dalamrangka mengembangkan
sumber daya manusia. Falsafah pendidikan jasmani berpengaruh terhadap
pengembangan pelaksanaan pendidikan. Seandainya, layanan pendidikan berlandas
pada intuisi atau tingkat emosi dan khayalan, tentunya manfaat pelaksanaannya juga
kurang tepat. Namun, dengan berlandas pada pandangan falsafah yang mantap,
pelaksanaan layanan pendidikan akan lebih efektif. Layanan pendidikan akan terbukti
kebenarannya, apabila para guru dan pelatih mengembangkan falsafah pendidikan
jasmani dengan sikap rasional, logik, dan sistematik, serta peduli terhadap
pengembangan sumber daya manusia. Pentingnya falsafah pendidikan jasmani terhadap
pengembangan profesionalitas pelaksana. Seorang yang menyatakan dirinya sebagai
guru harus dapat mengembangkan pandangan falsafah yang dianutnya, sehingga
dengan pandangan falsafah tersebut, guru memperoleh landasan berpikir untuk
mengembangkan profesinya. Dengan memahami makna, manfaat, dan tujuan
pendidikan jasmani, guru termotivasi untuk mencapai tingkat profesionalitas yang lebih
tinggi, sehingga dapat mengevaluasi program dan pelaksanaan pendidikan jasmani
secara mandiri. Falsafah pendidikan jasmani memberi bimbingan pelaksana untuk
bertindak. Untuk dapai melaksanakan fungsinya sebagai guru yang arif, pandangan
falsafah yang dianut akan membimbing mereka dalam bertindak. Sebelum bertindak,
tentunya guru membutuhkan pengetahuan dan informasi tentang kebutuhan
masyarakat, untuk merencanakan program. Sehingga, pandangan falsafah akan
memandu merencanakan program. Sehingga pandangan falsafah akan memandu guru
dalam mengidentifikasi kebutuhan, merumuskan rencana, melaksanakan, dan
mengevaluasi tindakan. Falsafah pendidikan jasmani akan memberi arah pengembangan
profesi. Dewasa ini banyak program pendidikan jasmani yang tidak mengarah kepada
tujuan yang ingin dicapai. Misalnya, pertandingan olahraga antar sekolah yang
diharapkan menumbuhkan keakraban hubungan antar siswa, namun dalam
pelaksanaannya justru menimbulkan perkelahian. Hal ini disebabkan karena masing-
masing pihak yang terlibat tidak berlandas pada pandangan falsafah yang dapat
menampung pandangan pihak lain. Kasus ini akan lebih parah, apabila guru yang
menyulut timbulnya perkelahian, karena mereka hanya mendambakan kemenangan di
pihaknya. Dengan berlandaskan pada falsafah, guru terarah pada pencapaian tujuan.
Pendidikan jasmani yang merefleksikan pengembangan suatu sistemdari berbagai sudut
pandang pendidikan yang merupakan rangkaian logik dan unsur-unsur filsafat lainnya.
Kesadaran masyarakat dalam pendidikan jasmani dipengaruhi oleh sumbangan nilai-nilai
yang terkandung dalam falsafah pendidikan jasmani. Guru pada dekade mendatang
harus menyadari bahwa masyarakat tidak merasa puas hanya dengan nilai kebugaran
jasmani atau prestasi yang dicapai. -Memperhatikan perubahan nilai, masyarakat ingin
mengetahui seberapa jauh sumbangan pendidikan jasmani terhadap peningkatan
kualitas sumber daya manusia, kinerja manusia, serta ketahanan nasional suatu bangsa.
Falsafah yang dirumuskan secara proaktif dan transparan, memungkinkan bagi
masyarakat menginterpretasi makna dan nilainilai yang dianggap penting, sehingga
menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi. Falsafah pendidikan jasmani
menjelaskan hubungannya dengan pendidikan secara umum. Falsafah akan membantu
mengembangkan penjelasan yang rasional bahwa tujuan pendidikan jasmani menunjang
tercapainya tujuan pendidikan yang menyeluruh. Secara konsep yang terkandung dalam
definisinya, pendidikan jasmani merupakan bagian yang penting dan terpadu dalam
pendidikan seutuhnya, dengan penekanan: pendidikan jasmani adalah pendidikan yang
memberi kesempatan bagi pebelajar untuk berlatih gerak dan belajar melalui gerak
jasmani.
d. Tujuan Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar
Tujuan umum Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar adalah memacu kepada
pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional dan sosial yang selaras
dalam upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkan
nilai, sikap dan membiasakan hidup sehat. a. Memacu perkembangan dan aktivitas
sistem: peredaran darah, pencernaan, pernapasan dan persyaratan. b. Memacu
pertumbuhan jasmani seperti bertambahnya tinggi, dan berat badan. c. Menanamkan
nilai-nilai disiplin, kerja sama, sportivitas, tenggang rasa. d. Meningkatkan keterampilan
melakukan kegiatan aktivitas jasmani dan memiliki sikap yang positif terhadap
pentingnya melakukan aktivitas jasmani. e. Meningkatkan kesegaran jasmani. f.
Meningkatkan pengetahuan pendidikan jasmani. g. Menanamkan kegemaran untuk
melakukan aktivitas jasmani.
e. Pertumbuhan dan Perkembangan Di dalam intensifikasi penyelenggaraan pendidikan
sebagai proses dalampertumbuhan dan perkembangan manusia yang berlamgsung
seumur hidup.
Pendidikan jasmani merupakan salah satu alat yang sangat penting untuk merangsang
pertumbuhan dan perkembangan manusia, karena pendidikan jasmani sangat erat
kaitannya dengan gerak manusia. Gerak bagi manusia sebagai aktivitas jasmani
merupakan salah satu kebutuhan hidup yang sangat penting, yaitu sebagai dasar bagi
manusia untuk belajar, baik untuk belajar mengenal alamsekitar dalam usaha
memperoleh berbagai pengalaman berupa pengetahuan dan keterampilan, nilai dan
sikap, maupun untuk belajar mengenal dirinya sendiri sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial dalamusaha penyesuaian dan mengatasi perubahan-perubahan yang
terjadi di lingkungannya. Oleh karena itu, apabila program pengajaran pendidikan
jasmani yang diselenggarakan di sekolah (khususnys di SD) dapat terorganisasikan
dengan baik akan dapat memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi pertumbuhan
dan perkembangan murid-murid di SD, baik pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani yang harmonis, maupun dalam rangka menyiapkan murid-murid secara
fisiologis yang mengarah kepada usaha-usaha keras yang sangat berguna untuk
meningkatkan kemantapan jasmani dan rohani dalam membantu mengembangkan
kemampuan dan kepribadian yang sangat besar pengaruhnya terhadap penyesuaian diri
di dalam lingkungannya.
BAB III
KESIMPULAN
Proses pembelajaran yang berdaya dan berhasil merupakan kegiatan yang bukan berdiri dengan
sendirinya, melainkan terkait dengan beberapa factor.Seperti factor guru adalah sumber utama
dalam hal proses belajar di dalam kelas.Guru harus bisa memahami peserta didik dalam berbagai
dimensinya.Dalam keadaan ini guru harus bisa memahami keunikan-keunikan peserta didik agar
dapat mendorong terjadinya perkembangan secara optimal.
SARAN
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aunurahman.Belajar Pembelajaran.2012.Bandung:Alfabeta
Dimyati dan Mujiono(1994).Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Proyek Pembinaan dan
Peningkatan Mutu Tenaga Dikti

More Related Content

Similar to FILSAFAT OLAHRAGA

makalah olahraga pendidikan
makalah olahraga pendidikanmakalah olahraga pendidikan
makalah olahraga pendidikanAni Mahisarani
 
59770009 makalah-pendidikan-jasmani-5
59770009 makalah-pendidikan-jasmani-559770009 makalah-pendidikan-jasmani-5
59770009 makalah-pendidikan-jasmani-5ery cell
 
Kbk sma 07. pendidikan jasmani
Kbk sma 07. pendidikan jasmaniKbk sma 07. pendidikan jasmani
Kbk sma 07. pendidikan jasmaniJasmin Jasin
 
Latar belakang ekskul voli
Latar belakang ekskul voliLatar belakang ekskul voli
Latar belakang ekskul voliYuhelmi Soren
 
PPT PENJASKES (11).pptx
PPT PENJASKES (11).pptxPPT PENJASKES (11).pptx
PPT PENJASKES (11).pptxgalangpandu4
 
Kbk smp 08. pendidikan jasmani
Kbk smp 08. pendidikan jasmaniKbk smp 08. pendidikan jasmani
Kbk smp 08. pendidikan jasmaniJasmin Jasin
 
Tiga domain yang membentuk nilai pendidikan dalam pendidikan jasmani
Tiga domain yang membentuk nilai pendidikan dalam pendidikan jasmaniTiga domain yang membentuk nilai pendidikan dalam pendidikan jasmani
Tiga domain yang membentuk nilai pendidikan dalam pendidikan jasmaniWai Jey Ying
 
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)Winda010293
 
Perspektif Pendidikan Jasmani Dan Olahraga
Perspektif Pendidikan Jasmani Dan OlahragaPerspektif Pendidikan Jasmani Dan Olahraga
Perspektif Pendidikan Jasmani Dan OlahragaFebry San
 
MAKALAH PPFM KEL 1.docx
MAKALAH PPFM KEL 1.docxMAKALAH PPFM KEL 1.docx
MAKALAH PPFM KEL 1.docxvandy39
 
MATERI 2 PARADIGMA BARU PJOK kkg bakung.pptx
MATERI 2 PARADIGMA  BARU PJOK kkg bakung.pptxMATERI 2 PARADIGMA  BARU PJOK kkg bakung.pptx
MATERI 2 PARADIGMA BARU PJOK kkg bakung.pptxFajar946583
 
Peran pendidikan jasmani dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional
Peran pendidikan jasmani dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasionalPeran pendidikan jasmani dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional
Peran pendidikan jasmani dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasionalAlberstofRadjah
 
IMPLEMENTASI MODEL INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI (FAISAL).docx
IMPLEMENTASI MODEL INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI (FAISAL).docxIMPLEMENTASI MODEL INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI (FAISAL).docx
IMPLEMENTASI MODEL INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI (FAISAL).docxFaisalFaiz19
 
T U G A S P S I K O L O G I P E N D I D I K A N
T U G A S  P S I K O L O G I  P E N D I D I K A NT U G A S  P S I K O L O G I  P E N D I D I K A N
T U G A S P S I K O L O G I P E N D I D I K A Nwahyu sanjaya
 

Similar to FILSAFAT OLAHRAGA (20)

makalah olahraga pendidikan
makalah olahraga pendidikanmakalah olahraga pendidikan
makalah olahraga pendidikan
 
Pj mis
Pj misPj mis
Pj mis
 
59770009 makalah-pendidikan-jasmani-5
59770009 makalah-pendidikan-jasmani-559770009 makalah-pendidikan-jasmani-5
59770009 makalah-pendidikan-jasmani-5
 
Kbk sma 07. pendidikan jasmani
Kbk sma 07. pendidikan jasmaniKbk sma 07. pendidikan jasmani
Kbk sma 07. pendidikan jasmani
 
Latar belakang ekskul voli
Latar belakang ekskul voliLatar belakang ekskul voli
Latar belakang ekskul voli
 
Hbpe1103 hantar
Hbpe1103 hantarHbpe1103 hantar
Hbpe1103 hantar
 
PPT PENJASKES (11).pptx
PPT PENJASKES (11).pptxPPT PENJASKES (11).pptx
PPT PENJASKES (11).pptx
 
Kbk smp 08. pendidikan jasmani
Kbk smp 08. pendidikan jasmaniKbk smp 08. pendidikan jasmani
Kbk smp 08. pendidikan jasmani
 
Tiga domain yang membentuk nilai pendidikan dalam pendidikan jasmani
Tiga domain yang membentuk nilai pendidikan dalam pendidikan jasmaniTiga domain yang membentuk nilai pendidikan dalam pendidikan jasmani
Tiga domain yang membentuk nilai pendidikan dalam pendidikan jasmani
 
S jkr 0704960_chapter1
S jkr 0704960_chapter1S jkr 0704960_chapter1
S jkr 0704960_chapter1
 
S jkr 0704960_chapter1
S jkr 0704960_chapter1S jkr 0704960_chapter1
S jkr 0704960_chapter1
 
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)
Makalah faktor faktor yang mempengaruhi belajar (kelompok 10)
 
Perspektif Pendidikan Jasmani Dan Olahraga
Perspektif Pendidikan Jasmani Dan OlahragaPerspektif Pendidikan Jasmani Dan Olahraga
Perspektif Pendidikan Jasmani Dan Olahraga
 
MAKALAH PPFM KEL 1.docx
MAKALAH PPFM KEL 1.docxMAKALAH PPFM KEL 1.docx
MAKALAH PPFM KEL 1.docx
 
Potret penjasorkes di sekolah dasar
Potret penjasorkes di sekolah dasarPotret penjasorkes di sekolah dasar
Potret penjasorkes di sekolah dasar
 
MATERI 2 PARADIGMA BARU PJOK kkg bakung.pptx
MATERI 2 PARADIGMA  BARU PJOK kkg bakung.pptxMATERI 2 PARADIGMA  BARU PJOK kkg bakung.pptx
MATERI 2 PARADIGMA BARU PJOK kkg bakung.pptx
 
Peran pendidikan jasmani dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional
Peran pendidikan jasmani dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasionalPeran pendidikan jasmani dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional
Peran pendidikan jasmani dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional
 
IMPLEMENTASI MODEL INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI (FAISAL).docx
IMPLEMENTASI MODEL INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI (FAISAL).docxIMPLEMENTASI MODEL INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI (FAISAL).docx
IMPLEMENTASI MODEL INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI (FAISAL).docx
 
T U G A S P S I K O L O G I P E N D I D I K A N
T U G A S  P S I K O L O G I  P E N D I D I K A NT U G A S  P S I K O L O G I  P E N D I D I K A N
T U G A S P S I K O L O G I P E N D I D I K A N
 
Wahyu
WahyuWahyu
Wahyu
 

FILSAFAT OLAHRAGA

  • 1. FILSAFAT OLAHRAGA DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 9  MUHAMMAD BHADAR SAHIRUDDIN (A1F121029)  MASDAN ( )  DEDI RIZWAN ( )  MUHAMMAD AGUNG ( )  MUHAMMAD YASRUL ( ) JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI TAHUN 2022/2023
  • 2. KATA PENGANTAR Segala puji bagi TuhanYang Maha Esa yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti. Kami mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dengan judul “Landasan ilmiah pelaksanaan falsafah Pendidikan jasmani dan asas filosofis pengembangan Pendidikan jasamni disekolah dasar”. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR....................................................................................... DAFTAR ISI.................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………….. A. Latar Belakang ……………………………………………………………... B. Rumusan Masalah………………………………………………………….. C. Tujuan………………………………………………………………………… BAB II PEMBAHASAN :…………………………………………………………… A. Landasan ilmiah dalam pelakasanaan Pendidikan kjasmani B. Asas filosofis pengembangan Pendidikan jasmani di sekolah………………………........................ BAB III PENUTUP…………………………………………………………………. A. KESIMPULAN………………………………………………………………... B. Saran………………………………………………………………………….. C. Daftar Pustaka………………………………………………………………...
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembahasan sebelumnya kita telah membahas bahwa salah satu unsur penting dalam pelaksanaan pembelajaran adalah pemahaman peserta didik. Aspek-aspek terkait dengan pesrta didik adalah fisik dan psikis dalam teori pengembangan moral Kohlberg memberikan penekanan tentang pentingnya pemahaman guru terhadap perkembangan moral anak sebagai bagian karakteristik individu. Dengan memahami perkembangan moral siswa maka guru dapat mengeksplor, memilih dan menentukan bahan belajar dan strategi, model-model pembelajaran yang tepat untuk proses pembelajaran yang efektif guna mencapai hasil yang optimal. 1. Landasan ilmu falsafah pendidikan jasmani 2. Asas filosofis dalam pengembangan Pendidikan jasmani disekolah B. Rumusan Masalah 1. Landasan ilmiah falsafah apa saja yang dikembangkan dalam Pendidikan jasmani. 2. Jelaskan teorifilosofis pengembangan Pendidikan jasmani di sekolah. C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian apa pengertian perkembangan moral 2. Untuk mengetahui penjelasan perkembangan menurut Jean Piaget 3. Untuk mengetahui penjelasan pandangan perkembangan moral menurut Kohlberg Piaget dan Ericson 4. Untuk mengetahui cara pengimplentasian perkembangan moral dalam pembelajaran
  • 5. BAB II PEMBAHASAN A. LANDASAN ILMIAH PELAKSANAAN FALSAFAH PENDIDIKAN JASMANI Pengantar Bangsa kita sedang dihadapkan pada kondisi centang-perenang. Krisis multimuka yang datang menyusul krisis ekonomi dan krisis moneter yang memukul bangsa kita di titik akhir milenium kedua, hingga kini masih membekaskan luka-dalam bagi sebagian besar masyarakat kita. Luka itu terasa lebih pedih dan lama bagi bangsa kita, di tengah kondisi dunia yang sedang dihadapkan pada krisis perebutan kekuasaan politik dunia, dengan nuansa kental perebutan kekuatan ekonomi dan teknologi di sebagian besar dunia maju. a. Hakikat Pendidikan Jasmani Pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang 7 memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. Pada kenyataannya, pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian yang sungguh luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia. Lebih khusus lagi, penjas berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah pendidikan lainnya: hubungan dari perkembangan tubuh-fisik dengan pikiran dan jiwanya. Fokusnya pada pengaruh perkembangan fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan perkembangan aspek lain dari manusia itulah yang menjadikannya unik. Tidak ada bidang tunggal lainnya seperti pendidikan jasmani yang berkepentingan dengan perkembangan total manusia. b. Tujuan Pendidikan Jasmani Apakah sebenarnya tujuan pendidikan jasmani? Menjawab pertanyaan demikian, banyak guru yang masih berbeda pendapat. Ada yang menjawab bahwa tujuannya adalah untuk meningkatkan keterampilan siswa dalamberolahraga. Ada pula yang berpendapat, tujuannya adalah meningkatkan taraf kesehatan anak yang baik, dan tidak bisa disangkal pula pasti ada yang mengatakan, bahwa tujuan pendidikan jasmani adalah untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Kesemua jawaban di atas benar belaka. Hanya saja barangkali bisa dikatakan kurang lengkap, sebab yang paling penting dari
  • 6. kesemuanya itu tujuannya bersifat menyeluruh. Secara sederhana, pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk: 14 Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial. Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalamaneka aktivitas jasmani. Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali. Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalamaktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan. Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang. Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk permainan olahraga. Diringkaskan dalam terminologi yang populer, maka tujuan pembelajaran pendidikan jasmani itu harus mencakup tujuan dalam domain psikomotorik, domain kognitif, dan tak kalah pentingnya dalam domain afektif. Pengembangan domain psikomotorik secara umum dapat diarahkan pada dua tujuan utama, pertama mencapai perkembangan aspek kebugaran jasmani, dan kedua, mencapai perkembangan aspek perseptual motorik. Ini menegaskan bahwa pembelajaran pendidikan jasmani harus melibatkan aktivitas fisik yang mampu merangsang kemampuan kebugaran jasmani serta sekaligus bersifat pembentukan penguasaan gerak keterampilan itu sendiri. Kebugaran jasmani merupakan aspek penting dari domain psikomotorik, yang bertumpu pada perkembangan kemampuan biologis organ tubuh. Konsentrasinya lebih banyak pada persoalan peningkatan efisiensi fungsi faal 15 Gambar 1.6: Program kebugaran menyatu dengan penguasaan keterampilan (Physical Best – AAHPERD, 1999) tubuh dengan segala aspeknya sebagai sebuah sistem(misalnya sistemperedaran darah, sistempernapasan, sistem metabolisme, dll.) C. Gerak Sebagai Kebutuhan Anak Dunia anak adalah dunia yang segar, baru, dan senantiasa indah, dipenuhi keajaiban dan keriaan. Demikian Rachel Carson dalam sebuah ungkapannya. Namun demikian, menurut Carson, adalah kemalangan bagi kebanyakan kita 17 bahwa dunia yang cemerlang itu terenggut muram dan bahkan hilang sebelum kita dewasa. Dunia anak memang menakjubkan, mengandung aneka ragam pengalaman yang mencengangkan, dilengkapi berbagai kesempatan untuk memperoleh pembinaan. Bila guru masuk ke dalam dunia itu, ia dapat membantu anak untuk mengembangkan pengetahuannya, mengasah kepekaan rasa hatinya serta memperkaya keterampilannya. Bermain adalah dunia anak. Sambil bermain mereka belajar. Dalam hal belajar, anak adalah ahlinya. Segala macam dipelajarinya, dari menggerakkan anggota tubuhnya hingga mengenali
  • 7. berbagai benda di lingkungan sekitarnya. Bayangkan keceriaan yang didapatnya ketika ia menyadari baru saja menambah pengetahuan dan keterampilan. “Lihat, saya sudah bisa “ teriaknya kepada semua orang. Belajar dan keceriaan merupakan dua hal penting dalam masa kanak-kanak. Hal ini termasuk upaya mempelajari tubuhnya sendiri dan berbagai kemungkinan geraknya. Gerak adalah rangsangan utama bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Kian banyak ia bergerak, kian banyak hal yang ditemui dan dijelajahi. Kian baik pula kualitas pertumbuhannya. d . Pentingnya Pendidikan Jasmani Beban belajar di sekolah begitu berat dan menekan kebebasan anak untuk bergerak. Kebutuhan mereka akan gerak tidak bisa terpenuhi karena keterbatasan waktu dan kesempatan. Lingkungan sekolah tidak menyediakan wilayah yang menarik untuk dijelajahi. Penyelenggara pendidikan di sekolah yang lebih mengutamakan prestasi akademis, memberikan anak tugas-tugas belajar yang menumpuk. Kehidupan sekolah yang demikian berkombinasi pula dengan kehidupan di rumah dan lingkungan luar sekolah. Jika di sekolah anak kurang bergerak, di rumah keadaannya juga demikian. Kemajuan teknologi yang dicapai pada saat ini, malah mengungkung anak dalam lingkungan kurang gerak. Anak semakin asyik dengan kesenangannya seperti menonton TV atau bermain video game. Tidak mengherankan bila ada kerisauan bahwa kebugaran anak semakin menurun. 19 Dengan semakin rendahnya kebugaran jasmani, kian meningkat pula gejala penyakit hipokinetik (kurang gerak). Kegemukan, tekanan darah tinggi, kencing manis, nyeri pinggang bagian bawah, adalah contoh dari penyakit kurang gerak . Akibatnya penyakit jantung tidak lagi menjadi monopoli orang dewasa, tetapi juga sudah menyerang anak dan remaja. Sejalan dengan itu, pengetahuan dan kebiasaan makan yang buruk pun semakin memperparah masalah kesehatan yang mengancam kesejahteraan masyarakat. Dengan pola gizi yang berlebihan, para „pemalas gerak‟ itu akan menimbun lemak dalam tubuhnya secara berlebihan. Mereka menghadapkan diri mereka sendiri pada resiko penyakit degenaratif (menurunnya fungsi organ) yang semakin besar. Pendidikan Jasmani tampil untuk mengatasi masalah tersebut sehingga kedudukannya dianggap penting. Melalui program yang direncanakan secara baik, anak dilibatkan dalamkegiatan fisik yang tinggi intensitasnya. Pendidikan Jasmani juga tetap menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan yang ada di sekitarnya dengan banyak mencoba, sehingga kegiatannya tetap sesuai dengan minat anak. Lewat pendidikan jasmanilah anak menemukan saluran yang tepat untuk bergerak bebas dan meraih kembali keceriaannya, sambil terangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh.
  • 8. B. ASAS FILOSOFIS PENGEMBANGAN PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH a. Konsep Pendidikan Jasmani di SD Dalamberbagai literatur terdapat definisi tentang pendidikan jasmani yang bervariasi antara satu dengan yang lainnya. Setiap penulis cenderung memberikan definisi pendidikan jasmani menurut pendapatnya masing-masing sesuai dengan pandangan filosofinya. Walaupun formulasi definisi pendidikan jasmani berbeda-beda namun pada umumnya mengandung pengertian yang sama yakni bahwa pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui gerak jasmani. Untuk memberikan gambaran dan pengertian tentang pendidikan jasmani, diberikan beberapa pengertian/definisi dari beberapa ahli dan juga dari sumber lain, yang nantinya akan memberikan kejelasan bagi Anda. Beley dan Field (Suranto, dkk., 1994) mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai proses yang menguntungkan dalam penyesuaian dari belajar gerak, neuro-muscular, intelektual, sosial, kebudayaan, baik emosional dan etika sebagai akibat yang timbul sesuai pilihannya melalui aktivitas fisik yang menggunakan sebagian besar otot tubuh. Willian, Brownell dan Vernier mengindikasikan bahwa dalam pendidikan jasmani, kegiatankegiatan jasmani tertentu yang terpilih akan dapat membentuk sikap yang berguna bagi pelaku (Aip Syarifuddin dan Muladi, 1993) Pendidikan jasmani yang merupakan bagian pendidikan keseluruhan pada hakekatnya adalah proses pendidikan yang melibatkan interaksi antara anak didik dengan lingkungan yang dikelola melalui aktivitas jasmani secara sistematik untuk meningkatkan keterampilan motorik dan nilai- nilai fungsional yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan sosial. Aktifitas tersebut dipilih dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak SD. Melalui kegiatan pendidikan jasmani diharapkan anak tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sehat dan bugar, serta perkembangan pribadi secara harmonis (Cholik dan Lutan, 1997). Definisi pendidikan jasmani yang dikemukakan Cholik dan Lutan (1997) adalah sebagai berikut: ” ... pendidikan jasmani adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kebugaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila ” Oleh karena itu, menurut Lutan (2004), pendidikan jasmani pada usia SD ibarat tanah liat dan mereka siap dibentuk, karena proses tumbuh kembang kemampuan motorik anak berhubungan dengan proses tumbuh kembang kemampuan gerak anak. Sifat khas anak adalah haus untuk melakukan gerak, maka melalui kegiatan itu mereka akan tumbuh dan berkembang secara subur, optimal, dan wajar. Dengan demikian perkembangan kemampuan anak akan dapat terlihat secara jelas melalui berbagai aktivitas gerakan
  • 9. yang diterimanya dalampelajaran pendidikan jasmani seperti pada kegiatan permainan yang dapat mereka lakukan. Wujud dari pelaksanaan pendidikan jasmani di SD bertitik tolak pada gerak dasar yang terlihat jelas dalambentuk-bentuk aktivitas jasmaninya. Namun bukanlah semata-mata hanya berfungsi untuk merangsang dan mengembangkan bagian-bagian tubuh serta fungsinya saja, tetapi juga adalah untuk pembentukan dan pengembangan kepribadian anak secara utuh dan harmonis di dalam kehidupannya. b. Nilai-nilai Sosial Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani dapat menumbuhkan kepuasan intelektual dan apresiasi keindahan, di samping adanya peraturan-peraturan, strategi-strategi, teknik-teknik, prinsip-prinsip kinesiologi dan peraturan-peraturan latihan yang dapat dipelajari. Pendidikan jasmani juga bertujuan untuk aspek fisik, mental, emosi, dan sosial pada setiap individu ke arah yang positif. Pendidikan jasmani juga merupakan dasar untuk olahraga. Di sini dapat dilihat komponen-komponen fisik seperti mobilitas, kekuatan, kelincahan, dan daya tahan. Hasil dari beberapa komponen fisik tersebut ditentukan, dihasilkan, dikembangkan, dan ditingkatkan melalui pendidikan jasmani. Domain kognitif (pengetahuan), psikomotor (keterampilan fisik) dan afektif (sikap) yang diperoleh melalui pelajaran pendidikan jasmani merupakan dasar yang kelak akan dapat dialihkan ke dalam kegiatan olahraga. Kita tidak dapat hanya memandang keadaan fisik pada saat anak melakukan gerak, melainkan terdapat berbagai aspek yang terlibat di dalamnya. Bebarapa ahli menegaskan bahwa pada saat itu anak sedang melakukan interaksi dengan dunia luarnya yakni dunia bermain dan dunia realitas yang dihadapi. Karena bermain tidak dapat dipandang hanya sebagai aspek biologis, melainkan pada saat itu sedang terjadi interaksi psikologis sosial yang memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Bermain dan bergerak merupakan fenomena universal manusia. Dalampertumbuhan dan perkembangan, bermain dan bergerak merupakan pemicu awal yang dapat menggerakkan keseluruhan aspek pertumbuhan dan perkembangan. Sementara itu pembelajaran pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang menggunakan aktivitas fisik untuk merealisasikan programnya. Melalui pendidikan jasmani dorongan keinginan untuk bergerak misalnya melalui bermain dikemas sedemikian rupa sehingga berbagai nilai-nilai sosialdapat terinternalisasi dalam kepribadian anak. Melalui pemberian pengalaman konkrit dalam kegiatan bergerak, berbagai nilainilai sosialdapat diadopsi dan terinternalisasi dalamkehidupan anak.
  • 10. c. Filsafat Pendidikan Jasmani Filsafat berasal dari dua suku kata yakni philos dan sophia. Philos yang berarti cinta dan sophia yang berarti kebenaran atau kebajikan. Ilmu filsafat adalah ilmu yang mempelajari tentang fakta dan prinsip dari kenyataan dan hakikat, serta tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan dunia secara benar dan bijaksana. Filsafat adalah bidang kajian yang mencoba untuk membantu individu-individu mengevaluasi diri mereka dalam hubungan dengan dunia sepuas dan sejelas mungkin, dengan memberikan kepada mereka suatu pegangan bagaimana harus berhubungan dengan masalah hidup dan mati, benar dan salah, baik dan buruk, bebas dan terikat, indah dan jelek. Filsafat adalah merupakan pegangan hidup untuk mencari fakta-fakta yang nyata dan nilai-nilai kehidupan dengan alam dunia, dan mengevaluasi serta menginterpretasi fakta dan substansi pendidikan di Indonesia selama bertahun-tahun. Walaupun telah dilakukan reorientasi, tampaknya upaya untuk mengembalikan peran dan fungsi pendidikan jasmani pada perubahan definisi belum pada substansi makna, peran dan fungsi. Hal-hal yang dapat memberikan pengalaman konkrit tentang berbagai makna nilai-nilai sosial, seperti nilai saling menghargai, kerjasama, berkompetisi dengan sehat, tidak kenal lelah, pantang menyerah, dan bersahabat, adalah merupakan nilai-nilai sosial yang dapat diinternalisasikan melalui program pendidikan jasmani. Apabila pendidikan jasmani diajarkan dengan baik, akan dapat memberikan sumbangan terhadap tujuan pendidikan pada umumnya, antara lain percaya terhadap diri sendiri. Seorang yang mempunyai dasar kesehatan yang baik, dan perkembangan badan yang kuat melalui pendidikan jasmani akan memiliki pandangan dan semangat hidup yang lebih besar, juga akan memiliki daya tahan dan tenaga yang cukup besar. Tenaga ini diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan kegiatan rutinnya, bagi siswa diperlukan pada waktu belajarnya. Pendidikan jasmani dapat memberikan beberapa sumbangan terhadap perkembangan ketangkasan dalam proses dasar untuk berbicara, membaca, menulis dan berhitung, dapat membantu siswa dalammengembangkan keterampilan mengukur jarak, kecepatan dan ketepatan gerak dalam ruang, membantu siswa memperkirakan tubrukan, tekanan dan berat; dan dengan cara mengikat perhatian siswa dengan bersungguh-sungguh pada bidang olahraga. Ada beberapa bukti yang menyatakan bahwa keterbatasan gerak pada masa anak-anak, mempunyai pengaruh yang merugikan kemampuan belajar berbicara, walaupun pernyataan ini belum dapat dipastikan. Pendidikan jasmani dapat memberikan sumbangan dalammewujudkan pengetahuan kesehatan dengan menolong siswa mengetahui batas kesanggupan dan keterbatasan dirinya dengan cara memberikan pengetahuan bagaimana ia dapat meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan dirinya, dan dengan memberikan pengetahuan tentang beberapa kegiatan olahraga yang dapat digunakan untuk
  • 11. memelihara tingkat kesehatan dan kebugaran jasmaninya yang tinggi dalam kehidupannya. Pendidikan jasmani dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan prinsip-prinsip kebiasaan hidup sehat. Partisipasi dalamkegiatan olahraga dapat membantu siswa dalambelajar mengontrol emosinya. Untuk dapat mengikuti perkembangan jaman, pakar pendidikan jasmani, guru pendidikan jasmani dan lain-lain harus bersikap mandiri sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka sendiri, misalnya sebagai berikut. Pada dewasa ini apakah pendidikan jasmani dianggap bernilai tinggi oleh masyarakat? Apakah pendidikan jasmani merupakan kebutuhan yang relevan bagi remaja dan orang dewasa? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, diperlukan falsafah pendidikan jasmani sebagai landasan berpikir, sebagai berikut. Falsafah pendidikan jasmani menjelaskan manfaatnya. Filsafat adalah proses, sehingga manusia dapat mengkaji kebenaran, kenyataan, dan nilai-nilai yang dianggap benar oleh masyarakat. Berlandas pada falsafah yang dianut, guru dapat mengkaji makna, sifat-sifat, manfaat, dan nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani. Dengan berlandas falsafah, guru dan pelatih dipandu dalam menentukan sasaran, tujuan, prinsip-prinsip, dan isi program. Selain itu, falsafah memberi makna yang logik, sehingga pendidikan jasmani dapat memberi layanan pendidikan yang bermanfaat bagi masyarakat dalamrangka mengembangkan sumber daya manusia. Falsafah pendidikan jasmani berpengaruh terhadap pengembangan pelaksanaan pendidikan. Seandainya, layanan pendidikan berlandas pada intuisi atau tingkat emosi dan khayalan, tentunya manfaat pelaksanaannya juga kurang tepat. Namun, dengan berlandas pada pandangan falsafah yang mantap, pelaksanaan layanan pendidikan akan lebih efektif. Layanan pendidikan akan terbukti kebenarannya, apabila para guru dan pelatih mengembangkan falsafah pendidikan jasmani dengan sikap rasional, logik, dan sistematik, serta peduli terhadap pengembangan sumber daya manusia. Pentingnya falsafah pendidikan jasmani terhadap pengembangan profesionalitas pelaksana. Seorang yang menyatakan dirinya sebagai guru harus dapat mengembangkan pandangan falsafah yang dianutnya, sehingga dengan pandangan falsafah tersebut, guru memperoleh landasan berpikir untuk mengembangkan profesinya. Dengan memahami makna, manfaat, dan tujuan pendidikan jasmani, guru termotivasi untuk mencapai tingkat profesionalitas yang lebih tinggi, sehingga dapat mengevaluasi program dan pelaksanaan pendidikan jasmani secara mandiri. Falsafah pendidikan jasmani memberi bimbingan pelaksana untuk bertindak. Untuk dapai melaksanakan fungsinya sebagai guru yang arif, pandangan falsafah yang dianut akan membimbing mereka dalam bertindak. Sebelum bertindak, tentunya guru membutuhkan pengetahuan dan informasi tentang kebutuhan
  • 12. masyarakat, untuk merencanakan program. Sehingga, pandangan falsafah akan memandu merencanakan program. Sehingga pandangan falsafah akan memandu guru dalam mengidentifikasi kebutuhan, merumuskan rencana, melaksanakan, dan mengevaluasi tindakan. Falsafah pendidikan jasmani akan memberi arah pengembangan profesi. Dewasa ini banyak program pendidikan jasmani yang tidak mengarah kepada tujuan yang ingin dicapai. Misalnya, pertandingan olahraga antar sekolah yang diharapkan menumbuhkan keakraban hubungan antar siswa, namun dalam pelaksanaannya justru menimbulkan perkelahian. Hal ini disebabkan karena masing- masing pihak yang terlibat tidak berlandas pada pandangan falsafah yang dapat menampung pandangan pihak lain. Kasus ini akan lebih parah, apabila guru yang menyulut timbulnya perkelahian, karena mereka hanya mendambakan kemenangan di pihaknya. Dengan berlandaskan pada falsafah, guru terarah pada pencapaian tujuan. Pendidikan jasmani yang merefleksikan pengembangan suatu sistemdari berbagai sudut pandang pendidikan yang merupakan rangkaian logik dan unsur-unsur filsafat lainnya. Kesadaran masyarakat dalam pendidikan jasmani dipengaruhi oleh sumbangan nilai-nilai yang terkandung dalam falsafah pendidikan jasmani. Guru pada dekade mendatang harus menyadari bahwa masyarakat tidak merasa puas hanya dengan nilai kebugaran jasmani atau prestasi yang dicapai. -Memperhatikan perubahan nilai, masyarakat ingin mengetahui seberapa jauh sumbangan pendidikan jasmani terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia, kinerja manusia, serta ketahanan nasional suatu bangsa. Falsafah yang dirumuskan secara proaktif dan transparan, memungkinkan bagi masyarakat menginterpretasi makna dan nilainilai yang dianggap penting, sehingga menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi. Falsafah pendidikan jasmani menjelaskan hubungannya dengan pendidikan secara umum. Falsafah akan membantu mengembangkan penjelasan yang rasional bahwa tujuan pendidikan jasmani menunjang tercapainya tujuan pendidikan yang menyeluruh. Secara konsep yang terkandung dalam definisinya, pendidikan jasmani merupakan bagian yang penting dan terpadu dalam pendidikan seutuhnya, dengan penekanan: pendidikan jasmani adalah pendidikan yang memberi kesempatan bagi pebelajar untuk berlatih gerak dan belajar melalui gerak jasmani. d. Tujuan Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Tujuan umum Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar adalah memacu kepada pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkan nilai, sikap dan membiasakan hidup sehat. a. Memacu perkembangan dan aktivitas sistem: peredaran darah, pencernaan, pernapasan dan persyaratan. b. Memacu pertumbuhan jasmani seperti bertambahnya tinggi, dan berat badan. c. Menanamkan
  • 13. nilai-nilai disiplin, kerja sama, sportivitas, tenggang rasa. d. Meningkatkan keterampilan melakukan kegiatan aktivitas jasmani dan memiliki sikap yang positif terhadap pentingnya melakukan aktivitas jasmani. e. Meningkatkan kesegaran jasmani. f. Meningkatkan pengetahuan pendidikan jasmani. g. Menanamkan kegemaran untuk melakukan aktivitas jasmani. e. Pertumbuhan dan Perkembangan Di dalam intensifikasi penyelenggaraan pendidikan sebagai proses dalampertumbuhan dan perkembangan manusia yang berlamgsung seumur hidup. Pendidikan jasmani merupakan salah satu alat yang sangat penting untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan manusia, karena pendidikan jasmani sangat erat kaitannya dengan gerak manusia. Gerak bagi manusia sebagai aktivitas jasmani merupakan salah satu kebutuhan hidup yang sangat penting, yaitu sebagai dasar bagi manusia untuk belajar, baik untuk belajar mengenal alamsekitar dalam usaha memperoleh berbagai pengalaman berupa pengetahuan dan keterampilan, nilai dan sikap, maupun untuk belajar mengenal dirinya sendiri sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalamusaha penyesuaian dan mengatasi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Oleh karena itu, apabila program pengajaran pendidikan jasmani yang diselenggarakan di sekolah (khususnys di SD) dapat terorganisasikan dengan baik akan dapat memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi pertumbuhan dan perkembangan murid-murid di SD, baik pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani yang harmonis, maupun dalam rangka menyiapkan murid-murid secara fisiologis yang mengarah kepada usaha-usaha keras yang sangat berguna untuk meningkatkan kemantapan jasmani dan rohani dalam membantu mengembangkan kemampuan dan kepribadian yang sangat besar pengaruhnya terhadap penyesuaian diri di dalam lingkungannya.
  • 14. BAB III KESIMPULAN Proses pembelajaran yang berdaya dan berhasil merupakan kegiatan yang bukan berdiri dengan sendirinya, melainkan terkait dengan beberapa factor.Seperti factor guru adalah sumber utama dalam hal proses belajar di dalam kelas.Guru harus bisa memahami peserta didik dalam berbagai dimensinya.Dalam keadaan ini guru harus bisa memahami keunikan-keunikan peserta didik agar dapat mendorong terjadinya perkembangan secara optimal. SARAN Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. DAFTAR PUSTAKA Aunurahman.Belajar Pembelajaran.2012.Bandung:Alfabeta Dimyati dan Mujiono(1994).Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Proyek Pembinaan dan Peningkatan Mutu Tenaga Dikti