SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
TUGAS MAKALAH
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
PERAN WARGA NEGARA UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN
LISTRIK DI INDONESIA
Nama : Ari Muslih Palembang
NPM/Kelas : 11412065/2IB02
Hari/tgl/thn : 02/ Mei/1994
Jurusan Teknik Elektro
Universitas Gunadarma
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena Alhamdulillah dengan
limpahan karunia dan nikmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa shalawat
serta salam semoga tetap tercurah pada Nabi akhir zaman Muhammad SAW, kepada para
Sahabatnya, keluarga, serta sampai kepada kita selaku umatnya. Amin.
Semoga Dengan mengerjakan makalah ini dapat digunakan dan bisa diterima di
kalangan masyarakat dan dapat menjadi patokan agar kedepan kebutuhan listrik dapat terpenuhi
Mungkin bnyak kekurangan dan kesamaan dari penulisan makalah ini maka dari itu
Kritik dan saran sangat saya harapkan dalam upaya perbaikan makalah yang saya buat ini.
Depok, mei 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan Tugas Akhir
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Energi Panas Bumi (Geothermal Energy)
2.2 Energi Panas Bumi di Indonesia
2.3 Sistem Hidrothermal
2.4 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
2.5 Biaya Sarana Penunjang
BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan dan Saran
DAFATAR PUSTAKA
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pemanasan global merupakan peningkatan suhu rata-rata di bumi. Seperti, peningkatan suhu
rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi. Pemanasan global disebabkan oleh efek gas-gas
rumah kaca yang dihasilkan oleh aktifitas manusia.
Karena adanya pemanasan global suhu di planet bumi menjadi semakin panas, makin
banyaknya bencan alam dan berbagai fenomena-fenomena alam yang cenderung semakin
tidak terkendali.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
 apa yang dimaksud Energi Panas Bumi (Geothermal Energy)?
 terjadinya Energi Panas Bumi di Indonesia?
 pengertian Sistem Hidrothermal?
 Biaya sarana penunjan?
1.3 TUJUAN
 apa yang dimaksud Energi Panas Bumi (Geothermal Energy)
 terjadinya Energi Panas Bumi di Indonesia
 pengertian Sistem Hidrothermal
 membahas pembangkit listrik dengan menggunakan panas bumi
 Biaya sarana penunjan
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 PANAS BUMI (GEOTHERMAL ENERGY)
Energi panas bumi, adalah energi panas yang tersimpan dalam batuan di bawah
permukaan bumi dan fluida yang terkandung didalamnya. Energi panas bumi telah dimanfaatkan
untuk pembangkit listrikdi Italy sejak tahun 1913 dan di New Zealand sejak tahun 1958.
Pemanfaatan energi panas bumi untuk sektor non‐listrik (direct use) telah berlangsung di Iceland
sekitar 70 tahun. Meningkatnya kebutuhan akan energi serta meningkatnya harga minyak,
khususnya pada tahun 1973 dan 1979,telah memacu negara‐negara lain, termasuk Amerika
Serikat, untuk mengurangi ketergantungan mereka pada minyak dengan cara memanfaatkan
energi panas bumi. Saat ini energi panas bumi telah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik di 24
Negara, termasuk Indonesia. Disamping itu fluida panas bumi juga dimanfaatkan untuk sektor
non‐listrik di 72 negara, antara lain untuk pemanasan ruangan, pemanasan air, pemanasan rumah
kaca, pengeringan hasil produk pertanian, pemanasan tanah,pengeringan kayu, kertas dll.
2.2 ENERGI PANAS BUMI INDONESIA
Di Indonesia usaha pencarian sumber energi panasbumi pertama kali dilakukan di daerah
Kawah Kamojang pada tahun 1918. Pada tahun 1926 hingga tahun 1929 lima sumur eksplorasi
dibor dimana sampai saat ini salah satu dari sumur tersebut, yaitu sumur KMJ‐3 masih
memproduksikan uap panas kering atau dry steam. Pecahnya perang dunia dan perang
kemerdekaan Indonesia mungkin merupakan salah satu alasan dihentikannya kegiatan eksplorasi
di daerah tersebut. Kegiatan eksplorasi panasbumi di Indonesia baru dilakukan secara luas pada
tahun 1972. Direktorat Vulkanologi dan Pertamina, dengan bantuan Pemerintah Perancis dan
New Zealand melakukan survey pendahuluan di seluruh wilayah Indonesia. Dari hasil survey
dilaporkan bahwa di Indonesiaterdapat 217 prospek panasbumi, yaitu di sepanjang jalur vulkanik
mulai dari bagian Barat Sumatera, terus ke Pulau Jawa, Bali, Nusatenggara dan kemudian
membelok ke arah utara melalui Maluku dan Sulawesi. Survey yang dilakukan selanjutnya telah
berhasil menemukan beberapa daerah prospek baru sehingga jumlahnya meningkat menjadi 256
prospek, yaitu 84 prospek di Sumatera, 76 prospek di Jawa, 51 prospek di Sulawesi, 21 prospek
di Nusatenggara, 3 prospek di Irian, 15 prospek di Maluku dan 5 prospek di Kalimantan. Sistim
panas bumi di Indonesia umumnya merupakan sistim hidrothermal yang mempunyai temperatur
tinggi (>225oC), hanya beberapa diantaranya yang mempunyai temperatur sedang (150‐225oC).
Terjadinya sumber energi panasbumi di
Indonesia serta karakteristiknya
dijelaskan oleh Budihardi (1998) sebagai
berikut. Ada tiga lempengan yang
berinteraksi di Indonesia, yaitu lempeng
Pasifik, lempeng India‐Australia dan
lempeng Eurasia. Tumbukan yang terjadi
antara ketiga lempeng tektonik tersebut
telah memberikan peranan yang sangat
penting bagi terbentuknya sumber energi
panas bumi di Indonesia.
Tumbukan antara lempeng India‐Australia di sebelah selatan dan lempeng Eurasia di sebelah
utara mengasilkan zona penunjaman (subduksi) di kedalaman 160 ‐ 210 km di bawah Pulau
Jawa‐Nusatenggara dan di kedalaman sekitar 100 km (Rocks et. al, 1982) di bawah Pulau
Sumatera. Hal ini menyebabkan proses magmatisasi di bawah Pulau Sumatera lebih dangkal
dibandingkan dengan di bawah Pulau Jawa atau Nusatenggara. Karena perbedaan kedalaman
jenis magma yang dihasilkannyaberbeda. Pada kedalaman yang lebih besar jenis
magma yang dihasilkan akan lebih bersifat basa
dan lebih cair dengan kandungan gas magmatik
yang lebih tinggi sehingga menghasilkan erupsi
gunung api yang lebih kuat yang pada akhirnya
akan menghasilkan endapan vulkanik yang lebih
tebal dan terhampar luas. Oleh karena itu,
reservoir panas bumi di Pulau Jawa umumnya
lebih dalam dan menempati batuan volkanik,
sedangkan reservoir panas bumi di Sumatera
terdapat di dalam batuan sedimen dan
ditemukan pada kedalaman yang lebih dangkal.
Sistim panas bumi di Pulau Sumatera umumnya berkaitan dengan kegiatan gunung api
andesitisriolitis yang disebabkan oleh sumber magma yang bersifat lebih asam dan lebih kental,
sedangkan d iPulau Jawa, Nusatenggara dan Sulawesi umumnya berasosiasi dengan kegiatan
vulkanik bersifat andesitis‐basaltis dengan sumber magma yang lebih cair. Karakteristik geologi
untuk daerah panas bumi di ujung utara Pulau Sulawesi memperlihatkan kesamaan karakteristik
dengan di Pulau Jawa. Akibat dari sistim penunjaman yang berbeda, tekanan atau kompresi yang
dihasilkan oleh tumbukan miring (oblique) antara lempeng India‐Australia dan lempeng Eurasia
menghasilkan sesar regional yang memanjang sepanjang Pulau Sumatera yang merupakan sarana
bagi kemunculan sumbersumber panas bumi yang berkaitan dengan gunung‐gunung api muda.
Lebih lanjut dapat disimpulkan bahwa sistim panas bumi di Pulau Sumatera umumnya lebih
dikontrol oleh sistim patahan regional yang terkait dengan sistim sesar Sumatera, sedangkan di
Jawa sampai Sulawesi, sistim panas buminya lebih dikontrol oleh sistim pensesaran yang bersifat
lokal dan oleh sistim depresi kaldera yang terbentuk karena pemindahan masa batuan bawah
permukaan pada saat letusan gunung api yang intensif dan ekstensif. Reservoir panas bumi di
Sumatera umumnya menempati batuan sedimen yang telah mengalami beberapa kali deformasi
tektonik atau pensesaran setidak‐tidaknya sejak Tersier sampai Resen. Hal ini menyebabkan
terbentuknya porositas atau permeabilitas sekunder pada batuan sedimen yang dominan yang
pada akhirnya menghasilkan permeabilitas reservoir panas bumi yang besar, lebih besar
dibandingkan dengan permeabilitas reservoir pada lapangan‐lapangan panas bumi di Pulau Jawa
ataupun di Sulawesi.
2.3 SISTEM HIDROTHERMAL
sistem hidrothermal
Sistim panas bumi di Indonesia umumnya merupakan sistim
hidrothermal yang mempunyai temperatur tinggi (>225oC),
hanya beberapa diantaranya yang mempunyai temperatur
sedang (150‐225oC). Pada dasarnya sistim panas bumi jenis
hidrothermal terbentuk sebagai hasil perpindahan panas dari
suatu sumber panas ke sekelilingnya yang terjadi secara
konduksi dan secara konveksi. Perpindahan panas secara
konduksi terjadi melalui batuan, sedangkan perpindahan panas
secara konveksi terjadi karena adanya kontak antara air dengan
suatu sumber panas. Perpindahan panas secara konveksi pada
dasarnya terjadi karena gaya apung (bouyancy). Air karena gaya
gravitasi selalu mempunyai kecenderungan untuk bergerak
kebawah, akan tetapi apabila air tersebut kontak dengan suatu sumber panas maka akan terjadi
perpindahan panas sehingga temperatur air menjadi lebih tinggi dan air menjadi lebih ringan.
Keadaan ini menyebabkan air yang lebih panas bergerak ke atas dan air yang lebih dingin
bergerak
turun ke bawah, sehingga terjadi sirkulasi air atau arus konveksi.
2.4 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Sistim panas bumi di Indonesia umumnya merupakan sistim hidrothermal yang mempunyai
temperatur tinggi (>225oC), hanya beberapa diantaranya yang mempunyai temperatur sedang
(150‐225oC). Pengalaman dari lapangan‐lapangan panas bumi yang telah dikembangkan di dunia
maupundi Indonesia menunjukkan bahwa sistem panas bumi bertemperatur tinggi dan sedang,
sangatpotensial bila diusahakan untuk pembangkit listrik. Potensi sumber daya panas bumi
Indonesia sangat besar, yaitu sekitar 27500 MWe , sekitar 30‐40% potensi panas bumi dunia.
Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) pada prinsipnya sama seperti Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU), hanya pada PLTU uap dibuat di permukaan menggunakan boiler,
sedangkan pada PLTP uap berasal dari reservoir panasbumi. Apabila fluida di kepala sumur
berupa fasa uap, maka uap tersebut dapat dialirkan langsung ke turbin, dan kemudian turbin akan
mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar generator sehingga
dihasilkan energi listrik.
PLTU
PLTP
Apabila fluida panas bumi keluar dari kepala sumur sebagai campuran fluida dua fasa (fasa uap
dan fasa cair) maka terlebih dahulu dilakukan proses pemisahan pada fluida. Hal ini
dimungkinkan dengan melewatkan fluida ke dalam separator, sehingga fasa uap akan terpisahkan
dari fasa cairnya.Fraksi uap yang dihasilkan dari separator inilah yang kemudian dialirkan ke
turbin.
Apabila sumberdaya panasbumi mempunyai temperatur sedang, fluida panas bumi masih dapat
dimanfaatkan untuk pembangkit listrik dengan menggunakan pembangkit listrik siklus binari
(binary plant). Dalam siklus pembangkit ini, fluida sekunder ((isobutane, isopentane or
ammonia) dipanasi oleh fluida panasbumi melalui mesin penukar kalor atau heat exchanger.
Fluida sekunder menguap pada temperatur lebih rendah dari temperatur titik didih air pada
tekanan yang sama. Fluida sekunder mengalir ke turbin dan setelah dimanfaatkan
dikondensasikan sebelum dipanaskan kembali oleh fluida panas bumi. Siklus tertutup dimana
fluida panas bumi tidak diambil masanya, tetapi hanyapanasnya saja yang diekstraksi oleh fluida
kedua, sementara fluida panas bumi diinjeksikan kembali
Masih ada beberapa sistem pembangkitan listrik dari fluida panas bumi lainnya yang telah
diterapkan di lapangan, diantaranya: Single Flash Steam, Double Flash Steam, Multi Flash
Steam, ,Combined Cycle, Hybrid/fossil–geothermal conversion system.
2.5 BIAYA SARANA PENUNJANG
Biaya Sarana Penunjang
Biaya lain yang termasuk dalam biaya pengembangan lapangan uap adalah biaya untuk
pembangunan fasilitas penunjang terdiri dari biaya pembangunan perkantoran, laboratorium,
perumahan management dan karyawan, fasilitas umum, gudang, kafetaria, sarana ibadah,
fasilitaspeamadam kebakaran, fasilitas air bersih, bengkel, fasilitas kesehatan dan lain‐lain.
Besarnya biayafasilitas penunjang sangat tergantung dari besar kecilnya kapasitas listrik proyek
yang dibangun atausecara langsung terkait dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkannya.
b, Biaya Pembangkit Listrik
Yang termasuk kedalam biaya power plant adalah biaya penyiapan jalan masuk ke lokasi
PLTP (road), pembebasan dan perataan lahan (land cost and axcavation), perencanaan rinci
(detailed engineering), fasilitas pembangkit listrik (plant facilities), perakitan dan pemasangan
peralatan PLTP(construction and installation) dan pekerjaan pembangunan gedung PLTP,
perkantoran, laboratorium, fasilitas umum dan lain‐lain (civil work).
Biaya operasi dan pemeliharaan untuk pembangkit listrik pada dasarnya adalah biaya untuk
mempertahankan pembangkit listrik berjalan dengan efisiensi tetap maksimal. Pada umumnya,
sekali dalam setahun turbin panas bumi harus mengalami overhaul agar berjalan optimum.
Biaya untuk pembangunan fasilitas penunjang terdiri dari biaya pembangunan gedung PLTP,
perkantoran, perumahan management dan karyawan, fasilitas umum, gudang, kafetaria, sarana
ibadah, fasilitas peamadam kebakaran, fasilitas air bersih, bengkel, fasilitas kesehatan dan
lain‐lain. Besarnya biaya fasilitas penunjang sangat tergantung dari besar kecilnya kapasitas
listrik proyek yang dibangun atau secara langsung terkait dengan jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkannya.
BAB
PENUTUP
KESIMPULAN :
dari materi yang saya bahas ini dapat saya simpulkan Pembangkit Listrik Tenaga
Panas Bumi Sistim panas bumi di Indonesia umumnya merupakan sistim hidrothermal yang
mempunyaitemperatur tinggi (>225oC), hanya beberapa diantaranya yang mempunyai
temperatur sedang (150‐225oC). Pengalaman dari lapangan‐lapangan panas bumi yang telah
dikembangkan di dunia maupundi Indonesia menunjukkan bahwa sistem panas bumi
bertemperatur tinggi dan sedang, sangatpotensial bila diusahakan untuk pembangkit listrik
SARAN:
semoga dengan adanya pembangkit listrik tenaga surya ini dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat Indonesia dan semoga di seluruh wilayah Indonesia dapat menggunakan listrik
dengan merata tidak ada lagi wilayah” yang tidak dapat pasokan listrik lagi
DAFTAR PUSTAKA
Geothermal.itb.ac.id/sites/default/files/public/sekilas_tentang_panas_bumi.pdf
TERIMAKASIH

More Related Content

What's hot

GEOTHERMAL IN INDONESIA ( Armstrong . UNIMA )
GEOTHERMAL IN INDONESIA ( Armstrong . UNIMA )GEOTHERMAL IN INDONESIA ( Armstrong . UNIMA )
GEOTHERMAL IN INDONESIA ( Armstrong . UNIMA )Armstrong Sompotan
 
Paper Ilmiah Manfaat Energi Geothermal
Paper Ilmiah Manfaat Energi GeothermalPaper Ilmiah Manfaat Energi Geothermal
Paper Ilmiah Manfaat Energi Geothermal'Oke Aflatun'
 
Pendahuluan dan sistem panas bumi
Pendahuluan dan sistem panas bumiPendahuluan dan sistem panas bumi
Pendahuluan dan sistem panas bumiAnis KD
 
Energi alternatif
Energi alternatif Energi alternatif
Energi alternatif Dwyce Munthe
 
Ptd convert Sumber Energi
Ptd convert Sumber EnergiPtd convert Sumber Energi
Ptd convert Sumber Energikusnullatifah
 
Potensi Geografis Indonesia Untuk Energi Alternatif
Potensi Geografis Indonesia Untuk Energi AlternatifPotensi Geografis Indonesia Untuk Energi Alternatif
Potensi Geografis Indonesia Untuk Energi AlternatifAyu Aliyatun
 
Proses Bisnis Panas Bumi Indonesia
Proses Bisnis Panas Bumi Indonesia Proses Bisnis Panas Bumi Indonesia
Proses Bisnis Panas Bumi Indonesia GEx OliNesia
 
Majalah Energi - 1 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi Dunia
Majalah Energi - 1 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi DuniaMajalah Energi - 1 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi Dunia
Majalah Energi - 1 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi DuniaIrsyad Nashirul Haq
 
Sistem bumi-tenaga-1218296840666858-8
Sistem bumi-tenaga-1218296840666858-8Sistem bumi-tenaga-1218296840666858-8
Sistem bumi-tenaga-1218296840666858-8Shizuka Jijie (SBP)
 

What's hot (17)

Konversi energi
Konversi energiKonversi energi
Konversi energi
 
GEOTHERMAL IN INDONESIA ( Armstrong . UNIMA )
GEOTHERMAL IN INDONESIA ( Armstrong . UNIMA )GEOTHERMAL IN INDONESIA ( Armstrong . UNIMA )
GEOTHERMAL IN INDONESIA ( Armstrong . UNIMA )
 
Paper Ilmiah Manfaat Energi Geothermal
Paper Ilmiah Manfaat Energi GeothermalPaper Ilmiah Manfaat Energi Geothermal
Paper Ilmiah Manfaat Energi Geothermal
 
Pendahuluan dan sistem panas bumi
Pendahuluan dan sistem panas bumiPendahuluan dan sistem panas bumi
Pendahuluan dan sistem panas bumi
 
Energii dan kegunaannya (IPA SD)
Energii dan kegunaannya (IPA SD)Energii dan kegunaannya (IPA SD)
Energii dan kegunaannya (IPA SD)
 
Energi alternatif
Energi alternatif Energi alternatif
Energi alternatif
 
Ptd convert Sumber Energi
Ptd convert Sumber EnergiPtd convert Sumber Energi
Ptd convert Sumber Energi
 
Energi-Fisika Lingkungan
Energi-Fisika LingkunganEnergi-Fisika Lingkungan
Energi-Fisika Lingkungan
 
Potensi Geografis Indonesia Untuk Energi Alternatif
Potensi Geografis Indonesia Untuk Energi AlternatifPotensi Geografis Indonesia Untuk Energi Alternatif
Potensi Geografis Indonesia Untuk Energi Alternatif
 
Proses Bisnis Panas Bumi Indonesia
Proses Bisnis Panas Bumi Indonesia Proses Bisnis Panas Bumi Indonesia
Proses Bisnis Panas Bumi Indonesia
 
Energi Terbarukan
Energi TerbarukanEnergi Terbarukan
Energi Terbarukan
 
bumi ttki
bumi ttkibumi ttki
bumi ttki
 
Geomagz201109
Geomagz201109Geomagz201109
Geomagz201109
 
Geomagz201303
Geomagz201303Geomagz201303
Geomagz201303
 
Majalah Energi - 1 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi Dunia
Majalah Energi - 1 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi DuniaMajalah Energi - 1 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi Dunia
Majalah Energi - 1 - 2025 Indonesia Pemimpin Panas Bumi Dunia
 
Sistem bumi-tenaga-1218296840666858-8
Sistem bumi-tenaga-1218296840666858-8Sistem bumi-tenaga-1218296840666858-8
Sistem bumi-tenaga-1218296840666858-8
 
Sde tm11
Sde tm11Sde tm11
Sde tm11
 

Viewers also liked

Eksportrådet, Thomas Wilhelmsen
Eksportrådet, Thomas WilhelmsenEksportrådet, Thomas Wilhelmsen
Eksportrådet, Thomas WilhelmsenFDIH
 
Stop sabotaging your career
Stop sabotaging your careerStop sabotaging your career
Stop sabotaging your careerCareerShorts.com
 
From Retrofit to Future Fit
From Retrofit to Future FitFrom Retrofit to Future Fit
From Retrofit to Future FitState Street
 
Presentation Activités PRO A3 Decembre 2013
Presentation Activités PRO A3 Decembre 2013Presentation Activités PRO A3 Decembre 2013
Presentation Activités PRO A3 Decembre 2013Laurent Neyssensas
 
Green Drinks Buenos Aires / Energizar
Green Drinks Buenos Aires / EnergizarGreen Drinks Buenos Aires / Energizar
Green Drinks Buenos Aires / Energizargreendrinksba
 
Alasan Melakukan Penyiangan
Alasan Melakukan PenyianganAlasan Melakukan Penyiangan
Alasan Melakukan PenyianganMono Manullang
 
Catalogo
CatalogoCatalogo
CatalogoDidass
 
Grace System 3
Grace System 3Grace System 3
Grace System 3Geo Acts
 
Mc Ds Uses Of Geog
Mc Ds Uses Of GeogMc Ds Uses Of Geog
Mc Ds Uses Of Geogkrice
 
Holocausto
HolocaustoHolocausto
HolocaustoRoThia
 
домашняя школа. учимся играя. сопоставление, логика, счет, внимание, воображе...
домашняя школа. учимся играя. сопоставление, логика, счет, внимание, воображе...домашняя школа. учимся играя. сопоставление, логика, счет, внимание, воображе...
домашняя школа. учимся играя. сопоставление, логика, счет, внимание, воображе...Анна Друзенко
 
Группа ЭБА-91 СибГИУ
Группа ЭБА-91 СибГИУГруппа ЭБА-91 СибГИУ
Группа ЭБА-91 СибГИУОтшельник
 
职业规划2010
职业规划2010职业规划2010
职业规划2010worldhema
 

Viewers also liked (20)

Eksportrådet, Thomas Wilhelmsen
Eksportrådet, Thomas WilhelmsenEksportrådet, Thomas Wilhelmsen
Eksportrådet, Thomas Wilhelmsen
 
Stop sabotaging your career
Stop sabotaging your careerStop sabotaging your career
Stop sabotaging your career
 
La condicion fisica
La condicion fisicaLa condicion fisica
La condicion fisica
 
From Retrofit to Future Fit
From Retrofit to Future FitFrom Retrofit to Future Fit
From Retrofit to Future Fit
 
Presentation Activités PRO A3 Decembre 2013
Presentation Activités PRO A3 Decembre 2013Presentation Activités PRO A3 Decembre 2013
Presentation Activités PRO A3 Decembre 2013
 
New Rose Street
New Rose StreetNew Rose Street
New Rose Street
 
Green Drinks Buenos Aires / Energizar
Green Drinks Buenos Aires / EnergizarGreen Drinks Buenos Aires / Energizar
Green Drinks Buenos Aires / Energizar
 
Oficina De Ensino 02
Oficina De Ensino 02Oficina De Ensino 02
Oficina De Ensino 02
 
Alasan Melakukan Penyiangan
Alasan Melakukan PenyianganAlasan Melakukan Penyiangan
Alasan Melakukan Penyiangan
 
Catalogo
CatalogoCatalogo
Catalogo
 
Catalogo
CatalogoCatalogo
Catalogo
 
времена года. апрель
времена года. апрельвремена года. апрель
времена года. апрель
 
ORBITAL2 Brochure
ORBITAL2 BrochureORBITAL2 Brochure
ORBITAL2 Brochure
 
Grace System 3
Grace System 3Grace System 3
Grace System 3
 
Bizanc időbeosztás
Bizanc időbeosztásBizanc időbeosztás
Bizanc időbeosztás
 
Mc Ds Uses Of Geog
Mc Ds Uses Of GeogMc Ds Uses Of Geog
Mc Ds Uses Of Geog
 
Holocausto
HolocaustoHolocausto
Holocausto
 
домашняя школа. учимся играя. сопоставление, логика, счет, внимание, воображе...
домашняя школа. учимся играя. сопоставление, логика, счет, внимание, воображе...домашняя школа. учимся играя. сопоставление, логика, счет, внимание, воображе...
домашняя школа. учимся играя. сопоставление, логика, счет, внимание, воображе...
 
Группа ЭБА-91 СибГИУ
Группа ЭБА-91 СибГИУГруппа ЭБА-91 СибГИУ
Группа ЭБА-91 СибГИУ
 
职业规划2010
职业规划2010职业规划2010
职业规划2010
 

Similar to GEOTERMAL

Sekilas tentang panas_bumi
Sekilas tentang panas_bumiSekilas tentang panas_bumi
Sekilas tentang panas_bumiHusna Itang
 
Indonesia Geohtermal in General
Indonesia Geohtermal in GeneralIndonesia Geohtermal in General
Indonesia Geohtermal in GeneralDanangInd
 
Makalah softskill pk
Makalah softskill pkMakalah softskill pk
Makalah softskill pkvjdwi13
 
pembangkit listrik tenaga panas bumi
pembangkit listrik tenaga panas bumipembangkit listrik tenaga panas bumi
pembangkit listrik tenaga panas bumi1st Bali Property
 
Artikel muhammad bahrul roji^j ips 3
Artikel muhammad bahrul roji^j ips 3Artikel muhammad bahrul roji^j ips 3
Artikel muhammad bahrul roji^j ips 3BAHRULRoji
 
pembangkit listrik tenaga panas bumi
pembangkit listrik tenaga panas bumipembangkit listrik tenaga panas bumi
pembangkit listrik tenaga panas bumi1st Bali Property
 
Kondisi Alam Indonesia.pptx
Kondisi Alam Indonesia.pptxKondisi Alam Indonesia.pptx
Kondisi Alam Indonesia.pptxtrinaputri1
 
Kelompok 2 (lempeng tektonik)
Kelompok 2 (lempeng tektonik)Kelompok 2 (lempeng tektonik)
Kelompok 2 (lempeng tektonik)Nanda Reda
 
Santiko Wibowo_S952108008_Geothermal.pptx
Santiko Wibowo_S952108008_Geothermal.pptxSantiko Wibowo_S952108008_Geothermal.pptx
Santiko Wibowo_S952108008_Geothermal.pptxSantikoWibowo2
 
Paper TA - MODEL HIDROGEOLOGI DAN SISTEM PANASBUMI LAPANGAN “X”, KABUPATEN MI...
Paper TA - MODEL HIDROGEOLOGI DAN SISTEM PANASBUMI LAPANGAN “X”, KABUPATEN MI...Paper TA - MODEL HIDROGEOLOGI DAN SISTEM PANASBUMI LAPANGAN “X”, KABUPATEN MI...
Paper TA - MODEL HIDROGEOLOGI DAN SISTEM PANASBUMI LAPANGAN “X”, KABUPATEN MI...Fikri Dermawan
 
Evolusi Iklim dan Bukti Perubahan Iklim
Evolusi Iklim dan Bukti Perubahan IklimEvolusi Iklim dan Bukti Perubahan Iklim
Evolusi Iklim dan Bukti Perubahan IklimKhairullah Khairullah
 
Letak geografis, astronomis dan geologin 2
Letak geografis, astronomis dan geologin 2Letak geografis, astronomis dan geologin 2
Letak geografis, astronomis dan geologin 2Sabriah Ahmad
 
bab4std-201021130451.pptx
bab4std-201021130451.pptxbab4std-201021130451.pptx
bab4std-201021130451.pptxRIYANTO2121
 
MAKALAH OSN PERTAMINA 2012 (Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Ph...
MAKALAH OSN PERTAMINA 2012 (Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Ph...MAKALAH OSN PERTAMINA 2012 (Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Ph...
MAKALAH OSN PERTAMINA 2012 (Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Ph...Ethelbert Phanias
 
Basic Movement of plate (Lempeng Tektonik) Eso Day 1 (Kebumian)
Basic Movement of plate (Lempeng Tektonik) Eso Day 1 (Kebumian)Basic Movement of plate (Lempeng Tektonik) Eso Day 1 (Kebumian)
Basic Movement of plate (Lempeng Tektonik) Eso Day 1 (Kebumian)Roni Marudut Situmorang
 
Dinamika Distribusi Spasial-Vertikal Massa Air di Jalur Barat dan Timur Arlin...
Dinamika Distribusi Spasial-Vertikal Massa Air di Jalur Barat dan Timur Arlin...Dinamika Distribusi Spasial-Vertikal Massa Air di Jalur Barat dan Timur Arlin...
Dinamika Distribusi Spasial-Vertikal Massa Air di Jalur Barat dan Timur Arlin...Luhur Moekti Prayogo
 

Similar to GEOTERMAL (20)

Sekilas tentang panas_bumi
Sekilas tentang panas_bumiSekilas tentang panas_bumi
Sekilas tentang panas_bumi
 
Sekilas tentang panas_bumi
Sekilas tentang panas_bumiSekilas tentang panas_bumi
Sekilas tentang panas_bumi
 
Indonesia Geohtermal in General
Indonesia Geohtermal in GeneralIndonesia Geohtermal in General
Indonesia Geohtermal in General
 
Basic Geothermal Indonesia.pptx
Basic Geothermal Indonesia.pptxBasic Geothermal Indonesia.pptx
Basic Geothermal Indonesia.pptx
 
geokimia.pdf
geokimia.pdfgeokimia.pdf
geokimia.pdf
 
Makalah softskill pk
Makalah softskill pkMakalah softskill pk
Makalah softskill pk
 
pembangkit listrik tenaga panas bumi
pembangkit listrik tenaga panas bumipembangkit listrik tenaga panas bumi
pembangkit listrik tenaga panas bumi
 
Artikel muhammad bahrul roji^j ips 3
Artikel muhammad bahrul roji^j ips 3Artikel muhammad bahrul roji^j ips 3
Artikel muhammad bahrul roji^j ips 3
 
pembangkit listrik tenaga panas bumi
pembangkit listrik tenaga panas bumipembangkit listrik tenaga panas bumi
pembangkit listrik tenaga panas bumi
 
Kondisi Alam Indonesia.pptx
Kondisi Alam Indonesia.pptxKondisi Alam Indonesia.pptx
Kondisi Alam Indonesia.pptx
 
Makalah eksplorasi panas bumi dalam geofisika
Makalah eksplorasi panas bumi dalam geofisikaMakalah eksplorasi panas bumi dalam geofisika
Makalah eksplorasi panas bumi dalam geofisika
 
Kelompok 2 (lempeng tektonik)
Kelompok 2 (lempeng tektonik)Kelompok 2 (lempeng tektonik)
Kelompok 2 (lempeng tektonik)
 
Santiko Wibowo_S952108008_Geothermal.pptx
Santiko Wibowo_S952108008_Geothermal.pptxSantiko Wibowo_S952108008_Geothermal.pptx
Santiko Wibowo_S952108008_Geothermal.pptx
 
Paper TA - MODEL HIDROGEOLOGI DAN SISTEM PANASBUMI LAPANGAN “X”, KABUPATEN MI...
Paper TA - MODEL HIDROGEOLOGI DAN SISTEM PANASBUMI LAPANGAN “X”, KABUPATEN MI...Paper TA - MODEL HIDROGEOLOGI DAN SISTEM PANASBUMI LAPANGAN “X”, KABUPATEN MI...
Paper TA - MODEL HIDROGEOLOGI DAN SISTEM PANASBUMI LAPANGAN “X”, KABUPATEN MI...
 
Evolusi Iklim dan Bukti Perubahan Iklim
Evolusi Iklim dan Bukti Perubahan IklimEvolusi Iklim dan Bukti Perubahan Iklim
Evolusi Iklim dan Bukti Perubahan Iklim
 
Letak geografis, astronomis dan geologin 2
Letak geografis, astronomis dan geologin 2Letak geografis, astronomis dan geologin 2
Letak geografis, astronomis dan geologin 2
 
bab4std-201021130451.pptx
bab4std-201021130451.pptxbab4std-201021130451.pptx
bab4std-201021130451.pptx
 
MAKALAH OSN PERTAMINA 2012 (Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Ph...
MAKALAH OSN PERTAMINA 2012 (Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Ph...MAKALAH OSN PERTAMINA 2012 (Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Ph...
MAKALAH OSN PERTAMINA 2012 (Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Ph...
 
Basic Movement of plate (Lempeng Tektonik) Eso Day 1 (Kebumian)
Basic Movement of plate (Lempeng Tektonik) Eso Day 1 (Kebumian)Basic Movement of plate (Lempeng Tektonik) Eso Day 1 (Kebumian)
Basic Movement of plate (Lempeng Tektonik) Eso Day 1 (Kebumian)
 
Dinamika Distribusi Spasial-Vertikal Massa Air di Jalur Barat dan Timur Arlin...
Dinamika Distribusi Spasial-Vertikal Massa Air di Jalur Barat dan Timur Arlin...Dinamika Distribusi Spasial-Vertikal Massa Air di Jalur Barat dan Timur Arlin...
Dinamika Distribusi Spasial-Vertikal Massa Air di Jalur Barat dan Timur Arlin...
 

GEOTERMAL

  • 1. TUGAS MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PERAN WARGA NEGARA UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN LISTRIK DI INDONESIA Nama : Ari Muslih Palembang NPM/Kelas : 11412065/2IB02 Hari/tgl/thn : 02/ Mei/1994 Jurusan Teknik Elektro Universitas Gunadarma 2014
  • 2. KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena Alhamdulillah dengan limpahan karunia dan nikmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa shalawat serta salam semoga tetap tercurah pada Nabi akhir zaman Muhammad SAW, kepada para Sahabatnya, keluarga, serta sampai kepada kita selaku umatnya. Amin. Semoga Dengan mengerjakan makalah ini dapat digunakan dan bisa diterima di kalangan masyarakat dan dapat menjadi patokan agar kedepan kebutuhan listrik dapat terpenuhi Mungkin bnyak kekurangan dan kesamaan dari penulisan makalah ini maka dari itu Kritik dan saran sangat saya harapkan dalam upaya perbaikan makalah yang saya buat ini. Depok, mei 2014 Penulis
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Tujuan Tugas Akhir BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Energi Panas Bumi (Geothermal Energy) 2.2 Energi Panas Bumi di Indonesia 2.3 Sistem Hidrothermal 2.4 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi 2.5 Biaya Sarana Penunjang BAB 3 PENUTUP Kesimpulan dan Saran DAFATAR PUSTAKA
  • 4. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pemanasan global merupakan peningkatan suhu rata-rata di bumi. Seperti, peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi. Pemanasan global disebabkan oleh efek gas-gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktifitas manusia. Karena adanya pemanasan global suhu di planet bumi menjadi semakin panas, makin banyaknya bencan alam dan berbagai fenomena-fenomena alam yang cenderung semakin tidak terkendali. 1.2 PERUMUSAN MASALAH  apa yang dimaksud Energi Panas Bumi (Geothermal Energy)?  terjadinya Energi Panas Bumi di Indonesia?  pengertian Sistem Hidrothermal?  Biaya sarana penunjan? 1.3 TUJUAN  apa yang dimaksud Energi Panas Bumi (Geothermal Energy)  terjadinya Energi Panas Bumi di Indonesia  pengertian Sistem Hidrothermal  membahas pembangkit listrik dengan menggunakan panas bumi  Biaya sarana penunjan
  • 5. BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 PANAS BUMI (GEOTHERMAL ENERGY) Energi panas bumi, adalah energi panas yang tersimpan dalam batuan di bawah permukaan bumi dan fluida yang terkandung didalamnya. Energi panas bumi telah dimanfaatkan untuk pembangkit listrikdi Italy sejak tahun 1913 dan di New Zealand sejak tahun 1958. Pemanfaatan energi panas bumi untuk sektor non‐listrik (direct use) telah berlangsung di Iceland sekitar 70 tahun. Meningkatnya kebutuhan akan energi serta meningkatnya harga minyak, khususnya pada tahun 1973 dan 1979,telah memacu negara‐negara lain, termasuk Amerika Serikat, untuk mengurangi ketergantungan mereka pada minyak dengan cara memanfaatkan energi panas bumi. Saat ini energi panas bumi telah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik di 24 Negara, termasuk Indonesia. Disamping itu fluida panas bumi juga dimanfaatkan untuk sektor non‐listrik di 72 negara, antara lain untuk pemanasan ruangan, pemanasan air, pemanasan rumah kaca, pengeringan hasil produk pertanian, pemanasan tanah,pengeringan kayu, kertas dll. 2.2 ENERGI PANAS BUMI INDONESIA Di Indonesia usaha pencarian sumber energi panasbumi pertama kali dilakukan di daerah Kawah Kamojang pada tahun 1918. Pada tahun 1926 hingga tahun 1929 lima sumur eksplorasi dibor dimana sampai saat ini salah satu dari sumur tersebut, yaitu sumur KMJ‐3 masih memproduksikan uap panas kering atau dry steam. Pecahnya perang dunia dan perang kemerdekaan Indonesia mungkin merupakan salah satu alasan dihentikannya kegiatan eksplorasi di daerah tersebut. Kegiatan eksplorasi panasbumi di Indonesia baru dilakukan secara luas pada tahun 1972. Direktorat Vulkanologi dan Pertamina, dengan bantuan Pemerintah Perancis dan New Zealand melakukan survey pendahuluan di seluruh wilayah Indonesia. Dari hasil survey dilaporkan bahwa di Indonesiaterdapat 217 prospek panasbumi, yaitu di sepanjang jalur vulkanik mulai dari bagian Barat Sumatera, terus ke Pulau Jawa, Bali, Nusatenggara dan kemudian membelok ke arah utara melalui Maluku dan Sulawesi. Survey yang dilakukan selanjutnya telah berhasil menemukan beberapa daerah prospek baru sehingga jumlahnya meningkat menjadi 256 prospek, yaitu 84 prospek di Sumatera, 76 prospek di Jawa, 51 prospek di Sulawesi, 21 prospek di Nusatenggara, 3 prospek di Irian, 15 prospek di Maluku dan 5 prospek di Kalimantan. Sistim panas bumi di Indonesia umumnya merupakan sistim hidrothermal yang mempunyai temperatur tinggi (>225oC), hanya beberapa diantaranya yang mempunyai temperatur sedang (150‐225oC).
  • 6. Terjadinya sumber energi panasbumi di Indonesia serta karakteristiknya dijelaskan oleh Budihardi (1998) sebagai berikut. Ada tiga lempengan yang berinteraksi di Indonesia, yaitu lempeng Pasifik, lempeng India‐Australia dan lempeng Eurasia. Tumbukan yang terjadi antara ketiga lempeng tektonik tersebut telah memberikan peranan yang sangat penting bagi terbentuknya sumber energi panas bumi di Indonesia. Tumbukan antara lempeng India‐Australia di sebelah selatan dan lempeng Eurasia di sebelah utara mengasilkan zona penunjaman (subduksi) di kedalaman 160 ‐ 210 km di bawah Pulau Jawa‐Nusatenggara dan di kedalaman sekitar 100 km (Rocks et. al, 1982) di bawah Pulau Sumatera. Hal ini menyebabkan proses magmatisasi di bawah Pulau Sumatera lebih dangkal dibandingkan dengan di bawah Pulau Jawa atau Nusatenggara. Karena perbedaan kedalaman jenis magma yang dihasilkannyaberbeda. Pada kedalaman yang lebih besar jenis magma yang dihasilkan akan lebih bersifat basa dan lebih cair dengan kandungan gas magmatik yang lebih tinggi sehingga menghasilkan erupsi gunung api yang lebih kuat yang pada akhirnya akan menghasilkan endapan vulkanik yang lebih tebal dan terhampar luas. Oleh karena itu, reservoir panas bumi di Pulau Jawa umumnya lebih dalam dan menempati batuan volkanik, sedangkan reservoir panas bumi di Sumatera terdapat di dalam batuan sedimen dan ditemukan pada kedalaman yang lebih dangkal. Sistim panas bumi di Pulau Sumatera umumnya berkaitan dengan kegiatan gunung api andesitisriolitis yang disebabkan oleh sumber magma yang bersifat lebih asam dan lebih kental, sedangkan d iPulau Jawa, Nusatenggara dan Sulawesi umumnya berasosiasi dengan kegiatan vulkanik bersifat andesitis‐basaltis dengan sumber magma yang lebih cair. Karakteristik geologi untuk daerah panas bumi di ujung utara Pulau Sulawesi memperlihatkan kesamaan karakteristik dengan di Pulau Jawa. Akibat dari sistim penunjaman yang berbeda, tekanan atau kompresi yang dihasilkan oleh tumbukan miring (oblique) antara lempeng India‐Australia dan lempeng Eurasia menghasilkan sesar regional yang memanjang sepanjang Pulau Sumatera yang merupakan sarana bagi kemunculan sumbersumber panas bumi yang berkaitan dengan gunung‐gunung api muda. Lebih lanjut dapat disimpulkan bahwa sistim panas bumi di Pulau Sumatera umumnya lebih dikontrol oleh sistim patahan regional yang terkait dengan sistim sesar Sumatera, sedangkan di Jawa sampai Sulawesi, sistim panas buminya lebih dikontrol oleh sistim pensesaran yang bersifat lokal dan oleh sistim depresi kaldera yang terbentuk karena pemindahan masa batuan bawah permukaan pada saat letusan gunung api yang intensif dan ekstensif. Reservoir panas bumi di
  • 7. Sumatera umumnya menempati batuan sedimen yang telah mengalami beberapa kali deformasi tektonik atau pensesaran setidak‐tidaknya sejak Tersier sampai Resen. Hal ini menyebabkan terbentuknya porositas atau permeabilitas sekunder pada batuan sedimen yang dominan yang pada akhirnya menghasilkan permeabilitas reservoir panas bumi yang besar, lebih besar dibandingkan dengan permeabilitas reservoir pada lapangan‐lapangan panas bumi di Pulau Jawa ataupun di Sulawesi. 2.3 SISTEM HIDROTHERMAL sistem hidrothermal Sistim panas bumi di Indonesia umumnya merupakan sistim hidrothermal yang mempunyai temperatur tinggi (>225oC), hanya beberapa diantaranya yang mempunyai temperatur sedang (150‐225oC). Pada dasarnya sistim panas bumi jenis hidrothermal terbentuk sebagai hasil perpindahan panas dari suatu sumber panas ke sekelilingnya yang terjadi secara konduksi dan secara konveksi. Perpindahan panas secara konduksi terjadi melalui batuan, sedangkan perpindahan panas secara konveksi terjadi karena adanya kontak antara air dengan suatu sumber panas. Perpindahan panas secara konveksi pada dasarnya terjadi karena gaya apung (bouyancy). Air karena gaya gravitasi selalu mempunyai kecenderungan untuk bergerak kebawah, akan tetapi apabila air tersebut kontak dengan suatu sumber panas maka akan terjadi perpindahan panas sehingga temperatur air menjadi lebih tinggi dan air menjadi lebih ringan. Keadaan ini menyebabkan air yang lebih panas bergerak ke atas dan air yang lebih dingin bergerak turun ke bawah, sehingga terjadi sirkulasi air atau arus konveksi. 2.4 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Sistim panas bumi di Indonesia umumnya merupakan sistim hidrothermal yang mempunyai temperatur tinggi (>225oC), hanya beberapa diantaranya yang mempunyai temperatur sedang (150‐225oC). Pengalaman dari lapangan‐lapangan panas bumi yang telah dikembangkan di dunia maupundi Indonesia menunjukkan bahwa sistem panas bumi bertemperatur tinggi dan sedang, sangatpotensial bila diusahakan untuk pembangkit listrik. Potensi sumber daya panas bumi Indonesia sangat besar, yaitu sekitar 27500 MWe , sekitar 30‐40% potensi panas bumi dunia. Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) pada prinsipnya sama seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), hanya pada PLTU uap dibuat di permukaan menggunakan boiler,
  • 8. sedangkan pada PLTP uap berasal dari reservoir panasbumi. Apabila fluida di kepala sumur berupa fasa uap, maka uap tersebut dapat dialirkan langsung ke turbin, dan kemudian turbin akan mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar generator sehingga dihasilkan energi listrik. PLTU PLTP Apabila fluida panas bumi keluar dari kepala sumur sebagai campuran fluida dua fasa (fasa uap dan fasa cair) maka terlebih dahulu dilakukan proses pemisahan pada fluida. Hal ini dimungkinkan dengan melewatkan fluida ke dalam separator, sehingga fasa uap akan terpisahkan dari fasa cairnya.Fraksi uap yang dihasilkan dari separator inilah yang kemudian dialirkan ke turbin. Apabila sumberdaya panasbumi mempunyai temperatur sedang, fluida panas bumi masih dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik dengan menggunakan pembangkit listrik siklus binari (binary plant). Dalam siklus pembangkit ini, fluida sekunder ((isobutane, isopentane or ammonia) dipanasi oleh fluida panasbumi melalui mesin penukar kalor atau heat exchanger. Fluida sekunder menguap pada temperatur lebih rendah dari temperatur titik didih air pada tekanan yang sama. Fluida sekunder mengalir ke turbin dan setelah dimanfaatkan dikondensasikan sebelum dipanaskan kembali oleh fluida panas bumi. Siklus tertutup dimana fluida panas bumi tidak diambil masanya, tetapi hanyapanasnya saja yang diekstraksi oleh fluida kedua, sementara fluida panas bumi diinjeksikan kembali Masih ada beberapa sistem pembangkitan listrik dari fluida panas bumi lainnya yang telah
  • 9. diterapkan di lapangan, diantaranya: Single Flash Steam, Double Flash Steam, Multi Flash Steam, ,Combined Cycle, Hybrid/fossil–geothermal conversion system. 2.5 BIAYA SARANA PENUNJANG Biaya Sarana Penunjang Biaya lain yang termasuk dalam biaya pengembangan lapangan uap adalah biaya untuk pembangunan fasilitas penunjang terdiri dari biaya pembangunan perkantoran, laboratorium, perumahan management dan karyawan, fasilitas umum, gudang, kafetaria, sarana ibadah, fasilitaspeamadam kebakaran, fasilitas air bersih, bengkel, fasilitas kesehatan dan lain‐lain. Besarnya biayafasilitas penunjang sangat tergantung dari besar kecilnya kapasitas listrik proyek yang dibangun atausecara langsung terkait dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkannya. b, Biaya Pembangkit Listrik Yang termasuk kedalam biaya power plant adalah biaya penyiapan jalan masuk ke lokasi PLTP (road), pembebasan dan perataan lahan (land cost and axcavation), perencanaan rinci (detailed engineering), fasilitas pembangkit listrik (plant facilities), perakitan dan pemasangan peralatan PLTP(construction and installation) dan pekerjaan pembangunan gedung PLTP, perkantoran, laboratorium, fasilitas umum dan lain‐lain (civil work). Biaya operasi dan pemeliharaan untuk pembangkit listrik pada dasarnya adalah biaya untuk mempertahankan pembangkit listrik berjalan dengan efisiensi tetap maksimal. Pada umumnya, sekali dalam setahun turbin panas bumi harus mengalami overhaul agar berjalan optimum. Biaya untuk pembangunan fasilitas penunjang terdiri dari biaya pembangunan gedung PLTP, perkantoran, perumahan management dan karyawan, fasilitas umum, gudang, kafetaria, sarana ibadah, fasilitas peamadam kebakaran, fasilitas air bersih, bengkel, fasilitas kesehatan dan lain‐lain. Besarnya biaya fasilitas penunjang sangat tergantung dari besar kecilnya kapasitas listrik proyek yang dibangun atau secara langsung terkait dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkannya.
  • 10. BAB PENUTUP KESIMPULAN : dari materi yang saya bahas ini dapat saya simpulkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Sistim panas bumi di Indonesia umumnya merupakan sistim hidrothermal yang mempunyaitemperatur tinggi (>225oC), hanya beberapa diantaranya yang mempunyai temperatur sedang (150‐225oC). Pengalaman dari lapangan‐lapangan panas bumi yang telah dikembangkan di dunia maupundi Indonesia menunjukkan bahwa sistem panas bumi bertemperatur tinggi dan sedang, sangatpotensial bila diusahakan untuk pembangkit listrik SARAN: semoga dengan adanya pembangkit listrik tenaga surya ini dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia dan semoga di seluruh wilayah Indonesia dapat menggunakan listrik dengan merata tidak ada lagi wilayah” yang tidak dapat pasokan listrik lagi