Tahanan jenis rendah antara 0-15 m ditafsirkan sebagai lapisan kedap air yang berfungsi sebagai batuan penutup. Tahanan jenis sedang antara 15-70 m diduga merupakan reservoir utama yang terbentuk pada kedalaman 1250-2000 m. Blok I dan II membentuk zona up flow fluida reservoir dengan temperatur lebih dari 260°C."
1. 69
Naskah diterima : 27 Juli 2009
Revisi terakhir : 31 Maret 2010
GEOLOGI DAERAH PANAS BUMI ULUBELU TANGGAMUS, LAMPUNG UTARA
BERDASARKAN ANALISIS METODE MAGNETOTELLURIK (MT)
S. Panjaitan
Pusat Survei Geologi
Jl. Diponegoro No. 57 Bandung, 40122
Sari
Tahanan jenis rendah antara 0 – 15 m ditafsirkan sebagai lapisan kedap air yang dapat berfungsi sebagai batuan
penudung (impermeable), dan dan merupakan alterasi hidrotermal yang diduga terdiri atas batulempung (clay).Tahanan
jenis sedang antara 15 – 70 diduga berkelulusan tinggi (permeable) merupakan reservoir utama yang terbentuk pada
kedalaman 1250 – 2000 m. Tahanan jenis > 1000 m adalah batuan karbonat meta. Blok I di selatan Gunung
Rendingan dan Blok II di sekitar mata air panas Pagaralam, membentuk zona up flow fluida reservoir yang mempunyai
temperatur lebih dari 260ºC, dan mengandung 80 % fraksi uap.
Kata kunci: panas bumi, metode magnetotellurik, batuan penudung, reservoir, alterasi hidrotermal
Abstract
Low resistivities of 0 – 15 m are interpreted as impermeable zones, functiming as cap rocks wich is hydrothermal
alteration estimated to cinsist of clay. The midle resistivity 15 – 70 m is interpreted as permeable reservoir rocks
located at 1250 – 2000 metres depth. The resistivity > 1000 m are metamorphic carbonate rocks. Block I in south
of Mt.Rendingan and Block II at around Pagaralam hot spring formed up flow zone fluid reservoir having temperature
of more than 260ºC, and contained 80 % vapour faction.
Keywords: Geothermal,resistivity, impermeable, cap rock, hydrothermal alteration
Ώ
Ώm
Ώ
Ώ
Ώ
Ώ
JSDG Vol. 20 No. 2 April 2010
Geo-Resources
Pendahuluan
Di daerah Kotaagung dan sekitarnya, Lampung
terdapat lebih dari dua penampakan lapangan panas
bumi, yaitu fumarol dan mata air panas (hot spring).
Penampakan tersebut dapat dipakai sebagai
petunjuk adanya panas bumi yang terbentuk di
bawah permukaan. Terkait dengan petunjuk tersebut
maka penelitian Geofisika menggunakan metode
magnetotelurik (MT) telah dilaksanakan di daerah
Ulubelu kaki Gunung Rendingan, Kotaagung
(Gambar 3). Survei pendahuluan oleh Divisi
Geothermal Pertamina di daerah ini dimulai tahun
1998. Beberapa penelitian telah dilakukan di
daerah ini, di antaranya Sunaryo drr., (1993), Daud
drr. (1995). Hasil penelitian menyatakan cadangan
potensial reservoir uap panas diperkirakan 100 Mwe
dan dapat beroperasi selama 25 tahun untuk
pembangkit tenaga listrik.
Tujuan Penelitian
Maksud penelitian adalah sebagai studi banding
tentang terbentuknya uap panas bumi di daerah ini,
sehingga perlu dilakukan penelitian-penelitian secara
detail untuk pemutahiran dan penambahan data
dengan membandingkan hasil-hasil penelitian
sebelumnya. Sampai sekarang Pertamina Devisi
Geothermal terus melakukan penelitian
menggunakan metode Magnetotellurik ke arah utara
di bagian selatan Gunung Rendingan dan di daerah
Gunung Kukusan. Tujuan penelitian ini adalah
melokalisasi batuan reservoir. Dengan penambahan
data ini diharapkan akan mendapatkan hasil yang
lebih baik.
Metode MT akan diaplikasikan untuk eksplorasi
pendahuluan dengan mengkaji dan membanding-
kannya dengan hasil-hasil sebelumnya. Nilai
resistivitas batuan rendah (low resistivity)
mencerminkan lapisan konduktif (high conductive),
yang secara tidak langsung akan mendapatkan
struktur geologi bawah permukaan berupa sebaran
dan ketebalan lapisan batuan. Kurva sounding
pemodelan 1D dan 2D-Inversi menghasilkan peta
tahanan jenis semu ke arah horizontal dan vertikal.
J
S
D
G
2. 70
Geo-Resources
Obyek penelitian
Penelitian ditekankan pada daerah konduktif di
sekitar uap panas bumi di selatan Gunung Rendingan
dan mata air panas Pagaralam Ulubelu yang
dilaporkan terbentuk sebagai up flow di daerah
graben. Luas zonasi uap panas sebagai obyek
penelitian di daerah graben Ulubelu diperkirakan 3 x
4 km kedalaman antara 1250 – 2000 m, temperatur
reservoir sekitar 260ºC yang terindikasi dari gas
geotermometer data pemboran (Sunaryo drr., 1993).
Dari penelitian sementara oleh Pertamina diperoleh
gambaran bahwa belum sepenuhnya cadangan
reservoir uap panas bumi terlokalisasi dengan baik di
daerah ini. Pengembangan-pengembangan obyek
penelitian ke arah utara-timur dan ke selatan Gunung
Rendingan sedang dilakukan oleh Pertamina untuk
menemukan cadangan uap panas yang lebih luas
atau memukan daerah baru dalam jumlah yang
signifikan. Pengambilan data dilakukan secara acak
menyerupai lintasan-lintasan, jarak titik pengamatan
bervariasi antara 1 - 2 km.
Parameter Panas Bumi
Daerah panas bumi berhubungan erat dengan
aktivitas magma, baik yang bersifat plutonik maupun
vulkanik. Mekanisme panas bumi didasarkan atas
adanya arus konveksi gas, uap, dan air panas yang
terbentuk dari pemanasan air tanah oleh gas vulkanik
ataupun oleh massa yang panas. Gejala panas bumi
(Gambar 1, 2) dapat dilihat sebagai tanda
terdapatnya sumber panas bumi seperti dijumpainya
fumarola, mata air panas, geyser, dan erupsi freatik
beserta batuan alterasi yang diakibatkan oleh adanya
manifestasi panas bumi dipermukaan (Macdonal,
1972). Dengan adanya lapisan penudung berupa
batulempung atau serpih, kandungan air, dan uap
pada batuan yang sarang akan menyebabkan nilai
tahanan jenis batuan akan kecil karena bersifat
konduktif. Sistem panas bumi ada dua macam yaitu,
sistem panas bumi air panas dan sistem panas bumi
yang didominasi oleh uap. Syarat-syarat yang harus
dipenuhi bagi suatu lapangan panas bumi sebagai
penghasil uap lewat panas ialah curah hujan yang
cukup, patahan/rekahan bagi jalannya air tanah
masuk mendekati sumber panas berupa tubuh
magma batuan berkelulusan kecil sebagai penerima
panas, batuan sarang (porosity), dan batuan kedap
air (impermeable). Kondisi lapangan panas bumi
Ulubelu memenuhi persyaratan yang demikian
karena merupakan jalur gunung api dengan curah
hujan yang besar antara 3000 – 4000 mm per
tahun.
JSDG Vol. 20 No. 2 April 2010
0 300 Km
Lampung
Jakarta
Medan
U
S
U
M
A
T
E
R
A
M
A
L
A
Y
S
I
A
LAPANGAN
PANAS BUMI ULUBELU
08°28’
LU
08°28’
LU
08°28’
LS
08°28’
LS
091°65’BB
091°65’BT
091°65’BT
091°65’BB
Gambar 1. Peta lokasi penelitian daerah panas bumi Ulubelu
Tanggamus, Lampung Utara.
Keterangan:
Kelompok Sumber Air Panas
1-4. Kelompok D. Panas, D.Minyak, Ratu dan Srirejo
5. Kelompok Ngarip
6. Kelompok Waibelu
7. Kelompok Kalianda Waimuli
8. Kelompok Air Panas Natar
103°30’ 105°00’
105°00’
6°00’
5°00’
9. Kelompok Ulubelu
5°00’
6°00’
103°30’
Gambar 2. Kelompok sumber air panas (Akbar, 1972) daerah
Ulubelu, Tanggamus, Lampung utara.
Metode Penelitian
Penelitian geofisika yang digunakan adalah metode
Magnetotellurik (MT), yaitu salah satu dari metode
geolistrik, yang digunakan untuk mengukur tahanan
jenis batuan bawah permukaan. Dalam metode ini
parameter yang digunakan untuk mengamati uap
panas ditandai oleh nilai resistivitas rendah yang
menunjukkan konduktif sebagai fungsi frekuensi, dan
kedalaman mencapai 10 km. Metode ini
menggunakan sumber energi elektromagnetik (EM)
yang berasal dari alam. Frekuensi lebih kecil dari 1
Hz biasanya ditimbulkan oleh interaksi antara
partikel yang dipancarkan oleh matahari dengan
J
S
D
G
3. sebagai sesar terbalik. Hal tersebut tercermin pada
penampang MT daerah Ulubelu.
Runtunan batuan Tersier terdiri atas batuan sedimen
laut yang terdapat di cekungan busur muka, batuan
gunung api, dan batuan sedimen yang diendapkan
bersamaan secara luas di Lajur Barisan; dan batuan
sedimen yang terdapat di dalam busur belakang.
Satuan gunung api leleran tersebar luas dan
Orogenesis Plio-Plistosen menyebabkan pensesaran
renggut dan menimbulkan regangan tarik yang
mungkin bertindak sebagai saluran gunung api.
Sejarah tektonik Lembar Kotaagung berlangsung
sejak Paleozoikum sampai Resen. Namun, struktur
utama (sesar dan lipatan) terbentuk pada fase
tektonik Tersier Akhir sampai Kuarter Awal. Batuan
malihan menunjukkan stuktur perdaunan lipatan
pertama mempunyai sumbu kira-kira berarah timur-
barat, dan lipatan kedua menghasilkan lipatan tegak
berarah barat laut-tenggara.
Batuan sedimen Kapur menunjukkan kemiringan
lapisan berarah timur laut, lipatan barat laut-
tenggara terdapat pada runtunan Pratersier dan
Tersier-Kuarter. Arah sesar pada batuan Pratersier
dan batuan Praholosen adalah barat laut-tenggara ,
timur laut-barat daya, utara-selatan. Kegiatan
gunung api dan pengangkatan yang terkait dengan
terbentuknya panas bumi di daerah ini berlangsung
dari Pliosen Tengah hingga Kuarter.
Stratigrafi lokal (Gambar 4) terdiri atas Formasi
Gunung Rendingan sebagai produk termuda high
standing (andesit), yang dijumpai manifestasi aktif
pada bagian puncak gunung, tetapi mata air panas
dan alterasi lempung dijumpai di lereng selatan.
Formasi Gunung Kukusan low standing (basaltik)
dengan beberapa penampakan melingkar
menunjukkan adanya manifestasi permukaan aktif,
yang terdiri atas fumarol, boiling spring dan alterasi
lempung secara intensif di sepanjang garis sesar dan
rekahan di daerah uap panas. Formasi Gunung
Duduk terletak di antara old dacit plug dan hot spring
serta alterasi. Formasi Gunung Sula adalah batuan
tertua di lapangan geothermal Ulubelu dan
dilaporkan merupakan batuan reservoir.
71
JSDG Vol. 20 No. 2 April 2010
Geo-Resources
atmosfir bumi. Sementara frekuensi lebih tinggi dari
1 Hz kontribusinya berasal dari sistem pemancar
yang dibuat oleh manusia, dan yang paling penting
adalah energi dari aktivitas metereologi, terutama
kilat yang berasosiasi dengan guntur atau badai
(Parkinson, 1983). Perbandingan antara intensitas
medan listrik dengan intensitas medan magnet
menunjukkan sifat impedansi listrik yang saling
tegak lurus. Menentukan impedansi pada sederetan
frekuensi dapat menghilangkan informasi tentang
konduktivitas atau tahanan jenis batuan sebagai
fungsi kedalaman di bawah titik pengamatan. Makin
rendah frekuensinya makin dalam daya
penetrasinya. Oleh karena itu metode MT dengan
mengukur intensitas medan magnet dan medan
listrik pada frekuensi di bawah 1 Hz banyak
digunakan dalam pure geophysics, sedangkan
frekuensi di atas 1 Hz banyak digunakan dalam
applied geophysics. Pada setiap pengukuran, selain
resistivitas semu ( ) sebagai fungsi frekuensi,
output lainnya adalah beda fase ( ) dan kohesi ( )
sebagai fungsi frekuensi (Hz) serta true resistivity ( )
terhadap kedalaman (m).
Geologi Regional
Lajur Barisan di Pulau Sumatra yang memanjang
barat laut-tenggara merupakan bagian dari subduksi
antara lempeng tektonik India-Australia dengan
lempeng tektonik Eurasia. Pergerakan kedua
lempeng tersebut menghasilkan pembentukan
volcanic arc dan strike slip fault di sepanjang lajur
tersebut. Kedua hal ini memungkinkan
pendangkalan magma dan terbentuknya zona
permeabilitas, sehingga dijumpai daerah-daerah
tertentu yang mempunyai prospek panas bumi.
Batuan tertua adalah Kompleks Gunungkasih yang
tersingkap di sebelah timur berjarak ± 15 km, dan
termasuk daerah penelitian, yang terdiri atas sekis
kuarsa, sekis gampingan, marmer, dan kuarsit
serisitan, serta terdapat singkapan kecil batuan
terobosan magmatit dan genes (Gafoer drr., 1986).
Batuan yang menyerupai flysch terdiri atas arsenit
kuarsa, batulumpur, dan batulanau, kadang-kadang
mengandung batugamping yang diterobos oleh
granit. Adanya cermin sesar yang menggambarkan
sesar terbalik, terretakkan kuat, dan bersentuhan
dengan batuan alas sebagai sesar naik, bahkan
ρa
φ φ
ρ
J
S
D
G
4. 72
Geo-Resources
JSDG Vol. 20 No. 2 April 2010
104º`32' 104º`33' 104º`34' 104º`35' 104º`36' 104º`37'
Keterangan:
UB-3Lokasi titik pengamatan MT
Sungai
Jalan
Kampung
U
Lokasi Bor
U
B
-1
U
B
-2
U
B
-3
U
B
-4
U
B
-5
U
B
-6
U
B
-7
U
B
-8
U
B
-9
U
B
-10
U
B
-11
U
B
-12
U
B
-13
U
B
-14
U
B
-15
U
B
-16
U
B
-17
-5º 17
-5º`22'
-5º`21'
-5º`20'
-5º`19'
-5º`18'
UB-1
UB-19
BOR-07
UB-20
BOR-2
UB-21
UB-18
BOR-06
BOR-05
BOR-03
BOR-04
FU FU
Gambar 3. Lokasi titik pengamatan MT Daerah Ulubelu Tanggamus, Lampung Utara.
0 2Km
Qbt
Toa
Gd
G.Waipanas
QaK
G.Kukusan
Al
G.Duduk
QtD
QaS
QpR
QaR
G.Rendingan
QpK
G.Kabawok
450000 455000 460000
460000
455000
450000
940
000
0
940
000
0
940
500
0
9405000
941
000
0
941
000
0
9415000
9415000
Keterangan:
Bataun Alterasi
Lava Piroklastik G.Kabarok
Lava Andesit G.Duduk
Lava Andesit G.Rendingan
Lava Piroklastik G.Rendingan
Andesit Basaltik G.Kukusan
Breksi Lahar G.Tanggamus
Lava Andesitik G.Sula:
-Granodiorit
-Andesit Tua
Fumarol
Mata Air Panas
G.Rendingan
G.Rendingan
QaR
QaS
QpK
QaK
QpR
Al
Al
QpK
QtD
QaR
QpR
QaK
QbT
QaS
Gd
Toa
Al
U
Gambar 4. Peta geologi lokal (Masdjuk dan Mucsim., 1989) daerah Ulubelu Tanggamus, Lampung Utara.
J
S
D
G
5. Hasil Penelitian
Hasil pemodelan (mapping) ditampilkan dalam irisan
(penampang) yang menggambarkan sebaran
tahanan jenis mendatar dan vertikal. Hasil
pemodelan tahanan jenis semu menggambarkan
sebaran nilai tahanan jenis rendah, dan tahanan
jenis tinggi ke arah lateral dan vertikal yang
merupakan fungsi kedalaman. Distribusi tahanan
jenis rendah ditampilkan dengan skala warna. Biru
menunjukkan resistivitas rendah (konduktif) dan
merah menggambarkan resistivitas tinggi (resistif).
Peta tahanan jenis dibuat pada kedalaman 0 m, 500
m, 1000 m, 1250 m,1500 m, 1750 m, 2000 m,
dan 2500 m.
Tahanan jenis permukaan (Gambar 6) di permukaan
(0 m ) mempunyai nilai resistivitas < 10 m, yang
terdapat di sekitar mata air panas Pagaralam. Zona
ini merupakan hasil alterasi hidrotermal batuan
vulkanik Gunung Rendingan, yang sangat intensif
dan dapat berfungsi sebagai lapisan penudung (cap
rock), sedangkan tahanan jenis > 1000 m
ditunjukkan oleh singkapan breksi vulkanik Gunung
Rendingan.
Ώ
Ώ
Tahanan jenis di kedalaman 500m (Gambar 7) masih
memperlihatkan resistivitas rendah < 10 Ώm, yang
merupakan hasil alterasi hidrotermal, dan dapat
berfungsi sebagai lapisan penudung (cap rock).
Hampir di semua titik sounding, batuan alterasi pada
kurva lengkung duga baku menampilkan amplitudo
rata-rata 10 m pada frekuensi 1 Hz. Anomali
tersebut memanjang dengan arah barat laut-
tenggara, yang terletak di sepanjang garis patahan
pada zona graben Ulubelu, dan di bagian timur.
Anomali > 1000 m terdapat di bagian timur, yang
memanjang ke arah Gunung Rendingan dengan arah
barat laut-tenggara, dan di bagian barat yang diduga
sebagai breksi vulkanik Gunung Rendingan atau
metasedimen yang tidak terkait dengan batuan
reservoir.
Peta tahanan jenis kedalaman 1000 m (Gambar 8)
memperlihatkan nilai resistivitas rendah antara 0 –
15 m yang terdapat di daerah selatan sampai
mata air panas Pagaralam, dan dari Muaradua
sampai ke Talangdikum dengan arah barat daya-
timur laut. Tahanan jenis rendah ini diduga batuan
alterasi (batulempung) dan dapat berfungsi sebagai
batuan penudung. Batuan reservoir dengan tahanan
Ώ
Ώ
Ώ
73
JSDG Vol. 20 No. 2 April 2010
Geo-Resources
Gambar 5. Contoh kurva titik sounding UB-09b rekaman atas memperlihatkan amplitudo nilai 10 Ohm-meter terkait dengan batuan tudung dan
gambar bawah >20 Ohm-meter merupakan batuan reservoir pada frekuensi -1 Hz hingga -3 Hz daerah panas bumi Ulubelu
Tanggamus, Lampung Utara.
J
S
D
G
6. 74
Geo-Resources
JSDG Vol. 20 No. 2 April 2010
jenis 15-40 Ohm-m, membentuk kontur anomali
terbuka ke arah utara. Daerah tahanan jenis tinggi
>1000 m pada kedalaman ini terbentuk di
sebelah selatan dan barat yang diduga merupakan
batuan vulkanik atau metasedimen.
Peta tahanan jenis kedalaman 1500 m (Gambar 9)
memperlihatkan nilai tahanan jenis 15 -40 m yang
dapat berfungsi sebagai batuan reservoir. Batuan
reservoir pada kedalaman 1500 m posisinya telah
berubah dan terdapat di dua lokasi yaitu di daerah
mata air panas graben Ulubelu hingga ke arah utara
Gunung Rendingan. Anomali resistivitas tersebut
masih terbuka yang diduga masih menerus ke arah
utara. Di daerah ini masih dilakukan pengembangan
dan perluasan pengukuran MT oleh Pertamina.
Tahanan jenis rendah di daerah Talangdikum dan
Datarajam diduga masih terkait dengan uap panas
batuan reservoir. Anomali resistivitas panas bumi
secara keseluruhan berada di kedalaman 500 m
hingga 2500 m, yang hampir sama dengan Peta
Konduktan Tinggi. Tahanan jenis tinggi >1000
m terbentuk di sisi barat dan timur mata air panas
graben Ulubelu, yang diduga sebagai batuan
sedimen meta (Sunaryo, Komunikasi lisan, 2009).
Menurut Data BOR-05 di kedalaman 1500 m
dijumpai patahan dan batuan sedimen meta. Lapisan
batuan tersebut sampai kedalaman 2500 m
mempunyai anomali tinggi.
Peta tahanan jenis kedalaman 1750 m (Gambar 10)
memperlihatkan nilai resistivitas reservoir 28-60
Ohm-m, yang terdapat di daerah graben. Tahanan
jenis tinggi dijumpai di sebelah barat dan timur
graben, dengan nilai > 1000 Ohm-m.
Peta tahanan jenis kedalaman 2000 m (Gambar11)
memperlihatkan resistivitas agak menaik antara 39-
70 m. Penampakan ini diduga masih merupakan
batuan reservoir. Anomali tahanan jenis batuan
reservoir tersebut tidak jauh berbeda dengan
penelitian (Mulyadi drr., 2000) yang bernilai 75
m (Gambar 21). Reservoir uap panas pada
kedalaman ini terbentuk menjadi tiga kelompok,
yaitu di sekitar mata air panas Pagaralam di selatan
Gunung Rendingan, Talangdikun, dan Datarajam.
Sementara di bagian barat dan timur graben masih
dibentuk tahanan jenis >1000 m. Peta tahanan
jenis hingga kedalaman 2500 m (Gambar 12)
menampilkan daerah resistivitas rendah dan tinggi
yang diduga terkait dengan batuan reservoir dan
metasedimen.
Ώ
Ώ
Ώ
Ώ
Ώ
Ώ
Peta Konduktan
Peta konduktan dapat dipakai sebagai pembanding
peta tahanan jenis. Tahanan jenis rendah umumnya
ditandai dengan konduktan tinggi, dan sebaliknya
tahanan jenis tinggi ditandai dengan konduktan
rendah. Peta konduktan dibuat pada kedalaman
500m, 1000m, 1500m, 2000m, dan 2500m. Peta
konduktan kedalaman 500 m (Gambar 13)
memperlihatkan daerah konduktif rendah dengan
nilai antara 0-50 siemens, yang terbentuk di dua
tempat, yaitu di sekitar daerah mata air panas
Pagaralam dan di mata air panas Datarajam di
selatan. Lapisan konduktan rendah tersebut
menggambarkan lempung laterit hasil alterasi
hidrotermal yang jenuh air, dan dapat berfungsi
sebagai lapisan penudung (cap rock).
Peta konduktan kedalaman 1000 m hingga
kedalaman 2500 m (Gambar14, 15) memperlihat-
kan perubahan konduktif, dari tinggi ke rendah.
Daerah konduktan tinggi antara 50-250 siemens
terdapat di tiga tempat, yaitu di sekitar mata air panas
Pagaralam, Datarajam, dan daerah Talangdikum
yang lokasi daerah reservoirnya sama dengan
penampakan pada peta tahanan jenis. Korelasi
antara peta tahanan jenis dan peta konduktan hingga
kedalaman 2500 m menunjukkan daerah reservoir.
Akan tetapi di daerah selatan Gunung Rendingan
pada peta tahanan jenis kedalaman 1500 m hingga
2500 m diduga terkait dengan uap panas bumi. Peta
konduktan di daerah tersebut memperlihatkan
konduktan rendah. Adanya perbedaan ini diakibatkan
oleh titik sounding ke arah Gunung Rendingan masih
kurang, dan kemungkinan lain terdapat perbedaan
tingkat kejenuhan lapisan pembawa uap. Secara
umum, daerah konduktan tinggi dan tahanan jenis
rendah pada kedalaman 1250 m hingga 2500 m
mengindikasikan daerah reservoir uap panas bumi.
Urutan batuan reservoir berdasarkan pengukuran MT
ini, dari kedalaman 0 – 2500 m (Gambar 16) dengan
tahan jenis rendah dengan nilai 0-15 Ohm-m
berfungsi sebagai batuan tudung. Batuan reservoir
yang mempunyai nilai antara 15-40 Ohm-m,
terdapat pada kedalaman 1250-2500 m. Nilai
konduktan 0-50 siemens pada kedalaman 500 m
(Gambar 17) terdiri atas batulempung teralterasi, dan
nilai konduktan 50-250 siemens diduga merupakan
batuan reservoir, sesuai dengan peta tahanan jenis.
J
S
D
G
7. Gambar 9 . Peta tahanan jenis 2D-Inversi kedalaman 1500 m memperlihatkan daerah reservoir uap panas antara 15-40 Ohm-meter membentuk
dua kelompok sekitar mata air panas Pagaralam di daerah graben membentuk reservoir yang sesungguhnya karena daerahnya sudah
sama dan tidak berubah hingga kedalaman 2500 m tersebut dan batuan resistif >1000 Ohm-meter terdapat sebelah barat dan timur
graben. kedalaman 0 meter oleh breksi vulkanik.
Gambar 8. Peta tahanan jenis 2D-Inversi kedalaman 1000 m memperlihatkan daerah tahanan jenis rendah <15 Ohm- meter masih terbentuk
di daerah mata air panas Pagaralam Baratdaya-Timur laut sebagai lapisan penudung menutupi lapisan reservoir di bawahnya dan
tahanan jenis tinggi >1000 Omh-meter diduga masih breksi vulkanik atau metasedimen.
Ngarip
Wijimulio
Muaradua
Pagaralam
Kampungdalam
Kampungbaru
Kampungtengah
Airabang
Talangsuganda
Talangdiakun
1436
Ulubelu
Karangrejo
Datarajam
Sidorejo
Sukadamai
Labugerbong
Talangmarsum
Talangsebaris
Kampungtempel
9416000
9415000
9414000
9413000
9412000
9411000
9410000
9409000
9416000
9415000
9414000
9413000
9412000
9411000
9410000
9409000
448000 449000 450000 451000 452000 453000 454000 455000 456000 457000
448000 449000 450000 451000 452000 453000 454000 455000 456000 457000
U
Fu Fu
Bor-03
Bor-04
Keterangan:
Lokasi MT
Sungai
Jalan
Kampung
0 2Km
Skala:
Reservoir Uap Panas Fumarol
Lokasi Bor
Bor-06
Bor-05
Bor-07
Bor-02
A-B Penampang
A
B
C
D
E
F
Ngarip
Wijimulio
Muaradua
Pagaralam
Kampungdalam
Kampungbaru
Kampungtengah
Airabang
Talangsuganda
Talangdiakun
1436
Ulubelu
Karangrejo
Datarajam
Sidorejo
Sukadamai
Labugerbong
Talangmarsum
Talangsebaris
Kampungtempel
9416000
9415000
9414000
9413000
9412000
9411000
9410000
9409000
9416000
9415000
9414000
9413000
9412000
9411000
9410000
9409000
448000 449000 450000 451000 452000 453000 454000 455000 456000 457000
448000 449000 450000 451000 452000 453000 454000 455000 456000 457000
U
Fu Fu
Bor-03
Bor-07
Bor-02
Bor-06
Bor-05
Keterangan:
Lokasi MT
Sungai
Jalan
Kampung
0 2Km
Skala:
Reservoir Uap Panas Fumarol
Lokasi Bor
A-B Penampang
A
B
C
D
E
F
75
JSDG Vol. 20 No. 2 April 2010
Geo-Resources
J
S
D
G
8. Gambar 7. Peta tahanan jenis 2D-Inversi kedalaman 500m memperlihatkan sebaran batuan bertahanan jenis rendah dari <10 Ohm meter masih
terdapat di daerah mata air panas Barat laut - Tenggara di daerah graben, dari lempung alterasi, daerah resistif masih sama dengan
kedalaman 0 meter oleh breksi vulkanik.
Ngarip
Wijimulio
Muaradua
Pagaralam
Kampungdalam
Kampungbaru
Kampungtengah
Airabang
Talangsuganda
Talangdiakun
1436
Ulubelu
Karangrejo
Datarajam
Sidorejo
Sukadamai
Labugerbong
Talangmarsum
Talangsebaris
Kampungtempel
9416000
9415000
9414000
9413000
9412000
9411000
9410000
9409000
9416000
9415000
9414000
9413000
9412000
9411000
9410000
9409000
448000 449000 450000 451000 452000 453000 454000 455000 456000 457000
448000 449000 450000 451000 452000 453000 454000 455000 456000 457000
Fu Fu
U
Bor-03
Bor-04
Bor-02
Keterangan:
Lokasi MT
Sungai
Jalan
Kampung
0 2Km
Skala:
Lempung Alterasi Fumarol
Lokasi Bor
Bor-06
Bor-05
Bor-07
A-B
Penampang
A
B
C
D
E
F
Gambar 6. Peta tahanan jenis 2D-Inversi kedalaman 0 m memperlihatkan nilai tahanan jenis rendah yang konduktif <10 Ohm meter terdapat di
daerah mata air panas hingga BOR-03 dan BOR-04 yang jenuh air dari lempung alterasi,daerah resistif warna merah terdiri atas
material breksi vulkanik Gunung Rendingan.
Ngarip
Wijimulio
Muaradua
Pagaralam
Kampungdalam
Kampungbaru
Kampungtengah
Airabang
Talangsuganda
Talangdiakun
1436
Ulubelu
Karangrejo
Datarajam
Sidorejo
Sukadamai
Labugerbong
Talangmarsum
Talangsebaris
Kampungtempel
9416000
9415000
9414000
9413000
9412000
9411000
9410000
9409000
9416000
9415000
9414000
9413000
9412000
9411000
9410000
9409000
448000 449000 450000 451000 452000 453000 454000 455000 456000 457000
448000 449000 450000 451000 452000 453000 454000 455000 456000 457000
U
Fu Fu
Bor-03
Bor-04
Bor-03
Keterangan:
Lokasi MT
Sungai
Jalan
Kampung
0 2Km
Skala:
Lempung Alterasi Fumarol
Lokasi Bor
Bor-06
Bor-05
Bor-07
A-B Penampang
A
B
C
D
E
F
76
Geo-Resources
JSDG Vol. 20 No. 2 April 2010
J
S
D
G
9. Ngarip
Wijimulio
Muaradua
Pagaralam
Kampungdalam
Kampungbaru
Kampungtengah
Airabang
Talangsuganda
Talangdiakun
1436
Ulubelu
Karangrejo
Datarajam
Sidorejo
Sukadamai
Labugerbong
Talangmarsum
Talangsebaris
Kampungtempel
9416000
9415000
9414000
9413000
9412000
9411000
9410000
9409000
9416000
9415000
9414000
9413000
9412000
9411000
9410000
9409000
448000 449000 450000 451000 452000 453000 454000 455000 456000 457000
448000 449000 450000 451000 452000 453000 454000 455000 456000 457000
U
Fu Fu
Keterangan:
Lokasi MT
Sungai
Jalan
Kampung
0 2Km
Skala:
Reservoir Uap Panas Fumarol
Lokasi Bor
Bor-03
Bor-04
Bor-02
Bor-06
Bor-05
Bor-07
A-B Penampang
A
B
C
D
E
F
Gambar 10. Peta tahanan jenis 2D-Inversi kedalaman 1750 m memperlihatkan lapisan daerah reservoir 28-60 Ohm-meter di daerah graben hingga
kedalaman 2500 m batauan reservoir terbentuk di daerah yang sama daerah resistif >1000 Ohm-meter tetap berada sebelah barat
dan timur graben.
Ngarip
Wijimulio
Muaradua
Pagaralam
Kampungdalam
Kampungbaru
Kampungtengah
Airabang
Talangsuganda
Talangdiakun
1436
Ulubelu
Karangrejo
Datarajam
Sidorejo
Sukadamai
Labugerbong
Talangmarsum
Talangsebaris
Kampungtempel
9416000
9415000
9414000
9413000
9412000
9411000
9410000
9409000
9416000
9415000
9414000
9413000
9412000
9411000
9410000
9409000
448000 449000 450000 451000 452000 453000 454000 455000 456000 457000
448000 449000 450000 451000 452000 453000 454000 455000 456000 457000
U
Fu Fu
Bor-03
Bor-04
Bor-05
Bor-06
Bor-02
Keterangan:
Lokasi MT
Sungai
Jalan
Kampung
0 2Km
Skala:
Reservoir Uap Panas Fumarol
Lokasi Bor
Bor-07
A-B Penampang
A
B
C
D
E
F
Gambar 11. Peta tahanan jenis 2D-Inversi kedalaman 2000 m memperlihatkan daerah tahanan jenis 39-70 Ohm-meter sebagai batuan reservoir
membentuk tiga kelompok, yaitu sekitar mata air panas Pagaralam, selatan Gunung Rendingan di daerah graben dan Talangdikum.
Daerah resistif >1000 Ohm-m masih dibentuk oleh karbonat meta di daerah yang sama sebelah barat dan timur graben.
77
JSDG Vol. 20 No. 2 April 2010
Geo-Resources
J
S
D
G
10. Ngarip
Wijimulio
Muaradua
Pagaralam
Kampungdalam
Kampungbaru
Kampungtengah
Airabang
Talangsuganda
Talangdiakun
1436
Ulubelu
Karangrejo
Datarajam
Sidorejo
Sukadamai
Labugerbong
Talangmarsum
Talangsebaris
Kampungtempel
9416000
9415000
9414000
9413000
9412000
9411000
9410000
9409000
9416000
9415000
9414000
9413000
9412000
9411000
9410000
9409000
448000 449000 450000 451000 452000 453000 454000 455000 456000 457000
448000 449000 450000 451000 452000 453000 454000 455000 456000 457000
U
Fu Fu
Bor-03
Bor-04
Bor-07
Bor-05
Bor-06
Bor-02
Keterangan:
Lokasi MT
Sungai
Jalan
Kampung
0 2Km
Skala:
Reservoir Uap Panas Fumarol
Lokasi Bor
A-B Penampang
A
B
C
D
E
F
Gambar 12. Peta tahanan jenis 2D-Inversi kedalaman 2500 m memperlihatkan daerah reservoir uap panas masih terbentuk sama antara 39-70
Ohm-m juga daerah resistif >1000 Ohm-m masih terdapat di daerah yang sama hingga kedalaman 3000 m.
Ngarip
Wijimulio
Muaradua
Pagaralam
Kampungdalam
Kampungbaru
Kampungtengah
Airabang
Talangsuganda
Talangdiakun
1436
Ulubelu
Karangrejo
Datarajam
Sidorejo
Sukadamai
Labugerbong
Talangmarsum
Talangsebaris
Kampungtempel
9416000
9415000
9414000
9413000
9412000
9411000
9410000
9409000
9416000
9415000
9414000
9413000
9412000
9411000
9410000
9409000
448000 449000 450000 451000 452000 453000 454000 455000 456000 457000
448000 449000 450000 451000 452000 453000 454000 455000 456000 457000
U
Fu Fu
Bor-03
Bor-04
Bor-02
Keterangan:
Lokasi MT
Sungai
Jalan
Kampung
0 2Km
Skala:
Reservoir Uap Panas Fumarol
Lokasi Bor
Bor-07
Bor-07
5or-06
Gambar 13. Peta konduktan 2D-Inversi kedalaman 500 m memperlihatkan daerah konduktan 50-200 siemens terdapat di daerah mata air panas
Pagaralam dan mata air panas selatan Datarajam yang terkait dengan alterasi dan manifestasi uap panas. Konduktan rendah 0-50
siemensterdapatdiutara dantimur.
78
Geo-Resources
JSDG Vol. 20 No. 2 April 2010
J
S
D
G
11. Ngarip
Wijimulio
Muaradua
Pagaralam
Kampungdalam
Kampungbaru
Kampungtengah
Airabang
Talangsuganda
Talangdiakun
1436
Ulubelu
Karangrejo
Datarajam
Sidorejo
Sukadamai
Labugerbong
Talangmarsum
Talangsebaris
Kampungtempel
9416000
9415000
9414000
9413000
9412000
9411000
9410000
9409000
9416000
9415000
9414000
9413000
9412000
9411000
9410000
9409000
448000 449000 450000 451000 452000 453000 454000 455000 456000 457000
448000 449000 450000 451000 452000 453000 454000 455000 456000 457000
U
Fu Fu
Bor-03
Bor-04
Bor-02
Keterangan:
Lokasi MT
Sungai
Jalan
Kampung
0 2Km
Skala:
Reservoir Uap Panas Fumarol
Lokasi Bor
Bor-07
Bor-06
Bor-05
Gambar 14. Peta konduktan 2D-Inversi kedalaman 1000m memperlihatkan lapisan bertahanan jenis rendah antara 20-70 Ohm-meter sebagai batuan
reservoir daerahnya sama dengan yang konduktif 50-200 siemens di sekitar mata air panas di selatan Datarajam dan Talangmarsum
membentuk tigakelompok.
Ngarip
Wijimulio
Muaradua
Pagaralam
Kampungdalam
Kampungbaru
Kampungtengah
Airabang
Talangsuganda
Talangdiakun
1436
Ulubelu
Karangrejo
Datarajam
Sidorejo
Sukadamai
Labugerbong
Talangmarsum
Talangsebaris
Kampungtempel
9416000
9415000
9414000
9413000
9412000
9411000
9410000
9409000
9416000
9415000
9414000
9413000
9412000
9411000
9410000
9409000
448000 449000 450000 451000 452000 453000 454000 455000 456000 457000
448000 449000 450000 451000 452000 453000 454000 455000 456000 457000
U
Fu Fu
Bor-03
Bor-04
Bor-02
Keterangan:
Lokasi MT
Sungai
Jalan
Kampung
0 2Km
Skala:
Reservoir Uap Panas Fumarol
Lokasi Bor
Bor-07
Bor-06
Bor-05
Gambar 15. Peta konduktan 2D-Inversi kedalaman 2500 m memperlihatkan daerah yang masih sama dengan peta konduktan kedalaman 1000 m
terbentuk 50-250 siemens merupakan daerah reservoir uap panas dengan indikator sama dengan peta tahanan jenis. Ternyata daerah
reservoir uap panas ditandai tahanan jenis 15-70 Ohm-meter dengan nilai konduktan di atas.
79
JSDG Vol. 20 No. 2 April 2010
Geo-Resources
J
S
D
G
12. Gambar 16. Petareservoir tahananjenis 2D-Inversi ketebalan lapisan dari 0-1250m ditandaidengannilai tahanan jenis yangbervareasi dari0-
15 Ohm-meter merupakan lapisan penudung soil alterasi. Kedalaman 1250-2500 m merupakan reservoir uap panas yang terbentuk di
daerah graben pada tahanan jenis antara 15-40 Ohm-meter terbentuk daerah graben dan Datarajam. Daerah resistif >1000 Ohm-meter
terdapatsebelah baratdantimurgrabenyangtidakterkaitdenganuappanasbumi.
80
Geo-Resources
JSDG Vol. 20 No. 2 April 2010
J
S
D
G
13. Gambar 17. Peta konduktan 2D-Inversi yang memperlihatkan daerah konduktif tinggi berhubungan langsung dengan reservoir panas bumi antara
50-250 siemens. Daerah reservoir sama dengan tampilan pada peta tananan jenis sehingga ke dua model peta ini sama-sama melokalisir
uap panas bumi di daerah graben dan Talangdikum dan Datarajam. Daerah yang tidak konduktif terbentuk di daerah sebelah barat dan timur
grabenantara 0-50siemens.
81
JSDG Vol. 20 No. 2 April 2010
Geo-Resources
J
S
D
G
14. Penampang Tahanan Jenis A – B
Penampang 2D-Inversi adalah harga resistivitas
sebenarnya (2D true resistivity) yang merupakan
hasil akhir pemodelan. Panjang penampang A-B
(Gambar 18) berkisar 6 km, berarah barat daya-
timur laut yang dibuat tegak lurus terhadap struktur
graben yang berarah barat laut-tenggara. Antara peta
tahanan jenis dan penampang tahanan jenis
terdapat perbedaan kecil. Nilai tahanan jenis
diakibatkan oleh ketebalan lapisan, sedangkan
tahanan jenis yang sebenarnya (lihat peta tahanan
jenis) dipisahkan menjadi beberapa lapisan dan
kedalaman yang dikorelasikan dengan geologi
setempat maupun geologi regional.
Lapisan tahahan jenis penutup terdiri atas dua nilai
resistivitas, yaitu antara 0-15 Ohm-m sebagai
lempung teralterasi dan nilai tinggi 1000 – 2500
m terdiri atas breksi vulkanik di daerah robohan
graben di sebelah barat penampang. Di lokasi BOR-
06 atau UB-06 dengan tahanan jenis tinggi, di
permukaan dicerminkan oleh material vulkanik
piroklastik Gunung Rendingan.
Lapisan nilai tahanan jenis rendah < 28 m,
dengan ketebalan ± 0-1200 m tersebar di sebelah
barat-timur penampang, menipis di daerah graben.
Penyebab resistivitas rendah tersebut adalah
alterasi lempung (clay alterasion) dari batuan
piroklastik Gunung Rendingan di sepanjang bidang
sesar atau rekahan-rekahan yang terbentuk di
lembah graben Ulubelu. Lapisan ini ditafsirkan
sebagai lapisan penudung (cap rock) yang
mempunyai kelulusan kecil (impermeable).
Lapisan ke dua tahanan jenis 28 -70 m sebagai
resistivitas sedang yang dipercaya sebagai batuan
reservoir utama. Mulyadi (2000) menafsirkan
batuan reservoir bernilai 75 m (Gambar 21),
mempunyai kelulusan tinggi (permeable) atau
porositas tinggi yang tersusun oleh batuan sedimen
Tersier, terletak hingga kedalaman 2500 m.
Ketebalan lapisan batuan reservoir pada penampang
bagian tengah di daerah graben sekitar 800 m dan ke
arah barat dan ke timur penampang menipis (± 200
m).
Lapisan ke tiga mempunyai tahanan jenis 70 – 600
m, ketebalan lapisan antara 1000 – 2000 m,
terbentuk pada bagian tengah graben, terdapat
hingga kedalaman ± 3000 m, dan lapisan ini tidak
terkait lagi dengan batuan reservoir. Lapisan
tersebut diduga sebagai batuan sedimen Tersier,
Ώ
Ώ
Ώ
Ώ
Ώ
yang tersusun oleh selang-seling batulanau,
batulempung, dan batupasir cukup tebal,
membentuk lipatan landai membaji ke arah barat
dan timur yang tidak terkait lagi dengan batuan
reservoir.
Lapisan ke empat mempunyai tahanan jenis 600-
1000 m (warna hijau) yang terkonsentrasi di
bagian tengah graben, membentuk perlapisan tegak
yang mencirikan sesar naik. Batuan ini dapat
dikorelasikan dengan batuan metasedimen flysch
yang terdiri atas batulumpur, dan batulanau selang-
seling dengan batupasir yang telah mengalami
metamorfosis dan dipisahkan oleh bidang
ketidakselarasan, yaitu lapisan mendatar dengan
lapisan tegak.
Kelompok batuan yang mempunyai tahanan jenis
>1000, dan m pada umumnya terdapat di
sebelah barat dan timur graben (warna kuning
kemerahan) dan ditafsirkan sebagai batuan alas yang
terdiri atas batuan karbonat meta seperti yang
tersingkap di daerah mata air panas Pagaralam
(Sunaryo dan Edy, Komunikasi lisan, 2009) m. BOR-
4 pada kedalaman 1500 menembus batuan sedimen
meta, dan akhirnya pemboran dihentikan. Tahanan
jenis tinggi pada sisi barat-timur graben cukup
dangkal, dan bentuk anomali tersebut membentuk
lapisan-lapisan tahanan jenis tegak yang mencirikan
perlapisan batuan sedimen meta sesuai dengan
geologi regional.
Penampang Tahanan Jenis C – D
Penampang ini mempunyai panjang ± 7 km, dengan
arah barat daya-timur laut (Gambar 19), dan
memotong struktur graben di bagian selatan.
Penampang di daerah ini hampir sama dengan
penampang A-B.
m dengan
kedalaman dari 0 – 1000 m, di sepanjang
penampang membentuk lapisan penudung (cap
rock) yang terdiri atas alterasi lempung, sehingga uap
panas tidak dapat merembes ke atas.
Lapisan tahanan jenis antara 15 – 70 m diduga
sebagai batuan reservoir yang cukup tebal, dan
terkonsentrasi di daerah graben dengan ketebalan
sekitar 800 m, dan menipis ke arah barat dan timur
penampang. Perlapisan batuan bertahanan jenis
antara 70-600 m dan tahanan jenis 600-1000
m warna biru terlihat hingga kedalaman 14000 m,
membentuk satu lapisan tebal dan tegak yang diduga
Ώ
Ώ
Lapisan tahanan jenis antara 0 – 15 Ώ
Ώ
Ώ Ώ
82
Geo-Resources
JSDG Vol. 20 No. 2 April 2010
J
S
D
G
15. sebagai batuan sedimen meta flysch dengan
perlapisan tegak dan berulang. Perlapisan tahanan
jenis >1000 m diduga masih sama dengan
penampang di atas, yaitu batuan karbonat meta.
Penampang Tahanan Jenis E – F
Penampang ini mempunyai panjang sekitar 9500 m,
dengan arah barat laut-tenggara (Gambar 20) sejajar
graben Ulubelu. Lapisan penudung bertahanan jenis
rendah, mempunyai tahanan jenis kecil antara 0-8
m yang terdiri atas lempung alterasi. Batuan
reservoir bertahanan jenis sedang dengan nilai 8-32
m, dan terbentuk di daerah graben yang
tampilannya relatif sama dengan penampang C-D.
Lapisan bertahanan jenis 32-600 m, membentuk
lapisan vertikal hingga kedalaman 14000 m, dan
bila ditelusuri pada penampang pseudo-section
kedalaman anomali ini tidak terhingga. Tahanan jenis
ini seolah-olah menggambarkan graben, menerus
hingga kedalaman lebih dari 14000 m yang
kemungkinan berhubungan dengan lubang
kepundan, yang memanjang ke arah Gunung
Rendingan, sedangkan daerah resistif masih terdapat
di sebelah barat dan timur penampang yang tersusun
oleh batuan sedimen meta.
Korelasi MT dengan Bor
Penelitian dengan metode MT yang melokalisasi
lapisan reservoir dan struktur perangkap dicoba
dikorelasikan dengan hasil pemboran sebagai
pembanding terbentuknya uap panas di daerah ini.
Data kedalaman pemboran dan deskripsi batuan
dapat dipakai sebagai data pembanding karena
dapat melihat langsung sejauh mana kebenaran
aplikasi metode ini. Berdasarkan hal tersebut,
metode ini dapat berfungsi sebagai suatu metode
eksplorasi awal dalam menentukan letak titik
pemboran. Maka pendekatan pemodelan-
pemodelan yang menggunakan perangkat lunak ini
dapat dipakai untuk menganalisis data dalam
eksplorasi panas bumi secara lebih akurat.
BOR-02: Terletak di utara UB-12 Kampungdalam
(Gambar 19, penampang C-D). Daerah ini termasuk
blok Kukusan (Mulyadi, 2000). Peta tahanan jenis
kedalaman 1000 m menunjukkan batuan reservoir
bertahanan jenis 15 – 70 Letak titik pemboran
UB-2 pada penampang terletak di daerah selatan, di
luar zona graben Ulubelu. Fraksi uap panas di daerah
ini masih ada, tetapi gradien temperatur reservoir
menurun hingga 210ºC pada kedalaman 1200 m
Ώ
Ώ
Ώ
Ώ
Ώ m.
83
JSDG Vol. 20 No. 2 April 2010
Geo-Resources
(Sunaryo, drr., 1993). Diduga lokasinya sudah jauh
dari graben uap panas Ulubelu, dan reservoir
tersebut diduga berasosiasi dengan pembawa panas
Gunung Kukusan. Peta konduktan pada kedalaman
yang sama menunjukkan lapisan konduktif sedang.
Uap panas di daerah ini terbentuk pada kedalaman
di bawah 1000 m. Korelasi data BOR-UB-01
dengan data MT (Gambar 21), menunjukkan batuan
reservoir bertahanan jenis 70 Ώm terbentuk mulai
kedalaman 800 m.
BOR-03 dan BOR-04: Terletak di sekitar mata air
panas Pagaralam (Gambar 20, penampang E-F),
lokasinya berdekatan dan termasuk ke blok I Gunung
Rendingan. Pemboran dangkal BOR-03 dengan
kedalaman 600 m (Mulyadi, 2000) memperlihatkan
data uap panas dengan suhu mencapai 260 ºC,
ditutupi oleh lempung alterasi sebagai lapisan
penudung bertahanan jenis rendah antara 0-10 Ώm.
BOR-04 menembus bidang sesar di sebelah timur
yang tersusun oleh batuan karbonat meta,
kedalaman 1500 m ditandai dengan tahanan jenis
tinggi dan sudah tidak konduktif (Bambang dan Edy,
Komunikasi lisan, 2009).
BOR-05: Terletak di timur laut Wijimulio (Gambar
20, penampang E-F). Pada peta tahanan jenis
terletak di sebelah barat graben, bertahanan jenis
tinggi >1000 Ώm. Di permukaan tersingkap breksi
vulkanik, ketebalan lapisan pada penampang
berkisar 1200 m. Pada peta tahanan jenis kedalaman
1500 m sesuai dengan penampang membentuk
batuan reservoir 8 – 32 Ώm. Pemboran uap panas
di daerah ini dapat dilakukan dengan baik, dan untuk
menambah daya sebaiknya pemboran miring
dikembangkan ke arah barat graben. Ke arah timur
dengan jarak ± 400 m terdapat bongkah-bongkah
besar breksi vulkanik Gunung Rendingan yang
kemungkinan bisa menyebabkan mata bor terjepit
seperti pada BOR-06.
BOR-06: Terletak di tenggara BOR-05 dan berjarak
± 200 m. Posisi titik bor pada peta tahanan jenis
terletak pada kedalaman 1500 (Gambar 20
penampang E-F dan A-B), dan sudah mendekati
daerah bertahanan jenis tinggi. BOR-06 dihentikan
karena terjepit yang diduga disebabkan oleh breksi
vulkanik yang banyak mengandung bongkah-
bongkah besar dan sangat labil, serta terbentuk di
daerah alterasi lempung. Reservoir di bawah titik bor
tersebut sebenarnya cukup potensiall, pada
kedalaman 1500 m dan bertahanan jenis 8-32 Ώm.
J
S
D
G
16. daerah reservoir uap panas tersebut mempunyai nilai
50-250 siemens dan lokasinya sama dengan peta
tahanan jenis. Daerah reservoir di selatan Gunung
Rendingan tidak tampak pada peta konduktan. Hal
ini mungkin karena tidak ada titik sounding ke arah
utara, dan daerahnya tidak sebasah di mata air
panas. Batuan bertahanan jenis > 1000 m
diduga sebagai hasil pensesaran batuan Pratersier
yang terlipat kuat, dan membentuk sesar naik.
Peneliti sebelumnya mengatakan bahwa sumber
panas biasanya berasosiasi dengan pluton, tapi di
daerah ini tidak ditemukan. Tahanan jenis tinggi
tersebut sesuai dengan geologi regional yang terdiri
atas batuan sedimen meta atau pendangkalan
magma, yang berfungsi sebagai sumber panas
(Gambar 24) dari kerucut-kerucut Gunung Api
parasiter Gunung Rendingan.
Pemodelan Geologi Sederhana Uap Panas
Orogenesis utama Plio-Plistosen membentuk lipatan
tegak regional dengan sumbu lipatan barat laut-
tenggara di seluruh lajur busur belakang. Struktur
tersebut diduga terbentuk pada batuan sedimen meta
flysch bertahanan jenis dari 200 -600 m.
Runtunan batuan sedimen meta terdiri atas selang
seling batulumpur dan batulanau. Struktur yang
terbentuk ke arah mendatar dapat dilihat pada peta
tahanan jenis kedalaman 1500 m, dan dikorelasikan
dengan potret udara (Gambar 23). Lapangan uap
panas yang terbentuk dikontrol oleh struktur robohan
(collapse structure) berupa graben dengan arah
barat laut-tenggara, yang dipotong oleh sesar
mendatar barat daya – timur laut. Struktur lain
yang terbentuk di daerah ini adalah perlipatan tegak,
bidang ketidakselarasan antara lapisan tegak dan
lapisan landai, sesar normal berbentuk graben,
sesar mendatar dan sesar naik. Indikasi tersebut
dapat diamati pada peta tahanan jenis, penampang
tahanan jenis bawah permukaan, peta anomali sisa
gaya berat, dan adanya mata air panas. Lineasi sesar
dari potret udara (Sunaryo drr., 1993) dibentuk oleh
morfologi depresi yang berupa graben. Pendugaan
sesar ini hampir sama dengan hasil interpretasi
penelitian MT. Batuan dasar reservoir hingga
kedalaman 14 km dibentuk oleh lapisan batuan
karbonat meta bertahanan jenis tinggi >1000 Ώm.
Korelasi dengan geologi, tahanan jenis tersebut
dikenal sebagai runtunan batuan Pratersier yang
terdiri atas batuan malihan dan membentuk lipatan
berulang, tersesarkan, dan membentuk sesar terbalik
yang pada semua penampang perlapisan mencirikan
Ώ
Ώ
84
Geo-Resources
JSDG Vol. 20 No. 2 April 2010
BOR-07: Pada saat penelitian ini, pembuatan
pondasi bor sedang dilakukan dan terletak di sebelah
timur UB-06 atau di tenggara kaki Gunung
Rendingan. Pada peta tahanan jenis kedalaman
1750 m, posisi bor berada di luar graben di sebelah
timur, dan terletak antara lapisan tahanan jenis
rendah dan tinggi. Pada penampang A-B rencana
lokasi titik pemboran ini akan menerobos breksi
vulkanik yang stabil, sehingga tidak menyebabkan
bor terjepit. Batuan reservoir pada BOR-06
mempunyai tahanan jenis 28-70 Ώ m, dan terbentuk
pada kedalaman ± 1500 m.
Model Reservoir Uap Panas
Adanya perangkap uap panas (Gambar 22 ) dicirikan
oleh manifestasi air panas dan fumarol di dua lokasi,
yaitu di Pagaralam dan selatan Datarajam.
Penampakan peta tahanan jenis lapisan penudung
(cap rock) yang kedap air (impermeable) bernilai 0 -
15 Ώm. Lapisan tersebut terhampar luas di zona
graben Ulubelu dengan arah barat laut – tenggara
yang terdiri atas alterasi lempung. Korelasi batuan
reservoir uap panas pada peta tahanan jenis dengan
penampang mempunyai nilai yang bervariasi antara
15 - 70 Ώm, dan terkonsentrasi di daerah graben,
pada kedalaman 1250 – 2000 m (Gambar 22 a, b,
c, d). Reservoir uap panas di daerah ini dapat dibagi
dua kelompok, yaitu Blok I di selatan Gunung
Rendingan. Di daerah Wijomulio dengan klosur
terbuka ke arah utara graben Ulubelu di sekitar mata
air panas Pagaralam, Kampung Tengah, dan Blok II
terletak di sebelah timur daerah Talangmarsum
hingga ke selatan Airabang dan Datarajam. Kedua
blok tersebut di atas dikenal sebagai daerah
pembawa uap panas bumi di daerah ini dan
berhubungan langsung dengan struktur robohan
(collapse structure) yang mengontrol terbentuknya
perangkap reservoir. Batuan reservoir yang terbentuk
di luar graben umunya tipis. Blok I membentuk
fluida reservoir sebagai zona up flow (Mulyadi,
2000) dengan temperatur reservoir 260ºC dan
mengandung 80% fraksi uap (Masdjuk dan Muchsin
drr., 1989). Penampakan tersebut pada peta
anomali sisa gaya berat menunjukkan nilai – 8 mgal.
Hal ini mengindikasikan bahwa batuan reservoir
terbentuk di daerah graben. Batuan reservoir
tersebut sebagai Formasi Sula yang merupakan
batuan tertua di daerah Ulubelu (Mulyadi, 2000).
Lapisan penudung clay cap (cap rock) berasal dari
alterasi lempung dari Formasi Rendingan, yang
menutupi lapisan uap panas. Pada peta konduktan,
J
S
D
G
17. sesar naik. Kemungkinan di beberapa tempat
tersingkap hingga di permukaan akibat sesar
tersebut atau diakibatkan oleh sesar bongkah
sampai pada batuan dasar. Batuan karbonat meta
dapat ditemukan di daerah aliran sungai mata air
panas di sebelah barat Pagaralam. Batugamping dan
napal terubah ditafsirkan bertahanan jenis tinggi >
1000 m. Bidang ketidak selarasan terbentuk
antara lapisan reservoir uap panas berumur Tersier
dan lapisan tegak batuan sedimen flysch Pratersier
atau batuan karbonat meta dengan batuan alas.
Periode pengangkatan di daerah ini ditandai dengan
bidang ketidakselalarasan antara lapisan tegak dan
lapisan mendatar yang terlihat pada penampang.
Ώ
Gambar18. Gambaratas adalahpenampang Pseudo-Section belumdismottingdangambarbawahpenampang A-B 2Dim-Inversi memperlihatkan
graben Ulubelu bertindak sebagai struktur perangkap uap panas diduga menerus hingga ke G.Rendingan di utara. Penampang di bawah
adalah tegak lurus graben diperlihatkan oleh batuan reservoir pada tahanan jenis 28 - 70 Ohm-meter terbentuk hingga kedalaman
2000m dikontrol oleh sesar normal dan sesar naik disebelah barat dan timur. Tahanan jenis 70-600Ohm-meter diduga sedimen Tersier
dan 600 -1000 Ohm meter adalah sedimen meta berbentuk “plysch” lapisan tegak dan >1000 Ohm-meter adalah metakarbonat.
Posisi BOR-05 di daerah graben, BOR-06 yang terjepit mengenai breksi vulkanik dan bongkah andesitis rencana lokasi BOR-07 di luar
beradagraben,padagambaratasterindikasimengenaibreksivulkanikGunungRendingandaerah.
85
JSDG Vol. 20 No. 2 April 2010
Geo-Resources
J
S
D
G
18. Gambar19. Penampang C - D 2Dim-Inversi gambar atas adalah penampang Pseudo-Section memperlihatkan batuan penudung terbentuk di lapisan
atas antara 0-13 Ohm-m dan batuan reservoir cukup tebal dari 13-40 Ohm-meter kedalaman 1250 m di daerah graben dikontrol oleh
sesar normal membentuk perlapisan tegak. Tahanan jenis >1000 Ohm-meter sebelah barat dan timur terindikasi membentuk sesar naik
arimetasedimen,posisiBOR-02sudahdiluargraben,kemungkinantemperaturdantekananreservoirtelahmenurun.
86
Geo-Resources
JSDG Vol. 20 No. 2 April 2010
J
S
D
G
19. Gambar 20. Penampang tahanan jenis E - F 2Dim-Inversi dan Pseudo-Section (gambar atas) sejajar graben memperlihatkan batuan tudung 0-8 Ohm-
m batuan reservoir memanjang kedaerah selatan hingga ke khaki Gunung Rendingan membentuk graben dari sesar normal. Pada sisi
barat-timur terbentuk sesar naik batuan metasedimen >1000 Ohm-m. Antara lapisan mendatar dan tegak dibatasi oleh bidang
takkeselarasan,posisi BOR- 06 terjepit kemungkinan oleh breksi vulkanik dan bongkahan andesitik. Posisi BOR-04 menembus
patahanmengenaimetasedimenpadagambaratas(Pseudo-Section).
87
JSDG Vol. 20 No. 2 April 2010
Geo-Resources
J
S
D
G
20. Andesite
Epidote
Altered
SLIMHOLE UBL-1
TEMP. (0C)
200m
400m
600m
800m
1000m
1200m
0 100 200
250
SMECTITE
200-220
CLORITE-
BOILING 75
1-2
Altered
Brecci
And
PRESSURE ( Ksc )
B
P
D
0 25 50 75
LITHOLOGY
Zonation of
Mineral
Resistivity
(Ohm-m)
MT-28
CHLORITE
220-240 c
MIX LAYER
CLAY
200-230 C
SMECTITE
200-220
10
1-2
75
Black Clay
Altered
Brecci
And
CLORITE-
Epidote
BOILING
Altered
Andesite
Total lOSS drilling sirculation
Gambar21. Korelasi pemboran UBL-3 dengan MT
memperlihatkan batuan tudung 0-10 Ohm-m
dan reservoir 75 Ohm-meter pada kedalaman
diatas1200m(Mulyadi,2000).
N
g
a
r
i
p
W
i
j
i
m
u
l
i
o
M
u
a
r
a
d
u
a
P
a
g
a
r
a
l
a
m
K
a
m
p
u
n
g
d
a
l
a
m
K
a
m
p
u
n
g
b
a
r
u
K
a
m
p
u
n
g
t
e
n
g
a
h
A
i
r
a
b
a
n
g
T
a
l
a
n
g
s
u
g
a
n
d
a
T
a
l
a
n
g
d
i
a
k
u
n
1
4
3
6
U
l
u
b
e
l
u
K
a
r
a
n
g
r
e
j
o
D
a
t
a
r
a
j
a
m
S
i
d
o
r
e
j
o
S
u
k
a
d
a
m
a
i
L
a
b
u
g
e
r
b
o
n
g
T
a
l
a
n
g
m
a
r
s
u
m
T
a
l
a
n
g
s
e
b
a
r
i
s
K
a
m
p
u
n
g
t
e
m
p
e
l
9
4
1
5
0
0
0
9
4
1
4
0
0
0
9
4
1
3
0
0
0
9
4
1
2
0
0
0
9
4
1
1
0
0
0
9
4
1
6
0
0
0
9
4
1
5
0
0
0
9
4
1
4
0
0
0
9
4
1
3
0
0
0
9
4
1
2
0
0
0
9
4
1
1
0
0
0
9
4
1
0
0
0
0
9
4
0
9
0
0
0
4
5
0
0
0
0
4
5
2
0
0
0
4
5
4
0
0
0
4
5
6
0
0
0
4
4
8
0
0
0
4
5
0
0
0
0
4
5
2
0
0
0
4
5
4
0
0
0
4
5
6
0
0
0
F
u
F
u
N
g
a
r
i
p
W
i
j
i
m
u
l
i
o
M
u
a
r
a
d
u
a
P
a
g
a
r
a
l
a
m
K
a
m
p
u
n
g
d
a
l
a
m
K
a
m
p
u
n
g
b
a
r
u
K
a
m
p
u
n
g
t
e
n
g
a
h
A
i
r
a
b
a
n
g
T
a
l
a
n
g
s
u
g
a
n
d
a
T
a
l
a
n
g
d
i
a
k
u
n
1
4
3
6
U
l
u
b
e
l
u
K
a
r
a
n
g
r
e
j
o
D
a
t
a
r
a
j
a
m
S
i
d
o
r
e
j
o
S
u
k
a
d
a
m
a
i
L
a
b
u
g
e
r
b
o
n
g
T
a
l
a
n
g
m
a
r
s
u
m
T
a
l
a
n
g
s
e
b
a
r
i
s
K
a
m
p
u
n
g
t
e
m
p
e
l
9
4
1
6
0
0
0
9
4
1
5
0
0
0
9
4
1
4
0
0
0
9
4
1
3
0
0
0
9
4
1
2
0
0
0
9
4
1
1
0
0
0
9
4
1
0
0
0
0
9
4
0
9
0
0
0
9
4
1
6
0
0
0
9
4
1
5
0
0
0
9
4
1
4
0
0
0
9
4
1
3
0
0
0
9
4
1
2
0
0
0
9
4
1
1
0
0
0
9
4
1
0
0
0
0
9
4
0
9
0
0
0
4
4
8
0
0
0
4
5
0
0
0
0
4
5
2
0
0
0
4
5
4
0
0
0
4
5
6
0
0
0
4
5
7
0
0
0
4
4
9
0
0
0
4
5
1
0
0
0
4
5
3
0
0
0
4
5
5
0
0
0
4
5
7
0
0
0
F
u
F
u
9
4
1
6
0
0
0
9
4
1
0
0
0
0
9
4
0
9
0
0
0
4
4
8
0
0
0
N
g
a
r
i
p
W
i
j
i
m
u
l
i
o
M
u
a
r
a
d
u
a
P
a
g
a
r
a
l
a
m
K
a
m
p
u
n
g
d
a
l
a
m
K
a
m
p
u
n
g
b
a
r
u
K
a
m
p
u
n
g
t
e
n
g
a
h
A
i
r
a
b
a
n
g
T
a
l
a
n
g
s
u
g
a
n
d
a
T
a
l
a
n
g
d
i
a
k
u
n
1
4
3
6
U
l
u
b
e
l
u
K
a
r
a
n
g
r
e
j
o
D
a
t
a
r
a
j
a
m
S
i
d
o
r
e
j
o
S
u
k
a
d
a
m
a
i
L
a
b
u
g
e
r
b
o
n
g
T
a
l
a
n
g
m
a
r
s
u
m
T
a
l
a
n
g
s
e
b
a
r
i
s
K
a
m
p
u
n
g
t
e
m
p
e
l
9
4
1
6
0
0
0
9
4
1
5
0
0
0
9
4
1
4
0
0
0
9
4
1
3
0
0
0
9
4
1
2
0
0
0
9
4
1
1
0
0
0
9
4
1
5
0
0
0
9
4
1
4
0
0
0
9
4
1
3
0
0
0
9
4
1
2
0
0
0
9
4
1
1
0
0
0
9
4
1
0
0
0
0
9
4
0
9
0
0
0
4
5
0
0
0
0
4
5
2
0
0
0
4
5
4
0
0
0
4
5
6
0
0
0
4
4
9
0
0
0
4
5
1
0
0
0
4
5
3
0
0
0
4
5
5
0
0
0
4
5
7
0
0
0
F
u
F
u
2000 m
1750 m
1250 m
Kedalaman:
Batuan Reservoir
0 - 50 m
50 - 200 m
>1000 m
50 - 200 m
>1000 m
>1000 m
200 - 800 m
>1000 m
>1000 m
0 - 50 m
Meta karbonat
600 - 100 m
200-600 m
Sedimen T
ersier
4
4
8
0
0
0
Alterasi Lempung
U
N
ga
ri
p
W
i
j
i
m
ul
i
o
M
ua
ra
du
a
P
ag
ar
al
am
K
am
pu
ng
da
l
a
m
K
am
pu
ng
ba
ru
K
am
pu
ng
t
e
ng
ah
A
i
r
ab
an
g
Ta
l
a
ng
su
ga
nd
a
Ta
l
a
ng
di
ak
un
14
36
U
l
u
be
l
u
K
ar
an
gr
ej
o
D
at
ar
aj
am
S
i
d
or
ej
o
S
uk
ad
am
ai
La
bu
ge
rb
on
g
Ta
l
a
ng
m
ar
su
m
Ta
l
a
ng
se
ba
ri
s
K
am
pu
ng
t
e
m
pe
l
9
4
1
6
0
0
0
9
4
1
5
0
0
0
9
4
1
4
0
0
0
9
4
1
3
0
0
0
9
4
1
2
0
0
0
9
4
11
0
0
0
9
4
1
0
0
0
0
9
4
0
9
0
0
0
9
4
1
6
0
0
0
9
4
1
5
0
0
0
9
4
1
4
0
0
0
9
4
1
3
0
0
0
9
4
1
2
0
0
0
9
4
11
0
0
0
9
4
1
0
0
0
0
9
4
0
9
0
0
0
4
4
8
0
0
0
4
4
9
0
0
0
4
5
0
0
0
0
4
5
1
0
0
0
4
5
2
0
0
0
4
5
3
0
0
0
4
5
4
0
0
0
4
5
5
0
0
0
4
5
6
0
0
0
4
5
7
0
0
0
4
4
8
0
0
0
4
4
9
0
0
0
4
5
0
0
0
0
4
5
1
0
0
0
4
5
2
0
0
0
4
5
3
0
0
0
4
5
4
0
0
0
4
5
5
0
0
0
4
5
6
0
0
0
4
5
7
0
0
0
F
u
F
u
B
or
-0
3
B
or
-0
4
500 m
Batuan Penudung
Alterasi Lempung
1000 1400 2200 4200 5000 5600
UB-18
UB-09
UB-01
Graben Ulubelu
BOR-02
0 - 15 m
15 - 70 m
70 - 600 m
>1000 m
>1000 m
Meta Karbonat
Reservoir
Meta Karbonat
Alterasi
0 - 15 m
Lapisan Tegak
Meta “Flysch”
600 - 1000 m
Lapisan Tegak
Meta “Flysch”
Lapisan Tegak
Meta “Flysch”
600 - 1000 m
Lapisan Tegak
Meta “Flysch”
0 - 15 m
15 - 70 m
D
D
C
C
UB-08
9
4
1
6
0
0
0
UB-18
UB-09
UB-12
-2000
1000
0
-1000
-2000
-3000
-4000
-5000
-6000
-7000
-8000
-9000
-10000
-11000
-12000
-13000
-14000
M
E
T
E
R
-2000
1000
0
-1000
-2000
-3000
-4000
-5000
-6000
-7000
-8000
-9000
-10000
-11000
-12000
-13000
-14000
M
E
T
E
R
600 1000 1400 1800 2200 2600 3000 3400 3800 4200 4600 5000 5400 5600
12.a 12.b
12.c
12.d
4
4
9
0
0
0
Ng
ar
i
p
W
i
j
i
m
uli
o
M
ua
ra
du
a
Pa
ga
ra
l
a
m
Ka
m
pu
ng
da
l
a
m
Ka
m
pu
ng
ba
ru
Ka
m
pu
ng
t
e
ng
ah
Ai
ra
ba
ng
Ta
l
a
ng
su
ga
nd
a
Ta
l
a
ng
dia
ku
n
14
36
Ul
ub
elu
Ka
ra
ng
re
j
o
Da
ta
ra
j
a
m
Si
do
re
j
o
Su
ka
da
m
ai
La
bu
ge
rb
on
g
Ta
l
a
ng
m
ar
su
m
Ta
l
a
ng
se
ba
ri
s
Ka
m
pu
ng
t
e
m
pe
l
Fu
Fu
9416000
9415000
9414000
9413000
9412000
9411000
9410000
9409000
9408000
9407000
448000
449000
450000
451000
452000
453000
454000
455000
448000
449000
450000
451000
452000
453000
454000
455000
449000
450000
Peta Konduktankedalaman 2000 m
Gambar 22. Model reservoir uap panas 2D- Inversi
tegak lurus graben, penampang C-D
dikorelasikan dengan peta tahanan jenis,
hubungan batuan tudung dan reservoir
arah mendatar dan vertikal terlihat dengan
jelas. Tahanan jenis batuan pada lapisan
atas 0-15 Ohm m diduga sebagai lapisan
kedap air atau batuan penudung alterasi
lempung terbentuk di atas reservoir.
Llapisan antara 15-70 Ohm m sebagai
b a t u a n r e s e r v o i r m u l a i d a r i
kedalaman1250-1750 m. Kedalaman
2000m daerah reservoir terbagi tiga
kelompok.
88
Geo-Resources
JSDG Vol. 20 No. 2 April 2010
J
S
D
G
21. -1
-2
-3
-4
-5
-5
-4
-3
-2
-1
0
-2
-1
0
-
3
-4
-5
-
1
-
2
-
3
-
4
-
5
4
2
Keterangan:
Skala:
0 2Km
450000 460000
455000
9415000
9410000
9405000
9400000
450000 455000 460000
9415000
9410000
9405000
9400000
Kontur Anomali
Fumarol
Mata Air Panas
Liniasi
Patahan
Tepi Kawah
G.Rendingan
G.Duduk
G.Tiga
G.Kukusan
G.Kabayok
G.Waypanas
Anomali rendah
Reservoir uap panas
Meta sedimen
Anomali tinggi
Ngarip
Wijimulio
Muaradua
Pagaralam
Kampungdalam
Kampungbaru
Kampungtengah
Airabang
Talangsuganda
Talangdiakun
1436
Ulubelu
Karangrejo
Datarajam
Sidorejo
Sukadamai
Labugerbong
Talangmarsum
Kampungtempel
9416000
9415000
9414000
9413000
9412000
9411000
9410000
9409000
9416000
9415000
9414000
9413000
9412000
9411000
9410000
9409000
448000 449000 450000 451000 452000 453000 454000 455000 456000 457000
448000 449000 450000 451000 452000 453000 454000 455000 456000 457000
U
1438
9411000
9410000
9409000
Fu Fu
UB-06
UB-19
BOR-07
UB-20
UB-05
UB-04
UB-13
BOR-05
BOR-06 UB-16
UB-01
UB-15
UB-17
UB-12
UB-09
UB-18
UB-08
UB-12
UB-11
UB-21
UB-03
BOR-02
UB-10
UB-04
UB-07
BOR-04
BOR-03
Muaradua
Keterangan:
Lokasi MT
Sungai
Jalan
Kampung
0 2Km
Skala:
Reservoir Uap Panas Fumarol
Lokasi Bor
Fu
Fu
Sesar Naik
Graben Sesar Geser
Gambar 23. Korelasi MT kedalaman 1750 m dengan Indra Jauh dan peta anomali sisa (Daud drr., 2000) mencerminkan struktur patahan
hampir berimpit dengan MT. Daerah prospek uap panas tercermin dari anomali sisa - 8 mgal yang lokasinya sama dengan
tahanan jenis rendah di daerah graben. Metasedimen pada sisi barat-timur ditandai dengan anomali +5 mgal dengan
kelurusan-kelurusan pada foto udara.
89
JSDG Vol. 20 No. 2 April 2010
Geo-Resources
J
S
D
G
22. G.Kukusan Gunung Rendingan
Fu
U
S
Bor-3
Bor-2 Bor-1
Bukit 456
Keterangan:
Batuan kristalin
Karbonat Meta
Batuan Reservoir
Breksi /Lava Vulkanik dll
Lapisan Kedap Air
Lava Vulkanik
Batupasir Tufaan
Batuan Beku
Bor
Patahan
Mata Air Panas
Graben Ulubelu
Fase Uap
Kedap Uap
Panas
Konduktif
Fase Air Panas
Alterasi
Alterasi
Alterasi
Fase Uap
Fase Uap
Fase Uap
TANPA
SKALA
Magma
Gambar 24. Model geologi sederhana lapangan uap panas memperlihatkan struktur graben dan sesar naik terbentuk antara
GunungRendingandenganGunungKukusandaerah UlubeluTanggamus,LampungUtara.
90
Geo-Resources
JSDG Vol. 20 No. 2 April 2010
Kesimpulan
n Tahanan jenis rendah sebagai batuan tudung
(impermeable) dengan nilai antara 0 – 15 m
terdiri atas lempung teralterasi hidrotermal.
Tahanan jenis sedang sebagai batuan reservoir
(permeable) dengan nilai antara 15 – 70 m
terdapat di kedalaman 1250 hingga 2500 m.
Tahanan jenis tinggi >1000 m terbentuk
pada sisi barat dan timur graben yang diduga
sebagai karbonat meta.
n Peta tahanan jenis 15-70 m dapat
dikorelasikan dengan peta konduktan >180
siemens yang menunjukkan batuan reservoir.
n Daerah reservoir panas bumi dibagi ke dalam
dua blok, yaitu Blok-I di daerah zona graben
Ulubelu, dan Blok-II sebelah timur di luar
graben, di daerah Talangmarsum hingga ke
selatan Airabang.
n Perangkap reservoir terkait dengan struktur
robohan (collapse structure) yang mengontrol
terbentuknya fluida reservoir sebagai up flow di
zona graben Ulubelu arah barat laut-tenggara.
Ώ
Ώ
Ώ
Ώ
Temperatur reservoir dilaporkan 260ºC dengan
fraksi uap mengandung 80 %.
n Batuan reservoir bertahanan jenis 15 – 70 m
pada peta anomali sisa mempunyai nilai -8
mgal. Batuan bertahanan jenis tinggi >1000
m di sebelah barat dan timur graben terdiri
atas batuan sedimen meta dan dicirikan oleh
anomali sisa -4 mgal.
n Sumber panas biasanya berasosiasi dengan
pluton, namun pluton tersebut tidak ditemukan
di daerah ini. Adanya pendangkalan magma
gunung api parasiter Gunung Rendingan diduga
sebagai sumber panas (Gambar 24).
n 7. Struktur yang terbentuk di daerah ini adalah
lipatan landai, lipatan tegak, bidang tidak
keselarasan, sesar normal (graben), sesar
mendatar dan sesar naik (sesar sungkup).
Struktur tersebut terindikasi pada peta tahanan
jenis, penampang tahanan jenis bawah
permukaan, peta anomali sisa, interpretasi foto
udara yang membentuk morfologi depresi
(graben).
Ώ
Ώ
J
S
D
G
23. 91
JSDG Vol. 20 No. 2 April 2010
Geo-Resources
Amin, T,C., Sidarto, S., Santosa dan Gunawan,W., 1993. Peta Geologi Lembar Kota Agung, Sumatera. Skala 1
: 250.000 Puslitbang Geologi Bandung
Akbar ,N., 1972. Penyelidikan Lanjutan Terhadap Gejala Panas Bumi Daerah Lapung, Sumatera Selatan. Dinas
vulkanologi Bagian Proyek Survey Energi Geothermal.
Daud,Y., 1995. Resistivity and Gravity Study of the Ulubelu Geothermal Area, South Lampung, Indonesia.
Unpublished Geothermal Project Report No.95.07, Geothermal Institute, University of Auckland,
New Zealand.
Daud, Y., Sudarman S., Ushijima K., 2000. Integrated Geofisical Studies Of The Ulubelu Geothermal Field,
South Sumatera, Indonesia. Proceedings Word Geothermal Congres Kyushu – Tohoku, Japan, May
28 June 10, 2000.
Gafoer, S., Cobrie, T., Purnomo, J. 1996 . The Geology of The Lahat Quadrangle, Sumatera. Report Geological
Research and Development Centre, Bandung.
Masdjuk dan Muchsim., 1989. Geologi of the Ulubelu Geothermal Area, South Lampung, Indonesia,
Unpublished Internal Report, Geothermal Division, Pertamina.
Mulyadi., 2000. Ulubelu The Most Developed Geothermal Area in South Sumatera. Proceedings World
Geothermal Congress Kyushu-Tohoku, Japan, May 28 June 10, 2000.
Macdonal, 1972. Sketsa Pembentukan Air Panas dan Uap Serta Hubungan Antara Suhu Air panas Dengan
Kedalaman.
Parkinson,W.D., 1983. Intruduction to Geomagnetism: Scottish Academic Press, 220-346.
Sunaryo, Hantono, D., Ganda, S., and Nugroho., 1993. Exploration Result of the Ulubelu Geothermal
th
Prospects, South Sumatera, Indonesia. Proceedings 15 New Zealand Geothermal Workshop
1993, University of Auckland, pp. 103-106.
J
S
D
G