SlideShare a Scribd company logo
1 of 2
Download to read offline
Difteri

Definisi

Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular, disebabkan oleh Corynebacterium
diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada kulit dan/atau mukosa.

Dikenal 3 tipe utama C. diphtheriae, yaitu tipe gravis, intermedius, dan mitis namun dipandang dari
sudut antigenisitas sebenarnya basil ini merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai
banyak tipe serologik.

Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet. Muntahan/debu bisa
merupakan wahana penularan (vehicles of transmission). Difteria kulit, meskipun jarang dibahas,
memegang peran yang cukup penting secara epidemiologik.

Difteria tersebar luas di seluruh dunia. Angka kejadian menurun secara nyata setelah Perang Dunia II,
setelah penggunaan toksoid difteria. Demikian pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara
5-10%. Faktor sosial-ekonomi, overcrowding, nutrisi jelek, terbatasnya fasilitas kesehatan merupakan
faktor penting terjadinya penyakit ini.

Gejala dan tanda
1. Difteria hidung
       Menyerupai common cold dengan gejala pilek ringan tanpa atau disertai gejala sistemik ringan.
       Sekret hidung berangsur menjadi serosanguinus dan kemudian mukopurulen menyebabkan
    lecet pada nares dan bibir atas.
       Membran putih pada daerah septum nasi.
2. Difteria tonsil-faring
       Anoreksia, malaise, demam ringan, dan nyeri menelan.
       Dalam 1-2 hari kemudian timbul membran yang melekat, berwarna putih kelabu dapat menutup
    tonsil dan dinding faring, meluas ke uvula dan palatum molle atau ke bawah ke laring dan trakea,
    yang mudah berdarah.
       Limfadenitis servikal dan submandibular, bila limfadenitis terjadi bersama dengan edema
    jaringan lunak leher yang luas, timbul bullneck.
       Pada kasus berat, dapat terjadi gagal napas.
       Dapat terjadi paralisis palatum molle, baik uni maupun bilateral, disertai kesukaran menelan
    dan regurgitasi.
3. Difteria laring
       Gejala klinis sukar dibedakan dari tipe infectious croups lainnya seperti napas berbunyi, stridor
    progresif, suara parau, dan batuk kering
       Bila terjadi perluasan dari difteria faring maka gejala yang tampak merupakan campuran gejala
    obstruksi dan toksemia.
4. Lain-lain
       Difteria kulit, vulvovaginal, konjungtiva, dan telinga.

Diagnosis

Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Penentuan kuman difteria
dengan sediaan langsung kurang dapat dipercaya. Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi
dengan flourescent antibody technique. Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C. diphtheriae dengan
pembiakan pada media Loeffler.

Penatalaksanaan

Secara umum pasien sebaiknya diisolasi sampai masa akut terlampaui (biasanya sampai 2-3 minggu),
tirah baring, pemberian cairan serta diet yang adekuat, dan jaga agar napas tetap bebas.

Penatalaksanaan Spesifik, pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria Serum (ADS) yang diberikan
segera setelah dibuat diagnosis difteria

Antibiotik (penisislin prokain), diberikan untuk eradikasi kuman. Steroid diberikan bila terdapat gejala
obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa bullneck) atau bila terdapat miokarditis.
Kortikosteroid tidak bermanfaat untuk mencegah miokarditis.

Pencegahan

Imunitas pasif diperoleh secara transplasental dari ibu yang kebal terhadap difteria sampai 6 bulan atau
suntikan antitoksin yang bertahan selama 2-3 minggu. Imunitas aktif diperoleh setelah menderita aktif
yang nyata atau inapparent infection serta imunisasi toksoid difteria.

More Related Content

What's hot (20)

Demam Typhoid, disentri, difteri
Demam Typhoid, disentri, difteriDemam Typhoid, disentri, difteri
Demam Typhoid, disentri, difteri
 
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)
BAB 5 Epidemiologi Penyakit Menular CAMPAK (Measles)
 
Flu singapura
Flu singapuraFlu singapura
Flu singapura
 
Campak
CampakCampak
Campak
 
Difteri
DifteriDifteri
Difteri
 
Ppt campak
Ppt campakPpt campak
Ppt campak
 
Campak
CampakCampak
Campak
 
Penyakit campak measles
Penyakit  campak measlesPenyakit  campak measles
Penyakit campak measles
 
Campak
CampakCampak
Campak
 
1. ispa
1. ispa1. ispa
1. ispa
 
Campak, rubella dan afp 2
Campak, rubella dan afp 2Campak, rubella dan afp 2
Campak, rubella dan afp 2
 
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
 
Leaflet ispa 1 chie
Leaflet ispa 1 chieLeaflet ispa 1 chie
Leaflet ispa 1 chie
 
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
 
ispa
ispaispa
ispa
 
Flu dan batuk
Flu dan  batukFlu dan  batuk
Flu dan batuk
 
Bakteri Penyebab Infeksi Saluran Nafas
Bakteri Penyebab Infeksi Saluran NafasBakteri Penyebab Infeksi Saluran Nafas
Bakteri Penyebab Infeksi Saluran Nafas
 
Infeksi saluran pernapasan akut (ispa)
Infeksi saluran pernapasan akut (ispa)Infeksi saluran pernapasan akut (ispa)
Infeksi saluran pernapasan akut (ispa)
 
Ispa
IspaIspa
Ispa
 
Power poin ispa
Power poin ispaPower poin ispa
Power poin ispa
 

Similar to Difteri

LO Difteri.pptx
LO Difteri.pptxLO Difteri.pptx
LO Difteri.pptxdwirs1
 
Kelas 8 1 materi penjasorkes - penyakit menular
Kelas 8   1 materi penjasorkes - penyakit menularKelas 8   1 materi penjasorkes - penyakit menular
Kelas 8 1 materi penjasorkes - penyakit menularAries Kuncoro
 
penularan penyakit melalui vektor PES.pptx
penularan penyakit melalui vektor PES.pptxpenularan penyakit melalui vektor PES.pptx
penularan penyakit melalui vektor PES.pptxlulukesling
 
kajian penyakit berjangkit vs tak berjangkit.docx
kajian penyakit berjangkit vs tak berjangkit.docxkajian penyakit berjangkit vs tak berjangkit.docx
kajian penyakit berjangkit vs tak berjangkit.docxNURUL AIRIN DZILWANI
 
Presentasi Epidemilogi (ILT & TBC)
Presentasi Epidemilogi (ILT & TBC)Presentasi Epidemilogi (ILT & TBC)
Presentasi Epidemilogi (ILT & TBC)kadri abdullah
 
Peranan Virus Yang Merugikan
Peranan Virus Yang MerugikanPeranan Virus Yang Merugikan
Peranan Virus Yang Merugikanirestya
 
Makalah+diagnostik+klinik+kel7
Makalah+diagnostik+klinik+kel7Makalah+diagnostik+klinik+kel7
Makalah+diagnostik+klinik+kel7Gajali Fatah
 
Imaging in lung fungal infection
Imaging in lung fungal infectionImaging in lung fungal infection
Imaging in lung fungal infectionRangga Pragasta
 
jenis jenis penyakit infeksi di sekitar kita
jenis jenis penyakit infeksi di sekitar kitajenis jenis penyakit infeksi di sekitar kita
jenis jenis penyakit infeksi di sekitar kitaandrikhakim2
 
Imunisasi_Dasar_dan_Imunisasi_Tambahan.pptx
Imunisasi_Dasar_dan_Imunisasi_Tambahan.pptxImunisasi_Dasar_dan_Imunisasi_Tambahan.pptx
Imunisasi_Dasar_dan_Imunisasi_Tambahan.pptxRamaTiarNugrohoIroe
 
Jenis jenis penyakit infeksi
Jenis jenis penyakit infeksiJenis jenis penyakit infeksi
Jenis jenis penyakit infeksiSilky Tanaffasya
 

Similar to Difteri (20)

LO Difteri.pptx
LO Difteri.pptxLO Difteri.pptx
LO Difteri.pptx
 
Imunisasi biokimia
Imunisasi biokimiaImunisasi biokimia
Imunisasi biokimia
 
Kelas 8 1 materi penjasorkes - penyakit menular
Kelas 8   1 materi penjasorkes - penyakit menularKelas 8   1 materi penjasorkes - penyakit menular
Kelas 8 1 materi penjasorkes - penyakit menular
 
Askep morbili AKPER PEMKAB MUNA
Askep morbili AKPER PEMKAB MUNA Askep morbili AKPER PEMKAB MUNA
Askep morbili AKPER PEMKAB MUNA
 
penularan penyakit melalui vektor PES.pptx
penularan penyakit melalui vektor PES.pptxpenularan penyakit melalui vektor PES.pptx
penularan penyakit melalui vektor PES.pptx
 
PD3I Nadet.pptx
PD3I Nadet.pptxPD3I Nadet.pptx
PD3I Nadet.pptx
 
kajian penyakit berjangkit vs tak berjangkit.docx
kajian penyakit berjangkit vs tak berjangkit.docxkajian penyakit berjangkit vs tak berjangkit.docx
kajian penyakit berjangkit vs tak berjangkit.docx
 
Presentasi Epidemilogi (ILT & TBC)
Presentasi Epidemilogi (ILT & TBC)Presentasi Epidemilogi (ILT & TBC)
Presentasi Epidemilogi (ILT & TBC)
 
Peranan Virus Yang Merugikan
Peranan Virus Yang MerugikanPeranan Virus Yang Merugikan
Peranan Virus Yang Merugikan
 
Maklah tbc1
Maklah tbc1Maklah tbc1
Maklah tbc1
 
Makalah+diagnostik+klinik+kel7
Makalah+diagnostik+klinik+kel7Makalah+diagnostik+klinik+kel7
Makalah+diagnostik+klinik+kel7
 
copy-of-infeksi.pptx
copy-of-infeksi.pptxcopy-of-infeksi.pptx
copy-of-infeksi.pptx
 
Imaging in lung fungal infection
Imaging in lung fungal infectionImaging in lung fungal infection
Imaging in lung fungal infection
 
Askep tonsilitis) AKPER PEMKAB MUNA
Askep tonsilitis) AKPER PEMKAB MUNA Askep tonsilitis) AKPER PEMKAB MUNA
Askep tonsilitis) AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep kmb 1(musriani) AKPER PEMKAB MUNA
Askep kmb 1(musriani) AKPER PEMKAB MUNA Askep kmb 1(musriani) AKPER PEMKAB MUNA
Askep kmb 1(musriani) AKPER PEMKAB MUNA
 
jenis jenis penyakit infeksi di sekitar kita
jenis jenis penyakit infeksi di sekitar kitajenis jenis penyakit infeksi di sekitar kita
jenis jenis penyakit infeksi di sekitar kita
 
Imunisasi_Dasar_dan_Imunisasi_Tambahan.pptx
Imunisasi_Dasar_dan_Imunisasi_Tambahan.pptxImunisasi_Dasar_dan_Imunisasi_Tambahan.pptx
Imunisasi_Dasar_dan_Imunisasi_Tambahan.pptx
 
Jenis jenis penyakit infeksi
Jenis jenis penyakit infeksiJenis jenis penyakit infeksi
Jenis jenis penyakit infeksi
 
Sap dbd
Sap dbdSap dbd
Sap dbd
 
Makalah tbc pada anak
Makalah tbc pada anakMakalah tbc pada anak
Makalah tbc pada anak
 

Difteri

  • 1. Difteri Definisi Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular, disebabkan oleh Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada kulit dan/atau mukosa. Dikenal 3 tipe utama C. diphtheriae, yaitu tipe gravis, intermedius, dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik. Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet. Muntahan/debu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission). Difteria kulit, meskipun jarang dibahas, memegang peran yang cukup penting secara epidemiologik. Difteria tersebar luas di seluruh dunia. Angka kejadian menurun secara nyata setelah Perang Dunia II, setelah penggunaan toksoid difteria. Demikian pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10%. Faktor sosial-ekonomi, overcrowding, nutrisi jelek, terbatasnya fasilitas kesehatan merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini. Gejala dan tanda 1. Difteria hidung  Menyerupai common cold dengan gejala pilek ringan tanpa atau disertai gejala sistemik ringan.  Sekret hidung berangsur menjadi serosanguinus dan kemudian mukopurulen menyebabkan lecet pada nares dan bibir atas.  Membran putih pada daerah septum nasi. 2. Difteria tonsil-faring  Anoreksia, malaise, demam ringan, dan nyeri menelan.  Dalam 1-2 hari kemudian timbul membran yang melekat, berwarna putih kelabu dapat menutup tonsil dan dinding faring, meluas ke uvula dan palatum molle atau ke bawah ke laring dan trakea, yang mudah berdarah.  Limfadenitis servikal dan submandibular, bila limfadenitis terjadi bersama dengan edema jaringan lunak leher yang luas, timbul bullneck.  Pada kasus berat, dapat terjadi gagal napas.  Dapat terjadi paralisis palatum molle, baik uni maupun bilateral, disertai kesukaran menelan dan regurgitasi. 3. Difteria laring  Gejala klinis sukar dibedakan dari tipe infectious croups lainnya seperti napas berbunyi, stridor progresif, suara parau, dan batuk kering  Bila terjadi perluasan dari difteria faring maka gejala yang tampak merupakan campuran gejala obstruksi dan toksemia. 4. Lain-lain  Difteria kulit, vulvovaginal, konjungtiva, dan telinga. Diagnosis Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Penentuan kuman difteria dengan sediaan langsung kurang dapat dipercaya. Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody technique. Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C. diphtheriae dengan
  • 2. pembiakan pada media Loeffler. Penatalaksanaan Secara umum pasien sebaiknya diisolasi sampai masa akut terlampaui (biasanya sampai 2-3 minggu), tirah baring, pemberian cairan serta diet yang adekuat, dan jaga agar napas tetap bebas. Penatalaksanaan Spesifik, pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria Antibiotik (penisislin prokain), diberikan untuk eradikasi kuman. Steroid diberikan bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa bullneck) atau bila terdapat miokarditis. Kortikosteroid tidak bermanfaat untuk mencegah miokarditis. Pencegahan Imunitas pasif diperoleh secara transplasental dari ibu yang kebal terhadap difteria sampai 6 bulan atau suntikan antitoksin yang bertahan selama 2-3 minggu. Imunitas aktif diperoleh setelah menderita aktif yang nyata atau inapparent infection serta imunisasi toksoid difteria.