SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
1Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
2Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ROKOK DENGAN
SIKAP TERHADAP BAHAYA MEROKOK PADA SISWA
SMK BATIK 1 SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran
Diajukan oleh:
Santi
J500090078
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
SURAKARTA
1
PENDAHULUAN
Rokok memiliki masalah kesehatan pada masyarakat karena memiliki
faktor resiko dari beberapa penyakit antara lain penyakit kardiovaskular, penyakit
serebrovaskuler, impotensi, berbagai jenis kanker yang penyebabanya terdapat
dalam kandungan dari bahan kimia atau partikel yang terdapat dalam asap rokok
tersebut(Alit et al, 2009).
Menurut badan kesehatan dunia(WHO) jumlah perokok di dunia pada
tahun 2009 mencapai 1,1 milyar terdiri dari pria 47%, wanita 12% dan 49% anak-
anak. Survei yang dilakukan di Indonesia terdapat angka yang beragam 4% anak
sekolah dan 2,9% mahasiswa merokok(Sadikin & Louisa, 2008).
Pada tahun 2002 Indonesia menduduki peringkat kelima dengan
mengkonsumsi 182 milyar batang rokok setelah China (1.697 milyar batang),
Amerika Serikat (464 milyar batang), Rusia (375 milyar batang), dan Jepang (299
milyar batang (Riskesdas, 2009).
Global Youth Tobacco Survey(GYTS) menunjukan bahwa pravalensi
remaja perokok di Jakarta tahun 2006 yang digunakan sebagai angka Nasional
adalah sebesar 12,6% (laki-laki 24,5%; perempuan 2,3%) (Riskesdas,2009).
Persentase nasional Merokok Setiap Hari Pada Penduduk Umur >10 tahun
adalah 23,7%. Sebanyak 17 provinsi mempunyai prevalensi merokok Setiap Hari
Pada Penduduk Umur >10 tahun diatas prevalensi nasional, yaitu Sumatra Barat,
Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Jawa
Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Nusa Tenggara Barat,
Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Maluku Utara (Riskesdas,
2007).
Tingginya jumlah perokok di kalangan remaja sangat mengkhawatirkan,
karena kurangnya pengetahuan siswa tentang rokok.Merokok merupakan masalah
yang masih sulit diselesaikan.Banyaknya faktor yang mendorong dikalangan
siswa untuk merokok.Salah satu yang mempengaruhi kebiasaan tersebut adalah
pengetahuan dan sikap terhadap bahaya rokok itu sendiri.Pengetahuan dan sikap
ini dapat diubah dengan penyuluhan dan bimbingan kesehatan (Fitriani, 2011).
2
Rasulullah dalam sabdanya yang di terjemah hadits dari Abu Hurairah
radhiallahunhu yang berbunyi:
Artinya: ”Rasulullah shallallahu`alaihi wasallam bersabda: Merupakan
tanda baiknya seorang Islam, dia meninggalkan sesuatu yang
tidak berguna baginya” (Hadits Hasan riwayat Turmuzi dan
lainnya).
1. Pengetahuan tentang Rokok
Menurut Mangindaan (1996) yang dikutip oleh Insanuddin (2006),
pengetahuan berasal dari pengalaman tertentu yang pernah dialami dan yang
diperoleh dari hasil belajar, baik secara formal maupun informal.
1. Sikap terhadap Rokok
Menurut Secord & Backman (1964) yang dikutip oleh Azwar (2011)
yang mendefinisikan sikap sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan
(afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang
terhadap suatu aspek disekitarnya. Sikap memiliki kecenderungan yang dari
individu yang diperoleh dari proses penyeusaian diri.
Merokok merupakan penyebab berbagai kondisi patologik yang dapat
menimbulkan penyakit dan bahkan kematian (Kasim, 2001). Menurut
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lingkungan asap rokok penyebab dari
berbagai penyakit, pada perokok aktif ataupun pasif. Kaitannya merokok
dengan berbagai macam penyakit seperti kanker paru, penyakit
kardiovaskuler, resiko terjadi neoplasma laryng esofagus dan sebagainya telah
diteliti. Namun, ketergantungan terhadap asap rokok tidak dapat dihilangkan
(Kusuma, 2012).
3
1. Komponen Rokok
Komponen yang paling banyak adalah nikotin. Tar, nikotin dan
karbonmonoksida merupakan tiga macam bahan kimia yang paling berbahaya
dalam asap rokok. Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam
komponen padat asap rokok dan bersifat karsigonik. Pada saat rokok di isap,
tar masuk kerongga mulut sebagai uap padat yang setelah dingin akan menjadi
padat dan membentuk endapan yang berwarna coklat pada permukaan gigi,
saluran napas, dan paru-paru. Komponen tar mengandung radikal bebas, yang
berhubungan dengan resiko timbulnya kanker (Kusuma, 2012).
Nikotin merupakan bahan yang bersifat toksik dan dapat menimbulkan
ketergantungan psikis. Nikotin merupakan alkaloid alam yang bersifat toksis
yang berbentuk cairan, tidak berwarna, dan mudah menguap. Zat ini dapat
merubah warna menjadi coklat dan berbau seperti tembakau jika bersentuhan
dengan udara. Nikotin berperan dalam menghambat perlekatan dan
pertumbuhan sel fibroblast ligamen periodontal, menurunkan isi protein
fibroblast, serta dapat merusak sel membran (Kusuma, 2012). Ketergantungan
dengan nikotin dapat penyebabkan depresi (Horwood et al, 2010).
2. Macam-Macam Rokok
Rokok adalah salah satu hasil olahan tembakau dengan menggunakan
bahan ataupun tanpa bahan berupa cengkeh disebut rokok kretek.
Rokok tambah bahan tambahan cengkeh disebut sebagai rokok putih. Rokok
putih sering dihubungkan dengan rokok ultramild, mild, dan light. Rokok
semacam adalah rokok dengan kandungan nikotin dan tar yang rendah yang
biasanya yang dicantumkan pada label pembungkus rokok (Sukmahningsih,
2012).
3. Faktor Pemicu Merokok
Kebiasaan adat, nilai-nilai dan budaya memicu bahkan mempengaruhi
perilaku perokok. Kebiasaan orangtua dalam keluarga telah banyak ditiru oleh
anak-anak, sehingga berlanjut sampai dewasa. Anak-anak dan remaja
4
merokok, karena pada mulanya mereka terpengaruh oleh orangtua, teman,
guru yang merokok (Sumarno, 2011).
Konsumen ketagihan merokok karena dorongan fisiologis dan
psikologis yang merambah pada perokok pemula (anak-anak) sampai usia
lanjut (Sumarno, 2011).
4. Efek Rokok bagi Kesehatan
Rokok mengandung banyak bahan kimia. Setiap satu batang rokok
dibakar, mengeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia diantaranya adalah nikotin,
gas, karbon monoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida, ammonia, akrolein,
benzene, dan etanol. Kandungan rokok sangat berbahaya bagi perokok
maupun orang sekitarnya. Asap rokok yang terhirup dapat menyebabkan
penyakit berbahaya, yaitu kanker, penyakit jantung dan emfisema. Pada organ
reproduksi akan menyebabkan gangguan seperti kemandulan (pria dan
wanita), impotensi, gangguan kehamilan dan perkembangan janin (Sari et al,
2010).
Merokok memberi dampak negatif pada kesehatan reproduksi pria dan
wanita. Campuran komponen toksis rokok mempengaruhi kualitas dan
kuantitas spermatozoa, pada pria meliputi disfungsi ereksi, libido, ejakulasi,
dan gangguan organisme (Sari et al, 2010).
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari
tahun 2013. Lokasi penelitian di SMK Batik 1, Kota Surakarta, Provinsi Jawa
Tengah.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMK Batik 1 Surakarta
(sugiyono, 2007).Sampel penelitian ini adalah siswa laki-laki darikelas X, XI dan
XII yang memenuhi kriteria inklusi. Adapunkriteria eksklusi yaitu :Bukan siswa
SMK Batik 1 Surakarta,tidak hadir dan tidak bersedia menjadi responden.
5
Pengambilan data dilakukan dengan pembagian kuesioneryang diambil
dari tesis penelitian Insanuddin (2006). Dimana jumlah sampelditetapkan dengan
caraQuota Sampling.Jumlah sampel didapatkan 35 anak. Dengan asumsi lepas
pengamatan 10%, maka diperlukan 39 anak.
Variabel bebas penelitian ini adalah pengetahuan tentang rokok dan
variabel terikat sikap terhadap bahaya merokok
Proses penelitian ini adalah tahap persiapan, pencarian judul, penyusunan
proposal, izin penelitian dari Kepala SMK 1 Batik, Persiapan lokasi dan subjek
penelitian yang sudah ditetapkan, pelaksanaan penelitian dengan diberikan
kuesioner yang sudah disiapkan kepada sampel.
Data yang diperoleh pada penelitian ini menggunakaan uji
korelasiPearsondengan program SPSS 16.0 dengan syarat distribusi data harus
normal (nilai p>0,05). Jika distribusi data tidak normal (p<0,05) maka digunakan
uji korelasi spearman (Dahlan, 2011).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1. Karakteristik Pengetahuan
Tabel 4.1Deskripsi Tingkat Pengetahuansiswa SMK Batik 1 Surakarta
Pengetahuan Jumlah Sampel Presentase
Rendah 3 3%
Sedang 17 42,5%
Tinggi 20 50%
Total 40 100%
(Sumber: Data Primer, 2013)
Pada tabel 4.1 diperoleh hasil dengan jumlah sampel 40 siswa, Di
dapatkan pengetahuan yang tinggi 50%, sedang 42,5%, dan yang rendah
3%.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa SMK BATIK 1
Surakara miliki pengetahuan yang tinggi tentang rokok.
6
Tabel 4.2Deskripsi Tingkat Sikapsiswa SMK Batik 1 Surakarta
Tingkat Sikap Jumlah Sampel Presentase
Rendah 2 2%
Sedang 10 25%
Tinggi 28 67,5%
Total 40 100%
(Sumber: Data Primer, 2013)
Pada tabel 4.2 diketahui bahwa responden dengan jumlah sampel 40
siswa, Di dapatkan sikap yang tinggi 67,5%, sedang 25%, dan yang rendah
2%.Dengan demikian di simpulkan bahwa sikap siswa SMK BATIK 1
Surakarta memiliki sikap yang tinggi tentang bahaya merokok.
Tabel 4.3Deskripsi statistik siswa SMK Batik 1 berdasarkan mean,
minimum dan maksimum
N Mean Median (minimum-maksimum)
Pengetahuan 40 24,48 24,50(17-29)
Sikap 40 93,92 94,00(70-105)
(Sumber: Data Primer, 2013)
Berdasarkan tabel 4.3Rata-rata nilai pengetahuan 24,48 dengan
median 24,50, nilai minumum 17 dan nilai maksimum 29. Rata-rata nilai
sikap 93,92, median 94,00, nilai minimum 70, nilai maksimum 105.
Tabel 4.4Deskripsi Sampel Berdasarkan Uji Normalitas Data
Pengetahuan Sikap
Statistic 0,930 0,931
Df 40 40
Sig. 0.16 0.18
(Sumber: Data Primer, 2013)
7
Berdasarkan tabel 4.4 deskripsi sampel uji normalitas data
menggunakan Shapiro-Wilk didapatkan nilai probalitias (p) untuk
pengetahuan 0,16dan sikap 0,18. Dari data tersebut didapatkan p < 0,05
Smaka dapat disimpulkan bahwa distribusi data ini tidak normal. Peneliti
merencanakan untuk menganalisis data ini mengunakan uji korelasi.
Dikarenakan data berdistribusi tidak normal (p< 0,05) maka menggunakan
uji alternatif yaitu uji Pearson(Dahlan, 2011).
Tabel 4.5
Deskripsi Kelompok Berdasarkan Uji Korelasi Pearson
Sikap
Pengetahuan R
p
n
0,009
0,957
40
(Sumber: Data Primer, 2013)
Dari hasil uji korelasi Pearson didapatkan hasil nilai korelasi r=0,009
lemah dengan arah korelasi positif. Dengan nilaip=0,957 yang menunjukkan
bahwa korelasinya sangat lemah (Dahlan, 2011).
Pembahasan
Merokok merupakan kebiasaan yang merugikan kesehatan. Kebiasaan ini
seringkali sulit dihentikan karena adanya efek ketergantungan yang ditimbulkan
oleh nikotin dan bahan kimia berbahaya yang terdapat dalam kandungan rokok.
Pengetahuan tentang rokok dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
faktor lingkungan. Faktor lingkungan bisa saja dari keluarga, tempat tinggal atau
bahkan lingkungan pergaulan. Menurut Daravill dan powell (2002) yang dikutip
oleh Rahmadi, A. et al(2013) bahwa remaja cenderung merokok karena memiliki
teman-teman atau keluarga yang merokok (Rahmadi, A. et al, 2013).
Menurut Ajzen dan Fishbein(1975) yang dikutip oleh Sandek, R. dan
Kamsih Astuti (2007)sikap merupakan evaluasi positif atau negatif individu yang
selanjutnya akan berpengaruh terhadap perilaku. Sikap terhadap suatu perilaku
8
didasarkan atas keyakinan dan pengetahuan tentang akibat positif dan negatif dari
perilaku. Sikap yang positif terhadap perilaku merokok akan cenderung membuat
niat seseorang untuk berhenti merokok rendah dan sikap yang negatif terhadap
perilaku merokok akan cenderung membuat niat seseorang untuk berhenti
merokok tinggi (Sandek, R. &Kamsih Astuti, 2007).
Menurut Aditaman (1997) yang dikutip oleh Sandek, R. dan Kamsih
Astuti.(2007) sikap positif terhadap perilaku merokok didasarkan pada keyakinan-
keyakinan yang positif terhadap akibat-akibat yang akan diterima bila merokok,
antara lain mempermudah dalam pergaulan atau persahabatan, dapat mengurangi
stress, dapat menimbulkan perasaan dewasa serta matang dan jantan, juga dapat
menimbulkan kenikmatan dan kenyamanan sendiri. Dengan demikian dapat
dijelaskan bahwa sebelum seseorang bersikap terhadap perilaku merokok, sudah
ada dalam dirinya pengetahuan dan keyakinan-keyakinan positif terhadap perilaku
merokok. Seseorang memiliki sikap positif terhadap perilaku merokok berbahaya
terhadap kesehatannya, individupun merasa tidak dapat meninggalkan kebiasaan
merokok karena dapat mendatangkan kenikmatan kenyamanan tersendiri serta
individu juga tidak akan merasa perilaku merokok dapat mengganggu orang lain
sekitarnya. Secara tidak langsung sikap terhadap perilaku merokok sehingga
intense berhenti merokoknya rendah(Sandek, R. & Kamsih Astuti. 2007).
Berdasarkan hasil uji Pearson penelitian ini diperoleh nilai p=0,957 untuk
hubungan pengetahuan tentang rokok dengan sikap terhadap bahaya merokok
diperoleh uji korelasi r=0,009, dimana p<0,05 yang berarti tidakterdapat
hubunganantarapengetahuan tentang rokok dengan sikap terhadap bahaya
merokok pada siswa SMK Batik 1 Surakarta.Hal ini terjadi karena jumlah sampel
yang digunakan minimal, kurang optimal dalam pengisian kuesioner karena
keterbatasan waktu dan kurangnya penyuluhan tentang pengetahuan rokok dengan
sikap bahaya merokok pada siswa di SMK Batik 1 Surakarta.
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Hidayah et al (2012) dimana pengetahuan tidak memiliki
hubungan yang signifikan dengan sikap remaja terhadap merokok dengan perilaku
merokok remaja dengan responden siswa SMP Negeri 01 Colomadu,
9
Karanganyar. Namun, berbeda dengan penelitian Lim et al (2009) dengan
responden yang berusia 18 tahun keatas di Malaysia didapatkan bahwa adanya
signifikan antara pengetahuan dengan sikap.
Keterbatasan penelitian ini adalah 1) karena keterbatasan waktu, tenaga
dan biaya, rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dimana
pengukuran variabel-veriabelnya hanya dilakukan satu kali, pada satu waktu; 2)
tidak dilakukannya pretes sebelum pengisian kuesioner.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Tidak adanya hubungan antara pengetahuan tentang rokok dengan sikap
terhadap bahaya merokok pada siswa SMK Batik 1 Surakarta.
Saran
1. Bagi petugas kesehatan, perlunya pendidikan kesehatan yang lebih optimal
khususnya mengenai rokok kepada remaja untuk lebih selekti dalam
menghindari pengaruh-pengaruh negatif yag terjadi yang terjadi pada remaja.
2. Bagi pengelola SMK Batik 1 Surakarta, perlu meningkatkanfrekuensi dan
kualitas pendidikan kesehatan.
3. Bagi peneliti yang berminat untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang
merokok melalui pendidikan kesehatan, perlu optimal memilih pendidikan
untuk meningkatkan pengetahuan tentang bahaya merokok.
DAFTAR PUSTAKA
Alit, D; Ekawati. KM; Yulianti. D; Nopiyani. S; Purnama; S. G; Subarata. M.
2009. Peningkatan Pengetahuan ,Sikap Dan Perilaku Terhadap Rokok
Pada Siswa Smu Di Kelurahan Penatih. Unud. Diunduh dari:
http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/ekawati080102009.pdf
diakses tanggal 29 Mei 2012.
10
Anto, M. V., Umboh. J. M. L., Joseph, W. B. S., Ratag, B. 2012. Hubungan antara
Pengetahuan dan Sikap tentang Bahaya Merokok dengan Tindakan
Merokok Remaja di Pasar Bersehati Kota Manado. Diunduh dari:
fkm.unsrat.ac.id/?p=23 tanggal 4 Maret 2013.
Arief, M.T.Q., 2008. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan.
Surakarta: LPP UNS dan UNS Press.
Azwar, S., 2011. Sikap Manusia: Teori dan pengukurannya. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta. Edisi 2. Hal. 5-21.
Dahlan, M, S., 2011. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta. Salemba
Medika.
Dahlan, M. S., 2010. Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan
Kesehatan. Jakarta. Seri 3 Edisi 2. Hal. 84.
Depkes. 2009. Prevalensi penduduk yang merokok.
Diakses:www.ppid.depkes.go.id. tanggal1 Mei 2012.
Dewi, M & Wawan, A., 2010., Teori & Pengukuran Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Manusia. Muha Medika. YOGYAKARTA. 2010. Hal. 11-47.
Fitriani. S. 2011. Promosi Kesehatan. Ed 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hidayah, R. R., Ari, N. P., &Muthmainah., 2012. Asosiasi Pengetahuan Mengenai
Rokok dengan Sikap dan Perilaku Merokok pada Remaja. Universitas
Seblas Maret. Diakses:
http://jurnal.fk.uns.ac.id/index.php/Nexus-Kedokteran-
Komunitas/article/view/118diakses tanggal 01 April 2013.
Horwood. L. J; Boden. J. M; David., 2010. Cigarette smoking and depression:
tests of causal linkages using a longitudinal birth cohort. The British
Journal of Psychiatry.Diakses di:
http://bjp.rcpsych.org/content/196/6/440.full.pdf+htmldiakses tanggal 29
Mei 2012.
Insanuddin, I., 2006. Ceramah dan Graffiti sebagai Metode Alternatif dalam
Pendidikan Kesehatan Mengenai Prilaku Merokok Pada Remaja Siswa
SMP Pasundan 12 Bandung. Tesis. Tidak Diterbitkan. Universitas Gadjh
Mada. Yogyakarta.
11
Kasim, E. 2001.,Merokok sebagai Faktor Risiko terjadinya Penyakit Periodontal.
Bagian Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas
Trisakti. Diakses dari: www.univmed.org. diakses tanggal 2 Mei 2013.
Kusuma, A. R. P. 2012., Pengaruh Merokok Terhadap Kesehatan Gigi Dan
Rongga Mulut. Kedokteran Gigi Universitas Islam Sultan Agung.Diakses
dari :
http://unissula.ac.id/newver/images/jurnal/Juli/andina%20
diakses tanggal 29 Mei 2012.
Lim, K. H., Sumarni, M. G., Amal, N. M., Hanjeet, K., Wan Rosita, W. M and
Norhamimah, A., 2009. Tobacco use, knowledge and attitude among
Malaysians age 18 and above.Tropical biomedicine. Vol 26, p 92-99.
Diakses: tanggal 2 April 2013.
Lousia,M & Sadikin, Z.D., 2008. Program Berhenti merokok. Majalah
Kedokteran Indonesia. Hal.131-137.
Manurung, I. F. E., 2004. Pendidikan Kesehatan oleh Peer Educator sebagai
Upaya Pencegahan Bahaya Merokok pada Peer Group. Tesis. Tidak
Diterbitkan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Natoadmojo, s., 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. PT RINEKA
CIPTA: JAKARTA. 139-147.
Rahmadi, A., Yuniar Lestari, Yenita. 2013. Hubungan Pengetahuan dan Sikap
terhadap Rokok dengan Kebiasaan Merokok Siswa SMP di Kota
Padang.Jurnal Kesehatan Andalas. 2013; 2(1).
Diakses di: Http://Jurnal.Fk.Unand.Ac.Id. Diakses 4 Maret 2013.
Sandek, R., Kamsih Astuti. 2007. Hubungan antara Sikap dan Perilaku Merokok
dan Kontrol Diri terhadap Intensi Berhenti Merokok. Diakses di:
fpsi.mercubuana-yogya.ac.id/wp.../Februari-2007-Kamsih-Astuti.pdf.
diakses 4 Maret 2013.
Sari, W; Fitriani; Eriani. K. 2010. The Effect Of Cigarettes Smoke
ExposuredCauses Fertility Of. Jurusan Biologi FMIPA Unsyiah. Banda
Aceh.Diakses di:
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/5okt0818.pdf
12
diakses tanggal 29 Mei 2012.
Sukmaningsih A.A., 2009. Penurunan Jumlah Spermatosit Pakiten Dan
Spermatid Tubulus Seminiferus Testis Pada Mencit (Mus Musculus) Yang
Dipaparkan Asap Rokok.Universitas Udayana.Diakses di:
http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/artikel_1.pdf
diakses tanggal 29 Mei 2012.
Sumarno, S., 2011. Model Optimalisasi Implementasi Kebijakan Pemerintah
Perihal Peringatan Bahaya Merokok Terhadap Perilaku Konsumen Rokok
(Perokok) Dan Biaya Sosial. Unisula. Semarang.Diakses di :
http://bappeda.semarang.go.id/uploaded/publikasi/Model_Optimalisasi_Im
plementasi_Kebijakan_Pemerintah_Perihal_Peringatan_Bahaya_Merokok
_Terhadap_Perilaku_Konsumen_Rokok_%28Perokok%29_Dan_Biaya_S
osial_-_SAHID_SUMARNO.pdf. diakses tanggal 29 Mei 2012.
Solicha, R. A., 2012. Tingkat Pengetahuan dan Sikap Pengunjung di Lingkungan
Rsup Dr. Kariadi tentang Kawasan Tanpa Rokok Studi Kasus Di Rsup Dr.
Kariadi Semarang. Jurnal Media Medika Muda. Diaksesdi:
ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/medico/article/view/1528/1527. tanggal 4 maret
2013.
WHO.2007. Konsumsi Rokok dan Prevalensi Merokok.Diakses:
www.ino.searo.who.int.tanggal 1 Mei 2012.

More Related Content

Viewers also liked

Skripsi kb hormonal bab i
Skripsi kb hormonal bab iSkripsi kb hormonal bab i
Skripsi kb hormonal bab iLois Yunike
 
Skripsi Uji aktivitas antihiperkolesterol jamur tiram putih (Pleurotus ostrea...
Skripsi Uji aktivitas antihiperkolesterol jamur tiram putih (Pleurotus ostrea...Skripsi Uji aktivitas antihiperkolesterol jamur tiram putih (Pleurotus ostrea...
Skripsi Uji aktivitas antihiperkolesterol jamur tiram putih (Pleurotus ostrea...Fajar Santoso
 
pengaruh jalan santai terhadap tekanan darah pada pra lansia di posyandu lans...
pengaruh jalan santai terhadap tekanan darah pada pra lansia di posyandu lans...pengaruh jalan santai terhadap tekanan darah pada pra lansia di posyandu lans...
pengaruh jalan santai terhadap tekanan darah pada pra lansia di posyandu lans...nugdwis
 
UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER ...
UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70%  BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER  ...UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70%  BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER  ...
UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER ...febri khairiah
 

Viewers also liked (7)

Skripsi kb hormonal bab i
Skripsi kb hormonal bab iSkripsi kb hormonal bab i
Skripsi kb hormonal bab i
 
Skripsi Uji aktivitas antihiperkolesterol jamur tiram putih (Pleurotus ostrea...
Skripsi Uji aktivitas antihiperkolesterol jamur tiram putih (Pleurotus ostrea...Skripsi Uji aktivitas antihiperkolesterol jamur tiram putih (Pleurotus ostrea...
Skripsi Uji aktivitas antihiperkolesterol jamur tiram putih (Pleurotus ostrea...
 
pengaruh jalan santai terhadap tekanan darah pada pra lansia di posyandu lans...
pengaruh jalan santai terhadap tekanan darah pada pra lansia di posyandu lans...pengaruh jalan santai terhadap tekanan darah pada pra lansia di posyandu lans...
pengaruh jalan santai terhadap tekanan darah pada pra lansia di posyandu lans...
 
Pernikahan dini
Pernikahan diniPernikahan dini
Pernikahan dini
 
UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER ...
UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70%  BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER  ...UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70%  BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER  ...
UJI EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL 70% BUAH NAGA BERDAGING MERAH SUPER ...
 
Cover
CoverCover
Cover
 
J500060022
J500060022J500060022
J500060022
 

Similar to Hubungan Pengetahuan dan Sikap

Data Perilaku Merokok Berdasarkan Umur Mulai Merokok Di Indonesia
Data Perilaku Merokok Berdasarkan Umur Mulai Merokok Di IndonesiaData Perilaku Merokok Berdasarkan Umur Mulai Merokok Di Indonesia
Data Perilaku Merokok Berdasarkan Umur Mulai Merokok Di Indonesiamayangsorayabeliana
 
Makalah Perilaku merokok berdasarkan usia
Makalah Perilaku merokok berdasarkan usiaMakalah Perilaku merokok berdasarkan usia
Makalah Perilaku merokok berdasarkan usiaTiyaPurnanita
 
Makalah Penyajian Data Kesehatan
Makalah Penyajian Data KesehatanMakalah Penyajian Data Kesehatan
Makalah Penyajian Data KesehatanMelaFitriyani1
 
makalah Bahaya Rokok
makalah Bahaya Rokokmakalah Bahaya Rokok
makalah Bahaya Rokoknovatri sifu
 
7.kajian.sosial.merokok
7.kajian.sosial.merokok7.kajian.sosial.merokok
7.kajian.sosial.merokokujang khairiry
 
PENGARUH ROKOK TERHADAP KESEHATAN SISWA KELAS X.docx
PENGARUH ROKOK TERHADAP KESEHATAN SISWA KELAS X.docxPENGARUH ROKOK TERHADAP KESEHATAN SISWA KELAS X.docx
PENGARUH ROKOK TERHADAP KESEHATAN SISWA KELAS X.docxDeniBudiman8
 
Kti skripsi no.1 dampak prilaku remaja terhadap penggunaan minuman keras
Kti skripsi no.1 dampak prilaku remaja terhadap penggunaan minuman kerasKti skripsi no.1 dampak prilaku remaja terhadap penggunaan minuman keras
Kti skripsi no.1 dampak prilaku remaja terhadap penggunaan minuman kerasLaela Pj
 
Jurnal hubungan antara paparan iklan rokok dengan perilaku merokok
Jurnal hubungan antara paparan iklan rokok dengan  perilaku merokokJurnal hubungan antara paparan iklan rokok dengan  perilaku merokok
Jurnal hubungan antara paparan iklan rokok dengan perilaku merokoknrukmana rukmana
 
Dampak Merokok Bagi Kesehatan Manusia
Dampak Merokok Bagi Kesehatan ManusiaDampak Merokok Bagi Kesehatan Manusia
Dampak Merokok Bagi Kesehatan ManusiaVessa Ramadhani
 
Makalah olahraga pengaruh merokok bagi perkembangan janin
Makalah olahraga pengaruh merokok bagi perkembangan janinMakalah olahraga pengaruh merokok bagi perkembangan janin
Makalah olahraga pengaruh merokok bagi perkembangan janinAmir Uddin
 
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO KEJADIAN ISPA PADA ANAK USIA S...
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO KEJADIAN ISPA PADA ANAK USIA S...FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO KEJADIAN ISPA PADA ANAK USIA S...
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO KEJADIAN ISPA PADA ANAK USIA S...Nanang Soleh
 
PENERAPAN APLIKASI STOP MEROKOK UNTUK MENGURANGI JUMLAH PEROKOK DI INDONESIA
PENERAPAN APLIKASI STOP MEROKOK  UNTUK MENGURANGI JUMLAH PEROKOK DI INDONESIA PENERAPAN APLIKASI STOP MEROKOK  UNTUK MENGURANGI JUMLAH PEROKOK DI INDONESIA
PENERAPAN APLIKASI STOP MEROKOK UNTUK MENGURANGI JUMLAH PEROKOK DI INDONESIA AviLa Marzuki
 
(tahap i)Penerapan aplikasi stop merokok
(tahap i)Penerapan aplikasi stop merokok(tahap i)Penerapan aplikasi stop merokok
(tahap i)Penerapan aplikasi stop merokokAviLa Marzuki
 

Similar to Hubungan Pengetahuan dan Sikap (20)

Rokok sik
Rokok sikRokok sik
Rokok sik
 
Data Perilaku Merokok Berdasarkan Umur Mulai Merokok Di Indonesia
Data Perilaku Merokok Berdasarkan Umur Mulai Merokok Di IndonesiaData Perilaku Merokok Berdasarkan Umur Mulai Merokok Di Indonesia
Data Perilaku Merokok Berdasarkan Umur Mulai Merokok Di Indonesia
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Makalah Perilaku merokok berdasarkan usia
Makalah Perilaku merokok berdasarkan usiaMakalah Perilaku merokok berdasarkan usia
Makalah Perilaku merokok berdasarkan usia
 
Makalah Penyajian Data Kesehatan
Makalah Penyajian Data KesehatanMakalah Penyajian Data Kesehatan
Makalah Penyajian Data Kesehatan
 
Rokok sik 1
Rokok sik 1Rokok sik 1
Rokok sik 1
 
Aplikom
Aplikom Aplikom
Aplikom
 
makalah Bahaya Rokok
makalah Bahaya Rokokmakalah Bahaya Rokok
makalah Bahaya Rokok
 
Bahaya rokok
Bahaya rokokBahaya rokok
Bahaya rokok
 
7.kajian.sosial.merokok
7.kajian.sosial.merokok7.kajian.sosial.merokok
7.kajian.sosial.merokok
 
tugas aplikom
tugas aplikomtugas aplikom
tugas aplikom
 
PENGARUH ROKOK TERHADAP KESEHATAN SISWA KELAS X.docx
PENGARUH ROKOK TERHADAP KESEHATAN SISWA KELAS X.docxPENGARUH ROKOK TERHADAP KESEHATAN SISWA KELAS X.docx
PENGARUH ROKOK TERHADAP KESEHATAN SISWA KELAS X.docx
 
Kti skripsi no.1 dampak prilaku remaja terhadap penggunaan minuman keras
Kti skripsi no.1 dampak prilaku remaja terhadap penggunaan minuman kerasKti skripsi no.1 dampak prilaku remaja terhadap penggunaan minuman keras
Kti skripsi no.1 dampak prilaku remaja terhadap penggunaan minuman keras
 
Jurnal hubungan antara paparan iklan rokok dengan perilaku merokok
Jurnal hubungan antara paparan iklan rokok dengan  perilaku merokokJurnal hubungan antara paparan iklan rokok dengan  perilaku merokok
Jurnal hubungan antara paparan iklan rokok dengan perilaku merokok
 
Dampak Merokok Bagi Kesehatan Manusia
Dampak Merokok Bagi Kesehatan ManusiaDampak Merokok Bagi Kesehatan Manusia
Dampak Merokok Bagi Kesehatan Manusia
 
Makalah olahraga pengaruh merokok bagi perkembangan janin
Makalah olahraga pengaruh merokok bagi perkembangan janinMakalah olahraga pengaruh merokok bagi perkembangan janin
Makalah olahraga pengaruh merokok bagi perkembangan janin
 
Buku fakta-tembakau
Buku fakta-tembakauBuku fakta-tembakau
Buku fakta-tembakau
 
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO KEJADIAN ISPA PADA ANAK USIA S...
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO KEJADIAN ISPA PADA ANAK USIA S...FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO KEJADIAN ISPA PADA ANAK USIA S...
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO KEJADIAN ISPA PADA ANAK USIA S...
 
PENERAPAN APLIKASI STOP MEROKOK UNTUK MENGURANGI JUMLAH PEROKOK DI INDONESIA
PENERAPAN APLIKASI STOP MEROKOK  UNTUK MENGURANGI JUMLAH PEROKOK DI INDONESIA PENERAPAN APLIKASI STOP MEROKOK  UNTUK MENGURANGI JUMLAH PEROKOK DI INDONESIA
PENERAPAN APLIKASI STOP MEROKOK UNTUK MENGURANGI JUMLAH PEROKOK DI INDONESIA
 
(tahap i)Penerapan aplikasi stop merokok
(tahap i)Penerapan aplikasi stop merokok(tahap i)Penerapan aplikasi stop merokok
(tahap i)Penerapan aplikasi stop merokok
 

Hubungan Pengetahuan dan Sikap

  • 1. 1Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta 2Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ROKOK DENGAN SIKAP TERHADAP BAHAYA MEROKOK PADA SISWA SMK BATIK 1 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran Diajukan oleh: Santi J500090078 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
  • 3. 1 PENDAHULUAN Rokok memiliki masalah kesehatan pada masyarakat karena memiliki faktor resiko dari beberapa penyakit antara lain penyakit kardiovaskular, penyakit serebrovaskuler, impotensi, berbagai jenis kanker yang penyebabanya terdapat dalam kandungan dari bahan kimia atau partikel yang terdapat dalam asap rokok tersebut(Alit et al, 2009). Menurut badan kesehatan dunia(WHO) jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1 milyar terdiri dari pria 47%, wanita 12% dan 49% anak- anak. Survei yang dilakukan di Indonesia terdapat angka yang beragam 4% anak sekolah dan 2,9% mahasiswa merokok(Sadikin & Louisa, 2008). Pada tahun 2002 Indonesia menduduki peringkat kelima dengan mengkonsumsi 182 milyar batang rokok setelah China (1.697 milyar batang), Amerika Serikat (464 milyar batang), Rusia (375 milyar batang), dan Jepang (299 milyar batang (Riskesdas, 2009). Global Youth Tobacco Survey(GYTS) menunjukan bahwa pravalensi remaja perokok di Jakarta tahun 2006 yang digunakan sebagai angka Nasional adalah sebesar 12,6% (laki-laki 24,5%; perempuan 2,3%) (Riskesdas,2009). Persentase nasional Merokok Setiap Hari Pada Penduduk Umur >10 tahun adalah 23,7%. Sebanyak 17 provinsi mempunyai prevalensi merokok Setiap Hari Pada Penduduk Umur >10 tahun diatas prevalensi nasional, yaitu Sumatra Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Maluku Utara (Riskesdas, 2007). Tingginya jumlah perokok di kalangan remaja sangat mengkhawatirkan, karena kurangnya pengetahuan siswa tentang rokok.Merokok merupakan masalah yang masih sulit diselesaikan.Banyaknya faktor yang mendorong dikalangan siswa untuk merokok.Salah satu yang mempengaruhi kebiasaan tersebut adalah pengetahuan dan sikap terhadap bahaya rokok itu sendiri.Pengetahuan dan sikap ini dapat diubah dengan penyuluhan dan bimbingan kesehatan (Fitriani, 2011).
  • 4. 2 Rasulullah dalam sabdanya yang di terjemah hadits dari Abu Hurairah radhiallahunhu yang berbunyi: Artinya: ”Rasulullah shallallahu`alaihi wasallam bersabda: Merupakan tanda baiknya seorang Islam, dia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya” (Hadits Hasan riwayat Turmuzi dan lainnya). 1. Pengetahuan tentang Rokok Menurut Mangindaan (1996) yang dikutip oleh Insanuddin (2006), pengetahuan berasal dari pengalaman tertentu yang pernah dialami dan yang diperoleh dari hasil belajar, baik secara formal maupun informal. 1. Sikap terhadap Rokok Menurut Secord & Backman (1964) yang dikutip oleh Azwar (2011) yang mendefinisikan sikap sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek disekitarnya. Sikap memiliki kecenderungan yang dari individu yang diperoleh dari proses penyeusaian diri. Merokok merupakan penyebab berbagai kondisi patologik yang dapat menimbulkan penyakit dan bahkan kematian (Kasim, 2001). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lingkungan asap rokok penyebab dari berbagai penyakit, pada perokok aktif ataupun pasif. Kaitannya merokok dengan berbagai macam penyakit seperti kanker paru, penyakit kardiovaskuler, resiko terjadi neoplasma laryng esofagus dan sebagainya telah diteliti. Namun, ketergantungan terhadap asap rokok tidak dapat dihilangkan (Kusuma, 2012).
  • 5. 3 1. Komponen Rokok Komponen yang paling banyak adalah nikotin. Tar, nikotin dan karbonmonoksida merupakan tiga macam bahan kimia yang paling berbahaya dalam asap rokok. Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok dan bersifat karsigonik. Pada saat rokok di isap, tar masuk kerongga mulut sebagai uap padat yang setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk endapan yang berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran napas, dan paru-paru. Komponen tar mengandung radikal bebas, yang berhubungan dengan resiko timbulnya kanker (Kusuma, 2012). Nikotin merupakan bahan yang bersifat toksik dan dapat menimbulkan ketergantungan psikis. Nikotin merupakan alkaloid alam yang bersifat toksis yang berbentuk cairan, tidak berwarna, dan mudah menguap. Zat ini dapat merubah warna menjadi coklat dan berbau seperti tembakau jika bersentuhan dengan udara. Nikotin berperan dalam menghambat perlekatan dan pertumbuhan sel fibroblast ligamen periodontal, menurunkan isi protein fibroblast, serta dapat merusak sel membran (Kusuma, 2012). Ketergantungan dengan nikotin dapat penyebabkan depresi (Horwood et al, 2010). 2. Macam-Macam Rokok Rokok adalah salah satu hasil olahan tembakau dengan menggunakan bahan ataupun tanpa bahan berupa cengkeh disebut rokok kretek. Rokok tambah bahan tambahan cengkeh disebut sebagai rokok putih. Rokok putih sering dihubungkan dengan rokok ultramild, mild, dan light. Rokok semacam adalah rokok dengan kandungan nikotin dan tar yang rendah yang biasanya yang dicantumkan pada label pembungkus rokok (Sukmahningsih, 2012). 3. Faktor Pemicu Merokok Kebiasaan adat, nilai-nilai dan budaya memicu bahkan mempengaruhi perilaku perokok. Kebiasaan orangtua dalam keluarga telah banyak ditiru oleh anak-anak, sehingga berlanjut sampai dewasa. Anak-anak dan remaja
  • 6. 4 merokok, karena pada mulanya mereka terpengaruh oleh orangtua, teman, guru yang merokok (Sumarno, 2011). Konsumen ketagihan merokok karena dorongan fisiologis dan psikologis yang merambah pada perokok pemula (anak-anak) sampai usia lanjut (Sumarno, 2011). 4. Efek Rokok bagi Kesehatan Rokok mengandung banyak bahan kimia. Setiap satu batang rokok dibakar, mengeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia diantaranya adalah nikotin, gas, karbon monoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida, ammonia, akrolein, benzene, dan etanol. Kandungan rokok sangat berbahaya bagi perokok maupun orang sekitarnya. Asap rokok yang terhirup dapat menyebabkan penyakit berbahaya, yaitu kanker, penyakit jantung dan emfisema. Pada organ reproduksi akan menyebabkan gangguan seperti kemandulan (pria dan wanita), impotensi, gangguan kehamilan dan perkembangan janin (Sari et al, 2010). Merokok memberi dampak negatif pada kesehatan reproduksi pria dan wanita. Campuran komponen toksis rokok mempengaruhi kualitas dan kuantitas spermatozoa, pada pria meliputi disfungsi ereksi, libido, ejakulasi, dan gangguan organisme (Sari et al, 2010). METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari tahun 2013. Lokasi penelitian di SMK Batik 1, Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMK Batik 1 Surakarta (sugiyono, 2007).Sampel penelitian ini adalah siswa laki-laki darikelas X, XI dan XII yang memenuhi kriteria inklusi. Adapunkriteria eksklusi yaitu :Bukan siswa SMK Batik 1 Surakarta,tidak hadir dan tidak bersedia menjadi responden.
  • 7. 5 Pengambilan data dilakukan dengan pembagian kuesioneryang diambil dari tesis penelitian Insanuddin (2006). Dimana jumlah sampelditetapkan dengan caraQuota Sampling.Jumlah sampel didapatkan 35 anak. Dengan asumsi lepas pengamatan 10%, maka diperlukan 39 anak. Variabel bebas penelitian ini adalah pengetahuan tentang rokok dan variabel terikat sikap terhadap bahaya merokok Proses penelitian ini adalah tahap persiapan, pencarian judul, penyusunan proposal, izin penelitian dari Kepala SMK 1 Batik, Persiapan lokasi dan subjek penelitian yang sudah ditetapkan, pelaksanaan penelitian dengan diberikan kuesioner yang sudah disiapkan kepada sampel. Data yang diperoleh pada penelitian ini menggunakaan uji korelasiPearsondengan program SPSS 16.0 dengan syarat distribusi data harus normal (nilai p>0,05). Jika distribusi data tidak normal (p<0,05) maka digunakan uji korelasi spearman (Dahlan, 2011). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil 1. Karakteristik Pengetahuan Tabel 4.1Deskripsi Tingkat Pengetahuansiswa SMK Batik 1 Surakarta Pengetahuan Jumlah Sampel Presentase Rendah 3 3% Sedang 17 42,5% Tinggi 20 50% Total 40 100% (Sumber: Data Primer, 2013) Pada tabel 4.1 diperoleh hasil dengan jumlah sampel 40 siswa, Di dapatkan pengetahuan yang tinggi 50%, sedang 42,5%, dan yang rendah 3%.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa SMK BATIK 1 Surakara miliki pengetahuan yang tinggi tentang rokok.
  • 8. 6 Tabel 4.2Deskripsi Tingkat Sikapsiswa SMK Batik 1 Surakarta Tingkat Sikap Jumlah Sampel Presentase Rendah 2 2% Sedang 10 25% Tinggi 28 67,5% Total 40 100% (Sumber: Data Primer, 2013) Pada tabel 4.2 diketahui bahwa responden dengan jumlah sampel 40 siswa, Di dapatkan sikap yang tinggi 67,5%, sedang 25%, dan yang rendah 2%.Dengan demikian di simpulkan bahwa sikap siswa SMK BATIK 1 Surakarta memiliki sikap yang tinggi tentang bahaya merokok. Tabel 4.3Deskripsi statistik siswa SMK Batik 1 berdasarkan mean, minimum dan maksimum N Mean Median (minimum-maksimum) Pengetahuan 40 24,48 24,50(17-29) Sikap 40 93,92 94,00(70-105) (Sumber: Data Primer, 2013) Berdasarkan tabel 4.3Rata-rata nilai pengetahuan 24,48 dengan median 24,50, nilai minumum 17 dan nilai maksimum 29. Rata-rata nilai sikap 93,92, median 94,00, nilai minimum 70, nilai maksimum 105. Tabel 4.4Deskripsi Sampel Berdasarkan Uji Normalitas Data Pengetahuan Sikap Statistic 0,930 0,931 Df 40 40 Sig. 0.16 0.18 (Sumber: Data Primer, 2013)
  • 9. 7 Berdasarkan tabel 4.4 deskripsi sampel uji normalitas data menggunakan Shapiro-Wilk didapatkan nilai probalitias (p) untuk pengetahuan 0,16dan sikap 0,18. Dari data tersebut didapatkan p < 0,05 Smaka dapat disimpulkan bahwa distribusi data ini tidak normal. Peneliti merencanakan untuk menganalisis data ini mengunakan uji korelasi. Dikarenakan data berdistribusi tidak normal (p< 0,05) maka menggunakan uji alternatif yaitu uji Pearson(Dahlan, 2011). Tabel 4.5 Deskripsi Kelompok Berdasarkan Uji Korelasi Pearson Sikap Pengetahuan R p n 0,009 0,957 40 (Sumber: Data Primer, 2013) Dari hasil uji korelasi Pearson didapatkan hasil nilai korelasi r=0,009 lemah dengan arah korelasi positif. Dengan nilaip=0,957 yang menunjukkan bahwa korelasinya sangat lemah (Dahlan, 2011). Pembahasan Merokok merupakan kebiasaan yang merugikan kesehatan. Kebiasaan ini seringkali sulit dihentikan karena adanya efek ketergantungan yang ditimbulkan oleh nikotin dan bahan kimia berbahaya yang terdapat dalam kandungan rokok. Pengetahuan tentang rokok dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor lingkungan. Faktor lingkungan bisa saja dari keluarga, tempat tinggal atau bahkan lingkungan pergaulan. Menurut Daravill dan powell (2002) yang dikutip oleh Rahmadi, A. et al(2013) bahwa remaja cenderung merokok karena memiliki teman-teman atau keluarga yang merokok (Rahmadi, A. et al, 2013). Menurut Ajzen dan Fishbein(1975) yang dikutip oleh Sandek, R. dan Kamsih Astuti (2007)sikap merupakan evaluasi positif atau negatif individu yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap perilaku. Sikap terhadap suatu perilaku
  • 10. 8 didasarkan atas keyakinan dan pengetahuan tentang akibat positif dan negatif dari perilaku. Sikap yang positif terhadap perilaku merokok akan cenderung membuat niat seseorang untuk berhenti merokok rendah dan sikap yang negatif terhadap perilaku merokok akan cenderung membuat niat seseorang untuk berhenti merokok tinggi (Sandek, R. &Kamsih Astuti, 2007). Menurut Aditaman (1997) yang dikutip oleh Sandek, R. dan Kamsih Astuti.(2007) sikap positif terhadap perilaku merokok didasarkan pada keyakinan- keyakinan yang positif terhadap akibat-akibat yang akan diterima bila merokok, antara lain mempermudah dalam pergaulan atau persahabatan, dapat mengurangi stress, dapat menimbulkan perasaan dewasa serta matang dan jantan, juga dapat menimbulkan kenikmatan dan kenyamanan sendiri. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa sebelum seseorang bersikap terhadap perilaku merokok, sudah ada dalam dirinya pengetahuan dan keyakinan-keyakinan positif terhadap perilaku merokok. Seseorang memiliki sikap positif terhadap perilaku merokok berbahaya terhadap kesehatannya, individupun merasa tidak dapat meninggalkan kebiasaan merokok karena dapat mendatangkan kenikmatan kenyamanan tersendiri serta individu juga tidak akan merasa perilaku merokok dapat mengganggu orang lain sekitarnya. Secara tidak langsung sikap terhadap perilaku merokok sehingga intense berhenti merokoknya rendah(Sandek, R. & Kamsih Astuti. 2007). Berdasarkan hasil uji Pearson penelitian ini diperoleh nilai p=0,957 untuk hubungan pengetahuan tentang rokok dengan sikap terhadap bahaya merokok diperoleh uji korelasi r=0,009, dimana p<0,05 yang berarti tidakterdapat hubunganantarapengetahuan tentang rokok dengan sikap terhadap bahaya merokok pada siswa SMK Batik 1 Surakarta.Hal ini terjadi karena jumlah sampel yang digunakan minimal, kurang optimal dalam pengisian kuesioner karena keterbatasan waktu dan kurangnya penyuluhan tentang pengetahuan rokok dengan sikap bahaya merokok pada siswa di SMK Batik 1 Surakarta. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hidayah et al (2012) dimana pengetahuan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan sikap remaja terhadap merokok dengan perilaku merokok remaja dengan responden siswa SMP Negeri 01 Colomadu,
  • 11. 9 Karanganyar. Namun, berbeda dengan penelitian Lim et al (2009) dengan responden yang berusia 18 tahun keatas di Malaysia didapatkan bahwa adanya signifikan antara pengetahuan dengan sikap. Keterbatasan penelitian ini adalah 1) karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dimana pengukuran variabel-veriabelnya hanya dilakukan satu kali, pada satu waktu; 2) tidak dilakukannya pretes sebelum pengisian kuesioner. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Tidak adanya hubungan antara pengetahuan tentang rokok dengan sikap terhadap bahaya merokok pada siswa SMK Batik 1 Surakarta. Saran 1. Bagi petugas kesehatan, perlunya pendidikan kesehatan yang lebih optimal khususnya mengenai rokok kepada remaja untuk lebih selekti dalam menghindari pengaruh-pengaruh negatif yag terjadi yang terjadi pada remaja. 2. Bagi pengelola SMK Batik 1 Surakarta, perlu meningkatkanfrekuensi dan kualitas pendidikan kesehatan. 3. Bagi peneliti yang berminat untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang merokok melalui pendidikan kesehatan, perlu optimal memilih pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan tentang bahaya merokok. DAFTAR PUSTAKA Alit, D; Ekawati. KM; Yulianti. D; Nopiyani. S; Purnama; S. G; Subarata. M. 2009. Peningkatan Pengetahuan ,Sikap Dan Perilaku Terhadap Rokok Pada Siswa Smu Di Kelurahan Penatih. Unud. Diunduh dari: http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/ekawati080102009.pdf diakses tanggal 29 Mei 2012.
  • 12. 10 Anto, M. V., Umboh. J. M. L., Joseph, W. B. S., Ratag, B. 2012. Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap tentang Bahaya Merokok dengan Tindakan Merokok Remaja di Pasar Bersehati Kota Manado. Diunduh dari: fkm.unsrat.ac.id/?p=23 tanggal 4 Maret 2013. Arief, M.T.Q., 2008. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press. Azwar, S., 2011. Sikap Manusia: Teori dan pengukurannya. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Edisi 2. Hal. 5-21. Dahlan, M, S., 2011. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta. Salemba Medika. Dahlan, M. S., 2010. Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta. Seri 3 Edisi 2. Hal. 84. Depkes. 2009. Prevalensi penduduk yang merokok. Diakses:www.ppid.depkes.go.id. tanggal1 Mei 2012. Dewi, M & Wawan, A., 2010., Teori & Pengukuran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Manusia. Muha Medika. YOGYAKARTA. 2010. Hal. 11-47. Fitriani. S. 2011. Promosi Kesehatan. Ed 1. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hidayah, R. R., Ari, N. P., &Muthmainah., 2012. Asosiasi Pengetahuan Mengenai Rokok dengan Sikap dan Perilaku Merokok pada Remaja. Universitas Seblas Maret. Diakses: http://jurnal.fk.uns.ac.id/index.php/Nexus-Kedokteran- Komunitas/article/view/118diakses tanggal 01 April 2013. Horwood. L. J; Boden. J. M; David., 2010. Cigarette smoking and depression: tests of causal linkages using a longitudinal birth cohort. The British Journal of Psychiatry.Diakses di: http://bjp.rcpsych.org/content/196/6/440.full.pdf+htmldiakses tanggal 29 Mei 2012. Insanuddin, I., 2006. Ceramah dan Graffiti sebagai Metode Alternatif dalam Pendidikan Kesehatan Mengenai Prilaku Merokok Pada Remaja Siswa SMP Pasundan 12 Bandung. Tesis. Tidak Diterbitkan. Universitas Gadjh Mada. Yogyakarta.
  • 13. 11 Kasim, E. 2001.,Merokok sebagai Faktor Risiko terjadinya Penyakit Periodontal. Bagian Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. Diakses dari: www.univmed.org. diakses tanggal 2 Mei 2013. Kusuma, A. R. P. 2012., Pengaruh Merokok Terhadap Kesehatan Gigi Dan Rongga Mulut. Kedokteran Gigi Universitas Islam Sultan Agung.Diakses dari : http://unissula.ac.id/newver/images/jurnal/Juli/andina%20 diakses tanggal 29 Mei 2012. Lim, K. H., Sumarni, M. G., Amal, N. M., Hanjeet, K., Wan Rosita, W. M and Norhamimah, A., 2009. Tobacco use, knowledge and attitude among Malaysians age 18 and above.Tropical biomedicine. Vol 26, p 92-99. Diakses: tanggal 2 April 2013. Lousia,M & Sadikin, Z.D., 2008. Program Berhenti merokok. Majalah Kedokteran Indonesia. Hal.131-137. Manurung, I. F. E., 2004. Pendidikan Kesehatan oleh Peer Educator sebagai Upaya Pencegahan Bahaya Merokok pada Peer Group. Tesis. Tidak Diterbitkan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Natoadmojo, s., 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. PT RINEKA CIPTA: JAKARTA. 139-147. Rahmadi, A., Yuniar Lestari, Yenita. 2013. Hubungan Pengetahuan dan Sikap terhadap Rokok dengan Kebiasaan Merokok Siswa SMP di Kota Padang.Jurnal Kesehatan Andalas. 2013; 2(1). Diakses di: Http://Jurnal.Fk.Unand.Ac.Id. Diakses 4 Maret 2013. Sandek, R., Kamsih Astuti. 2007. Hubungan antara Sikap dan Perilaku Merokok dan Kontrol Diri terhadap Intensi Berhenti Merokok. Diakses di: fpsi.mercubuana-yogya.ac.id/wp.../Februari-2007-Kamsih-Astuti.pdf. diakses 4 Maret 2013. Sari, W; Fitriani; Eriani. K. 2010. The Effect Of Cigarettes Smoke ExposuredCauses Fertility Of. Jurusan Biologi FMIPA Unsyiah. Banda Aceh.Diakses di: http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/5okt0818.pdf
  • 14. 12 diakses tanggal 29 Mei 2012. Sukmaningsih A.A., 2009. Penurunan Jumlah Spermatosit Pakiten Dan Spermatid Tubulus Seminiferus Testis Pada Mencit (Mus Musculus) Yang Dipaparkan Asap Rokok.Universitas Udayana.Diakses di: http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/artikel_1.pdf diakses tanggal 29 Mei 2012. Sumarno, S., 2011. Model Optimalisasi Implementasi Kebijakan Pemerintah Perihal Peringatan Bahaya Merokok Terhadap Perilaku Konsumen Rokok (Perokok) Dan Biaya Sosial. Unisula. Semarang.Diakses di : http://bappeda.semarang.go.id/uploaded/publikasi/Model_Optimalisasi_Im plementasi_Kebijakan_Pemerintah_Perihal_Peringatan_Bahaya_Merokok _Terhadap_Perilaku_Konsumen_Rokok_%28Perokok%29_Dan_Biaya_S osial_-_SAHID_SUMARNO.pdf. diakses tanggal 29 Mei 2012. Solicha, R. A., 2012. Tingkat Pengetahuan dan Sikap Pengunjung di Lingkungan Rsup Dr. Kariadi tentang Kawasan Tanpa Rokok Studi Kasus Di Rsup Dr. Kariadi Semarang. Jurnal Media Medika Muda. Diaksesdi: ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/medico/article/view/1528/1527. tanggal 4 maret 2013. WHO.2007. Konsumsi Rokok dan Prevalensi Merokok.Diakses: www.ino.searo.who.int.tanggal 1 Mei 2012.