SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Republika 
Minggu, 12 Agustus 2007 
Bertahan di Selatan 
Cerpen: Nugroho Sukmanto 
Kalau pendatang kurang paham asal usul tempatnya tinggal, orang Betawi kurang paham 
kemauan warga pendatang. Seperti Belanda minta tanah, dikasih semeter minta dua meter, 
dikasih dua meter minta tiga meter. Tidak pernah cukup. "Sebentar-sebentar ada pemekaran 
kota. Apa kagak bisa, bikin kota lain di tanah yang gersang aja?!" 
Kenangan akan Betawi yang hijau merona, ditandai pepohonan tinggi, selalu mengusik 
perasaan Haji Jaelani. Memang tidak seasri perkebunan milik Onderneming, tetapi 
tetumbuhan itu cukup memberikan keteduhan bagi warga yang hidup mengerumun 
bertetangga layaknya sebuah paguyuban. 
Dulu, paguyuban-paguyuban itu begitu kentara gerabak-gerubuknya, mengikat tali 
persahabatan membentuk sebuah rempuk persaudaraan. Kelompok-kelompok 
masyarakatnya yang vokal dan percaya diri menjadi ciri keluarga besar warga Betawi. 
Dirajut kebiasaan melakukan pengajian berjamaah, mereka sering mengulur tangan 
silaturahmi. 
Setiap berkunjung ke rumah para sohib, dibawanya pulang oleh-oleh. Kalau dari Condet 
mereka menyiapkan keranjang untuk dijejali manggis dan salak, dari sekitar Tanah Kusir 
mereka menggotong nangka dan buah cempedak. Lebih menjauh sedikit, mereka sering 
mengangkut bermacam buah langka dan durian sebecak. Sedang dari kota, mereka 
membalas pemberian dengan berkaleng-kaleng susu dan seloyang penganan olahan sendiri. 
Kini, mereka berpencar menjadi masyarakat terpinggirkan, setelah tanah mereka yang 
perkotaan habis terjual. Untuk bertahan sebagai warga Betawi, mereka kemudian 
menguasai lahan yang lebih murah, di kawasan resapan berkepadatan rendah daerah 
selatan. Haji Jaelani masih beruntung bisa tinggal di Ciganjur dengan pekarangan luas dan 
memiliki lahan ternak sapi perah di Pondok Rangon. 
Lahan penuh kandang itu sebagai kompensasi sebagian tanahnya di Karet Kuningan. 
Sebenarnya dia sudah sangat betah tinggal di sana, turun-temurun. Tetapi akhirnya merasa 
letih, menghadapi rongrongan dan desakan untuk melepas tanahnya. Rongrongan pertama 
datang dari pokrol yang mengatas-namakan keluarga Sultan Agung. Mereka menunjukkan 
copy arsip dari Balai Harta Peninggalan. Kemudian membeberkan bukti kepemilikan 
kerajaan Mataram, sebelum Belanda datang menjarah. 
Rongrongan itu membuat Haji Jaelani naik pitam. Dengan golok di pinggang, dia damprat 
si pokrol bergaya preman, "Heh, duluan mana orang asli Betawi sama ente punya Sultan 
datang kemari. Sembarangan aja ente ngomong!" Rongrongan berikutnya datang dari 
Badan Otorita, yang ditugasi pemerintah membenahi wilayah Kuningan untuk dibangun 
kawasan diplomatik. 
Haji Jaelani menggeleng-gelengkan kepala sewaktu menyaksikan pembangunan rumah 
susun, yang menurutnya mirip kandang beruk. Bangunan berpetak-petak itu dimaksudkan 
sebagai kompensasi yang dianggap lebih manusiawi untuk tinggal bagi warga yang 
lahannya terkena proyek. Sedang untuk kandang ternak, mereka akan mendapat ganti di 
kawasan khusus. 
Menurut perwakilan Badan Otorita, mereka mereka yang berstatus hanya sebagai
penggarap tanah negara, seharusnya merasa berterima kasih memperoleh kompensasi 
tempat tinggal dan tempat usaha yang lebih layak. Pernyataan itu membuat Haji Jaelani 
meradang, "Ente tau, engkong aye menduduki tanah bersertipikat jaman Belanda, dan 
menurut peraturan, aye punya hak untuk mengajukan sertipikat yang dikeluarkan Negara 
Republik. Benar nggak?" 
Petugas Otorita tak membantah, lalu mengiyakan dengan mengemukakan syarat-syarat 
yang dilupakan, "Benar, menurut catatan agraria, Pak Haji menduduki tanah seluas 2.000 
meter persegi di atas sertifikat Eigendom Verponding, yang terkena program Land Reform. 
Tetapi, karena sampai batas waktu yang ditentukan Pak Haji tidak memohonkan hak, maka 
tanah yang Pak Haji duduki, menurut ketentuan, kembali ke Negara. Jangan khawatir, Pak 
Haji tetap terdaftar sebagai penggarap!" 
Sambil keheranan, Haji Jaelani meletupkan kekesalan, "Lucu amat yah. Tanah milik aye, 
hanya gara-gara terlambat mengajukan permohonan, jadi milik Negara. Sedang di tempat 
lain, orang-orang pendatang dikasih sertipikat Prona. Mana adilnya? Pokoknya aye kagak 
mau tahu. Aye minta, tanah aye per meternya dibayar seperti milik Haji Dilah yang ada di 
luar proyek, yang dibeli lain pengembang!" 
Mendapat perlawanan keras, tiga tahun petugas Otorita tidak muncul. Sedang rumah susun 
percontohan yang dibangun sudah hancur. Tiba-tiba kemudian pengusaha berdasi datang 
menghampiri. Merasa sudah muak dengan tawaran-tawaran tak masuk akal, Haji Jaelani 
tidak bersedia menemui dan hanya meminta Salempang, menantunya, menanggapi usulan 
perusahaan pengembang. Yang dia tahu hanya ganti rugi, lainnya, yang dibilang program 
relokasi, konsolidasi dan partisipasi, hanya membuat kepalanya pening. 
Sepulang dari musyawarah, bersama beberapa orang yang mewakili seluruh warga, 
Salempang menghadap mertuanya untuk melapor. "Yang penting, Beh, mereka sekarang 
sudah mengakui hak-hak warga dan tidak mempersoalkan kepemilikan surat-surat, asal ada 
keterangan dari lurah dan camat. Tetapi, buat membayar sebesar yang diterima Haji Dilah, 
mereka keberatan karena tanah Babe letaknya di belakang." 
"Gue kagak peduli. Ada uang ada barang. Kalau nggak mau, jangan sentuh tanah gue." 
"Tetapi, ada cara. Kita bisa dapat lebih besar dari yang Babe minta." 
"Mimpi kali, Lu. Jangan banyak teori dah!" 
"Sementara, kita sudah bersepakat dengan pengembang menjalankan program partisipasi. 
Pengembang akan mensertifikatkan tanah atas nama warga dan membuat perencanaan serta 
kemudian menjualnya. Dari hasil penjualan, warga akan medapat 50 persen, karena 40 
persen luas tanah diperuntukkan buat sarana dan warga berkewajiban membayar biaya 
pengembangan lahan dengan 10 persen tanahnya. Kalau sudah ada kesepakatan, akan 
dibuatkan perjanjian, yang disaksikan wakil-wakil rakyat." 
Melihat mertuanya mulai tertarik, Salempang menambahkan, "Mereka akan menjualnya 
dalam dolar, Beh. Harganya 2.000 per meternya. Kalau itu terjadi, Babe akan menerima 
hampir dua setengah kali yang diterima Haji Dilah!" "Kagak usah repot-repot dah. Aye 
jamin semua warga di sini dalam tiga bulan angkat kaki, kalau mereka bayar seperti yang 
aye minta." 
Tiga bulan kemudian, Haji Jaelani bersama kawan-kawannya menerima pembayaran 
seperti yang diminta, setelah mengikuti program partisipasi, yang dia hentikan di tengah 
jalan karena butuh uang. Akhirnya, dia hanya menerima ganti rugi, yang sebagian 
diperhitungkan dengan kompensasi lahan peternakan. Setelah itu, dia menyesali 
keputusannya, ketika mengetahui, dengan kurs dolar 2.500, dari hasil penjualan, 
pengembang menerima Rp 5 juta per meter persegi.
Dengan uang yang diterima serta usaha ternak sapi perah yang masih dipertahankan, Haji 
Jaelani mampu mencukupi dirinya dan kebutuhan anak-anaknya. Satu anaknya yang dia 
banggakan, dari istri kedua, sekarang sekolah tinggi. Dia menyesal menyetujui anak-anak 
dari isteri pertama meninggalkan sekolah. Karena, si Juned dia tugasi merawat sapi, si Japri 
harus mengurusi kandang dan pembuangan kotoran. Sedang Enoh berkewajiban mengantar 
susu ke depot penampung. 
Dia juga merasa telah melakukan kesalahan dengan membagi sebagian uang kepada anak-anaknya. 
Oleh Juned dan Japri uang itu dipakai membeli motor, untuk mengojek. Sebagai 
tukang ojek, mereka mampu membayar buruh, menggantikan tugas yang seharusnya 
mereka lakukan. Tetapi lama-lama penghasilannya menurun akibat banyak saingan dan 
motornya perlu biaya tambahan karena sering rewel. Setelah motor-motor itu tidak 
produktif lagi, mereka terpaksa meminta Haji Jaelani menjual tanah kembali untuk 
tambahan modal. 
Haji Jaelani terheran-heran, buruh perawat kandang dan penjaga sapinya, setelah minta 
berhenti kerja, malah menjadi saudagar. Karena pengalaman dan keahliannya, mereka 
kemudian mendapat kredit, hingga bisa memiliki sapi-sapi sendiri. Haji Jaelani sangat 
menyesali kelakuan kedua anaknya, yang tidak mau menekuni pekerjaan yang pernah 
digelutinya. 
Dari pada menjual tanah lagi, pikir Haji Jaelani, lebih baik di atas pekarangan yang 
dimiliki, dibangun saja rumah rumah petak kontrakan, seperti yang dilakukan sobatnya, 
Haji Somad. Biarlah dua anaknya menjadi juragan rumah kontrakan, dari pada jadi tukang 
ojek. 
Untungnya, Si Enoh, setelah kawin, tak lekang rejeki dan selalu datang melipur, 
membawakan cucu-cucu yang imut-imut dan pintar. Bisa dipahami, karena Salempang, 
suaminya, adalah seorang insinyur, sekarang kerja di Pemerintah Kota. Dia juga bangga 
sama Enoh karena piawai menarikan tari topeng Betawi, yang diajarkan turun-temurun. 
Haji Jaelani makin yakin, ilmu akan bisa menjaga harta. Sedang harta belum tentu bisa 
menjaga ilmu. Sementara, harta yang tak terjaga hanya meninggalkan kemiskinanan 
sebagai buahnya. Sekarang baru disadari arti ucapan ustad Mughni yang mengutip sabda 
Nabi, "Carilah Ilmu, meski sampai ke negeri Cina." 
Tekad Haji Jaelani makin kuat untuk mengirim Fauzan, anaknya, melanglang buana ke 
Amerika untuk studi pasca sarjana. Cita-citanya yang dulu tenggelam sekarang muncul 
lagi. Cita-cita menjadi orang terhormat, bukan hanya dari usaha sendiri, tetapi juga dari 
seorang anak yang dapat mengangkat derajat orang tuanya.***

More Related Content

Viewers also liked

Viewers also liked (6)

Hujan mulai deras, malam! (palti r. tamba)
Hujan mulai deras, malam! (palti r. tamba)Hujan mulai deras, malam! (palti r. tamba)
Hujan mulai deras, malam! (palti r. tamba)
 
Orang orang berpayung hitam (iyut fitra)
Orang orang berpayung hitam (iyut fitra)Orang orang berpayung hitam (iyut fitra)
Orang orang berpayung hitam (iyut fitra)
 
Sungai yang tenang (hudan hidayat)
Sungai yang tenang (hudan hidayat)Sungai yang tenang (hudan hidayat)
Sungai yang tenang (hudan hidayat)
 
Nana sarea (dina oktaviani)
Nana sarea (dina oktaviani)Nana sarea (dina oktaviani)
Nana sarea (dina oktaviani)
 
Tukang urut di tepi danau (martin aleida)
Tukang urut di tepi danau (martin aleida)Tukang urut di tepi danau (martin aleida)
Tukang urut di tepi danau (martin aleida)
 
Tanah merah (dwicipta)
Tanah merah (dwicipta)Tanah merah (dwicipta)
Tanah merah (dwicipta)
 

More from Arvinoor Siregar SH MH (20)

Unschooling your-child-212
Unschooling your-child-212Unschooling your-child-212
Unschooling your-child-212
 
Montessori homeschooling-223
Montessori homeschooling-223Montessori homeschooling-223
Montessori homeschooling-223
 
Homeschooling the-darker-side-501
Homeschooling the-darker-side-501Homeschooling the-darker-side-501
Homeschooling the-darker-side-501
 
Homeschooling the teenager-225
Homeschooling the teenager-225Homeschooling the teenager-225
Homeschooling the teenager-225
 
Homeschooling methods-572
Homeschooling methods-572Homeschooling methods-572
Homeschooling methods-572
 
Homeschooling and-college-223
Homeschooling and-college-223Homeschooling and-college-223
Homeschooling and-college-223
 
Homeschool field-trips-184
Homeschool field-trips-184Homeschool field-trips-184
Homeschool field-trips-184
 
Homeschool burnout-223
Homeschool burnout-223Homeschool burnout-223
Homeschool burnout-223
 
Financing homeschooling-433
Financing homeschooling-433Financing homeschooling-433
Financing homeschooling-433
 
Thurgood marshall
Thurgood marshallThurgood marshall
Thurgood marshall
 
The rainbow coalition
The rainbow coalitionThe rainbow coalition
The rainbow coalition
 
The halls of power
The halls of powerThe halls of power
The halls of power
 
The dred scott decision
The dred scott decisionThe dred scott decision
The dred scott decision
 
Slavery
SlaverySlavery
Slavery
 
Rosa parks
Rosa parksRosa parks
Rosa parks
 
Martin luther king's dream
Martin luther king's dreamMartin luther king's dream
Martin luther king's dream
 
Martin luther king, jr.
Martin luther king, jr.Martin luther king, jr.
Martin luther king, jr.
 
Jordon and ali
Jordon and aliJordon and ali
Jordon and ali
 
Jackie robinson
Jackie robinsonJackie robinson
Jackie robinson
 
Harriet tubman
Harriet tubmanHarriet tubman
Harriet tubman
 

Recently uploaded

IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOTIDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOTNeta
 
Babahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
BabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjfBabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
BabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjfDannahadiantyaflah
 
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah MaxwinBento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah MaxwinBento88slot
 
KERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.doc
KERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.docKERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.doc
KERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.docEnaNorazlina
 
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandungWa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandungnicksbag
 
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang MaxwinLim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang MaxwinLim4D
 
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdekaSTD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdekachairilhidayat
 
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024idmpo grup
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...Neta
 
PPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptx
PPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptxPPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptx
PPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptxMegaFebryanika
 
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang JackpotWen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang JackpotWen4D
 
IDMPO Link Slot Online Terbaru 2024 kamboja
IDMPO Link Slot Online Terbaru 2024 kambojaIDMPO Link Slot Online Terbaru 2024 kamboja
IDMPO Link Slot Online Terbaru 2024 kambojaidmpo grup
 
IDMPO Link slot online kamboja terbaru 2024
IDMPO Link slot online  kamboja terbaru 2024IDMPO Link slot online  kamboja terbaru 2024
IDMPO Link slot online kamboja terbaru 2024idmpo grup
 
BAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdeka
BAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdekaBAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdeka
BAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdekachairilhidayat
 

Recently uploaded (14)

IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOTIDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
IDMPO : GAME SLOT SPACEMAN PRAGMATIC PLAY MUDAH JACKPOT
 
Babahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
BabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjfBabahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
Babahhsjdkdjdudhhndjdjdfjdjjdjdjfjdjjdjdjdjjf
 
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah MaxwinBento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
Bento88slot Situs Judi Slot Terbaik & Daftar Slot Gacor Mudah Maxwin
 
KERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.doc
KERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.docKERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.doc
KERTAS KERJA MINGGU BAHASA MELAYU SEKOLAH RENDAH.doc
 
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandungWa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
Wa + 62 82211599998, TERLARIS, souvenir dompet unik bandung
 
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang MaxwinLim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
Lim4D Link Daftar Situs Slot Gacor Hari Ini Terpercaya Gampang Maxwin
 
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdekaSTD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
STD BAB 6 STATISTIKA kelas x kurikulum merdeka
 
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
IDMPO Link Slot Online Terbaru Kamboja 2024
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA & BANYAK BONUS KEMENANGAN DI BAY...
 
PPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptx
PPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptxPPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptx
PPT SLIDE Kelompok 2 Pembelajaran Kelas Rangkap (4).pptx
 
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang JackpotWen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
Wen4D Situs Judi Slot Gacor Server Thailand Hari Ini Gampang Jackpot
 
IDMPO Link Slot Online Terbaru 2024 kamboja
IDMPO Link Slot Online Terbaru 2024 kambojaIDMPO Link Slot Online Terbaru 2024 kamboja
IDMPO Link Slot Online Terbaru 2024 kamboja
 
IDMPO Link slot online kamboja terbaru 2024
IDMPO Link slot online  kamboja terbaru 2024IDMPO Link slot online  kamboja terbaru 2024
IDMPO Link slot online kamboja terbaru 2024
 
BAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdeka
BAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdekaBAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdeka
BAB 2 BARISAN DAN DERET kelas x kurikulum merdeka
 

Bertahan di selatan (nugroho sukmanto)

  • 1. Republika Minggu, 12 Agustus 2007 Bertahan di Selatan Cerpen: Nugroho Sukmanto Kalau pendatang kurang paham asal usul tempatnya tinggal, orang Betawi kurang paham kemauan warga pendatang. Seperti Belanda minta tanah, dikasih semeter minta dua meter, dikasih dua meter minta tiga meter. Tidak pernah cukup. "Sebentar-sebentar ada pemekaran kota. Apa kagak bisa, bikin kota lain di tanah yang gersang aja?!" Kenangan akan Betawi yang hijau merona, ditandai pepohonan tinggi, selalu mengusik perasaan Haji Jaelani. Memang tidak seasri perkebunan milik Onderneming, tetapi tetumbuhan itu cukup memberikan keteduhan bagi warga yang hidup mengerumun bertetangga layaknya sebuah paguyuban. Dulu, paguyuban-paguyuban itu begitu kentara gerabak-gerubuknya, mengikat tali persahabatan membentuk sebuah rempuk persaudaraan. Kelompok-kelompok masyarakatnya yang vokal dan percaya diri menjadi ciri keluarga besar warga Betawi. Dirajut kebiasaan melakukan pengajian berjamaah, mereka sering mengulur tangan silaturahmi. Setiap berkunjung ke rumah para sohib, dibawanya pulang oleh-oleh. Kalau dari Condet mereka menyiapkan keranjang untuk dijejali manggis dan salak, dari sekitar Tanah Kusir mereka menggotong nangka dan buah cempedak. Lebih menjauh sedikit, mereka sering mengangkut bermacam buah langka dan durian sebecak. Sedang dari kota, mereka membalas pemberian dengan berkaleng-kaleng susu dan seloyang penganan olahan sendiri. Kini, mereka berpencar menjadi masyarakat terpinggirkan, setelah tanah mereka yang perkotaan habis terjual. Untuk bertahan sebagai warga Betawi, mereka kemudian menguasai lahan yang lebih murah, di kawasan resapan berkepadatan rendah daerah selatan. Haji Jaelani masih beruntung bisa tinggal di Ciganjur dengan pekarangan luas dan memiliki lahan ternak sapi perah di Pondok Rangon. Lahan penuh kandang itu sebagai kompensasi sebagian tanahnya di Karet Kuningan. Sebenarnya dia sudah sangat betah tinggal di sana, turun-temurun. Tetapi akhirnya merasa letih, menghadapi rongrongan dan desakan untuk melepas tanahnya. Rongrongan pertama datang dari pokrol yang mengatas-namakan keluarga Sultan Agung. Mereka menunjukkan copy arsip dari Balai Harta Peninggalan. Kemudian membeberkan bukti kepemilikan kerajaan Mataram, sebelum Belanda datang menjarah. Rongrongan itu membuat Haji Jaelani naik pitam. Dengan golok di pinggang, dia damprat si pokrol bergaya preman, "Heh, duluan mana orang asli Betawi sama ente punya Sultan datang kemari. Sembarangan aja ente ngomong!" Rongrongan berikutnya datang dari Badan Otorita, yang ditugasi pemerintah membenahi wilayah Kuningan untuk dibangun kawasan diplomatik. Haji Jaelani menggeleng-gelengkan kepala sewaktu menyaksikan pembangunan rumah susun, yang menurutnya mirip kandang beruk. Bangunan berpetak-petak itu dimaksudkan sebagai kompensasi yang dianggap lebih manusiawi untuk tinggal bagi warga yang lahannya terkena proyek. Sedang untuk kandang ternak, mereka akan mendapat ganti di kawasan khusus. Menurut perwakilan Badan Otorita, mereka mereka yang berstatus hanya sebagai
  • 2. penggarap tanah negara, seharusnya merasa berterima kasih memperoleh kompensasi tempat tinggal dan tempat usaha yang lebih layak. Pernyataan itu membuat Haji Jaelani meradang, "Ente tau, engkong aye menduduki tanah bersertipikat jaman Belanda, dan menurut peraturan, aye punya hak untuk mengajukan sertipikat yang dikeluarkan Negara Republik. Benar nggak?" Petugas Otorita tak membantah, lalu mengiyakan dengan mengemukakan syarat-syarat yang dilupakan, "Benar, menurut catatan agraria, Pak Haji menduduki tanah seluas 2.000 meter persegi di atas sertifikat Eigendom Verponding, yang terkena program Land Reform. Tetapi, karena sampai batas waktu yang ditentukan Pak Haji tidak memohonkan hak, maka tanah yang Pak Haji duduki, menurut ketentuan, kembali ke Negara. Jangan khawatir, Pak Haji tetap terdaftar sebagai penggarap!" Sambil keheranan, Haji Jaelani meletupkan kekesalan, "Lucu amat yah. Tanah milik aye, hanya gara-gara terlambat mengajukan permohonan, jadi milik Negara. Sedang di tempat lain, orang-orang pendatang dikasih sertipikat Prona. Mana adilnya? Pokoknya aye kagak mau tahu. Aye minta, tanah aye per meternya dibayar seperti milik Haji Dilah yang ada di luar proyek, yang dibeli lain pengembang!" Mendapat perlawanan keras, tiga tahun petugas Otorita tidak muncul. Sedang rumah susun percontohan yang dibangun sudah hancur. Tiba-tiba kemudian pengusaha berdasi datang menghampiri. Merasa sudah muak dengan tawaran-tawaran tak masuk akal, Haji Jaelani tidak bersedia menemui dan hanya meminta Salempang, menantunya, menanggapi usulan perusahaan pengembang. Yang dia tahu hanya ganti rugi, lainnya, yang dibilang program relokasi, konsolidasi dan partisipasi, hanya membuat kepalanya pening. Sepulang dari musyawarah, bersama beberapa orang yang mewakili seluruh warga, Salempang menghadap mertuanya untuk melapor. "Yang penting, Beh, mereka sekarang sudah mengakui hak-hak warga dan tidak mempersoalkan kepemilikan surat-surat, asal ada keterangan dari lurah dan camat. Tetapi, buat membayar sebesar yang diterima Haji Dilah, mereka keberatan karena tanah Babe letaknya di belakang." "Gue kagak peduli. Ada uang ada barang. Kalau nggak mau, jangan sentuh tanah gue." "Tetapi, ada cara. Kita bisa dapat lebih besar dari yang Babe minta." "Mimpi kali, Lu. Jangan banyak teori dah!" "Sementara, kita sudah bersepakat dengan pengembang menjalankan program partisipasi. Pengembang akan mensertifikatkan tanah atas nama warga dan membuat perencanaan serta kemudian menjualnya. Dari hasil penjualan, warga akan medapat 50 persen, karena 40 persen luas tanah diperuntukkan buat sarana dan warga berkewajiban membayar biaya pengembangan lahan dengan 10 persen tanahnya. Kalau sudah ada kesepakatan, akan dibuatkan perjanjian, yang disaksikan wakil-wakil rakyat." Melihat mertuanya mulai tertarik, Salempang menambahkan, "Mereka akan menjualnya dalam dolar, Beh. Harganya 2.000 per meternya. Kalau itu terjadi, Babe akan menerima hampir dua setengah kali yang diterima Haji Dilah!" "Kagak usah repot-repot dah. Aye jamin semua warga di sini dalam tiga bulan angkat kaki, kalau mereka bayar seperti yang aye minta." Tiga bulan kemudian, Haji Jaelani bersama kawan-kawannya menerima pembayaran seperti yang diminta, setelah mengikuti program partisipasi, yang dia hentikan di tengah jalan karena butuh uang. Akhirnya, dia hanya menerima ganti rugi, yang sebagian diperhitungkan dengan kompensasi lahan peternakan. Setelah itu, dia menyesali keputusannya, ketika mengetahui, dengan kurs dolar 2.500, dari hasil penjualan, pengembang menerima Rp 5 juta per meter persegi.
  • 3. Dengan uang yang diterima serta usaha ternak sapi perah yang masih dipertahankan, Haji Jaelani mampu mencukupi dirinya dan kebutuhan anak-anaknya. Satu anaknya yang dia banggakan, dari istri kedua, sekarang sekolah tinggi. Dia menyesal menyetujui anak-anak dari isteri pertama meninggalkan sekolah. Karena, si Juned dia tugasi merawat sapi, si Japri harus mengurusi kandang dan pembuangan kotoran. Sedang Enoh berkewajiban mengantar susu ke depot penampung. Dia juga merasa telah melakukan kesalahan dengan membagi sebagian uang kepada anak-anaknya. Oleh Juned dan Japri uang itu dipakai membeli motor, untuk mengojek. Sebagai tukang ojek, mereka mampu membayar buruh, menggantikan tugas yang seharusnya mereka lakukan. Tetapi lama-lama penghasilannya menurun akibat banyak saingan dan motornya perlu biaya tambahan karena sering rewel. Setelah motor-motor itu tidak produktif lagi, mereka terpaksa meminta Haji Jaelani menjual tanah kembali untuk tambahan modal. Haji Jaelani terheran-heran, buruh perawat kandang dan penjaga sapinya, setelah minta berhenti kerja, malah menjadi saudagar. Karena pengalaman dan keahliannya, mereka kemudian mendapat kredit, hingga bisa memiliki sapi-sapi sendiri. Haji Jaelani sangat menyesali kelakuan kedua anaknya, yang tidak mau menekuni pekerjaan yang pernah digelutinya. Dari pada menjual tanah lagi, pikir Haji Jaelani, lebih baik di atas pekarangan yang dimiliki, dibangun saja rumah rumah petak kontrakan, seperti yang dilakukan sobatnya, Haji Somad. Biarlah dua anaknya menjadi juragan rumah kontrakan, dari pada jadi tukang ojek. Untungnya, Si Enoh, setelah kawin, tak lekang rejeki dan selalu datang melipur, membawakan cucu-cucu yang imut-imut dan pintar. Bisa dipahami, karena Salempang, suaminya, adalah seorang insinyur, sekarang kerja di Pemerintah Kota. Dia juga bangga sama Enoh karena piawai menarikan tari topeng Betawi, yang diajarkan turun-temurun. Haji Jaelani makin yakin, ilmu akan bisa menjaga harta. Sedang harta belum tentu bisa menjaga ilmu. Sementara, harta yang tak terjaga hanya meninggalkan kemiskinanan sebagai buahnya. Sekarang baru disadari arti ucapan ustad Mughni yang mengutip sabda Nabi, "Carilah Ilmu, meski sampai ke negeri Cina." Tekad Haji Jaelani makin kuat untuk mengirim Fauzan, anaknya, melanglang buana ke Amerika untuk studi pasca sarjana. Cita-citanya yang dulu tenggelam sekarang muncul lagi. Cita-cita menjadi orang terhormat, bukan hanya dari usaha sendiri, tetapi juga dari seorang anak yang dapat mengangkat derajat orang tuanya.***