SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
IDENTIFICATION
SUCCESS
SMK PENERBANGAN DHARMA WIRAWAN
TAHUN PELAJARAN
2013-2014
KELOMPOK 3

Nama Kelompok
1.
2.
3.
4.

Andam Dinillah A.
Andri Siswantoro
Dinafil Ardillah
Putra Dani A.

:
(03)
(04)
(13)
(30)
Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang
dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala
rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya. Bentuk
limbah tersebut dapat berupa gas dan debu, cair atau padat. Di
antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau
berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (Limbah B3).
Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah bahan baku yang
berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena
rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas
kapal yang memerlukan penanganan dan pengolahan khusus.
Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu
atau lebih karakteristik berikut: mudah meledak, mudah
terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi,
bersifat korosif, dan lain-lain, yang bila diuji dengan
toksikologi dapat diketahui termasuk limbah B3.
Diperkirakan bahwa Lapindo, sejak awal merencanakan
kegiatan pemboran ini dengan
membuat prognosis pengeboran yang salah. Mereka
membuat prognosis dengan mengasumsikan zona
pemboran mereka di zona Rembang dengan target
pemborannya adalah formasi Kujung. Padahal mereka
membor di zona Kendeng yang tidak ada formasi Kujungnya. Alhasil, mereka merencanakan
memasang casing setelah menyentuh target yaitu batu
gamping formasi Kujung yang sebenarnya tidak ada.
Selama mengebor mereka tidak meng-casing lubang
karena kegiatan pemboran masih berlangsung. Selama
pemboran, lumpur overpressure (bertekanan tinggi) dari
formasi Pucangan sudah berusaha menerobos (blow out)
tetapi dapat di atasi dengan pompa lumpurnya Lapindo
(Medici).
Setelah kedalaman 9297 kaki, akhirnya mata bor menyentuh batu gamping. Lapindo
mengira target formasi Kujung sudah tercapai, padahal mereka hanya menyentuh
formasi Klitik. Batu gamping formasi Klitik sangat porous (bolong-bolong). Akibatnya
lumpur yang digunakan untuk melawan lumpur formasi Pucangan hilang (masuk ke
lubang di batu gamping formasi Klitik) atau circulation loss sehingga Lapindo
kehilangan/kehabisan lumpur di permukaan.
Akibat dari habisnya lumpur Lapindo, maka lumpur formasi Pucangan berusaha
menerobos ke luar (terjadi kick). Mata bor berusaha ditarik tetapi terjepit sehingga
dipotong. Sesuai prosedur standard, operasi pemboran dihentikan, perangkap Blow Out
Preventer (BOP) di rig segera ditutup & segera dipompakan lumpur pemboran
berdensitas berat ke dalam sumur dengan tujuan mematikan kick. Kemungkinan yang
terjadi, fluida formasi bertekanan tinggi sudah terlanjur naik ke atas sampai ke batas
antara open-hole dengan selubung di permukaan (surface casing) 13 3/8 inchi. Di
kedalaman tersebut, diperkirakan kondisi geologis tanah tidak stabil & kemungkinan
banyak terdapat rekahan alami (natural fissures) yang bisa sampai ke permukaan.
Karena tidak dapat melanjutkan perjalanannya terus ke atas melalui lubang sumur
disebabkan BOP sudah ditutup, maka fluida formasi bertekanan tadi akan berusaha
mencari jalan lain yang lebih mudah yaitu melewati rekahan alami tadi & berhasil.
Inilah mengapa surface blowout terjadi di berbagai tempat di sekitar area sumur, bukan
di sumur itu sendiri.
Berdasarkan pengujian
toksikologis di 3
laboratorium terakreditasi
(Sucofindo, Corelab dan
Bogorlab) diperoleh
kesimpulan ternyata lumpur
Sidoarjo tidak termasuk
limbah B3 baik untuk bahan
anorganik seperti Arsen,
Barium, Boron, Timbal,
Raksa, Sianida Bebas dan
sebagainya, maupun untuk
untuk bahan organik seperti
Trichlorophenol,
Chlordane, Chlorobenzene,
Chloroform dan
sebagainya. Hasil pengujian
menunjukkan semua
parameter bahan kimia itu
berada di bawah baku mutu.

Beberapa hasil pengujian

Baku Mutu

Parameter

Hasil uji maks

Arsen

0,045 Mg/L

5 Mg/L

Barium

1,066 Mg/L

100 Mg/L

Boron

5,097 Mg/L

500 Mg/L

Timbal

0,05 Mg/L

5 Mg/L

Raksa

0,004 Mg/L

0,2 Mg/L

Sianida Bebas

0,02 Mg/L

20 Mg/L

(PP Nomor 18/1999)

2 Mg/L (2,4,6 Trichlorophenol)
Trichlorophenol

0,017 Mg/L

400 Mg/L (2,4,4
Trichlorophenol)
Kadar PAH (Chrysene dan Benz(a)anthracene dalam lumpur
Lapindo yang mencapai 2000 kali di atas ambang batas
bahkan ada yang lebih dari itu. Maka bahaya adanya
kandungan PAH (Chrysene dan Benz(a)anthracene) tersebut
telah mengancam keberadaan manusia dan lingkungan:
•Bioakumulasi dalam jaringan lemak manusia (dan hewan)
•Kulit merah, iritasi, melepuh, dan kanker kulit jika kontak
langsung dengan kulit
•Kanker
•Permasalahan reproduksi
•Membahayakan organ tubuh seperti liver, paru-paru, dan
kulit
Dampak PAH dalam lumpur Lapindo bagi manusia dan
lingkungan mungkin tidak akan terlihat sekarang, melainkan
nanti 5-10 tahun kedepan. Dan yang paling berbahaya
adalah keberadaan PAH ini akan mengancam kehidupan
anak cucu, khususnya bagi mereka yang tinggal di sekitar
semburan lumpur Lapindo beserta ancaman terhadap
kerusakan lingkungan. Namun sampai Mei 2009 atau tiga
tahun dari kejadian awal ternyata belum terdapat adanya
korban sakit atau meninggal akibat lumpur tersebut.
Semburan lumpur ini membawa dampak yang luar biasa bagi masyarakat sekitar
maupun bagi aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Sampai Mei 2009, PT Lapindo,
melalui PT Minarak Lapindo Jaya telah mengeluarkan uang baik untuk mengganti
tanah masyarakat maupun membuat tanggul sebesar Rp. 6 Triliun.
•Lumpur menggenangi 16 desa di tiga kecamatan. Semula hanya menggenangi empat
desa dengan ketinggian sekitar 6 meter, yang membuat dievakuasinya warga setempat
untuk diungsikan serta rusaknya areal pertanian. Luapan lumpur ini juga menggenangi
sarana pendidikan dan Markas Koramil Porong. Hingga bulanAgustus 2006, luapan
lumpur ini telah menggenangi sejumlah desa/kelurahan di Kecamatan Porong, Jabon,
dan Tanggulangin, dengan total warga yang dievakuasi sebanyak lebih dari 8.200 jiwa
dan tak 25.000 jiwa mengungsi. Karena tak kurang 10.426 unit rumah terendam lumpur
dan 77 unit rumah ibadah terendam lumpur.
•Lahan dan ternak yang tercatat terkena dampak lumpur hingga Agustus 2006 antara
lain: lahan tebu seluas 25,61 ha di Renokenongo, Jatirejo dan Kedungcangkring; lahan
padi seluas 172,39 ha di Siring, Renokenongo, Jatirejo, Kedungbendo, Sentul, Besuki
Jabon dan Pejarakan Jabon; serta 1.605 ekor unggas, 30 ekor kambing, 2 sapi dan 7
ekor kijang.
Sejumlah upaya telah dilakukan untuk menanggulangi luapan lumpur,
diantaranya dengan membuat tanggul untuk membendung area genangan lumpur.
Namun demikian, lumpur terus menyembur setiap harinya, sehingga sewaktu-waktu
tanggul dapat jebol, yang mengancam tergenanginya lumpur pada permukiman di dekat
tanggul. Jika dalam tiga bulan bencana tidak tertangani, adalah membuat waduk dengan
beton pada lahan seluas 342 hektar, dengan mengungsikan 12.000 warga. Kementerian
Lingkungan Hidup mengatakan, untuk menampung lumpur sampai Desember 2006,
mereka menyiapkan 150 hektare waduk baru. Juga ada cadangan 342 hektare lagi yang
sanggup memenuhi kebutuhan hingga Juni 2007. Akhir Oktober, diperkirakan volume
lumpur sudah mencapai 7 juta m3.Namun rencana itu batal tanpa sebab yang jelas.
Badan Meteorologi dan Geofisika meramal musim hujan bakal datang dua bulanan lagi.
Jika perkira-an itu tepat, waduk terancam kelebihan daya tampung. Lumpur pun meluap
ke segala arah, mengotori sekitarnya.
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS)
memperkirakan, musim hujan bisa membuat tanggul
jebol, waduk-waduk lumpur meluber, jalan tol terendam,
dan lumpur diperkirakan mulai melibas rel kereta. Ini
adalah bahaya yang bakal terjadi dalam hitungan jangka
pendek.
Sudah ada tiga tim ahli yang dibentuk untuk
memadamkan lumpur berikut menanggulangi
dampaknya. Mereka bekerja secara paralel. Tiap tim
terdiri dari perwakilan Lapindo, pemerintah, dan sejumlah
ahli dari beberapa universitas terkemuka. Di antaranya,
para pakar dari ITS, Institut Teknologi Bandung,
dan Universitas Gadjah Mada. Tim Satu, yang menangani
penanggulangan lumpur, berkutat dengan skenario
pemadaman. Tujuan jangka pendeknya adalah
memadamkan lumpur dan mencari penyelesaian cepat
untuk jutaan kubik lumpur yang telah terhampar di atas
tanah.
Dari karya tulis diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
•Dari banyak pendapat ahli diketahui bahwa bencana lumpur lapindo ini disebabkan
oleh kelalaian yang dilakukan oleh Lapindo Brantas Inc. Pihak Lapindo Brantas Inc
tidak melakukan pemasangan casing sesuai dengan spesifikasi standar teknis
pengeboran, sehingga mengakibatkan terjadinya blow out atau semburan lumpur.
•Bencana lumpur lapindo ini juga memberikan banyak dampak, tidak hanya pada
masyarakat sekitar namun juga pada aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Hal ini
dilihat dari banyaknya warga yang kehilangan tempat tinggal, lapangan pekerjaan, dan
sarana pendidikan. Bukan hanya itu, warga sekitar juga kesulitan untuk mendapatkan
air bersih, listrik, dan jaringan telepon. Selain itu juga masih ada pula pencemaran
lingkungan yang diakibatkan oleh bencana ini. Namun dibalik semua dampak negatif
tersebut masih ada pula dampak positif yang bisa didapat dari terjadinya bencana ini.
Dampak positif itu yaitu pembuatan batu bata dan genteng dari lumpur lapindo serta
pembuatan baterai dengan lumpur lapindo yang telah memenangkan juara juara kedua
dari kompetisi Technopreneurship Pemuda 2012.
Nama kelompok
Andam dinillah a.

…………………………………………………………………………(03)

andri siswantoro

…………………………………………………………………………(04)

Dinafil Ardillah

………………………………………………………………………..(13)

Putra dani a.

THE END

………………………………………………………………………..(30)

Penanggung jawab
Putra dani a.
Editor
Andam dinillah a.

More Related Content

Viewers also liked

Pengolahan limbah lumpur bor
Pengolahan limbah lumpur borPengolahan limbah lumpur bor
Pengolahan limbah lumpur borDhilathyas96
 
Lumpur Pengeboran (Drilling Fluid)
Lumpur Pengeboran (Drilling Fluid)Lumpur Pengeboran (Drilling Fluid)
Lumpur Pengeboran (Drilling Fluid)Rais Gunawan
 
Lumpur dan Hidrolika Lumpur Pengeboran
Lumpur dan Hidrolika Lumpur PengeboranLumpur dan Hidrolika Lumpur Pengeboran
Lumpur dan Hidrolika Lumpur PengeboranlombkTBK
 
Dasar dasar reservoir-engineering
Dasar dasar reservoir-engineeringDasar dasar reservoir-engineering
Dasar dasar reservoir-engineeringRandy MC
 
Buku Pintar MIGAS INDONESIA - Reservoir minyak dan gas bumi
Buku Pintar MIGAS INDONESIA - Reservoir minyak dan gas bumiBuku Pintar MIGAS INDONESIA - Reservoir minyak dan gas bumi
Buku Pintar MIGAS INDONESIA - Reservoir minyak dan gas bumiAriyandi Yuda Prahara
 
Teknik Produksi Migas - Teknik Reservoir dan Cadangan Migas
Teknik Produksi Migas  - Teknik Reservoir dan Cadangan MigasTeknik Produksi Migas  - Teknik Reservoir dan Cadangan Migas
Teknik Produksi Migas - Teknik Reservoir dan Cadangan MigaslombkTBK
 
Teknik Produksi Migas - Proses Produksi Migas
Teknik Produksi Migas - Proses Produksi MigasTeknik Produksi Migas - Proses Produksi Migas
Teknik Produksi Migas - Proses Produksi MigaslombkTBK
 
Dasar Dasar Teknik Pengeboran
Dasar Dasar Teknik PengeboranDasar Dasar Teknik Pengeboran
Dasar Dasar Teknik PengeboranlombkTBK
 
Teknik Produksi Migas
Teknik Produksi Migas Teknik Produksi Migas
Teknik Produksi Migas lombkTBK
 
Buku pintar migas indonesia
Buku pintar migas indonesiaBuku pintar migas indonesia
Buku pintar migas indonesiaAsep Imam
 
Learning from a Culture of Collaboration: Engineers do it better. What can de...
Learning from a Culture of Collaboration: Engineers do it better. What can de...Learning from a Culture of Collaboration: Engineers do it better. What can de...
Learning from a Culture of Collaboration: Engineers do it better. What can de...Intuit Inc.
 
Game Based Learning for Language Learners
Game Based Learning for Language LearnersGame Based Learning for Language Learners
Game Based Learning for Language LearnersShelly Sanchez Terrell
 
How to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & TricksHow to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & TricksSlideShare
 

Viewers also liked (14)

Pengolahan limbah lumpur bor
Pengolahan limbah lumpur borPengolahan limbah lumpur bor
Pengolahan limbah lumpur bor
 
Lumpur Pengeboran (Drilling Fluid)
Lumpur Pengeboran (Drilling Fluid)Lumpur Pengeboran (Drilling Fluid)
Lumpur Pengeboran (Drilling Fluid)
 
Lumpur dan Hidrolika Lumpur Pengeboran
Lumpur dan Hidrolika Lumpur PengeboranLumpur dan Hidrolika Lumpur Pengeboran
Lumpur dan Hidrolika Lumpur Pengeboran
 
Dasar dasar reservoir-engineering
Dasar dasar reservoir-engineeringDasar dasar reservoir-engineering
Dasar dasar reservoir-engineering
 
Buku Pintar MIGAS INDONESIA - Reservoir minyak dan gas bumi
Buku Pintar MIGAS INDONESIA - Reservoir minyak dan gas bumiBuku Pintar MIGAS INDONESIA - Reservoir minyak dan gas bumi
Buku Pintar MIGAS INDONESIA - Reservoir minyak dan gas bumi
 
Teknik Produksi Migas - Teknik Reservoir dan Cadangan Migas
Teknik Produksi Migas  - Teknik Reservoir dan Cadangan MigasTeknik Produksi Migas  - Teknik Reservoir dan Cadangan Migas
Teknik Produksi Migas - Teknik Reservoir dan Cadangan Migas
 
Teknik Produksi Migas - Proses Produksi Migas
Teknik Produksi Migas - Proses Produksi MigasTeknik Produksi Migas - Proses Produksi Migas
Teknik Produksi Migas - Proses Produksi Migas
 
Dasar Dasar Teknik Pengeboran
Dasar Dasar Teknik PengeboranDasar Dasar Teknik Pengeboran
Dasar Dasar Teknik Pengeboran
 
Teknik Produksi Migas
Teknik Produksi Migas Teknik Produksi Migas
Teknik Produksi Migas
 
Buku pintar migas indonesia
Buku pintar migas indonesiaBuku pintar migas indonesia
Buku pintar migas indonesia
 
Learning from a Culture of Collaboration: Engineers do it better. What can de...
Learning from a Culture of Collaboration: Engineers do it better. What can de...Learning from a Culture of Collaboration: Engineers do it better. What can de...
Learning from a Culture of Collaboration: Engineers do it better. What can de...
 
Game Based Learning for Language Learners
Game Based Learning for Language LearnersGame Based Learning for Language Learners
Game Based Learning for Language Learners
 
You Suck At PowerPoint!
You Suck At PowerPoint!You Suck At PowerPoint!
You Suck At PowerPoint!
 
How to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & TricksHow to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
 

Similar to Limbah

Lumpur lapindo
Lumpur lapindoLumpur lapindo
Lumpur lapindodabol_ajah
 
Studi Kasus: Dampak Lingkungan Akibat Industri Pertambangan
Studi Kasus: Dampak Lingkungan Akibat Industri PertambanganStudi Kasus: Dampak Lingkungan Akibat Industri Pertambangan
Studi Kasus: Dampak Lingkungan Akibat Industri PertambanganRahthino Giovanni
 
Studi kasus pt indo minco
Studi kasus pt indo mincoStudi kasus pt indo minco
Studi kasus pt indo mincoDewoAhmadzan
 
Manjemen Sumber daya Alam
Manjemen Sumber daya Alam Manjemen Sumber daya Alam
Manjemen Sumber daya Alam Dicko Agustian
 
PPt Materi IPS ke 2 Lingkungan Hidup.ppt
PPt Materi IPS ke 2 Lingkungan Hidup.pptPPt Materi IPS ke 2 Lingkungan Hidup.ppt
PPt Materi IPS ke 2 Lingkungan Hidup.ppthendriatmoko5
 
Pencemaran alam internet
Pencemaran alam internetPencemaran alam internet
Pencemaran alam internetsakura rena
 
Penjelasan tentang limbah berbahaya dan beracun
Penjelasan tentang limbah berbahaya dan beracunPenjelasan tentang limbah berbahaya dan beracun
Penjelasan tentang limbah berbahaya dan beracunNURINAFITRIANI1
 
Analisis kasus pasir besi kp
Analisis kasus pasir besi kpAnalisis kasus pasir besi kp
Analisis kasus pasir besi kpRetno Pratiwi
 
E folio Pembangunan Alam Sekitar (kumpulan 7)
E folio Pembangunan Alam Sekitar (kumpulan 7)E folio Pembangunan Alam Sekitar (kumpulan 7)
E folio Pembangunan Alam Sekitar (kumpulan 7)kumpulan7
 
Efek rumah kaca (sma muh 1 banjarnegara)
Efek rumah kaca (sma muh 1 banjarnegara)Efek rumah kaca (sma muh 1 banjarnegara)
Efek rumah kaca (sma muh 1 banjarnegara)Amirul Chairiyah
 
Pendidikan lingkungan hidup (PLH)
Pendidikan lingkungan hidup (PLH)Pendidikan lingkungan hidup (PLH)
Pendidikan lingkungan hidup (PLH)Try Adi
 
Amdal teluk buyat
Amdal teluk buyatAmdal teluk buyat
Amdal teluk buyatAlex Luttu
 
Pertambangan
PertambanganPertambangan
Pertambangancondro23
 
Bab ix iad
Bab ix iadBab ix iad
Bab ix iadATOEL1
 
IAD Bab IX
IAD Bab IXIAD Bab IX
IAD Bab IXATOEL1
 

Similar to Limbah (20)

Lumpur lapindo
Lumpur lapindoLumpur lapindo
Lumpur lapindo
 
Studi Kasus: Dampak Lingkungan Akibat Industri Pertambangan
Studi Kasus: Dampak Lingkungan Akibat Industri PertambanganStudi Kasus: Dampak Lingkungan Akibat Industri Pertambangan
Studi Kasus: Dampak Lingkungan Akibat Industri Pertambangan
 
Studi kasus pt indo minco
Studi kasus pt indo mincoStudi kasus pt indo minco
Studi kasus pt indo minco
 
Manjemen Sumber daya Alam
Manjemen Sumber daya Alam Manjemen Sumber daya Alam
Manjemen Sumber daya Alam
 
PPt Materi IPS ke 2 Lingkungan Hidup.ppt
PPt Materi IPS ke 2 Lingkungan Hidup.pptPPt Materi IPS ke 2 Lingkungan Hidup.ppt
PPt Materi IPS ke 2 Lingkungan Hidup.ppt
 
Pencemaran alam internet
Pencemaran alam internetPencemaran alam internet
Pencemaran alam internet
 
Makalah_59 Makalah i toksikologi pertanian
Makalah_59 Makalah i toksikologi pertanian Makalah_59 Makalah i toksikologi pertanian
Makalah_59 Makalah i toksikologi pertanian
 
Penjelasan tentang limbah berbahaya dan beracun
Penjelasan tentang limbah berbahaya dan beracunPenjelasan tentang limbah berbahaya dan beracun
Penjelasan tentang limbah berbahaya dan beracun
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Analisis kasus pasir besi kp
Analisis kasus pasir besi kpAnalisis kasus pasir besi kp
Analisis kasus pasir besi kp
 
E folio Pembangunan Alam Sekitar (kumpulan 7)
E folio Pembangunan Alam Sekitar (kumpulan 7)E folio Pembangunan Alam Sekitar (kumpulan 7)
E folio Pembangunan Alam Sekitar (kumpulan 7)
 
Efek rumah kaca (sma muh 1 banjarnegara)
Efek rumah kaca (sma muh 1 banjarnegara)Efek rumah kaca (sma muh 1 banjarnegara)
Efek rumah kaca (sma muh 1 banjarnegara)
 
Ipa7 kd9-d
Ipa7 kd9-dIpa7 kd9-d
Ipa7 kd9-d
 
Makalah bioteknologi uts
Makalah bioteknologi utsMakalah bioteknologi uts
Makalah bioteknologi uts
 
Pendidikan lingkungan hidup (PLH)
Pendidikan lingkungan hidup (PLH)Pendidikan lingkungan hidup (PLH)
Pendidikan lingkungan hidup (PLH)
 
Amdal teluk buyat
Amdal teluk buyatAmdal teluk buyat
Amdal teluk buyat
 
Pencemaran tanah
Pencemaran tanahPencemaran tanah
Pencemaran tanah
 
Pertambangan
PertambanganPertambangan
Pertambangan
 
Bab ix iad
Bab ix iadBab ix iad
Bab ix iad
 
IAD Bab IX
IAD Bab IXIAD Bab IX
IAD Bab IX
 

Limbah

  • 1.
  • 2. IDENTIFICATION SUCCESS SMK PENERBANGAN DHARMA WIRAWAN TAHUN PELAJARAN 2013-2014
  • 3. KELOMPOK 3 Nama Kelompok 1. 2. 3. 4. Andam Dinillah A. Andri Siswantoro Dinafil Ardillah Putra Dani A. : (03) (04) (13) (30)
  • 4. Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas dan debu, cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3).
  • 5. Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah bahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan pengolahan khusus. Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu atau lebih karakteristik berikut: mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain, yang bila diuji dengan toksikologi dapat diketahui termasuk limbah B3.
  • 6.
  • 7. Diperkirakan bahwa Lapindo, sejak awal merencanakan kegiatan pemboran ini dengan membuat prognosis pengeboran yang salah. Mereka membuat prognosis dengan mengasumsikan zona pemboran mereka di zona Rembang dengan target pemborannya adalah formasi Kujung. Padahal mereka membor di zona Kendeng yang tidak ada formasi Kujungnya. Alhasil, mereka merencanakan memasang casing setelah menyentuh target yaitu batu gamping formasi Kujung yang sebenarnya tidak ada. Selama mengebor mereka tidak meng-casing lubang karena kegiatan pemboran masih berlangsung. Selama pemboran, lumpur overpressure (bertekanan tinggi) dari formasi Pucangan sudah berusaha menerobos (blow out) tetapi dapat di atasi dengan pompa lumpurnya Lapindo (Medici).
  • 8. Setelah kedalaman 9297 kaki, akhirnya mata bor menyentuh batu gamping. Lapindo mengira target formasi Kujung sudah tercapai, padahal mereka hanya menyentuh formasi Klitik. Batu gamping formasi Klitik sangat porous (bolong-bolong). Akibatnya lumpur yang digunakan untuk melawan lumpur formasi Pucangan hilang (masuk ke lubang di batu gamping formasi Klitik) atau circulation loss sehingga Lapindo kehilangan/kehabisan lumpur di permukaan. Akibat dari habisnya lumpur Lapindo, maka lumpur formasi Pucangan berusaha menerobos ke luar (terjadi kick). Mata bor berusaha ditarik tetapi terjepit sehingga dipotong. Sesuai prosedur standard, operasi pemboran dihentikan, perangkap Blow Out Preventer (BOP) di rig segera ditutup & segera dipompakan lumpur pemboran berdensitas berat ke dalam sumur dengan tujuan mematikan kick. Kemungkinan yang terjadi, fluida formasi bertekanan tinggi sudah terlanjur naik ke atas sampai ke batas antara open-hole dengan selubung di permukaan (surface casing) 13 3/8 inchi. Di kedalaman tersebut, diperkirakan kondisi geologis tanah tidak stabil & kemungkinan banyak terdapat rekahan alami (natural fissures) yang bisa sampai ke permukaan. Karena tidak dapat melanjutkan perjalanannya terus ke atas melalui lubang sumur disebabkan BOP sudah ditutup, maka fluida formasi bertekanan tadi akan berusaha mencari jalan lain yang lebih mudah yaitu melewati rekahan alami tadi & berhasil. Inilah mengapa surface blowout terjadi di berbagai tempat di sekitar area sumur, bukan di sumur itu sendiri.
  • 9. Berdasarkan pengujian toksikologis di 3 laboratorium terakreditasi (Sucofindo, Corelab dan Bogorlab) diperoleh kesimpulan ternyata lumpur Sidoarjo tidak termasuk limbah B3 baik untuk bahan anorganik seperti Arsen, Barium, Boron, Timbal, Raksa, Sianida Bebas dan sebagainya, maupun untuk untuk bahan organik seperti Trichlorophenol, Chlordane, Chlorobenzene, Chloroform dan sebagainya. Hasil pengujian menunjukkan semua parameter bahan kimia itu berada di bawah baku mutu. Beberapa hasil pengujian Baku Mutu Parameter Hasil uji maks Arsen 0,045 Mg/L 5 Mg/L Barium 1,066 Mg/L 100 Mg/L Boron 5,097 Mg/L 500 Mg/L Timbal 0,05 Mg/L 5 Mg/L Raksa 0,004 Mg/L 0,2 Mg/L Sianida Bebas 0,02 Mg/L 20 Mg/L (PP Nomor 18/1999) 2 Mg/L (2,4,6 Trichlorophenol) Trichlorophenol 0,017 Mg/L 400 Mg/L (2,4,4 Trichlorophenol)
  • 10. Kadar PAH (Chrysene dan Benz(a)anthracene dalam lumpur Lapindo yang mencapai 2000 kali di atas ambang batas bahkan ada yang lebih dari itu. Maka bahaya adanya kandungan PAH (Chrysene dan Benz(a)anthracene) tersebut telah mengancam keberadaan manusia dan lingkungan: •Bioakumulasi dalam jaringan lemak manusia (dan hewan) •Kulit merah, iritasi, melepuh, dan kanker kulit jika kontak langsung dengan kulit •Kanker •Permasalahan reproduksi •Membahayakan organ tubuh seperti liver, paru-paru, dan kulit Dampak PAH dalam lumpur Lapindo bagi manusia dan lingkungan mungkin tidak akan terlihat sekarang, melainkan nanti 5-10 tahun kedepan. Dan yang paling berbahaya adalah keberadaan PAH ini akan mengancam kehidupan anak cucu, khususnya bagi mereka yang tinggal di sekitar semburan lumpur Lapindo beserta ancaman terhadap kerusakan lingkungan. Namun sampai Mei 2009 atau tiga tahun dari kejadian awal ternyata belum terdapat adanya korban sakit atau meninggal akibat lumpur tersebut.
  • 11. Semburan lumpur ini membawa dampak yang luar biasa bagi masyarakat sekitar maupun bagi aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Sampai Mei 2009, PT Lapindo, melalui PT Minarak Lapindo Jaya telah mengeluarkan uang baik untuk mengganti tanah masyarakat maupun membuat tanggul sebesar Rp. 6 Triliun. •Lumpur menggenangi 16 desa di tiga kecamatan. Semula hanya menggenangi empat desa dengan ketinggian sekitar 6 meter, yang membuat dievakuasinya warga setempat untuk diungsikan serta rusaknya areal pertanian. Luapan lumpur ini juga menggenangi sarana pendidikan dan Markas Koramil Porong. Hingga bulanAgustus 2006, luapan lumpur ini telah menggenangi sejumlah desa/kelurahan di Kecamatan Porong, Jabon, dan Tanggulangin, dengan total warga yang dievakuasi sebanyak lebih dari 8.200 jiwa dan tak 25.000 jiwa mengungsi. Karena tak kurang 10.426 unit rumah terendam lumpur dan 77 unit rumah ibadah terendam lumpur. •Lahan dan ternak yang tercatat terkena dampak lumpur hingga Agustus 2006 antara lain: lahan tebu seluas 25,61 ha di Renokenongo, Jatirejo dan Kedungcangkring; lahan padi seluas 172,39 ha di Siring, Renokenongo, Jatirejo, Kedungbendo, Sentul, Besuki Jabon dan Pejarakan Jabon; serta 1.605 ekor unggas, 30 ekor kambing, 2 sapi dan 7 ekor kijang.
  • 12. Sejumlah upaya telah dilakukan untuk menanggulangi luapan lumpur, diantaranya dengan membuat tanggul untuk membendung area genangan lumpur. Namun demikian, lumpur terus menyembur setiap harinya, sehingga sewaktu-waktu tanggul dapat jebol, yang mengancam tergenanginya lumpur pada permukiman di dekat tanggul. Jika dalam tiga bulan bencana tidak tertangani, adalah membuat waduk dengan beton pada lahan seluas 342 hektar, dengan mengungsikan 12.000 warga. Kementerian Lingkungan Hidup mengatakan, untuk menampung lumpur sampai Desember 2006, mereka menyiapkan 150 hektare waduk baru. Juga ada cadangan 342 hektare lagi yang sanggup memenuhi kebutuhan hingga Juni 2007. Akhir Oktober, diperkirakan volume lumpur sudah mencapai 7 juta m3.Namun rencana itu batal tanpa sebab yang jelas. Badan Meteorologi dan Geofisika meramal musim hujan bakal datang dua bulanan lagi. Jika perkira-an itu tepat, waduk terancam kelebihan daya tampung. Lumpur pun meluap ke segala arah, mengotori sekitarnya.
  • 13. Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS) memperkirakan, musim hujan bisa membuat tanggul jebol, waduk-waduk lumpur meluber, jalan tol terendam, dan lumpur diperkirakan mulai melibas rel kereta. Ini adalah bahaya yang bakal terjadi dalam hitungan jangka pendek. Sudah ada tiga tim ahli yang dibentuk untuk memadamkan lumpur berikut menanggulangi dampaknya. Mereka bekerja secara paralel. Tiap tim terdiri dari perwakilan Lapindo, pemerintah, dan sejumlah ahli dari beberapa universitas terkemuka. Di antaranya, para pakar dari ITS, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Gadjah Mada. Tim Satu, yang menangani penanggulangan lumpur, berkutat dengan skenario pemadaman. Tujuan jangka pendeknya adalah memadamkan lumpur dan mencari penyelesaian cepat untuk jutaan kubik lumpur yang telah terhampar di atas tanah.
  • 14. Dari karya tulis diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : •Dari banyak pendapat ahli diketahui bahwa bencana lumpur lapindo ini disebabkan oleh kelalaian yang dilakukan oleh Lapindo Brantas Inc. Pihak Lapindo Brantas Inc tidak melakukan pemasangan casing sesuai dengan spesifikasi standar teknis pengeboran, sehingga mengakibatkan terjadinya blow out atau semburan lumpur. •Bencana lumpur lapindo ini juga memberikan banyak dampak, tidak hanya pada masyarakat sekitar namun juga pada aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Hal ini dilihat dari banyaknya warga yang kehilangan tempat tinggal, lapangan pekerjaan, dan sarana pendidikan. Bukan hanya itu, warga sekitar juga kesulitan untuk mendapatkan air bersih, listrik, dan jaringan telepon. Selain itu juga masih ada pula pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh bencana ini. Namun dibalik semua dampak negatif tersebut masih ada pula dampak positif yang bisa didapat dari terjadinya bencana ini. Dampak positif itu yaitu pembuatan batu bata dan genteng dari lumpur lapindo serta pembuatan baterai dengan lumpur lapindo yang telah memenangkan juara juara kedua dari kompetisi Technopreneurship Pemuda 2012.
  • 15. Nama kelompok Andam dinillah a. …………………………………………………………………………(03) andri siswantoro …………………………………………………………………………(04) Dinafil Ardillah ………………………………………………………………………..(13) Putra dani a. THE END ………………………………………………………………………..(30) Penanggung jawab Putra dani a. Editor Andam dinillah a.