9. Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan
suhu rata-rata bumi 1-5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca
tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global
antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas
CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang
dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan
mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat.
Dunia telah kehilangan hampir 20 persen terumbu karangnya akibat emisi
karbon dioksida. Laporan yang dirilis Global Coral Reef Monitoring Network
ini merupakan upaya memberi tekanan atas peserta konferensi PBB
mengenai iklim agar membuat kemajuan dalam memerangi kenaikan suhu
global. Jika kecenderungan emisi karbon dioksida saat ini terus
berlangsung, banyak terumbu karang mungkin akan hilang dalam waktu 20
sampai 40 tahun mendatang, dan ini akan memiliki konsekuensi bahaya bagi
sebanyak 500 juta orang yang bergantung atas terumbu karang untuk
memperoleh nafkah mereka. Jika tak ada perubahan, kita akan menyaksikan
berlipatnya karbon dioksida di atmosfer dalam waktu kurang dari 50 tahun.
10. Karena karbon ini diserap, samudra akan menjadi
lebih asam, yang secara serius merusak sangat
banyak biota laut dari terumbu karang hingga
kumpulan plankton dan dari udang besar hingga
rumput laut. Saat ini, perubahan iklim dipandang
sebagai ancaman terbesar bagi terumbu karang.
Ancaman utama iklim, seperti naiknya
temperatur permukaan air laut dan tingkatan
keasaman air laut, bertambah besar oleh
ancaman lain termasuk pengkapan ikan secara
berlebihan, polusi dan spesies pendatang.
11. • Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh seluruh
penghuni bumi. Karena tanpa adanya efek rumah
kaca, suhu permukaan bumi akan sangat dingin.
Suhu rata-rata planet bumi sudah meningkat sekitar
33°C menjadi 15°C dari suhu awal yang -18°C. Jika
tidak ada efek rumah kaca ini maka permukaan
bumi akan tertutup oleh lapisan es, namun jika
berlebihan maka akan menyebabkan pemanasan
global
12. Pencegahan
Penanaman satu miliar pohon per tahun bisa menurunkan emisi gas
rumah kaca, sehingga target 26 persen pada 2020 diharapkan bisa
tercapai. Penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sekitar 26 persen pada
2020 mendatang, antara lain melakukan upaya pengendalian kerusakan
hutan, penggunaan energi dan transportasi, serta pengolahan limbah.
Penurunan gas rumah kaca di Indonesia bisa diturunkan hingga 41
persen, bila mendapatkan dukungan dari luar negeri. Kalau ada dukungan
dari luar negeri, maka penurunan emisi bisa bertambah 15 persen,
sehingga bisa 41 persen penurunannya.
Penting dilakukan upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan,
pengelolaan sistem jaringan dan tata air, rehabilitasi hutan dan lahan,
pemberantasan pembalakan liar, pencegahan deforestasi dan
pemberdayaan masyarakat.
Penggunaan energi ramah lingkungan dan transportasi yang efisien juga
bisa membantu mengurangi emisi gas rumah kaca. Kawasan Konservasi
Mangrove ini sangat baik untuk membantu penurunan emisi gas rumah
kaca, selain merupakan elemen yang paling banyak berperan dalam
menyeimbangkan kualitas lingkungan dan menetralisir bahan-bahan
pencemar.