SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
140
PERSPEKTIFPERSPEKTIFPVolume XVI No. 3 Tahun 2011 Edisi Mei
KEWENANGAN SATPAM SEBAGAI TENAGA KEAMANAN
DI PERUSAHAAN
Sudahnan
Fakultas Hukum Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
e-mail: sudah_nan66@yahoo.com
ABSTRAK
Satpam mempunyai peran yang sangat penting sebagai tenaga keamanan untuk menjalankan
tugas dan kewajibannya untuk membantu peran fungsi Polri di perusahaan dalam mengantisi-
pasi setiap gangguan kamtibmas dalam hal terjadi pelanggaran dan tindakan kejahatan di tempat
kerjanya, sehingga diperlukan petugas satpam yang mempunyai kemampuan (skill) dan intele-skill) dan intele-skill
gensi (kecerdasan) yang lebih baik, maka diperlukan pendidikan dan pelatihan satpam agar
dapat bertanggung jawab terhadap tugas dan kewajibannya dan dapat bertindak lebih cepat
dan efektif dalam kewenangannya sebagai pengamanan fisik yang sifatnya terbatas dan non-
justice di perusahaan.
Kata kunci: satpam, tenaga keamanan.
ABSTRACT
A Security guards have an inportant role as a security Staff to carry out their responsibi-
lity for helping Indonesia Police’s task in anticipatiey every violation and crime in their work
place. It needs a security guards who have good ability and intelegence, so education and
training for them are needed to produce a responsible personality foward their tasks, in order
to take measure quicker and more effective in their in their limited and unjustice authority as
security staff in a company.
Keywords: security, security staff.
PENDAHULUAN
Kemajuan di suatu negara akan terukur dari situasi
dan kondisi keamanannya sebagai salah satu syarat
utama, baik negara maju, negara berkembang tidak
terkecuali negara miskin, faktor keamanan merupakan
suatu landasan yang sangat kuat sebagai tolok ukur
untuk mendukung terhadap perkembangan yang lain-
nya, bahkan setiap kebijakan suatu negara akan selalu
berhubungan erat dengan situasi dan kondisi yang
dipengaruhi oleh faktor dan terciptanya keamanan,
seperti pembangunan yang akan dilaksanakan agar
segera terealisasi dan cepat terlaksana.
Keamanan merupakan kunci dalam setiap pelaksa-
naan pembangunan yang akan dilaksanakan, apabila
keamanan benar-benar kondusif, maka pelaksanaan
roda perekonomian dan pembangunan akan berjalan
dan terlaksana dengan baik dan tepat waktu sesuai
dengan yang direncanakan.
Pemerintah Indonesia telah memberikan jaba-
ran yang luas untuk menciptakan keamanan di
dalam negeri, hal ini tercantum dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat, dan
dalam Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia No. IV/MPR/1999 tentang Garis-
garis Besar Haluan Negara 1999-2004 dalam huruf
I angka 2 tentang Pertahanan dan Keamanan, serta
dalam Amandemen Ke-IV Undang-Undang Dasar
1945 Bab XII tentang Pertahanan dan Keamanan
Negara, Pasal 30 ayat (1).
Bertitik tolak dari antisipasi Pemerintah Indone-
sia dalam mengantisipasi keamanan dalam negeri
agar terciptanya rasa aman dalam masyarakat, maka
fungsi Kepolisian menjadi tolok ukur keamanan di
suatu lingkungan masyarakat, sehingga peranan Polri
dituntut untuk meningkatkan profesionalisme di setiap
jajaran kepolisian baik di Pusat maupun Daerah
sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia, bahwa tugas
dan fungsi Kepolisian bukan hanya sebagai pemeli-
haraan keamanan, ketertiban masyarakat dan pene-
gak hukum saja tetapi lebih jauh dari hal itu dapat
mengeliminir semaksimal mungkin setiap gangguan
Kamtibmas, dan penegakan hukum benar-benar
dapat dilaksanakan sehingga bisa membantu jalan-
nya roda perekonomian dan terlaksananya pemba-
ngunan dengan baik, “Polri selaku pengemban fungsi
kepolisian dan fungsi Pemerintahan Negara di bidang
141
pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat,
penegakan hukum, perlindungan, pengayoman dan
pelayanan kepada masyarakat, telah berupaya seop-
timal mungkin guna mencegah terjadinya gangguan
kamtibmas dengan lebih mengedepankan tindakan
preemptif dan preventif dengan harapan dapat me-
ngurangi atau mengeliminir setiap bentuk gangguan
kamtibmas yang kondusif dan pada gilirannya dapat
menunjang roda pembangunan dan perekonomian
bangsa kita yang masih belum keluar dari berbagai
krisis yang melandanya”. (Amanat Kapolri, Majalah
(AMSI), Edisi 02 Maret 2003:7).
Keamanan di dalam masyarakat bukan hanya tugas
dan tanggungjawab pihak Kepolisian saja, tetapi selu-
ruh lapisan masyarakat mempunyai peran dan andil
yang sangat besar agar tercipta keamanan di daerah
lingkungannya, peran serta ini sangat penting bagi
masyarakat itu sendiri, apabila dirunut dari keterba-
tasan aparat Kepolisian yang tidak mungkin mampu
melayani semua tugas-tugas yang menjadi kewa-
jibannya disamping itu jumlah aparat kepolisian yang
belum bisa untuk melayani seluruh tugas-tugas yang
menjadi tanggungjawabnya, apabila diperhatikan dari
wilayah negara Indonesia yang sangat luas dan terdiri
dari beribu-ribu pulau disertai dengan jumlah pen-
duduk Indonesia yang terus mengalami pertambahan
dari tahun ke tahun sedangkan jumlah aparat kepoli-
sian tidak seban-ding dengan keadaan tersebut. Untuk
itu tugas dan fungsi tersebut dapat diambil alih oleh
masyarakat itu sendiri di dalam lingkungannya, “…
Polri sebagai inti pembina kamtibmas secara kuan-
titatif tidak pernah akan mampu menutup luasnya
wilayah dan banyaknya jumlah penduduk dan gang-
guan kamtibmas. Dengan potensi masyarakat seperti
halnya security Astra Group yang profesional jelas
membawa dampak positif bagi pencegahan maupun
penanggulangan kejahatan, terutama di tempat atau di
lingkungan kita bekerja.” (Darwan Siregar, Majalah
(AMSI), Edisi 01 Oktober 2002:30). Dan di dalam
Pasal 3 ayat (1) huruf C Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia, mengenai bentuk-bentuk
pengamanan swakarsa.
Keamanan juga dapat dilakukan oleh petugas
satpam pada waktu bertugas di lingkungan tempat
kerjanya untuk membantu peran fungsi Polri agar
tempat kerjanya tercipta rasa aman dari segala
gangguan kamtibmas. Peran dan fungsi petugas
satpam dalam melaksanakan tugas di lingkungan
tempat kerjanya apabila dilihat dari dimensi kepoli-
sian merupakan bentuk sosiologis fungsi kepolisian
yang tumbuh dan berkembang dalam tata kehidu-
pan masyarakat akan pentingnya keamanan dan
ketertiban di lingkungan masing-masing, juga dapat
dipandang sebagai refleksi masyarakat dalam mewu-
judkan mempolisikan dirinya dan diharapkan meng-
arah kepada pemolisian masyarakat yang dilandasi
akan kesadaran di daerah lingkungannya, “Sebagai
warga juga diharapkan untuk menerapkan sistem Swa-
karsa agar kita tidak mudah terhasut di dalam issu-
issu yang mengakibatkan tindakan yang merugikan
sambil terus berupaya menciptkan keamanan dengan
hidup yang penuh kesadaran dengan sistem “polisi
bagi diri sendiri”. (Majalah (AMSI) Edisi 01 Oktober
2002:7). Dijelaskan juga oleh Presiden dalam pida-
tonya dalam menghadapi teror “Masalah keamanan
bukan hanya tugas aparat keamanan saja tetapi semua
lapisan masyarakat ikut serta untuk menanggulangi
dan ikut menjaga lingkungannya yang patut dicuri-
gai”. (Presiden Megawati, Liputan 6 SCTV, 9 Sep-
tember 2004, jam 18.00)
Situasi politik dan ekonomi yang berdampak
sangat serius terhadap situasi dan kondisi keamanan
akan mempengaruhi keadaan dalam tata kehidupan
masyarakat, proses itu memerlukan dukungan dari
setiap lapisan masyarakat tidak ada kecualinya agar
keamanan yang diharapkan bisa tetap terjaga, meski-
pun pada prinsipnya dalam pelaksanaannya sangat
sulit disebabkan oleh adanya beberapa faktor kepen-
tingan dalam masyarakat, “Kondisi keamanan bangsa
yang terjadi akibat dari krisis yang berkepanjangan
dan berbagai macam tuntutan yang bergerak tanpa
kendali disertai dengan tindakan-tindakan anarkis
seperti pengrusakan, penganiayaan, pembakaran dan
bahkan peledakan bom. Disebutkan bahwa tindakan
tersebut merupakan perbuatan yang anomali dan ber-
tentangan dengan budaya bangsa dan Hukum Negara”.
(Majalah (AMSI) Edisi 01 Oktober 2002:8)
Keamanan sangat diperlukan juga pada sektor-
sektor bidang usaha atau bisnis di Perusahaan Negara
maupun Perusahaan Swasta untuk mengantisipasi dan
menjaga keamanan di sektor usahanya, pihak peru-
sahaan telah melakukan langkah-langkah dengan
melakukan perekrutan dan penempatan petugas
satpam. Satpam menjadi ujung tombak di Perusahaan
agar tidak sampai terjadi suatu gangguan yang akan
merugikan kinerja perusahaan dalam menjalankan
bidang usahanya, baik yang bersifat ke dalam perusa-
haan yang disebabkan oleh buruh seperti; demostrasi,
mogok kerja, dan orasi terbuka, unjuk rasa pekerja,
maupun yang bersifat keluar yang disebabkan pen-
gacau yang datangnya dari luar seperti; perampok,
maling, teror maupun sabotase, “Kehadiran Polri tidak-
lah mungkin berada di setiap tempat dalam waktu
Sudahnan, Kewenangan Satpam sebagai Tenaga Kemanan di Perusahaan
142
PERSPEKTIFPERSPEKTIFPVolume XVI No. 3 Tahun 2011 Edisi Mei
yang bersamaan karena cukup banyak sekali lingku-
ngan yang belum dapat disentuh secara intensif oleh
Polri. Untuk kepentingan intensitas keberadaan Polri
inilah diperlukan bantuan dan keberadaan keamanan
swakarsa, oleh masyarakat, untuk dan dari masyarakat
diwadahi dalam bentuk-bentuk pengamanan swakarsa
antara lain satpam. Satpam sebagai salah satu bentuk
pengamanan … satpam adalah pembantu pengem-
ban fungsi kepolisian” (Majalah (AMSI) Edisi 01
Oktober 2002:26).
Pendidikan dan pelatihan satpam agar mening-
katkan kemampuan (skill) dan intelegensi (kecer-
dasan) petugas satpam akan memegang peranan dalam
memberikan transfer ilmu pengetahuan yang sesuai
dengan bidangnya sebagai tenaga keamanan, pelak-
sanaan pendidikan dan pelatihan satpam yang dilak-
sanakan oleh pemerintah maupun swasta sama-sama
bertujuan untuk mencetak petugas satpam yang handal
dan mempunyai dedikasi yang tinggi dalam mengan-
tisipasi dan menghadapi semua gangguan kamtibmas
yang terjadi, “Usaha mempertinggi keahlian para pe-
nganggur dengan jalan memberikan kursus kejuruan
dan latihan di tempat latihan kerja, terbentur pula pada
kesukaran menempatkan mereka setelah dididik dan
dilatih”. (Imam Soepomo, 1970:182)
Pendidikan dan pelatihan petugas satpam sudah
menjadi kebutuhan yang mendasar dalam hal yang
lebih komplek pada saat ini, hal ini didukung dari
banyaknya kejadian di dalam Masyarakat terjadinya
gangguan kamtibmas, perampokan seorang nasabah
Bank yang terjadi di depan petugas satpam di kantor
Bank BCA, pembobolan Bank BNI pada waktu dijaga
petugas satpam, perampokan seorang Direktur sebuah
perusahaan di depan petugas satpam, peledakan bom
di Hotel J.W. Marriot pada waktu diperiksa petugas
satpam, perampokan seorang nasabah Bank yang
dilakukan pada waktu dikawal oleh petugas satpam,
perampokan SPBU di Jemursari dan Dupak pada
waktu dijaga petugas satpam, peledakan bom di
depan Kedutaan Besar Australia di Jalan Kuningan
pada waktu dalam penjagaan petugas Satpam dan
kejadian-kejadian yang lain yang berhubungan lang-
sung pada peran dan fungsi satpam sebagai tenaga
keamanan di Perusahaan, salah satu sebab hal ini ter-
jadi masih banyaknya petugas satpam yang belum
dibekali dalam bidang pendidikan dan pelatihan
sama sekali, “Keprihatinan AMSI mengenai kon-
disi Satpam di seluruh Indonesia yang berjumlah
242.000 orang sebagian besar (69%) belum mengi-
kuti pendidikan dasar kepolisian resmi pola 232 jam,
….” (……, Majalah (AMSI) Edisi 02 Maret 2003:9).
Dan dijelaskan oleh Kapolri, “Dilihat dari segi kuan-
titas satuan pengamanan di Indonesia saat ini yang
mencapai 242.119 orang dan melebihi dari jumlah
personel Polri sendiri, menunjukkan suatu jumlah
yang besar, dan apabila di-manage secara baik akan
memiliki kemampuan yang cukup dahsyat. Namun
dari segi kualitas kiranya perlu lebih ditingkatkan
lagi mengingat masih banyak anggota satuan peng-
amanan yang belum memiliki kualifikasi pendidi-
kan dasar satuan pengamanan ….” (Amanat Kapolri,
Majalah (AMSI), Edisi 02 Maret 2003:7).
Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Satpam yang
diadakan oleh Pemerintah maupun swasta sangat dibu-
tuhkan dan sangat efektif untuk melatih dan mendi-
dik calon petugas satpam sebelum ditempatkan dan
dipekerjakan di lingkungan tempat kerjanya, seperti:
PT. Scoricor, PT. Mahakam Merah Padi, PT. Jaga
Raga, PT. Mitra Karya Utama Sentosa, PT. Sigap
Prima Astrea (SPA), PT. Group 4 Securitas Indone-
sia dan lembaga-lembaga pendidikan yang lain. Pasal
1 angka 9, Pasal 9 dan Pasal 13 Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan (L.N. No. 39 Tahun 2003; Tamba-
han L.N. No. 4279)
Pendidikan dan Pelatihan satpam sebagai tenaga
keamanan di lingkungan perusahaan akan mencip-
takan petugas satpam yang mempunyai kemampuan
(skill) di bidang pekerjaannya dan akan menambahskill) di bidang pekerjaannya dan akan menambahskill
etos kerja serta meningkatkan tingkat intelegensinya
(kecerdasan), sehingga akan lebih cepat dan tanggap
dalam mengantisipasi setiap gangguan kamtibmas
serta permasalahan yang terjadi, dan setiap petugas
satpam yang bekerja di perusahaan sungguh-sung-
guh dapat dipercaya untuk melaksanakan peran dan
fungsinya sebagai tenaga keamanan dengan sangat
efektif dan penuh tanggung jawab, dan dapat mem-
berikan dorongan semangat serta gairah kerja bagi
segenap jajaran anggota petugas satpam di tempat
kerjanya yang akhirnya dapat lebih mampu untuk
meningkatkan kiprah pengabdiannya kepada perusa-
haan, negara dan bangsa. Berdasarkan latar belakang
yang terurai di atas, Bagaimanakah Peran dan Fungsi
serta Kewenangan Satpam sebagai Tenaga Keamanan
di Perusahaan? Sehingga dapat mengantisipasi sedini
mungkin kemungkinan terjadi tindak kriminal di
tempat ia bekerja.
PEMBAHASAN
Petugas Satpam adalah satuan tenaga keamanan
yang berada di tengah-tengah lingkungan masyarakat
maupun di lingkungan perusahaan untuk membantu
peran fungsi Polri di tempat petugas satpam bekerja;
di Perusahaan, Perumahan, Pertokoan, Perhotelan,
143
Rumah Sakit dan tempat lainnya, dengan tujuan untuk
menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat agar
terhindar dari segala gangguan kamtibmas. Adanya
petugas satpam merupakan bantuan dan partisipasi
yang sangat penting dari peran serta masyarakat untuk
ikut serta menjaga keamanan agar terciptanya rasa
aman di lingkungannya, “Bentuk partisipasi masyara-
kat sangat banyak dan berbagai macam ragam, bebe-
rapa pekerja sukarelawan diberikan kekuasaan
menurut hukum melaksanakan fungsinya seakan
mereka adalah pegawai pemerintah, adapun sukare-
lawan yang lain menyambungkan kegiatan pence-
gahan kejahatan dengan jalan yang kurang formal”
(Ilham Gunawan, 1992:64). Serta menurut Frans
Magnis Suseno Sj. dan Kees Bertens, dkk: “Pertim-
bangan ini menunjukkan bahwa manusia ternyata ber-
tanggung jawab terhadap dirinya sendiri, ia adalah
Aufgabe: tugas bagi dirinya sendiri, pengembangan
diri (self realizetion) merupakan panggilan luhur
dan salah satu kewajiban mural dasar bagi manusia,
semakin ia berhasil dalam panggilan itu, semakin ia
merasa bahagia”. (Franz Magnis Suseno, Sj., Kees
Bertens, dkk., 1993:44)
Petugas Satpam pada saat sekarang ini benar-benar
sangat efektif sebagai tenaga keamanan di lingku-
ngan tempat kerjanya, disebabkan pada akhir-akhir
ini banyak sekali terjadi gangguan kamtibmas di
Kota maupun di Desa yang sering mengganggu dan
meresahkan masyarakat, sehingga peran serta petu-
gas satpam untuk ikut mengamankan di tempat ker-
janya sangat diperlukan sesuai dengan tugas dan
fungsi petugas satpam sebagai tenaga keamanan
terbatas pada ruang lingkup tempat kerjanya. Rasa
aman merupakan suatu kebutuhan pada setiap lapisan
masyarakat baik di Kota maupun di Desa, di tempat
umum maupun di tempat khusus, di perusahaan
negara maupun swasta, perorangan maupun kelom-
pok, di Rukun Tetangga, Rukun Warga, Kelurahan
atau Desa, Kecamatan, Kabupaten atau Kota, Propinsi
maupun Negara, rasa aman merupakan sebuah dam-
baan selama manusia masih hidup di dunia, bahkan
rasa aman juga sangat diperlukan oleh sebuah peru-
sahaan agar bisnis atau usaha yang dikelola bisa terus
berlangsung.
Petugas Satpam sebagai salah satu bentuk kepedu-
lian dari perusahaan untuk membantu fungsi Polri
sebagai tenaga keamanan untuk melakukan penga-
manan di perusahaan agar bisa menjalankan usaha
atau bisnisnya dengan lancar tanpa adanya hambatan
dan rintangan dari segala situasi dan kondisi yang
bisa merugikan perusahaan, maka keberadaan petu-
gas satpam di perusahaan sangat penting dan sangat
diutamakan sebagai ujung tombak perusahaan untuk
menunjang semua kegiatan yang ada di perusahaan
baik yang bersifat umum; menjaga di dalam ling-
kungan perusahaan, menjaga ketertiban para pekerja/
buruh perusahaan, mengawasi alat-alat vital perusa-
haan, maupun yang bersifat khusus; mendampingi
petugas perusahaan untuk mengambil atau mengan-
tarkan uang ke atau dari Bank; “Satpam sebagai pem-
bantu pengemban fungsi kepolisian di lingkungan
kerjanya diarahkan untuk melaksanakan kegiatan
pelayanan keamanan bagi kepentingan suatu peru-
sahaan agar tidak terjadi resiko yang merugikan peru-
sahaan, ….” (A. Hasan, Majalah (AMSI), Edisi 01
Oktober 2002:27). Serta menurut Abdulkadir Muham-
mad, “… segala kekayaan dan usaha yang terdapat
dalam lingkungan perusahaan sebagai satu kesatuan
dengan perusahaan, yang digunakan untuk mem-
peroleh keuntungan yang sebesar-besarnya dengan
pengorbanan yang sekecil-kecilnya, ….” (Abdulka-
dir Muhammad, 1999:223).
Peranan petugas satpam di perusahaan sangat
penting untuk menjaga kelangsungan dan kestabi-
lan bisnis atau usaha yang dijalankan perusahaan, apa-
bila petugas satpam betul-betul atau sungguh-sungguh
melaksanakan peran dan fungsinya maka kelangsu-
ngan usaha atau bisnis perusahaan akan lancar tanpa
suatu hambatan, tetapi bila peran petugas satpam tidak
mampu berbuat dengan semestinya, maka kelangsu-
ngan usaha atau bisnis perusahaan akan terganggu dan
akan menimbulkan kerugian baik materiil maupun non
materiil pada perusahaan yang tidak sedikit, “Pema-
haman AMAN itu MAHAL, dan LEBIH MAHAL
KALAU TIDAK AMAN, hal ini sedang terus diso-
sialisasikan kepada masyarakat luas, terlebih kepada
perusahaan-perusahaan yang memiliki dan menge-
lola asset milliaran rupiah dan bahkan trilliun rupiah,
agar jangan semata-mata biaya keamanan itu men-
jadi suatu biaya, tapi timbulkan pengertian bahwa
aman itu harus merupakan bagian dari investasi yang
harus dipedulikan suasananya yaitu sejuk, damai dan
tentram. Sehingga kepada para pengusaha atau para
pemimpin perusahaan, harus sudah mulai dari seka-
rang ke depan untuk memikirkan bahwa “bagaimana
caranya untuk mengusahakan agar para security
yang ada sekarang di masing-masing perusahaan
atau proyek vital agar menjadi lebih profesional dan
berdaya untuk mencegah adanya suatu gangguan
yang mengakibatkan suasana tidak aman!” Karena
telah terbukti bahwa ada beberapa perusahaan atau
instansi yang sudah memiliki security yang profe-
sional, yaitu dari sikap dalam menjalankan tugas-
nya dan penampilannya secara umum jauh berbeda,
Sudahnan, Kewenangan Satpam sebagai Tenaga Kemanan di Perusahaan
144
PERSPEKTIFPERSPEKTIFPVolume XVI No. 3 Tahun 2011 Edisi Mei
dan mampu mengantisipasi situasi dan permasala-
han, sehingga terkesan di perusahaan tersebut sangat
tertib dan teratur”. (IGK. Sastrawan, Majalah (AMSI),
Edisi 02 Maret 2003:54.).
Keamanan di perusahaan benar-benar sangat diper-
lukan, oleh karena itu dibutuhkan petugas satpam
yang benar-benar telah menempuh pendidikan dan
pelatihan satpam, bekal pengalaman dan pengetahuan
di bidang pendidikan dan pelatihan satpam akan lebih
optimal dan efektif dari sebelumnya. Adanya petu-
gas satpam yang sudah mendapatkan pembinaan di
bidang pendidikan dan pelatihan yang sungguh-sung-
guh akan dapat menambah etos dan produktivitas
kerja yang lebih baik terhadap kinerja petugas satpam,
setiap tindakan yang dilaksanakan akan dilakukan-
nya secara profesional sesuai dengan bidang kerja
sebagaimana telah diembannya, “Profesionalisme
sebenarnya adalah watak yang didasari oleh rasa
percaya diri yang tinggi dari pelakunya karena itu
profesionalisme berarti bekerja dengan kompetensi
memadai, dengan tenang dan penuh percaya diri”.
(Philip Davis ditulis oleh Willian Buntoro, Majalah
(AMSI), Edisi 02 Maret 2003:43).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, telah mengga-
riskan bahwa “Pembinaan pelatihan kerja dan pema-
gangan ditujukan ke arah peningkatan relevansi,
kualitas, dan efisiensi penyelenggaraan pelatihan
keja dan produktivitas”. Dan peningkatan tersebut
dilakukan melalui pengembangan budaya produk-
tif, etos kerja, teknologi, dan efisiensi kegiatan eko-
nomi, menuju terwujudnya produktivitas nasional”.
Hal ini dipertegas dalam Pasal 15 ayat (2) huruf G
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia, bahwa
Kepolisian sebagai pengemban amanat untuk mendi-
dik dan melatih petugas satpam akan “Memberikan
petunjuk, mendidik, dan melatih aparat kepolisian
khusus dan petugas pengamanan swakarsa dalam
bidang teknis kepolisian”.
Menurut penulis sekarang masih banyak peru-
sahaan yang mempekerjakan petugas satpam yang
belum dibekali di bidang pendidikan dan pelatihan
sama sekali sebagai tenaga keamanan di tempat ker-
janya, dan bahkan masih banyak perusahaan yang
kurang memperhatikan tentang pentingnya petugas
satpam di perusahaan, hal ini masih banyaknya petu-
gas satpam dinomerduakan di perusahaan, padahal
petugas satpam yang dibekali pendidikan dan pela-
tihan akan mempunyai keahlian dan secara langsung
akan membantu kelancaran dan kelangsungan usaha
atau bisnis perusahaan, “Dalam sejumlah kasus, masih
ada manajemen perusahaan yang mengorganisir fungsi
security hanya sebagai pelengkap fungsi pelayanan
kantor saja, asal ada tanpa perencanaan yang seha-
rusnya. Fungsi security harus dikategorikan bukan
sebagai fungsi pelengkap pelayanan kantor, melain-
kan merupakan fungsi supporting dari alur orga-supporting dari alur orga-supporting
nisasi perusahaa. Dalam banyak kejadian sejumlah
perusahaan membentuk fungsi pengamanan dimu-
lai secara bertahap dan yang lebih dahulu dilakukan
dengan memasang kunci-kunci pintu, memberi pene-
rangan yang baik, memasang alarm gedung, dan lain
sebagainya, lebih mengutamakan dan mengandalkan
perangkat keras terlebih dahulu, dibandingkan dengan
mempersiapkan sumber daya manusia (SDM). Yang
terjadi dalam sejumlah kasus, pembentukan fungsi
keamanan dalam sebuah perusahaan yang bersifat
strategis manajerial. Sementara pendekatan reak-
tif atau bertahap dapat berkembang menjadi sebuah
fungsi pengamanan yang efektif untuk mencegah
timbulnya risiko ancaman atau bahaya bagi perusa-
haan, sehingga usaha-usaha dari fungsi security dilak-security dilak-security
sanakan secara optimal dan sungguh-sungguh untuk
mengantisipasi timbulnya risiko yang belum kita keta-
hui sebelumnya, kita akan merasa aman karena kita
mengantisipasi risiko sekecil apapun”. (William Bun-
toro, Majalah (AMSI), Edisi 02 Maret 2003:42)
Perusahaan yang mempekerjakan petugas satpam
yang telah dibekali pendidikan dan pelatihan sudah
pasti mempunyai etos dan produktivitas kerja yang
lebih efektif dan lebih baik serta menguasai kete-
rampilan yang baik dan handal, mempunyai keuletan
dalam bekerja dan bisa dipastikan akan sungguh-sung-
guh akan menjaga area atau lingkungan perusahaan
dengan rasa tanggungjawab serta mempunyai disi-
plin tinggi pada waktu melakukan tugas dan fungsinya
untuk mengatasi segala gangguan kamtibmas.
Kewenangan petugas satpam di perusahaan akan
benar-benar dituntut di bidang keahlian dan pengala-
mannya serta keuletannya pada saat bekerja sehingga
petugas satpam waktu melaksanakan tugas dan fung-
sinya sebagai tenaga keamanan bisa melaksanakannya
dengan baik dan benar dalam ruang lingkup di ling-
kungan perusahaan tempat kerjanya agar tidak sampai
terjadi sesuatu yang tidak diinginkan atau diharapkan
oleh perusahaan sehingga mengakibatkan timbulnya
suatu kerugian dan pada akhirnya akan mengganggu
pada kelangsungan bisnis atau usaha perusahaan,
sehingga keberadaan petugas satpam benar-benar
membawa manfaat pada perusahaan maupun karya-
wannya, “Salah satu tugas utama dari anggota aparat
keamanan adalah menjaga keamanan perusahaan dan
kenyamanan karyawannya. Para aparat keamanan
145
pun mempunyai “powerpun mempunyai “powerpun mempunyai “ ” yang dapat dimanfaatkan
secara positif dan bila mereka mampu mempenga-
ruhi masyarakat sekeliling ke arah yang positif, pasti
mereka akan berperilaku positif pula”. (Sri Dahana,
Majalah (AMSI), Edisi 01 Oktober 2002:9)
Kewenangan petugas satpam yang sedang melak-
sanakan tugasnya perlu diberikan rambu-rambu dan
batasan agar tidak melampaui tugas dan fungsi
Polri yang mempunyai kewenangan dan ruang ling-
kup hukum publik, sehingga kewenangan petu-
gas satpam benar-benar berfungsi sebagai tenaga
keamanan dalam rangka menegakkan hukum hanya
meliputi ruang lingkup di perusahaan. Dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002
tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
ditegaskan bahwa Kepolisian benar-benar melaku-
kan tugasnya dalam “melakukan koordinasi, penga-
wasan, dan pembinaan teknis terhadap kepolisian
khusus, penyidik pegawai negeri sipil, dan bentuk-
bentuk pengamanan swakarsa”. Sedangkan tata cara
pelaksanaan kepolisian dalam melaksanakan tugasnya
kepada petugas satpam akan diatur dengan ketentuan
Peraturan Pemerintah dan sampai sekarang peraturan
tersebut belum dibuat.
Menurut penulis kewenangan petugas satpam di
lingkungan tempat kerjanya dapat melakukan tinda-
kan-tindakan secara terbatas yang perlu dilaksanakan
saat melakukan tugasnya dalam hal terjadi gangguan
di perusahaan sebagai peran pembantu fungsi Polri,
antara lain:
1. Sebagai Petugas Keamanan
Petugas satpam yang bertugas di lingkungan peru-
sahaan sebagai petugas keamanan untuk membantu
peran fungsi Polri, sehingga dapat mengantisipasi
setiap gangguan yang akan terjadi dan bertindak lebih
cepat dan tepat untuk memberikan informasi; Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana No. 8 Tahun
1981 menjelaskan bahwa “Setiap orang yang menga-
lami, melihat, menyaksikan dan atau menjadi korban
peristiwa yang merupakan tindak pidana berhak untuk
mengajukan laporan atau pengaduan kepada penye-
lidik dan atau penyidik baik lisan maupun tertulis”,
demikian juga seorang petugas satpam juga berhak
untuk melaporkan setiap kejadian tindak pidana yang
terjadi di tempat kerjanya. Dan “Setiap orang yang
mengetahui permufakatan jahat untuk melakukan
tindak pidana terhadap ketentraman dan keamanan
umum atau terhadap jiwa atau terhadap hak milik
wajib seketika itu juga melaporkan hal tersebut kepada
penyelidik atau penyidik”. Petugas satpam yang ber-
tugas di lingkungan tempat kerjanya dapat dikatego-
rikan mempunyai dua kewenangan;
a. Secara Pre-emtif (membina, mengarahkan);Pre-emtif (membina, mengarahkan);Pre-emtif
Petugas satpam saat melaksanakan tugasnya mem-
punyai kewenangan untuk membina dan mengarah-
kan bahkan menyuruh dan mengajak setiap orang
atau individu yang ada di lingkungan kerjanya untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu pekerjaan
atau perbuatan, dan terus-menerus mengarahkan atau
membimbing ke arah yang lebih baik dan memberikan
contoh teladan yang lebih baik di lingkungan peker-
jaannya, seperti: memberitahukan kepada pekerja
atau buruh agar tidak melakukan atau mengulangi
perbuatannya yang tidak sesuai dengan peraturan di
perusahaan, dan lainnya. Dengan kewenangan yang
telah diberikan ini, maka tercipta ketertiban di peru-
sahaan.
b. Secara Preventif (mencegah, menangkal);Preventif (mencegah, menangkal);Preventif
Petugas satpam saat melaksanakan tugasnya mem-
punyai kewenangan menjaga atau mengamankan
perusahaan agar tidak sampai terjadi suatu gang-
guan kamtibmas serta tindak pidana kejahatan atau
pelanggaran di lingkungan kerjanya dengan jalan
mempersiapkan atau menyediakan beberapa per-
alatan pengamanan atau perlindungan yang ber-
hubungan langsung atau tidak langsung dengan
keamanan perusahaan. Petugas satpam akan melak-
sanakan segala usaha dan upaya demi kelangsungan
usaha atau bisnis perusahan agar tetap berlangsung
dengan baik dan dapat menjalankan kegiatan dalam
rangka menyelenggarakan dan melindungi lingku-
ngan perusahaan dan aset-aset perusahaan maupun
pekerja atau buruh perusahaan, sehingga keamanan
pekerja atau buruh dan lingkungan perusahaan tetap
berjalan sebagaimana mestinya tanpa ada gangguan
yang akan merugikan perusahaan, seperti: meng-
ontrol lingkungan perusahaan dengan bergantian
setiap dua jam sekali, dan lainnya.
2. Sebagai Petugas Penegakan Hukum Terbatas
Petugas satpam saat melaksanakan tugasnya di
perusahaan mempunyai kewenangan dan berperan
sebagai petugas penegakan hukum terbatas untuk
membantu peran fungsi Polri, yaitu; Secara Repre-
sif Non Yustisiil (menindak, menangkap, mem-
borgol, melakukan introgasi awal), sehingga petugas
satpam mempunyai kewenangan dapat menindak atau
menangkap, menggeledah, memborgol, mengintro-
gasi yang sifatnya sementara dan terbatas sebelum di-
serahkan kepada Kepolisian bila terjadi tindak pidana
kejahatan atau pelanggaran di perusahaan baik yang
dilakukan oleh pekerja maupun orang lain, maka
petugas satpam dapat melakukan tindakan-tinda-
kan yang dianggap tepat agar pelakunya dapat cepat
Sudahnan, Kewenangan Satpam sebagai Tenaga Kemanan di Perusahaan
146
PERSPEKTIFPERSPEKTIFPVolume XVI No. 3 Tahun 2011 Edisi Mei
ditangani, kewenangan yang dilakukan oleh petu-
gas satpam hanyalah merupakan tindakan awal agar
pelaku tidak melarikan diri atau tidak menimbul-
kan dampak yang lebih besar kepada perusahaan
dan menghindari jangan sampai terjadi ada pihak-
pihak yang main hakim sendiri, kemudian pelaku
yang sudah tertangkap tangan secepatnya diserah-
kan kepada pihak Polri setempat yang mempunyai
hak dan kewenangan untuk menyelidiki dan menyi-
dik serta menahan pelaku kejahatan atau pelanggaran
yang telah dilakukan, tindakan petugas satpam bisa
dilakukan bila terjadi tindak pidana yang tertangkap
tangan, sehingga kewenangan petugas satpam dapat
melakukan tindakan upaya paksa untuk menegakkan
hukum di lingkungan kerjanya yang sifatnya semen-
tara, Pasal 1 angka 19 dan 111 ayat (1) No. 8 Tahun
1981 Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana,
yang dikatakan tertangkap tangan; a. Tertangkap-
nya seseorang pada waktu sedang melakukan tindak
pidana; b. Atau dengan segera sesudah beberapa saat
tindak pidana itu dilakukan; c. Atau sesaat kemu-
dian diserukan oleh khalayak ramai sebagai orang
yang melakukan; d. Sesaat kemudian padanya dite-
mukan benda yang diduga keras telah dipergunakan
melakukan tindak pidana yang menunjukkan bahwa
ia adalah pelakunya atau turut melakukan atau mem-
bantu melakukan tindak pidana.
Demikian juga yang dilakukan oleh petugas satpam
yang bertugas di tempat kerjanya apabila pada ber-
tugas ada pelaku kejahatan yang tertangkap tangan
maka setiap orang berhak, sedangkan setiap orang
yang mempunyai wewenang dalam tugas ketertiban,
ketentraman dan keamanan umum wajib, menangkap
tersangka guna diserahkan beserta atau tanpa barang
bukti kepada penyelidik atau penyidik”.
Menurut penulis kewenangan Petugas Satpam
sebagai tenaga keamanan dan penegakan hukum
di lingkungan perusahaan tempat kerjanya apabila
terjadi tindak pidana yang tertangkap tangan, harus
benar-benar memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum; b.
Selaras dengan kewajiban hukum yang mengharus-
kan tindakan tersebut dilaksanakan; c. Harus patut,
masuk akal, termasuk dalam lingkup kewenangannya;
d. Pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan yang
memaksa dan menghormati hak-hak asasi manusia.
Kewenangan petugas satpam pada waktu melak-
sanakan tugas umumnya sama dengan yang dilakukan
oleh Polri, tetapi pada tingkatan prinsipilnya pelak-
sanaan tugas dan fungsi yang dilakukan oleh petugas
satpam ada perbedaannya kewenangan, kewenangan
yang dilaksanakan oleh petugas satpam pada dasarnya
hanya diperbolehkan melakukan pengamanan phisik
dan penegakan hukum phisik di tempat kerjanya tanpa
mempunyai kewenangan menyidik dan menahan. Dan
kewenangan yang dimiliki petugas satpam sifatnya
hanya terbatas di lingkungan perusahaan tempat ker-
janya, “Kewenangan kepolisian terbatas yang dimi-
liki oleh anggota security, di dalam forum tersebut
dijelaskan bahwa security memiliki kewenangan Pre-
emtif (membina, mengarahkan),emtif (membina, mengarahkan),emtif Preventif (mencegah,Preventif (mencegah,Preventif
menangkal) dan Represif (menindak), yang sifatnyaRepresif (menindak), yang sifatnyaRepresif
terbatas dan non justice, sebatas untuk kepentingan
perusahaan saja, sebagai contoh seorang karyawan
tertangkap tangan maka security berwenang meme-
riksa dan menggeledah karyawan tersebut hanya
untuk kepentingan internal pengamanan perusa-
haan bukan untuk diteruskan kepada penuntut umum”
(Doyo Pramono, Majalah (AMSI), Edisi 02, Maret
2003:49). Dan Menurut Rony Hanintijo Soemitro,
“Mekanisme pengendalian sosial ini berupa suatu
proses yang telah direncakan lebih dahulu dan ber-
tujuan untuk menganjurkan, mengajak, menyuruh
atau bahkan memaksa anggota-anggota masyarakat
agar supaya mematuhi norma-norma hukum atau tata
tertib hukum yang sedang berlaku”. (Ronny Hanin-
tijo Soemitro, 1984:4)
Bentuk kewenangan terbatas yang diberikan pada
petugas satpam di perusahaan merupakan suatu aturan
yang harus dipatuhi dan dipahami serta dilaksanakan
dengan prosedur yang benar meskipun hanya mem-
punyai ruang lingkup kewenangan kuasa tempat dan
tidak memiliki ruang lingkup kewenangan kuasa yang
termasuk kewenangan hukum publik, seperti; menun-
tut, menyidik maupun menahan, hal ini ditegaskan
di dalam Penjelasan Pasal 3 huruf c Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia, bahwa petu-
gas satpam merupakan “bentuk-bentuk pengamanan
swakarsa” adalah suatu bentuk peng-amanan yang
diadakan atas kemauan, kesadaran, dan kepentingan
masyarakat sendiri yang kemudian memperoleh pe-
ngukuhan dari Kepolisian Negara Republik Indone-
sia, seperti satuan pengamanan lingkungan dan badan
usaha di bidang jasa pengamanan. Bentuk-bentuk pe-
ngamanan swakarsa memiliki kewenangan Kepolisian
Negara terbatas dalam “Lingkungan kuasa tempat”
(teritoir gebied/teritoir gebied/teritoir gebied ruimte gebied) meliputi lingkunganruimte gebied) meliputi lingkunganruimte gebied
pemukiman, lingkungan kerja, lingkungan pendidikan.
Contohnya adalah satuan pengamanan lingkungan di
pemukiman, satuan pengamanan pada kawasan per-
kantoran atau satuan pengamanan pada pertokoan.
Pengaturan mengenai pengamanan swakarsa
merupakan kewenangan Kapolri, dan dipertegas
147
oleh Kapolri di dalam surat keputusannya Nomor
Pol: Skep/1017/XII/2002 tentang Kurikulum Pela-
tihan Satuan Pengamanan, angka 1 dalam konside-
ran Pertimbangannya terutama di bidang penegakan
hukum, hal ini dipertegas lagi di dalam UU Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia, Penjelasan Pasal 15 ayat
(1) huruf K tentang Kewenangan Polisi Memberikan
Izin, dipertegas juga di dalam Undang-Undang No. 12
Tahun 1951 tentang Senjata Api dan Bahan Peledak
dalam Pasal 1 ayat (1), Pasal 5 ayat (2), bagi petu-
gas satpam yang dilengkapi senjata api atau senjata
tajam waktu melaksanakan tugasnya harus terlebih
dahulu mendapatkan izin dari Polri.
Kewenangan petugas satpam sebagai tenaga
keamanan terbatas dalam melaksanakan tugas-
nya sebagai peran pembantu Polri menurut penulis
sudah mempunyai cakupan yang lebih luas untuk
mengantisipasi dan mengendalikan setiap gangguan
kamtibmas dan tindak pidana kejahatan atau pelang-
garan yang akan terjadi di Perusahaan, kewenangan
itu tidak berbeda dengan kewenangan yang dimili-
ki dan dilakukan oleh aparat Kepolisian dan tentara
hal yang menjadi perbedaannya menurut penulis
terletak dalam tingkat kewenangan penyidikan dan
penuntutan yang tidak bisa dilakukan oleh petugas
satpam demikian juga mengenai kelembagaan petugas
tenaga satpam yang statusnya ditangani oleh pihak
swasta sedangkan aparat kepolisian kelembagaannya
ditangani oleh negara, “Hampir semua “ilmu” yang
dimiliki polisi atau tentara telah dikuasai “aparat”
swasta ini. Formance para SO juga mirip apa yang
asli itu. Bahkan, sejumlah SO berkenan juga diberi
izin untuk dibekali diri dengan senjata api (senpi).
Memang, hampir tidak ada bedanya. Yang beda, soal
status mereka”. (Hendrawan, Jawa Pos, 12 Desem-
ber 2001:26)
Menurut penulis kewenangan yang dimiliki dan
diperbolehkan untuk dilakukan oleh petugas satpam
di perusahaan hanya meliputi kewenangan phisik saja
meskipun dalam hal-hal tertentu atau dalam hal ter-
tangkap tangan diperbolehkan menangkap dan mem-
borgol agar tidak melarikan diri dan menghilangkan
barang bukti dan menanyakan hal-hal yang diang-
gap penting yang berhubungan dengan tindak pidana
pelanggaran atau kejahatan yang telah dilakukan oleh
pelaku di lingkungan perusahaan. Dengan demikian
menurut penulis petugas satpam mempunyai tugas dan
peran pembantu fungsi Polri sebagai tenaga keamanan
yang mempunyai kewenangan dalam ruang lingkup
kewenangan phisik yang sifatnya terbatas di perusa-
haan dimana petugas satpam bekerja.
PENUTUP
Kesimpulan
Petugas Satpam sebagai tenaga keamanan terba-
tas dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya di
perusahaan tempat kerjanya mempunyai peran seba-
gai pembantu fungsi Polri yang memiliki kewena-
ngan pengamanan fisik yang sifatnya terbatas dan
non justice sebagai keamanan dalam hal membina,
mengarahkan, mencegah, menindak, dan menang-
kap serta memborgol apabila terjadi tindak pidana
pelanggaran dan kejahatan yang tertangkap tangan
di lingkungan perusahaan.
Rekomendasi
Maraknya tindak kejahatan pada saat sekarang ini
peranan petugas satpam jangan sampai dilihat sebelah
mata lagi, karena itu peran pemerintah dan instansi
terkait di Bidang Ketenagakerjaan untuk mewajib-
kan kepada perusahaan yang mempergunakan jasa
petugas satpam untuk diikutsertakan pendidikan dan
pelatihan satpam sedangkan perusahaan yang akan
mempekerjakan petugas satpam agar menerima
yang telah mempunyai sertifikat satpam, sehingga
keberadaan petugas satpam di perusahaan benar-benar
dapat bergerak lebih cepat dan mengantisipasi sedini
mungkin kemungkinan terjadi pelanggaran dan tindak
kejahatan dan keberadaan petugas satpam di perusa-
haan dapat diandalkan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Arief, Barda Nawawi, 1998, Beberapa Aspek Kebi-
jakan Penegakan dan Pengembangan Hukum
Pidana, Cetakan Ke-I, Bandung: Citra Aditya.
Djumialdji, F.X., 2001, Perjanjian Kerja, Jakarta:
Bumi Aksara.
Gunawan, Ilham, 1992, Penegakan Hukum dan Pe-
negak Hukum, Bandung: Angkasa.
Muhammad, Abdulkadir, 1999, Hukum Perusahaan
Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti.
Rais, Moh. Lukman Tahillah, 1997, Tindak Pidana
Perkelahian Pelajar, Cetakan Ke-I, Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.
Satria, J., 1999, Hukum Pribadi Bagian I Persoon
Alamiah, Cetakan Ke-I, Bandung: Citra Aditya
Bakti.
Soemitro, Rony Hanintijo, 1998, Beberapa Masalah
dalam Studi Hukum dan Masyarakat, Cetakan Ke-
1, Bandung: Remaja Karya.
______, 1975, Beberapa Permasalahan Hukum dalam
Kerangka Pembangunan di Indonesia (Suatu
Tujuan Sosiologis), Jakarta: Yayasan U.I.
Sudahnan, Kewenangan Satpam sebagai Tenaga Kemanan di Perusahaan
148
PERSPEKTIFPERSPEKTIFPVolume XVI No. 3 Tahun 2011 Edisi Mei
Soepomo, Imam, 1995, Pengantar Hukum Perburu-
han, Cetakan Ke-XI, disunting Helena Purwanto
dan Suliati Rahmat, Jakarta: Jambatan.
Subekti, R., 1981, Aneka Perjanjian, Edisi Ke-IV,
Bandung: Alami.
Suseno, Franz Magnis Sj, Kees Bertens dkk., 1993,
Etika Sosial, Cetakan Ke-III, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Weda, Made Darma, 1999, Kronik dalam Pene-
gakan Hukum Pidana, Cetakan Ke-I, Jakarta:
Guna Wijaya.
Peraturan Perundang-undangan:
Undang-Undang No. 9 Tahun 1998 tentang Kemer-
dekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum,
2000, Bandung: Citra Umbara.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun
2003 tentang Kepolisian, 2003, Bandung: Citra
Umbara.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan.
_________, Propenas 2000-2004, UU No. 25 Tahun
2000 tentang Program Pembangunan Nasional,
2001, Cet. Ke-1, Jakarta: Sinar Grafika.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmi-
grasi No. KEP. 229/MEN/2003 tentang Tata
Cara Perizinan dan Pendaftaran Lembaga Pela-
tihan Kerja.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Tranmigrasi
No. KEP. 225/MEN/2003 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Lembaga Akreditasi Lembaga Lem-
baga Latihan Kerja.
Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 1 Tahun 2003
tentang Pelayanan di Bidang Ketenagakerjaan.
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indo-
nesia No. Pol.: 18 Tahun 2006 tentang Kuriku-
lum dan Latihan Satuan Pengamanan.
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indo-
nesia No. Pol.: 24 Tahun 2007 tentang Sistem
Manajemen Pengamanan Organisasi, Perusahaan
dan/atau Instansi/Lembaga.
Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia No. Pol: Skep/1017/XII/2002 tentang
Kurikulum Pelatihan Satuan Pengamanan.
Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara Repu-
blik Indonesia No. Pol: Skep/1018/XII/2002 ten-
tang Pelatihan Satuan Pengamanan.
Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia No. Pol: Skep/1020/XII/2002 tentang
Registrasi Satuan-satuan Pengamanan.
Jurnal/Makalah/Majalah Kampus:
Himpunan Materi Seminar, Peranan AMSI dalam
Industrial Security, Sabtu 27 April 2002, Ker-
jasama Direktorat Binmas Polda Jatim.
Majalah Asosiasi Management Security Indonesia
(AMSI), Edisi No. 01 Oktober 2002.
Majalah Asosiasi Management Security Indonesia
(AMSI), Edisi 02 Maret 2003.
Security Guide Book, Pembinaan Satpam di Indo-
nesia, 1994, Jakarta: Mabes Polri.
Surat Kabar:
Hendrawan, Praktis Tak Ada Biaya Tetek Bengek,
Jawa Pos 12 Desember 2001.
_________, Dipecat, Kepala Satpam Harapkan
Keadilan, Surabaya Sore, Senin Legi, 2 Agus-
tus 2004.
_________, Pendeta Ditembak di Depan Jemaat,
Jawa Pos, Senin 19 Juli 2004.
_________, Perampok Bank Tembak Mati Polisi,
Surya, Selasa Kliwon 13 April 2004.
_________, Praktis dan Tak Ada Biaya Tetek
Bengek (Aksi Teror dan Kriminal Marak, Peru-
sahaan Security pun Banjir Order), Surya, 24
Juli 2003.

More Related Content

Viewers also liked (16)

Vision recruitment and development - Info articles
Vision recruitment and development - Info articlesVision recruitment and development - Info articles
Vision recruitment and development - Info articles
 
RelatedData20140425171718
RelatedData20140425171718RelatedData20140425171718
RelatedData20140425171718
 
Review
ReviewReview
Review
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Mag contence
Mag contenceMag contence
Mag contence
 
Mtv studie spits 30 oktober
Mtv studie   spits 30 oktoberMtv studie   spits 30 oktober
Mtv studie spits 30 oktober
 
The spide parkour
The spide parkourThe spide parkour
The spide parkour
 
Roteiromooclisboa october
Roteiromooclisboa octoberRoteiromooclisboa october
Roteiromooclisboa october
 
Gerencia
GerenciaGerencia
Gerencia
 
Texto avestruz priscila
Texto avestruz priscilaTexto avestruz priscila
Texto avestruz priscila
 
Boletim bimba 26 05-2013
Boletim bimba 26 05-2013Boletim bimba 26 05-2013
Boletim bimba 26 05-2013
 
Meio Ambiente
Meio AmbienteMeio Ambiente
Meio Ambiente
 
Boletim bimba 23 06 2013
Boletim bimba 23 06 2013Boletim bimba 23 06 2013
Boletim bimba 23 06 2013
 
Carmen González Alcaide 2º b
Carmen González Alcaide 2º bCarmen González Alcaide 2º b
Carmen González Alcaide 2º b
 
Lógica (para concursos públicos)
Lógica (para concursos públicos)Lógica (para concursos públicos)
Lógica (para concursos públicos)
 
Spotify
SpotifySpotify
Spotify
 

Similar to Satpam dan Kewenangannya

Peran Intelijen Kepolisian Dalam Pengungkapan Tindak Pidana Pembunuhan di Wil...
Peran Intelijen Kepolisian Dalam Pengungkapan Tindak Pidana Pembunuhan di Wil...Peran Intelijen Kepolisian Dalam Pengungkapan Tindak Pidana Pembunuhan di Wil...
Peran Intelijen Kepolisian Dalam Pengungkapan Tindak Pidana Pembunuhan di Wil...AlfirdausDaus
 
5. indonesian police and ssr 1
5. indonesian police and ssr 15. indonesian police and ssr 1
5. indonesian police and ssr 1Rudy Lubis
 
Peran dan fungsi polri dalam pemilu 2014
Peran dan fungsi polri dalam pemilu 2014Peran dan fungsi polri dalam pemilu 2014
Peran dan fungsi polri dalam pemilu 2014Tri Cahyono
 
Pentingnya Kewaspadaan Dini Masyarakat untuk Menjaga Keamanan
Pentingnya Kewaspadaan Dini Masyarakat untuk Menjaga KeamananPentingnya Kewaspadaan Dini Masyarakat untuk Menjaga Keamanan
Pentingnya Kewaspadaan Dini Masyarakat untuk Menjaga Keamananmusniumar
 
17. border management and ssr
17. border management and ssr17. border management and ssr
17. border management and ssrgirnana
 
Pentingnya kewaspadaan dini masyarakat untuk menjaga keamanan
Pentingnya kewaspadaan dini masyarakat untuk menjaga keamananPentingnya kewaspadaan dini masyarakat untuk menjaga keamanan
Pentingnya kewaspadaan dini masyarakat untuk menjaga keamananmusniumar
 
JURNAL_IIS SUKARSIH.pdf
JURNAL_IIS SUKARSIH.pdfJURNAL_IIS SUKARSIH.pdf
JURNAL_IIS SUKARSIH.pdfyudiwahyudin25
 
Lampiran Perpres Nomor 7 Tahun 2021
Lampiran Perpres Nomor 7 Tahun 2021Lampiran Perpres Nomor 7 Tahun 2021
Lampiran Perpres Nomor 7 Tahun 2021RepublikaDigital
 
Perencanaan dan Pembangunan Daerah berbasis Astagatra
Perencanaan dan Pembangunan Daerah berbasis AstagatraPerencanaan dan Pembangunan Daerah berbasis Astagatra
Perencanaan dan Pembangunan Daerah berbasis AstagatraDadang Solihin
 
Perspektif Kebijakan Pengembangan Kecamatan di Indonesia
Perspektif Kebijakan Pengembangan Kecamatan di IndonesiaPerspektif Kebijakan Pengembangan Kecamatan di Indonesia
Perspektif Kebijakan Pengembangan Kecamatan di IndonesiaTri Widodo W. UTOMO
 
Ringkasan ma ttg. POLRI.pptx
Ringkasan ma ttg. POLRI.pptxRingkasan ma ttg. POLRI.pptx
Ringkasan ma ttg. POLRI.pptxRIZKYSETIABUDI
 
Ringkasan materi UU. NO.2 Tahun 2002 ttg. POLRI.pptx
Ringkasan materi UU. NO.2 Tahun 2002 ttg. POLRI.pptxRingkasan materi UU. NO.2 Tahun 2002 ttg. POLRI.pptx
Ringkasan materi UU. NO.2 Tahun 2002 ttg. POLRI.pptxRIZKYSETIABUDI
 
Gambaran Konflik Peran Ganda Polisi Wanita
Gambaran Konflik Peran Ganda Polisi WanitaGambaran Konflik Peran Ganda Polisi Wanita
Gambaran Konflik Peran Ganda Polisi WanitaIndah Sebayang
 
Hubungan Intelijen Negara 1945 - 2004
Hubungan Intelijen Negara 1945 - 2004Hubungan Intelijen Negara 1945 - 2004
Hubungan Intelijen Negara 1945 - 2004JenggotMerah
 

Similar to Satpam dan Kewenangannya (20)

Proposal Skripsi
Proposal Skripsi Proposal Skripsi
Proposal Skripsi
 
Peran Intelijen Kepolisian Dalam Pengungkapan Tindak Pidana Pembunuhan di Wil...
Peran Intelijen Kepolisian Dalam Pengungkapan Tindak Pidana Pembunuhan di Wil...Peran Intelijen Kepolisian Dalam Pengungkapan Tindak Pidana Pembunuhan di Wil...
Peran Intelijen Kepolisian Dalam Pengungkapan Tindak Pidana Pembunuhan di Wil...
 
5. indonesian police and ssr 1
5. indonesian police and ssr 15. indonesian police and ssr 1
5. indonesian police and ssr 1
 
Peran dan fungsi polri dalam pemilu 2014
Peran dan fungsi polri dalam pemilu 2014Peran dan fungsi polri dalam pemilu 2014
Peran dan fungsi polri dalam pemilu 2014
 
Makalah peran polisi sebagai penegak hukum
Makalah peran polisi sebagai penegak hukumMakalah peran polisi sebagai penegak hukum
Makalah peran polisi sebagai penegak hukum
 
Pentingnya Kewaspadaan Dini Masyarakat untuk Menjaga Keamanan
Pentingnya Kewaspadaan Dini Masyarakat untuk Menjaga KeamananPentingnya Kewaspadaan Dini Masyarakat untuk Menjaga Keamanan
Pentingnya Kewaspadaan Dini Masyarakat untuk Menjaga Keamanan
 
17. border management and ssr
17. border management and ssr17. border management and ssr
17. border management and ssr
 
Pentingnya kewaspadaan dini masyarakat untuk menjaga keamanan
Pentingnya kewaspadaan dini masyarakat untuk menjaga keamananPentingnya kewaspadaan dini masyarakat untuk menjaga keamanan
Pentingnya kewaspadaan dini masyarakat untuk menjaga keamanan
 
JURNAL_IIS SUKARSIH.pdf
JURNAL_IIS SUKARSIH.pdfJURNAL_IIS SUKARSIH.pdf
JURNAL_IIS SUKARSIH.pdf
 
BINMAS PERTEMUAN 1.pptx
BINMAS PERTEMUAN 1.pptxBINMAS PERTEMUAN 1.pptx
BINMAS PERTEMUAN 1.pptx
 
Lampiran Perpres Nomor 7 Tahun 2021
Lampiran Perpres Nomor 7 Tahun 2021Lampiran Perpres Nomor 7 Tahun 2021
Lampiran Perpres Nomor 7 Tahun 2021
 
Perencanaan dan Pembangunan Daerah berbasis Astagatra
Perencanaan dan Pembangunan Daerah berbasis AstagatraPerencanaan dan Pembangunan Daerah berbasis Astagatra
Perencanaan dan Pembangunan Daerah berbasis Astagatra
 
Peraturan Kapolri
Peraturan KapolriPeraturan Kapolri
Peraturan Kapolri
 
Bab 8 wawasan nusantara
Bab 8 wawasan nusantaraBab 8 wawasan nusantara
Bab 8 wawasan nusantara
 
Perspektif Kebijakan Pengembangan Kecamatan di Indonesia
Perspektif Kebijakan Pengembangan Kecamatan di IndonesiaPerspektif Kebijakan Pengembangan Kecamatan di Indonesia
Perspektif Kebijakan Pengembangan Kecamatan di Indonesia
 
Ringkasan ma ttg. POLRI.pptx
Ringkasan ma ttg. POLRI.pptxRingkasan ma ttg. POLRI.pptx
Ringkasan ma ttg. POLRI.pptx
 
Ringkasan materi UU. NO.2 Tahun 2002 ttg. POLRI.pptx
Ringkasan materi UU. NO.2 Tahun 2002 ttg. POLRI.pptxRingkasan materi UU. NO.2 Tahun 2002 ttg. POLRI.pptx
Ringkasan materi UU. NO.2 Tahun 2002 ttg. POLRI.pptx
 
Gambaran Konflik Peran Ganda Polisi Wanita
Gambaran Konflik Peran Ganda Polisi WanitaGambaran Konflik Peran Ganda Polisi Wanita
Gambaran Konflik Peran Ganda Polisi Wanita
 
Hubungan Intelijen Negara 1945 - 2004
Hubungan Intelijen Negara 1945 - 2004Hubungan Intelijen Negara 1945 - 2004
Hubungan Intelijen Negara 1945 - 2004
 
Integriti
IntegritiIntegriti
Integriti
 

Satpam dan Kewenangannya

  • 1. 140 PERSPEKTIFPERSPEKTIFPVolume XVI No. 3 Tahun 2011 Edisi Mei KEWENANGAN SATPAM SEBAGAI TENAGA KEAMANAN DI PERUSAHAAN Sudahnan Fakultas Hukum Universitas Wijaya Kusuma Surabaya e-mail: sudah_nan66@yahoo.com ABSTRAK Satpam mempunyai peran yang sangat penting sebagai tenaga keamanan untuk menjalankan tugas dan kewajibannya untuk membantu peran fungsi Polri di perusahaan dalam mengantisi- pasi setiap gangguan kamtibmas dalam hal terjadi pelanggaran dan tindakan kejahatan di tempat kerjanya, sehingga diperlukan petugas satpam yang mempunyai kemampuan (skill) dan intele-skill) dan intele-skill gensi (kecerdasan) yang lebih baik, maka diperlukan pendidikan dan pelatihan satpam agar dapat bertanggung jawab terhadap tugas dan kewajibannya dan dapat bertindak lebih cepat dan efektif dalam kewenangannya sebagai pengamanan fisik yang sifatnya terbatas dan non- justice di perusahaan. Kata kunci: satpam, tenaga keamanan. ABSTRACT A Security guards have an inportant role as a security Staff to carry out their responsibi- lity for helping Indonesia Police’s task in anticipatiey every violation and crime in their work place. It needs a security guards who have good ability and intelegence, so education and training for them are needed to produce a responsible personality foward their tasks, in order to take measure quicker and more effective in their in their limited and unjustice authority as security staff in a company. Keywords: security, security staff. PENDAHULUAN Kemajuan di suatu negara akan terukur dari situasi dan kondisi keamanannya sebagai salah satu syarat utama, baik negara maju, negara berkembang tidak terkecuali negara miskin, faktor keamanan merupakan suatu landasan yang sangat kuat sebagai tolok ukur untuk mendukung terhadap perkembangan yang lain- nya, bahkan setiap kebijakan suatu negara akan selalu berhubungan erat dengan situasi dan kondisi yang dipengaruhi oleh faktor dan terciptanya keamanan, seperti pembangunan yang akan dilaksanakan agar segera terealisasi dan cepat terlaksana. Keamanan merupakan kunci dalam setiap pelaksa- naan pembangunan yang akan dilaksanakan, apabila keamanan benar-benar kondusif, maka pelaksanaan roda perekonomian dan pembangunan akan berjalan dan terlaksana dengan baik dan tepat waktu sesuai dengan yang direncanakan. Pemerintah Indonesia telah memberikan jaba- ran yang luas untuk menciptakan keamanan di dalam negeri, hal ini tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat, dan dalam Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia No. IV/MPR/1999 tentang Garis- garis Besar Haluan Negara 1999-2004 dalam huruf I angka 2 tentang Pertahanan dan Keamanan, serta dalam Amandemen Ke-IV Undang-Undang Dasar 1945 Bab XII tentang Pertahanan dan Keamanan Negara, Pasal 30 ayat (1). Bertitik tolak dari antisipasi Pemerintah Indone- sia dalam mengantisipasi keamanan dalam negeri agar terciptanya rasa aman dalam masyarakat, maka fungsi Kepolisian menjadi tolok ukur keamanan di suatu lingkungan masyarakat, sehingga peranan Polri dituntut untuk meningkatkan profesionalisme di setiap jajaran kepolisian baik di Pusat maupun Daerah sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, bahwa tugas dan fungsi Kepolisian bukan hanya sebagai pemeli- haraan keamanan, ketertiban masyarakat dan pene- gak hukum saja tetapi lebih jauh dari hal itu dapat mengeliminir semaksimal mungkin setiap gangguan Kamtibmas, dan penegakan hukum benar-benar dapat dilaksanakan sehingga bisa membantu jalan- nya roda perekonomian dan terlaksananya pemba- ngunan dengan baik, “Polri selaku pengemban fungsi kepolisian dan fungsi Pemerintahan Negara di bidang
  • 2. 141 pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat, telah berupaya seop- timal mungkin guna mencegah terjadinya gangguan kamtibmas dengan lebih mengedepankan tindakan preemptif dan preventif dengan harapan dapat me- ngurangi atau mengeliminir setiap bentuk gangguan kamtibmas yang kondusif dan pada gilirannya dapat menunjang roda pembangunan dan perekonomian bangsa kita yang masih belum keluar dari berbagai krisis yang melandanya”. (Amanat Kapolri, Majalah (AMSI), Edisi 02 Maret 2003:7). Keamanan di dalam masyarakat bukan hanya tugas dan tanggungjawab pihak Kepolisian saja, tetapi selu- ruh lapisan masyarakat mempunyai peran dan andil yang sangat besar agar tercipta keamanan di daerah lingkungannya, peran serta ini sangat penting bagi masyarakat itu sendiri, apabila dirunut dari keterba- tasan aparat Kepolisian yang tidak mungkin mampu melayani semua tugas-tugas yang menjadi kewa- jibannya disamping itu jumlah aparat kepolisian yang belum bisa untuk melayani seluruh tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya, apabila diperhatikan dari wilayah negara Indonesia yang sangat luas dan terdiri dari beribu-ribu pulau disertai dengan jumlah pen- duduk Indonesia yang terus mengalami pertambahan dari tahun ke tahun sedangkan jumlah aparat kepoli- sian tidak seban-ding dengan keadaan tersebut. Untuk itu tugas dan fungsi tersebut dapat diambil alih oleh masyarakat itu sendiri di dalam lingkungannya, “… Polri sebagai inti pembina kamtibmas secara kuan- titatif tidak pernah akan mampu menutup luasnya wilayah dan banyaknya jumlah penduduk dan gang- guan kamtibmas. Dengan potensi masyarakat seperti halnya security Astra Group yang profesional jelas membawa dampak positif bagi pencegahan maupun penanggulangan kejahatan, terutama di tempat atau di lingkungan kita bekerja.” (Darwan Siregar, Majalah (AMSI), Edisi 01 Oktober 2002:30). Dan di dalam Pasal 3 ayat (1) huruf C Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, mengenai bentuk-bentuk pengamanan swakarsa. Keamanan juga dapat dilakukan oleh petugas satpam pada waktu bertugas di lingkungan tempat kerjanya untuk membantu peran fungsi Polri agar tempat kerjanya tercipta rasa aman dari segala gangguan kamtibmas. Peran dan fungsi petugas satpam dalam melaksanakan tugas di lingkungan tempat kerjanya apabila dilihat dari dimensi kepoli- sian merupakan bentuk sosiologis fungsi kepolisian yang tumbuh dan berkembang dalam tata kehidu- pan masyarakat akan pentingnya keamanan dan ketertiban di lingkungan masing-masing, juga dapat dipandang sebagai refleksi masyarakat dalam mewu- judkan mempolisikan dirinya dan diharapkan meng- arah kepada pemolisian masyarakat yang dilandasi akan kesadaran di daerah lingkungannya, “Sebagai warga juga diharapkan untuk menerapkan sistem Swa- karsa agar kita tidak mudah terhasut di dalam issu- issu yang mengakibatkan tindakan yang merugikan sambil terus berupaya menciptkan keamanan dengan hidup yang penuh kesadaran dengan sistem “polisi bagi diri sendiri”. (Majalah (AMSI) Edisi 01 Oktober 2002:7). Dijelaskan juga oleh Presiden dalam pida- tonya dalam menghadapi teror “Masalah keamanan bukan hanya tugas aparat keamanan saja tetapi semua lapisan masyarakat ikut serta untuk menanggulangi dan ikut menjaga lingkungannya yang patut dicuri- gai”. (Presiden Megawati, Liputan 6 SCTV, 9 Sep- tember 2004, jam 18.00) Situasi politik dan ekonomi yang berdampak sangat serius terhadap situasi dan kondisi keamanan akan mempengaruhi keadaan dalam tata kehidupan masyarakat, proses itu memerlukan dukungan dari setiap lapisan masyarakat tidak ada kecualinya agar keamanan yang diharapkan bisa tetap terjaga, meski- pun pada prinsipnya dalam pelaksanaannya sangat sulit disebabkan oleh adanya beberapa faktor kepen- tingan dalam masyarakat, “Kondisi keamanan bangsa yang terjadi akibat dari krisis yang berkepanjangan dan berbagai macam tuntutan yang bergerak tanpa kendali disertai dengan tindakan-tindakan anarkis seperti pengrusakan, penganiayaan, pembakaran dan bahkan peledakan bom. Disebutkan bahwa tindakan tersebut merupakan perbuatan yang anomali dan ber- tentangan dengan budaya bangsa dan Hukum Negara”. (Majalah (AMSI) Edisi 01 Oktober 2002:8) Keamanan sangat diperlukan juga pada sektor- sektor bidang usaha atau bisnis di Perusahaan Negara maupun Perusahaan Swasta untuk mengantisipasi dan menjaga keamanan di sektor usahanya, pihak peru- sahaan telah melakukan langkah-langkah dengan melakukan perekrutan dan penempatan petugas satpam. Satpam menjadi ujung tombak di Perusahaan agar tidak sampai terjadi suatu gangguan yang akan merugikan kinerja perusahaan dalam menjalankan bidang usahanya, baik yang bersifat ke dalam perusa- haan yang disebabkan oleh buruh seperti; demostrasi, mogok kerja, dan orasi terbuka, unjuk rasa pekerja, maupun yang bersifat keluar yang disebabkan pen- gacau yang datangnya dari luar seperti; perampok, maling, teror maupun sabotase, “Kehadiran Polri tidak- lah mungkin berada di setiap tempat dalam waktu Sudahnan, Kewenangan Satpam sebagai Tenaga Kemanan di Perusahaan
  • 3. 142 PERSPEKTIFPERSPEKTIFPVolume XVI No. 3 Tahun 2011 Edisi Mei yang bersamaan karena cukup banyak sekali lingku- ngan yang belum dapat disentuh secara intensif oleh Polri. Untuk kepentingan intensitas keberadaan Polri inilah diperlukan bantuan dan keberadaan keamanan swakarsa, oleh masyarakat, untuk dan dari masyarakat diwadahi dalam bentuk-bentuk pengamanan swakarsa antara lain satpam. Satpam sebagai salah satu bentuk pengamanan … satpam adalah pembantu pengem- ban fungsi kepolisian” (Majalah (AMSI) Edisi 01 Oktober 2002:26). Pendidikan dan pelatihan satpam agar mening- katkan kemampuan (skill) dan intelegensi (kecer- dasan) petugas satpam akan memegang peranan dalam memberikan transfer ilmu pengetahuan yang sesuai dengan bidangnya sebagai tenaga keamanan, pelak- sanaan pendidikan dan pelatihan satpam yang dilak- sanakan oleh pemerintah maupun swasta sama-sama bertujuan untuk mencetak petugas satpam yang handal dan mempunyai dedikasi yang tinggi dalam mengan- tisipasi dan menghadapi semua gangguan kamtibmas yang terjadi, “Usaha mempertinggi keahlian para pe- nganggur dengan jalan memberikan kursus kejuruan dan latihan di tempat latihan kerja, terbentur pula pada kesukaran menempatkan mereka setelah dididik dan dilatih”. (Imam Soepomo, 1970:182) Pendidikan dan pelatihan petugas satpam sudah menjadi kebutuhan yang mendasar dalam hal yang lebih komplek pada saat ini, hal ini didukung dari banyaknya kejadian di dalam Masyarakat terjadinya gangguan kamtibmas, perampokan seorang nasabah Bank yang terjadi di depan petugas satpam di kantor Bank BCA, pembobolan Bank BNI pada waktu dijaga petugas satpam, perampokan seorang Direktur sebuah perusahaan di depan petugas satpam, peledakan bom di Hotel J.W. Marriot pada waktu diperiksa petugas satpam, perampokan seorang nasabah Bank yang dilakukan pada waktu dikawal oleh petugas satpam, perampokan SPBU di Jemursari dan Dupak pada waktu dijaga petugas satpam, peledakan bom di depan Kedutaan Besar Australia di Jalan Kuningan pada waktu dalam penjagaan petugas Satpam dan kejadian-kejadian yang lain yang berhubungan lang- sung pada peran dan fungsi satpam sebagai tenaga keamanan di Perusahaan, salah satu sebab hal ini ter- jadi masih banyaknya petugas satpam yang belum dibekali dalam bidang pendidikan dan pelatihan sama sekali, “Keprihatinan AMSI mengenai kon- disi Satpam di seluruh Indonesia yang berjumlah 242.000 orang sebagian besar (69%) belum mengi- kuti pendidikan dasar kepolisian resmi pola 232 jam, ….” (……, Majalah (AMSI) Edisi 02 Maret 2003:9). Dan dijelaskan oleh Kapolri, “Dilihat dari segi kuan- titas satuan pengamanan di Indonesia saat ini yang mencapai 242.119 orang dan melebihi dari jumlah personel Polri sendiri, menunjukkan suatu jumlah yang besar, dan apabila di-manage secara baik akan memiliki kemampuan yang cukup dahsyat. Namun dari segi kualitas kiranya perlu lebih ditingkatkan lagi mengingat masih banyak anggota satuan peng- amanan yang belum memiliki kualifikasi pendidi- kan dasar satuan pengamanan ….” (Amanat Kapolri, Majalah (AMSI), Edisi 02 Maret 2003:7). Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Satpam yang diadakan oleh Pemerintah maupun swasta sangat dibu- tuhkan dan sangat efektif untuk melatih dan mendi- dik calon petugas satpam sebelum ditempatkan dan dipekerjakan di lingkungan tempat kerjanya, seperti: PT. Scoricor, PT. Mahakam Merah Padi, PT. Jaga Raga, PT. Mitra Karya Utama Sentosa, PT. Sigap Prima Astrea (SPA), PT. Group 4 Securitas Indone- sia dan lembaga-lembaga pendidikan yang lain. Pasal 1 angka 9, Pasal 9 dan Pasal 13 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (L.N. No. 39 Tahun 2003; Tamba- han L.N. No. 4279) Pendidikan dan Pelatihan satpam sebagai tenaga keamanan di lingkungan perusahaan akan mencip- takan petugas satpam yang mempunyai kemampuan (skill) di bidang pekerjaannya dan akan menambahskill) di bidang pekerjaannya dan akan menambahskill etos kerja serta meningkatkan tingkat intelegensinya (kecerdasan), sehingga akan lebih cepat dan tanggap dalam mengantisipasi setiap gangguan kamtibmas serta permasalahan yang terjadi, dan setiap petugas satpam yang bekerja di perusahaan sungguh-sung- guh dapat dipercaya untuk melaksanakan peran dan fungsinya sebagai tenaga keamanan dengan sangat efektif dan penuh tanggung jawab, dan dapat mem- berikan dorongan semangat serta gairah kerja bagi segenap jajaran anggota petugas satpam di tempat kerjanya yang akhirnya dapat lebih mampu untuk meningkatkan kiprah pengabdiannya kepada perusa- haan, negara dan bangsa. Berdasarkan latar belakang yang terurai di atas, Bagaimanakah Peran dan Fungsi serta Kewenangan Satpam sebagai Tenaga Keamanan di Perusahaan? Sehingga dapat mengantisipasi sedini mungkin kemungkinan terjadi tindak kriminal di tempat ia bekerja. PEMBAHASAN Petugas Satpam adalah satuan tenaga keamanan yang berada di tengah-tengah lingkungan masyarakat maupun di lingkungan perusahaan untuk membantu peran fungsi Polri di tempat petugas satpam bekerja; di Perusahaan, Perumahan, Pertokoan, Perhotelan,
  • 4. 143 Rumah Sakit dan tempat lainnya, dengan tujuan untuk menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat agar terhindar dari segala gangguan kamtibmas. Adanya petugas satpam merupakan bantuan dan partisipasi yang sangat penting dari peran serta masyarakat untuk ikut serta menjaga keamanan agar terciptanya rasa aman di lingkungannya, “Bentuk partisipasi masyara- kat sangat banyak dan berbagai macam ragam, bebe- rapa pekerja sukarelawan diberikan kekuasaan menurut hukum melaksanakan fungsinya seakan mereka adalah pegawai pemerintah, adapun sukare- lawan yang lain menyambungkan kegiatan pence- gahan kejahatan dengan jalan yang kurang formal” (Ilham Gunawan, 1992:64). Serta menurut Frans Magnis Suseno Sj. dan Kees Bertens, dkk: “Pertim- bangan ini menunjukkan bahwa manusia ternyata ber- tanggung jawab terhadap dirinya sendiri, ia adalah Aufgabe: tugas bagi dirinya sendiri, pengembangan diri (self realizetion) merupakan panggilan luhur dan salah satu kewajiban mural dasar bagi manusia, semakin ia berhasil dalam panggilan itu, semakin ia merasa bahagia”. (Franz Magnis Suseno, Sj., Kees Bertens, dkk., 1993:44) Petugas Satpam pada saat sekarang ini benar-benar sangat efektif sebagai tenaga keamanan di lingku- ngan tempat kerjanya, disebabkan pada akhir-akhir ini banyak sekali terjadi gangguan kamtibmas di Kota maupun di Desa yang sering mengganggu dan meresahkan masyarakat, sehingga peran serta petu- gas satpam untuk ikut mengamankan di tempat ker- janya sangat diperlukan sesuai dengan tugas dan fungsi petugas satpam sebagai tenaga keamanan terbatas pada ruang lingkup tempat kerjanya. Rasa aman merupakan suatu kebutuhan pada setiap lapisan masyarakat baik di Kota maupun di Desa, di tempat umum maupun di tempat khusus, di perusahaan negara maupun swasta, perorangan maupun kelom- pok, di Rukun Tetangga, Rukun Warga, Kelurahan atau Desa, Kecamatan, Kabupaten atau Kota, Propinsi maupun Negara, rasa aman merupakan sebuah dam- baan selama manusia masih hidup di dunia, bahkan rasa aman juga sangat diperlukan oleh sebuah peru- sahaan agar bisnis atau usaha yang dikelola bisa terus berlangsung. Petugas Satpam sebagai salah satu bentuk kepedu- lian dari perusahaan untuk membantu fungsi Polri sebagai tenaga keamanan untuk melakukan penga- manan di perusahaan agar bisa menjalankan usaha atau bisnisnya dengan lancar tanpa adanya hambatan dan rintangan dari segala situasi dan kondisi yang bisa merugikan perusahaan, maka keberadaan petu- gas satpam di perusahaan sangat penting dan sangat diutamakan sebagai ujung tombak perusahaan untuk menunjang semua kegiatan yang ada di perusahaan baik yang bersifat umum; menjaga di dalam ling- kungan perusahaan, menjaga ketertiban para pekerja/ buruh perusahaan, mengawasi alat-alat vital perusa- haan, maupun yang bersifat khusus; mendampingi petugas perusahaan untuk mengambil atau mengan- tarkan uang ke atau dari Bank; “Satpam sebagai pem- bantu pengemban fungsi kepolisian di lingkungan kerjanya diarahkan untuk melaksanakan kegiatan pelayanan keamanan bagi kepentingan suatu peru- sahaan agar tidak terjadi resiko yang merugikan peru- sahaan, ….” (A. Hasan, Majalah (AMSI), Edisi 01 Oktober 2002:27). Serta menurut Abdulkadir Muham- mad, “… segala kekayaan dan usaha yang terdapat dalam lingkungan perusahaan sebagai satu kesatuan dengan perusahaan, yang digunakan untuk mem- peroleh keuntungan yang sebesar-besarnya dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya, ….” (Abdulka- dir Muhammad, 1999:223). Peranan petugas satpam di perusahaan sangat penting untuk menjaga kelangsungan dan kestabi- lan bisnis atau usaha yang dijalankan perusahaan, apa- bila petugas satpam betul-betul atau sungguh-sungguh melaksanakan peran dan fungsinya maka kelangsu- ngan usaha atau bisnis perusahaan akan lancar tanpa suatu hambatan, tetapi bila peran petugas satpam tidak mampu berbuat dengan semestinya, maka kelangsu- ngan usaha atau bisnis perusahaan akan terganggu dan akan menimbulkan kerugian baik materiil maupun non materiil pada perusahaan yang tidak sedikit, “Pema- haman AMAN itu MAHAL, dan LEBIH MAHAL KALAU TIDAK AMAN, hal ini sedang terus diso- sialisasikan kepada masyarakat luas, terlebih kepada perusahaan-perusahaan yang memiliki dan menge- lola asset milliaran rupiah dan bahkan trilliun rupiah, agar jangan semata-mata biaya keamanan itu men- jadi suatu biaya, tapi timbulkan pengertian bahwa aman itu harus merupakan bagian dari investasi yang harus dipedulikan suasananya yaitu sejuk, damai dan tentram. Sehingga kepada para pengusaha atau para pemimpin perusahaan, harus sudah mulai dari seka- rang ke depan untuk memikirkan bahwa “bagaimana caranya untuk mengusahakan agar para security yang ada sekarang di masing-masing perusahaan atau proyek vital agar menjadi lebih profesional dan berdaya untuk mencegah adanya suatu gangguan yang mengakibatkan suasana tidak aman!” Karena telah terbukti bahwa ada beberapa perusahaan atau instansi yang sudah memiliki security yang profe- sional, yaitu dari sikap dalam menjalankan tugas- nya dan penampilannya secara umum jauh berbeda, Sudahnan, Kewenangan Satpam sebagai Tenaga Kemanan di Perusahaan
  • 5. 144 PERSPEKTIFPERSPEKTIFPVolume XVI No. 3 Tahun 2011 Edisi Mei dan mampu mengantisipasi situasi dan permasala- han, sehingga terkesan di perusahaan tersebut sangat tertib dan teratur”. (IGK. Sastrawan, Majalah (AMSI), Edisi 02 Maret 2003:54.). Keamanan di perusahaan benar-benar sangat diper- lukan, oleh karena itu dibutuhkan petugas satpam yang benar-benar telah menempuh pendidikan dan pelatihan satpam, bekal pengalaman dan pengetahuan di bidang pendidikan dan pelatihan satpam akan lebih optimal dan efektif dari sebelumnya. Adanya petu- gas satpam yang sudah mendapatkan pembinaan di bidang pendidikan dan pelatihan yang sungguh-sung- guh akan dapat menambah etos dan produktivitas kerja yang lebih baik terhadap kinerja petugas satpam, setiap tindakan yang dilaksanakan akan dilakukan- nya secara profesional sesuai dengan bidang kerja sebagaimana telah diembannya, “Profesionalisme sebenarnya adalah watak yang didasari oleh rasa percaya diri yang tinggi dari pelakunya karena itu profesionalisme berarti bekerja dengan kompetensi memadai, dengan tenang dan penuh percaya diri”. (Philip Davis ditulis oleh Willian Buntoro, Majalah (AMSI), Edisi 02 Maret 2003:43). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, telah mengga- riskan bahwa “Pembinaan pelatihan kerja dan pema- gangan ditujukan ke arah peningkatan relevansi, kualitas, dan efisiensi penyelenggaraan pelatihan keja dan produktivitas”. Dan peningkatan tersebut dilakukan melalui pengembangan budaya produk- tif, etos kerja, teknologi, dan efisiensi kegiatan eko- nomi, menuju terwujudnya produktivitas nasional”. Hal ini dipertegas dalam Pasal 15 ayat (2) huruf G Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia, bahwa Kepolisian sebagai pengemban amanat untuk mendi- dik dan melatih petugas satpam akan “Memberikan petunjuk, mendidik, dan melatih aparat kepolisian khusus dan petugas pengamanan swakarsa dalam bidang teknis kepolisian”. Menurut penulis sekarang masih banyak peru- sahaan yang mempekerjakan petugas satpam yang belum dibekali di bidang pendidikan dan pelatihan sama sekali sebagai tenaga keamanan di tempat ker- janya, dan bahkan masih banyak perusahaan yang kurang memperhatikan tentang pentingnya petugas satpam di perusahaan, hal ini masih banyaknya petu- gas satpam dinomerduakan di perusahaan, padahal petugas satpam yang dibekali pendidikan dan pela- tihan akan mempunyai keahlian dan secara langsung akan membantu kelancaran dan kelangsungan usaha atau bisnis perusahaan, “Dalam sejumlah kasus, masih ada manajemen perusahaan yang mengorganisir fungsi security hanya sebagai pelengkap fungsi pelayanan kantor saja, asal ada tanpa perencanaan yang seha- rusnya. Fungsi security harus dikategorikan bukan sebagai fungsi pelengkap pelayanan kantor, melain- kan merupakan fungsi supporting dari alur orga-supporting dari alur orga-supporting nisasi perusahaa. Dalam banyak kejadian sejumlah perusahaan membentuk fungsi pengamanan dimu- lai secara bertahap dan yang lebih dahulu dilakukan dengan memasang kunci-kunci pintu, memberi pene- rangan yang baik, memasang alarm gedung, dan lain sebagainya, lebih mengutamakan dan mengandalkan perangkat keras terlebih dahulu, dibandingkan dengan mempersiapkan sumber daya manusia (SDM). Yang terjadi dalam sejumlah kasus, pembentukan fungsi keamanan dalam sebuah perusahaan yang bersifat strategis manajerial. Sementara pendekatan reak- tif atau bertahap dapat berkembang menjadi sebuah fungsi pengamanan yang efektif untuk mencegah timbulnya risiko ancaman atau bahaya bagi perusa- haan, sehingga usaha-usaha dari fungsi security dilak-security dilak-security sanakan secara optimal dan sungguh-sungguh untuk mengantisipasi timbulnya risiko yang belum kita keta- hui sebelumnya, kita akan merasa aman karena kita mengantisipasi risiko sekecil apapun”. (William Bun- toro, Majalah (AMSI), Edisi 02 Maret 2003:42) Perusahaan yang mempekerjakan petugas satpam yang telah dibekali pendidikan dan pelatihan sudah pasti mempunyai etos dan produktivitas kerja yang lebih efektif dan lebih baik serta menguasai kete- rampilan yang baik dan handal, mempunyai keuletan dalam bekerja dan bisa dipastikan akan sungguh-sung- guh akan menjaga area atau lingkungan perusahaan dengan rasa tanggungjawab serta mempunyai disi- plin tinggi pada waktu melakukan tugas dan fungsinya untuk mengatasi segala gangguan kamtibmas. Kewenangan petugas satpam di perusahaan akan benar-benar dituntut di bidang keahlian dan pengala- mannya serta keuletannya pada saat bekerja sehingga petugas satpam waktu melaksanakan tugas dan fung- sinya sebagai tenaga keamanan bisa melaksanakannya dengan baik dan benar dalam ruang lingkup di ling- kungan perusahaan tempat kerjanya agar tidak sampai terjadi sesuatu yang tidak diinginkan atau diharapkan oleh perusahaan sehingga mengakibatkan timbulnya suatu kerugian dan pada akhirnya akan mengganggu pada kelangsungan bisnis atau usaha perusahaan, sehingga keberadaan petugas satpam benar-benar membawa manfaat pada perusahaan maupun karya- wannya, “Salah satu tugas utama dari anggota aparat keamanan adalah menjaga keamanan perusahaan dan kenyamanan karyawannya. Para aparat keamanan
  • 6. 145 pun mempunyai “powerpun mempunyai “powerpun mempunyai “ ” yang dapat dimanfaatkan secara positif dan bila mereka mampu mempenga- ruhi masyarakat sekeliling ke arah yang positif, pasti mereka akan berperilaku positif pula”. (Sri Dahana, Majalah (AMSI), Edisi 01 Oktober 2002:9) Kewenangan petugas satpam yang sedang melak- sanakan tugasnya perlu diberikan rambu-rambu dan batasan agar tidak melampaui tugas dan fungsi Polri yang mempunyai kewenangan dan ruang ling- kup hukum publik, sehingga kewenangan petu- gas satpam benar-benar berfungsi sebagai tenaga keamanan dalam rangka menegakkan hukum hanya meliputi ruang lingkup di perusahaan. Dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia ditegaskan bahwa Kepolisian benar-benar melaku- kan tugasnya dalam “melakukan koordinasi, penga- wasan, dan pembinaan teknis terhadap kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil, dan bentuk- bentuk pengamanan swakarsa”. Sedangkan tata cara pelaksanaan kepolisian dalam melaksanakan tugasnya kepada petugas satpam akan diatur dengan ketentuan Peraturan Pemerintah dan sampai sekarang peraturan tersebut belum dibuat. Menurut penulis kewenangan petugas satpam di lingkungan tempat kerjanya dapat melakukan tinda- kan-tindakan secara terbatas yang perlu dilaksanakan saat melakukan tugasnya dalam hal terjadi gangguan di perusahaan sebagai peran pembantu fungsi Polri, antara lain: 1. Sebagai Petugas Keamanan Petugas satpam yang bertugas di lingkungan peru- sahaan sebagai petugas keamanan untuk membantu peran fungsi Polri, sehingga dapat mengantisipasi setiap gangguan yang akan terjadi dan bertindak lebih cepat dan tepat untuk memberikan informasi; Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana No. 8 Tahun 1981 menjelaskan bahwa “Setiap orang yang menga- lami, melihat, menyaksikan dan atau menjadi korban peristiwa yang merupakan tindak pidana berhak untuk mengajukan laporan atau pengaduan kepada penye- lidik dan atau penyidik baik lisan maupun tertulis”, demikian juga seorang petugas satpam juga berhak untuk melaporkan setiap kejadian tindak pidana yang terjadi di tempat kerjanya. Dan “Setiap orang yang mengetahui permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana terhadap ketentraman dan keamanan umum atau terhadap jiwa atau terhadap hak milik wajib seketika itu juga melaporkan hal tersebut kepada penyelidik atau penyidik”. Petugas satpam yang ber- tugas di lingkungan tempat kerjanya dapat dikatego- rikan mempunyai dua kewenangan; a. Secara Pre-emtif (membina, mengarahkan);Pre-emtif (membina, mengarahkan);Pre-emtif Petugas satpam saat melaksanakan tugasnya mem- punyai kewenangan untuk membina dan mengarah- kan bahkan menyuruh dan mengajak setiap orang atau individu yang ada di lingkungan kerjanya untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pekerjaan atau perbuatan, dan terus-menerus mengarahkan atau membimbing ke arah yang lebih baik dan memberikan contoh teladan yang lebih baik di lingkungan peker- jaannya, seperti: memberitahukan kepada pekerja atau buruh agar tidak melakukan atau mengulangi perbuatannya yang tidak sesuai dengan peraturan di perusahaan, dan lainnya. Dengan kewenangan yang telah diberikan ini, maka tercipta ketertiban di peru- sahaan. b. Secara Preventif (mencegah, menangkal);Preventif (mencegah, menangkal);Preventif Petugas satpam saat melaksanakan tugasnya mem- punyai kewenangan menjaga atau mengamankan perusahaan agar tidak sampai terjadi suatu gang- guan kamtibmas serta tindak pidana kejahatan atau pelanggaran di lingkungan kerjanya dengan jalan mempersiapkan atau menyediakan beberapa per- alatan pengamanan atau perlindungan yang ber- hubungan langsung atau tidak langsung dengan keamanan perusahaan. Petugas satpam akan melak- sanakan segala usaha dan upaya demi kelangsungan usaha atau bisnis perusahan agar tetap berlangsung dengan baik dan dapat menjalankan kegiatan dalam rangka menyelenggarakan dan melindungi lingku- ngan perusahaan dan aset-aset perusahaan maupun pekerja atau buruh perusahaan, sehingga keamanan pekerja atau buruh dan lingkungan perusahaan tetap berjalan sebagaimana mestinya tanpa ada gangguan yang akan merugikan perusahaan, seperti: meng- ontrol lingkungan perusahaan dengan bergantian setiap dua jam sekali, dan lainnya. 2. Sebagai Petugas Penegakan Hukum Terbatas Petugas satpam saat melaksanakan tugasnya di perusahaan mempunyai kewenangan dan berperan sebagai petugas penegakan hukum terbatas untuk membantu peran fungsi Polri, yaitu; Secara Repre- sif Non Yustisiil (menindak, menangkap, mem- borgol, melakukan introgasi awal), sehingga petugas satpam mempunyai kewenangan dapat menindak atau menangkap, menggeledah, memborgol, mengintro- gasi yang sifatnya sementara dan terbatas sebelum di- serahkan kepada Kepolisian bila terjadi tindak pidana kejahatan atau pelanggaran di perusahaan baik yang dilakukan oleh pekerja maupun orang lain, maka petugas satpam dapat melakukan tindakan-tinda- kan yang dianggap tepat agar pelakunya dapat cepat Sudahnan, Kewenangan Satpam sebagai Tenaga Kemanan di Perusahaan
  • 7. 146 PERSPEKTIFPERSPEKTIFPVolume XVI No. 3 Tahun 2011 Edisi Mei ditangani, kewenangan yang dilakukan oleh petu- gas satpam hanyalah merupakan tindakan awal agar pelaku tidak melarikan diri atau tidak menimbul- kan dampak yang lebih besar kepada perusahaan dan menghindari jangan sampai terjadi ada pihak- pihak yang main hakim sendiri, kemudian pelaku yang sudah tertangkap tangan secepatnya diserah- kan kepada pihak Polri setempat yang mempunyai hak dan kewenangan untuk menyelidiki dan menyi- dik serta menahan pelaku kejahatan atau pelanggaran yang telah dilakukan, tindakan petugas satpam bisa dilakukan bila terjadi tindak pidana yang tertangkap tangan, sehingga kewenangan petugas satpam dapat melakukan tindakan upaya paksa untuk menegakkan hukum di lingkungan kerjanya yang sifatnya semen- tara, Pasal 1 angka 19 dan 111 ayat (1) No. 8 Tahun 1981 Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana, yang dikatakan tertangkap tangan; a. Tertangkap- nya seseorang pada waktu sedang melakukan tindak pidana; b. Atau dengan segera sesudah beberapa saat tindak pidana itu dilakukan; c. Atau sesaat kemu- dian diserukan oleh khalayak ramai sebagai orang yang melakukan; d. Sesaat kemudian padanya dite- mukan benda yang diduga keras telah dipergunakan melakukan tindak pidana yang menunjukkan bahwa ia adalah pelakunya atau turut melakukan atau mem- bantu melakukan tindak pidana. Demikian juga yang dilakukan oleh petugas satpam yang bertugas di tempat kerjanya apabila pada ber- tugas ada pelaku kejahatan yang tertangkap tangan maka setiap orang berhak, sedangkan setiap orang yang mempunyai wewenang dalam tugas ketertiban, ketentraman dan keamanan umum wajib, menangkap tersangka guna diserahkan beserta atau tanpa barang bukti kepada penyelidik atau penyidik”. Menurut penulis kewenangan Petugas Satpam sebagai tenaga keamanan dan penegakan hukum di lingkungan perusahaan tempat kerjanya apabila terjadi tindak pidana yang tertangkap tangan, harus benar-benar memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum; b. Selaras dengan kewajiban hukum yang mengharus- kan tindakan tersebut dilaksanakan; c. Harus patut, masuk akal, termasuk dalam lingkup kewenangannya; d. Pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan yang memaksa dan menghormati hak-hak asasi manusia. Kewenangan petugas satpam pada waktu melak- sanakan tugas umumnya sama dengan yang dilakukan oleh Polri, tetapi pada tingkatan prinsipilnya pelak- sanaan tugas dan fungsi yang dilakukan oleh petugas satpam ada perbedaannya kewenangan, kewenangan yang dilaksanakan oleh petugas satpam pada dasarnya hanya diperbolehkan melakukan pengamanan phisik dan penegakan hukum phisik di tempat kerjanya tanpa mempunyai kewenangan menyidik dan menahan. Dan kewenangan yang dimiliki petugas satpam sifatnya hanya terbatas di lingkungan perusahaan tempat ker- janya, “Kewenangan kepolisian terbatas yang dimi- liki oleh anggota security, di dalam forum tersebut dijelaskan bahwa security memiliki kewenangan Pre- emtif (membina, mengarahkan),emtif (membina, mengarahkan),emtif Preventif (mencegah,Preventif (mencegah,Preventif menangkal) dan Represif (menindak), yang sifatnyaRepresif (menindak), yang sifatnyaRepresif terbatas dan non justice, sebatas untuk kepentingan perusahaan saja, sebagai contoh seorang karyawan tertangkap tangan maka security berwenang meme- riksa dan menggeledah karyawan tersebut hanya untuk kepentingan internal pengamanan perusa- haan bukan untuk diteruskan kepada penuntut umum” (Doyo Pramono, Majalah (AMSI), Edisi 02, Maret 2003:49). Dan Menurut Rony Hanintijo Soemitro, “Mekanisme pengendalian sosial ini berupa suatu proses yang telah direncakan lebih dahulu dan ber- tujuan untuk menganjurkan, mengajak, menyuruh atau bahkan memaksa anggota-anggota masyarakat agar supaya mematuhi norma-norma hukum atau tata tertib hukum yang sedang berlaku”. (Ronny Hanin- tijo Soemitro, 1984:4) Bentuk kewenangan terbatas yang diberikan pada petugas satpam di perusahaan merupakan suatu aturan yang harus dipatuhi dan dipahami serta dilaksanakan dengan prosedur yang benar meskipun hanya mem- punyai ruang lingkup kewenangan kuasa tempat dan tidak memiliki ruang lingkup kewenangan kuasa yang termasuk kewenangan hukum publik, seperti; menun- tut, menyidik maupun menahan, hal ini ditegaskan di dalam Penjelasan Pasal 3 huruf c Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, bahwa petu- gas satpam merupakan “bentuk-bentuk pengamanan swakarsa” adalah suatu bentuk peng-amanan yang diadakan atas kemauan, kesadaran, dan kepentingan masyarakat sendiri yang kemudian memperoleh pe- ngukuhan dari Kepolisian Negara Republik Indone- sia, seperti satuan pengamanan lingkungan dan badan usaha di bidang jasa pengamanan. Bentuk-bentuk pe- ngamanan swakarsa memiliki kewenangan Kepolisian Negara terbatas dalam “Lingkungan kuasa tempat” (teritoir gebied/teritoir gebied/teritoir gebied ruimte gebied) meliputi lingkunganruimte gebied) meliputi lingkunganruimte gebied pemukiman, lingkungan kerja, lingkungan pendidikan. Contohnya adalah satuan pengamanan lingkungan di pemukiman, satuan pengamanan pada kawasan per- kantoran atau satuan pengamanan pada pertokoan. Pengaturan mengenai pengamanan swakarsa merupakan kewenangan Kapolri, dan dipertegas
  • 8. 147 oleh Kapolri di dalam surat keputusannya Nomor Pol: Skep/1017/XII/2002 tentang Kurikulum Pela- tihan Satuan Pengamanan, angka 1 dalam konside- ran Pertimbangannya terutama di bidang penegakan hukum, hal ini dipertegas lagi di dalam UU Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, Penjelasan Pasal 15 ayat (1) huruf K tentang Kewenangan Polisi Memberikan Izin, dipertegas juga di dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 1951 tentang Senjata Api dan Bahan Peledak dalam Pasal 1 ayat (1), Pasal 5 ayat (2), bagi petu- gas satpam yang dilengkapi senjata api atau senjata tajam waktu melaksanakan tugasnya harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari Polri. Kewenangan petugas satpam sebagai tenaga keamanan terbatas dalam melaksanakan tugas- nya sebagai peran pembantu Polri menurut penulis sudah mempunyai cakupan yang lebih luas untuk mengantisipasi dan mengendalikan setiap gangguan kamtibmas dan tindak pidana kejahatan atau pelang- garan yang akan terjadi di Perusahaan, kewenangan itu tidak berbeda dengan kewenangan yang dimili- ki dan dilakukan oleh aparat Kepolisian dan tentara hal yang menjadi perbedaannya menurut penulis terletak dalam tingkat kewenangan penyidikan dan penuntutan yang tidak bisa dilakukan oleh petugas satpam demikian juga mengenai kelembagaan petugas tenaga satpam yang statusnya ditangani oleh pihak swasta sedangkan aparat kepolisian kelembagaannya ditangani oleh negara, “Hampir semua “ilmu” yang dimiliki polisi atau tentara telah dikuasai “aparat” swasta ini. Formance para SO juga mirip apa yang asli itu. Bahkan, sejumlah SO berkenan juga diberi izin untuk dibekali diri dengan senjata api (senpi). Memang, hampir tidak ada bedanya. Yang beda, soal status mereka”. (Hendrawan, Jawa Pos, 12 Desem- ber 2001:26) Menurut penulis kewenangan yang dimiliki dan diperbolehkan untuk dilakukan oleh petugas satpam di perusahaan hanya meliputi kewenangan phisik saja meskipun dalam hal-hal tertentu atau dalam hal ter- tangkap tangan diperbolehkan menangkap dan mem- borgol agar tidak melarikan diri dan menghilangkan barang bukti dan menanyakan hal-hal yang diang- gap penting yang berhubungan dengan tindak pidana pelanggaran atau kejahatan yang telah dilakukan oleh pelaku di lingkungan perusahaan. Dengan demikian menurut penulis petugas satpam mempunyai tugas dan peran pembantu fungsi Polri sebagai tenaga keamanan yang mempunyai kewenangan dalam ruang lingkup kewenangan phisik yang sifatnya terbatas di perusa- haan dimana petugas satpam bekerja. PENUTUP Kesimpulan Petugas Satpam sebagai tenaga keamanan terba- tas dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya di perusahaan tempat kerjanya mempunyai peran seba- gai pembantu fungsi Polri yang memiliki kewena- ngan pengamanan fisik yang sifatnya terbatas dan non justice sebagai keamanan dalam hal membina, mengarahkan, mencegah, menindak, dan menang- kap serta memborgol apabila terjadi tindak pidana pelanggaran dan kejahatan yang tertangkap tangan di lingkungan perusahaan. Rekomendasi Maraknya tindak kejahatan pada saat sekarang ini peranan petugas satpam jangan sampai dilihat sebelah mata lagi, karena itu peran pemerintah dan instansi terkait di Bidang Ketenagakerjaan untuk mewajib- kan kepada perusahaan yang mempergunakan jasa petugas satpam untuk diikutsertakan pendidikan dan pelatihan satpam sedangkan perusahaan yang akan mempekerjakan petugas satpam agar menerima yang telah mempunyai sertifikat satpam, sehingga keberadaan petugas satpam di perusahaan benar-benar dapat bergerak lebih cepat dan mengantisipasi sedini mungkin kemungkinan terjadi pelanggaran dan tindak kejahatan dan keberadaan petugas satpam di perusa- haan dapat diandalkan. DAFTAR PUSTAKA Buku: Arief, Barda Nawawi, 1998, Beberapa Aspek Kebi- jakan Penegakan dan Pengembangan Hukum Pidana, Cetakan Ke-I, Bandung: Citra Aditya. Djumialdji, F.X., 2001, Perjanjian Kerja, Jakarta: Bumi Aksara. Gunawan, Ilham, 1992, Penegakan Hukum dan Pe- negak Hukum, Bandung: Angkasa. Muhammad, Abdulkadir, 1999, Hukum Perusahaan Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti. Rais, Moh. Lukman Tahillah, 1997, Tindak Pidana Perkelahian Pelajar, Cetakan Ke-I, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Satria, J., 1999, Hukum Pribadi Bagian I Persoon Alamiah, Cetakan Ke-I, Bandung: Citra Aditya Bakti. Soemitro, Rony Hanintijo, 1998, Beberapa Masalah dalam Studi Hukum dan Masyarakat, Cetakan Ke- 1, Bandung: Remaja Karya. ______, 1975, Beberapa Permasalahan Hukum dalam Kerangka Pembangunan di Indonesia (Suatu Tujuan Sosiologis), Jakarta: Yayasan U.I. Sudahnan, Kewenangan Satpam sebagai Tenaga Kemanan di Perusahaan
  • 9. 148 PERSPEKTIFPERSPEKTIFPVolume XVI No. 3 Tahun 2011 Edisi Mei Soepomo, Imam, 1995, Pengantar Hukum Perburu- han, Cetakan Ke-XI, disunting Helena Purwanto dan Suliati Rahmat, Jakarta: Jambatan. Subekti, R., 1981, Aneka Perjanjian, Edisi Ke-IV, Bandung: Alami. Suseno, Franz Magnis Sj, Kees Bertens dkk., 1993, Etika Sosial, Cetakan Ke-III, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Weda, Made Darma, 1999, Kronik dalam Pene- gakan Hukum Pidana, Cetakan Ke-I, Jakarta: Guna Wijaya. Peraturan Perundang-undangan: Undang-Undang No. 9 Tahun 1998 tentang Kemer- dekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum, 2000, Bandung: Citra Umbara. Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 2003 tentang Kepolisian, 2003, Bandung: Citra Umbara. Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. _________, Propenas 2000-2004, UU No. 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional, 2001, Cet. Ke-1, Jakarta: Sinar Grafika. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmi- grasi No. KEP. 229/MEN/2003 tentang Tata Cara Perizinan dan Pendaftaran Lembaga Pela- tihan Kerja. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Tranmigrasi No. KEP. 225/MEN/2003 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Akreditasi Lembaga Lem- baga Latihan Kerja. Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 1 Tahun 2003 tentang Pelayanan di Bidang Ketenagakerjaan. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indo- nesia No. Pol.: 18 Tahun 2006 tentang Kuriku- lum dan Latihan Satuan Pengamanan. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indo- nesia No. Pol.: 24 Tahun 2007 tentang Sistem Manajemen Pengamanan Organisasi, Perusahaan dan/atau Instansi/Lembaga. Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol: Skep/1017/XII/2002 tentang Kurikulum Pelatihan Satuan Pengamanan. Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara Repu- blik Indonesia No. Pol: Skep/1018/XII/2002 ten- tang Pelatihan Satuan Pengamanan. Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol: Skep/1020/XII/2002 tentang Registrasi Satuan-satuan Pengamanan. Jurnal/Makalah/Majalah Kampus: Himpunan Materi Seminar, Peranan AMSI dalam Industrial Security, Sabtu 27 April 2002, Ker- jasama Direktorat Binmas Polda Jatim. Majalah Asosiasi Management Security Indonesia (AMSI), Edisi No. 01 Oktober 2002. Majalah Asosiasi Management Security Indonesia (AMSI), Edisi 02 Maret 2003. Security Guide Book, Pembinaan Satpam di Indo- nesia, 1994, Jakarta: Mabes Polri. Surat Kabar: Hendrawan, Praktis Tak Ada Biaya Tetek Bengek, Jawa Pos 12 Desember 2001. _________, Dipecat, Kepala Satpam Harapkan Keadilan, Surabaya Sore, Senin Legi, 2 Agus- tus 2004. _________, Pendeta Ditembak di Depan Jemaat, Jawa Pos, Senin 19 Juli 2004. _________, Perampok Bank Tembak Mati Polisi, Surya, Selasa Kliwon 13 April 2004. _________, Praktis dan Tak Ada Biaya Tetek Bengek (Aksi Teror dan Kriminal Marak, Peru- sahaan Security pun Banjir Order), Surya, 24 Juli 2003.