Dokumen tersebut berisi deskripsi lima fosil foraminifera besar yang diamati pada praktikum mikropaleontologi. Fosil-fosil tersebut diidentifikasi dan diklasifikasikan secara taksonomi serta dilengkapi dengan deskripsi morfologi, umur, dan lingkungan pengendapan. Lima fosil tersebut adalah Discocyclina sp., Lepidocyclina sp., Milliolina sp., Numulites camerinidae, dan Assilina camerinidae.
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Maksud dan Tujuan Praktikum
1.1.1. Dapat melakukan deskripsi ciri fisik fosil cangkang foraminifera besar.
1.1.2. Mampu mengidentivikasi komposisi cangkang sayatan teramati dan
mengkaitkan dengan ekologi foraminifera teramati.
1.1.3. Mampu mengklasifikasikan dan memberi nama foram besar
berdasarkan klasifikasi secara taksonomi.
1.1.4. Dapat menentukan umur dan lingkungan pengendapan fosil foram
besar.
1.2 Waktu Pelaksanaan Praktikum
Hari/tanggal :
Senin, 5 November 2012 (Praktikum I)
Senin, 12 November 2012 (Praktikum II)
Waktu : 13.00 - 15.00 WIB
Tempat : GPS 301, Teknik Geologi Universitas Diponegoro
2. 2
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Morfologi
Penggunaan foraminifera sebagai penunjuk lingkungan telah digunakan
secara luas terutama oleh mikropaleontologist. Berdasarkan karakteristik dan
morfologi cangkangnya dapat digunakan sebagai indikator potensial dalam
memahami lingkungan hidup di perairan modern maupun purba. Salah satu
karakteristik yang menonjol adalah struktur tubuhnya yang sederhana dan
memiliki cangkang yang keras, sebarannya yang luas.
2.2 Lingkungan Hidup Foram Besar
Studi tentang paleoekologi ini akan dapat digunakan untuk menafsirkan
lingkungan pengendapan pada masa lampau, jika perilaku organisme dijumpai
pada kondisi yang normal.
Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kehidupan mikroorganisme :
1. Kadar Karbonat
Karbonat termasuk faktor yang paling penting untuk pertumbuhan
foraminifera, karena sebagian foraminifera membutuhkan karbonat untuk
pertumbuhan cngkangnya. Suhu Air Laut
Suhu air laut berkaitan dengan salinitas, kedalaman dan
ketembusan cahaya matahari. Suhu berpengaruh terhadap jumlah
(populasi) foraminifera dan besarnya cangkangKadar Garam (salinitas)
Kadar garam berpengaruh terhadap distribusi spesies foram
tertentu.
2. Kedalaman
Kedalaman sangat berpengaruh terhadap kehidupan foraminifera,
baik dari jenis maupun kelimpahannya. Pada laut dangkal, variasi dan
junlah spesies bercangkang gampingan sangat besar. Pada laut dalam,
keberadaan foram bercangkang gampingan semakin berkurang dan
digantikan foram bercangkang aglutinated.
3. 3
3. Turbiditas/Kekeruhan Air
Turbiditas yang tinggi dapat mengurangi populasi foraminifera. Hal
ini berkaitan dengan kekeruhan yang menghalangi masuknya cahaya
matahari, sehingga mengurangi fotosintesis sehingga mengurangi jumlah
makanan foraminifera. Hanya foraminifera yang mempunyai kemampuan
filtrasi pada air keruh yang mampu bertahan, misalnya : Operculina,
Robulus, Rotalia yang biasanya dijumpai melimpah pada endapan lumpur
BAB III
HASIL DESKRIPSI
3.1 Peraga Fosil FB 018
UNIVERSITAS DIPONEGORO LAPORAN DESKRIPSI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM
MIKROPALEONTOLOGI
LABORATORIUM PALEONTOLOGI ACARA : FORAMINIFERA BESAR
NAMA PRAKTIKAN NIM ROMBONGAN NAMA FOSIL YANG DIAMATI
Ali Baidhowi 21100110141017 1
Discocyclina sp. marginata
HARI/TGL JAM ASISTEN YANG BERTUGAS KINGDOM : Protista
SENIN/ 5-
11-2012
13.00 BUDI MALAY PHYLUM : Protozoa
JENIS PERAGA YANG DIAMATI
KELAS : Sarcodina
ORDO : Foramninifera
SUB ORDO : Rotalina
SAYATAN SMEAR LAIN-LAIN SUPER FAMILI : Orbitoinicae
FB 018
FAMILI : Orbitoilinae
- - SPESIES : Discocyclinae
SUBSPESIES : Discocyclina
Nampak Vertikal
DESKRIPSI
Equatorial plane
Chamber wall
initial chamber
Lateral Chamber
4. 4
Fosil foraminifera ini memiliki jumlah kamar yang banyak (Multy Chamber) dengan bentuk melensa,
Tampak Vertikal :(initial chamber, Lateral Chamber, dan Chamber wall) dan bidang ekuatorial.
Tampak Horizontal : -, Komposisi dinding test berupa hyaline.
Klasifikasi : Barinas, S.W Venezuela TS
UMUR
Tersier
LINGKUNGAN PENGENDAPAN Neritik ( 0 – 200 m)
3.2 Peraga Fosil FB 17
UNIVERSITAS DIPONEGORO LAPORAN DESKRIPSI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM
MIKROPALEONTOLOGI
LABORATORIUM PALEONTOLOGI ACARA : FORAMINIFERA BESAR
NAMA PRAKTIKAN NIM ROMBONGAN NAMA FOSIL YANG DIAMATI
Ali Baidhowi 21100110141017 1
Lepidocyclina sp. marginata
HARI/TGL JAM ASISTEN YANG BERTUGAS KINGDOM : Protista
SENIN/ 5-
11-2012
13.00 BUDI MALAY PHYLUM : Protozoa
JENIS PERAGA YANG DIAMATI
KELAS : Sarcodina
ORDO : Foramninifera
SUB ORDO : Rotalina
SAYATAN SMEAR LAIN-LAIN SUPER FAMILI : Orbitoinicae
FB 017
FAMILI : Orbitoilinae
- - SPESIES : Lepidocyclinae
SUBSPESIES : Lepidocyclina
Nampak Vertikal Nampak Horizontal
DESKRIPSI
Equatorial plane
Chamber wall
Lateral Chamber
Equatorial plane
Chamber wall
Initial Chamber
Equatorial plane
Lateral Chamber
5. 5
Fosil foraminifera ini memiliki jumlah kamar yang banyak (Multy Chamber) dengan bentuk melensa,
Tampak verytikal : kamarnya terdiri dari chamber (Lateral Chamber, dan Chamber wall) dan bidang
ekuatorial.
Tampak horizontal : Lateral Chamber, dan Chamber wall, initial chamber dan bidang ekuatorial.
Komposisi dinding test berupa hyaline.
Klasifikasi : Barinas, S.W Venezuela TS
UMUR
Tersier
LINGKUNGAN PENGENDAPAN Neritik ( 0 – 200 m)
6. 6
3.3 Peraga Fosil FB 005
UNIVERSITAS DIPONEGORO LAPORAN DESKRIPSI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM
MIKROPALEONTOLOGI
LABORATORIUM PALEONTOLOGI ACARA : FORAMINIFERA BESAR
NAMA PRAKTIKAN NIM ROMBONGAN NAMA FOSIL YANG DIAMATI
Ali Baidhowi 21100110141017 1
Milliolina Sp.
HARI/TGL JAM ASISTEN YANG BERTUGAS KINGDOM : Protista
SENIN/ 12-
11-2012
13.00 BUDI MALAY PHYLUM : Protozoa
JENIS PERAGA YANG DIAMATI
KELAS : Sarcodina
ORDO : Foramninifera
SUB ORDO : Milliolina
SAYATAN SMEAR LAIN-LAIN SUPER FAMILI : Millioliniae
FB 005
FAMILI : Milliolinidae
SPESIES : Milliolina Sp
Nampak Horizontal
DESKRIPSI
Fosil foraminifera ini memiliki jumlah kamar yang banyak (Multy Chamber) dengan perputaran kamar
yang milioline pigmoidal bentuk melensa, kamarnya terdiri dari initial chamber dan Chamber. Komposisi
dinding test berupa Calcareous Imperforate (Porcelain).
Klasifikasi : Cushman 1928
UMUR
Tersier
LINGKUNGAN PENGENDAPAN Neritik ( 0 – 200 m)
initial chamber
7. 7
3.4 Peraga Fosil FB 012
UNIVERSITAS DIPONEGORO LAPORAN DESKRIPSI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM
MIKROPALEONTOLOGI
LABORATORIUM PALEONTOLOGI ACARA : FORAMINIFERA BESAR
NAMA PRAKTIKAN NIM ROMBONGAN NAMA FOSIL YANG DIAMATI
Ali Baidhowi 21100110141017 1
Numulites Camerinidae
HARI/TGL JAM ASISTEN YANG BERTUGAS KINGDOM : Protista
SENIN/ 12-
11-2012
13.00 BUDI MALAY PHYLUM : Protozoa
JENIS PERAGA YANG DIAMATI
KELAS : Sarcodina
ORDO : Foramninifera
SUB ORDO : Fusulina
SAYATAN SMEAR LAIN-LAIN
FB 012 FAMILI : Numilites
SPESIES : Camerinae
SUBSPESIES : Camerinidae
Nampak Vertikal NampakHorizontal
DESKRIPSI
Fosil foraminifera ini memiliki jumlah kamar yang banyak (Multy Chamber) dengan perputaran kamar
yang Menganan bentuk melensa, kamarnya terdiri dari initial chamber dan Chamber (kenampakan vertikal
dan zorizontal terlihat initial chamber). Komposisi dinding test berupa Calcareous Microgranular.
Klasifikasi : Cushman 1928
UMUR
Tersier
LINGKUNGAN PENGENDAPAN Neritik ( 0 – 200 m)
Terputar Menganan
initial chamber
8. 8
3.5 Peraga Fosil FB 002
UNIVERSITAS DIPONEGORO LAPORAN DESKRIPSI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM
MIKROPALEONTOLOGI
LABORATORIUM PALEONTOLOGI ACARA : FORAMINIFERA BESAR
NAMA PRAKTIKAN NIM ROMBONGAN NAMA FOSIL YANG DIAMATI
Ali Baidhowi 21100110141017 1
Assilina Camerinidae
HARI/TGL JAM ASISTEN YANG BERTUGAS KINGDOM : Protista
SENIN/ 12-
11-2012
13.00 BUDI MALAY PHYLUM : Protozoa
JENIS PERAGA YANG DIAMATI
KELAS : Sarcodina
ORDO : Foramninifera
SUB ORDO : Rotalina
SAYATAN SMEAR LAIN-LAIN SUPER FAMILI : Assilinidae
FB 002
FAMILI : Assilina
SPESIES : Camerinida
SUBSPESIES : Camerinidae
Nampak Horizontal Nampak Vertikal
DESKRIPSI
Fosil foraminifera ini memiliki jumlah kamar yang banyak (Multy Chamber) dengan 3 perputaran kamar
bentuk pipih, kamarnya terdiri dari tonggak-tonggak. Komposisi dinding test berupa Calcareous perforate.
Klasifikasi : Cushman 1928
UMUR
Tersier (Eocene)
LINGKUNGAN PENGENDAPAN Neritik ( 0 – 200 m)
Thoraks (kamar)
9. 9
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan Peraga Fosil FB 018
Kegiatan pengamatan sayatan fosil peraga FB 018 dilakukan dengan
menggunakan mikroskop Binokuler, dari pengamatan didapatkan bebearapa
karakteristik anatomi cangkang foraminifera. Dari sayatan FB 018 didapatkan
kenampakan jumlah kamar fosil yang banyak (multy chamber) dengan bentuk
cangkang yang pipih melensa.
Bagian tubuh foram didapatkan bagian cangkang berupa kamar-kamar
seperti initial chamber, lateral chamber, dan chamber wall, selain itu juga terlihat
adanya equatorial plane. Pola chamber yang ditunjukkan oleh sayatan cenderung
pipih tegak lurus terhadap bidang equatorial, umumnya pola ini terjadi pada fosil
spesies dyscociclin. Kenampakan cangkang foram diatas lampu sangat terang dan
tembus cahaya menunjukkan komposisi cangkang yang hyalin (Calcareous
perforate), dari komposisi dinding cangkang yang bersifat hyaline
mengindikasikan lingkungan hidup foraminifera ini berada pada lingkungan laut
yang masih dapat pengaruh sinar matahari, bertemperatur hangat dan
berkedalaman rendah. Jadi lingkungan pengendapannya pada laut dangkal (neritic
zone) pada kedalaman antar 0 – 200 m.
Berdasarkan literatur didapat, kisaran umur fosil ini yakni eosen atas
dalam taksonomi merupakan subordo Rotaliina, superfamili Discocylinidae,
famili Discocylinidae, spesies Discocylininae, subspesies Discocylina dan nama
fosil yang diamati ini adalah Discocylina marginata.
4.2 Pembahasan Peraga Fosil FB 017
Kegiatan pengamatan sayatan fosil peraga FB 017 dilakukan dengan
menggunakan mikroskop Binokuler, dari pengamatan didapatkan bebearapa
karakteristik anatomi cangkang foraminifera. Dari sayatan FB 017 didapatkan
kenampakan jumlah kamar fosil yang banyak (multy chamber) dengan bentuk
cangkang yang pipih melensa.
10. 10
Bagian tubuh foram didapatkan bagian cangkang berupa kamar-kamar
seperti initial chamber, lateral chamber, dan chamber wall, selain itu juga terlihat
adanya equatorial plane. Pola chamber yang ditunjukkan oleh sayatan cenderung
membulat-sub globular sejajar terhadap bidang equatorial, umumnya pola ini
terjadi pada fosil spesies Lepidos. Kenampakan cangkang foram diatas lampu
sangat terang dan tembus cahaya menunjukkan komposisi cangkang yang hyalin
(Calcareous perforate), dari komposisi dinding cangkang yang bersifat hyaline
mengindikasikan lingkungan hidup foraminifera ini berada pada lingkungan laut
yang masih dapat pengaruh sinar matahari, bertemperatur hangat dan
berkedalaman rendah. Jadi lingkungan pengendapannya pada laut dangkal (neritic
zone) pada kedalaman antar 0 – 200 m.
Berdasarkan literature yang didapat, kisaran umur fosil ini yakni eosen
atas dalam taksonomi merupakan kingdom Protista, filum Protozoa, kelas
Sarcodina, ordo Foraminifera, subordo Rotaliina, superfamili Lepidocylinidae,
famili Lepidocylinidae, spesies Lepidocylininae, subspesies Lepidocylina dan
nama fosil yang diamati ini adalah Lepidocylina marginata.
4.3 Pembahasan Peraga Fosil FB 005
Kegiatan pengamatan sayatan fosil peraga FB 005 dilakukan dengan
menggunakan mikroskop Binokuler, dari pengamatan didapatkan bebearapa
karakteristik anatomi cangkang foraminifera. Dari sayatan FB 005 didapatkan
kenampakan jumlah kamar fosil yang banyak (multy chamber) dengan bentuk
cangkang yang pipih terputar secara milliolina sigmoidal.
Bagian cangkang yang dapat diamati dari sayatan meliputi pusat
kamar(Initial Chamber) kamar-kamarnya dan semacam pengkat antar
cangakangnya yang gelap kenampakannya, diperkirakan berupa zat yang
calcareous. Cangkangnya tersusun oleh material-material yang bersifat Porcelain
yang bercirikan abu-abu, gelap dan fosil ini dimasukkan sub ordo Rotaliina.
Dengan komposisi dinding cangkang yang bersifat Porcelain (calcareous
imperforate) dapat diinterpretasikan lingkungan hidup foraminifera ini berada
pada lingkungan laut yang masih mendapatkan pengaruh sinar matahari,
11. 11
bertemperatur hangat dan berkedalaman rendah. Jadi lingkungan pengendapannya
pada laut dangkal (neritic zone) pada kedalaman antar 0 – 200 m.
Berdasarkan literature yang didapat, kisaran umur fosil ini yakni tersier,
dalam taksonomi merupakan kingdom Protista, filum Protozoa, kelas Sarcodina,
ordo Foraminifera, subordo Miliolina, superfamili Miliolinidae, famili
Miliolinidae, spesies Milliolinae, subspesies Milliolina dan nama fosil yang
diamati ini adalah Milliolinella sp.
4.4 Pembahasan Peraga Fosil FB 012
Kegiatan pengamatan sayatan fosil peraga FB 012 dilakukan dengan
menggunakan mikroskop Binokuler, dari pengamatan didapatkan bebearapa
karakteristik anatomi cangkang foraminifera. Dari sayatan FB 012 didapatkan
kenampakan jumlah kamar fosil yang banyak (multy chamber) dengan bentuk
cangkang bebentuk bundar dengan perputaran spiral menganan.
Bagian cangkang yang dapat diamati dari sayatan meliputi pusat kamar
(Initial Chamber), kamar-kamarnya yang banyak. Foraminifera teramati berwarna
keabu-abuan, diindikasikan memiliki komposisi cangkang yang calcareous
microgranular. Masing-masing kamar dibatasi oleh sekat yang disebut septa.
Dengan komposisi dinding cangkang yang bersifat gampingan dapat
diinterpretasikan lingkungan hidup foraminifera ini berada pada lingkungan laut
neritik - batial yang masih mendapatkan pengaruh sinar matahari, bertemperatur
hangat tapi dengan intensitas yang rendah. Jadi lingkungan pengendapannya pada
laut dangkal (neritic-bathyal zone).
Berdasarkan literature yang didapat, kisaran umur fosil ini yakni tersier
(Ta – Td), dalam taksonomi merupakan kingdom Protista, filum Protozoa, kelas
Sarcodina, ordo Foraminifera, subordo textularina, superfamili Nummulitidae,
famili Nummulidae, spesies Nummulitae, subspesies Camerinidae dan nama fosil
yang diamati ini adalah Nummulites Camerinidae.
12. 12
4.5 Pembahasan Peraga Fosil FB 002
Kegiatan pengamatan sayatan fosil peraga FB 002 dilakukan dengan
menggunakan mikroskop Binokuler, dari pengamatan didapatkan bebearapa
karakteristik anatomi cangkang foraminifera. Dari sayatan FB 002 didapatkan
kenampakan jumlah kamar fosil yang banyak (multy chamber) dengan bentuk
cangkang bebentuk pipih.
Bagian cangkang yang dapat diamati dari sayatan meliputi kamar-
kamarnya (tonggak-tonggak) yang banyak. Foraminifera teramati berwarna
keabu-abuan, diindikasikan memiliki komposisi cangkang yang calcareous
microgranular. Masing-masing kamar dibatasi oleh sekat yang disebut septa.
Dengan komposisi dinding cangkang yang bersifat gampingan dapat
diinterpretasikan lingkungan hidup foraminifera ini berada pada lingkungan laut
neritik - batial yang masih mendapatkan pengaruh sinar matahari, bertemperatur
hangat tapi dengan intensitas yang rendah. Jadi lingkungan pengendapannya pada
laut dangkal (neritic-bathyal zone).
Berdasarkan literatur yang ada maka fosil ini berumur tersier, dalam
taksonomi merupakan kingdom Protista, filum Protozoa, kelas Sarcodina, ordo
Foraminifera, subordo Rotaliina, superfamili Assilinidae, famili Assilinella,
spesies Assilina, subspesies Camerinidae dan nama fosil yang diamati ini adalah
Assilina Camerinidae.
13. 13
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Fosil yang teramati pada peraga FB 018 berkomposisi cangkang hyalin
(Calcareous perforate), masuk dalam sub ordo rotalina, superfamiliy
discocyclinidae, family discocyclinidae, spesies discocyclina dan sub
spesies Marginata. Lingkungan hidup foram ini di laut dangkal (neritik)
dengan kisaran umur tersier (eosen atas).
5.2 Fosil yang teramati pada peraga FB 017 berkomposisi cangkang hyalin
(Calcareous perforate), masuk dalam sub ordo rotalina, superfamiliy
Lepidocyclinidae, family Lepidocyclinidae, spesies Lepidocyclina dan sub
spesies Marginata. Lingkungan hidup foram ini di laut dangkal (neritik)
dengan kisaran umur tersier (eosen atas).
5.3 Fosil yang teramati pada peraga FB 005 berkomposisi cangkang
porcelain (Calcareous imperforate), masuk dalam sub ordo Miliolina,
superfamiliy Miliolinidae, family Miliolinidae, spesies Miliolinidae dan sub
spesies Miliolinella. Lingkungan hidup foram ini di laut dangkal (neritik)
dengan kisaran umur tersier (eosen atas).
5.4 Fosil yang teramati pada peraga FB 012 berkomposisi cangkang
Calcareous microgranular, masuk dalam sub ordo texaularia, superfamiliy
Numulitidae, family Numulitidae, spesies Numulites dan sub spesies
Camerinidae. Lingkungan hidup foram ini di laut dangkal (neritik) dengan
kisaran umur tersier (eosen atas).
5.5 Fosil yang teramati pada peraga FB 002 berkomposisi cangkang hyalin
(Calcareous perforate), masuk dalam sub ordo rotalina, superfamiliy
Assilinidae, family Assilinella, spesies Asslina dan sub spesies Camerinidae.
Lingkungan hidup faram ini di laut dangkal (neritik) dengan kisaran umur
tersier (eosen atas).