SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Maksud dan Tujuan Praktikum
1.1.1. Dapat melakukan deskripsi ciri fisik fosil cangkang foraminifera besar.
1.1.2. Mampu mengidentivikasi komposisi cangkang sayatan teramati dan
mengkaitkan dengan ekologi foraminifera teramati.
1.1.3. Mampu mengklasifikasikan dan memberi nama foram besar
berdasarkan klasifikasi secara taksonomi.
1.1.4. Dapat menentukan umur dan lingkungan pengendapan fosil foram
besar.
1.2 Waktu Pelaksanaan Praktikum
Hari/tanggal :
Senin, 5 November 2012 (Praktikum I)
Senin, 12 November 2012 (Praktikum II)
Waktu : 13.00 - 15.00 WIB
Tempat : GPS 301, Teknik Geologi Universitas Diponegoro
2
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Morfologi
Penggunaan foraminifera sebagai penunjuk lingkungan telah digunakan
secara luas terutama oleh mikropaleontologist. Berdasarkan karakteristik dan
morfologi cangkangnya dapat digunakan sebagai indikator potensial dalam
memahami lingkungan hidup di perairan modern maupun purba. Salah satu
karakteristik yang menonjol adalah struktur tubuhnya yang sederhana dan
memiliki cangkang yang keras, sebarannya yang luas.
2.2 Lingkungan Hidup Foram Besar
Studi tentang paleoekologi ini akan dapat digunakan untuk menafsirkan
lingkungan pengendapan pada masa lampau, jika perilaku organisme dijumpai
pada kondisi yang normal.
Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kehidupan mikroorganisme :
1. Kadar Karbonat
Karbonat termasuk faktor yang paling penting untuk pertumbuhan
foraminifera, karena sebagian foraminifera membutuhkan karbonat untuk
pertumbuhan cngkangnya. Suhu Air Laut
Suhu air laut berkaitan dengan salinitas, kedalaman dan
ketembusan cahaya matahari. Suhu berpengaruh terhadap jumlah
(populasi) foraminifera dan besarnya cangkangKadar Garam (salinitas)
Kadar garam berpengaruh terhadap distribusi spesies foram
tertentu.
2. Kedalaman
Kedalaman sangat berpengaruh terhadap kehidupan foraminifera,
baik dari jenis maupun kelimpahannya. Pada laut dangkal, variasi dan
junlah spesies bercangkang gampingan sangat besar. Pada laut dalam,
keberadaan foram bercangkang gampingan semakin berkurang dan
digantikan foram bercangkang aglutinated.
3
3. Turbiditas/Kekeruhan Air
Turbiditas yang tinggi dapat mengurangi populasi foraminifera. Hal
ini berkaitan dengan kekeruhan yang menghalangi masuknya cahaya
matahari, sehingga mengurangi fotosintesis sehingga mengurangi jumlah
makanan foraminifera. Hanya foraminifera yang mempunyai kemampuan
filtrasi pada air keruh yang mampu bertahan, misalnya : Operculina,
Robulus, Rotalia yang biasanya dijumpai melimpah pada endapan lumpur
BAB III
HASIL DESKRIPSI
3.1 Peraga Fosil FB 018
UNIVERSITAS DIPONEGORO LAPORAN DESKRIPSI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM
MIKROPALEONTOLOGI
LABORATORIUM PALEONTOLOGI ACARA : FORAMINIFERA BESAR
NAMA PRAKTIKAN NIM ROMBONGAN NAMA FOSIL YANG DIAMATI
Ali Baidhowi 21100110141017 1
Discocyclina sp. marginata
HARI/TGL JAM ASISTEN YANG BERTUGAS KINGDOM : Protista
SENIN/ 5-
11-2012
13.00 BUDI MALAY PHYLUM : Protozoa
JENIS PERAGA YANG DIAMATI
KELAS : Sarcodina
ORDO : Foramninifera
SUB ORDO : Rotalina
SAYATAN SMEAR LAIN-LAIN SUPER FAMILI : Orbitoinicae
FB 018
FAMILI : Orbitoilinae
- - SPESIES : Discocyclinae
SUBSPESIES : Discocyclina
Nampak Vertikal
DESKRIPSI
Equatorial plane
Chamber wall
initial chamber
Lateral Chamber
4
Fosil foraminifera ini memiliki jumlah kamar yang banyak (Multy Chamber) dengan bentuk melensa,
Tampak Vertikal :(initial chamber, Lateral Chamber, dan Chamber wall) dan bidang ekuatorial.
Tampak Horizontal : -, Komposisi dinding test berupa hyaline.
Klasifikasi : Barinas, S.W Venezuela TS
UMUR
Tersier
LINGKUNGAN PENGENDAPAN Neritik ( 0 – 200 m)
3.2 Peraga Fosil FB 17
UNIVERSITAS DIPONEGORO LAPORAN DESKRIPSI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM
MIKROPALEONTOLOGI
LABORATORIUM PALEONTOLOGI ACARA : FORAMINIFERA BESAR
NAMA PRAKTIKAN NIM ROMBONGAN NAMA FOSIL YANG DIAMATI
Ali Baidhowi 21100110141017 1
Lepidocyclina sp. marginata
HARI/TGL JAM ASISTEN YANG BERTUGAS KINGDOM : Protista
SENIN/ 5-
11-2012
13.00 BUDI MALAY PHYLUM : Protozoa
JENIS PERAGA YANG DIAMATI
KELAS : Sarcodina
ORDO : Foramninifera
SUB ORDO : Rotalina
SAYATAN SMEAR LAIN-LAIN SUPER FAMILI : Orbitoinicae
FB 017
FAMILI : Orbitoilinae
- - SPESIES : Lepidocyclinae
SUBSPESIES : Lepidocyclina
Nampak Vertikal Nampak Horizontal
DESKRIPSI
Equatorial plane
Chamber wall
Lateral Chamber
Equatorial plane
Chamber wall
Initial Chamber
Equatorial plane
Lateral Chamber
5
Fosil foraminifera ini memiliki jumlah kamar yang banyak (Multy Chamber) dengan bentuk melensa,
Tampak verytikal : kamarnya terdiri dari chamber (Lateral Chamber, dan Chamber wall) dan bidang
ekuatorial.
Tampak horizontal : Lateral Chamber, dan Chamber wall, initial chamber dan bidang ekuatorial.
Komposisi dinding test berupa hyaline.
Klasifikasi : Barinas, S.W Venezuela TS
UMUR
Tersier
LINGKUNGAN PENGENDAPAN Neritik ( 0 – 200 m)
6
3.3 Peraga Fosil FB 005
UNIVERSITAS DIPONEGORO LAPORAN DESKRIPSI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM
MIKROPALEONTOLOGI
LABORATORIUM PALEONTOLOGI ACARA : FORAMINIFERA BESAR
NAMA PRAKTIKAN NIM ROMBONGAN NAMA FOSIL YANG DIAMATI
Ali Baidhowi 21100110141017 1
Milliolina Sp.
HARI/TGL JAM ASISTEN YANG BERTUGAS KINGDOM : Protista
SENIN/ 12-
11-2012
13.00 BUDI MALAY PHYLUM : Protozoa
JENIS PERAGA YANG DIAMATI
KELAS : Sarcodina
ORDO : Foramninifera
SUB ORDO : Milliolina
SAYATAN SMEAR LAIN-LAIN SUPER FAMILI : Millioliniae
FB 005
FAMILI : Milliolinidae
SPESIES : Milliolina Sp
Nampak Horizontal
DESKRIPSI
Fosil foraminifera ini memiliki jumlah kamar yang banyak (Multy Chamber) dengan perputaran kamar
yang milioline pigmoidal bentuk melensa, kamarnya terdiri dari initial chamber dan Chamber. Komposisi
dinding test berupa Calcareous Imperforate (Porcelain).
Klasifikasi : Cushman 1928
UMUR
Tersier
LINGKUNGAN PENGENDAPAN Neritik ( 0 – 200 m)
initial chamber
7
3.4 Peraga Fosil FB 012
UNIVERSITAS DIPONEGORO LAPORAN DESKRIPSI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM
MIKROPALEONTOLOGI
LABORATORIUM PALEONTOLOGI ACARA : FORAMINIFERA BESAR
NAMA PRAKTIKAN NIM ROMBONGAN NAMA FOSIL YANG DIAMATI
Ali Baidhowi 21100110141017 1
Numulites Camerinidae
HARI/TGL JAM ASISTEN YANG BERTUGAS KINGDOM : Protista
SENIN/ 12-
11-2012
13.00 BUDI MALAY PHYLUM : Protozoa
JENIS PERAGA YANG DIAMATI
KELAS : Sarcodina
ORDO : Foramninifera
SUB ORDO : Fusulina
SAYATAN SMEAR LAIN-LAIN
FB 012 FAMILI : Numilites
SPESIES : Camerinae
SUBSPESIES : Camerinidae
Nampak Vertikal NampakHorizontal
DESKRIPSI
Fosil foraminifera ini memiliki jumlah kamar yang banyak (Multy Chamber) dengan perputaran kamar
yang Menganan bentuk melensa, kamarnya terdiri dari initial chamber dan Chamber (kenampakan vertikal
dan zorizontal terlihat initial chamber). Komposisi dinding test berupa Calcareous Microgranular.
Klasifikasi : Cushman 1928
UMUR
Tersier
LINGKUNGAN PENGENDAPAN Neritik ( 0 – 200 m)
Terputar Menganan
initial chamber
8
3.5 Peraga Fosil FB 002
UNIVERSITAS DIPONEGORO LAPORAN DESKRIPSI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM
MIKROPALEONTOLOGI
LABORATORIUM PALEONTOLOGI ACARA : FORAMINIFERA BESAR
NAMA PRAKTIKAN NIM ROMBONGAN NAMA FOSIL YANG DIAMATI
Ali Baidhowi 21100110141017 1
Assilina Camerinidae
HARI/TGL JAM ASISTEN YANG BERTUGAS KINGDOM : Protista
SENIN/ 12-
11-2012
13.00 BUDI MALAY PHYLUM : Protozoa
JENIS PERAGA YANG DIAMATI
KELAS : Sarcodina
ORDO : Foramninifera
SUB ORDO : Rotalina
SAYATAN SMEAR LAIN-LAIN SUPER FAMILI : Assilinidae
FB 002
FAMILI : Assilina
SPESIES : Camerinida
SUBSPESIES : Camerinidae
Nampak Horizontal Nampak Vertikal
DESKRIPSI
Fosil foraminifera ini memiliki jumlah kamar yang banyak (Multy Chamber) dengan 3 perputaran kamar
bentuk pipih, kamarnya terdiri dari tonggak-tonggak. Komposisi dinding test berupa Calcareous perforate.
Klasifikasi : Cushman 1928
UMUR
Tersier (Eocene)
LINGKUNGAN PENGENDAPAN Neritik ( 0 – 200 m)
Thoraks (kamar)
9
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan Peraga Fosil FB 018
Kegiatan pengamatan sayatan fosil peraga FB 018 dilakukan dengan
menggunakan mikroskop Binokuler, dari pengamatan didapatkan bebearapa
karakteristik anatomi cangkang foraminifera. Dari sayatan FB 018 didapatkan
kenampakan jumlah kamar fosil yang banyak (multy chamber) dengan bentuk
cangkang yang pipih melensa.
Bagian tubuh foram didapatkan bagian cangkang berupa kamar-kamar
seperti initial chamber, lateral chamber, dan chamber wall, selain itu juga terlihat
adanya equatorial plane. Pola chamber yang ditunjukkan oleh sayatan cenderung
pipih tegak lurus terhadap bidang equatorial, umumnya pola ini terjadi pada fosil
spesies dyscociclin. Kenampakan cangkang foram diatas lampu sangat terang dan
tembus cahaya menunjukkan komposisi cangkang yang hyalin (Calcareous
perforate), dari komposisi dinding cangkang yang bersifat hyaline
mengindikasikan lingkungan hidup foraminifera ini berada pada lingkungan laut
yang masih dapat pengaruh sinar matahari, bertemperatur hangat dan
berkedalaman rendah. Jadi lingkungan pengendapannya pada laut dangkal (neritic
zone) pada kedalaman antar 0 – 200 m.
Berdasarkan literatur didapat, kisaran umur fosil ini yakni eosen atas
dalam taksonomi merupakan subordo Rotaliina, superfamili Discocylinidae,
famili Discocylinidae, spesies Discocylininae, subspesies Discocylina dan nama
fosil yang diamati ini adalah Discocylina marginata.
4.2 Pembahasan Peraga Fosil FB 017
Kegiatan pengamatan sayatan fosil peraga FB 017 dilakukan dengan
menggunakan mikroskop Binokuler, dari pengamatan didapatkan bebearapa
karakteristik anatomi cangkang foraminifera. Dari sayatan FB 017 didapatkan
kenampakan jumlah kamar fosil yang banyak (multy chamber) dengan bentuk
cangkang yang pipih melensa.
10
Bagian tubuh foram didapatkan bagian cangkang berupa kamar-kamar
seperti initial chamber, lateral chamber, dan chamber wall, selain itu juga terlihat
adanya equatorial plane. Pola chamber yang ditunjukkan oleh sayatan cenderung
membulat-sub globular sejajar terhadap bidang equatorial, umumnya pola ini
terjadi pada fosil spesies Lepidos. Kenampakan cangkang foram diatas lampu
sangat terang dan tembus cahaya menunjukkan komposisi cangkang yang hyalin
(Calcareous perforate), dari komposisi dinding cangkang yang bersifat hyaline
mengindikasikan lingkungan hidup foraminifera ini berada pada lingkungan laut
yang masih dapat pengaruh sinar matahari, bertemperatur hangat dan
berkedalaman rendah. Jadi lingkungan pengendapannya pada laut dangkal (neritic
zone) pada kedalaman antar 0 – 200 m.
Berdasarkan literature yang didapat, kisaran umur fosil ini yakni eosen
atas dalam taksonomi merupakan kingdom Protista, filum Protozoa, kelas
Sarcodina, ordo Foraminifera, subordo Rotaliina, superfamili Lepidocylinidae,
famili Lepidocylinidae, spesies Lepidocylininae, subspesies Lepidocylina dan
nama fosil yang diamati ini adalah Lepidocylina marginata.
4.3 Pembahasan Peraga Fosil FB 005
Kegiatan pengamatan sayatan fosil peraga FB 005 dilakukan dengan
menggunakan mikroskop Binokuler, dari pengamatan didapatkan bebearapa
karakteristik anatomi cangkang foraminifera. Dari sayatan FB 005 didapatkan
kenampakan jumlah kamar fosil yang banyak (multy chamber) dengan bentuk
cangkang yang pipih terputar secara milliolina sigmoidal.
Bagian cangkang yang dapat diamati dari sayatan meliputi pusat
kamar(Initial Chamber) kamar-kamarnya dan semacam pengkat antar
cangakangnya yang gelap kenampakannya, diperkirakan berupa zat yang
calcareous. Cangkangnya tersusun oleh material-material yang bersifat Porcelain
yang bercirikan abu-abu, gelap dan fosil ini dimasukkan sub ordo Rotaliina.
Dengan komposisi dinding cangkang yang bersifat Porcelain (calcareous
imperforate) dapat diinterpretasikan lingkungan hidup foraminifera ini berada
pada lingkungan laut yang masih mendapatkan pengaruh sinar matahari,
11
bertemperatur hangat dan berkedalaman rendah. Jadi lingkungan pengendapannya
pada laut dangkal (neritic zone) pada kedalaman antar 0 – 200 m.
Berdasarkan literature yang didapat, kisaran umur fosil ini yakni tersier,
dalam taksonomi merupakan kingdom Protista, filum Protozoa, kelas Sarcodina,
ordo Foraminifera, subordo Miliolina, superfamili Miliolinidae, famili
Miliolinidae, spesies Milliolinae, subspesies Milliolina dan nama fosil yang
diamati ini adalah Milliolinella sp.
4.4 Pembahasan Peraga Fosil FB 012
Kegiatan pengamatan sayatan fosil peraga FB 012 dilakukan dengan
menggunakan mikroskop Binokuler, dari pengamatan didapatkan bebearapa
karakteristik anatomi cangkang foraminifera. Dari sayatan FB 012 didapatkan
kenampakan jumlah kamar fosil yang banyak (multy chamber) dengan bentuk
cangkang bebentuk bundar dengan perputaran spiral menganan.
Bagian cangkang yang dapat diamati dari sayatan meliputi pusat kamar
(Initial Chamber), kamar-kamarnya yang banyak. Foraminifera teramati berwarna
keabu-abuan, diindikasikan memiliki komposisi cangkang yang calcareous
microgranular. Masing-masing kamar dibatasi oleh sekat yang disebut septa.
Dengan komposisi dinding cangkang yang bersifat gampingan dapat
diinterpretasikan lingkungan hidup foraminifera ini berada pada lingkungan laut
neritik - batial yang masih mendapatkan pengaruh sinar matahari, bertemperatur
hangat tapi dengan intensitas yang rendah. Jadi lingkungan pengendapannya pada
laut dangkal (neritic-bathyal zone).
Berdasarkan literature yang didapat, kisaran umur fosil ini yakni tersier
(Ta – Td), dalam taksonomi merupakan kingdom Protista, filum Protozoa, kelas
Sarcodina, ordo Foraminifera, subordo textularina, superfamili Nummulitidae,
famili Nummulidae, spesies Nummulitae, subspesies Camerinidae dan nama fosil
yang diamati ini adalah Nummulites Camerinidae.
12
4.5 Pembahasan Peraga Fosil FB 002
Kegiatan pengamatan sayatan fosil peraga FB 002 dilakukan dengan
menggunakan mikroskop Binokuler, dari pengamatan didapatkan bebearapa
karakteristik anatomi cangkang foraminifera. Dari sayatan FB 002 didapatkan
kenampakan jumlah kamar fosil yang banyak (multy chamber) dengan bentuk
cangkang bebentuk pipih.
Bagian cangkang yang dapat diamati dari sayatan meliputi kamar-
kamarnya (tonggak-tonggak) yang banyak. Foraminifera teramati berwarna
keabu-abuan, diindikasikan memiliki komposisi cangkang yang calcareous
microgranular. Masing-masing kamar dibatasi oleh sekat yang disebut septa.
Dengan komposisi dinding cangkang yang bersifat gampingan dapat
diinterpretasikan lingkungan hidup foraminifera ini berada pada lingkungan laut
neritik - batial yang masih mendapatkan pengaruh sinar matahari, bertemperatur
hangat tapi dengan intensitas yang rendah. Jadi lingkungan pengendapannya pada
laut dangkal (neritic-bathyal zone).
Berdasarkan literatur yang ada maka fosil ini berumur tersier, dalam
taksonomi merupakan kingdom Protista, filum Protozoa, kelas Sarcodina, ordo
Foraminifera, subordo Rotaliina, superfamili Assilinidae, famili Assilinella,
spesies Assilina, subspesies Camerinidae dan nama fosil yang diamati ini adalah
Assilina Camerinidae.
13
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Fosil yang teramati pada peraga FB 018 berkomposisi cangkang hyalin
(Calcareous perforate), masuk dalam sub ordo rotalina, superfamiliy
discocyclinidae, family discocyclinidae, spesies discocyclina dan sub
spesies Marginata. Lingkungan hidup foram ini di laut dangkal (neritik)
dengan kisaran umur tersier (eosen atas).
5.2 Fosil yang teramati pada peraga FB 017 berkomposisi cangkang hyalin
(Calcareous perforate), masuk dalam sub ordo rotalina, superfamiliy
Lepidocyclinidae, family Lepidocyclinidae, spesies Lepidocyclina dan sub
spesies Marginata. Lingkungan hidup foram ini di laut dangkal (neritik)
dengan kisaran umur tersier (eosen atas).
5.3 Fosil yang teramati pada peraga FB 005 berkomposisi cangkang
porcelain (Calcareous imperforate), masuk dalam sub ordo Miliolina,
superfamiliy Miliolinidae, family Miliolinidae, spesies Miliolinidae dan sub
spesies Miliolinella. Lingkungan hidup foram ini di laut dangkal (neritik)
dengan kisaran umur tersier (eosen atas).
5.4 Fosil yang teramati pada peraga FB 012 berkomposisi cangkang
Calcareous microgranular, masuk dalam sub ordo texaularia, superfamiliy
Numulitidae, family Numulitidae, spesies Numulites dan sub spesies
Camerinidae. Lingkungan hidup foram ini di laut dangkal (neritik) dengan
kisaran umur tersier (eosen atas).
5.5 Fosil yang teramati pada peraga FB 002 berkomposisi cangkang hyalin
(Calcareous perforate), masuk dalam sub ordo rotalina, superfamiliy
Assilinidae, family Assilinella, spesies Asslina dan sub spesies Camerinidae.
Lingkungan hidup faram ini di laut dangkal (neritik) dengan kisaran umur
tersier (eosen atas).
14
DAFTAR PUSTAKA
Rahardjo, Wartono. 1999. Buku Pedoman Praktikum Paleontologi Gologan
Invertebrata. Yogyakarta : UGM Press

More Related Content

What's hot

Tekstur khusus batuan beku
Tekstur khusus batuan bekuTekstur khusus batuan beku
Tekstur khusus batuan bekuInri Pata'dungan
 
Laporan praktikum pola pengaliran
Laporan praktikum pola pengaliran Laporan praktikum pola pengaliran
Laporan praktikum pola pengaliran 'Oke Aflatun'
 
Bab 3-bentuk-dan-tekstur-bijih
Bab 3-bentuk-dan-tekstur-bijihBab 3-bentuk-dan-tekstur-bijih
Bab 3-bentuk-dan-tekstur-bijihRomi Fadli
 
228829546 deskripsi-batuan-metamorf
228829546 deskripsi-batuan-metamorf228829546 deskripsi-batuan-metamorf
228829546 deskripsi-batuan-metamorfniaramadanti1
 
Praktikum Geomorfologi + software
Praktikum Geomorfologi + softwarePraktikum Geomorfologi + software
Praktikum Geomorfologi + softwareJihad Brahmantyo
 
Identifikasi batuan beku
Identifikasi batuan bekuIdentifikasi batuan beku
Identifikasi batuan bekuadbel Edwar
 
Batuan piroklastik
Batuan piroklastikBatuan piroklastik
Batuan piroklastikyadil142
 
Materi Kuliah Geologi Struktur 9.diskripsi sesar
Materi Kuliah Geologi Struktur 9.diskripsi sesarMateri Kuliah Geologi Struktur 9.diskripsi sesar
Materi Kuliah Geologi Struktur 9.diskripsi sesarMario Yuven
 
Modul Peta Geologi UPI 2009
Modul Peta Geologi UPI 2009Modul Peta Geologi UPI 2009
Modul Peta Geologi UPI 2009Aulia Nofrianti
 
Penyusun batuan karbonat menurut Tucker
Penyusun batuan karbonat menurut TuckerPenyusun batuan karbonat menurut Tucker
Penyusun batuan karbonat menurut TuckerDiki Prasetya
 
STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...
STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...
STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...Hidayat Muhammad
 
partikel dan tekstur batuan sedimen
 partikel dan tekstur batuan sedimen partikel dan tekstur batuan sedimen
partikel dan tekstur batuan sedimenWahidin Zuhri
 
Metode eksplorasi dengan gravitasi
Metode eksplorasi dengan gravitasiMetode eksplorasi dengan gravitasi
Metode eksplorasi dengan gravitasiRidwan Tedjokusumo
 
Struktur Geology Unconformity
Struktur Geology UnconformityStruktur Geology Unconformity
Struktur Geology UnconformityIpung Noor
 

What's hot (20)

Tekstur khusus batuan beku
Tekstur khusus batuan bekuTekstur khusus batuan beku
Tekstur khusus batuan beku
 
Laporan praktikum pola pengaliran
Laporan praktikum pola pengaliran Laporan praktikum pola pengaliran
Laporan praktikum pola pengaliran
 
Bab 3-bentuk-dan-tekstur-bijih
Bab 3-bentuk-dan-tekstur-bijihBab 3-bentuk-dan-tekstur-bijih
Bab 3-bentuk-dan-tekstur-bijih
 
228829546 deskripsi-batuan-metamorf
228829546 deskripsi-batuan-metamorf228829546 deskripsi-batuan-metamorf
228829546 deskripsi-batuan-metamorf
 
Kuliah 5 penentuan umur
Kuliah 5   penentuan umurKuliah 5   penentuan umur
Kuliah 5 penentuan umur
 
Moluska
MoluskaMoluska
Moluska
 
Praktikum Geomorfologi + software
Praktikum Geomorfologi + softwarePraktikum Geomorfologi + software
Praktikum Geomorfologi + software
 
Brachiopoda
BrachiopodaBrachiopoda
Brachiopoda
 
Identifikasi batuan beku
Identifikasi batuan bekuIdentifikasi batuan beku
Identifikasi batuan beku
 
geologi struktur
geologi strukturgeologi struktur
geologi struktur
 
Batuan piroklastik
Batuan piroklastikBatuan piroklastik
Batuan piroklastik
 
Mekanika batuan
Mekanika batuanMekanika batuan
Mekanika batuan
 
Materi Kuliah Geologi Struktur 9.diskripsi sesar
Materi Kuliah Geologi Struktur 9.diskripsi sesarMateri Kuliah Geologi Struktur 9.diskripsi sesar
Materi Kuliah Geologi Struktur 9.diskripsi sesar
 
Modul Peta Geologi UPI 2009
Modul Peta Geologi UPI 2009Modul Peta Geologi UPI 2009
Modul Peta Geologi UPI 2009
 
Penyusun batuan karbonat menurut Tucker
Penyusun batuan karbonat menurut TuckerPenyusun batuan karbonat menurut Tucker
Penyusun batuan karbonat menurut Tucker
 
STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...
STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...
STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...
 
Genesa batubara
Genesa batubaraGenesa batubara
Genesa batubara
 
partikel dan tekstur batuan sedimen
 partikel dan tekstur batuan sedimen partikel dan tekstur batuan sedimen
partikel dan tekstur batuan sedimen
 
Metode eksplorasi dengan gravitasi
Metode eksplorasi dengan gravitasiMetode eksplorasi dengan gravitasi
Metode eksplorasi dengan gravitasi
 
Struktur Geology Unconformity
Struktur Geology UnconformityStruktur Geology Unconformity
Struktur Geology Unconformity
 

Similar to Foram besar ali

Mikropaleontologi.pdf
Mikropaleontologi.pdfMikropaleontologi.pdf
Mikropaleontologi.pdfenos14
 
Family Rotaliidae (Ehrenberg, 1839)
Family Rotaliidae (Ehrenberg, 1839)Family Rotaliidae (Ehrenberg, 1839)
Family Rotaliidae (Ehrenberg, 1839)Hidayat Muhammad
 
33366-114418-1-PB.pdf
33366-114418-1-PB.pdf33366-114418-1-PB.pdf
33366-114418-1-PB.pdfUCAHFO1
 
Laporan akhir praktikum paleontologi
Laporan akhir praktikum paleontologiLaporan akhir praktikum paleontologi
Laporan akhir praktikum paleontologivanjavaganesha
 
Melacak filogeni
Melacak filogeni Melacak filogeni
Melacak filogeni Google
 
Kajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiae
Kajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiaeKajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiae
Kajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiaeYuga Rahmat S
 
Artikel filum platyhelmintes new.en.id
Artikel filum platyhelmintes new.en.idArtikel filum platyhelmintes new.en.id
Artikel filum platyhelmintes new.en.idEkaSaputri14
 
PPT ASLAB PALEONTOLOGI ERNA T.PANDIANGAN..pptx
PPT ASLAB PALEONTOLOGI ERNA T.PANDIANGAN..pptxPPT ASLAB PALEONTOLOGI ERNA T.PANDIANGAN..pptx
PPT ASLAB PALEONTOLOGI ERNA T.PANDIANGAN..pptxnanaaja6
 
Inventarisasi Jenis-Jenis Lamun (Seagrass)
Inventarisasi Jenis-Jenis Lamun (Seagrass)Inventarisasi Jenis-Jenis Lamun (Seagrass)
Inventarisasi Jenis-Jenis Lamun (Seagrass)Amos Pangkatana
 
Proses fosilisasi pada mahluk hidup
Proses fosilisasi pada mahluk hidupProses fosilisasi pada mahluk hidup
Proses fosilisasi pada mahluk hidupFebry Salsinha
 
ALIMENTARY CANAL SERANGGA
ALIMENTARY CANAL SERANGGAALIMENTARY CANAL SERANGGA
ALIMENTARY CANAL SERANGGAJosua Sitorus
 
Organisme laut dalam
Organisme laut dalamOrganisme laut dalam
Organisme laut dalamfariz90
 

Similar to Foram besar ali (20)

Mikropaleontologi.pdf
Mikropaleontologi.pdfMikropaleontologi.pdf
Mikropaleontologi.pdf
 
Family Rotaliidae (Ehrenberg, 1839)
Family Rotaliidae (Ehrenberg, 1839)Family Rotaliidae (Ehrenberg, 1839)
Family Rotaliidae (Ehrenberg, 1839)
 
Resume paleontologi
Resume paleontologiResume paleontologi
Resume paleontologi
 
Fosil mengajar
Fosil mengajarFosil mengajar
Fosil mengajar
 
33366-114418-1-PB.pdf
33366-114418-1-PB.pdf33366-114418-1-PB.pdf
33366-114418-1-PB.pdf
 
Laporan akhir praktikum paleontologi
Laporan akhir praktikum paleontologiLaporan akhir praktikum paleontologi
Laporan akhir praktikum paleontologi
 
7568 pendahuluan1
7568 pendahuluan17568 pendahuluan1
7568 pendahuluan1
 
Artikel porifera 2
Artikel porifera 2Artikel porifera 2
Artikel porifera 2
 
Kk a mikro
Kk a mikroKk a mikro
Kk a mikro
 
porifera (1).pptx
porifera (1).pptxporifera (1).pptx
porifera (1).pptx
 
Melacak filogeni
Melacak filogeni Melacak filogeni
Melacak filogeni
 
Kajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiae
Kajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiaeKajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiae
Kajian bioaktif-spons-laut-forifera-demospongiae
 
Artikel filum platyhelmintes new.en.id
Artikel filum platyhelmintes new.en.idArtikel filum platyhelmintes new.en.id
Artikel filum platyhelmintes new.en.id
 
PPT ASLAB PALEONTOLOGI ERNA T.PANDIANGAN..pptx
PPT ASLAB PALEONTOLOGI ERNA T.PANDIANGAN..pptxPPT ASLAB PALEONTOLOGI ERNA T.PANDIANGAN..pptx
PPT ASLAB PALEONTOLOGI ERNA T.PANDIANGAN..pptx
 
11703256
1170325611703256
11703256
 
Evolusi Eukaryotik
Evolusi EukaryotikEvolusi Eukaryotik
Evolusi Eukaryotik
 
Inventarisasi Jenis-Jenis Lamun (Seagrass)
Inventarisasi Jenis-Jenis Lamun (Seagrass)Inventarisasi Jenis-Jenis Lamun (Seagrass)
Inventarisasi Jenis-Jenis Lamun (Seagrass)
 
Proses fosilisasi pada mahluk hidup
Proses fosilisasi pada mahluk hidupProses fosilisasi pada mahluk hidup
Proses fosilisasi pada mahluk hidup
 
ALIMENTARY CANAL SERANGGA
ALIMENTARY CANAL SERANGGAALIMENTARY CANAL SERANGGA
ALIMENTARY CANAL SERANGGA
 
Organisme laut dalam
Organisme laut dalamOrganisme laut dalam
Organisme laut dalam
 

Foram besar ali

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan Praktikum 1.1.1. Dapat melakukan deskripsi ciri fisik fosil cangkang foraminifera besar. 1.1.2. Mampu mengidentivikasi komposisi cangkang sayatan teramati dan mengkaitkan dengan ekologi foraminifera teramati. 1.1.3. Mampu mengklasifikasikan dan memberi nama foram besar berdasarkan klasifikasi secara taksonomi. 1.1.4. Dapat menentukan umur dan lingkungan pengendapan fosil foram besar. 1.2 Waktu Pelaksanaan Praktikum Hari/tanggal : Senin, 5 November 2012 (Praktikum I) Senin, 12 November 2012 (Praktikum II) Waktu : 13.00 - 15.00 WIB Tempat : GPS 301, Teknik Geologi Universitas Diponegoro
  • 2. 2 BAB II DASAR TEORI 2.1 Morfologi Penggunaan foraminifera sebagai penunjuk lingkungan telah digunakan secara luas terutama oleh mikropaleontologist. Berdasarkan karakteristik dan morfologi cangkangnya dapat digunakan sebagai indikator potensial dalam memahami lingkungan hidup di perairan modern maupun purba. Salah satu karakteristik yang menonjol adalah struktur tubuhnya yang sederhana dan memiliki cangkang yang keras, sebarannya yang luas. 2.2 Lingkungan Hidup Foram Besar Studi tentang paleoekologi ini akan dapat digunakan untuk menafsirkan lingkungan pengendapan pada masa lampau, jika perilaku organisme dijumpai pada kondisi yang normal. Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kehidupan mikroorganisme : 1. Kadar Karbonat Karbonat termasuk faktor yang paling penting untuk pertumbuhan foraminifera, karena sebagian foraminifera membutuhkan karbonat untuk pertumbuhan cngkangnya. Suhu Air Laut Suhu air laut berkaitan dengan salinitas, kedalaman dan ketembusan cahaya matahari. Suhu berpengaruh terhadap jumlah (populasi) foraminifera dan besarnya cangkangKadar Garam (salinitas) Kadar garam berpengaruh terhadap distribusi spesies foram tertentu. 2. Kedalaman Kedalaman sangat berpengaruh terhadap kehidupan foraminifera, baik dari jenis maupun kelimpahannya. Pada laut dangkal, variasi dan junlah spesies bercangkang gampingan sangat besar. Pada laut dalam, keberadaan foram bercangkang gampingan semakin berkurang dan digantikan foram bercangkang aglutinated.
  • 3. 3 3. Turbiditas/Kekeruhan Air Turbiditas yang tinggi dapat mengurangi populasi foraminifera. Hal ini berkaitan dengan kekeruhan yang menghalangi masuknya cahaya matahari, sehingga mengurangi fotosintesis sehingga mengurangi jumlah makanan foraminifera. Hanya foraminifera yang mempunyai kemampuan filtrasi pada air keruh yang mampu bertahan, misalnya : Operculina, Robulus, Rotalia yang biasanya dijumpai melimpah pada endapan lumpur BAB III HASIL DESKRIPSI 3.1 Peraga Fosil FB 018 UNIVERSITAS DIPONEGORO LAPORAN DESKRIPSI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI LABORATORIUM PALEONTOLOGI ACARA : FORAMINIFERA BESAR NAMA PRAKTIKAN NIM ROMBONGAN NAMA FOSIL YANG DIAMATI Ali Baidhowi 21100110141017 1 Discocyclina sp. marginata HARI/TGL JAM ASISTEN YANG BERTUGAS KINGDOM : Protista SENIN/ 5- 11-2012 13.00 BUDI MALAY PHYLUM : Protozoa JENIS PERAGA YANG DIAMATI KELAS : Sarcodina ORDO : Foramninifera SUB ORDO : Rotalina SAYATAN SMEAR LAIN-LAIN SUPER FAMILI : Orbitoinicae FB 018 FAMILI : Orbitoilinae - - SPESIES : Discocyclinae SUBSPESIES : Discocyclina Nampak Vertikal DESKRIPSI Equatorial plane Chamber wall initial chamber Lateral Chamber
  • 4. 4 Fosil foraminifera ini memiliki jumlah kamar yang banyak (Multy Chamber) dengan bentuk melensa, Tampak Vertikal :(initial chamber, Lateral Chamber, dan Chamber wall) dan bidang ekuatorial. Tampak Horizontal : -, Komposisi dinding test berupa hyaline. Klasifikasi : Barinas, S.W Venezuela TS UMUR Tersier LINGKUNGAN PENGENDAPAN Neritik ( 0 – 200 m) 3.2 Peraga Fosil FB 17 UNIVERSITAS DIPONEGORO LAPORAN DESKRIPSI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI LABORATORIUM PALEONTOLOGI ACARA : FORAMINIFERA BESAR NAMA PRAKTIKAN NIM ROMBONGAN NAMA FOSIL YANG DIAMATI Ali Baidhowi 21100110141017 1 Lepidocyclina sp. marginata HARI/TGL JAM ASISTEN YANG BERTUGAS KINGDOM : Protista SENIN/ 5- 11-2012 13.00 BUDI MALAY PHYLUM : Protozoa JENIS PERAGA YANG DIAMATI KELAS : Sarcodina ORDO : Foramninifera SUB ORDO : Rotalina SAYATAN SMEAR LAIN-LAIN SUPER FAMILI : Orbitoinicae FB 017 FAMILI : Orbitoilinae - - SPESIES : Lepidocyclinae SUBSPESIES : Lepidocyclina Nampak Vertikal Nampak Horizontal DESKRIPSI Equatorial plane Chamber wall Lateral Chamber Equatorial plane Chamber wall Initial Chamber Equatorial plane Lateral Chamber
  • 5. 5 Fosil foraminifera ini memiliki jumlah kamar yang banyak (Multy Chamber) dengan bentuk melensa, Tampak verytikal : kamarnya terdiri dari chamber (Lateral Chamber, dan Chamber wall) dan bidang ekuatorial. Tampak horizontal : Lateral Chamber, dan Chamber wall, initial chamber dan bidang ekuatorial. Komposisi dinding test berupa hyaline. Klasifikasi : Barinas, S.W Venezuela TS UMUR Tersier LINGKUNGAN PENGENDAPAN Neritik ( 0 – 200 m)
  • 6. 6 3.3 Peraga Fosil FB 005 UNIVERSITAS DIPONEGORO LAPORAN DESKRIPSI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI LABORATORIUM PALEONTOLOGI ACARA : FORAMINIFERA BESAR NAMA PRAKTIKAN NIM ROMBONGAN NAMA FOSIL YANG DIAMATI Ali Baidhowi 21100110141017 1 Milliolina Sp. HARI/TGL JAM ASISTEN YANG BERTUGAS KINGDOM : Protista SENIN/ 12- 11-2012 13.00 BUDI MALAY PHYLUM : Protozoa JENIS PERAGA YANG DIAMATI KELAS : Sarcodina ORDO : Foramninifera SUB ORDO : Milliolina SAYATAN SMEAR LAIN-LAIN SUPER FAMILI : Millioliniae FB 005 FAMILI : Milliolinidae SPESIES : Milliolina Sp Nampak Horizontal DESKRIPSI Fosil foraminifera ini memiliki jumlah kamar yang banyak (Multy Chamber) dengan perputaran kamar yang milioline pigmoidal bentuk melensa, kamarnya terdiri dari initial chamber dan Chamber. Komposisi dinding test berupa Calcareous Imperforate (Porcelain). Klasifikasi : Cushman 1928 UMUR Tersier LINGKUNGAN PENGENDAPAN Neritik ( 0 – 200 m) initial chamber
  • 7. 7 3.4 Peraga Fosil FB 012 UNIVERSITAS DIPONEGORO LAPORAN DESKRIPSI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI LABORATORIUM PALEONTOLOGI ACARA : FORAMINIFERA BESAR NAMA PRAKTIKAN NIM ROMBONGAN NAMA FOSIL YANG DIAMATI Ali Baidhowi 21100110141017 1 Numulites Camerinidae HARI/TGL JAM ASISTEN YANG BERTUGAS KINGDOM : Protista SENIN/ 12- 11-2012 13.00 BUDI MALAY PHYLUM : Protozoa JENIS PERAGA YANG DIAMATI KELAS : Sarcodina ORDO : Foramninifera SUB ORDO : Fusulina SAYATAN SMEAR LAIN-LAIN FB 012 FAMILI : Numilites SPESIES : Camerinae SUBSPESIES : Camerinidae Nampak Vertikal NampakHorizontal DESKRIPSI Fosil foraminifera ini memiliki jumlah kamar yang banyak (Multy Chamber) dengan perputaran kamar yang Menganan bentuk melensa, kamarnya terdiri dari initial chamber dan Chamber (kenampakan vertikal dan zorizontal terlihat initial chamber). Komposisi dinding test berupa Calcareous Microgranular. Klasifikasi : Cushman 1928 UMUR Tersier LINGKUNGAN PENGENDAPAN Neritik ( 0 – 200 m) Terputar Menganan initial chamber
  • 8. 8 3.5 Peraga Fosil FB 002 UNIVERSITAS DIPONEGORO LAPORAN DESKRIPSI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI PRAKTIKUM MIKROPALEONTOLOGI LABORATORIUM PALEONTOLOGI ACARA : FORAMINIFERA BESAR NAMA PRAKTIKAN NIM ROMBONGAN NAMA FOSIL YANG DIAMATI Ali Baidhowi 21100110141017 1 Assilina Camerinidae HARI/TGL JAM ASISTEN YANG BERTUGAS KINGDOM : Protista SENIN/ 12- 11-2012 13.00 BUDI MALAY PHYLUM : Protozoa JENIS PERAGA YANG DIAMATI KELAS : Sarcodina ORDO : Foramninifera SUB ORDO : Rotalina SAYATAN SMEAR LAIN-LAIN SUPER FAMILI : Assilinidae FB 002 FAMILI : Assilina SPESIES : Camerinida SUBSPESIES : Camerinidae Nampak Horizontal Nampak Vertikal DESKRIPSI Fosil foraminifera ini memiliki jumlah kamar yang banyak (Multy Chamber) dengan 3 perputaran kamar bentuk pipih, kamarnya terdiri dari tonggak-tonggak. Komposisi dinding test berupa Calcareous perforate. Klasifikasi : Cushman 1928 UMUR Tersier (Eocene) LINGKUNGAN PENGENDAPAN Neritik ( 0 – 200 m) Thoraks (kamar)
  • 9. 9 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pembahasan Peraga Fosil FB 018 Kegiatan pengamatan sayatan fosil peraga FB 018 dilakukan dengan menggunakan mikroskop Binokuler, dari pengamatan didapatkan bebearapa karakteristik anatomi cangkang foraminifera. Dari sayatan FB 018 didapatkan kenampakan jumlah kamar fosil yang banyak (multy chamber) dengan bentuk cangkang yang pipih melensa. Bagian tubuh foram didapatkan bagian cangkang berupa kamar-kamar seperti initial chamber, lateral chamber, dan chamber wall, selain itu juga terlihat adanya equatorial plane. Pola chamber yang ditunjukkan oleh sayatan cenderung pipih tegak lurus terhadap bidang equatorial, umumnya pola ini terjadi pada fosil spesies dyscociclin. Kenampakan cangkang foram diatas lampu sangat terang dan tembus cahaya menunjukkan komposisi cangkang yang hyalin (Calcareous perforate), dari komposisi dinding cangkang yang bersifat hyaline mengindikasikan lingkungan hidup foraminifera ini berada pada lingkungan laut yang masih dapat pengaruh sinar matahari, bertemperatur hangat dan berkedalaman rendah. Jadi lingkungan pengendapannya pada laut dangkal (neritic zone) pada kedalaman antar 0 – 200 m. Berdasarkan literatur didapat, kisaran umur fosil ini yakni eosen atas dalam taksonomi merupakan subordo Rotaliina, superfamili Discocylinidae, famili Discocylinidae, spesies Discocylininae, subspesies Discocylina dan nama fosil yang diamati ini adalah Discocylina marginata. 4.2 Pembahasan Peraga Fosil FB 017 Kegiatan pengamatan sayatan fosil peraga FB 017 dilakukan dengan menggunakan mikroskop Binokuler, dari pengamatan didapatkan bebearapa karakteristik anatomi cangkang foraminifera. Dari sayatan FB 017 didapatkan kenampakan jumlah kamar fosil yang banyak (multy chamber) dengan bentuk cangkang yang pipih melensa.
  • 10. 10 Bagian tubuh foram didapatkan bagian cangkang berupa kamar-kamar seperti initial chamber, lateral chamber, dan chamber wall, selain itu juga terlihat adanya equatorial plane. Pola chamber yang ditunjukkan oleh sayatan cenderung membulat-sub globular sejajar terhadap bidang equatorial, umumnya pola ini terjadi pada fosil spesies Lepidos. Kenampakan cangkang foram diatas lampu sangat terang dan tembus cahaya menunjukkan komposisi cangkang yang hyalin (Calcareous perforate), dari komposisi dinding cangkang yang bersifat hyaline mengindikasikan lingkungan hidup foraminifera ini berada pada lingkungan laut yang masih dapat pengaruh sinar matahari, bertemperatur hangat dan berkedalaman rendah. Jadi lingkungan pengendapannya pada laut dangkal (neritic zone) pada kedalaman antar 0 – 200 m. Berdasarkan literature yang didapat, kisaran umur fosil ini yakni eosen atas dalam taksonomi merupakan kingdom Protista, filum Protozoa, kelas Sarcodina, ordo Foraminifera, subordo Rotaliina, superfamili Lepidocylinidae, famili Lepidocylinidae, spesies Lepidocylininae, subspesies Lepidocylina dan nama fosil yang diamati ini adalah Lepidocylina marginata. 4.3 Pembahasan Peraga Fosil FB 005 Kegiatan pengamatan sayatan fosil peraga FB 005 dilakukan dengan menggunakan mikroskop Binokuler, dari pengamatan didapatkan bebearapa karakteristik anatomi cangkang foraminifera. Dari sayatan FB 005 didapatkan kenampakan jumlah kamar fosil yang banyak (multy chamber) dengan bentuk cangkang yang pipih terputar secara milliolina sigmoidal. Bagian cangkang yang dapat diamati dari sayatan meliputi pusat kamar(Initial Chamber) kamar-kamarnya dan semacam pengkat antar cangakangnya yang gelap kenampakannya, diperkirakan berupa zat yang calcareous. Cangkangnya tersusun oleh material-material yang bersifat Porcelain yang bercirikan abu-abu, gelap dan fosil ini dimasukkan sub ordo Rotaliina. Dengan komposisi dinding cangkang yang bersifat Porcelain (calcareous imperforate) dapat diinterpretasikan lingkungan hidup foraminifera ini berada pada lingkungan laut yang masih mendapatkan pengaruh sinar matahari,
  • 11. 11 bertemperatur hangat dan berkedalaman rendah. Jadi lingkungan pengendapannya pada laut dangkal (neritic zone) pada kedalaman antar 0 – 200 m. Berdasarkan literature yang didapat, kisaran umur fosil ini yakni tersier, dalam taksonomi merupakan kingdom Protista, filum Protozoa, kelas Sarcodina, ordo Foraminifera, subordo Miliolina, superfamili Miliolinidae, famili Miliolinidae, spesies Milliolinae, subspesies Milliolina dan nama fosil yang diamati ini adalah Milliolinella sp. 4.4 Pembahasan Peraga Fosil FB 012 Kegiatan pengamatan sayatan fosil peraga FB 012 dilakukan dengan menggunakan mikroskop Binokuler, dari pengamatan didapatkan bebearapa karakteristik anatomi cangkang foraminifera. Dari sayatan FB 012 didapatkan kenampakan jumlah kamar fosil yang banyak (multy chamber) dengan bentuk cangkang bebentuk bundar dengan perputaran spiral menganan. Bagian cangkang yang dapat diamati dari sayatan meliputi pusat kamar (Initial Chamber), kamar-kamarnya yang banyak. Foraminifera teramati berwarna keabu-abuan, diindikasikan memiliki komposisi cangkang yang calcareous microgranular. Masing-masing kamar dibatasi oleh sekat yang disebut septa. Dengan komposisi dinding cangkang yang bersifat gampingan dapat diinterpretasikan lingkungan hidup foraminifera ini berada pada lingkungan laut neritik - batial yang masih mendapatkan pengaruh sinar matahari, bertemperatur hangat tapi dengan intensitas yang rendah. Jadi lingkungan pengendapannya pada laut dangkal (neritic-bathyal zone). Berdasarkan literature yang didapat, kisaran umur fosil ini yakni tersier (Ta – Td), dalam taksonomi merupakan kingdom Protista, filum Protozoa, kelas Sarcodina, ordo Foraminifera, subordo textularina, superfamili Nummulitidae, famili Nummulidae, spesies Nummulitae, subspesies Camerinidae dan nama fosil yang diamati ini adalah Nummulites Camerinidae.
  • 12. 12 4.5 Pembahasan Peraga Fosil FB 002 Kegiatan pengamatan sayatan fosil peraga FB 002 dilakukan dengan menggunakan mikroskop Binokuler, dari pengamatan didapatkan bebearapa karakteristik anatomi cangkang foraminifera. Dari sayatan FB 002 didapatkan kenampakan jumlah kamar fosil yang banyak (multy chamber) dengan bentuk cangkang bebentuk pipih. Bagian cangkang yang dapat diamati dari sayatan meliputi kamar- kamarnya (tonggak-tonggak) yang banyak. Foraminifera teramati berwarna keabu-abuan, diindikasikan memiliki komposisi cangkang yang calcareous microgranular. Masing-masing kamar dibatasi oleh sekat yang disebut septa. Dengan komposisi dinding cangkang yang bersifat gampingan dapat diinterpretasikan lingkungan hidup foraminifera ini berada pada lingkungan laut neritik - batial yang masih mendapatkan pengaruh sinar matahari, bertemperatur hangat tapi dengan intensitas yang rendah. Jadi lingkungan pengendapannya pada laut dangkal (neritic-bathyal zone). Berdasarkan literatur yang ada maka fosil ini berumur tersier, dalam taksonomi merupakan kingdom Protista, filum Protozoa, kelas Sarcodina, ordo Foraminifera, subordo Rotaliina, superfamili Assilinidae, famili Assilinella, spesies Assilina, subspesies Camerinidae dan nama fosil yang diamati ini adalah Assilina Camerinidae.
  • 13. 13 BAB V KESIMPULAN 5.1 Fosil yang teramati pada peraga FB 018 berkomposisi cangkang hyalin (Calcareous perforate), masuk dalam sub ordo rotalina, superfamiliy discocyclinidae, family discocyclinidae, spesies discocyclina dan sub spesies Marginata. Lingkungan hidup foram ini di laut dangkal (neritik) dengan kisaran umur tersier (eosen atas). 5.2 Fosil yang teramati pada peraga FB 017 berkomposisi cangkang hyalin (Calcareous perforate), masuk dalam sub ordo rotalina, superfamiliy Lepidocyclinidae, family Lepidocyclinidae, spesies Lepidocyclina dan sub spesies Marginata. Lingkungan hidup foram ini di laut dangkal (neritik) dengan kisaran umur tersier (eosen atas). 5.3 Fosil yang teramati pada peraga FB 005 berkomposisi cangkang porcelain (Calcareous imperforate), masuk dalam sub ordo Miliolina, superfamiliy Miliolinidae, family Miliolinidae, spesies Miliolinidae dan sub spesies Miliolinella. Lingkungan hidup foram ini di laut dangkal (neritik) dengan kisaran umur tersier (eosen atas). 5.4 Fosil yang teramati pada peraga FB 012 berkomposisi cangkang Calcareous microgranular, masuk dalam sub ordo texaularia, superfamiliy Numulitidae, family Numulitidae, spesies Numulites dan sub spesies Camerinidae. Lingkungan hidup foram ini di laut dangkal (neritik) dengan kisaran umur tersier (eosen atas). 5.5 Fosil yang teramati pada peraga FB 002 berkomposisi cangkang hyalin (Calcareous perforate), masuk dalam sub ordo rotalina, superfamiliy Assilinidae, family Assilinella, spesies Asslina dan sub spesies Camerinidae. Lingkungan hidup faram ini di laut dangkal (neritik) dengan kisaran umur tersier (eosen atas).
  • 14. 14 DAFTAR PUSTAKA Rahardjo, Wartono. 1999. Buku Pedoman Praktikum Paleontologi Gologan Invertebrata. Yogyakarta : UGM Press