SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
KESUNDAAN DAN KEARIFAN LOKAL
Oleh SUKRON ABDILAH
SEKARANG ini paradigma pembangunan lebih bersifat high-techsentris, hingga
keberhasilan pun hanya dilihat dari angka kuantitatif yang berdimensi material.
Sementara itu keseimbangan ekologis, langka – untuk tidak mengatakan tak pernah
sama sekali – mendapat perhatian dari fasilitator pembangunan.
Akibatnya ratusan juta, miliaran, bahkan triliunan rupiah terkikis habis diterjang
kemurkaan alam lewat berbagai kondisi lingkungan yang kian degradatif. Misalnya,
hutan Indonesia mengalami kerusakan yang sedemikian parah dari sekira 120,35 juta
hektare; 59 juta hektare diantaranya rusak dan memerlukan rehabilitasi. Bahkan laju
pengrusakannya berkisar 2,83 juta hektare setiap tahunnya. Kerugian material yang
diderita pun hampir mencapai Rp. 10 triliunan per tahun (“PR”, 11/04/2006).
Jika kondisi di atas tidak segera mendapat perhatian, saya rasa sepuluh atau dua puluh
tahun ke depan, hutan Indonesia akan mengalami penurunan, bahkan kehancuran.
Maka, pengelolaan sumber daya alam (SDA) secara terpadu semestinya menggunakan
paradigma berwawasan ekologis hingga pemanfaatannya tidak berbentuk pengurasan
habis-habisan yang mengabaikan kaidah-kaidah keseimbangan alam.
Ramah lingkungan
Lantas, bagaimana peran religiusitas, dalam hal ini (ber)Islam yang memiliki sumber
pertama (masdar al-awwal) al-quran dalam memberikan sumbangsih bagi
keberlangsungan ekosistem lingkungan hidup? Sebab, kekritisan sumber daya alam
adalah ancaman berat bagi pembangunan. Dari sinilah, pembangunan berbasis nilainilai religius sangat urgen diperhatikan agar bangsa dapat bepijak secara kokoh dan
program pembangunan pun berkesinambungan serta mengikuti “aturan main” alam.
Agama mengajarkan bahwa arah pembangunan semestinya digusur pada keteraturan
yang mengikuti kaidah-kaidah alamiah. Ada firman Tuhan yang bermakna pentingnya
menjaga keteraturan ekologis, yakni surat Ar-Ruum ayat 41: “Telah tampak kerusakan
di darat dan di laut karena ulah (eksploitasi dan eksplorasi tak berkaidah) manusia,
supaya Allah merasakan kepada mereka (akibat) perbuatannya, agar mereka
kembali (ke program konservasi alam)”.
Esensi ayat di atas, menjelaskan konsep pembangunan yang berkelanjutan (sustainable
development) yakni dari kalimat “agar mereka kembali”. Terma “kembali” kalau
ditinjau dengan kerangka pembangunan berwawasan ekologis, bersanding kuat dengan
program pelestarian lingkungan hidup. Misalnya, program konservasi alam, reboisasi,
pajak perusahaan untuk menjaga kelestarian alam, pendidikan lingkungan hidup untuk
anak didik dan pengurusan izin analisis dampak lingkungan (amdal).
Kearifan ekologis berbasis agama juga dapat dilihat dari nama-nama surat tentang
keragaman ekosistem dan fungsi ekologis, semisal Al-Baqarah (sapi betina), Al-Adiyat
(kuda perang), An-Naml (semut), Al-Ankabut (Laba-laba), Ath-Thur (bukit thur) dan
masih banyak lagi. Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi alam beserta ekosistem
kehidupannya memiliki sisi fungsional yang wajib dipelihara sebaik-baiknya. Karena
itu, alangkah arif rasanya jika bangsa mulai merenungi kearifan ekologis yang
dipesankan oleh-Nya melalui teks dan kita kontekstualisasikan sehingga bersesuaian
dengan perkembangan zaman.
Tujuannya agar arah pembangunan dihiasi etika ke(adi)luhungan agama, dan ketika
berinteraksi dengan ekosistem lingkungan tidak dimanfaatkannya sembari “angkat
tangan” melestarikan atau malah “cuci tangan” ketika dirinya merusak alam. Sebab,
setiap penganut agama (baca: umat Islam) yang berbudaya tidak boleh bersikap dan
berperilaku destruktif seperti melakukan pengrusakan secara membabi buta terhadap
lingkungan hidup atas dalih pembangunan infrastruktur.
Budaya lokal
Pun demikian, dalam konteks sistem sosial budaya, hampir tiap daerah di kepualauan
Indonesia memiliki indigenous knowledge system masing-masing ketika
memperlakukan lingkungan hidup. Misalnya, dalam tradisi masyarakat Sunda
pedalaman terdapat tiga klasifikasi hutan (leuweung) yang dijelaskan secara gamblang
oleh Kusnaka Adimiharja (1994) dan bermanfaat bagi arah gerak pembangunan.
Pertama, leuweung sampalan, yakni hutan yang telah mengalami konversi menjadi
lahan yang ditanami dan dijadikan tempat penggembalaan oleh masyarakat. Kedua,
leuweung geuledegan, semacam hutan yang tidak boleh dieksploitasi warga, karena
alasan kepercayaan dalam sistem sosial kemasyarakatan. Ketiga, leuweung titipan,
semacam hutan yang boleh dieksploitasi dan dimanfaatkan warga setelah mendapatkan
izin dari pemimpin adat.
Dari tiga sistem pengetahuan tersebut, terdapat makna perennial yakni pembangunan
berkelanjutan (sustainable development) dan berparadigma ekologis adalah sebuah
keniscayaan. Sebab selama ini arah pembangunan kerap diinterpretasi dengan
pendekatan ekonomi-sentris saja. Akibatnya, potensi alam banyak terdegradasi ketika
terkena proyek pembangunan, misalnya peristiwa meluapnya Lumpur panas di Sidoarjo
yang menelan kerugian besar ialah salah satu ekses negatif dari pembangunan yang tak
berkaidah. Atau, meningkatnya suhu Kota Bandung sebesar 34,5 derajat celcius pada
musim kemarau adalah akibat dari penebangan pohon dan pembangunan infrastruktur
yang jarang memerhatikan sarakan (baca: lingkungan) sekitar.
Kondisi di atas, tidak semestinya diabaikan oleh para pemerintah agar tercipta
pembangunan yang menghasilkan income ekonomi di satu sisi dan keuntungan ekologis
bagi warga secara berkesinambungan di lain sisi. Maka, konsep pembangunan di
Indonesia mesti menghargai kearifan sistem sosial masyarakat daerah yang semenjak
dahulu selalu berharmoni dengan alam sekitar. Para stakeholders di tiap daerah juga
wajib menengok dan mempraktikkannya untuk kemudian dikontekstualisasi sehingga
mewujud dalam bentuk pembangunan berkelanjutan.
Alhasil, income pendapatan ekonomi yang diperoleh warga tidak sesaat, melainkan
terus-menerus (sustainable) sampai terwariskan pada anak cucu. Sebab, kita juga tahu
bahwa kekayaan ekologis merupakan titipan anak cucu kita dan mesti dipelihara agar
kelak mereka dapat bersenyum ria pada kehidupan. Tidak bermuram durja, apalagi bila
sampai berusaha mengakhiri hidup dengan cara “bunuh diri” akibat kemiskinan yang
diderita.
Akhirul kalam, untuk mewujudkan generasi makmur dan sentosa, bijaksana rasanya
jika arah gerak pembangunan yang dikembangkan berpijak pada paradigma agama,
budaya lokal, dan berwawasan lingkungan. Dalam bahasa lain, mencetuskan
pembangunan berkelanjutan (sutainable development), berwawasan lingkungan (ecodevelopment) dan bisa juga kita sebut dengan konsep eco-religious, sebab memelihara
lingkungan adalah perintah suci dari sang pencipta alam raya ini, Allah SWT. Karena
itu, mari kita gulirkan program pembangunan berkelanjutan yang berwawasan agama,
budaya lokal, dan berparadigma ekologis mulai detik ini. Wallahua’lam
Penulis, Peminat Masalah Lingkungan Hidup, Pegiat Studi Agama dan Kearifan Lokal
Sunda.

More Related Content

What's hot

Materi konservasi alam dan lingkungan
Materi konservasi alam dan lingkunganMateri konservasi alam dan lingkungan
Materi konservasi alam dan lingkunganJaniarto Paradise
 
Konservasi dan Sumber Daya Alam
Konservasi dan Sumber Daya AlamKonservasi dan Sumber Daya Alam
Konservasi dan Sumber Daya AlamSiti Ramla
 
Pengelolaan sda
Pengelolaan sdaPengelolaan sda
Pengelolaan sdaDesta_92
 
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan Srestha Anindyanari
 
Geografi : Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Geografi : Pembangunan Berwawasan LingkunganGeografi : Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Geografi : Pembangunan Berwawasan LingkunganNovira Andiani
 
2 sumber daya alam
2 sumber daya alam2 sumber daya alam
2 sumber daya alamtopanogan
 
materi 7: konservasi sumberdaya alam
materi 7: konservasi sumberdaya alammateri 7: konservasi sumberdaya alam
materi 7: konservasi sumberdaya alamYuningsih Yuningsih
 
Sumber Daya Alam di Indonesia
Sumber Daya Alam di Indonesia Sumber Daya Alam di Indonesia
Sumber Daya Alam di Indonesia Sari Gultom
 
LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTANLINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTANNikken Istifani
 
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan 08819641377
 
Sumber daya alam
Sumber daya alamSumber daya alam
Sumber daya alampuput_rahma
 
GEOGRAFI KELAS XI PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
GEOGRAFI KELAS XI PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUPGEOGRAFI KELAS XI PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
GEOGRAFI KELAS XI PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUPMunip Utama
 
Sumber daya alam
Sumber daya alamSumber daya alam
Sumber daya alamrequistia
 
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan Muhammad Basir
 
4 konsep sumberdaya alam
4 konsep sumberdaya alam4 konsep sumberdaya alam
4 konsep sumberdaya alamar_
 

What's hot (20)

Materi konservasi alam dan lingkungan
Materi konservasi alam dan lingkunganMateri konservasi alam dan lingkungan
Materi konservasi alam dan lingkungan
 
Konservasi dan Sumber Daya Alam
Konservasi dan Sumber Daya AlamKonservasi dan Sumber Daya Alam
Konservasi dan Sumber Daya Alam
 
IKD- SDA
IKD- SDAIKD- SDA
IKD- SDA
 
Pengelolaan sda
Pengelolaan sdaPengelolaan sda
Pengelolaan sda
 
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
 
Geografi : Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Geografi : Pembangunan Berwawasan LingkunganGeografi : Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Geografi : Pembangunan Berwawasan Lingkungan
 
Tugas kelompok 4
Tugas kelompok 4Tugas kelompok 4
Tugas kelompok 4
 
2 sumber daya alam
2 sumber daya alam2 sumber daya alam
2 sumber daya alam
 
Memulihara
MemuliharaMemulihara
Memulihara
 
materi 7: konservasi sumberdaya alam
materi 7: konservasi sumberdaya alammateri 7: konservasi sumberdaya alam
materi 7: konservasi sumberdaya alam
 
Sumber Daya Alam di Indonesia
Sumber Daya Alam di Indonesia Sumber Daya Alam di Indonesia
Sumber Daya Alam di Indonesia
 
LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTANLINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
 
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
 
Materi 4 amdal
Materi 4 amdalMateri 4 amdal
Materi 4 amdal
 
Sumber daya alam
Sumber daya alamSumber daya alam
Sumber daya alam
 
Silvika tanah
Silvika tanahSilvika tanah
Silvika tanah
 
GEOGRAFI KELAS XI PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
GEOGRAFI KELAS XI PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUPGEOGRAFI KELAS XI PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
GEOGRAFI KELAS XI PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
 
Sumber daya alam
Sumber daya alamSumber daya alam
Sumber daya alam
 
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
 
4 konsep sumberdaya alam
4 konsep sumberdaya alam4 konsep sumberdaya alam
4 konsep sumberdaya alam
 

Viewers also liked

Как вставить Ленту времени в е-КМ-Школу
Как вставить Ленту времени в е-КМ-ШколуКак вставить Ленту времени в е-КМ-Школу
Как вставить Ленту времени в е-КМ-Школуpekzpekz
 
Daewoo+service+electrical+manual
Daewoo+service+electrical+manualDaewoo+service+electrical+manual
Daewoo+service+electrical+manualAlexander Páez
 
Poland
PolandPoland
Polandasza72
 
Insightful reveals Business Networks for companies
Insightful reveals Business Networks for companiesInsightful reveals Business Networks for companies
Insightful reveals Business Networks for companiesIlya Billig
 
системы счисления
системы счислениясистемы счисления
системы счисленияludmilaantipova
 
Measuring the Case for Creativity
Measuring the Case for CreativityMeasuring the Case for Creativity
Measuring the Case for CreativityCeleste Henkelmann
 
Как вставить Ленту времени в е-КМ-Школы
Как вставить Ленту времени в  е-КМ-ШколыКак вставить Ленту времени в  е-КМ-Школы
Как вставить Ленту времени в е-КМ-Школыpekzpekz
 
Be sensible and_set_the_scene
Be sensible and_set_the_sceneBe sensible and_set_the_scene
Be sensible and_set_the_sceneZhizhou Huang
 
как вставить интерактивный плакат в е км-школы. ред.
как вставить интерактивный плакат  в  е км-школы. ред.как вставить интерактивный плакат  в  е км-школы. ред.
как вставить интерактивный плакат в е км-школы. ред.pekzpekz
 
Final presentation complete(1)
Final presentation complete(1)Final presentation complete(1)
Final presentation complete(1)Meme Whisper
 
микола пимоненко
микола пимоненкомикола пимоненко
микола пимоненкоTetyana Stangryt
 

Viewers also liked (16)

สายคู่บิดเกลียว(คิด เต็มตะวัน-407)
สายคู่บิดเกลียว(คิด เต็มตะวัน-407)สายคู่บิดเกลียว(คิด เต็มตะวัน-407)
สายคู่บิดเกลียว(คิด เต็มตะวัน-407)
 
Как вставить Ленту времени в е-КМ-Школу
Как вставить Ленту времени в е-КМ-ШколуКак вставить Ленту времени в е-КМ-Школу
Как вставить Ленту времени в е-КМ-Школу
 
Daewoo+service+electrical+manual
Daewoo+service+electrical+manualDaewoo+service+electrical+manual
Daewoo+service+electrical+manual
 
Poland
PolandPoland
Poland
 
Projeto flavia
Projeto flaviaProjeto flavia
Projeto flavia
 
Insightful reveals Business Networks for companies
Insightful reveals Business Networks for companiesInsightful reveals Business Networks for companies
Insightful reveals Business Networks for companies
 
системы счисления
системы счислениясистемы счисления
системы счисления
 
Porto
PortoPorto
Porto
 
DownDown syndrome
DownDown syndromeDownDown syndrome
DownDown syndrome
 
Measuring the Case for Creativity
Measuring the Case for CreativityMeasuring the Case for Creativity
Measuring the Case for Creativity
 
Как вставить Ленту времени в е-КМ-Школы
Как вставить Ленту времени в  е-КМ-ШколыКак вставить Ленту времени в  е-КМ-Школы
Как вставить Ленту времени в е-КМ-Школы
 
Be sensible and_set_the_scene
Be sensible and_set_the_sceneBe sensible and_set_the_scene
Be sensible and_set_the_scene
 
Philips respironics
Philips respironicsPhilips respironics
Philips respironics
 
как вставить интерактивный плакат в е км-школы. ред.
как вставить интерактивный плакат  в  е км-школы. ред.как вставить интерактивный плакат  в  е км-школы. ред.
как вставить интерактивный плакат в е км-школы. ред.
 
Final presentation complete(1)
Final presentation complete(1)Final presentation complete(1)
Final presentation complete(1)
 
микола пимоненко
микола пимоненкомикола пимоненко
микола пимоненко
 

Similar to Kesundaan dan kearifan lokal

Makalah kawasan konservasi ahmad afandi
Makalah kawasan konservasi ahmad afandiMakalah kawasan konservasi ahmad afandi
Makalah kawasan konservasi ahmad afandiJackAbidin
 
selasa-16-Juni-20-Jam-13.30-Christianus-M.pptx
selasa-16-Juni-20-Jam-13.30-Christianus-M.pptxselasa-16-Juni-20-Jam-13.30-Christianus-M.pptx
selasa-16-Juni-20-Jam-13.30-Christianus-M.pptxssusere7fb6a
 
Lampiran 1-Bu Harno.ppt
Lampiran 1-Bu Harno.pptLampiran 1-Bu Harno.ppt
Lampiran 1-Bu Harno.pptEniIsminarti
 
Pendidikan Berspektif Lingkungan
Pendidikan Berspektif LingkunganPendidikan Berspektif Lingkungan
Pendidikan Berspektif Lingkunganmuh.dahlan thalib
 
Pendidikan Lestari Alam Sekitar (LASS3013) - Pendidikan Pembangunan Lestari /...
Pendidikan Lestari Alam Sekitar (LASS3013) - Pendidikan Pembangunan Lestari /...Pendidikan Lestari Alam Sekitar (LASS3013) - Pendidikan Pembangunan Lestari /...
Pendidikan Lestari Alam Sekitar (LASS3013) - Pendidikan Pembangunan Lestari /...Mohd Suhaimin Isnen
 
Tm 2 sistem pertanian (PIP_1)
Tm 2 sistem pertanian (PIP_1)Tm 2 sistem pertanian (PIP_1)
Tm 2 sistem pertanian (PIP_1)Lia Kristiana
 
1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptx
1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptx1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptx
1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptxKholidahUINWalisongo
 
PPT PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN _ ANGEL IKE SUNARTI 21102013 IP.pptx
PPT PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN _ ANGEL IKE SUNARTI 21102013 IP.pptxPPT PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN _ ANGEL IKE SUNARTI 21102013 IP.pptx
PPT PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN _ ANGEL IKE SUNARTI 21102013 IP.pptxAngelIkeSunarti
 
PPT TEORI PEMBANGUNAN ARDY KIRANA DONE.pptx
PPT TEORI PEMBANGUNAN ARDY KIRANA DONE.pptxPPT TEORI PEMBANGUNAN ARDY KIRANA DONE.pptx
PPT TEORI PEMBANGUNAN ARDY KIRANA DONE.pptxardykirana
 
Renstra Kementerian Kehutanan 2011-2014
Renstra Kementerian Kehutanan 2011-2014Renstra Kementerian Kehutanan 2011-2014
Renstra Kementerian Kehutanan 2011-2014Selvia Sari
 
Pendidikan lingkungan hidup
Pendidikan lingkungan hidupPendidikan lingkungan hidup
Pendidikan lingkungan hidupOly Maulida
 
Pendidikan_Manusia_Pembina_Lingkungan.pptx
Pendidikan_Manusia_Pembina_Lingkungan.pptxPendidikan_Manusia_Pembina_Lingkungan.pptx
Pendidikan_Manusia_Pembina_Lingkungan.pptxAgathaHaselvin
 
Bab x-pembangunan-sumber-daya-alam-dan-lingkunagn-hidup
Bab x-pembangunan-sumber-daya-alam-dan-lingkunagn-hidupBab x-pembangunan-sumber-daya-alam-dan-lingkunagn-hidup
Bab x-pembangunan-sumber-daya-alam-dan-lingkunagn-hidupHendra Rahman
 
Proposal kegiatan hari lingkungan lplhi11
Proposal kegiatan hari lingkungan lplhi11Proposal kegiatan hari lingkungan lplhi11
Proposal kegiatan hari lingkungan lplhi11Sufriadi Ayi
 
Kuliah 15 KEBIJAKAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN.pptx
Kuliah 15 KEBIJAKAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN.pptxKuliah 15 KEBIJAKAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN.pptx
Kuliah 15 KEBIJAKAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN.pptxMuhammadMunarMukhsin1
 

Similar to Kesundaan dan kearifan lokal (20)

Makalah kawasan konservasi ahmad afandi
Makalah kawasan konservasi ahmad afandiMakalah kawasan konservasi ahmad afandi
Makalah kawasan konservasi ahmad afandi
 
selasa-16-Juni-20-Jam-13.30-Christianus-M.pptx
selasa-16-Juni-20-Jam-13.30-Christianus-M.pptxselasa-16-Juni-20-Jam-13.30-Christianus-M.pptx
selasa-16-Juni-20-Jam-13.30-Christianus-M.pptx
 
Iad
IadIad
Iad
 
Lampiran 1-Bu Harno.ppt
Lampiran 1-Bu Harno.pptLampiran 1-Bu Harno.ppt
Lampiran 1-Bu Harno.ppt
 
Pendidikan Berspektif Lingkungan
Pendidikan Berspektif LingkunganPendidikan Berspektif Lingkungan
Pendidikan Berspektif Lingkungan
 
Pendidikan Lestari Alam Sekitar (LASS3013) - Pendidikan Pembangunan Lestari /...
Pendidikan Lestari Alam Sekitar (LASS3013) - Pendidikan Pembangunan Lestari /...Pendidikan Lestari Alam Sekitar (LASS3013) - Pendidikan Pembangunan Lestari /...
Pendidikan Lestari Alam Sekitar (LASS3013) - Pendidikan Pembangunan Lestari /...
 
Biologi kelas 1
Biologi kelas 1Biologi kelas 1
Biologi kelas 1
 
Bk teologi lingkungan
Bk teologi lingkunganBk teologi lingkungan
Bk teologi lingkungan
 
Tm 2 sistem pertanian (PIP_1)
Tm 2 sistem pertanian (PIP_1)Tm 2 sistem pertanian (PIP_1)
Tm 2 sistem pertanian (PIP_1)
 
1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptx
1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptx1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptx
1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptx
 
PPT PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN _ ANGEL IKE SUNARTI 21102013 IP.pptx
PPT PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN _ ANGEL IKE SUNARTI 21102013 IP.pptxPPT PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN _ ANGEL IKE SUNARTI 21102013 IP.pptx
PPT PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN _ ANGEL IKE SUNARTI 21102013 IP.pptx
 
PPT TEORI PEMBANGUNAN ARDY KIRANA DONE.pptx
PPT TEORI PEMBANGUNAN ARDY KIRANA DONE.pptxPPT TEORI PEMBANGUNAN ARDY KIRANA DONE.pptx
PPT TEORI PEMBANGUNAN ARDY KIRANA DONE.pptx
 
Renstra Kementerian Kehutanan 2011-2014
Renstra Kementerian Kehutanan 2011-2014Renstra Kementerian Kehutanan 2011-2014
Renstra Kementerian Kehutanan 2011-2014
 
Pendidikan lingkungan hidup
Pendidikan lingkungan hidupPendidikan lingkungan hidup
Pendidikan lingkungan hidup
 
Pendidikan_Manusia_Pembina_Lingkungan.pptx
Pendidikan_Manusia_Pembina_Lingkungan.pptxPendidikan_Manusia_Pembina_Lingkungan.pptx
Pendidikan_Manusia_Pembina_Lingkungan.pptx
 
Bab x-pembangunan-sumber-daya-alam-dan-lingkunagn-hidup
Bab x-pembangunan-sumber-daya-alam-dan-lingkunagn-hidupBab x-pembangunan-sumber-daya-alam-dan-lingkunagn-hidup
Bab x-pembangunan-sumber-daya-alam-dan-lingkunagn-hidup
 
Arga
ArgaArga
Arga
 
Kkp
KkpKkp
Kkp
 
Proposal kegiatan hari lingkungan lplhi11
Proposal kegiatan hari lingkungan lplhi11Proposal kegiatan hari lingkungan lplhi11
Proposal kegiatan hari lingkungan lplhi11
 
Kuliah 15 KEBIJAKAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN.pptx
Kuliah 15 KEBIJAKAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN.pptxKuliah 15 KEBIJAKAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN.pptx
Kuliah 15 KEBIJAKAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN.pptx
 

Kesundaan dan kearifan lokal

  • 1. KESUNDAAN DAN KEARIFAN LOKAL Oleh SUKRON ABDILAH SEKARANG ini paradigma pembangunan lebih bersifat high-techsentris, hingga keberhasilan pun hanya dilihat dari angka kuantitatif yang berdimensi material. Sementara itu keseimbangan ekologis, langka – untuk tidak mengatakan tak pernah sama sekali – mendapat perhatian dari fasilitator pembangunan. Akibatnya ratusan juta, miliaran, bahkan triliunan rupiah terkikis habis diterjang kemurkaan alam lewat berbagai kondisi lingkungan yang kian degradatif. Misalnya, hutan Indonesia mengalami kerusakan yang sedemikian parah dari sekira 120,35 juta hektare; 59 juta hektare diantaranya rusak dan memerlukan rehabilitasi. Bahkan laju pengrusakannya berkisar 2,83 juta hektare setiap tahunnya. Kerugian material yang diderita pun hampir mencapai Rp. 10 triliunan per tahun (“PR”, 11/04/2006). Jika kondisi di atas tidak segera mendapat perhatian, saya rasa sepuluh atau dua puluh tahun ke depan, hutan Indonesia akan mengalami penurunan, bahkan kehancuran. Maka, pengelolaan sumber daya alam (SDA) secara terpadu semestinya menggunakan paradigma berwawasan ekologis hingga pemanfaatannya tidak berbentuk pengurasan habis-habisan yang mengabaikan kaidah-kaidah keseimbangan alam. Ramah lingkungan Lantas, bagaimana peran religiusitas, dalam hal ini (ber)Islam yang memiliki sumber pertama (masdar al-awwal) al-quran dalam memberikan sumbangsih bagi keberlangsungan ekosistem lingkungan hidup? Sebab, kekritisan sumber daya alam adalah ancaman berat bagi pembangunan. Dari sinilah, pembangunan berbasis nilainilai religius sangat urgen diperhatikan agar bangsa dapat bepijak secara kokoh dan program pembangunan pun berkesinambungan serta mengikuti “aturan main” alam. Agama mengajarkan bahwa arah pembangunan semestinya digusur pada keteraturan yang mengikuti kaidah-kaidah alamiah. Ada firman Tuhan yang bermakna pentingnya menjaga keteraturan ekologis, yakni surat Ar-Ruum ayat 41: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut karena ulah (eksploitasi dan eksplorasi tak berkaidah) manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka (akibat) perbuatannya, agar mereka kembali (ke program konservasi alam)”. Esensi ayat di atas, menjelaskan konsep pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) yakni dari kalimat “agar mereka kembali”. Terma “kembali” kalau ditinjau dengan kerangka pembangunan berwawasan ekologis, bersanding kuat dengan program pelestarian lingkungan hidup. Misalnya, program konservasi alam, reboisasi, pajak perusahaan untuk menjaga kelestarian alam, pendidikan lingkungan hidup untuk anak didik dan pengurusan izin analisis dampak lingkungan (amdal).
  • 2. Kearifan ekologis berbasis agama juga dapat dilihat dari nama-nama surat tentang keragaman ekosistem dan fungsi ekologis, semisal Al-Baqarah (sapi betina), Al-Adiyat (kuda perang), An-Naml (semut), Al-Ankabut (Laba-laba), Ath-Thur (bukit thur) dan masih banyak lagi. Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi alam beserta ekosistem kehidupannya memiliki sisi fungsional yang wajib dipelihara sebaik-baiknya. Karena itu, alangkah arif rasanya jika bangsa mulai merenungi kearifan ekologis yang dipesankan oleh-Nya melalui teks dan kita kontekstualisasikan sehingga bersesuaian dengan perkembangan zaman. Tujuannya agar arah pembangunan dihiasi etika ke(adi)luhungan agama, dan ketika berinteraksi dengan ekosistem lingkungan tidak dimanfaatkannya sembari “angkat tangan” melestarikan atau malah “cuci tangan” ketika dirinya merusak alam. Sebab, setiap penganut agama (baca: umat Islam) yang berbudaya tidak boleh bersikap dan berperilaku destruktif seperti melakukan pengrusakan secara membabi buta terhadap lingkungan hidup atas dalih pembangunan infrastruktur. Budaya lokal Pun demikian, dalam konteks sistem sosial budaya, hampir tiap daerah di kepualauan Indonesia memiliki indigenous knowledge system masing-masing ketika memperlakukan lingkungan hidup. Misalnya, dalam tradisi masyarakat Sunda pedalaman terdapat tiga klasifikasi hutan (leuweung) yang dijelaskan secara gamblang oleh Kusnaka Adimiharja (1994) dan bermanfaat bagi arah gerak pembangunan. Pertama, leuweung sampalan, yakni hutan yang telah mengalami konversi menjadi lahan yang ditanami dan dijadikan tempat penggembalaan oleh masyarakat. Kedua, leuweung geuledegan, semacam hutan yang tidak boleh dieksploitasi warga, karena alasan kepercayaan dalam sistem sosial kemasyarakatan. Ketiga, leuweung titipan, semacam hutan yang boleh dieksploitasi dan dimanfaatkan warga setelah mendapatkan izin dari pemimpin adat. Dari tiga sistem pengetahuan tersebut, terdapat makna perennial yakni pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan berparadigma ekologis adalah sebuah keniscayaan. Sebab selama ini arah pembangunan kerap diinterpretasi dengan pendekatan ekonomi-sentris saja. Akibatnya, potensi alam banyak terdegradasi ketika terkena proyek pembangunan, misalnya peristiwa meluapnya Lumpur panas di Sidoarjo yang menelan kerugian besar ialah salah satu ekses negatif dari pembangunan yang tak berkaidah. Atau, meningkatnya suhu Kota Bandung sebesar 34,5 derajat celcius pada musim kemarau adalah akibat dari penebangan pohon dan pembangunan infrastruktur yang jarang memerhatikan sarakan (baca: lingkungan) sekitar. Kondisi di atas, tidak semestinya diabaikan oleh para pemerintah agar tercipta pembangunan yang menghasilkan income ekonomi di satu sisi dan keuntungan ekologis bagi warga secara berkesinambungan di lain sisi. Maka, konsep pembangunan di Indonesia mesti menghargai kearifan sistem sosial masyarakat daerah yang semenjak dahulu selalu berharmoni dengan alam sekitar. Para stakeholders di tiap daerah juga
  • 3. wajib menengok dan mempraktikkannya untuk kemudian dikontekstualisasi sehingga mewujud dalam bentuk pembangunan berkelanjutan. Alhasil, income pendapatan ekonomi yang diperoleh warga tidak sesaat, melainkan terus-menerus (sustainable) sampai terwariskan pada anak cucu. Sebab, kita juga tahu bahwa kekayaan ekologis merupakan titipan anak cucu kita dan mesti dipelihara agar kelak mereka dapat bersenyum ria pada kehidupan. Tidak bermuram durja, apalagi bila sampai berusaha mengakhiri hidup dengan cara “bunuh diri” akibat kemiskinan yang diderita. Akhirul kalam, untuk mewujudkan generasi makmur dan sentosa, bijaksana rasanya jika arah gerak pembangunan yang dikembangkan berpijak pada paradigma agama, budaya lokal, dan berwawasan lingkungan. Dalam bahasa lain, mencetuskan pembangunan berkelanjutan (sutainable development), berwawasan lingkungan (ecodevelopment) dan bisa juga kita sebut dengan konsep eco-religious, sebab memelihara lingkungan adalah perintah suci dari sang pencipta alam raya ini, Allah SWT. Karena itu, mari kita gulirkan program pembangunan berkelanjutan yang berwawasan agama, budaya lokal, dan berparadigma ekologis mulai detik ini. Wallahua’lam Penulis, Peminat Masalah Lingkungan Hidup, Pegiat Studi Agama dan Kearifan Lokal Sunda.