SlideShare a Scribd company logo
1 of 74
Download to read offline
PROTEKSI
TRANSFORMATOR
Oleh
Ir. J. Soekarto
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 2
1. PENDAHULUAN.
Fungsi transformator ialah memindahkan energi dari
satu tegangan ke tegangan yang lain secara magnetik
Transformator (trafo) dapat merupakan fase tunggal
ataupun fase tiga.
Arus penguatan trafo dari 0,1% - 0,6% untuk trafo tenaga,
dan 0,5% s/d 2,5% untuk trafo distribusi, sehingga kapasitas
trafo sisi primer praktis sama dengan sisi sekender.
Pendinginan trafo
- ONAN : Oil natural air natural
- ONAF : Oil natural air force
- OFAF : Oil force air force
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 3
2. JENIS & SIFAT GANGGUAN
Gangguan di luar daerah pengamanan yang
berpengaruh pada trasformator
Gangguan hubung singkat pada jaringan, dan
kemungkinan kegagalan relai
Beban lebih
Surja petir atau surja hubung
Jenis Gangguan
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 4
Gangguan di dalam daerah pengamanan
Gangguan pada lilitan trafo
Hubung singkat antar fase
Hubung singkat antar fase dan badan (bumi)
Hubung singkat antar belitan
Tegangan lebih (penguatan lebih, over excitation)
Suhu lebih
Gangguan pada inti
Gangguan pada sadapan (tap changer)
Gangguan pada bushing
Kebocoran minyak, atau minyak terkontaminasi (umumnya
dengan uap air)
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 5
Sifat Gangguan
(a) Gangguan serius yang dapat dideteksi oleh arus atau
tegangan, karena arusnya besar atau tegangannya
seimbang tidak seimbang
(b) Gangguan insiepient
Gangguan ini kecil dan tidak dapat dideteksi oleh
relai arus atau tegangan tetapi potensial dan
gangguan ini menimbulkan gas.
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 6
3. POLA PROTEKSI TRAFO
LBS
T.M T.R
Sekring MCCB
Trafo distribusi
T.M = Tegangan menengah
T.R = Tegangan rendah
LBS = Load Break Switch
MCCB = Molded Case Circuit Breaker
Trafo Distribusi
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 7
Trafo Distribusi
F 51 = Relai arus lebih
CB
T.M T.R
MCCB
Trafo
distribusi
F 51
T
B
T = Relai suhu
B = Relai Bucholz
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 8
Trafo Tenaga
F 51 = Relai arus lebih
T T = Tegangan Tinggi
B = Relai Bucholz
CB
T.T T.M
CB
Trafo
Tenaga
F 51
T
B
F 51
T = Relai suhu
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 9
Trafo Tenaga
F 87 = Relai diferensial
CB
T.T T.M
CB
F 51
T
B
F 51
F 87
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 10
2. JENIS GANGGUAN
Gangguan Di Luar Daerah Pengamanan Yang
Berpengaruh Pada Trasformator
Gangguan hubung singkat pada jaringan, dan
kemungkinan kegagalan relai
Beban lebih
Surja petir atau surja hubung
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 11
V
F
Conservator
Trip
Alarm
Bushing
TRAFO TENAGA
R. Bucholz
4. RELAI BUCHOLZ.
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 12
Relai Buchholz fungsinya mendeteksi gas yang timbul di
dalam transformator karena adanya percikan bunga api
atau pemanasan setempat di dalam transformator.
Tingkat 1 : mendeteksi gangguan inciepient Siny
Tingkat 2 : gangguan hubung singkat Trip
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 13
Analisa gas yang terkumpul di dalam relai Bucholz
H2 dan C2H2 menunjukkan adanya busur api pada minyak
antara bagian-bagian konstruksi
H2, C2H2 dan CH4 menunjukkan adanya busur api
sehingga isolasi phenol terurai, misalnya
terjadi gangguan pada sadapan.
H2, C2H4 dan C2H2 menunjukkan adanya pemanasan
pada sambungan inti.
H2, C2H, CO2 dan C3H4 menunjukkan adanya pemanasan
setempat pada lilitan inti.
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 14
5. RELAI SUHU LILITAN
Mempunyai beberapa kontak untuk mengatur kipas, sinyal
alarm dan trip
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 15
6. RELAI TEKANAN MEMDADAK.
Transformator yang tidak menggunakan konservator, tidak
dapat dipasang relai Bucholz, dalam hal ini dipasang relai
tekanan mendadak.
Tipikal seting relai ini untuk bekerja dengan kecepatan
kenaikan tekanan 5g / cm / detik dan minimum beda tekanan
20 g /cm
Oil
Oil
(a)
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 16
7. PENGAMAN DENGAN SEKRING & MCCB.
LBS
T.M T.R
Sekring MCCB
Trafo distribusi
Trafo distribusi
Trafo distribusi dari tegangan menengah ke tegangan rendah
tanpa pemutus tenaga di TM tetapi menggunakan LBS proteksi
seperti gambar di atas.
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 17
Contoh karakteristik sekring dan MCCB
Penentuan elemen sekring dan seting MCCB
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 18
Penentuan seting MCCB
Penentuan seting overload relai pada MCCB didasarkan
pada kemampuan pembebanan dari transformatornya.
Penentuan seting seketikanya didasarkan dengan arus
hubung singkat yang terjadi di rel tegangan rendah.
Penentuan elemen sekring
Sekring di TM pada dasarnya untuk mengamankan bila
terjadi hubung singkat di dalam trafo distribusinya.
Dengan demikian didasarkan besarnya arus hubung
singkat yang mungkin terjadi, dalam hal ini diambil
besarnya arus hubung singkat di rel TR.
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 19
Arus hubung singkat
Sirkit ekivalen
T.M T.R
MVAHS MVAT
T.R
MVAHS MVAT
%ZS %ZT
%
100
*
MVA
MVA
Z
%
HS
T
S =
NT
T
S
HS I
*
Z
%
Z
%
100
I
+
=
MVAHS = MVA hubung
singkat sisi TM
MVAT = MVA trafo distribusi
%ZT = %ZT sumber
%ZT = %ZT trafo distribusi
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 20
8. PENGAMAN DENGAN RELAI ARUS LEBIH.
CB
T.T T.M
CB
Trafo
Tenaga
F 51
T
B
F 51
Trafo tenaga yang relatif kecil misalnya < 10 MVA hanya
diamankan dengan relai arus lebih
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 21
Fungsi relai arus lebih di sisi sekundair
Sebagai pengaman utama bila terjadi gangguan setelah
trafo dan gangguan di rel TM
Sebagai pengaman cadangan bila proteksi penyulang
(feeder) TM bila gagal bekerja.
Dasar seting relai arus lebih dengan waktu F 51
Seting arus harus dapat menjangkau ujung saluran
penyulang yang terpanjang
Seting waktu dikoordinasikan dengan relai pada
penyulang
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 22
Karakteristik relai harus sama dengan relai di penyulangnya.
Bila di TM terdapat pembumian dengan tahanan
(resistans), seting arus pada resistans diusahakan sesuai
dengan kontinyu rating dari tahanannya, dengan
koordinasi waktu dengan relai di penyulangnya.
Seting waktu seketikanya (instantaneous, moment) F 50
Bila diseting akan tidak selektif dengan relai di
penyulangnya
Bila tidak diseting, kalau terjadi gangguan setelah trafo
sampai rel TM akan bekerja dengan perlambatan waktu
sesuai dengan seting waktunya.
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 23
Cara mengatasi digunakan relai numerikal dan disusun
logic seperti gambar di bawah
F 50 F 50
F 50
F 50
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 24
Fungsi relai arus lebih di sisi primair
Sebagai pengaman utama trafo
Sebagai pengaman cadangan bila proteksi trafo sisi
sekundair gagal bekerja.
Dasar seting relai arus lebih dengan waktu F 51
Seting arus harus dapat menjangkau rel sisi TM
Seting waktu dikoordinasikan dengan relai trafo pada
sisi sekundair.
Dalam keadaan terpaksa dapat disamakan / bila terdapat
relai diferensial trafo
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 25
Seting waktu seketikanya (instantaneous, moment) F 50
Relai tidak boleh menjangkau rel sisi TM
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 26
9. PENGAMAN GANGGUAN TANAH.
Gangguan 1 fase ke bumi (badan).
Besar arus gangguan satu fase ke bumi tergantung :
- Hubungan transformator
- Suplai dari sisi delta (segitiga) atau bintang
- Pembumian sisi bintang
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 27
Proteksi gangguan tanah.
Relai arus lebih untuk mendeteksi arus sisi untuk trafo
dengan sambungan delta (d), proteksi restricted earth
fault yang prinsipnya diferensial tanah.
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 28
Gangguan 1 fase ke bumi di luar daerah proteksi
Relai F 64 tidak dilalui arus sehingga tidak bekerja
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 29
Gangguan 1 fase ke bumi di dalam daerah proteksi
Relai F 64 dilalui arus sehingga relai bekerja
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 30
Relai pengaman tangki
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 31
9. PENGAMAN DEFERENSIAL.
Untuk transformator yang besar umumnya di atas 10 MVA
untuk pengamanan gangguan antar fase digunakan relai
diferensial.
Relai arus lebih hanyalah merupakan pengaman cadangan.
Pengaman diferensial merupakan pengamanan yang
mempunyai selektif mutlak, artinya batas daerahnya apakah
untuk sumber dari satu sisi atau 2 sisi serta untuk
pembangkitan yang berubah-ubah adalah tetap.
Batas pengamanan ialah antara CT masuk dan keluar dari
daerah/alat yang diamankan.
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 32
Dasar proteksi diferensial.
CT1
F 87
CT2
Daerah proteksi
I1
I2
i2
i1 id
I1 = I2 i1 = i 2 id = 0
Relai diferensial tidak bekerja
Tidak ada gangguan atau gangguan di luar daerah proteksi
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 33
I1 = besar I2 = 0 i1 = besar i 2 = 0
id = i1
Relai diferensial bekerja
Gangguan dalam daerah proteksi, sumber 1 sisi
CT1
F 87
CT2
Daerah proteksi
I1
i1 id
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 34
I1 = besar I2 = besar i1 = besar i 2 = besar
id = i1 + i 2
Relai diferensial bekerja
Gangguan dalam daerah proteksi, sumber 2 sisi
CT1
F 87
CT2
Daerah proteksi
I1
I2
i2
i1
id
L L
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 35
Proteksi Diferensial Pada Transformator
F 87 = Relai diferensial
CB
T.T T.M
CB
F 51
T
B
F 51
F 87
ACT
I1 I2
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 36
Hal-hal yang harus diperhatikan
Arus primer (I1) tidak sama dengan arus sekunder (I2)
Arus primer (I1) belum tentu sama fasenya dengan arus
sekunder (I2), tergantung vektor grupnya
Hal ini menyebabkan
Trafo arus 1 (CT1) tidak sama dengan Trafo arus 2 (CT2)
Rangkaian sekunder harus disesuaikan dengan vektor
grup transformatornya
Secara umum diperlukan trafo arus pembantu ACT
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 37
Salah satu contoh sambungan relai diferensial
untuk transformator dengan Yd1
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 38
Penyesuaian sudut pada ACT
Cara penyambungan secara rinci lihat lampiran
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 39
Relai diferensial Numerikal
Penyesuai sudut dan ACT pada relainya.
Penyesuai sudut dinyatakan dalam seting
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 40
TRAFO ARUS PEMBANTU (Auxilliary CT, ACT)
Fungsi ACT :
Hubungan yd sisi sekendernya 5/V3 atau 1/V3
Untuk menyesuaikan arus sekender CT sisi Primer dan
sisi Sekender.
Untuk menyesuaikan pergeseran sudut fase.
Perbandingan tranformasi untuk penyesuai sudut fase:
Hubungan yy sisi sekendernya 5 A atau 1 A
Dalam perbandingan jumlah lilitan
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 41
Letak ACT :
a. Arus CT di sisi primer
b. Arus CT di sisi sekender
c. Arus CT di sisi primer dan sekender
Contoh perhitungan Tap ACT
Menggunakan ACT jenis 5 + 10 x 0,25 / 5 A
Primer : 2,5 - 2,75 - . . . - 4,75 - 5 - 5,25 - . . . - 7,25 - 7,5
Sekunder : 5 A
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 42
Contoh perhitungan Tap
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 43
Arus nominal sisi H Arus nominal sisi M
A
231
3
150
60000
IH =
= A
3012
3
5
.
11
60000
IM =
=
Primer CT dipilih : Primer CT dipilih 3000 A
A
400
3
231 =
Sekender CT untuk sisi H dan L dipilih 5 A
A
.
89
,
2
A
.
231
*
400
5
iH =
= A
.
02
,
5
A
.
3012
*
3000
5
iM =
=
A
01
,
5
A
3
89
.
2
'
i H =
=
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 44
Tap ACT
02
,
5
01
,
5
5
x
= 5
5
*
02
,
5
01
,
5
x =
=
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 45
Misalkan CT dipilih 300/5 A sisi H dan 3000/5 A sisi M
A
.
85
,
3
A
.
231
*
300
5
iH =
= A
.
02
,
5
A
.
3012
*
3000
5
iM =
=
A
.
67
,
6
A
3
85
.
3
'
i H =
= iH" = IM = 5,02 A
Tap ACT
02
,
5
67
,
6
5
x
= 64
,
6
5
*
02
,
5
67
,
6
x =
=
Jadi tap ACT dipilih 6,50 A atau 6,75 A
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 46
10. ARUS INRUSH PADA SAAT STRAT.
Komponen arus inrush mengandung arus searah dan
bermacam harmonis.
Tipikan besarnya arus searah dan komponen
harmonis seperti tabel
Komponen harmonis.
Komponen d.c Harmonis
2 3 4 5 6 7
Nilai tipilal 40-60 30-70 10-30 5,1 4,1 3,7 2
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 47
Bentuk gelombang arus inrush
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 48
Untuk menghindari kesalahan kerja relai diferensial
di antaranya
- Menahan harmonis
- Memblok harmonis.
- Memblok secara resonansi
Arus inrush hanya dirasakan pada sisi dimana trafo
tersebut dimasukkan, sedang sisi lainnya tidak
merasakan
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 49
Contoh ACT dinyatakan jumlah lilitan.
Number of turn Transformer rating Number of turn Transformer rating
Preliminary tap Preliminary tap
Terminal 5/5 A 5/1 A 1/1 A Terminal 5/5 A 5/1 A 1/1 A
1 - 2 1 1 5 X - 7 5 5 25
2 - 3 1 1 5 7 - 8 5 5 25
3 - 4 1 1 5 8 - 9 5 9 25
4 - 5 1 1 5 S1 - S2 25 125 125
5 - 6 25 25 125 S3 - S4 18 90 90
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 50
Menggunakan ACT jenis jumlah lilitan.
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 51
Perhitungan jumlah lilitan diambil CTH 300/5 dan CTM 3000/5 A
Dari perhitungan butir a didapat iH' = 6,67 A dan iM" = 5,02 A
Dipilih NM = 18 lilitan IH NH = IM NM L = N /IH" * NH
tan
beli
..
19
25
*
67
,
6
02
,
5
N
*
i
i
N M
"
H
'
MH
H =
=
=
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 52
Relai diferensial dengan sadapan (tap) pada relai
Dari contoh di atas seting tap sisi 150 kV ialah 5,02 A ----> 5
serta sisi 11,5 kV ialah 6,67 A -----> 6,75
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 53
Mis Match
Bila kedua sisi mempunyai ACT dan antara perhitungan
(keadaan ideal) dan kenyataan tap yang ada berbeda, maka
akan terjadi kesalahan, kesalahan ini disebut mis match dan
besarnya :
%
100
*
s
T
T
Tis
T
=
match
Mis s
p
ip
−
a. ACT di dua sisi.
a. ACT di satu sisi.
%
100
*
s
T
T
=
match
Mis i −
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 54
dimana :
T = sadapan yang ada
Ti = Sadapan idial
Tip = Sadapan idial sisi primer
Tis = Sadapan idial sisi sekunder
Tp = Sadapan yang ada sisi primer
Ts = Sadapan yang ada sisi sekunder
kecil
yg
dipilih
T
T
ataau
T
T
s
s
p
is
ip
=
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 55
PENYETELAN KECURAMAN
A. Sadapan trafo dayanya dalam %
B. Kemungkinan kesalahan CT sisi primer dan sisi sekunder
C. Mis match
D. Arus beban nol dalam %
E. Faktor keamanan
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 56
Sebagai contoh :
Trafo daya 60 MVA, 150 +/- 10% /20 kV,
A. Sadapan trafo dayanya 10%
B. Kemungkinan kesalahan CT sisi primer dan sisi
sekunder 2 x 5% = 10%
C. Berdasarkan perhitungan mis match = 3%
D. Arus beban nol dalam = 0,5 - 1%
E. Faktor keamanan 5%
Dengan demikian penyetelan kecuraman : 29% atau
diambil 30%
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 57
RELAI DIFERENSIAL NUMERIKAL
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 58
3 x IP , 3 x IS
Analog - digitel - conversiom
CT adaption
Vevtor group adaption
Idiff calculate
IRest calculate
fault
Protection program
- ceking of characteristic (Idiff>)
- rush detecttion
- oferflux detection
- Idif >>
- monitiring of CT saturation
- data fault recording
- data even recordin
Routin program
- output signal monitoring
- plausibility check
- monitoring of measure
value
- procedure check
- operation measurement
Command/information output
Serial information
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 59
Penyesuai sudut dan ACT pada relainya
dinyatakan dalam seting.
Sambungan relai diferensial numerikal
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 60
Sambungan relai diferensial numerikal dilengkapi dengan ERF
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 61
Lampiran
PENYAMBUNGAN RELAI DIFERENSIAL
Bilangan jam (vektor grup) trafo daya .
Vektor grup trafo daya menentukan pergeseran sudut arus
primer dan arus sekundernya, hal ini sangat menentukan
sambungan relai diferensial.
Vektor tegangan dan arah arus pada trafo daya atau trafo arus.
Dasar menentukan sambungan trafo didasarkan vektur grup
trafo
- Sambungan Yy
- Sambungan Yd
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 62
Vektor tegangan dan arah arus pada trafo daya atau
trafo arus.
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 63
Dasar penyambungan trafo Yy0
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 64
Dasar penyambungan trafo Yd1
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 65
Macam-macam vektor grup transformator.
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 66
Cara penyambungan relai diferensial Yd1 (penyesuai
sudut fase pada CT utama)
Tahap 1 : Tentukan sambungan trafo daya didasarkan vektor
grup.
Tentukan arus sisi primer maupun sisi sekender
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 67
Tahap 2 :
- CT di sisi delta (d) pada trafo dayanya disambung bintang.
- Penyesuai fase di CT primer
- Tentukan arus sisi sekender didasarkan arus primer, di
samping itu arah arusnya.
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 68
Tahap 3 :
Sambung relai diferensial dan arus sekender CT yang
seharusnya pada sisi bintang Y didasarkan arus pada sisi delta
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 69
Tahap 4 :
Sambung arus sekender CT pada sisi Y didasarkan arus yang
ditentukan pada tahap ke 3.
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 70
Cara penyambungan relai diferensial Yd1 (penyesuai
sudut fase pada ACT)
Tahap 1 :
- Tentukan sambungan trafo daya didasarkan vektor grup.
- Tentukan arus sisi primer maupun sisi sekunder
Tahap 2 :
- CT di sisi delta (d) dan bintang (Y) pada trafo dayanya
disambung bintang, penyesuai fase di ACT sehingga
sambungannya yd. ACT sisi primer disambung y dan sisi
sekunder disambung d
- Tentukan arus sisi sekunder didasarkan arus primer,
disamping itu arah arusnya.
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 71
Tahap 3 :
- Sambung relai diferensial dan arus sekunder CT yang
seharusnya pada sisi bintang Y didasarkan arus pada sisi
delta
Tahap4 :
- Sambung arus sekunder ACT pada sisi d didasarkan arus
yang ditentukan pada tahap ke 3.
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 72
Sambungan relai diferensial
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 73
Cara penyambungan relai diferensial Yy0
Penyesuai sudut fase pada CT utama, dalam hal ini
sambungan CT di primer maupun sekunder ialah sambungan
delta (d)
Pada dasarnya salah satu sisi CT disambung delta, dalam hal ini
bebas.
Kemudian sambungan CT sisi lainnya mengikuti sambungan
CT sisi lainnya.
28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 74
Sambungan relai diferensial Yy0
Bila arah arus hendak diubah berlawanan, tanda dibalik

More Related Content

Similar to TRANSFORMASI PROTEKSI

Similar to TRANSFORMASI PROTEKSI (20)

Chapter ii 2
Chapter ii 2Chapter ii 2
Chapter ii 2
 
GARDU DISTRIBUSI
GARDU DISTRIBUSI GARDU DISTRIBUSI
GARDU DISTRIBUSI
 
Protection of power system with distributed generation state of the art
Protection of  power system with distributed generation state of the artProtection of  power system with distributed generation state of the art
Protection of power system with distributed generation state of the art
 
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
 
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
 
SISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdf
SISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdfSISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdf
SISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdf
 
TRAFO
TRAFOTRAFO
TRAFO
 
Gangguan pada gardu induk
Gangguan pada gardu induk Gangguan pada gardu induk
Gangguan pada gardu induk
 
9 Sistem Pentanahan
9 Sistem Pentanahan9 Sistem Pentanahan
9 Sistem Pentanahan
 
GARDU_DISTRIBUSI
GARDU_DISTRIBUSIGARDU_DISTRIBUSI
GARDU_DISTRIBUSI
 
Proteksi SISTEM TENAGA LISTRIK
Proteksi SISTEM TENAGA LISTRIK Proteksi SISTEM TENAGA LISTRIK
Proteksi SISTEM TENAGA LISTRIK
 
Proteksi Tenaga Listrik
Proteksi Tenaga Listrik Proteksi Tenaga Listrik
Proteksi Tenaga Listrik
 
Listrik
ListrikListrik
Listrik
 
SISTEM PROTEKSI PADA MAIN TRAFO PLTU TENAYAN.pptx
SISTEM PROTEKSI PADA MAIN TRAFO PLTU TENAYAN.pptxSISTEM PROTEKSI PADA MAIN TRAFO PLTU TENAYAN.pptx
SISTEM PROTEKSI PADA MAIN TRAFO PLTU TENAYAN.pptx
 
PROTEKSI TENAGA LISTRIK
PROTEKSI TENAGA LISTRIK PROTEKSI TENAGA LISTRIK
PROTEKSI TENAGA LISTRIK
 
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
 
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIKSISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
 
Mesin listrik
Mesin listrikMesin listrik
Mesin listrik
 
Tugas Distribusi
Tugas DistribusiTugas Distribusi
Tugas Distribusi
 
Test 1
Test 1Test 1
Test 1
 

Recently uploaded

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxarifyudianto3
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 

Recently uploaded (9)

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 

TRANSFORMASI PROTEKSI

  • 2. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 2 1. PENDAHULUAN. Fungsi transformator ialah memindahkan energi dari satu tegangan ke tegangan yang lain secara magnetik Transformator (trafo) dapat merupakan fase tunggal ataupun fase tiga. Arus penguatan trafo dari 0,1% - 0,6% untuk trafo tenaga, dan 0,5% s/d 2,5% untuk trafo distribusi, sehingga kapasitas trafo sisi primer praktis sama dengan sisi sekender. Pendinginan trafo - ONAN : Oil natural air natural - ONAF : Oil natural air force - OFAF : Oil force air force
  • 3. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 3 2. JENIS & SIFAT GANGGUAN Gangguan di luar daerah pengamanan yang berpengaruh pada trasformator Gangguan hubung singkat pada jaringan, dan kemungkinan kegagalan relai Beban lebih Surja petir atau surja hubung Jenis Gangguan
  • 4. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 4 Gangguan di dalam daerah pengamanan Gangguan pada lilitan trafo Hubung singkat antar fase Hubung singkat antar fase dan badan (bumi) Hubung singkat antar belitan Tegangan lebih (penguatan lebih, over excitation) Suhu lebih Gangguan pada inti Gangguan pada sadapan (tap changer) Gangguan pada bushing Kebocoran minyak, atau minyak terkontaminasi (umumnya dengan uap air)
  • 5. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 5 Sifat Gangguan (a) Gangguan serius yang dapat dideteksi oleh arus atau tegangan, karena arusnya besar atau tegangannya seimbang tidak seimbang (b) Gangguan insiepient Gangguan ini kecil dan tidak dapat dideteksi oleh relai arus atau tegangan tetapi potensial dan gangguan ini menimbulkan gas.
  • 6. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 6 3. POLA PROTEKSI TRAFO LBS T.M T.R Sekring MCCB Trafo distribusi T.M = Tegangan menengah T.R = Tegangan rendah LBS = Load Break Switch MCCB = Molded Case Circuit Breaker Trafo Distribusi
  • 7. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 7 Trafo Distribusi F 51 = Relai arus lebih CB T.M T.R MCCB Trafo distribusi F 51 T B T = Relai suhu B = Relai Bucholz
  • 8. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 8 Trafo Tenaga F 51 = Relai arus lebih T T = Tegangan Tinggi B = Relai Bucholz CB T.T T.M CB Trafo Tenaga F 51 T B F 51 T = Relai suhu
  • 9. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 9 Trafo Tenaga F 87 = Relai diferensial CB T.T T.M CB F 51 T B F 51 F 87
  • 10. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 10 2. JENIS GANGGUAN Gangguan Di Luar Daerah Pengamanan Yang Berpengaruh Pada Trasformator Gangguan hubung singkat pada jaringan, dan kemungkinan kegagalan relai Beban lebih Surja petir atau surja hubung
  • 11. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 11 V F Conservator Trip Alarm Bushing TRAFO TENAGA R. Bucholz 4. RELAI BUCHOLZ.
  • 12. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 12 Relai Buchholz fungsinya mendeteksi gas yang timbul di dalam transformator karena adanya percikan bunga api atau pemanasan setempat di dalam transformator. Tingkat 1 : mendeteksi gangguan inciepient Siny Tingkat 2 : gangguan hubung singkat Trip
  • 13. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 13 Analisa gas yang terkumpul di dalam relai Bucholz H2 dan C2H2 menunjukkan adanya busur api pada minyak antara bagian-bagian konstruksi H2, C2H2 dan CH4 menunjukkan adanya busur api sehingga isolasi phenol terurai, misalnya terjadi gangguan pada sadapan. H2, C2H4 dan C2H2 menunjukkan adanya pemanasan pada sambungan inti. H2, C2H, CO2 dan C3H4 menunjukkan adanya pemanasan setempat pada lilitan inti.
  • 14. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 14 5. RELAI SUHU LILITAN Mempunyai beberapa kontak untuk mengatur kipas, sinyal alarm dan trip
  • 15. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 15 6. RELAI TEKANAN MEMDADAK. Transformator yang tidak menggunakan konservator, tidak dapat dipasang relai Bucholz, dalam hal ini dipasang relai tekanan mendadak. Tipikal seting relai ini untuk bekerja dengan kecepatan kenaikan tekanan 5g / cm / detik dan minimum beda tekanan 20 g /cm Oil Oil (a)
  • 16. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 16 7. PENGAMAN DENGAN SEKRING & MCCB. LBS T.M T.R Sekring MCCB Trafo distribusi Trafo distribusi Trafo distribusi dari tegangan menengah ke tegangan rendah tanpa pemutus tenaga di TM tetapi menggunakan LBS proteksi seperti gambar di atas.
  • 17. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 17 Contoh karakteristik sekring dan MCCB Penentuan elemen sekring dan seting MCCB
  • 18. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 18 Penentuan seting MCCB Penentuan seting overload relai pada MCCB didasarkan pada kemampuan pembebanan dari transformatornya. Penentuan seting seketikanya didasarkan dengan arus hubung singkat yang terjadi di rel tegangan rendah. Penentuan elemen sekring Sekring di TM pada dasarnya untuk mengamankan bila terjadi hubung singkat di dalam trafo distribusinya. Dengan demikian didasarkan besarnya arus hubung singkat yang mungkin terjadi, dalam hal ini diambil besarnya arus hubung singkat di rel TR.
  • 19. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 19 Arus hubung singkat Sirkit ekivalen T.M T.R MVAHS MVAT T.R MVAHS MVAT %ZS %ZT % 100 * MVA MVA Z % HS T S = NT T S HS I * Z % Z % 100 I + = MVAHS = MVA hubung singkat sisi TM MVAT = MVA trafo distribusi %ZT = %ZT sumber %ZT = %ZT trafo distribusi
  • 20. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 20 8. PENGAMAN DENGAN RELAI ARUS LEBIH. CB T.T T.M CB Trafo Tenaga F 51 T B F 51 Trafo tenaga yang relatif kecil misalnya < 10 MVA hanya diamankan dengan relai arus lebih
  • 21. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 21 Fungsi relai arus lebih di sisi sekundair Sebagai pengaman utama bila terjadi gangguan setelah trafo dan gangguan di rel TM Sebagai pengaman cadangan bila proteksi penyulang (feeder) TM bila gagal bekerja. Dasar seting relai arus lebih dengan waktu F 51 Seting arus harus dapat menjangkau ujung saluran penyulang yang terpanjang Seting waktu dikoordinasikan dengan relai pada penyulang
  • 22. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 22 Karakteristik relai harus sama dengan relai di penyulangnya. Bila di TM terdapat pembumian dengan tahanan (resistans), seting arus pada resistans diusahakan sesuai dengan kontinyu rating dari tahanannya, dengan koordinasi waktu dengan relai di penyulangnya. Seting waktu seketikanya (instantaneous, moment) F 50 Bila diseting akan tidak selektif dengan relai di penyulangnya Bila tidak diseting, kalau terjadi gangguan setelah trafo sampai rel TM akan bekerja dengan perlambatan waktu sesuai dengan seting waktunya.
  • 23. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 23 Cara mengatasi digunakan relai numerikal dan disusun logic seperti gambar di bawah F 50 F 50 F 50 F 50
  • 24. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 24 Fungsi relai arus lebih di sisi primair Sebagai pengaman utama trafo Sebagai pengaman cadangan bila proteksi trafo sisi sekundair gagal bekerja. Dasar seting relai arus lebih dengan waktu F 51 Seting arus harus dapat menjangkau rel sisi TM Seting waktu dikoordinasikan dengan relai trafo pada sisi sekundair. Dalam keadaan terpaksa dapat disamakan / bila terdapat relai diferensial trafo
  • 25. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 25 Seting waktu seketikanya (instantaneous, moment) F 50 Relai tidak boleh menjangkau rel sisi TM
  • 26. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 26 9. PENGAMAN GANGGUAN TANAH. Gangguan 1 fase ke bumi (badan). Besar arus gangguan satu fase ke bumi tergantung : - Hubungan transformator - Suplai dari sisi delta (segitiga) atau bintang - Pembumian sisi bintang
  • 27. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 27 Proteksi gangguan tanah. Relai arus lebih untuk mendeteksi arus sisi untuk trafo dengan sambungan delta (d), proteksi restricted earth fault yang prinsipnya diferensial tanah.
  • 28. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 28 Gangguan 1 fase ke bumi di luar daerah proteksi Relai F 64 tidak dilalui arus sehingga tidak bekerja
  • 29. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 29 Gangguan 1 fase ke bumi di dalam daerah proteksi Relai F 64 dilalui arus sehingga relai bekerja
  • 30. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 30 Relai pengaman tangki
  • 31. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 31 9. PENGAMAN DEFERENSIAL. Untuk transformator yang besar umumnya di atas 10 MVA untuk pengamanan gangguan antar fase digunakan relai diferensial. Relai arus lebih hanyalah merupakan pengaman cadangan. Pengaman diferensial merupakan pengamanan yang mempunyai selektif mutlak, artinya batas daerahnya apakah untuk sumber dari satu sisi atau 2 sisi serta untuk pembangkitan yang berubah-ubah adalah tetap. Batas pengamanan ialah antara CT masuk dan keluar dari daerah/alat yang diamankan.
  • 32. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 32 Dasar proteksi diferensial. CT1 F 87 CT2 Daerah proteksi I1 I2 i2 i1 id I1 = I2 i1 = i 2 id = 0 Relai diferensial tidak bekerja Tidak ada gangguan atau gangguan di luar daerah proteksi
  • 33. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 33 I1 = besar I2 = 0 i1 = besar i 2 = 0 id = i1 Relai diferensial bekerja Gangguan dalam daerah proteksi, sumber 1 sisi CT1 F 87 CT2 Daerah proteksi I1 i1 id
  • 34. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 34 I1 = besar I2 = besar i1 = besar i 2 = besar id = i1 + i 2 Relai diferensial bekerja Gangguan dalam daerah proteksi, sumber 2 sisi CT1 F 87 CT2 Daerah proteksi I1 I2 i2 i1 id L L
  • 35. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 35 Proteksi Diferensial Pada Transformator F 87 = Relai diferensial CB T.T T.M CB F 51 T B F 51 F 87 ACT I1 I2
  • 36. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 36 Hal-hal yang harus diperhatikan Arus primer (I1) tidak sama dengan arus sekunder (I2) Arus primer (I1) belum tentu sama fasenya dengan arus sekunder (I2), tergantung vektor grupnya Hal ini menyebabkan Trafo arus 1 (CT1) tidak sama dengan Trafo arus 2 (CT2) Rangkaian sekunder harus disesuaikan dengan vektor grup transformatornya Secara umum diperlukan trafo arus pembantu ACT
  • 37. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 37 Salah satu contoh sambungan relai diferensial untuk transformator dengan Yd1
  • 38. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 38 Penyesuaian sudut pada ACT Cara penyambungan secara rinci lihat lampiran
  • 39. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 39 Relai diferensial Numerikal Penyesuai sudut dan ACT pada relainya. Penyesuai sudut dinyatakan dalam seting
  • 40. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 40 TRAFO ARUS PEMBANTU (Auxilliary CT, ACT) Fungsi ACT : Hubungan yd sisi sekendernya 5/V3 atau 1/V3 Untuk menyesuaikan arus sekender CT sisi Primer dan sisi Sekender. Untuk menyesuaikan pergeseran sudut fase. Perbandingan tranformasi untuk penyesuai sudut fase: Hubungan yy sisi sekendernya 5 A atau 1 A Dalam perbandingan jumlah lilitan
  • 41. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 41 Letak ACT : a. Arus CT di sisi primer b. Arus CT di sisi sekender c. Arus CT di sisi primer dan sekender Contoh perhitungan Tap ACT Menggunakan ACT jenis 5 + 10 x 0,25 / 5 A Primer : 2,5 - 2,75 - . . . - 4,75 - 5 - 5,25 - . . . - 7,25 - 7,5 Sekunder : 5 A
  • 42. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 42 Contoh perhitungan Tap
  • 43. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 43 Arus nominal sisi H Arus nominal sisi M A 231 3 150 60000 IH = = A 3012 3 5 . 11 60000 IM = = Primer CT dipilih : Primer CT dipilih 3000 A A 400 3 231 = Sekender CT untuk sisi H dan L dipilih 5 A A . 89 , 2 A . 231 * 400 5 iH = = A . 02 , 5 A . 3012 * 3000 5 iM = = A 01 , 5 A 3 89 . 2 ' i H = =
  • 44. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 44 Tap ACT 02 , 5 01 , 5 5 x = 5 5 * 02 , 5 01 , 5 x = =
  • 45. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 45 Misalkan CT dipilih 300/5 A sisi H dan 3000/5 A sisi M A . 85 , 3 A . 231 * 300 5 iH = = A . 02 , 5 A . 3012 * 3000 5 iM = = A . 67 , 6 A 3 85 . 3 ' i H = = iH" = IM = 5,02 A Tap ACT 02 , 5 67 , 6 5 x = 64 , 6 5 * 02 , 5 67 , 6 x = = Jadi tap ACT dipilih 6,50 A atau 6,75 A
  • 46. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 46 10. ARUS INRUSH PADA SAAT STRAT. Komponen arus inrush mengandung arus searah dan bermacam harmonis. Tipikan besarnya arus searah dan komponen harmonis seperti tabel Komponen harmonis. Komponen d.c Harmonis 2 3 4 5 6 7 Nilai tipilal 40-60 30-70 10-30 5,1 4,1 3,7 2
  • 47. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 47 Bentuk gelombang arus inrush
  • 48. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 48 Untuk menghindari kesalahan kerja relai diferensial di antaranya - Menahan harmonis - Memblok harmonis. - Memblok secara resonansi Arus inrush hanya dirasakan pada sisi dimana trafo tersebut dimasukkan, sedang sisi lainnya tidak merasakan
  • 49. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 49 Contoh ACT dinyatakan jumlah lilitan. Number of turn Transformer rating Number of turn Transformer rating Preliminary tap Preliminary tap Terminal 5/5 A 5/1 A 1/1 A Terminal 5/5 A 5/1 A 1/1 A 1 - 2 1 1 5 X - 7 5 5 25 2 - 3 1 1 5 7 - 8 5 5 25 3 - 4 1 1 5 8 - 9 5 9 25 4 - 5 1 1 5 S1 - S2 25 125 125 5 - 6 25 25 125 S3 - S4 18 90 90
  • 50. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 50 Menggunakan ACT jenis jumlah lilitan.
  • 51. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 51 Perhitungan jumlah lilitan diambil CTH 300/5 dan CTM 3000/5 A Dari perhitungan butir a didapat iH' = 6,67 A dan iM" = 5,02 A Dipilih NM = 18 lilitan IH NH = IM NM L = N /IH" * NH tan beli .. 19 25 * 67 , 6 02 , 5 N * i i N M " H ' MH H = = =
  • 52. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 52 Relai diferensial dengan sadapan (tap) pada relai Dari contoh di atas seting tap sisi 150 kV ialah 5,02 A ----> 5 serta sisi 11,5 kV ialah 6,67 A -----> 6,75
  • 53. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 53 Mis Match Bila kedua sisi mempunyai ACT dan antara perhitungan (keadaan ideal) dan kenyataan tap yang ada berbeda, maka akan terjadi kesalahan, kesalahan ini disebut mis match dan besarnya : % 100 * s T T Tis T = match Mis s p ip − a. ACT di dua sisi. a. ACT di satu sisi. % 100 * s T T = match Mis i −
  • 54. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 54 dimana : T = sadapan yang ada Ti = Sadapan idial Tip = Sadapan idial sisi primer Tis = Sadapan idial sisi sekunder Tp = Sadapan yang ada sisi primer Ts = Sadapan yang ada sisi sekunder kecil yg dipilih T T ataau T T s s p is ip =
  • 55. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 55 PENYETELAN KECURAMAN A. Sadapan trafo dayanya dalam % B. Kemungkinan kesalahan CT sisi primer dan sisi sekunder C. Mis match D. Arus beban nol dalam % E. Faktor keamanan
  • 56. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 56 Sebagai contoh : Trafo daya 60 MVA, 150 +/- 10% /20 kV, A. Sadapan trafo dayanya 10% B. Kemungkinan kesalahan CT sisi primer dan sisi sekunder 2 x 5% = 10% C. Berdasarkan perhitungan mis match = 3% D. Arus beban nol dalam = 0,5 - 1% E. Faktor keamanan 5% Dengan demikian penyetelan kecuraman : 29% atau diambil 30%
  • 57. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 57 RELAI DIFERENSIAL NUMERIKAL
  • 58. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 58 3 x IP , 3 x IS Analog - digitel - conversiom CT adaption Vevtor group adaption Idiff calculate IRest calculate fault Protection program - ceking of characteristic (Idiff>) - rush detecttion - oferflux detection - Idif >> - monitiring of CT saturation - data fault recording - data even recordin Routin program - output signal monitoring - plausibility check - monitoring of measure value - procedure check - operation measurement Command/information output Serial information
  • 59. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 59 Penyesuai sudut dan ACT pada relainya dinyatakan dalam seting. Sambungan relai diferensial numerikal
  • 60. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 60 Sambungan relai diferensial numerikal dilengkapi dengan ERF
  • 61. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 61 Lampiran PENYAMBUNGAN RELAI DIFERENSIAL Bilangan jam (vektor grup) trafo daya . Vektor grup trafo daya menentukan pergeseran sudut arus primer dan arus sekundernya, hal ini sangat menentukan sambungan relai diferensial. Vektor tegangan dan arah arus pada trafo daya atau trafo arus. Dasar menentukan sambungan trafo didasarkan vektur grup trafo - Sambungan Yy - Sambungan Yd
  • 62. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 62 Vektor tegangan dan arah arus pada trafo daya atau trafo arus.
  • 63. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 63 Dasar penyambungan trafo Yy0
  • 64. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 64 Dasar penyambungan trafo Yd1
  • 65. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 65 Macam-macam vektor grup transformator.
  • 66. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 66 Cara penyambungan relai diferensial Yd1 (penyesuai sudut fase pada CT utama) Tahap 1 : Tentukan sambungan trafo daya didasarkan vektor grup. Tentukan arus sisi primer maupun sisi sekender
  • 67. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 67 Tahap 2 : - CT di sisi delta (d) pada trafo dayanya disambung bintang. - Penyesuai fase di CT primer - Tentukan arus sisi sekender didasarkan arus primer, di samping itu arah arusnya.
  • 68. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 68 Tahap 3 : Sambung relai diferensial dan arus sekender CT yang seharusnya pada sisi bintang Y didasarkan arus pada sisi delta
  • 69. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 69 Tahap 4 : Sambung arus sekender CT pada sisi Y didasarkan arus yang ditentukan pada tahap ke 3.
  • 70. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 70 Cara penyambungan relai diferensial Yd1 (penyesuai sudut fase pada ACT) Tahap 1 : - Tentukan sambungan trafo daya didasarkan vektor grup. - Tentukan arus sisi primer maupun sisi sekunder Tahap 2 : - CT di sisi delta (d) dan bintang (Y) pada trafo dayanya disambung bintang, penyesuai fase di ACT sehingga sambungannya yd. ACT sisi primer disambung y dan sisi sekunder disambung d - Tentukan arus sisi sekunder didasarkan arus primer, disamping itu arah arusnya.
  • 71. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 71 Tahap 3 : - Sambung relai diferensial dan arus sekunder CT yang seharusnya pada sisi bintang Y didasarkan arus pada sisi delta Tahap4 : - Sambung arus sekunder ACT pada sisi d didasarkan arus yang ditentukan pada tahap ke 3.
  • 72. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 72 Sambungan relai diferensial
  • 73. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 73 Cara penyambungan relai diferensial Yy0 Penyesuai sudut fase pada CT utama, dalam hal ini sambungan CT di primer maupun sekunder ialah sambungan delta (d) Pada dasarnya salah satu sisi CT disambung delta, dalam hal ini bebas. Kemudian sambungan CT sisi lainnya mengikuti sambungan CT sisi lainnya.
  • 74. 28-31 Mei 2001 Kursus Proteksi Pada Pembangkit 74 Sambungan relai diferensial Yy0 Bila arah arus hendak diubah berlawanan, tanda dibalik