Konsep Kurikulum dan Sistem Pengajaran Pendidikan Pesantren Salaf .pdf
1. MAKALAH
KONSEP KURIKULUM DAN SISTEM PENGAJARAN
PENDIDIKAN PESANTREN SALAF
Di susun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah: Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Mahfud Ali, M.Pd
Oleh :
1.Ana Arifah
2.Dina Fasifah Jannati
3.Jannatul Firdaus
4.Siti Ansa
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG
2023
2. ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan memanjatkan ppuji dan syukur kehadirat Allaah SWT karena dengan
rahmat dan karunia-nyalah penulit dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yag
bejudul Tujuan Pendidikan Islam
Penulisan makalah ini bertujuan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM”.disamping itu makalah ini dihaarapkan dapat
menjadi sarana pembelajaran serta dapat menambah wawasan dan penngetahuan.
Disamping itu penulis juga menyadari akan segala kekurangan dan ketidak
sempurnaan,baik dari segi penulisan maupun dari penyajian.oleh karena itu penulis dengan
senang hati menerima kritik dan saran demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan dating.
Penyusun berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis dan para pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Probolinggo 07 JUNI 2023
penyusun
3. iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................ii
DAFTAR ISI… .......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN…….................................................................... 1
A. Latar Belakang …......... ........................................................................ 1
B. Rumusan masalah................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN….… ................................................................... 3
A. Konsep kurikulum.................................................................................. 3
B. Sistem pengajaran pendidikan pesantren salaf....................................... 4
BAB III PENUTUP…. ……....................................................................... 6
A. Kesimpulan …........................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 7
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Pesantren menurut pengertian dasarnya adalahtempat belajar para
santri,sedangkan pondok berarti rumahatau tempat tinggal sederhana yang terbuat
dari bambu.Disamping itu,pondokmungkin juga berasal dari bahasa
Arabfandukyang berartihotel atau asrama.Ada beberapa istilah yang ditemukan dan
sering digunakan untuk menunjuk jenis pendidikan Islam tradisionalkhas Indonesia
atau yang lebih terkenal dengan sebutan pesantren. Di Jawa termasuk Sunda dan
Madura,umumnya dipergunakan istilah pesantren atau pondok, 1diAceh dikenal
dengan istilah dayah,sedangkan diMinangkabau disebut surau.
Pesanten salafi adalah bentuk asli dari pesantren. Sejak pertama kali
didirikan, format pendidikan pesantren ini adalah bersistem salaf. Yang dimaksud
pesantren salaf adalah pesantren yang kurikulumnya murni mengajarkan bidang
studi ilmu agama saja baik melalui sistem madrasah diniyah maupun pengajian
sorogan dan bandongan.Di pesantren salaf tidak ada pendidikan formalnya.
Penggunaan kata salafi untuk pesantren hanya terjadi di Indonesia. Tetapi
pesantren salafi cenderung digunakan untuk menyebut pesantren yang tidak
menggunakan kurikulum modern, baik yang berasal dari pemerintah ataupun hasil
inovasi ulama sekarang. Pesantren salafi pada umumnya dikenal dengan pesantren
yang tidak menyelenggarakan pendidikan formal semacam madrasah ataupun
sekolah. Kalaulah menyelenggarakanpendidikan keagaman dengan sistem berkelas
kurikulumnya berbeda dari kurikulum, model sekolah ataupun madrasah pada
umumnya. Jadi menurut hemat penulis pesantren salafi yakni pesantren yang
melakukan pengajaran terhadap santri-santrinya untuk belajar agama Islam melalui
kitab-kitab klasik, menggunakan metodemetode tradisional dan tanpa
mengikutsertakan pendidikan umum di dalamnya.
Berbicara kurikulum, pesantren tidak akan pernah terlepas dari dinamika
ilmu pengetahuan maupun sosial budaya masyarakat selama pesantren masih hidup
dan berkembang. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan
5. 2
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dalam mencapai tujuan pendidikan.
Pesantren salafi sebagai lembaga pendidikan tertua di Indonesia memiliki
tradisi keilmuan yang berbeda dengan tradisi keilmuan yang ada pada lembaga
pendidikan Islam lainnya, seperti madrasah. Salah satu ciri utama pesantren yang
membedakan dengan lembaga pendidikan Islam lainnya adalah adanya pengajaran
kitab-kitab klasik (kitab kuning) sebagai kurikulumnya. Kitab kuning dapat
dikatakan menempati posisi yang istimewa dalam tubuh kurikulum di pesantren.4
Karena keberadaannya menjadi unsur utama dalam diri pesantren, maka sekaligus
sebagai ciri pembeda pesantren dari pendidikan Islam lainnya.Kabupaten
Tangerang yang tepatnya di wilayah kecamatan Kresek, yang saat ini sudah masuk
ke dalam Propinsi Banten, masih banyak ditemukan lembaga-lembaga pendidikan
pesantren Salafi,jumlah Pesantren Salafi di Provinsi Banten tercatat 3.364 tersebar
di delapan kabupaten dan kota madya yang dikelola oleh masyarakat.
2. Rumusan Masalah
1.konsep kurikulum
2.Sistem pengajaran pendidikan pesantren salaf
BAB II
6. 3
PEMBAHASAN
A.konsep Kurikulum
Istilah kurikulum berasal dari bahasa Latin “curriculum”. Semula berarti “a
running course, or racecourse, especially a chariot race course.” Dari pengertian ini,
kurikulum adalah suatu “arena pertandingan”tempat belajar “bertanding” untuk
menguasai suatu pelajaran guna mencapai “garis finis” berupa diploma,ijazah atau
gelar kesarjanaan.
Kurikulum merupakan sekumpulan acauan dan perencanaan yang tersusun rapih
dalam menjalankan program pembelajaran berdasarkan kebutuhan guna mencapai
tujuan. Pengembangan kurikulum pesantren pada dasarnya tidak dapat dilepaskan
dari visi pembangunan nasional yang berupaya menyelamatkan dan memperbaiki
kehidupan nasional. Secara konseptual, sebenarnya lembaga pondok pesantren
optimis akan mampu memenuhi tuntutan perkembangan zaman.
Desain kurikulum pesantren yang digunakan untuk melayani santri secara garis
besarnya dapat dikembangkan melalui; (1) melakukan kajian kebutuhan (need
assessment) untuk memperoleh faktorfaktor penentu kurikulum serta latar
belakangnya (2) menentukan mata pelajaran yang akan diajarkan sesuai dengan
kebutuhan dan lingkup urutannya. (3) merumuskan tujuan yang diharapkan, (4)
menentukan standar hasil belajar yang diharapkan sehingga keluarannya dapat
terukur, (5) menentukan kitab yang dijadikan pedoman materi ajar dan ditentukan
sesuai urutan tingkat kelompoknya, (6) menentukan syarat yang harus dikuasai
santri untuk mengikuti pelajaran pada tingkat kelompoknya, (7) menentukan
strategi pembelajaran yang serasi serta menyediakan berbagai sumber dalam proses
pembelajaran, (8) menentukan alat evaluasi penilaian hasil belajar, dan (9)
membuat rancangan rencana penilaian kurikulum secara keseluruhan dan stategi
pengembangan berkelanjutan.13
Menurut penelitian Lukens-Bull dalam bukunya Abdullah Aly, secara umum
kurikulum pesantren dapat dibedakan menjadi empat bentuk, yaitu;
A.Pendidikan Agama
B. pengalaman dan pendidikan moral,
C.sekolah dan pendidikan umum,
D.serta ketrampilan dan kursus
Kurikulum yang dikembangkan di pesantren dapat dibedakan menjadi dua jenis
sesuai dengan jenis pola pesantren itu sendiri, yaitu:
1. Pesantren Salaf (tradisional)
Kurikulum pesantren salaf yang statusnya sebagai lembaga pendidikan non-formal
7. 4
hanya mempelajari kitab-kitab klasik yang meliputi: Tauhid, tafsir, hadis, ushul fiqh,
tasawuf, bahasa arab (Nahwu, sharaf, balaghah dan tajwid), mantik, akhlak.
Pelaksanaan kurikulum pesantren ini berdasarkan kemudahan dan kompleksitas
ilmu atau masalah yang dibahas dalam kitab. Jadi ada tingkat awal, menengah dan
tingkat lanjutan
2. Pesantren Modern
Pesantren jenis ini yang mengkombinasikan antara pesantren salaf dan juga model
pendidikan formal dengan mendirikan satuan pendidikan semacam
SD/MI,SMP/MTs, SMA/SMK/MA bahkan sampai pada perguruan tinggi.
Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum pesantren salaf yang diadaptasikan
dengan kurikulum pendidikan islam yang disponsori oleh Departemen Agama
dalam sekolah (Madrasah). Sedangkan kurikulum khusus pesantren dialokasikan
dalam muatan lokal atau mungkin diterapkan melalui kebijaksanaan sendiri.
B. Pengertian Sistem
Dalam bahsa Yunani sistem berasal dari “systema”, yang mempunyai arti
sehimpunan komponen yang berhubungan secara teratur dan merupakan suatu
keseluruhan. Zahara Idris mengemukakan bahwa sistem adalah suatu kesatuan yang
terdiri atas komponen-komponen atau elemen-elemen atau unsur-unsur sebagai
sumber-sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak sekedar
acak yang saling membantu untuk mencapai suatu hasil (product).
Zahara Idris (1987) mengemukakan bahwa sistem adalah kesatuan yang terdiri
atas komponen-komponen atau elemen-elemen atau unsur-unsur sebagai sumber-
sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak acak, dan saling
membantu untuk mencapai suatu hasil.
C. Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan Negara.
Pendidikan menjadi sarana untuk mengembangkan potensi yang ada di dalam
diri manusia dalam mencapai tujuan hidup. Pendidikan ialah sebagai proses untuk
menumbuh kembangkan seluruh kemampuan (potensi) dan perilaku manusia
melalui pengajaran.
D. Pondok Pesantren
Pesantren adalah suatu lembaga pendidikan tertua di Nusantara, yang secara
nyata telah melahirkan banyak para ulama'. Banyak tokoh Islam yang lahir dari
pesantren. Pesantren sebagai lembaga sosial dan penyiaran keagamaan. Hampir kita
temukan masyarakat di sekitar pesantren relatif lebih bagus dibandingkan dengan
8. 5
masyarakat yang jauh dari pesantren. Hal ini tidak terlepas dari peran pesantren
dalam membangun masyarakat melalui pesan-pesan agama. Jaringan (network)
pesantren kepada masyarakat lebih dititik beratkan kepada ikatan orang tua, santri
dengan pesantren, atau jaringan thariqah yang ada pada pesantren tertentu.23
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang selalu mengedepankan
semangat kebersamaan dalam bertindak dan bekerja sama dalam kemajuan.
Bersamaan dengan hal tersebut, sejak awal berdirinya bangsa Indonesia melalui
tokoh pendidikan dan pahlawan kemerdekaan telah mencetuskan terbentuknya
pendidikan non formal secara integratif. Usaha membangun manusia seringkali
dikaitkan dengan pendidikan, sehingga dalam banyak aktifitas selalu terdorong
semangat saling menasehati dengan hak dan sabar.
Pesantren sebagai agen pengembangan pendidikan agama Islam memiliki andil
dalam memanusiakan manusia dengan berbagai kegiatan proses pembelajaran yang
khas dan hanya dimiliki oleh bangsa Indonesia. Pengalaman belajar di pesantren
tentunya tidak terbatas usia dan waktu karena pada dasarnya tujuan pendidikan
pesantren adalah untuk mendalami ilmu agama Islam, sehingga lembaga ini tidak
membatasi jumlah santrinya, batasan materinya, keberagaman usia yang dirasa
cukup dan siap untuk belajar dan digembleng dengan mempraktekkan kegiatan
spiritual. Lembaga pendidikan ialah komponen pendidikan yang menjadi tempat
atau lingkungan pendidikan, yang menurut Ahmad Tafsir bahwa secara konseptual
lembaga pendidikan (sekolah) dibentuk untuk melakukan proses pendidikan dalam
mencapai tujuan pendidikan. Tiga tujuan setidaknya ingin dicapai melalui sekolah
yakni moralitas (akhlak), civic (cinta tanah air), dan berpengetahuan.
Pendidikan tidak terlepas dari kehidupan politik, ekonomi, hukum, dan
kebudayaan suatu bangsa.26 Bukankah pendidikan merupakan proses
pembudayaan, dan kebudayaan itu sendiri berkembang karena pendidikan? Dengan
demikian di dalam masa krisis dewasa ini ada dua hal yang menonjol yaitu :
1. Pendidikan tidak terlepas dari keseluruhan hidup manusia di dalam segala
aspeknya, yaitu politik, ekonomi, hukum, dan kebudayaan.
2. Krisis yang dialami oleh bangsa Indonesia dewasa ini merupakan pula refleksi
dari krisis pendidikan nasional.
9. 6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam artikel ini adalah tujuan Pondok Pesantren sejalan atau sesuai dengan
tujuan Pendidikan Nasional. Seperti pendidikan pondok pesantren adalah
membentuk peradaban bangsa melalui pembelajaran ta’lim muta’alim atau
wejangan yang biasanya diberikan oleh Kyai serta mencerdaskan kehidupan dan
berakhlak mulia. Di pondok pesantren juga terdapat pendidikan yang membentuk
manusia bertakwa, dimana para santri diharapkan mampu hidup dengan kekuatan
sendiri dan pondok pesantren mencetak para santri agar menjadi manusia mandiri.
Potensi peserta didik di pondok pesantren, yang biasa disebut santri memiliki
harapan menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pondok pesantren juga dituntut
untuk menampilkan segala hal yang terkait dengan elemen pondok pesantren dan
telah dibuktikan. Sehingga tidak menutup kemungkinan pondok pesantren sebagai
figure lembaga pendidikan keagamaan yang paling ideal dalam sistem pendidikan
nasional.
Demikianlah, ternyata posisi pesantren dalam sistem pendidikan nasional memilki
tempat dan posisi yang istimewa. Maka sudah sepantasnya jika stakeholder di
pesantren terus berupaya melakukan berbagai perbaikan dan meningkatkan kualitas
pendidikan di pesantren.
10. 7
DAFTAR PUSTAKA
Abawihda, Ridwan. Kurikulum Pendidikan Pesantren dan Tantangan Ihsan, Fuad.
2008. Dasar Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Imam Syafei. PONDOK PESANTREN: Lembaga Pendidikan Pembentukan
Choliq, Abdul. 2002. Manajemen Pendidikan Islam. Semarang:Rafi Sarana
Perkasa.
Dhofier, Zamakhsari. 2009 Tradisi Pesantren memadu Modernitas Untuk
Kemajuan Bangsa. Jakarta: Pesantren
Nawesea PRESS. Ihsan, Fuad. 2008. Dasar Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka
Cipta.Imam Syafei. PONDOK PESANTREN: Lembaga Pendidikan
Pembentukan
Karakter Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 8, Mei 2017.
Pendidikan Nasioanal.Choliq, Abdul. 2002. Manajemen Pendidikan Islam.
Semarang:Rafi
Perubahan Global. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Abdurahman Mas’ud