Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia terus terjadi setiap tahunnya akibat kemarau panjang atau pembakaran sengaja, menyebabkan kerusakan besar bagi keanekaragaman hayati dan lingkungan. Dokumen ini membahas dampak negatif kebakaran terhadap flora, fauna, lingkungan, sosial ekonomi dan kesehatan, serta usulan perencanaan penanggulangannya.
1. Dwi Putri Bonita, Zahra Aulia S, Hanny Fajriyah
DAMPAK KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
DAN PENGARUHNYA TERHADAP
KEANEKARAGAMAN HAYATI
Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Terbuka
2. Indonesia adalah Negeri dengan mega-diversity. Indonesia memiliki hutan
yang menduduki urutan ketiga terluas di dunia, mencakup hutan tropis dan
hutan hujan di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Jenis flora di Indonesia
kurang lebih sebanyak 25.000 jenis atau lebih dari 10% jenis tumbuhan di
seluruh dunia. Bencana bagi alam tidak tertahankan dampak yang di
timbulkan sangat besar bagi keanekaragaman hayati. Namun sayangnya
Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Indonesia masih terus terjadi,
penyebab Karhutla akibat kemarau panjang atau pembakaran dengan
sengaja. Pengaruh dari dampak bencana Karhutla sangat besar bagi
kelangsungan hidup keanekaragaman hayati, kegiatan social ekonomi,
kesehatan, lingkungan Indonesia dan dunia.
TANAH AIR TERCINTA
2
3. Sambaran petir pada hutan yang kering karena musi
m kemarau yang panjang.
Kecerobohan manusia antara lain membuang puntun
g rokok sembarangan dan lupa mematikan api di perk
emahan.
Kebakaran di bawah tanah/ground fire pada daerah t
anah gambut yang dapat menyulut kebakaran di atas
tanah pada saat musim kemarau.
Tindakan yang disengaja seperti untuk membersihka
n lahan pertanian atau membuka lahan pertanian bar
u dan tindakan vandalisme
Penyebab Kebakaran Hutan
Kepala Badan Nasional Penang
gulangan Bencana (BNPB) Doni
Monardo mengemukakan, dari
328.724 hektar luas kebakaran
hutan dan lahan (karhutla) di ta
hun 2019 ini, 99% terjadi karen
a ulah manusia. Sementara dari
keseluruhan luas karhutla yang
terbakar 80% di antaranya tela
h menjadi kebun.
4. Kebakaran Hutan dalam 5 Tahun terakhir
Kebakaran hutan paling besar dalam 5 tahun terakhir yaitu pada tahun 2015 pada 8 wilayah rawan kebakaran
paling mendominasi dengan luas wilayah dampak yang cukup signifikan.
No Wilayah 2014 2015 2016 2017 2018
1 Kalimantan Barat 3.556,10 Ha 93.515,80 Ha 9.174,19 Ha 7.467,33 Ha 68.311,6 Ha
2 Kalimantan Selatan 341 Ha 196.516,77 Ha 2.331,96 Ha 8.290,34 Ha 98.637,99 Ha
3 Kalimantan Tengah 4.022,85 Ha 583.833,44 Ha 6.148,42 Ha 1.743,82 Ha 41.521,31 Ha
4 Kalimantan Timur 325,19 Ha 69.352,96 Ha 43.136,78 Ha 676,38 Ha 26.605,57 Ha
5 Kalimantan Utara Tidak Terjadi 14,506,20 Ha 2.107,21 Ha 82 Ha 625,82 Ha
6 Riau 6.301,10 Ha 183.808,59 Ha 85.219,51 Ha 6.866,09 Ha 37.220,74 Ha
7 Sumatera Selatan 8.504,86 Ha 646.298,80 Ha 8.784,91 Ha 3.625,66 Ha 13.019,68 Ha
8 Sumatera Utara 3.219,90 Ha 6.010,92 Ha 33.028,62 Ha 767,98 Ha 3.678,79 Ha
9 Jambi 3.470,61 Ha 115.634,34 Ha 8.281,25 Ha 109,17 Ha 1.390,90 Ha
10 Bengkulu 5,25 Ha 931,76 Ha 1.000,39 Ha 131,04 Ha 8,82 Ha
Data kebakaran hutan tahun 2014-2019 seperti dikutip dari situs Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan RI dan BNPB :
5. FLORA SUMATERA & KALIMANTAN
Hutan rawa gambut di Sumatera terutama ditemukan di sepanjang p
antai timur pulau Sumatera ditemukan dua tipe hutan rawa gambut, y
aitu :
(1) hutan rawa campuran atau mixed swamp forest
(2) hutan tiang atau pole forest.
Kedua jenis hutan tersebut mempunyai jumlah jenis pohon yang relat
if sedikit, dimana hutan tiang dan rawa campuran mempunyai rata-ra
ta diameter dan luas bidang dasar yang lebih besar tetapi dengan ke
rapatan pohon yang lebih kecil dibandingkan dengan hutan tiang (W
WF & Mcginley, 2008)
FLORA SUMATERA
Di Kalimantan, sebagian besar hutan rawa gambut berhubungan den
gan daerah pesisir tapi dua area besar hutan rawa gambut dijumpai
di sekitar danau Mahakam dan danau Kapuas (Mackinnon et al, 199
7; WWF & Caley 2008). Karakteristik vegetasi dan edafis hutan rawa
gambut di Kalimantan relatif mirip dengan hutan rawa gambut di Sum
atera dan semenanjung Malaysia (WWF & Caley 2008).
FLORA SUMATERA
Tipe Hutan
Jenis Pohon
Teluk
Kiambang
Muara Tolam Sungai Siak Kecil
Hutan Rawa
Campuran
(mixed
swamp
forest)
Durlo
Carinatus
Palaqulum
burkil
Dyera lowii
S. ullginasa
S.
teymanniana
Artocarpus
rigidus
Ganystylus
bancanus
Palaquium burkii
Strombasia
javanica
Mezzettla
lepropoda
Palaqulum
walsuraefollum
Koompassia
malaccensis
Hutan tiang
(pole forest)
Campnasper
ma coriacea
Eugenia
elliptifolia
Shorea
teysmanniana
Mangivera
haviiandil
Palaquium burkii
Blumeadendron
kurzii
Palaqulum
Walsuraefollum
Campanasperma
cariacea
Tipe Hutan Jenis Pohon
Hutan Mangrove Sungai
(riverine forest)
Shorea balangeran, calophyllum spp., Campnosperma
coriaceum, dan Combretocarpus rotundatus.
Hutan transisi dari hutan
mangrove sungai ke hutan
rawa campuran
Shorea balangeran
Hutan Rawa Campuran
(Mixed swamp forest )
Aglala rubiginasa, Calophyllum hasel, C. lowll, C.
scleraphyllum, Combretocarpus rotundatus, Cratoxylum
glaucum, Dactylocladus stenostachys, Dipterocarpus
coriaceus, Dyera costulata, Ganua mottleyana Ganystylus
bancanus, mezztia leptopoda, Neoscartechinia kingii,
Palaquium cochlearifolium, P. leiocarpum, shorea
balangeran, S. teysmanniana, and Xylopia fusca
Hutan tiang rendah (low
pole forest)
Combretocarpus rotundatus, Calophyllum fragrans, C hasei,
Campnosperma cariaceum and Dactylocladus stenostachys
Hutan interior tinggi (tall
interior forest)
Agathis damara, Calophyllum hasel, C. lowii, Cratoxylum
glaucum, Dactylocladus stenostachys, Dipterocarpus
coraceus, Dyera costulata, Eugenia havelandii, Gonystylus
bancanus, Gymnostoma sumatrana, koompassia
malaccensis, Mezzetia leptopoda, Palaquium
cochlearifolium, P. leiocarpum, Shorea teysmanniana, S.
platycarpa, Tristania grandifalia, vatica mangachopai,
Xanthophyllum spp., dan Xylopia spp.
Hutan kanopi sangat
rendah (very low canopy
forest)
Calophyllum spp., Combretocarpus rotundatus, Cratoxylm
spp., Dactylocladus stenostachys, LItsea spp., Ploiarium
alternifolium, dan Tristania spp.
6. FAUNA ENDEMIK SUMATERA & KALIMANTAN
Kambing Hutan, Badak
Sumatera, Harimau Sumatera,
Orang Utan Sumatera, Surili,
Gajah Sumatera, Tokhtor
Sumatera, Kelinci Hutan
SATWA SUMATERA
Orang Utan Kalimantan,
Owa-owa, Kucing Merah,
Gajah Kerdil, Tupai Peminum
Darah, Lutung Dahi Putih,
Lutung Merah, Bekantan
SATWA KALIMANTAN
7. Dampak kebakaran hutan bagi flora
Dampak rusaknya Tumbuh-tumbuhan : tumbuhan memiliki
peran penting untuk terus menyediakan pasokan udara segar
dan menciptakan daerah resapan air hujan, namun
kebakaran menyebabkan hilangnya tumbuhan. Serta
merusak tanaman di lokasi yang berjauhan dari daerah
kebakaran akibat abu yang diterbangkan.
Dampak Kebakaran Hutan bagi Fauna
Musnahnya Satwa Langka : Kejadian ini menjadi semakin miris,
hewan-hewan yang masih tersisa pun tidak memiliki suaka
untuk tetap bertahan hidup. Secara perlahan tapi pasti jumlah
mereka akan terus berkurang dan merusak siklus rantai
makanan. Akibat dari kebakaran hutan memberikan rentetan
panjang permasalahan yang kompleks.
8. Dampak Kebakaran Hutan Bagi Lingkungan
Rusaknya Ekosistem
Menyebabkan
ketidakseimbangan ini akan
menciptakan masalah yang
lebih parah. Yaitu dengan
rusaknya ekosistem hutan.
Kekurangan Pangan
Akibat dari Kekeringan
dan kurangnya pasokan
air akan membuat
tanaman menjadi susah
tumbuh dan
mengacaukan sistem
rantai makanan.
Pencemaran Lingkungan
Pencemaran udara adalah dampak
kebakaran hutan yang paling pertama
muncul. Dampak ini adalah dampak
jangka pendek yang akan dirasakan.
Muncul begitu api mengganas memangsa
pohon-pohon yang ada. Lingkungan
menjadi penuh dengan zat berbahaya di
udara.
Kurangnya Cadangan
Air Bersih
Krisis air bersih menjadi
dasar untuk munculnya
banyak krisis lainnya.
Pemanasan Global
Meningkatnya
kandungan co₂ dalam
angkasa akan semakin
mengikis lapisan ozon.
Lapisan ozon ini
berfungsi sebagai
pelindung bumi dari
radiasi sinar matahari
dan juga serangan benda
langit.
9. Dampak Sosial, Ekonomi dan Kesehatan
Dampak Sosial
Jatuhnya korban jiwa, korban luka, kerusakan infrastruktur,
kehilangan properti, kerusakan lahan. Untuk kasus kebakaran besar
tak jarang harus dilakukan evakuasi permukiman penduduk. Hal ini
bisa mengakibatkan kehilangan lingkungan sosial dan kebudayaan
setempat.
Dampak Ekonomi
Secara ekonomi hilangnya hutan menimbulkan potensi kerugian
yang besar seperti kehilangan keuntungan karena deforestasi dan
keanekaragaman hayati. Belum lagi dengan kerugian langsung
yang berdampak pada mata pencaharian masyarakat yang tinggal
di sekitar hutan dan dapat menggangu jarak pandang dan
transportasi
Dampak Kesehatan
Asap mengandung sejumlah gas dan partikel kimia yang
menggangu pernapasan seperti seperti sulfur dioksida (SO2),
karbon monoksida (CO), formaldehid, akrelein, benzen, nitrogen
oksida (NOx) dan ozon (O3). Material tersebut memicu dampak
buruk yang nyata pada manula, bayi dan pengidap penyakit paru.
Meskipun tidak dipungkiri dampak tersebut bisa mengenai orang
sehat.
10. DAMPAK POSITIF KEBAKARAN HUTANMenyuburkan Tanah
Kebakaran hutan membuat efek menyuburkan tana
h hutan karena abu sisa pembakaran menjadi miner
al penting bagi tanah hutan. Tanah hutan menjadi k
aya dengan kandungan mineral.
Efek Peremejaan Tanaman
Selain itu ada juga efek peremajaan hutan. Biasany
a setelah hutan habis terbakar akan tumbuh tunas-t
unas baru yang berkembang sangat pesat. Tunas-t
unas tersebut mendapatkan penyinaran maksimal,
karena tidak terhalang tajuk tanaman lain.
Pembersihan Lahan
Membakar hutan juga sering digunakan sebagai sal
ah satu metode pembersihan lahan untuk perkebun
an dan pertanian. Biaya pembersihan lahan yang sa
ngat murah, minim tenaga kerja dan tidak perlu per
alatan canggih.
Memusnahkan Hama
Kebakaran hutan memusnahkan semua biomas yan
g ada di atas tanah, bahkan sampai ke kedalaman t
ertentu. Hama dan penyakit tanaman yang ada pun
sudah barang tentu ikut musnah.
11. PERENCANAAN DALAM PENANGGULANGAN KEBAKARAN HUTAN DAN
LAHAN
Dalam kasus kebakaran hutan berbagai cara telah di lakukan untuk
pemadaman seperti bom air, menaburkan garam agar terjadi hujan
buatan, pemadaman menggunakan helikopter. Namun kebakaran
yang terjadi terkadang kurang dalam pengawasan sehingga
kebakaran cepat menyebar dan meluas. Pada kasus tersebut perlu
adanya pemadaman dini, diperlukan fire alert yang di pasang di titik
hutan rawan kebakaran. Dan pemasangan Water Hydrant di setiap
tempat yang aman untuk pemasangan alat tersebut sumber air yang
di dapat bisa dari sungai terdekat atau laut yang mudah di jangkau.
12. KESIMPULAN
Hutan Indonesia termasuk dalam paru – paru dunia keanekaragaman hayati
yang beragam dalam wilayah yang cukup luas. Namun, kebakaran yang
terus melanda setiap tahun nya memusnahkan hampir sebagian besar flora
dan fauna bahkan dampak yang di timbulkan sangat besar dan merugikan
bumi ini. Perlu adanya perencanaan penanggulangan kebakaran dini agar
tidak kebakaran tidak meluas, dan memudahkan para personil pemadam
karhutla. Semoga kita semua dapat merawat dan terus menjaga alam bumi
ini agar tetap dalam keseimbangan hidup.