Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Tugas Akhir Manajemen Risiko Yoga Murjayanti 4EA22
1. BAB 4
BAGAIMANA KITA MENGUKUR RISIKO ?
DISUSUN OLEH :
1. YOGA MURJAYANTI
2. HANNY LULYANDRIKA
2. PENDAHULUAN
Pada bab ini kita bisa melihat bagaimana
pengukuran risiko telah berkembang dari
waktu ke waktu, dari suatu penerimaan
fatalistik hasil yang jelek sampai
pengukuran probabilistik yang
memungkinkan untuk memulai
penanganan risiko dari pengukuran ini ke
dalam asuransi.
3. NASIB DAN TAKDIR TUHAN (FATE
AND DIVINE PROVIDENCE)
Hidup manusia tidak pernah
lepas dari takdir Tuhan. Namun,
takdir sering dimaknai sebagai
suratan nasib baik maupun
buruk. Padahal, takdir Tuhan
terkait erat dengan hukum
sebab-akibat
Di antara benda cair ciptaan Tuhan
adalah air. Air dapat meresap ke
dalam tanah dan dapat ditahan oleh
akar-akar pepohonan. Air yang
mengalir dari perbukitan yang gundul
dapat menimbulkan banjir dan tanah
longsor
Jika manusia dapat memahami
perilaku air dengan segala
hukum kaulitasnya, niscaya air
akan menjadi bermanfaat dan
berkah.
Manusia dapat menghindar
dari satu takdir ke takdir yang
lain melalui usaha serius
dalam menemukan
“penangkal takdir” yang tidak
kita harapkan terjadi.
4. MEMPERKIRAKAN PROBABILITAS
Konsep “SAMPLE SPACE” (lingkung kejadian / peristiwa)
Bayangkan suatu kejadian S
(kemungkinan kejadian / hasil kejadian)
Bayangkan E, bagian kecil dari total S
• Jumlah tabrakan mobil di wilayah tertentu
• Orang-orang berusia 25 tahun yang
meninggal dunia di wilayah tertentu.
• Jumlah tabrakan mobil mewah
yang harganya > Rp 25.000.000
Setiap kejadian diberi bobot W (jumlah keseluruhan kejadian)
Peristiwa dengan bobot berbeda
P (E) = W (E) / W (S)
Probabilitas tidak terjadinya peristiwa
Q (E) = S – E / S
Maka Probabilitas P adalah
Peristiwa dengan
bobot yang sama
P (E) = E / S
5. SAMPLING, DISTRIBUSI NORMAL DAN
PEMBAHARUAN DATA
Sampel : anggota populasi
yang diobservasi yang
diharapkan dapat
mewakiliki populasi.
Kegiatannya : sampling
Alasan menggunakan
sampel :
1. Biaya
2. Waktu
3. Ketelitian
4. Sifat merusak
Cara sampling, diantaranya :
1. Sampel acak : probabilitas dari
anggota sampel telah diketahui
2. Sampel sistematis : anggota
sampel diambil berdasar interval
waktu atau ruang
Bila sebuah distribusi
mempunyai distribusi normal,
menghitung probabilitas
menggunakan tabel distribusi
normal
Cara pengujian normalitas :
1. Uji normalitas pada kertas
probabilitas
2. Uji normalitas dengan chi kuadrat
Sampling
Uji Normalitas
6. PENGGUNAAN DATA: “LIFE TABLE
AND ESTIMATE”
Pengertian
Life tabel adalah tabel hipotesis dari
sekumpulan orang yang dilahirkan pada waktu
yang sama (kohor) yang karena proses
kematian, jumlahnya semakin berkurang
Kegunaan
Untuk mengukur kemajuan yang diperoleh dari
upaya pemeliharaan kesehatan dan sebagai
dasar perhitungan bidang asuransi jiwa bagi
penentuan premi
Anatomi Life
Table
Kolom 1x : umur tepat (x) tahun
Simbol x menunjukkan anggota
kohor telah menjalani hidup
selama x tahun
Kolom 2 (nqx) : probabilitas
kematian antara umur tepat x
dan x+n
Contoh: 5q10
Probabilitas kematian antara
umur tepat 10 dan 15 tahun
Kolom 3 (lx) : jumlah orang
yang berhasil mencapai umur
tepat x tahun
Contoh: l1
Jumlah orang yang berhasil
mencapai ultah ke 1
7. PANDANGAN ASURANSI TENTANG RISIKO
Beberapa risiko dalam usaha asuransi
1. Risiko murni : terdapat
ketidakpastian terjadi suatu kerugian
2. Risiko spekulatif : terkait
kemungkinan peluang kerugian
finansial
3. Risiko individu : risiko yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari
Risiko yang dapat diasuransikan
1. Kerugian potensial cukup besar tetapi
probabilitas tidak tinggi
2. Probabilitas kerugian dapat
diperhitungkan
3. Terdapat sejumlah unit yang terbuka
terhadap risiko yang sama
Asuransi ditawarkan ketika
terjadinya kerugian / kekalahan
yang dialami tidak bisa diramalkan
8. • Pada 1950, investor di pasar finansial
menggunakan ukuran risiko berdasarkan harga
sebelumnya dan informasi akunting.
• Diketahui bahwa ada beberapa pengukuran
resiko aset fnansial secara kuantitatif, salah
satu cara ialah memerlukan seluruh kelompok
investasi sebagai penyumbang/ pemberi andil
tingkat resiko yang sama.
• Saham dikategorikan sebagai investasi yang
berisiko dan tidak tepat bagi para investor
yang termasuk penghindar resiko, tidak peduli
apapun hasil dividen yang diperolehnya.
Aset Finansial Dan Hadirnya Pengukuran Risiko
9. Revolusi Markowitz
Tahun 1952 lahir pemikiran yang
dipandang sebagai revolusi perilaku
investor yang dikemukakan oleh
Harry Markowitz. Dalam teori
Markowitz, asas pendekatannya
memakai variabel keuntungan
sebagai proyeksi risiko investasi.
Markowitz mengubah cara kita
berfikir tentang mengaitkan risiko
portofolio dengan pergerakan yang
sama antara aset individu dalam
portofolio.
Portofolio yang efisien
Portofolio yang efisien ini dapat
ditentukan dengan memilih tingkat
return ekspektasi tertentu dan
kemudian meminimumkan
resikonya atau menentukan tingkat
resiko tertentu dan kemudian
memaksimumkan return
ekspektasinya.
10. Mengenalkan aset tidak berisiko “the capital asset pricing model” (CAPM)
Bagi para investor yang menginginkan risko yang rendah daripada menanamkan
di pasar portofolio, ini menerjemahkan ke dalam investasi sebagian dari harta
mereka di dalam portofolio dan sisanya di dalam aset tak berisiko.
Kovarian Aset Dengan Portofolio Pasar
Risiko Suatu Aset = = Aset Beta
Varian Portofolio Pasar
Jadi, risiko untuk setiap aset merupakan fungsi dari bagaimana aset tersebut
berkovariasi dengan portofolio pasar dengan varian portofolio. seperti rumus
di atas memungkinkan skala beta berkisar pada angka 1 (satu); suatu rata-rata
risiko investasi mempunyai beta bernilai sekitar 1 (satu), diatas rata-rata beta
lebih dari 1 dan di bawah rata-rata beta kurang dari 1.
11. “Mean Variance Challenged”
• Beragumentasi bahwa harga saham, khususnya dan imbal hasil
investasi pada umumnya, menunjukkan banyak nilai besar-besar
ditarik dari distribusi normal
Kelompok pertama
• Mengambil isu dengan distribusi normal yang simetris dan
beragumentasi untuk pengukuran yang meyatukan observasi yang
tidak simetris di dalam distribusi imbal hasil yang sesungguhnya, ke
dalam pengukuran risiko
Kelompok kedua
• Menyatakan bahwa distribusi yang memungkinkan harga yang
meloncat menjadi lebih realistik, dan pengukuran risiko harus
mempertimbangkan kemungkinan dan besarnya lompatan harga
Kelompok ketiga
12. Data Power : Arbitrage Pricing And Multifactor Models
The arbitrage pricing model mulai degan
memecah risiko ke dalam “firm-specific and
market risk components” .
The arbitrage pricing model tidak membuat
asumsi yang bersifat membatasi atau
“restrictive” tentang fungsi utilitas investor atau
“the return distribution of assets”
Pada dasarnya model “multifactor” mulai dengan
asumsi bahwa harga pasar biasanya mengalami
kenaikan atau penurunan untuk alasan tertentu dan
saham yang menghasilkan imbal hasil yang rendah
dalam periode yang lama
Model “multifactor and proxy” menjelaskan
perbedaan dalam imbal hasil sebab variabel yang
dipilih dalam model ini adalah variabel-variabel
yang mempunyai korelasi tertinggi dengan imbal
hasil.
Arbitrage Pricing Model Multi factor and proxy models
13. Evolusi Ukuran Risiko
Cara kita mengukur risiko telah mengalami evolusi
dari wakyu ke waktu mencerminkan pengembangan
dalam statistik dan ekonomi pada satu sisi dan
tersedianya data pada sisi yang lain
Ukuran risiko yang baru telah berkembang, yang
lama tidak ditinggalkan sepenuhnya, masih ada
investor yang lebih senang dengan pertimbangan
subjektif tentang risiko.
14. 1. Mengelola risiko, pertama-tama kita mengukurnya dengan usaha kecil untuk mengukur secara
kuantitatif.
2. Upaya untuk mengukur risiko terjadi diabad pertengahan ketika ahli matematika mencoba
mengukur risiko, muncul pengukuran probabilitas (probability).
3. Kemajuan berikutnya dalam statistik seperti : “sampling distribution”, “the law of large number”
. Dan “buyes’ rule”
4. Kuncinya ialah bahwa risiko masih dipersepsikan hampir seluruhnya dinyatakan dalam
“potential downside and losesses” atau menimbulkan kekalahan dan kerugian.
5. Pengukuran risiko ekuitas muncul pada waktu yang sama, akan tetapi utamanya berpusat pada
“price volatility and financial ratios”
6. Markowitz telah meletakkan fundasi untuk teori portofolio yang modern dengan membuat
eksplisit manfaat dari diversifikasi.
KESIMPULAN
15. Referensi :
• Johannes, Supranto, dan Luqman Hakim. 2013. Pengambilan Risiko
Secara Strategis Bagi Pengambil Keputusan Bisnis. Jakarta: PT
RAJAGRAFINDO PERSADA.