1. Mahasiswa bahasa Prancis UGM mengikuti wisata budaya di Desa Candran, Bantul untuk mengamati kegiatan diklat pegawai Pegadaian.
2. Mereka mengunjungi sawah, industri emping dan tempe tradisional, serta membantu memasak untuk para tamu.
3. Pengalaman ini membantu memahami kearifan lokal dan budaya Indonesia yang perlu dilestarikan.
Gerakan Data Sejuta Budaya (Erlan Rinaldi - @SobatBudaya)
Laporan kegiatan kuliah candran
1. LAPORAN KEGIATAN KULIAH LAPANGAN
DI DESA CANDRAN, IMOGIRI
KABUPATEN BANTUL
Kebudayaan Indonesia
Disusun Oleh :
Wicky Lucky D.C
Rakhmat Triantoro
Alvina Valencia Yuwono
Aizha Audita
Jurusan Bahasa Prancis
Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada
2012
2. Sekedar Pembuka
Manusia diciptakan dalam konsep yang sempurna. Peradaban manusia terus berkembang, mengalir dari masa
ke masa. Dan hidup sejatinya adalah sebuah proses. Sebuah proses menuju akan impian, harapan, dan tujuan
yang kita idealkan. Dan dari rahim proses inilah lahir pemikiran- pemikiran manusia dalam bentuk gerak,
bahasa, dan eksotisme kebudayaan lainnya yang kemudian dikagumi, di telaah dan dikaji, serta dipelajari,
untuk kemudian menghasilkan pemahaman dan erotisme kehidupan.
Negeri ini, adalah negeri yang heterogen, kemajemukan budayanya adalah sebuah ke khasan yang tidak
dimiliki oleh negeri lain. Indonesia adalah sebuah contoh laboratorium budaya yang terbesar di dunia.
Banyak budayanya yang dikagumi dan dipelajari bukan hanya oleh masyarakat lokal, tetapi juga oleh
masyarakat dunia. Walau ada sedikit keprihatinan yang mengusik. Budaya dinegeri ini ternyata kurang
diminati oleh kaum mudanya, hanya sedikit dari mereka yang sadar akan pentingnya melestarikan kebudayaan
yang mereka miliki. Modernisasi telah merubah pola pikir dan idealisme para muda- mudi kita dan
mengalihkan kiblat budaya mereka. Budaya yang diramu oleh nenek moyangnya dianggapnya adalah sesuatu
yang norak dan kampungan, tidak dinamis, dan segudang embel- embel predikat yang mereka sandangkan
terhadap budaya mereka, yang intinya budaya nenek moyangnya kelewat udik.
Bagai kedua sisi mata koin, ini adalah dua situasi yang sangat dilematis, disatu sisi ini adalah sebuah
pesimisme dalam perkembangan serta pelestarian budaya kita, namun disisi lain ini menjadi sebuah pil
motivasi bagi mereka yang peduli terhadap nasib kebudayaan di negeri ini, untuk mengajak khalayak yang
kurang tanggap dengan kebudayaan mereka, menjadi mengerti, memahami kemudian mencintai budaya
mereka.
Inilah sekelumit pengantar dari kami, ada harapan yang membuncah tentang kisah kehidupan budaya di negeri
ini, semoga tetap lestari dan menjadi kebanggaan yang mengagumkan. Sekian.
Terimakasih.
Ketika Raut Senja Digantikan Kumandang Adzan
3 Juni 2012
Penulis,..
3. DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................................................................ i
Daftar Isi ................................................................................................................................................................ ii
Bab I Isi Laporan
Laporan ........................................................................................................................................................ 1-2
Data visual .......................................................................................................................................................3
Bab II Penutup
Kesimpulan .....................................................................................................................................................4
Penutup…………………………………...………………………………………………………………….4
4. Bab I
Laporan
Laporan
Sebuah kesempatan yang menarik, ketika kami, dari mahasiswa diploma bahasa prancis universitas
gadjah mada, berkesempatan mengikuti dan berpartisipasi dalam kegiatan wisata yang diperuntukan bagi para
pegawai pegadaian dari seluruh Indonesia di desa candran, imogori bantul. Bukan hanya berpartisipasi dan
mengikuti saja tetapi sekaligus mengamati kegiatan yang mereka lakukan.
Acara wisata ini adalah salah satu rangkaian dalam diklat yang diikuti oleh para pegawai pegadaian
diseluruh Indonesia yang jumlahnya ada 20 orang, mereka berada di Yogyakarta selama satu bulan, dan diklat
yang mereka ikuti berlangsung di fakultas ekonomika dan bisnis universitas gadjah mada.
kita mulai. Perjalan pertama kami mulai dari lingkungan kampus Vokasi. Kami mulai meninggalkan
kampus sekitar pukul 09.14 WIB, dan sampai di lokasi desa wisata Candran tepat pukul 10.26 WIB. Sekedar
untuk mengembalikan stamina, kamipun beristirahat sejenak. Dan mulailah perjalanan pengamatan kami
dimulai.
Lokasi pertama yang kami singgahi adalah sawah, yang letaknya tidak jauh dari lokasi museum. Ketika
sampai di sana, kegiatan sudah hampir berakhir. ternyata acara menangkap bebek ditengah areal persawahan
tersebut berlangsung seru. Dan para pesertapun mulai membersihkan diri dengan air yang sudah disediakan.
Selang beberapa menit kami bersama rombonganpun kembali ke museum, untuk kemudian
mengunjungi industri pengolahan melinjo yang dibuat menjadi emping. Ketika di lokasi pengolahan panganan
ringan tersebut, tiap peserta berkesempatan untuk mencoba menjajal proses pembuatannya, tahap demi tahap,
sampai emping siap untuk dinikmati. Pada sesi ini kurang begitu efisien, karena ruang yang digunakan untuk
pembuatan emping terlalu sempit.
Akhirnya kunjungan ke industry pengolahan emping tersebut, harus diakhiri, karena masih ada agenda
kunjungan lain, yaitu ke tempat pengolahan tempe. Tempe yang diproduksi oleh salah seorang warga desa
candran tersebut, pengolahannya dilakukan dengan cara yang tradisional dan alami. Ragi yang digunakan tidak
berasal dari ragi sintesis, namun menggunakan daun kuwaru. Selain pengikuti proses pembuatannya, para
5. peserta diperkenankan untuk mencicipi tempe yang sudah digoreng. Mereka sangat antusias dan begitu
menikmati tempe goreng yang disajikan.
Setelah selesai mencicipi nikmatnya tempe goreng, kami bersama rombongan bergegas menuju sebuah
bendungan yang ada di desa candran tersebut. Namun sesampainya di pinggir bendungan kami semua harus
kecewa, karena debit air di bendungan berkurang. Dan alhasil kamipun hanya berfoto- foto ria di pinggir
bendungan, asik memang, sekedar mengobati kekecewaan kami karena tidak jadi menaiki perahu dan mengitari
bendungan.
Waktu semakin siang, terik mataharipun mulai membakar kulit. Kami beserta rombongan akhirnya
kembali ke museum, karena ada satu agenda wisata lagi, yaitu melukis topeng, atau dalam istilah lain membatik
topeng. Dan ketika sampai di museum, kami para mahasiswa kedapatan jatah untuk membantu ibu- ibu yang
sedang menyiapkan masakan untuk para tamu di dapur umum. Sangat mengasyikan, karena selain bisa
membantu, kami juga bisa mencicipi masakan yang ada tentunya.
Acara makan siangpun dimulai, karena lapar kami sangat lahap sekali dalam menyantap makanan.
Berhubung waktu yang ditentukan untuk kami hanya sampai pukul 13.00 WIB maka dengan berat hati kamipun
mulai berkemas dan bersiap untuk meninggalkan desa candran tersebut, dan tentunya kamipun tidak bisa
menyaksikan acara membatik topeng yang akan dilakukan oleh para peserta diklat.
Waktu mulai merangkak, dan akhirnya sampai juga kami dipenghujung waktu kami di desa candran
tersebut. Pukul 13.45 WIB kami sudah meninggalkan lokasi, Kamipun kembali ke kediaman masing- masing
dan perjalanan kami pun berakhir sampai disini.
6. Data Visual
Serunya menangkap bebek ditenag sawah.
Mbah Paranoto berbincang dengan
salah satu peserta.
Melihat proses pembuatan emping
Masak…masak..yuk !!
Niatanya menaiki perahu, tapi tidak jadi
dan akhirnya hanya berpose dipinggir
bendungan
7. Bab II
Penutup
Kesimpulan
Mempelajari budaya dan keunikan yang ada di negeri kita tercinta, tentu tak akan ada habisnya, selalu
saja ada yang baru, dan kami sangat bersyukur sekali bisa menyaksikan secara langsung prosesi budaya yang
ada di desa candran. Kami bisa mempelajari banyak hal, kearifan lokal yang bersahaja, membuat kami nyaman.
Dan pengalaman ini akan menjadi salah satu kisah menyenangkan dalam hidup kami. Kebudayaan Indonesia
akan semakin indah dan dikagumi, jika kita mau melesatarikan dan menjaganya.
Penutup
Demikian laporan perjalanan wisata kami, semoga bermanfaat, jika ada kesalahan dalam penulisan
laporan ini, sudi kiranya untuk memaklumi.
Terimakasih.