SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
PEMETAAN POTENSI MASALAH,STRATEGI
PENCEGAHAN DAN MITIGASI TERHADAP DUGAAN
PELANGGARAN DAN TINDAK PIDANA PEMILU PADA
TAHAPAN PENCALONAN PRESIDEN, WAKIL
PRESIDEN, ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
(DPR), DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD) DAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD)
SAT RESKRIM POLRES BELITUNG
Tanjungpandan, 31 Juli 2023
Managing
Managing
UU
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, anggota DPR, anggota DPD
dan anggota DPRD
 UU No.: 7 / 2017 ttg Pemilihan Umum
Merupakan penggabungan dari 3 UU di bidang Pemilu, yaitu:
1. UU Pemilihan Presiden (UU No 42 Tahun 2008)
2. UU Pemilihan DPR, DPD dan DPRD (UU No. 8 Tahun 2012)
3. UU Penyelenggara Pemilu (UU No 15 Tahun 2011)
 PERPPU No. 1 /2022
TP Pemilu merupakan pelanggaran terhadap ketentuan pidana Pemilu yg diatur dlm UU yg
penyelesaiannya dilaksanakan melalui pengadilan dalam lingkungan peradilan umum
Perbawaslu Perbawaslu No. 3 / 2023 tentang Sentra Gakkumdu
Per MA
Perma 1 /2018 tentang Tata Cara Penyelesaian TP Pemilihan
dan Pemilu
Managing
SYARAT USIA CALON PANWAS CAM - TPS
 Saat mendaftar menjadi calon pengawas Pemilu berusia paling rendah 21 (dua puluh satu) tahun untuk calon anggota
Panwaslu Kecamatan, calon anggota Panwaslu Kelurahan/Desa, dan Pengawas TPS
Pasal 117 ayat 1 huruf b. (dlm UU 7/2017 semula paling rendah 25 tahun)
 Bila tidak ada yg memenuhi syarat, dapat diisi oleh calon anggota Panwaslu Kelurahan/Desa dan Pengawas TPS yang berusia
paling rendah 17 (tujuh belas) tahun dengan persetujuan Bawaslu Kabupaten/Kota
Pasal 117 ayat (3) (penambahan, dlm UU 7/2017 tidak ada)
Pasal 117
PENETAPAN PARPOL PESERTA PEMILU
Parpol yang telah memenuhi ketentuan ambang batas perolehan suara secara nasional Pemilu 2019 dan telah ditetapkan sebagai
Peserta Pemilu, dapat menggunakan nomor urut Parpol yg sama tahun 2019 atau mengikuti penetapan nomor urut Parpol Pemilu 2024
Pasal 179 ayat 3 (dlm UU 7 2017 dilakukan secara undi dlm sidang Pleno KPU)
Pasal 179
PENETAPAN KURSI ANGGOTA DPR
Jumlah kursi anggota DPR ditetapkan sebanyak 580
(Dlm uu 7/2017 hanya sebanyak 575, penambahan 5 kursi)
Pasal 186
WAKTU KAMPANYE
Kampanye Pemilu legislatif dilaksanakan selama 25 hari setelah ditetapkan daftar calon tetap Pemilu s.d. dimulainya masa
tenang. (dlm UU 7/2017, dilaksanakan sejak 3 hari setelah ditetapkan sebagai Calon Peserta Pemilu)
Kampanye Pemilu Presiden-Wapres dilaksanakan selama 15 hari setelah ditetapkan sebagai Pasangan Calon s.d.
dimulainya masa tenang.
Pasal 276
Managing
Terdapat 77 TP Pemilu
Diatur di 66 pasal ketentuan pidana
Dari Pasal 488 s.d. Pasal 554 UU 7/2017
Jumlah ini meningkat dibanding undang-undang Pemilu sebelumnya. Di UU
Pemilu lama (No 8 Tahun 2012) terdapat 56 tindak pidana Pemilu yang diatur
di 48 pasal
01
Pusat aktifitas Gakkum TP.
Pemilu/Pemilihan terdiri dari
unsur Bawaslu, Polri dan
Jaksa
Disusun bersama, ditetapkan setelah konsul
dengan DPR.
 Pemilu: Perbawaslu;
 Gakkumdu LN: Koordinasi dengan
Kemenlu;
Menyamakan pemahaman dan
pola penanganan TP. Pemilu/
Pemilihan
Perbawaslu 3/2023
Melekat pada Bawaslu,
Bawaslu Prov/Kab/Kota
1. ARTI
2.TUJUAN
3. SEKRETARIAT
5. PENYUSUNAN
6. PEMILU
Pasal 1 Ke-38, 486, 487 UU Pemilu Dibebankan anggaran
Bawaslu
4. ANGGARAN OPERASIONAL
PENYIDIK GAKKUMDU
Pasal 11 Perbawaslu 3/2023
Penyidik yang ditempatkan di Gakkumdu merupakan Penyidik Polri yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. telah mengikuti pelatihan khusus mengenai Penyelidikan dan Penyidikan Tindak Pidana Pemilu;
b. cakap dan memiliki integritas moral yang tinggi selama menjalankan tugasnya; dan
c. tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin.
Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperbantukan sementara dan menjalankan tugas secara penuh waktu
serta tidak diberikan tugas lain dari instansi asalnya selama menjalankan tugas di Gakkumdu.
Penyidik yang diperbantukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bertugas di sekretariat Gakkumdu selama
tahapan Pemilu ditunjuk oleh Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, Kapolda, atau Kapolres/Kapolres
Metro/Kapolrestabes/Kapolresta berdasarkan surat perintah.
Pasal 486 (3) UU 7/2017
Gakkumdu terdiri atas penyidik yang berasal dari Kepolisian Negara Republik Indonesia
Pasal 476 – 484 UU Pemilu
Managin
g
Insert Your Creative
Idea
1. LIDIK
 Pemilu: menemukan bukti permulaan yang cukup, maks 1 x
24 jam disampaikan kepada penyidik (LHP + BP)
 Pemilihan: dimulai setelah Laporan diterima; geledah, sita,
kumpul alat bukti tanpa izin Ketua PN.
3. SIDIK
 Tahap I : Maks 14 hari;
 Prapenuntutan : Maks 3 hari;
 Tahap I ke-2 : Maks 3 hari;
 Limpah BP ke PN : Maks 5 hari setelah Tahap II.
Dapat dilakukan tanpa kehadiran Tersangka/Terdakwa
in absentia;
PENANGANAN
TP. PEMILU / PEMILIHAN
2. WAKTU PENERUSAN KE POLRI
 Pengawas koordinasi dengan Polri & Jaksa dalam
Gakkumdu
 Maks 1 x 24 jam sejak diputuskan oleh Pengawas.
 Telah ikuti latsus lidik & sidik TP Pemilu;
 Cakap & miliki integritas moral yang tinggi;
 Tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin.
PERSYARATAN
PENYELIDIK & PENYIDIK
KETENTUAN TINDAK PIDANA
 Pasal 488 – 554 UU Pemilu
REGISTRASI
TEMUAN/LAPORAN
PEMBAHASA
N
KAJIAN/
PENYELIDIKA
N
PENYUSUNAN
KAJIAN
RAPAT PLENO
DITERUSKAN KE
PENYIDIKAN
DIHENTIKA
N
PEMBAHASA
N
PELIMPAHAN KE
JAKSA/PU
DIHENTIKAN
PELIMPAHAN KE
PENGADILAN
NEGERI
PEMBAHASA
N
• PRA
PENUNTUTAN
• DIHENTIKAN
Membahas substansi pasal apa yang
akan diterapkan, menentukan bukti
yang akan dicari
PUTUSAN
Paling lama 14 hari kerja sejak diregistrasi
Pleno menentukan apakah temuan/laporan diteruskan
ke penyidik atau dihentikan
Membahas hasil penyidikan dan
pelimpahan kasus ke penuntut umum
Membahas pelaksanaan putusan
pengadilan
1X24 jam
PEMBAHASA
N
Menilai kecukupan bukti permulaan
1X24 jam
 Dimulai setelah temuan /laporan diterima dan diregister.
 Maks 7 hari;
 Jika perlu ket. tambahan : maks 14 hari kerja sejak diregister
 Tahap I : Maks 14 hari;
 Prapenuntutan : Maks 3 hari;
 Tahap I ke-2 : Maks 3 hari;
Maks 5 hari setelah Tahap II
Penanganan perkara TP Pemilu
Tahun 2019, terdapat 849
laporan/temuan pelanggaran
dugaan tindak pidana pemilu,
setelah dilakukan Pembahasan
oleh Gakkumdu:
1. 482 laporan/temuan dihentikan
di Bawaslu, karena bukan TP
Pemilu ataupun merupakan
pelanggaran lainnya;
2. 367 laporan/ temuan
diteruskan ke Polri guna
dilakukan penyidikan.
 53 perkara dihentikan
karena tidak cukup bukti
 314 perkara dilimpahkan
ke Kejaksaan (Tahap II)
NO JENIS TP PEMILU JML
1 MONEY POLITICS 100
2 BERIKAN SUARA LEBIH DARI1 KALI DAN/ATAUMENGAKU DIRINYASEBAGAI ORANG LAIN 65
3 BUAT TINDAKAN/KEPUTUSANYG UNTUNG/RUGIKANPESERTA PEMILU 36
4 SEBABKAN SUARA PEMILIHJADI TIDAK BERNILAI/SUARA PESERTA PEMILU MENJADI TAMBAH/KURANG 33
5 KAMPANYE DI TEMPAT IBADAH/PENDIDIKAN 20
6 PEMALSUAN 18
7 SEBABKAN HILANG/BERUBAHBA REKAPITULASI 17
8 PIHAK YG DILARANGSBG PELAKSANA/TIMKAMPANYE 15
9 KAMPANYE LIBATKAN PIHAK YG DILARANG 14
10 KAMPANYE GUNAKAN FASILITASPEMERINTAH 12
11 KAMPANYE DI LUAR JADWAL 10
12 PERUSAKAN APK 8
13 GANGGUKAMTIB PDPELAKSANAAN PEMUNGUTANSUARA, ATAU GAGALKAN PEMUNGUTANSUARA 4
14 MENGHINAPESERTA PEMILU 3
15 MENGHASUT,MENGADU DOMBA 3
16 SEBABKAN ORANG LAINKEHILANGANHAK PILIH 3
17 MENGACAU,MENGHALANGI,GANGGU KAMPANYE 2
18 MERUSAK ATAU MENGHILANGKANHASILPEMUNGUTANSUARA YANG SUDAH DISEGEL 2
19 TDK SERAHKAN SALINAN DPT KE PARPOL 1
20 TIDAK MENJAGA, MENGAMANKAN KEUTUHANKOTAK SUARA, DAN MENYERAHKAN KOTAK SUARA TERSEGEL 1
PEMILU SEBELUMNYA DILAKSANAKAN TERPISAH PILLEG TAHUN 2013 DAN PILPRES TAHUN 2014
ASAS HUKUM
UU mana yang digunakan apabila perbuatan seseorang melanggar
Pidana Umum, khusus dan kekhususan yang lainnya ? Ada 4 asas hukum
pidana yang perlu kita jadikan pedoman.
UU Pemilu dan Pemilihan memiliki kekhususan yang sistematis diantaranya :
1. Bawaslu lembaga yang berwenang menerima laporan/temuan;
2. Polri hanya dapat menerima penerusan laporan dari Bawaslu;
3. Batasan waktu penerimaan laporan/temuan, Penyidikan, Penuntutan,
Pemeriksaan di Pengadilan, Eksekusi;
4. Banding adalah uaya hukum terakhir;
5. Pembentukan Sentra Gakkumdu;
6. Tempos Delicty terjadi dalam tahapan Pemilu/Pemilihan;
7. In Absentia mulai dari Penyidikan (Pemilu);
8. Penyitaan tidak diperlukan izin Ketua PN (Pemilihan).
Note :
Lidik, Sidik dam penuntutan dilakukan dengan KUHAP, kecuali ditentukan lain
dalam UU ini  Pasal 477 UU Pemilu
 Lex Specialis Derogat Legi Genberali
UU khusus mengenyampingkan UU umum
 Lex Systematische Specialiteit
Kekhususan yang sistematis
 Lex Posterior Derogat Legi Priori
UU baru mengesampingkan UU lama
 LEX SPECIALIS DEROGAT LEGI GENERALI
UU khusus mengenyampingkan UU umum
 LEX CONSUMEN DEROGAT LEGI CONSUMTE
hukum pidana khusus yang faktanya lebih dominan.
 LEX SYSTEMATISCHE SPECIALITEIT
Kekhususan yang sistematis
 LEX POSTERIOR DEROGAT LEGI PRIORI
UU baru mengesampingkan UU lama
Badan Reserse
Kriminal Polri
ST/1160/V/RES.1.24/2023, TGL 31 MEI
2023
 GUNA MEWUJUDKAN PROFESIONALISME & NETRALITAS POLRI DALAM GAKKUM, HINDARI CONFLICT OF INTEREST & DIMANFAATKAN OLEH KELOMPOK
TERTENTU;
 WASPADAI LAP/ADUAN YG BERTUJUAN UTK MENURUNKAN ELEKTABILITAS BAKAL CALON PESERTA PEMILU/PEMILIHAN;
 HINDARI LANGKAH2 KONTRA PRODUKTIF YG DAPAT MENYUDUTKAN POLRI IKUT BERPIHAK;
 PROSES LIDIK/SIDIK THD PESERTA PEMILU/PEMILIHAN DITUNDA S.D. TAHAPAN SELESAI, JIKA TETAP MELAKS GIAT LIDIK/SIDIK AKAN DIPROSES DISIPLIN, KODE
ETIK MAUPUN PIDANA;
 TDK BERLAKU BAGI TP PEMILU/PEMILIHAN, TERTANGKAP TANGAN TP KAMNEG / ANCAMAN PIDANA MATI/SEUMUR HIDUP;
 PROSES SIDIK BERUPA PEMANGGILAN DAN PERMINTAAN KETERAGAN YG DILANJUTKAN DGN PENAHANAN THDP ANGGT DPR, KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA
DAERAH TETAP BERPEDOMAN PADA UU MPR, DPR , DPD DAN DPRD DAN UU PEMDA
PARTAI POLITIK PEMBENTUKAN PARPOL
1
Pasal 2 UU
Parpol
PEMBENTUKAN PARPOL
Pengurus Tingkat
Pusat
> 30 % keterwakilan
perempuan
Jumlah Pendiri
> 30 WNI usia 21
Tahun/Sudah menikah dari
setiap Provinsi
Didaftarkan
> 50 pendiri mewakili seluruh
pendiri + Akta Notaris
Larangan
Pendiri & Pengurus sebagai
anggota Parpol lain
Keterwakilan
Perempuan
Menyertakan 30 %
Akta Notaris
Memuat AD
& ART serta
pengurus
tingkat
pusat
•Asas & ciri;
•Visi & Misi;
•Nama, lambang & Tanda Gambar
•dll
AD
01
02
03
04
05
06
07
PARTAI POLITIK BADAN HUKUM
2
Pasal 3, 4 UU Parpol
01
Didaftarkan
Ke Kemenkumham RI
Harus Mempunyai
•Akta Pendirian;
•Nama, Lamnang & Tanda Gambar;
•Kepengurusuan
a.>75 % setiap Provinsi dari jumlah Kab/Kota
b.>50 % Kec. Pada Kab/Kota
•Kantor tetap di Pusat Provinsi Kab/Kota
•Rekening a.n. Parpol
Kemenkumham RI
•Verifikasi kelengkapan pendaftaran
paling lama 45 hari sejak dokumen
lengkap;
•Pengesahan dengan keputusan paling
lama 15 haru sejak berakhirnya
verifikasi;
•Diumumkan dalam Berita Negara.
Badan Hukum
0
1
0
3
0
2
POTENSI TP. PEMILU
PENDAFTARAN
CALON
518 jo 251 (3) 261
(3)
KPU semua tingkatan
tdk tinjut verifikasi
Parpol dari temuan
Bawaslu
519 jo 183
Money Politics
dukungan Calon
DPD
520 jo 524 & 260
Pemalsuan dokumen
menjadi Bakal Calon
543
Pengawas Pemilu
tidak tinjut
temuan/laporan
pelanggaran KPU
sesuai tingkatan
dalam setiap
tahapan
MONEY POLITICS DPD
PASAL 519
❑ SETIAP ORANG;
❑ DENGAN SENGAJA;
❑ MELAKUKAN PERBUATAN CURANG
UNTUK MENYESATKAN SESEORANG,
DENGAN MEMAKSA, DENGAN
MENJANJIKAN ATAU DENGAN
MEMBERIKAN UANG ATAU MATERI
LAINNYA;
❑ UNTUK MEMPEROLEH DUKUNGAN
BAGI PENCALONAN ANGGOTA DPD
DALAM PEMILU SEBAGAIMALA
DIMAKSUD DALAM PASAL 183;
PIDANA PENJARA MAKS 3 (TIGA) TH DAN DENDA MAKS RP 36 JT
JUMLAH DPT PROV
DUKUNGAN
PEMILIH
KET
S.D. 1 JUTA MINIMAL 1.000  DUKUNGAN TERSEBAR
PALING SEDIKIT 50%
DARI JUMLAH KAB/KOTA
DI PROV YANG
BERSANGKUTAN;
 DUKUNGAN DIBUKTIKAN
DENGAN DAFTAR
DUKUNGAN DIBUBUHI
TTD / CAP JEMPOL
DILENGKAPI FC KTP
LEBIH DARI 1 JUTA S.D. 5
JUTA
MINIMAL 2.000
LEBIH DARI 5 JUTA S.D. 10
JUTA
MINIMAL 3.000
LEBIH DARI 10 JUTA S.D.
15 JUYA
MINIMAL 4.000
LEBIH DARI 15 JUTA MINIMAL 5.000
KAMPANYE PELAKSANA
KAMPANYE
2
1. Pemilu
• Calon anggota legislatif, calon anggota
DPD;
• Pengurus/Gab Parpol;
• Jurkam (legislative)
• Organisasi kegiatan yg ditunjuk oleh peserta
pemilu.
2. Kampanye
Capres/Wapres
• Paslon koordinasi
dgn parpol/Gab
Parpol
membentuk tim
kampanye
Nasional;
• Tugas : Susun
kegiatan tahapan
Kampanye;
• Bertanggungjawa
b : Teknis
penyelenggaraan
kampanye.
3. Tim Kampanye Pres/Wapres
• TK. Nasional -> bentuk TK. Prov
• TK. Prov -> bentuk TK. Kab/Kota
• TK Kab/Kota -> bentuk TK. Kec
• TK. Kec -> bentuk TK. Kel/Desa
4. Pendaftaran
Pelaksana &
Tim Kampanye
Pemilu harus
didaftarkan ke
KPU, KPU
Prov. Kab/Kota
dengan
tembusan
Pengawas.
PELAKSANA
KAMPANYE
STRATEGI PENCEGAHAN DAN MITIGASI TERHADAP DUGAAN PELANGGARAN DAN TINDAK PIDANA PEMILU
Managing
Menurut PerBawaslu Nomor 20 Tahun 2018, pencegahan pelanggaran dan
sengketa proses pada tahapan penyelenggaraan Pemilu menjadi tanggung jawab
bersama Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota dan dibantu
oleh Panwaslu Kecamatan, Panwaslu Kelurahan/Desa, Panwaslu LN, dan
Pengawas TPS. Adapun dalam Pasal 4 disebutkan pelaksanaannya sebagai
berikut:
1.Mengidentifikasi dan memetakan potensi kerawanan Pemilu
2 Mengoordinasikan, mensupervisi, membimbing, memantau, dan mengevaluasi
penyelenggaraan Pemilu
3 Berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait atau pemerintah daerah
4 Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan Pemilu.
01
SEKIAN & TERIMAKASIH
dittipidum_bareskrim
dittipidum bareskrim polri
@pidum_bareskrim

More Related Content

Similar to Kesehatan reproduksi remaja pp

Presentasi Bawaslu.pptx
Presentasi Bawaslu.pptxPresentasi Bawaslu.pptx
Presentasi Bawaslu.pptxZilong01
 
PPT Tambahan Kesiapan Divisi PP Bawaslu.pptx
PPT Tambahan Kesiapan Divisi PP Bawaslu.pptxPPT Tambahan Kesiapan Divisi PP Bawaslu.pptx
PPT Tambahan Kesiapan Divisi PP Bawaslu.pptxDeddyRiyanto
 
Penanganan Pelanggaran _Orientasi WasCam.pptx
Penanganan Pelanggaran _Orientasi WasCam.pptxPenanganan Pelanggaran _Orientasi WasCam.pptx
Penanganan Pelanggaran _Orientasi WasCam.pptxAndreFuadi
 
Lorong gelap kampanye dan dana kampanye 2019 ppt
Lorong gelap kampanye dan dana kampanye 2019 pptLorong gelap kampanye dan dana kampanye 2019 ppt
Lorong gelap kampanye dan dana kampanye 2019 pptAniMaseri
 
Perbawaslu 4 tahun 2019 tentang kode etik panwascam dan jajaran di bawahnya
Perbawaslu 4 tahun 2019 tentang kode etik panwascam dan jajaran di bawahnyaPerbawaslu 4 tahun 2019 tentang kode etik panwascam dan jajaran di bawahnya
Perbawaslu 4 tahun 2019 tentang kode etik panwascam dan jajaran di bawahnyaWandaSeftiawan
 
59ee2577fe14fee406cffd1400fed84f.pdf
59ee2577fe14fee406cffd1400fed84f.pdf59ee2577fe14fee406cffd1400fed84f.pdf
59ee2577fe14fee406cffd1400fed84f.pdfHumasBawasluKabupate
 
Potensi Sebelum Kampanye.pptx
Potensi Sebelum Kampanye.pptxPotensi Sebelum Kampanye.pptx
Potensi Sebelum Kampanye.pptxMatchSaid
 
Paparan_penanganan_pelanggaran_pemilu.pptx
Paparan_penanganan_pelanggaran_pemilu.pptxPaparan_penanganan_pelanggaran_pemilu.pptx
Paparan_penanganan_pelanggaran_pemilu.pptxMuhammad Fatikhun
 
Mekanisme Penanganan Pelanggaran.pptx
Mekanisme Penanganan Pelanggaran.pptxMekanisme Penanganan Pelanggaran.pptx
Mekanisme Penanganan Pelanggaran.pptxinfocom6
 
Pembentukan dan Tata Kerja KPPS_final#1.pptx
Pembentukan dan Tata Kerja KPPS_final#1.pptxPembentukan dan Tata Kerja KPPS_final#1.pptx
Pembentukan dan Tata Kerja KPPS_final#1.pptxAgusSetiawiguna1
 
DR. Bachtiar-Sosialisasi UU Pemilu.pptx
DR. Bachtiar-Sosialisasi UU Pemilu.pptxDR. Bachtiar-Sosialisasi UU Pemilu.pptx
DR. Bachtiar-Sosialisasi UU Pemilu.pptxYogieNovri
 
PRESENTASI TATA KERJA, KODE ETIK, DAN KODE KPPS TOT.pptx
PRESENTASI TATA KERJA, KODE ETIK, DAN KODE KPPS TOT.pptxPRESENTASI TATA KERJA, KODE ETIK, DAN KODE KPPS TOT.pptx
PRESENTASI TATA KERJA, KODE ETIK, DAN KODE KPPS TOT.pptxNurdinZaky
 
Memahami UU Pemilu Nomor 7 tahun 2017
Memahami UU Pemilu Nomor 7 tahun 2017Memahami UU Pemilu Nomor 7 tahun 2017
Memahami UU Pemilu Nomor 7 tahun 2017Ahsanul Minan
 
Penyampaian informasi terka WA0014..pptx
Penyampaian informasi terka WA0014..pptxPenyampaian informasi terka WA0014..pptx
Penyampaian informasi terka WA0014..pptxfazhami46
 
Hk Acara PHPU-Revisi.pptx
Hk Acara PHPU-Revisi.pptxHk Acara PHPU-Revisi.pptx
Hk Acara PHPU-Revisi.pptxAwaliyahsalam31
 
BIMTEK 1. PENANGANAN PELANGGARAN.pptx
BIMTEK 1. PENANGANAN PELANGGARAN.pptxBIMTEK 1. PENANGANAN PELANGGARAN.pptx
BIMTEK 1. PENANGANAN PELANGGARAN.pptxkorwilcamkemranjen
 
Bahan Tayang_Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Badan Saksi Nasional DPD Parta...
Bahan Tayang_Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Badan Saksi Nasional DPD Parta...Bahan Tayang_Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Badan Saksi Nasional DPD Parta...
Bahan Tayang_Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Badan Saksi Nasional DPD Parta...AhmadIlhamSipahutar
 
Mekanisme Pelaporan Dugaan Pelanggaran Pemilu dan PSU.pptx
Mekanisme Pelaporan Dugaan Pelanggaran Pemilu dan PSU.pptxMekanisme Pelaporan Dugaan Pelanggaran Pemilu dan PSU.pptx
Mekanisme Pelaporan Dugaan Pelanggaran Pemilu dan PSU.pptxkalilain121
 
Form dan jadwal pembentukan kpps 2019
Form dan jadwal pembentukan kpps 2019 Form dan jadwal pembentukan kpps 2019
Form dan jadwal pembentukan kpps 2019 Juni Aminudin
 

Similar to Kesehatan reproduksi remaja pp (20)

Presentasi Bawaslu.pptx
Presentasi Bawaslu.pptxPresentasi Bawaslu.pptx
Presentasi Bawaslu.pptx
 
PPT Tambahan Kesiapan Divisi PP Bawaslu.pptx
PPT Tambahan Kesiapan Divisi PP Bawaslu.pptxPPT Tambahan Kesiapan Divisi PP Bawaslu.pptx
PPT Tambahan Kesiapan Divisi PP Bawaslu.pptx
 
Penanganan Pelanggaran _Orientasi WasCam.pptx
Penanganan Pelanggaran _Orientasi WasCam.pptxPenanganan Pelanggaran _Orientasi WasCam.pptx
Penanganan Pelanggaran _Orientasi WasCam.pptx
 
Lorong gelap kampanye dan dana kampanye 2019 ppt
Lorong gelap kampanye dan dana kampanye 2019 pptLorong gelap kampanye dan dana kampanye 2019 ppt
Lorong gelap kampanye dan dana kampanye 2019 ppt
 
Perbawaslu 4 tahun 2019 tentang kode etik panwascam dan jajaran di bawahnya
Perbawaslu 4 tahun 2019 tentang kode etik panwascam dan jajaran di bawahnyaPerbawaslu 4 tahun 2019 tentang kode etik panwascam dan jajaran di bawahnya
Perbawaslu 4 tahun 2019 tentang kode etik panwascam dan jajaran di bawahnya
 
59ee2577fe14fee406cffd1400fed84f.pdf
59ee2577fe14fee406cffd1400fed84f.pdf59ee2577fe14fee406cffd1400fed84f.pdf
59ee2577fe14fee406cffd1400fed84f.pdf
 
Potensi Sebelum Kampanye.pptx
Potensi Sebelum Kampanye.pptxPotensi Sebelum Kampanye.pptx
Potensi Sebelum Kampanye.pptx
 
Paparan_penanganan_pelanggaran_pemilu.pptx
Paparan_penanganan_pelanggaran_pemilu.pptxPaparan_penanganan_pelanggaran_pemilu.pptx
Paparan_penanganan_pelanggaran_pemilu.pptx
 
Mekanisme Penanganan Pelanggaran.pptx
Mekanisme Penanganan Pelanggaran.pptxMekanisme Penanganan Pelanggaran.pptx
Mekanisme Penanganan Pelanggaran.pptx
 
Pembentukan dan Tata Kerja KPPS_final#1.pptx
Pembentukan dan Tata Kerja KPPS_final#1.pptxPembentukan dan Tata Kerja KPPS_final#1.pptx
Pembentukan dan Tata Kerja KPPS_final#1.pptx
 
DR. Bachtiar-Sosialisasi UU Pemilu.pptx
DR. Bachtiar-Sosialisasi UU Pemilu.pptxDR. Bachtiar-Sosialisasi UU Pemilu.pptx
DR. Bachtiar-Sosialisasi UU Pemilu.pptx
 
Materi Coklit.pptx
Materi Coklit.pptxMateri Coklit.pptx
Materi Coklit.pptx
 
PRESENTASI TATA KERJA, KODE ETIK, DAN KODE KPPS TOT.pptx
PRESENTASI TATA KERJA, KODE ETIK, DAN KODE KPPS TOT.pptxPRESENTASI TATA KERJA, KODE ETIK, DAN KODE KPPS TOT.pptx
PRESENTASI TATA KERJA, KODE ETIK, DAN KODE KPPS TOT.pptx
 
Memahami UU Pemilu Nomor 7 tahun 2017
Memahami UU Pemilu Nomor 7 tahun 2017Memahami UU Pemilu Nomor 7 tahun 2017
Memahami UU Pemilu Nomor 7 tahun 2017
 
Penyampaian informasi terka WA0014..pptx
Penyampaian informasi terka WA0014..pptxPenyampaian informasi terka WA0014..pptx
Penyampaian informasi terka WA0014..pptx
 
Hk Acara PHPU-Revisi.pptx
Hk Acara PHPU-Revisi.pptxHk Acara PHPU-Revisi.pptx
Hk Acara PHPU-Revisi.pptx
 
BIMTEK 1. PENANGANAN PELANGGARAN.pptx
BIMTEK 1. PENANGANAN PELANGGARAN.pptxBIMTEK 1. PENANGANAN PELANGGARAN.pptx
BIMTEK 1. PENANGANAN PELANGGARAN.pptx
 
Bahan Tayang_Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Badan Saksi Nasional DPD Parta...
Bahan Tayang_Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Badan Saksi Nasional DPD Parta...Bahan Tayang_Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Badan Saksi Nasional DPD Parta...
Bahan Tayang_Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Badan Saksi Nasional DPD Parta...
 
Mekanisme Pelaporan Dugaan Pelanggaran Pemilu dan PSU.pptx
Mekanisme Pelaporan Dugaan Pelanggaran Pemilu dan PSU.pptxMekanisme Pelaporan Dugaan Pelanggaran Pemilu dan PSU.pptx
Mekanisme Pelaporan Dugaan Pelanggaran Pemilu dan PSU.pptx
 
Form dan jadwal pembentukan kpps 2019
Form dan jadwal pembentukan kpps 2019 Form dan jadwal pembentukan kpps 2019
Form dan jadwal pembentukan kpps 2019
 

Kesehatan reproduksi remaja pp

  • 1. PEMETAAN POTENSI MASALAH,STRATEGI PENCEGAHAN DAN MITIGASI TERHADAP DUGAAN PELANGGARAN DAN TINDAK PIDANA PEMILU PADA TAHAPAN PENCALONAN PRESIDEN, WAKIL PRESIDEN, ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR), DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD) DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) SAT RESKRIM POLRES BELITUNG Tanjungpandan, 31 Juli 2023
  • 2. Managing Managing UU Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, anggota DPR, anggota DPD dan anggota DPRD  UU No.: 7 / 2017 ttg Pemilihan Umum Merupakan penggabungan dari 3 UU di bidang Pemilu, yaitu: 1. UU Pemilihan Presiden (UU No 42 Tahun 2008) 2. UU Pemilihan DPR, DPD dan DPRD (UU No. 8 Tahun 2012) 3. UU Penyelenggara Pemilu (UU No 15 Tahun 2011)  PERPPU No. 1 /2022 TP Pemilu merupakan pelanggaran terhadap ketentuan pidana Pemilu yg diatur dlm UU yg penyelesaiannya dilaksanakan melalui pengadilan dalam lingkungan peradilan umum Perbawaslu Perbawaslu No. 3 / 2023 tentang Sentra Gakkumdu Per MA Perma 1 /2018 tentang Tata Cara Penyelesaian TP Pemilihan dan Pemilu
  • 3. Managing SYARAT USIA CALON PANWAS CAM - TPS  Saat mendaftar menjadi calon pengawas Pemilu berusia paling rendah 21 (dua puluh satu) tahun untuk calon anggota Panwaslu Kecamatan, calon anggota Panwaslu Kelurahan/Desa, dan Pengawas TPS Pasal 117 ayat 1 huruf b. (dlm UU 7/2017 semula paling rendah 25 tahun)  Bila tidak ada yg memenuhi syarat, dapat diisi oleh calon anggota Panwaslu Kelurahan/Desa dan Pengawas TPS yang berusia paling rendah 17 (tujuh belas) tahun dengan persetujuan Bawaslu Kabupaten/Kota Pasal 117 ayat (3) (penambahan, dlm UU 7/2017 tidak ada) Pasal 117 PENETAPAN PARPOL PESERTA PEMILU Parpol yang telah memenuhi ketentuan ambang batas perolehan suara secara nasional Pemilu 2019 dan telah ditetapkan sebagai Peserta Pemilu, dapat menggunakan nomor urut Parpol yg sama tahun 2019 atau mengikuti penetapan nomor urut Parpol Pemilu 2024 Pasal 179 ayat 3 (dlm UU 7 2017 dilakukan secara undi dlm sidang Pleno KPU) Pasal 179 PENETAPAN KURSI ANGGOTA DPR Jumlah kursi anggota DPR ditetapkan sebanyak 580 (Dlm uu 7/2017 hanya sebanyak 575, penambahan 5 kursi) Pasal 186 WAKTU KAMPANYE Kampanye Pemilu legislatif dilaksanakan selama 25 hari setelah ditetapkan daftar calon tetap Pemilu s.d. dimulainya masa tenang. (dlm UU 7/2017, dilaksanakan sejak 3 hari setelah ditetapkan sebagai Calon Peserta Pemilu) Kampanye Pemilu Presiden-Wapres dilaksanakan selama 15 hari setelah ditetapkan sebagai Pasangan Calon s.d. dimulainya masa tenang. Pasal 276
  • 4. Managing Terdapat 77 TP Pemilu Diatur di 66 pasal ketentuan pidana Dari Pasal 488 s.d. Pasal 554 UU 7/2017 Jumlah ini meningkat dibanding undang-undang Pemilu sebelumnya. Di UU Pemilu lama (No 8 Tahun 2012) terdapat 56 tindak pidana Pemilu yang diatur di 48 pasal 01
  • 5. Pusat aktifitas Gakkum TP. Pemilu/Pemilihan terdiri dari unsur Bawaslu, Polri dan Jaksa Disusun bersama, ditetapkan setelah konsul dengan DPR.  Pemilu: Perbawaslu;  Gakkumdu LN: Koordinasi dengan Kemenlu; Menyamakan pemahaman dan pola penanganan TP. Pemilu/ Pemilihan Perbawaslu 3/2023 Melekat pada Bawaslu, Bawaslu Prov/Kab/Kota 1. ARTI 2.TUJUAN 3. SEKRETARIAT 5. PENYUSUNAN 6. PEMILU Pasal 1 Ke-38, 486, 487 UU Pemilu Dibebankan anggaran Bawaslu 4. ANGGARAN OPERASIONAL
  • 6. PENYIDIK GAKKUMDU Pasal 11 Perbawaslu 3/2023 Penyidik yang ditempatkan di Gakkumdu merupakan Penyidik Polri yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. telah mengikuti pelatihan khusus mengenai Penyelidikan dan Penyidikan Tindak Pidana Pemilu; b. cakap dan memiliki integritas moral yang tinggi selama menjalankan tugasnya; dan c. tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin. Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperbantukan sementara dan menjalankan tugas secara penuh waktu serta tidak diberikan tugas lain dari instansi asalnya selama menjalankan tugas di Gakkumdu. Penyidik yang diperbantukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bertugas di sekretariat Gakkumdu selama tahapan Pemilu ditunjuk oleh Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, Kapolda, atau Kapolres/Kapolres Metro/Kapolrestabes/Kapolresta berdasarkan surat perintah. Pasal 486 (3) UU 7/2017 Gakkumdu terdiri atas penyidik yang berasal dari Kepolisian Negara Republik Indonesia
  • 7. Pasal 476 – 484 UU Pemilu Managin g Insert Your Creative Idea 1. LIDIK  Pemilu: menemukan bukti permulaan yang cukup, maks 1 x 24 jam disampaikan kepada penyidik (LHP + BP)  Pemilihan: dimulai setelah Laporan diterima; geledah, sita, kumpul alat bukti tanpa izin Ketua PN. 3. SIDIK  Tahap I : Maks 14 hari;  Prapenuntutan : Maks 3 hari;  Tahap I ke-2 : Maks 3 hari;  Limpah BP ke PN : Maks 5 hari setelah Tahap II. Dapat dilakukan tanpa kehadiran Tersangka/Terdakwa in absentia; PENANGANAN TP. PEMILU / PEMILIHAN 2. WAKTU PENERUSAN KE POLRI  Pengawas koordinasi dengan Polri & Jaksa dalam Gakkumdu  Maks 1 x 24 jam sejak diputuskan oleh Pengawas.  Telah ikuti latsus lidik & sidik TP Pemilu;  Cakap & miliki integritas moral yang tinggi;  Tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin. PERSYARATAN PENYELIDIK & PENYIDIK KETENTUAN TINDAK PIDANA  Pasal 488 – 554 UU Pemilu
  • 8. REGISTRASI TEMUAN/LAPORAN PEMBAHASA N KAJIAN/ PENYELIDIKA N PENYUSUNAN KAJIAN RAPAT PLENO DITERUSKAN KE PENYIDIKAN DIHENTIKA N PEMBAHASA N PELIMPAHAN KE JAKSA/PU DIHENTIKAN PELIMPAHAN KE PENGADILAN NEGERI PEMBAHASA N • PRA PENUNTUTAN • DIHENTIKAN Membahas substansi pasal apa yang akan diterapkan, menentukan bukti yang akan dicari PUTUSAN Paling lama 14 hari kerja sejak diregistrasi Pleno menentukan apakah temuan/laporan diteruskan ke penyidik atau dihentikan Membahas hasil penyidikan dan pelimpahan kasus ke penuntut umum Membahas pelaksanaan putusan pengadilan 1X24 jam PEMBAHASA N Menilai kecukupan bukti permulaan 1X24 jam  Dimulai setelah temuan /laporan diterima dan diregister.  Maks 7 hari;  Jika perlu ket. tambahan : maks 14 hari kerja sejak diregister  Tahap I : Maks 14 hari;  Prapenuntutan : Maks 3 hari;  Tahap I ke-2 : Maks 3 hari; Maks 5 hari setelah Tahap II
  • 9. Penanganan perkara TP Pemilu Tahun 2019, terdapat 849 laporan/temuan pelanggaran dugaan tindak pidana pemilu, setelah dilakukan Pembahasan oleh Gakkumdu: 1. 482 laporan/temuan dihentikan di Bawaslu, karena bukan TP Pemilu ataupun merupakan pelanggaran lainnya; 2. 367 laporan/ temuan diteruskan ke Polri guna dilakukan penyidikan.  53 perkara dihentikan karena tidak cukup bukti  314 perkara dilimpahkan ke Kejaksaan (Tahap II) NO JENIS TP PEMILU JML 1 MONEY POLITICS 100 2 BERIKAN SUARA LEBIH DARI1 KALI DAN/ATAUMENGAKU DIRINYASEBAGAI ORANG LAIN 65 3 BUAT TINDAKAN/KEPUTUSANYG UNTUNG/RUGIKANPESERTA PEMILU 36 4 SEBABKAN SUARA PEMILIHJADI TIDAK BERNILAI/SUARA PESERTA PEMILU MENJADI TAMBAH/KURANG 33 5 KAMPANYE DI TEMPAT IBADAH/PENDIDIKAN 20 6 PEMALSUAN 18 7 SEBABKAN HILANG/BERUBAHBA REKAPITULASI 17 8 PIHAK YG DILARANGSBG PELAKSANA/TIMKAMPANYE 15 9 KAMPANYE LIBATKAN PIHAK YG DILARANG 14 10 KAMPANYE GUNAKAN FASILITASPEMERINTAH 12 11 KAMPANYE DI LUAR JADWAL 10 12 PERUSAKAN APK 8 13 GANGGUKAMTIB PDPELAKSANAAN PEMUNGUTANSUARA, ATAU GAGALKAN PEMUNGUTANSUARA 4 14 MENGHINAPESERTA PEMILU 3 15 MENGHASUT,MENGADU DOMBA 3 16 SEBABKAN ORANG LAINKEHILANGANHAK PILIH 3 17 MENGACAU,MENGHALANGI,GANGGU KAMPANYE 2 18 MERUSAK ATAU MENGHILANGKANHASILPEMUNGUTANSUARA YANG SUDAH DISEGEL 2 19 TDK SERAHKAN SALINAN DPT KE PARPOL 1 20 TIDAK MENJAGA, MENGAMANKAN KEUTUHANKOTAK SUARA, DAN MENYERAHKAN KOTAK SUARA TERSEGEL 1 PEMILU SEBELUMNYA DILAKSANAKAN TERPISAH PILLEG TAHUN 2013 DAN PILPRES TAHUN 2014
  • 10. ASAS HUKUM UU mana yang digunakan apabila perbuatan seseorang melanggar Pidana Umum, khusus dan kekhususan yang lainnya ? Ada 4 asas hukum pidana yang perlu kita jadikan pedoman. UU Pemilu dan Pemilihan memiliki kekhususan yang sistematis diantaranya : 1. Bawaslu lembaga yang berwenang menerima laporan/temuan; 2. Polri hanya dapat menerima penerusan laporan dari Bawaslu; 3. Batasan waktu penerimaan laporan/temuan, Penyidikan, Penuntutan, Pemeriksaan di Pengadilan, Eksekusi; 4. Banding adalah uaya hukum terakhir; 5. Pembentukan Sentra Gakkumdu; 6. Tempos Delicty terjadi dalam tahapan Pemilu/Pemilihan; 7. In Absentia mulai dari Penyidikan (Pemilu); 8. Penyitaan tidak diperlukan izin Ketua PN (Pemilihan). Note : Lidik, Sidik dam penuntutan dilakukan dengan KUHAP, kecuali ditentukan lain dalam UU ini  Pasal 477 UU Pemilu  Lex Specialis Derogat Legi Genberali UU khusus mengenyampingkan UU umum  Lex Systematische Specialiteit Kekhususan yang sistematis  Lex Posterior Derogat Legi Priori UU baru mengesampingkan UU lama  LEX SPECIALIS DEROGAT LEGI GENERALI UU khusus mengenyampingkan UU umum  LEX CONSUMEN DEROGAT LEGI CONSUMTE hukum pidana khusus yang faktanya lebih dominan.  LEX SYSTEMATISCHE SPECIALITEIT Kekhususan yang sistematis  LEX POSTERIOR DEROGAT LEGI PRIORI UU baru mengesampingkan UU lama
  • 11. Badan Reserse Kriminal Polri ST/1160/V/RES.1.24/2023, TGL 31 MEI 2023  GUNA MEWUJUDKAN PROFESIONALISME & NETRALITAS POLRI DALAM GAKKUM, HINDARI CONFLICT OF INTEREST & DIMANFAATKAN OLEH KELOMPOK TERTENTU;  WASPADAI LAP/ADUAN YG BERTUJUAN UTK MENURUNKAN ELEKTABILITAS BAKAL CALON PESERTA PEMILU/PEMILIHAN;  HINDARI LANGKAH2 KONTRA PRODUKTIF YG DAPAT MENYUDUTKAN POLRI IKUT BERPIHAK;  PROSES LIDIK/SIDIK THD PESERTA PEMILU/PEMILIHAN DITUNDA S.D. TAHAPAN SELESAI, JIKA TETAP MELAKS GIAT LIDIK/SIDIK AKAN DIPROSES DISIPLIN, KODE ETIK MAUPUN PIDANA;  TDK BERLAKU BAGI TP PEMILU/PEMILIHAN, TERTANGKAP TANGAN TP KAMNEG / ANCAMAN PIDANA MATI/SEUMUR HIDUP;  PROSES SIDIK BERUPA PEMANGGILAN DAN PERMINTAAN KETERAGAN YG DILANJUTKAN DGN PENAHANAN THDP ANGGT DPR, KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH TETAP BERPEDOMAN PADA UU MPR, DPR , DPD DAN DPRD DAN UU PEMDA
  • 12. PARTAI POLITIK PEMBENTUKAN PARPOL 1 Pasal 2 UU Parpol PEMBENTUKAN PARPOL Pengurus Tingkat Pusat > 30 % keterwakilan perempuan Jumlah Pendiri > 30 WNI usia 21 Tahun/Sudah menikah dari setiap Provinsi Didaftarkan > 50 pendiri mewakili seluruh pendiri + Akta Notaris Larangan Pendiri & Pengurus sebagai anggota Parpol lain Keterwakilan Perempuan Menyertakan 30 % Akta Notaris Memuat AD & ART serta pengurus tingkat pusat •Asas & ciri; •Visi & Misi; •Nama, lambang & Tanda Gambar •dll AD 01 02 03 04 05 06 07
  • 13. PARTAI POLITIK BADAN HUKUM 2 Pasal 3, 4 UU Parpol 01 Didaftarkan Ke Kemenkumham RI Harus Mempunyai •Akta Pendirian; •Nama, Lamnang & Tanda Gambar; •Kepengurusuan a.>75 % setiap Provinsi dari jumlah Kab/Kota b.>50 % Kec. Pada Kab/Kota •Kantor tetap di Pusat Provinsi Kab/Kota •Rekening a.n. Parpol Kemenkumham RI •Verifikasi kelengkapan pendaftaran paling lama 45 hari sejak dokumen lengkap; •Pengesahan dengan keputusan paling lama 15 haru sejak berakhirnya verifikasi; •Diumumkan dalam Berita Negara. Badan Hukum 0 1 0 3 0 2
  • 14. POTENSI TP. PEMILU PENDAFTARAN CALON 518 jo 251 (3) 261 (3) KPU semua tingkatan tdk tinjut verifikasi Parpol dari temuan Bawaslu 519 jo 183 Money Politics dukungan Calon DPD 520 jo 524 & 260 Pemalsuan dokumen menjadi Bakal Calon 543 Pengawas Pemilu tidak tinjut temuan/laporan pelanggaran KPU sesuai tingkatan dalam setiap tahapan
  • 15. MONEY POLITICS DPD PASAL 519 ❑ SETIAP ORANG; ❑ DENGAN SENGAJA; ❑ MELAKUKAN PERBUATAN CURANG UNTUK MENYESATKAN SESEORANG, DENGAN MEMAKSA, DENGAN MENJANJIKAN ATAU DENGAN MEMBERIKAN UANG ATAU MATERI LAINNYA; ❑ UNTUK MEMPEROLEH DUKUNGAN BAGI PENCALONAN ANGGOTA DPD DALAM PEMILU SEBAGAIMALA DIMAKSUD DALAM PASAL 183; PIDANA PENJARA MAKS 3 (TIGA) TH DAN DENDA MAKS RP 36 JT JUMLAH DPT PROV DUKUNGAN PEMILIH KET S.D. 1 JUTA MINIMAL 1.000  DUKUNGAN TERSEBAR PALING SEDIKIT 50% DARI JUMLAH KAB/KOTA DI PROV YANG BERSANGKUTAN;  DUKUNGAN DIBUKTIKAN DENGAN DAFTAR DUKUNGAN DIBUBUHI TTD / CAP JEMPOL DILENGKAPI FC KTP LEBIH DARI 1 JUTA S.D. 5 JUTA MINIMAL 2.000 LEBIH DARI 5 JUTA S.D. 10 JUTA MINIMAL 3.000 LEBIH DARI 10 JUTA S.D. 15 JUYA MINIMAL 4.000 LEBIH DARI 15 JUTA MINIMAL 5.000
  • 16. KAMPANYE PELAKSANA KAMPANYE 2 1. Pemilu • Calon anggota legislatif, calon anggota DPD; • Pengurus/Gab Parpol; • Jurkam (legislative) • Organisasi kegiatan yg ditunjuk oleh peserta pemilu. 2. Kampanye Capres/Wapres • Paslon koordinasi dgn parpol/Gab Parpol membentuk tim kampanye Nasional; • Tugas : Susun kegiatan tahapan Kampanye; • Bertanggungjawa b : Teknis penyelenggaraan kampanye. 3. Tim Kampanye Pres/Wapres • TK. Nasional -> bentuk TK. Prov • TK. Prov -> bentuk TK. Kab/Kota • TK Kab/Kota -> bentuk TK. Kec • TK. Kec -> bentuk TK. Kel/Desa 4. Pendaftaran Pelaksana & Tim Kampanye Pemilu harus didaftarkan ke KPU, KPU Prov. Kab/Kota dengan tembusan Pengawas. PELAKSANA KAMPANYE
  • 17. STRATEGI PENCEGAHAN DAN MITIGASI TERHADAP DUGAAN PELANGGARAN DAN TINDAK PIDANA PEMILU Managing Menurut PerBawaslu Nomor 20 Tahun 2018, pencegahan pelanggaran dan sengketa proses pada tahapan penyelenggaraan Pemilu menjadi tanggung jawab bersama Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota dan dibantu oleh Panwaslu Kecamatan, Panwaslu Kelurahan/Desa, Panwaslu LN, dan Pengawas TPS. Adapun dalam Pasal 4 disebutkan pelaksanaannya sebagai berikut: 1.Mengidentifikasi dan memetakan potensi kerawanan Pemilu 2 Mengoordinasikan, mensupervisi, membimbing, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan Pemilu 3 Berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait atau pemerintah daerah 4 Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan Pemilu. 01
  • 18. SEKIAN & TERIMAKASIH dittipidum_bareskrim dittipidum bareskrim polri @pidum_bareskrim