2. Etika kewajiban
Etika keutamaan
Superoratory act
Orang kudus dan pahlawan
2
3. ETIKA KEWAJIBAN
• Etika kewajiban mempelajari prinsip-
prinsip dan aturan-aturan moral yang
berlaku untuk perbuatan kita
• Jika terjadi konflik antara dua prinsip
moral yang tidak dapat dipenuhi
sekaligus, etika ini mencoba menentukan
yang mana harus diberi prioritas
• Etika kewajiban menilai benar salahnya
kelakuan kita dengan berpegang pada
norma dan prinsip moral saja
3
4. ETIKA KEUTAMAAN
Etika keutamaan mempunyai
orientasi yang lain
Etika ini tidak begitu menyoroti
perbuatan satu demi satu, apakah
sesuai atau tidak dengan norma
moral, tapi lebih memfokuskan pada
manusia itu sendiri
Etika ini mempelajari keutamaan
(virtue), artinya sifat yang dimiliki
manusia 4
5. ETIKA KEUTAMAAN DAN ETIKA KEWAJIBAN
• Etika keutamaan mengarahkan fokus
perhatiannya pada being manusia
• Etika kewajiban menekankan doing
manusia
• Etika keutamaan ingin menjawab
pertanyaan: What kind of person should
I be? (Saya harus menjadi orang yang
bagaimana?)
• Etika kewajiban memiliki pertanyaan
pokok, yaitu What should I do? (Saya
harus melakukan apa?) 5
6. SALING MELENGKAPI
• Etika kewajiban dan etika keutamaan saling melengkapi
• Etika kewajiban membutuhkan etika keutamaan dan, sebaliknya,
etika keutamaan membutuhkan etika kewajiban
• Di bidang moral, usaha untuk mengikuti prinsip dan aturan tertentu
kurang efisien, kalau tidak disertai suatu sikap tentang manusia
untuk hidup menurut prinsip dan aturan moral itu
• Masih ada alasan lain mengapa etika kewajiban membutuhkan etika
keutamaan
• Jika kita menaati prinsip dan norma moral, kita belum tentu menjadi
manusia yang sungguh-sungguh baik secara moral
• Berpegang pada norma moral memang merupakan syarat bagi
perilaku yang baik
• Akan tetapi, membatasi diri pada norma saja belum cukup untuk
dapat disebut sebagai seorang yang baik dalam arti sepenuhnya
• Etika keutamaan langsung bertujuan membuat manusia menjadi
seperti pohon yang baik, sehingga tidak bisa lain perbuatannya akan
baik juga
6
7. ETIKA KEUTAMAAN SAJA ADALAH BUTA
• Di sisi lain etika keutamaan membutuhkan juga etika
kewajiban
• Etika keutamaan saja adalah buta, jika tidak dipimpin
oleh norma atau prinsip
• Prinsip moral dan keutamaan moral tidak terlepas satu
sama lain
• Sulit untuk mencari prinsip yang sesuai dengan
keutamaan seperti kerendahan hati, umpamanya
• Rupanya ada lebih banyak keutamaan daripada prinsip
moral
• Secara umum timbul kesan bahwa dalam pembahasan
kedua jenis etika ini belum tercapai keseimbangan yang
memuaskan
• Etika keutamaan seringkali masih bersifat tambahan
saja, sedangkan etika kewajiban tetap dianggap bagian
pokok
7
8. KEUTAMAAN DAN WATAK MORAL (1)
• Keutamaan adalah disposisi watak yang diperoleh
seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah
laku baik secara moral
• Keutamaan adalah suatu disposisi, artinya suatu
kecenderungan tetap
• Tidak berarti keutamaan tidak bisa hilang, tapi hal itu
tidak mudah terjadi
• Keutamaan adalah sifat watak yang ditandai stabilitas
• Keutamaan adalah sifat baik yang mendarahdaging
pada seseorang, tapi bukan sembarang sifat baik
adalah keutamaan juga
• Keutamaan mempunyai hubungan eksklusif dengan
moral
• Keutamaan bagi kita sama saja dengan keutamaan
moral 8
9. KEUTAMAAN DAN WATAK MORAL (2)
• Keutamaan berkaitan dengan kehendak
• Keutamaan adalah disposisi yang
membuat kehendak tetap cenderung ke
arah tertentu
• Keutamaan diperoleh melalui jalan yang
membiasakan diri dan karena itu
merupakan hasil latihan
• Keutamaan tidak dimiliki manusia sejak
lahir
• Pada masa anak, seorang manusia
belum berkeutamaan 9
10. KEUTAMAAN DAN WATAK MORAL (3)
• Keutamaan perlu dibedakan juga dari ketrampilan
• Ketrampilan hanya memungkinkan orang untuk
melakukan jenis perbuatan tertentu, sedangkan
keutamaan tidak terbatas pada satu jenis
perbuatan saja
• Baik ketrampilan maupun keutamaan berciri
korektif: keduanya membantu untuk mengatasi
suatu kesulitan awal
• Proses memperoleh keutamaan jauh lebih
kompleks, sama kompleksnya dengan seluruh
proses pendidikan
10
11. KEUTAMAAN DAN WATAK MORAL (4)
Dalam hal melakukan kesalahan, keutamaan dan
ketrampilan memiliki keadaan yang terbalik
Jika orang yang memiliki ketrampilan membuat
kesalahan, ia tidak akan kehilangan ketrampilannya,
seandainya ia membuat kesalahan itu secara sengaja
Sedangkan membuat kesalahan dengan tidak sengaja,
justru mengakibatkan ia kehilangan klaim untuk
menyebut diri orang yang berketrampilan
Jika seseorang yang baik hati secara sengaja berbuat
jahat pada orang lain, ia tidak lagi dapat dikatakan
memiliki keutamaan kebaikan hati
Sedangkan jika tanpa disadari ia mengatakan sesuatu
yang menyinggung perasaan orang lain, dengan itu ia
belum kehilangan kualitasnya sebagai orang yang
berkeutamaan
11
12. KEUTAMAAN DAN KEBURUKAN
Dalam bahasa Inggris keutamaan disebut
virtue (Latin: virtus) dan untuk lawannya
digunakan istilah vice (keburukan, Latin:
vitium)
Sebagai lawan keutamaan, keburukan pun
adalah disposisi watak yang diperoleh
seseorang dan memungkinkan dia bertingkah
laku secara moral
Perbedaannya adalah keburukan tidak
diperoleh dengan “melawan arus”,
sebaliknya, keburukan terbentuk dengan
mengikuti “arus” spontan 12
13. TERIKAT SECARA HISTORIS ATAU KULTURAL
Di samping keutamaan yang berlaku untuk segala zaman dan
tempat, banyak keutamaan terikat secara historis atau kultural
tertentu dan karena itu bisa berubah kedudukannya akibat
perubahan sejarah atau kultural
Dua keutamaan pokok: kebaikan hati dan keadilan (Frankena)
Arthur Schopenhauer (1788-1860): kebijaksanaan,
keberanian, pengendalian diri, dan keadilan → tradisi ini
sudah berakar kuat sejak Plato (428-348 SM) dan Aristoteles
(384-322 SM)
Pada Abad Pertengahan, tradisi ini dilanjutkan Thomas
Aquinas (1225-1274) yang menambahkan tiga keutamaan:
iman kepercayaan, pengharapan, dan cinta kasih
Aristoteles→kebijaksanaan bukan keutamaan moral,
melainkan keutamaan intelektual
13
14. KEUTAMAAN DAN ETHOS
Keutamaan membuat manusia menjadi baik
secara pribadi
Keutamaan selalu merupakan ciri individual
Ada karakteristik yang membuat kelompok
menjadi baik dalam arti moral justru sebagai
kelompok, yakni ethos
Ethos: characteristic spirit of community, people
or system
Ethos suatu profesi sebagian besar tecermin
dalam Kode Etik untuk profesi yang
bersangkutan
14
15. TIGA KATEGORI PERBUATAN
DALAM PERSPEKTIF ETIKA
Teori-teori etika biasanya membedakan tiga
kategori perbuatan:
1. Ada perbuatan yang merupakan kewajiban begitu
saja dan harus dilaksanakan (misal: mengatakan
yang benar, menghormati privacy, dsb.)
2. Ada perbuatan yang dilarang secara moral dan
tidak boleh dilakukan (misal: tidak boleh
berbohong, ingkar janji, membunuh, dsb.)
3. Ada perbuatan yang dapat diizinkan dari sudut
moral, dalam arti tidak dilarang dan tidak
diwajibkan (misal: menonton televisi, rekreasi,
dsb.)
15
16. SUPEREROGATORY ACTS
Ada jenis perbuatan lain, yakni perbuatan yang
melampaui kewajiban seseorang tapi dinilai sangat
terpuji jika dilakukan, sedangkan tidak ada orang yang
akan dicela jika tidak melakukannya
Dalam etika, tindakan ini disebut super-erogatoris
(supererogatory acts), yakni perbuatan yang melakukan
lebih daripada yang dituntut
Sehingga, dari situ muncul sosok yang dianggap kudus
atau pahlawan karena pihak yang bersangkutan
memiliki kualitas moral yang sangat tinggi
Kudus dalam arti etis, terlepas dari konotasi religius
Pahlawan dalam pengertian tanpa maksud moral
apapun
Namun, kudus dan pahlawan bisa dinilai dari moral
16
17. ORANG KUDUS DAN PAHLAWAN (1)
Kita menyebut seseorang kudus jika ia melakukan
kewajibannya dalam keadaan di mana kebanyakan orang
tidak akan melakukan kewajiban mereka karena terbawa oleh
keinginan tak teratur atau kepentingan diri
Misal: orang tertentu selalu jujur walaupun serng tergiur oleh
kesempatan melakukan korupsi dengan gampang sekali
Seseorang disebut pahlawan jika ia melakukan kewajibannya
dalam keadaan di mana kebanyakan orang tidak akan
melakukan kewajiban mereka karena terpengaruh oleh teror,
ketakutan atau kecenderungan alamiah untuk
mempertahankan hidupnya
Misal: seorang prajurit di medan perang tetap tinggal di
posnya dan tidak melarikan diri meskipun ia menghadapi
bahaya maut
17
18. ORANG KUDUS DAN PAHLAWAN (2)
Paralelisme antara orang kudus dan pahlawan adalah
dua hal yang berbeda:
1. Yang ditentang oleh orang kudus dan pahlawan
adalah dua hal yang berbeda
Orang kudus menentang keinginan dan kepentingan
diri bila melakukan kewajiban, sedangkan pahlawan
menentang ketakutan dan kecenderungan alamiah
untuk mempertahankan hidupnya
2. Orang kudus menjalankan pertentangan itu selama
periode waktu yang panjang ; sedangkan seseorang
bisa menjadi pahlawan dengan menentang ketakutan
dalam satu peristiwa saja
18
19. ORANG KUDUS DAN PAHLAWAN (3)
Kita menyebut seseorang kudus jika ia melakukan
kewajibannya dalam keadaan di mana kebanyakan
orang tidak akan melakukannya, bukan karena disiplin
diri yang luar biasa melainkan dengan mudah dan tanpa
usaha khusus → ia melakukan kewajibannya karena
keutamaan
Godaan terhadap uang, misalnya, bukan menjadi
godaan lagi karena ia sudah biasa berlaku jujur
Seseorang bisa disebut sebagai pahlawan jika ia
melakukan kewajibannya dengan mengatasi ketakutan
dalam keadaan di mana kebanyakan orang akan
melarikan diri, bukan karena disiplin yang luar biasa
melainkan karena ia memiliki keutamaan keberanian
Ia sudah memiliki disposisi tetap untuk menghadapi
bahaya dengan mudah dan tanpa usaha khusus
19
20. ORANG KUDUS DAN PAHLAWAN (4)
Kita menyebut seseorang kudus atau pahlawan jika ia
melakukan lebih daripada yang diwajibkan
Gelar “kudus” atau “pahlawan” terutama dipakai sebagai gelar
etis untuk menunjukkan orang yang menurut pandangan umum
melampaui batas-batas kewajibannya
Supererogatory acts sebagai perbuatan-erbuatan moral yang
paling berharga
Ada dua catatan penting:
1. Tidak dimaksudkan perbuatan-perbuatan yang dilakukan
karena dorongan alamiah, misal: ibu yang tanpa berpikir jauh
masuk rumah yang terbakar untuk menyelamatkan anaknya
2. Orang kudus atau pahlawan etis sesudah perbuatannya
menegaskan, misal: “saya hanya melakukan yang harus saya
lakukan” atau “saya hanya melakukan kewajiban saya”
Kata “harus” dan “kewajiban” dipakai dalam arti tidak
sebenarnya
20
21. CATATAN TAMBAHAN (1):
MANAKAH KEUTAMAAN-KEUTAMAAN ITU?
baik hati terus terang bernalar
ksatria bersahabat percaya diri
belas kasih murah hati penguasaan diri
sadar jujur disiplin diri
suka kerja sama terampil mandiri
berani adil bijaksana
santun setia berkepedulian
tunduk ugahari toleransi
21
22. CATATAN TAMBAHAN (2):
BERANI
Menurut Aristoteles, keutamaan-keutamaan
merupakan titik tengah yang berdiri di antara
dua ekstrem
Suatu keutamaan merupakan “titik tengah yang
dirujuk oleh dua cela: yang satu kelebihan
(excess) dan yang lain kekurangan
(deficiency)”
Berani merupakan titik tengah dari dua ekstrem
antara pengecut dan nekad
Pengecut melarikan diri dari segala bahaya,
sementara yang nekad menaruh risiko yang
terlalu besar 22
23. CATATAN TAMBAHAN (3):
MURAH HATI
Kemurahan hati merupakan kesediaan
untuk menggunakan kekayaannya guna
menolong yang lain
Aristoteles mengatakan bahwa seperti
keberanian, kemurahan hati juga
merupakan titik tengah antara dua
ekstrem, karena berdiri di antara kikir dan
boros
Orang yang kikir memberi terlalu sedikit,
orang boros memberi terlalu banyak
23
24. CATATAN TAMBAHAN (4):
JUJUR
Orang yang jujur pertama-tama adalah orang
yang tidak berbohong
Tetapi apakah ini cukup?
Berkenaan dengan kejujuran, kita dapat
membedakan dua pandangan menyangkut
persoalan ini:
1. Bahwa seseorang yang jujur tidakpernah
berbohong; dan
2. Bahwa seseorang yang jujur tak pernah
berbohong kecuali dalam kesempatan-
kesempatan yang amat jarang, ketika ada
alasan yang memaksanya mengapa dia harus
melakukan hal itu 24
25. CATATAN TAMBAHAN (5):
SETIA KEPADA KELUARGA DAN TEMAN-TEMAN
Kita tidak memperlakukan keluarga dan teman-teman
kita sebagaimana kita memperlakukan orang asing
Kita terikat kepada mereka dengan cinta dan afeksi, dan
kita melakukan sesuatu untuk mereka, apa yang kita
lakukan terhadap sembarang orang
Aristoteles: “Tak seorang pun akan memilih hidup tanpa
teman, bahkan kalau pun ia memiliki kekayaan-
kekayaan yang lain”
Jikalau kita membutuhkan teman, maka kita
membutuhkan tidak kurang dari karakter yang membuat
kita mampu menjadi seorang teman
Yang dekat pada puncak dalam daftar itu adalah
kesetiaan
25