SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
MENJADI MANUSIA YANG BAIK
1
 Etika kewajiban
 Etika keutamaan
 Superoratory act
 Orang kudus dan pahlawan
2
ETIKA KEWAJIBAN
• Etika kewajiban mempelajari prinsip-
prinsip dan aturan-aturan moral yang
berlaku untuk perbuatan kita
• Jika terjadi konflik antara dua prinsip
moral yang tidak dapat dipenuhi
sekaligus, etika ini mencoba menentukan
yang mana harus diberi prioritas
• Etika kewajiban menilai benar salahnya
kelakuan kita dengan berpegang pada
norma dan prinsip moral saja
3
ETIKA KEUTAMAAN
Etika keutamaan mempunyai
orientasi yang lain
Etika ini tidak begitu menyoroti
perbuatan satu demi satu, apakah
sesuai atau tidak dengan norma
moral, tapi lebih memfokuskan pada
manusia itu sendiri
Etika ini mempelajari keutamaan
(virtue), artinya sifat yang dimiliki
manusia 4
ETIKA KEUTAMAAN DAN ETIKA KEWAJIBAN
• Etika keutamaan mengarahkan fokus
perhatiannya pada being manusia
• Etika kewajiban menekankan doing
manusia
• Etika keutamaan ingin menjawab
pertanyaan: What kind of person should
I be? (Saya harus menjadi orang yang
bagaimana?)
• Etika kewajiban memiliki pertanyaan
pokok, yaitu What should I do? (Saya
harus melakukan apa?) 5
SALING MELENGKAPI
• Etika kewajiban dan etika keutamaan saling melengkapi
• Etika kewajiban membutuhkan etika keutamaan dan, sebaliknya,
etika keutamaan membutuhkan etika kewajiban
• Di bidang moral, usaha untuk mengikuti prinsip dan aturan tertentu
kurang efisien, kalau tidak disertai suatu sikap tentang manusia
untuk hidup menurut prinsip dan aturan moral itu
• Masih ada alasan lain mengapa etika kewajiban membutuhkan etika
keutamaan
• Jika kita menaati prinsip dan norma moral, kita belum tentu menjadi
manusia yang sungguh-sungguh baik secara moral
• Berpegang pada norma moral memang merupakan syarat bagi
perilaku yang baik
• Akan tetapi, membatasi diri pada norma saja belum cukup untuk
dapat disebut sebagai seorang yang baik dalam arti sepenuhnya
• Etika keutamaan langsung bertujuan membuat manusia menjadi
seperti pohon yang baik, sehingga tidak bisa lain perbuatannya akan
baik juga
6
ETIKA KEUTAMAAN SAJA ADALAH BUTA
• Di sisi lain etika keutamaan membutuhkan juga etika
kewajiban
• Etika keutamaan saja adalah buta, jika tidak dipimpin
oleh norma atau prinsip
• Prinsip moral dan keutamaan moral tidak terlepas satu
sama lain
• Sulit untuk mencari prinsip yang sesuai dengan
keutamaan seperti kerendahan hati, umpamanya
• Rupanya ada lebih banyak keutamaan daripada prinsip
moral
• Secara umum timbul kesan bahwa dalam pembahasan
kedua jenis etika ini belum tercapai keseimbangan yang
memuaskan
• Etika keutamaan seringkali masih bersifat tambahan
saja, sedangkan etika kewajiban tetap dianggap bagian
pokok
7
KEUTAMAAN DAN WATAK MORAL (1)
• Keutamaan adalah disposisi watak yang diperoleh
seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah
laku baik secara moral
• Keutamaan adalah suatu disposisi, artinya suatu
kecenderungan tetap
• Tidak berarti keutamaan tidak bisa hilang, tapi hal itu
tidak mudah terjadi
• Keutamaan adalah sifat watak yang ditandai stabilitas
• Keutamaan adalah sifat baik yang mendarahdaging
pada seseorang, tapi bukan sembarang sifat baik
adalah keutamaan juga
• Keutamaan mempunyai hubungan eksklusif dengan
moral
• Keutamaan bagi kita sama saja dengan keutamaan
moral 8
KEUTAMAAN DAN WATAK MORAL (2)
• Keutamaan berkaitan dengan kehendak
• Keutamaan adalah disposisi yang
membuat kehendak tetap cenderung ke
arah tertentu
• Keutamaan diperoleh melalui jalan yang
membiasakan diri dan karena itu
merupakan hasil latihan
• Keutamaan tidak dimiliki manusia sejak
lahir
• Pada masa anak, seorang manusia
belum berkeutamaan 9
KEUTAMAAN DAN WATAK MORAL (3)
• Keutamaan perlu dibedakan juga dari ketrampilan
• Ketrampilan hanya memungkinkan orang untuk
melakukan jenis perbuatan tertentu, sedangkan
keutamaan tidak terbatas pada satu jenis
perbuatan saja
• Baik ketrampilan maupun keutamaan berciri
korektif: keduanya membantu untuk mengatasi
suatu kesulitan awal
• Proses memperoleh keutamaan jauh lebih
kompleks, sama kompleksnya dengan seluruh
proses pendidikan
10
KEUTAMAAN DAN WATAK MORAL (4)
 Dalam hal melakukan kesalahan, keutamaan dan
ketrampilan memiliki keadaan yang terbalik
 Jika orang yang memiliki ketrampilan membuat
kesalahan, ia tidak akan kehilangan ketrampilannya,
seandainya ia membuat kesalahan itu secara sengaja
 Sedangkan membuat kesalahan dengan tidak sengaja,
justru mengakibatkan ia kehilangan klaim untuk
menyebut diri orang yang berketrampilan
 Jika seseorang yang baik hati secara sengaja berbuat
jahat pada orang lain, ia tidak lagi dapat dikatakan
memiliki keutamaan kebaikan hati
 Sedangkan jika tanpa disadari ia mengatakan sesuatu
yang menyinggung perasaan orang lain, dengan itu ia
belum kehilangan kualitasnya sebagai orang yang
berkeutamaan
11
KEUTAMAAN DAN KEBURUKAN
 Dalam bahasa Inggris keutamaan disebut
virtue (Latin: virtus) dan untuk lawannya
digunakan istilah vice (keburukan, Latin:
vitium)
 Sebagai lawan keutamaan, keburukan pun
adalah disposisi watak yang diperoleh
seseorang dan memungkinkan dia bertingkah
laku secara moral
 Perbedaannya adalah keburukan tidak
diperoleh dengan “melawan arus”,
sebaliknya, keburukan terbentuk dengan
mengikuti “arus” spontan 12
TERIKAT SECARA HISTORIS ATAU KULTURAL
 Di samping keutamaan yang berlaku untuk segala zaman dan
tempat, banyak keutamaan terikat secara historis atau kultural
tertentu dan karena itu bisa berubah kedudukannya akibat
perubahan sejarah atau kultural
 Dua keutamaan pokok: kebaikan hati dan keadilan (Frankena)
 Arthur Schopenhauer (1788-1860): kebijaksanaan,
keberanian, pengendalian diri, dan keadilan → tradisi ini
sudah berakar kuat sejak Plato (428-348 SM) dan Aristoteles
(384-322 SM)
 Pada Abad Pertengahan, tradisi ini dilanjutkan Thomas
Aquinas (1225-1274) yang menambahkan tiga keutamaan:
iman kepercayaan, pengharapan, dan cinta kasih
 Aristoteles→kebijaksanaan bukan keutamaan moral,
melainkan keutamaan intelektual
13
KEUTAMAAN DAN ETHOS
 Keutamaan membuat manusia menjadi baik
secara pribadi
 Keutamaan selalu merupakan ciri individual
 Ada karakteristik yang membuat kelompok
menjadi baik dalam arti moral justru sebagai
kelompok, yakni ethos
 Ethos: characteristic spirit of community, people
or system
 Ethos suatu profesi sebagian besar tecermin
dalam Kode Etik untuk profesi yang
bersangkutan
14
TIGA KATEGORI PERBUATAN
DALAM PERSPEKTIF ETIKA
 Teori-teori etika biasanya membedakan tiga
kategori perbuatan:
1. Ada perbuatan yang merupakan kewajiban begitu
saja dan harus dilaksanakan (misal: mengatakan
yang benar, menghormati privacy, dsb.)
2. Ada perbuatan yang dilarang secara moral dan
tidak boleh dilakukan (misal: tidak boleh
berbohong, ingkar janji, membunuh, dsb.)
3. Ada perbuatan yang dapat diizinkan dari sudut
moral, dalam arti tidak dilarang dan tidak
diwajibkan (misal: menonton televisi, rekreasi,
dsb.)
15
SUPEREROGATORY ACTS
 Ada jenis perbuatan lain, yakni perbuatan yang
melampaui kewajiban seseorang tapi dinilai sangat
terpuji jika dilakukan, sedangkan tidak ada orang yang
akan dicela jika tidak melakukannya
 Dalam etika, tindakan ini disebut super-erogatoris
(supererogatory acts), yakni perbuatan yang melakukan
lebih daripada yang dituntut
 Sehingga, dari situ muncul sosok yang dianggap kudus
atau pahlawan karena pihak yang bersangkutan
memiliki kualitas moral yang sangat tinggi
 Kudus dalam arti etis, terlepas dari konotasi religius
 Pahlawan dalam pengertian tanpa maksud moral
apapun
 Namun, kudus dan pahlawan bisa dinilai dari moral
16
ORANG KUDUS DAN PAHLAWAN (1)
 Kita menyebut seseorang kudus jika ia melakukan
kewajibannya dalam keadaan di mana kebanyakan orang
tidak akan melakukan kewajiban mereka karena terbawa oleh
keinginan tak teratur atau kepentingan diri
 Misal: orang tertentu selalu jujur walaupun serng tergiur oleh
kesempatan melakukan korupsi dengan gampang sekali
 Seseorang disebut pahlawan jika ia melakukan kewajibannya
dalam keadaan di mana kebanyakan orang tidak akan
melakukan kewajiban mereka karena terpengaruh oleh teror,
ketakutan atau kecenderungan alamiah untuk
mempertahankan hidupnya
 Misal: seorang prajurit di medan perang tetap tinggal di
posnya dan tidak melarikan diri meskipun ia menghadapi
bahaya maut
17
ORANG KUDUS DAN PAHLAWAN (2)
 Paralelisme antara orang kudus dan pahlawan adalah
dua hal yang berbeda:
1. Yang ditentang oleh orang kudus dan pahlawan
adalah dua hal yang berbeda
 Orang kudus menentang keinginan dan kepentingan
diri bila melakukan kewajiban, sedangkan pahlawan
menentang ketakutan dan kecenderungan alamiah
untuk mempertahankan hidupnya
2. Orang kudus menjalankan pertentangan itu selama
periode waktu yang panjang ; sedangkan seseorang
bisa menjadi pahlawan dengan menentang ketakutan
dalam satu peristiwa saja
18
ORANG KUDUS DAN PAHLAWAN (3)
 Kita menyebut seseorang kudus jika ia melakukan
kewajibannya dalam keadaan di mana kebanyakan
orang tidak akan melakukannya, bukan karena disiplin
diri yang luar biasa melainkan dengan mudah dan tanpa
usaha khusus → ia melakukan kewajibannya karena
keutamaan
 Godaan terhadap uang, misalnya, bukan menjadi
godaan lagi karena ia sudah biasa berlaku jujur
 Seseorang bisa disebut sebagai pahlawan jika ia
melakukan kewajibannya dengan mengatasi ketakutan
dalam keadaan di mana kebanyakan orang akan
melarikan diri, bukan karena disiplin yang luar biasa
melainkan karena ia memiliki keutamaan keberanian
 Ia sudah memiliki disposisi tetap untuk menghadapi
bahaya dengan mudah dan tanpa usaha khusus
19
ORANG KUDUS DAN PAHLAWAN (4)
 Kita menyebut seseorang kudus atau pahlawan jika ia
melakukan lebih daripada yang diwajibkan
 Gelar “kudus” atau “pahlawan” terutama dipakai sebagai gelar
etis untuk menunjukkan orang yang menurut pandangan umum
melampaui batas-batas kewajibannya
 Supererogatory acts sebagai perbuatan-erbuatan moral yang
paling berharga
 Ada dua catatan penting:
1. Tidak dimaksudkan perbuatan-perbuatan yang dilakukan
karena dorongan alamiah, misal: ibu yang tanpa berpikir jauh
masuk rumah yang terbakar untuk menyelamatkan anaknya
2. Orang kudus atau pahlawan etis sesudah perbuatannya
menegaskan, misal: “saya hanya melakukan yang harus saya
lakukan” atau “saya hanya melakukan kewajiban saya”
 Kata “harus” dan “kewajiban” dipakai dalam arti tidak
sebenarnya
20
CATATAN TAMBAHAN (1):
MANAKAH KEUTAMAAN-KEUTAMAAN ITU?
baik hati terus terang bernalar
ksatria bersahabat percaya diri
belas kasih murah hati penguasaan diri
sadar jujur disiplin diri
suka kerja sama terampil mandiri
berani adil bijaksana
santun setia berkepedulian
tunduk ugahari toleransi
21
CATATAN TAMBAHAN (2):
BERANI
 Menurut Aristoteles, keutamaan-keutamaan
merupakan titik tengah yang berdiri di antara
dua ekstrem
 Suatu keutamaan merupakan “titik tengah yang
dirujuk oleh dua cela: yang satu kelebihan
(excess) dan yang lain kekurangan
(deficiency)”
 Berani merupakan titik tengah dari dua ekstrem
antara pengecut dan nekad
 Pengecut melarikan diri dari segala bahaya,
sementara yang nekad menaruh risiko yang
terlalu besar 22
CATATAN TAMBAHAN (3):
MURAH HATI
Kemurahan hati merupakan kesediaan
untuk menggunakan kekayaannya guna
menolong yang lain
Aristoteles mengatakan bahwa seperti
keberanian, kemurahan hati juga
merupakan titik tengah antara dua
ekstrem, karena berdiri di antara kikir dan
boros
Orang yang kikir memberi terlalu sedikit,
orang boros memberi terlalu banyak
23
CATATAN TAMBAHAN (4):
JUJUR
 Orang yang jujur pertama-tama adalah orang
yang tidak berbohong
 Tetapi apakah ini cukup?
 Berkenaan dengan kejujuran, kita dapat
membedakan dua pandangan menyangkut
persoalan ini:
1. Bahwa seseorang yang jujur tidakpernah
berbohong; dan
2. Bahwa seseorang yang jujur tak pernah
berbohong kecuali dalam kesempatan-
kesempatan yang amat jarang, ketika ada
alasan yang memaksanya mengapa dia harus
melakukan hal itu 24
CATATAN TAMBAHAN (5):
SETIA KEPADA KELUARGA DAN TEMAN-TEMAN
 Kita tidak memperlakukan keluarga dan teman-teman
kita sebagaimana kita memperlakukan orang asing
 Kita terikat kepada mereka dengan cinta dan afeksi, dan
kita melakukan sesuatu untuk mereka, apa yang kita
lakukan terhadap sembarang orang
 Aristoteles: “Tak seorang pun akan memilih hidup tanpa
teman, bahkan kalau pun ia memiliki kekayaan-
kekayaan yang lain”
 Jikalau kita membutuhkan teman, maka kita
membutuhkan tidak kurang dari karakter yang membuat
kita mampu menjadi seorang teman
 Yang dekat pada puncak dalam daftar itu adalah
kesetiaan
25

More Related Content

Similar to 4_MENJADI_MANUSIA_YANG_BAIK.ppt

Etika moral profesi keperawatan
Etika moral profesi keperawatanEtika moral profesi keperawatan
Etika moral profesi keperawatanKANDA IZUL
 
Pengertian etika untuk profesi PR
Pengertian etika untuk profesi PRPengertian etika untuk profesi PR
Pengertian etika untuk profesi PRgilang muharam
 
Pengertian etika untuk profesi pr
Pengertian etika untuk profesi prPengertian etika untuk profesi pr
Pengertian etika untuk profesi prgilang muharam
 
Etika, Moral dan Etiket.pptx
Etika, Moral dan Etiket.pptxEtika, Moral dan Etiket.pptx
Etika, Moral dan Etiket.pptxSansBel
 
Resume Etika Profesi 'ETIKA PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI'
Resume Etika Profesi 'ETIKA PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI'Resume Etika Profesi 'ETIKA PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI'
Resume Etika Profesi 'ETIKA PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI'Rachardy Andriyanto
 
Kel. 1 etika profesi
Kel. 1 etika profesiKel. 1 etika profesi
Kel. 1 etika profesiFarRhah Ay
 
Teoritika etika bisnis
Teoritika etika bisnisTeoritika etika bisnis
Teoritika etika bisnisDedy Setiady
 
Kel 4. (Etika, Moral, dan Akhlak pad).pptx
Kel 4. (Etika, Moral, dan Akhlak pad).pptxKel 4. (Etika, Moral, dan Akhlak pad).pptx
Kel 4. (Etika, Moral, dan Akhlak pad).pptxahmadfarchimaulana
 
MAKALAH AGAMA AKHLAK , MORAL DAN ETIKA
MAKALAH AGAMA AKHLAK , MORAL DAN ETIKAMAKALAH AGAMA AKHLAK , MORAL DAN ETIKA
MAKALAH AGAMA AKHLAK , MORAL DAN ETIKAImam tantowi
 
Ppt etika profesi kel. 1 etika & moral
Ppt etika profesi kel. 1 etika & moralPpt etika profesi kel. 1 etika & moral
Ppt etika profesi kel. 1 etika & moralAnisaNurIndahCahyani
 
Etika, norma, dan kode etik profesi
Etika, norma, dan kode etik profesiEtika, norma, dan kode etik profesi
Etika, norma, dan kode etik profesizia safira
 
Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)
Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)
Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)Melly Gunawan
 
Pancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etikaPancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etikaZarevi1
 

Similar to 4_MENJADI_MANUSIA_YANG_BAIK.ppt (20)

Etika dan bisnis
Etika dan bisnisEtika dan bisnis
Etika dan bisnis
 
Chapter 1 CE.pptx
Chapter 1 CE.pptxChapter 1 CE.pptx
Chapter 1 CE.pptx
 
Etika moral profesi keperawatan
Etika moral profesi keperawatanEtika moral profesi keperawatan
Etika moral profesi keperawatan
 
Pengertian etika untuk profesi PR
Pengertian etika untuk profesi PRPengertian etika untuk profesi PR
Pengertian etika untuk profesi PR
 
Pengertian etika untuk profesi pr
Pengertian etika untuk profesi prPengertian etika untuk profesi pr
Pengertian etika untuk profesi pr
 
Ciri ciri moral
Ciri ciri moralCiri ciri moral
Ciri ciri moral
 
Mendidik untuk membentuk karakter
Mendidik untuk membentuk karakterMendidik untuk membentuk karakter
Mendidik untuk membentuk karakter
 
Teori Etika
Teori EtikaTeori Etika
Teori Etika
 
Etika
EtikaEtika
Etika
 
Student's Attitude
Student's AttitudeStudent's Attitude
Student's Attitude
 
Etika, Moral dan Etiket.pptx
Etika, Moral dan Etiket.pptxEtika, Moral dan Etiket.pptx
Etika, Moral dan Etiket.pptx
 
Resume Etika Profesi 'ETIKA PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI'
Resume Etika Profesi 'ETIKA PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI'Resume Etika Profesi 'ETIKA PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI'
Resume Etika Profesi 'ETIKA PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI'
 
Kel. 1 etika profesi
Kel. 1 etika profesiKel. 1 etika profesi
Kel. 1 etika profesi
 
Teoritika etika bisnis
Teoritika etika bisnisTeoritika etika bisnis
Teoritika etika bisnis
 
Kel 4. (Etika, Moral, dan Akhlak pad).pptx
Kel 4. (Etika, Moral, dan Akhlak pad).pptxKel 4. (Etika, Moral, dan Akhlak pad).pptx
Kel 4. (Etika, Moral, dan Akhlak pad).pptx
 
MAKALAH AGAMA AKHLAK , MORAL DAN ETIKA
MAKALAH AGAMA AKHLAK , MORAL DAN ETIKAMAKALAH AGAMA AKHLAK , MORAL DAN ETIKA
MAKALAH AGAMA AKHLAK , MORAL DAN ETIKA
 
Ppt etika profesi kel. 1 etika & moral
Ppt etika profesi kel. 1 etika & moralPpt etika profesi kel. 1 etika & moral
Ppt etika profesi kel. 1 etika & moral
 
Etika, norma, dan kode etik profesi
Etika, norma, dan kode etik profesiEtika, norma, dan kode etik profesi
Etika, norma, dan kode etik profesi
 
Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)
Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)
Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)
 
Pancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etikaPancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etika
 

Recently uploaded

Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptmuhammadarsyad77
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okegaluhmutiara
 
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSlide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSriHandayani820917
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh Cityjaanualu31
 
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanReview Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanHakamNiazi
 
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptzulfikar425966
 
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsungSaham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsunghaechanlee650
 
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianHALIABUTRA1
 
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.pptsejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.pptpebipebriyantimdpl
 
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5SubhiMunir3
 
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121tubagus30
 

Recently uploaded (18)

Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
 
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptxTEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
 
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
 
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSlide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
 
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptxMETODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
 
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanReview Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
 
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
 
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
 
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsungSaham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
 
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
 
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
 
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.pptsejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
 
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptxPEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
 
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
 
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
 
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
 

4_MENJADI_MANUSIA_YANG_BAIK.ppt

  • 2.  Etika kewajiban  Etika keutamaan  Superoratory act  Orang kudus dan pahlawan 2
  • 3. ETIKA KEWAJIBAN • Etika kewajiban mempelajari prinsip- prinsip dan aturan-aturan moral yang berlaku untuk perbuatan kita • Jika terjadi konflik antara dua prinsip moral yang tidak dapat dipenuhi sekaligus, etika ini mencoba menentukan yang mana harus diberi prioritas • Etika kewajiban menilai benar salahnya kelakuan kita dengan berpegang pada norma dan prinsip moral saja 3
  • 4. ETIKA KEUTAMAAN Etika keutamaan mempunyai orientasi yang lain Etika ini tidak begitu menyoroti perbuatan satu demi satu, apakah sesuai atau tidak dengan norma moral, tapi lebih memfokuskan pada manusia itu sendiri Etika ini mempelajari keutamaan (virtue), artinya sifat yang dimiliki manusia 4
  • 5. ETIKA KEUTAMAAN DAN ETIKA KEWAJIBAN • Etika keutamaan mengarahkan fokus perhatiannya pada being manusia • Etika kewajiban menekankan doing manusia • Etika keutamaan ingin menjawab pertanyaan: What kind of person should I be? (Saya harus menjadi orang yang bagaimana?) • Etika kewajiban memiliki pertanyaan pokok, yaitu What should I do? (Saya harus melakukan apa?) 5
  • 6. SALING MELENGKAPI • Etika kewajiban dan etika keutamaan saling melengkapi • Etika kewajiban membutuhkan etika keutamaan dan, sebaliknya, etika keutamaan membutuhkan etika kewajiban • Di bidang moral, usaha untuk mengikuti prinsip dan aturan tertentu kurang efisien, kalau tidak disertai suatu sikap tentang manusia untuk hidup menurut prinsip dan aturan moral itu • Masih ada alasan lain mengapa etika kewajiban membutuhkan etika keutamaan • Jika kita menaati prinsip dan norma moral, kita belum tentu menjadi manusia yang sungguh-sungguh baik secara moral • Berpegang pada norma moral memang merupakan syarat bagi perilaku yang baik • Akan tetapi, membatasi diri pada norma saja belum cukup untuk dapat disebut sebagai seorang yang baik dalam arti sepenuhnya • Etika keutamaan langsung bertujuan membuat manusia menjadi seperti pohon yang baik, sehingga tidak bisa lain perbuatannya akan baik juga 6
  • 7. ETIKA KEUTAMAAN SAJA ADALAH BUTA • Di sisi lain etika keutamaan membutuhkan juga etika kewajiban • Etika keutamaan saja adalah buta, jika tidak dipimpin oleh norma atau prinsip • Prinsip moral dan keutamaan moral tidak terlepas satu sama lain • Sulit untuk mencari prinsip yang sesuai dengan keutamaan seperti kerendahan hati, umpamanya • Rupanya ada lebih banyak keutamaan daripada prinsip moral • Secara umum timbul kesan bahwa dalam pembahasan kedua jenis etika ini belum tercapai keseimbangan yang memuaskan • Etika keutamaan seringkali masih bersifat tambahan saja, sedangkan etika kewajiban tetap dianggap bagian pokok 7
  • 8. KEUTAMAAN DAN WATAK MORAL (1) • Keutamaan adalah disposisi watak yang diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral • Keutamaan adalah suatu disposisi, artinya suatu kecenderungan tetap • Tidak berarti keutamaan tidak bisa hilang, tapi hal itu tidak mudah terjadi • Keutamaan adalah sifat watak yang ditandai stabilitas • Keutamaan adalah sifat baik yang mendarahdaging pada seseorang, tapi bukan sembarang sifat baik adalah keutamaan juga • Keutamaan mempunyai hubungan eksklusif dengan moral • Keutamaan bagi kita sama saja dengan keutamaan moral 8
  • 9. KEUTAMAAN DAN WATAK MORAL (2) • Keutamaan berkaitan dengan kehendak • Keutamaan adalah disposisi yang membuat kehendak tetap cenderung ke arah tertentu • Keutamaan diperoleh melalui jalan yang membiasakan diri dan karena itu merupakan hasil latihan • Keutamaan tidak dimiliki manusia sejak lahir • Pada masa anak, seorang manusia belum berkeutamaan 9
  • 10. KEUTAMAAN DAN WATAK MORAL (3) • Keutamaan perlu dibedakan juga dari ketrampilan • Ketrampilan hanya memungkinkan orang untuk melakukan jenis perbuatan tertentu, sedangkan keutamaan tidak terbatas pada satu jenis perbuatan saja • Baik ketrampilan maupun keutamaan berciri korektif: keduanya membantu untuk mengatasi suatu kesulitan awal • Proses memperoleh keutamaan jauh lebih kompleks, sama kompleksnya dengan seluruh proses pendidikan 10
  • 11. KEUTAMAAN DAN WATAK MORAL (4)  Dalam hal melakukan kesalahan, keutamaan dan ketrampilan memiliki keadaan yang terbalik  Jika orang yang memiliki ketrampilan membuat kesalahan, ia tidak akan kehilangan ketrampilannya, seandainya ia membuat kesalahan itu secara sengaja  Sedangkan membuat kesalahan dengan tidak sengaja, justru mengakibatkan ia kehilangan klaim untuk menyebut diri orang yang berketrampilan  Jika seseorang yang baik hati secara sengaja berbuat jahat pada orang lain, ia tidak lagi dapat dikatakan memiliki keutamaan kebaikan hati  Sedangkan jika tanpa disadari ia mengatakan sesuatu yang menyinggung perasaan orang lain, dengan itu ia belum kehilangan kualitasnya sebagai orang yang berkeutamaan 11
  • 12. KEUTAMAAN DAN KEBURUKAN  Dalam bahasa Inggris keutamaan disebut virtue (Latin: virtus) dan untuk lawannya digunakan istilah vice (keburukan, Latin: vitium)  Sebagai lawan keutamaan, keburukan pun adalah disposisi watak yang diperoleh seseorang dan memungkinkan dia bertingkah laku secara moral  Perbedaannya adalah keburukan tidak diperoleh dengan “melawan arus”, sebaliknya, keburukan terbentuk dengan mengikuti “arus” spontan 12
  • 13. TERIKAT SECARA HISTORIS ATAU KULTURAL  Di samping keutamaan yang berlaku untuk segala zaman dan tempat, banyak keutamaan terikat secara historis atau kultural tertentu dan karena itu bisa berubah kedudukannya akibat perubahan sejarah atau kultural  Dua keutamaan pokok: kebaikan hati dan keadilan (Frankena)  Arthur Schopenhauer (1788-1860): kebijaksanaan, keberanian, pengendalian diri, dan keadilan → tradisi ini sudah berakar kuat sejak Plato (428-348 SM) dan Aristoteles (384-322 SM)  Pada Abad Pertengahan, tradisi ini dilanjutkan Thomas Aquinas (1225-1274) yang menambahkan tiga keutamaan: iman kepercayaan, pengharapan, dan cinta kasih  Aristoteles→kebijaksanaan bukan keutamaan moral, melainkan keutamaan intelektual 13
  • 14. KEUTAMAAN DAN ETHOS  Keutamaan membuat manusia menjadi baik secara pribadi  Keutamaan selalu merupakan ciri individual  Ada karakteristik yang membuat kelompok menjadi baik dalam arti moral justru sebagai kelompok, yakni ethos  Ethos: characteristic spirit of community, people or system  Ethos suatu profesi sebagian besar tecermin dalam Kode Etik untuk profesi yang bersangkutan 14
  • 15. TIGA KATEGORI PERBUATAN DALAM PERSPEKTIF ETIKA  Teori-teori etika biasanya membedakan tiga kategori perbuatan: 1. Ada perbuatan yang merupakan kewajiban begitu saja dan harus dilaksanakan (misal: mengatakan yang benar, menghormati privacy, dsb.) 2. Ada perbuatan yang dilarang secara moral dan tidak boleh dilakukan (misal: tidak boleh berbohong, ingkar janji, membunuh, dsb.) 3. Ada perbuatan yang dapat diizinkan dari sudut moral, dalam arti tidak dilarang dan tidak diwajibkan (misal: menonton televisi, rekreasi, dsb.) 15
  • 16. SUPEREROGATORY ACTS  Ada jenis perbuatan lain, yakni perbuatan yang melampaui kewajiban seseorang tapi dinilai sangat terpuji jika dilakukan, sedangkan tidak ada orang yang akan dicela jika tidak melakukannya  Dalam etika, tindakan ini disebut super-erogatoris (supererogatory acts), yakni perbuatan yang melakukan lebih daripada yang dituntut  Sehingga, dari situ muncul sosok yang dianggap kudus atau pahlawan karena pihak yang bersangkutan memiliki kualitas moral yang sangat tinggi  Kudus dalam arti etis, terlepas dari konotasi religius  Pahlawan dalam pengertian tanpa maksud moral apapun  Namun, kudus dan pahlawan bisa dinilai dari moral 16
  • 17. ORANG KUDUS DAN PAHLAWAN (1)  Kita menyebut seseorang kudus jika ia melakukan kewajibannya dalam keadaan di mana kebanyakan orang tidak akan melakukan kewajiban mereka karena terbawa oleh keinginan tak teratur atau kepentingan diri  Misal: orang tertentu selalu jujur walaupun serng tergiur oleh kesempatan melakukan korupsi dengan gampang sekali  Seseorang disebut pahlawan jika ia melakukan kewajibannya dalam keadaan di mana kebanyakan orang tidak akan melakukan kewajiban mereka karena terpengaruh oleh teror, ketakutan atau kecenderungan alamiah untuk mempertahankan hidupnya  Misal: seorang prajurit di medan perang tetap tinggal di posnya dan tidak melarikan diri meskipun ia menghadapi bahaya maut 17
  • 18. ORANG KUDUS DAN PAHLAWAN (2)  Paralelisme antara orang kudus dan pahlawan adalah dua hal yang berbeda: 1. Yang ditentang oleh orang kudus dan pahlawan adalah dua hal yang berbeda  Orang kudus menentang keinginan dan kepentingan diri bila melakukan kewajiban, sedangkan pahlawan menentang ketakutan dan kecenderungan alamiah untuk mempertahankan hidupnya 2. Orang kudus menjalankan pertentangan itu selama periode waktu yang panjang ; sedangkan seseorang bisa menjadi pahlawan dengan menentang ketakutan dalam satu peristiwa saja 18
  • 19. ORANG KUDUS DAN PAHLAWAN (3)  Kita menyebut seseorang kudus jika ia melakukan kewajibannya dalam keadaan di mana kebanyakan orang tidak akan melakukannya, bukan karena disiplin diri yang luar biasa melainkan dengan mudah dan tanpa usaha khusus → ia melakukan kewajibannya karena keutamaan  Godaan terhadap uang, misalnya, bukan menjadi godaan lagi karena ia sudah biasa berlaku jujur  Seseorang bisa disebut sebagai pahlawan jika ia melakukan kewajibannya dengan mengatasi ketakutan dalam keadaan di mana kebanyakan orang akan melarikan diri, bukan karena disiplin yang luar biasa melainkan karena ia memiliki keutamaan keberanian  Ia sudah memiliki disposisi tetap untuk menghadapi bahaya dengan mudah dan tanpa usaha khusus 19
  • 20. ORANG KUDUS DAN PAHLAWAN (4)  Kita menyebut seseorang kudus atau pahlawan jika ia melakukan lebih daripada yang diwajibkan  Gelar “kudus” atau “pahlawan” terutama dipakai sebagai gelar etis untuk menunjukkan orang yang menurut pandangan umum melampaui batas-batas kewajibannya  Supererogatory acts sebagai perbuatan-erbuatan moral yang paling berharga  Ada dua catatan penting: 1. Tidak dimaksudkan perbuatan-perbuatan yang dilakukan karena dorongan alamiah, misal: ibu yang tanpa berpikir jauh masuk rumah yang terbakar untuk menyelamatkan anaknya 2. Orang kudus atau pahlawan etis sesudah perbuatannya menegaskan, misal: “saya hanya melakukan yang harus saya lakukan” atau “saya hanya melakukan kewajiban saya”  Kata “harus” dan “kewajiban” dipakai dalam arti tidak sebenarnya 20
  • 21. CATATAN TAMBAHAN (1): MANAKAH KEUTAMAAN-KEUTAMAAN ITU? baik hati terus terang bernalar ksatria bersahabat percaya diri belas kasih murah hati penguasaan diri sadar jujur disiplin diri suka kerja sama terampil mandiri berani adil bijaksana santun setia berkepedulian tunduk ugahari toleransi 21
  • 22. CATATAN TAMBAHAN (2): BERANI  Menurut Aristoteles, keutamaan-keutamaan merupakan titik tengah yang berdiri di antara dua ekstrem  Suatu keutamaan merupakan “titik tengah yang dirujuk oleh dua cela: yang satu kelebihan (excess) dan yang lain kekurangan (deficiency)”  Berani merupakan titik tengah dari dua ekstrem antara pengecut dan nekad  Pengecut melarikan diri dari segala bahaya, sementara yang nekad menaruh risiko yang terlalu besar 22
  • 23. CATATAN TAMBAHAN (3): MURAH HATI Kemurahan hati merupakan kesediaan untuk menggunakan kekayaannya guna menolong yang lain Aristoteles mengatakan bahwa seperti keberanian, kemurahan hati juga merupakan titik tengah antara dua ekstrem, karena berdiri di antara kikir dan boros Orang yang kikir memberi terlalu sedikit, orang boros memberi terlalu banyak 23
  • 24. CATATAN TAMBAHAN (4): JUJUR  Orang yang jujur pertama-tama adalah orang yang tidak berbohong  Tetapi apakah ini cukup?  Berkenaan dengan kejujuran, kita dapat membedakan dua pandangan menyangkut persoalan ini: 1. Bahwa seseorang yang jujur tidakpernah berbohong; dan 2. Bahwa seseorang yang jujur tak pernah berbohong kecuali dalam kesempatan- kesempatan yang amat jarang, ketika ada alasan yang memaksanya mengapa dia harus melakukan hal itu 24
  • 25. CATATAN TAMBAHAN (5): SETIA KEPADA KELUARGA DAN TEMAN-TEMAN  Kita tidak memperlakukan keluarga dan teman-teman kita sebagaimana kita memperlakukan orang asing  Kita terikat kepada mereka dengan cinta dan afeksi, dan kita melakukan sesuatu untuk mereka, apa yang kita lakukan terhadap sembarang orang  Aristoteles: “Tak seorang pun akan memilih hidup tanpa teman, bahkan kalau pun ia memiliki kekayaan- kekayaan yang lain”  Jikalau kita membutuhkan teman, maka kita membutuhkan tidak kurang dari karakter yang membuat kita mampu menjadi seorang teman  Yang dekat pada puncak dalam daftar itu adalah kesetiaan 25