Dokumen tersebut menjelaskan alur tatalaksana pasien di IGD, mulai dari triase, penanganan berdasarkan keluhan utama, pemeriksaan penunjang, koordinasi dengan ruang perawatan lain, persiapan pasien untuk perpindahan atau perujukan, serta ruang lingkup tindakan dokter IGD dan konsultasi dengan dokter spesialis.
2. dr. Hendri Pangestu sp. An-KIC
KOOR IGD
KATIM
Dokter IGD
Farmasi
Katim
Perawat IGD
Dr. mega sp. An
Dr erry sp.p
Dr faisal sp.pd
Dr tama sp. An
Dr neil sp.an
3. Desc job GP IGD
• Primary assessment - TRIASE
• Tangani kegawatan sesuai hasil asesmen
• Konsul DPJP terkait keluhan
• Lakukan secondary survey
• Monitoring dan evaluasi
• Pemeriksaan penunjang
• Koordinasi dengan GP imcu/ hcu/ icu / ruangan komorbid untuk
pemindahan pasien
7. Pasien menolak / nego karantina
• Tanyakan detail kontak dan gejala
• CT value berapa
• Konsul dpjp paru :
• Dr deddy sp.p
• Dr efradi sp.p
• Kalau terpaksa APS dengan sepengetahuan DPJP. Tetap APS sesuai acc dpjp
8. Pasien pulang dari LN
• Swab WGS apapun kasusnya minta surat keterangan sudah dilaksanakan
WGS
• Jika tidak tersedia tanyakan pengantar pasien dan catat di CPPT
• Dipindahkan sesuai tower
• Tower 5 bagi pasien WNI maupun WNA dengan riwayat perjalanan luar negeri dalam
2 minggu terakhir;
• Tower 6 bagi pasien WNI maupun WNA tanpa riwayat perjalanan luar negeri dalam 2
minggu terakhir;
• Dari dr. efriadi sp.p : 1. Pasien PMI minimal rawatan 14 hari dengan
hitungan hari pertama sejak pasien dikonfirmasi swab positif 2. Pasien PMI
swab hari ke 10 rawatan3. Semua paket pengobatan ditambah dengan
goldtrion 2x1
9. Pasien masuk
diolah oleh
triase.
Menentukan
keluhan utama
pada pasien
Dan
TTV awal
pasien
Pasien stabil tanpa
keluhan pernafasan
dan penurunan
kesadaran
Pasien dengan
keluhan pernafasan
Rr > 20 atau
desaturase < 95%
Pasien dengan
gangguan TTV tanpa
keluhan pernafasan
Distabilkan di IGD
Dipindahkan ke
ruangan
Dipindahkan ke
IMCU/ HCU/ ICU
Rujuk
10. Ruang lingkup Tindakan GP IGD
• Menangani emergency mencakup crash intubation / RSI ,
defibrillation, cardioversion.
• Menggunakan O2 device tanpa konsul DPJP saat pasien mengalami
gawat nafas
• Tatalaksana kompentensi 4A