Modul ini membahas pengenalan ILWIS sebagai perangkat lunak GIS sumber terbuka yang digunakan untuk analisis data spasial vektor dan raster. Terdapat penjelasan mengenai komponen dasar ILWIS seperti jendela utama, jendela peta, jendela tabel, jendela informasi piksel, serta objek-objek ILWIS seperti objek data, objek wadah, objek layanan, dan objek khusus.
2. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
1
Daftar Isi
Halaman
Daftar Isi 1
Kata Pengantar 3
Bab 1. Pendahuluan 5
1. Pengenalan FOSS GIS 5
2. Pengenalan ILWIS 3.6 5
3. Model Data ILWIS 5
4. Komponen Dasar ILWIS 6
5. ILWIS Window 7
► Main Window 7
► Map Window 8
► Table Window 8
► Pixel Info Window 9
6. ILWIS Object 10
► Data Object 10
► Container Object 10
► Service Object 11
► Special Object 11
Bab 2. Tahapan Instalasi ILWIS 3.6 12
Bab 3. Tahapan Menampilkan Data Spasial di ILWIS 3.6 19
► Menampilkan data vektor yang telah ter-Georeferenced di ILWIS 19
► Menampilkan data vektor yang telah ter-Georeferenced pada 21
format ArcView.ArcGIS di ILWIS
► Menampilkan data tabular yang telah ter-Georeferenced di ILWIS 25
► Menampilkan data raster yang telah ter-Georeferenced di ILWIS 26
BAB 4. Tahapan Memasukkan data spasial ke dalam ILWIS 3.6 28
► Latihan Import peta hasil scan 28
► Latihan persiapan tahapan georeferensi dengan identifikasi 31
koordinat system bumi yang akan ditentukan.
► Latihan melakukan georeferensi peta hasil scan ke koordinat 39
geografis
► Latihan on-screen digitizing (titik, garis, area) 42
BAB 5. Analisis Hidrologi Untuk Penentuan Batas Delineasi DAS di ILWIS 3.6 74
► DEM Visualization (Proses untuk pembuatan DEM) 74
► DEM Visualization (Proses untuk menampilkan data 3D) 81
► Fill Sinks 85
► Fill Directions 87
► Fill Accumulation 89
► Drainage Network Extraction 92
► Drainage Network Ordering 95
3. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
2
► Catchment Extraction 98
BAB 6. Analisis Remote Sensing di ILWIS 3.6 103
► Pembuatan komposit citra satelit 103
► Klasifikasi Tidak Terbimbing (Unsupervised Classification) 109
BAB 7. Layouting Peta di ILWIS 3.6 112
4. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
3
KATA PENGANTAR
Bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan masyarakat Kabupaten Malang
keberadaan sumber air mempunyai arti sangat penting, oleh karena itu perlindungan terhadap
sumber daya alam tersebut harus menjadi prioritas. Salah satu upaya perlindungan mata air
adalah dengan penataan ruang dan lahan di sekitar sumber air, dan daerah isiannya. Untuk
mengetahui dan memahami kondisi ruang dan lahan di sekitar sumber air salah satunya
dilakukan dengan bantuan citra pengindraan jauh, baik berupa data digital dan non digital.
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sebuah perangkat lunak yang dibuat untuk mengolah
data spasial (keruangan) dan non spasial, baik dalam bentuk digital maupun non digital. Oleh
karena itu penggunaan SIG sangat sesuai bila digunakan untuk perencanaan perlindungan
sumber air.
Bahan pelatihan ini disusun atas kerjasama antara Environmental Services Program
(ESP) dari USAID dengan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Universitas Brawijaya dalam
rangka meningkatkan kemampuan staf perencanaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kabupaten Malang.
Dengan segala kerendahan hati tim pelaksana mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak, terutama counterpart dari ESP kantor wilayah Jawa Timur yang telah
memberi masukan dalam penyusunan materi pelatihan. Juga kepada rekan‐rekan di PPLH UB
atas saran dan dorongan, serta kepada panitia pelatihan atas segala jerih payahnya dalam
mempersipakan pelaksanaan pelatihan dihaturkan beribu terima kasih.
Malang, Nopember 2009
Program Kerjasama ESP USAID – PPLH UB
Ketua Pelaksana
5. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
4
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
United States Agency for International Development‐Environmental Services Program (USAID‐
ESP) menyambut baik tersusunnya Modul Pelatihan ini yang merupakan bagian penting dalam
Program Perlindungan Mata Air (PMA) yang diselenggarakan melalui kerja sama antara Pusat
Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Universitas Brawijaya dengan ESP. Selama pelaksanaan
program ESP dalam periode 2005‐2009, terindikasi adanya penurunan kuantitas dan kualitas air
di beberapa mata air khususnya yang digunakan sebagai air baku oleh PDAM Kabupaten
Malang. Oleh karena itu, dipandang perlu untuk dilakukannya upaya‐upaya PMA sebagai
langkah antisipatif untuk menjamin keberlanjutan pasok air baku di masa mendatang.
Sebagai program yang mendukung peningkatan derajat kesehatan melalui perbaikan
pengelolaan daerah tangkapan air dan perluasan akses terhadap air minum dan sanitasi, ESP
melihat sangat pentingnya keberlanjutan pasok air baku, khususnya untuk kebutuhan domestik,
yang pada akhirnya untuk menunjang dan meningkatkan derajat kesehatan. Manusia
memerlukan air dalam kuantitas dan kualitas yang memadai.
Modul ini diharapkan dapat menjadi salah satu alat bantu efektif yang dapat digunakan para
pelaku PMA khususnya dalam mengidentifikasi batasan wilayah imbuhan (recharge area) mata
air. Dengan demikian, upaya‐upaya PMA dapat menjadi lebih terarah, baik dalam perencanaan,
implementasi, maupun pemantauan dan evaluasinya. Secara khusus, Modul ini akan
membimbing bagaimana GIS (Geographic Information System) dapat digunakan dengan mudah
dan praktis untuk upaya‐upaya PMA.
ESP menyampaikan penghargaan setinggi‐tingginya kepada PPLH Universitas Brawijaya dalam
penyusunan Modul ini sehingga melengkapi rujukan bagi berbagai pihak dan menguatkan
upaya‐upaya yang digagas dan dirintis ESP dalam PMA. Semoga Modul ini dapat menjadi bekal
dan dukungan bagi para pihak untuk ikut menjaga dan melestarikan Daerah Aliran Sungai (DAS)
khususnya yang berada di wilayah Jawa Timur.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Malang, 2 November, 2009
Regional Coordinator for ESP East Java
Agus Hernadi
6. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
5
BAB 1. Pendahuluan
1. Pengenalan FOSS GIS
Pada umumnya, perangkat lunak dalam kelompok disiplin ilmu Geographical
Information System (GIS) dan Remote Sensing (RS) relatif mahal, terlebih jika hanya
untuk dipelajari, untuk itu diperkenalkanlah sarana pembelajaran perangkat lunak
yang murah dalam kesatuan aplikasi Free and Open Source Software Geographical
Information System (FOSS GIS).
FOSS GIS ini merupakan perangkat lunak yang bebas untuk digunakan, dipelajari
dan diubah serta dapat disalin dengan/tanpa modifikasi.
2. Pengenalan ILWIS 3.6
ILWIS sebagai salah satu aplikasi FOSS GIS merupakan singkatan dari Integrated
Land and Water Information System. Perangkat lunak ini digunakan untuk analisis
geografis dengan jenis data berupa vektor dan raster. ILWIS ini dirancang
International Institute for Aerospace Survey and Earth Sciences (ITC), Enschede,
Belanda. Dapat di download di:
http://www.ilwis.org/open_source_gis_ilwis_download.htm
3. Model Data ILWIS
Dalam analisis keruangan geografis, representasi obyek muka bumi dapat diwakili
dengan symbol berupa:
Simbol titik
Kenampakan-kenampakan geografi yang tidak memiliki dimensi (0 D) seperti titik
ketinggian, lokasi kota, pelabuhan, mercusuar, lokasi tambang, dll, dinyatakan
dengan simbol titik.
Simbol garis
Kenampakan-kenampakan geografis yang berdimensi satu (1D) seperti jalan, sungai,
jalan KA, jalur penerbangan, arah angin, dll, dinyatakan dengan simbol garis.
Simbol area
Kenampakan-kenampakan geografis yang berdimensi dua (2D) seperti areah HPH,
perkebunan, wilayah administrasi, dll, dinyatakan dengan simbol area.
Kenampakan simbol titik, garis dan area dalam GIS digambarkan dalam model data
vektor dan raster.
7. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
6
Data Vektor
Data GIS pada suatu obyek spasial yang didefinisikan dengan koordinat (X,Y)
dimana kenampakan spasial dalam data jenis ini disimpan dalam bentuk label atau
kode tertentu.
Gambar 1. TItik, Garis, Area dalam vektor
Data Raster
Data GIS yang dibangun dan disimpan dalam bentuk piksel yang merupakan elemen
terkecil suatu gambar
Gambar 2. TItik, Garis, Area dalam Raster
4. Komponen Dasar ILWIS
Dua hal yang termasuk dalam kategori konsep dasar ILWIS meliputi:
1. ILWIS Window, meliputi: main window, map window, table window, pixel info
window
2. ILWIS Object, meliputi: data object, container object, service object, dan
Special Object
8. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
7
Menu Bar
Operation Tree‐ Operation List
‐ Navigator Standard Toolbar
Object Selection Bar
Command LIne
Status Bar
5. ILWIS WINDOW
► Main Window
Lembar ini terdapat menu bar, command line, catalog, operation tree, operation
list, navigator, standard toolbar, object selection bar, dan Status bar
Menu Bar: menu utama yang terdiri dari file, edit, operation, view,
window, help.
Catalog: Merupakan tempat menampilkan obyek
Operation tree dan Operation list: menunjukkan seluruh kegiatan yang
berlangsung di ILWIS
Navigator: Untuk berpindah drive
Standard Toolbar: Tools berisi jalan pintas untuk kegiatan yang sering
dilakukan dalam operasi ILWIS
Object Selection Bar: Sejumlah tombol untuk penentuan tipe-tipe obyek
akan ditampilkan di catalog
Status Bar: Petunjuk tentang fungsi tombol yang dijalankan juga
perintah selanjutnya serta deskripsi obyek.
Gambar 3. Skema Main Window
Catalog
9. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
8
► Map Window
Di ILWIS, data yang berbentuk vektor dan raster dengan simbol obyek yang
diwakili titik, garis dan poligon ditampilkan dalam map window. Data vektor dengan
simbol titik dikenal dengan istilah point map, selanjutnya data vektor dengan
simbol garis dikenal dengan istilah segment map, sedangkan data vektor dengan
simbol poligon dikenal dengan istilah polygon map. Untuk data raster dikenal
dengan istilah raster map, yang isinya berupa data citra satelit ataupun data image
hasil scan.
Gambar 4. Map Window
► Table Window
Data yang berbentuk tabular (tabel), di ILWIS ditampilkan dalam Table Window.
Ditampilkan dalam bentuk baris dan kolom. Disini terdapat informasi mengenai
data spasial/data atribut. ILWIS User dapat melakukan editing dan kalkulasi area
di Table Window.
Gambar 5. Table Window
10. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
9
► Pixel Info window
Berisi informasi mengenai kelas (class), ID (Identifier), ataupun nilai (value). Untuk
menampilkan informasi pixel suatu obyek di ILWIS adalah dengan meletakkan
kursor pada map window, selanjutnya pilih open pixel information pada file
Gambar 6. Pixel info window
11. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
10
6. ILWIS OBJECT
► Data Object
Data Object dalam ILWIS meliputi data spasial dan data atribut. Data spasial
meliputi data vektor yang direpresentasikan dalam point map (titik), segment
map(garis), polygon map (polygon/area) serta data raster yang dipresentasikan
dengan raster map. Data spasial ini dapat di edit di map window. Untuk data
atribut yang berbentuk tabel dapat dibuat dan diedit di table window.
Tabel 1. Data Object di ILWIS
► Container Object
Daftar yang berisikan referensi sejumlah data object. Secara umum, keseluruhan
data yang masuk Container Object berbentuk ASCII atau kode script
pemrograman komputer. Bagian-bagian yang masuk Container Object meliputi:
map list, object collection, layout, annotation text, graph dan map view.
Tabel 2. Container Object di ILWIS
12. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
11
► Service Object
Aksesoris yang melengkapi kinerja data object . Service Object ini meliputi:
coordinate system, georeference, domain, dan representation.
Tabel 3. Service Object di ILWIS
► Special Object
Fasilitas khusus yang memberikan informasi data object dalam mendukung
pemberian informasi spasial. Special Object meliputi: histogram, sample sets,
2-dim tables, matrices, filters, function, scripts dan stereo pairs.
Tabel 4. Special Object di ILWIS
13. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
12
BAB 2. Tahapan Instalasi ILWIS 3.6
Untuk memperoleh Program ILWIS dapat anda peroleh dengan cara download dari
internet.
1. Aktifkan Internet pada computer anda
2. Masuk Google, selanjutnya anda ketikkan kata: ILWIS
3. Pada pilihan situs yang ada, pilih situs dengan alamat url: www.ilwis.org
14. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
13
4. Masuk Website ILWIS, selanjutnya klik icon DOWNLOAD ILWIS
5. Masuk window DOWNLOAD ILWIS, selanjutnya klik Download your ILWIS 3…
open source
15. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
14
6. Hasil download ILWIS akan tersimpan dalam format ZIP, sehingga untuk
menjalankan program yang ada, di Winzip terlebih dulu nantinya
hasil donwload
7. Selanjutnya anda extract dengan menggunakan winzip atau winrar untuk
membuka aplikasinya
8. Hasil extraksi folder, selanjutnya buka folder ilwis3_6_01
Ilwis
Lakukan Instalasi
dengan default yang
sudah ada
16. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
15
9. Sesaat setelah meng-klik icon Ilwis, maka akan muncul window ilwis sebagai
berikut:
10.Selanjutnya klik Next
11.Maka akan muncul window sebagai berikut:
Ikuti perintah yang sudah ada (default) untuk selanjutnya klik Next
17. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
16
12.Selanjutnya akan masuk window konfirmasi yang menyatakan siap untuk
dilakukan instalasi.
Jika sudah yakin dengan posisi penempatan program di komputer anda,
selanjutnya klik icon Next
13.Selanjutnya window ilwis menunjukkan proses instalasi
18. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
17
14.Setelah instalasi program ilwis selesei akan muncul penampilan sebagai berikut:
Maka dengan demikian tahapan instalasi ilwis telah selesei, selanjutnya klik
Close.
15.Setelah Instalasi sukses, maka di program start akan muncul file baru bernama
ILWIS
19. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
18
16.Selanjutnya anda Klik 2X icon ILWIS 3.6 tersebut, maka aplikasi ILWIS
dikomputer anda siap digunakan
20. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
19
BAB 3. Tahapan Menampilkan Data
Spasial di ILWIS 3.6
Bahasan kali ini, peserta akan berlatih menampilkan data spasial di ILWIS:
1. Data vektor yang telah ter-Georeferenced (Memiliki koordinat geografis yang
telah sesuai koordinat bumi sebenarnya) pada format ILWIS.
2. Data vektor yang telah ter-Georeferenced pada format Arcview/ArcGIS
(shapefile)
3. Data tabular
4. Data Raster yang telah ter-Georeferenced.
► Menampilkan data vektor yang telah ter-Georeferenced di ILWIS
1. Setelah berada di program Ilwis, pastikan pada bagan Operation Tree-Operation
List-Navigator, bagian Navigator aktif
2. Selanjutnya arahkan pointer Drive D:
ESP USaid
FOSS-GIS
Data Ilwis
21. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
20
3. Selanjutnya pada kolom catalog silahkan klik 2X layer admin_kasus polygon
yang ditandai sebagai berikut
4. Setelah meng-klik layer admin-kasus, maka akan tampak penampilan sebagai
berikut:
Window ini menunjukkan untuk men-setting penampilan layer admin_kasus di
program Iliws. Disini, peserta telah di-set default, selanjutnya klik icon OK
22. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
21
5. Maka selanjutnya akan muncul penampilan map window dari layer admin_kasus
sebagai berikut:
► Menampilkan data vektor yang telah ter-Georeferenced pada format
ArcView.ArcGIS di ILWIS
1. Kembali pada main window Ilwis
23. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
22
2. Selanjutnya Klik File pada menu bar lalu memilih Import
3. Pada window Import, akan muncul penampilan sebagai berikut
4. Klik Ilwis
Vector
Arc/View.SHP shape file
24. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
23
5. Selanjutnya pada kolom input, arahkan ke file mlg_landuse_kasus.shp pada
D:ESP USaidFOSS GISData Shapefilemlg_landuse_kasus
Pada kolom output secara otomatis akan memberi nama file sendiri
Selanjutnya klik OK
25. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
24
6. Selanjutnya akan muncul penampilan sebagai berikut:
7. Dari hasil konversi data arcview (Shape file) ke Ilwis akan terbentuk 3 file pada
layer mlg_landuse_kasus, yaitu:
• mlg_landuse_kasus.mpa
• mlg_landuse_kasus.tbt
• mlg_landuse_kasus.dom
8. Selanjutnya anda klik 2X layer mlg_landuse_kasus.mpa
Maka akan penampilan data spasial yang telah terkonversi dari data
ArcView/ArcGIS Shape file ke Ilwis sebagai berikut:
26. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
25
9. Lakukan proses ini untuk keseluruhan layer shape file yang ada.
► Menampilkan data tabular yang telah ter-Georeferenced di ILWIS
1. Masuk kembali pada main window Ilwis, selanjutnya arahkan pointer pada file
admin_kasus.tbt pada D:ESP USaidFOSS GISData Ilwisadmin_kasus.tbt
2. Klik 2X layer admin_kasus.tbt
3. Maka akan tampak penampilan sebagai berikut:
Data tabular akan berisi informasi spasial dari grafik layer yang ada.
27. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
26
► Menampilkan data raster yang telah ter-Georeferenced di ILWIS
1. Masuk kembali pada main window Ilwis, selanjutnya arahkan pointer pada
folder landsat_studiarea yang terletak pada D:ESP USaidFOSS GISData
Ilwislandsat_studiarea
2. Selanjutnya klik file Landsat 2X pada catalog
3. Selanjutnya akan muncul penampilan Map List Landsat sebagai berikut:
4. Selanjutnya klik icon Open As ColorComposite
28. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
27
5. Maka akan muncul window Display Options, disini menunjukkan pengaturan
band pada data raster citra landsat. Pada kegiatan ini, peserta diminta untuk
menampilkan data raster citra landsat dengan kondisi sebenarnya, untuk itu
rubah default band yang ada dengan band 3 2 1 seperti penampilan berikut
6. Selanjutnya klik OK, maka akan terlihat penampilan citra raster dengan
tampilan citra seperti kondisi sebenarnya dilapangan sebagai berikut:
29. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
28
BAB 4. Tahapan Memasukkan data spasial
ke dalam ILWIS 3.6
Seperti diketahui tahapan kegiatan dalam GIS adalah Inputting data atau memasukkan
data spasial. Ada beragam cara memasukkan data spasial di GIS, meliputi:
• Memasukkan data spasial dari Global Positioning System (GPS) ke perangkat
komputer melalui transfer kabel data.
• Memasukkan data spasial dari peta hardcopy melalui meja digitizer dengan
memasukkan tic point di meja digitizer yang dihubungkan ke perangkat komputer
• Memasukkan data spasial dengan cara digit On-Screen.
Pada tahapan ini, peserta akan diajak untuk memasukkan data spasial melalui cara
digit On-Screen. Tahapan yang dilalui peserta pada kegiatan digit On-Screen pada
pelatihan ini meliputi:
1. Latihan Import peta hasil scan
2. Latihan persiapan tahapan georeferensi dengan identifikasi koordinat system
bumi yang akan ditentukan.
3. Latihan melakukan georeferensi peta hasil scan ke koordinat geografis
4. Latihan on-screen digitizing (point, garis, area)
► Latihan Import peta hasil scan
1. Masuk main window ilwis, selanjutnya arahkan pointer pada menu bar:
File
Import
30. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
29
2. Setelah meng-klik Import, maka akan muncul penampilan window import
sebagai berikut
3. Selanjutnya expand ILWIS dengan cara mengklik lalu pilih Raster
4. Selanjutnya klik Raster dan pilih Tagged Image File Format.TIF. Kemudian pada
kolom input, arahkan pada file di Drive D:ESP USAIDFOSS GISData
raster158-LAWANG.tif. Pada kolom output secara default akan memberi nama
baru file yang ada, pada kasus ini 158-LAWANG.mpr. Selanjutnya klik OK
31. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
30
5. Hasil import data raster ke dalam ilwis dapat terlihat pada main window ilwis
dengan penampilan sebagai berikut:
6. Selanjutnya untuk melihat penampilan objek raster 158-LAWANG di Ilwis,
peserta dapat mengklik file 158-LAWANG 2X, selanjutnya akan tampil Window
Display Option- Raster Image, disini klik OK
32. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
31
7. Hasil import data raster ke Ilwis akan terlihat sebagai berikut:
► Latihan persiapan tahapan georeferensi dengan identifikasi
koordinat system bumi yang akan ditentukan.
Pada latihan kali ini, peserta akan diajak untuk melakukan kegiatan georeferensi
data raster hasil scan. Kegiatan pendahuluan pada tahapan ini adalah identifikasi
awal sistem koordinat bumi dan datum yang digunakan.
1. Masuk kembali ke Main window Ilwis, arahkan pointer pada menu bar
File
Create
GeoReference
33. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
32
2. Setelah klik GeoReference, selanjutnya akan masuk penampilan window Create
Georeference. Isikan kolom GeoReference Name dengan nama Kab Malang,
kolom Description: dengan nama UTM 49 S. Selanjutnya pilih GeoRef Tiepoints
seperti penampilan berikut:
3. Selanjutnya pada kolom Coordinate System, klik icon , kemudian akan
masuk window Create Coordinate System. Isikan kolom Coordinate System
Name dengan nama UTM 49 S, pada kolom Description isikan dengan nama
WGS 1984. Lalu gunakan pilihan CoordSystem Projection seperti penampilan
berikut:
Selanjutnya klik OK
34. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
33
4. Selanjutnya akan masuk window Coordinate System Projection “UTM 49 S”…
Pada kolom Description, biarkan nama yang ada mengikuti default-nya yaitu
WGS 1984 dengan penampilan sebagai berikut:
5. Selnjutnya klik icon , pada window Select Projection, pilih UTM
dengan penampilan sebagai berikut:
6. Selanjutnya klik OK
35. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
34
7. Penampilan window Coordinate System Projection “UTM 49 S”… akan berubah
menjadi tambahan 2 icon, yaitu Ellipsoid dan Datum serta keterangan
Projectionnya sebagaimana penampilan berikut:
8. Klik Icon kemudian pada window Select Ellipsoid, pilih WGS 84
36. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
35
9. Selanjutnya penampilan Coordinate System Projection “UTM 49 S”… akan
terdapat penampilan baru sebagai berikut:
10.Selanjutnya klik Icon kemudian pada window Select Datum, pilih WGS
1984 seperti penampilan berikut:
Setelah itu klik OK
37. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
36
11.Maka pada window Coordinate System Projection “UTM 49 S”… akan
mendapatkan informasi baru sebagai berikut:
12.Selanjutnya pada kolom Northern Hemisphere dipastikan tidak aktif / tidak
dicentang. Selanjutnya pada kolom Zone, isikan dengan angka 49 sebagaimana
penampilan berikut:
Selanjutnya klik OK
38. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
37
13.Selanjutnya pada main window Ilwis akan terbentuk satu file baru sebagaimana
penampilan berikut:
14.Selanjutnya pada window Create GeoReference, pada kolom Background Map
isikan dengan file 158-LAWANG serta centang kolom Sub-Pixel Precision
sebagaimana penampilan berikut:
Selanjutnya klik OK
39. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
38
15. Selanjutnya, peserta akan memasuki window Display Options-Raster Map
Abaikan saja informasi yang sudah ada/default , selanjutnya klik OK
16.Selanjutnya, peserta siap melakukan kegiatan georeference, dengan penampilan
sebagai berikut:
40. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
39
► Latihan melakukan georeferensi peta hasil scan ke koordinat
geografis
Pada tahapan ini, peserta akan memasukkan 4 tic point koordinat geografis yang
telah ditentukan sebelumnya.
1. Gunaka icon Zoom In untuk memperjelas point yang menjadi acuan pada
tepi ujung objek yang ada
2. Pada window GeoReference Editor: Kab Malang, pastikan icon Normal
dalam kondisi aktif.
3. Selanjutnya arahkan pointer mouse pada titik ujung peta sebagaimana
penampilan berikut:
41. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
40
4. Setelah pointer dipastikan pada titik ujung peta, selanjutnya diklik 1X, kemudian
akan muncul window Add Tie Point, isikan pada kolom X,Y dengan koordinat
geografis yang tercantum pada objek peta sebagaimana penampilan berikut:
5. Selanjutnya pada window GeoReference Editor: Kab Malang akan terdapat
informasi 1 tic point yang terikat sebagaimana penampilan berikut:
Catatan: Ulangi langkah yang sama untuk 3 tic point lainnya pada ujung object peta…
42. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
41
6. Setelah 4 tic point teridentifikasi, maka tulisan Not enough points akan berubah
menjadi nilai sigma sebagaimana penampilan berikut:
7. Jika terasa sudah yakin dengan tic point yang diberikan, selanjutnya klik icon
(Exit Editor).
8. Selanjutnya obyek peta 158-LAWANG telah ter-georeference ditandai dengan
koordinat geografis yang sebenarnya pada tepi bawah window ilwis kerja
sebagai berikut:
43. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
42
► Latihan on-screen digitizing (titik, garis, area)
Pada latihan ini, peserta akan dilatih untuk memasukkan data spasial jenis vektor
yang merepresentasikan titik (Point), Garis (line), Area (polygon).
Sebelum melakukan proses digitasi, maka tampilkan terlebih dulu object peta
sebagai background untuk dasar kegiatan pemasukan data spasial, dalam hal ini
berupa object peta 158-LAWANG yang telah ter-georeferenced.
Digitasi Obyek Titik
1. Pada window kerja Ilwis, arahkan pointer pada menu bar
File
Create
Point Map
44. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
43
2. Selanjutnya akan masuk window Create Point Map. Pada kolom Map
Name, beri nama Fasilitas, pada kolom Description: beri nama Digitasi
titik. Selanjutnya OK.
3. Arahkan obyek peta pada kumpulan objek titik yang terletak dibawah
nama DESA GUNUNGREJO sebagaimana kurang lebih seperti
penampilan berikut:
45. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
44
4. Selanjutnya pastikan icon insert mode dalam kondisi aktif
5. Lakukan digitasi titik sebagaimana penampilan berikut:
6. Sesaat setelah ditentukan obyek yang akan didigit, selanjutnya klik 1X
mouse, maka akan muncul window baru, yaitu window Attributes
sebagaimana penampilan sebagai berikut:
46. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
45
7. Selanjutnya pada tanda di window Attributes, isikan dengan nama
fasilitas yang diketahui, yaitu Masjid sebagaimana penampilan berikut:
8. Lakukan kegiatan yang sama sehingga seperti penampilan sebagai
berikut:
9. Setelah selesei melakukan digitasi 4 titik obyek, selanjutnya untuk
keluar dari kegiatan digitasi, klik icon Exit Editor
47. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
46
10.Setelah selesei kegiatan digitasi titik, maka penampilan window kerja
ilwis akan Nampak sebagai berikut:
11.Untuk melihat keterangan titik yang telah ter-digit, peserta dapat meng-
expand file Properties dibawah layer Fasilitas pada window table of
content sebagai berikut:
48. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
47
12. Selanjutnya klik 2X Icon , maka akan terlihat keterangan
titik yang baru saja di-digit sebagaimana penampilan berikut:
49. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
48
Digitasi Obyek Garis
1. Pada window kerja ilwis, masuk menu bar File
Create
Segment Map
2. Selanjutnya akan muncul penampilan window Create Segmen Map,
isikan kolom Map Name: dengan nama Jalan, kemudian pada kolom
Description: diisikan dengan nama Digitasi garis sebagaimana
penampilan berikut:
50. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
49
3. Selanjutnya pastikan icon insert mode dalam kondisi aktif
4. Lakukan digitasi garis, selanjutnya jika telah yakin dengan digitasi garis
yang dibuat, klik 2X, maka akan muncul penampilan window Attributes
dan isikan dengan nama Jalan Lokal sebagaimana penampilan berikut:
5. Lakukan kegiatan yang sama untuk jaringan jalan lain didalam area
desa.
6. Pada kondisi tertentu, saat akan melakukan digitasi garis didaerah
persimpangan, pada window kerja ilwis muncul Box peringatan berupa
pertanyaan untuk melakukan perpotongan garis sebagaimana berikut
51. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
50
(Maksud daripada box tersebut adalah untuk permintaan melakukan
perpotongan garis atau tidak. Pada kasus ini, klik Yes)
7. Setelah selesei melakukan digitasi obyek garis, selanjutnya untuk
keluar dari kegiatan digitasi, klik icon Exit Editor
8. Untuk melihat keterangan garis yang telah ter-digit, peserta dapat meng-
expand file Properties dibawah layer Jalan pada window table of content
sebagai berikut:
9. Selanjutnya klik 2X Icon , maka akan terlihat keterangan titik
yang baru saja di-digit sebagaimana penampilan berikut:
52. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
51
10. Jika dijumpai ada beberapa attribute yang masih kosong, peserta dapat
melakukan editing dengan tahapan klik 1X layer Jalan pada table of
contents di main window ilwis, selanjutnya klik kanan kemudian pilih edit
layer, lalu di klik 1X
11.Selanjutnya pilih segmen garis yang akan diidentifikasi dengan cara klik
2X feature garis yang ada, selanjutnya beri nama pada attribute
sebagaimana penampilan berikut:
Obyek Yang akan diidentifikas dengan cara meng‐klik 2 X
53. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
52
12.Lakukan kegiatan yang sama hingga semua jalan dalam area desa
teridentifikasi.
13.Hasil identifikasi seluruh jalan di area desa akan terlihat sebagai berikut:
54. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
53
Digitasi Obyek Poligon
Di Ilwis, digitasi obyek polygon memiliki keunikan cara dibandingkan obyek
titik dan garis. Digitasi Obyek polygon tidak memiliki Create Polygon Map
sendiri, untuk itu, digitasi ini dilakukan dengan cara yang sama pada saat
digitasi garis. Perubahan cara kerja akan tampak berbeda pada saat
kegiatan mem-polygon-kan garis dipenghujung kegiatan digitasi obyek
polygon.
1. Pada window kerja ilwis, masuk menu bar File
Create
Segment Map
55. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
54
2. Selanjutnya akan muncul penampilan window Create Segmen Map,
isikan kolom Map Name: dengan nama Batas Desa , kemudian pada
kolom Description: diisikan dengan nama Digitasi Polygon
sebagaimana penampilan berikut:
Kemudian di OK
3. Selanjutnya pastikan icon insert mode dalam kondisi aktif
56. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
55
4. Lakukan digitasi garis, sebagai berikut (Jangan melakukan digitasi garis
dengan cara mengelilingi obyek, hal ini dimaksudkan untuk kegiatan
mem-poligon) lanjutnya jika telah yakin dengan digitasi garis yang
dibuat, klik 2X, maka akan muncul penampilan window Attributes dan
isikan dengan nama Batas desa sebagaimana penampilanberikut:
5. Lakukan kegiatan yang sama terhadap area desa pada sisi lain untuk
menutup obyek desa dengan didahului memotong garis sebagaimana
penampilan berikut:
57. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
56
Klik Yes
6. Selanjutnya lakukan digitasi garis dengan penampilan akhir hasi digitasi
garis mengelilingi desa sebagai berikut:
Kemudian klik Yes
7. Selanjutnya beri nama attribute pada segmen garis baru saja dibuat
dengan nama Batas Desa sebagaimana penampilan berikut:
58. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
57
8. Selanjutnya untuk meng-cek garis yang overlap, arahkan pointer pada
window Segment Editor: Desa pada menu bar File
Check Segements
Self Overlap
9. Kemudian akan masuk window Check Segments sebagaimana
penampilan berikut:
Kemudian OK
59. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
58
10.Selanjutnya akan muncul box peringatan yang mengindikasikan ada
garis yang overlap atau tidak. Jika tidak ada garis yang overlap akan
muncul penampilan box sebagai berikut:
11.Untuk mengetahui adanya garis-garis pertemuan yang terpotong, maka
dapat dilakukan pengecekan dengan cara intersections sebagaimana
langkah berikut:
12.Selanjutnya akan masuk window Check Segment sebagai berikut:
Kemudian klik OK
60. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
59
13. Selanjutnya akan dijumpai box peringatan sebagai berikut yang
menngindikasikan ada atau tidaknya garis perpotongan. Jika tidak ada
garis perpotongan, akan tampak box peringatan sebagai berikut:
14.Untuk mengetahui ada tidaknya kesalahan garis
(Kelebihan/kekurangan) pada garis pertemuan, dapat dilakukan dengan
cara pengecekan melalui dead end pada menu bar File
Check Segments
Dead Ends
61. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
60
15.Selanjutnya akan masuk window Check Segment untuk Dead Ends
sebagai berikut:
Kemudian klik OK
16.Jika terdapat kesalahan, maka akan muncul window sebagai berikut:
Klik Yes
17.Selanjutnya Ilwis akan menunjukkan titik kesalahan node dengan
menandainya berupa kotak merah sebagaimana penampilan berikut:
62. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
61
18. Pastikan icon Select Mode dalam kondisi aktif
19. Arahkan pointer pada ujung segmen yang salah selanjutnya tekan
tombol Delete pada keyboard anda.
Sebelum Sesudah
20.Lakukan kegiatan yang sama hingga tidak terdapat kesalahan kembali.
21.Setelah semua kesalahan node dicek, selanjutnya akan muncul box
peringatan yang menandakan bahwa kesalahan node sudah tidak ada
sebagaimana penampilan berikut:
Kemudian Klik OK
22.Tahapan berikutnya adalah mem-poligon-kan garis yang telah
mengelilingi area desa tersebut, tetap pada window Segmen Editor:
Desa, dengan cara arahkan pointer pada menu bar File
Polygonize…
63. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
62
23.Selanjutnya akan dijumpai window Polygonize Segment Map. Pastikan
kolom topology di centang, selanjutnya pilihan Domain aktif dengan
Output Polygon Map diberi nama Batas Desa sebagaimana penampilan
berikut:
24. Pada Domain, klik icon untuk dibuat domain baru
25.Pada window Create Domain, pada kolom Domain Name diberi nama
Batas Desa kemudian pastikan type yang terpilih adalah class
sebagaimana penampilan berikut:
Kemudian klik OK
64. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
63
26.Selanjutnya akan muncul window baru yang menandakan domain baru
telah terbentuk sebagaimana penampilan berikut:
27.Kemudian pada window Polygonize Segment Map di klik OK
28.Maka kegiatan digitasi polygon telah selesei dengan penampilan
sebagai berikut:
65. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
64
29.Untuk memastikan kegiatan mem-poligon-kan area dari garis berhasil,
maka peserta dapat mengklik obyek batas desa yang ada dengan icon
, maka akan tampak penampilan sebagai berikut:
30. Selanjutnya jika telah selesei dengan kegiatan digitasi polygon,
selanjutnya klik icon Exit Editor
31.Selanjutnya untuk menampilkan batas desa hasil polygon diwaktu
mendatang, maka anda tinggal meng-klik layer batas desa 2X
selanjutnya pada penampilan pada window Display Options- Polygon
Map, rubah pilihan representation pada pilihan Single Color,
sebagaimana penampilan berikut:
66. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
65
32.Maka akan tampak penampilan batas desa dalam bentuk polygon
sebagaimana penampilan berikut:
33.Pada kegiatan digitasi polygon, masih belum ada kegiatan pemberian
attribute, untuk itu, polygon tersebut perlu disiapkan atribut dengan cara
arahkan pointer pada layer Batas Desa, klik 1X, selanjutnya klik kanan
kemudian pilih properties, sebagaimana penampilan berikut:
67. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
66
34.Pada window Properties, centang Attribute table sebagai berikut:
35.Kemudian klik Icon pada kolom Attribute Table
36.Disini peserta diminta untuk membuat data tabular/attribute untuk
feature polygon pada layer batas desa yang baru saja dibuat.
37.Pada window Create table, isikan kolom Table Name dengan nama
yang sama pada layer, yaitu Batas Desa, dimaksudkan agar
dikemudian hari tidak memusingkan dalam pencarian data tabular dan
data feature polygon layer batas desa. Kemudian pada Description
diberikan keterangan Nama Desa, sebagaimana penampilan berikut:
Kemudian klik OK
68. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
67
38. Penampilan data tabular yang dibuat akan terlihat sebagai berikut:
Kemudian pada window Properties of Polygon Map “Batas Desa” klik
OK
39.Untuk memastikan data atribut polygon terbentuk, peserta dapat
mengklik icon Exit Editor , selanjutnya pada table of contents pada
window kerja Ilwis akan muncul tanda attribute sebagaimana
penampilan berikut:
70. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
69
43.Selanjutnya pada window Add item to domain isikan Name dengan
Polygon dan code dengan poly, Sebagaimana penampilan berikut:
Klik OK
44.Selanjutnya akan muncul window baru Edit sebagai berikut:
45.Selanjutnya pada tanda attribute di table of contents di layer Batas
Desa, diklik 2X sebagaimana penampilan berikut:
71. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
70
46. Kemudian data attribute Batas Desa akan muncul dengan penampilan
sebagai berikut:
47.Disini peserta diminta untuk mengisi kolom baru dengan nama
Keterangan, caranya adalah arahkan pointer pada menu bar
Column
Add Column
72. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
71
48.Pada window Add Column, pada Column Name beri nama Keterangan,
selanjutnya pada kolom Domain arahkan ke String, sebagaimana
penampilan berikut:
49.Selanjutnya akan tampil window data attribute dengan penampilan baru
sebagai berikut:
73. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
72
50.Selanjutnya beri nama pada tanda ? dengan nama Desa Gunungrejo
Lalu tekan ENTER pada keyboard komputer anda
51.Selanjutnya data polygon tersebut telah memiliki informasi attribute
berupa keterangan nama desa. Jika telah selesei, jangan lupa untuk klik
icon Exit Editor .
74. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
73
52.Untuk memastikan data polygon layer batas desa tersebut telah memiliki
atribut nama desa, silahkan klik Edit Layer pada layer Batas Desa
dengan menggunakan klik kanan, selanjutnya klik 2X obyek polgon
yang ada, nantinya akan ada pilihan keterangan attribute yang ada, pilih
Poly:Polygon sebagaimana penampilan berikut:
53. Setelah terpilih, maka akan muncul penampilan sebagai berikut:
Maka data graphic dan data attribute telah terintegrasi dengan baik.
Selanjutnya jangan lupa untuk mengklik icon Exit Editor untuk mengakhiri
kegiatan editing
75. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
74
BAB 5. Analisis Hidrologi Untuk Penentuan
Batas Delineasi DAS di ILWIS 3.6
Pada bahasan ini, peserta akan melakukan tahapan lanjutan dari dasar-dasar
aplikasi GIS di ILWIS berupa analisis Hidrologi untuk menentukan batas delineasi
Daerah Aliran Sungai (DAS).
Tahapan analisis penentuan batas delineasi DAS meliputi:
1. DEM Visualization
2. Fill Sinks
3. Flow Directions
4. Flow Accumulation
5. Drainage Network Extraction
6. Drainage Network Ordering
7. Catchment Extraction
Ke-delepan tahapan analisis tersebut akan diulas secara detail dan berutan pada
bab ini.
► DEM Visualization (Proses untuk pembuatan DEM)
Pada bahasan kali ini peserta akan dilatih untuk menampilkan model ketinggian
digital.
1. Pada main window Ilwis, arahkan pointer pada drive D:ESP USaidFOSS
GISData Ilwismlg_kontur_kasus.mpr, selanjutnya klik kanan 1X pada layer
mlg_kontur_kasus.mpr lalu arahkan ke Vector Operations Attribute Map…
sebagaimana penampilan berikut:
76. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
75
2. Selanjutnya masuk window Attribute Map of Segment Map, biarkan isian kolom
yang ada mengikuti default yang ada, untuk kolom Output Segement Map diisi
dengan nama Elevasi_kasus_mataair, untuk kolom Description dikosongkan
saja, sebagaimana penampilan berikut:
Kemudian klik Show
3. Selanjutnya, kembali pada main window ilwis, arahkan pointer pada menu bar
Operations
Interpolation
Contour Interpolation
77. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
76
4. Selanjutnya akan masuk window Contour Interpolation. Pada kolom Contour
Map, arahkan pada layer Elavasi_Lawang, untuk Output raster dengan
sendirinya akan mengisi sendiri, Untuk isian Domain adalah Value,
sebagaimana penampilan berikut:
Untuk GeoReference, klik icon selanjutnya akan masuk window Create
GeoReference sebagai berikut:
78. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
77
Kemudian klik icon , disini peserta akan masuk window Create Coordinate
System, pada kolom Coordinate System Name, isikan dengan nama UTM 49 S,
selanjutnya pastikan pilihan CoordSystem Projection, lalu OK
Kemudian pada window Coordinate System Projection “UTM 49 S” klik icon
Projection lalu pilih UTM
79. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
78
Kemudian pilih Ellipsoid WGS 84
Kemudian pilih DATUM WGS 1984
Lalu klik OK
80. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
79
Kemudian pilih Zone 49 dengan tidak mengaktifkan/tidak mencentang kolom
Northern Hemisphere
Selanjutnya OK
Pada saat kembali lagi pada window Create GeoReference, klik OK
81. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
80
Kemudian masuk kembali window Contour Interpolation, klik Show
Selanjutnya klik Show
5. Selanjutnya ILWIS memperlihatkan kegiatan me-DEM-kan
Elevasi_kasus_mataair, kemudian pada saat akan menampilkan hasil DEM
Elevasi_kasus_mataair akan masuk window Display Options_Raster Map,
sebagaimana penampilan berikut.
Selanjutnya klik OK
82. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
81
6. Maka akan terlihat hasil rasterisasi Elevasi_kasus_mataair sebagai berikut:
► DEM Visualization (Proses untuk menampilkan data 3D)
1. Pada main window Ilwis, pindahkan table of contents pada Operation-tree
83. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
82
2. Selanjutnya arahkan pointer pada Visualization
Display 3D
3. Pada window Display 3D, buatlah GeoReference khusus untuk menampilkan 3D
pada DEM Elevasi_kasus_mataair dengan cara meng-klik icon
4. Pada window Create GeoReference 3D, isikan kolom GeoReference Name
dengan 3D_DEM_kasus_mataair, selanjutnya isian Rows, Columns ikuti default
yang ada, pada DTM, arahkan pada file Elevasi_kasus_mataair
Selanjutnya OK
84. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
83
5. Kembali kembali pada window Display 3D, klik OK
6. Kemudian anda akan masuk window Display Options - 3D Grid untuk
menampilkan pewarnaan penampilan 3D. Klik OK.
7. Hasil akhir penampilan 3D grid dari DEM Elevasi_kasus_mataair akan tampak
sebagai berikut:
85. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
84
8. Untuk melihat perbandingan 3D Grid dan DEM dari Elevasi_kasus_mataair,
anda dapat mengarahkan pointer pada menu bar Edit
GeoReference…
9. Maka penampilan akhir dari operasi diatas akan tampak sebagai berikut:
86. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
85
► Fill Sinks
Penggunaan fill sinks dalam tahapan analisis hidrologi adalah untuk menghilangkan
gangguan seperti kondisi elevasi yang mencolok dengan cakupan yang kecil
dimana dapat mempengaruhi delineasi DAS nantinya.
Tahapan yang dilakukan meliputi:
1. Pada Main windows Ilwis, posisi table of contents berada pada operation-tree
2. Selanjutnya arahkan pointer pada DEM hydro-processing
Flow Determination
Remove Local Depressions from DEM
3. Pada window Fill Sink, isikan kolom Input DEM dengan file
Elevasi_kasus_mataair, selanjutnya pada pada kolom Output Raster Map
diisikan dengan nama DEM_kasus_mataair_fillsink.
Klik Show
87. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
86
4. Setelah proses fillsink selesei, maka akan muncul penampilan sebagai berikut:
Klik OK
5. Penampilan akhir fillsink layer DEM_kasus_mataair_fillsink akan tampak
sebagai berikut:
88. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
87
► Flow Directions
Penggunaan flow directions adalah untuk memperoleh gambaran arah aliran air
pada lereng pegunungan dengan tampilan akhir berupa informasi dalam bentuk
pixelate.
1. Pada main windows Ilwis, posisi table of contents berada pada operation-tree
2. Selanjutnya arahkan pointer pada DEM hydro-processing
Flow Determination
Flow Direction
89. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
88
3. Pada window Flow Direction, berikan isian kolom Input DEM dengan
DEM_kasus_mataair_fillsink, kolom method dipilih Steepest Slope, selanjutnya
pada kolom Output Raster Map, diisikan dengan nama kasus_mataair_flowdir.
Selanjutnya klik Show
4. Setelah proses selesei, Ilwis akan menampilkan data spasial hasil flow direction
dengan pertanyaan sama pada window Display Options-Raster Map
Klik OK
90. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
89
5. Hasil akhir dari flow direction file DEM_kasus_mata_air adalah sebagai berikut:
► Flow Accumulation
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menganalisis jumlah akumulasi aliran air yang
terdapat pada suatu cakupan wilayah tertentu.
1. Pada main windows Ilwis, posisi table of contents berada pada operation-tree
2. Selanjutnya arahkan pointer pada DEM hydro-processing
Flow Determination
Flow Accumulation
91. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
90
3. Pada window Flow Accumulation, isikan kolom Flow Direction Map dengan file
kasus_mataair_flowdir, Pada Output Raster Map, berikan nama dengan
kasus_mataair_flowaccum:
Selanjutnya klik Show
4. Setelah proses selesei Ilwis akan menampilkan data spasial hasil flow
accumulation dengan pertanyaan sama pada window Display Options-Raster
Map:
Klik OK
92. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
91
5. Hasil akhir dari flow accumulation file DEM_kasus_mata_air adalah sebagai
berikut:
93. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
92
► Drainage Network Extraction
Fungsi ini adalah untuk analisis jaringan sungai yang terdapat pada suatu cakupan
wilayah tertentu.
1. Pada main windows Ilwis, posisi table of contents berada pada operation-tree
2. Selanjutnya arahkan pointer pada DEM hydro-processing
Network and Catchment Extraction
Drainage Network Extraction
94. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
93
3. Pada saat memasuki window Drainage Network Extraction, isikan kolom Flow
Accumulation Map dengan file kasus_mataair_flowaacum, selanjutnya pada
kolom Stream Threshold (Nr. Of Pixels) dengan angka 1000. Untuk kolom
Output Raster Map diisikan dengan nama kasus_mataair_stream_1000.
Selanjutnya klik Show
4. Setelah proses selesei Ilwis akan menampilkan data spasial hasil Drainage
Network Extraction dengan pertanyaan sama pada window Display Options-
Raster Map:
Klik OK
95. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
94
5. Hasil akhir dari flow accumulation file DEM_kasus_mata_air adalah sebagai
berikut:
96. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
95
► Drainage Network Ordering
Fungsi ini digunakan untuk analisis ordo/tingkatan dalam jaringan sungai.
1. Pada windows Ilwis, posisi table of contents berada pada operation-tree
2. Selanjutnya arahkan pointer pada DEM hydro-processing
Network and Catchment Extraction
Drainage Network Ordering
97. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
96
3. Pada window Drainage Network Ordering, isikan kolom2X yang ada sebagai
berikut:
Klik Show
4. Setelah proses selesei Ilwis akan menampilkan data spasial hasil Drainage
Network Extraction dengan pertanyaan sama pada window Display Options-
Raster Map:
98. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
97
5. Hasil akhir dari flow accumulation file DEM_kasus_mata_air adalah sebagai
berikut:
99. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
98
► Catchment Extraction
Fungsi ini merupakan kegiatan terpenting dalam analisis delineasi batas DAS.
1. Pada windows Ilwis, posisi table of contents berada pada operation-tree:
2. Selanjutnya arahkan pointer pada DEM hydro-processing
Network and Catchment Extraction
Catchment Extraction
100. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
99
3. Pada window Drainage Network Ordering, isikan kolom2X yang ada sebagai
berikut:
Kemudian klik Define
4. Pada main window Ilwis akan tampil file baru sebagai berikut:
5. Selanjutnya, untuk melihat hasil delineasi batas DAS yang ada, dapat anda klik
2X layer DAS_kasus_mataair.
101. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
100
6. Penampilan akhir hasil eksekusi Batas delineasi DAS sebagai berikut:
7. Selanjutnya peserta dapat menambah layer mata air sumberawan dengan cara
mengklik icon lalu memilih layer Lokasi sumber
Klik OK
102. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
101
8. Pada window Display Options-Point Map, klik icon Symbol
9. Pada window Symbol, pilih Symbol Type dengan Symbol, selanjutnya pilih
gambar waru, berikan Size 20 dan Color Biru, sebagaimana penampilan berikut:
Selanjutnya klik OK
10.Masuk kembali window Display Options-Point Map klik OK
103. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
102
11.Penampilan akhir batas delineasi DAS dengan lokasi mata air Sumberawan
sebagai berikut:
104. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
103
BAB 6. Analisis Remote Sensing di
ILWIS 3.6
Pada bahasan ini, peserta akan melakukan tahapan lanjutan dari dasar-dasar
aplikasi GIS di ILWIS berupa analisis Remote Sensing dari citra satelit Landsat
ETM 7 pada daerah studi kasus mata air sumber awan.
Analisis Remote Sensing disini mencakup kegiatan berupa:
i. Pembuatan komposit citra satelit
Berupa kegiatan menampilkan data citra satelit di Ilwis dari band citra satelit.
ii. Klasifikasi tutupan lahan menggunakan metode klasifikasi tidak terbimbing
(Unsupervised Classification)
Klasifikasi tutupan lahan dari citra satelit merupakan kegiatan yang paling
sering dilakukan dalam kegiatan Penginderaan Jauh (Remote Sensing).
Kegiatan klasifikasi merupakan usaha untuk interpretasi obyek yang pada citra
berupa pixelate serta pemberian label didalamnya.
Secara umum, kegiatan klasifikasi terbagi atas 2, yaitu:
1. Klasifikasi Tidak Terbimbing (Unsupervised Classification)
Merupakan kegiatan interpretasi suatu obyek di citra yang dilakukan tanpa
adanya sample tutupan lahan
2. Klasifikasi Terbimbing (Supervised Classification).
Usaha interpretasi suatu obyek di citra satelit dengan terlebih dahulu
dibuatkan sample tutupan lahan terlebih dahulu.
Pada latihan kali ini peserta hanya diminta untuk melakukan kegiatan klasifikasi
tutupan lahan dengan metode klasifikasi tidak terbimbing.
► Pembuatan Komposit Citra Satelit
1. Masuk main window ilwis, selanjutnya arahkan pointer pada menu bar:
File
Import
105. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
104
2. Setelah meng-klik Import, maka akan muncul penampilan window import
sebagai berikut:
3. Selanjutnya expand Geospatial Data Abstraction Library (GDAL) dengan cara
mengklik lalu expand kembali Raster dengan cara mengklik
106. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
105
4. Selanjutnya pilih GeoTIFF untuk mengimport band citra yang ada sebagai
berikut:
5. Selanjutnya pada kolom input, cari file tiff berupa band satelit yang ada di drive
D:ESP USaidlandsat_studiareanew_subset_landsat02_band1. Pada kolom
output, rubah nama file menjadi band1.mpr, sebagai berikut:
Selanjutnya klik OK
107. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
106
6. Hasil import data GeoTIFF band1 dari citra landsat wilayah studi kasus, akan
tampil file baru sebagai berikut:
7. Lakukan hal yang sama untuk band 2,3,4,5 dan 7 seperti kegiatan diatas.
Berikut hasil akhir dari band 1,2,3,4,5 dan 7 citra satelit yang telah terimport ke
dalam ILWIS.
108. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
107
8. Selanjutnya, arahkan pointer pada menu bar File
Create
Map List…
9. Pada window Map List, ketik pada kolom Map List dengan nama
Landsat_kasus. Kolom Description, kosongkan saja. Kemudian drag band 1,
2,3,4,5,7.
109. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
108
10. Selanjutnya klik icon , maka terlihat penampilan sebagai berikut:
Setelah itu klik OK
11. Hasil penggabungan band citra satelit tersebut akan menampilkan file baru
pada main window ILWIS sebagai berikut:
12. Untuk menampikan data citra yang telah terkomposit dapat dilihat kembali pada
halaman 22.
110. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
109
► Klasifikasi Tidak Terbimbing (Unsupervised Classification)
Kegiatan klasifikasi tidak terbimbing di Ilwis dikenal dengan nama clustering.
1. Pada windows Ilwis, posisi table of contents berada pada operation-tree:
2. Selanjutnya arahkan pointer pada Image Processing
Cluster
111. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
110
3. Di window Cluster, pada kolom Number of input maps, pilih yang ke-4,
(maksudnya: adalah memasukkan 4 band yang ada dalam citra satelit),
selanjutnya masukkan pilihan band yang ada dengan band 3, 4, 5, 7 di drive
d:ESP USaidFOSS GISData Ilwislandsat_studiarea. Kemudian buat cluster
menjadi 10 (maksudnya adalah, hasilnya nanti akan keluar 10 kelas tutupan
lahan dari klasifikasi citra). Isikan kolom Output Raster Map dengan
Cluster_3457 dan Output Table dengan nama yang sama, yaitu Cluster_3457
sebagaimana penampilan berikut:
Selanjutnya Klik Define
4. Di main window Ilwis akan tampak file baru bernama Cluster_3457
112. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
111
5. Selanjutnya klik 2X file Cluster_3457, kemudian jika masuk window Display
Options-Raster Map, klik OK
6. Penampilan akhir dari hasil cluster adalah sebagai berikut:
113. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
112
BAB 7. Layouting Peta di ILWIS 3.6
Pada bahasan ini, peserta akan melakukan tahapan akhir dari dasar-dasar aplikasi
FOSS GIS di ILWIS berupa layouting peta, yaitu kegiatan untuk membuat frame
obyek GIS menjadi output berupa peta.
1. Masuk pada main window ILWIS dengan posisi table of contents pada Navigator
2. Klik 2Xfile , jika ada pertanyaan di Display Options- Raster
Map, klik OK, selanjutnya akan tampil sebagai berikut:
114. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
113
3. Selanjutnya klik icon untuk menambah layer kemudian tambahkan layer
mlg_sungai_kasus dan lokasi Sumber sehingga akan terlihat penampilan
sebagai berikut:
4. Selanjutnya Zoom in wilayah sekitar mata air sekitar Sumber Awan dengan
penampilan kurang lebih sebagai berikut:
115. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
114
5. Selanjutnya tampilkan label dari mata air sumber awan dengan cara klik kanan
layer lokasi sumber pada table of contents, kemudian pilih Display Options
6. Selanjutnya pada window Display Options, centang attribute dan text. Pada
kolom attribute pindahkan pilihan pada keterangan.
Selanjutnya OK
116. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
115
7. Penampilan window kerja setelah pemberian label mata air akan terlihat sebagai
berikut:
8. Selanjutnya pada menu bar, pilih File
Create Layout
9. Pada window save view as, ikuti isian sebagai berikut:
117. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
116
10.Setelah ter-klik OK, kemudian akan masuk window set scale, isikan dengan
skala 1:20000
Klik OK
11.Selanjutnya akan masuk window kerja untuk layout peta.
Kemudian perbesar window kerja dengan meng-klik icon
118. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
117
12.Pada window layout atur besar obyek yang diinginkan, sehingga akan tampak
penampilan kurang lebih sebagai berikut:
13.Selanjutnya klik icon untuk pemberian judul peta dengan isian pada window
text sebagai berikut:
119. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
118
14.Kemudian klik icon map border untuk pengaturan koordinat bumi pada
layout, lalu isikan pada tab Grid sebagai berikut:
120. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
119
15.Selanjutnya pada tab Corners, ikuti isian sebagai berikut:
Kemudian klik OK
16. Penampilan sementara dari obyek yang telah diberi koordinat bumi akan terlihat
sebagai berikut:
121. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
120
17.Selanjutnya klik icon untuk menambah skala. Pada window Edit Scale Bar,
ikuti isian sebagai berikut:
Selanjutnya OK
18.Selanjutnya klik icon untuk membuat legenda yang ada.
19.Selanjutnya klik icon untuk menambah inzet peta. Dimana pada window
Inzet peta ikuti isian sebagai berikut:
Selanjutnya klik OK
122. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
121
20. Pada window Set Scale, isikan dengan skala 1:50000
Klik OK
21.Selanjutnya atur letak inzet peta dan buatkan box obyek yang diperbesar.
22.Selanjutnya klik icon untuk membuat batas/border layout peta.
23.Selanjutnya klik icon untuk membuat tanda panah dengan isian sebagai
berikut:
Kemudian klik OK
123. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
122
24.Hasil akhir layout peta kurang lebih sebagai berikut:
25.Selanjutnya arahkan pointer pada menu bar File
Save
26. Pada window Save, berikan nama layout peta, lalu OK
27.Selanjutnya anda dapat mengeprint layout peta dengan mengarahkan pointer
pada menu bar File
Print
124. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
123
28.Kemudian arahkan pilihan printer pada AdobePDF
Klik Print
29.Selanjutnya hasil print Adobe PDF arahkan ke D:ESP USaid, beri nama Mata
air Sumber Awan
Klik Save
125. TUTORIAL ILWIS 3.6 Adipandang Yudono, S.Si, MURP
PPLH UniBraw & ESP‐USaid 2009
124
30.Hasil akhir dari Print layout peta akan tampak sebagai berikut: