16. Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan presentasi dr. Riki Tsan,SpM yang mendeskripsikan urgensi dan latar belakang perlunya dibentuk Perdami Cabang Bekasi serta manfaat – manfaat ataupun keuntungan – keuntungan yang akan diperoleh oleh anggota Perdami di Bekasi dengan adanya Perdami Cabang Bekasi.
17. Secara singkat, urgensi dan latar belakang perlunya dibentuk Perdami Cabang Bekasi adalah sebagai berikut :
18. Secara geografis, luas wilayah Kota dan Kabupaten Bekasi +/- 336 km2 atau lebih kurang setara dengan setengah luas wilayah Propinsi DKI Jakarat.
19. Secara demografis, jumlah populasi penduduk di wilayah Kota dan Kabupaten Bekasi adalah 4.9 juta orang. Jumlah ini lebih besar dari penduduk di wilayah Propinsi Bali ( Perdami Cabang Bali ), Kota/Kabupaten Malang ( Perdami Cabang Malang ), Propinsi Riau ( Perdami Cabang Riau ) dan Kota/Kabupaten Surakarta ( Perdami Cabang Surakarta ), Propinsi Sulawesi Utara ( Perdami Cabang Sulawesi Utara ), Propinsi Sumatera Barat ( Perdami Sumatera Barat ) dan Provinsi DI Yogyakarta ( Perdami Cabang Yogyakarta ).
20. Jumlah dokter spesialis mata atau anggota Perdami yang berdomisili atau berpraktek di wilayah Kota dan Kabupaten Bekasi adalah 31 orang. Jumlah ini lebih besar dari anggota Perdami yang berada di wilayah Perdami Cabang Riau, Perdami Cabang Malang, Perdami Cabang Surakarta.
21. Karena wilayah Kota/Kabupaten Bekasi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat dan di perbatasan wilayah Propinsi DKI Jakarta, maka anggota – anggota Perdami yang berada di wilayah Kota/Kabupaten Bekasi memiliki status keanggotaan Perdami Cabang Jawa Barat dan Perdami Cabang DKI Jakarta. Hal ini tidak jarang menimbulkan kerancuan dan permasalahan dalam keikutsertaan mengikuti program kegiatan, perihal keorganisasian, aspek hukum praktek dan lain – lain.
22.
23. Mengembangkan kemandirian dalam merancang program kegiatan yang berbasiskan aspirasi anggota dalam upaya peningkatan profesionalisme.
24. Mempermudah anggota untuk ikut terlibat aktif dalam berbagai program kegiatan karena kedekatan jarak, kecepatan diseminasi informasi dan pengaturan waktu.
25. Mempermudah anggota untuk memperoleh akses informasi yang terkait dengan kegiatan Perdami Pusat, Perdami Cabang maupun kegiatan kegiatan ilmiah baik yang berskala nasional maupun internasional.
27. Menumbuhkan kemampuan dalam mengelola sumber dana organisasi secara mandiri dan terbuka untuk menyelenggarakan berbagai program kegiatan secara lebih intensif.
31. Dahulu, yang boleh membentuk Perdami Cabang hanyalah daerah yang disana ada PPDS ( program pendidikan dokter spesialis mata, notulis ). Namun, karena persoalan letaknya yang jauh, maka diperkenankan dibuka Perdami Cabang walau disana tidak ada PPDS. Yang pertama kali adalah Riau, kemudian disusul oleh Banten.
32. Banyak keuntungan yang akan diperoleh oleh anggota Perdami jika dibuka Cabang baru. Tetapi, yang terpenting dari semua itu ialah adanya komitmen dan kekompakan para anggotanya di Cabang tersebut serta harus ada yang ‘gila’ untuk mengurus organisasi.
33. Beberapa waktu yang lalu, ide untuk membentuk Cabang baru di Bekasi pernah mumcul walau kemudian hilang. Kemungkinan tidak berlanjut karena terbentur dengan AD/ART Perdami perihal pembentukan Cabang baru.
34. Keuntungan yang paling banyak dengan adanya Perdami Cabang Bekasi ialah dalam hal resertifikasi karena verifikasi menjadi lebih pendek serta pengurusan sertifikasi di IDI ( Cabang ) dan MKKI.
35. Terkait dengan Vision 2020, dengan adanya Perdami Cabang Bekasi, diharapkan pada tahun 2020, akan terwujud Bekasi Bebas Buta Katarak.
37. Memang dokter spesialis mata ( anggota Perdami di Bekasi ) pernah mengajukan ke PP untuk pembentukan Perdami Cabang di Bekasi. Namun, ditolak. karena pada saat diajukan, peraturan tentang jumlah anggota yang dapat membentuk Cabang telah berubah menjadi minimal 20 orang, yang tidak dapat terpenuhi pada saat itu.
38. Banyak keuntungan yang akan diperoleh anggota perdami jika sekiranya terbentuk Perdami Cabang Bekasi, diantaranya ialah sertifikasi. Tetapi, yang terpenting adalah komitmen diantara para anggota.
40. Selama ini memang belum terbentuk hubungan diantara dokter spesialis mata di Bekasi. Dengan dr. Riki, saya baru bertemu pada hari ini. Dengan adanya forum/cabang, kita bisa saling berkomunikasi terutama saling berkonsultasi tentang berbagai kasus penyakit mata yang kita temui serta mempermudah dalam urusan sertifikasi.
42. Dulu kita pernah berkumpul dan kemudian mengajukan pembentukan Perdami Cabang, namun tidak berhasil. Seperti dijelaskan dr. Sri, hal ini dikarenakan tidak terpenuhinya jumlah anggota minimal pada saat itu. Ini saat yang tepat untuk kembali mengajukan pembentukan Perdami Cabang di Bekasi. Saya mengusulkan untuk segera membentuk kepengurusan/formaturnya.
47. Menurut pendapat saya, saat sekarang ini, sudah waktunya dibentuk Perdami Cabang di Bekasi. Salah satu hal yang penting dari organisasi adalah tempat kedudukan dan aktivitas organisasi. Saya mengusulkan agar sekretariat organisasi bertempat di RSUD Bekasi dan sekretarisnya adalah ts yang berasal/bekerja di RSUD. Dalam pertemuan ini juga, saya mengusulkan agar segera dibentuk pengurus/formatur pembentukan Perdami Cabang bekasi
49. Untuk membentuk Perdami Cabang Bekasi, selain diperlukan persetujuan minimal 20 orang spesialis mata di wilayah tersebut, maka yang lebih penting adalah melakukan advokasi dan komunikasi dengan pengurus PP Perdami. Mungkin dengan mengundang mereka untuk mendengarkan presentasi dan aspirasi kita. Disamping pengurus PP Perdami, juga perlu diundang pengurus Cabang DKI Jakarta dan Jawa Barat. Baru kita ajukan secara resmi berikut surat persetujuan yang ditanda tangani oleh para anggota di Bekasi.
51. Saya setuju dengan pembentukan Perdami Cabang Bekasi. Namun, dari apa yang telah dijelaskan, maka dibutuhkan paling sedikit 20 orang anggota untuk dapat membentuk Cabang baru. Saya mengusulkan agar kita mengundang kembali atau meminta persetujuan dari para anggota.
59. Advokasi tidak diperlukan. Kita bisa langsung saja mengajukan ke pengurus PP untuk pembentukan Cabang yang baru. Bukankah AD/ART sudah menyatakan bahwa di satu propinsi dapat dibentuk Cabang baru dengan minimal 20 orang anggota yang menyatakan persetujuannya. Langsung saja diajukan dan saya akan membantunya.
60. dr. Tri Agus Haryono , SpM, dr. Dzulfirman, SpM, dr. Sri Budi Rahardjo, SpM :
61. Dari daftar absensi, yang hadir pada hari ini dan menyatakan persetujuannya adalah 15 orang, ditambah 2 orang dari RSUD, jumlahnya 17 orang. Dan ditambah dengan ts lain yang belum hadir, tampaknya kita sudah memenuhi korum untuk membentuk Cabang di Bekasi.
62. Kepengurusan yang kita bentuk hari ini bukan kepengurusan Perdami Cabang, namun formatur yang ditugaskan untuk membentuk Perdami Cabang Bekasi dan mengajukannya ke PP Perdami
63. Usulan untuk menunjuk dr. Riki sebagai ketua formatur untuk membentuk panitia persiapan pembentukan Perdami Cabang bekasi
65. Diluar 17 orang yang sudah pasti menyatakan persetujuannya untuk pembentukan Perdami Cabang Bekasi , dari sms yang saya terima, ada 5 atau 6 orang ts lain yang juga sudah menyatakan persetujuannya. Jadi, persyaratan jumlah anggota minimal untuk mendirikan Cabang sudah terpenuhi, bahkan telah terlampaui.
66. Saya mengusulkan dr. Sri Lukman, sebagai ketua formatur untuk membentuk Perdami Cabang Bekasi.
68. Untuk menempati struktur organisasi panitia persiapan pembentukan Perdami Cabang Bekasi yang lain , seperti sekretaris dan lain – lain, kita serahkan saja kepada dr. Riki ,sebagai ketua formatur untuk memilihnya.
69.
70. Cukup dengan resume hasil pertemuan pada hari ini disertai dengan daftar absensi dan tandatangan persetujuan , kita sudah bisa mengajukan ke PP untuk pembentukan Cabang Bekasi.