1. 1
A. Latar Belakang Masalah
Lembaga keuangan syariah atau sering di sebut perbankan syariah
adalah badan usaha yang kegiatannya di bidang keuangan syari’ah dan
memiliki prinsip bagi hasil salah satunya menetapkan imbalan yang akan
diterima sehubungan dengan penyediaan dana kepada masyarakat dalam
bentuk pembiayaan baik untuk keperluan investasi maupun modal kerja yang
akan digunakan. Perkembangan Perbankan Islam merupakan fenomena yang
menarik bagi masyarakat dan patut kita syukuri di negara Indonesia bahwa
dalam UU No. 7 tahun 1992. Di dalam bank syari’ah pun memiliki banyak
varian akad yang dapat digunakan dan dipilih oleh nasabah sesuai dengan
kebutuhan nasabah seperti: Mudharabah, Murabahah, Musyarakah, Ijarah,
Istishna, Qard, salam, Al Ijarah al Muntahiya bit Tamlik (IMBT).
Fungsi dari bank syari’ah itu sendiri ialah untuk menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit atau dalam bentuk-bentuk yang lainnya dalam
meningkatkan taraf hidup masyarakat yang ingin mengajukan pembiayaan
untuk membuat usaha. Sebelum nasabah meminjam uang atau mengajukan
permohonan pembiayaan usaha akan ditanya terlebih dahulu usaha apa yang
akan dilakukan agar ada komunikasi yang terbuka antara nasabah dan bank
syari’ah yang akan meminjamkan modal mereka kepada nasabah yang akan
melakukan usaha.
Mengenai perbankan syari’ah Akhmad Mujahidin mengemukakan
bahwa “Suatu sistem yang dikembangkan berdasarkan prinsip syari’ah
2. 2
(hukum) Islam. Usaha pembentukan sistem didasari oleh larangan dalam
agama Islam untuk memungut maupun menjamin dengan bunga atau yang
disebut riba serta larangan investasi untuk usaha-usaha yang dikategorikan
haram (misal: usaha yang berkaitan dengan produksi makanan atau minuman
haram dan usaha-usaha lainnya yang diharamkan oleh syariat Islam.”1
Dan bank syariah memiliki tujuan dalam mengembangkan perbankan
syariah yaitu untuk membantu seseorang yang memiliki kesulitan dalam
mengumpulkan dana untuk mengembangkan usaha atau baru mau memulai
usaha. Bank syariah melakukan prinsip bagi hasil dan tidak mengambil
banyak dari hasil yang diperoleh oleh nasabah. Bagi hasil itu dilakukan di awal
akad dan persetujuan pun dilakukan di awal akad.
Dan dari itu semua transaksi yang dilakukan di perbankan syariah harus
jelas untuk apa dana tersebut diberikan oleh bank syari’ah kepada nasabah. Dan
dengan itu agar masyarakat tau tentang bank syari’ah maka seharusnya
memberikan sosialisasi kepada masyarakat melalui peran mahasiswa yang
telah belajar mata kuliah manajemen bank syariah dan konvensional.
Sosialisasi itu sendiri ialah proses yang membantu individu melalui
belajar dan penyesuaian diri, bagaimana cara hidup dan bagaimana cara
berpikir kelompoknya agar supaya ia dapat berperan dan berfungsi dalam
kelompoknya. Proses ini dapat berjalan dengan serasi dapat pula terjadi
melalui pertentangan, akan tetapi selama individu merasa memerlukan
1 Ahmad Mujahidin, Hukum Perbankan Syariah,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2016), h.16.
3. 3
kelompok-kelompoknya maka ia bersedia untuk mengadakan beberapa
kompromi terhadap tuntutan kelompok. Mengenai sosialisasi M. Jacky
mengemukakan bahwa “Sosialisasi adalah proses sadar dimana seorang anak
belajar norma, nilai-nilai, keyakinan, peraturan, dari masyarakat atau
meninternalisasi budaya dimana mereka berada. Sosialisasi kenyataannya,
belajar dari tiga proses penting yaitu kognitif, afektif, evaluative. Sosialisasi
meliputi pengetahuan tentang pembentukan hubungan emosional dengan
seluruh anggota masyarakat.”2
Sosialisasi ini diberikan kepada orang terdekat kita yaitu keluarga.
Keluarga merupakan sekumpulan manusia yang terdiri dari ayah, ibu, dan
anak. Keluarga ialah orang yang paling dekat dengan kita dan memberikan
semangat untuk kita dalam menghadapi suatu masalah yang sangat rumit
sekalipun. Mengenai keluarga Ujang Mahadi mengemukakan bahwa
“Keluarga adalah suatu struktur dalam masyarakat yang bersifat sangat khusus,
satu sama lain yang sama mengikat. Keluarga sebuah unit sosial yang terdiri
atas orang tua dan anak-anak mereka, yang memiliki tujuan penting untuk
membentuk beberapa kelompok lebih. hubungan antar anggota keluarga itu
dijiwai dengan suasana kasih sayang dan rasa tanggung jawab dan saling
memiliki. Menginginkan semua anggota keluarganya berada di jalan yang
baik.”3
2 M. Jacky, Sosiologi Konsep, Teori, dan Metode, ( Jakarta: Mitra Wacana Media, 2015),
h. 65-66
3 Ujang Mahadi, Komunikasi Keluarga, ( Bogor: PT Penerbit Ipb Press, 2014), h. 20.
4. 4
Sosialisasi memiliki tujuan Pada dasarnya tujuan sosialisasi adalah
membangun hubungan kerjasama dengan masyarakat atau keluarga yang
merasa orang terdekat dengan kita. Kemudian, melalui kerjasama yang erat
diharapkan masyarakat memiliki rasa yang erat sehingga masyarakat tidak
hanya menerima manfaat saja.
Namun, pada umumnya suatu aktivitas sosialisasi mempunyai tujuan
sebagai berikut:
1. Memperkenalkan apa yang akan disampaikan
2. Untuk menarik perhatian
3. Tercapainya pemahaman
4. Perubahan sikap
5. Tindakan.4
Harus memperkenalkan apa yang akan disampaikan dan harus jelas
agar tidak ada lagi penjelasan yang kaku saat menyampaikan suatu hal . suatu
hal yang akan disampaikan itu harus bersifat menarik perhatian supaya
seseorang yang kita jelaskan itu tidak merasa bosan tentang hal yang kita
sosialisasikan, dari penyampaian pemahaman kita itu harus sampai kepada
seseorang yang kita berikan penjelasan.
Dari penjelasan di atas peneliti ingin mengetahui peran dari mahasiswa
Program Studi Perbankan Syariah STAI Barumun Raya Sibuhuan Angkatan
2018 dalam mensosialisasi perbankan syariah kepada keluarga. Dan sudah
4 Abdulsyani, Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan, ( Jakarta : PT. Bumi Akssara,
2015), h. 62
5. 5
diketahui Mahasiswa Program Studi Perbankan Syariah sudah belajar tentang
manajemen perbankan syariah dan konvensional serta perbedaan dari
keduanya, serta sudah ada mata kuliah pendukung lainnya yang masih
membahas tentang bank syari’ah dan bank konvensional. Dari pemahaman
pembelajaran selama ini mahasiswa bisa atau tidak menjalankan peran mereka
untuk mempengaruhi keluarga untuk beralih dari bank konvensional ke bank
syari’ah. Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan dengan melakukan
wawancara kepada Mahasiswa Program Studi Perbankan Syariah STAI
Barumun Raya Sibuhuan semester 8 (Delapan) yang bernama Siti Rosmaida,
menyatakan:
Bahwa mahasiswa paham dan mengerti akan perbankan syariah dan
konvensional dan sesuatu yang berkaitan dengan perbankan, serta telah
menabung di bank syariah dan telah memberikan sosialisasi kepada keluarga
serta memberikan penjelasan kepada keluarga perbedaan bank syariah dan
konvensional. Tetapi belum bisa mempengaruhi keluarga untuk menabung dan
beralih dari bank konvensional ke bank syariah.5
Berdasarkan hasil observasi ini menunjukkan bahwa mahasiswa telah
menjadi nasabah di bank syariah dengan kemampuan dan pemahaman yang
sudah cukup untuk memilih dan mempercayai bank syariah. Dan penulis ingin
meneliti lebih lanjut, Maka dengan ini peneliti tertarik untuk lebih
memfokuskan penelitian ini dengan sosialisasi mahasiswa terhadap keluarga,
maka penelitian ini akan dirumuskan kedalam suatu karya tulis yang berjudul
“Peran Mahasiswa Program Studi Perbankan Syariah STAI Barumun
5Siti Rosmaida, Mahasiswa Prodi Perbankan Syariah STAI Barumun Raya Sibuhuan
Semester 8, Wawancara Pada Tanggal 18 Maret 2022.
6. 6
Raya Sibuhuan Angkatan 2018 dalam Sosialisasi Perbankan Syari’ah
Kepada Keluarga”
B. Rumusan Masalah
Untuk memudahkan penulisan atau penelitian ini, maka akan dibatasi
permasalahan penelitian ini dengan merumuskan masalah yang diformulasikan
dalam dua pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana pemahaman mahasiswa program studi perbankan syariah
STAI Barumun Raya Sibuhuan angkatan 2018 dalam mensosialisasikan
perbankan syariah kepada keluarga ?
2. Bagaimana peran mahasiswa program studi perbankan syariah STAI
Barumun Raya Sibuhuan angkatan 2018 dalam mensosialisasikan
perbankan syariah kepada keluarga?
C. Batasan Istilah
1. Peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti pemain
sandiwara, perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang
berkedudukan sebagai masyarakat.6
2. Mahasiswa adalah orang yang belajar (pelajar) di perguruan tinggi.7
3. Sosialisasi adalah Proses ketika individu mendapatkan kebudayaan
kelompoknya dan menginternalisasikan sampai tingkat tertentu norma-
norma sosialnya, sehingga membimbing orang tersebut untuk
memperhitungkan harapan-harapan orang lain.8
6 Novianto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Solo: CV Bringin, 2005), h. 390.
7 Sugono,D., dkk. Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Kamus Pusat Jakarta, 2008), h. 983.
8 Sutaryo, Dasar-Dasar Sosialisasi, (Jakarta: Rajawali Press, 2004), h. 156.
7. 7
4. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas
pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan
dengan prinsip syariat islam.9
5. Keluarga adalah suatu institusi yang terbentuk karena ikatan perkawinan.
Di dalamnya hidup bersama pasangan suami istri secara sah karena
pernikahan.10
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini tidak lepas dari permasalahan pokok yang telah
dikemukakan. Adapun tujuan penlitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pemahaman mahasiswa program studi perbankan
syariah STAI Barumun Raya Sibuhuan angkatan 2018 dalam
mensosialisasikan perbankan syariah kepada keluarga.
2. Untuk mengetahui peran mahasiswa program studi perbankan syariah STAI
Barumun Raya Sibuhuan angkatan 2018 dalam mensosialisasikan
perbankan syariah kepada keluarga.
E. Manfaat Penelitian
Hal terpenting dari sebuah penelitian adalah kegunaan yang dapat
dirasakan atau diterapkan setelah terungkapnya hasil penelitian. Kegunaan
yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
9 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah,(Depok : PT RajaGrafindo Persada, 2014),
h. 2.
10 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:
Rineka cipta, 2004), h. 16.
8. 8
a. Mahasiswa sebagai sumber pengetahuan dan bahan referensi untuk
seluruh mahasiswa STAI Barumun Raya Sibuhuan dan untuk memenuhi
salah satu syarat mencapai gelar sarjana ekonomi islam (S.E) dalam
bidang ilmu perbankan syari’ah.
b. Masyarakat, agar masyarakat mengetahui informasi lebih jelas tentang
peran mahasiswa program studi perbankan syariah STAI Barumun Raya
Sibuhuan angkatan 2018 dalam mensosialisasikan perbankan syariah
kepada keluarga.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya, Sebagai bahan referensi di bidang ilmu
ekonomi, guna untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di masa yang
akan datang.
2. Manfaat Praktis.
a. Bagi Mahasiswa agar mahasiswa dan mahasiswi punya bahan rujukan di
kampus STAI Barumun Raya Sibuhuan.
b. Bagi Masyarakat, dari hasil penelitian ini tidak menutup kemungkinan
dapat berguna sebagai pedoman bagi pihak-pihak yang berkepentingan
dalam meneliti hal yang sama..
c. Bagi Peneliti Selanjutnya, dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan
tentang peran mahasiswa program studi perbankan syariah STAI
Barumun Raya Sibuhuan angkatan 2018 dalam mensosialisasikan
perbankan syariah kepada keluarga.
9. 9
F. Tinjauan Pustaka
1. Peran
a. Pengertian Peran
Teori peran (Role Theory) adalah teori yang merupakan
perpaduan antara teori, orientasi, maupun disiplin ilmu. Selain dari
psikologi, teori peran berawal dari sosiologi dan antropologi. Dalam
ketiga ilmu tersebut, istilah “peran” diambil dari dunia teater. Dalam
teater, seorang aktor harus bermain sebagai seorang tokoh tertentu dan
dalam posisinya sebagai tokoh itu ia diharapkan untuk berperilaku
secara tertentu. Posisi aktor dalam teater (sandiwara) itu kemudian
dianologikan dengan posisi seseorang dalam masyarakat. Sebagaimana
halnya dalam teater, posisi orang dalam masyarakat sama dengan posisi
aktor dalam teater, yaitu bahwa perilaku yang diharapkan daripadanya
tidak berdiri sendiri, melainkan selalu berada dalam kaitan dengan
adanya orang-orang lain yang berhubungan dengan orang atau aktor
tersebut. Dari sudut pandang inilah disusun teori-teori peran.11
Selain itu, Kahn et al juga mengenalkan teori peran pada literatur
perilaku organisasi. Mereka menyatakan bahwa sebuah lingkungan
organisasi dapat mempengaruhi harapan setiap individu mengenai
perilaku peran mereka. Harapan tersebut meliputi norma-norma atau
tekanan untuk bertindak dalam cara tertentu. Individu akan menerima
11 Sarwono, Teori-teori Psikologi Sosial. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2022), h. 20.
10. 10
pesan tersebut, menginterpretasikannya, dan merespon dalam berbagai
cara. Masalah akan muncul ketika pesan yang dikirim tersebut tidak
jelas, tidak secara langsung, tidak dapat diinterpretasikan dengan
mudah, dan tidak sesuai dengan daya tangkap si penerima pesan.
Akibatnya, pesan tersebut dinilai ambigu atau mengandung unsur
konflik. Ketika hal itu terjadi, individu akan merespon pesan tersebut
dalam cara yang tidak diharapkan oleh si pengirim pesan.
Harapan akan peran tersebut dapat berasal dari peran itu sendiri,
individu yang mengendalikan peran tersebut, masyarakat, atau pihak
lain yang berkepentingan terhadap peran tersebut. Setiap orang yang
memegang kewenangan atas suatu peran akan membentuk harapan
tersebut. Individu atau pihak yang berbeda dapat membentuk harapan
yang mengandung konflik bagi pemegang peran itu sendiri. Oleh karena
setiap individu dapat menduduki peran sosial ganda, maka
dimungkinkan bahwa dari beragam peran tersebut akan menimbulkan
persyaratan/harapan peran yang saling bertentangan. Hal tersebut yang
dikenal sebagai konflik peran.12
Teori peran juga menyatakan bahwa ketika perilaku yang
diharapkan oleh individu tidak konsisten, maka mereka dapat
mengalami stress, depresi, merasa tidak puas, dan kinerja mereka akan
kurang efektif daripada jika pada harapan tersebut tidak mengandung
konflik. Jadi, dapat dikatakan bahwa konflik peran dapat memberikan
12 Taylor, dkk. (2009). Psikologi Susial Edisi Kedua Belas….., h. 925
11. 11
pengaruh negatif terhadap cara berpikir seseorang. Dengan kata lain,
konflik peran dapat menurunkan tingkat komitmen independensi
seseorang. Adapun ambiguitas peran merupakan sebuah konsep yang
menjelaskan ketersediaan informasi yang berkaitan dengan peran.
Pemegang peran harus mengetahui apakah harapan tersebut benar dan
sesuai dengan aktivitas dan tanggung jawab dari posisi mereka. Selain
itu, individu juga harus memahami apakah aktivitas tersebut telah dapat
memenuhi tanggung jawab dari suatu posisi dan bagaimana aktivitas
tersebut dilakukan.13
Peran adalah suatu rangkaian perilaku yang diharapkan dari
seseorang berdasarkan posisi sosial, baik secara formal maupun
informal. Perilaku yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa
atau suatu pekerjaan yang dilakukan dengan dinamis sesuai dengan
status atau kedudukan yang disandang. Status dan kedudukan ini sesuai
dengan keteraturan sosial, bahkan dalam keterurutan tindakan semuanya
disesuaikan dengan peran yang berbeda. Istilah peran dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti pemain sandiwara, perangkat
tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan
sebagai masyarakat.14
Beberapa definisi peran yang dikemukakan oleh menurut
Soerjono Soekanto pengertian peranan merupakan aspek dinamis
13 Hutami, G, Pengaruh Konflik Peran Dan Ambiguitas Peran Terhadap Komitmen
Independensi Auditor Internal Pemerintah Daerah, (Jurnal Peran, 2003), h. 8
14 Novianto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Solo: CV Bringin, 2005), h. 390.
12. 12
kedudukan (status). Apabila seseorang melakukan hak dan
kewajibannya sesuai dengan kedudukannya (status) dia menjalankan
suatu peranan. Tidak ada Perbedaan antara kedudukan dan peranan
adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat
dipisah- pisahkan karena yang satu tergantung pada yang lainnya dan
sebaliknya. Tidak ada peranan tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa
peranan. Sebagaimana dengan kedudukan, peranan juga mempunyai
dua arti. Setiap orang mempunyai macam–macam peranan yang berasal
dari pola–pola pergaulan hidupnya. Hal itu sekaligus berarti bahwa
peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta
kesempatankesempatan apa yang diberikan oleh masyarakat
kepadanya.15
b. Konsep Peran
Dari penjelasan di atas kita mengetahui bahwa peran dan status
sosial merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Adapun konsep
peran menurut Sukanto adalah sebagai berikut:
1) Persepsi Peran
Persepsi Peran adalah pandangan kita terhadap tindakan yang
seharusnya dilakukan pada situasi tertentu. Persepsi ini berdasarkan
interpretasi atas sesuaty yang diyakini tentang bagaimana seharusnya
kita berperilaku.
15 Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), h.
212.
13. 13
2) Ekspektasi Peran
Ekspektasi peran merupakan sesuatu yang telah diyakini orang lain
bagaimana seseorang harus bertindak dalam situasi tertentu. Sebagian
besar perilaku seseorang ditentukan oleh peran yang didefinisika n
dalam konteks dimana orang tersebut bertindak.
3) Konflik Peran
Saat seseorang berhadapan dengan ekspektasi peran yang berbeda,
maka akan menghasilkan konflik peran. Konflik ini akan muncul saat
seseorang menyadari bahwa syarat satu peran lebih berat untuk
dipenuhi ketimbang peran lain.16
c. Jenis Peran
Mengacu pada penjelasan di atas, peran dapat dibagi menjadi tiga
jenis. Menurut Soekanto, adapun jenis-jenis peran adalah sebagai
berikut:
1) Peran Aktif
Peran aktif adalah peran seseorang seutuhnya selalu aktif dalam
tindakannya pada suatu organisasi. Hal tersebut dapat dilihat atau
diukur dari kehadirannya dan kontribusinya terhadap suatu
organisasi.
2) Peran Partisipasif
16 Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar,…. h. 213.
14. 14
Peran partisipasif adalah peran yang dilakukan seseorang
berdasarkan kebutuhan atau hanya pada saat tertentu saja.
3) Peran Pasif
Peran pasif adalah suatu peran yang tidak dilaksanakan oleh
individu. Artinya, peran pasif hanya dipakai sebagai simbol dalam
kondisi tertentu di dalam kehidupan masyarakat.17
d. Syarat-syarat Peran
Peranan merupakan tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh
seseorang yang menempati suatu posisi didalam status sosial dan
terdapat syarat-syarat peran, sebagai berikut:
Syarat–syarat peran mencakup 3 (Tiga) hal, yaitu :
1) Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat.
2) Peran adalah suatu konsep perilaku apa yang dilaksanakan oleh
individu-individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
3) Peran adalah suatu rangkaian yang teratur yang ditimbulkan karena
suatu jabatan.18
2. Mahasiswa
a. Pengertian Mahasiswa
Mahasiswa merupakan sebutan bagi anak yang sudah menempuh
sebuah perguruan tinggi, akademi dan umumnya ialah di perguruan
17 Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar,…. h. 214.
18 John Scott, Sosiologi The Key Concepts, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), h. 227.
15. 15
tinggi. Mahasiswa yang pemikirannnya sudah lebih jauh berkembang
dibandingkan anak yang belum menempuh jenjang perkuliahan serta
dapat menentukan langkah dalam tindakan yang akan di ambil seperti
apa yang baik untuk mendapatkan suatu hasil keputusan yang tepat dan
telah memiliki peran sosial, ekonomi dan politik dalam masyarakat.
sudah bisa mengeluarkan pendapat mereka sendiri dari pemahaman apa
yang telah mereka dapatkan selama di perguruan tinggi.
Mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang
menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta
atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi. Dan dalam
pengertian lain Mahasiswa adalah pelajar di tingkat perguruan tinggi
dan sudah dewasa berkembang emosional, psikologis, fisik,
kemandirian, dan telah berkembang jadi dewasa. Sedangkan mahasiswa
dalam peraturan pemerintah RI No. 30 tahun 1990 adalah peserta didik
yang terdaftar dan belajar diperguruan tinggi tertentu.
Fungsi mahasiswa pun ada yang melekat saat kita telah
memasuki perguruan tinggi yang pertama fungsi moral, dimana semua
masyarakat sudah beranggapan baik bahwa seorang anak yang telah
memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi itu memiliki moral yang
baik dikarenakan sudah matang dalam mengambil sikap dan
memperbaiki sifat. Kedua, adalah peranan sosial yang dimana seorang
mahasiswa itu harus berbaur dengan masyarakat dan membantu
masyrakat dalam mendapatkan keadilan, contohnya mahasiswa demo
16. 16
demi untuk membantu masyarakat kecil. Ketiga, adalah peranan
intelektual yaitu Mahasiswa sebagai orang yang disebut-sebut sebagai
insan intelek haruslah dapat mewujudkan status tersebut dalam ranah
kehidupan nyata. Dalam arti menyadari betul bahwa fungsi dasar
mahasiswa adalah bergelut dengan ilmu pengetahuan dan memberikan
perubahan yang lebih baik dengan intelektualitas yang ia miliki selama
menjalani pendidikan.
b. Fungsi dan Peran Mahasiswa
Fungsi mahasiswa pun ada yang melekat ketika telah memasuki
perguruan tinggi yang pertama fungsi moral, dimana semua masyarakat
sudah beranggapan baik bahwa seorang anak yang telah memasuki
jenjang pendidikan yang lebih tinggi itu memiliki moral yang baik
dikarenakan sudah matang dalam mengambil sikap dan memperbaiki
sifat. Kedua, adalah peranan sosial yang dimana seorang mahasiswa itu
harus berbaur dengan masyarakat dan membantu masyrakat dalam
mendapatkan keadilan, contohnya mahasiswa demo demi untuk
membantu masyarakat kecil. Ketiga, adalah peranan intelektual yaitu
Mahasiswa sebagai orang yang disebut-sebut sebagai insan intelek
haruslah dapat mewujudkan status tersebut dalam ranah kehidupan
nyata. Dalam arti menyadari betul bahwa fungsi dasar mahasiswa adalah
bergelut dengan ilmu pengetahuan dan memberikan perubahan yang
lebih baik dengan intelektualitas yang ia miliki selama menjalani
pendidikan.
17. 17
Peranan Mahasiswa sebagai agen perubahan sosial selalu
dituntut untuk menunjukkan peranannya dalam kehidupan nyata. Ada
tiga peranan penting dan mendasar bagi mahasiswa yaitu intelektua l,
moral, sosial.
1) Peran intelektual
Mahasiswa sebagai orang yang intelek, jenius, dan jeli harus bisa
menjalankan hidupnya secara proporsional, sebagai seorang
mahasiswa, anak, serta harapan masyarakat.
2) Peran moral
Mahasiswa sebagai seorang yang hidup di kampus yang dikenal
bebas berekspresi, beraksi, berdiskusi, berspekulasi dan berorasi,
harus bisa menunjukkan tingkah laku yang bermoral dalam setiap
tindak tanduknya tanpa terkontaminasi dan terpengaruh oleh kondisi
lingkungan.
3) Peran sosial
Mahasiswa sebagai seorang yang membawa perubahan harus selalu
bersinergi, berpikir kritis dan bertindak konkret yang terbingkai
dengan kerelaan dan keikhlasan untuk menjadi pelopor, penyampai
aspirasi dan pelayan masyarakat.
3. Sosialisasi
a. Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi merupakan pendekatan kepada seseorang yang
merupakan proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan
18. 18
aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok
atau masyarakat yang ditemui. Sosialisasi bisa dilakukan dengan orang
terdekat seperti keluarga yang tinggal satu rumah dan bisa juga di
lakukan dengan lingkungan yang lebih luas seperti masyarakat yang
bisa dilakukan di suatu gedung atau tempat yang luas. Kemudian
Menurut Charlotte Buehler “Sosialisasi adalah proses yang membantu
individu melalui belajar dan penyesuaian diri bagaimana cara hidup
dan bagaimana cara berpikir kelompoknya, agar supaya ia dapat
berprestasi dan perfungsi dalam kelomponya.”19 Dan menurut David
A. Goslin berpendapat bahwa sosialisasi adalah:
Menurut David A. Goslin berpendapat “Sosialisasi adalah proses
belajar yang di alami seseorang untuk memperoleh pengetahuan
keterampilan, nilai-nilai dan norma-norma agar ia dapat berpartisipasi
sebagai anggota dalam kelompok masyarakatnya. Sosialisasi berarti
upaya memasyarakatkan sesuatu sehingga menjadi dikenal, dipahami,
dihayati oleh masyarakat atau pemasyarakatan.20
Ada beberapa definisi Sosialisasi yang dikemukakan oleh para
ahli sebagai Berikut:
1. Menurut James W Vander Zanden:
Sosialisasi adalah suatu proses interaksi sosial dimana orang
memperoleh pengetahuan, nilai, sikap dan perilaku esensial untuk
berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat.
2. Menurut Paul B Horton dan Chester L Hunt:
Sosialisasi ialah suatu proses seseorang dalam menghayati
(mendarah dagingkan) norma-norma kelompok dimana dia hidup,
sehingga timbullah jati diri yang unik.
3. Menurut David B Brinkerhoft dan Lynn K White:
19 Phil Astrid S. Susanto, Pengantar Sosiologi dan PerubahanSosial,(Bandung,Binacitra,
1979), h. 15.
20 Ihrom, Bunga Rampai Sosiologi Keluarga, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,2004), h.
30.
19. 19
Sosialisasi merupakan suatu proses belajar peran, status dan nilai
yang diperlukan untuk keikutsertaan (partisipasi) dalam institusi
sosial.21
Allah menjelaskan dalam Al-Qur’an untuk membuat kebajikan
antara sesama manusia surah Ali Imran ayat 104:
ِّف ْوُرْعَمْلاِّب َن ْوُرُمْأَيَو ِّ
ْريَخْلا ىَلِّا َن ْوُعْدَّي ٌةَّمُا ْمُكْنِّم ْنُكَتْلَو
ِّنَع َن ْوَهْنَيَو
َن ْوُحِّلْفُمْلا ُمُه َكِٕى
ٰۤ
ولُاَو ۗ ِّ
َركْنُمْلا
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan
mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung.22
b. Dasar dan Hukum Sosialisasi
Mengenai dasar hukum dari sosialisai, kita ketahui bahwasannya
sosialisasi adalah pendekatan kepada seseorang, melalui pendekatan
terjalinlah hubungan sesama manusia sebagai makhluk sosial, tentu ada
beberapa ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang sosialisasi, antara
lain:
َن ْوُمَح ْرُت ْمُكَّلَعَل َ اّٰلله واُقَّتا َو ْمُكْي َخَوَا َنْيَب ا ْوُحِّلْصَاَف ٌةَوِّْخا َن ْوُنِّؤْمُمْال اَمَّنِّا
ࣖ
Artinya : Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena
itu damaikanlah kedua saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah
kepada Allah agar kamu dirahmati.23
c. Tujuan Sosialisasi
Pada dasarnya tujuan sosialisasi adalah membangun hubungan
kerjasama dengan masyarakat atau keluarga yang merasa orang
terdekat dengan kita. Kemudian, melalui kerjasama yang erat
21 Damsar, PengantarSosiologi Pendidikan,(Jakarta: PT Kencana Prenada Media, 2011),
h.66.
22 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Garut: Jumanatul Ali, 2018), h.
63.
23 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya….,h.516
20. 20
diharapkan masyarakat memiliki rasa yang erat sehingga masyarakat
tidak hanya menerima manfaat saja.
Namun, pada umumnya suatu aktivitas sosialisasi mempunyai
tujuan sebagai berikut:
1. Memperkenalkan apa yang akan disampaikan
2. Untuk menarik perhatian
3. Tercapainya pemahaman
4. Perubahan sikap
5. Tindakan.24
d. Metode Sosialisasi
Metode sosialisasi yang dapat dilakukan diantaranya :
1) Metode periklanan
Iklan adalah sarana promosi yang digunakan oleh bank guna
menginformasikan, segala sesuatu produk yang dihasilkan oleh
bank. Informasi yang diberikan adalah manfaat produk, harga
produk serta keuntungan-keuntungan produk dibandingkan
pesaing. Tujuan promosi lewat iklan adalah berusaha untuk
menarik, dan mempengaruhi calon nasabahnya25
2) Metode promosi
Promosi merupakan fungsi pemberitahuan, pembujukan dan
pengimbasan keputusan pembelian konsumen. Dalam promosi
24 Abdulsyani, Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan, ( Jakarta : PT. Bumi Akssara,
2015), h. 62.
25 Kamsir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 177
21. 21
terjadi proses penyajian pesan-pesan yang ditunjukan untuk
membantu penjualan barang atau jasa. promosi merupakan aktivitas
pemasaran yang paling tentera dan mungkin paling controversial
yang secara rutin dilaksanakan oleh sebuah perusahaan.26 Promosi
juga merupakan kegiatan marketing mix yang terakhir. Dalam
kegiatan ini setiap bank berusaha untuk mempromosikan seluruh
produk dan jasa yang dimilikinya baik langsung maupun tidak
langsung.27
Tanpa promosi jangan diharapkan nasabah dapat mengenal
baik. Oleh karena itu promosi merupakan sarana paling ampuh
untuk menarik dan mempertahankan nasabah. Salah satu tujuan
promosi bank adalah menginformasikan segala jenis produk yang
ditawarkan dan berusaha menarik calon nasabah baru. Kemudian
promosi juga mempengaruhi nasabah untuk membeli dan akhirnya
promosi juga akan meningkatkan citra bank dimata para
nasabahnya.
3) Metode publisitas
Publisitas adalah penempatan berupa artikel, tulisan, foto,
atau layanan visual yang sarat nilai berita baik karena luar biasa,
penting atau mengantung unsur-unsur emosional, kemanusiaan dan
humor. Secara garis besar bertujuan untuk memusatkan perhatian
26Henry Simamora, Manajemen Pemasaran Internasional Jilid II, (Jakarta: Salemba
Empat, 2000), h. 753.
27 Kamsir, Pemasaran Bank..., h. 175
22. 22
terhadap satu tempat, orang atau suatu institusi yang biasanya
dilakukan melalui penerbitan umum. Publisitas merupakan kegiatan
promosi untuk memancing nasabah melalui kegiatan pameran, bakti
sosial serta kegiatan lainnya. Kegiatan publisitas dapat
meningkatkan pamor bank dimata para nasabahnya.
Tujuannya adalah agar nasabah mengenal bank lebih dekat.
Dengan ikut kegiatan tersebut, nasabah akan selalu mengingat bank
tersebut dan diharapkan akan menarik nasabah.28
4. Bank Syariah
a. Pengertian Bank Syariah
Bank Islam atau Bank Syariah adalah badan usaha yang
fungsinya sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan penyalur dana
kepada masyarakat, yang sistem dan mekanisme kegiatan usahanya
berdasarkan kepada hukum Islam atau prinsip syariah sebagaimana
yang diatur dalaam Alquran dan Al-Hadis.29
Menurut Susyanti mendefinisikan bank syariah adalah bank yang
berasaskan pada asas kemitraan, keadilan, transparansi dan universal
serta melakukan kegiatan usaha perbankan berdasarkan prinsip
syariah.30 Sedangkan menurut Ismail bank syariah merupakan bank
28 Kamsir, Pemasaran Bank..., h. 180
29 Usman Rachmani, Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2012), h. 35.
30 Susyanti, Pengelolaan Lembaga Keuangan Syariah, (Malang: Empat Dua, 2016), h. 45.
23. 23
yang dalam sistem oprasionalnya tidak menggunakan sistem bunga,
akan tetapi menggunakan prinsip dasar sesuai dengan syariah Islam.31
Ada banyak pendapat yang mendefinisikan tentang perbankan
syariah dan semua definisi tersebut mengacu pada konsep dan isi Al-
Qur’an, Hadist, Qiyas dan Ijma para ulama.
b. Dasar Hukum Perbankan Syariah
Mengenai dasar hukum dari berdirinya bank syariah, kita ketahui
bahwasannya bank syariah adalah bank yang bernafaskan Islam , tentu
ada beberapa ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang Bank syariah,
antara lain:
ْمُكَلاَوْمَا ا ْٰٓوُلُكَْأت َ
َل ا ْوُنَما َنْيِّذَّلا اَهُّيَآٰي
ًةَارَجِّت َن ْوُكَت ْنَا ٰٓ َّ
َِّلا ِّل ِّاطَبْلاِّب ْمُكَنْيَب
اًمْي ِّح َر ْمُكِّب ََانك َ هاّٰلل َّنِّا ۗ ْمُكَسُفْنَا ا ْٰٓوُلُتْقَت َ
َلَو ۗ ْمُكْنِّم ٍ
اضََرت ْنَع
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang berlaku dengan sukasama-suka di antara kamu.
Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah
Maha Penyayang kepadamu.32
c. Karakteristik Bank Syariah
Prinsip syariah Islam dalam pengelolaan harta menekankan
pada keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat. Harta
harus dimanfaatkan untuk hal-hal produktif terutama kegiatan investasi
yang merupakan landasan aktivitas ekonomi dalam masyarakat. Tidak
setiap orang mampu secara langsung menginvestasikan hartanya untuk
31 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 34.
32Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 83.
24. 24
menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, diperlukan suatu lembaga
perantara yang menghubungkan masyarakat pemilik dana dan
pengusaha yang memerlukan dana (pengelola dana). Salah satu bentuk
lembaga perantara tersebut adalah bank yang kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip syariah. Bank syariah ialah bank yang berasaskan,
antara lain pada asas kemitraan, keadilan, transparansi dan universal
serta melakukan kegiatan usaha perbankan berdasarkan prinsip syariah.
Kegiatan bank syariah merupakan implementasi dari prinsip ekonomi
Islam dengan karakteristik, antara lain, sebagai berikut:33
a. pelarangan riba dalam berbagai bentuk.
b. Tidak mengenal konsep time-value of money tetapi menerapkan
economic value of time.
c. Konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas.
d. Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersifat spekulatif.
e. Tidak diperkenankan menggunakan dua harga untuk satu barang.
f. Tidak diperkenankan dua transaksi dalam satu akad.
Bank syariah tidak menggunakan bunga sebagai alat untuk
memperoleh pendapatan maupun membebankan bunga atas
penggunaan dana pinjaman karena bunga merupakan riba yang
diharamkan.34 Transaksi tidak mengandung unsur kedzaliman dan
bukan termasuk riba, tidak membahayakan pihak sendiri atau pihak
33 Muhammad, Manajemen Keuangan Syariah: Analisis Fiqh dan Keuangan,
(Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2014), h. 229.
34 Muhammad, Manajemen Keuangan Syariah, h. 230.
25. 25
lain, tidak ada unsur penipuan (Tadlis), perjudian (Maisyir), tagrir
(Gharar), rekayasa pasar dalam Supply (Ikhtikar), rekayasa pasar
dalam Demand (Bai’Najasy), suap-menyuap (Risywah) dan Tidak
mengandung materi-materi yang diharamkan.
d. Produk-Produk Bank Syariah
Perbankan Syariah memiliki berbagai macam produk, pada
perbankan syariah terbagi menjadi tiga, sebagai berikut :35
1) Penyaluran Dana
a) Prinsip Jual Beli (Ba’i), Keuntungan bank disebutkan di depan
dan termasuk harga dari harga yang dijual.
b) Prinsip Sewa (Ijarah), Dalam hal ini bank menyewakan
peralatan kepada nasabah dengan biaya yang telah ditetapkan
secara pasti sebelumnya.
c) Prinsip bagi Hasil (Syirkah), Musyarakah dan Mudharabah;
2) Produk penghimpun dana
a) Prinsip Wadiah penerapan prinsip Wadiah yang dilakukan
adalah Wadiah yad dhamanah yang diterapkan pada rekening
produk giro dan Wadiah amanah harta titipan tidak boleh
dimanfaatkan oleh yang dititipi.
b) Prinsip Mudharabah, penyimpanan atau deposan bertindak
sebagai pemilik modal sedangkan bank bertindak sebagai
pengelola.
35 Muhamad, Manajemen Dana Bank Syariah..., h.28-32
26. 26
3) Produk jasa perbankan;
a) Sharf, (Jual Beli Valuta Asing) adalah jual beli mata uang yang
tidak sejenis namun harus dilakukan pada waktu yang sama
(spot). Bank mengambil keuntungan untuk jasa jual beli
tersebut.
b) Ijarah (sewa) kegiatan ijarah ini adalah menyewakan simpanan
(safe deposit box) dan jasa tata laksana adminitrasi dokumen
(custudian), dalam hal ini bank mendapatkan imbalan sewa dari
jasa tersebut.
Untuk memenuhi kebutuhan nasabah maka bank syariah
membagi berbagai macam produk yaitu produk penghimpunan
dana, penyaluran dana, dan produk jasa yang diberikan kepada
nasabah. Produk yang disediakan oleh Perbankan Syariah telah
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
b. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Adapun perbedaan bank syariah dan bank konvensional adalah :36
Tabel 1
Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Bank Syariah
Bank Konvensional
1. Melakukan investasi-
investasi yg halal saja.
2. Berdasarkan prinsip bagi
hasil, jual beli, atu sewa.
3. Profit and Falah oriented
1. Investasi yang halal dan
haram
2. Memakai perangkat Bunga
3. Profit Oriented
36 Thamrin, Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Bank Umum
Konvensional Serta pengaruhnya terhadap keputusan investasi, (Jurnal, Pekbis, 2011), Vol.3, No.1,
h.406.
27. 27
4. Hubungan nasabah dalam
bentuk kemitraan
5. Penghimpunan dan
penyaluran dana harus
sesuai dengan fatawa dewan
pengawas syariah.
4. Hubungan dengan nasabah
dalam bentuk hubungan
debitur-debitur
5. Tidak terdapat dewan sejenis
c. Fungsi Utama Bank Syariah
Menurut Ismail bank syariah memiliki tiga fungsi utama sebagai
berikut:
1) Penghimpunan Dana Masyarakat
Fungsi bank syariah yang pertama yaitu menghimpun dana dari
masyarakat yang kelebihan dana. Bank syariah menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk titipan dengan menggunakan akad al-
wadiah dan dalam bentuk investasi dengan menggunakan akad al-
Mudharabah.
2) Penyaluran Dana Kepada Masyarakat
Fungsi bank syariah yang kedua yaitu menyalurkan dapat kepada
masyarakat yang membutuhkan. Masyarakat dapat memperoleh
pembiayaan dari bank syariah asalkan dapat memenuhi semua
ketentuan dan persyaratan yang berlaku. Pembiayaan bank syariah
dibagi menjadi beberapa sebagai berikut.
a) Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan
musyarakah. Mudharabah merupakan kontrak antara dua pihak
atau lebih yang mana satu pihak sebagai shahibul maal dan
28. 28
pihak lain sebagai mudharib. Musyarakah merupakan kontrak
antara dua pihak atau lebih yang mana semua pihak merupakan
patner dan mengikut sertakan modal dalam usaha yang
dijelaskan.
b) Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli
dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik.
c) Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam,
dan istishna.
d) Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh.
e) Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk
transaksi multi jasa.
3) Pelayanan Jasa Bank
Bank syariah di samping menghimpun dana dan menyalurkan dana
kepada masyarakat, juga memberikan pelayanan jasa perbankan.
Pelayanan jasa bank syariah ini diberikan dalam rangka memenuhi
kebutuhan masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya. Pelayanan
jasa kepada nasabah merupakan fungsi bank syariah yang ketiga.
Berbagai jenis produk pelayanan jasa yang dapat diberikan oleh
bank syariah antara lain jasa pengiriman uang (transfer),
pemindahbukuan, penagihan surat berharga, kliring, letter of inkaso,
gransi bank, dan pelayanan jasa bank lainnya.37
37 Ismail, Perbankan Syariah, h. 39-42.
29. 29
G. Kajian Terdahulu
Untuk mendukung pembahasan yang mendalam mengenai pembahasan
diatas, maka peneliti melakukan kajian pustaka yang berhubungan dengan
masalah yang akan diuji. Adapun kajian pustaka yang terkait dalam hal ini
adalah:
Skripsi Yuli Setiawati (2018), UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
“Pengaruh Sosialisasi Bank Syariah terhadap Minat Masyarakat Memilih
Bank Syariah Mandiri di Kabupaten Sarolangun”.38 penelitian ini dilakukan
dengan pendekatan kuantitatif sedangkan penelitian yang peneliti lakukan itu
menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini terdapat kesamaan yaitu
sosialisasi tentang perbankan syari’ah. Tetapi Yuli Setiawati ini membahas
tentang sosialisasi dari bank itu sendiri jika yang peneliti lakukan itu peran dari
mahasiswa yang telah mendapatkan pembelajaran dalam bersosialisasi kepada
keluarga.
Sri Indah Cahyani (2019), dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh
Sosialisasi, Pengetahuan dan Persepsi Santri tentang Bank Syariah
terhadap Minat Menabung di Bank Syariah (Studi Kasus Santri Pondok
Pesantren Darul Falah Besongo Semarang Tahun 2018)”.39 Perbedaan
penelitian ini dengan yang peneliti lakukan terletak pada jenis penelitian, jenis
penelitian Sri Indah Cahyani menggunakan penelitian kuantitatif sedangkan
38 Yuli Setiawati, Pengaruh Sosialisasi Bank Syariah terhadapMinat Masyarakat Memilih
Bank Syariah Mandiri di Kabupaten Sarolangun: UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2018.
39 Sri Indah Cahyani, Pengaruh Sosialisasi,Pengetahuan dan Persepsi Santri tentang
Bank Syariah terhadap Minat Menabung di Bank Syariah (Studi Kasus Santri Pondok Pesantren
Darul Falah Besongo Semarang Tahun 2018), Skripsi, UIN Walisongo,2018
30. 30
peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif, dan dalam penelitian terdapat
variabel yang sama yaitu sosialisasi dan bank syariah.
Ayu Safitri (2021), dalam skripsi yang berjudul “Peranan Mahasiswa
Dalam Mendukung Perkembangan Perbankan Syariah Di Era Industri 4.0
(Studi Pada Mahasiswa Prodi Perbankan Syariah UIN Raden Intan
Lampung)”.40 Perbedaan penelitian ini dengan yang peneliti lakukan terletak
pada peran mahasiswa dalam mendukung perkembangan perbankan syariah di
era Industri 4.0 sedangkan yang peneliti lakukan ialah Peran Mahasiswa FEBI
Dalam Sosialisasi Perbankan Syariah Kepada Keluarga. Dan dalam penelitian
ini terdapat persamaan yaitu sama-sama menggunakan metode kualitatif dan
dimana terdapat dua variabel yang sama yaitu peran dan mahasiswa.
Hamidah (2019), dalam skripsi yang berjudul “Peran Mahasiswa
dalam Meperkenalkan Produk Bank Syariah di Kota Palangka Raya”.41
Perbedaan penelitian ini dengan yang peneliti lakukan terleak pada peran
mahasiswa ddalam memperkenalkan produk bank syariah sedangkan yang
peneliti lakukan ialah Peran Mahasiswa FEBI Dalam Sosialisasi Perbankan
Syariah Kepada Keluarga, dan dalam penelitian ini erdapat persamaaan yaitu
sama-sama menggunakan metode kualitatif dan dimana terdapat dua variabel
yang sama yaitu peran dan mahasiswa.
40 Ayu Safitri, Peranan Mahasiswa Dalam Mendukung PerkembanganPerbankan Syariah
Di Era Industri 4.0 (Studi Pada Mahasiswa Prodi Perbankan Syariah UIN Raden Intan Lampung) ,
Skripsi, UIN Raden Intan Lampung, 2021.
41 Hamidah, Peran Mahasiswa dalam Meperkenalkan Produk Bank Syariah di Kota
Palangka Raya,Skripsi, IAIN Palangkaraya, 2019
31. 31
Selanjutnya penelitian dilakukan oleh Fitriani Sinaga (2019) dalam
skripsi yang berjudul “Faktor-faktor Mempengaruhi Keputusan Nasabah
Menggunakan Jasa Perbankan Syariah (Studi Kasus Bank Mandiri Syariah
Kantor Cabang Pembantu Cirendeu)”.42 Tujuan dari penelitian ini ialah agar
masyarakat mengetahui apakah prinsip bank, produk, pelayanan sosial, pribadi,
psikologi, budaya, harga dan promosi dapat berpengaruh terhadap keputusan
nasabah/masyarakat memilih menggunakan jasa perbankan syari’ah.
Perbedaan dari penelitian di atas ialah peneliti lebih memfokuskan Bank
Mandiri Syariah Kantor Cabang Pembantu Cirendeu yang akan dijadikan objek
penelitian tetapi terdapat persamaan dalam penelitian ini ialah sama-sama
terdapat membahas tentang perbankan syari’ah.
H. Metodologi Penelitian
1. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian ini selama tiga bulan mulai dari bulan Mei sampai
Juli, untuk melakukan penelitian Penulis mengambil subjek penelitian
mahasiswa program studi perbankan syariah STAI Barumun Raya
Sibuhuan angkatan 2018.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian kualitatif. Dalam metode kualitatif ini penelitian dilakukan
langsung dilapangan atau dilokasi penelitian. Penelitian lapangan
42 Fitriani Sinaga, Faktor-faktor Mempengaruhi Keputusan Nasabah Menggunakan Jasa
Perbankan Syariah (Studi Kasus Bank Mandiri Syariah Kantor Cabang Pembantu Cirendeu ,
Skripsi, Universitas Muhammadiyah Jakarta, 2019
32. 32
merupakan studi mendalam mengenai unit sosial tertentu, yang hasil
penelitian ini memberikan gambaran luas dan mendalam mengenai unit
sosial tertentu.43
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan
menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala
atau kelompok tertentu, atau untuk melakukan penyebaran suatu gejala,
atau untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu gejala
dengan gejala lain dalam masyarakat. Penelitian kualitatif adalah tata
cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif, data yang
dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau hasil gambar
penelitian tertulis berisi kutipan-kutipan dari data untuk
mengilustrasikan dan menyediakan untuk bukti presentasi data itu
mencakup wawancara, fotografi dan dokumentasi.
3. Sumber Data
Adapun sumber data yang dipakai penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Data primer
Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data.44 Data yang diambil dari sumber data primer
atau sumber pertama di lapangan dan diperoleh langsung dari
responden dengan wawancara dan observasi. Sumber Primer dalam
43 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2007), h. 27.
44 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung : Alfabeta, 2016), h. 308.
33. 33
penelitian ini diperoleh melalui observasi dan wawancara kepada
mahasiswa program studi perbankan syariah STAI Barumun Raya
Sibuhuan angkatan 2018.
2) Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat
dokumen.45 Data Sekunder dalam penelitian ini adalah berupa buku
seperti buku pengelolaan lembaga keuangan syariah, aspek hukum
perbankan syariah di Indonesia, metodologi penelitian kualitatif dan
psikologi pendidikan serta jurnal yang berkaitan dengan masalah
peran mahasiswa program studi perbankan syariah STAI Barumun
Raya Sibuhuan angkatan 2018 dalam sosilisasi perbankan syariah
kepada keluarga.
4. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh informasi yang sesuai dengan keinginan penulis,
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini agar
mendapat data yang akurat adalah:
a. Observasi (pengamatan)
Observasi diperoleh dari pengamatan dan pencatatan yang
sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.46 Yang dilakukan
dengan cara memperhatikan, mengamati, dan bertanya langsung
kepada pedagang untuk lebih mengetahui permasalahan yang lebih
45 Ibid, h. 309.
46 Cholid dan Abu, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h.70.
34. 34
jelas. Pada penelitian ini penulis melakukan pengamatan langsung
dengan mendatangi mahasiswa program studi perbankan syariah
STAI Barumun Raya Sibuhuan angkatan 2018.
b. Wawancara
Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.47 Wawancara
dilakukan kepada responden secara langsung. Dalam penelitian ini
objek yang akan diwawancarai adalah mahasiswa program studi
perbankan syariah STAI Barumun Raya Sibuhuan angkatan 2018
sebanyak 20 mahasiswa dengan membuat sepuluh pertanyaan sebagai
instrument wawancara.
c. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang.48 Dokumen merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian
kualitatif. Dokumen adalah fakta dan data tersimpan dalam berbagai
bahan yang berbentuk dokumentasi.
Dalam penelitian ini adalah foto dan catatan-catatan lapangan
saat melaksanakan observasi dan wawancara.
47 Sugiyono, Metode Penelitian………, h.384.
48 Ibid, h. 329.
35. 35
5. Metode Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis
Miles and Huberman. Analisis data dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.
Langkah-langkah analisis sebagai berikut:49
a. Data reduction (reduksi data)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlah cukup banyak, untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting, dicari tema, dan polanya dan membuang yang tidak perlu.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran
yang lebih jelas, dan mempermudah penulis untuk melakukan
pengumpulan data serta mencarinya bila diperlukan.
b. Data display (penyajian data)
Setelah data dikoreksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat dengan teks yang bersifat naratif.
Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami
apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang
telah dipahami tersebut.
c. Conclusion drawing/verification
49 Ibid, h. 337-338.
36. 36
Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung
pada tahap-tahap berikut. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian
kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan
sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan
bahwa masalah dalam penelitian kualitatif bersifat sementara dan akan
berkembang setelah penelitian berada di lapangan.
6. Tehnik Pengecekan Keabsahan Data
Untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan
teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaaan didasarkan atas
sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan yaitu:50
1. Derajat kepercayaan (credibility).
Pada dasarnya menggantikan konsep validitas internal dari
nonkualitatif. Kriterium ini berfungsi: pertama, melaksanakan inkuiri
sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat
dicapai; kedua, mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil
penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda
yang sedang diteliti.
2. Keteralihan (Transferability).
Sebagai persoalan yaag empiris bergantung pada kesamaan
antara konteks pengirim dan penerima. Untuk melakukan pengalihan
50 Lexy J, Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2016), h. 324.
37. 37
tersebut seorang peneliti hendaknya mencari dan mengumpulkan
kejadian empiris tentang kesamaan konteks. Dengan demikian peneliti
bertanggung jawab untuk menyediakan data deskriptif secukupnya jika
ia ingin membuat keputusan tentang pengalihan tersebut. Untuk
keperluan itu peneliti harus melakukan penelitian kecil untuk
memastikan usaha memverifikasi tersebut.
3. Kebergantungan (dependability)
Konsep kebergantungan lebih luas dari pada realibilitas. Hal
tersebut disebabkan peninjauan dari segi bahwa konsep itu
diperthitungkan segala-galanya yaitu yang ada pada realibilitas itu
sendiri ditambah faktor-faktor lainya yang tersangkut.
4. Kriteria Kepastian (confirmability)
Objektivitas-subjektivitasnya sesuatu hal bergantung pada
orang seorang, menurut Scriven, selain itu masih ada unsur kualitas
yang melekat pada konsep objektivitas itu. Hal itu digali dari pengertian
bahwa jika sesuatu itu objek, berarti dapat dipercaya, factual, dan dapat
dipastikan.subjektif berarti tidak dapat dipercaya, atau menceng.
Pengertian terakhir inilah yang dijadikan tumpuan pengalihan
pengertian objektivitas-subjektivitas menjadi kepastian.
I. Sistematika Penulisan
38. 38
Dalam setiap pembahasan suatu masalah, sistematika pembahasan
merupakan suatu aspek yang sangat penting, adapun sistematika penulisan ini
adalah sebagai berikut:
Bab I adalah merupakan pendahuluan yang memuat dari Latar
Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batasan Istilah, Tujuan Penelitian,
Manfaat Penelitian, Sistematika Penulisan.
Bab II adalah landasan teori yakni pengertian peran, konsep peran, jenis
peran, syarat-syarat peran, pengertian mahasiswa, fungsi dan peran mahasiswa,
pengertian sosialisasi, tujuan sosialisasi, macam-macam sosialisasi, pengertian
bank syariah, karakteristik bank syariah, produk-produk bank syariah,
perbedaan bank syariah dan bank konvensional, fungsi utama bank syariah.
Bab III merupakan metode penelitian yang mencakup waktu dan lokasi
penelitian, jenis penelitian, sumber data penelitian, metode pengumpulan data,
metode analisis data, dan tekhnik pengecekan keabsahan data.
Bab IV merupakan hasil penelitian yang mencakup hasil penelitian dan
pembahasan tentang. 1). Untuk mengetahui pemahaman mahasiswa program
studi perbankan syariah STAI Barumun Raya Sibuhuan angkatan 2018 dalam
mensosialisasikan perbankan syariah kepada keluarga. 2). Untuk mengetahui
peran mahasiswa program studi perbankan syariah STAI Barumun Raya
Sibuhuan angkatan 2018 dalam mensosialisasikan perbankan syariah kepada
keluarga.
.Bab V yang merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan
saran.