SlideShare a Scribd company logo
Dra. Trias Setiawati, M.Si
Fakultas Ekonomi UII
Yogyakarta, Kamis 26 Januari 2006
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
2
Overall Framework for Human Resources Management
(Bohlander)
Competitive
Challenges :
1. Globalization
2. Technology
3. Managing Change
4. Human Capital
5. Responsiveness
6. Cost Containment
Human Resources
Management :
1. Planning
2. Staffing
3. Job Design
4. Training/
Development
5. Appraisal
6. Communications
7. Compensation
8. Benefits
9. Recruitment
10. Labor relations
Employee Concerns :
1. Background
Diversity
2. Age Distribution
3. Gender Issues
4. Educational Levels
5. Employee Rights
6. Privacy Issues
7. Work Attitudes
8. Family Concerns
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
3
Business
Mastery
•Business acumen
•Customer orientation
•External relations
Personal Credibility
• Trust
•Personal
Relationship
•Lived Value
•Courage
Change
Mastery
•Interpersonal skills
& Influence
•Problem-solving skills
•Reward system
•Innovativeness
& Creativity
HR Mastery
•Staffing
•Performance
•Appraisal
•Reward system
•Communication
•Organization design
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
4
Keseimbangan kebutuhan Individu & Organisasi
The goal : Match Individual &
Organization Needs 1
The goal : Match Individual &
Organization Needs 1
Strategic :
• Current competencies
• Market changes
• Mergers, etc
• Joint ventures
• Innovation
• Growth
• Downsizing
• Restructuring
Operational
• Employee turnover
• Absenteeism
• Talent pool
• Outsourcing
• Productivity
Professional
• Career Stage
• Education & training
• Promotions aspirations
• Performance
• Potential
• Current career path
Personal
• Age/tenure
• Family concerns
• Spouse employment
• Mobility
• Outside interest
Career Management
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
5
 Proses melalui pemberian arah dimana karyawan
menjadi sadar akan atribut karir individual yang terkait
dan tahap-tahap kehidupan jangka panjang yang
berurutan yang memberi kontribusi untuk pemenuhan
karir karyawan
 Aktifitas seperti perencanaan personalia, screening dan
training memainkan peran yang besar pada proses
pengembangan karir
 Perencanaan personalia dapat digunakan tdk hanya
untuk memperkirakan pekerjaan yang kosong dan
mengidentifikasi calon dan pelatihan yang diperlukan
untuk mengisi pekerjaan tsb
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
6
Peran Individual dalam
Pengembangan Karir
1. Menerima tanggung jawab atas karir sendiri
2. Memiliki minat, ketrampilan dan nilai
3. Mencari informasi karir dan sumber daya
4. Memantapkan tujuan dan perencanaan karir
5. Menggunakan kesempatan pengembangan
6. Membicarakan dengan manajer tentang
karirnya
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
7
Fokus Pengembangan Karir
Kegiatan Fokusnya Tradisional Fokus Pengembangan Karir
Perencanaan
SDM
Analisis pekerjaan-
ketrampilan- tugas : sekarang
& yg akan datang;
Memperkirakan kebutuhan&
penggunaan data statistik
Penambahan informasi ttg minat
pribadi, preferensi dan data lain
sejenisnya;
Memberikan informasi garis karir
Pelatihan dan
Pengembangan
Pemberian kesempatan
belajar ketrampilan-informasi-
perilaku yg terkait dg
pekerjaan
Penambahan orientasi pd
pertumbuhan individu
Penilaian Kinerja Rating dan atau rewards Penambahan rencana
pengembangan dan penetapan
tujuan individual
Penarikan dan
Penempatan
Mencocokkan kebutuhan
organisasi dengan individu
yang berkualitas
Mencocokkan pekerjaan dan
orang yg didasarkan sejumlah
variabel termasuk minat karir
karyawan
Kompensasi dan
Tunjangan
Penghargaan untuk waktu-
produktifitas- kecerdasan dsb
Penambahan kegiatan yangtdk
berkaitan dg pekerjaan untuk
dihargai seperti penyatuan posisi
kepemimpinan
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
8
Faktor yg mempengaruhi pilihan karir
Identifikasi Tahap Karir Individual : Siklus Karir
1. Tahap pertumbuhan : sejak lahir – 14 tahun (konsep diri) guru,
teman, keluarga)
2. Tahap Eksplorasi : 15-24 tahun (serius mengeksplorasi berbagai
alternatif pekerjaan yang cocok dg kemampuan-minat)
3. Tahap Mapan : 24-44 tahun ( 25-30Subtahap penentuan: cocok
jalan terus- tdk cocok berarti ganti; 30-40Subtahap stabilisasi:
penetapan dan lebih eksplisit memilih karir; pertengahan 30-
pertengahan 40  Subtahap krisis pertengahan karir: sering
menjaring ulang kemajuan karirnya dibanding dengan ambisi
aslinya)
4. Tahap Pemeliharaan : 45-65 orang mengamankan tempatnya di
dunia kerja
5. Tahap Penurunan : Menghadapi kenyataan untuk menerima kondisi
berkurangnya tingkat kekuasaan dan tanggungjawab
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
9
Identifikasi Orientasi Pekerjaan
 Realistic Orientation ( R ) : kehutanan,
peternakan, pertanian
 Investigative Orientation ( I ) : biolog, kimia,
profesor
 Social Orientation ( S ) : psikolog klinis, jasa
asing, pekerja sosial
 Conventional Orinetation ( C ) : akuntan, bankir
 Enterprising Orientation ( E ) : manajer, lawyer,
PR
 Artistic Orientation ( A) : artis, iklan, musisi
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
10
Identifikasi Ketrampilan
 Occupational skills : Ketrampilan yang
diperlukan untuk sukses pada pekerjaan
tertentu (apakah menekankan data – orang
atau benda)
 Aptitudes : Kemampuan dalam diri 
intelegensi, numeris, sikap, komprehensi
mekanis, menangani sesuatu, sebaik
seperti keindahan, teater, kemampuan
memainkan musik
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
11
KOMPETENSI
CK Prahalad & Gary Hamel (Expert in strategic planning)
 Competitive advantage lies not just in differentiating a
product or service in becoming the low cost leader but
also in being able to tap the company’s special skills or
core competencies and rapidly respond to customers’
needs & competitors’ moves
 Competitive advantage lies”…… in management’s ability
to consolidate corporate-wide technologies and production
skills into competencies that empower individual businesses to
adapt quickly to changing opportunities”
 Building in such responsiveness means depending on the
commitment and self discipline of your employees, since they
will have to respond faster with more authority and less
supervision
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
12
1. Analytical competence : ability to identify,
analyze and solve problems under conditions of
incomplete information and uncertainty
2. Interpersonal competence : ability to influence,
supervise, lead, manipulate, and control people
at all level
3. Emotional competence : The capacity to be
stimulated by emotional and interpersonal crises
rather than exhausted or debilitated by them,
and the capacity to bear high levels of
responsibility without becoming paralyzed
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
13
 Career Anchors is a concern or value that you will not
give up if a choice has to be made up. It is a pivot around
a person’s careers; a person become swing; a person
become conscious of them as a result of learning about
his or her talents & abilities, motives and needs, and
attitudes and values. There are fives :
1. Technical/functional career
2. Managerial competence
3. Creativity
4. Autonomy & Independence
5. Security
 Based on research in MIT by Schein :”Career anchors is
difficult to predict ahead of time because they are
evolutionary and a product of a process discovery.
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
14
 People who had a strong technical/functional
career anchor tended to avoid decisions that
would drive them toward general management.
 Instead they made decisions that would enable
them to remain and grow in their chosen
technical or functional management
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
15
 Other people show a strong motivation to become
managers and their career experience enable them to
believe that they had the skills & values required to
rise such general management positions.
 A management position of high responsibility is their
ultimate goal
 Schein research : “They were qualified for those jobs
because what they saw as their competencies in a
combination of three areas :
1) Analytical competence,
2) Interpersonal competence,
3) Emotional competence
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
16
 Some of the graduates had gone on to become
successful entrepreneur
 Schein’s : People seemed to have a need “to build
or create something that was entirely their own
product – a product or process that bears their name,
a company of their own, or personal fortune that
reflects their accomplishments”
 For example : 1) one graduate had become a
successful purchaser, restorer, and renter of town
house in large city. 2) Another had build a
successful consulting firm
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
17
 Some seemed driven by the need to be on their own, free
of the dependence that can arise when a person elects to
work in a large organization where promotions,
transfers, and salary decisions make them subordinate to
others
 Many of these graduates also had a strong
technical/functional orientation
 However, instead of pursuing this orientation in an
organization, they had decided to become consultants,
working either alone or as a part of relatively small firm.
 Others had become professors of business, free-lancer
writers, and proprietors of a small retail business
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
18
 A few of the graduates were mostly concerned with long-
run career stability and job security.
 They seemed to willing to do what was required to
maintain job security, a decent income, and a stable future in
the form of good retirements program & benefits
 Geographic security : maintaining stable; secure career in
familiar surrounding was generally more important than
was pursuing superior career choices
 Organizational security : they might today opt for
government jobs, where tenure still tends to be a way of
life. They were much more willing to let their employers
decide what their careers should be
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
19
 An incentive Plan development in 1937 by Yoseph
Scanlon and designed to encourage cooperation,
involvement, and sharing of benefits
 Berkaitan dengan “Commitment building programs” dan
“Quality improvement plans”
 Basics of Scanlon plan are :
1. Philosophy of operation
2. Identity (Mission, Purpose etc)
3. Competency
4. Involvement System : department & Executive
5. Sharing benefits formula
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
20
 Integrated knowledge sets within an
organization that distinguish from its
competitors and deliver value to customers
 Competitive advantage through people : core
competencies;
1. The resources must be of value
2. The resource must be rare
3. The resource must be difficult to imitate
4. The resources must be organized
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
21
1. Interpersonal skills
2. Communication skills
3. Leadership skills
4. Organization & planning skills
5. Technical skills
6. Responsibility
7. Assertiveness
8. Flexibility
9. Judgment
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
22
 It is important for an organization to study its
job carefully in order to identify and assign
weights to the knowledge and skills that each
one requires it can be achieved by job
analysis and evaluation system
 SEARS use 3 basic competencies job :
1. Job know-how : Technical-Managerial-Human
relation
2. Problem solving
3. Accountability
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
23
 Specific job knowledge and skills
 Job know-how
 Major area such as :
1. Communication
2. Time management
3. Self motivation
4. Interpersonal relationship
5. Broad area of leadership
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
24
1. An increase in at least one skill area on
each new assignment
2. An increase of at least 10 % in total
points each new assignment
3. Assignment in several different
functional areas
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
25
 Analysis of the sets of skills and knowledge needed for
decisions-oriented and knowledge-intensive jobs
1. Clarify the purpose of the effort
2. Clarify the target of the effort
3. Network with others in your industry & in the training
field
4. Form a panel o exemplary performers within your
organization from the group targeted for assessment and
from the group to which they report
5. Ask a panel of eight to twelve people in your organization
to review the competency study obtained from other
sources and to prioritize the competency as they apply to
success in your corporate culture
6. Verify the competency model and secure ownership of it
by encouraging input from others, such as senior
executive
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
26
 Work sample test : It is constructed
from a carefully developed outline that
experts agree includes the major
functions; the test are thus considered
content valid
 Hiring based on observations of
behaviors previously shown to
distinguish successful employees-
increasingly use work samples to see
potential employees “in action”
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
27
Tg Jawab Manajemen Karir : Manajer&karyawan
 Reality Shock : hasil dari sebuah periode yang mungkin
muncul pada saat memulai karir ketika karyawan baru
mempunyaiharapan pekerjaan yang tinggi bertentangan
dengan kenyataan yang membosankan dan pekerjaan
yang tidak menantang
 Menghindari reality shock
 Memberi pekerjaan yang menantang
 Memberi gambaran pekerjaan yang realistik
 Penuh pengharapan : karyawan baru dg bosnya
 Memberikan periode rotasi kerja dan garis pekerjaan
 Mengerjakan penilaian kerja dengan orientasi karir
 Memberikan workshop perencanaan karir dan buku kerja
perencanaan karir
 Memberikan kesempatan untuk mentoring
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
28
1. Keputusan 1 : Pedomannya apakah
kompetensi atau senioritas ?
2. Keputusan 2 : Bagaimana kompetensi
diukur
3. Keputusan 3 : Apakah prosesnya
formal atau informal ?
4. Keputusan 4 : Promosinya apakah
vertikal, horizontal ataukah yang lain ?
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
29
 Alasan untuk transfer
 Pengaruh pada keluarga
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
30
Konseling pra pensiun :
1. Program pendidikan pra pensiun
2. Waktu leisure
3. Investasi dan keuangan
4. Kesehatan
5. Mengatur hidup
6. Penyesuaian psikologis
7. Karir kedua di luar perusahaan
8. Karir kedua dalam perusahaan
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
32
 Needs
 Reinforcements
 Cognitions
 Job characteristics
 Feelings / Emotions
 A motivational puzzle
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
33
Motivation Theories & Workplace
Outcomes : A Contingency Approach
Outcome of
interest
Need Reinforce
ment
Equit
y
Expectancy Goal
Setting
Job
Characteristic
Choice to
pursue a
course of
action
 
Effort      
Performance    
Satisfaction   
Absenteeism   
Turnover    
MOTIVATION THEORIES
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
34
 Physiological
 Safety
 Love
 Esteem
 Self Actualization
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
35
 Measuring Need Strength
 The Need for Achievement
 Characteristic of high achievers
 The Needs for Affiliation
 The Need for Power
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
36
Motivasi melalui Goal Setting
 Goal : Apa yang diusahakan oleh individu untuk
mencapainya
 Management by Objective : sistem manajemen
yang mengembangkan partisipasi dalam
pembuatan keputusan, penetapan tujuan dan
umpan balik
 Bagaimana Goal setting bekerja?
 Goals direct attention
 Goals regulate effort
 Goals increase persistence (memperluas usaha
sehingga menjadi tugas lembur)
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
37
Locke’s Model of Goal Setting
Goals
Motivate
The Individual
By ….
Task
Performance
Directing one’s
Attention
Regulating One’s
effort
Increasing one’s
persistence
Encouraging the
Development of
Goal-attainment
Strategies or
Action plans
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
38
Relationship between Goal Difficulty & Performance
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
1
low
Moderate
Challenging
Impossible
A
B
C
A = Performance of committed individuals with adequate ability
B = Performance of committed individuals who are working at capacity
C = Performance of individuals who are lack commitment to high goals
Low Moderate Challenging Impossible
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
39
 Goal difficulty : Sejumlah usaha yang
diperlukan untuk mencapai tujuan
 Goal Specify : Tujuan yang dapat
dikuantifikasikan
 Goal Commitment : Sejumlah komitmen
dalam pencapaian tujuan
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
40
1. Difficult goals lead to higher performance
2. Specific, difficult goals lead to higher
performance for simple than complex tasks
3. Feedback enhances the effect of specific,
difficult goals
4. Participative goals, assigns goals, and self-set
goals are equally effective
5. Goals commitment & monetary incentives
affect goal setting outcomes
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
41
Practical
Application
of Goal Setting
 Set goals
 Promote goal
commitment
 Provide support
& Feedback
 Specific
 Measurable
 Attainable
 Results oriented
 Time bound
Guidelines for
Writing
SMART Goals
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
42
Decision making styles
Analytical
Directive
Conceptual
Behavioral
High
Low
Task and
technical
concerns
People and
social concerns
Value Orientation
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
43
The problem of escalation of commitment
Psychological and Social Determinants
•Ego defense
•Individual motivations
•Peer pressure
•Saving face
Organizational Determinants
•Breakdown s in communication
•Politics
•Organizational inertia
Project Characteristics
•A delayed return on the investment
•Setbacks attributed to temporary causes
Contextual Determinants
•External political pressures
Escalation of
commitment
Poor results
or outcomes
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
44
Personality : Dimensi, Insight & Isu
 Personality : keadaan fisik & karakteristik
mental yang menjadi sumber identitas
seseorang
 The Big-Five Personality Dimensions :
 Extraversion : outgoing, talkative, sociable, assertive
 Agreeableness : trusting, good natured, cooperative,
soft heated
 Conscientiousness : Dependable, responsible,
achievement oriented, persistent
 Emotional stability : relaxed, secure, unworried
 Openness to experience : Intellectual, imaginative,
curious, broad minded
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
45
Locus of Control
 Internal locus of Control :
Mengatributkan hasil pda tindakan milik
seseorang ( yakni seseorang yang percaya
bahwa merekalah yang mengendalikan
kejadian dan akibatnya yang akan
mempengaruhi hidup mereka
 External locus of Control :
Mengatributkan hasil pada lingkungan
sekitar dalam kendali seseorang
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
46
Attitudes & Behavior
 Attitude : predisposisi yang dipelajari untuk memberi
tanggapan dengan cara yang menyenangkan ataupun
tidakmenyenangkan kepada obyek yang diberikan
 Sebarapa Stabilkah Perilaku itu? Perilaku kerja
cenderung tetap selama periode 5 tahun, tetap positif atau
tetap negatif, meskipun pindah tempat kerja akan
cenderung memelihara perilaku yang lama, Pada usia
paruh baya.
 3 Faktor yang membuat kestabilan perilaku paruh baya:
 Kepastian kepribadian yang lebih besar
 Mau berusaha lebih besar untuk menambah
pengetahuan
 Ada kebutuhan untuk perilaku yang kuat
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
47
Attitudes & Behavioral Intentions
The person’s belief that
the behavior leads to
Certain Outcomes & His
evaluations of these
outcomes
The person’s beliefs
that specific individuals
or groups think he
Should Or should not
perform the Behavior
& his motivation to
comply with the
Specific referents
Attribute toward
The bahavior
Relative importance
Of attitudinal and
Normative
consideration
Subjective norm
Intention Behavior
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
48
Abilities & Performances
 Ability : Keadaan karakteristik yang
menjadi sebab dari maksimisasi fisik
seseorang atau performans mental
 Skill : Kapasitas khusus untuk
memanipulasi objek
 Intelegence : Kapasitas untuk berpikir
konstruktif, reasoning, pemecahan
masalah
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
49
Performance Depends on the Right
communication of Effort, ability & Skill
Effort
Ability
Skill
Performance
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
50
Self Fulfilling Prophecy: The
Pygmalion Effect
 Self Fulfilling Prophecy adalah Harapan orang yang
menentukan performans dan perilaku
 Akar sejarahnya dari mitologi Yunani : Pygmalion adalah
pematung yang membenci perempuan sebelum ia jatuh
cinta dengan patung gading yang diukirnya menjadi
perempuan yang jelita. Pygmalion menjadi kasar dan
kelihatan bodoh dengan patung tsb sehingga dia berdoa
kepada dewi Aphrodite to menjadikan patung itu bisa
hidup. Dewi Aphrodite mendengar doanya,
mengabulkan doanya, patungnya menjadi hidup 
Harapan atau kepercayaan orang menentukan perilaku
dan performans mereka sehingga berusaha membuat
harapannya menjadi kenyataan.
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
51
A Model of The Self-Fulfilling Prophecy
Motivation
Performance
Supervisor
Expectancy
Leadership
Subordinate
Self-
Expectancy
1
2
3
4
5
6
Meningkatkan Spiritualitas
Untuk Pengembangan Diri
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
53
Menempatkan the Self-Fulfilling
Prophecy dalam Kerja
1. Mengakui bahwa setiap orang mempunyai potensi untuk
meningkatkan performansnya
2. Memberi kepercayaan pada anak buahnya
3. Menteapkan tujuan prestasi kerja yang tinggi
4. Penguatan positif untuk setiap pekerjaan yang diselesaikan
dengan baik
5. Memberi umpanbalik yang konstruktif ketika diperlukan
6. Membantu anak buah meraih keunggulan melalui organisasi
7. Memperkenalkan karyawan baru jika mereka mempunyai
potensi dari luar
8. Menyadari adanya praduga dan pesan non-verbal dari atasan
yang menurunkan keberanian orang lain
9. Menumbuhkan keberanian untuk mewujudakn keputusan
tugas yang sukses
10. Membantu anak buah meningkatkan ketrampialn dan
tugasnya
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
54
Peran Spiritualitas
menurut Thought self-leaderhip (TSL)
1. Spiritualitas dapat membawa individu pada kesadaran
pengalaman pada tingkat yang lebih dalam,
meningkatkan kemampuan intuitif
2. Intuisi tsb dapat menfasilitasi karyawan untuk
mengembangkan visi organisasional dan tujuan yang
lebih bermakna, yang dapat meningkatkan inovasi
3. Organisasi dapat menawarkan spiritualitas yang
berorientasi pada tujuan kerja yang memberi
kesempatan bagi karyawan untuk mengalami “sense of
service” yang lebih besar, jg pengembangan dan
pertumbuhan personal yang lebih besar
4. Nilai yang berdasar pada spiritualitas dapat
meningkatkan teamwork dan komitmen karyawan pada
organisasi
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
55
Spirituality
 Spiritualitas adalah “usaha manusia untuk
mentransformasi kekuatan yang ada dalam
kehidupan, yang menarik dan menggerakkan
manusia secara personal untuk mendefinisikan
diri”
 Spiritualitas kerja adalah ekspresi harapan untuk
mendapatkan arti dan tujuan dalam kehidupan
dan dalam proses hidup yang keluar dari nilai
personal yang dibawa seseorang
 Nilai tersebut sering mencerminkan keinginan
untuk membuat perbedaan dan menciptakan
dunia yang bermakna
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
56
Memperbaiki Spirituality
1. Beliefs and assumptions : ada dysfunctional thinking yang
berdasar pada dysfunctional beliefs  diganti dengan
more rational beliefs. Misal hanya berdasar pada .
Thompson: program pelatihan unutuk eksekutif untuk
mengamati paradigma dan pola pikirnya sendiri sehingga
mereka bisa lebih mengembangkan new insight  inner
wisdom more authentic expression dari keinginan dan
tekanan yang paling dalam
2. Self Dialogue: self-talk, self verbalization, mengatakan
tentang diri kita sendiri secara tertutup, dapat
berpengaruh untuk meningkatkan efektifitas personal
pada karyawan, manajer, untuk mengetahui keadaan
mental sendiri yang mempengaruhi perilaku dan
pengetahuan.
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
57
 Membayangkan performance yang sukses dari suatu
tugas sebelum tugas itu betul-betul dilaksanakan
(pygmalion effect-goal setting theory).
 Contoh: seorang manajer diminta presentasi, dia
membayangkan dengan lengkap dalam pikiran secara
lengkap dapat melakukan presentasi dengan sebaik-
baiknya sebelum dilakukan.
 Weick: “Future perfect thinking”.
 Picture himself/her-self etc interact with others.
 Visualisasi mental yang dapat meningkatkan persepsi
karyawan tentang kerjanya, sebagaimana perasaan
spiritualitas di tempat kerja karena mengalami
spiritualitas dalam pikirannya. Namun kearah yang lebih
positif dan pandangan yang lebih luas
3.Mental Imagery
Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian
58
4.Thought Pattern
 Manz: “Cara tertentu dalam pikiran tentang pengalaman
kita” dan “kebiasaan cara berpikir”.
 Individu yang cenderung memiliki dua cara berpikir,
positif dan negatif, dapat mempengaruhi emosi da
reaksi perilaku.
 Alur pikir yang relatif konsisten diulang-ulang menjadi
pola sehingga menjadi pemicu pada keadaan tertentu.
 TSL menyarankan bahwa beliefs and assumptions, self-
talk, mental imagery, satu sama lain, saling
mempengaruhi untuk menghasilkan pola pikir individual

More Related Content

Similar to Pengembangan_Diri_Self_Development.ppt

1. KEBIJAKAN PERUNDANGAN TTG PEND KEP.pptx
1. KEBIJAKAN PERUNDANGAN TTG PEND KEP.pptx1. KEBIJAKAN PERUNDANGAN TTG PEND KEP.pptx
1. KEBIJAKAN PERUNDANGAN TTG PEND KEP.pptx
Syaputra Artama
 

Similar to Pengembangan_Diri_Self_Development.ppt (20)

Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya ManusiaManajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia
 
kewirausahaan -FPIK UNIGA ok 2.ppt
kewirausahaan -FPIK UNIGA ok 2.pptkewirausahaan -FPIK UNIGA ok 2.ppt
kewirausahaan -FPIK UNIGA ok 2.ppt
 
Aminullah assagaf msdm5 12 april 2021
Aminullah assagaf msdm5  12 april 2021Aminullah assagaf msdm5  12 april 2021
Aminullah assagaf msdm5 12 april 2021
 
Aminullah assagaf msdm6 19 april 2021
Aminullah assagaf msdm6  19 april 2021Aminullah assagaf msdm6  19 april 2021
Aminullah assagaf msdm6 19 april 2021
 
Tb 1 analisis swot - endang suarsa - nim. 55119120086 ppt
Tb 1   analisis swot - endang suarsa - nim. 55119120086 pptTb 1   analisis swot - endang suarsa - nim. 55119120086 ppt
Tb 1 analisis swot - endang suarsa - nim. 55119120086 ppt
 
Recruitment Strategi Yang Efektif Dan Efisien Untuk Mendapatkan Kandidat Yang...
Recruitment Strategi Yang Efektif Dan Efisien Untuk Mendapatkan Kandidat Yang...Recruitment Strategi Yang Efektif Dan Efisien Untuk Mendapatkan Kandidat Yang...
Recruitment Strategi Yang Efektif Dan Efisien Untuk Mendapatkan Kandidat Yang...
 
Aminullah assagaf msdm 10
Aminullah assagaf msdm 10Aminullah assagaf msdm 10
Aminullah assagaf msdm 10
 
RPS Perilaku dan Budaya Organisasi 1.docx
RPS Perilaku dan Budaya Organisasi 1.docxRPS Perilaku dan Budaya Organisasi 1.docx
RPS Perilaku dan Budaya Organisasi 1.docx
 
STRATEGIC LEADERSHIP : THE ESSENTIAL SKILLS
STRATEGIC LEADERSHIP :  THE ESSENTIAL SKILLSSTRATEGIC LEADERSHIP :  THE ESSENTIAL SKILLS
STRATEGIC LEADERSHIP : THE ESSENTIAL SKILLS
 
Aminullah assagaf msdm1 8 mrt 2021
Aminullah assagaf msdm1  8 mrt 2021Aminullah assagaf msdm1  8 mrt 2021
Aminullah assagaf msdm1 8 mrt 2021
 
Aminullah assagaf msdm1 8 mrt 2021
Aminullah assagaf msdm1  8 mrt 2021Aminullah assagaf msdm1  8 mrt 2021
Aminullah assagaf msdm1 8 mrt 2021
 
Aminullah assagaf msdm1 8 mrt 2021
Aminullah assagaf msdm1  8 mrt 2021Aminullah assagaf msdm1  8 mrt 2021
Aminullah assagaf msdm1 8 mrt 2021
 
Bab 1 Pengantar Penelitian
Bab 1 Pengantar PenelitianBab 1 Pengantar Penelitian
Bab 1 Pengantar Penelitian
 
Aminullah assagaf msdm 14
Aminullah assagaf msdm 14Aminullah assagaf msdm 14
Aminullah assagaf msdm 14
 
1. KEBIJAKAN PERUNDANGAN TTG PEND KEP.pptx
1. KEBIJAKAN PERUNDANGAN TTG PEND KEP.pptx1. KEBIJAKAN PERUNDANGAN TTG PEND KEP.pptx
1. KEBIJAKAN PERUNDANGAN TTG PEND KEP.pptx
 
Ppt minat kebutuhan nilai dan kemampuan
Ppt minat kebutuhan nilai dan kemampuanPpt minat kebutuhan nilai dan kemampuan
Ppt minat kebutuhan nilai dan kemampuan
 
Philosopy kewirausahaan
Philosopy kewirausahaanPhilosopy kewirausahaan
Philosopy kewirausahaan
 
Aminullah assagaf msdm 13
Aminullah assagaf msdm 13Aminullah assagaf msdm 13
Aminullah assagaf msdm 13
 
Aminullah assagaf msdm 13
Aminullah assagaf msdm 13Aminullah assagaf msdm 13
Aminullah assagaf msdm 13
 
Aminullah assagaf msdm2 22 mrt 2021
Aminullah assagaf msdm2  22 mrt 2021Aminullah assagaf msdm2  22 mrt 2021
Aminullah assagaf msdm2 22 mrt 2021
 

Pengembangan_Diri_Self_Development.ppt

  • 1. Dra. Trias Setiawati, M.Si Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta, Kamis 26 Januari 2006
  • 2. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 2 Overall Framework for Human Resources Management (Bohlander) Competitive Challenges : 1. Globalization 2. Technology 3. Managing Change 4. Human Capital 5. Responsiveness 6. Cost Containment Human Resources Management : 1. Planning 2. Staffing 3. Job Design 4. Training/ Development 5. Appraisal 6. Communications 7. Compensation 8. Benefits 9. Recruitment 10. Labor relations Employee Concerns : 1. Background Diversity 2. Age Distribution 3. Gender Issues 4. Educational Levels 5. Employee Rights 6. Privacy Issues 7. Work Attitudes 8. Family Concerns
  • 3. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 3 Business Mastery •Business acumen •Customer orientation •External relations Personal Credibility • Trust •Personal Relationship •Lived Value •Courage Change Mastery •Interpersonal skills & Influence •Problem-solving skills •Reward system •Innovativeness & Creativity HR Mastery •Staffing •Performance •Appraisal •Reward system •Communication •Organization design
  • 4. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 4 Keseimbangan kebutuhan Individu & Organisasi The goal : Match Individual & Organization Needs 1 The goal : Match Individual & Organization Needs 1 Strategic : • Current competencies • Market changes • Mergers, etc • Joint ventures • Innovation • Growth • Downsizing • Restructuring Operational • Employee turnover • Absenteeism • Talent pool • Outsourcing • Productivity Professional • Career Stage • Education & training • Promotions aspirations • Performance • Potential • Current career path Personal • Age/tenure • Family concerns • Spouse employment • Mobility • Outside interest Career Management
  • 5. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 5  Proses melalui pemberian arah dimana karyawan menjadi sadar akan atribut karir individual yang terkait dan tahap-tahap kehidupan jangka panjang yang berurutan yang memberi kontribusi untuk pemenuhan karir karyawan  Aktifitas seperti perencanaan personalia, screening dan training memainkan peran yang besar pada proses pengembangan karir  Perencanaan personalia dapat digunakan tdk hanya untuk memperkirakan pekerjaan yang kosong dan mengidentifikasi calon dan pelatihan yang diperlukan untuk mengisi pekerjaan tsb
  • 6. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 6 Peran Individual dalam Pengembangan Karir 1. Menerima tanggung jawab atas karir sendiri 2. Memiliki minat, ketrampilan dan nilai 3. Mencari informasi karir dan sumber daya 4. Memantapkan tujuan dan perencanaan karir 5. Menggunakan kesempatan pengembangan 6. Membicarakan dengan manajer tentang karirnya
  • 7. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 7 Fokus Pengembangan Karir Kegiatan Fokusnya Tradisional Fokus Pengembangan Karir Perencanaan SDM Analisis pekerjaan- ketrampilan- tugas : sekarang & yg akan datang; Memperkirakan kebutuhan& penggunaan data statistik Penambahan informasi ttg minat pribadi, preferensi dan data lain sejenisnya; Memberikan informasi garis karir Pelatihan dan Pengembangan Pemberian kesempatan belajar ketrampilan-informasi- perilaku yg terkait dg pekerjaan Penambahan orientasi pd pertumbuhan individu Penilaian Kinerja Rating dan atau rewards Penambahan rencana pengembangan dan penetapan tujuan individual Penarikan dan Penempatan Mencocokkan kebutuhan organisasi dengan individu yang berkualitas Mencocokkan pekerjaan dan orang yg didasarkan sejumlah variabel termasuk minat karir karyawan Kompensasi dan Tunjangan Penghargaan untuk waktu- produktifitas- kecerdasan dsb Penambahan kegiatan yangtdk berkaitan dg pekerjaan untuk dihargai seperti penyatuan posisi kepemimpinan
  • 8. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 8 Faktor yg mempengaruhi pilihan karir Identifikasi Tahap Karir Individual : Siklus Karir 1. Tahap pertumbuhan : sejak lahir – 14 tahun (konsep diri) guru, teman, keluarga) 2. Tahap Eksplorasi : 15-24 tahun (serius mengeksplorasi berbagai alternatif pekerjaan yang cocok dg kemampuan-minat) 3. Tahap Mapan : 24-44 tahun ( 25-30Subtahap penentuan: cocok jalan terus- tdk cocok berarti ganti; 30-40Subtahap stabilisasi: penetapan dan lebih eksplisit memilih karir; pertengahan 30- pertengahan 40  Subtahap krisis pertengahan karir: sering menjaring ulang kemajuan karirnya dibanding dengan ambisi aslinya) 4. Tahap Pemeliharaan : 45-65 orang mengamankan tempatnya di dunia kerja 5. Tahap Penurunan : Menghadapi kenyataan untuk menerima kondisi berkurangnya tingkat kekuasaan dan tanggungjawab
  • 9. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 9 Identifikasi Orientasi Pekerjaan  Realistic Orientation ( R ) : kehutanan, peternakan, pertanian  Investigative Orientation ( I ) : biolog, kimia, profesor  Social Orientation ( S ) : psikolog klinis, jasa asing, pekerja sosial  Conventional Orinetation ( C ) : akuntan, bankir  Enterprising Orientation ( E ) : manajer, lawyer, PR  Artistic Orientation ( A) : artis, iklan, musisi
  • 10. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 10 Identifikasi Ketrampilan  Occupational skills : Ketrampilan yang diperlukan untuk sukses pada pekerjaan tertentu (apakah menekankan data – orang atau benda)  Aptitudes : Kemampuan dalam diri  intelegensi, numeris, sikap, komprehensi mekanis, menangani sesuatu, sebaik seperti keindahan, teater, kemampuan memainkan musik
  • 11. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 11 KOMPETENSI CK Prahalad & Gary Hamel (Expert in strategic planning)  Competitive advantage lies not just in differentiating a product or service in becoming the low cost leader but also in being able to tap the company’s special skills or core competencies and rapidly respond to customers’ needs & competitors’ moves  Competitive advantage lies”…… in management’s ability to consolidate corporate-wide technologies and production skills into competencies that empower individual businesses to adapt quickly to changing opportunities”  Building in such responsiveness means depending on the commitment and self discipline of your employees, since they will have to respond faster with more authority and less supervision
  • 12. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 12 1. Analytical competence : ability to identify, analyze and solve problems under conditions of incomplete information and uncertainty 2. Interpersonal competence : ability to influence, supervise, lead, manipulate, and control people at all level 3. Emotional competence : The capacity to be stimulated by emotional and interpersonal crises rather than exhausted or debilitated by them, and the capacity to bear high levels of responsibility without becoming paralyzed
  • 13. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 13  Career Anchors is a concern or value that you will not give up if a choice has to be made up. It is a pivot around a person’s careers; a person become swing; a person become conscious of them as a result of learning about his or her talents & abilities, motives and needs, and attitudes and values. There are fives : 1. Technical/functional career 2. Managerial competence 3. Creativity 4. Autonomy & Independence 5. Security  Based on research in MIT by Schein :”Career anchors is difficult to predict ahead of time because they are evolutionary and a product of a process discovery.
  • 14. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 14  People who had a strong technical/functional career anchor tended to avoid decisions that would drive them toward general management.  Instead they made decisions that would enable them to remain and grow in their chosen technical or functional management
  • 15. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 15  Other people show a strong motivation to become managers and their career experience enable them to believe that they had the skills & values required to rise such general management positions.  A management position of high responsibility is their ultimate goal  Schein research : “They were qualified for those jobs because what they saw as their competencies in a combination of three areas : 1) Analytical competence, 2) Interpersonal competence, 3) Emotional competence
  • 16. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 16  Some of the graduates had gone on to become successful entrepreneur  Schein’s : People seemed to have a need “to build or create something that was entirely their own product – a product or process that bears their name, a company of their own, or personal fortune that reflects their accomplishments”  For example : 1) one graduate had become a successful purchaser, restorer, and renter of town house in large city. 2) Another had build a successful consulting firm
  • 17. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 17  Some seemed driven by the need to be on their own, free of the dependence that can arise when a person elects to work in a large organization where promotions, transfers, and salary decisions make them subordinate to others  Many of these graduates also had a strong technical/functional orientation  However, instead of pursuing this orientation in an organization, they had decided to become consultants, working either alone or as a part of relatively small firm.  Others had become professors of business, free-lancer writers, and proprietors of a small retail business
  • 18. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 18  A few of the graduates were mostly concerned with long- run career stability and job security.  They seemed to willing to do what was required to maintain job security, a decent income, and a stable future in the form of good retirements program & benefits  Geographic security : maintaining stable; secure career in familiar surrounding was generally more important than was pursuing superior career choices  Organizational security : they might today opt for government jobs, where tenure still tends to be a way of life. They were much more willing to let their employers decide what their careers should be
  • 19. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 19  An incentive Plan development in 1937 by Yoseph Scanlon and designed to encourage cooperation, involvement, and sharing of benefits  Berkaitan dengan “Commitment building programs” dan “Quality improvement plans”  Basics of Scanlon plan are : 1. Philosophy of operation 2. Identity (Mission, Purpose etc) 3. Competency 4. Involvement System : department & Executive 5. Sharing benefits formula
  • 20. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 20  Integrated knowledge sets within an organization that distinguish from its competitors and deliver value to customers  Competitive advantage through people : core competencies; 1. The resources must be of value 2. The resource must be rare 3. The resource must be difficult to imitate 4. The resources must be organized
  • 21. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 21 1. Interpersonal skills 2. Communication skills 3. Leadership skills 4. Organization & planning skills 5. Technical skills 6. Responsibility 7. Assertiveness 8. Flexibility 9. Judgment
  • 22. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 22  It is important for an organization to study its job carefully in order to identify and assign weights to the knowledge and skills that each one requires it can be achieved by job analysis and evaluation system  SEARS use 3 basic competencies job : 1. Job know-how : Technical-Managerial-Human relation 2. Problem solving 3. Accountability
  • 23. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 23  Specific job knowledge and skills  Job know-how  Major area such as : 1. Communication 2. Time management 3. Self motivation 4. Interpersonal relationship 5. Broad area of leadership
  • 24. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 24 1. An increase in at least one skill area on each new assignment 2. An increase of at least 10 % in total points each new assignment 3. Assignment in several different functional areas
  • 25. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 25  Analysis of the sets of skills and knowledge needed for decisions-oriented and knowledge-intensive jobs 1. Clarify the purpose of the effort 2. Clarify the target of the effort 3. Network with others in your industry & in the training field 4. Form a panel o exemplary performers within your organization from the group targeted for assessment and from the group to which they report 5. Ask a panel of eight to twelve people in your organization to review the competency study obtained from other sources and to prioritize the competency as they apply to success in your corporate culture 6. Verify the competency model and secure ownership of it by encouraging input from others, such as senior executive
  • 26. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 26  Work sample test : It is constructed from a carefully developed outline that experts agree includes the major functions; the test are thus considered content valid  Hiring based on observations of behaviors previously shown to distinguish successful employees- increasingly use work samples to see potential employees “in action”
  • 27. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 27 Tg Jawab Manajemen Karir : Manajer&karyawan  Reality Shock : hasil dari sebuah periode yang mungkin muncul pada saat memulai karir ketika karyawan baru mempunyaiharapan pekerjaan yang tinggi bertentangan dengan kenyataan yang membosankan dan pekerjaan yang tidak menantang  Menghindari reality shock  Memberi pekerjaan yang menantang  Memberi gambaran pekerjaan yang realistik  Penuh pengharapan : karyawan baru dg bosnya  Memberikan periode rotasi kerja dan garis pekerjaan  Mengerjakan penilaian kerja dengan orientasi karir  Memberikan workshop perencanaan karir dan buku kerja perencanaan karir  Memberikan kesempatan untuk mentoring
  • 28. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 28 1. Keputusan 1 : Pedomannya apakah kompetensi atau senioritas ? 2. Keputusan 2 : Bagaimana kompetensi diukur 3. Keputusan 3 : Apakah prosesnya formal atau informal ? 4. Keputusan 4 : Promosinya apakah vertikal, horizontal ataukah yang lain ?
  • 29. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 29  Alasan untuk transfer  Pengaruh pada keluarga
  • 30. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 30 Konseling pra pensiun : 1. Program pendidikan pra pensiun 2. Waktu leisure 3. Investasi dan keuangan 4. Kesehatan 5. Mengatur hidup 6. Penyesuaian psikologis 7. Karir kedua di luar perusahaan 8. Karir kedua dalam perusahaan
  • 31.
  • 32. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 32  Needs  Reinforcements  Cognitions  Job characteristics  Feelings / Emotions  A motivational puzzle
  • 33. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 33 Motivation Theories & Workplace Outcomes : A Contingency Approach Outcome of interest Need Reinforce ment Equit y Expectancy Goal Setting Job Characteristic Choice to pursue a course of action   Effort       Performance     Satisfaction    Absenteeism    Turnover     MOTIVATION THEORIES
  • 34. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 34  Physiological  Safety  Love  Esteem  Self Actualization
  • 35. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 35  Measuring Need Strength  The Need for Achievement  Characteristic of high achievers  The Needs for Affiliation  The Need for Power
  • 36. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 36 Motivasi melalui Goal Setting  Goal : Apa yang diusahakan oleh individu untuk mencapainya  Management by Objective : sistem manajemen yang mengembangkan partisipasi dalam pembuatan keputusan, penetapan tujuan dan umpan balik  Bagaimana Goal setting bekerja?  Goals direct attention  Goals regulate effort  Goals increase persistence (memperluas usaha sehingga menjadi tugas lembur)
  • 37. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 37 Locke’s Model of Goal Setting Goals Motivate The Individual By …. Task Performance Directing one’s Attention Regulating One’s effort Increasing one’s persistence Encouraging the Development of Goal-attainment Strategies or Action plans
  • 38. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 38 Relationship between Goal Difficulty & Performance 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 low Moderate Challenging Impossible A B C A = Performance of committed individuals with adequate ability B = Performance of committed individuals who are working at capacity C = Performance of individuals who are lack commitment to high goals Low Moderate Challenging Impossible
  • 39. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 39  Goal difficulty : Sejumlah usaha yang diperlukan untuk mencapai tujuan  Goal Specify : Tujuan yang dapat dikuantifikasikan  Goal Commitment : Sejumlah komitmen dalam pencapaian tujuan
  • 40. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 40 1. Difficult goals lead to higher performance 2. Specific, difficult goals lead to higher performance for simple than complex tasks 3. Feedback enhances the effect of specific, difficult goals 4. Participative goals, assigns goals, and self-set goals are equally effective 5. Goals commitment & monetary incentives affect goal setting outcomes
  • 41. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 41 Practical Application of Goal Setting  Set goals  Promote goal commitment  Provide support & Feedback  Specific  Measurable  Attainable  Results oriented  Time bound Guidelines for Writing SMART Goals
  • 42. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 42 Decision making styles Analytical Directive Conceptual Behavioral High Low Task and technical concerns People and social concerns Value Orientation
  • 43. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 43 The problem of escalation of commitment Psychological and Social Determinants •Ego defense •Individual motivations •Peer pressure •Saving face Organizational Determinants •Breakdown s in communication •Politics •Organizational inertia Project Characteristics •A delayed return on the investment •Setbacks attributed to temporary causes Contextual Determinants •External political pressures Escalation of commitment Poor results or outcomes
  • 44. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 44 Personality : Dimensi, Insight & Isu  Personality : keadaan fisik & karakteristik mental yang menjadi sumber identitas seseorang  The Big-Five Personality Dimensions :  Extraversion : outgoing, talkative, sociable, assertive  Agreeableness : trusting, good natured, cooperative, soft heated  Conscientiousness : Dependable, responsible, achievement oriented, persistent  Emotional stability : relaxed, secure, unworried  Openness to experience : Intellectual, imaginative, curious, broad minded
  • 45. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 45 Locus of Control  Internal locus of Control : Mengatributkan hasil pda tindakan milik seseorang ( yakni seseorang yang percaya bahwa merekalah yang mengendalikan kejadian dan akibatnya yang akan mempengaruhi hidup mereka  External locus of Control : Mengatributkan hasil pada lingkungan sekitar dalam kendali seseorang
  • 46. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 46 Attitudes & Behavior  Attitude : predisposisi yang dipelajari untuk memberi tanggapan dengan cara yang menyenangkan ataupun tidakmenyenangkan kepada obyek yang diberikan  Sebarapa Stabilkah Perilaku itu? Perilaku kerja cenderung tetap selama periode 5 tahun, tetap positif atau tetap negatif, meskipun pindah tempat kerja akan cenderung memelihara perilaku yang lama, Pada usia paruh baya.  3 Faktor yang membuat kestabilan perilaku paruh baya:  Kepastian kepribadian yang lebih besar  Mau berusaha lebih besar untuk menambah pengetahuan  Ada kebutuhan untuk perilaku yang kuat
  • 47. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 47 Attitudes & Behavioral Intentions The person’s belief that the behavior leads to Certain Outcomes & His evaluations of these outcomes The person’s beliefs that specific individuals or groups think he Should Or should not perform the Behavior & his motivation to comply with the Specific referents Attribute toward The bahavior Relative importance Of attitudinal and Normative consideration Subjective norm Intention Behavior
  • 48. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 48 Abilities & Performances  Ability : Keadaan karakteristik yang menjadi sebab dari maksimisasi fisik seseorang atau performans mental  Skill : Kapasitas khusus untuk memanipulasi objek  Intelegence : Kapasitas untuk berpikir konstruktif, reasoning, pemecahan masalah
  • 49. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 49 Performance Depends on the Right communication of Effort, ability & Skill Effort Ability Skill Performance
  • 50. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 50 Self Fulfilling Prophecy: The Pygmalion Effect  Self Fulfilling Prophecy adalah Harapan orang yang menentukan performans dan perilaku  Akar sejarahnya dari mitologi Yunani : Pygmalion adalah pematung yang membenci perempuan sebelum ia jatuh cinta dengan patung gading yang diukirnya menjadi perempuan yang jelita. Pygmalion menjadi kasar dan kelihatan bodoh dengan patung tsb sehingga dia berdoa kepada dewi Aphrodite to menjadikan patung itu bisa hidup. Dewi Aphrodite mendengar doanya, mengabulkan doanya, patungnya menjadi hidup  Harapan atau kepercayaan orang menentukan perilaku dan performans mereka sehingga berusaha membuat harapannya menjadi kenyataan.
  • 51. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 51 A Model of The Self-Fulfilling Prophecy Motivation Performance Supervisor Expectancy Leadership Subordinate Self- Expectancy 1 2 3 4 5 6
  • 53. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 53 Menempatkan the Self-Fulfilling Prophecy dalam Kerja 1. Mengakui bahwa setiap orang mempunyai potensi untuk meningkatkan performansnya 2. Memberi kepercayaan pada anak buahnya 3. Menteapkan tujuan prestasi kerja yang tinggi 4. Penguatan positif untuk setiap pekerjaan yang diselesaikan dengan baik 5. Memberi umpanbalik yang konstruktif ketika diperlukan 6. Membantu anak buah meraih keunggulan melalui organisasi 7. Memperkenalkan karyawan baru jika mereka mempunyai potensi dari luar 8. Menyadari adanya praduga dan pesan non-verbal dari atasan yang menurunkan keberanian orang lain 9. Menumbuhkan keberanian untuk mewujudakn keputusan tugas yang sukses 10. Membantu anak buah meningkatkan ketrampialn dan tugasnya
  • 54. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 54 Peran Spiritualitas menurut Thought self-leaderhip (TSL) 1. Spiritualitas dapat membawa individu pada kesadaran pengalaman pada tingkat yang lebih dalam, meningkatkan kemampuan intuitif 2. Intuisi tsb dapat menfasilitasi karyawan untuk mengembangkan visi organisasional dan tujuan yang lebih bermakna, yang dapat meningkatkan inovasi 3. Organisasi dapat menawarkan spiritualitas yang berorientasi pada tujuan kerja yang memberi kesempatan bagi karyawan untuk mengalami “sense of service” yang lebih besar, jg pengembangan dan pertumbuhan personal yang lebih besar 4. Nilai yang berdasar pada spiritualitas dapat meningkatkan teamwork dan komitmen karyawan pada organisasi
  • 55. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 55 Spirituality  Spiritualitas adalah “usaha manusia untuk mentransformasi kekuatan yang ada dalam kehidupan, yang menarik dan menggerakkan manusia secara personal untuk mendefinisikan diri”  Spiritualitas kerja adalah ekspresi harapan untuk mendapatkan arti dan tujuan dalam kehidupan dan dalam proses hidup yang keluar dari nilai personal yang dibawa seseorang  Nilai tersebut sering mencerminkan keinginan untuk membuat perbedaan dan menciptakan dunia yang bermakna
  • 56. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 56 Memperbaiki Spirituality 1. Beliefs and assumptions : ada dysfunctional thinking yang berdasar pada dysfunctional beliefs  diganti dengan more rational beliefs. Misal hanya berdasar pada . Thompson: program pelatihan unutuk eksekutif untuk mengamati paradigma dan pola pikirnya sendiri sehingga mereka bisa lebih mengembangkan new insight  inner wisdom more authentic expression dari keinginan dan tekanan yang paling dalam 2. Self Dialogue: self-talk, self verbalization, mengatakan tentang diri kita sendiri secara tertutup, dapat berpengaruh untuk meningkatkan efektifitas personal pada karyawan, manajer, untuk mengetahui keadaan mental sendiri yang mempengaruhi perilaku dan pengetahuan.
  • 57. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 57  Membayangkan performance yang sukses dari suatu tugas sebelum tugas itu betul-betul dilaksanakan (pygmalion effect-goal setting theory).  Contoh: seorang manajer diminta presentasi, dia membayangkan dengan lengkap dalam pikiran secara lengkap dapat melakukan presentasi dengan sebaik- baiknya sebelum dilakukan.  Weick: “Future perfect thinking”.  Picture himself/her-self etc interact with others.  Visualisasi mental yang dapat meningkatkan persepsi karyawan tentang kerjanya, sebagaimana perasaan spiritualitas di tempat kerja karena mengalami spiritualitas dalam pikirannya. Namun kearah yang lebih positif dan pandangan yang lebih luas 3.Mental Imagery
  • 58. Kamis, 26 Januari 2006 Trias Setiawati/FE UII/Pelatihan Pengembangan Kepribadian 58 4.Thought Pattern  Manz: “Cara tertentu dalam pikiran tentang pengalaman kita” dan “kebiasaan cara berpikir”.  Individu yang cenderung memiliki dua cara berpikir, positif dan negatif, dapat mempengaruhi emosi da reaksi perilaku.  Alur pikir yang relatif konsisten diulang-ulang menjadi pola sehingga menjadi pemicu pada keadaan tertentu.  TSL menyarankan bahwa beliefs and assumptions, self- talk, mental imagery, satu sama lain, saling mempengaruhi untuk menghasilkan pola pikir individual