SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
ILMU NUTRISI SATWA
HARAPAN
MAGOT
Kelompok 3
Andre Heriawan 1910612100
Alfan Rahman 1910612066
Pengantar
Maggot BSF dengan nama ilmiah Hermetia illucens adalah
organisme yang berasal dari larva Black Soldier Fly (BSF) dan
dihasilkan pada metamorfosis fase kedua setelah fase telur dan
sebelum fase pupa yang nantinya akan menjadi BSF dewasa.
Maggot BSF bisa hidup dengan optimum pada temperatur 29,3˚C.
Maggot serta pupa H. illucens yang dibudidayakan di temperatur 27˚C,
perkembangannya lebih lamban (4 hari) daripada yang dibudidayakan di
temperatur 30˚C, sedangkan pada temperatur 36 ˚C, nyaris tidak ada pupa yang
dapat bertahan. Ini memperlihatkan bahwa pemasukan panas total (total heat
input) yang didapat oleh maggot yang dibudidaya di temperatur 30 ˚C lebih
cepat terpenuhi untuk memenuhi persyaratan perkembangan ke tahap
pupa, daripada maggot yang dibudidaya di temperatur 27 ˚C.
Anatomi
Fisiologi
Magot BSF
Black Soldier Fly memiliki warna hitam dan pada bagian segmen basal
abdomennya memiliki warna transparan (wasp waist) sehingga agak mirip
abdomen lebah. Lalat memiliki panjang dengan kisaran antara 15 hingga 20
mm serta memiliki waktu hidup 5 hingga 8 hari.
Morfometri
Magot BSF
Morfometri (Panjang tubuh, panjang antena, dan Panjang serta lebar sayap)
H.illucens jantan cenderung lebih besar daripada betina. Kemampuan betina
menghasilkan keturunan baru berkisar 185 sampai 1.235 telur.
Jenis
Kelamin
Morfometri rata-rata (mm) ±SD
Panjang
Tubuh
Panjang
Antena
Sayap
Panjang Lebar
Betina 12,7±1,1 3,2±0,4 9,5±0,7 3,3±0,2
Jantan 13,5±1,4 3,8±0,4 10,6±0,9 3,9±0,4
Sumber: Rachmawati et.al. 2010
Makanan
Magot BSF
Maggot BSF bisa mengkonsumsi beraneka macam variasi makanan
dengan rasa yang berbeda. Dan bisa pula diberikan bermacam-
macam campuran makanan. Antara lain limbah dapur, buah-buahan,
sayur-mayur, limbah ikan dan kotoran hewan.
Perbedaan pakan bisa berpengaruh terhadap proses perkembangan
maggot BSF dan kandungan proteinnya. Sehingga diperlukan
perumusan yang tepat dalam pemberian pakan terhadap maggot
BSF.
Umumnya, karakteristik pakan yang efektif diberikan kepada
maggot ialah (Dormans et al.2017):
 Sumber pakan harus cukup lembab dengan kandungan air
sekitar 60%-90%.
 Bahan yang tinggi kandungan protein serta
karbohidratnya akan menghasilkan pertumbuhan yang
baik bagi maggot BSF.
 Karena maggot BSF tidak mempunyai mulut untuk
mengunyah makanan, maka penyerapan nutrisi oleh
maggot BSF akan lebih mudah bila substratnya berupa
potongan-potongan kecil apalagi berbentuk seperti
bubur.
Keunggulan dan
Manfaat Maggot
BSF
 Kemampuan Maggot mengkonversi sampah organik untuk perbaikan
lingkungan
 Digunakan untuk pakan super penuh nutrisi
 Kelebihan lain maggot BSF:
 Baunya tidak amis seperti pakan yang lain
 Tidak kotor, pengambilan serta penyimpanannya mudah
 Mudah dicerna oleh hewan ternak
 Harganya murah serta hemat
 Amat sehat untuk hewan ternak
 Metode pembudidayaannya tidak rumit
 Panen jelas dan teratur
Siklus Hidup
Magot BSF
Lalat Black Soldier Fly memiliki siklus hidup dengan cara
bermetamorfosa. Siklus hidup BSF tidak sama dengan siklus hidup lalat
hijau. BSF mempunyai fase lalat yang lebih pendek dibandingkan fase
maggotnya, fase hidup lalat hijau lebih lama ketika menjadi lalat.
Kandungan
Nutrien Maggot
Maggot BSF muda yang berumur 5 hari lebih tinggi kandungan nutrisinya
yang bagus digunakan sebagai pakan ikan. Sedangkan maggot yang berusia
25 hari memiliki kandungan yang cukup untuk di gunakan sebagai pakan
ternak ayam. Jadi faktor yang mempengaruh kandungan nutrisimaggot yaitu
media yang di gunakan dan usia pemanenan.
Kriteria Tempat
Pemeliharaan
a. Usahakan dalam pemilihan tempat budidaya yang jauh dari keramaian dan pemukiman
warga.
b. Tempat budidaya harus memiliki siklus udara dan sumber air yang bagus, karena dalam
proses budidayasangat berpengaruh terhadap suhu dan kelembapan.
c. Lokasi budidaya harus dapat di akses dengan mudah, sehingga mempermuda proses
pengiriman maupunpengambilan hasil budidaya dan pakan untuk maggot.
d. Ketersediaan pakan untuk budidaya yang sangat memedai sepeti sampah organik
maupun limbahpertanian.
e. Hembusan angin di fasilitas haruslah melawan arah dengan
daerah pemukiman.
f. Tempat untuk pembiakan massal BSF haruslah tertutup serta
memiliki ventilasi, sementara love cage haruslah terkena sinar
matahari.
g. Kontainer pengolahan haruslah redup serta terhindar dari cahaya
matahari secara langsung.
Peralatan
Budidaya
A. Box container untuk membesarkan baby maggot
B. Jaring untuk membuat kandang lalat
C. Coper untuk mengiling sampah organik
D. Eggtrap atau Bioballs untuk tempat telur
 Pemilihan Media:
a) Limbah Buah
b) Ampas Tahu
c) Limbah Pasar
d) Limbah Ikan
e) Bungkil Kelapa Sawit
Hasil Budidaya
Telur Maggot BSF
Telur Maggot BSF bisa dipanen 2 hari sekali untuk antisipasi telur
menetas dipancingan, karena telur BSF akan menetas saat berumur 3hari. Hal
ini berdasarkan hasil pengamatan saat budidaya.Sesuai referensi menurut
Fahmi (2015), yang menyatakanbahwa lalat BSF betina meletakan telurnya
pada substratdaun pisang kering, waktu penetasan berjalan kuranglebih 3
hari.
Gambar Telur Maggot BSF.
Maggot BSF
Budidaya Maggot BSF dalam satu siklus budidaya bisa menghasilkan 300kg
Maggot siap panen, yang nantinyaakan dijadikan produk turunan. Dan sebagian akan di sisakan
untuk menjadi lalat, Maggot BSF akan menjadi Maggot selama kurang lebih 18 hari dan akan
menjadi pupa selama 14 hari.Maggot dapat dipanen pada usia 15 hari karena pada umur 15 hari
Maggot BSF mempunyai kandungan protein yang paling tingggi. Kondisi ini sesuai referensi
menurut Fahmi (2015) bahwa Maggot Hermetia illucens kandungan nutrisinya hingga 45-50%
dan masing-masinguntuk protein serta lemak. Rizal (2018) menjelaskan, pembudidayaan yang
dilakukan dengan 100 kg bahan baku media kultur, mampu menghasilkan Maggot sebesar60
hingga 70 kg.
Tepung Maggot
Tepung Maggot merupakan produk hasil turunan yang dapat di gunakan untuk
salah satu pakan pada ternak ikan lele. Hal ini sependapat dengan Fauzi, (2018)
bahwa Maggot merupakan sumber protein hewani yang dapat di gunakan untuk
pakan ikan lele secara langsung maupun di tepungkan.
ILMU NUTRISI MAGOT

More Related Content

Similar to ILMU NUTRISI MAGOT

Under the Sea Vocabulary for Pre-K by Slidesgo (7).pdf
Under the Sea Vocabulary for Pre-K by Slidesgo (7).pdfUnder the Sea Vocabulary for Pre-K by Slidesgo (7).pdf
Under the Sea Vocabulary for Pre-K by Slidesgo (7).pdfmarspoint
 
Modul pembelajaran Syahrifah Nor Azizah
Modul pembelajaran Syahrifah Nor AzizahModul pembelajaran Syahrifah Nor Azizah
Modul pembelajaran Syahrifah Nor AzizahSyahrifahNorAzizah
 
01. kegiatan akuakultur
01. kegiatan akuakultur01. kegiatan akuakultur
01. kegiatan akuakulturNoor Yusuf
 
Budidaya jengkrik
Budidaya jengkrikBudidaya jengkrik
Budidaya jengkrikFebri Koto
 
Bab iii sistim dan cara pemeliharaan
Bab iii sistim dan cara pemeliharaanBab iii sistim dan cara pemeliharaan
Bab iii sistim dan cara pemeliharaanRMontong
 
Mas pembuatan kompos dengan cacing.docx
Mas pembuatan kompos dengan cacing.docxMas pembuatan kompos dengan cacing.docx
Mas pembuatan kompos dengan cacing.docxJumitaRoza1
 
KULTUR JARINGAN EKOSARI[Compatibility Mode].pdf
KULTUR JARINGAN EKOSARI[Compatibility Mode].pdfKULTUR JARINGAN EKOSARI[Compatibility Mode].pdf
KULTUR JARINGAN EKOSARI[Compatibility Mode].pdfDebbyUstari1
 
Hama PENGGEREK BATANG.ppt
Hama PENGGEREK BATANG.pptHama PENGGEREK BATANG.ppt
Hama PENGGEREK BATANG.pptmaryadi23
 
Makalah Fungi Botani Tumbuhan Rendah
Makalah Fungi Botani Tumbuhan Rendah Makalah Fungi Botani Tumbuhan Rendah
Makalah Fungi Botani Tumbuhan Rendah ikhsan saputra
 
Laporan akhir praktikum penetasan 1 budi
Laporan akhir praktikum penetasan 1 budiLaporan akhir praktikum penetasan 1 budi
Laporan akhir praktikum penetasan 1 budifernandasyahputra1
 
HAMA PADA BENIH, klasifikasi, jenis hama, dll
HAMA PADA BENIH, klasifikasi, jenis hama, dllHAMA PADA BENIH, klasifikasi, jenis hama, dll
HAMA PADA BENIH, klasifikasi, jenis hama, dllNodd Nittong
 

Similar to ILMU NUTRISI MAGOT (20)

Under the Sea Vocabulary for Pre-K by Slidesgo (7).pdf
Under the Sea Vocabulary for Pre-K by Slidesgo (7).pdfUnder the Sea Vocabulary for Pre-K by Slidesgo (7).pdf
Under the Sea Vocabulary for Pre-K by Slidesgo (7).pdf
 
Ultra diktat 2
Ultra diktat 2Ultra diktat 2
Ultra diktat 2
 
Budidayaternakitik
BudidayaternakitikBudidayaternakitik
Budidayaternakitik
 
Modul pembelajaran Syahrifah Nor Azizah
Modul pembelajaran Syahrifah Nor AzizahModul pembelajaran Syahrifah Nor Azizah
Modul pembelajaran Syahrifah Nor Azizah
 
01. kegiatan akuakultur
01. kegiatan akuakultur01. kegiatan akuakultur
01. kegiatan akuakultur
 
Biologi xi. d
Biologi xi. dBiologi xi. d
Biologi xi. d
 
Bab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluanBab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluan
 
Budidaya jengkrik
Budidaya jengkrikBudidaya jengkrik
Budidaya jengkrik
 
Bab iii sistim dan cara pemeliharaan
Bab iii sistim dan cara pemeliharaanBab iii sistim dan cara pemeliharaan
Bab iii sistim dan cara pemeliharaan
 
Mas pembuatan kompos dengan cacing.docx
Mas pembuatan kompos dengan cacing.docxMas pembuatan kompos dengan cacing.docx
Mas pembuatan kompos dengan cacing.docx
 
Pasca
PascaPasca
Pasca
 
PowerPoint - Lumut.pdf
PowerPoint - Lumut.pdfPowerPoint - Lumut.pdf
PowerPoint - Lumut.pdf
 
KULTUR JARINGAN EKOSARI[Compatibility Mode].pdf
KULTUR JARINGAN EKOSARI[Compatibility Mode].pdfKULTUR JARINGAN EKOSARI[Compatibility Mode].pdf
KULTUR JARINGAN EKOSARI[Compatibility Mode].pdf
 
Hama PENGGEREK BATANG.ppt
Hama PENGGEREK BATANG.pptHama PENGGEREK BATANG.ppt
Hama PENGGEREK BATANG.ppt
 
Makalah Fungi Botani Tumbuhan Rendah
Makalah Fungi Botani Tumbuhan Rendah Makalah Fungi Botani Tumbuhan Rendah
Makalah Fungi Botani Tumbuhan Rendah
 
TERNAK PUYUH
TERNAK PUYUHTERNAK PUYUH
TERNAK PUYUH
 
Laporan akhir praktikum penetasan 1 budi
Laporan akhir praktikum penetasan 1 budiLaporan akhir praktikum penetasan 1 budi
Laporan akhir praktikum penetasan 1 budi
 
ciri-ciri protista
ciri-ciri protistaciri-ciri protista
ciri-ciri protista
 
HAMA PADA BENIH, klasifikasi, jenis hama, dll
HAMA PADA BENIH, klasifikasi, jenis hama, dllHAMA PADA BENIH, klasifikasi, jenis hama, dll
HAMA PADA BENIH, klasifikasi, jenis hama, dll
 
Kapang
KapangKapang
Kapang
 

ILMU NUTRISI MAGOT

  • 1. ILMU NUTRISI SATWA HARAPAN MAGOT Kelompok 3 Andre Heriawan 1910612100 Alfan Rahman 1910612066
  • 2. Pengantar Maggot BSF dengan nama ilmiah Hermetia illucens adalah organisme yang berasal dari larva Black Soldier Fly (BSF) dan dihasilkan pada metamorfosis fase kedua setelah fase telur dan sebelum fase pupa yang nantinya akan menjadi BSF dewasa. Maggot BSF bisa hidup dengan optimum pada temperatur 29,3˚C. Maggot serta pupa H. illucens yang dibudidayakan di temperatur 27˚C, perkembangannya lebih lamban (4 hari) daripada yang dibudidayakan di temperatur 30˚C, sedangkan pada temperatur 36 ˚C, nyaris tidak ada pupa yang dapat bertahan. Ini memperlihatkan bahwa pemasukan panas total (total heat input) yang didapat oleh maggot yang dibudidaya di temperatur 30 ˚C lebih cepat terpenuhi untuk memenuhi persyaratan perkembangan ke tahap pupa, daripada maggot yang dibudidaya di temperatur 27 ˚C.
  • 4. Fisiologi Magot BSF Black Soldier Fly memiliki warna hitam dan pada bagian segmen basal abdomennya memiliki warna transparan (wasp waist) sehingga agak mirip abdomen lebah. Lalat memiliki panjang dengan kisaran antara 15 hingga 20 mm serta memiliki waktu hidup 5 hingga 8 hari.
  • 5. Morfometri Magot BSF Morfometri (Panjang tubuh, panjang antena, dan Panjang serta lebar sayap) H.illucens jantan cenderung lebih besar daripada betina. Kemampuan betina menghasilkan keturunan baru berkisar 185 sampai 1.235 telur. Jenis Kelamin Morfometri rata-rata (mm) ±SD Panjang Tubuh Panjang Antena Sayap Panjang Lebar Betina 12,7±1,1 3,2±0,4 9,5±0,7 3,3±0,2 Jantan 13,5±1,4 3,8±0,4 10,6±0,9 3,9±0,4 Sumber: Rachmawati et.al. 2010
  • 6. Makanan Magot BSF Maggot BSF bisa mengkonsumsi beraneka macam variasi makanan dengan rasa yang berbeda. Dan bisa pula diberikan bermacam- macam campuran makanan. Antara lain limbah dapur, buah-buahan, sayur-mayur, limbah ikan dan kotoran hewan. Perbedaan pakan bisa berpengaruh terhadap proses perkembangan maggot BSF dan kandungan proteinnya. Sehingga diperlukan perumusan yang tepat dalam pemberian pakan terhadap maggot BSF.
  • 7. Umumnya, karakteristik pakan yang efektif diberikan kepada maggot ialah (Dormans et al.2017):  Sumber pakan harus cukup lembab dengan kandungan air sekitar 60%-90%.  Bahan yang tinggi kandungan protein serta karbohidratnya akan menghasilkan pertumbuhan yang baik bagi maggot BSF.  Karena maggot BSF tidak mempunyai mulut untuk mengunyah makanan, maka penyerapan nutrisi oleh maggot BSF akan lebih mudah bila substratnya berupa potongan-potongan kecil apalagi berbentuk seperti bubur.
  • 8. Keunggulan dan Manfaat Maggot BSF  Kemampuan Maggot mengkonversi sampah organik untuk perbaikan lingkungan  Digunakan untuk pakan super penuh nutrisi  Kelebihan lain maggot BSF:  Baunya tidak amis seperti pakan yang lain  Tidak kotor, pengambilan serta penyimpanannya mudah  Mudah dicerna oleh hewan ternak  Harganya murah serta hemat  Amat sehat untuk hewan ternak  Metode pembudidayaannya tidak rumit  Panen jelas dan teratur
  • 9. Siklus Hidup Magot BSF Lalat Black Soldier Fly memiliki siklus hidup dengan cara bermetamorfosa. Siklus hidup BSF tidak sama dengan siklus hidup lalat hijau. BSF mempunyai fase lalat yang lebih pendek dibandingkan fase maggotnya, fase hidup lalat hijau lebih lama ketika menjadi lalat.
  • 10. Kandungan Nutrien Maggot Maggot BSF muda yang berumur 5 hari lebih tinggi kandungan nutrisinya yang bagus digunakan sebagai pakan ikan. Sedangkan maggot yang berusia 25 hari memiliki kandungan yang cukup untuk di gunakan sebagai pakan ternak ayam. Jadi faktor yang mempengaruh kandungan nutrisimaggot yaitu media yang di gunakan dan usia pemanenan.
  • 11. Kriteria Tempat Pemeliharaan a. Usahakan dalam pemilihan tempat budidaya yang jauh dari keramaian dan pemukiman warga. b. Tempat budidaya harus memiliki siklus udara dan sumber air yang bagus, karena dalam proses budidayasangat berpengaruh terhadap suhu dan kelembapan. c. Lokasi budidaya harus dapat di akses dengan mudah, sehingga mempermuda proses pengiriman maupunpengambilan hasil budidaya dan pakan untuk maggot. d. Ketersediaan pakan untuk budidaya yang sangat memedai sepeti sampah organik maupun limbahpertanian.
  • 12. e. Hembusan angin di fasilitas haruslah melawan arah dengan daerah pemukiman. f. Tempat untuk pembiakan massal BSF haruslah tertutup serta memiliki ventilasi, sementara love cage haruslah terkena sinar matahari. g. Kontainer pengolahan haruslah redup serta terhindar dari cahaya matahari secara langsung.
  • 13. Peralatan Budidaya A. Box container untuk membesarkan baby maggot B. Jaring untuk membuat kandang lalat C. Coper untuk mengiling sampah organik D. Eggtrap atau Bioballs untuk tempat telur  Pemilihan Media: a) Limbah Buah b) Ampas Tahu c) Limbah Pasar d) Limbah Ikan e) Bungkil Kelapa Sawit
  • 14. Hasil Budidaya Telur Maggot BSF Telur Maggot BSF bisa dipanen 2 hari sekali untuk antisipasi telur menetas dipancingan, karena telur BSF akan menetas saat berumur 3hari. Hal ini berdasarkan hasil pengamatan saat budidaya.Sesuai referensi menurut Fahmi (2015), yang menyatakanbahwa lalat BSF betina meletakan telurnya pada substratdaun pisang kering, waktu penetasan berjalan kuranglebih 3 hari. Gambar Telur Maggot BSF.
  • 15. Maggot BSF Budidaya Maggot BSF dalam satu siklus budidaya bisa menghasilkan 300kg Maggot siap panen, yang nantinyaakan dijadikan produk turunan. Dan sebagian akan di sisakan untuk menjadi lalat, Maggot BSF akan menjadi Maggot selama kurang lebih 18 hari dan akan menjadi pupa selama 14 hari.Maggot dapat dipanen pada usia 15 hari karena pada umur 15 hari Maggot BSF mempunyai kandungan protein yang paling tingggi. Kondisi ini sesuai referensi menurut Fahmi (2015) bahwa Maggot Hermetia illucens kandungan nutrisinya hingga 45-50% dan masing-masinguntuk protein serta lemak. Rizal (2018) menjelaskan, pembudidayaan yang dilakukan dengan 100 kg bahan baku media kultur, mampu menghasilkan Maggot sebesar60 hingga 70 kg.
  • 16. Tepung Maggot Tepung Maggot merupakan produk hasil turunan yang dapat di gunakan untuk salah satu pakan pada ternak ikan lele. Hal ini sependapat dengan Fauzi, (2018) bahwa Maggot merupakan sumber protein hewani yang dapat di gunakan untuk pakan ikan lele secara langsung maupun di tepungkan.