Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Analisis Terjadinya Konflik Miskomunikasi Antara Driver Ojek Online Dengan Penumpang (1).pdf
1. ANALISIS TERJADINYA KONFLIK MISKOMUNIKASI ANTARA DRIVER OJEK
ONLINE DENGAN PENUMPANG
Rizki Magfirah Febriani, Novalia Agung Wardjito Ardhoyo
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta
Email: magfirah2021@gmail.com
ABSTRAK
Penggunaan aplikasi ojek online telah menjadi salah satu transportasi yang paling
populer di Indonesia. Seperti halnya dalam hubungan antarmanusia, miskomunikasi dapat
terjadi antara driver ojek online dengan penumpang. Miskomunikasi antara driver dengan
penumpang seringkali terjadi dan dapat menjadi penyebab utama ketidaknyamanan bahkan
konflik. Hambatan yang dialami oleh penumpang dan driver dalam proses pemecahan masalah
tersebut dalam kasus ini dikategorikan sebagai noise atau gangguan. Tujuan dari penelitian ini
diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai kasus miskomunikasi
yang terjadi dalam interaksi antara driver dengan penumpang. Diharapkan hasil penelitian ini
dapat memberikan masukan bagi pihak-pihak terkait untuk meningkatkan kualitas komunikasi
antara driver dan penumpang agar lebih efektif dan efisien. Metodelogi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kualitatif dan deskriptif, dengan teknik pengumpulan data melalui
wawancara dan observasi. Kasus ini dapat dianalisis melalui dua teori yang berbeda, yaitu teori
tabula rasa dan teori resolusi konflik. Metode ini dipilih karena dapat memberikan pemahaman
mendalam mengenai pengalaman miskomunikasi antara driver dan penumpang. Dengan
melakukan komunikasi yang baik, driver dan penumpang dapat meminimalkan terjadinya
miskomunikasi, sehingga perjalanan dapat berjalan dengan lancar dan nyaman bagi kedua
belah pihak dan dapat mengatasi masalah miskomunikasi antara driver dan penumpang.
Kata kunci: miskomunikasi, driver, penumpang
PENDAHULUAN
Konflik merupakan fenomena sosial mengenai peristiwa yang tidak dapat dipisahkan
dari eksistensi manusia, terutama dalam konteks masyarakat yang memiliki keragaman budaya.
Dalam antropologi, perbedaan kebudayaan dapat menjadi penyebab terjadinya konflik di antara
individu atau kelompok. Antropologi secara khusus berfokus pada kajian dan pemahaman
mengenai manusia dalam berbagai aspeknya, termasuk pada budaya, perilaku,
keanekaragaman, dan fenomena manusia lainnya. Hal ini tentu berkaitan dengan komunikasi,
2. komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih.
Dalam antropologi, komunikasi sendiri dilihat sebagai setiap pola budaya dan setiap tindakan
perilaku sosial yang melibatkan komunikasi baik dalam pengertian eksplisit maupun implisit.
Jika mengacu pada hal tersebut, adanya perbedaan budaya ini dapat mengakibatkan
miskomunikasi. Melihat perbedaan budaya ini penting karena hal itu memberikan wawasan
tentang siapa, pembicara atau pendengar, serta miskomunikasi dikaitkan dengan masing-
masing budaya. Rupanya, ketika miskomunikasi terjadi, pendengar lebih cenderung disalahkan
dalam budaya konteks tinggi daripada budaya konteks rendah. Dalam hal ini, miskomunikasi
sering menjadi penyebab konflik sehingga penting untuk memahami, jika ada perbedaan
budaya dalam atribusi miskomunikasi.
Sebagai makhluk sosial tentu kita membutuhkan komunikasi dalam kehidupan sehari-
hari. Dalam berkomunikasi harus terjadi adanya feedback atau tanggapan, baik dalam bentuk
verbal maupun non-verbal sehingga menciptakan komunikasi dua arah. Dalam proses
komunikasi dua arah, terdapat feedback atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan oleh
pengirim pesan sehingga penerima pesan memberikan respons atas pesan yeng telah
disampaikan atau dapat disebut sebagai mengobrol dan berdiskusi. Ketika komunikasi dua arah
terjadi, maka akan membentuk suatu pembicaraan yang dapat dibahas lebih lanjut. Artinya,
terjadi pertukaran informasi yang saling mempengaruhi antara kedua belah pihak yang terlibat
dalam proses tersebut.
Melalui kemajuan dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang
semakin canggih sebagai akibat dari globalisasi, menyebabkan hampir semua kalangan
masyarakat menerapkan dan memanfaatkan internet pada kegiatan keseharian dan menciptakan
berbagai macam inovasi baru guna menunjang kehidupan dan kebutuhan manusia. Salah
satunya transportasi berbasis online, merupakan suatu aplikasi di mana masyarakat atau
penumpang bisa memesan sarana transportasi melalui sistem aplikasi yang bisa di download
atau unduh di dalam smartphone. Dalam era digital, kemajuan teknologi telah membawa
perubahan signifikan dalam industri transportasi. Penggunaan transportasi oleh masyarakat
sangat penting untuk memudahkan pelaksanaan aktivitas sehari-hari. Sebab, manusia
membutuhkan akses transportasi untuk berbagai tujuan, mulai dari pendidikan, pekerjaan,
perjalanan, hingga kegiatan lainnya. Hampir seluruh masyarakat sudah menggunakan
transportasi berbasis online yang dapat diakses secara real time, salah satunya adalah ojek
online. Ojek online adalah salah satu bentuk transportasi yang populer saat ini. Bagi pengguna
ojek online, layanan ini menyediakan kemudahan dan efisiensi dalam perjalanan. Transportasi
ojek online saat ini sangat populer di kalangan masyarakat, meskipun sebenarnya ojek online
3. hanyalah salah satu jenis ojek yang menggunakan sepeda motor sebagai alat transportasi.
Perbedaannya, ojek online ini dapat dipesan menggunakan teknologi canggih yaitu internet dan
memanfaatkan teknologi yang ada berupa smartphone. Meskipun demikian, popularitas ojek
online tetap meningkat karena kepraktisannya dalam memesan dan menggunakan layanan
tersebut.
Transportasi yang berbasis online khususnya ojek kini banyak diminati karena
berkembang dengan kemajuan teknologi. Hal ini terjadi karena ojek online dianggap lebih
praktis, lebih cepat, bisa diakses secara real time serta terdapat banyak discount atau potongan
yang ditawarkan sehingga dapat menghemat pengeluaran. Apalagi belum lama ini terjadi
pandemi Covid-19 sehingga transaksi cashless atau pembayaran tanpa uang tunai dalam
pandangan masyarakat menjadikan bahwa tindakan tersebut dapat meningkatkan rasa aman dan
membantu mencegah penyebaran Covid-19 dari berbagai macam virus yang ada pada uang
tunai tersebut, karena uang tunai sendiri dianggap dapat menjadi media dalam penyebaran
penyakit.
Seperti halnya dalam hubungan antarmanusia, miskomunikasi dapat terjadi antara
driver ojek online dan penumpang. Kejadian ini mungkin kerap kali dirasakan oleh kita
khususnya driver ojek online dan penumpang, terutama saat berada di atas motor. Padahal
menjaga komunikasi adalah salah satu hal yang penting agar komunikasi bisa terjalin dengan
efektif. Pada kehidupan sehari-hari, tentu kita seringkali mendapati kasus-kasus
miskomunikasi. Terjadinya miskomunikasi antara penumpang dengan ojek online sering kali
terjadi dalam perjalanan ketika menuju lokasi. Berdasarkan permasalahan yang dialami
mengenai konflik antara penumpang dan driver ojek online bahwa konflik tersebut terjadi
karena adanya miskomunikasi. Miskomunikasi antara driver ojek online dan penumpang sering
terjadi dan dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi kedua belah pihak. Hambatan yang
dialami oleh penumpang dan driver dalam proses pemecahan masalah tersebut dalam kasus ini
dikategorikan sebagai noise yang memiliki pesan tersendiri yang hendak disampaikan kepada
penumpang dalam konteks ini. Noise merupakan proses interupsi yang memungkinkan
perubahan (Thompson, 2012: 12). Dalam konflik kasus ini dikatakan sebagai noise dikarenakan
suara angin, suara kendaraan, dan lainnya ketika penumpang dan driver saling berkomunikasi
dianggap sebagai interupsi yang terjadi dan dapat mengakibatkan miskomunikasi. Dalam teori
komunikasi, noise itu didefinisikan sebagai gangguan apa pun dalam saluran yang mencegah
komunikasi pesan atau sinyal yang jelas atau benar antara posisi emitter (pemancar), transmitter
(pemancar), dan receiver (penerima). Hal inilah yang kemudian dapat mengakibatkan konflik
dikarenakan adanya kesalahan dalam menerima informasi antara penumpang dan driver.
4. Lingkungan sekitar yang terlalu ramai menjadi alasan utama mengapa miskomunikasi
bisa terjadi terhadap driver dengan penumpangnya. Cuaca yang kadang tidak menentu, angin
yang kencang ditambah adanya berbagai macam suara kendaraan yang melintas menjadi
penyebab utama obrolan tidak terdengar dengan jelas. Miskomunikasi yang sering terjadi
terhadap driver dengan penumpang berupa salah menafsirkan pesan yang disampaikan, entah
pesan atau perkataan dari driver maupun penumpangnya, melalui aplikasi ataupun bertatap
muka secara langsung. Miskomunikasi dapat berakibat fatal jika tidak segera diselesaikan.
Namun, sering kali kita tetap menjawab dari pertanyaan atau obrolan yang diberikan oleh lawan
bicara. Hal tersebut terjadi karena kita sebagai manusia dan makhluk sosial selalu ingin
menghargai sesama manusia atau antara satu sama lain, baik penumpang maupun driver,
meskipun berakhir dengan rasa malu dan kebingungan karena salah paham.
Tidak hanya itu, miskomunikasi dapat terjadi melalui media pengirim pesan yang
disediakan oleh pihak layanan ojek online. Pengirim pesan tidak menyusun kata dengan baik,
pengirim pesan tidak menggunakan tanda baca yang benar, penerima pesan sedang tidak fokus
atau kurangnya pengetahuan tentang pesan yang disampaikan oleh pengirim yang
menyebabkan terjadinya miskomunikasi. Hal ini terjadi akibat dari perbedaan bahasa karena
latar belakang dan generasi yang berbeda sehingga terjadi gangguan. Misalnya terkadang tanpa
kita sadari sering menggunakan bahasa daerah, bahasa yang terlalu banyak istilah, dan bahasa
asing yang belum tentu dimengerti semua orang. Sehingga miskomunikasi dalam media
pengiriman pesan biasa terjadi karena pesan tidak tersampaikan secara keseluruhan, akibat
adanya perbedaan informasi dan makna di dalam isi pesan baik dari sisi komunikator atau
komunikan saat berkomunikasi.
Jika mengacu pada permasalahan dalam kasus ini, bahwa antara penumpang dan driver
keduanya dapat mengalami miskomunikasi karena dalam proses penyampaian informasi
terdapat noise atau gangguan di dalam percakapan keduanya. Noise pada kasus ini terjadi
karena perbedaan bahasa dan budaya, serta terjadi karena adanya gangguan dari luar seperti
suara jalanan, suara kendaraan, serta suara angin kencang. Hal tersebut menarik perhatian
penulis sehingga penulis mengangkat kasus tersebut. Alasan mengapa penulis mengangkat
kasus tersebut karena kasus tersebut sering terjadi di kalangan masyarakat umum, termasuk
terjadi pada penulis sendiri, sehingga penulis tertarik untuk mengangkat kasus tersebut. Tujuan
dari penelitian ini diharapkan dapat memberi pemahaman yang lebih baik mengenai fenomena
miskomunikasi yang terjadi dalam interaksi antara driver ojek online dan penumpang, serta
dapat mengevaluasi dan memperbaiki sistem komunikasi antara driver dan penumpang agar
lebih efektif dan efisien. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi
5. pihak-pihak terkait untuk meningkatkan kualitas interaksi antara driver ojek online dan
penumpang. Dengan konflik yang terjadi tersebut alangkah baiknya jika ingin menyampaikan
pesan perlu juga memperhatikan lingkungan sekitar sehingga apa yang disampaikan oleh
komunikator mendapatkan timbal balik, tanggapan atau feedback dari komunikan. Proses
komunikasi tidak harus selalu dilakukan di berbagai situasi dan kondisi. Hal ini guna
mendukung terjadinya proses komunikasi dengan baik dan efektif.
METODELOGI
Metodelogi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan deskriptif.
Metode kualitatif digunakan untuk memahami fenomena yang terjadi secara mendalam dan
detail. Sedangkan, metode deskriptif digunakan untuk memberikan deskriptif yang jelas dan
detail tentang situasi konflik yang terjadi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
berbagai macam teknik seperti wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan untuk
memperoleh pandangan dan pengalaman informan terkait konflik miskomunikasi antara driver
ojek online dengan penumpang. Sedangkan observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran
situasi dan kondisi yang terjadi saat terjadinya konflik.
Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh melalui observasi langsung di lapangan dan wawancara dengan dua orang
informan yang terlibat dalam penelitian ini, yaitu informan 1 dan informan 2. Wawancara
dilakukan dengan tujuan untuk memahami sudut pandang masing-masing objek terkait konflik
miskomunikasi yang terjadi. Selain data primer, penelitian ini juga menggunakan data sekunder
meliputi berbagai referensi seperti jurnal, buku, dan artikel terkait topik penelitian untuk
mendukung analisis yang dilakukan.
Dengan menggunakan berbagai macam metode, teknik, serta sumber data diharapkan
penelitian ini dapat memberi gambaran yang mendalam dan detail mengenai konflik
miskomunikasi antara driver ojek online dan penumpang, serta memberikan solusi yang tepat
untuk mengatasi konflik tersebut.
A. Data Informan
Informan 1
Nama : Purwo
Usia : 51 tahun
6. Kelamin
Informan 2
: Laki-laki
Nama : Febri
Usia : 19 tahun
Kelamin : Perempuan
B. Rencana Teknik Pengumpulan Data
1) Wawancara
Wawancara merupakan sebuah teknik dimana peneliti akan turun ke lapangan secara
langsung dengan maksud untuk memperoleh data secara mendalam terkait sebuah isu
yang akan diteliti, wawancara akan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang
nantinya akan mengajukan pertanyaan, serta sebagai terwawancara yang akan
memberikan jawaban atas pertanyaan yang akan diberikan. Wawancara terdiri dari
beberapa jenis yaitu wawancara terstruktur, wawancara tidak terstruktur, dan
wawancara campuran. Metode wawancara yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah wawancara tak terstruktur. Wawancara tak terstruktur merupakan teknik
wawancara yang tidak mengikuti suatu pedoman wawancara yang terstruktur, namun
memperhatikan topik-topik utama yang ingin ditanyakan. Dalam metode ini, peneliti
memberikan kebebasan kepada narasumber untuk menjelaskan pandangannya secara
lebih luas. Peneliti akan mendapatkan data dengan melakukan wawancara terhadap
narasumber yang nantinya akan dilakukan secara tatap muka. Pada penelitian ini,
wawancara akan dilakukan terhadap driver dan penumpang yang bertujuan untuk
mendapatkan dan mengumpulkan informasi dari sudut pandang pengalaman pribadi
driver ojek online dan penumpang.
2) Observasi
Selain wawancara, observasi juga merupakan salah satu teknik dalam pengumpulan
data secara langsung yang sangat umum, berupa mengamati, melihat, dan
memperhatikan suasana di lapangan. Tujuannya untuk memperoleh gambaran secara
jelas terkait isu atau masalah yang akan diteliti, berupa interaksi antara driver ojek
online dan penumpang secara langsung. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan
dengan cara turun langsung ke lapangan untuk mengamati driver, penumpang,
lingkungan, situasi, kondisi serta perasaan yang sedang berlangsung. Observasi terdiri
7. dari dua jenis yaitu observasi partisipasi dan observasi non partisipasi. Observasi dalam
penelitian ini akan dilakukan dengan observasi partisipasi. Observasi partisipasi yaitu
peneliti melibatkan diri dengan kegiatan-kegiatan orang yang sedang diamati
(narasumber) atau disebut sebagai orang yang akan menjadi sumber untuk data
penelitian, tujuannya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih terhadap budaya dan
kebiasaan orang tersebut. Hal tersebut dapat berupa dengan proses komunikasi secara
langsung dengan para driver dan penumpang yang dapat dilakukan pada saat driver ojek
online menjemput penumpang, selama perjalanan, dan pada saat penumpang turun.
ANALISIS PEMBAHASAN
Dalam antropologi komunikasi, miskomunikasi antara ojek online dengan
penumpangnya dapat dilihat sebagai fenomena yang terjadi karena perbedaan dalam konteks
budaya, bahasa, dan pengalaman antara kedua belah pihak. Misalnya, seorang penumpang
mungkin tidak terbiasa menggunakan aplikasi ojek online dan tidak memahami cara memesan
ojek melalui aplikasi. Sementara itu, seorang ojek online mungkin tidak memahami instruksi
yang diberikan oleh penumpang karena perbedaan dalam pengucapan atau logat bahasa.
Selain itu, miskomunikasi juga dapat terjadi karena perbedaan ekspektasi antara driver
ojek online dan penumpang. Seorang penumpang mungkin mengharapkan kecepatan dan
ketepatan dalam pengiriman, sementara seorang ojek online mungkin tidak dapat memenuhi
ekspektasi tersebut karena lalu lintas atau kondisi cuaca yang buruk. Dalam hal ini, antropologi
komunikasi dapat membantu dalam mengidentifikasi penyebab miskomunikasi antara ojek
online dan penumpangnya, serta membantu mencari solusi yang tepat untuk memperbaiki
komunikasi yang terganggu tersebut. Misalnya, melalui penggunaan bahasa yang jelas dan
tepat, serta pendekatan yang sensitif terhadap budaya dan pengalaman kedua belah pihak,
sehingga miskomunikasi dapat dihindari atau diminimalisir.
Dalam konteks antropologi komunikasi, konsep "noise" atau gangguan dapat digunakan
untuk menganalisis miskomunikasi antara driver ojek online dan penumpangnya. "Noise" atau
gangguan dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang mengganggu atau menghalangi
proses komunikasi antara dua atau lebih individu (Thompson, 2012). Contohnya, salah satu
bentuk gangguan atau noise yang sering terjadi dalam miskomunikasi antara driver ojek online
dan penumpang adalah gangguan fisik, seperti suara lalu lintas yang bising, suara kendaraan
yang mengganggu, dan cuaca yang buruk dapat mengganggu komunikasi antara ojek online
dan penumpangnya. Selain itu, noise bisa terjadi karena masalah teknis pada alat komunikasi,
seperti suara yang pecah atau terputus-putus.
8. Gangguan psikologis merupakan gangguan dalam komunikasi yang diakibatkan oleh
situasi psikologis yang kurang mendukung sehingga mempengaruhi kemampuan kedua belah
pihak untuk memahami pesan yang disampaikan. Seperti, penumpang merasa cemas saat
menggunakan jasa ojek online, terutama jika mereka sedang ada pada situasi atau kondisi
darurat dan perlu tiba di tempat tujuan dengan segera, atau ketika mereka tidak dapat
menemukan driver dan driver tersebut datang dengan terlambat. Hal ini dapat mempengaruhi
mood, perilaku, dan cara penumpang untuk berkomunikasi dengan driver ojek online.
Sebaliknya, hal serupa juga dapat dialami oleh driver. Driver ojek online yang mengalami
miskomunikasi dengan penumpang dapat merasa cemas dan takut. Mereka khawatir
penumpang akan memberikan rating buruk atau bahkan melaporkan mereka ke pihak penyedia
layanan ojek online. Kondisi ini dapat mempengaruhi kinerja mereka dan menjadi penghalang
bagi mereka untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada penumpang. Noise atau
gangguan semacam ini bisa mengganggu pemahaman antara driver dan penumpang, sehingga
pesan yang disampaikan bisa terputus atau kurang tepat.
Selain itu, noise juga bisa terjadi karena perbedaan bahasa atau disebut dengan
gangguan semantik. Gangguan semantik dapat terjadi akibat perbedaan pengertian atau makna
kata yang digunakan oleh kedua belah pihak. Penumpang yang tidak fasih dalam bahasa yang
digunakan oleh driver bisa mengalami kesulitan dalam memahami pesan yang disampaikan.
Begitu juga sebaliknya, driver yang tidak bisa berbahasa dengan baik bisa membuat penumpang
kesulitan dalam menyampaikan pesan dengan jelas. Sebagai contoh, driver ojek online yang
berasal dari daerah tertentu mungkin memiliki aksen atau dialek yang sulit dipahami oleh
penumpang yang berasal dari daerah lain karena merasa tidak familiar. Selain itu, perbedaan
latar belakang seperti usia, pendidikan, dan budaya juga dapat mempengaruhi komunikasi
antara driver ojek online dan penumpang. Gangguan atau noise ini dapat mengakibatkan
kesalahpahaman antara driver ojek online dan penumpang. Oleh karena itu, penting bagi driver
ojek online dan penumpang untuk saling memahami dan berkomunikasi dengan jelas. Untuk
menghindari gangguan atau noise dalam komunikasi antara driver ojek online dan penumpang
dapat dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan umum digunakan serta
menanyakan kembali jika tidak memahami apa yang disampaikan oleh lawan bicara.
Tidak hanya itu, terdapat juga gangguan ekologis yang dapat mempengaruhi
komunikasi antara driver ojek online dengan penumpang. Faktor penyebab hal ini terjadi adalah
adanya gangguan yang menghalangi jalannya proses komunikasi ketika berlangsung di
lingkungan sekitar. Misalnya seperti, suara bising di jalanan akibat kepadatan lalu lintas dapat
mengganggu komunikasi antara driver dan penumpang. Driver ojek online dan penumpang
9. mungkin kesulitan mendengar satu sama lain saat berbicara. Cuaca ekstrem seperti hujan atau
angin kencang dapat mempengaruhi kenyamanan dan keselamatan penumpang dan driver ojek
online. Hal ini juga dapat menyebabkan miskomunikasi antara keduanya. Dalam mengatasi
gangguan ekologis ini, baik driver maupun penumpang dapat saling berkomunikasi dengan
jelas dan terbuka. Driver dapat memberikan informasi tentang kendala yang dihadapinya
kepada penumpang. Serta, penumpang juga dapat memberikan informasi tentang kendala yang
dihadapinya kepada driver. Dengan saling berkomunikasi, keduanya dapat menghindari
terjadinya miskomunikasi.
Dalam mengatasi gangguan ekologis sehingga dapat memberi keamanan dan
kenyamanan pada para pengguna jasa transportasi, hal ini juga dapat diterapkan dengan
menyediakan fasilitas helm bluetooth pada setiap driver. Helm bluetooth ini dilengkapi dengan
teknologi yang memungkinkan keduanya terhubung ke perangkat bluetooth, seperti ponsel atau
headset. Hal ini bertujuan untuk menghindari miskomunikasi antara driver dan penumpang
dalam menuju perjalanan. Dengan adanya fasilitas helm bluetooth, penumpang dapat
berkomunikasi dengan jelas dan mudah terhadap driver tanpa harus berteriak. Misalnya, jika
penumpang ingin memberitahu driver tentang tujuan yang ingin dituju secara detail atau
memberikan petunjuk arah, maka hal tersebut dapat dilakukan dengan mudah melalui fasilitas
helm bluetooth. Selain itu, dengan adanya fasilitas helm bluetooth, driver dan penumpang dapat
memantau kondisi lalu lintas atau bahkan mengobrol ringan selama perjalanan tanpa harus
menghentikan motor atau menurunkan kecepatan. Hal ini diharapkan dapat menghasilkam
hubungan yang lebih baik antara driver dan penumpang serta memberikan pengalaman
perjalanan yang lebih menyenangkan.
Konsep "noise" dapat membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang
menyebabkan miskomunikasi dan mengganggu komunikasi antara ojek online dan
penumpangnya. Dengan mendapat pengetahuan dan memahami faktor-faktor tersebut, dapat
diambil tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan gangguan yang terjadi. Untuk
mengatasi hal ini, diperlukan teknik komunikasi yang baik dan pemahaman yang jelas dari
kedua belah pihak. Contohnya, ojek online dapat memberikan instruksi yang lebih jelas dan
mudah dipahami, seperti melalui penggunaan bahasa yang sederhana dan gambar yang jelas
pada aplikasi. Penumpang juga dapat membantu mengurangi "noise" dengan memastikan
lingkungan sekitar mereka tenang dan tidak mengganggu proses komunikasi. Tidak hanya itu,
driver dan penumpang juga bisa menggunakan gestur untuk memperjelas pesan yang
disampaikan.
10. Dalam konteks teori tabula rasa, kasus yang dapat dianalisis adalah bagaimana
seseorang dapat membangun pemahaman dan pengalaman mereka melalui pengalaman yang
mereka alami. Teori ini mengatakan bahwa seseorang dilahirkan tanpa memiliki pengetahuan
atau pengalaman sebelumnya dan mereka akan membentuk pengetahuan dan pemahaman
mereka tentang dunia melalui pengalaman yang mereka alami (Bashayi, 2015). Dalam konteks
miskomunikasi driver ojek online, teori tabula rasa dapat diartikan sebagai kurangnya
pengetahuan atau pemahaman antara kedua belah pihak. Teori ini dapat diaplikasikan dengan
mengasumsikan bahwa kedua belah pihak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang
berbeda. Misalnya, driver ojek online memiliki pengalaman dalam mengemudi dan mengenal
jalan, sedangkan penumpang mungkin tidak memiliki pengalaman yang sama.
Dalam kasus miskomunikasi antara ojek online dan penumpangnya, teori tabula rasa
dapat diterapkan pada perspektif penumpang. Ketika seorang penumpang memesan ojek online
untuk pertama kali, mereka mungkin sebelumnya tidak memiliki pengalaman menggunakan
layanan tersebut dan tidak memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara menggunakan
aplikasi dan berkomunikasi dengan driver. Oleh karena itu, mereka akan membentuk
pemahaman dan pengalaman mereka melalui pengalaman pertama mereka menggunakan
layanan tersebut. Pengalaman pertama ini dapat membentuk pemahaman mereka tentang
bagaimana cara memesan ojek online, cara berkomunikasi dengan driver, dan bagaimana cara
membayar. Jika pengalaman pertama mereka tidak berjalan dengan baik dan mereka
mengalami miskomunikasi dengan driver, hal itu dapat mempengaruhi cara mereka membentuk
pemahaman dan pengalaman mereka tentang layanan tersebut di masa depan.
Dalam hal ini, teori tabula rasa dapat membantu dalam memahami bagaimana seseorang
dapat membangun pemahaman dan pengalaman mereka melalui pengalaman yang mereka
alami (Ghosh, 2022). Dengan memahami teori ini, penyedia layanan ojek online dapat
meningkatkan pengalaman pengguna dengan memastikan bahwa pengalaman pertama
penumpang berjalan dengan baik dan memberikan informasi yang jelas serta lengkap tentang
cara menggunakan layanan tersebut. Dengan cara ini, penumpang dapat membentuk
pemahaman yang positif dan mengalami pengalaman yang memuaskan. Selain itu, teori tabula
rasa juga dapat digunakan untuk menjelaskan bagaimana miskomunikasi dapat terjadi pada
pengguna yang lebih berpengalaman. Meskipun pengguna tersebut sudah memiliki pengalaman
sebelumnya, mereka mungkin belum pernah mengalami situasi yang serupa sehingga masih
perlu membangun pemahaman dan pengalaman baru melalui pengalaman tersebut.
Tidak hanya itu, teori tabula rasa dapat diterapkan pada perspektif driver. Driver ojek
online yang baru saja bergabung di platform ojek online bisa saja tidak mempunyai pengalaman
11. atau pengetahuan yang cukup dalam berkomunikasi dengan penumpang. Demikian juga,
penumpang yang baru menggunakan jasa ojek online mungkin juga tidak familiar dengan
aturan atau kebiasaan yang berlaku dalam platform tersebut. Hal ini dapat menyebabkan
miskomunikasi antara kedua belah pihak.
Ketika terjadi miskomunikasi antara penumpang dan driver ojek online, hal ini dapat
berlangsung dikarenakan minimnya informasi yang dimiliki oleh kedua belah pihak tentang
hal-hal yang berkaitan dengan layanan ojek online tersebut, seperti tarif, rute perjalanan, atau
waktu kedatangan. Kurangnya informasi atau pengetahuan dapat menyebabkan salah persepsi
atau pemahaman yang salah, sehingga menyebabkan miskomunikasi. Selain itu, faktor lain
yang dapat menyebabkan miskomunikasi dalam teori tabula rasa adalah perbedaan budaya atau
latar belakang antara penumpang dan driver ojek online. Misalnya, ada perbedaan bahasa atau
gaya komunikasi yang berbeda-beda, sehingga menyebabkan kesulitan dalam memahami pesan
yang disampaikan.
Dalam konteks aplikasi ojek online, terdapat fitur pesan teks yang telah disediakan
untuk driver dan penumpang. Fitur tersebut digunakan untuk bertukar pesan selama proses
pemesanan masih berjalan. Driver dan penumpang seringkali memiliki latar belakang yang
berbeda, baik dalam hal budaya maupun bahasa. Perbedaan ini dapat mempengaruhi cara
mereka dalam bertukar pesan teks. Sebagai contoh, penggunaan slang atau bahasa daerah yang
tidak dikenal oleh pihak lain dapat menyebabkan kesalahpahaman dalam pesan teks. Oleh
karena itu, penting bagi driver serta penumpang untuk saling memahami dan menggunakan
bahasa yang tepat dalam pesan teks agar terhindar dari kesalahpahaman serta miskomunikasi
yang dapat mempengaruhi kenyamanan dan keamanan perjalanan.
Tidak hanya itu, kesalahan penulisan juga dapat menyebabkan miskomunikasi dalam
pesan teks aplikasi ojek online. Kesalahan penulisan seperti typo atau salah ketik dapat
mengubah makna dari pesan teks tersebut. Oleh karena itu, sebaiknya driver dan penumpang
memeriksa kembali pesan teks sebelum mengirimkannya. Ketidakjelasan pesan juga dapat
menyebabkan miskomunikasi dalam pesan teks aplikasi ojek online. Jika pesan teks tidak jelas
atau ambigu, maka driver dan penumpang dapat menginterpretasikan pesan tersebut dengan
cara yang berbeda. Oleh karena itu, sebaiknya pesan teks dijelaskan secara singkat, jelas, dan
terperinci.
Dalam hal ini, untuk mengatasi miskomunikasi dalam teori tabula rasa, penting bagi
kedua belah pihak untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mereka tentang layanan
ojek online, termasuk mengenai tarif, rute perjalanan, dan waktu kedatangan. Selain itu,
penumpang dan driver ojek online juga perlu memperhatikan perbedaan budaya dan latar
12. belakang mereka serta berusaha untuk menyesuaikan gaya komunikasi mereka agar dapat
saling memahami dan menghindari miskomunikasi yang tidak perlu. Namun, teori tabula rasa
bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi miskomunikasi antara driver ojek online dan
penumpang. Ada faktor lain seperti kurangnya kesabaran dan empati dari kedua belah pihak,
serta faktor lingkungan yang mempengaruhi cara berkomunikasi. Dalam rangka mengatasi
miskomunikasi antara driver ojek online dan penumpang, kedua belah pihak perlu
meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mereka terhadap platform ojek online. Driver ojek
online perlu memahami kebiasaan dan aturan yang berlaku dalam platform tersebut, serta
meningkatkan kemampuan komunikasi dengan penumpang. Sementara itu, penumpang perlu
memahami cara berkomunikasi dan aturan yang berlaku dalam platform ojek online, serta
meningkatkan kesabaran dan empati mereka terhadap driver ojek online.
Miskomunikasi antara ojek online dan penumpangnya dapat menyebabkan konflik yang
mengganggu hubungan mereka. Oleh karena itu, perlu dilakukan resolusi konflik untuk
memperbaiki hubungan tersebut. Resolusi konflik adalah suatu proses di mana pihak-pihak
yang memiliki keterlibatan dalam konflik mencari solusi yang saling menguntungkan dan
memuaskan semua pihak yang terlibat. Dalam konteks miskomunikasi antara ojek online dan
penumpangnya, resolusi konflik dapat dilakukan dengan cara meningkatkan komunikasi yang
efektif antara keduanya. Penumpang dapat memberi umpan balik sejujurnya dan langsung
kepada penyedia layanan ojek online tentang pengalaman mereka, sehingga penyedia layanan
dapat memperbaiki layanan mereka. Penyedia layanan juga dapat memberi informasi yang
lebih jelas dan terperinci tentang layanan mereka sehingga penumpang dapat menggunakannya
dengan lebih efektif.
Selain itu, resolusi konflik juga dapat dilakukan melalui upaya pihak-pihak yang terlibat
dalam konflik untuk mencari solusi yang menguntungkan dan memuaskan semua pihak yang
terlibat. Resolusi konflik adalah suatu cara untuk menyelesaikan konflik dengan cara yang
positif dan membangun. Salah satu cara untuk menerapkan resolusi konflik dalam konteks ojek
online adalah dengan melakukan pendekatan yang proaktif. Artinya, ketika terjadi
miskomunikasi, penumpang dan driver harus berusaha untuk mengatasi konflik sejak awal. Hal
ini dapat dilakukan dengan cara mengungkapkan persepsi dan pemahaman masing-masing.
Selain itu, driver dan penumpang dapat menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami
untuk mengurangi kemungkinan terjadinya miskomunikasi. Namun, dalam situasi di mana
konflik sudah terjadi, penting untuk menyelesaikan konflik dengan cara yang saling
menguntungkan antara kedua pihak. Hal ini dapat dilaksanakan melalui melakukan pendekatan
yang kolaboratif, di mana driver dan penumpang bekerja sama untuk mencapai dan memenuhi
13. kesepakatan yang saling membawa keuntungan. Namun, ketika konflik sudah semakin parah
maka diperlukan pihak ketiga atau mediator untuk membantu mendengarkan keluhan kedua
belah pihak dan mencari solusi yang tepat untuk melakukan penyelesaian masalah. Setelah
mediasi, kedua belah pihak diharapkan merasa puas dengan solusi yang dicapai dan konflik
berhasil diselesaikan dengan baik.
Resolusi konflik juga dapat dilakukan dengan penyedia layanan ojek online dapat
memberikan kompensasi atau penggantian kepada penumpang yang mengalami
ketidaknyamanan atau kerugian akibat miskomunikasi tersebut. Penumpang juga dapat
memberikan apresiasi dan umpan balik positif kepada penyedia layanan yang berusaha
memperbaiki layanan mereka. Dalam hal ini, konsep resolusi konflik dapat membantu dalam
memahami bahwa miskomunikasi bukanlah akhir dari hubungan antara ojek online dan
penumpangnya, tetapi merupakan peluang untuk meningkatkan hubungan mereka melalui
upaya resolusi konflik yang efektif dan saling menguntungkan.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa miskomunikasi
antara driver ojek online dengan penumpang masih sering terjadi. Dalam antropologi
komunikasi, miskomunikasi antara ojek online dan penumpangnya dapat terjadi karena
perbedaan konteks budaya, bahasa, dan pengalaman. Selain itu, perbedaan ekspektasi juga
dapat menyebabkan miskomunikasi. Konsep "noise" atau gangguan dapat digunakan untuk
menganalisis faktor-faktor yang mengganggu komunikasi antara kedua belah pihak. Hal ini
dapat dijelaskan melalui teori tabula rasa yang menyatakan bahwa individu lahir dengan pikiran
kosong dan pembentukan perilaku dipengaruhi oleh pengalaman dan lingkungan sekitar. Teori
tabula rasa dapat diterapkan pada perspektif penumpang dan driver untuk memahami
bagaimana seseorang dapat membentuk pemahaman dan pengalaman mereka melalui
pengalaman yang mereka alami. Dengan memahami teori ini, penyedia layanan ojek online
dapat meningkatkan pengalaman pengguna dengan memberikan informasi yang jelas dan
lengkap tentang cara menggunakan layanan tersebut, meningkatkan kemampuan komunikasi
dan kesabaran serta empati kedua belah pihak perlu dilakukan untuk mengatasi miskomunikasi
tersebut. Miskomunikasi antara driver ojek online dan penumpang juga dapat diatasi dengan
melakukan pendekatan yang proaktif dan kolaboratif. Dalam hal ini, teori resolusi konflik dapat
menjadi alat yang efektif untuk menyelesaikan masalah dan membangun hubungan positif
antara driver ojek online dan penumpang yang dapat diatasi melalui negosiasi dan penyelesaian
yang menguntungkan kedua belah pihak. Maka dari itu, untuk mengatasi miskomunikasi antara
14. driver ojek online dan penumpang, perlu adanya komunikasi yang jelas, transparan, dan saling
menghargai antara keduanya. Serta, diperlukan kerjasama antara pihak perusahaan ojek online,
driver ojek online, dan penumpang. Diharapkan masalah miskomunikasi dapat diatasi dengan
baik, meminimalisir terjadinya konflik, dan hubungan antara driver ojek online serta
penumpang dapat terjalin dengan baik.
15. DAFTAR PUSTAKA
Bashayi, A.S. (2015). Tabula Rasa Theory: A Basis For Creativity and Inventions in Education.
Journal of Resourcefulness and Distinction, Vol 11(1).
Ghosh, A. (2022). The impact of social media on mental health during the COVID-19 pandemic.
Journal of Health Psychology, 27(3), 411-422. Retrieved April 5, 2023 from
https://doi.org/10.1177/13591053211054234
Hartina Hamidu, S., Rakib, M., & Syam, A. (n.d.). JASA TRANSPORTASI ONLINE (STUDI
KOMPARATIF PENGAMBILAN KEPUTUSAN MAHASISWA PENGGUNA GOJEK DAN
GRAB PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR). Retrieved March
13, 2023, from
http://eprints.unm.ac.id/14882/1/JURNAL%20%28SITTI%20HARTINA%20HAMIDU%29.
pdf
Islam, U., Sunan, N., Yogyakarta, K., Memenuhi, U., Memperoleh, S., Strata, G., & Zainudin, M.
H. A. (2018). DAMPAK OJEK ONLINE TERHADAP KESEJAHTERAAN SOSIAL (STUDI
KASUS PADA KOMUNITAS INDEPENDENT GOJEK DI YOGYAKARTA). Retrieved March
13, 2023, from https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/31562/
Machrus Hawa’im. (n.d). MENINGKATKAN PRESTASI INDIVIDU MELALUI KEPRIBADIAN
PROAKTIF Retrieved April 6, 2023 from
https://doi.org/10.1177/13591053211054234http://journal.unair.ac.id/filerPDF/abstrak_29228
_tpjua.pdf
Mulyani, S. (2018). Tampilan Analisis Penerimaan dan Penggunaan Teknologi Aplikasi Ojek
Online Menggunakan Unified Theory of Acceptance and Use Technology. Retrieved March
13, 2023, from https://jurnal.itg.ac.id/index.php/algoritma/article/view/479/455
Pratiwi, NI. (2017). PENGGUNAAN MEDIA VIDEO CALL DALAM TEKNOLOGI
KOMUNIKASI. Retrieved April 9, 2023 from
https://journal.undiknas.ac.id/index.php/fisip/article/view/219
Saleh Choirul (n.d.). Konsep, Pengertian, dan Tujuan Kolaborasi. Retrieved April 7, 2023 from
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/DAPU6107-M1.pdf
Thompson, M. (2012). Productive Parasites Thinking of Noise as Affect. Cultural Studies Review,
18. Retrieved March 23, 2023, from
http://epress.lib.uts.edu.au/journals/index.php/csrj/indexpp.13-35