SlideShare a Scribd company logo
1 of 2
Beban Mengajar Guru Bersertifikat Profesi 
OPINI | 17 February 2014 | 18:15 Dibaca: 2024 Komentar: 5 0 
Dalam Pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa salah satu tujuan kemerdekaan negara RI 
adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan tersebut diterjemahkan lebih lanjut dalam 
peraturan di bawahnya yang salah satunya adalah Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang 
Guru dan Dosen. Banyak hal yang diuangkapkan dalam undang-undang tersebut, salah satunya 
adalah pasal 35 ayat 2 yang menyatakan bahwa beban mengajar guru adalah minimal 24 jam 
tatap muka perminggu dan maksimal 40 jam tatap muka perminggu. Pada ayat 3 selanjutnya 
disebutkan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai beban kerja guru diatur lebih lanjut dalam 
Peraturan Pemerintah. Menindaklanjuti hal tersebut diterbitkan Peraturan Pemerintah nomor 74 
tahun 2008 tentang Guru, pada salah satu pasalnya yaitu pasal 52 ayat 2 menegaskan kembali 
UU nomor 14 tahun 2005 pasal 35 ayat 2 yang mewajibkan beban kerja guru minimal 24 jam 
tatap muka perminggu dan maksimal 40 jam tatap muka perminggu. Pasal 62 ayat 2 
menyebutkan bahwa guru yang tidak bisa memenuhi kewajiban beban mengajar minimal 24 jam 
tatap muka perminggu dihilangkan haknya untuk memperoleh tunjangan profesi, tunjangan 
fungsional, subsidi tunjangan fungsional dan maslahat tambahan. 
Sertifikasi guru adalah salah satu isu sentral dalam dunia pendidikan di mana guru yang telah 
lulus ujian kompetensi guru dan telah mengukuti diklat sertifikasi guru berhak mendapat 
tunjangan setfikasi guru sebesar 1 kali lipat gaji pokok setiap bulannya. Tidak semua guru bisa 
lulus ujian kompetensi guru karena perbedaan kualitas SDM guru. Tidak semua guru yang telah 
lulus ujian kompetensi guru bisa mengikuti diklat sertifikasi guru dengan baik dan berhasil lulus 
diklat. Dan ternyata tidak semua guru yang telah lulus sertifikasi guru bisa mendapatkan 
tunjangan sertifikasi guru. Mengapa ? 
Kewajiban 24 jam mengajar perminggu tingkat pemenuhannya memiliki banyak parameter, di 
antaranya yang utama adalah jumlah murid dan jumlah guru mata pelajaran sejenis. Bila jumlah 
murid mencukupi maka kewajiban beban mengajar minimal 24 jam perminggu bukanlah 
masalah dengan catatan perbandingan murid dan perbandingan jumlah guru mata pelajaran 
sejenis memiliki komposisi yang memungkinkan untuk membagi jam pelajaran sehingga 
kewajiban beban mengajar minimal 24 jam perminggu bisa terpenuhi. Masalah muncul bila 
jumlah murid tidak terpenuhi akibat fluktuasi jumlah murid pertahun yang tidak stabil. Jumlah 
murid pertahun yang tidak stabil ini berbanding lurus dengan tingkat kemajuan daerahnya. Di 
daerah perkotaan jumlah murid bukan masalah karena tingkat kepadatan penduduk perkotaan 
cenderung bertambah. Di pedesaan terutama desa terpencil jumlah murid memiliki fluktuasi 
cukup tinggi. Bisa saja pada tahun tertentu jumlah murid membludak tapi di tahun lain jumlah 
murid sangat kurang, bahkan untuk memenuhi ruang kelas setengahnya saja tidak bisa dipenuhi. 
Pada kondisi ini maka kewajiban beban mengajar 24 jam perminggu menjadi tidak terpenuhi. 
Maka guru tersebut karena tidak rela tunjangan sertifikasinya tidak terbayarkan maka guru 
tersebut mencoba untuk mengajar di sekolah lain. Pada daerah perkotaan mencari jam mengajar 
di sekolah lain bukanlah perkara sulit karena banyaknya sekolah di perkotaan. Masalah muncul 
apabila guru tersebut mengajar di desa yang mana biasanya di setiap desa hanya ada 1 sekolah 
SD, di tiap kecamatan hanya ada beberapa sekolah SMP dan lebih sedikit lagi sekolah
SMU/SMK sederajat. Kondisi ini diperparah lagi dengan jarak antar desa yang membawa 
konsekuensi jarak antar sekolah menjadi tidak mudah untuk dicapai terutama di daerah 
pegunungan, perbukitan, pantai ataupun daerah yang berlalu lintas rendah seperti sarana sungai. 
Secara umum bisa dikatakan bahwa pencapaian kewajiban beban mengajar minimal 24 jam 
mengajar semakin mudah dipernuhi di perkotaan dan semakin sulit dipenuhi di pedesaan. Namun 
berbanding terbalik dengan kualitas pendidikan di mana semakin ke desa maka kualitas 
pendidikan semakin rendah. 
Kondisi pedesaan ini di mana kualitas pendidikan yang semakin rendah akan diperparah dengan 
kewajiban beban kerja minimal 24 jam mengajar bila tidak terpenuhi. Tentu ini akan membuat 
semangat kerja guru menjadi terganggu dan akan berusaha agar tunjangan sertifikasi gurunya 
bisa diraihnya sehingga salah satu yang bisa ditempuhnya adalah pindah mengajar ke daerah 
yang memungkinkan baginya untuk memperoleh beban mengajar minimal 24 jam perminggu. 
Tentu ini akan memperparah kondisi pendidikan di daerah. 
Oleh karena itu maka beban mengajar minimal 24 jam perminggu yang diatur dalam Peraturan 
Pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang Guru pasal 63 ayat 2 bisa lebih disempurnakan lagi 
(direvisi) dengan mengakomodir kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru untuk memenuhi jam 
mengajar minimal 24 jam perminggu tersebut. Apalagi dengan semakin banyaknya guru yang 
lulus sertifikasi guru maka pembagian jumlah mata perlajaran kepada guru menjadi semakin 
sedikit dan bisa jadi bila semua guru 100 % telah lulus sertifikasi guru justru kewajiban 24 jam 
perminggu tersebut justru tidak terpenuhi. Belum lagi faktor semakin bertambahnya jumlah guru 
akibat penerimaan CPNS dan adanya guru tidak tetap/honorer. 
Maka dari itu untuk selain mengakomodir kesulitan para guru dalam pemenuhan jam mengajar 
minimal 24 jam perminggu tersebut, perlu dipikirkan agar 24 jam mengajar perminggu dijadikan 
sebagai faktor pembagi 100 % dari tunjangan sertifikasi guru yang dibayarkan. Artinya bila guru 
tersebut bisa memenuhi kewajiban 24 jam mengajar perminggu maka dia berhak mendapatkan 
tunjangan sertifikasi guru 100 % kali gaji pokoknya. Bila guru tersebut tidak bisa memenuhi jam 
mengajar 24 jam perminggu, misalnya hanya bisa 20 jam perminggu atau kurang maka jumlah 
jam tersebut dibagi 24 jam mengajar kali gaji pokoknya sehingga bila misalnya hanya 20 jam 
mengajar perminggu berarti tunjangan sertifikasi guru yang diperolehnya sebesar 20/24 X 100 X 
gaji pokoknya. Dengan demikian maka guru bersertifikat walau tidak bisa memenuhi kewajiban 
24 jam mengajar perminggu masih tetap bisa mendapat tunjangan sertifikasi guru walau 
jumlahnya berkurang. Kondisi ini lebih bijak dan bisa mendukung peningkatan kualitas 
pendidikan terutama di pedesaan. Dan yang lebih penting lagi adalah guru tidak perlu lagi stres 
mencari 24 jam mengajar perminggu. 
Salam reformasi 
Rahmad Daulay, ST

More Related Content

Viewers also liked

Sintesis informativa 15 de abril 2014
Sintesis informativa 15 de abril 2014Sintesis informativa 15 de abril 2014
Sintesis informativa 15 de abril 2014
megaradioexpress
 
Mislaelatun nikmah (13.240.0144) modul4 komunikasi elektronik yang bersifat maya
Mislaelatun nikmah (13.240.0144) modul4 komunikasi elektronik yang bersifat mayaMislaelatun nikmah (13.240.0144) modul4 komunikasi elektronik yang bersifat maya
Mislaelatun nikmah (13.240.0144) modul4 komunikasi elektronik yang bersifat maya
Mislaelatun Nikmah
 
Videojuegos en la educación
Videojuegos en la educaciónVideojuegos en la educación
Videojuegos en la educación
Itzelserrano
 

Viewers also liked (15)

Diferencias ppp
Diferencias pppDiferencias ppp
Diferencias ppp
 
Construção de gráficos de funções do 2º grau, utilizando o winplot como ferra...
Construção de gráficos de funções do 2º grau, utilizando o winplot como ferra...Construção de gráficos de funções do 2º grau, utilizando o winplot como ferra...
Construção de gráficos de funções do 2º grau, utilizando o winplot como ferra...
 
의료선교대회
의료선교대회의료선교대회
의료선교대회
 
Drive genius 3 Mac Utility
Drive genius 3 Mac UtilityDrive genius 3 Mac Utility
Drive genius 3 Mac Utility
 
Jueves 1530 a 16 30 storni sicard el acoso como estrategia buenos aires sicard
Jueves 1530 a 16 30 storni sicard el acoso como estrategia buenos aires sicardJueves 1530 a 16 30 storni sicard el acoso como estrategia buenos aires sicard
Jueves 1530 a 16 30 storni sicard el acoso como estrategia buenos aires sicard
 
Premios falcao garcia
Premios falcao garciaPremios falcao garcia
Premios falcao garcia
 
Adap 2004
Adap 2004Adap 2004
Adap 2004
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Makalah asuhan hiv aids
Makalah asuhan hiv aidsMakalah asuhan hiv aids
Makalah asuhan hiv aids
 
Sintesis informativa 15 de abril 2014
Sintesis informativa 15 de abril 2014Sintesis informativa 15 de abril 2014
Sintesis informativa 15 de abril 2014
 
Mislaelatun nikmah (13.240.0144) modul4 komunikasi elektronik yang bersifat maya
Mislaelatun nikmah (13.240.0144) modul4 komunikasi elektronik yang bersifat mayaMislaelatun nikmah (13.240.0144) modul4 komunikasi elektronik yang bersifat maya
Mislaelatun nikmah (13.240.0144) modul4 komunikasi elektronik yang bersifat maya
 
Videojuegos en la educación
Videojuegos en la educaciónVideojuegos en la educación
Videojuegos en la educación
 
Slide fiqh muamalah
Slide fiqh muamalahSlide fiqh muamalah
Slide fiqh muamalah
 
Guía de Sesión 8
Guía de Sesión 8Guía de Sesión 8
Guía de Sesión 8
 
Alat indera
Alat inderaAlat indera
Alat indera
 

Similar to Beban mengajar guru bersertifikat profesi

Bebankerjaguru24jam 121209100309-phpapp01
Bebankerjaguru24jam 121209100309-phpapp01Bebankerjaguru24jam 121209100309-phpapp01
Bebankerjaguru24jam 121209100309-phpapp01
Hudori Drs
 
Pedoman penghitungan-beban-kerja-guru
Pedoman penghitungan-beban-kerja-guruPedoman penghitungan-beban-kerja-guru
Pedoman penghitungan-beban-kerja-guru
Suaidin -Dompu
 
Ejournal 2 peningkatan kompetensi guru bidang pendidikan_jemmi ardiansyah
Ejournal 2 peningkatan kompetensi guru bidang pendidikan_jemmi ardiansyahEjournal 2 peningkatan kompetensi guru bidang pendidikan_jemmi ardiansyah
Ejournal 2 peningkatan kompetensi guru bidang pendidikan_jemmi ardiansyah
AGUS SETIYONO
 
Laporan on the job learning (2)
Laporan on the job learning (2)Laporan on the job learning (2)
Laporan on the job learning (2)
Amirudin Taufik
 
Ejournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewi
Ejournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewiEjournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewi
Ejournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewi
AGUS SETIYONO
 
Menyingkapi ktsp
Menyingkapi ktspMenyingkapi ktsp
Menyingkapi ktsp
arif08
 
Pengayaan PGDK Kimia - www.rppkurikulum2013thursina.blogspot.com.pdf
Pengayaan PGDK Kimia - www.rppkurikulum2013thursina.blogspot.com.pdfPengayaan PGDK Kimia - www.rppkurikulum2013thursina.blogspot.com.pdf
Pengayaan PGDK Kimia - www.rppkurikulum2013thursina.blogspot.com.pdf
QuileaXu
 

Similar to Beban mengajar guru bersertifikat profesi (20)

Paparan Sertifikasi Tahun 2015 Dinas Pendidikan Kota Semarang
Paparan Sertifikasi Tahun 2015 Dinas Pendidikan Kota SemarangPaparan Sertifikasi Tahun 2015 Dinas Pendidikan Kota Semarang
Paparan Sertifikasi Tahun 2015 Dinas Pendidikan Kota Semarang
 
Bebankerjaguru24jam 121209100309-phpapp01
Bebankerjaguru24jam 121209100309-phpapp01Bebankerjaguru24jam 121209100309-phpapp01
Bebankerjaguru24jam 121209100309-phpapp01
 
Pedoman penghitungan-beban-kerja-guru
Pedoman penghitungan-beban-kerja-guruPedoman penghitungan-beban-kerja-guru
Pedoman penghitungan-beban-kerja-guru
 
Beban kerja guru 24 jam
Beban kerja guru 24 jamBeban kerja guru 24 jam
Beban kerja guru 24 jam
 
Pedoman s1 kkt upi
Pedoman s1 kkt upiPedoman s1 kkt upi
Pedoman s1 kkt upi
 
Penelitian Sosial Pengaruh Kinerja Guru yang Bersertifikat dan Belum Berserti...
Penelitian Sosial Pengaruh Kinerja Guru yang Bersertifikat dan Belum Berserti...Penelitian Sosial Pengaruh Kinerja Guru yang Bersertifikat dan Belum Berserti...
Penelitian Sosial Pengaruh Kinerja Guru yang Bersertifikat dan Belum Berserti...
 
Ejournal 2 peningkatan kompetensi guru bidang pendidikan_jemmi ardiansyah
Ejournal 2 peningkatan kompetensi guru bidang pendidikan_jemmi ardiansyahEjournal 2 peningkatan kompetensi guru bidang pendidikan_jemmi ardiansyah
Ejournal 2 peningkatan kompetensi guru bidang pendidikan_jemmi ardiansyah
 
Ejournal 2 peningkatan kompetensi guru bidang pendidikan_jemmi ardiansyah
Ejournal 2 peningkatan kompetensi guru bidang pendidikan_jemmi ardiansyahEjournal 2 peningkatan kompetensi guru bidang pendidikan_jemmi ardiansyah
Ejournal 2 peningkatan kompetensi guru bidang pendidikan_jemmi ardiansyah
 
Ejournal 2 peningkatan kompetensi guru bidang pendidikan_jemmi ardiansyah
Ejournal 2 peningkatan kompetensi guru bidang pendidikan_jemmi ardiansyahEjournal 2 peningkatan kompetensi guru bidang pendidikan_jemmi ardiansyah
Ejournal 2 peningkatan kompetensi guru bidang pendidikan_jemmi ardiansyah
 
Laporan on the job learning (2)
Laporan on the job learning (2)Laporan on the job learning (2)
Laporan on the job learning (2)
 
Ejournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewi
Ejournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewiEjournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewi
Ejournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewi
 
Ejournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewi
Ejournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewiEjournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewi
Ejournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewi
 
Ejournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewi
Ejournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewiEjournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewi
Ejournal 10 studi tentang tupoksi dinas pendidikan_evolonia dypury dewi
 
Menyingkapi ktsp
Menyingkapi ktspMenyingkapi ktsp
Menyingkapi ktsp
 
4. permendiknas-no-27-tahun-2010-tentang-program-induksi
4. permendiknas-no-27-tahun-2010-tentang-program-induksi4. permendiknas-no-27-tahun-2010-tentang-program-induksi
4. permendiknas-no-27-tahun-2010-tentang-program-induksi
 
0 permendiknas-no-27-tahun-2010-tentang-program-induksi-guru-pemulalampiran
0 permendiknas-no-27-tahun-2010-tentang-program-induksi-guru-pemulalampiran0 permendiknas-no-27-tahun-2010-tentang-program-induksi-guru-pemulalampiran
0 permendiknas-no-27-tahun-2010-tentang-program-induksi-guru-pemulalampiran
 
Lap. kegiatan mgmp
Lap. kegiatan mgmpLap. kegiatan mgmp
Lap. kegiatan mgmp
 
Pengayaan PGDK Kimia - www.rppkurikulum2013thursina.blogspot.com.pdf
Pengayaan PGDK Kimia - www.rppkurikulum2013thursina.blogspot.com.pdfPengayaan PGDK Kimia - www.rppkurikulum2013thursina.blogspot.com.pdf
Pengayaan PGDK Kimia - www.rppkurikulum2013thursina.blogspot.com.pdf
 
Pengayaan PGDK Kimia.pdf
Pengayaan PGDK Kimia.pdfPengayaan PGDK Kimia.pdf
Pengayaan PGDK Kimia.pdf
 
Program BK 2023.docx
Program BK 2023.docxProgram BK 2023.docx
Program BK 2023.docx
 

More from Risky Widodo

52. rppk pkn-sma-kls-xii-ok-1
52. rppk pkn-sma-kls-xii-ok-152. rppk pkn-sma-kls-xii-ok-1
52. rppk pkn-sma-kls-xii-ok-1
Risky Widodo
 
Mengisi taman baca bukanlah hal yang mudah
Mengisi taman baca bukanlah hal yang mudahMengisi taman baca bukanlah hal yang mudah
Mengisi taman baca bukanlah hal yang mudah
Risky Widodo
 
Buku 1 2015_edisi_revisi
Buku 1 2015_edisi_revisiBuku 1 2015_edisi_revisi
Buku 1 2015_edisi_revisi
Risky Widodo
 
Proses penyusunan ptk yang
Proses penyusunan ptk yangProses penyusunan ptk yang
Proses penyusunan ptk yang
Risky Widodo
 
(01). paparan skp-untuk-guru-1
(01). paparan skp-untuk-guru-1(01). paparan skp-untuk-guru-1
(01). paparan skp-untuk-guru-1
Risky Widodo
 
75 manfaat glutathione
75 manfaat glutathione75 manfaat glutathione
75 manfaat glutathione
Risky Widodo
 
Cara isi ulang pulsa smartfren dan daftar paket internet
Cara isi ulang pulsa smartfren dan daftar paket internetCara isi ulang pulsa smartfren dan daftar paket internet
Cara isi ulang pulsa smartfren dan daftar paket internet
Risky Widodo
 
Cara isi ulang pulsa smartfren dan daftar paket internet
Cara isi ulang pulsa smartfren dan daftar paket internetCara isi ulang pulsa smartfren dan daftar paket internet
Cara isi ulang pulsa smartfren dan daftar paket internet
Risky Widodo
 
1. model pembelajaran penemuan
1. model pembelajaran penemuan1. model pembelajaran penemuan
1. model pembelajaran penemuan
Risky Widodo
 
Format rpp pada permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan
Format rpp pada permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaanFormat rpp pada permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan
Format rpp pada permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan
Risky Widodo
 
Bab 7-menatap-tantangan-integrasi-nasional
Bab 7-menatap-tantangan-integrasi-nasionalBab 7-menatap-tantangan-integrasi-nasional
Bab 7-menatap-tantangan-integrasi-nasional
Risky Widodo
 

More from Risky Widodo (20)

52. rppk pkn-sma-kls-xii-ok-1
52. rppk pkn-sma-kls-xii-ok-152. rppk pkn-sma-kls-xii-ok-1
52. rppk pkn-sma-kls-xii-ok-1
 
Mengisi taman baca bukanlah hal yang mudah
Mengisi taman baca bukanlah hal yang mudahMengisi taman baca bukanlah hal yang mudah
Mengisi taman baca bukanlah hal yang mudah
 
Buku 1 2015_edisi_revisi
Buku 1 2015_edisi_revisiBuku 1 2015_edisi_revisi
Buku 1 2015_edisi_revisi
 
Proses penyusunan ptk yang
Proses penyusunan ptk yangProses penyusunan ptk yang
Proses penyusunan ptk yang
 
(01). paparan skp-untuk-guru-1
(01). paparan skp-untuk-guru-1(01). paparan skp-untuk-guru-1
(01). paparan skp-untuk-guru-1
 
75 manfaat glutathione
75 manfaat glutathione75 manfaat glutathione
75 manfaat glutathione
 
Cara isi ulang pulsa smartfren dan daftar paket internet
Cara isi ulang pulsa smartfren dan daftar paket internetCara isi ulang pulsa smartfren dan daftar paket internet
Cara isi ulang pulsa smartfren dan daftar paket internet
 
Cara isi ulang pulsa smartfren dan daftar paket internet
Cara isi ulang pulsa smartfren dan daftar paket internetCara isi ulang pulsa smartfren dan daftar paket internet
Cara isi ulang pulsa smartfren dan daftar paket internet
 
003. warganegara
003. warganegara003. warganegara
003. warganegara
 
001. demokrasi
001. demokrasi001. demokrasi
001. demokrasi
 
Dapodikdas
DapodikdasDapodikdas
Dapodikdas
 
Atm bni
Atm bniAtm bni
Atm bni
 
Deskripsi sikap
Deskripsi sikapDeskripsi sikap
Deskripsi sikap
 
1. model pembelajaran penemuan
1. model pembelajaran penemuan1. model pembelajaran penemuan
1. model pembelajaran penemuan
 
Format rpp pada permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan
Format rpp pada permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaanFormat rpp pada permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan
Format rpp pada permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan
 
Atm bni
Atm bniAtm bni
Atm bni
 
Bab 7-menatap-tantangan-integrasi-nasional
Bab 7-menatap-tantangan-integrasi-nasionalBab 7-menatap-tantangan-integrasi-nasional
Bab 7-menatap-tantangan-integrasi-nasional
 
Atm bni
Atm bniAtm bni
Atm bni
 
Cara membuat
Cara membuatCara membuat
Cara membuat
 
Penilaian kelas
Penilaian kelasPenilaian kelas
Penilaian kelas
 

Beban mengajar guru bersertifikat profesi

  • 1. Beban Mengajar Guru Bersertifikat Profesi OPINI | 17 February 2014 | 18:15 Dibaca: 2024 Komentar: 5 0 Dalam Pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa salah satu tujuan kemerdekaan negara RI adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan tersebut diterjemahkan lebih lanjut dalam peraturan di bawahnya yang salah satunya adalah Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Banyak hal yang diuangkapkan dalam undang-undang tersebut, salah satunya adalah pasal 35 ayat 2 yang menyatakan bahwa beban mengajar guru adalah minimal 24 jam tatap muka perminggu dan maksimal 40 jam tatap muka perminggu. Pada ayat 3 selanjutnya disebutkan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai beban kerja guru diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah. Menindaklanjuti hal tersebut diterbitkan Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang Guru, pada salah satu pasalnya yaitu pasal 52 ayat 2 menegaskan kembali UU nomor 14 tahun 2005 pasal 35 ayat 2 yang mewajibkan beban kerja guru minimal 24 jam tatap muka perminggu dan maksimal 40 jam tatap muka perminggu. Pasal 62 ayat 2 menyebutkan bahwa guru yang tidak bisa memenuhi kewajiban beban mengajar minimal 24 jam tatap muka perminggu dihilangkan haknya untuk memperoleh tunjangan profesi, tunjangan fungsional, subsidi tunjangan fungsional dan maslahat tambahan. Sertifikasi guru adalah salah satu isu sentral dalam dunia pendidikan di mana guru yang telah lulus ujian kompetensi guru dan telah mengukuti diklat sertifikasi guru berhak mendapat tunjangan setfikasi guru sebesar 1 kali lipat gaji pokok setiap bulannya. Tidak semua guru bisa lulus ujian kompetensi guru karena perbedaan kualitas SDM guru. Tidak semua guru yang telah lulus ujian kompetensi guru bisa mengikuti diklat sertifikasi guru dengan baik dan berhasil lulus diklat. Dan ternyata tidak semua guru yang telah lulus sertifikasi guru bisa mendapatkan tunjangan sertifikasi guru. Mengapa ? Kewajiban 24 jam mengajar perminggu tingkat pemenuhannya memiliki banyak parameter, di antaranya yang utama adalah jumlah murid dan jumlah guru mata pelajaran sejenis. Bila jumlah murid mencukupi maka kewajiban beban mengajar minimal 24 jam perminggu bukanlah masalah dengan catatan perbandingan murid dan perbandingan jumlah guru mata pelajaran sejenis memiliki komposisi yang memungkinkan untuk membagi jam pelajaran sehingga kewajiban beban mengajar minimal 24 jam perminggu bisa terpenuhi. Masalah muncul bila jumlah murid tidak terpenuhi akibat fluktuasi jumlah murid pertahun yang tidak stabil. Jumlah murid pertahun yang tidak stabil ini berbanding lurus dengan tingkat kemajuan daerahnya. Di daerah perkotaan jumlah murid bukan masalah karena tingkat kepadatan penduduk perkotaan cenderung bertambah. Di pedesaan terutama desa terpencil jumlah murid memiliki fluktuasi cukup tinggi. Bisa saja pada tahun tertentu jumlah murid membludak tapi di tahun lain jumlah murid sangat kurang, bahkan untuk memenuhi ruang kelas setengahnya saja tidak bisa dipenuhi. Pada kondisi ini maka kewajiban beban mengajar 24 jam perminggu menjadi tidak terpenuhi. Maka guru tersebut karena tidak rela tunjangan sertifikasinya tidak terbayarkan maka guru tersebut mencoba untuk mengajar di sekolah lain. Pada daerah perkotaan mencari jam mengajar di sekolah lain bukanlah perkara sulit karena banyaknya sekolah di perkotaan. Masalah muncul apabila guru tersebut mengajar di desa yang mana biasanya di setiap desa hanya ada 1 sekolah SD, di tiap kecamatan hanya ada beberapa sekolah SMP dan lebih sedikit lagi sekolah
  • 2. SMU/SMK sederajat. Kondisi ini diperparah lagi dengan jarak antar desa yang membawa konsekuensi jarak antar sekolah menjadi tidak mudah untuk dicapai terutama di daerah pegunungan, perbukitan, pantai ataupun daerah yang berlalu lintas rendah seperti sarana sungai. Secara umum bisa dikatakan bahwa pencapaian kewajiban beban mengajar minimal 24 jam mengajar semakin mudah dipernuhi di perkotaan dan semakin sulit dipenuhi di pedesaan. Namun berbanding terbalik dengan kualitas pendidikan di mana semakin ke desa maka kualitas pendidikan semakin rendah. Kondisi pedesaan ini di mana kualitas pendidikan yang semakin rendah akan diperparah dengan kewajiban beban kerja minimal 24 jam mengajar bila tidak terpenuhi. Tentu ini akan membuat semangat kerja guru menjadi terganggu dan akan berusaha agar tunjangan sertifikasi gurunya bisa diraihnya sehingga salah satu yang bisa ditempuhnya adalah pindah mengajar ke daerah yang memungkinkan baginya untuk memperoleh beban mengajar minimal 24 jam perminggu. Tentu ini akan memperparah kondisi pendidikan di daerah. Oleh karena itu maka beban mengajar minimal 24 jam perminggu yang diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang Guru pasal 63 ayat 2 bisa lebih disempurnakan lagi (direvisi) dengan mengakomodir kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru untuk memenuhi jam mengajar minimal 24 jam perminggu tersebut. Apalagi dengan semakin banyaknya guru yang lulus sertifikasi guru maka pembagian jumlah mata perlajaran kepada guru menjadi semakin sedikit dan bisa jadi bila semua guru 100 % telah lulus sertifikasi guru justru kewajiban 24 jam perminggu tersebut justru tidak terpenuhi. Belum lagi faktor semakin bertambahnya jumlah guru akibat penerimaan CPNS dan adanya guru tidak tetap/honorer. Maka dari itu untuk selain mengakomodir kesulitan para guru dalam pemenuhan jam mengajar minimal 24 jam perminggu tersebut, perlu dipikirkan agar 24 jam mengajar perminggu dijadikan sebagai faktor pembagi 100 % dari tunjangan sertifikasi guru yang dibayarkan. Artinya bila guru tersebut bisa memenuhi kewajiban 24 jam mengajar perminggu maka dia berhak mendapatkan tunjangan sertifikasi guru 100 % kali gaji pokoknya. Bila guru tersebut tidak bisa memenuhi jam mengajar 24 jam perminggu, misalnya hanya bisa 20 jam perminggu atau kurang maka jumlah jam tersebut dibagi 24 jam mengajar kali gaji pokoknya sehingga bila misalnya hanya 20 jam mengajar perminggu berarti tunjangan sertifikasi guru yang diperolehnya sebesar 20/24 X 100 X gaji pokoknya. Dengan demikian maka guru bersertifikat walau tidak bisa memenuhi kewajiban 24 jam mengajar perminggu masih tetap bisa mendapat tunjangan sertifikasi guru walau jumlahnya berkurang. Kondisi ini lebih bijak dan bisa mendukung peningkatan kualitas pendidikan terutama di pedesaan. Dan yang lebih penting lagi adalah guru tidak perlu lagi stres mencari 24 jam mengajar perminggu. Salam reformasi Rahmad Daulay, ST