SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
UPAYA PENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN
MENGGUNAKAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA
 SISWA KELAS IV SDN KATIKAN I KECAMATAN KEDUNGGALAR
     KABUPATEN NGAWI TAHUN PELAJARAN 2012/2013




                        oleh :

                 Lisa Atik Suryaningsih

                  09141131/7D/PGSD




   PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

             FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

                  IKIP PGRI MADIUN

                         2012
KATA PENGANTAR


       Tiada kata yang lebih mulia selain mengucap puji syukur kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia – Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan laporan yang berjudul “Upaya Peningkatkan
Kemampuan Menulis Puisi dengan Menggunakan Lingkungan Sebagai Sumber
Belajar pada Siswa Kelas IV SDN Katikan I Kecamatan Kedunggalar Kabupaten
Ngawi Tahun Pelajaran 2012/2013”.

       Sholawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi

Muhammad SAW beserta keluarganya, keturunanya, sahabat serta siapa saja yang

selalu mengikuti sunah tauladannya.


       Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan penulisan laporan ini tidak

terlepas dari dorongan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu

penulis menyampaikan banyak-banyak terima kasih kepada:


1. Bapak Dr.H. Parji, M.Pd, selaku rektor di IKIP PGRI Madiun.


2. Bapak Drs.H.Ibadullah Malawi, M.Pd, selaku Ketua Program Studi

   Pendidikan Guru Sekolah Dasar.


3. Bapak Edy Siswanto, M.Pd selaku dosen pembimbuing yang selalu

   membimbing dengan penuh kesabaran, walaupun beliau sibuk namun tetap

   bertanggung jawab dan professional dalam membimbing dan mengarahkan

   penulis sampai penullisan laporan ini terselesaikan.


4. Bapak Suparno, S.Pd, selaku kepala SDN Katikan I Kecamatan kedunggalar,

   Kabupaten Ngawi.
5. Teman-teman PGSD 7D yang selalu membantu, bekerjasama dan sumbang

   saran dalam penyelesaian skripsi ini.


      Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis

tetap mengharapkan kritik dan saran untuk kebaikan penulisan ini. Semoga

laporan ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua. Amin.




                                                    Madiun, Januari 2013




                                                            Penulis
DAFTAR ISI


                                                                                                        Halaman


HALAMAN JUDUL......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv


BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1


             A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

             B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 4

             C. Batasan Masalah........................................................................... 4

             D. Rumusan Masalah ....................................................................... 4

             E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5

             F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 6


             A. Kajian Teori ................................................................................. 6

                1.    Pengertian Menulis .................................................................. 6

                2.    Pengertian Puisi ....................................................................... 7

                3.    Lingkungan Sebagai Sumber Belajar ...................................... 9

             B. Kerangka Berpikir ........................................................................ 12

             C. Hipotesis Tindakan ...................................................................... 13
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.......................................................... 14


           A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 14

           B. Subyek Penelitian ......................................................................... 14

           C. Prosedur Penelitian....................................................................... 14

           D. Pengumpulan Data ...................................................................... 19

           E. Analisis Data ............................................................................... 19

           F. Jadwal Penelitian.......................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 24
BAB I

                            PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah
          Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara,
   salah satunya adalah dengan berusaha untuk memahami gaya belajar peserta
   didik dan bagaimana informasi yang diperoleh dapat diproses dalam pikiran
   peserta didik sehingga menjadi miliknya serta bertahan lama dalam
   pikirannya. Dengan kata lain perlu disadari bahwa peserta didik merupakan
   sumber daya manusia sebagai aset bangsa yang sangat berharga. Oleh karena
   itu perlu diupayakan penerapan iklim belajar yang tepat untuk mendapatkan
   lulusan yang kreatif, inovatif, dan berkeinginan untuk maju melalui
   pemanfaatan sumber belajar untuk mengembangkan potensinya secara utuh
   dan optimal.
          Berbagai upaya telah ditempuh untuk meningkatkan kualitas
   pembelajaran antara lain: pembaharuan dalam kurikulum, perubahan dalam
   menggunakan model pembelajaran dan lain-lain. Selama ini kegiatan
   pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas masih berpusat kepada guru,
   sehingga siswa cenderung kurang aktif. Banyak cara yang dapat dilaksanakan
   agar siswa menjadi aktif, salah satunya dengan mengubah paradigma
   pembelajaran. Guru bukan sebagai pusat pembelajaran, melainkan sebagai
   pembimbing, motivator, dan fasilitator. Selama kegiatan pembelajaran
   berlangsung, siswa yang dituntut aktif sehingga guru tidak merupakan peran
   utama pembelajaran.
          Kenyataan yang ada adalah siswa hanya menerima pelajaran yang
   diberikan oleh guru. Dan selama proses belajar mengajar berlangsung
   keaktifan siswa sangat kurang. Hal ini menggambarkan belajar secara
   tradisional dimana siswa hanya mendengar penjelasan guru sebagai satu-
   satunya sumber. Sedangkan diketahui kemampuan guru terbatas dari segi
   keterampilan maupun pengetahuan.
Pada pengajaran Bahasa Indonesia menurut pengamatan penulis
kondisi memprihatinkan terjadi dalam menulis puisi. Para siswa apabila
disuruh menulis puisi merasa kesulitan dan hasilnya kurang memuaskan. Guru
juga kurang memberikan perhatian yang penuh terhadap kemampuan menulis
puisi siswa. Hal ini disebabkan karena para guru lebih banyak menekankan
pada kemampuan bahasa Indonesia, khususnya pada tata bahasa.

       Menulis di sekolah dasar sejak dini harus mulai diberikan dan dilatih
kepada murid-murid. Guru bahasa Indonesia di sekolah dasar hendaknya aktif
dan peduli dengan kondisi pengajaran bahasa Indonesia yang saat ini
dirasakan sangat memprihatinkan. Dari aspek guru, menurut pengamatan
penulis kondisi di atas disebabkan masih banyaknya guru yang belum melatih
ketrampilan menulis atau kepada siswa. Dalam pengajarannya, guru belum
menyentuh aspek keterampilan menulis yang sebenarnya, tetapi masih
mengajarkan teori menulis.

       Keadaan masing-masing sekolah dasar yang berbeda dari segi sarana
dan prasarana juga menjadi penyebab rendahnya kemampuan menulis siswa di
sekolah dasar. Sarana dan prasarana yang sangat kurang, khususnya pada
penyediaan buku cerita anak-anak juga menyebabkan anak kurang mau
membaca. Akibatnya anak-anak kurang memiliki wawasan.

       Faktor   lain    menurut   penulis   adalah   penggunaan   pendekatan
pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam mengajar di sekolah dasar.
Masih banyak sekolah dasar yang menggunakan pendekatan yang kurang
mengaktifkan    siswa    dalam     pembelajarannya.    Guru   lebih   banyak
mendominasi pembelajarannya. Dalam mengajarkan menulispun, banyak guru
yang sekedar hanya mengajarkan teori-teori tentang menulis. Kemampuan
menulis merupakan bentuk keterampilan murid-murid dalam menuangkan
gagasan, isi hati, ide-ide, pikiran-pikiran yang ada dalam dirinya. Dengan
banyak latihan menulis, para murid akan terampil dan mampu menulis.
Selain itu kondisi dalam diri siswa juga ikut menentukan berhasil
tidaknya guru dalam mengajarkan keterampilan menulis. Adanya keinginan
dan dorongan untuk mengikuti pelajaran bahasa Indonesia dengan baik.
Seseorang akan berhasil kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk
belajar.

             Oleh karena itu, seharusnya tidak ada lagi guru yang enggan
menggunakan media atau sumber pembelajaran karena alasan ketiadaan
biaya. Karena begitu banyak jenis media belajar yang dapat kita peroleh
secara mudah dan murah di sekitar kita. Yang diperlukan adalah kemauan,
kejelian dan kreatifitas kita dalam memilih dan mendayagunakan potensi
berbagai sumber dan media belajar yang ada di sekeliling kita. Sehingga
perlu dikembangkan pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan
siswa dalam menulis terutama menulis puisi.
           Sumber belajar sebenarnya tidak harus memakai yang mahal. Bahan-
bahan sederhanapun bisa dijadikian sumber belajar yang berharga. Belajar
dengan meggunakan sumber belajar adalah sistem belajar yang berorientasi
pada siswa. Fenomena yang dilihat sekarang ini sumber belajar yang tersedia
di lingkungan masih kurang dimanfaatkan sehinggan pelaksanaan proses
belajar mengajar kurang optimal yang lebih jauh mengakibatkan mutu
pendidikan yang diharapkan belum tercapai.
           Sumber belajar sebagaimana diketahui adalah sarana atau fasilitas
pendidikan yang merupakan komponen penting untuk terlaksananya proses
belajar mengajar di sekolah. Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar
guru sewajarnya menggunakan sumber-sumber belajar, karena pemanfaatan
sumber belajar merupakan hal yang sangat penting dalam konteks belajar
mengajar. Dikatakan demikian karena memanfaatkan sumber belajar akan
dapat membantu dan memberikan kesempatan belajar yang berpartisipasi
serta dapat memberikan perjalanan belajar yang konkret. Kemudian dapat
juga memperluas cakrawala dalam kelas, sehingga tujuan yang telah
ditentukan dapat dicapai secara efisien dan efektif. Sumber belajar dapat
diartikan sebagai segala hal di luar diri anak didik yang memungkinkan untuk
   belajar, dapat berupa pesan, orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan.
   Lingkungan sebagai sumber belajar berada dalam ranah praktek bukan teori.
   Pelaku pendidikan yang menggunakan lingkungan sebagai sumber belajarnya
   akan muncul kepermukaan sebagai guru kreatif, inspiratif, dan potensial.
   Lingkungan menjadi motivasi instrinsik bagi pelaku pendidikan dalam
   mengembangkan kompetensi kepribadiannya.
          Berdasarkan uraian tersebut, penulis akan mengadakan penelitian
   dengan judul: “Upaya Peningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Dengan
   Menggunakan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Pada Siswa Kelas IV
   SDN Katikan I Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran
   2012/2013”.


B. Identifikasi Masalah
         Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah dalam penelitian ini
  dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
  1. Kondisi kemampuan menulis puisi siswa di sekolah dasar.
  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis puisi siswa.
  3. Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar.


C. Batasan Masalah
          Fokus masalah PTK ini adalah “upaya peningkatkan kemampuan
   menulis puisi dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar pada
   siswa kelas IV SDN Katikan I Kec. Kedunggalar tahun ajaran 2012/2013”.


D. Rumusan Masalah
       Dari latar belakang      masalah yang telah diuraikan diatas banyak
  permasalahan yang dapat dijadikan bahan kajian. Adapun masalah yang
  dirumuskan : “Apakah penerapan pembelajaran dengan menggunakan
  lingkungan sebagai sumber belajar dapat meningkatkan kemampuan menulis
puisi pada siswa kelas IV SDN Katikan I Kec. Kedunggalar        Kabupaten
  Ngawi tahun ajaran 2012/2013?”


E. Tujuan Penelitian
          Berdasarkan rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini adalah
  Untuk mendeskripsikan penerapan pembelajaran dengan menggunakan
  lingkungan sebagai sumber belajar dapat meningkatkan kemampuan menulis
  puisi pada siswa kelas IV SDN Katikan I Kec. Kedunggalar        Kabupaten
  Ngawi tahun ajaran 2012/2013”.


F. Manfaat Penelitian
       Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai
  berikut :

  1. Manfaat Teoretis
      Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu
      pengetahuan, khususnya teori menulis.

  2. Manfaat Praktis
      a. Bagi Guru
          Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi atau masukan
          bagi guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk melatih
          kemampuan siswa dalam menulis puisi khususnya dengan penggunaan
          lingkungan sebagai sumber belajar.
      b. Bagi Siswa
          Hasil penelitian dapat memberikan pengalaman dalam melatih
          kemampuan menulis puisi.
      c. Bagi Sekolah
          Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dan
          bahan kajian penelitian lebih lanjut.
BAB II

            KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. KAJIAN TEORI
  1. Pengertian menulis

         Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau
  informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Kemampuan setiap
  individu berbeda-beda. Setiap kemampuan saling berhubungan membentuk
  suatu tindakan. Akhmad Sudrajad membagi kemampuan menjadi 2 jenis,
  yaitu : 1) actual ability adalah kecakapan nyata yang merupakan kecakapan
  yang diperoleh karena belajar yang dapat segera didemonstrasikian atau diuji
  sekarang. dan 2) potencial ability adalah kecakapan yang masih terkandung
  dalam diri individu dan diperoleh dari faktor keturunan.
         Henry Guntur tarigan ( 1986: 15) menyatakan bahwa menulis adalah
  kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai
  media penyampainya. Menurut Djago Tarigan dalam Elina Syarif,
  Zulkarnaini, Sumarno ( 2009:5) menulis berarti mengekspresikan secara
  tertulis gagasan, ide, pendapat atau pikiran dan perasaan. Lado dalam Elina
  Syarif, Zulkarnaini, Sumarno ( 2009:5) juga mengungkapkan pendapatnya
  mengenai menulis yaitu meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang
  dimengerti orang lain. Menulis dapat dianggap sebagai suatu proses maupun
  suatu hasil. Menulis merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
  untuk menghasilakan sebuah tulisan. Menurut Heaton dalam St. Y Slamet(
  2008:141) menulis merupakan keterampilan yang sukar dan kompleks.
  Menurut Gebhardt dan Dawn Rodrigues ( 1989: 1) writing is one of the most
  important things you do in college. Menulis merupakan salah satu hal yang
  paling penting yang dilakukan di sekolah. Kemampuan menulis yang baik
  memegang peranan yang penting dalam kesuksesan. Menurut Eric Gould,
  Robert Diyanni dan William smith ( 1989: 18 ) menyebutkan writing is a
  creative act, the act of writing is creative because its requires to interpretor
make sense of something : a experience, a text, an event. Menulis adalah
    perilaku kreatif, perilaku menulis kreatif karena membutuhkan pemahaman
    atau merasakan sesuatu: sebuah pengalaman, tulisan peristiwa. M. Atar Semi
    (2007: 14) menulis adalah suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke
    lambang-lambang tulisan. Menurut McCrimmon dalam St. Y Slamet(
    2008:141) menulis merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan
    mengenai sutu subjek, memilih-milih yang akan ditulis, mementukan cara
    menulisnya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas.
            Menurut Raimes (1987) (dalam www.puskur.net) tujuan pembelajaran
    menulis meliputi (1) memberikan penguatan (reinforcement), (2) memberikan
    pelatihan (training), (3) membimbing siswa melakukan peniruan atau imitasi
    (imitation), (4) melatih siswa berkomunikasi (communication), (5) membuat
    siswa lebih lancar dalam berbahasa (fluency), dan (6) menjadikan siswa lebih
    giat belajar (learning).


2. Pengertian Puisi:
          Puisi dari bahasa Yunani kuno yaitu poiéo/poió = I create adalah seni
   tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan,
   atau selain arti semantiknya. Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam membaca
   puisi sebagai berikut:
       Ketepatan ekspresi/mimik
       Ekpresi adalah pernyataan perasaan hasil penjiwaan puisi. Mimik adalah
       gerak air muka.
       Kinesik yaitu gerak anggota tubuh.
       Kejelasan artikulasi
       Artikulasi yaitu ketepatan dalam melafalkan kata- kata.
       Timbre yaitu warna bunyi suara (bawaan) yang dimilikinya.
       Irama puisi artinya panjang pendek, keras lembut, tinggi rendahnya suara.
       Intonasi atau lagu suara
   Dalam sebuah puisi, ada tiga jenis intonasi antara lain sebagai berikut :
    1. Tekanan dinamik yaitu tekanan pada kata- kata yang dianggap penting.
2. Tekanan nada yaitu tekanan tinggi rendahnya suara. Misalnya suara tinggi
        menggambarkan keriangan, marah, takjub, dan sebagainya. Suara rendah
        mengungkapkan kesedihan, pasrah, ragu, putus asa dan sebagainya.
     3. Tekanan tempo yaitu cepat lambat pengucapan suku kata atau kata. Unsur-
        unsur puisi

Unsur-unsur puisi meliputi struktur fisik dan struktur batin puisi

a.   Struktur Fisik Puisi

Struktur fisik puisi terdiri dari:

        Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak
        dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi
        yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda
        titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
        Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam
        puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata
        dapat. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna,
        keselarasan bunyi, dan urutan kata.
        Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan
        pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan.
        Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji
        penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat
        mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan
        seperti apa yang dialami penyair.
        Kata konkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang
        memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan
        kiasan atau lambang.
        Gaya       bahasa,      yaitu   penggunaan       bahasa       yang      dapat
        menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu.
        Bahasa     figuratif   menyebabkan    puisi   menjadi     prismatis,   artinya
        memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Gaya bahasa disebut
        juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain metafora, simile,
personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora,
      pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto,
      totem pro parte, hingga paradoks.
      Rima/Irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan
      akhir baris puisi. Rima mencakup:
      a) Onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek
          magis pada puisi Sutadji C.B.),
      b) Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir,
          persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi
          bunyi [kata], dan sebagainya
      c) Pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang
          pendek, keras lemahnya bunyi. Rima sangat menonjol dalam
          pembacaan puisi.


b. Struktur Batin Puisi

  Struktur batin puisi terdiri dari

      Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah
      hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna
      tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
      Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang
      terdapat dalam puisinya.
      Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga
      berhubungan dengan tema dan rasa.
      Amanat/tujuan/maksud (itention); yaitu pesan yang ingin disampaikan
      penyair kepada pembaca.

3. Lingkungan sebagai sumber belajar
   a. Pengertian lingkungan
              Devinisi lingkungan, jika dilihat secara makna lingkungan berarti
      segala sesuatu benda baik hidup ataupun matiyang ada di sekitar kita.
      Tujuan lingkungan sebagai sunmber belajar dalam proses belajar
mengajar, terkadang guru menampilkan sosok tiruan benda yang
  sebenarnya yang dijadikian sebagai objek pelajaran, akan tetapi lebih
  mengena apabila murid diajak langsung ke alam ( lingkungan).
  Tujuan pemilihan lingkungan sebagai sumber belajar adalah sebagai
  berikut:
   1) Supaya kegiatan pembelajaran lebih menarik dan tidak membosankan,
      siswa duduk berjam-jam sehingga motivasi belajar siswa akan lebih
      tinggi.
   2) Supaya hakikat belajar lebih bermakna, sebab siswa dihadapkan pada
      keadaan yang sebenarnya.atau bersifat alami.
   3) Bahan-bahan yangdapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual
      sehingga kebenarannya lebih akurat.
   4) Kegiatan belajar    siswa lebih lebih komprehensif dan lebuh aktif
      sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati,
      bertanya atau wawancara, membuktikan atau mendemostrasikan,
      menguji fakta dan lain-lain.
   5) Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat
      dipelajari bisa beraneka ragam seperti lingkungan sosial, lingkungan
      alam, lingkungan buatan dan lain-lain.
   6) Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang
      ada di lingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak
      asing dengan kehidupan di sekitarnya, serta dapat memupuk cinta
      lingkungan.
b. Teknik penggunaan lingkungan
         Ada beberapa cara bagaimana mempelajari lingkungan sebagai
  media dan sumber belajar:
     1) Dengan survei, yakni siswa menginjungi lingkungan seperti
         masyarakat setempat untuk mempelajari proses soail, budaya,
         ekonomi, kependudukan dan lain-lain. Kegiatan belajar dilakukan
         siswa melalui observasi, wawancara, dengan beberapa pihak yang
         dipandang perlu, mempelajari data atau dokumen yang ada.
2) Dengan berkemah, yakni siswa dapat menghayati bagaimana
            kehidupan alam seperti suhu, iklim, suasana dan lain-lain.
      3) Field trip atau karyawisata, yakni kunjungan siswa keluar kelas
            untuk mempelajari objek tertentu sebagai bagian integral dari
            kegiatan kurikulum di sekolah.
      4) Praktek lapangan, yakni dilakukan sisa untuk memperoleh
            keterampilan dan kecakapoan khusus.
      5) Mengundang         narasumber,      yakni   narasumber    memberikan
            penjelasan mengenai keahliannya dihadapan para siswa.
c. Jenis Lingkungan Belajar
            Dari semua lingkungan masyarakat yang dapat digunakan dalam
  proses pendidikan atau pengajaran secara umum dapat dikategorikan
  menjadi tiga macam lingkungan belajar, yakni
   1) Lingkungan sosial
       lingkungan sosial sebagai sumber belajar berkenaan dengan interaksi
       manusia dengan kehidupan masyarakat, seperti organisasi, sosial, adat
       dan kebiasaan.
   2) Lingkungan alam,
   3) Lingkungan buatan.
d. Keuntungan Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
            Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber pembelajaran memiliki
    banyak keuntungan.       Beberapa beberapa keuntungan tersebut antara
    lain:
    1) Menghemat biaya, karena memanfaatkan benda-benda yang telah
        ada di lingkungan.
    2) Praktis dan mudah dilakukan, tidak memerlukan peralatan khusus
        seperti listrik.
    3) Memberikan pengalaman yang riil kepada siswa, pelajaran menjadi
        lebih konkrit, tidak verbalistik.
    4) Karena benda-benda tersebut berasal dari lingkungan siswa, maka
        benda-benda tersebut akan sesuai dengan karakteristik             dan
kebutuhan siswa. Hal ini juga sesuai dengan konsep pembelajaran
           kontekstual (contextual learning).
       5) Pelajaran lebih aplikatif, maksudnya materi belajar yang diperoleh
           siswa melalui media lingkungan kemungkinan besar akan dapat
           diaplikasikan langsung, karena siswa akan sering menemui benda-
           benda atau peristiwa serupa dalam kehidupannya sehari-hari.
       6) Media lingkungan memberikan pengalaman langsung kepada siswa.
           Dengan media lingkungan, siswa dapat berinteraksi secara langsung
           dengan benda, lokasi atau peristiwa sesungguhnya secara alamiah.
       7) Lebih komunikatif, sebab benda dan peristiwa yang ada di
           lingkungan siswa biasanya mudah dicerna oleh siswa, dibandingkan
           dengan media yang dikemas (didesain).


            Dengan memahami berbagai keuntungan tersebut, seharusnya kita
     dapat tergugah untuk memanfaatkan semaksimal mungkin lingkungan
     di sekitar kita untuk menunjang kegiatan pembelajaran kita. Lingkungan
     kita menyimpan berbagai jenis sumber dan media belajar yang hampir tak
     terbatas. Lingkungan dapat kita manfaatkan sebagai sumber belajar
     untuk berbagai mata pelajaran. Kita tinggal memilihnya berdasarkan
     prinsip-prinsip atau kriteria pemilihan media dan menyesuaikannya
     dengan tujuan, karakteristik siswa dan topik pelajaran.


B. Kerangka Berpikir
         Masalah- masalah yang ada setelah melakukan penelitian di SDN
   Katikan I, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi adalah kemampuan
   siswa dalam menulis puisi masih rendah, karena siswa masih kurang kreatif
   dalam membuat sebuah puisi. Hal ini disebabkan karena sumber belajar yang
   digunakan masih kurang.

         Untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi pasa siswa perlu
   digunakan suatu inovasi. Inovasi tersebut adalah penggunaan lingkungan
sebagai sumber belajar. Tujuan dari penggunaan lingkungan sebagai sumber
   belajar adalah untuk membantu dan memberikan kesempatan belajar yang
   berpartisipasi serta dapat memberikan perjalanan belajar yang konkret selain
   itu dapat juga memperluas cakrawala dalam kelas, sehingga tujuan yang telah
   ditentukan dapat dicapai secara efisien dan efektif sehingga kemampuan
   menulis puisi siswa dapat meningkat.


C. Hipotesis Tindakan
         Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka dapat
  dirumuskan hipotesis tindakan ini adalah sebagai berikut :
   o Jika siswa kelas IV SDN Katikan I Kec. Kedunggalar dibelajarkan
       menulis puisi dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar
       maka kemampuannya menulis puisi akan meningkat.
BAB III
                               METODE PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian
           Penelitian    ini    dilaksanakan   di   SDN    Katikan   I,   Kecamatan
   Kedunggalar, Kabupaten Ngawi. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan
   dimulai dari bulan febrari 2012 sampai bulan juni 2013. Penelitian ini
   dilaksanakan di SDN Katikan I, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi
   karena kegiatan belajar mengajar dan kemampuan menulis puisi pada siswa
   kelas IV perlu ditingkatkan terutama pada pelajaran Bahasa Indonesia.


B. Subyek Penelitian
      Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Katikan I, Kecamatan
   Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, semester 1, tahun pelajaran 2012/2013.
   Dengan jumlah siswa sebanyak 20 siswa. Terdiri dari 12 siswa perempuan dan
   8 siswa laki-laki.

C. Prosedur Penelitian
   a. Rancangan Penelitian
          Wina Sanjaya, (2009:26) mengemukakan bahwa penelitian ini
      menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas          “Penelitian tindakan
      kelas merupakan suatu proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam
      kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah
      tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam
      situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.

          Suharsimi Arikunto, (2006:16) mengemukakan bahwa                    dalam
      penelitian tindakan kelas terdapat empat tahapan, yaitu tahap perencanaan,
      tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan refleksi.

              Rochiati     Wiriaatmadja,       (2009:13)   mengemukakan      bahwa
      penelitain tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat
mengorganisasikan kondisi praktek pemeblajaran mereka, dan belajar dari
pengalaman mereka sendiri.

          Gb 3.1 Model tahapan penelitian tindakan kelas

                                  Perencanaan


            Refleksi               SIKLUS I              Pelaksanaan


                                  Pengamatan


                                  Perncanaan


          Refleksi                SIKLUS II              Pelaksanaan


                                  Pengamatan



                       ?




Agar lebih jelas penulis maka harus diperhatikan hal – hal berikut ini:

a. Tahap perencanaa (planning)
        Menurut Suharsimi Arikunto, (2006: 17) Dalam tahap ini
     dijelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan
     bagaimana tindakan tersebut dilakukan. PTK dilakukan secara
     berpasangan atau kolaborasi. Pihak pertama melakukan tindakan dan
     pihak kedua yang mengamati proses jalannya tindakan.

b.   Tahap pelaksanaan (acting)

        Menurut Supardi, (2006:99) Tahap pelaksanaan merupakan
     implementasi atau penerapan isi rancangan. Selama melaksanakan
tindakan, guru sebagai pelaksana tindakan harus mengacu pada
        program yang telah dipersiapkan dan disepakati.

   c.    Tahap pengamatan (observing)

            Menurut Suharsimi Arikunto, (2006:19) Tahap pengamatan
        berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan tindakan. Kegiatan
        pengamatan dilakukan oleh pengamat atau observer.

    d. Refleksi (reflecting )

            Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
        yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi dilakukan ketika guru
        pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan
        dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan
        tindakan.

            SIKLUS I

1. Tahap Perencanaan (planning)
   Tahap perencanaan (planning) meliputi sebagai berikut :

   a. Melakukan observasi ke sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat
        penelitian.
   b. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di kelas.
   c. Menentukan pokok bahasan.
   d. Menyusun silabus dan RPP.
   e. Mempersiapkan instrumen untuk menganalisis data seperti : soal –
        soal, pedoman penilaian, format penilaian.
2. Tahap Pelaksanaan (actuating)
   Pertemuan I

    a. Kegiatan awal
        1. Guru membuka pelajaran (memberi salam dan presensi)
2. Guru memberikan apersepsi (melakukan tanya jawab berkaitan
      dengan materi yang akan diajarkan)

b. Kegiatan inti

  1. Guru menjelaskan materi puisi dan menentukan topik dalam
      pembelajaran yaitu tentang lingkungan sekitar.
  2. Setelah siswa paham kemudian guru menjelaskan tata cara
      pelaksanaan pembelajaran.
  3. Siswa disuruh keluar kelas dan menyuruh siswa untuk melihat
      pemandangan yang ada di luar.
  4. Guru menyuruh siswa untuk mengamati lingkungan yang ada di
      sekolah tersebut kemudian menyuruh siswa untuk menulis puisi
      sesuai dengan yang diamati.
  5. Guru mengamati proses pembelajaran yang berlangsung.
  6. Setelah semua selesai guru menyuruh siswa untuk kembali
      kedalam kelas dan kemudian mengumpulkan tugas pada guru.
  7. Guru mengoreksi hasil kerja siswa.

c. Kegiatan akhir

  1. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran.
  2. Guru memberikan pesan moral.
  3. Menanyakan kesan-kesan selama pe,belajaran.
  4. Guru menutup pelajaran (salam)

      Pertemuan II Pada Siklus II

b. Kegiatan awal
  3. Guru membuka pelajaran (memberi salam dan presensi)
  4. Guru memberikan apersepsi (melakukan tanya jawab berkaitan
      dengan materi yang akan diajarkan)

b. Kegiatan inti
8. Guru menjelaskan materi puisi dan menentukan topik dalam
          pembelajaran yaitu tentang lingkungan sekitar.
      9. Setelah siswa paham kemudian guru menjelaskan tata cara
          pelaksanaan pembelajaran.
      10. Siswa disuruh keluar kelas dan menyuruh siswa untuk melihat
          pemandangan yang ada di luar.
      11. Guru menyuruh siswa untuk mengamati lingkungan yang ada di
          sekolah tersebut kemudian menyuruh siswa untuk menulis puisi
          sesuai dengan yang diamati.
      12. Guru mengamati proses pembelajaran yang berlangsung.
      13. Setelah semua selesai guru menyuruh siswa untuk kembali
          kedalam kelas dan kemudian mengumpulkan tugas pada guru.
      14. Guru mengoreksi hasil kerja siswa.

     c. Kegiatan akhir

      5. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran.
      6. Guru memberikan pesan moral.
      7. Menanyakan kesan-kesan selama pe,belajaran.
      8. Guru menutup pelajaran (salam)
5. Tahap Pengamatan (observing)

       Observasi dilakukan secara kolaboratif antara pihak I (peneliti) dan
   pihak II (guru). Pada tahap ini, pengumpulan data dilakukan dengan
   pengamatan disertai pencatatan secara teratur terhadap obyek yang diteliti.
   Data yang diamati adalah pencapaian prestasi siswa

6. Refleksi

       Dalam tahap ini peneliti menganalisa hasil pengamatan yang
   diperoleh untuk menentukan langkah-langkah perbaikan pada siklus
   berikutnya apabila ditemukan kelemahan maupun temuan-temuan lain
   yang menyebabkan kesulitan pada siklus yang bersangkutan.
SIKLUS II

           Tahapan dalam siklus II pada prinsipnya sama dengan tahapan dalam
       siklus I yang meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap
       pengamatan, dan refleksi. Tindakan pada siklus II akan mengalami
       beberapa perubahan, didasarkan atas analisis perubahan dan analisis
       refleksi pada siklus I. Perubahan yang dilakukan pada siklus II ini
       dilakukan dengan harapan agar terjadi peningkatan prestasi siswa dan
       kreativitas.

D. Pengumpulan Data
               Untuk mendapatkan data yang valid, diperlukan suatu metode atau
  alat pengumpulan data yang tepat. Pengumpulan data adalah prosedur yang
  sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan ketepatan
  penggunaan. Pengumpulan data sangat ditentukan oleh jenis data pada
  penelitian yang akan dikumpulkan.

          Dalam penelitian ini dilakukan beberapa macam teknik pengumpulan
       data:

  a. Tes
           Muchtar Buchori (dalam Ibadullah Malawi, 2009:11) tes adalah suatu
  percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil – hasil
  pelajaran tertentu pada seseorang murid atau tidaknya.
          Test merupakan serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan
  untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan dan bakat
  yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Pengumpulan data dilakukan
  untuk memperoleh data kognitif yaitu melalui tes secara individu.

  b.   Observasi

           Menurut Tatag Yuli Eko Siswono (2008: 25) observasi merupakan
  segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu
  berlangsung dengan atau tanpa alat bantu.
Dalam penelitian ini dilakukan observasi terhadap siswa untuk
  memperoleh data peningkatan prestasi belajar siswa. Pengumpulan data
  dilakukan dengan lembar observasi berbentuk cheklist.
E. Analisis Data
         Data yang sudah terkumpul selama penelitian, selanjutnya dianalisis
  sebagai berikut:

      a. Tes
                     Tes digunakan untuk memperoleh data kognitif berupa data
         prestasi belajar siswa. Tes diberikan dalam bentuk soal. Ketuntasan
         belajar siswa diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

         Menurut Suharsimi Arikunto ( dalam Ike Retnawati, 2010 : 18)

         Nilai = ∑skor yang diperoleh x 100%

                     ∑ skor maksimal

               Siswa dinyatakan tuntas belajar apabila memperoleh nilai ≥ 70
         sesuai dengan Standart Ketuntasan Belajar di SDN Katikan I.

         Ketuntasan belajar siswa secara klasikal dihitung dengan rumus
         sebagai berikut:

         Ketuntasan klasikal = ∑siswa yang tuntas belajar x 100 %

                                    ∑ seluruh siswa

         Indikator ketuntasan belajar siswa secara klasikal apabila 70% dari
         seluruh jumlah siswa dinyatakan tuntas belajar.

      b. Observasi
                       Observasi dilakukan untuk memperoleh data psikomotor
         dan afektif, yaitu data mengenai unjuk kerja siswa dalam kegiatan
         kelompok dan sikap siswa. Lembar observasi berbentuk checklist, data
         unjuk kerja siswa dihitung dengan rumus:
Menurut Suharsimi Arikunto ( dalam Ike Retnawati, 2010 : 23)

Nilai unjuk kerja siswa = ∑skor yang diperoleh x 100%

                            ∑ skor maksimal

Kriteria pencapaian:

81%-100%          : sangat aktif

61%-80%           : Aktif

41%-61%           : cukup aktif

21%-40%           : kurang aktif

       Sedangkan untuk Meningkatnya kreativitas siswa dalam
pembelajaran IPS yang dilihat adalah dalam membuat sebuah catatan
selama proses pembelajaran berlangsung dan dalam mengerjakan tugas
kelompok. Cara menghitung nilai keaktifan siswa berdasarkan lembar
observasi untuk tiap pertemuan adalah sebagai berikut :
       Menurut Suharsimi Arikunto ( dalam Ike Retnawati, 2010 : 90)

Nilai = ∑skor yang diperoleh x 100%
          ∑ skor maksimal
Kriteria pencapaian:

81%-100%           = sangat baik

61%-80%            = baik

41%-61%           = cukup baik

21%-40%           = kurang baik

    Sedangkan untuk menghitung kreativitas siswa berdasarkan
observasi untuk tiap pertemuan adalah
skoryangdi peroleh
             Nilai=                          x100 %
                         skormaksim al


                 Kriteria pencapaian:

             81%-100%          = sangat kreatif

             61%-80%           = kreatif

             41%-61%           = cukup kreatif

             21%-40%           = kurang kreatif

F .Jadwal penelitian

Tabel 3.1 Rincian Jadwal Penelitian

No. Jenis                                             Bulan
     Kegiatan
                         Februari           Maret     April   Mei   Juni

                       Minggu ke-

                       1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1.   Pengajuan
     judul

2.   Pengajuan
     proposal

3.   Mengurus
     surat ijin dari
     fakultas

4.   Penyerahan
     surat ijin ke
sekolah

5.   Mengatur
     jadwal
     penelitian

6.   Siklus 1

     a.Perencanaan

     b.Pelaksanaan

     c.Pengamatan

     d.Refleksi

7.   Siklus II

     a.Perencanaan

     b.Pelaksanaan

     c.Pengamatan

     d.Refleksi




8.   Pengolahan
     data

9.   Penyelesaian
     BAB I,II,III
DAFTAR PUSTAKA


Nurgiayantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.
           Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UGM.
Saddhano, Kundharu, St. Y Slamet, 2012. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa
           Indonesia. Bandung: Karya Putra Darwati.
Sudjana, Nana, Rivai, Ahmad. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
           Algesindo
Tarigan, Henry Guntur, 1992. Menulis sebagai keterampilan berbahasa. Bandung:
           Angkasa
The Liang Gie, 2002. Terampil mengarang. Yogyakarta: Andi

More Related Content

What's hot

Kelas iv tema 6 bs ayomadrasah 2017
Kelas iv tema 6 bs ayomadrasah 2017Kelas iv tema 6 bs ayomadrasah 2017
Kelas iv tema 6 bs ayomadrasah 2017Ayu Ariani
 
Buku guru tema 1 kelas 4
Buku guru tema 1 kelas 4Buku guru tema 1 kelas 4
Buku guru tema 1 kelas 4Farha Purple
 
Kelas iv tema 6 bs
Kelas iv tema 6 bsKelas iv tema 6 bs
Kelas iv tema 6 bsfitriani2909
 
Buku Siswa Kls 5 Tema 2
Buku Siswa Kls 5 Tema 2Buku Siswa Kls 5 Tema 2
Buku Siswa Kls 5 Tema 2Deir Irhamni
 
Kelas 02 sd_tematik_6_air_bumi_dan_matahari_siswa
Kelas 02 sd_tematik_6_air_bumi_dan_matahari_siswaKelas 02 sd_tematik_6_air_bumi_dan_matahari_siswa
Kelas 02 sd_tematik_6_air_bumi_dan_matahari_siswaHum_May10
 
Buku siswa kelas 1 tema 7
Buku siswa kelas 1 tema 7Buku siswa kelas 1 tema 7
Buku siswa kelas 1 tema 7IAIN Pekalongan
 
Buku Guru Prakarya Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru Prakarya Kelas VII SMP Kurikulum 2013Buku Guru Prakarya Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru Prakarya Kelas VII SMP Kurikulum 2013Randy Ikas
 
Buku Siswa Tematik Kelas IV - Buku Tema 3
Buku Siswa Tematik Kelas IV - Buku Tema 3Buku Siswa Tematik Kelas IV - Buku Tema 3
Buku Siswa Tematik Kelas IV - Buku Tema 3Falah Muttaqin
 
Buku Siswa Tematik Kelas IV - Buku Tema 4
Buku Siswa Tematik Kelas IV - Buku Tema 4Buku Siswa Tematik Kelas IV - Buku Tema 4
Buku Siswa Tematik Kelas IV - Buku Tema 4Falah Muttaqin
 
Buku pegangan-siswa-prakarya-smp-kelas-8-kurikulum-2013
Buku pegangan-siswa-prakarya-smp-kelas-8-kurikulum-2013Buku pegangan-siswa-prakarya-smp-kelas-8-kurikulum-2013
Buku pegangan-siswa-prakarya-smp-kelas-8-kurikulum-2013misbahazzahra
 
Kelas 07 smp_ipa_semester_2_siswa_2016
Kelas 07 smp_ipa_semester_2_siswa_2016Kelas 07 smp_ipa_semester_2_siswa_2016
Kelas 07 smp_ipa_semester_2_siswa_2016Arif Wicaksono
 
Buku pegangan guru seni budaya sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 2014 ...
Buku pegangan guru seni budaya sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 2014 ...Buku pegangan guru seni budaya sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 2014 ...
Buku pegangan guru seni budaya sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 2014 ...Septian Muna Barakati
 
29. silabus prakarya smp versi 120216
29. silabus prakarya smp versi 12021629. silabus prakarya smp versi 120216
29. silabus prakarya smp versi 120216Riechesna Riezna
 
Buku Siswa Tematik Kelas IV - Buku Tema 2
Buku Siswa Tematik Kelas IV - Buku Tema 2Buku Siswa Tematik Kelas IV - Buku Tema 2
Buku Siswa Tematik Kelas IV - Buku Tema 2Falah Muttaqin
 
Buku Guru seni budaya Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru seni budaya Kelas VII SMP Kurikulum 2013Buku Guru seni budaya Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru seni budaya Kelas VII SMP Kurikulum 2013Randy Ikas
 
Kelas4 buku siswa_tematik_terpadu_sd_mi_kelas_iv_tema_4_berbagai_pekerjaan_1861
Kelas4 buku siswa_tematik_terpadu_sd_mi_kelas_iv_tema_4_berbagai_pekerjaan_1861Kelas4 buku siswa_tematik_terpadu_sd_mi_kelas_iv_tema_4_berbagai_pekerjaan_1861
Kelas4 buku siswa_tematik_terpadu_sd_mi_kelas_iv_tema_4_berbagai_pekerjaan_1861fitriani2909
 
Buku guru kelas 1 tema 8
Buku guru kelas 1 tema 8Buku guru kelas 1 tema 8
Buku guru kelas 1 tema 8IAIN Pekalongan
 

What's hot (20)

Kelas iv tema 6 bs ayomadrasah 2017
Kelas iv tema 6 bs ayomadrasah 2017Kelas iv tema 6 bs ayomadrasah 2017
Kelas iv tema 6 bs ayomadrasah 2017
 
Rpp kelompok 1
Rpp kelompok 1Rpp kelompok 1
Rpp kelompok 1
 
Buku guru tema 1 kelas 4
Buku guru tema 1 kelas 4Buku guru tema 1 kelas 4
Buku guru tema 1 kelas 4
 
Kelas iv tema 6 bs
Kelas iv tema 6 bsKelas iv tema 6 bs
Kelas iv tema 6 bs
 
Rpp tema 2,st1,pb6
Rpp tema 2,st1,pb6Rpp tema 2,st1,pb6
Rpp tema 2,st1,pb6
 
Buku Siswa Kls 5 Tema 2
Buku Siswa Kls 5 Tema 2Buku Siswa Kls 5 Tema 2
Buku Siswa Kls 5 Tema 2
 
Kelas 02 sd_tematik_6_air_bumi_dan_matahari_siswa
Kelas 02 sd_tematik_6_air_bumi_dan_matahari_siswaKelas 02 sd_tematik_6_air_bumi_dan_matahari_siswa
Kelas 02 sd_tematik_6_air_bumi_dan_matahari_siswa
 
Buku siswa kelas 1 tema 7
Buku siswa kelas 1 tema 7Buku siswa kelas 1 tema 7
Buku siswa kelas 1 tema 7
 
Buku Guru Prakarya Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru Prakarya Kelas VII SMP Kurikulum 2013Buku Guru Prakarya Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru Prakarya Kelas VII SMP Kurikulum 2013
 
Buku Siswa Tematik Kelas IV - Buku Tema 3
Buku Siswa Tematik Kelas IV - Buku Tema 3Buku Siswa Tematik Kelas IV - Buku Tema 3
Buku Siswa Tematik Kelas IV - Buku Tema 3
 
Buku Siswa Tematik Kelas IV - Buku Tema 4
Buku Siswa Tematik Kelas IV - Buku Tema 4Buku Siswa Tematik Kelas IV - Buku Tema 4
Buku Siswa Tematik Kelas IV - Buku Tema 4
 
Buku pegangan-siswa-prakarya-smp-kelas-8-kurikulum-2013
Buku pegangan-siswa-prakarya-smp-kelas-8-kurikulum-2013Buku pegangan-siswa-prakarya-smp-kelas-8-kurikulum-2013
Buku pegangan-siswa-prakarya-smp-kelas-8-kurikulum-2013
 
Kelas 07 smp_ipa_semester_2_siswa_2016
Kelas 07 smp_ipa_semester_2_siswa_2016Kelas 07 smp_ipa_semester_2_siswa_2016
Kelas 07 smp_ipa_semester_2_siswa_2016
 
Buku pegangan guru seni budaya sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 2014 ...
Buku pegangan guru seni budaya sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 2014 ...Buku pegangan guru seni budaya sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 2014 ...
Buku pegangan guru seni budaya sma kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi 2014 ...
 
29. silabus prakarya smp versi 120216
29. silabus prakarya smp versi 12021629. silabus prakarya smp versi 120216
29. silabus prakarya smp versi 120216
 
Buku Siswa Tematik Kelas IV - Buku Tema 2
Buku Siswa Tematik Kelas IV - Buku Tema 2Buku Siswa Tematik Kelas IV - Buku Tema 2
Buku Siswa Tematik Kelas IV - Buku Tema 2
 
Buku Guru seni budaya Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru seni budaya Kelas VII SMP Kurikulum 2013Buku Guru seni budaya Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru seni budaya Kelas VII SMP Kurikulum 2013
 
Kelas i tema 4 bs
Kelas i tema 4 bsKelas i tema 4 bs
Kelas i tema 4 bs
 
Kelas4 buku siswa_tematik_terpadu_sd_mi_kelas_iv_tema_4_berbagai_pekerjaan_1861
Kelas4 buku siswa_tematik_terpadu_sd_mi_kelas_iv_tema_4_berbagai_pekerjaan_1861Kelas4 buku siswa_tematik_terpadu_sd_mi_kelas_iv_tema_4_berbagai_pekerjaan_1861
Kelas4 buku siswa_tematik_terpadu_sd_mi_kelas_iv_tema_4_berbagai_pekerjaan_1861
 
Buku guru kelas 1 tema 8
Buku guru kelas 1 tema 8Buku guru kelas 1 tema 8
Buku guru kelas 1 tema 8
 

Viewers also liked

Bab ii
Bab iiBab ii
Bab iialyubi
 
Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber BelajarPemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber BelajarDiahRD_07
 
Lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan sebagai sumber belajarLingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan sebagai sumber belajarAma Arul
 
Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran Biologi
Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran BiologiLingkungan Sebagai Media Pembelajaran Biologi
Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran BiologiLinda Listiana
 
lingkungan sebagai sumber belajar
lingkungan sebagai sumber belajarlingkungan sebagai sumber belajar
lingkungan sebagai sumber belajarLailaa Nuri
 

Viewers also liked (6)

Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Lingkungan sebagai Sumber Belajar
Lingkungan sebagai Sumber BelajarLingkungan sebagai Sumber Belajar
Lingkungan sebagai Sumber Belajar
 
Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber BelajarPemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
 
Lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan sebagai sumber belajarLingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan sebagai sumber belajar
 
Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran Biologi
Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran BiologiLingkungan Sebagai Media Pembelajaran Biologi
Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran Biologi
 
lingkungan sebagai sumber belajar
lingkungan sebagai sumber belajarlingkungan sebagai sumber belajar
lingkungan sebagai sumber belajar
 

Similar to Laporan ptk lisa

Laporan ptk ade wahyudin revisi
Laporan ptk ade wahyudin revisiLaporan ptk ade wahyudin revisi
Laporan ptk ade wahyudin revisiAdeWahyudin13
 
Buku pedoman guru
Buku pedoman guruBuku pedoman guru
Buku pedoman gurudwi setia
 
Buku pedoman guru (1)
Buku pedoman guru (1)Buku pedoman guru (1)
Buku pedoman guru (1)Saputra Nyata
 
Best practice pembelajaran math
Best practice pembelajaran mathBest practice pembelajaran math
Best practice pembelajaran mathandri sudarsono
 
Kelas 02 sd_tematik_6_air_bumi_dan_matahari_siswa
Kelas 02 sd_tematik_6_air_bumi_dan_matahari_siswaKelas 02 sd_tematik_6_air_bumi_dan_matahari_siswa
Kelas 02 sd_tematik_6_air_bumi_dan_matahari_siswaHum_May10
 
Proposal ptk 1 erma
Proposal ptk 1 ermaProposal ptk 1 erma
Proposal ptk 1 ermayultaerma
 
Buku Guru Prakarya Kelas VIII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru Prakarya Kelas VIII SMP Kurikulum 2013Buku Guru Prakarya Kelas VIII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru Prakarya Kelas VIII SMP Kurikulum 2013Randy Ikas
 
prakarya kelas 8 smp
prakarya kelas 8 smpprakarya kelas 8 smp
prakarya kelas 8 smpAsrul Jh
 
Proposal ptk desti
Proposal ptk destiProposal ptk desti
Proposal ptk destiDeSty ARum
 
Bs pp kn_semester_1_sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Bs pp kn_semester_1_sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]Bs pp kn_semester_1_sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Bs pp kn_semester_1_sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]Randy Ikas
 

Similar to Laporan ptk lisa (20)

Proposal ptk new
Proposal ptk newProposal ptk new
Proposal ptk new
 
proposal PTK
proposal PTKproposal PTK
proposal PTK
 
Proposal ptk br
Proposal ptk brProposal ptk br
Proposal ptk br
 
Proposal lengkap
Proposal lengkapProposal lengkap
Proposal lengkap
 
Ptk1
Ptk1Ptk1
Ptk1
 
Laporan ptk ade wahyudin revisi
Laporan ptk ade wahyudin revisiLaporan ptk ade wahyudin revisi
Laporan ptk ade wahyudin revisi
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Laporan tugas 3
Laporan tugas 3Laporan tugas 3
Laporan tugas 3
 
Buku pedoman guru
Buku pedoman guruBuku pedoman guru
Buku pedoman guru
 
Buku pedoman guru (1)
Buku pedoman guru (1)Buku pedoman guru (1)
Buku pedoman guru (1)
 
Best practice pembelajaran math
Best practice pembelajaran mathBest practice pembelajaran math
Best practice pembelajaran math
 
Kelas 02 sd_tematik_6_air_bumi_dan_matahari_siswa
Kelas 02 sd_tematik_6_air_bumi_dan_matahari_siswaKelas 02 sd_tematik_6_air_bumi_dan_matahari_siswa
Kelas 02 sd_tematik_6_air_bumi_dan_matahari_siswa
 
Proposal ptk 1 erma
Proposal ptk 1 ermaProposal ptk 1 erma
Proposal ptk 1 erma
 
Buku Guru Prakarya Kelas VIII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru Prakarya Kelas VIII SMP Kurikulum 2013Buku Guru Prakarya Kelas VIII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru Prakarya Kelas VIII SMP Kurikulum 2013
 
prakarya kelas 8 smp
prakarya kelas 8 smpprakarya kelas 8 smp
prakarya kelas 8 smp
 
Proposal ptk jadi
Proposal ptk jadiProposal ptk jadi
Proposal ptk jadi
 
Bener
BenerBener
Bener
 
Laporan tugas 3
Laporan tugas 3Laporan tugas 3
Laporan tugas 3
 
Proposal ptk desti
Proposal ptk destiProposal ptk desti
Proposal ptk desti
 
Bs pp kn_semester_1_sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Bs pp kn_semester_1_sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]Bs pp kn_semester_1_sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Bs pp kn_semester_1_sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
 

More from Riskesusanti

More from Riskesusanti (16)

Rangkuman bab ii
Rangkuman bab iiRangkuman bab ii
Rangkuman bab ii
 
Rangkuman ptk
Rangkuman ptkRangkuman ptk
Rangkuman ptk
 
Ptk uts pak ediiiiiiiii
Ptk uts pak ediiiiiiiiiPtk uts pak ediiiiiiiii
Ptk uts pak ediiiiiiiii
 
Ptk uts pak ediiiiiiiii
Ptk uts pak ediiiiiiiiiPtk uts pak ediiiiiiiii
Ptk uts pak ediiiiiiiii
 
Ppt proposal
Ppt proposalPpt proposal
Ppt proposal
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Ppt proposal
Ppt proposalPpt proposal
Ppt proposal
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Ptk kelompok BR
Ptk kelompok BRPtk kelompok BR
Ptk kelompok BR
 
ptk kelompok
ptk kelompokptk kelompok
ptk kelompok
 
Tugas resume buku ptk
Tugas resume buku ptkTugas resume buku ptk
Tugas resume buku ptk
 
Ppt.proposal ptk
Ppt.proposal ptkPpt.proposal ptk
Ppt.proposal ptk
 
Tugas resume buku ptk
Tugas resume buku ptkTugas resume buku ptk
Tugas resume buku ptk
 
Resume buku ptk
Resume buku ptkResume buku ptk
Resume buku ptk
 
Resume buku ptk
Resume buku ptkResume buku ptk
Resume buku ptk
 
Ppt.proposal ptk
Ppt.proposal ptkPpt.proposal ptk
Ppt.proposal ptk
 

Laporan ptk lisa

  • 1. UPAYA PENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SDN KATIKAN I KECAMATAN KEDUNGGALAR KABUPATEN NGAWI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 oleh : Lisa Atik Suryaningsih 09141131/7D/PGSD PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI MADIUN 2012
  • 2. KATA PENGANTAR Tiada kata yang lebih mulia selain mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia – Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan yang berjudul “Upaya Peningkatkan Kemampuan Menulis Puisi dengan Menggunakan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar pada Siswa Kelas IV SDN Katikan I Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2012/2013”. Sholawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, keturunanya, sahabat serta siapa saja yang selalu mengikuti sunah tauladannya. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan penulisan laporan ini tidak terlepas dari dorongan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan banyak-banyak terima kasih kepada: 1. Bapak Dr.H. Parji, M.Pd, selaku rektor di IKIP PGRI Madiun. 2. Bapak Drs.H.Ibadullah Malawi, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 3. Bapak Edy Siswanto, M.Pd selaku dosen pembimbuing yang selalu membimbing dengan penuh kesabaran, walaupun beliau sibuk namun tetap bertanggung jawab dan professional dalam membimbing dan mengarahkan penulis sampai penullisan laporan ini terselesaikan. 4. Bapak Suparno, S.Pd, selaku kepala SDN Katikan I Kecamatan kedunggalar, Kabupaten Ngawi.
  • 3. 5. Teman-teman PGSD 7D yang selalu membantu, bekerjasama dan sumbang saran dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis tetap mengharapkan kritik dan saran untuk kebaikan penulisan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua. Amin. Madiun, Januari 2013 Penulis
  • 4. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL......................................................................................... i KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 4 C. Batasan Masalah........................................................................... 4 D. Rumusan Masalah ....................................................................... 4 E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5 F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 6 A. Kajian Teori ................................................................................. 6 1. Pengertian Menulis .................................................................. 6 2. Pengertian Puisi ....................................................................... 7 3. Lingkungan Sebagai Sumber Belajar ...................................... 9 B. Kerangka Berpikir ........................................................................ 12 C. Hipotesis Tindakan ...................................................................... 13
  • 5. BAB III METODOLOGI PENELITIAN.......................................................... 14 A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 14 B. Subyek Penelitian ......................................................................... 14 C. Prosedur Penelitian....................................................................... 14 D. Pengumpulan Data ...................................................................... 19 E. Analisis Data ............................................................................... 19 F. Jadwal Penelitian.......................................................................... 22 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 24
  • 6. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan berusaha untuk memahami gaya belajar peserta didik dan bagaimana informasi yang diperoleh dapat diproses dalam pikiran peserta didik sehingga menjadi miliknya serta bertahan lama dalam pikirannya. Dengan kata lain perlu disadari bahwa peserta didik merupakan sumber daya manusia sebagai aset bangsa yang sangat berharga. Oleh karena itu perlu diupayakan penerapan iklim belajar yang tepat untuk mendapatkan lulusan yang kreatif, inovatif, dan berkeinginan untuk maju melalui pemanfaatan sumber belajar untuk mengembangkan potensinya secara utuh dan optimal. Berbagai upaya telah ditempuh untuk meningkatkan kualitas pembelajaran antara lain: pembaharuan dalam kurikulum, perubahan dalam menggunakan model pembelajaran dan lain-lain. Selama ini kegiatan pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas masih berpusat kepada guru, sehingga siswa cenderung kurang aktif. Banyak cara yang dapat dilaksanakan agar siswa menjadi aktif, salah satunya dengan mengubah paradigma pembelajaran. Guru bukan sebagai pusat pembelajaran, melainkan sebagai pembimbing, motivator, dan fasilitator. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, siswa yang dituntut aktif sehingga guru tidak merupakan peran utama pembelajaran. Kenyataan yang ada adalah siswa hanya menerima pelajaran yang diberikan oleh guru. Dan selama proses belajar mengajar berlangsung keaktifan siswa sangat kurang. Hal ini menggambarkan belajar secara tradisional dimana siswa hanya mendengar penjelasan guru sebagai satu- satunya sumber. Sedangkan diketahui kemampuan guru terbatas dari segi keterampilan maupun pengetahuan.
  • 7. Pada pengajaran Bahasa Indonesia menurut pengamatan penulis kondisi memprihatinkan terjadi dalam menulis puisi. Para siswa apabila disuruh menulis puisi merasa kesulitan dan hasilnya kurang memuaskan. Guru juga kurang memberikan perhatian yang penuh terhadap kemampuan menulis puisi siswa. Hal ini disebabkan karena para guru lebih banyak menekankan pada kemampuan bahasa Indonesia, khususnya pada tata bahasa. Menulis di sekolah dasar sejak dini harus mulai diberikan dan dilatih kepada murid-murid. Guru bahasa Indonesia di sekolah dasar hendaknya aktif dan peduli dengan kondisi pengajaran bahasa Indonesia yang saat ini dirasakan sangat memprihatinkan. Dari aspek guru, menurut pengamatan penulis kondisi di atas disebabkan masih banyaknya guru yang belum melatih ketrampilan menulis atau kepada siswa. Dalam pengajarannya, guru belum menyentuh aspek keterampilan menulis yang sebenarnya, tetapi masih mengajarkan teori menulis. Keadaan masing-masing sekolah dasar yang berbeda dari segi sarana dan prasarana juga menjadi penyebab rendahnya kemampuan menulis siswa di sekolah dasar. Sarana dan prasarana yang sangat kurang, khususnya pada penyediaan buku cerita anak-anak juga menyebabkan anak kurang mau membaca. Akibatnya anak-anak kurang memiliki wawasan. Faktor lain menurut penulis adalah penggunaan pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam mengajar di sekolah dasar. Masih banyak sekolah dasar yang menggunakan pendekatan yang kurang mengaktifkan siswa dalam pembelajarannya. Guru lebih banyak mendominasi pembelajarannya. Dalam mengajarkan menulispun, banyak guru yang sekedar hanya mengajarkan teori-teori tentang menulis. Kemampuan menulis merupakan bentuk keterampilan murid-murid dalam menuangkan gagasan, isi hati, ide-ide, pikiran-pikiran yang ada dalam dirinya. Dengan banyak latihan menulis, para murid akan terampil dan mampu menulis.
  • 8. Selain itu kondisi dalam diri siswa juga ikut menentukan berhasil tidaknya guru dalam mengajarkan keterampilan menulis. Adanya keinginan dan dorongan untuk mengikuti pelajaran bahasa Indonesia dengan baik. Seseorang akan berhasil kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Oleh karena itu, seharusnya tidak ada lagi guru yang enggan menggunakan media atau sumber pembelajaran karena alasan ketiadaan biaya. Karena begitu banyak jenis media belajar yang dapat kita peroleh secara mudah dan murah di sekitar kita. Yang diperlukan adalah kemauan, kejelian dan kreatifitas kita dalam memilih dan mendayagunakan potensi berbagai sumber dan media belajar yang ada di sekeliling kita. Sehingga perlu dikembangkan pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis terutama menulis puisi. Sumber belajar sebenarnya tidak harus memakai yang mahal. Bahan- bahan sederhanapun bisa dijadikian sumber belajar yang berharga. Belajar dengan meggunakan sumber belajar adalah sistem belajar yang berorientasi pada siswa. Fenomena yang dilihat sekarang ini sumber belajar yang tersedia di lingkungan masih kurang dimanfaatkan sehinggan pelaksanaan proses belajar mengajar kurang optimal yang lebih jauh mengakibatkan mutu pendidikan yang diharapkan belum tercapai. Sumber belajar sebagaimana diketahui adalah sarana atau fasilitas pendidikan yang merupakan komponen penting untuk terlaksananya proses belajar mengajar di sekolah. Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar guru sewajarnya menggunakan sumber-sumber belajar, karena pemanfaatan sumber belajar merupakan hal yang sangat penting dalam konteks belajar mengajar. Dikatakan demikian karena memanfaatkan sumber belajar akan dapat membantu dan memberikan kesempatan belajar yang berpartisipasi serta dapat memberikan perjalanan belajar yang konkret. Kemudian dapat juga memperluas cakrawala dalam kelas, sehingga tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai secara efisien dan efektif. Sumber belajar dapat
  • 9. diartikan sebagai segala hal di luar diri anak didik yang memungkinkan untuk belajar, dapat berupa pesan, orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan. Lingkungan sebagai sumber belajar berada dalam ranah praktek bukan teori. Pelaku pendidikan yang menggunakan lingkungan sebagai sumber belajarnya akan muncul kepermukaan sebagai guru kreatif, inspiratif, dan potensial. Lingkungan menjadi motivasi instrinsik bagi pelaku pendidikan dalam mengembangkan kompetensi kepribadiannya. Berdasarkan uraian tersebut, penulis akan mengadakan penelitian dengan judul: “Upaya Peningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Dengan Menggunakan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Pada Siswa Kelas IV SDN Katikan I Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2012/2013”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Kondisi kemampuan menulis puisi siswa di sekolah dasar. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis puisi siswa. 3. Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar. C. Batasan Masalah Fokus masalah PTK ini adalah “upaya peningkatkan kemampuan menulis puisi dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar pada siswa kelas IV SDN Katikan I Kec. Kedunggalar tahun ajaran 2012/2013”. D. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas banyak permasalahan yang dapat dijadikan bahan kajian. Adapun masalah yang dirumuskan : “Apakah penerapan pembelajaran dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar dapat meningkatkan kemampuan menulis
  • 10. puisi pada siswa kelas IV SDN Katikan I Kec. Kedunggalar Kabupaten Ngawi tahun ajaran 2012/2013?” E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini adalah Untuk mendeskripsikan penerapan pembelajaran dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas IV SDN Katikan I Kec. Kedunggalar Kabupaten Ngawi tahun ajaran 2012/2013”. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya teori menulis. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi atau masukan bagi guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk melatih kemampuan siswa dalam menulis puisi khususnya dengan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar. b. Bagi Siswa Hasil penelitian dapat memberikan pengalaman dalam melatih kemampuan menulis puisi. c. Bagi Sekolah Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dan bahan kajian penelitian lebih lanjut.
  • 11. BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian menulis Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Kemampuan setiap individu berbeda-beda. Setiap kemampuan saling berhubungan membentuk suatu tindakan. Akhmad Sudrajad membagi kemampuan menjadi 2 jenis, yaitu : 1) actual ability adalah kecakapan nyata yang merupakan kecakapan yang diperoleh karena belajar yang dapat segera didemonstrasikian atau diuji sekarang. dan 2) potencial ability adalah kecakapan yang masih terkandung dalam diri individu dan diperoleh dari faktor keturunan. Henry Guntur tarigan ( 1986: 15) menyatakan bahwa menulis adalah kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampainya. Menurut Djago Tarigan dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno ( 2009:5) menulis berarti mengekspresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat atau pikiran dan perasaan. Lado dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno ( 2009:5) juga mengungkapkan pendapatnya mengenai menulis yaitu meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain. Menulis dapat dianggap sebagai suatu proses maupun suatu hasil. Menulis merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk menghasilakan sebuah tulisan. Menurut Heaton dalam St. Y Slamet( 2008:141) menulis merupakan keterampilan yang sukar dan kompleks. Menurut Gebhardt dan Dawn Rodrigues ( 1989: 1) writing is one of the most important things you do in college. Menulis merupakan salah satu hal yang paling penting yang dilakukan di sekolah. Kemampuan menulis yang baik memegang peranan yang penting dalam kesuksesan. Menurut Eric Gould, Robert Diyanni dan William smith ( 1989: 18 ) menyebutkan writing is a creative act, the act of writing is creative because its requires to interpretor
  • 12. make sense of something : a experience, a text, an event. Menulis adalah perilaku kreatif, perilaku menulis kreatif karena membutuhkan pemahaman atau merasakan sesuatu: sebuah pengalaman, tulisan peristiwa. M. Atar Semi (2007: 14) menulis adalah suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke lambang-lambang tulisan. Menurut McCrimmon dalam St. Y Slamet( 2008:141) menulis merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai sutu subjek, memilih-milih yang akan ditulis, mementukan cara menulisnya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas. Menurut Raimes (1987) (dalam www.puskur.net) tujuan pembelajaran menulis meliputi (1) memberikan penguatan (reinforcement), (2) memberikan pelatihan (training), (3) membimbing siswa melakukan peniruan atau imitasi (imitation), (4) melatih siswa berkomunikasi (communication), (5) membuat siswa lebih lancar dalam berbahasa (fluency), dan (6) menjadikan siswa lebih giat belajar (learning). 2. Pengertian Puisi: Puisi dari bahasa Yunani kuno yaitu poiéo/poió = I create adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya. Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam membaca puisi sebagai berikut: Ketepatan ekspresi/mimik Ekpresi adalah pernyataan perasaan hasil penjiwaan puisi. Mimik adalah gerak air muka. Kinesik yaitu gerak anggota tubuh. Kejelasan artikulasi Artikulasi yaitu ketepatan dalam melafalkan kata- kata. Timbre yaitu warna bunyi suara (bawaan) yang dimilikinya. Irama puisi artinya panjang pendek, keras lembut, tinggi rendahnya suara. Intonasi atau lagu suara Dalam sebuah puisi, ada tiga jenis intonasi antara lain sebagai berikut : 1. Tekanan dinamik yaitu tekanan pada kata- kata yang dianggap penting.
  • 13. 2. Tekanan nada yaitu tekanan tinggi rendahnya suara. Misalnya suara tinggi menggambarkan keriangan, marah, takjub, dan sebagainya. Suara rendah mengungkapkan kesedihan, pasrah, ragu, putus asa dan sebagainya. 3. Tekanan tempo yaitu cepat lambat pengucapan suku kata atau kata. Unsur- unsur puisi Unsur-unsur puisi meliputi struktur fisik dan struktur batin puisi a. Struktur Fisik Puisi Struktur fisik puisi terdiri dari: Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi. Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata. Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair. Kata konkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Gaya bahasa, yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Gaya bahasa disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain metafora, simile,
  • 14. personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks. Rima/Irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup: a) Onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutadji C.B.), b) Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya c) Pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Rima sangat menonjol dalam pembacaan puisi. b. Struktur Batin Puisi Struktur batin puisi terdiri dari Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan. Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Amanat/tujuan/maksud (itention); yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca. 3. Lingkungan sebagai sumber belajar a. Pengertian lingkungan Devinisi lingkungan, jika dilihat secara makna lingkungan berarti segala sesuatu benda baik hidup ataupun matiyang ada di sekitar kita. Tujuan lingkungan sebagai sunmber belajar dalam proses belajar
  • 15. mengajar, terkadang guru menampilkan sosok tiruan benda yang sebenarnya yang dijadikian sebagai objek pelajaran, akan tetapi lebih mengena apabila murid diajak langsung ke alam ( lingkungan). Tujuan pemilihan lingkungan sebagai sumber belajar adalah sebagai berikut: 1) Supaya kegiatan pembelajaran lebih menarik dan tidak membosankan, siswa duduk berjam-jam sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi. 2) Supaya hakikat belajar lebih bermakna, sebab siswa dihadapkan pada keadaan yang sebenarnya.atau bersifat alami. 3) Bahan-bahan yangdapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga kebenarannya lebih akurat. 4) Kegiatan belajar siswa lebih lebih komprehensif dan lebuh aktif sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan atau mendemostrasikan, menguji fakta dan lain-lain. 5) Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa beraneka ragam seperti lingkungan sosial, lingkungan alam, lingkungan buatan dan lain-lain. 6) Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan kehidupan di sekitarnya, serta dapat memupuk cinta lingkungan. b. Teknik penggunaan lingkungan Ada beberapa cara bagaimana mempelajari lingkungan sebagai media dan sumber belajar: 1) Dengan survei, yakni siswa menginjungi lingkungan seperti masyarakat setempat untuk mempelajari proses soail, budaya, ekonomi, kependudukan dan lain-lain. Kegiatan belajar dilakukan siswa melalui observasi, wawancara, dengan beberapa pihak yang dipandang perlu, mempelajari data atau dokumen yang ada.
  • 16. 2) Dengan berkemah, yakni siswa dapat menghayati bagaimana kehidupan alam seperti suhu, iklim, suasana dan lain-lain. 3) Field trip atau karyawisata, yakni kunjungan siswa keluar kelas untuk mempelajari objek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan kurikulum di sekolah. 4) Praktek lapangan, yakni dilakukan sisa untuk memperoleh keterampilan dan kecakapoan khusus. 5) Mengundang narasumber, yakni narasumber memberikan penjelasan mengenai keahliannya dihadapan para siswa. c. Jenis Lingkungan Belajar Dari semua lingkungan masyarakat yang dapat digunakan dalam proses pendidikan atau pengajaran secara umum dapat dikategorikan menjadi tiga macam lingkungan belajar, yakni 1) Lingkungan sosial lingkungan sosial sebagai sumber belajar berkenaan dengan interaksi manusia dengan kehidupan masyarakat, seperti organisasi, sosial, adat dan kebiasaan. 2) Lingkungan alam, 3) Lingkungan buatan. d. Keuntungan Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber pembelajaran memiliki banyak keuntungan. Beberapa beberapa keuntungan tersebut antara lain: 1) Menghemat biaya, karena memanfaatkan benda-benda yang telah ada di lingkungan. 2) Praktis dan mudah dilakukan, tidak memerlukan peralatan khusus seperti listrik. 3) Memberikan pengalaman yang riil kepada siswa, pelajaran menjadi lebih konkrit, tidak verbalistik. 4) Karena benda-benda tersebut berasal dari lingkungan siswa, maka benda-benda tersebut akan sesuai dengan karakteristik dan
  • 17. kebutuhan siswa. Hal ini juga sesuai dengan konsep pembelajaran kontekstual (contextual learning). 5) Pelajaran lebih aplikatif, maksudnya materi belajar yang diperoleh siswa melalui media lingkungan kemungkinan besar akan dapat diaplikasikan langsung, karena siswa akan sering menemui benda- benda atau peristiwa serupa dalam kehidupannya sehari-hari. 6) Media lingkungan memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Dengan media lingkungan, siswa dapat berinteraksi secara langsung dengan benda, lokasi atau peristiwa sesungguhnya secara alamiah. 7) Lebih komunikatif, sebab benda dan peristiwa yang ada di lingkungan siswa biasanya mudah dicerna oleh siswa, dibandingkan dengan media yang dikemas (didesain). Dengan memahami berbagai keuntungan tersebut, seharusnya kita dapat tergugah untuk memanfaatkan semaksimal mungkin lingkungan di sekitar kita untuk menunjang kegiatan pembelajaran kita. Lingkungan kita menyimpan berbagai jenis sumber dan media belajar yang hampir tak terbatas. Lingkungan dapat kita manfaatkan sebagai sumber belajar untuk berbagai mata pelajaran. Kita tinggal memilihnya berdasarkan prinsip-prinsip atau kriteria pemilihan media dan menyesuaikannya dengan tujuan, karakteristik siswa dan topik pelajaran. B. Kerangka Berpikir Masalah- masalah yang ada setelah melakukan penelitian di SDN Katikan I, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi adalah kemampuan siswa dalam menulis puisi masih rendah, karena siswa masih kurang kreatif dalam membuat sebuah puisi. Hal ini disebabkan karena sumber belajar yang digunakan masih kurang. Untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi pasa siswa perlu digunakan suatu inovasi. Inovasi tersebut adalah penggunaan lingkungan
  • 18. sebagai sumber belajar. Tujuan dari penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar adalah untuk membantu dan memberikan kesempatan belajar yang berpartisipasi serta dapat memberikan perjalanan belajar yang konkret selain itu dapat juga memperluas cakrawala dalam kelas, sehingga tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai secara efisien dan efektif sehingga kemampuan menulis puisi siswa dapat meningkat. C. Hipotesis Tindakan Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan ini adalah sebagai berikut : o Jika siswa kelas IV SDN Katikan I Kec. Kedunggalar dibelajarkan menulis puisi dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar maka kemampuannya menulis puisi akan meningkat.
  • 19. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Katikan I, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan febrari 2012 sampai bulan juni 2013. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Katikan I, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi karena kegiatan belajar mengajar dan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas IV perlu ditingkatkan terutama pada pelajaran Bahasa Indonesia. B. Subyek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Katikan I, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, semester 1, tahun pelajaran 2012/2013. Dengan jumlah siswa sebanyak 20 siswa. Terdiri dari 12 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki. C. Prosedur Penelitian a. Rancangan Penelitian Wina Sanjaya, (2009:26) mengemukakan bahwa penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas “Penelitian tindakan kelas merupakan suatu proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut. Suharsimi Arikunto, (2006:16) mengemukakan bahwa dalam penelitian tindakan kelas terdapat empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan refleksi. Rochiati Wiriaatmadja, (2009:13) mengemukakan bahwa penelitain tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat
  • 20. mengorganisasikan kondisi praktek pemeblajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Gb 3.1 Model tahapan penelitian tindakan kelas Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perncanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan ? Agar lebih jelas penulis maka harus diperhatikan hal – hal berikut ini: a. Tahap perencanaa (planning) Menurut Suharsimi Arikunto, (2006: 17) Dalam tahap ini dijelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. PTK dilakukan secara berpasangan atau kolaborasi. Pihak pertama melakukan tindakan dan pihak kedua yang mengamati proses jalannya tindakan. b. Tahap pelaksanaan (acting) Menurut Supardi, (2006:99) Tahap pelaksanaan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan. Selama melaksanakan
  • 21. tindakan, guru sebagai pelaksana tindakan harus mengacu pada program yang telah dipersiapkan dan disepakati. c. Tahap pengamatan (observing) Menurut Suharsimi Arikunto, (2006:19) Tahap pengamatan berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan tindakan. Kegiatan pengamatan dilakukan oleh pengamat atau observer. d. Refleksi (reflecting ) Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. SIKLUS I 1. Tahap Perencanaan (planning) Tahap perencanaan (planning) meliputi sebagai berikut : a. Melakukan observasi ke sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian. b. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di kelas. c. Menentukan pokok bahasan. d. Menyusun silabus dan RPP. e. Mempersiapkan instrumen untuk menganalisis data seperti : soal – soal, pedoman penilaian, format penilaian. 2. Tahap Pelaksanaan (actuating) Pertemuan I a. Kegiatan awal 1. Guru membuka pelajaran (memberi salam dan presensi)
  • 22. 2. Guru memberikan apersepsi (melakukan tanya jawab berkaitan dengan materi yang akan diajarkan) b. Kegiatan inti 1. Guru menjelaskan materi puisi dan menentukan topik dalam pembelajaran yaitu tentang lingkungan sekitar. 2. Setelah siswa paham kemudian guru menjelaskan tata cara pelaksanaan pembelajaran. 3. Siswa disuruh keluar kelas dan menyuruh siswa untuk melihat pemandangan yang ada di luar. 4. Guru menyuruh siswa untuk mengamati lingkungan yang ada di sekolah tersebut kemudian menyuruh siswa untuk menulis puisi sesuai dengan yang diamati. 5. Guru mengamati proses pembelajaran yang berlangsung. 6. Setelah semua selesai guru menyuruh siswa untuk kembali kedalam kelas dan kemudian mengumpulkan tugas pada guru. 7. Guru mengoreksi hasil kerja siswa. c. Kegiatan akhir 1. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran. 2. Guru memberikan pesan moral. 3. Menanyakan kesan-kesan selama pe,belajaran. 4. Guru menutup pelajaran (salam) Pertemuan II Pada Siklus II b. Kegiatan awal 3. Guru membuka pelajaran (memberi salam dan presensi) 4. Guru memberikan apersepsi (melakukan tanya jawab berkaitan dengan materi yang akan diajarkan) b. Kegiatan inti
  • 23. 8. Guru menjelaskan materi puisi dan menentukan topik dalam pembelajaran yaitu tentang lingkungan sekitar. 9. Setelah siswa paham kemudian guru menjelaskan tata cara pelaksanaan pembelajaran. 10. Siswa disuruh keluar kelas dan menyuruh siswa untuk melihat pemandangan yang ada di luar. 11. Guru menyuruh siswa untuk mengamati lingkungan yang ada di sekolah tersebut kemudian menyuruh siswa untuk menulis puisi sesuai dengan yang diamati. 12. Guru mengamati proses pembelajaran yang berlangsung. 13. Setelah semua selesai guru menyuruh siswa untuk kembali kedalam kelas dan kemudian mengumpulkan tugas pada guru. 14. Guru mengoreksi hasil kerja siswa. c. Kegiatan akhir 5. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran. 6. Guru memberikan pesan moral. 7. Menanyakan kesan-kesan selama pe,belajaran. 8. Guru menutup pelajaran (salam) 5. Tahap Pengamatan (observing) Observasi dilakukan secara kolaboratif antara pihak I (peneliti) dan pihak II (guru). Pada tahap ini, pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan disertai pencatatan secara teratur terhadap obyek yang diteliti. Data yang diamati adalah pencapaian prestasi siswa 6. Refleksi Dalam tahap ini peneliti menganalisa hasil pengamatan yang diperoleh untuk menentukan langkah-langkah perbaikan pada siklus berikutnya apabila ditemukan kelemahan maupun temuan-temuan lain yang menyebabkan kesulitan pada siklus yang bersangkutan.
  • 24. SIKLUS II Tahapan dalam siklus II pada prinsipnya sama dengan tahapan dalam siklus I yang meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan refleksi. Tindakan pada siklus II akan mengalami beberapa perubahan, didasarkan atas analisis perubahan dan analisis refleksi pada siklus I. Perubahan yang dilakukan pada siklus II ini dilakukan dengan harapan agar terjadi peningkatan prestasi siswa dan kreativitas. D. Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang valid, diperlukan suatu metode atau alat pengumpulan data yang tepat. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan ketepatan penggunaan. Pengumpulan data sangat ditentukan oleh jenis data pada penelitian yang akan dikumpulkan. Dalam penelitian ini dilakukan beberapa macam teknik pengumpulan data: a. Tes Muchtar Buchori (dalam Ibadullah Malawi, 2009:11) tes adalah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil – hasil pelajaran tertentu pada seseorang murid atau tidaknya. Test merupakan serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan dan bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data kognitif yaitu melalui tes secara individu. b. Observasi Menurut Tatag Yuli Eko Siswono (2008: 25) observasi merupakan segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung dengan atau tanpa alat bantu.
  • 25. Dalam penelitian ini dilakukan observasi terhadap siswa untuk memperoleh data peningkatan prestasi belajar siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan lembar observasi berbentuk cheklist. E. Analisis Data Data yang sudah terkumpul selama penelitian, selanjutnya dianalisis sebagai berikut: a. Tes Tes digunakan untuk memperoleh data kognitif berupa data prestasi belajar siswa. Tes diberikan dalam bentuk soal. Ketuntasan belajar siswa diperoleh dengan rumus sebagai berikut: Menurut Suharsimi Arikunto ( dalam Ike Retnawati, 2010 : 18) Nilai = ∑skor yang diperoleh x 100% ∑ skor maksimal Siswa dinyatakan tuntas belajar apabila memperoleh nilai ≥ 70 sesuai dengan Standart Ketuntasan Belajar di SDN Katikan I. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal dihitung dengan rumus sebagai berikut: Ketuntasan klasikal = ∑siswa yang tuntas belajar x 100 % ∑ seluruh siswa Indikator ketuntasan belajar siswa secara klasikal apabila 70% dari seluruh jumlah siswa dinyatakan tuntas belajar. b. Observasi Observasi dilakukan untuk memperoleh data psikomotor dan afektif, yaitu data mengenai unjuk kerja siswa dalam kegiatan kelompok dan sikap siswa. Lembar observasi berbentuk checklist, data unjuk kerja siswa dihitung dengan rumus:
  • 26. Menurut Suharsimi Arikunto ( dalam Ike Retnawati, 2010 : 23) Nilai unjuk kerja siswa = ∑skor yang diperoleh x 100% ∑ skor maksimal Kriteria pencapaian: 81%-100% : sangat aktif 61%-80% : Aktif 41%-61% : cukup aktif 21%-40% : kurang aktif Sedangkan untuk Meningkatnya kreativitas siswa dalam pembelajaran IPS yang dilihat adalah dalam membuat sebuah catatan selama proses pembelajaran berlangsung dan dalam mengerjakan tugas kelompok. Cara menghitung nilai keaktifan siswa berdasarkan lembar observasi untuk tiap pertemuan adalah sebagai berikut : Menurut Suharsimi Arikunto ( dalam Ike Retnawati, 2010 : 90) Nilai = ∑skor yang diperoleh x 100% ∑ skor maksimal Kriteria pencapaian: 81%-100% = sangat baik 61%-80% = baik 41%-61% = cukup baik 21%-40% = kurang baik Sedangkan untuk menghitung kreativitas siswa berdasarkan observasi untuk tiap pertemuan adalah
  • 27. skoryangdi peroleh Nilai= x100 % skormaksim al Kriteria pencapaian: 81%-100% = sangat kreatif 61%-80% = kreatif 41%-61% = cukup kreatif 21%-40% = kurang kreatif F .Jadwal penelitian Tabel 3.1 Rincian Jadwal Penelitian No. Jenis Bulan Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Minggu ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Pengajuan judul 2. Pengajuan proposal 3. Mengurus surat ijin dari fakultas 4. Penyerahan surat ijin ke
  • 28. sekolah 5. Mengatur jadwal penelitian 6. Siklus 1 a.Perencanaan b.Pelaksanaan c.Pengamatan d.Refleksi 7. Siklus II a.Perencanaan b.Pelaksanaan c.Pengamatan d.Refleksi 8. Pengolahan data 9. Penyelesaian BAB I,II,III
  • 29. DAFTAR PUSTAKA Nurgiayantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UGM. Saddhano, Kundharu, St. Y Slamet, 2012. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Bandung: Karya Putra Darwati. Sudjana, Nana, Rivai, Ahmad. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo Tarigan, Henry Guntur, 1992. Menulis sebagai keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa The Liang Gie, 2002. Terampil mengarang. Yogyakarta: Andi