Hadoop Online Training : kelly technologies is the bestHadoop online Training Institutes in Bangalore. ProvidingHadoop online Training by real time faculty in Bangalore.
In this presentation, I do four things.
I first highlight why agriculture and food security are a core sustainable development issue for the Philippines.
I then emphasise the role that theoretical lenses on food security play in understand institutions, smallholder behaviour and landscape change.
I proceed to present three case studies in which food security is being threatened by a range of political, developmental and behavioural drives.
I conclude by highlighting the contribution of my PhD in collaborating with a number of universities and research centres.
Your vehicle's value depreciates each year. Now if in the unfortunate event of an accident, your insurer will only pay the value of your Insurance Declared Value (IDV). In order to get complete cover, one can opt for a Zero Depreciation cover. Learn more about this in this visual presentation.
Hadoop Online Training : kelly technologies is the bestHadoop online Training Institutes in Bangalore. ProvidingHadoop online Training by real time faculty in Bangalore.
In this presentation, I do four things.
I first highlight why agriculture and food security are a core sustainable development issue for the Philippines.
I then emphasise the role that theoretical lenses on food security play in understand institutions, smallholder behaviour and landscape change.
I proceed to present three case studies in which food security is being threatened by a range of political, developmental and behavioural drives.
I conclude by highlighting the contribution of my PhD in collaborating with a number of universities and research centres.
Your vehicle's value depreciates each year. Now if in the unfortunate event of an accident, your insurer will only pay the value of your Insurance Declared Value (IDV). In order to get complete cover, one can opt for a Zero Depreciation cover. Learn more about this in this visual presentation.
KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI PLANKTON DI PERAIRAN TELUK SEMARANGMustain Adinugroho
Abstrak: Teluk Semarang merupakan teluk yang terbentang dari Kabupaten Kendal, hingga Kabupaten Demak . Teluk Semarang merupakan teluk terbesar di pantai utara Jawa Tengah dan tercatat terdapat 29 aliran sungai bermuara ke teluk ini. Banyak aktifitas manusia seperti industri, pemukiman dan pelabuhan bermuara di teluk ini yag berpotensi menjadi tekanan ingkungan bagi organisme yang hidup di teluk ini. Plankton merupakan organisme yang hidup di perairan dan sangat bergantung pada kondisi lingkungan dan merupakan sumber makanan alami bagi ikan dan organisme laut lainnya. Mengkaji kelimpahan dan indeks diversitas plankton menjadi tujuan dari penelitian ini. Penelitian dilakukan pada bulan SeptemberOktober 2014 pada 15 stasiun. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 4 kali, dengan interval waktu 2 minggu. Hasil menunjukkan bahwa jenis fitoplankton terdiri dari 6 kelas dan 37 genera sedangkan zooplankton yang ditemukan terdiri dari 6 kelas dan 32 genera. Kelimpahan fitoplankton lebih banyak daripada zooplankton dan memiliki kecederungan hubungan yang berbanding terbalik. Indeks diversitas fitoplankton menunjukkan tingkat keragaman, kesetabilan komunitas dan tekanan lingkungan berada pada tingkat rendah hingga sedang, tingkat keseragaman jumlah tiap jenis tidak sama dan terdapat kecenderungan dominasi jenis tertentu. Indeks diversitas zooplankton menunjukkan tingkat keragaman, kesetabilan komunitas dan tekanan lingkungan berada pada tingkat sedang, tingkat keseragaman jumlah tiap jenis sama dan tidak terdapat kecenderungan dominasi jenis tertentu
Kata Kunci: plankton, distribusi dan komposisi, teluk Semarang
Komposisi telur dan larva ikan pelagis pada perairan terumbu karang kawasan b...Mujiyanto -
Kawasan barat kepulauan karimunjawa memiliki ekosistem terumbu karang dalam kondisi baik. Hal ini menjadikan kawasan tersebut memiliki potensi besar dalam bidang sumberdaya perikanan. Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem yang berfungsi sebagai tempat mencari makan, tempat pembiakan dan pembesaran bagi berbagai macam organisme perairan terutama ikan. Ikan-ikan akan merasa nyaman berada di ekosistem terumbu karang disebabkan tersedianya makanan dalam jumlah yang banyak dan adanya perlindungan dari pemangsa sehingga ikan dapat berkembang biak dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi dan kelimpahan telur serta larva ikan di perairan terumbu karang kawasan barat Kepulauan Karimunjawa Kabupaten Jepara. Pengumpulan data dilakukan pada Bulan Juni, September dan Desember 2012 dengan menyisir kolom perairan terumbu karang menggunakan larvanet mesh size 500µ yang ditarik kapal dengan kecepatan 2 knot selama 10 menit sejajar garis pantai. Hasil tangkapan selama penelitian didominasi oleh telur ikan 26856 butir (96,43%) sementara larva ikan yang tertangkap sebanyak 981 individu (3,57%) yang terdiri dari larva ikan non-ekonomis sebanyak 636 individu dari 18 famili (2,34%) dan larva ikan ekonomis sebanyak 287 individu (1,02%). Bulan September merupakan bulan puncak pemijahan dengan angka kelimpahan telur ikan berkisar 830 – 13326 ind/1000m3 dan kelimpahan larva ikan berkisar antara 14 – 366 ind/1000 m3
Kajian populasi echinodermata pada ekosistem padang lamun di kawasan perairan...Mujiyanto -
Echinodermata memiliki peran penting dalam ekologi laut yang hidup di dasar perairan yang berperan dalam menjaga tingkat kesuburan sedimen dan merupakan deposit feeder. Larva dan biota dewasa dari echinodermata juga merupakan bahan pasokan makanan bagi biota lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji populasi echinodermata di daerah perairan padang lamun pulau Parang, Karimunjawa dimana sampel diidentifikasi secara visual langsung dengan bantuan transek 5x5 meter menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Laganum laganum dan Holothuria atra merupakan spesies yang mendominasi di setiap stasiun pengamatan diduga karena cocok dengan kondisi lingkungan. Spesies yang ditemukan pada lokasi Pulau Kembar, Pulau Kumbang, Legon Boyo, Batu Merah cukup bervariasi dengan jumlah spesies tinggi, sedangkan pada Pulau Nyamuk hanya ditemukan sedikit.
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptAryLisawaty
perumusan dalam membuat visi, misi dan tujuan di sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Visi lembaga pendidikan adalah citra nilai dan kepercayaan ideal.
Visi adalah “apa?”, yaitu gambaran masa depan yang ingin kita capai.
Visi adalah gambaran masa depan organisasi yang realistis, kredibel, dan atraktif.Mengkaji makna visi yang lebih tinggi untuk digunakan sebagai acuan.
Menginventarisasi rumusan tugas yang tercantum dalam struktur dan tata kerja organisasi.
Rumusan tugas tersebut dirangkum dan dirumuskan kembali.
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)LabibAqilFawaizElB
Istilah profetik mempunyai makna kenabian, profetik menurut Kuntowijoyo adalah suatu tujuan yang ingin di capai untuk menjadi manusia kebebasan dan dekat dengan robnya. Terdapat 3 poin utama dari pembahasan teori profetik menurut Kuntowijoyo, terdiri dari nilai humanisasi, liberasi dan transendensi.
Analsis kritis jurnal ini diperoleh dari hasil membaca dan membandingkan jurnal yang berjudul Filsafat Pendidikan Dalam Pengembangan Sains
Berbasis Kearifan Lokal dan Manajemen kurikulum bahasa arab di madrasah: kajian problematika
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
PENGGUNAAN KITOSAN UNTUK PENGENDALIAN INFEKSI Vibrio harveyi PADA UDANG PUTIH Litopeneaus vannamei
1. Jenis Polikaeta yang Menyerang Tiram Mutiara 197
JENIS POLIKAETA YANG MENYERANG TIRAM MUTIARA PINCTADA MAXIMA
DI PERAIRAN PADANG CERMIN, LAMPUNG
Polychaete species infected pearl oyster Pinctada maxima at Padang Cermin Water,
Lampung
Y. Hadiroseyani, D. Djokosetiyanto dan Iswadi
Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor, Kampus Darmaga, Bogor 16680
ABSTRACT
This study was conducted to determine polychaetes infecting pearl oyster Pinctada maxima reared at
Padang Cermin Bay, Lampung. There were 9 genera of polychaetes harboured on the shell of pearl oysters
from Teluk Padang Cermin Lampung. Those are Eunice, Lysidice, Nereis, Phylodoce, Polycirrus, Polydora
Salmacing, Streblosoma and Syllis which attached on external surface of the shell and some of them were
burrowed into the shell.
Keywords: polychaeta, pearl oyster, Pinctada maxima
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis polikaeta yang menyerang tiram mutiara Pinctada
maxima yang dipelihara di Teluk Padang Cermin, Lampung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 9
genus polikaeta yang menyerang tiram mutiara, yaitu Eunice, Lysidice, Nereis, Phylodoce, Polycirrus,
Salmacing, Streblosoma dan Syllis ditemukan menempel pada permukaan luar cangkang tiram mutiara.
Lysidice, Nereis, Phylodoce, dan Syllis juga ditemukan pada lapisan dalam cangkang. Polydora hanya terdapat
pada lapisan dalam cangkang.
Kata kunci: polikaeta, tiram mutiara, Pinctada maxima
PENDAHULUAN
Tiram mutiara yang dibudidaya-kan di
Indonesia cukup beragam, dian-taranya:
Pinctada maxima, Pinctada margaritifera,
Pinctada fucata, Pinctada chemnitis dan
Pteria penguin, dengan jenis paling yang
banyak dibudidayakan adalah Pinctada
maxima karena mampu menghasilkan
mutiara berukuran besar. Sentra-sentra
budidaya tiram mutiara ini adalah Propinsi
Nusa Tenggara, Lampung dan Kepulauan
Maluku.
Salah satu masalah yang dihadapi dalam
budidaya tiram mutiara adalah serangan
parasit dari kelas polikaeta yang merugikan
budidaya tiram mutiara. Serangan polikaeta
dapat menyebabkan kematian pada tiram atau
penurunan kualitas mutiara yang
dihasilkannya. Polikaeta yang merugikan
budidaya tiram mutiara adalah polikaeta
pengebor, dimana polikaeta tersebut
menyerang cangkang tiram mutiara pada
bagian permukaan (biofouling) bahkan ada
yang sampai menembus ke dalam cangkang.
Pada penelitian ini ingin diketahui jenis-
jenis polikaeta yang dapat menye-rang tiram
mutiara (Pinctada maxima) dan sejauh mana
kerusakan yang ditimbulkannya.
BAHAN DAN METODE
Tiram mutiara (Gambar 1) diambil dari
pembudidayaan yang dilakukan oleh Balai
Budidaya Laut Lampung, Desa Hanura,
Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten
Lampung Selatan.
Sebanyak 15 ekor induk tiram mutiara
berukuran dorsoventral > 10 cm (Gambar 2)
Jurnal Akuakultur Indonesia, 6 (2): 197–204 (2007) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai
http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id
2. Yani Hadiroseyani dan Iswadi198
Gambar 1. Tiram mutiara yang dibudidayakan dengan menggunakan keranjang di BBL
Lampung.
Gambar 2. Tiram mutiara dengan morfologi cangkang yang terserang polikaeta.
3. Jenis Polikaeta yang Menyerang Tiram Mutiara 199
diambil dari keranjang pemeliharaannya
untuk dikeluarkan seluruh polikaeta yang
menempel padanya. Permukaan cangkang
induk tiram dikerik dan disikat, lalu
direndam dalam air garam sampai polikaeta
melepas-melepaskan diri dari tiram.
Polikaeta yang berhasil diperoleh kemudian
diidentifikasi berdasarkan genus.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Polikaeta yang menyerang tiram mutiara
yang dibudidayakan di Teluk Padang Cermin
Lampung ada 9 genus yaitu Nereis, Syllis,
Streblosoma, Eunice, Lysidice, Salmacing,
Polycirrus, Phylodoce, dan Polydora
(Gambar 4 -12). Polikaeta tersebut terdiri
dari dua kelompok, yaitu polikaeta penempel
dan polikaeta pengebor. Polikaeta penempel
adalah polikaeta yang terdapat di permukaan
luar cangkang tiram mutiara dan polikaeta
pengebor adalah polikaeta yang membuat
lubang pada cangkang hingga lapisan nacre
pada cangkang bagian dalam. Polikaeta
pengebor dikeluarkan dengan cara merendam
cangkang dengan larutan garam.
Polikaeta penempel ada 8 genus (Tabel
1) yaitu Eunice, Nereis, Syllis, Streblosoma,
Lysidice, Salmacing, Polycirrus, dan
Phylodoce.
Terdapat 3 genus polikaeta yang
menempel pada tiram mutiara dengan
frekuensi kejadian yang tinggi sebesar 80%
ke atas, yaitu Nereis, Syllis, dan Streblosoma.
Diantara ketiganya Syllis mencapai intensitas
tertinggi, yaitu 6.
Polikaeta pengebor yang ditemukan
(Tabel 2) lebih sedikit jenisnya dibandingkan
dengan polikaeta penempel, yaitu Nereis,
Syllis, Polydora, Lisidice, dan Phylodoce. Di
antara polikaeta pengebor, frekuensi kejadian
Syllis yang paling tinggi (72%) dengan
intensitas rata-rata yang juga lebih tinggi (2).
Tabel 1. Polikaeta penempel pada tiram mutiara
Polikaeta Jumlah total FK (%) I
Nereis 24 93 2
Syllis 72 87 6
Streblosoma 30 80 3
Eunice 14 47 2
Lysidice ninetta 6 40 1
Salmacing distery 10 27 3
Polycirrus 4 20 1
Phylodoce 1 7 1
FK : Frekunesi kejadian; I : Intensitas
Tabel 2. Polikaeta pengebor pada tiram mutiara
Polikaeta Jumlah total FK (%) I
Syllis 21 73 2
Nereis 9 53 1
Polydora 7 47 1
Lysidice 6 40 1
Phylodoce 1 7 1
FK : Frekuensi kejadian; I : Intensitas
4. Yani Hadiroseyani dan Iswadi200
Dari kedua tabel di atas tampak bahwa
polikaeta tertentu ditemukan baik pada
permukaan cangkang maupun membuat
lubang pada cangkang tiram mutiara, yaitu
Nereis, Syllis, dan Phylodoce. Terdapat dua
kemungkinan dari keadaan ini. Pertama,
polikaeta tersebut pada awalnya bersifat
menempel dan mampu melubangi cangkang
tiram. Kedua, polikaeta hanya memanfaatkan
lubang yang sudah terbentuk oleh serangan
polikaeta pengebor sejati. Polydora
tampaknya adalah polikaeta pengebor sejati
dimana pada penelitian tidak terdapat pada
permukaan luanr cangkang. Menurut Hill
(2000) Polydora memiliki kemampuan untuk
membuat lubang pada cangkang tiram. Read
(2004) mengatakan bahwa jumlah polikaeta
yang menjadi hama penempel dan pengebor
sangat banyak jumlahnya, diantaranya
Polydora dan Boccardia yang memiliki
kemampuan untuk menembus lapisan
cangkang tiram.
Pengerikan atau pembersihan cangkang
menggunakan pisau dan sikat hanya bisa
melepaskan polikaeta yang menempel pada
bagian permukaan luar cangkang sedang
polikaeta pengebor tidak terlepaskan karena
bersembunyi di lubang pada cangkang tiram.
Serangan polikaeta pada cangkang tiram
dapat menimbulkan kerusakan pada
cangkang tiram mutiara. Kerusakan yang
ditimbulkan diantaranya terbentuknya lubang
di bagian permukaan luar cangkang dan
pembentukan blister pada lapisan nacre
(Gambar 3a). Blister terjadi karena proses
nakreasasi sebagai bentuk mekanisme
pertahanan terhadap serangan polikaeta.
Proses nakreasasi ini terjadi dengan
melapisi lubang atau sarang polikaeta untuk
mencegah agar polikaeta tidak sampai
menembus cangkang tiram mutiara. Lubang
akibat aktivitas pengeboran polikaeta yang
menembus lapisan nacre pada cangkang
(Gambar 3b) dapat berakibat kematian pada
tiram.
(A) (B)
Gambar 3. Pembentukan blister pada lapisan nacre akibat serangan polikaeta pengebor (A), dan
Lubang yang merusak lapisan nacre akibat serangan polikaeta pengebor (B).
5. Jenis Polikaeta yang Menyerang Tiram Mutiara 201
Gambar 4. Nereis (bagian anterior)
Gambar 5. Lysidice (bagian anterior)
Gambar 6. Polydora
6. Yani Hadiroseyani dan Iswadi202
Gambar 7. Syllis (bagian anterior)
Gambar 8. Phylodocea (bagian anterior)
7. Jenis Polikaeta yang Menyerang Tiram Mutiara 203
Gambar 9. Salmacing (bagian anterior)
Gambar 10. Lumbriconereis
8. Yani Hadiroseyani dan Iswadi204
Gambar 11. Streblosoma (bagian anterior)
Gambar 12. Polycirrus (bagian anterior)
DAFTAR PUSTAKA
Hill, J.M. 2000. Polydora ciliata. A bristleworm.
Marine Life Information Network : Biology
and Sensitivity Key Information Sub-
programme (on-line). Playmouth : Marine
Biology Association of the United Kingdom.
Read, G. 2004. Shell-damaging worms: what and
where are they. NIWA.