Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Konsep dakwah Nabi Musa AS dan Nabi Muhammad SAW meliputi metode lemah lembut untuk Fir'aun dan bertahap di Mekkah dan Madinah, serta tujuan perubahan masyarakat.
3. Konsep Dakwah
Konsep dakwah terdiri
dari dua suku kata yaitu
konsep dan dakwah.
Konsep secara etimologi berarti
rancangan, ide, atau apapun
yang digunakan akal budi untuk
memahami sesuatu.
Secara etimologi dakwah
berasal dari Bahasa Arab -
دعو- دعا
یدعو yang berarti
seruan, ajakan, atau
panggilan.
konsep dakwah merupakan cerminan dari unsur-unsur dakwah, sehingga
gagasan dan pelaksanaan dakwah tidak terlepas dari suatu kesatuan unsur
tersebut yang harus berjalan secara simultan untuk mendapatkan hasil yang
maksimal.
Konsep dakwah dalam Islam, tercermin dari unsur-unsur dakwah yang
merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Unsur-unsur tersebut sangat
urgen bagi tercapainya tujuan dakwah. Dakwah dalam arti mengajak dapat
ditemukan di dalam Alquran dan sunah. Yang pada hakekatnya mengajak
kepada yang makruf dan meninggalkan yang munkar
4. Kisah Nabi Musa AS
Kisah nabi Musa AS disebutkan dalam beberapa surat didalam Al-quran.
Allah SWT menjelaskan secara detail kisah nabi Musa AS seperti kisah
kelahiran beliau, nabi Musa AS diadopsi oleh Fir’aun, nabi Musa AS
bekerja pada Nabi Syuaib AS, nabi Musa AS dan penyihir dan
sebagainya. Banyak pelajaran dari kisah tersebut, salah satu yang
menarik untuk dikaji adalah cara Dakwah nabi Musa AS terhadap Fir’uan
yang merupakan ayah angkat, sekaligus penguasa ketika itu.
5. Metode Dakwah Nabi Musa AS Sesuai dengan Firman
Allah SWT dalam Surah Thoha Ayat 43-44, yang artinya
“Pergilah kamu berdua kepada Fir´aun, sesungguhnya
dia telah melampaui batas. Maka berbicaralah kamu
berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah
lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut”. (Q. S.
Thoha Ayat 43- 44).
metode yang dipakai oleh Nabi Musa AS dalam
menyampaikan dakwah kepada Fir’aun sesuai dengan
tuntunan dan perintah Allah SWT adalah dengan
menggunakan metode “Qoulan Layyinan” yang berarti
perkataan yang lemah lembut.
6. Qoulan Layyinan terdiri dari dua kata
dan berasal dari bahasa arab, yaitu
Qoulan yang berarti
perkataan dan Layyinan
yang berarti lemah lembut.
Menurut istilah qoulan layyyinan adalah segala sesuatu
perkataan yang lembut, baik, lemah lembut, dengan penuh
kehati-hatian dan harapan kepada lawan bicara, dengan
mengingat dasar dan tujuan dia menyyampaikan pesannya dan
takut tidak atau meninggalkan penyampaiannya kepada lawan
bicaranya.
7. Sesungguhnya metode dakwah pada umumnya sebagaimana yang
tercantum dalam surah An-Nahl Ayat 125 itu terbagi kepada 3 maca yaitu
bilhikmah (dengan hikmah), bil mauidzoh hasanah (pengajaran yang baik),
dan bil mujadalah billati hiya ahsan (berdebat dengan cara yang lebih baik).
Nabi Musa AS berdakwah kepada Fir’aun notabenya sebagai penguasa
Mesir kala itu dengan menggunakan qoulan layyina (perkataan yang lemah
lembut). Hal ini beliau lakukan sesuai dengan tuntunan dan perintah dari
Allah SWT sebagai mana yang tercantum dalam Surah Thoha Ayat 43-44.
Berdakwah kepada penguasa tentu harus menggunakan
metode yang khusus, berbeda dengan dakwah kepada manusia
biasa lainnya, karena penguasa memiliki kekuasaaan, massa,
bawahan yang dapat dia gunakan untuk menghancurkan
sesorang yang tidak dia sukai atau yang menghalanginya.
8. Konsep Dakwah Nabi
Muhammad SAW
Rasullah diperintahkan oleh Allah SWT
untuk memberikan sebuah peringatan
kepada kaumnya di mekah tentang
kufur, syirik, maupun yang lainnya yang
merusak tentang tatanan keislaman.
Rasulullah sudah menerapkan dakwahnya dengan strategi
brillian, yaitu dengan cara bertahap. Tahapan dakwah yang
dilakukan oleh Rasulullah diantaranya secara
sembunyisembunyi, terang-terangan dan juga tahapan dakwah
diluar kota Mekkah dan penyebarannya.
Tujuan dakwah Nabi bukan sekedar menyeru, tetapi melakukan
perubahan dari masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat
muslim. Perubahan ini dimulai dari individu menuju sebuah
komunitas yang besar. Tujuan ini dibuktikan dengan gerakan
dakwah Nabi yang dilakukan secara bertahap dan
berkesinambungan. Dimulai dari gerakan tauhid di Mekah
hingga pembangunan masyarakat muslim dari Kota Madinah.
Adapun sasaran dakwah Nabi adalah mengislamkan seluruh
masyarakat yang berada di seluruh wilayah Jazirah Arab
9. Strategi Dakwah Rasulullah
Periode Mekah
Ada tiga tahapan dalam strategi dakwah Rasulullah yang
dilakukan dikota mekkah diantaranya:
1) berdakwah secara sembunyi-sembunyi,
2) Dakwah ini dilakukan terang-terang oleh Rasulullah saat
berada di Mekkah,
3) tahapan yang terakhir yaitu dilakukan diluar kota Mekkah
dalam penyebarannya, yang dimulai dari tahun kesepuluh dari
nubuwah hingga hijrah ke kota Madinah.
10. Konsep yang digunakan Rasulullah SAW
Dalam Berdakwah
1. Lemah lembut
2. Tidak Takut
3. Sabar
11. Strategi Dakwah Rasulullah Di Kota Madinah
ada tiga tahapan yaitu, menanamkan dasar-dasar
dengan cara memantapkan dakwah Islam (adanya
cobaan dari dalam serangan maupun musuh dari luar),
berdamai dengan musuh utama, berdakwah kepada raja-
raja dan menyepakati sejumlah perjanjian, serta
menerima kedatangan sejumlah utusan dan manusia
yang berbondong-bondong ingin masuk agama Allah
yaitu agama Islam.
Dalam strategi dakwah di Madinah ini merupakan
perjuangan dakwah Nabi Muhammad SAW, dalam
pembentukan ajaran-ajaran islam yang warganya terdapat non
muslim namun strategi dakwah Rasulullah pada periode
Madinah adalah menyiarkan Islam ke sejumlah wilayah yang
ada di Madinah. Nabi Muhammad diterima oleh umat Islam
masyarakat madinah, oleh karena itu Nabi Muhammad SAW
melakukan penyebaran dakwah dengan baik dan adanya
dukungan dan sambutan dari kaum anshar.