Dokumen tersebut membahas parameter-parameter penelitian yang digunakan untuk menilai reproduksi ikan, seperti Indeks Gonado Somatik (GSI), Indeks Hepatosomatik (HSI), persentase induk ikan yang matang secara gonad, kadar glukosa darah, tingkat kematangan gonad, histologi gonad, diameter dan fekunditas telur, keberhasilan dan lama waktu ovulasi, jumlah telur yang dipijah, derajat pembuahan, dan derajat penetasan.
2. Reproduksi (maturasi)
Gonado Somatik Indeks (GSI)
Nilai GSI merupakan nilai yang mengambarkan secara kuantitatif
perubahan gonad pada saat terjadi perkembangan gonad dalam
proses reproduksi dan akan mencapai nilai maksimum pada saat
akan terjadi pemijahan (Effendie 1997).
3. Hepatosomatik Indeks (HSI)
Nilai Hepatosomatik Indeks merupakan nilai kuantitatif yang dapat
menggambarkan pertambahan bobot hati seiring dengan
perkembangan gonad dan peningkatan GSI.
4. Prosentase induk Matang Gonad
(Bunting)
PIM adalah suatu nilai yang menggambarkan seberapa
banyak induk ikan yang telah matang gonad yang di
nyatakan dalam satuan persentase
5. Kadar Glukosa dalam darah
Cara pengukuran menggunakan metode dari
Wedemeyer dan. Yasutake. ( 1977)
6. Tingkat Kematangan Gonad (TKG)
TKG adalah suatu tingkatan berupa angka yang menandakan
kondisi perkembangan kematangan gonad dilihat dari kondisi oosit
nya
7. TKG Ikan Hermaprodit
Menurut Devados (1969) dalam Effendie (1979), ciri-ciri gonad immature (ovari
berwarna pucat, telur kecil transparan dan inti jelas), maturing (ovari berwarna
putih susu sampai kuning dan keadaan telur dalam ukuran sedang dan masih
terdapat inti telur), dan mature (ovari kemerah-merahan, keadaan telur
berukuran besar dan berwarna kuning, serta telur terisi penuh dengan kuning
telur).
9. Formula larutan Bouin adalah:
Larutan asam pikrat jenuh ..........75 ml
Formalin (40% formaldehida)...... 25 ml
Bila akan digunakan, tambahkan "
asam asetat glasial" .................... 5 ml
larutan BNDF (Neutral Buffered
Formalin)
Formalin ................10 ml
Acid sodium phosphate monohydrate
......0,40 gr
Anhydrous disodium
phosphate……0,65 gr
Akuades .........100 ml
10. Diameter dan Fekunditas Telur Ikan
Diameter telur diukur dengan mikroskop mikrometer dengan
perbesaran empat puluh kali. Hasil pengukuran menggunakan lensa
okuler (μm) dikalibrasi dengan lensa objektif (dibagi 1000) untuk
mengetahui diameter telur dalam satuan mm. Kemudian, dikalikan
dengan pembesaran empat puluh kali, maka didapatkan hasil
diameter telur belut sawah sebenarnya dalam satuan mm.
Fekunditas telur ikan menurut Effendie (1979) menjelaskan
fekunditas telur dapat diukur dengan cara perhitungan langsung
jumlah telur yang ada dalam gonad.
Larutan sera yang terbuat dari larutan alkohol 99%, larutan
formaldehid 40% dan larutan asam asetat 100 % dengan
perbandingan 6 : 3: 1 (Nurmadi 2005).
2. Coba cari larutan anti koagulan dan teknik pengambilan darah ikan?
11.
12. Keberhasilan dan Lama Waktu Ovulasi
Setelah ikan diberikan perlakuan (dengan
disuntik) sesuai dengan dosisnya
kemudian diamati hasilnya yakni ikan berhasil
berovulasi atau tidak. Jika ikan berovulasi maka
dilakukan juga pencatatan terhadap lamanya
waktu ikan tersebut berovulasi setelah ikan
tersebut disuntik.
Pengamatan terhadap berhasil tidaknya ikan
berovulasi dimulai pada enam jam pasca
penyuntikan dilakukan
13. Jumlah Telur yang Diovulasikan (Spawned Eggs)
Pengamatan adanya telur dilakukan pada dasar bak fiber setelah 6
jam penyuntikan. Pengamatan dilanjut setiap 30 menit. Dilakukan
stripping/ pengurutan telur pada induk yang tidak memijah setelah 6
jam
Derajat Pembuahan
Derajat pembuahan ditentukan dari jumlah telur yang dibuahi dibagi
dengan jumlah total telur dan dinyatakan dalam persen. Derajat
pembuahan dapat dihitung dengan menggunakan rumus Effendie
1997
14. Derajat Penetasan
Derajat penetasan ditentukan dari jumlah telur yang menetas dibagi
dengan total telur yang dibuahi dan dinyatakan dalam persen.
Derajat penetasan dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :