SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
ETIKA PROFESI HAKIM
PUTRA YUDHA PURNAMA (2274201009)
IQBAL LUQI ANDREANO (2274201005)
PENDAHULUAN
Etika adalah kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan
akhlak mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat.
Perilaku adalah tanggapan atas reaksi individu yang terwujud dalam
gerakan (sikap) dan ucapan sesuai dengan apa yang dianggap pantas
oleh kaidah-kaidah hukum yang berlaku.
Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan berkaitan dengan keahlian
khusus dalam bidang pekerjaannya.
Profesional adalah orang yang memiliki keahlian yang didasarkan
pada disiplin ilmu tertentu dimana dalam menjalankan profesinya
sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan yang dikuasainya.
Etika Profesi adalah seperangkat nilai-nilai, prinsip, dan norma-
norma moral yang mengatur perilaku dan tindakan individu dalam
konteks profesinya. Juga disebut sebagai panduan moral yang
membantu para profesional dalam mengambil keputusan yang tepat,
bertanggung jawab, dan etis dalam melaksanakan tugas-tugas
mereka.
2
Etika Profesi mencakup berbagai aspek, meliputi :
1) Kode Etik, yaitu menjelaskan nilai-nilai yang diharapkan dari para profesional dan menjelaskan standar perilaku yang diharapkan dari
mereka.
2) Kepercayaan Publik, yaitu profesional harus bertanggung jawab untuk memelihara reputasi dan integritas profesi mereka dengan
menjalankan tugas-tugas mereka dengan kejujuran, kecerdasan, dan keahlian yang diperlukan.
3) Kepentingan Klien, yaitu para profesional harus memberikan prioritas kepada kepentingan klien serta harus menjaga kerahasiaan
menjunjung tinggi privasi, dan melaksanakan kewajiban dengan sebaik-baiknya
4) Integritas dan Profesionalisme, yaitu para profesional harus berperilaku secara jujur, adil, dan konsisten dengan nilai-nilai moral dan standar
etika yang diterima dalam profesinya. Mereka juga harus berkomitmen untuk meningkatkan dan mengembangkan keahlian profesional
mereka secara terus-menerus.
5) Tanggung Jawab Sosial, yaitu para profesional diharapkan mempertimbangkan dampak sosial, lingkungan, dan kesejahteraan umum dalam
pengambilan keputusan mereka.
3
4
Pengertian Hakim
 Menurut pasal 1 butir 5 UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Hakim adalah
hakim pada Mahkamah Agung dan hakim pada badan peradilan yang berada di bawahnya dalam
lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer,
lingkungan peradilan tata usaha negara, dan hakim pada pengadilan khusus yang berada dalam
lingkungan peradilan tersebut.
 Menurut pasal 1 ayat 8 KUHAP disebutkan, Hakim adalah pejabat pengadilan negara yang diberi
wewenang oleh undang-undang untuk mengadili.
 Melaksanakan tugas kekuasaan kehakiman di daerah hukumnya dan tugas lain yang menjadi
tanggung jawabnya.
 Menerima, memeriksa, dan memutus suatu perkara berdasarkan asas bebas, jujur, dan tidak
memihak pada sidang pengadilan dalam hal menurut cara yang diatur dalam undang-undang.
 Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, susunan majelis hakim sekurang-kurangnya terdiri
dari 3 orang hakim, yaitu seorang Hakim Ketua dan dua orang Hakim Anggota, dan dibantu oleh
seorang Panitera.
5
TUGAS DAN WEWENANG HAKIM
6
Kode etik profesi Hakim merupakan pedoman bagi Hakim Indonesia dalam menjalankan tugas profesinya
untuk mewujudkan keadilan dan kebenaran dalam pergaulan sebagai anggota masyarakat yang harus dapat
memberikan contoh dan teladan dalam kepatuhan serta ketaatan kepada hukum.
Berdasarkan wewenang dan tugasnya sebagai pelaku utama fungsi pengadilan, sikap hakim dilambangkan
dalam kartika, cakra, candra, sari, dan tirta. Hal tersebut merupakan cerminan perilaku hakim yang harus
senantiasa diimplementasikan dan direalisasikan oleh semua hakim.
Hal yang melandasi prinsip kode etik Hakim adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, dimana pengamalan
tingkah laku sesuai agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
Hal tersebut secara tidak langsung menegaskan bahwa, kewajiban menegakkan keadilan tidak hanya
dipertanggungjawabkan kepada sesama manusia, tetapi juga kepada Tuhan Yang Maha Esa.
KODE ETIK PROFESI HAKIM
Berdasarkan Pasal 4 Peraturan Bersama MA dan KY, kewajiban dan larangan bagi hakim dijabarkan dari 10
prinsip kode etik. Berikut adalah penjelasan masing-masing kode etik hakim berdasarkan Kode Etik dan
Pedoman Perilaku Hakim
1. Berperilaku adil
Adil artinya menempatkan sesuatu pada tempatnya dan memberikan yang menjadi haknya, yang
didasari prinsip semua orang memiliki kedudukan sama di depan hukum. Dengan demikian, tuntutan
yang paling mendasar dari keadilan adalah memberikan perlakuan dan memberi kesempatan yang
sama (equality and fairness) terhadap setiap orang. Sebagai contoh, hakim wajib melaksanakan tugas
hukumnya dengan menghormati asas praduga tak bersalah, tanpa mengharapkan imbalan.
7
POKOK-POKOK KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU
HAKIM
2. Berperilaku jujur
Hakim harus berperilaku jujur dan menghindari perbuatan
tercela. Hakim harus memastikan bahwa sikap, tingkah laku
dan tindakannya di dalam maupun di luar pengadilan selalu
menjaga dan meningkatkan kepercayaan masyarakat,
penegak hukum lain serta para pihak berperkara, sehingga
tercermin sikap ketidakberpihakan hakim dan lembaga
peradilan.
Terkait dengan perilaku jujur, hakim tidak boleh meminta
atau menerima, dan harus mencegah suami atau istri hakim,
orang tua, anak atau anggota keluarga hakim lainnya, untuk
meminta atau menerima janji, hadiah, hibah, warisan,
pemberian, penghargaan dan pinjaman atau fasilitas dari
advokat, penuntut, orang yang sedang diadili, dan
sebagainya.
3. Berperilaku arif dan bijaksana
Arif dan bijaksana berarti mampu bertindak sesuai dengan
norma-norma yang hidup dalam masyarakat. Pada dasarnya,
hakim wajib menghindari tindakan tercela. Hakim, dalam
hubungan pribadinya dengan anggota profesi hukum lain
yang beracara di pengadilan, wajib menghindari situasi yang
dapat menimbulkan kecurigaan atau sikap keberpihakan.
Sebagai contoh, hakim tidak boleh memberi keterangan,
pendapat, kritik atau pembenaran secara terbuka atas perkara
atau putusan pengadilan yang belum maupun
sudah inkracht dalam kondisi apapun.Hakim dalam
menjalankan tugas yudisialnya juga wajib terbebas dari
pengaruh keluarga dan pihak ketiga.
8
4. Bersikap mandiri
Hakim harus menjalankan fungsi peradilan secara mandiri,
bebas dari pengaruh, tekanan, ancaman atau bujukan, baik
yang bersifat langsung maupun tidak langsung dari pihak
manapun.
5. Berintegritas tinggi
Integritas bermakna sikap dan kepribadian yang utuh,
berwibawa, jujur dan tidak tergoyahkan. Salah satu
penerapannya, hakim tidak boleh mengadili perkara jika
memiliki konflik kepentingan seperti hubungan pribadi,
kekeluargaan, atau hubungan lain dan patut diduga
mengandung konflik kepentingan. Hakim juga wajib bersikap
terbuka dan memberikan informasi mengenai kepentingan
pribadi yang menunjukkan tidak adanya konflik kepentingan
dalam menangani suatu perkara.
6. Bertanggung jawab
Bertanggungjawab bermakna kesediaan untuk
melaksanakan sebaik-baiknya segala sesuatu yang menjadi
wewenang dan tugasnya, serta memiliki keberanian untuk
menanggung segala akibat atas pelaksanaan wewenang dan
tugas tersebut. Contoh penerapannya, hakim dilarang
menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan pribadi,
keluarga atau pihak lain.
7. Menjunjung tinggi harga diri
Hakim harus menjaga kewibawaan serta martabat lembaga
peradilan dan profesi baik di dalam maupun di luar
pengadilan.
9
8. Berdisiplin tinggi
Hakim berkewajiban mengetahui dan melaksanakan tugas
pokok sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, khususnya hukum acara, agar dapat menerapkan
hukum secara benar dan memenuhi rasa keadilan bagi
pencari keadilan.Hakim harus menghormati hak para pihak
dalam proses peradilan dan berusaha mewujudkan
pemeriksaan perkara sederhana, cepat dan biaya ringan.
9. Berperilaku rendah hati
Hakim harus melaksanakan pekerjaan sebagai sebuah
pengabdian yang tulus, karena pekerjaan hakim bukan
semata-mata sebagai mata pencaharian untuk mendapat
penghasilan materi, melainkan amanat yang
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dan Tuhan Yang
Maha Esa.
10. Bersikap profesional
Hakim wajib mengutamakan tugas yudisialnya di atas
kegiatan yang lain secara profesional. Hakim wajib
menghindari terjadinya kekeliruan dalam membuat
keputusan, mengabaikan fakta yang dapat menjerat terdakwa
atau para pihak, atau dengan sengaja membuat pertimbangan
yang menguntungkan terdakwa atau para pihak.
10
Adapun jenis dugaan pelanggaran kode etik dan pedoman perilaku Hakim dapat dikelompokkan
menjadi 3, yaitu:
a) Perilaku kedinasan. Perilaku kedinasan dapat meliputi perilaku hakim dalam melaksanakan tugasnya atau dalam persidangan, apakah
telah sesuai dengan kode etik/ perilaku hakim, hukum acara dan peraturan perndang-undangan?
b) Perilaku penyimpangan dalam membuat putusan.
c) Putusan seharusnya mencerminkan fakta yang terungkap dalam persidangan, beberapa modus dugaan pelanggaran/ penyimpangan
dalam putusan misalnya terdapat rekayasa, pemutarbalikan, mengubah dan/ atau menghilangkan fakta maupun alat bukti yang
terungkap dalam persidangan. Perilaku murni adalah dugaan penyimpangan perilaku hakim, baik di dalam atau di luar kedinasan,
misalnya meliputi dugaan pemerasan, pungutan liar/ biaya tidak resmi, penyuapan, selingkuh, penyalahgunaan narkotika, perilaku
yang bertentangan dengan norma masyarakat/agama, dan lain- lain.
11
Pengawasan Hakim
Salah satu kewenangan Komisi Yudisial adalah menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta
perilaku hakim. Hal ini telah ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial. Dalam rangka melaksanakan kewenangan tersebut, Komisi Yudisial
mempunyai tugas:
1. Melakukan pemantauan dan pengawasan perilaku hakim;
2. Menerima laporan dari masyarakat berkaitan dengan pelanggaran kode etik dan/ atau Pedoman Perilaku Hakim.
3. Melakukan verifikasi, klarifikasi, dan investigasi terhadap laporan dugaan pelanggaran kode atik dan/ atau Pedoman Perilaku Hakim.
4. Memutuskan benar atau tidaknya laporan dugaan pelanggaran kode etik dan/ atau Pedoman Perilaku Hakim; dan
5. Mengambil langkah hukum dan/ atau langkah lain terhadap orang perseorangan, kelompok orang, atau badan hukum yang merendahkan
kehormatan dan keluhuran martabat hakim.
12
Tata Cara Laporan
Masyarakat dapat berpartisipasi dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta
perilaku hakim dengan melaporkan dugaan pelanggaran kode etik dan Pedoman Perilaku Hakim ke Komisi Yudisial.
Persyaratan dan tata cara laporan sebagai berikut:
1. Laporan ditulis dalam Bahasa Indonesia dan ditujukan kepada ketua Komisi Yudisial
2. Menyebutkan dan melampirkan identitas pelapor atau kuasa pelapor;
3. Menyebutkan identitas terlapor;
4. Menguraikan jenis dan/atau modus dugaan pelanggaran kode etik dan Pedoman Perilaku Hakim;
5. Melampirkan bukti pendukung laporan (putusan, penetapan, rekaman, dan seterusnya);
6. Surat kuasa khussu untuk melapor ke Komisi Yudisial dalam hal pelapor bertindak untuk dan atas nama seseorang.
13
14

More Related Content

Similar to EtikaProfesi-Hakim-Tugas.pptx

Bab 6. sis. hukum & perad. nas
Bab 6. sis. hukum & perad. nas Bab 6. sis. hukum & perad. nas
Bab 6. sis. hukum & perad. nas
Pyo Jihoon
 
peranlembagapenegakhukumdalammenjaminkeadilandan-170907104145.pdf
peranlembagapenegakhukumdalammenjaminkeadilandan-170907104145.pdfperanlembagapenegakhukumdalammenjaminkeadilandan-170907104145.pdf
peranlembagapenegakhukumdalammenjaminkeadilandan-170907104145.pdf
IgedeAditya2
 
Kel 4 - ppt - Pendidikan Kewarganegaraan.pptx
Kel 4 - ppt - Pendidikan Kewarganegaraan.pptxKel 4 - ppt - Pendidikan Kewarganegaraan.pptx
Kel 4 - ppt - Pendidikan Kewarganegaraan.pptx
DataWaruwu
 

Similar to EtikaProfesi-Hakim-Tugas.pptx (20)

Materi-11-Kode-Etik-Advokat.pptx
Materi-11-Kode-Etik-Advokat.pptxMateri-11-Kode-Etik-Advokat.pptx
Materi-11-Kode-Etik-Advokat.pptx
 
1, be & gg, charviano hardika, hapzi ali, concepts and theories of busine...
1, be & gg, charviano hardika, hapzi ali, concepts and theories of busine...1, be & gg, charviano hardika, hapzi ali, concepts and theories of busine...
1, be & gg, charviano hardika, hapzi ali, concepts and theories of busine...
 
Bab 6. sis. hukum & perad. nas
Bab 6. sis. hukum & perad. nas Bab 6. sis. hukum & perad. nas
Bab 6. sis. hukum & perad. nas
 
2, BE & GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business, Concepts and T...
2, BE & GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business, Concepts and T...2, BE & GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business, Concepts and T...
2, BE & GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business, Concepts and T...
 
1, be & gg, andreas fabian pramuditya, hapzi ali, introduction to be &amp...
1, be & gg, andreas fabian pramuditya, hapzi ali, introduction to be &amp...1, be & gg, andreas fabian pramuditya, hapzi ali, introduction to be &amp...
1, be & gg, andreas fabian pramuditya, hapzi ali, introduction to be &amp...
 
1, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Concepts and Theories o...
1, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Concepts and Theories o...1, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Concepts and Theories o...
1, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Concepts and Theories o...
 
Makalah Etika Profesi Advokat
Makalah Etika Profesi AdvokatMakalah Etika Profesi Advokat
Makalah Etika Profesi Advokat
 
peranlembagapenegakhukumdalammenjaminkeadilandan-170907104145.pdf
peranlembagapenegakhukumdalammenjaminkeadilandan-170907104145.pdfperanlembagapenegakhukumdalammenjaminkeadilandan-170907104145.pdf
peranlembagapenegakhukumdalammenjaminkeadilandan-170907104145.pdf
 
Peran Lembaga Penegak Hukum dalam Menjamin Keadilan
Peran Lembaga Penegak Hukum dalam Menjamin KeadilanPeran Lembaga Penegak Hukum dalam Menjamin Keadilan
Peran Lembaga Penegak Hukum dalam Menjamin Keadilan
 
Bab vii
Bab viiBab vii
Bab vii
 
Sistem Hukum di Indonesia.ppt
Sistem Hukum di Indonesia.pptSistem Hukum di Indonesia.ppt
Sistem Hukum di Indonesia.ppt
 
KEBUNTUAN DARI PENDEKATAN LEGALITAS FORMAL MENUJU PENDEKATAN INTERDISIPLINER
KEBUNTUAN DARI PENDEKATAN LEGALITAS FORMAL MENUJU PENDEKATAN INTERDISIPLINERKEBUNTUAN DARI PENDEKATAN LEGALITAS FORMAL MENUJU PENDEKATAN INTERDISIPLINER
KEBUNTUAN DARI PENDEKATAN LEGALITAS FORMAL MENUJU PENDEKATAN INTERDISIPLINER
 
peran-lembaga-penegak-hukum-dalam-menjamin-keadilan-dan-kedamaian.pptx
peran-lembaga-penegak-hukum-dalam-menjamin-keadilan-dan-kedamaian.pptxperan-lembaga-penegak-hukum-dalam-menjamin-keadilan-dan-kedamaian.pptx
peran-lembaga-penegak-hukum-dalam-menjamin-keadilan-dan-kedamaian.pptx
 
Aspek hukum dalam praktek kebidanan
Aspek hukum dalam praktek kebidananAspek hukum dalam praktek kebidanan
Aspek hukum dalam praktek kebidanan
 
Aspek hukum dalam praktek kebidanan
Aspek hukum dalam praktek kebidananAspek hukum dalam praktek kebidanan
Aspek hukum dalam praktek kebidanan
 
1. PRINSIP ETIKA DAN MORALITAS DALAM PELAYANAN KEBIDANAN (P 2).ppt
1. PRINSIP ETIKA DAN MORALITAS DALAM PELAYANAN KEBIDANAN (P 2).ppt1. PRINSIP ETIKA DAN MORALITAS DALAM PELAYANAN KEBIDANAN (P 2).ppt
1. PRINSIP ETIKA DAN MORALITAS DALAM PELAYANAN KEBIDANAN (P 2).ppt
 
BE & GG, Ivan Setiawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Ethics & Conflict Interest....
BE & GG, Ivan Setiawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Ethics & Conflict Interest....BE & GG, Ivan Setiawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Ethics & Conflict Interest....
BE & GG, Ivan Setiawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Ethics & Conflict Interest....
 
Liabiliti atau Kod etika Peguambela dan Peguamcara
Liabiliti atau Kod etika Peguambela dan PeguamcaraLiabiliti atau Kod etika Peguambela dan Peguamcara
Liabiliti atau Kod etika Peguambela dan Peguamcara
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Kel 4 - ppt - Pendidikan Kewarganegaraan.pptx
Kel 4 - ppt - Pendidikan Kewarganegaraan.pptxKel 4 - ppt - Pendidikan Kewarganegaraan.pptx
Kel 4 - ppt - Pendidikan Kewarganegaraan.pptx
 

Recently uploaded

UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
Sumardi Arahbani
 

Recently uploaded (10)

1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
 
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahamateri hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
 
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
 
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxpdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptx
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
 

EtikaProfesi-Hakim-Tugas.pptx

  • 1. ETIKA PROFESI HAKIM PUTRA YUDHA PURNAMA (2274201009) IQBAL LUQI ANDREANO (2274201005)
  • 2. PENDAHULUAN Etika adalah kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Perilaku adalah tanggapan atas reaksi individu yang terwujud dalam gerakan (sikap) dan ucapan sesuai dengan apa yang dianggap pantas oleh kaidah-kaidah hukum yang berlaku. Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan berkaitan dengan keahlian khusus dalam bidang pekerjaannya. Profesional adalah orang yang memiliki keahlian yang didasarkan pada disiplin ilmu tertentu dimana dalam menjalankan profesinya sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan yang dikuasainya. Etika Profesi adalah seperangkat nilai-nilai, prinsip, dan norma- norma moral yang mengatur perilaku dan tindakan individu dalam konteks profesinya. Juga disebut sebagai panduan moral yang membantu para profesional dalam mengambil keputusan yang tepat, bertanggung jawab, dan etis dalam melaksanakan tugas-tugas mereka. 2
  • 3. Etika Profesi mencakup berbagai aspek, meliputi : 1) Kode Etik, yaitu menjelaskan nilai-nilai yang diharapkan dari para profesional dan menjelaskan standar perilaku yang diharapkan dari mereka. 2) Kepercayaan Publik, yaitu profesional harus bertanggung jawab untuk memelihara reputasi dan integritas profesi mereka dengan menjalankan tugas-tugas mereka dengan kejujuran, kecerdasan, dan keahlian yang diperlukan. 3) Kepentingan Klien, yaitu para profesional harus memberikan prioritas kepada kepentingan klien serta harus menjaga kerahasiaan menjunjung tinggi privasi, dan melaksanakan kewajiban dengan sebaik-baiknya 4) Integritas dan Profesionalisme, yaitu para profesional harus berperilaku secara jujur, adil, dan konsisten dengan nilai-nilai moral dan standar etika yang diterima dalam profesinya. Mereka juga harus berkomitmen untuk meningkatkan dan mengembangkan keahlian profesional mereka secara terus-menerus. 5) Tanggung Jawab Sosial, yaitu para profesional diharapkan mempertimbangkan dampak sosial, lingkungan, dan kesejahteraan umum dalam pengambilan keputusan mereka. 3
  • 4. 4 Pengertian Hakim  Menurut pasal 1 butir 5 UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Hakim adalah hakim pada Mahkamah Agung dan hakim pada badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan hakim pada pengadilan khusus yang berada dalam lingkungan peradilan tersebut.  Menurut pasal 1 ayat 8 KUHAP disebutkan, Hakim adalah pejabat pengadilan negara yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk mengadili.
  • 5.  Melaksanakan tugas kekuasaan kehakiman di daerah hukumnya dan tugas lain yang menjadi tanggung jawabnya.  Menerima, memeriksa, dan memutus suatu perkara berdasarkan asas bebas, jujur, dan tidak memihak pada sidang pengadilan dalam hal menurut cara yang diatur dalam undang-undang.  Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, susunan majelis hakim sekurang-kurangnya terdiri dari 3 orang hakim, yaitu seorang Hakim Ketua dan dua orang Hakim Anggota, dan dibantu oleh seorang Panitera. 5 TUGAS DAN WEWENANG HAKIM
  • 6. 6 Kode etik profesi Hakim merupakan pedoman bagi Hakim Indonesia dalam menjalankan tugas profesinya untuk mewujudkan keadilan dan kebenaran dalam pergaulan sebagai anggota masyarakat yang harus dapat memberikan contoh dan teladan dalam kepatuhan serta ketaatan kepada hukum. Berdasarkan wewenang dan tugasnya sebagai pelaku utama fungsi pengadilan, sikap hakim dilambangkan dalam kartika, cakra, candra, sari, dan tirta. Hal tersebut merupakan cerminan perilaku hakim yang harus senantiasa diimplementasikan dan direalisasikan oleh semua hakim. Hal yang melandasi prinsip kode etik Hakim adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, dimana pengamalan tingkah laku sesuai agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Hal tersebut secara tidak langsung menegaskan bahwa, kewajiban menegakkan keadilan tidak hanya dipertanggungjawabkan kepada sesama manusia, tetapi juga kepada Tuhan Yang Maha Esa. KODE ETIK PROFESI HAKIM
  • 7. Berdasarkan Pasal 4 Peraturan Bersama MA dan KY, kewajiban dan larangan bagi hakim dijabarkan dari 10 prinsip kode etik. Berikut adalah penjelasan masing-masing kode etik hakim berdasarkan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim 1. Berperilaku adil Adil artinya menempatkan sesuatu pada tempatnya dan memberikan yang menjadi haknya, yang didasari prinsip semua orang memiliki kedudukan sama di depan hukum. Dengan demikian, tuntutan yang paling mendasar dari keadilan adalah memberikan perlakuan dan memberi kesempatan yang sama (equality and fairness) terhadap setiap orang. Sebagai contoh, hakim wajib melaksanakan tugas hukumnya dengan menghormati asas praduga tak bersalah, tanpa mengharapkan imbalan. 7 POKOK-POKOK KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU HAKIM
  • 8. 2. Berperilaku jujur Hakim harus berperilaku jujur dan menghindari perbuatan tercela. Hakim harus memastikan bahwa sikap, tingkah laku dan tindakannya di dalam maupun di luar pengadilan selalu menjaga dan meningkatkan kepercayaan masyarakat, penegak hukum lain serta para pihak berperkara, sehingga tercermin sikap ketidakberpihakan hakim dan lembaga peradilan. Terkait dengan perilaku jujur, hakim tidak boleh meminta atau menerima, dan harus mencegah suami atau istri hakim, orang tua, anak atau anggota keluarga hakim lainnya, untuk meminta atau menerima janji, hadiah, hibah, warisan, pemberian, penghargaan dan pinjaman atau fasilitas dari advokat, penuntut, orang yang sedang diadili, dan sebagainya. 3. Berperilaku arif dan bijaksana Arif dan bijaksana berarti mampu bertindak sesuai dengan norma-norma yang hidup dalam masyarakat. Pada dasarnya, hakim wajib menghindari tindakan tercela. Hakim, dalam hubungan pribadinya dengan anggota profesi hukum lain yang beracara di pengadilan, wajib menghindari situasi yang dapat menimbulkan kecurigaan atau sikap keberpihakan. Sebagai contoh, hakim tidak boleh memberi keterangan, pendapat, kritik atau pembenaran secara terbuka atas perkara atau putusan pengadilan yang belum maupun sudah inkracht dalam kondisi apapun.Hakim dalam menjalankan tugas yudisialnya juga wajib terbebas dari pengaruh keluarga dan pihak ketiga. 8
  • 9. 4. Bersikap mandiri Hakim harus menjalankan fungsi peradilan secara mandiri, bebas dari pengaruh, tekanan, ancaman atau bujukan, baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung dari pihak manapun. 5. Berintegritas tinggi Integritas bermakna sikap dan kepribadian yang utuh, berwibawa, jujur dan tidak tergoyahkan. Salah satu penerapannya, hakim tidak boleh mengadili perkara jika memiliki konflik kepentingan seperti hubungan pribadi, kekeluargaan, atau hubungan lain dan patut diduga mengandung konflik kepentingan. Hakim juga wajib bersikap terbuka dan memberikan informasi mengenai kepentingan pribadi yang menunjukkan tidak adanya konflik kepentingan dalam menangani suatu perkara. 6. Bertanggung jawab Bertanggungjawab bermakna kesediaan untuk melaksanakan sebaik-baiknya segala sesuatu yang menjadi wewenang dan tugasnya, serta memiliki keberanian untuk menanggung segala akibat atas pelaksanaan wewenang dan tugas tersebut. Contoh penerapannya, hakim dilarang menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan pribadi, keluarga atau pihak lain. 7. Menjunjung tinggi harga diri Hakim harus menjaga kewibawaan serta martabat lembaga peradilan dan profesi baik di dalam maupun di luar pengadilan. 9
  • 10. 8. Berdisiplin tinggi Hakim berkewajiban mengetahui dan melaksanakan tugas pokok sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, khususnya hukum acara, agar dapat menerapkan hukum secara benar dan memenuhi rasa keadilan bagi pencari keadilan.Hakim harus menghormati hak para pihak dalam proses peradilan dan berusaha mewujudkan pemeriksaan perkara sederhana, cepat dan biaya ringan. 9. Berperilaku rendah hati Hakim harus melaksanakan pekerjaan sebagai sebuah pengabdian yang tulus, karena pekerjaan hakim bukan semata-mata sebagai mata pencaharian untuk mendapat penghasilan materi, melainkan amanat yang dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dan Tuhan Yang Maha Esa. 10. Bersikap profesional Hakim wajib mengutamakan tugas yudisialnya di atas kegiatan yang lain secara profesional. Hakim wajib menghindari terjadinya kekeliruan dalam membuat keputusan, mengabaikan fakta yang dapat menjerat terdakwa atau para pihak, atau dengan sengaja membuat pertimbangan yang menguntungkan terdakwa atau para pihak. 10
  • 11. Adapun jenis dugaan pelanggaran kode etik dan pedoman perilaku Hakim dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu: a) Perilaku kedinasan. Perilaku kedinasan dapat meliputi perilaku hakim dalam melaksanakan tugasnya atau dalam persidangan, apakah telah sesuai dengan kode etik/ perilaku hakim, hukum acara dan peraturan perndang-undangan? b) Perilaku penyimpangan dalam membuat putusan. c) Putusan seharusnya mencerminkan fakta yang terungkap dalam persidangan, beberapa modus dugaan pelanggaran/ penyimpangan dalam putusan misalnya terdapat rekayasa, pemutarbalikan, mengubah dan/ atau menghilangkan fakta maupun alat bukti yang terungkap dalam persidangan. Perilaku murni adalah dugaan penyimpangan perilaku hakim, baik di dalam atau di luar kedinasan, misalnya meliputi dugaan pemerasan, pungutan liar/ biaya tidak resmi, penyuapan, selingkuh, penyalahgunaan narkotika, perilaku yang bertentangan dengan norma masyarakat/agama, dan lain- lain. 11
  • 12. Pengawasan Hakim Salah satu kewenangan Komisi Yudisial adalah menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim. Hal ini telah ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial. Dalam rangka melaksanakan kewenangan tersebut, Komisi Yudisial mempunyai tugas: 1. Melakukan pemantauan dan pengawasan perilaku hakim; 2. Menerima laporan dari masyarakat berkaitan dengan pelanggaran kode etik dan/ atau Pedoman Perilaku Hakim. 3. Melakukan verifikasi, klarifikasi, dan investigasi terhadap laporan dugaan pelanggaran kode atik dan/ atau Pedoman Perilaku Hakim. 4. Memutuskan benar atau tidaknya laporan dugaan pelanggaran kode etik dan/ atau Pedoman Perilaku Hakim; dan 5. Mengambil langkah hukum dan/ atau langkah lain terhadap orang perseorangan, kelompok orang, atau badan hukum yang merendahkan kehormatan dan keluhuran martabat hakim. 12
  • 13. Tata Cara Laporan Masyarakat dapat berpartisipasi dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim dengan melaporkan dugaan pelanggaran kode etik dan Pedoman Perilaku Hakim ke Komisi Yudisial. Persyaratan dan tata cara laporan sebagai berikut: 1. Laporan ditulis dalam Bahasa Indonesia dan ditujukan kepada ketua Komisi Yudisial 2. Menyebutkan dan melampirkan identitas pelapor atau kuasa pelapor; 3. Menyebutkan identitas terlapor; 4. Menguraikan jenis dan/atau modus dugaan pelanggaran kode etik dan Pedoman Perilaku Hakim; 5. Melampirkan bukti pendukung laporan (putusan, penetapan, rekaman, dan seterusnya); 6. Surat kuasa khussu untuk melapor ke Komisi Yudisial dalam hal pelapor bertindak untuk dan atas nama seseorang. 13
  • 14. 14