Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
PPT BIJI KAKAO.pptx
1. UJI EFEKTIVITAS SEDATIF SUSPENSI
EKSTRAK BIJI COKLAT (Theobroma cacao L.) PADA MENCIT
PUTIH JANTAN DENGAN METODE ROTAROD
Proposal Skripsi
Disusun Oleh :
CASIDI
2. 1.1 Latar Belakang
Depresi merupakan penyakit psikologi yang sering terjadi pada manusia dan
disertai oleh beberapa gejala biologis dan emosional mencakup perasaan
sengsara, tidak acuh, pesimis, rendah diri, perasaan bersalah, perasaan tidak puas,
cemas, tidak dapat memutuskan, dan kehilangan motivasi. Depresi diprediksi
menjadi penyakit prevalensi kedua pada tahun 2020 (Sulistyorini dan Sabariman,
2016).
Sejarah coklat (Theobroma cacao) dapat dikonsumsi berasal dari suku Aztec dan
Incan yang sering mengkonsumsi. Coklat masuk ke Indonesia sejak zaman Belanda
sehingga pada zaman modern ini coklat sering menjadi minuman kegemaran
masyarakat Indonesia karena memiliki beberapa kegunaan dalam tubuh, salah
satunya sebagai antidepresan atau dapat mengurangi stress. Coklat dapat
meningkatkan hormon dopamin dan serotonin sehingga dapat memperbaiki mood
atau suasana hati (Scholey, 2013). Selain itu coklat memiliki senyawa aktif polifenol
dan flavonoid yang berfungsi menurunkan tekanan darah dan meningkatkan
fungsi neuropsikologis (Pase, 2013).
3. 1.1 Latar Belakang
Berdasarkan hasil dua penelitian baru dari Loma Linda University di California.
Penemuan ini dipresentasikan pekan ini pada pertemuan tahunan Experimental
Biology 2018 di San Diego, dan menunjukkan bahwa makan cokelat pahit dengan
konsentrasi kakao tinggi (setidaknya 70 persen) juga memiliki efek positif pada
peradangan, mood, memori, dan kekebalan.
Berdasarkan hasil penelitian Khanifah F, dkk yang terbit pada jurnal Wiyata tahun
2021 STIKES Insan Cendekia Medika Jombang menyimpulkan bahwa ekstrak etanol
biji coklat dosis 0,392mg/20gBB memiliki efek antidepresan. Bedasarkan Beberapa
fakta dan latar belakang tersebut mendorong peneliti untuk melakukan penelitian
tentang “Uji Efektivitas Sedatif Suspensi Ekstrak Biji Coklat (Theobroma Cacao L.)
Pada Mencit Putih Jantan Dengan Metode Rotarod”.
4. 1.2 Pembatasan Masalah
Uji Efektivitas Sedatif Suspensi Ekstrak Biji Coklat (Theobroma Cacao L.) pada
mencit putih jantan dengan dosis 0,4 mg/20 g BB, 0,8 mg/20 g BB dan 1,6 mg/20 g
BB.
Sampel yang digunakan adalah Biji Coklat (Theobroma Cacao L.) yang berwarna
coklat keemasan dan sudah kering.
Hewan uji yang digunakan adalah mencit putih jantan (Mus musculus).
Ekstrak yang dibuat dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%.
Ekstrak kental hasil penguapan maserasi dibuat suspense dengan masing-masing
dosis yang telah ditentukan.
Kontrol positif yaitu suspensi lelap dan kontrol negatif yaitu basis suspensi.
5. 1.3 Identifikasi Masalah
1) Menguji efektivitas sedatif Suspensi Ekstrak Biji Coklat (Theobroma Cacao L.)
pada mencit putih jantan.
2) Mengetahui dosis efektifitas sedatif Suspensi Ekstrak Biji Coklat (Theobroma
Cacao L.) paling efektif sebagai obat sedatif pada mencit putih jantan.
6. 1.4 Rumusan Masalah
Apakah Suspensi Ekstrak Biji Coklat (Theobroma cacao L.) memiliki efek sedatif
terhadap mencit?
Pada dosis berapakah Suspensi Ekstrak Biji Coklat (Theobroma cacao L.) memiliki
efek sedatif terhadap mencit?
7. 1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
Mengetahui efektivitas sedatif Suspensi Ekstrak Biji Coklat (Theobroma Cacao L.)
pada mencit putih jantan (Mus musculus).
Mengetahui dosis Suspensi Ekstrak Biji Coklat (Theobroma Cacao L.) yang
memberikan efek setara dengan kontrol positif
8. 1.8 Hipotesa
Ho : Suspensi Ekstrak Biji Coklat (Theobroma Cacao L.) pada
dosis tertentu tidak efektif sebagai sedatif pada mencit putih
jantan (Mus musculus).
H1 : Suspensi Ekstrak Biji Coklat (Theobroma Cacao L.) pada
dosis tertentu efektif sebagai sedatif pada mencit putih jantan
(Mus musculus).
9. 2.1 Coklat (Theobroma cacao L.)
Menurut Syamsulbahri (dalam Setiadevi, 2010), sistematika tanaman kakao
berdasarkan klasifikasi secara botani adalah:
Divisi: Spermatophyta
Klas : Dicotyledonae
Ordo : Malvales
Family : Sterculiceae
Genus : Theobroma
Species : Theobroma cacao L.
2.1.1
Gambar 2.1 Tanaman Coklat/ Kakao (Kampustani, 2021)
10. Kandungan Coklat (Theobroma cacao L.)
Biji Coklat/kakao mengandung banyak senyawa kimia seperti glukosa, fruktosa, sukrosa,
tanin, lemak dan protein. Sedangkan metabolit sekunder yang ada pada tanaman ini
adalah steroid, terpenoid, fenolik, kumarin, alkaloid dan flavanoid. Biji kakao
mempunyai kandungan protein 9%. karbohidrat 14%, dan lemak 31%. Protein kakao
kaya akan asam amino triptofan, fenilalanin, dan tirosin. Lemak biji kakao terdiri dari
tujuh macam asam lemak, asam palmitat 24,8 %, asam stearat 11 33,0%, asam oleat
3,2%, asam arakhidonat 0,8%, asam palmitoleat 0,3%, dan asam miristat 0,2%. Kadar
dari asam lemak tersebut beragam dan ditentukan oleh jenis tanaman, lokasi, jenis
tanah, dan musim pembuahan.16,21.
Menurut Alexander dkk pada tahun 2008, teobromin ditemukan dalam biji kakao oleh
Woskresensky pada tahun 1842, dan strukturnya ditentukan oleh Emil Fischer pada
akhir abad ke 19. Teobromin berasal dari kata Theobroma yang merupakan isomer dari
teofilin, dikenal sebagai senyawa xanthine yang mempunyai 2 gugus metil. Biji kakao
segar yang tidak difermentasi mengandung tebromin antara 14- 38 g dan kafein 1-8 g
untuk setiap kg berat kering biji kakao, sementara itu pada kulit buah mengandung
teobromin 1g/kg dan pada kulit biji mengandung teobromin 0,2/kg berat biji kering.
11. Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.
Simplisia dibagi menjadi tiga golongan yaitu simplisia nabati, simplisia hewani dan
simplisia mineral (Melinda, 2014).
Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia
nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian hampir semua
pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang terisi diperlakukan sehingga memenuhi baku
yang telah ditetapkan (Istiqomah, 2013).
Metode ekstraksi berdasarkan ada tidaknya proses pemanasan dapat dibagi menjadi dua
macam yaitu ekstraksi cara dingin dan ekstrasi cara panas (Hamdani, 2009).
Maserasi merupakan cara sederhana yang dapat dilakukan dengan merendam serbuk
simplisia dalam pelarut. Maserasi adalah proses pengestrakan simplisia dengan
menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada
temperature ruangan (kamar) (Istiqomah, 2013). Kelemahan dari maserasi adalah prosesnya
membutuhkan waktu yang cukup lama. Ekstraksi secara menyeluruh juga dapat
menghabiskan sejumlah besar volume pelarut yang dapat berpotensi hilangnya metabolit.
Beberapa senyawa juga tidak terekstraksi secara efisien jika kurang terlarut pada suhu
kamar (27o C). Ekstraksi secara maserasi dilakukan pada suhu kamar (27o C), sehingga tidak
menyebabkan degradasi metabolit yang tidak tahan panas (Fadhilaturrahmi, 2015).
12. Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat dalam bentuk halus dan tidak
larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus halus, tidak cepat
mengendap, dan bila dikocok perlahan-lahan endapan harus segera terdisperi
kembali. Dapat ditambahkan zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi, tetapi
kekentalan suspensi harus menjamin sediaan mudah digojog dan dihitung.
Mencit adalah binatang asli Asia, India, dan Eropa barat. Jenis ini sekarang ditemukan
di seluruh dunia karena pengenalan oleh manusia. Mencit peliharaan memiliki periode
kegiatan selama siang dan malam. Mencit (Mus musculus) adalah anggota muridae
(tikus-tikusan) yang berukuran kecil. Mencit percobaan (laboratorium) dikembangkan
dari mencit, melalui proses seleksi. Sekarang mencit juga dikembangkan sebagai
hewan peliharaan.
Lelap adalah obat dalam bentuk kaplet yang diproduksi oleh Soho Industri Pharmasi.
Lelap merupakan obat herbal terstandar yang memiliki kandungan Valerianae Radix
250 mg, Myristicae semen 115 mg, Eleuthroginseng Radix 100 mg, Polygalae Radix
135 mg.
Tidur merupakan keadaan dimana tubuh dalam keadaan tidak sadar dan tidak
bereaksi terhadap lingkungan. Ketika sedang tidur, seseorang dapat dibangunkan
kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup (Asmadi, 2008). Tidur terjadi jika
seseorang menutup mata dan tidak berespon terhadap lingkungannya kemudian tidur
akan diakhiri dengan kembalinya kesadaran terhadap kondisi disekitarnya (Mukholid,
2007).
13. Sedatif merupakan golongan obat depresan susunan saraf pusat (SSP) yang relatif
tidak selektif, mulai dari yang ringan yaitu menyebabkan tenang atau kantuk,
menidurkan, hingga yang berat yaitu hilangnya kesadaran, keadaan anestesi, koma
dan mati, bergantung pada dosis. Pada dosis terapi obat sedatif menekan aktivitas,
menurunkan respons terhadap merangsangan emosi dan menenangkan. Obat ini
menyebabkan kantuk dan mempermudah tidur serta mempertahankan tidur yang
menyerupai tidur fisiologis (Anonim, 2005).
Uji stabilitas obat adalah kemampuan suatu produk untuk mempertahankan sifat dan
karakteristiknya agar sama dengan yang dimilikinya pada saat dibuat (identitas,
kekuatan, dan kemurniannya) dalam batasan yang diinginkan sepanjang periode
penyimpanan dan penggunaan. Expire date adalah waktu yang tertera pada kemasan
yang menunjukkan batas waktu yang diperbolehkannya obat tersebut dikonsumsi
karena diharapkan masih memenuhi spesifikasinya jika disimpan dalam wadah yang
sesuai dengan kondisinya. Uji stabilitas ini bertujuan untuk membuktikan bagaimana
mutu zat aktif atau produk obat berubah seiring waktu, dibawah pengaruh faktor
lingkungan seperti temperatur, kelembaban, dan cahaya.
14. METODOLOGI PENELITIAN
Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah tanaman Coklat (Theobroma cacao L.)dan Mencit Putih (Mus
musculus).
Sampel dan Pengambilan Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Biji Coklat (Theobroma cacao L.) yang
diambil dari Doesoen Kakao Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi
dan Mencit Putih Jantan (Mus musculus
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode Simple
Random Sampling. Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara
demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen (Sugiyono, 2013).
Variabel Penelitian dan Operasional Variabel
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sediaan suspensi ekstrak Biji Coklat (Theobroma
cacao L.) dosis 0,4 mg/20 g BB, 0,8 mg/20 g BB dan 1,6 mg/20 g BB.
Variabel terikat dari penelitian ini adalah efek sedatif yang timbul pada mencit. Parameter efek
sedatif adalah waktu mencit bertahan di rotarod.
Veriabel Kontrol : Kontrol positif sebagai pembanding menggunakan suspensi Kaplet Lelap.
Kontrol negatif sebagai pembanding menggunakan basis suspensi.
15. 1) Operasional Variabel
Bagan 3.1 Operasional Variabel
Keterangan:
X1 = Suspensi Ekstrak Biji Coklat (Theobroma cacao L.)
dengan Dosis 0,4 mg/20 g BB
X2 = Suspensi Ekstrak Biji Coklat (Theobroma cacao L.)
dengan Dosis 0,8 mg/20 g BB
X3 = Suspensi Ekstrak Biji Coklat (Theobroma cacao L.)
dengan dosis 1,6 mg/20 g BB
K+
= Suspensi Kaplet Lelap
K-
= Basis suspensi
Y = Efek sedatif pada mencit
K-
X2
X3
X1
K+
Y
16. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian percobaan atau penelitian eksperimen.
Metode ini digunakan untuk melakukan suatu percobaan menggunakan perlakuan pada
objek yang sedang diteliti dengan tujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang
timbul terhadap variabel eksperimen sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu dari
suatu percobaan. Metode penelitian eksperimen termasuk ke dalam metode kuantitatif
(Sugiyono, 2013).
Langkah Kerja
Determinasi Tanaman
Pengumpulan bahan baku
Pembuatan Simplisia
Pembuatan Ekstrak Biji Coklat
Skrining Fitokimia
Pembuatan Suspensi
Evaluasi Suspensi
Uji Efektivitas Suspensi
17. Sumber Data dan Alat Pengumpulan Data
Sumber Data Primer
Sumber data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti.
Dalam penelitian ini data primer yang diperoleh dari hasil penelitian langsung yang
dilakukan di laboratorium STF YPIB Cirebon dengan menguji efektivitas sedatif Suspensi
Biji Coklat (Theobroma cacao L.)
Sumber Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder yakni dilakukan dengan cara mengumpulkan data berupa
informasi, wawancara dan keterangan bersumber dari pustaka atau ilmiah yang sesuai
dengan data yang diperoleh dari hasil penelitian (Sugiyono, 2013).
Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data pada penelitian ini berupa panca indera, alat hitung (kalkulator,
stopwatch, pH meter) dan media dokumentasi.
18. ANALISIS DATA
Analisis Data Efektivitas
Menguji efektivitas Suspensi Biji Coklat (Theobroma cacao L.) yaitu dengan cara
mengobservasi dan menganalisis data pada waktu penelitian terhadap sedatif pada
mencit putih jantan (Mus musculus). Pengamatan dilakukan setiap 5 menit sekali selama 1
jam. Data yang diperoleh adalah data tentang banyaknya mencit jatuh saat diputar
selama 2 menit pada rotarod dengan kecepatan putar 15 rpm.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 21.0
for Windows. Dilakukan uji normalitas kemudian dilanjutkan dengan uji homogenitas.
- Bila data berdistribusi normal dan varian data sama (homogen) maka dilakukan uji
Anava satu arah.
- Bila data berdistribusi normal tetapi varian data tidak sama (tidak homogen) maka
dilakukan uji Kruskal-Wallis.
- Bila data tidak berdistribusi normal maka dilakukan penambahan data (sampel),
membuang outlines, transformasi data atau mengubah analisis ke non parametrik.
19. ANALISIS DATA
Analisis Data Dosis Yang Paling Efektif
Setelah data dimasukkan kedalam tabel kemudian data dianalisis dengan
menggunakan SPSS versi 21.0 for Windows, terlebih dahulu data yang diperoleh diuji
normalitas dan homogenitas agar data tersebut bisa dianalisis dengan uji Anova satu
arah. Anova satu arah bertujuan untuk membuktikan hipotesis yang telah dibuat
apakah terdapat efektivitas atau tidak.
20. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Determinasi Tanaman
Berdasarkan determinasi yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa tanaman yang digunakan
untuk penelitian adalah benar merupakan tanaman tanaman Coklat (Theobroma cacao L.).
Hasil determinasi dapat dilihat pada lampiran 1.
Pengumpulan Bahan dan Pembuatan Simplisia
Biji dari Buah Coklat (Theobroma cacao L.) dalam kondisi segar sebanyak ± 4 kg dibersihkan
pada air mengalir kemudian dikeringkan diatas ayakan bambu terkena matahari langsung,
pengeringan berlangsung selama 1 minggu. Dari ± 4 kg Biji Coklat (Theobroma cacao L.)
tersebut diperoleh 400 gram Biji Coklat (Theobroma cacao L.) kering. Setelah menjadi simplisia
kemudian simplisia diblender sampai halus dan diperoleh 250 gram serbuk Biji Coklat untuk
proses maserasi.
Ekstrak Biji Coklat (Theobroma cacao L.)
total volume ekstrak yang didapat yaitu sebanyak 1.130 ml. Kemudian ekstrak diuapkan dan
diperoleh ekstrak kental sebanyak 59,3 gram dengan rendemen 39,53%, dengan perhitungan
sebagai berikut :
Rendemen =
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐸𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑛𝑡𝑎𝑙
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑆𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎
x 100%
=
59,3 𝑔𝑟𝑎𝑚
150 𝑔𝑟𝑎𝑚
x 100%
= 39,53%
21. Hasil Skrining Fitokimia
Tabel 4.1 Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Biji Coklat
Golongan Kimia Pengamatan Hasil
Alkaloid Terbentuknya endapan kuning (+) Alkaloid
Triterpenoid Terbentuk cincin kecoklatan (+) Triterpenoid
Tanin Terbentuknya Endapan putih (+) Tanin
Pembuatan Suspensi Ekstrak Biji Coklat
(Theobroma cacao L.)
Pada penelitian ini dibuat suspensi ekstrak Biji Coklat dan
kontrol negatif (basis suspensi) masing-masing sebanyak 200 ml.
Tabel 4.2 Hasil Penimbangan Bahan
Bahan X K-
Ekstrak Biji Coklat 0,8 g -
Na-CMC 2 g 2 g
Aqua pro Na-CMC 40 ml 40 ml
Nipagin 0,2 g 0,2 g
Gliserin 1 ml 1 ml
Aquadest Hingga 200 ml Hingga 200 ml
Keterangan :
X : Suspensi ekstrak Biji Coklat (Theobroma cacao L.)
K-
: Basis suspensi
22. Uji Evaluasi Suspensi Ekstrak Biji Coklat
Uji Evaluasi Persyaratan
Sediaan
X K-
Organoleptik
Bau - Bau khas Tidak berbau
Rasa - Pahit Tidak berasa
Warna - Cokelat kehijauan Putih Keruh
pH 4-7 6 7
Sedimentasi F=1 1 1
Viskositas 37 Cp – 396 Cp 63,29 Cp 72,24 Cp
Keterangan :
X : Suspensi Ekstrak Biji Coklat (Theobroma cacao L.)
K-
: Basis suspensi
23. Tabel 4.4 Data Hasil Pengamatan Uji Stabilitas Suspensi Ekstrak
Biji Coklat (Theobroma cacao L.)
Siklus
Jenis
Sediaan
Karakterisasi Yang Diamati
Organoleptik
pH Sedimentasi Viskositas
Bau Rasa Warna
1
X Bau Khas Pahit Cokelat Kehijauan 6 1 65,07 Cp
K- Tidak Berbau
Tidak
Berasa
Putih Keruh 7 1 78,63 Cp
2
X Bau Khas Pahit Cokelat Kehijauan 6 1 63,44 Cp
K- Tidak Berbau
Tidak
Berasa
Putih Keruh 7 1 76,90 Cp
3
X Bau Khas Pahit Cokelat Kehijauan 6 1 61,20 Cp
K- Tidak Berbau
Tidak
Berasa
Putih Keruh 7 1 71,66 Cp
4
X Bau Khas Pahit Cokelat Kehijauan 6 1 58,62 Cp
K- Tidak Berbau
Tidak
Berasa
Putih Keruh 7 1 68,99 Cp
5
X Bau Khas Pahit Cokelat Kehijauan 6 1 56 Cp
K- Tidak Berbau
Tidak
Berasa
Putih Keruh 7 1 65,50 Cp
Uji Stabilitas Suspensi Ekstrak Biji Coklat
Keterangan :
X : Suspensi Ekstrak Biji Coklat (Theobroma cacao L.)
K- : Basis suspensi
27. Grafik 4.1 Hasil Uji Efektivitas Sedatif Suspensi Ekstrak Biji Coklat
28. Uji Normalitas
Tabel 4.6 Hasil Analisis Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
X1 X2 X3 KP KN
N 36 36 36 36 36
Normal Parametersa,b
Mean 5.61 7.78 10.72 11.28 2.53
Std. Deviation 1.479 1.944 2.614 2.559 1.134
Most Extreme Differences
Absolute .188 .129 .192 .127 .179
Positive .188 .121 .192 .127 .179
Negative -.145 -.129 -.114 -.072 -.162
Kolmogorov-Smirnov Z 1.128 .773 1.153 .759 1.075
Asymp. Sig. (2-tailed) .157 .588 .140 .612 .198
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan hasil uji normalitas data, diperoleh nilai (sig) > 0,05.
(0,157>0,05); (0,588>0,05); (0,140>0,05); (0,612>0,05); (0,198>0,05).
Artinya data yang diperoleh berdistribusi normal.
Keterangan :
X1 : Suspensi ekstrak Biji Coklat dengan dosis 0,4 mg/20 g BB
X2 : Suspensi ekstrak Biji Coklat dengan dosis 0,8 mg/20 g BB
X3 : Suspensi ekstrak Biji Coklat dengan dosis 1,6 mg/20 g BB
K+
: Suspensi Kaplet Lelap
K-
: Basis suspensi
29. Uji Homogenitas
Tabel 4.7 Hasil Analisis Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Pengamatan
Levene Statistic df1 df2 Sig.
7.446 4 175 .000
Berdasarkan hasil uji homogenitas data, diperoleh nilai (sig) <
0,05. (0,000<0,05) maka dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih
kelompok populasi data adalah tidak sama (tidak homogen).
30. Uji Kruskal-Wallis
Tabel 4.8 Hasil Analisis Uji Kruskal-Wallis Data Uji Efektivitas
Sedatif Suspensi Ekstrak Biji Coklat (Theobroma cacao L.)
Ranks
Perlakuan N Mean Rank
Pengamatan
Dosis 0,4 mg/20 g BB 36 61.14
Dosis 0,8 mg/20 g BB 36 94.99
Dosis 1,6 mg/20 g BB 36 134.26
Kontrol Positif 36 141.53
Kontrol Negatif 36 20.58
Total 180
Test Statisticsa,b
Pengamatan
Chi-Square 137.400
df 4
Asymp. Sig. .000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable:
Perlakuan
Dari hasil tes statistik uji Kruskal-Wallis diperoleh nilai Asymp.
Sig. = 0,000 dengan nilai probabilitas 0,05. Karena nilai Asymp. Sig. <
0,05, maka keputusannya adalah H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya,
Suspensi Ekstrak Biji Coklat (Theobroma cacao L.) memiliki
efektivitas sebagai sedatif pada mencit jantan (Mus musculus).
31. Uji Mann-Whitney
1) Uji Mann-Whitney Suspensi Ekstrak Biji Coklat
(Theobroma cacao L.) Dosis 0,4 mg/20 g BB (X1) dengan
Kontrol Positif (Kaplet Lelap).
Tabel 4.9 Hasil Analisis Uji Mann-Whitney Suspensi Ekstrak
Biji Coklat Dosis 0,4 mg/20 g BB (X1) dengan Kontrol Positif
(Kaplet Lelap)
Test Statisticsa
Pengamatan
Mann-Whitney U 20.000
Wilcoxon W 686.000
Z -7.111
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Exact Sig. (2-tailed) .000
Exact Sig. (1-tailed) .000
Point Probability .000
a. Grouping Variable: Perlakuan
Dari hasil tes statistik dalam uji Mann-Whitney diperoleh
nilai Asymp. Sig. (2-tailed) Suspensi Ekstrak Biji Coklat
(Theobroma cacao L.) dosis 0,4 mg/20 g BB (X1) yaitu 0,000 yang
kemudian dibandingan dengan nilai probabilitas 0,05, ternyata nilai
probabilitas lebih besar dari nilai probabilitas sig atau (0,00<0,05)
maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya ada perbedaan yang
signifikan antara X1 dengan kontrol positif.
32. Uji Mann-Whitney
2) Uji Mann-Whitney Suspensi Ekstrak Biji Coklat
(Theobroma cacao L.) Dosis 0,8 mg/20 g BB (X2) dengan
Kontrol Positif (Kaplet Lelap).
Tabel 4.10 Hasil Analisis Uji Mann-Whitney Suspensi Ekstrak
Biji Coklat (Theobroma cacao L.) Dosis 0,8 mg/20 g BB (X2)
dengan Kontrol Positif (Kaplet Lelap)
Test Statisticsa
Pengamatan
Mann-Whitney U 177.500
Wilcoxon W 843.500
Z -5.340
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Exact Sig. (2-tailed) .000
Exact Sig. (1-tailed) .000
Point Probability .000
a. Grouping Variable: Perlakuan
Dari hasil tes statistik dalam uji Mann-Whitney diperoleh nilai Asymp. Sig.
(2-tailed) Suspensi Ekstrak Biji Coklat (Theobroma cacao L.) dosis 0,8 mg/20 g
BB (X2) yaitu 0,000 yang kemudian dibandingan dengan nilai probabilitas 0,05,
ternyata nilai probabilitas lebih besar dari nilai probabilitas sig atau (0,00<0,05)
maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya ada perbedaan yang signifikan antara X2
dengan kontrol positif.
33. KESIMPULAN DAN SARAN
kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
:
1) Suspensi ekstrak suspensi ekstrak Biji Coklat (Theobroma cacao L.) memiliki
efektivitas sedatif pada mencit jantan (Mus musculus).
2) Suspensi ekstrak suspensi ekstrak Biji Coklat (Theobroma cacao L.) pada dosis
1,6 mg/20 g BB memiliki efektivitas sedatif yang sebanding dengan kontrol positif
(Suspensi Kaplet Lelap).
Saran
1) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui manfaat Biji Coklat (Theobroma cacao L.) selain
sebagai obat sedatif.
2) Sebaiknya dilakukan penelitian uji toksisitas dari suspensi ekstrak Biji Coklat (Theobroma cacao L.) baik
toksisitas akut, sub kronis maupun kronis dengan berbagai dosis. Uji toksisitas diharapkan dapat memberikan
informasi mengenai dosis maksimal yang aman, mengingat banyaknya obat tradisional yang berkhasiat
namun memiliki toksisitas terhadap banyak organ terutama hepar, ginjal, otak dan saluran cerna. Selain itu
perlu dilakukan uji farmakodinamik lainnya.
34. DAFTAR PUSTAKA
Agoes, G., 2007. Teknologi Bahan Alam. 25-27. Penerbit ITB. Bandung.
Sulistyorini, W., & Sabarisman, M. (2017). Depresi: Suatu Tinjauan Psikologis. SosioInforma, 3(2).
Faryadian S, Sydmohammadi A, Khosravi A, Kashiri M, Faryadayn P, Abasi N.(2014). Aqueous
Extract of Echium Amoneum Elevate CSF Serotonin and Dopamin Level in Depression Rate.
Biomedical & Pharmacolology Journal 7 (1), 137-142
Farhud D, Malmir M & Khanahmadi M. (2014). Happiness & Health : The Biological
factorSystemic Review Article. Iranian Journal Public Health, 43(11), 1468-1477
Khanifah Farach, dkk. (2021). Efektivitas Kombinasi Ekstrak Etanol Kunyit (Curcuma longa Linn.)
Dan Coklat (Theobroma cacao) Sebagai Kandidat Antidepresan Pada Tikus Putih (Rattus
Norvegicus) Galur Wistar. Jurnal Wiyata, Vol. 8 No.2.
Pase, M. P., Scholey, A. B., Pipingas, A., Kras, M., Nolidin, K., Gibbs, A., Wesnes, K., & Stough, C.
(2013). Cocoa polyphenols enhance positive mood states but not cognitive performance: A
randomized, placebo-controlled trial. Journal of Psychopharmacology 27(5), 451-458
Puspitasari, L. (2017). Ekstrak etanol daun pandan wangi (pandanus amaryllifolius r.) 10%
menurunkan immobility time dan kadar kortisol tikus jantan galur wistar yang depresi. Intisari
Sains Medis, 8, 24-30
Alexander J, Benford D, Cockburn A, Cravedi J, Dogliotti E, Domenico A Di, Fernandez cruz ML,
Furst P, Fink-gremmels J, Galli CL, et al. 2008. Theobromine as undesirable subtance in animal
feed I scientific opinion of the panel on contaminants in the food chain adopted on 10 june.
2008. EFSA J. 725: 1-66