SlideShare a Scribd company logo
1 of 137
SKRIPSI
PENGARUH SENAM JANTUNG SEHAT TERHADAP PERUBAHAN
HEMODINAMIK PADA HIPERTENSI DI KELURAHAN
PACCERAKKANG, KOTA MAKASSAR
Skripsi ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
OLEH :
NURHIDAYANTI M.S
C121 14 017
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
Skripsi dengan jUdul:
PBNGARUH 5éNAM JANTUNG SEHAT TERHADAP PERUBAHAN
NFMODfNAhffX PAOA BIP'ZRT€ fsl DI KELURARAN PACC€RA¥XANC,
Cl21 t4 e17
[Jixgujui ur¥ukéiajtdxn d3uda[Bfl VW yu Skripsi Fakukas Kc$Kzflw8¥zn
Univezsitas Hsaumldic
Pmnbimbing I
Dr. 6Ily L. Sjaesr, &Xqx, M.X••
O{Dtti Dizat1on Software:
www.balesio.CDFFI
Optimization SoBware
iv
v
ABSTRACT
Nurhidayanti M.S. C12114017. THE EFFECT OF HEALTHY CARDIAC EXERCISE ON
HEMODYNAMIC CHANGE OF HYPERTENSION IN PACCERAKKANG, CITY OF
MAKASSAR. Supervised by Elly L. Sjattar and Syahrul Ningrat.
Background: Hypertension is a big and serious problem around the world.Hypertension can be
caused by lack of physical activity. One method to prevent hypertension is by doing physical
activity, in this term, namely, healthy cardiac exercise.
Objective: This study aims to explore effects of healthy cardiac exercise on hemodynamic
changes in hypertensive patients in Paccerakkang, City of Makassar.
Methods : This research uses Quasi Experimental research design Time Series model.
Intervention in the form of healthy cardiac exercise is given for 9 times. The number of samples in
this research is 9 people taken by using sampling technique, namely, purposive sampling.
Result : Based on the the result of ANOVA and Kruska Wallis Tests, it reveals that there is no
significant hemodynamic change in systolic blood pressure p=0.464 (p>0.05), diastolic blood
pressure p=0.750 (p>0.50) and respiration rate p=0.144 (p>0.05). However, there is a significant
hemodynamic change in pulse rate p=0.002 (p>0.05) for 9 times measuring.
Conclusion and Suggestions : The results show that there is a positive effect of healthy cardiac
exercise on hemodynamic changes such as on pulse rate in hypertensive patients before and after
healthy cardiac exercise is given for 9 times. Additionally, there is no effect of healthy cardiac
respiratory rate in hypertensive patients before and after healthy cardiac exercise is given for 9
times. Therefore, healthy cardiac exercise is expected to be used as one of alternative and
complementary therapies with regular administration to reduce hypertension.
Keywords: Healthy Cardiac Exercise, Hemodynamics, Hypertension
Kepustakaan: 32 Reviewed Literatures (2000-2017)
vi
ABSTRAK
Nurhidayanti M.S. C12114017. PENGARUH SENAM JANTUNG SEHAT TERHADAP
PERUBAHAN HEMODINAMIK PADA HIPERTENSI DI KELURAHAN
PACCERAKKANG, KOTA MAKASSAR. Dibimbing oleh Elly L. Sjattar dan Syahrul Ningrat.
Latar Belakang: Hipertensi merupakan masalah yang besar dan serius di seluruh dunia.
Hipertensi bisa diakibatkan karena kurangnya aktifitas fisik, salah satu cara untuk mencegah
hipertensi yaitu dengan melakukan aktifitas fisik dalam hal ini senam jantung sehat.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam jantung sehat terhadap
perubahan hemodinamik pada pasien hipertensi di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Eksperiment dengan desain
penelitian Time Series. Intervensi berupa senam jantung sehat yang diberikan selama 9 kali.
Sampel pada penelitian ini berjumlah 9 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan
purposive sampling.
Hasil: Berdasarkan Uji Anova dan Kruska-Wallis diperoleh hasil tidak ada perubahan
hemodinamik yang signifikan pada tekanan darah sistol p=0.464 (p>0.05), tekanan darah diastol
p=0.750 (p>0.50) dan pernapasan p=0.144 (p>0.05). Namun ada perubahan hemodinamik pada
denyut nadi yang signifikan p=0.002 (p<0.05) selama 9 kali pengukuran.
Kesimpulan dan Saran: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh senam jantung sehat
terhadap perubahan hemodinamik seperti nadi pada pasien hipertensi sebelum dan setelah
diberikan senam jantung selama 9 kali dan tidak ada pengaruh senam jantung sehat terhadap
perubahan hemodinamik seperti tekanan darah sistol, diastol, dan pernapasan pada pasien
hipertensi sebelum dan setelah diberikan senam jantung sehat selama 9 kali. Untuk itu diharapkan
senam jantung sehat dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif terapi komplementer dengan
pemberian yang teratur untuk menurunkan hipertensi.
Kata Kunci: Senam Jantung Sehat, Hemodinamik, Hipertensi
Kepustakaan: 32 Kepustakaan (2000-2017)
vii
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang pantas peneliti ucapkan kecuali ucapan puji dan syukur
kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Senam Jantung Sehat Terhadap
Perubahan Hemodinamik Pada Hipertensi Di Kelurahan Paccerakkang, Kota
Makassar”, yang merupakan salah satu syarat kelulusan pendidikan Strata-1 (S1)
Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Hasanuddin, Makassar.
Penyusunan skripsi ini tentunya menuai banyak hambatan dan kesulitan
sejak awal hingga akhir penyusunannya. Namun berkat bimbingan, bantuan, dan
kerjasama dari berbagai pihak akhirnya hambatan dan kesulitan yang dihadapi
peneliti dapat diatasi. Oleh karena itu perkenankanlah saya menyampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1. Prof. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA., selaku Rektor Universitas
Hasanuddin.
2. Dr.Ariyanti Saleh, S.Kp., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Hasanuddin.
3. Rini Rachmawaty, S.Kep., Ns., MN., Ph.D., selaku Wakil Dekan Bidang
Akademik dan Pengembangan.
4. Ibu Dr. Yuliana Syam, S.Kep., Ns., M.Kes., selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Hasanuddin.
5. Ibu Dr. Elly L. Sjattar, S.Kp., M.Kes., dan Bapak Syahrul Ningrat, S.Kep.,
Ns., M.Kep., Sp.Kep.MB selaku Dosen Pembimbing skripsi. Peneliti
viii
mengucapkan banyak terima kasih karena senantiasa memberi masukan dan
arahan-arahan dalam penyelesaian dan penulisan skripsi ini.
6. Bapak Dr. Takdir Tahir, S.Kep., Ns., M.Kes., dan Bapak Abdul Majid.,
S.Kep., Ns., M.Kep. Sp.KMB, selaku Dosen Penguji skripsi. Peneliti
mengucapkan banyak terima kasih atas kritik dan saran untuk kesempurnaan
skripsi ini.
7. Ibu Arnis Puspitha, S.Kep., Ns., M.Kes, selaku Dosen Pembimbing
Akademik, terima kasih yang sebesar-besarnya karena telah meluangkan
waktu untuk memberikan arahan, bimbingan dan menjadi tempat
mencurahkan keluh kesah serta menjadi orang tua kedua di kampus selama 3
tahun lebih.
8. Seluruh dosen dan staff/karyawan (i) Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin serta semua pihak yang tidak
sempat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian
skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
9. Orang tua tercinta, Bapak (Muh. Saeni) dan Mama (Sadariah) yang telah
banyak berkontribusi mendidik, mendukung dan memberikan segala kasih dan
sayang serta selalu mendoakan peneliti, serta adik-adikku tersayang (Muliana,
Muh.Ali Saputra, dan Ayu Angraeni) serta seluruh keluarga besar atas do’a
dan dukungannya baik moril maupun materil, sehingga penyusunan skripsi ini
dapat terlaksana dengan baik.
10. Teman-teman angkatan 2014 “CRANIAL” terima kasih atas dukungan,
motivasi, dan bantuannya kepada peneliti setiap saat.
ix
11. Sahabat-sahabatku, Sulfianah Arafah, Andi Putri Hapzah, Miftahul Jannah,
Nurfadilah Rezky, Leni Dirgahayu, Nur Fadillah Juanda Puti, Nurhidayah M,
dan Sulaeha yang selalu memberikan semangat dan do’anya.
12. Teman seperjuangan “ISBAR” yang telah bersama-sama mengarungi
kehidupan berasrama dalam sebuah naungan Beastudi Etos Makassar.
13. Teman-teman halaqoh Ibu Ruchwana, Nur Alawiyah K, Wahdani Sariwarsih,
Kak Suryani, Kak Atri, Kak Ayu, Kak Fiqa yang selalu mengingatkan dalam
hal kebaikan, bertukar pikiran, dan menimba ilmu agama, semoga Allah
mempertemukan kita kembali di syurga-Nya.
14. Teman-teman KKN-PK Posko Somba Palioi, Kec. Kindang, Kab. Bulukumba
yang selalu memberikan semangat dan do’anya kepada peneliti.
15. Kepada seluruh organisasi yang peneliti ikuti BK LISAN UNHAS, LDM AL-
Aqsho, KAMMI Komsat UNHAS, Radio Kampus EBS FM, Hasanuddin
Archery Club, Makassar Adventure Club, Campy Scout, PMI Kab.Takalar,
dan Dompet Dhuafa Volunteer. Terima kasih telah memberikan wadah untuk
menyalurkan aspirasi dan juga mengembangkan bakat peneliti.
Semua bantuan dan bimbingan yang telah diberikan, peneliti tentunya
tidak dapat memberikan balasan yang setimpal kecuali berdoa semoga Allah
SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada hamba-Nya
yang senantiasa membantu sesamanya. Peneliti hanyalah manusia biasa yang
tidak luput dari salah dan khilaf dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini,
karena sesungguhnya kebenaran sempurna hanya milik Allah semata.
x
Peneliti mengharapkan masukan yang konstruktif kepada pembaca untuk
kesempurnaan skripsi ini. Mohon maaf atas segala salah dan khilaf.
Makassar, 26 Februari 2018
Nurhidayanti M.S.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.............Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR......................................................................................... vii
DAFTAR ISI......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii
DAFTAR BAGAN.............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 7
A. Konsep Hipertensi........................................................................................ 7
1. Definisi ..................................................................................................... 7
2. Klasifikasi................................................................................................. 8
3. Etiologi ..................................................................................................... 9
4. Patofisiologi............................................................................................ 10
5. Tanda dan Gejala.................................................................................... 11
6. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi ............................. 11
7. Komplikasi ............................................................................................. 15
8. Penatalaksanaan Hipertensi.................................................................... 16
B. Konsep Hemodinamik................................................................................ 19
1. Tekanan darah ........................................................................................ 19
2. Nadi ........................................................................................................ 21
3. Frekuensi Pernapasan ............................................................................. 22
xii
C. Konsep Senam Jantung Sehat .................................................................... 23
1. Definisi ................................................................................................... 23
2. Sistematika Senam Jantung Sehat .......................................................... 24
3. Fisiologi Senam Jantung Sehat............................................................... 27
4. Porsi Latihan........................................................................................... 28
5. Pengaruh dan Manfaat Senam Jantung Sehat......................................... 29
D. Hubungan Senam Jantung Sehat Terhadap Perubahan Hemodinamik...... 30
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS....................................... 35
A. Kerangka Konsep....................................................................................... 35
B. Hipotesis..................................................................................................... 36
BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................... 37
A. Rancangan Penelitian................................................................................. 37
B. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................... 38
C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 38
D. Alur Penelitian ........................................................................................... 41
E. Variabel Penelitian..................................................................................... 42
F. Istrumen Penelitian..................................................................................... 44
G. Pengolahan dan Analisa Data..................................................................... 44
H. Masalah Etik............................................................................................... 47
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................. 49
A. Hasil ........................................................................................................... 49
B. Pembahasan................................................................................................ 56
C. Keterbatasan Penelitian.............................................................................. 66
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 67
A. Kesimpulan ................................................................................................ 67
B. Saran........................................................................................................... 68
DAFTA PUSTAKA............................................................................................. 69
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................73
xiii
H
DAFTAR TABEL
NAMA TABEL HAL
Tabel 1 Klasifikasi Tekanan Darah menurut AHA 8
Tabel 2 Klasifikasi Tekanan Darah menurut WHO 9
Tabel 3 Desain Penelitian Time Series 37
Tabel 4
Tabel 5
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia dan
Lama Riwayat Hipertensi di Kelurahan Paccerakkang,
Kota Makassar
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Nilai
50
51
Tabel 6
Hemodinamik Tekanan Darah Sistol dan Diastol
diKelurahan Paccerakkang, Kota Makassar
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan 52
Tabel 7
Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan, Merokok,
Konsumsi Kopi, dan Aktifitas Fisik dan Lama
Riwayat Hipertensi di Kelurahan Paccerakkang,
Kota Makassar
Pengaruh Senam Jantung Sehat Terhadap Perubahan 53
Tabel 8
Hemodinamik (Tekanan Darah Sistol dan Diastol)
di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar
Pengaruh Senam Jantung Sehat Terhadap Perubahan 54
Tabel 9
Hemodinamik (Nadi dan Pernapasan) di Kelurahan
Paccerakkang, Kota Makassar
Perbandingan Senam Jantung Sehat Terhadap Perubahan 55
emodinamik pada Hipertensi di Kelurahan
Paccerakkang, Kota Makassar
xiv
DAFTAR BAGAN
Nama Tabel Hal
Bagan 1 Kerangka Konsep 35
Bagan 2 Alur Penelitian 41
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Penjelasan penelitian
Lampiran 2 : Formulir persetujuan menjadi responden
Lampiran 3 : Kartu kontrol responden
Lampiran 4 : Buku panduan Senam Jantung Sehat
Lampiran 5 : Data karakteristik demografi
Lampiran 6 : Master tabel penelitian
Lampiran 7 : Hasil uji normalitas dan analisa data
Lampiran 8 : Rekomendasi Etik
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan masalah yang besar dan serius di seluruh dunia.
Selain prevelensinya yang tinggi dan cenderung meningkat di masa yang
akan datang, juga karena tingkat keganasannya berupa kecacatan permanen
dan kematian mendadak (Adib, 2009). Hipertensi menjadi penyebab kematian
nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yaitu mencapai 6,7% dari populasi
kematian pada semua umur di Indonesia (Depkes RI, 2012). Menurut World
Health Organization (2011), hampir 1 milyar orang di dunia menderita
hipertensi dan tiap tahunnya hampir 8 juta orang meninggal akibat hipertensi.
Tujuh dari setiap 10 penderita tersebut tidak mendapatkan pengobatan secara
adekuat.
Data dari The National Health and Nutrition Examination Survey
(NHANES 2003-2004) menunjukkan bahwa pravalensi hipertensi pada orang
dewasa dengan usia 18 tahun ke atas di Amerika adalah 29,6% atau 58-65
juta penduduk Amerika menderita hipertensi. Berdasarkan analisis
multivariate NHANES pada tahun 2003-2004, meningkatnya usia dan indeks
massa tubuh, ras kulit hitam non hispanik dan rendahnya pendidikan terkait
dengan hipertensi secara bermakna. Kemudian untuk di kawasan Asia hampir
1,5 juta orang setiap tahun meninggal akibat hipertensi. Hal ini menandakan
satu dari tiga orang menderita hipertensi (Kompas, 2013). Analisis hipertensi
terbatas pada usia 15-17 tahun. Data dari The Joint National Committee on
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure sangat
2
(JNC VII 2003) didapatkan prevalensi nasional sebesar 5,3% (laki-laki 6,0%
dan perempuan 4,7%), pedesaan (5,6%) lebih tinggi dari perkotaan (5,1%).
Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui kuesioner
terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4%, yang didiagnosis tenaga
kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9,5%. Jadi, ada 0,1% yang minum
obat sendiri. Responden yang mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang
minum obat hipertensi sebesar 0,7%. Jadi prevalensi hipertensi di Indonesia
sebesar 26,5% (25,8% + 0,7 %). Di Indonesia berdasarkan survey
RISKESDAS tahun 2013 prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat
melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8%, tertinggi di Bangka
Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur
(29,6%) dan Jawa Barat (29,4%), sedangkan di Sulawesi Selatan sebesar
(28,1%).
Hipertensi merupakan penyakit ketiga dari 10 jenis penyakit penyebab
utama kematian di Kota Makassar (Dinkes Makassar, 2014). Pada tahun yang
sama diperoleh data bahwa pada tahun 2010 jumlah kasus hipertensi
mencapai 13.802 kasus, tahun 2011 sebanyak 25.332 kasus dan pada tahun
2012 sebanyak 12.298 kasus. Pemerintah berharap kasus hipertensi ini bisa
menurun setiap tahunnya.
Hasil berbagai penelitian epidemiologi terbukti bahwa ada keterkaitan
antara gaya hidup kurang aktif dengan hipertensi. Oleh karena itu, WHO,
ACSM, The National Heart Foundation Joint National Committee on
pada kelompok intervensi sebelum senam rerata sistolik 141.33 mmHg,
3
menganjurkan untuk meningkatkan akivitas fisik sebagai intervensi pertama
dalam upaya pencegahan dan pengobatan hipertensi (Dalimartha, dkk, 2008).
Aktivitas fisik yang dianjurkan bagi penderita hipertensi salah satunya
ialah senam aerobik dengan intensitas ringan sedang dalam hal ini senam
jantung sehat dengan cara berkelompok. Senam jantung sehat adalah senam
yang disusun dengan selalu mengutamakan kemampuan jantung, gerakan otot
besar dan kelenturan sendi, agar dapat memasukkan oksigen sebanyak
mungkin ke dalam tubuh. Senam jantung sehat bertujuan merawat jantung
dan pembuluh darah. Pembuluh darah yang sehat, membuat kerja jantung
menjadi optimal, karena kedua organ tersebut bekerja saling berhubungan
(Sarvasty, 2012).
Keadaan hemodinamik sangat mempengaruhi fungsi penghantaran
oksigen dalam tubuh dan melibatkan fungsi jantung. Pada kondisi gangguan
hemodinamik, diperlukan pemantauan dan penanganan yang tepat sesuai
dengan kondisi penderita (Laksana, 2011). Aliran darah sistemik berefek pada
hemodinamik. Kontrol dari aliran darah selama olahraga sangat penting untuk
memastikan bahwa darah dan oksigen ditransportasikan ke jaringan-jaringan
yang membutuhkannya.
Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Puspa Ayu Priadi
terhadap lansia penderita hipertensi di PSTW Budi Mulia 03 Margaguna
Jakarta Selatan yang berjumlah 30 responden yang dibagi menjadi 2 yaitu 15
kelompok intervensi dan 15 kelompok kontrol, didapatkan hasil penelitian
4
diastolik 86 mmHg dan setelah melakukan senam jantung sehat selama 9 kali
dalam 3 minggu rerata sistolik 122 mmHg, diastolik 74.67 mmHg.
Data awal dari Dinas Kesehatan Kota Makassar, didapatkan bahwa
jumlah penderita hipertensi terbanyak berada di wilayah kerja Puskesmas
Paccerakkang. Untuk jumlah kasus hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Paccerakkang pada bulan Juli - Agustus 2017 sebanyak 36 kasus, dengan
persentasi terdiagnosa lama sebanyak 73% dan diagnosa baru 27%
(Puskesmas Paccerakkang, 2017). Menurut mereka yang mengalami
hipertensi, mereka jarang berolahraga.
Berdasarkan data-data tersebut, yang menjelaskan pentingnya suatu
aktivitas fisik dalam kehidupan sehari-hari guna meningkatkan taraf
kesehatan seseorang, maka peneliti melakukan penelitian kepada masyarakat
di Kelurahan Paccerakkang mengenai “Pengaruh Senam Jantung Sehat
Terhadap Perubahan Hemodinamik Pada Hipertensi Di Kelurahan
Paccerakkang, Kota Makassar.”
B. Rumusan Masalah
Senam jantung sehat sangat penting untuk menjaga dan meningkatkan
kesehatan jasmani. Salah satu efek senam jantung sehat yaitu mampu
menurunkan tekanan darah jika dilakukan secara teratur dan sesuai dengan
SOP. Untuk itu, peneliti mengambil rumusan masalah dengan pertanyaan
penelitian apakah ada pengaruh senam jantung sehat terhadap perubahan
hemodinamik pada hipertensi di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar?
5
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh senam jantung sehat terhadap perubahan
hemodinamik pada pasien hipertensi di Kelurahan Paccerakkang, Kota
Makassar.
b. Tujuan Khusus
1) Diketahuinya hemodinamik sebelum melakukan senam jantung
sehat.
2) Diketahuinya perubahan hemodinamik setelah melakukan senam
jantung sehat.
3) Diketahuinya perbedaan perubahan hemodinamik sebelum dan
setelah melakukan senam jantung sehat.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi pertimbangan
masukan serta wawasan dibidang kesehatan dalam hal ini manfaat senam
jantung sehat terhadap perubahan hemodinamik pada penderita hipertensi.
2. Manfaat Praktis
a). Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah
untuk memperhatikan penderita hipertensi serta mendukung mendirikan
klub-klub senam jantung sehat di setiap puskesmas sehingga
meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.
6
b). Bagi Institusi Pendidikan, Puskesmas, Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi institusi
pendidikan, puskesmas, dan rumah sakit untuk meningkatkan program
penurunan penyakit tidak menular dalam hal ini hipertensi serta dapat
menambah pengetahuan dalam pengembangan ilmu dan asuhan
keperawatan
d). Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan
informasi serta dijadikan sebagai salah satu referensi untuk melakukan
penelitian yang berhubungan dengan hipertensi dan senam jantung
sehat.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Hipertensi
1. Definisi
Hipertensi merupakan naiknya tekanan darah sistolik maupun
diastolik secara intermitten atau terus-menerus yang muncul dalam dua
tipe utama yaitu hipertensi esensial yang disebut juga sebagai hipertensi
primer atau idiopatik dan hipertensi sekunder yang penyebabnya dapat
diidentifikasi seperti disebabkan oleh penyakit ginjal (Williams & Wilkins,
2011). Hipertensi juga dapat diartikan sebagai tekanan darah persiten
dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di
atas 90 mmHg (Smeltzer & Bare, 2002).
Hipertensi adalah suatu keadaan tekanan darah di pembuluh darah
meningkat secara kronis yang dapat terjadi karena jantung bekerja lebih
keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi
tubuh. Akibatnya hipertensi dapat memicu berbagai komplikasi terhadap
beberapa penyakit lain, seperti penyebab timbulnya penyakit jantung,
stroke dan ginjal. Tekanan darah tinggi atau hipertensi sering juga disebut
the silent killer (pembunuh diam-diam), sebab seseorang dapat mengidap
hipertensi selama bertahun-tahun tanpa menyadari kerusakan organ vital
yang cukup berat bahkan dapat membawa kematian (Adib, 2009).
Menurut World Health Organization (WHO) hipertensi
didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana tekanan darah lebih dari
140/90 mmHg dengan dua kali pengukuran terpisah (Imelda & Kurniawan,
8
2013). Definisi menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
(2014), hipertensi adalah hasil dari dua kali pengukuran tekanan darah
dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang
dimana tekanan darah sitolik maupun diastolik mengalami peningkatan
yakni tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik lebih dari 90 mmHg.
Hipertensi didefenisikan oleh Joint National Committee on
Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC) tahun
2003 sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan
diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentang dari
tekanan darah (TD) normal, tinggi sampai hipertensi maligna.
Dari berbagai definisi di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa
hipertensi adalah suatu keadaan di mana tekanan darah meningkat yakni
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik
lebih dari 90 mmHg.
2. Klasifikasi
Klasifikasi baru tekanan darah berdasarkan AHA (American Heart
Association) tahun 2017 yaitu sebagai berikut :
Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut AHA
Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal tensi
Normal tinggi
Hipertensi tingkat 1 (ringan)
Hipertensi tingkat 2 (sedang)
Hipertensi tingkat 3 (berat)
< 120
120 – 129
130 – 139
≥ 140
≥ 180
< 80
< 80
80 – 89
≥ 90
≥ 120
9
Berikut klasifikasi hipertensi menurut WHO yang akan disajikan
dalam tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Klasifikasi hipertensi menurut World Health
Organization (WHO)
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Optimal <120 <80
Normal 120-129 80-84
High normal 130-139 85-89
Grade I Hypertension (mild) 140-159 90-99
Grade II Hypertension (Moderate) 160-179 100-109
Grade III Hypertension (Severe) ≥180 ≥110
Isolated Systolic Hypertension ≥140 <90
3. Etiologi
Berdasarkan etiologi hipertensi dibagi menjadi 2 golongan (Kabo,
2010)
1) Hipertensi primer/hipertensi esensial adalah tekanan darah 140/90
mmHg atau lebih pada usia 18 tahun ke atas dengan penyebab yang
tidak diketahui. Pengukuran dilakukan 2 kali atau lebih dengan posisi
duduk, kemudian diambil reratanya pada 2 kali atau lebih kunjungan.
Sebanyak 95% penderita hipertensi termasuk golongan hipertensi
primer atau penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), walaupun
dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak
(inaktivitas) dan pola makan (Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan, 2014).
korteks adrenal yang menyebabkan retensi natrium dalam dan air oleh
10
2) Hipertensi Sekunder/Hipertensi Non Esensial: meningkatnya tekanan
darah dengan penyebab yang spesifik seperti penyakit arterial, penyakit
ginjal, obat tertentu, tumor dan kehamilan (Baughman & Hackley,
2000).
4. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol vasokontriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari vasomotor
ini, bermula dari syaraf simpatis yang berlanjut ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simptis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui sistem syaraf pusat simpatis ke ganglia
simptis. Pada titik ini, ganglion melepas asetikolin, yang merangsang
serabut syaraf paska ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya non epineprin akan mengakibatkan vasokontriksi pembuluh
darah. Pada saat yang bersamaan dimana sistem syaraf simpatis
merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar
adrenal juga terangsang mengakibatkan tambahan aktifitas vasokontriksi.
Medulla adrenal mensekresi epineprin yang menyebabkan vasokontriksi.
Kortek adrenal mensekresi kortisol dan steroid yang dapat memperkuat
vasokontriksor pembuluh darah yang mengakibatkan penurunan aliran
darah ke ginjal, sehingga menyebabkan pelepasan renin. Selanjutnya renin
menyebabkan pelepasan angiotensin I yang diubah menjadi angiotensin II
suatu konstriktor yang kuat, kemudian merangsang sekresi aldosteron oleh
11
tubulus ginjal yang mengakibatkan volume intravaskuler meningkat
sehingga dapat menyebabkan hipertensi (Tjokonegoro, 2004).
5. Tanda dan Gejala
Gejala hipertensi pada umumnya tidak spesifik. Pada hipertensi
primer yang belum mengalami komplikasi, pasien biasanya tidak
mengalami gejala dan hanya mengeluh sakit kepala serta tegangan di
belakang leher. Gejala apabila telah terjadi kerusakan organ target dan
gejala yang timbul biasanya sesuai dengan organ yang terganggu.
Sedangkan pada hipertensi sekunder pada umumnya keluhan mengarah ke
penyakit penyebabnya (Kabo, 2010).
Peningkatan tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya
gejala. Bila demikian gejala lain baru muncul setelah terjadi komplikasi
pada ginjal, mata, otak atau jantung. Gejala lain yang sering ditemukan
seperti sakit kepala, epistaksis, marah, telinga berdengung, rasa berat
ditengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang, dan pusing (Mansjoer et
al, 2001).
6. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi
Banyak faktor yang berperan untuk terjadinya hipertensi meliputi
risiko yang tidak dapat dikendalikan (mayor) dan faktor risiko yang dapat
dikendalikan (minor). Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan (mayor)
seperti keturunan, jenis kelamin, ras dan usia. Sedangkan faktor risiko
yang dapat dikendalikan (minor) yaitu obesitas, kurang olah raga atau
aktivitas, merokok, minum kopi, sensitivitas natrium, kadar kalium
12
rendah, alkoholisme, stress, pekerjaan, pendidikan dan pola makan
(Suhadak, 2010).
a. Usia
Usia berpengaruh pada resiko terkena penyakit kardiovaskuler,
dimana usia menyebabkan perubahan di dalam jantung dan pembuluh
darah. Tekanan darah meningkat sesuai dengan usia, karena arteri
secara perlahan kehilangan keelatisannya. Dengan meningkatnya usia
maka gejala arteriosklerosis semakin nampak dan ini menunjang
peningkatan tekanan perifer total dan dapat menyebabkan hipertensi.
Namun berdasarkan kelompok umur, grafik rata-rata kenaikan tekanan
darah mengikuti rata-rata kenaikan umur. Pada laki-laki, hipertensi pada
umur > 55 tahun dan perempuan pada umur > 65 tahun. Resiko wanita
meningkat setelah mengalami menopause. Disimpulkan bahwa
prevelensi hipertensi akan meningkat dengan bertambahnya umur
(Kurnia, 2007).
b. Jenis Kelamin
Penyakit hipertensi cenderung lebih tinggi pada jenis kelamin
perempuan dibanding jenis kelamin laki-laki. Hal ini dikarenakan pada
perempuan, tekanan darah meningkat seiring bertambahnya usia. Pada
masa menopause perempuan cenderung memiliki tekanan darah rendah
lebih rendah daripada laki-laki penyebabnya sebelum menopause,
wanita relatif terlindungi dari penyakit kardiovaskuler oleh hormon
estrogen sedangkan kadar estrogen menurun pada masa menopause.
cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi.
13
c. Kebiasaan Gaya Hidup tidak Sehat
Kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat dapat meningkatkan
hipertensi, antara lain minum-minuman beralkohol, kurang berolahraga,
dan merokok.
1) Merokok merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan
hipertensi, sebab rokok mengandung nikotin. Menghisap rokok
menyebabkan nikotin terserap oleh pembuluh darah kecil di dalam
paru-paru dan kemudian akan diedarkan hingga ke otak. Di otak,
nikotin akan memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk
melepas epinefrin atau adrenalin yang akan menyempitkan
pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat
karena tekanan darah yang lebih tinggi. Tembakau memiliki efek
cukup besar dalam peningkatan tekanan darah karena dapat
menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Kandungan bahan
kimia dalam tembakau juga dapat merusak dinding pembuluh
darah.
Karbon monoksida dalam asap rokok akan menggantikan
ikatan oksigen dalam darah. Hal tersebut mengakibatkan tekanan
darah meningkat karena jantung dipaksa memompa untuk
memasukkan oksigen yang cukup ke dalam organ dan jaringan
tubuh lainnya.
2) Kurangnya aktifitas fisik sangat mempengaruhi stabilitas tekanan
darah. Pada orang yang tidak aktif melakukan kegiatan fisik
14
Hal tersebut mengakibatkan otot jantung bekerja lebih keras pada
setiap kontraksi. Makin keras usaha otot jantung dalam memompa
darah, makin besar pula tekanan yang dibebankan pada dinding
arteri sehingga meningkatkan tekanan perifer yang menyebabkan
kenaikan tekanan darah. Kurangnya aktivitas fisik juga dapat
meningkatkan risiko kelebihan berat badan yang akan
menyebabkan risiko hipertensi meningkat.
Studi epidemiologi membuktikan bahwa olahraga secara
teratur memiliki efek antihipertensi dengan menurunkan tekanan
darah sekitar 6-15 mmHg pada penderita hipertensi. Olahraga
banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi, karena
olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer
yang akan menurunkan tekanan darah. Olahraga juga dikaitkan
dengan peran obesitas pada hipertensi.
d. Konsumsi garam berlebihan
Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam patogenesis
hipertensi. Asupan garam kurang dari 3 gram/hari menyebabkan
prevelensi hipertensi yang rendah sedangkan jika asupan garam antara
5-15 gram/hari menyebabkan prevelensi hipertensi meningkat menjadi
15-20 %. Garam mempunyai peranan dalam patogenesis hipertensi
melalui masukan natrium yang tinggi (Kurnia, 2007).
Selain faktor risiko yang dikemukakan di atas terdapat beberapa
faktor risiko hipertensi menurut Bustan (2007), seperti ras/suku dimana
orang kulit hitam lebih banyak terkena hipertensi dibandingkan orang kulit
15
putih, pada daerah kota lebih banyak ditemukan terkena hipertensi
dibandingkan dengan orang desa, letak geografis dimana pada daerah
pantai lebih banyak kejadian hipertensi dari pada daerah pegunungan,
kemudian tipe kepribadian orang juga mempengaruhi kejadian hipertensi,
banyak ditemukan hipertensi pada tipe kepribadian A.
7. Komplikasi
Menurut Gray et al (2003), derajat keparahan hipertensi dapat
mempengaruhi perubahan pada organ-organ utama seperti jantung, ginjal,
dan otak yang mengakibatkan terjadinya kerusakan pada organ tersebut.
Penjelasan mengenai bagaimana hipertensi dapat menyebabkan
komplikasi pada organ-organ tersebut akan diuraikan pada penjelasan
dibawah ini.
a. Jantung
Pada jantung terjadinya hipertrofi ventrikel kiri menyebabkan
peningkatan kekakuan dinding terhadap pengisian sistol dan diastol.
Penyakit jantung koroner sering terjadi pada hipertensi dan bersama
dengan disfungsi ventrikel kiri mungkin menyebabkan tingginya angka
kematian penyakit jantung. Risiko kejadian jantung (kematian, infark
miokard, gagal jantung, aritmia ventrikel) akan berkurang jika
hipertensi diturunkan.
b. Ginjal
Pada ginjal dapat terjadi kerusakan dan gagal ginjal pada penderita
hipertensi menahun, khususnya dengan kontrol yang tidak teratur. Pada
hipertensi hebat (hipertensi maligna), gagal ginjal akut sering terjadi
16
dan merupakan penyebab utama kematian jika hipertensi tidak diterapi
dengan tepat.
c. Otak
Komplikasi pada otak yakni berupa stroke dan serangan iskemik
transien. Stroke merupakan penyakit akibat gangguan peredaran darah
otak yang dipengaruhi oleh salah satu faktor risiko yang dapat diubah
seperti hipertensi (Dinata, Safrita, & Sastri, 2013). Selama stroke,
tekanan darah dapat meningkat secara akut dan perlu kehati-hatian
untuk menurunkannya terlalu cepat atau mendadak. Resistensi vaskular
serebral akan meningkat karena efek hipertensi jangka panjang, juga
kemungkinan efek akut edema serebral, dan reduksi berlebihan tekanan
perfusi arteri serebral dapat meningkatkan iskemia serebral.
8. Penatalaksanaan Hipertensi
Penatalaksanaan medis pada klien dengan hipertensi bertujuan
untuk mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas dengan mencapai
dan mempertahankan tekanan darah di bawah 140/90 mmHg. Pedoman
penatalaksanaan hipertensi dari British Hypertension Society
menganjurkan terapi obat antihipertensi pada orang dengan TD sistolik
>160 mmHg yang menetap atau TD diastolik >100 mmHg yang menetap.
a. Terapi Farmakologis
Dalam buku farmakologi untuk keperawatan (2001) terdapat
beberapa terapi farmakologi untuk penderita hipertensi yaitu :
17
1) Diuretik
Terapi farmakologi yang bersifat diuretik ada 2 macam yaitu
diuretik thiazid, terapi dengan agens ini untuk hipertensi ringan
sampai sedang dan sering diberi bersama obat anti hipertensi lain.
Sedangkan diuretik non thiazid (natrilix) adalah obat anti hipertensi
oral, yang dipakai dengan dosis rendah (sampai 2,5 mg per hari)
dipakai untuk pengobatan hipertensi esensial. Obat ini mengurangi
sympathetic outflow dari system saraf autonom.
2) Obat penyekat beta
Obat penyekat beta non selektif memblok reseptor beta 1 dan
beta 2. Penyekat beta kardioselektif terutama memblok reseptor beta
1 dan tidak terlalu memblok reseptor beta 2 yang mengakibatkan
bronkodilatasi dalam paru.
3) Antagonis kalsium
Antagonis kalsium banyak dipakai untuk angina pektoris, kini
juga untuk hipertensi. Mekanisme kerjanya adalah memblok
masuknya ion kalsium ke dalam sel, akibatnya terjadi dilatasi
koroner dan penurunan tahanan perifer dan koroner.
4) Inhibitor ACE
Inhibitor ACE (angiotensin converting enzyme) menghambat
system renin angiotensin aldosteron, sehingga tekanan darah turun.
Inhibitor ACE menghambat enzim untuk mengubah angiotensin I
menjadi angiotensin II (vasokonstriktor kuat).
(Tambayong, 2001)
18
b. Terapi Nonfarmakologis
Menurut Muttaqin (2009) pendekatan nonfarmakologis yang dapat
mengurangi hipertensi adalah sebagai berikut :
1) Olahraga/latihan (meningkatkan lipoprotein berdensitas tinggi)
Olahraga yang efektif dalam menurunkan tekanan darah
pada pasien hipertensi adalah olahraga dinamis sedang. Olahraga
aerobik teratur seperti senam, jalan cepat, berenang dapat
menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi rata-rata 4,9/3,9
mmHg. Olahraga lari dan jogging termasuk olahraga ringan yang
lebih efektif menurunkan tekanan darah sistolik sekitar kira-kira 4-
8 mmHg. Olahraga yang memiliki efek stressor harus dihindari
seperti olahraga isometrik (Aziza, 2007).
2) Penurunan berat badan
Dengan mengurangi beban kerja jantung yang
mengakibatkan kecepatan denyut jantung dan volume sekuncup
juga berkurang dapat mengurangi tekanan darah (Elizabeth, 2009)
3) Pembatasan Alkohol, Natrium, Tembakau (Muttaqin, 2009)
4) Relaksasi
Relaksasi merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan
pada setiap terapi anti hipertensi (Muttaqin, 2009).
19
B. Konsep Hemodinamik
Hemodinamika adalah ilmu yang mempelajari pergerakan darah
dan daya yang berperan di dalamnya. Hemodinamika erat kaitannya
dengan mekanisme sirkulasi darah dalam tubuh (Saputro, 2013).
Hemodinamik adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan volume,
jantung, dan pembuluh darah. Hemodinamik ini diatur oleh sistem saraf
simpatik dan parasimpatik (Katili, 2015).
Menurut Katili (2015) bahwa, komponen hemodinamik secara
umum terdiri atas tiga komponen utama yaitu :
1. Volume (darah dan cairan)
2. Pembuluh darah (arteri, vena, dan kapiler)
3. Jantung sebagai pompa
Hemodinamik dapat dipantau secara invasif dan noninvasif.
Pemantauan hemodinamik secara noninvasif terdiri dari beberapa
komponen antara lain tekanan darah, nadi, heart rate, pernapasan,
indikator perfusi perifer, produksi urin, saturasi oksigen, dan GCS (Katili,
2015).
Pada penelitian ini, hemodinamik yang dinilai yaitu antara lain :
1. Tekanan darah
Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh sistem
vaskular terhadap dinding pembuluh darah atau sistem sirkulasi. Tekanan
darah merujuk pada tekanan darah arteri. Dalam satu denyut jantung terdiri
dari gelombang kontraksi yang disebut sistol, yang diikuti oleh fase
relaksasi yang disebut diastol (James, Baker, & Swain, 2008). Nilai
20
normal tekanan darah menurut American Heart Association (AHA) 2017
yaitu sistol < 120 mmHg dan diastole < 80 mmHg.
Adapun mekanisme yang terjadi pada sistol dan diastol yaitu:
a) Sistol
1) Sistol berlangsung selama 0,3 detik
2) Dirangsang oleh nodus sinoatrial, dinding atrium berkontraksi
memeras sisa darah dari atrium ke dalam ventrikel
3) Ventrikel melebar untuk menerima darah dari atrium dan kemudian
memulai berkontraksi
4) Ketika tekanan dalam ventrikel melebihi tekanan dalam atrium,
katup AV menutup. Chordae tandinea mencegah katup terdorong ke
dalam atrium
5) Ventrikel terus berkontraksi. Katup pulmonalis dan aorta membuka
akibat peningkatan tekanan ini
6) Darah menyembur keluar dari ventrikel kanan ke dalam arteria
pulmonalis dan darah dari ventrikel kiri menyembur ke dalam aorta
7) Kontraksi otot kemudian berhenti dan dengan dimulainya relaksasi
otot, siklus baru di mulai
b) Diastol
1) Pada awalnya darah vena memasuki atrium kanan melalui vena kava
superior dan inferior
2) Darah yang teroksigenasi melewati atrium kiri melalui vena
pulmonalis
21
3) Kedua katup antriol ventrikular (tricuspid dan mitralis) tertutup dan
darah dicegah untuk memasuki atrium ke dalam ventrikel
4) Katup pulmonalis dan aorta tertutup, mencegah kembalinya darah
dari arteri pulmonalis ke dalam ventrikel kanan dan dari aorta ke
dalam ventrikel kiri
5) Dengan bertambah banyaknya darah yang memasuki atrium, tekanan
di dalamnya meningkat dan ketika tekanan di dalamnya lebih besar
dari ventrikel, katup AV terbuka dan darah mulai mengalir dari
atrium ke dalam ventrikel.
2. Nadi
Nadi atau biasa juga disebut denyut jantung adalah beberapa kali
jantung memompa atau berdenyut setiap menitnya. Dalam keadaan
istirahat nilai jantung normal berkisar dari 60-100x/menit. Nilai nadi setiap
orang berbeda-beda. Adapun faktor yang mempengaruhi nilai nadi seperti
suhu udara, posisi tubuh, berat badan, dan penggunaan obat-obatan (AHA,
2015).
a) Mekanisme Timbulnya Denyut Nadi
Denyut nadi dapat dirasakan disebuah arteri yang terletak di dekat
dengan permukaan kulit disebabkan oleh perbedaan antara tekanan
sistolik dan diastolik. Perbedaan tekanan ini dikenal sebagai tekanan
nadi. Ketika tekanan darah 120/80 mmHg tekanan nadi adalah 40
mmHg (120 mmHg-80 mmHg). Frekuensi nadi menurun pada
istirahat dan blok jantung.
22
b) Letak-letak Denyut Nadi
Adapun letak-letak denyut nadi yaitu : belakang lutut (peplitea),
kunci paha (femuralis), leher (arterikarotis), sisi atas bagian dalam
kaki (dorsalpedis), pelipis (temporalis), pergelangan tangan (radialis),
dan lengan atas (brakialis).
3. Frekuensi Pernapasan
Secara harfiah, pernapasan yaitu pergerakan oksigen (O2) dari
atmosfer menuju ke sel dan keluarnya karbondioksida (CO2) dari sel ke
atmosfer. Secara fisiologi, pernapasan adalah proses dimana O2
dipindahkan dari udara ke dalam jaringan-jaringan, dan CO2 dikeluarkan
ke udara ekspirasi, dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu ventilasi,
transportasi, dan respirasi sel (Price & Wilson, 2005). Pengaturan
pernapasan diatur oleh pusat pernapasan yang terletak di medulla
oblongata dan pons di batang otak, yang pada bagian bilateralnya terdapat
beberapa kelompok neuron (Guyton & Hall, 2007).
Pada daerah tersebut dibagi menjadi tiga kelompok neuron utama
yaitu kelompok pernapasan dorsal yang bertanggungjawab mengatur
inspirasi, kelompok pernapasan ventral yang bertanggungjawab mengatur
ekspirasi, dan pusat pneumotaksik yang bertanggungjawab mengatur
kecepatan dan kedalaman pernapasan (Guyton & Hall, 2007). Selain itu,
pengontrolan jalan napas juga diatur oleh saraf otonom, yaitu saraf
simpatis yang menyebabkan relaksasi otot bronkus, bronkodilatasi, dan
berkurangnya sekresi bronkus dan saraf parasimpatis yang menyebabkan
23
bronkokontriksi dan peningkatan sekresi kelenjar mukosa dan sel-sel
goblet (Price & Wilson, 2005).
C. Konsep Senam Jantung Sehat
1. Definisi
Senam adalah latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan
sengaja dan berencana, disusun secara sistematik dengan tujuan
membentuk dan mengembangkan keseluruhan yang harmonis. Menurut
Agus Mahendra (2000) senam merupakan kegiatan fisik yang paling kaya
struktur geraknya. Jika dilihat dari taksonomi gerak umum, senam dapat
secara lengkap diwakili oleh gerak-gerak dasar yang membangun pola
gerak yang lengkap mulai pola gerak lokomotor, non lokomotor sampai ke
manipulatif.
Senam jantung sehat termasuk ke dalam olahraga aerobik dengan
intensitas sedang (Fakhruddin, 2013). Senam jantung sehat adalah
olahraga yang disusun dengan selalu mengutamakan kemampuan jantung,
gerakan otot besar dan kelenturan sendi, agar dapat memasukkan oksigen
sebanyak mungkin ke dalam tubuh. Senam jantung sehat bertujuan
merawat jantung dan pembuluh darah. Pembuluh darah yang sehat,
membuat kerja jantung menjadi optimal, karena kedua organ tersebut
bekerja saling berhubungan (Sarvasty, 2012). Senam jantung sehat
menjadi salah satu olahraga atau aktivitas fisik yang dapat menurunkan
resiko terjadinya penyakit kardiovaskular.
Senam jantung sehat terdapa 5 seri, yaitu terdiri dari seri I dimana
gerakannya menggunakan irama musik yang pelan dan tidak rumit, seri II
24
gerakan yang dilakukan agak cepat namun masih sederhana, seri III
gerakan diiringi dengan musik yang lebih cepat dan gerakan mulai
bervariasi, seri IV dan V gerakan diiringi dengan musik yang semakin
cepat dan durasi dari gerakan lebih panjang. Pada usia lanjut dapat
menggunakan seri I, II, dan III. Sedangkan pada remaja bisa dilakukan seri
IV dan V (Lalarni, 2015).
Untuk mengetahui apakah seseorang dikatakan telah berhasil
mencapai program latihan, dapat dipakai beberapa tolak ukur/parameter,
antara lain : a) Program latihan tercapai; b) Berat dan tinggi badan
seimbang; c) Tekanan darah normal atau terkendali; d) denyut nadi
istirahat semakin bertambah lambat (relatif bradikardi); e) Faktor resiko
hilang atau terkendali; h) Tingkat kesegaran jasmaninya baik.
2. Sistematika Senam Jantung Sehat
Senam jantung sehat adalah olahraga aerobik yang disusun dengan
selalu mengutamakan kemampuan jantung, gerakan otot besar dan
kelenturan sendi, serta upaya memasukkan oksigen sebanyak mungkin
yang dilakukan secara mudah, murah, meriah, massal dan bermanfaat serta
aman (Anggriyana, 2010). Tujuan inti dari olahraga senam jantung sehat
adalah untuk menyehatkan jantung, memperbaiki denyut nadi,
menurunkan tekanan sistolik dan diastolik (Made Ayu, 2013). Pada
penelitian ini menggunakan senam jantung sehat seri v yang berdurasi 18
menit, 48 detik.
25
Ada 5 prinsip dasar dalam melakukan senam jantung sehat, yaitu :
1) Latihan pemanasan/peregangan
2) Latihan inti
3) Latihan pendinginan/pemulihan/penenangan
4) Intensitas latihan
5) Durasi/lamanya latihan
1. Pemanasan
Pemanasan adalah persiapan emosional, psikologis dan fisik untuk
melakukan latihan (Mukholid, 2007). Gerakan ini dilakukan sebelum
memasuki gerakan inti dengan tujuan untuk mempersiapkan berbagai
sistem tubuh sebelum memasuki latihan yang sebenarnya. Tujuan
latihan ini adalah menaikkan suhu tubuh, meningkatkan denyut jantung
mendekati intensitas latihan. Selain itu, pemanasan perlu untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya cedera akibat olahraga. Lama
pemanasan biasanya 5-10 menit (Tapan, 2005). Pada senam jantung
sehat seri v, lama pemanasan yaitu 6 menit, 57 detik.
Adapun gerakan pemanasan pada senam jatung sehat yaitu :
a) Sikap awal : sikap sempurna.
b) Tujuan : menaikkan denyut jantung secara perlahan untuk
persiapan melakukan olahraga senam jantung sehat dan
menghilangkan kehalaman pada otot dan sendi.
c) Menghitung denyut nadi : tangan kanan memegang pergelangan
tangan kiri, posisi di depan dada, setelah 6 detik, posisi kembali ke
sikap sempurna.
26
2. Inti
Gerakan inti biasanya merupakan gerakan yang telah aktif dengan
mengikuti alur tertentu. Gerakan ini bertujuan untuk menguatkan otot-
otot tubuh seperti lengan, tungkai, perut, pinggul dan juga melatih
koordinasi gerak anggota tubuh. Gerakan ini dilakukan kurang lebih
antara 20-30 menit atau disesuaikan dengan tujuan dan latihan yang
dilakukan (Sumintarsih, 2006). Pada senam jantung sehat seri v, lama
gerakan inti (latihan) yaitu 10 menit, 21 detik.
Adapun gerakan inti pada senam jatung sehat yaitu :
a) Bersiap-siap menghitung denyut nadi
b) Gerakan : diawali dengan gerakan peralihan
c) Tujuan : untuk memacu denyut nadi dan menyesuaikan irama yang
lebih cepat
3. Pendinginan
Pelaksanaan gerakan ini merupakan penurunan gerakan secara
bertahap dari intensitas tinggi ke intensitas rendah (Mukholid, 2007).
Gerakan ini bertujuan untuk mengembalikan kondisi tubuh seperti
sebelum berlatih dan mengembalikan darah ke jantung untuk
reoksigenasi sehingga mencegah genangan darah di otot kaki dan
tangan. Gerakan ini dilakukan kira-kira 5-10 menit (Sumintarsih, 2006).
Latihan aerobik sebaiknya dilakukan dengan frekuensi 3-5
kali/minggu dengan durasi latihan 20-30 menit setiap kali latihan
(Wilmore & Costill , 2004).
pada tekanan darah (Divine, 2006).
27
Menurut (Gian & The , 2002) mengatakan bahwa durasi latihan 15-
30 menit dinilai cukup apabila latihan dilakukan secara terus menerus
dan didahului 5-10 menit pemanasan dan diakhiri 5-10 menit
pendinginan. Pada senam jantung sehat seri v, lama pendinginan yaitu 2
menit, 10 detik.
3. Fisiologi Senam Jantung Sehat
Olahraga ini banyak tergantung pada energi yang diambil dari
konsumsi oksigen (aerobik). Sumber energi yang dibutuhkan pada waktu
berolahraga berasal dari glukosa dan asam lemak bebas. Kedua bahan
tersebut merupakan sumber utama, namun pemakaian glukosa pada tingkat
ini lebih cepat. Pada saat berolahraga energi berasal dari ATP otot, setelah
itu didapatkan dari cadangan glikogen otot, selanjutnya barulah digunakan
glukosa. Bila olahraga berlangsung terus maka energi diperoleh dari
glukosa yang didapat dari pemecahan simpanan glikogen hepar
(glikogenolisis). Bila olahraga berlangsung lebih dari 30 menit maka
sumber energi utama adalah asam bebas yang berasal dari lipolisis
jaringan adipose (Ilyas, 2009).
Olahraga ini akan menyebabkan denyut jantung dan tekanan darah
meningkat untuk memenuhi permintaan oksigen sehingga seseorang akan
bernapas lebih cepat dan membiarkan oksigen melewati pembuluh darah
setiap menit. Kebutuhan oksigen ini akan dipenuhi oleh jantung dengan
meningkatkan aliran darahnya. Hal ini juga direspon pembuluh darah
dengan melebarkan diameternya (vasodilatasi) sehingga akan berdampak
kelelahan dan membahayakan. Sebaliknya jika latihan di bawah 70%,
28
4. Porsi Latihan
a. Frekwensi
Frekwensi yang dimaksud di sini ialah berapa kali seminggu
olahraga ini dilakukan agar memberi efek latihan. Melakukan latihan
minimal 3 kali seminggu pada hari yang bergantian artinya selang
sehari. Ini dikarenakan bahwa tubuh memerlukan pemulihan selesai
berolahraga sehingga otot dan persendian diberi kesempatan untuk
memulihkan diri. Dalam salah satu pengamatan yang dilakukan, Cooper
dikutip dalam Arif (2007) pernah menganjurkan untuk melakukan
olahraga setiap hari, namun akhirnya ia berkesimpulan bahwa olahraga
3 kali seminggu sudah cukup. Olahraga yang dilakukan melebihi 5 kali
seminggu akan menimbulkan berbagai komplikasi baik secara
psikologis maupun fisiologi.
b. Intensitas
Intensitas mengandung arti berat badan latihan yang diberikan tidak
mengakibatkan efek yang membahayakan. Reaksi denyut jantung yang
timbul dapat dipakai sebagai cerminan dari reaksi pembebanan. Beban
yang diterima oleh jantung berkisar antara 60-80% dari kekuatan
maksimal jantung. Beban seberat ini dijabarkan dengan denyut jantung
antara 70-85% dari denyut jantung maksimal. Dengan demikian senam
jantung sehat sudah cukup memperbaiki atau meningkatkan
kemampuan jantung bila diberi beban seperti diuraikan di atas. Bila
senam dilakukan sampai denyut jantung maksimal akan menyebabkan
adaptasi. Dengan demikian apabila melakukan senam jantung sehat secara
29
maka efek latihan sangat sedikit atau kurang bermanfaat bagi jantung
khususnya bagi orang sehat (Kusman dikutip dalam Arif, 2007).
c. Tempo
Menurut Kusman dikutip dalam Arif, (2007) yang dimaksud
dengan tempo latihan adalah waktu atau lamanya latihan yang diberikan
agar memberi manfaat. Penelitian menunjukkan lama latihan antara 20-
30 menit sudah cukup memberikan kenaikan kemampuan sebanyak
35% bila dilakukan 3 kali dalam seminggu dalam jangka waktu satu
setengan bulan. Bila latihan senam selama 6 bulan akan menghasilkan
peningkatan kemampuan sampai optimal. Makin lama seseorang
berlatih pada dosis latihan yang dianjurkan berarti makin tahan
jantungnya, semakin banyak darah yang dialirkan, dan semakin banyak
oksigen yang dipakai keseluruh tubuh. Senam yang dilakukan selama
30 menit akan memberikan efek bagi tubuh kita yaitu meningkatkan
aliran darah dan memecahkan metabolisme lemak dan kolestrol.
5. Pengaruh dan Manfaat Senam Jantung Sehat
Senam jantung sehat yang dilakukan dengan benar dapat memberi
manfaat bagi kebugaran jasmani. Kebugaran sering dikaitkan dengan
kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan sehari-hari tanpa rasa
lelah yang berarti dan masih mempunyai cadangan energi untuk keperluan
mendadak. Kebugaran merupakan pendukung utama penampilan dan
prestasi, ditopang oleh kerja sama sistem tubuh. Pengaruh seketika disebut
respon dan pengaruh jangka panjang akibat latihan teratur disebut
senam dengan intensitas sedang, dan lama waktu 20-60 menit serta
30
kontinu/terus-menerus, akan memberi dampak terhadap : respon dan
adaptasi pada jantung, sistem pernapasan, sistem energi, dan respon
adaptasi khusus (Farida Mulyaningsih, 2006).
D. Hubungan Senam Jantung Sehat Terhadap Perubahan Hemodinamik
Berdasarkan teori yang telah dijelaskan dapat diambil kesimpulan
bahwa dengan latihan olahraga secara teratur dapat meningkatkan fungsi
tubuh terutama fungsi jantung. Jantung merupakan salah satu organ vital
tubuh sudah seharusnya dijaga kesehatannya. Kerusakan pada jantung
mempengaruhi semua sistem tubuh. Sebagai contoh penyakit hipertensi,
jika tidak tertangani secara baik akan berakibat fatal salah satunya dapat
menyebabkan penyakit stroke yang dapat berakhir dengan kematian. Salah
satu cara untuk menjaga kesehatan jantung adalah dengan olahraga yang
teratur. Olahraga ringan yang mudah dilakukan adalah senam. Senam
memiliki banyak manfaat diantaranya adalah melancarkan peredaran darah
dan meningkatkan jumlah volume darah sehingga dengan melakukan
senam secara teratur dapat meminimalkan terjadinya penyakit jantung
terutama hipertensi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rismayanthi tahun
2009 menyatakana bahwa senam dapat menurunkan tekanan darah sistolik
dan diastolik. Senam menimbulkan efek beta blocker yang dapat
menenangkan sistem saraf simpatikus, dimana bila terjadi penurunan
aktivitas simpatik pada pembuluh darah perifer dapat menjadi petunjuk
penurunan tekanan darah. Hasil penelitian Rismayanthi jika melakukan
sehat menimbulkan efek seperti: beta blocker yang dapat menenangkan
31
dilakukan 3 kali seminggu dapat menurunkan tekanan darah sistolik pada
penderita hipertensi sebesar 3,346% dan menurunkan tekanan darah
diastolik sebesar 4,273%.
Senam jantung sehat juga dapat merilekskan pembuluh-pembuluh
darah, penurunan tekanan darah juga dapat terjadi akibat aktivitas
memompa jantung berkurang. Otot jantung pada orang yang rutin
berolahraga sangat kuat, maka otot jantung dari individu yang rajin
berolahraga berkontraksi lebih sedikit dari pada otot jantung orang yang
jarang berolahraga untuk memompakan volume darah yang sama. Karena
latihan aktivitas fisik senam jantung sehat dapat menyebabkan penurunan
denyut jantung maka akan menurunkan cardiac output, yang pada
akhirnya menyebabkan penurunan tekanan darah. Peningkatan efisiensi
kerja jantung dicerminkan dengan penurunan tekanan sistolik, sedangkan
penurunan tahanan perifer dicerminkan dengan penurunan tekanan
diastolik (Harber, 2009)
Senam jantung sehat dapat melemaskan pembuluh-pembuluh
darah, sehingga tekanan darah menurun, sama halnya dengan melebarnya
pipa air akan menurunkan tekanan air. Latihan senam senam jantung sehat
juga dapat menyebabkan aktivitas saraf, reseptor hormon, dan produksi
hormon-hormon tertentu menurun. Bagi penderita hipertensi, senam
jantung sehat cukup aman karena telah dirancang khusus untuk setiap usia
juga dapat menurunkan tekanan sistolik maupun diastolik pada orang yang
mempunyai tekanan darah tinggi tingkat ringan. Olahraga senam jantung
32
sistem saraf simpatik dan melambatkan denyut jantung. Senam jantung
sehat yang dilakukan akan mengurangi kadar hormon norepinefrin
(noradrenalin) dalam tubuh, yakni zat yang dikeluarkan sistem saraf yang
dapat menaikkan tekanan darah (Nanny Selamiharja:
http://www.indomedia.com).
Faktor utama yang mempengaruhi tekanan darah adalah curah
jantung, tekanan pembuluh darah perifer dan volume/aliran darah. Rata-
rata tekanan darah arteri ditentukan oleh curah jantung dan resistensi
perifer total. Penurunan tekanan arteri setelah latihan harus dimediasi oleh
penurunan satu atau kedua variabel tersebut. Penurunan resistensi perifer
total tampaknya menjadi mekanisme utama yang menjadikan penurunan
tekanan darah setelah olahraga. Penurunan perifer dapat dijelaskan dari
mekanisme :
1. Adaptasi Neurohormonal
a) Sistem saraf simpatik
Aktivitas sistem saraf simpatik yang meningkat adalah ciri
penting dari hipertensi. Aktivitas saraf simpatik dan adanya
pelepasan norepinefrin (NE) memediasi vasokontriksi dan
meningkatkan resistensi vaskuler. Penurunan aliran saraf simpatis
pusat atau sirkulasi norepinefrin (NE) menipiskan vasokontriksi dan
menyebabkan penurunan tekanan darah. Meskipun bukti yang
terbatas untuk mendukung pengurangan eferen aktivitas saraf
simpatis setelah latihan/olahraga, pengurangan norepinefrin (NE)
plasma telah dibuktikan setelah latihan/olahraga. Penelitian yang
33
dilakukan oleh meredith et al. Menemukan bahwa penurunan NE
plasma setelah latihan berhubungan dengan penurunan spillover
yang menunjukkan penurunan aktivitas sistem saraf simpatik.
Berkurangnya NE pada sinapsis akan menjadi salah satu mekanisme
yang memfasilitasi pengurangan resistensi pembuluh darah
(Pascestello, 2010).
b) Sistem Renin-Angiotensin
Angiotensin II adalah vasokonstriktor kuat dan pengatur volume
darah, penurunan renin danangiotensin II dengan latihan
kemungkinan akan menjadi faktor penurunan tekanan darah
(Pascestello, 2010).
c) Respon Vaskular
Adaptasi vaskular yang akan memberikan kontribusi untuk
menurunkan tekanan darah setelah latihan. Latihan mengubah respon
vaskular dua vaskonstiktor kuat, NE dan Endotelin-1. Endotelin 1
mendorong pengeluaran NO (nitrat oxide) dan mempertahankan
keseimbangan antara efek vasodilatasi dari NO dan efek
vasokonstriktor dari endotelin 1 itu sendiri. Endotel sangat
bergantung pada vasodilatasi yang berkaitan erat produksi oksida
nitrat. Endotel memproduksi NO, yaitu faktor vasorelaksan ampuh
yang memberikan kontribusi dalam pembuluh darah. NO dibentuk
oleh sintesis enzim NO (NOS) yang terbentuk dari asam amino L-
Arginin. NO berdifusi ke sel-sel otot polos pembuluh darah,
mengaktifkan guanylate cyclase dan menghasilkan vasorelaksasi
34
(Mancia, 2014). Olahraga diduga dapat mengubah vasokonstriktor
menjadi vasodilator (mengurangi vasokonstriksi dan tekanan pada
pembuluh darah). Latihan olahraga juga terbukti meningkatkan
produksi oksida nitrat dan meningkatkan fungsi vasodilatasi yang
akan mengurangi resistensi perifer dan menurunkan tekanan darah
(Pascestello, 2010).
Menurut Lee et al (2002) yang dimuat dalam The Physician
and Sportmedicine, olahraga dapat menurunkan resiko penyakit
jantung koroner melalui mekanisme : penurunan denyut jantung
dan tekanan darah, penurunan tonus simpatik, meningkatkan
diameter arteri koroner dan sistem koleteralisasi pembuluh darah,
meningkatkan HDL dan menurunkan LDL darah (Suharjo &
Cahyono, 2008).
35
 Usia
 Jenis kelamin
 Merokok
 Kurangnya aktivitas fisik
 Konsumsi garam
berlebihan
Hemodinamik
Senam Jantung Sehat
Seri V
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan pada tinjauan
pustaka, maka konsep penelitian ini terdiri dari variabel dependen yaitu
hemodinamik pada hipetensi (tekanan darah, nadi, dan frekuensi pernapasan).
Sedangkan variabel independennya yaitu senam jantung sehat seri V.
Variabel Independent Variabel Dependent
Variabel Moderat
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
Bagan 1. Kerangka Konsep
36
B. Hipotesis
Ho : Tidak ada perubahan hemodinamik sebelum dan sesudah dilakukan
senam jantung sehat.
Ha : Ada perubahan hemodinamik sebelum dan sesudah dilakukan
senam jantung sehat.
37
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi
Eksperimen yang merupakan pengembangan dari True Experimental Design.
Metode Quasi Experimen mempunyai ciri utama yaitu tidak dilakukannya
penugasan secara random, melainkan dengan menggunakan kelompok yang
sudah ada.
Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Time Series
Design yaitu tidak menggunakan kelompok kontrol tetapi hanya
menggunakan satu kelompok saja namun pengukuran dilakukan secara
berulang pada individu yang sama. Sebelum diberikan perlakuan berupa
senam jantung sehat seri v, kelompok diberikan pretest (mengukur TD, nadi,
dan pernapasan) sampai tiga kali dengan maksud untuk mengetahui
kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuakuan.
Bila hasil pretest selama tiga kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti
kelompok tersebut kedaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten.
Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui dengan jelas, maka
baru diberi treatment/perlakuan.
Berikut merupakan tabel desain penelitian time series design.
Tabel 3
Desain penelitian Time Series
Pretest Treatment Posttest
H1
H2
H3
SJS1
SJS2
SJS3
H4
H5
H6
38
Keterangan :
H1 H2 H3 : Nilai hemodinamik (TD, Nadi, Pernapasan)
pretest sebelum perlakuan
SJS1 SJS2 SJS3 : Memberikan perlakuan senam jantung sehat
H4 H5 H6 : Nilai hemodinamik (TD, Nadi, Pernapasan)
posttest setelah diberikan perlakuan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar.
Tempat penelitian dipilih berdasarkan data yang peneliti dapatkan bahwa
jumlah penderita hipertensi terbanyak di Kota Makassar berada di wilayah
kerja Puskesmas Paccerakkang.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai pada bulan Januari 2018.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi sebagai objek penelitian merupakan hal yang penting
untuk ditentukan dalam penelitian. Menurut Fathoni (2006:103) populasi
adalah “keseluruhan unit elementer yang parameternya akan diduga
melalui statistika hasil analisis yang dilakukan terhadap sampel
penelitian”. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah semua
masyarakat di Kelurahan Paccerakkang yang telah terdiagnosa mengalami
hipertensi yaitu berjumlah 35 orang yang diperoleh berdasarkan data
pengukuran tekanan darah oleh petugas Puskesmas Paccerakkang.
2. Sampel
39
Sampel merupakan bagian dari populasi yang dianggap mewakili
populasi yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2005). Jenis sampel pada
penelitian ini adalah non probability dengan teknik purposive sampling.
Sampling purposive yaitu penentuan sampel berdasarkan pada
pertimbangan subjektifnya, bahwa responden tersebut dapat memberikan
informasi yang memadai untuk menjawab pertanyaan penelitian dan
memenuhi kriteria penelitian.
Adapun kriteria inklusi dan ekslusi sebagai berikut :
a. Kriteria Inklusi
Yang dimaksud dengan kriteria inklusi adalah batasan ciri atau
karakter umum pada subjek penelitian (Saryono & Anggraeni, 2013).
Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:
1. Bersedia mengikuti latihan senam jantung sehat selama 3x/minggu
selama 3 minggu.
2. Tidak memiliki gangguan/cedera (luka atau fraktur) pada ekstremitas
b. Kriteria Eksklusi
Yang dimaksud dengan kriteria eksklusi merupakan ciri atau
karakter umum subjek penelitian yang harus dikeluarkan dari penelitian
karena berbagai sebab yang dapat mempengaruhi hasil penelitian
sehingga dapat menyebabkan bias penelitian (Saryono & Anggraeni,
2013). Pada penelitian ini yang termasuk kriteria eksklusi yaitu:
1. Tidak hadir pada saat program latihan
2. Memiliki riwayat penyakit stroke, gagal ginjal, gagal jantung dan
sindrome koroner akut
40
c. Besar Sampel
Jumlah sampel pada penelitian ini berjumlah 35 responden dengan
pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling.
Adapun rumus yang digunakan peneliti dalam menghitung besar
sampel penelitian adalah rumus Slovin :
� =
�
1+��2
Keterangan:
N = ukuran populasi
n = ukuran sampel
e = taraf signifikansi
Dengan menggunakan rumus di atas, maka perhitungan sampel
adalah:
�
�=
1+��2
35
� =
1 + 35(0,05)2
� =
35
1+0,0875
� =
35
1,0875
� = 32,1 (dibulatkan menjadi 32 orang)
41
Penyajian hasil dan kesimpulan penelitian
Penyusunan dan pengajuan proposal
Persetujuan judul
Observasi tempat penelitian dan populasi
Mendapatkan surat izin penelitian dari Ketua Program Studi
Mengajukan surat permohonan kegiatan senam jantung sehat ke Kepala
Desa/Kelurahan
Menentukan sampel dari semua populasi sesuai dengan kriteria inklusi
Mengumpulkan responden dengan teknik purposive sampling
Persetujuan Informed Consent
Memeriksa hemodinamik (pre test) sebelum senam jantung sehat esesehat
Intervensi senam jantung sehat 3 kali seminggu setiap hari selasa, kamis,
dan sabtu selama 3 minggu sesuai buku panduan senam jantung sehat
Memeriksa perubahan hemodinamik (pos test) setelah senam jantung
sehat dengan jeda waktu
Mencatat hasil pengukuran hemodinamik di kartu kontrol
Pengumpulan dan pengolahan data responden
Analisis data menggunakan program SPSS
D. Alur Penelitian
Bagan 2. Alur Kerja Penelitian
42
E. Variabel Penelitian
1. Identifikasi Variabel
Menurut Notoatmodjo (2005) mengungkapkan bahwa variabel
penelitian merupakan suatu ukuran, ciri, atau sifat yang dimiliki oleh suatu
kelompok yang berbeda dengan kelompok lain seperti pekerjaan,
pengetahuan, dan sebagainya.
a. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel
terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah senam jantung sehat
seri v.
b. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi karena adanya
variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
hemodinamik.
2. Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif
a. Senam jantung sehat dalam penelitian ini adalah senam jantung sehat
seri 5. Kegiatan senam jantung sehat terdiri dari 3 tahap yaitu latihan
pemanasan, latihan inti dan latihan pendinginan. Latihan ini dilakukan
selama 3 kali seminggu selama 3 minggu dengan frekwensi, intensitas
dan durasi latihan 18.48 menit dilakukan pada hari selasa, kamis dan
sabtu dengan berpedoman pada buku panduan senam jantung sehat seri
5 terlampir.
43
b. Hemodinamik
1) Tekanan Darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh sistem
vaskular terhadap dinding pembuluh darah atau sistem sirkulasi.
Tekanan darah yang diukur dalam penelitian ini adalah tekanan
darah sistol yaitu bunyi pertama pada saat mengukur tekanan darah
yang diukur sebelum dan sesudah melakukan senam jantung sehat
dan tekanan darah diastol yaitu bunyi kedua pada saat mengukur
tekanan darah yang diukur sebelum dan sesudah melakukan senam
jantung sehat. Pengukuran tekanan darah ini menggunakan
spygmomanometer digital dan dicatat pada kartu kontrol setiap
responden.
2) Nadi atau biasa juga disebut denyut jantung adalah beberapa kali
jantung memompa atau berdenyut setiap menitnya. Dalam keadaan
istirahat nilai jantung normal berkisar dari 60-100x/menit. Pada
penelitian ini, jumlah pengukuran nadi dilakukan sebanyak 3x yaitu
sebelum melakukan senam (denyut nadi istirahat), saat melakukan
senam (denyut nadi latihan) dan setelah melakukan senam. Adapun
alat yang digunakan peneliti untuk mengukur nadi yaitu jam tangan
dengan jarum detik.
3) Pernapasan yaitu pergerakan O2 dari atmosfer menuju ke sel dan
keluarnya CO2 dari sel ke atmosfer. Pada pene2itian ini, jumlah
pengukuran frekuensi napas dilakukan sebanyak 2x yaitu sebelum
dan setelah melakukan senam jantung sehat.
panduan senam jantung sehat, dan kartu kontrol).
44
F. Istrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Instrumen atau alat-
alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Spigmomanometer digital yaitu alat yang digunakan untuk mengukur
tekanan darah responden. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan
termometer digital.
2. Jam tangan jarum detik yaitu alat yang digunakan untuk menghitung
nadi dan frekuensi pernapasan responden.
3. Buku panduan Senam Jantung Sehat yaitu alat yang digunakan sebagai
acuan dalam melakukan gerakan senam jantung sehat.
4. Laptop, LCD dan Speaker yaitu media yang digunakan untuk melihat
gerakan dan mendengarkan bunyi/irama senam jantung sehat.
5. Kartu kontrol yaitu alat yang digunakan untuk mencatat karakteristik
responden (data demografi) dan hasil pengukuran perubahan hemodinamik
pre dan post selama pemberian senam jantung sehat.
G. Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data diawali dengan pengumpulan data menggunakan
lembar isian karakteristik demografi responden dan hasil yang bisa dilihat
dari kartu kontrol responden. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti
dan dibantu oleh tiga orang asisten untuk mencatat hasil pengukuran
hemodinamik sebelum dan setelah diberikan perlakuan pada kartu kontrol
responden. Pengumpulan status hemodinamik menggunakan instrumen
penelitian (spygmomanometer digital, jam tangan jarum detik, buku
uji statistik dengan cara komputerisasi. Analisa data tersebut antara lain :
45
Data yang terkumpul kemudian diolah, menurut Natoadmodjo (2012)
pengolahan data melalui tahap-tahap sebagai berikut :
a. Editing
Setelah semua data terkumpul, kemudian dilakukan pemeriksaan
kelengkapan data dan kesinambungan data. Peneliti memeriksa data
untuk nilai tekanan darah sistolik dan diastolik, nadi, dan frekuensi
pernapasan setiap responden sebelum dan setelah diberikan perlakuan
senam jantung sehat.
b. Coding
Data yang berbentuk huruf diubah menjadi data berbentuk
angka/bilangan. Setiap data diberikan kode 1 hingga 3 sesuai dengan
definisi operasional untuk memudahkan pengelolaan data dan entry
data pada komputer.
c. Entry Data
Entry data dilakukan dengan cara memasukkan data ke program
SPSS 20 di komputer sehingga dapat dianalisis. Data yang dimasukkan
berupa nomor responden, umur, jenis kelamin, tekanan darah sistol dan
diastol, nadi, dan frekuensi pernapasan.
d. Cleaning
Pengecekan kembali data yang sudah diproses apakah ada
kesalahan, ketidaklengkapan, dan kemudian dilakukan koreksi.
2. Analisa Data
Analisa data dalam penelitian ini dilakuakan dengan menggunakan
46
a. Analisis Univariate
Analisis univariate merupakan analisis yang dilakukan untuk
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Setiap kategori
jawaban pada variabel dependent dan independent disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi dan dilakukan analisis (Notoatmodjo,
2012). Variabel-variabel yang akan dianalisis dengan analisa univariat
ini adalah umur, jenis kelamin, lama riwayat hipertensi, tingkat
pendidikan, merokok, dan aktivitas fisik.
b. Analisis Bivariate
Analisis data berdistribusi normal dengan menggunakan uji paired
t-test. Uji paired t-test digunakan pada sampel berpasangan yaitu
membandingkan hasil pre test dan post test pada kelompok intervensi
yang berbeda. Selain uji paired t-test, juga akan digunakan uji Analysis
of Variance (ANOVA). Uji ANOVA ini digunakan untuk menganalisis
perbedaan rata-rata (nilai tengah) hasil post test yang dilakukan dalam
penelitian ini. Kelebihan uji ANOVA ialah dapat menguji perbedaan
lebih dari 2 kelompok. Alternatif lain yang digunakan peneliti jika hasil
uji normalitas one way anova tidak berdistribusi normal, maka peneliti
menggunakan uji kruskal-wallis.
Hasil akhir dari analisis ANOVA adalah nilai F test atau F hitung.
Nilai F hitung ini yang nantinya akan dibandingkan dengan nilai pada
tabel f. Jika nilai f hitung lebih dari f tabel, maka dapat disimpulkan
bahwa menerima H1 dan menolak H0 atau yang berarti ada perbedaan
bermakna rerata pada semua kelompok.
47
H. Masalah Etik
Semua penelitian yang erat kaitannya dengan manusia sebagai obyek harus
mempertimbangkan masalah etik. Penelitian ini mengacu pada Komisi
Nasional Etik Penelitian Kesehatan (KNEPK, 2011), antara lain:
1. Respect for person (menghormati harkat dan martabat manusia)
Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subyek untuk
mendapatkan informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian,
memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk
berpartisipasi dalam kegiatan penelitian. Tindakan yang terkait dengan
prinsip menghormati harkat dan martabat manusia yaitu peneliti
mempersiapkan formulir persetujuan subyek (informed consent) yang
didalamnya mencakup maksud dan tujuan dan manfaat penelitian
pengaruh senam jantung sehat terhadap perubahan hemodinamik. Jika
calon responden bersedia untuk diteliti, maka mereka harus
menandatangani lembar persetujuan tersebut. Selain itu, peneliti juga akan
menjaga kerahasiaan dan atau informasi yang didapatkan dengan memberi
huruf inisial sebagai pengganti nama responden dan dokumentasi
penelitian tidak menampilkan wajah atau identitas responden.
2. Beneficiency (manfaat)
Penelitian sesuai dengan prosedur penelitian guna mendapatkan
hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subyek penelitian dan
dapat digeneralisasikan di tingkat populasi (beneficience). Peneliti
meminimalisasikan dampak yang merugikan bagi subyek
(nonmaleficience). Apabila senam jantung sehat yang diberikan peneliti
48
berpotensi mengakibatkan cedera atau stres tambahan, maka subyek
dikeluarkan dari kegiatan penelitian untuk mencegah terjadinya cedera,
kesakitan, stres, maupun kematian subyek.
3. Justice (keadilan)
Prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan adil. Untuk
memenuhi prinsip keterbukaan, penelitian dilakukan secara jujur, hati-hati,
profesional, berperikemanusiaan, dan memperhatikan faktor-faktor
ketetapan, keseksamaan, kecermatan, psikologi subyek penelitian.
Lingkungan penelitian dikondisikan agar memenuhi prinsip keterbukaan
yaitu kejelasan prosedur penelitian.
49
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 2 Januari sampai dengan 26
Januai 2018. Pelaksanaannya bertempat di Kelurahan Paccerakkang, Kota
Makassar. Seluruh responden termasuk dalam kriteria inklusi yang didapat
dengan teknik purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 32
orang. Untuk jumlah responden tersebut, hanya 20 orang yang bersedia untuk
dilakukan intervensi (senam jantung sehat). Namun yang datang selama 3
minggu atau 9 kali pertemuan sebanyak 9 responden. Sebelum penelitian
dimulai, peneliti meminta izin kepada responden dengan mengajukan lembar
persetujuan responden yang disertakan bersama dengan penjelasan penelitian
dan lembar data karakteristik responden untuk ditandatangani.
Proses pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
memeriksa tekanan darah, fekuensi napas dan nadi sebelum diberikan
intervensi guna mendapatkan data pre test. Pemeriksaan tersebut dilakukan
oleh peneliti dan dibantu oleh rekan peneliti sebanyak 3-4 orang. Setelah
tekanan darah, frekuensi napas dan nadi diukur, kemudian peneliti
mengarahkan para responden mengambil tempat dan merapikan barisan untuk
siap-siap melakukan senam jantung sehat. Setelah melakukan senam jantung
sehat selama kurang lebih 18.48 menit, responden kemudian istirahat kurang
lebih 1 menit lalu kemudian diukur kembali tekanan darah, frekuensi napas
dan nadi untuk mendapatkan data post test.
50
Peneliti melakukan pengolahan dan analisa data dengan menggunakan
aplikasi statistik untuk mendistribusikan data-data karakteristik responden
dalam penelitian ini dan data-data hasil pemeriksaan perubahan hemodinamik.
Pengumpulan data dilanjutkan dengan pengolahan data untuk
memperoleh hasil penelitian. Penelitian menyajikan analisis data univariat
untuk karakteristik responden dan tiap variabel penelitian dalam bentuk
distribusi frekuensi dan analisis bivariat dilakukan dengan uji one way anova
jika berdistribusi normal, dan menggunaka uji kruskal wallis jika data
berdistribusi tidak normal. Selain itu peneliti juga menggunakan uji paired t
test untuk membandingkan hasil pre test dan post test terakhir pada kelompok
intervensi yang melakukan senam jantung sehat.
1. Analisis Univariat
a. Karakteristik Demografi
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Usia dan Lama Riwayat Hipertensi
di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar (n=9)
Karakteristik
Intervensi(n=9)
Mean±SD Min-maks
Usia (tahun) 59.00±10.78 42-73
Lama riwayat hipertensi(tahun) 4.00±2.50 1-7
Sumber : Data Primer (2018)
Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata usia responden adalah 59
tahun dengan usia minimal 42 tahun dan maksimal 73 tahun. Lama
menderita hipertensi rata-rata 4 tahun.
51
b. Hemodinamik
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Nilai Hemodinamik Tekanan Darah
Sistol dan Diastol di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar
Perlakuan
Hemodinamik Kategori
Pre
test
f %
Post
1
f %
Post
2
f %
Post
3
f %
Post
4
f %
Post
5
f %
Post
6
f %
Post
7
f %
Post
8
f %
Post
9
f %
Normal 0 0.0% 1 11% 1 11% 1 11% 2 22% 0 0.0 % 2 22% 2 22% 5 55% 2 22%
Ht tingkat 1 4 44% 3 33% 2 22% 3 33% 6 66% 5 55% 3 33% 5 55% 2 22% 4 44%
TD Sistolik Ht tingkat 2 5 55% 5 55% 6 66% 5 55% 1 11% 444% 4 44% 2 22% 2 22% 3 33%
Normal 1 11% 1 11% 1 11% 2 22% 4 44% 0 0.0% 1 11% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0%
TD Diastolik
Ht tingkat 1
Ht tingkat 2
2 22%
6 66%
3 33%
5 55%
2 22%
6 66%
4 44%
3 33%
2 22%
3 33%
7 77%
2 22%
6 66%
2 22%
7 77%
2 22%
7 77%
2 22%
7 77%
2 22%
Total 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
Tabel 5 menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik pada kelompok
perlakuan sebelum (pre test) diberikan intervensi tidak ada yang normal
(0.0%), yang mengalami hipertensi tingkat 1 sebanyak 4 orang (44.4%)
dan yang mengalami hipertensi tingkat 2 sebanyak 5 orang (55.5).
Sedangkan untuk tekanan darah diastolik pada kelompok perlakuan
sebelum (pre test) diberikan intervensi ada 1 orang (1.11) yang normal
Sedangkan yang mengalami hipertensi tingkat 1 sebanyak 2 orang
(22.2%) dan hipertensi tingkat 2 sebanyak 6 orang (6.66%).
52
Tabel 6
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan,
Pekerjaan, Merokok, Konsumsi Kopi dan Aktivitas Fisik di Kelurahan
Paccerakkang, Kota Makassar (n=9)
Karakteristik
Intervensi
(n=9)
N %
Jenis Kelamin
Perempuan 9 100.0
Laki-laki 0 0
Tingkat Pendidikan
Tidak Sekolah 2 22.2
SD 5 55.6
SMP 1 11.1
SMA 1 11.1
Pekerjaan
Bekerja 1 11.1
Tidak Bekerja 8 88.9
Riwayat Merokok
Ya 0 0
Tidak 9 100.0
Konsumsi Kopi
Ya 4 44.4
Tidak Pernah 5 55.6
Aktivitas Fisik
Jalan Santai 9 100.0
Tidak Pernah 0 0
Sumber : Data Primer (2018)
Tabel 5 menunjukkan bahwa pada kelompok intervensi seluruh
responden berjenis kelamin perempuan 9 orang (100%). Pada kriteria
tingkat pendidikan, mayoritas responden hanya sampai pada tingkatan
Sekolah Dasar yaitu 5 orang (55.6%). Sebagian besar responden tidak
memiliki pekerjaan yaitu sebanyak 8 orang (88.9%).
Responden secara keseluruhan tidak merokok sebanyak 9 orang
(100%) serta tidak mengkonsumsi kopi yaitu sebanyak 5 orang (55.6%).
Seluruh responden pernah melakukan aktivitas fisik seperti jalan santai
sebanyak 9 orang (100%).
53
c. Analisa Bivariat One Way Anova
Pengaruh senam jantung sehat terhadap perubahan hemodinamik
pada penderita hipertensi menggunakan uji normalitas shapiro-wilk dan uji
statistik one way anova dan kruska-wallis. Setelah dilakukan uji normalitas
data dengan menggunakan shapiro-wilk didapatkan data yang berdistribusi
normal adalah tekanan darah diastolik dan nadi, sehingga menggunakan uji
statistik one way anova dan data yang tidak berdistribusi normal adalah
tekanan darah sistolik dan pernapasan, sehingga menggunakan uji statistik
kruska-wallis.
Tabel 7
Pengaruh Senam Jantung Sehat terhadap Perubahan Hemodinamik (TD Sistolik dan
Diastolik) di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar (n=9)
Hemodinamik Mean SD 95%CI P
TD Sistolik
Pre Test 140.78 10.365 132.81 – 148.75
Post 1 143.78 15.587 131.80 – 155.76
Post 2 141.00 13.757 130.43 – 151.57
Post 3 139.67 10.559 131.55 – 147.78
Post 4 136.33 9.772 128.82 – 143.85 0.464*
Post 5 139.33 10.075 131.59 – 147.08
Post 6 137.78 11.606 128.86 – 146.70
Post 7 134.56 11.092 126.03 – 143.08
Post 8 133.22 10.895 124.85 – 141.60
Post 9 135.67 10.149 127.87 – 143.47
TD Diastolik
Pre Test 88.44 8.472 81.93 – 94.96
Post 1 88.78 6.960 83.43 – 94.13
Post 2 90.00 8.846 83.20 – 96.80
Post 3 87.11 6.660 81.99 – 92.23
Post 4 84.22 6.852 78.96 – 89.49 0.750 **
Post 5 85.67 5.431 81.49 – 89.84
Post 6 86.44 4.667 82.86 – 90.03
Post 7 87.78 5.263 83.73 – 91.82
Post 8 87.44 4.126 84.27 – 90.62
Post 9 85.56 4.978 81.73 – 89.38
*Uji One Way Anova **Uji Kruska-Wallis
54
Tabel 8
Pengaruh Senam Jantung Sehat terhadap Perubahan Hemodinamik
(Nadi dan Pernapasan) di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar (n=9)
Hemodinamik Mean SD 95%CI P
Nadi
Pre Test 73.33 15.969 61.06 – 85.61
Post 1 95.67 8.916 88.81 – 102.52
Post 2 87.67 10.548 79.56 – 95.77
Post 3 94.78 15.474 82.88 – 106.67
Post 4 91.00 9.526 83.68 – 98.32 0.002*
Post 5 90.67 8.573 84.08 – 97.26
Post 6 87.22 9.997 79.54 – 94.91
Post 7 87.56 8.502 81.02 – 94.09
Post 8 86.78 5.403 82.62 – 90.93
Post 9 91.56 6.064 86.89 – 96.22
Pernapasan
Pre Test 26.00 6.164 21.26 – 30.74
Post 1 26.56 4.216 22.31 – 28.80
Post 2 24.11 4.256 20.84 – 27.38
Post 3 22.67 4.000 19.59 – 25.74
Post 4 27.56 4.667 23.97 – 31.14
Post 5 23.56 3.127 21.15 – 25.96
Post 6 25.33 4.000 22.26 – 28.41 0.144**
Post 7 23.56 3.712 20.70 – 26.41
Post 8 21.78 2.108 20.16 – 23.40
Post 9 26.00 4.243 22.74 – 29.26
*Uji One Way Anova **Uji Kruska-Wallis
Berdasarkan uji one way anova di atas pada tabel 6 dan 7 diketahui
hasil pre test dan post test selama 9 kali pengukuran diperoleh nilai
tekanan darah diastolik p=0.750 dan nadi p=0.002. Sedangkan hasil uji
kruska wallis diperoleh nilai tekanan darah sistolik p=0.464 dan
pernapasan p=0.144. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh senam jantung sehat seri 5 terhadap nadi dan tidak ada pengaruh
pada tekanan darah sistolik, diastolik dan pernapasan.
55
Tabel 9
Perbandingan Pengaruh Senam Jantung Sehat pada Perubahan Hemodinamik
di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar (n=9)
Sebelum Setelah
Hemodinamik
Mean SD Min-Maks Mean SD Min-Maks P
TD Sistolik 140.77 10.365 130-160 135.66 10.148 123-152 0.075
TD Diastolik 88.44 8.472 76-100 85.55 4.977 80-95 0.190
Nadi 73.33 15.968 48-100 91.55 6.064 82-98 0.016
Frekuensi
Pernapasan
26.00 6.164 16-38 26.00 4.242 20-32 1,000
*Uji Paired T Test
Tabel 8 menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah sistolik
memiliki nilai sygnificancy 0.075 (p>0.05) dengan nilai mean sebelum
diberikan senam jantung sehat 140.77 mmHg menurun menjadi 135.66
mmHg setelah diberikan senam jantung sehat. Tekanan darah diastolik
memiliki nilai sygnificancy 0.190 (p>0.05) dengan nilai mean sebesar 88.44
mmHg sebelum diberikan senam jantung sehat menurun menjadi 85.55
mmHg. Nadi memiliki nilai sygnificancy 0.016 (p<0.05) dengan nilai mean
sebelum diberikan senam jantung sehat sebesar 73.33 kali/menit meningkat
menjadi 91.55 kali/menit setelah diberikan senam jantung sehat. Frekuensi
pernapasan memiliki nilai sygnificancy 1.000 (p>0.05) dengan nilai mean
sebelum dan setelah diberikan senam jantung sehat tetap 26 kali/menit.
56
m
B. Pembahasan
1. Karakteristik data demografi responden
Dilihat dari hasi karakteristik data demografi responden
berdasarkan usia didapatkan rata-rata usia responden termasuk dalam
kategori lansia dini yaitu 59 tahun dengan usia termuda 42 tahun dan usia
tertua adalah 73 tahun.
Hasil penelitian yang dilakukan peneliti juga sesuai dengan
penelitian Sugiharto (2007) yang mengatakan bahwa antara responden
pada kelompok usia 25-35 tahun dibandingkan dengan umur 56-65 tahun,
terbukti bahwa umur 56-65 tahun memiliki faktor resiko hipertensi lebih
tinggi dengan nilai p=0.0001
Menurut penelitian Lewa (2010) yang juga mendukung hasil
penelitian yang dilakukan peneliti yaitu terdapat suatu faktor resiko
kardiovaskular pada hipertensi sebesar 1% dari populasi usia 55 tahun di
Amerika Serikat, 5% pada usia 60 tahun, 12,5% pada usia 70 tahun dan
23,6% pada usia 75-80 tahun.
Responden pada penelitian ini termasuk kategori lansia. Hal ini
dikarenakan kejadian hipertensi dan gangguan hemodinamik semakin
meningkat seiring dengan bertambahnya usia (Lestraningsih, 2012).
Menurut Jagadeesh (2013) peningkatan tekanan darah pada usia lanjut
disebabkan karena berkurangnya elastisitas arteri sentral. Peningkatan
tekanan darah diastolik disebabkan karena konstriksi dari penyempitan
arteri, sedangkan peningkatan tekanan darah sistolik disebabkan karena
enurunnya kemampuan distensi dari pelebaran arteri, terutama pada
aorta.
57
d
Pada penelitian ini terjadi beberapa perubahan-perubahan
fungsional yang terjadi pada responden sebagai respons terhadap satu
sesi olahraga dan adaptasi yang terjadi akibat sesi olahraga yang berulang
teratur. Olahraga pada awalnya mengganggu homeostasis. Perubahan
yang terjadi sebagai respons terhadap olahraga adalah upaya tubuh untuk
memenuhi keharusan mempertahankan homeostasis ketika tuntutan
terhadap tubuh meningkat. Olahraga sering memerlukan koordinasi
berkepanjangan di antara berbagai sistem tubuh, termasuk sistem otot,
tulang, saraf, sirkulasi, pernapasan, kemih, integumen (kulit), dan
endokrin (pembentuk hormon).
Kecepatan denyut jantung adalah salah satu faktor yang paling
mudah dipantau yang memperlihatkan respons segera terhadap olahraga
dan adaptasi jangka-panjang terhadap program olahraga teratur. Saat
seseorang mulai berolahraga, sel-sel otot yang aktif menggunakan lebih
banyak O2 untuk menunjang peningkatan kebutuhan energi mereka.
Kecepatan denyut jantung meningkat untuk menyalurkan lebih banyak
darah beroksigen ke otot-otot yang aktif tersebut. Jantung beradaptasi
terhadap olahraga teratur yang intensitas dan durasinya memadai dengan
meningkatkan kekuatan dan efisiensinya sehingga jantung tersebut
mampu memompa lebih banyak darah per denyutnya. Karena
peningkatan kemampuan memompa tersebut, jantung tidak perlu
berdenyut terlalu cepat untuk memompa sejumlah darah seperti yang
ilakukannya sebelum program olahraga teratur ( (Sherwood, 2014).
58
Berdasarkan hasil penelitian ini juga didapatkan hasil seluruh
responden adalah berjenis kelamin perempuan sebanyak 9 orang (100%).
Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Subekti
(2015) yaitu sebagian besar kelompok senam jantung sehat berjenis
kelamin perempuan. Hal ini dimungkinkan minat dari perempuan lebih
besar daripada laki-laki dan laki-laki beranggapan bahwa sudah
melakukan kerja sehingga tidak perlu lagi melakukan senam. Hasil ini
juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Eksanoto (2011) yang
menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin
dan kejadian hipertensi dengan nilai p=0,000 dengan mayoritas penderita
hipertensi adalah perempuan. Tekanan darah perempuan pasca
menopause cenderung lebih tinggi bila dibandingkan laki-laki usia
tersebut (Potter & Perry, 2015).
Perempuan terlindungi dari penyakit kardiovaskuler sebelum
menopause. Perempuan yang mengalami menopause dilindungi oleh
hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar HDL yang
merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses
aterosklerosis. Pada premanopause perempuan mulai kehilangan sedikit
demi sedikit hormon estrogen yang selama ini melindungi pembuluh
darah dari kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana hormon estrogen
tersebut berubah kuantitasnya sesuai dengan umur perempuan secara
alami, yang umumnya mulai terjadi pada umur 45-55 tahun (Anggraeni
et al, 2009)
kopi juga merupakan salah satu faktor pemicu peningkatan tekanan darah
59
Responden yang memiliki tekanan darah sistolik dengan nilai
maksimun merupakan responden yang telah menderita hipertensi selama
kurang lebih 7 tahun yang berjenis kelamin perempuan. Sedangkan,
responden yang memilki nilai tekanan darah diastolik maksimum
merupakan responden yang menderita hipertensi kurang lebih 5 dan 7
tahun yang juga berjenis kelamin perempuan serta berumur 70 tahun.
Untuk tingkat pendidikan, mayoritas responden hanya pada
tingkatan Sekolah Dasar. Hasil penelitian ini didapatkan jumlah
responden sebanyak 2 (22.2%) yang tidak memiliki latar belakang
pendidikan dan tingkat pendidikan responden paling tinggi berada pada
tingkat SMA dan hanya ada 1 (11.1%) dari 9 responden. Penelitian ini
sejalan dengan peneitian yang dilakukan oleh Rahajeng dan Tuminah
(2009) yang menyatakan bahwa hipertensi lebih tinggi pada responden
yang berpendidikan tamatan SD (55.6%).
Selanjutnya karakteristik pekerjaan responden yang sebagian besar
bekerja sebagai ibu rumah tangga. Rahajeng dan Tuminah (2009) juga
mengatakan bahwa yang menderita hipertensi kebanyakan adalah orang
yang tidak bekerja. Resiko hipertensi meningkat sejalan dengan
kurangnya aktifitas fisik. Resiko hipertensi semakin meningkat
disebabkan karena gaya hidup pasif dan kegemukan. Hal ini dikarenakan
otot jantung tidak bekerja secara efisien dan perlu bekerja lebih keras
untuk memompa darah (Kowalski, 2010). Selain itu, responden juga ada
yang mengkonsumsi kopi sebanyak 5 orang. Hal ini bahwa konsumsi
diastolik tidak signifikan setiap pengukuran (9 kali). Hal ini bisa dilihat
60
karena mengandung kafein. Kafein memiliki efek untuk meningkatkan
tekanan darah karena dapat berikatan dengan reseptor adenosin yang
akan mengaktifkan sistem saraf simpatik sehingga membuat
vasokonstriksi pembuluh darah (Kurniawaty & Insan, 2016).
2. Pengaruh Senam Jantung Sehat terhadap Perubahan Hemodinamik pada
Hipertensi di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar.
Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh sistem
vaskular terhadap dinding pembuluh darah atau sistem sirkulasi. Tekanan
darah merujuk pada tekanan darah arteri. Dalam satu denyut jantung
terdiri dari gelombang kontraksi yang disebut sistol, yang diikuti oleh fase
relaksasi yang disebut diastol (James, Baker, & Swain, 2008).
Berdasarkan tabel 6 didapatkan hasil penurunan tekanan darah
sistolik tidak signifikan setiap pengukuran (9 kali). Hal ini bisa dilihat dari
nilai p=0.464 (p>0.05) nilai rata-rata sebelum diberikan senam jantung
sehat yaitu 140.78 mmHg meningkat menjadi 143.78 mmhHg pada
pengukuran pertama, menurun kembali pada pengukuran kedua, ketiga dan
keempat menjadi 141.00 mmHg, 139.67 mmHg, dan 136.33 mmHg.
Kemudian pada pengukuran kelima meningkat kembali menjadi 139.33
mmHg dan menurun kembali menjadi 137.78 mmHg pada pengukuran
keenam 134.56 mmHg pada pengukuran ke tujuh, 133.22 mmHg pada
pengukuran kedelapan dan meningkat kembali pada pengukuran terakhir
menjadi 135.67 mmHg.
Berdasarkan tabel 6 didapatkan hasil penurunan tekanan darah
tekanan darah diastolik responden mengalami peningkatan. Hal ini juga
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gilang (2014) pada saat
61
dari nilai p=0.750 (p>0.05) rata-rata sebelum diberikan senam jantung
sehat yaitu 88.44 mmHg meningkat pada pengukuran pertama dan kedua
menjadi 88.78 mmhHg dan 90.00 mmHg, menurun kembali pada
pengukuran ketiga dan keempat menjadi 87.11 mmHg dan 84.22 mmHg.
Kemudian pada pengukuran kelima, keenam dan ketujuh meningkat
kembali menjadi 85.67 mmHg, 86.44 mmHg dan 87.78 mmHg, serta
menurun kembali pada pengukuran kedelapan dan kesembilan menjadi
87.44 mmHg dan 85.56 mmHg.
Menurut Kusmana (dikutip dalam Anggraini, 2012), latihan fisik
teratur akan menghasilkan penurunan tekanan darah dan akan menetap
selama latihan fisik terus dilakukan. Menurut Syatria (2006), penurunan
tekanan darah ini antara lain terjadi karena pembuluh darah mengalami
pelebaran dan relaksasi. Lama-kelamaan, latihan olahraga dapat
melemaskan pembuluh-pembuluh darah, sehingga tekanan darah menurun,
sama halnya dengan melebarnya pipa air akan menurunkan tekanan air.
Dalam hal ini, olahraga senam dapat mengurangi tahanan perifer.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rismayanthi tahun
2009 menyatakana bahwa senam dapat menurunkan tekanan darah sistolik
dan diastolik. Senam menimbulkan efek beta blocker yang dapat
menenangkan sistem saraf simpatikus, dimana bila terjadi penurunan
aktivitas simpatik pada pembuluh darah perifer dapat menjadi petunjuk
penurunan tekanan darah. Namun dari hasil penelitian Moniaga (2013)
Berdasarkan tabel 7 didapatkan hasil perubahan denyut nadi
signifikan setiap pengukuran (9 kali). Hal ini bisa dilihat dari nilai
62
dilakukan pengukuran tekanan darah sebelum mengikuti senam jantung
sehat berikutnya, pada sebagian responden menunjukkan tekanan darah
yang kembali meningkat. Kembali meningkatnya tekanan darah bisa
disebabkan karena faktor lain seperti gaya hidup yang kurang sehat dan
minum kopi. Olahraga dimulai dari gerakan pemanasan, gerakan inti,
hingga gerakan pendinginan. Pada saat melakukan aktivitas fisik, tekanan
darah akan meningkat. Naiknya tekanan darah tersebut merupakan bagian
dari proses untuk mempersiapkan dan mempertahankan tubuh, karena
selama beraktivitas terjadi peningkatan aliran darah ke otot-otot besar
tubuh tetapi kenaikan tersebut hanya sebentar dan bersifat sementara.
Namun setelah selesai tekanan darah akan turun sampai di bawah normal
dan berlangsung selama 30-120 menit (Sumosardjono, 2006).
Pada penelitian ini, olahraga yang dilakukan tidak teratur, karena
ada hari di mana peneliti tidak memberikan senam jantung sehat
dikarenakan cuaca (hujan) sehingga pada pengukuran selanjutnya terjadi
peningkatan kembali pada tekanan darah sistol dan diastol.
Nadi atau biasa juga disebut denyut jantung adalah beberapa kali
jantung memompa atau berdenyut setiap menitnya. Dalam keadaan
istirahat nilai jantung normal berkisar dari 60-100x/menit. Nilai nadi setiap
orang berbeda-beda. Adapun faktor yang mempengaruhi nilai nadi seperti
suhu udara, posisi tubuh, berat badan, dan penggunaan obat-obatan (AHA,
2015).
regangan dan curah jantung meningkat sehingga frekuensi denyut
63
p=0.002 (p<0.05) nilai rata-rata sebelum diberikan senam jantung sehat
yaitu 73.33 mmHg meningkat pada pengukuran pertama menjadi 95.67
kali/menit, menurun kembali pada pengukuran kedua menjadi 87.67
kali/menit, kemudian pada pengukuran ketiga meningkat kembali menjadi
94.78 kali/menit, menurun kembali pada pengukuran keempat, kelima, dan
keenam menjadi 91.00 kali/menit, 90.67 kali/menit, dan 87.22 kali/menit,
kemudian meningkat kembali pada pengukuran ketujuh menjadi 87.56
kali/menit, dan menurun kembali menjadi 86.78 kali/menit dan meningkat
kembali pada pengukuran kesembilan yaitu 91.56 kali/menit.
Olahraga teratur membuat sistem kardiovaskular lebih efisien
memompa darah dan menyalurkan oksigen ke otot-otot yang bekerja.
Pelepasan adrenalin dan asam laktat ke darah akan meningkatkan denyut
jantung. Olahraga meningkatkan kerja beberapa komponen berbeda pada
sistem kardiovaskular, seperti stroke volume (SV), cardiac output, tekanan
darah sistolik dan tekanan arterial rata-rata. Saat istirahat, otot menerima
kurang lebih 20% dari aliran darah total, tetapi selama olahraga, aliran
darah ke otot meningkat 80-85% selama olahraga, pompa respiratori
membantu meningkatkan venous rteturn. Tekanan pada dada menurun dan
tekanan di abdomen menigkat dengan inhalasi, dan karena itu
memfasilitasi darah mengalir kembali ke jantung.
Saat melakukan kontraksi dan relaksasi otot, kerja katup vena
jantung optimal sehingga darah yang kembali ke jantung menjadi lebih
banyak. Jumlah darah yang cukup banyak menyebabkan menyebabkan
64
jantung/nadi dan volume jantung meningkat. Hal tersebut menyebabkan
terpenuhinya kebutuhan oksigen pada tubuh dan saat membuang karbon
dioksida jantung tidak memompa dengan frekuensi yang tinggi, sehingga
jantung akan terlatih untuk menerima beban latihan fisik yang dapat
merangsang jantung untuk memompa lebih banyak.
Tekanan nadi pada orang lanjut usia, kadang-kadang meningkat
sampai 2 kali nilai normal. Hal ini karena arteri menjadi lebih kaku akibat
arteriosklerosis dan karenanya arteri reltif tidak lentur.
Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan hasil perubahan pernapasan tidak
signifikan setiap pengukuran (9 kali). Hal ini bisa dilihat dari nilai
p=0.144 nilai rata-rata sebelum diberikan senam jantung sehat yaitu 26.00
kali/menit, meningkat pada pengukuran pertama menjadi 26.56 kali/menit,
menurun kembali pada pengukuran kedua dan ketiga menjadi 24.11
kali/menit dan 22.67 kali/menit, kemudian pada pengukuran keempat
meningkat kembali menjadi 27.56 kali/menit, menurun kembali pada
pengukuran kelima menjadi 23.56 kali/menit meningkat kembali pada
pengukuran keenam menjadi 25.33 kali/menit, menurun kembali pada
pengukuran ketujuh dan delapan menjadi 23.56 kali/menit dan 21.78
kali/menit, serta meningkat kembali pada pengukuran kesembilan yaitu
26.00 kali/menit.
Pengaturan pernapasan diatur oleh pusat pernapasan yang terletak
di medulla oblongata dan pons di batang otak, yang pada bagian
bilateralnya terdapat beberapa kelompok neuron (Guyton & Hall, 2007).
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx
skripsi senam jantung.docx

More Related Content

Similar to skripsi senam jantung.docx

-Nurhidayah-6661-1-14-nurhi-h
 -Nurhidayah-6661-1-14-nurhi-h -Nurhidayah-6661-1-14-nurhi-h
-Nurhidayah-6661-1-14-nurhi-h
Dentimaressa
 
Zjc3MzA1ZTJjYzU1YmM1M2MxM2RlOTZkZjc1ZGJlMTBjNzZmNTU2Mg==.pdf
Zjc3MzA1ZTJjYzU1YmM1M2MxM2RlOTZkZjc1ZGJlMTBjNzZmNTU2Mg==.pdfZjc3MzA1ZTJjYzU1YmM1M2MxM2RlOTZkZjc1ZGJlMTBjNzZmNTU2Mg==.pdf
Zjc3MzA1ZTJjYzU1YmM1M2MxM2RlOTZkZjc1ZGJlMTBjNzZmNTU2Mg==.pdf
DewiNofianti2
 
22-10-21-Website-Pedoman-Pengelolaan-dan-Pencegahan-DMT2-Ebook.pdf
22-10-21-Website-Pedoman-Pengelolaan-dan-Pencegahan-DMT2-Ebook.pdf22-10-21-Website-Pedoman-Pengelolaan-dan-Pencegahan-DMT2-Ebook.pdf
22-10-21-Website-Pedoman-Pengelolaan-dan-Pencegahan-DMT2-Ebook.pdf
ssuser85eea7
 
Slide Presentasi CV Pembicara Webinar 28-3-21.pptx
Slide Presentasi CV  Pembicara Webinar 28-3-21.pptxSlide Presentasi CV  Pembicara Webinar 28-3-21.pptx
Slide Presentasi CV Pembicara Webinar 28-3-21.pptx
Christopheryandoyo
 
NDY4NDY1ZjZmYmJlMGU2ZWM2MDFhYTJkNWZjZDUyMTBiYTFjNzg5MA==.pdf
NDY4NDY1ZjZmYmJlMGU2ZWM2MDFhYTJkNWZjZDUyMTBiYTFjNzg5MA==.pdfNDY4NDY1ZjZmYmJlMGU2ZWM2MDFhYTJkNWZjZDUyMTBiYTFjNzg5MA==.pdf
NDY4NDY1ZjZmYmJlMGU2ZWM2MDFhYTJkNWZjZDUyMTBiYTFjNzg5MA==.pdf
nathan pratama
 

Similar to skripsi senam jantung.docx (20)

Skdi tahun-2012
Skdi tahun-2012Skdi tahun-2012
Skdi tahun-2012
 
25 vandra junizar putra
25 vandra junizar putra25 vandra junizar putra
25 vandra junizar putra
 
Halaman depan
Halaman depanHalaman depan
Halaman depan
 
-Nurhidayah-6661-1-14-nurhi-h
 -Nurhidayah-6661-1-14-nurhi-h -Nurhidayah-6661-1-14-nurhi-h
-Nurhidayah-6661-1-14-nurhi-h
 
129061118 ratifah2
129061118 ratifah2129061118 ratifah2
129061118 ratifah2
 
PPT Proposal Sirosis Naldi_giziklinik.pptx
PPT Proposal Sirosis Naldi_giziklinik.pptxPPT Proposal Sirosis Naldi_giziklinik.pptx
PPT Proposal Sirosis Naldi_giziklinik.pptx
 
Zjc3MzA1ZTJjYzU1YmM1M2MxM2RlOTZkZjc1ZGJlMTBjNzZmNTU2Mg==.pdf
Zjc3MzA1ZTJjYzU1YmM1M2MxM2RlOTZkZjc1ZGJlMTBjNzZmNTU2Mg==.pdfZjc3MzA1ZTJjYzU1YmM1M2MxM2RlOTZkZjc1ZGJlMTBjNzZmNTU2Mg==.pdf
Zjc3MzA1ZTJjYzU1YmM1M2MxM2RlOTZkZjc1ZGJlMTBjNzZmNTU2Mg==.pdf
 
Andrew hidayat penyakit ginjal kronik (pgk) masih bisa dicegah
Andrew hidayat penyakit ginjal kronik (pgk) masih bisa dicegahAndrew hidayat penyakit ginjal kronik (pgk) masih bisa dicegah
Andrew hidayat penyakit ginjal kronik (pgk) masih bisa dicegah
 
Pedoman uji_jantung
 Pedoman uji_jantung Pedoman uji_jantung
Pedoman uji_jantung
 
Asuhan Keperawatan pada klien Hidrocephalus
Asuhan Keperawatan pada klien HidrocephalusAsuhan Keperawatan pada klien Hidrocephalus
Asuhan Keperawatan pada klien Hidrocephalus
 
Kasus ska
Kasus skaKasus ska
Kasus ska
 
A (1)
A (1)A (1)
A (1)
 
1150014064 dodit mujiono studi kasus_cover
1150014064 dodit mujiono studi kasus_cover1150014064 dodit mujiono studi kasus_cover
1150014064 dodit mujiono studi kasus_cover
 
22-10-21-Website-Pedoman-Pengelolaan-dan-Pencegahan-DMT2-Ebook.pdf
22-10-21-Website-Pedoman-Pengelolaan-dan-Pencegahan-DMT2-Ebook.pdf22-10-21-Website-Pedoman-Pengelolaan-dan-Pencegahan-DMT2-Ebook.pdf
22-10-21-Website-Pedoman-Pengelolaan-dan-Pencegahan-DMT2-Ebook.pdf
 
panda rehabilitate kardiovaskular perki
panda rehabilitate kardiovaskular perkipanda rehabilitate kardiovaskular perki
panda rehabilitate kardiovaskular perki
 
Slide Presentasi CV Pembicara Webinar 28-3-21.pptx
Slide Presentasi CV  Pembicara Webinar 28-3-21.pptxSlide Presentasi CV  Pembicara Webinar 28-3-21.pptx
Slide Presentasi CV Pembicara Webinar 28-3-21.pptx
 
RPS PKD.pdf
RPS PKD.pdfRPS PKD.pdf
RPS PKD.pdf
 
NDY4NDY1ZjZmYmJlMGU2ZWM2MDFhYTJkNWZjZDUyMTBiYTFjNzg5MA==.pdf
NDY4NDY1ZjZmYmJlMGU2ZWM2MDFhYTJkNWZjZDUyMTBiYTFjNzg5MA==.pdfNDY4NDY1ZjZmYmJlMGU2ZWM2MDFhYTJkNWZjZDUyMTBiYTFjNzg5MA==.pdf
NDY4NDY1ZjZmYmJlMGU2ZWM2MDFhYTJkNWZjZDUyMTBiYTFjNzg5MA==.pdf
 
Halaman depan
Halaman depanHalaman depan
Halaman depan
 
Masalah hati
Masalah hatiMasalah hati
Masalah hati
 

Recently uploaded

283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.ppt
283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.ppt283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.ppt
283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.ppt
mumtaza6
 
PPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptx
PPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptxPPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptx
PPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptx
firbadian97
 
Jual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 
Jual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Obat Telat Bulan Di Bandung
 
Obat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di Medan
Obat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di MedanObat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di Medan
Obat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di Medan
Obat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di Medan
 
Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...
Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...
Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...
ssupi412
 

Recently uploaded (11)

283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.ppt
283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.ppt283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.ppt
283649986-MATERI-RISIKO-DAN-TK-PENGEMBALIAN-ppt.ppt
 
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. KebumenPersyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
 
PPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptx
PPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptxPPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptx
PPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptx
 
Jual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Jual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sumba Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
5e6a9e119c2fedec04b90d50fcb7700901916.pdf
5e6a9e119c2fedec04b90d50fcb7700901916.pdf5e6a9e119c2fedec04b90d50fcb7700901916.pdf
5e6a9e119c2fedec04b90d50fcb7700901916.pdf
 
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
 
WA 0821-2636-0569, Sekolah Pra Nikah Janda Duda Di Semarang
WA 0821-2636-0569, Sekolah Pra Nikah Janda Duda Di SemarangWA 0821-2636-0569, Sekolah Pra Nikah Janda Duda Di Semarang
WA 0821-2636-0569, Sekolah Pra Nikah Janda Duda Di Semarang
 
Obat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di Medan
Obat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di MedanObat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di Medan
Obat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di Medan
 
Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...
Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...
Jual Obat Cytotec Di Palembang 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...
 

skripsi senam jantung.docx

  • 1. SKRIPSI PENGARUH SENAM JANTUNG SEHAT TERHADAP PERUBAHAN HEMODINAMIK PADA HIPERTENSI DI KELURAHAN PACCERAKKANG, KOTA MAKASSAR Skripsi ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) OLEH : NURHIDAYANTI M.S C121 14 017 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018
  • 2. Skripsi dengan jUdul: PBNGARUH 5éNAM JANTUNG SEHAT TERHADAP PERUBAHAN NFMODfNAhffX PAOA BIP'ZRT€ fsl DI KELURARAN PACC€RA¥XANC, Cl21 t4 e17 [Jixgujui ur¥ukéiajtdxn d3uda[Bfl VW yu Skripsi Fakukas Kc$Kzflw8¥zn Univezsitas Hsaumldic Pmnbimbing I Dr. 6Ily L. Sjaesr, &Xqx, M.X•• O{Dtti Dizat1on Software: www.balesio.CDFFI
  • 4. iv
  • 5. v ABSTRACT Nurhidayanti M.S. C12114017. THE EFFECT OF HEALTHY CARDIAC EXERCISE ON HEMODYNAMIC CHANGE OF HYPERTENSION IN PACCERAKKANG, CITY OF MAKASSAR. Supervised by Elly L. Sjattar and Syahrul Ningrat. Background: Hypertension is a big and serious problem around the world.Hypertension can be caused by lack of physical activity. One method to prevent hypertension is by doing physical activity, in this term, namely, healthy cardiac exercise. Objective: This study aims to explore effects of healthy cardiac exercise on hemodynamic changes in hypertensive patients in Paccerakkang, City of Makassar. Methods : This research uses Quasi Experimental research design Time Series model. Intervention in the form of healthy cardiac exercise is given for 9 times. The number of samples in this research is 9 people taken by using sampling technique, namely, purposive sampling. Result : Based on the the result of ANOVA and Kruska Wallis Tests, it reveals that there is no significant hemodynamic change in systolic blood pressure p=0.464 (p>0.05), diastolic blood pressure p=0.750 (p>0.50) and respiration rate p=0.144 (p>0.05). However, there is a significant hemodynamic change in pulse rate p=0.002 (p>0.05) for 9 times measuring. Conclusion and Suggestions : The results show that there is a positive effect of healthy cardiac exercise on hemodynamic changes such as on pulse rate in hypertensive patients before and after healthy cardiac exercise is given for 9 times. Additionally, there is no effect of healthy cardiac respiratory rate in hypertensive patients before and after healthy cardiac exercise is given for 9 times. Therefore, healthy cardiac exercise is expected to be used as one of alternative and complementary therapies with regular administration to reduce hypertension. Keywords: Healthy Cardiac Exercise, Hemodynamics, Hypertension Kepustakaan: 32 Reviewed Literatures (2000-2017)
  • 6. vi ABSTRAK Nurhidayanti M.S. C12114017. PENGARUH SENAM JANTUNG SEHAT TERHADAP PERUBAHAN HEMODINAMIK PADA HIPERTENSI DI KELURAHAN PACCERAKKANG, KOTA MAKASSAR. Dibimbing oleh Elly L. Sjattar dan Syahrul Ningrat. Latar Belakang: Hipertensi merupakan masalah yang besar dan serius di seluruh dunia. Hipertensi bisa diakibatkan karena kurangnya aktifitas fisik, salah satu cara untuk mencegah hipertensi yaitu dengan melakukan aktifitas fisik dalam hal ini senam jantung sehat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam jantung sehat terhadap perubahan hemodinamik pada pasien hipertensi di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Eksperiment dengan desain penelitian Time Series. Intervensi berupa senam jantung sehat yang diberikan selama 9 kali. Sampel pada penelitian ini berjumlah 9 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Hasil: Berdasarkan Uji Anova dan Kruska-Wallis diperoleh hasil tidak ada perubahan hemodinamik yang signifikan pada tekanan darah sistol p=0.464 (p>0.05), tekanan darah diastol p=0.750 (p>0.50) dan pernapasan p=0.144 (p>0.05). Namun ada perubahan hemodinamik pada denyut nadi yang signifikan p=0.002 (p<0.05) selama 9 kali pengukuran. Kesimpulan dan Saran: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh senam jantung sehat terhadap perubahan hemodinamik seperti nadi pada pasien hipertensi sebelum dan setelah diberikan senam jantung selama 9 kali dan tidak ada pengaruh senam jantung sehat terhadap perubahan hemodinamik seperti tekanan darah sistol, diastol, dan pernapasan pada pasien hipertensi sebelum dan setelah diberikan senam jantung sehat selama 9 kali. Untuk itu diharapkan senam jantung sehat dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif terapi komplementer dengan pemberian yang teratur untuk menurunkan hipertensi. Kata Kunci: Senam Jantung Sehat, Hemodinamik, Hipertensi Kepustakaan: 32 Kepustakaan (2000-2017)
  • 7. vii KATA PENGANTAR Tiada kata yang pantas peneliti ucapkan kecuali ucapan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Senam Jantung Sehat Terhadap Perubahan Hemodinamik Pada Hipertensi Di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar”, yang merupakan salah satu syarat kelulusan pendidikan Strata-1 (S1) Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin, Makassar. Penyusunan skripsi ini tentunya menuai banyak hambatan dan kesulitan sejak awal hingga akhir penyusunannya. Namun berkat bimbingan, bantuan, dan kerjasama dari berbagai pihak akhirnya hambatan dan kesulitan yang dihadapi peneliti dapat diatasi. Oleh karena itu perkenankanlah saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat: 1. Prof. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA., selaku Rektor Universitas Hasanuddin. 2. Dr.Ariyanti Saleh, S.Kp., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin. 3. Rini Rachmawaty, S.Kep., Ns., MN., Ph.D., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Pengembangan. 4. Ibu Dr. Yuliana Syam, S.Kep., Ns., M.Kes., selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Hasanuddin. 5. Ibu Dr. Elly L. Sjattar, S.Kp., M.Kes., dan Bapak Syahrul Ningrat, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.MB selaku Dosen Pembimbing skripsi. Peneliti
  • 8. viii mengucapkan banyak terima kasih karena senantiasa memberi masukan dan arahan-arahan dalam penyelesaian dan penulisan skripsi ini. 6. Bapak Dr. Takdir Tahir, S.Kep., Ns., M.Kes., dan Bapak Abdul Majid., S.Kep., Ns., M.Kep. Sp.KMB, selaku Dosen Penguji skripsi. Peneliti mengucapkan banyak terima kasih atas kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. 7. Ibu Arnis Puspitha, S.Kep., Ns., M.Kes, selaku Dosen Pembimbing Akademik, terima kasih yang sebesar-besarnya karena telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan, bimbingan dan menjadi tempat mencurahkan keluh kesah serta menjadi orang tua kedua di kampus selama 3 tahun lebih. 8. Seluruh dosen dan staff/karyawan (i) Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin serta semua pihak yang tidak sempat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. 9. Orang tua tercinta, Bapak (Muh. Saeni) dan Mama (Sadariah) yang telah banyak berkontribusi mendidik, mendukung dan memberikan segala kasih dan sayang serta selalu mendoakan peneliti, serta adik-adikku tersayang (Muliana, Muh.Ali Saputra, dan Ayu Angraeni) serta seluruh keluarga besar atas do’a dan dukungannya baik moril maupun materil, sehingga penyusunan skripsi ini dapat terlaksana dengan baik. 10. Teman-teman angkatan 2014 “CRANIAL” terima kasih atas dukungan, motivasi, dan bantuannya kepada peneliti setiap saat.
  • 9. ix 11. Sahabat-sahabatku, Sulfianah Arafah, Andi Putri Hapzah, Miftahul Jannah, Nurfadilah Rezky, Leni Dirgahayu, Nur Fadillah Juanda Puti, Nurhidayah M, dan Sulaeha yang selalu memberikan semangat dan do’anya. 12. Teman seperjuangan “ISBAR” yang telah bersama-sama mengarungi kehidupan berasrama dalam sebuah naungan Beastudi Etos Makassar. 13. Teman-teman halaqoh Ibu Ruchwana, Nur Alawiyah K, Wahdani Sariwarsih, Kak Suryani, Kak Atri, Kak Ayu, Kak Fiqa yang selalu mengingatkan dalam hal kebaikan, bertukar pikiran, dan menimba ilmu agama, semoga Allah mempertemukan kita kembali di syurga-Nya. 14. Teman-teman KKN-PK Posko Somba Palioi, Kec. Kindang, Kab. Bulukumba yang selalu memberikan semangat dan do’anya kepada peneliti. 15. Kepada seluruh organisasi yang peneliti ikuti BK LISAN UNHAS, LDM AL- Aqsho, KAMMI Komsat UNHAS, Radio Kampus EBS FM, Hasanuddin Archery Club, Makassar Adventure Club, Campy Scout, PMI Kab.Takalar, dan Dompet Dhuafa Volunteer. Terima kasih telah memberikan wadah untuk menyalurkan aspirasi dan juga mengembangkan bakat peneliti. Semua bantuan dan bimbingan yang telah diberikan, peneliti tentunya tidak dapat memberikan balasan yang setimpal kecuali berdoa semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada hamba-Nya yang senantiasa membantu sesamanya. Peneliti hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari salah dan khilaf dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini, karena sesungguhnya kebenaran sempurna hanya milik Allah semata.
  • 10. x Peneliti mengharapkan masukan yang konstruktif kepada pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Mohon maaf atas segala salah dan khilaf. Makassar, 26 Februari 2018 Nurhidayanti M.S.
  • 11. xi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................ii HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.............Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ............................................................................................................ vi KATA PENGANTAR......................................................................................... vii DAFTAR ISI......................................................................................................... xi DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii DAFTAR BAGAN.............................................................................................. xiv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xv BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah........................................................................................ 4 C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 7 A. Konsep Hipertensi........................................................................................ 7 1. Definisi ..................................................................................................... 7 2. Klasifikasi................................................................................................. 8 3. Etiologi ..................................................................................................... 9 4. Patofisiologi............................................................................................ 10 5. Tanda dan Gejala.................................................................................... 11 6. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi ............................. 11 7. Komplikasi ............................................................................................. 15 8. Penatalaksanaan Hipertensi.................................................................... 16 B. Konsep Hemodinamik................................................................................ 19 1. Tekanan darah ........................................................................................ 19 2. Nadi ........................................................................................................ 21 3. Frekuensi Pernapasan ............................................................................. 22
  • 12. xii C. Konsep Senam Jantung Sehat .................................................................... 23 1. Definisi ................................................................................................... 23 2. Sistematika Senam Jantung Sehat .......................................................... 24 3. Fisiologi Senam Jantung Sehat............................................................... 27 4. Porsi Latihan........................................................................................... 28 5. Pengaruh dan Manfaat Senam Jantung Sehat......................................... 29 D. Hubungan Senam Jantung Sehat Terhadap Perubahan Hemodinamik...... 30 BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS....................................... 35 A. Kerangka Konsep....................................................................................... 35 B. Hipotesis..................................................................................................... 36 BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................... 37 A. Rancangan Penelitian................................................................................. 37 B. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................... 38 C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 38 D. Alur Penelitian ........................................................................................... 41 E. Variabel Penelitian..................................................................................... 42 F. Istrumen Penelitian..................................................................................... 44 G. Pengolahan dan Analisa Data..................................................................... 44 H. Masalah Etik............................................................................................... 47 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................. 49 A. Hasil ........................................................................................................... 49 B. Pembahasan................................................................................................ 56 C. Keterbatasan Penelitian.............................................................................. 66 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 67 A. Kesimpulan ................................................................................................ 67 B. Saran........................................................................................................... 68 DAFTA PUSTAKA............................................................................................. 69 LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................73
  • 13. xiii H DAFTAR TABEL NAMA TABEL HAL Tabel 1 Klasifikasi Tekanan Darah menurut AHA 8 Tabel 2 Klasifikasi Tekanan Darah menurut WHO 9 Tabel 3 Desain Penelitian Time Series 37 Tabel 4 Tabel 5 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia dan Lama Riwayat Hipertensi di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Nilai 50 51 Tabel 6 Hemodinamik Tekanan Darah Sistol dan Diastol diKelurahan Paccerakkang, Kota Makassar Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan 52 Tabel 7 Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan, Merokok, Konsumsi Kopi, dan Aktifitas Fisik dan Lama Riwayat Hipertensi di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar Pengaruh Senam Jantung Sehat Terhadap Perubahan 53 Tabel 8 Hemodinamik (Tekanan Darah Sistol dan Diastol) di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar Pengaruh Senam Jantung Sehat Terhadap Perubahan 54 Tabel 9 Hemodinamik (Nadi dan Pernapasan) di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar Perbandingan Senam Jantung Sehat Terhadap Perubahan 55 emodinamik pada Hipertensi di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar
  • 14. xiv DAFTAR BAGAN Nama Tabel Hal Bagan 1 Kerangka Konsep 35 Bagan 2 Alur Penelitian 41
  • 15. xv DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Penjelasan penelitian Lampiran 2 : Formulir persetujuan menjadi responden Lampiran 3 : Kartu kontrol responden Lampiran 4 : Buku panduan Senam Jantung Sehat Lampiran 5 : Data karakteristik demografi Lampiran 6 : Master tabel penelitian Lampiran 7 : Hasil uji normalitas dan analisa data Lampiran 8 : Rekomendasi Etik
  • 16. Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah yang besar dan serius di seluruh dunia. Selain prevelensinya yang tinggi dan cenderung meningkat di masa yang akan datang, juga karena tingkat keganasannya berupa kecacatan permanen dan kematian mendadak (Adib, 2009). Hipertensi menjadi penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yaitu mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia (Depkes RI, 2012). Menurut World Health Organization (2011), hampir 1 milyar orang di dunia menderita hipertensi dan tiap tahunnya hampir 8 juta orang meninggal akibat hipertensi. Tujuh dari setiap 10 penderita tersebut tidak mendapatkan pengobatan secara adekuat. Data dari The National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES 2003-2004) menunjukkan bahwa pravalensi hipertensi pada orang dewasa dengan usia 18 tahun ke atas di Amerika adalah 29,6% atau 58-65 juta penduduk Amerika menderita hipertensi. Berdasarkan analisis multivariate NHANES pada tahun 2003-2004, meningkatnya usia dan indeks massa tubuh, ras kulit hitam non hispanik dan rendahnya pendidikan terkait dengan hipertensi secara bermakna. Kemudian untuk di kawasan Asia hampir 1,5 juta orang setiap tahun meninggal akibat hipertensi. Hal ini menandakan satu dari tiga orang menderita hipertensi (Kompas, 2013). Analisis hipertensi terbatas pada usia 15-17 tahun. Data dari The Joint National Committee on
  • 17. Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure sangat 2 (JNC VII 2003) didapatkan prevalensi nasional sebesar 5,3% (laki-laki 6,0% dan perempuan 4,7%), pedesaan (5,6%) lebih tinggi dari perkotaan (5,1%). Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4%, yang didiagnosis tenaga kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9,5%. Jadi, ada 0,1% yang minum obat sendiri. Responden yang mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar 0,7%. Jadi prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5% (25,8% + 0,7 %). Di Indonesia berdasarkan survey RISKESDAS tahun 2013 prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8%, tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%), sedangkan di Sulawesi Selatan sebesar (28,1%). Hipertensi merupakan penyakit ketiga dari 10 jenis penyakit penyebab utama kematian di Kota Makassar (Dinkes Makassar, 2014). Pada tahun yang sama diperoleh data bahwa pada tahun 2010 jumlah kasus hipertensi mencapai 13.802 kasus, tahun 2011 sebanyak 25.332 kasus dan pada tahun 2012 sebanyak 12.298 kasus. Pemerintah berharap kasus hipertensi ini bisa menurun setiap tahunnya. Hasil berbagai penelitian epidemiologi terbukti bahwa ada keterkaitan antara gaya hidup kurang aktif dengan hipertensi. Oleh karena itu, WHO, ACSM, The National Heart Foundation Joint National Committee on
  • 18. pada kelompok intervensi sebelum senam rerata sistolik 141.33 mmHg, 3 menganjurkan untuk meningkatkan akivitas fisik sebagai intervensi pertama dalam upaya pencegahan dan pengobatan hipertensi (Dalimartha, dkk, 2008). Aktivitas fisik yang dianjurkan bagi penderita hipertensi salah satunya ialah senam aerobik dengan intensitas ringan sedang dalam hal ini senam jantung sehat dengan cara berkelompok. Senam jantung sehat adalah senam yang disusun dengan selalu mengutamakan kemampuan jantung, gerakan otot besar dan kelenturan sendi, agar dapat memasukkan oksigen sebanyak mungkin ke dalam tubuh. Senam jantung sehat bertujuan merawat jantung dan pembuluh darah. Pembuluh darah yang sehat, membuat kerja jantung menjadi optimal, karena kedua organ tersebut bekerja saling berhubungan (Sarvasty, 2012). Keadaan hemodinamik sangat mempengaruhi fungsi penghantaran oksigen dalam tubuh dan melibatkan fungsi jantung. Pada kondisi gangguan hemodinamik, diperlukan pemantauan dan penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi penderita (Laksana, 2011). Aliran darah sistemik berefek pada hemodinamik. Kontrol dari aliran darah selama olahraga sangat penting untuk memastikan bahwa darah dan oksigen ditransportasikan ke jaringan-jaringan yang membutuhkannya. Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Puspa Ayu Priadi terhadap lansia penderita hipertensi di PSTW Budi Mulia 03 Margaguna Jakarta Selatan yang berjumlah 30 responden yang dibagi menjadi 2 yaitu 15 kelompok intervensi dan 15 kelompok kontrol, didapatkan hasil penelitian
  • 19. 4 diastolik 86 mmHg dan setelah melakukan senam jantung sehat selama 9 kali dalam 3 minggu rerata sistolik 122 mmHg, diastolik 74.67 mmHg. Data awal dari Dinas Kesehatan Kota Makassar, didapatkan bahwa jumlah penderita hipertensi terbanyak berada di wilayah kerja Puskesmas Paccerakkang. Untuk jumlah kasus hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Paccerakkang pada bulan Juli - Agustus 2017 sebanyak 36 kasus, dengan persentasi terdiagnosa lama sebanyak 73% dan diagnosa baru 27% (Puskesmas Paccerakkang, 2017). Menurut mereka yang mengalami hipertensi, mereka jarang berolahraga. Berdasarkan data-data tersebut, yang menjelaskan pentingnya suatu aktivitas fisik dalam kehidupan sehari-hari guna meningkatkan taraf kesehatan seseorang, maka peneliti melakukan penelitian kepada masyarakat di Kelurahan Paccerakkang mengenai “Pengaruh Senam Jantung Sehat Terhadap Perubahan Hemodinamik Pada Hipertensi Di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar.” B. Rumusan Masalah Senam jantung sehat sangat penting untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan jasmani. Salah satu efek senam jantung sehat yaitu mampu menurunkan tekanan darah jika dilakukan secara teratur dan sesuai dengan SOP. Untuk itu, peneliti mengambil rumusan masalah dengan pertanyaan penelitian apakah ada pengaruh senam jantung sehat terhadap perubahan hemodinamik pada hipertensi di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar?
  • 20. 5 C. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh senam jantung sehat terhadap perubahan hemodinamik pada pasien hipertensi di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar. b. Tujuan Khusus 1) Diketahuinya hemodinamik sebelum melakukan senam jantung sehat. 2) Diketahuinya perubahan hemodinamik setelah melakukan senam jantung sehat. 3) Diketahuinya perbedaan perubahan hemodinamik sebelum dan setelah melakukan senam jantung sehat. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi pertimbangan masukan serta wawasan dibidang kesehatan dalam hal ini manfaat senam jantung sehat terhadap perubahan hemodinamik pada penderita hipertensi. 2. Manfaat Praktis a). Pemerintah Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah untuk memperhatikan penderita hipertensi serta mendukung mendirikan klub-klub senam jantung sehat di setiap puskesmas sehingga meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.
  • 21. 6 b). Bagi Institusi Pendidikan, Puskesmas, Rumah Sakit Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi institusi pendidikan, puskesmas, dan rumah sakit untuk meningkatkan program penurunan penyakit tidak menular dalam hal ini hipertensi serta dapat menambah pengetahuan dalam pengembangan ilmu dan asuhan keperawatan d). Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi serta dijadikan sebagai salah satu referensi untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan hipertensi dan senam jantung sehat.
  • 22. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Hipertensi 1. Definisi Hipertensi merupakan naiknya tekanan darah sistolik maupun diastolik secara intermitten atau terus-menerus yang muncul dalam dua tipe utama yaitu hipertensi esensial yang disebut juga sebagai hipertensi primer atau idiopatik dan hipertensi sekunder yang penyebabnya dapat diidentifikasi seperti disebabkan oleh penyakit ginjal (Williams & Wilkins, 2011). Hipertensi juga dapat diartikan sebagai tekanan darah persiten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg (Smeltzer & Bare, 2002). Hipertensi adalah suatu keadaan tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis yang dapat terjadi karena jantung bekerja lebih keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh. Akibatnya hipertensi dapat memicu berbagai komplikasi terhadap beberapa penyakit lain, seperti penyebab timbulnya penyakit jantung, stroke dan ginjal. Tekanan darah tinggi atau hipertensi sering juga disebut the silent killer (pembunuh diam-diam), sebab seseorang dapat mengidap hipertensi selama bertahun-tahun tanpa menyadari kerusakan organ vital yang cukup berat bahkan dapat membawa kematian (Adib, 2009). Menurut World Health Organization (WHO) hipertensi didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg dengan dua kali pengukuran terpisah (Imelda & Kurniawan,
  • 23. 8 2013). Definisi menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2014), hipertensi adalah hasil dari dua kali pengukuran tekanan darah dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang dimana tekanan darah sitolik maupun diastolik mengalami peningkatan yakni tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Hipertensi didefenisikan oleh Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC) tahun 2003 sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah (TD) normal, tinggi sampai hipertensi maligna. Dari berbagai definisi di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa hipertensi adalah suatu keadaan di mana tekanan darah meningkat yakni tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. 2. Klasifikasi Klasifikasi baru tekanan darah berdasarkan AHA (American Heart Association) tahun 2017 yaitu sebagai berikut : Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut AHA Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg) Normal tensi Normal tinggi Hipertensi tingkat 1 (ringan) Hipertensi tingkat 2 (sedang) Hipertensi tingkat 3 (berat) < 120 120 – 129 130 – 139 ≥ 140 ≥ 180 < 80 < 80 80 – 89 ≥ 90 ≥ 120
  • 24. 9 Berikut klasifikasi hipertensi menurut WHO yang akan disajikan dalam tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Klasifikasi hipertensi menurut World Health Organization (WHO) Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg) Optimal <120 <80 Normal 120-129 80-84 High normal 130-139 85-89 Grade I Hypertension (mild) 140-159 90-99 Grade II Hypertension (Moderate) 160-179 100-109 Grade III Hypertension (Severe) ≥180 ≥110 Isolated Systolic Hypertension ≥140 <90 3. Etiologi Berdasarkan etiologi hipertensi dibagi menjadi 2 golongan (Kabo, 2010) 1) Hipertensi primer/hipertensi esensial adalah tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih pada usia 18 tahun ke atas dengan penyebab yang tidak diketahui. Pengukuran dilakukan 2 kali atau lebih dengan posisi duduk, kemudian diambil reratanya pada 2 kali atau lebih kunjungan. Sebanyak 95% penderita hipertensi termasuk golongan hipertensi primer atau penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), walaupun dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak (inaktivitas) dan pola makan (Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan, 2014).
  • 25. korteks adrenal yang menyebabkan retensi natrium dalam dan air oleh 10 2) Hipertensi Sekunder/Hipertensi Non Esensial: meningkatnya tekanan darah dengan penyebab yang spesifik seperti penyakit arterial, penyakit ginjal, obat tertentu, tumor dan kehamilan (Baughman & Hackley, 2000). 4. Patofisiologi Mekanisme yang mengontrol vasokontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari vasomotor ini, bermula dari syaraf simpatis yang berlanjut ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simptis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem syaraf pusat simpatis ke ganglia simptis. Pada titik ini, ganglion melepas asetikolin, yang merangsang serabut syaraf paska ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya non epineprin akan mengakibatkan vasokontriksi pembuluh darah. Pada saat yang bersamaan dimana sistem syaraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang mengakibatkan tambahan aktifitas vasokontriksi. Medulla adrenal mensekresi epineprin yang menyebabkan vasokontriksi. Kortek adrenal mensekresi kortisol dan steroid yang dapat memperkuat vasokontriksor pembuluh darah yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, sehingga menyebabkan pelepasan renin. Selanjutnya renin menyebabkan pelepasan angiotensin I yang diubah menjadi angiotensin II suatu konstriktor yang kuat, kemudian merangsang sekresi aldosteron oleh
  • 26. 11 tubulus ginjal yang mengakibatkan volume intravaskuler meningkat sehingga dapat menyebabkan hipertensi (Tjokonegoro, 2004). 5. Tanda dan Gejala Gejala hipertensi pada umumnya tidak spesifik. Pada hipertensi primer yang belum mengalami komplikasi, pasien biasanya tidak mengalami gejala dan hanya mengeluh sakit kepala serta tegangan di belakang leher. Gejala apabila telah terjadi kerusakan organ target dan gejala yang timbul biasanya sesuai dengan organ yang terganggu. Sedangkan pada hipertensi sekunder pada umumnya keluhan mengarah ke penyakit penyebabnya (Kabo, 2010). Peningkatan tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala. Bila demikian gejala lain baru muncul setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak atau jantung. Gejala lain yang sering ditemukan seperti sakit kepala, epistaksis, marah, telinga berdengung, rasa berat ditengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang, dan pusing (Mansjoer et al, 2001). 6. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi Banyak faktor yang berperan untuk terjadinya hipertensi meliputi risiko yang tidak dapat dikendalikan (mayor) dan faktor risiko yang dapat dikendalikan (minor). Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan (mayor) seperti keturunan, jenis kelamin, ras dan usia. Sedangkan faktor risiko yang dapat dikendalikan (minor) yaitu obesitas, kurang olah raga atau aktivitas, merokok, minum kopi, sensitivitas natrium, kadar kalium
  • 27. 12 rendah, alkoholisme, stress, pekerjaan, pendidikan dan pola makan (Suhadak, 2010). a. Usia Usia berpengaruh pada resiko terkena penyakit kardiovaskuler, dimana usia menyebabkan perubahan di dalam jantung dan pembuluh darah. Tekanan darah meningkat sesuai dengan usia, karena arteri secara perlahan kehilangan keelatisannya. Dengan meningkatnya usia maka gejala arteriosklerosis semakin nampak dan ini menunjang peningkatan tekanan perifer total dan dapat menyebabkan hipertensi. Namun berdasarkan kelompok umur, grafik rata-rata kenaikan tekanan darah mengikuti rata-rata kenaikan umur. Pada laki-laki, hipertensi pada umur > 55 tahun dan perempuan pada umur > 65 tahun. Resiko wanita meningkat setelah mengalami menopause. Disimpulkan bahwa prevelensi hipertensi akan meningkat dengan bertambahnya umur (Kurnia, 2007). b. Jenis Kelamin Penyakit hipertensi cenderung lebih tinggi pada jenis kelamin perempuan dibanding jenis kelamin laki-laki. Hal ini dikarenakan pada perempuan, tekanan darah meningkat seiring bertambahnya usia. Pada masa menopause perempuan cenderung memiliki tekanan darah rendah lebih rendah daripada laki-laki penyebabnya sebelum menopause, wanita relatif terlindungi dari penyakit kardiovaskuler oleh hormon estrogen sedangkan kadar estrogen menurun pada masa menopause.
  • 28. cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi. 13 c. Kebiasaan Gaya Hidup tidak Sehat Kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat dapat meningkatkan hipertensi, antara lain minum-minuman beralkohol, kurang berolahraga, dan merokok. 1) Merokok merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan hipertensi, sebab rokok mengandung nikotin. Menghisap rokok menyebabkan nikotin terserap oleh pembuluh darah kecil di dalam paru-paru dan kemudian akan diedarkan hingga ke otak. Di otak, nikotin akan memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin atau adrenalin yang akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan darah yang lebih tinggi. Tembakau memiliki efek cukup besar dalam peningkatan tekanan darah karena dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Kandungan bahan kimia dalam tembakau juga dapat merusak dinding pembuluh darah. Karbon monoksida dalam asap rokok akan menggantikan ikatan oksigen dalam darah. Hal tersebut mengakibatkan tekanan darah meningkat karena jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup ke dalam organ dan jaringan tubuh lainnya. 2) Kurangnya aktifitas fisik sangat mempengaruhi stabilitas tekanan darah. Pada orang yang tidak aktif melakukan kegiatan fisik
  • 29. 14 Hal tersebut mengakibatkan otot jantung bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras usaha otot jantung dalam memompa darah, makin besar pula tekanan yang dibebankan pada dinding arteri sehingga meningkatkan tekanan perifer yang menyebabkan kenaikan tekanan darah. Kurangnya aktivitas fisik juga dapat meningkatkan risiko kelebihan berat badan yang akan menyebabkan risiko hipertensi meningkat. Studi epidemiologi membuktikan bahwa olahraga secara teratur memiliki efek antihipertensi dengan menurunkan tekanan darah sekitar 6-15 mmHg pada penderita hipertensi. Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi, karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah. Olahraga juga dikaitkan dengan peran obesitas pada hipertensi. d. Konsumsi garam berlebihan Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam patogenesis hipertensi. Asupan garam kurang dari 3 gram/hari menyebabkan prevelensi hipertensi yang rendah sedangkan jika asupan garam antara 5-15 gram/hari menyebabkan prevelensi hipertensi meningkat menjadi 15-20 %. Garam mempunyai peranan dalam patogenesis hipertensi melalui masukan natrium yang tinggi (Kurnia, 2007). Selain faktor risiko yang dikemukakan di atas terdapat beberapa faktor risiko hipertensi menurut Bustan (2007), seperti ras/suku dimana orang kulit hitam lebih banyak terkena hipertensi dibandingkan orang kulit
  • 30. 15 putih, pada daerah kota lebih banyak ditemukan terkena hipertensi dibandingkan dengan orang desa, letak geografis dimana pada daerah pantai lebih banyak kejadian hipertensi dari pada daerah pegunungan, kemudian tipe kepribadian orang juga mempengaruhi kejadian hipertensi, banyak ditemukan hipertensi pada tipe kepribadian A. 7. Komplikasi Menurut Gray et al (2003), derajat keparahan hipertensi dapat mempengaruhi perubahan pada organ-organ utama seperti jantung, ginjal, dan otak yang mengakibatkan terjadinya kerusakan pada organ tersebut. Penjelasan mengenai bagaimana hipertensi dapat menyebabkan komplikasi pada organ-organ tersebut akan diuraikan pada penjelasan dibawah ini. a. Jantung Pada jantung terjadinya hipertrofi ventrikel kiri menyebabkan peningkatan kekakuan dinding terhadap pengisian sistol dan diastol. Penyakit jantung koroner sering terjadi pada hipertensi dan bersama dengan disfungsi ventrikel kiri mungkin menyebabkan tingginya angka kematian penyakit jantung. Risiko kejadian jantung (kematian, infark miokard, gagal jantung, aritmia ventrikel) akan berkurang jika hipertensi diturunkan. b. Ginjal Pada ginjal dapat terjadi kerusakan dan gagal ginjal pada penderita hipertensi menahun, khususnya dengan kontrol yang tidak teratur. Pada hipertensi hebat (hipertensi maligna), gagal ginjal akut sering terjadi
  • 31. 16 dan merupakan penyebab utama kematian jika hipertensi tidak diterapi dengan tepat. c. Otak Komplikasi pada otak yakni berupa stroke dan serangan iskemik transien. Stroke merupakan penyakit akibat gangguan peredaran darah otak yang dipengaruhi oleh salah satu faktor risiko yang dapat diubah seperti hipertensi (Dinata, Safrita, & Sastri, 2013). Selama stroke, tekanan darah dapat meningkat secara akut dan perlu kehati-hatian untuk menurunkannya terlalu cepat atau mendadak. Resistensi vaskular serebral akan meningkat karena efek hipertensi jangka panjang, juga kemungkinan efek akut edema serebral, dan reduksi berlebihan tekanan perfusi arteri serebral dapat meningkatkan iskemia serebral. 8. Penatalaksanaan Hipertensi Penatalaksanaan medis pada klien dengan hipertensi bertujuan untuk mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah di bawah 140/90 mmHg. Pedoman penatalaksanaan hipertensi dari British Hypertension Society menganjurkan terapi obat antihipertensi pada orang dengan TD sistolik >160 mmHg yang menetap atau TD diastolik >100 mmHg yang menetap. a. Terapi Farmakologis Dalam buku farmakologi untuk keperawatan (2001) terdapat beberapa terapi farmakologi untuk penderita hipertensi yaitu :
  • 32. 17 1) Diuretik Terapi farmakologi yang bersifat diuretik ada 2 macam yaitu diuretik thiazid, terapi dengan agens ini untuk hipertensi ringan sampai sedang dan sering diberi bersama obat anti hipertensi lain. Sedangkan diuretik non thiazid (natrilix) adalah obat anti hipertensi oral, yang dipakai dengan dosis rendah (sampai 2,5 mg per hari) dipakai untuk pengobatan hipertensi esensial. Obat ini mengurangi sympathetic outflow dari system saraf autonom. 2) Obat penyekat beta Obat penyekat beta non selektif memblok reseptor beta 1 dan beta 2. Penyekat beta kardioselektif terutama memblok reseptor beta 1 dan tidak terlalu memblok reseptor beta 2 yang mengakibatkan bronkodilatasi dalam paru. 3) Antagonis kalsium Antagonis kalsium banyak dipakai untuk angina pektoris, kini juga untuk hipertensi. Mekanisme kerjanya adalah memblok masuknya ion kalsium ke dalam sel, akibatnya terjadi dilatasi koroner dan penurunan tahanan perifer dan koroner. 4) Inhibitor ACE Inhibitor ACE (angiotensin converting enzyme) menghambat system renin angiotensin aldosteron, sehingga tekanan darah turun. Inhibitor ACE menghambat enzim untuk mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II (vasokonstriktor kuat). (Tambayong, 2001)
  • 33. 18 b. Terapi Nonfarmakologis Menurut Muttaqin (2009) pendekatan nonfarmakologis yang dapat mengurangi hipertensi adalah sebagai berikut : 1) Olahraga/latihan (meningkatkan lipoprotein berdensitas tinggi) Olahraga yang efektif dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi adalah olahraga dinamis sedang. Olahraga aerobik teratur seperti senam, jalan cepat, berenang dapat menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi rata-rata 4,9/3,9 mmHg. Olahraga lari dan jogging termasuk olahraga ringan yang lebih efektif menurunkan tekanan darah sistolik sekitar kira-kira 4- 8 mmHg. Olahraga yang memiliki efek stressor harus dihindari seperti olahraga isometrik (Aziza, 2007). 2) Penurunan berat badan Dengan mengurangi beban kerja jantung yang mengakibatkan kecepatan denyut jantung dan volume sekuncup juga berkurang dapat mengurangi tekanan darah (Elizabeth, 2009) 3) Pembatasan Alkohol, Natrium, Tembakau (Muttaqin, 2009) 4) Relaksasi Relaksasi merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan pada setiap terapi anti hipertensi (Muttaqin, 2009).
  • 34. 19 B. Konsep Hemodinamik Hemodinamika adalah ilmu yang mempelajari pergerakan darah dan daya yang berperan di dalamnya. Hemodinamika erat kaitannya dengan mekanisme sirkulasi darah dalam tubuh (Saputro, 2013). Hemodinamik adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan volume, jantung, dan pembuluh darah. Hemodinamik ini diatur oleh sistem saraf simpatik dan parasimpatik (Katili, 2015). Menurut Katili (2015) bahwa, komponen hemodinamik secara umum terdiri atas tiga komponen utama yaitu : 1. Volume (darah dan cairan) 2. Pembuluh darah (arteri, vena, dan kapiler) 3. Jantung sebagai pompa Hemodinamik dapat dipantau secara invasif dan noninvasif. Pemantauan hemodinamik secara noninvasif terdiri dari beberapa komponen antara lain tekanan darah, nadi, heart rate, pernapasan, indikator perfusi perifer, produksi urin, saturasi oksigen, dan GCS (Katili, 2015). Pada penelitian ini, hemodinamik yang dinilai yaitu antara lain : 1. Tekanan darah Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh sistem vaskular terhadap dinding pembuluh darah atau sistem sirkulasi. Tekanan darah merujuk pada tekanan darah arteri. Dalam satu denyut jantung terdiri dari gelombang kontraksi yang disebut sistol, yang diikuti oleh fase relaksasi yang disebut diastol (James, Baker, & Swain, 2008). Nilai
  • 35. 20 normal tekanan darah menurut American Heart Association (AHA) 2017 yaitu sistol < 120 mmHg dan diastole < 80 mmHg. Adapun mekanisme yang terjadi pada sistol dan diastol yaitu: a) Sistol 1) Sistol berlangsung selama 0,3 detik 2) Dirangsang oleh nodus sinoatrial, dinding atrium berkontraksi memeras sisa darah dari atrium ke dalam ventrikel 3) Ventrikel melebar untuk menerima darah dari atrium dan kemudian memulai berkontraksi 4) Ketika tekanan dalam ventrikel melebihi tekanan dalam atrium, katup AV menutup. Chordae tandinea mencegah katup terdorong ke dalam atrium 5) Ventrikel terus berkontraksi. Katup pulmonalis dan aorta membuka akibat peningkatan tekanan ini 6) Darah menyembur keluar dari ventrikel kanan ke dalam arteria pulmonalis dan darah dari ventrikel kiri menyembur ke dalam aorta 7) Kontraksi otot kemudian berhenti dan dengan dimulainya relaksasi otot, siklus baru di mulai b) Diastol 1) Pada awalnya darah vena memasuki atrium kanan melalui vena kava superior dan inferior 2) Darah yang teroksigenasi melewati atrium kiri melalui vena pulmonalis
  • 36. 21 3) Kedua katup antriol ventrikular (tricuspid dan mitralis) tertutup dan darah dicegah untuk memasuki atrium ke dalam ventrikel 4) Katup pulmonalis dan aorta tertutup, mencegah kembalinya darah dari arteri pulmonalis ke dalam ventrikel kanan dan dari aorta ke dalam ventrikel kiri 5) Dengan bertambah banyaknya darah yang memasuki atrium, tekanan di dalamnya meningkat dan ketika tekanan di dalamnya lebih besar dari ventrikel, katup AV terbuka dan darah mulai mengalir dari atrium ke dalam ventrikel. 2. Nadi Nadi atau biasa juga disebut denyut jantung adalah beberapa kali jantung memompa atau berdenyut setiap menitnya. Dalam keadaan istirahat nilai jantung normal berkisar dari 60-100x/menit. Nilai nadi setiap orang berbeda-beda. Adapun faktor yang mempengaruhi nilai nadi seperti suhu udara, posisi tubuh, berat badan, dan penggunaan obat-obatan (AHA, 2015). a) Mekanisme Timbulnya Denyut Nadi Denyut nadi dapat dirasakan disebuah arteri yang terletak di dekat dengan permukaan kulit disebabkan oleh perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik. Perbedaan tekanan ini dikenal sebagai tekanan nadi. Ketika tekanan darah 120/80 mmHg tekanan nadi adalah 40 mmHg (120 mmHg-80 mmHg). Frekuensi nadi menurun pada istirahat dan blok jantung.
  • 37. 22 b) Letak-letak Denyut Nadi Adapun letak-letak denyut nadi yaitu : belakang lutut (peplitea), kunci paha (femuralis), leher (arterikarotis), sisi atas bagian dalam kaki (dorsalpedis), pelipis (temporalis), pergelangan tangan (radialis), dan lengan atas (brakialis). 3. Frekuensi Pernapasan Secara harfiah, pernapasan yaitu pergerakan oksigen (O2) dari atmosfer menuju ke sel dan keluarnya karbondioksida (CO2) dari sel ke atmosfer. Secara fisiologi, pernapasan adalah proses dimana O2 dipindahkan dari udara ke dalam jaringan-jaringan, dan CO2 dikeluarkan ke udara ekspirasi, dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu ventilasi, transportasi, dan respirasi sel (Price & Wilson, 2005). Pengaturan pernapasan diatur oleh pusat pernapasan yang terletak di medulla oblongata dan pons di batang otak, yang pada bagian bilateralnya terdapat beberapa kelompok neuron (Guyton & Hall, 2007). Pada daerah tersebut dibagi menjadi tiga kelompok neuron utama yaitu kelompok pernapasan dorsal yang bertanggungjawab mengatur inspirasi, kelompok pernapasan ventral yang bertanggungjawab mengatur ekspirasi, dan pusat pneumotaksik yang bertanggungjawab mengatur kecepatan dan kedalaman pernapasan (Guyton & Hall, 2007). Selain itu, pengontrolan jalan napas juga diatur oleh saraf otonom, yaitu saraf simpatis yang menyebabkan relaksasi otot bronkus, bronkodilatasi, dan berkurangnya sekresi bronkus dan saraf parasimpatis yang menyebabkan
  • 38. 23 bronkokontriksi dan peningkatan sekresi kelenjar mukosa dan sel-sel goblet (Price & Wilson, 2005). C. Konsep Senam Jantung Sehat 1. Definisi Senam adalah latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan sengaja dan berencana, disusun secara sistematik dengan tujuan membentuk dan mengembangkan keseluruhan yang harmonis. Menurut Agus Mahendra (2000) senam merupakan kegiatan fisik yang paling kaya struktur geraknya. Jika dilihat dari taksonomi gerak umum, senam dapat secara lengkap diwakili oleh gerak-gerak dasar yang membangun pola gerak yang lengkap mulai pola gerak lokomotor, non lokomotor sampai ke manipulatif. Senam jantung sehat termasuk ke dalam olahraga aerobik dengan intensitas sedang (Fakhruddin, 2013). Senam jantung sehat adalah olahraga yang disusun dengan selalu mengutamakan kemampuan jantung, gerakan otot besar dan kelenturan sendi, agar dapat memasukkan oksigen sebanyak mungkin ke dalam tubuh. Senam jantung sehat bertujuan merawat jantung dan pembuluh darah. Pembuluh darah yang sehat, membuat kerja jantung menjadi optimal, karena kedua organ tersebut bekerja saling berhubungan (Sarvasty, 2012). Senam jantung sehat menjadi salah satu olahraga atau aktivitas fisik yang dapat menurunkan resiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Senam jantung sehat terdapa 5 seri, yaitu terdiri dari seri I dimana gerakannya menggunakan irama musik yang pelan dan tidak rumit, seri II
  • 39. 24 gerakan yang dilakukan agak cepat namun masih sederhana, seri III gerakan diiringi dengan musik yang lebih cepat dan gerakan mulai bervariasi, seri IV dan V gerakan diiringi dengan musik yang semakin cepat dan durasi dari gerakan lebih panjang. Pada usia lanjut dapat menggunakan seri I, II, dan III. Sedangkan pada remaja bisa dilakukan seri IV dan V (Lalarni, 2015). Untuk mengetahui apakah seseorang dikatakan telah berhasil mencapai program latihan, dapat dipakai beberapa tolak ukur/parameter, antara lain : a) Program latihan tercapai; b) Berat dan tinggi badan seimbang; c) Tekanan darah normal atau terkendali; d) denyut nadi istirahat semakin bertambah lambat (relatif bradikardi); e) Faktor resiko hilang atau terkendali; h) Tingkat kesegaran jasmaninya baik. 2. Sistematika Senam Jantung Sehat Senam jantung sehat adalah olahraga aerobik yang disusun dengan selalu mengutamakan kemampuan jantung, gerakan otot besar dan kelenturan sendi, serta upaya memasukkan oksigen sebanyak mungkin yang dilakukan secara mudah, murah, meriah, massal dan bermanfaat serta aman (Anggriyana, 2010). Tujuan inti dari olahraga senam jantung sehat adalah untuk menyehatkan jantung, memperbaiki denyut nadi, menurunkan tekanan sistolik dan diastolik (Made Ayu, 2013). Pada penelitian ini menggunakan senam jantung sehat seri v yang berdurasi 18 menit, 48 detik.
  • 40. 25 Ada 5 prinsip dasar dalam melakukan senam jantung sehat, yaitu : 1) Latihan pemanasan/peregangan 2) Latihan inti 3) Latihan pendinginan/pemulihan/penenangan 4) Intensitas latihan 5) Durasi/lamanya latihan 1. Pemanasan Pemanasan adalah persiapan emosional, psikologis dan fisik untuk melakukan latihan (Mukholid, 2007). Gerakan ini dilakukan sebelum memasuki gerakan inti dengan tujuan untuk mempersiapkan berbagai sistem tubuh sebelum memasuki latihan yang sebenarnya. Tujuan latihan ini adalah menaikkan suhu tubuh, meningkatkan denyut jantung mendekati intensitas latihan. Selain itu, pemanasan perlu untuk mengurangi kemungkinan terjadinya cedera akibat olahraga. Lama pemanasan biasanya 5-10 menit (Tapan, 2005). Pada senam jantung sehat seri v, lama pemanasan yaitu 6 menit, 57 detik. Adapun gerakan pemanasan pada senam jatung sehat yaitu : a) Sikap awal : sikap sempurna. b) Tujuan : menaikkan denyut jantung secara perlahan untuk persiapan melakukan olahraga senam jantung sehat dan menghilangkan kehalaman pada otot dan sendi. c) Menghitung denyut nadi : tangan kanan memegang pergelangan tangan kiri, posisi di depan dada, setelah 6 detik, posisi kembali ke sikap sempurna.
  • 41. 26 2. Inti Gerakan inti biasanya merupakan gerakan yang telah aktif dengan mengikuti alur tertentu. Gerakan ini bertujuan untuk menguatkan otot- otot tubuh seperti lengan, tungkai, perut, pinggul dan juga melatih koordinasi gerak anggota tubuh. Gerakan ini dilakukan kurang lebih antara 20-30 menit atau disesuaikan dengan tujuan dan latihan yang dilakukan (Sumintarsih, 2006). Pada senam jantung sehat seri v, lama gerakan inti (latihan) yaitu 10 menit, 21 detik. Adapun gerakan inti pada senam jatung sehat yaitu : a) Bersiap-siap menghitung denyut nadi b) Gerakan : diawali dengan gerakan peralihan c) Tujuan : untuk memacu denyut nadi dan menyesuaikan irama yang lebih cepat 3. Pendinginan Pelaksanaan gerakan ini merupakan penurunan gerakan secara bertahap dari intensitas tinggi ke intensitas rendah (Mukholid, 2007). Gerakan ini bertujuan untuk mengembalikan kondisi tubuh seperti sebelum berlatih dan mengembalikan darah ke jantung untuk reoksigenasi sehingga mencegah genangan darah di otot kaki dan tangan. Gerakan ini dilakukan kira-kira 5-10 menit (Sumintarsih, 2006). Latihan aerobik sebaiknya dilakukan dengan frekuensi 3-5 kali/minggu dengan durasi latihan 20-30 menit setiap kali latihan (Wilmore & Costill , 2004).
  • 42. pada tekanan darah (Divine, 2006). 27 Menurut (Gian & The , 2002) mengatakan bahwa durasi latihan 15- 30 menit dinilai cukup apabila latihan dilakukan secara terus menerus dan didahului 5-10 menit pemanasan dan diakhiri 5-10 menit pendinginan. Pada senam jantung sehat seri v, lama pendinginan yaitu 2 menit, 10 detik. 3. Fisiologi Senam Jantung Sehat Olahraga ini banyak tergantung pada energi yang diambil dari konsumsi oksigen (aerobik). Sumber energi yang dibutuhkan pada waktu berolahraga berasal dari glukosa dan asam lemak bebas. Kedua bahan tersebut merupakan sumber utama, namun pemakaian glukosa pada tingkat ini lebih cepat. Pada saat berolahraga energi berasal dari ATP otot, setelah itu didapatkan dari cadangan glikogen otot, selanjutnya barulah digunakan glukosa. Bila olahraga berlangsung terus maka energi diperoleh dari glukosa yang didapat dari pemecahan simpanan glikogen hepar (glikogenolisis). Bila olahraga berlangsung lebih dari 30 menit maka sumber energi utama adalah asam bebas yang berasal dari lipolisis jaringan adipose (Ilyas, 2009). Olahraga ini akan menyebabkan denyut jantung dan tekanan darah meningkat untuk memenuhi permintaan oksigen sehingga seseorang akan bernapas lebih cepat dan membiarkan oksigen melewati pembuluh darah setiap menit. Kebutuhan oksigen ini akan dipenuhi oleh jantung dengan meningkatkan aliran darahnya. Hal ini juga direspon pembuluh darah dengan melebarkan diameternya (vasodilatasi) sehingga akan berdampak
  • 43. kelelahan dan membahayakan. Sebaliknya jika latihan di bawah 70%, 28 4. Porsi Latihan a. Frekwensi Frekwensi yang dimaksud di sini ialah berapa kali seminggu olahraga ini dilakukan agar memberi efek latihan. Melakukan latihan minimal 3 kali seminggu pada hari yang bergantian artinya selang sehari. Ini dikarenakan bahwa tubuh memerlukan pemulihan selesai berolahraga sehingga otot dan persendian diberi kesempatan untuk memulihkan diri. Dalam salah satu pengamatan yang dilakukan, Cooper dikutip dalam Arif (2007) pernah menganjurkan untuk melakukan olahraga setiap hari, namun akhirnya ia berkesimpulan bahwa olahraga 3 kali seminggu sudah cukup. Olahraga yang dilakukan melebihi 5 kali seminggu akan menimbulkan berbagai komplikasi baik secara psikologis maupun fisiologi. b. Intensitas Intensitas mengandung arti berat badan latihan yang diberikan tidak mengakibatkan efek yang membahayakan. Reaksi denyut jantung yang timbul dapat dipakai sebagai cerminan dari reaksi pembebanan. Beban yang diterima oleh jantung berkisar antara 60-80% dari kekuatan maksimal jantung. Beban seberat ini dijabarkan dengan denyut jantung antara 70-85% dari denyut jantung maksimal. Dengan demikian senam jantung sehat sudah cukup memperbaiki atau meningkatkan kemampuan jantung bila diberi beban seperti diuraikan di atas. Bila senam dilakukan sampai denyut jantung maksimal akan menyebabkan
  • 44. adaptasi. Dengan demikian apabila melakukan senam jantung sehat secara 29 maka efek latihan sangat sedikit atau kurang bermanfaat bagi jantung khususnya bagi orang sehat (Kusman dikutip dalam Arif, 2007). c. Tempo Menurut Kusman dikutip dalam Arif, (2007) yang dimaksud dengan tempo latihan adalah waktu atau lamanya latihan yang diberikan agar memberi manfaat. Penelitian menunjukkan lama latihan antara 20- 30 menit sudah cukup memberikan kenaikan kemampuan sebanyak 35% bila dilakukan 3 kali dalam seminggu dalam jangka waktu satu setengan bulan. Bila latihan senam selama 6 bulan akan menghasilkan peningkatan kemampuan sampai optimal. Makin lama seseorang berlatih pada dosis latihan yang dianjurkan berarti makin tahan jantungnya, semakin banyak darah yang dialirkan, dan semakin banyak oksigen yang dipakai keseluruh tubuh. Senam yang dilakukan selama 30 menit akan memberikan efek bagi tubuh kita yaitu meningkatkan aliran darah dan memecahkan metabolisme lemak dan kolestrol. 5. Pengaruh dan Manfaat Senam Jantung Sehat Senam jantung sehat yang dilakukan dengan benar dapat memberi manfaat bagi kebugaran jasmani. Kebugaran sering dikaitkan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan sehari-hari tanpa rasa lelah yang berarti dan masih mempunyai cadangan energi untuk keperluan mendadak. Kebugaran merupakan pendukung utama penampilan dan prestasi, ditopang oleh kerja sama sistem tubuh. Pengaruh seketika disebut respon dan pengaruh jangka panjang akibat latihan teratur disebut
  • 45. senam dengan intensitas sedang, dan lama waktu 20-60 menit serta 30 kontinu/terus-menerus, akan memberi dampak terhadap : respon dan adaptasi pada jantung, sistem pernapasan, sistem energi, dan respon adaptasi khusus (Farida Mulyaningsih, 2006). D. Hubungan Senam Jantung Sehat Terhadap Perubahan Hemodinamik Berdasarkan teori yang telah dijelaskan dapat diambil kesimpulan bahwa dengan latihan olahraga secara teratur dapat meningkatkan fungsi tubuh terutama fungsi jantung. Jantung merupakan salah satu organ vital tubuh sudah seharusnya dijaga kesehatannya. Kerusakan pada jantung mempengaruhi semua sistem tubuh. Sebagai contoh penyakit hipertensi, jika tidak tertangani secara baik akan berakibat fatal salah satunya dapat menyebabkan penyakit stroke yang dapat berakhir dengan kematian. Salah satu cara untuk menjaga kesehatan jantung adalah dengan olahraga yang teratur. Olahraga ringan yang mudah dilakukan adalah senam. Senam memiliki banyak manfaat diantaranya adalah melancarkan peredaran darah dan meningkatkan jumlah volume darah sehingga dengan melakukan senam secara teratur dapat meminimalkan terjadinya penyakit jantung terutama hipertensi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rismayanthi tahun 2009 menyatakana bahwa senam dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik. Senam menimbulkan efek beta blocker yang dapat menenangkan sistem saraf simpatikus, dimana bila terjadi penurunan aktivitas simpatik pada pembuluh darah perifer dapat menjadi petunjuk penurunan tekanan darah. Hasil penelitian Rismayanthi jika melakukan
  • 46. sehat menimbulkan efek seperti: beta blocker yang dapat menenangkan 31 dilakukan 3 kali seminggu dapat menurunkan tekanan darah sistolik pada penderita hipertensi sebesar 3,346% dan menurunkan tekanan darah diastolik sebesar 4,273%. Senam jantung sehat juga dapat merilekskan pembuluh-pembuluh darah, penurunan tekanan darah juga dapat terjadi akibat aktivitas memompa jantung berkurang. Otot jantung pada orang yang rutin berolahraga sangat kuat, maka otot jantung dari individu yang rajin berolahraga berkontraksi lebih sedikit dari pada otot jantung orang yang jarang berolahraga untuk memompakan volume darah yang sama. Karena latihan aktivitas fisik senam jantung sehat dapat menyebabkan penurunan denyut jantung maka akan menurunkan cardiac output, yang pada akhirnya menyebabkan penurunan tekanan darah. Peningkatan efisiensi kerja jantung dicerminkan dengan penurunan tekanan sistolik, sedangkan penurunan tahanan perifer dicerminkan dengan penurunan tekanan diastolik (Harber, 2009) Senam jantung sehat dapat melemaskan pembuluh-pembuluh darah, sehingga tekanan darah menurun, sama halnya dengan melebarnya pipa air akan menurunkan tekanan air. Latihan senam senam jantung sehat juga dapat menyebabkan aktivitas saraf, reseptor hormon, dan produksi hormon-hormon tertentu menurun. Bagi penderita hipertensi, senam jantung sehat cukup aman karena telah dirancang khusus untuk setiap usia juga dapat menurunkan tekanan sistolik maupun diastolik pada orang yang mempunyai tekanan darah tinggi tingkat ringan. Olahraga senam jantung
  • 47. 32 sistem saraf simpatik dan melambatkan denyut jantung. Senam jantung sehat yang dilakukan akan mengurangi kadar hormon norepinefrin (noradrenalin) dalam tubuh, yakni zat yang dikeluarkan sistem saraf yang dapat menaikkan tekanan darah (Nanny Selamiharja: http://www.indomedia.com). Faktor utama yang mempengaruhi tekanan darah adalah curah jantung, tekanan pembuluh darah perifer dan volume/aliran darah. Rata- rata tekanan darah arteri ditentukan oleh curah jantung dan resistensi perifer total. Penurunan tekanan arteri setelah latihan harus dimediasi oleh penurunan satu atau kedua variabel tersebut. Penurunan resistensi perifer total tampaknya menjadi mekanisme utama yang menjadikan penurunan tekanan darah setelah olahraga. Penurunan perifer dapat dijelaskan dari mekanisme : 1. Adaptasi Neurohormonal a) Sistem saraf simpatik Aktivitas sistem saraf simpatik yang meningkat adalah ciri penting dari hipertensi. Aktivitas saraf simpatik dan adanya pelepasan norepinefrin (NE) memediasi vasokontriksi dan meningkatkan resistensi vaskuler. Penurunan aliran saraf simpatis pusat atau sirkulasi norepinefrin (NE) menipiskan vasokontriksi dan menyebabkan penurunan tekanan darah. Meskipun bukti yang terbatas untuk mendukung pengurangan eferen aktivitas saraf simpatis setelah latihan/olahraga, pengurangan norepinefrin (NE) plasma telah dibuktikan setelah latihan/olahraga. Penelitian yang
  • 48. 33 dilakukan oleh meredith et al. Menemukan bahwa penurunan NE plasma setelah latihan berhubungan dengan penurunan spillover yang menunjukkan penurunan aktivitas sistem saraf simpatik. Berkurangnya NE pada sinapsis akan menjadi salah satu mekanisme yang memfasilitasi pengurangan resistensi pembuluh darah (Pascestello, 2010). b) Sistem Renin-Angiotensin Angiotensin II adalah vasokonstriktor kuat dan pengatur volume darah, penurunan renin danangiotensin II dengan latihan kemungkinan akan menjadi faktor penurunan tekanan darah (Pascestello, 2010). c) Respon Vaskular Adaptasi vaskular yang akan memberikan kontribusi untuk menurunkan tekanan darah setelah latihan. Latihan mengubah respon vaskular dua vaskonstiktor kuat, NE dan Endotelin-1. Endotelin 1 mendorong pengeluaran NO (nitrat oxide) dan mempertahankan keseimbangan antara efek vasodilatasi dari NO dan efek vasokonstriktor dari endotelin 1 itu sendiri. Endotel sangat bergantung pada vasodilatasi yang berkaitan erat produksi oksida nitrat. Endotel memproduksi NO, yaitu faktor vasorelaksan ampuh yang memberikan kontribusi dalam pembuluh darah. NO dibentuk oleh sintesis enzim NO (NOS) yang terbentuk dari asam amino L- Arginin. NO berdifusi ke sel-sel otot polos pembuluh darah, mengaktifkan guanylate cyclase dan menghasilkan vasorelaksasi
  • 49. 34 (Mancia, 2014). Olahraga diduga dapat mengubah vasokonstriktor menjadi vasodilator (mengurangi vasokonstriksi dan tekanan pada pembuluh darah). Latihan olahraga juga terbukti meningkatkan produksi oksida nitrat dan meningkatkan fungsi vasodilatasi yang akan mengurangi resistensi perifer dan menurunkan tekanan darah (Pascestello, 2010). Menurut Lee et al (2002) yang dimuat dalam The Physician and Sportmedicine, olahraga dapat menurunkan resiko penyakit jantung koroner melalui mekanisme : penurunan denyut jantung dan tekanan darah, penurunan tonus simpatik, meningkatkan diameter arteri koroner dan sistem koleteralisasi pembuluh darah, meningkatkan HDL dan menurunkan LDL darah (Suharjo & Cahyono, 2008).
  • 50. 35  Usia  Jenis kelamin  Merokok  Kurangnya aktivitas fisik  Konsumsi garam berlebihan Hemodinamik Senam Jantung Sehat Seri V BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS A. Kerangka Konsep Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan pada tinjauan pustaka, maka konsep penelitian ini terdiri dari variabel dependen yaitu hemodinamik pada hipetensi (tekanan darah, nadi, dan frekuensi pernapasan). Sedangkan variabel independennya yaitu senam jantung sehat seri V. Variabel Independent Variabel Dependent Variabel Moderat Keterangan : : Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti Bagan 1. Kerangka Konsep
  • 51. 36 B. Hipotesis Ho : Tidak ada perubahan hemodinamik sebelum dan sesudah dilakukan senam jantung sehat. Ha : Ada perubahan hemodinamik sebelum dan sesudah dilakukan senam jantung sehat.
  • 52. 37 BAB IV METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Eksperimen yang merupakan pengembangan dari True Experimental Design. Metode Quasi Experimen mempunyai ciri utama yaitu tidak dilakukannya penugasan secara random, melainkan dengan menggunakan kelompok yang sudah ada. Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Time Series Design yaitu tidak menggunakan kelompok kontrol tetapi hanya menggunakan satu kelompok saja namun pengukuran dilakukan secara berulang pada individu yang sama. Sebelum diberikan perlakuan berupa senam jantung sehat seri v, kelompok diberikan pretest (mengukur TD, nadi, dan pernapasan) sampai tiga kali dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuakuan. Bila hasil pretest selama tiga kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut kedaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment/perlakuan. Berikut merupakan tabel desain penelitian time series design. Tabel 3 Desain penelitian Time Series Pretest Treatment Posttest H1 H2 H3 SJS1 SJS2 SJS3 H4 H5 H6
  • 53. 38 Keterangan : H1 H2 H3 : Nilai hemodinamik (TD, Nadi, Pernapasan) pretest sebelum perlakuan SJS1 SJS2 SJS3 : Memberikan perlakuan senam jantung sehat H4 H5 H6 : Nilai hemodinamik (TD, Nadi, Pernapasan) posttest setelah diberikan perlakuan. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar. Tempat penelitian dipilih berdasarkan data yang peneliti dapatkan bahwa jumlah penderita hipertensi terbanyak di Kota Makassar berada di wilayah kerja Puskesmas Paccerakkang. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Januari 2018. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi sebagai objek penelitian merupakan hal yang penting untuk ditentukan dalam penelitian. Menurut Fathoni (2006:103) populasi adalah “keseluruhan unit elementer yang parameternya akan diduga melalui statistika hasil analisis yang dilakukan terhadap sampel penelitian”. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah semua masyarakat di Kelurahan Paccerakkang yang telah terdiagnosa mengalami hipertensi yaitu berjumlah 35 orang yang diperoleh berdasarkan data pengukuran tekanan darah oleh petugas Puskesmas Paccerakkang. 2. Sampel
  • 54. 39 Sampel merupakan bagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2005). Jenis sampel pada penelitian ini adalah non probability dengan teknik purposive sampling. Sampling purposive yaitu penentuan sampel berdasarkan pada pertimbangan subjektifnya, bahwa responden tersebut dapat memberikan informasi yang memadai untuk menjawab pertanyaan penelitian dan memenuhi kriteria penelitian. Adapun kriteria inklusi dan ekslusi sebagai berikut : a. Kriteria Inklusi Yang dimaksud dengan kriteria inklusi adalah batasan ciri atau karakter umum pada subjek penelitian (Saryono & Anggraeni, 2013). Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini adalah: 1. Bersedia mengikuti latihan senam jantung sehat selama 3x/minggu selama 3 minggu. 2. Tidak memiliki gangguan/cedera (luka atau fraktur) pada ekstremitas b. Kriteria Eksklusi Yang dimaksud dengan kriteria eksklusi merupakan ciri atau karakter umum subjek penelitian yang harus dikeluarkan dari penelitian karena berbagai sebab yang dapat mempengaruhi hasil penelitian sehingga dapat menyebabkan bias penelitian (Saryono & Anggraeni, 2013). Pada penelitian ini yang termasuk kriteria eksklusi yaitu: 1. Tidak hadir pada saat program latihan 2. Memiliki riwayat penyakit stroke, gagal ginjal, gagal jantung dan sindrome koroner akut
  • 55. 40 c. Besar Sampel Jumlah sampel pada penelitian ini berjumlah 35 responden dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Adapun rumus yang digunakan peneliti dalam menghitung besar sampel penelitian adalah rumus Slovin : � = � 1+��2 Keterangan: N = ukuran populasi n = ukuran sampel e = taraf signifikansi Dengan menggunakan rumus di atas, maka perhitungan sampel adalah: � �= 1+��2 35 � = 1 + 35(0,05)2 � = 35 1+0,0875 � = 35 1,0875 � = 32,1 (dibulatkan menjadi 32 orang)
  • 56. 41 Penyajian hasil dan kesimpulan penelitian Penyusunan dan pengajuan proposal Persetujuan judul Observasi tempat penelitian dan populasi Mendapatkan surat izin penelitian dari Ketua Program Studi Mengajukan surat permohonan kegiatan senam jantung sehat ke Kepala Desa/Kelurahan Menentukan sampel dari semua populasi sesuai dengan kriteria inklusi Mengumpulkan responden dengan teknik purposive sampling Persetujuan Informed Consent Memeriksa hemodinamik (pre test) sebelum senam jantung sehat esesehat Intervensi senam jantung sehat 3 kali seminggu setiap hari selasa, kamis, dan sabtu selama 3 minggu sesuai buku panduan senam jantung sehat Memeriksa perubahan hemodinamik (pos test) setelah senam jantung sehat dengan jeda waktu Mencatat hasil pengukuran hemodinamik di kartu kontrol Pengumpulan dan pengolahan data responden Analisis data menggunakan program SPSS D. Alur Penelitian Bagan 2. Alur Kerja Penelitian
  • 57. 42 E. Variabel Penelitian 1. Identifikasi Variabel Menurut Notoatmodjo (2005) mengungkapkan bahwa variabel penelitian merupakan suatu ukuran, ciri, atau sifat yang dimiliki oleh suatu kelompok yang berbeda dengan kelompok lain seperti pekerjaan, pengetahuan, dan sebagainya. a. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah senam jantung sehat seri v. b. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hemodinamik. 2. Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif a. Senam jantung sehat dalam penelitian ini adalah senam jantung sehat seri 5. Kegiatan senam jantung sehat terdiri dari 3 tahap yaitu latihan pemanasan, latihan inti dan latihan pendinginan. Latihan ini dilakukan selama 3 kali seminggu selama 3 minggu dengan frekwensi, intensitas dan durasi latihan 18.48 menit dilakukan pada hari selasa, kamis dan sabtu dengan berpedoman pada buku panduan senam jantung sehat seri 5 terlampir.
  • 58. 43 b. Hemodinamik 1) Tekanan Darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh sistem vaskular terhadap dinding pembuluh darah atau sistem sirkulasi. Tekanan darah yang diukur dalam penelitian ini adalah tekanan darah sistol yaitu bunyi pertama pada saat mengukur tekanan darah yang diukur sebelum dan sesudah melakukan senam jantung sehat dan tekanan darah diastol yaitu bunyi kedua pada saat mengukur tekanan darah yang diukur sebelum dan sesudah melakukan senam jantung sehat. Pengukuran tekanan darah ini menggunakan spygmomanometer digital dan dicatat pada kartu kontrol setiap responden. 2) Nadi atau biasa juga disebut denyut jantung adalah beberapa kali jantung memompa atau berdenyut setiap menitnya. Dalam keadaan istirahat nilai jantung normal berkisar dari 60-100x/menit. Pada penelitian ini, jumlah pengukuran nadi dilakukan sebanyak 3x yaitu sebelum melakukan senam (denyut nadi istirahat), saat melakukan senam (denyut nadi latihan) dan setelah melakukan senam. Adapun alat yang digunakan peneliti untuk mengukur nadi yaitu jam tangan dengan jarum detik. 3) Pernapasan yaitu pergerakan O2 dari atmosfer menuju ke sel dan keluarnya CO2 dari sel ke atmosfer. Pada pene2itian ini, jumlah pengukuran frekuensi napas dilakukan sebanyak 2x yaitu sebelum dan setelah melakukan senam jantung sehat.
  • 59. panduan senam jantung sehat, dan kartu kontrol). 44 F. Istrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Instrumen atau alat- alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Spigmomanometer digital yaitu alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah responden. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan termometer digital. 2. Jam tangan jarum detik yaitu alat yang digunakan untuk menghitung nadi dan frekuensi pernapasan responden. 3. Buku panduan Senam Jantung Sehat yaitu alat yang digunakan sebagai acuan dalam melakukan gerakan senam jantung sehat. 4. Laptop, LCD dan Speaker yaitu media yang digunakan untuk melihat gerakan dan mendengarkan bunyi/irama senam jantung sehat. 5. Kartu kontrol yaitu alat yang digunakan untuk mencatat karakteristik responden (data demografi) dan hasil pengukuran perubahan hemodinamik pre dan post selama pemberian senam jantung sehat. G. Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengumpulan Data Pengumpulan data diawali dengan pengumpulan data menggunakan lembar isian karakteristik demografi responden dan hasil yang bisa dilihat dari kartu kontrol responden. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh tiga orang asisten untuk mencatat hasil pengukuran hemodinamik sebelum dan setelah diberikan perlakuan pada kartu kontrol responden. Pengumpulan status hemodinamik menggunakan instrumen penelitian (spygmomanometer digital, jam tangan jarum detik, buku
  • 60. uji statistik dengan cara komputerisasi. Analisa data tersebut antara lain : 45 Data yang terkumpul kemudian diolah, menurut Natoadmodjo (2012) pengolahan data melalui tahap-tahap sebagai berikut : a. Editing Setelah semua data terkumpul, kemudian dilakukan pemeriksaan kelengkapan data dan kesinambungan data. Peneliti memeriksa data untuk nilai tekanan darah sistolik dan diastolik, nadi, dan frekuensi pernapasan setiap responden sebelum dan setelah diberikan perlakuan senam jantung sehat. b. Coding Data yang berbentuk huruf diubah menjadi data berbentuk angka/bilangan. Setiap data diberikan kode 1 hingga 3 sesuai dengan definisi operasional untuk memudahkan pengelolaan data dan entry data pada komputer. c. Entry Data Entry data dilakukan dengan cara memasukkan data ke program SPSS 20 di komputer sehingga dapat dianalisis. Data yang dimasukkan berupa nomor responden, umur, jenis kelamin, tekanan darah sistol dan diastol, nadi, dan frekuensi pernapasan. d. Cleaning Pengecekan kembali data yang sudah diproses apakah ada kesalahan, ketidaklengkapan, dan kemudian dilakukan koreksi. 2. Analisa Data Analisa data dalam penelitian ini dilakuakan dengan menggunakan
  • 61. 46 a. Analisis Univariate Analisis univariate merupakan analisis yang dilakukan untuk mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Setiap kategori jawaban pada variabel dependent dan independent disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dilakukan analisis (Notoatmodjo, 2012). Variabel-variabel yang akan dianalisis dengan analisa univariat ini adalah umur, jenis kelamin, lama riwayat hipertensi, tingkat pendidikan, merokok, dan aktivitas fisik. b. Analisis Bivariate Analisis data berdistribusi normal dengan menggunakan uji paired t-test. Uji paired t-test digunakan pada sampel berpasangan yaitu membandingkan hasil pre test dan post test pada kelompok intervensi yang berbeda. Selain uji paired t-test, juga akan digunakan uji Analysis of Variance (ANOVA). Uji ANOVA ini digunakan untuk menganalisis perbedaan rata-rata (nilai tengah) hasil post test yang dilakukan dalam penelitian ini. Kelebihan uji ANOVA ialah dapat menguji perbedaan lebih dari 2 kelompok. Alternatif lain yang digunakan peneliti jika hasil uji normalitas one way anova tidak berdistribusi normal, maka peneliti menggunakan uji kruskal-wallis. Hasil akhir dari analisis ANOVA adalah nilai F test atau F hitung. Nilai F hitung ini yang nantinya akan dibandingkan dengan nilai pada tabel f. Jika nilai f hitung lebih dari f tabel, maka dapat disimpulkan bahwa menerima H1 dan menolak H0 atau yang berarti ada perbedaan bermakna rerata pada semua kelompok.
  • 62. 47 H. Masalah Etik Semua penelitian yang erat kaitannya dengan manusia sebagai obyek harus mempertimbangkan masalah etik. Penelitian ini mengacu pada Komisi Nasional Etik Penelitian Kesehatan (KNEPK, 2011), antara lain: 1. Respect for person (menghormati harkat dan martabat manusia) Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subyek untuk mendapatkan informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian, memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian. Tindakan yang terkait dengan prinsip menghormati harkat dan martabat manusia yaitu peneliti mempersiapkan formulir persetujuan subyek (informed consent) yang didalamnya mencakup maksud dan tujuan dan manfaat penelitian pengaruh senam jantung sehat terhadap perubahan hemodinamik. Jika calon responden bersedia untuk diteliti, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut. Selain itu, peneliti juga akan menjaga kerahasiaan dan atau informasi yang didapatkan dengan memberi huruf inisial sebagai pengganti nama responden dan dokumentasi penelitian tidak menampilkan wajah atau identitas responden. 2. Beneficiency (manfaat) Penelitian sesuai dengan prosedur penelitian guna mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subyek penelitian dan dapat digeneralisasikan di tingkat populasi (beneficience). Peneliti meminimalisasikan dampak yang merugikan bagi subyek (nonmaleficience). Apabila senam jantung sehat yang diberikan peneliti
  • 63. 48 berpotensi mengakibatkan cedera atau stres tambahan, maka subyek dikeluarkan dari kegiatan penelitian untuk mencegah terjadinya cedera, kesakitan, stres, maupun kematian subyek. 3. Justice (keadilan) Prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan adil. Untuk memenuhi prinsip keterbukaan, penelitian dilakukan secara jujur, hati-hati, profesional, berperikemanusiaan, dan memperhatikan faktor-faktor ketetapan, keseksamaan, kecermatan, psikologi subyek penelitian. Lingkungan penelitian dikondisikan agar memenuhi prinsip keterbukaan yaitu kejelasan prosedur penelitian.
  • 64. 49 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 2 Januari sampai dengan 26 Januai 2018. Pelaksanaannya bertempat di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar. Seluruh responden termasuk dalam kriteria inklusi yang didapat dengan teknik purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 32 orang. Untuk jumlah responden tersebut, hanya 20 orang yang bersedia untuk dilakukan intervensi (senam jantung sehat). Namun yang datang selama 3 minggu atau 9 kali pertemuan sebanyak 9 responden. Sebelum penelitian dimulai, peneliti meminta izin kepada responden dengan mengajukan lembar persetujuan responden yang disertakan bersama dengan penjelasan penelitian dan lembar data karakteristik responden untuk ditandatangani. Proses pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memeriksa tekanan darah, fekuensi napas dan nadi sebelum diberikan intervensi guna mendapatkan data pre test. Pemeriksaan tersebut dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh rekan peneliti sebanyak 3-4 orang. Setelah tekanan darah, frekuensi napas dan nadi diukur, kemudian peneliti mengarahkan para responden mengambil tempat dan merapikan barisan untuk siap-siap melakukan senam jantung sehat. Setelah melakukan senam jantung sehat selama kurang lebih 18.48 menit, responden kemudian istirahat kurang lebih 1 menit lalu kemudian diukur kembali tekanan darah, frekuensi napas dan nadi untuk mendapatkan data post test.
  • 65. 50 Peneliti melakukan pengolahan dan analisa data dengan menggunakan aplikasi statistik untuk mendistribusikan data-data karakteristik responden dalam penelitian ini dan data-data hasil pemeriksaan perubahan hemodinamik. Pengumpulan data dilanjutkan dengan pengolahan data untuk memperoleh hasil penelitian. Penelitian menyajikan analisis data univariat untuk karakteristik responden dan tiap variabel penelitian dalam bentuk distribusi frekuensi dan analisis bivariat dilakukan dengan uji one way anova jika berdistribusi normal, dan menggunaka uji kruskal wallis jika data berdistribusi tidak normal. Selain itu peneliti juga menggunakan uji paired t test untuk membandingkan hasil pre test dan post test terakhir pada kelompok intervensi yang melakukan senam jantung sehat. 1. Analisis Univariat a. Karakteristik Demografi Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Usia dan Lama Riwayat Hipertensi di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar (n=9) Karakteristik Intervensi(n=9) Mean±SD Min-maks Usia (tahun) 59.00±10.78 42-73 Lama riwayat hipertensi(tahun) 4.00±2.50 1-7 Sumber : Data Primer (2018) Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata usia responden adalah 59 tahun dengan usia minimal 42 tahun dan maksimal 73 tahun. Lama menderita hipertensi rata-rata 4 tahun.
  • 66. 51 b. Hemodinamik Tabel 5 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Nilai Hemodinamik Tekanan Darah Sistol dan Diastol di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar Perlakuan Hemodinamik Kategori Pre test f % Post 1 f % Post 2 f % Post 3 f % Post 4 f % Post 5 f % Post 6 f % Post 7 f % Post 8 f % Post 9 f % Normal 0 0.0% 1 11% 1 11% 1 11% 2 22% 0 0.0 % 2 22% 2 22% 5 55% 2 22% Ht tingkat 1 4 44% 3 33% 2 22% 3 33% 6 66% 5 55% 3 33% 5 55% 2 22% 4 44% TD Sistolik Ht tingkat 2 5 55% 5 55% 6 66% 5 55% 1 11% 444% 4 44% 2 22% 2 22% 3 33% Normal 1 11% 1 11% 1 11% 2 22% 4 44% 0 0.0% 1 11% 0 0.0% 0 0.0% 0 0.0% TD Diastolik Ht tingkat 1 Ht tingkat 2 2 22% 6 66% 3 33% 5 55% 2 22% 6 66% 4 44% 3 33% 2 22% 3 33% 7 77% 2 22% 6 66% 2 22% 7 77% 2 22% 7 77% 2 22% 7 77% 2 22% Total 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 Tabel 5 menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik pada kelompok perlakuan sebelum (pre test) diberikan intervensi tidak ada yang normal (0.0%), yang mengalami hipertensi tingkat 1 sebanyak 4 orang (44.4%) dan yang mengalami hipertensi tingkat 2 sebanyak 5 orang (55.5). Sedangkan untuk tekanan darah diastolik pada kelompok perlakuan sebelum (pre test) diberikan intervensi ada 1 orang (1.11) yang normal Sedangkan yang mengalami hipertensi tingkat 1 sebanyak 2 orang (22.2%) dan hipertensi tingkat 2 sebanyak 6 orang (6.66%).
  • 67. 52 Tabel 6 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan, Pekerjaan, Merokok, Konsumsi Kopi dan Aktivitas Fisik di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar (n=9) Karakteristik Intervensi (n=9) N % Jenis Kelamin Perempuan 9 100.0 Laki-laki 0 0 Tingkat Pendidikan Tidak Sekolah 2 22.2 SD 5 55.6 SMP 1 11.1 SMA 1 11.1 Pekerjaan Bekerja 1 11.1 Tidak Bekerja 8 88.9 Riwayat Merokok Ya 0 0 Tidak 9 100.0 Konsumsi Kopi Ya 4 44.4 Tidak Pernah 5 55.6 Aktivitas Fisik Jalan Santai 9 100.0 Tidak Pernah 0 0 Sumber : Data Primer (2018) Tabel 5 menunjukkan bahwa pada kelompok intervensi seluruh responden berjenis kelamin perempuan 9 orang (100%). Pada kriteria tingkat pendidikan, mayoritas responden hanya sampai pada tingkatan Sekolah Dasar yaitu 5 orang (55.6%). Sebagian besar responden tidak memiliki pekerjaan yaitu sebanyak 8 orang (88.9%). Responden secara keseluruhan tidak merokok sebanyak 9 orang (100%) serta tidak mengkonsumsi kopi yaitu sebanyak 5 orang (55.6%). Seluruh responden pernah melakukan aktivitas fisik seperti jalan santai sebanyak 9 orang (100%).
  • 68. 53 c. Analisa Bivariat One Way Anova Pengaruh senam jantung sehat terhadap perubahan hemodinamik pada penderita hipertensi menggunakan uji normalitas shapiro-wilk dan uji statistik one way anova dan kruska-wallis. Setelah dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan shapiro-wilk didapatkan data yang berdistribusi normal adalah tekanan darah diastolik dan nadi, sehingga menggunakan uji statistik one way anova dan data yang tidak berdistribusi normal adalah tekanan darah sistolik dan pernapasan, sehingga menggunakan uji statistik kruska-wallis. Tabel 7 Pengaruh Senam Jantung Sehat terhadap Perubahan Hemodinamik (TD Sistolik dan Diastolik) di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar (n=9) Hemodinamik Mean SD 95%CI P TD Sistolik Pre Test 140.78 10.365 132.81 – 148.75 Post 1 143.78 15.587 131.80 – 155.76 Post 2 141.00 13.757 130.43 – 151.57 Post 3 139.67 10.559 131.55 – 147.78 Post 4 136.33 9.772 128.82 – 143.85 0.464* Post 5 139.33 10.075 131.59 – 147.08 Post 6 137.78 11.606 128.86 – 146.70 Post 7 134.56 11.092 126.03 – 143.08 Post 8 133.22 10.895 124.85 – 141.60 Post 9 135.67 10.149 127.87 – 143.47 TD Diastolik Pre Test 88.44 8.472 81.93 – 94.96 Post 1 88.78 6.960 83.43 – 94.13 Post 2 90.00 8.846 83.20 – 96.80 Post 3 87.11 6.660 81.99 – 92.23 Post 4 84.22 6.852 78.96 – 89.49 0.750 ** Post 5 85.67 5.431 81.49 – 89.84 Post 6 86.44 4.667 82.86 – 90.03 Post 7 87.78 5.263 83.73 – 91.82 Post 8 87.44 4.126 84.27 – 90.62 Post 9 85.56 4.978 81.73 – 89.38 *Uji One Way Anova **Uji Kruska-Wallis
  • 69. 54 Tabel 8 Pengaruh Senam Jantung Sehat terhadap Perubahan Hemodinamik (Nadi dan Pernapasan) di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar (n=9) Hemodinamik Mean SD 95%CI P Nadi Pre Test 73.33 15.969 61.06 – 85.61 Post 1 95.67 8.916 88.81 – 102.52 Post 2 87.67 10.548 79.56 – 95.77 Post 3 94.78 15.474 82.88 – 106.67 Post 4 91.00 9.526 83.68 – 98.32 0.002* Post 5 90.67 8.573 84.08 – 97.26 Post 6 87.22 9.997 79.54 – 94.91 Post 7 87.56 8.502 81.02 – 94.09 Post 8 86.78 5.403 82.62 – 90.93 Post 9 91.56 6.064 86.89 – 96.22 Pernapasan Pre Test 26.00 6.164 21.26 – 30.74 Post 1 26.56 4.216 22.31 – 28.80 Post 2 24.11 4.256 20.84 – 27.38 Post 3 22.67 4.000 19.59 – 25.74 Post 4 27.56 4.667 23.97 – 31.14 Post 5 23.56 3.127 21.15 – 25.96 Post 6 25.33 4.000 22.26 – 28.41 0.144** Post 7 23.56 3.712 20.70 – 26.41 Post 8 21.78 2.108 20.16 – 23.40 Post 9 26.00 4.243 22.74 – 29.26 *Uji One Way Anova **Uji Kruska-Wallis Berdasarkan uji one way anova di atas pada tabel 6 dan 7 diketahui hasil pre test dan post test selama 9 kali pengukuran diperoleh nilai tekanan darah diastolik p=0.750 dan nadi p=0.002. Sedangkan hasil uji kruska wallis diperoleh nilai tekanan darah sistolik p=0.464 dan pernapasan p=0.144. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh senam jantung sehat seri 5 terhadap nadi dan tidak ada pengaruh pada tekanan darah sistolik, diastolik dan pernapasan.
  • 70. 55 Tabel 9 Perbandingan Pengaruh Senam Jantung Sehat pada Perubahan Hemodinamik di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar (n=9) Sebelum Setelah Hemodinamik Mean SD Min-Maks Mean SD Min-Maks P TD Sistolik 140.77 10.365 130-160 135.66 10.148 123-152 0.075 TD Diastolik 88.44 8.472 76-100 85.55 4.977 80-95 0.190 Nadi 73.33 15.968 48-100 91.55 6.064 82-98 0.016 Frekuensi Pernapasan 26.00 6.164 16-38 26.00 4.242 20-32 1,000 *Uji Paired T Test Tabel 8 menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah sistolik memiliki nilai sygnificancy 0.075 (p>0.05) dengan nilai mean sebelum diberikan senam jantung sehat 140.77 mmHg menurun menjadi 135.66 mmHg setelah diberikan senam jantung sehat. Tekanan darah diastolik memiliki nilai sygnificancy 0.190 (p>0.05) dengan nilai mean sebesar 88.44 mmHg sebelum diberikan senam jantung sehat menurun menjadi 85.55 mmHg. Nadi memiliki nilai sygnificancy 0.016 (p<0.05) dengan nilai mean sebelum diberikan senam jantung sehat sebesar 73.33 kali/menit meningkat menjadi 91.55 kali/menit setelah diberikan senam jantung sehat. Frekuensi pernapasan memiliki nilai sygnificancy 1.000 (p>0.05) dengan nilai mean sebelum dan setelah diberikan senam jantung sehat tetap 26 kali/menit.
  • 71. 56 m B. Pembahasan 1. Karakteristik data demografi responden Dilihat dari hasi karakteristik data demografi responden berdasarkan usia didapatkan rata-rata usia responden termasuk dalam kategori lansia dini yaitu 59 tahun dengan usia termuda 42 tahun dan usia tertua adalah 73 tahun. Hasil penelitian yang dilakukan peneliti juga sesuai dengan penelitian Sugiharto (2007) yang mengatakan bahwa antara responden pada kelompok usia 25-35 tahun dibandingkan dengan umur 56-65 tahun, terbukti bahwa umur 56-65 tahun memiliki faktor resiko hipertensi lebih tinggi dengan nilai p=0.0001 Menurut penelitian Lewa (2010) yang juga mendukung hasil penelitian yang dilakukan peneliti yaitu terdapat suatu faktor resiko kardiovaskular pada hipertensi sebesar 1% dari populasi usia 55 tahun di Amerika Serikat, 5% pada usia 60 tahun, 12,5% pada usia 70 tahun dan 23,6% pada usia 75-80 tahun. Responden pada penelitian ini termasuk kategori lansia. Hal ini dikarenakan kejadian hipertensi dan gangguan hemodinamik semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia (Lestraningsih, 2012). Menurut Jagadeesh (2013) peningkatan tekanan darah pada usia lanjut disebabkan karena berkurangnya elastisitas arteri sentral. Peningkatan tekanan darah diastolik disebabkan karena konstriksi dari penyempitan arteri, sedangkan peningkatan tekanan darah sistolik disebabkan karena enurunnya kemampuan distensi dari pelebaran arteri, terutama pada aorta.
  • 72. 57 d Pada penelitian ini terjadi beberapa perubahan-perubahan fungsional yang terjadi pada responden sebagai respons terhadap satu sesi olahraga dan adaptasi yang terjadi akibat sesi olahraga yang berulang teratur. Olahraga pada awalnya mengganggu homeostasis. Perubahan yang terjadi sebagai respons terhadap olahraga adalah upaya tubuh untuk memenuhi keharusan mempertahankan homeostasis ketika tuntutan terhadap tubuh meningkat. Olahraga sering memerlukan koordinasi berkepanjangan di antara berbagai sistem tubuh, termasuk sistem otot, tulang, saraf, sirkulasi, pernapasan, kemih, integumen (kulit), dan endokrin (pembentuk hormon). Kecepatan denyut jantung adalah salah satu faktor yang paling mudah dipantau yang memperlihatkan respons segera terhadap olahraga dan adaptasi jangka-panjang terhadap program olahraga teratur. Saat seseorang mulai berolahraga, sel-sel otot yang aktif menggunakan lebih banyak O2 untuk menunjang peningkatan kebutuhan energi mereka. Kecepatan denyut jantung meningkat untuk menyalurkan lebih banyak darah beroksigen ke otot-otot yang aktif tersebut. Jantung beradaptasi terhadap olahraga teratur yang intensitas dan durasinya memadai dengan meningkatkan kekuatan dan efisiensinya sehingga jantung tersebut mampu memompa lebih banyak darah per denyutnya. Karena peningkatan kemampuan memompa tersebut, jantung tidak perlu berdenyut terlalu cepat untuk memompa sejumlah darah seperti yang ilakukannya sebelum program olahraga teratur ( (Sherwood, 2014).
  • 73. 58 Berdasarkan hasil penelitian ini juga didapatkan hasil seluruh responden adalah berjenis kelamin perempuan sebanyak 9 orang (100%). Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Subekti (2015) yaitu sebagian besar kelompok senam jantung sehat berjenis kelamin perempuan. Hal ini dimungkinkan minat dari perempuan lebih besar daripada laki-laki dan laki-laki beranggapan bahwa sudah melakukan kerja sehingga tidak perlu lagi melakukan senam. Hasil ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Eksanoto (2011) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dan kejadian hipertensi dengan nilai p=0,000 dengan mayoritas penderita hipertensi adalah perempuan. Tekanan darah perempuan pasca menopause cenderung lebih tinggi bila dibandingkan laki-laki usia tersebut (Potter & Perry, 2015). Perempuan terlindungi dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Perempuan yang mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar HDL yang merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Pada premanopause perempuan mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana hormon estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai dengan umur perempuan secara alami, yang umumnya mulai terjadi pada umur 45-55 tahun (Anggraeni et al, 2009)
  • 74. kopi juga merupakan salah satu faktor pemicu peningkatan tekanan darah 59 Responden yang memiliki tekanan darah sistolik dengan nilai maksimun merupakan responden yang telah menderita hipertensi selama kurang lebih 7 tahun yang berjenis kelamin perempuan. Sedangkan, responden yang memilki nilai tekanan darah diastolik maksimum merupakan responden yang menderita hipertensi kurang lebih 5 dan 7 tahun yang juga berjenis kelamin perempuan serta berumur 70 tahun. Untuk tingkat pendidikan, mayoritas responden hanya pada tingkatan Sekolah Dasar. Hasil penelitian ini didapatkan jumlah responden sebanyak 2 (22.2%) yang tidak memiliki latar belakang pendidikan dan tingkat pendidikan responden paling tinggi berada pada tingkat SMA dan hanya ada 1 (11.1%) dari 9 responden. Penelitian ini sejalan dengan peneitian yang dilakukan oleh Rahajeng dan Tuminah (2009) yang menyatakan bahwa hipertensi lebih tinggi pada responden yang berpendidikan tamatan SD (55.6%). Selanjutnya karakteristik pekerjaan responden yang sebagian besar bekerja sebagai ibu rumah tangga. Rahajeng dan Tuminah (2009) juga mengatakan bahwa yang menderita hipertensi kebanyakan adalah orang yang tidak bekerja. Resiko hipertensi meningkat sejalan dengan kurangnya aktifitas fisik. Resiko hipertensi semakin meningkat disebabkan karena gaya hidup pasif dan kegemukan. Hal ini dikarenakan otot jantung tidak bekerja secara efisien dan perlu bekerja lebih keras untuk memompa darah (Kowalski, 2010). Selain itu, responden juga ada yang mengkonsumsi kopi sebanyak 5 orang. Hal ini bahwa konsumsi
  • 75. diastolik tidak signifikan setiap pengukuran (9 kali). Hal ini bisa dilihat 60 karena mengandung kafein. Kafein memiliki efek untuk meningkatkan tekanan darah karena dapat berikatan dengan reseptor adenosin yang akan mengaktifkan sistem saraf simpatik sehingga membuat vasokonstriksi pembuluh darah (Kurniawaty & Insan, 2016). 2. Pengaruh Senam Jantung Sehat terhadap Perubahan Hemodinamik pada Hipertensi di Kelurahan Paccerakkang, Kota Makassar. Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh sistem vaskular terhadap dinding pembuluh darah atau sistem sirkulasi. Tekanan darah merujuk pada tekanan darah arteri. Dalam satu denyut jantung terdiri dari gelombang kontraksi yang disebut sistol, yang diikuti oleh fase relaksasi yang disebut diastol (James, Baker, & Swain, 2008). Berdasarkan tabel 6 didapatkan hasil penurunan tekanan darah sistolik tidak signifikan setiap pengukuran (9 kali). Hal ini bisa dilihat dari nilai p=0.464 (p>0.05) nilai rata-rata sebelum diberikan senam jantung sehat yaitu 140.78 mmHg meningkat menjadi 143.78 mmhHg pada pengukuran pertama, menurun kembali pada pengukuran kedua, ketiga dan keempat menjadi 141.00 mmHg, 139.67 mmHg, dan 136.33 mmHg. Kemudian pada pengukuran kelima meningkat kembali menjadi 139.33 mmHg dan menurun kembali menjadi 137.78 mmHg pada pengukuran keenam 134.56 mmHg pada pengukuran ke tujuh, 133.22 mmHg pada pengukuran kedelapan dan meningkat kembali pada pengukuran terakhir menjadi 135.67 mmHg. Berdasarkan tabel 6 didapatkan hasil penurunan tekanan darah
  • 76. tekanan darah diastolik responden mengalami peningkatan. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gilang (2014) pada saat 61 dari nilai p=0.750 (p>0.05) rata-rata sebelum diberikan senam jantung sehat yaitu 88.44 mmHg meningkat pada pengukuran pertama dan kedua menjadi 88.78 mmhHg dan 90.00 mmHg, menurun kembali pada pengukuran ketiga dan keempat menjadi 87.11 mmHg dan 84.22 mmHg. Kemudian pada pengukuran kelima, keenam dan ketujuh meningkat kembali menjadi 85.67 mmHg, 86.44 mmHg dan 87.78 mmHg, serta menurun kembali pada pengukuran kedelapan dan kesembilan menjadi 87.44 mmHg dan 85.56 mmHg. Menurut Kusmana (dikutip dalam Anggraini, 2012), latihan fisik teratur akan menghasilkan penurunan tekanan darah dan akan menetap selama latihan fisik terus dilakukan. Menurut Syatria (2006), penurunan tekanan darah ini antara lain terjadi karena pembuluh darah mengalami pelebaran dan relaksasi. Lama-kelamaan, latihan olahraga dapat melemaskan pembuluh-pembuluh darah, sehingga tekanan darah menurun, sama halnya dengan melebarnya pipa air akan menurunkan tekanan air. Dalam hal ini, olahraga senam dapat mengurangi tahanan perifer. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rismayanthi tahun 2009 menyatakana bahwa senam dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik. Senam menimbulkan efek beta blocker yang dapat menenangkan sistem saraf simpatikus, dimana bila terjadi penurunan aktivitas simpatik pada pembuluh darah perifer dapat menjadi petunjuk penurunan tekanan darah. Namun dari hasil penelitian Moniaga (2013)
  • 77. Berdasarkan tabel 7 didapatkan hasil perubahan denyut nadi signifikan setiap pengukuran (9 kali). Hal ini bisa dilihat dari nilai 62 dilakukan pengukuran tekanan darah sebelum mengikuti senam jantung sehat berikutnya, pada sebagian responden menunjukkan tekanan darah yang kembali meningkat. Kembali meningkatnya tekanan darah bisa disebabkan karena faktor lain seperti gaya hidup yang kurang sehat dan minum kopi. Olahraga dimulai dari gerakan pemanasan, gerakan inti, hingga gerakan pendinginan. Pada saat melakukan aktivitas fisik, tekanan darah akan meningkat. Naiknya tekanan darah tersebut merupakan bagian dari proses untuk mempersiapkan dan mempertahankan tubuh, karena selama beraktivitas terjadi peningkatan aliran darah ke otot-otot besar tubuh tetapi kenaikan tersebut hanya sebentar dan bersifat sementara. Namun setelah selesai tekanan darah akan turun sampai di bawah normal dan berlangsung selama 30-120 menit (Sumosardjono, 2006). Pada penelitian ini, olahraga yang dilakukan tidak teratur, karena ada hari di mana peneliti tidak memberikan senam jantung sehat dikarenakan cuaca (hujan) sehingga pada pengukuran selanjutnya terjadi peningkatan kembali pada tekanan darah sistol dan diastol. Nadi atau biasa juga disebut denyut jantung adalah beberapa kali jantung memompa atau berdenyut setiap menitnya. Dalam keadaan istirahat nilai jantung normal berkisar dari 60-100x/menit. Nilai nadi setiap orang berbeda-beda. Adapun faktor yang mempengaruhi nilai nadi seperti suhu udara, posisi tubuh, berat badan, dan penggunaan obat-obatan (AHA, 2015).
  • 78. regangan dan curah jantung meningkat sehingga frekuensi denyut 63 p=0.002 (p<0.05) nilai rata-rata sebelum diberikan senam jantung sehat yaitu 73.33 mmHg meningkat pada pengukuran pertama menjadi 95.67 kali/menit, menurun kembali pada pengukuran kedua menjadi 87.67 kali/menit, kemudian pada pengukuran ketiga meningkat kembali menjadi 94.78 kali/menit, menurun kembali pada pengukuran keempat, kelima, dan keenam menjadi 91.00 kali/menit, 90.67 kali/menit, dan 87.22 kali/menit, kemudian meningkat kembali pada pengukuran ketujuh menjadi 87.56 kali/menit, dan menurun kembali menjadi 86.78 kali/menit dan meningkat kembali pada pengukuran kesembilan yaitu 91.56 kali/menit. Olahraga teratur membuat sistem kardiovaskular lebih efisien memompa darah dan menyalurkan oksigen ke otot-otot yang bekerja. Pelepasan adrenalin dan asam laktat ke darah akan meningkatkan denyut jantung. Olahraga meningkatkan kerja beberapa komponen berbeda pada sistem kardiovaskular, seperti stroke volume (SV), cardiac output, tekanan darah sistolik dan tekanan arterial rata-rata. Saat istirahat, otot menerima kurang lebih 20% dari aliran darah total, tetapi selama olahraga, aliran darah ke otot meningkat 80-85% selama olahraga, pompa respiratori membantu meningkatkan venous rteturn. Tekanan pada dada menurun dan tekanan di abdomen menigkat dengan inhalasi, dan karena itu memfasilitasi darah mengalir kembali ke jantung. Saat melakukan kontraksi dan relaksasi otot, kerja katup vena jantung optimal sehingga darah yang kembali ke jantung menjadi lebih banyak. Jumlah darah yang cukup banyak menyebabkan menyebabkan
  • 79. 64 jantung/nadi dan volume jantung meningkat. Hal tersebut menyebabkan terpenuhinya kebutuhan oksigen pada tubuh dan saat membuang karbon dioksida jantung tidak memompa dengan frekuensi yang tinggi, sehingga jantung akan terlatih untuk menerima beban latihan fisik yang dapat merangsang jantung untuk memompa lebih banyak. Tekanan nadi pada orang lanjut usia, kadang-kadang meningkat sampai 2 kali nilai normal. Hal ini karena arteri menjadi lebih kaku akibat arteriosklerosis dan karenanya arteri reltif tidak lentur. Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan hasil perubahan pernapasan tidak signifikan setiap pengukuran (9 kali). Hal ini bisa dilihat dari nilai p=0.144 nilai rata-rata sebelum diberikan senam jantung sehat yaitu 26.00 kali/menit, meningkat pada pengukuran pertama menjadi 26.56 kali/menit, menurun kembali pada pengukuran kedua dan ketiga menjadi 24.11 kali/menit dan 22.67 kali/menit, kemudian pada pengukuran keempat meningkat kembali menjadi 27.56 kali/menit, menurun kembali pada pengukuran kelima menjadi 23.56 kali/menit meningkat kembali pada pengukuran keenam menjadi 25.33 kali/menit, menurun kembali pada pengukuran ketujuh dan delapan menjadi 23.56 kali/menit dan 21.78 kali/menit, serta meningkat kembali pada pengukuran kesembilan yaitu 26.00 kali/menit. Pengaturan pernapasan diatur oleh pusat pernapasan yang terletak di medulla oblongata dan pons di batang otak, yang pada bagian bilateralnya terdapat beberapa kelompok neuron (Guyton & Hall, 2007).